M.Tasor, S.Pd.,MMT
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
Provinsi DKI Jakarta
PENGERTIAN
1. Menyediakan Sistem Komando Insiden yang dibentuk sejak awal operasi dan
pertanggungjawaban bagi seluruh unsur pimpinan dan petugas operasional yang
terlibat untuk mendukung manajemen operasi, perencanaan, pengambilan
keputusan sampai dengan pengalihan perintah (transfer komando) secara hirarkis
kepada pimpinan/pejabat operasional lebih tinggi yang datang berikutnya;
1. Kesamaan pemahaman dan keseragaman dalam pelaksanaan tindakan, taktik, strategi yang
sistematis dibawah komando yang hirarkis dan berjenjang sesuai batas kewenangan yang
dibebankan kepada pimpinan/pejabat operasional selaku Komandan Insiden (KI);
1. Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan
sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator
teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada
unit kerja yang bersangkutan.
Status Kebakaran adalah situasi dimana keadaan lingkungan kejadian kebakaran dengan istilah yang
diketahui bersama di lingkungan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta,
terdiri dari:
1. Status Merah adalah situasi keadaan dimana lingkungan pada kejadian kebakaran mengindikasikan
penyalaan api besar, membahayakan dan berpotensi terjadinya perambatan, penjalaran api dan
perluasan dampak akibat kebakaran
2. Status Kuning adalah situasi dimana keadaan kejadian kebakaran mengindikasikan penyalaan fase api
menurun tetapi tidak berpotensi terjadinya perambatan/penjalaran dan perluasan dampak akibat
kebakaran.
3. Status Hijau adalah keadaan/kondisi di lingkungan kejadian kebakaran mengindikasikan tidak adanya
penyalaan dan asap kebakaran yang tidak berpotensi adanya penyalaan disertai penurunan suhu
lingkungan kejadian kebakaran.
KETENTUAN UMUM
Situasi Operasi adalah keadaan di lingkungan kebakaran dimana tindakan operasi pemadaman sedang
berlangsung sebagai dasar pelaporan komandan Insiden (Insiden Commander) melalui komunikasi operasi
di lingkungan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari:
1. Situasi Operasi Pemadaman adalah situasi operasional pada tahap upaya pemadaman oleh petugas
pemadam kebakaran
2. Situasi Kebakaran sudah dapat dilokalisir adalah keadaan bahwa kebakaran sudah tidak berpotensi
terjadi perambatan ke area (bangunan lain) yang belum terbakar.
3. Situasi Pendinginan adalah keadaan dimana sudah tidak terlihat adanya penyalaan api pada
lokasi/lingkungan kebakaran dan upaya tindakan yang dilakukan adalah menurunkan suhu/temperature
di lingkungan kebakaran sampai dengan batas tidak berpotensi menimbulkan penyalaan kembali.
4. Situasi Overhoul adalah situasi operasional dalam rangka menemukan hidden fire (api yang terselinap)
sehingga proses operasi pemadaman dapat dinyatakan selesai.
KETENTUAN UMUM
3. Pos Komando Taktis (Poskotis) adalah lokasi atau tempat yang ditetapkan sebagai pusat
pengendalian suatu operasi penanggulangan kebakaran maupun penyelamatan.
2. Pemberangkatan Tahap II adalah proses pemberangakat unit-unit yang dilakukan setelah tahap I
termasuk permintaan bantuan/dukungan peralatan, personil, material dan permintaan dukungan
sumber daya dari Sudin lain atau Kantor Dinas
3. Pemberangkatan Tahap III adalah proses pemberangakat unit-unit pemadam kebakaran setelah
melalui tahap II termasuk permintaan bantuan/dukungan peralatan, personil, material dan
permintaan dukungan sumber daya dimana Perwira Piket mengambil alih komando.
4. Pemberangkatan Tahap IV adalah pemberangakat unit-unit setelah melalui tahap III termasuk
permintaan bantuan/dukungan peralatan, personil, material dan permintaan dukungan sumber daya
dimana Kepala Suku Dinas atau Kepala Dinas atau pejabat yang didelegasikan mengambil alih
komando.
