Anda di halaman 1dari 51

Pelatihan SRC PB Wilayah Timur

Batu Suki, Jawa Timur - 2 Juli 2012


Organisasi BNPB& Peran BNPB
dalam Penanggulangan Bencana

2
KELEMBAGAAN
 BNPB :
Lembaga Non Kementerian yang
dipimpin oleh Kepala Badan BNPB
setingkat Menteri yang bertanggung
jawab langsung kepada Presiden
Unsur Pengarah Unsur Pelaksana

 Pembentukan kelembagan BPBD Prov.


definitif:
◦ BNPB dan
Unsur Pengarah Unsur Pelaksana
◦ BPBD

 Kedudukan, tugas, fungsi, BPBD Kab./Kota


wewenang dan tanggung-
jawab: Unsur Pengarah Unsur Pelaksana
◦ unsur Pengarah
◦ unsur Pelaksana

3
PERAN BNPB

PENANGANAN BENCANA

KOORDI-
NASI
KOMANDO
KENDALI
KOORD. KOORDI-
PENCEGAHAN NASI
MITIGASI
KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT

PEMULIHAN

SEBELUM PADA SAAT SESUDAH

SEKTORAL TERPUSAT SEKTORAL


4
TANGGAP DARURAT BENCANA

5
FAKTA YANG TERJADI
Pd situasi darurat sering terjadi
kesimpangsiuran informasi 
mempersulit penanganan

Pelaksanaan penanganan terkesan lambat,


kurang merata dan sulit terpantau

Kurangnya koordinasi antar instansi


terkait dlm kegiatan penanganan

Perlu institusi yg menjadi pusat komando


penanganan tanggap darurat

Sarana dan infrastruktur lumpuh


6
TANGGAP DARURAT
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
yang ditimbulkan, yang meliputi :
Kegiatan penyelamatan & evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana &
sarana.

Tahapan Keadaan Darurat Bencana :


1. Siaga Darurat
2. Tanggap Darurat
3. Transisi ke Pemulihan

7
ARAHAN PRESIDEN RI
tentang Penanggulangan Bencana

Disampaikan pada tanggal 15 September Tahun 2007 di Kab


Pesisir Selatan, Sumbar pada saat peninjauan dampak gempa
bumi Bengkulu dan Sumatera Barat (7,9 SR, 12 September 2007)

1. Pemda Kabupaten/Kota menjadi penanggung jawab utama


penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayahnya.
2. Pemda Provinsi segera merapat ke daerah bencana untuk memberikan
dukungan serta mengerahkan seluruh sumberdaya yang ada di tingkat
Provinsi jika diperlukan
3. Pemerintah memberi bantuan sumberdaya yang secara ekstrim tidak
tertangani daerah.
4. Libatkan TNI dan POLRI.
5. Laksanakan secara dini

8
Sistim Komando Tanggap Darurat
Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana adalah suatu standar
penanganan darurat bencana yg mengintegrasikan pengerahan
fasilitas, peralatan, personil, prosedur dan komunikasi dlm suatu
struktur organisasi (Penjelasan Ps 47 PP No. 21 Thn 2008)
Komando tanggap darurat bencana adalah organisasi
penanganan tanggap darurat bencana yg dipimpin oleh seorang
Komandan dan dibantu oleh staf komando dan staf umum,
memiliki struktur organisasi standar yg menganut satu komando
dng mata rantai dan garis komando yg jls.
Staf komando adalah pembantu komandan dlm menjlnkan
urusan sekretariat, humas, perwakilan instansi/lembaga serta
keselamatan dan keamanan
Staf umum adalah pembantu komandan dlm menjlnkan fungsi
utama komando utk bidang operasi, perencanaan, logistik dan
peralatan serta bidang administrasi keuangan
(Perka BNPB No. 10 Tahun 2008)

9
STRUKTUR ORGANISASI POS KOMANDO
TANGGAP DARURAT BENCANA

Komandan

Wakil Komandan

Sekretariat Perwakilan Dinas/


Lembaga Teknis/
Organisasi terkait

Humas Keselamatan &


Keamanan

Bidang Bidang Operasi Bidang Logistik, Bidang Administrasi


Perencanaan Peralatan &Penge- Keuangan
lolaan Bantuan

Seksi Seksi Seksi Seksi

Seksi Seksi Seksi Seksi

Keterangan :
Garis Komando

10
Komando Tanggap Darurat & SRC PB

Struktur organisasi Komando Tanggap Darurat


Bencana dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi

Fungsi dan Peran SRC dapat diintegerasikan dalam


struktur ini

Bilamana Sistim Komando Tanggap Darurat di daerah


terdampak belum dapat berfungsi dengan baik, SRC
PB mempunyai tugas untuk mendukung
KONSEP SRC PB
Arahan Presiden RI
pada Sidang Kabinet Indonesia Bersatu II tanggal 5 November 2009

 Membentuk stand by force Penanggulangan


Bencana, dengan karakteristik:

 Dilengkapi dengan Tim Medis, Tim Penanganan


Listrik, Tim Penanganan Komunikasi, Tim Gerak
Cepat
 Satuan dapat dikerahkan dalam hitungan jam
 Diangkut dengan pesawat Hercules
 Menggunakan satuan TNI/POLRI sebagai inti
 Dibawah komando BNPB
 Dibawah koordinasi Menko Kesra

13
Referensi International Rescue Team
Negara Nama Satuan Tugas/Layanan Personel

1 Jepang JDR - SAR - Pasukan Beladiri


Japan Disaster Relief - Medis - Tenaga Medis
- Bantuan tenaga ahli - Tenaga Ahli dari
instansi pemerintah
2 USA DART - SAR Spesialis yang dilatih
Disaster Assistance - Bantuan Medis & Kesehatan diberbagai jenis
Response Team - Dukungan Operasi Udara keterampilan
- Dukungan Teknis penanganan bencana
- Logistik
- Informasi & Komunikasi
3 Canada Canadian Force DART - Pelayanan Medis - 200 Personel militer
- Penyediaan air bersih
- Kemampuan teknik spesialis
4 Inggris RAPID UK - SAR - Relawan
Rescue And - Memberikan pelatihan (dalam dan - NGO
Preparedness in luar negeri) dalam bidang SAR,
Disaster teknik sipil, IT, perawat, bangunan
5 Swiss RRT -Pengkajian - Polisi
Rapid Response Teams -Koordinasi Bantuan Darurat - Pemadam kebakaran
& PB
- Jumlah 100 orang
6 UN/ UNDAC - Kaji Cepat Dari berbagai negara,
PBB United Nations Disaster - Distribusi bantuan, (digerakkan dalam
Assesment and - Penyediaan air minum, hitungan jam dengan
Coordination - Bantuan pemulihan segera dasar standby call)
- Koordinasi
14
Konsep dan Prinsip
 Dilandaskan pada prinsip-prinsip penanggulangan bencana
yang tercantum dalam UU No. 24 Tahun 2007 pasal 3 ayat
(2)

 Prinsip utama:

◦ Kecepatan. Penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara


cepat dan tepat karena menyangkut penyelamatan jiwa manusia.

◦ Profesional. Penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara
profesional dengan menggunakan standar kompetensi yang
berlaku dengan mengutamakan keselamatan.

◦ Fleksibilitas. Memberikan pelayanan yang konsisten, fleksibel
dan mudah disesuaikan dengan kondisi yang ada dalam mengelola
kejadian bencana di lokasi, tanpa memandang faktor penyebab,
ukuran, lokasi dan kompleksitas bencana.

◦ Akuntabilitas. Setiap tindakan yang dilaksanakan oleh SRC PB
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
secara etik dan hukum.

15
Maksud & Tujuan Pembentukan SRC PB
 SRC-PB merupakan satuan gabungan dari berbagai
lembaga/instansi terkait yang digerakkan untuk melakukan tindakan
awal pada kegiatan tanggap darurat bencana secara cepat dan
terpadu.