KEPALA POSKOTIS
KOMANDAN INSIDEN
ASS. ADM.
OPERASI,
REGU PORTABLE
SUBMERSIBLE
REGU QUICK
RESPONSE
REGU
PUMP
PUMP
POS DEPAN POS TENGAH POS BELAKANG
POS KOMANDO TAKTIS (POSKOTIS)
Dalam kebakaran besar yang melibatkan Kasudin, maka pada saat Kasudin
telah berada di lokasi kebakaran, Kepala Seksi Dalkarmat akan menempati
posisi sebagai asisten operasi pemadaman dan penyelamatan secara
otomatis .
Dalam kebakaran besar yang melibatkan Kepala Sudin atau Kepala Dinas dan
diperkirakan lebih dari 3 jam maka terkait dengan dukungan sarana, prasarana maupun
keuangan yang sifatnya mendesak yang diperlukan untuk hal-hal yang berhubungan
dengan operasional misalnya pengadaan konsumsi petugas, maka perlu adanya asisten
logistik.
2.Bertindak sebagai perantara Kepala Poskotis dengan pihak lain seperti PLN,
PDAM, Kepolisian dll.
HIRARKI KOMANDAN INSIDEN
1. Pada saat berita diterima oleh petugas CC/SCC, maka Komando Pertama adalah petugas CC/SCC
Setelah melakukan pengecekan (validasi) selanjutnya melapor ke Perwira Piket untuk dapat mengambil
keputusan pemberangkatan tahap I;
2. Setelah Kepala Regu unit pertama tiba di TKP maka, Kepala Regu tersebut berhak mengambil alih
komando. Bila di TKP terdapat beberapa Kepala Regu, maka Kepala Regu yang memiliki
wilayah/teritorial yang paling berhak menjadi Komandan Insiden;
3. Apabila di TKP terdapat Kepala Peleton maka Kepala Peleton tersebut berhak mengambil alih
komando. Sedangkan bila terdapat beberapa Kepala Peleton di TKP, maka yang paling berhak
mengambil alih komando adalah Kepala Peleton yang memiliki wilayah/territorial;
4. Apabila di TKP terdapat Kepala Sektor, maka Kepala Sektor tersebut berhak mengambil alih komando.
Apabila di TKP terdapat beberapa Kepala Sektor maka Kepala Sektor wilayah/teritorial adalah yang
paling berhak mengambil alih komando dengan catatan menggunakan APD lengkap.
HIRARKI KOMANDAN INSIDEN
5. Pada saat Perwira Piket sudah sampai di lokasi, maka Perwira Piket dapat mengambil alih
komando;
6. Pada saat Pejabat (Eselon III) sampai di TKP, maka pejabat tersebut berhak mengambil
alih komando. Sedangkan apabila terdapat pejabat yang sedang piket berada di TKP,
maka pejabat yang sedang piket tersebut dapat mengambil alih komando;
7. Apabila di TKP terdapat beberapa pejabat, maka pejabat yang paling berhak mengambil
alih komando adalah pejabat yang memiliki wilayah/teritorial dalam hal ini adalah Kepala
Suku Dinas;
8. Ketika Kepala Dinas berada di TKP maka Kepala Dinas yang paling berhak memegang
Komandan Insiden.
Catatan:
Setiap tingkatan komando pimpinan yang lebih tinggi dapat mengambil alih atau
tidak mengambil alih komando.
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KOMANDAN INSIDEN
2. Melakukan penilaian situasi awal (size up) dan penilaian situasi lanjutan pada saat pergantian komando
pada setiap insiden secara akurat berdasarkan atas kondisi saat itu dan prediksi (potensi
perkembangan situasi sebagai dasar untuk mengambil tindakan salanjutnya;
3. Melakukan sesegera mungkin untuk mencari informasi terhadap potensi adanya korban terjebak yang
perlu segera dievakuasi dan diselamatkan dari situasi yang membahayakan jiwa di TKP;
4. Menyatakan status kejadian dan menginformasikan situasi terakhir perkembangan operasi pemadaman
maupun penyelamatan kepada Command Center/Sub Command Center.
26