 Dengan perkuatannya, untuk membantu pemerintah daerah dalam


melakukan tindakan awal tanggap darurat yang cepat, berupa
bantuan manajemen, teknis, peralatan dan dukungan logistik.

TANGGAP DARURAT REHAB REKON

Bencana

SRC-PB Tim Gabungan Lanjutan

16
Instansi/Lembaga Terkait
 Kantor Menko Kesra  KemKumham  BPOM
 BNPB  KemKP  BULOG
 TNI  KemAgama
 POLRI  Kemhut  Perguruan Tinggi
 Kemkes  Kemtan  PMI /SATGANA
 Kemsos  Kem. BUMN
 TAGANA
 KemPU  Kem. PP & PA
 DASIPENA
 Kem Kominfo  Kemenpora
 Kem. ESDM  KLH
 PT dalam bidang
 Kem. Pertahanan
pertambangan,
 KemDagri  BIG
energi , PU dan
 KemHub  BASARNAS telekomunikasi
 Kemlu  LAPAN
 Kemkeu  BPPT
 UN/PBB
 LIPI
 BMKG
17
Satuan RC = Gabungan Tim RC

TRC TRC
BNPB Kemsos
TRC
TRC PMI
ESDM TRC
PRC PB Kemkes
TNI
TRC
Kominfo
TRC TRC
POLRI Basarnas

SRC PB
18
Tugas SRC-PB
Melakukan tindakan awal pada fase Tanggap Darurat yang meliputi:

 Pengkajian kerusakan dan kebutuhan secara cepat


 Pengendalian situasi darurat bencana termasuk pembuka jalan (debottle
necking)
 Pencarian, penyelamatan & evakuasi
 Pelayanan kesehatan, pengungsian dan hunian sementara
 Penyaluran logistik dari titik penerimaan hingga ke sasaran
 Pemulihan segera fungsi sarana & prasarana vital
 Pengaturan bantuan dan relawan dalam dan luar negeri
 Mengkoordinasikan dukungan pusat sesuai tugas reguler K/L

Dalam melaksanakan tugasnya, SRC PB selalu berkoordinasi dengan


pemerintah daerah

Tugas Tambahan SRC PB:


 Melakukan pelatihan dalam rangka peningkatan kemampuan SDM daerah
dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

19
Kedudukan SRC-PB

20
21
Organisasi SRC-PB

Keamanan

Catatan : Tim Pendukung adalah staf ahli dan Laison Officer dari Kementerian/Lembaga/Organisasi yang terlibat PB 22
STRUKTUR PERSONIL

SIAGA

(75 org)

INTI
550 org

PERKUATAN
3.000 org

23
PELAKSANA STAF
Kaji Cepat &
Bidang Operasi Bidang Sumberdaya Admin
Perencanaan

Info dan Media


Personil & Relawan
Distribusi Pangan
dan Non Pangan

Total
INSTANSI

Layanan Kes &

Pengungsi dan
Perencanaan
NO

Transportasi
Penyediaan

Komunikasi
Psikososial

Pemulihan
Kaji Cepat

Keuangan
(K/L)

Peralatan
Darurat

Logistik
Hunian

Umum
SAR
1 BNPB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 4 3 25

2 TNI 3 3 28 15 40 15 60 1 10 47 222
3 POLRI 2 6 5 10 2 4 2 10 9 1 51
4 BASARNAS 1 1 22 1 2 1 1 1 30
5 Depkes 1 1 3 30 1 1 1 1 1 1 40
6 Depsos 2 2 25 15 11 2 2 1 60
7 Dep. PU 2 3 5 5 15
8 Dep Kominfo 3 3 6
9 Dep ESDM 2 1 7 5 15
10 Depdagri 2 1 3
11 Dephub 1 1 3 1 6

12 BAKOSURTANAL 3 2 5

13 BMKG 2 2
14 PMI 1 1 27 5 10 15 5 1 1 1 1 1 1 70

TOTAL 17 15 91 57 91 53 74 23 8 33 65 6 8 4 5 550
24
PASUKAN SIAGA DI TIAP POSKO

PELAKSANA STAF
Kaji Cepat &
Bidang Operasi Bidang Sumberdaya
Perencanaan

Info dan Media


Personil & Relawan
Distribusi Pangan
dan Non Pangan

Total
INSTANSI

Layanan Kes &

Pengungsi dan
Perencanaan

NO

Transportasi
Penyediaan

Komunikasi
Psikososial

Pemulihan
Kaji Cepat

(K/L)

Peralatan
Darurat

Logistik
Admin

Hunian
SAR

1 Shift 1 2 2 13 8 13 7 10 4 1 4 8 1 1 1 75

2 Shift 2 2 2 13 8 13 7 10 4 1 4 8 1 1 1 75

3 Shift 3 3 2 13 8 13 7 10 3 1 4 8 1 1 1 75

4 Shift 4 3 2 13 8 13 7 10 3 1 4 8 1 1 1 75

5 Shift 5 2 2 13 8 13 7 11 3 1 4 8 1 1 1 75

6 Shift 6 2 3 13 8 13 7 10 3 1 4 8 1 1 1 75

7 Shift 7 2 2 13 8 13 7 11 3 1 4 8 1 1 1 75

25
Faktor Pemicu Pengerahan SRC PB
 Keputusan mobilisasi SRC PB dibuat oleh Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana berdasarkan salah satu
faktor pemicu sebagai berikut:

◦ permintaan pemerintah daerah;

◦ keputusan Pemerintah dalam Rapat Kabinet terbatas;

◦ informasi tentang dampak bencana terjadi tidak dapat


dijangkau;

◦ peringatan dini tentang kemungkinan dampak besar;

◦ kesenjangan penanganan darurat yang signifikan di


wilayah terdampak.

26
Mekanisme Pengerahan

• Terjadi bencana dengan indikasi dampak besar


• Pemerintah memutuskan utk mengerahkan SRC-PB
Keputusan

• Kepala BNPB mengeluarkan SPRINT


• 75 personel siaga sebagai tim awal diberangkatkan
Siaga • SRC-PB berangkat ke lokasi bencana dengan dukungan awal

• SRC-PB berkoordinasi dgn Pemerintah Daerah


• Setiap Bidang/Seksi melakukan tugas pokoknya
Aksi • Optimalkan sumberdaya lokal dan sekitarnya

27
Komposisi SRC-PB

 Jumlah personil yang dikerahkan ke lokasi


bencana disesuaikan dengan kebutuhan.

 Jumlah personil satuan sangat tergantung dari


 Besaran/skala bencana
 Kompleksitas bencana
 Jenis bencana
 Lokasi bencana

28
RENCANA KEGIATAN
DAN KEBUTUHAN

29
SIKLUS KESIAPSIAGAAN

30
RENCANA KEGIATAN
 Penyempurnaan organisasi dan tata kerja SRC PB
 Pendidikan dan Pelatihan untuk meningkatkan
kapasitas:
 Latihan Tingkat Seksi setiap bulan
 Latihan Tingkat Bidang setiap 3 bulan
 Latihan Gabungan Satuan per 6 bulan
 Latihan Tingkat Nasional setiap tahun dengan
skenario bencana Nasional dan Pengerahan potensi
Nasional
 Latihan bekerjasama dengan Komunitas Internasional
 Peningkatan kemampuan peralatan
 Penyempurnaan Sistem dan Metoda SRC PB

31
Seksi Kaji Cepat
Tugas

 Melakukan damages and needs


assessment

 Memberikan rekomendasi
◦ penetapan status dan
tingkatan bencana
◦ Pembentukan SKTD
◦ Pembentukan posko

32
Seksi Perencanaan
Tugas

 Melakukan perencanaan berdasarkan


hasil kaji cepat

 Menyusun rencana operasi tanggap


darurat

 Memprediksi kemungkinan ekskalasi/


peningkatan risiko atau ancaman yang
mungkin timbul akibat faktor-faktor
dinamika manusia dan alam

 Menyiapkan strategi dan alternatifnya


untuk mengendalikan operasi
penanganan tanggap darurat
SAR &Evakuasi
Tugas
 Mencari, menyelamatkan dan mengevakuasi korban.

 diprioritaskan pada masyarakat yang mengalami luka parah


dan kelompok rentan.

 Menyingkirkan dan/atau memusnahkan barang atau benda


yang dapat membahayakan jiwa & dapat mengganggu
proses penyelamatan.

 Meminta untuk dimatikannya aliran listrik, gas, atau


menutup/membuka pintu air jika diperlukan untuk mencegah
terjadinya peningkatan risiko bencana.

 Terhadap korban yang meninggal dunia dilakukan upaya


identifikasi (disaster victim identification) dan pemakaman
yang layak

34
Pangan dan Non Pangan
Tugas

 Menyalurkan dengan segera


makanan siap santap dan siap saji
serta air minum pada awal tanggap
darurat

 Memberikan bantuan non pangan


lainnya khususnya untuk
perlengkapan pribadi dan keperluan
keluarga dengan tetap
memperhatikan kebutuhan untuk
kelompok rentan

35
Pelayanan Kesehatan
Tugas

 Melakukan diagnosis masalah


kesehatan akibat bencana, dan
kemungkinan timbulnya penyakit di
lokasi pengungsian.

 Menyiapkan fasilitas pelayanan


kesehatan (rumah sakit lapangan,
ambulance, dan tenaga medis)

 Memberikan pelayanan kesehatan


dan psikososial kepada korban
bencana

36
Penyiapan Hunian
Tugas

 Menetapkan lokasi evakuasi yang


aman untuk tempat hunian /
penampungan sementara.

 Menyiapkan dan mendirikan


penampungan sementara (tempat
hunian).

 Menyiapkan kebutuhan air bersih


dan sanitasi

37
Pemulihan Darurat
Tugas

 Melaksanakan tugas pembersihan puing-puing, sampah,


lumpur dan bahan-bahan yang rusak dan berbahaya.

 Melaksanakan perbaikan darurat sarana dan prasarana


antara lain:
◦ Instalasi Air,
◦ Jaringan listrik
◦ Telekomunikasi
◦ Jaringan irigasi,
◦ Penyaluran BBM dan Gas

38
Logistik
Tugas

 Menyiapkan kebutuhan sandang & pangan,


dengan memperhatikan kebutuhan khusus
kelompok rentan

 Menyiapkan obat, pelayanan kesehatan


dasar dan alat kesehatan dasar yang habis
pakai.

 Menyiapkan gudang dan tempat


penyimpanan barang-barang.

 Mengkoordinasikan penerimaan dan


penyaluran bantuan kemanusiaan.

39
Peralatan
Tugas

 Menyiapkan peralatan sesuai kebutuhan.

 Mengkoordinasikan penerimaan dan


penyaluran bantuan peralatan.

 Menyiapkan gudang tempat penyimpanan


peralatan.

 Menyiapkan peralatan transportasi untuk


distribusi logistik melalui darat, laut maupun
udara.

 Menyiapkan personil penerima dan


pendistribusian

40
Komunikasi
Tugas

 Menyiapkan personil yang


profesional dan ahli

 Menyiapkan peralatan komunikasi


analog dan digital

 Membuat sistem jaringan


telekomunikasi organisasi operasi

 Membangun sistem komunikasi


sebagai pendukung operasi
tanggap darurat.

 Membuat sistem laporan berkala

41
Transportasi
Tugas

 Membuat analisa daerah operasi

 Menetapkan rute-rute yang efektif dan


efisien

 Memilih dan menetapkan lokasi bahan bakar


pendukung

 Memilih moda transportasi yang tepat


berdasarkan kondisi lapangan dan
memenuhi kebutuhan kapasitas yang
diperlukan

 Menetapkan pengatur penggunaan


transportasi

42
Pengaturan Personil dan Relawan
Tugas

 Menyiapkan personil untuk bidang-


bidang yang dibutuhkan sesuai
rencana aksi.

 Menyiapkan personil khusus untuk


pengaturan relawan asing

 Melaksanakan pendataan personil


dan relawan baik lokal maupun
internasional yang akan terlibat
dalam penanggulangan bencana.

43
Informasi dan Media
Tugas

 Menyampaikan informasi
perkembangan kegiatan yang
dilakukan oleh Satuan.

 Memberikan data mutakhir tentang


korban bencana, kegiatan yang
dilakukan, dan bantuan yang
diterima.

 Memastikan sistem informasi dan


komunikasi dapat berfungsi.

 Membangun Media Centre sebagai


sarana “Press Conference”.

44
Tenaga Ahli
Tugas

 Melakukan kajian spesifik tentang


kejadian bencana yang terjadi
sesuai jenis bencana.

 Melakukan kajian tentang iklim dan


cuaca di daerah bencana.

 Melakukan kajian spesifik tentang


kondisi bangunan yang runtuh di
tempat bencana.

 Memberikan pertimbangan, saran


dan pemecahan permasalahan dan
cara mengatasi dalam
penanggulangan bencana.
45
Penghubung
Tugas

 Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah,


Organisasi Non Pemerintah, Lembaga-lembaga
Internasional.

 Setiap Kementerian, Lembaga dan Organisasi yang


terlibat dalam Penanganan Tanggap Darurat
menempatkan/menunjuk personilnya sebagai anggota Unit
Penghubung

 Personil yang ditunjuk dapat dirangkap oleh salah satu


anggota pelaksana yang terlibat dalam operasi tanggap
darurat

46
Administrasi
Tugas

 Membuat rencana anggaran biaya, analisa kebutuhan di lapangan,


mempertanggung jawabkan penggunaan keuangan dan membuat
laporan keuangan

 Menyiapkan kemudahan ijin masuk, tinggal sementara dan


membantu proses-proses imigrasi, cukai, dan karantina dan
clearance bantuan internasional

 Mencatat perkembangan situasi lapangan dan pemutakhiran data


setiap 6 jam, mendokumentasikan gambar setiap kejadian di sertai
dengan data GIS-nya, mengkompilasi data dan gambar harian
untuk di laporkan kepada pimpinan operasi dan menampilkan data
dalam bentuk tabel, grafik dan gambar

47
Perekrutan
 Setiap instansi/lembaga/organisasi mengidentifikasikan
personil yang mempunyai dan memenuhi kualifikasi
persyaratan yang ditetapkan

 Instansi/Lembaga/Organisasi mengirimkan nama-nama


personil kepada BNPB sesuai jumlah yang diperlukan

 Nama-nama personil yang ditunjuk oleh


instansi/lembaga/organisasi ditetapkan sebagai Anggota
Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana
dengan keputusan Kepala BNPB

 Setiap personil yang telah ditunjuk dan ditetapkan harus


siap sewaktu-waktu apabila diberangkatkan dengan
status di bawah perintah (BP) dari BNPB.
48
PERLENGKAPAN/PERALATAN
 Perorangan

 Satuan/Umum : angkut, akomodasi,


Posko

 Khusus : sesuai kebutuhan, tergantung


jenis ancaman

 Pendukung : komunikasi, perlengkapan


posko

49
Basis Lokasi
 PoskoLANUD Halim PK
No. Telp. 021..(flexi + intermoda)..........
No. Fax 021 ...(flexi)...........

 PoskoLANUD Abdul Rahman Saleh


No. Telp. 0341...(flexi + intermoda)........
No. Fax 0341 ...(flexi)......

50
TERIMA KASIH
POSKO BNPB
Jl. Ir. H. Juanda No. 36 – Jakarta Pusat
T. 021-345 8400
F. 021-345 8500
Email: posko@bnpb.go.id
Web: www.bnpb.go.id
51

Anda mungkin juga menyukai