Anda di halaman 1dari 17

BAB I

DEFINISI

1. Latar belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan menghendaki adanya perhatian rumah sakit terhadap
masyarakat yang tidak sakit saja, sehingga dapat dikatakan berdasarkan status
kesehatannya klien rumah sakit terdiri dari dua segmen, yaitu:
a. Segmen masyarakat sakit yang menerapkan paradigma sakit yaitu
mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif yang terintegrasi dengan upaya
preventif an promotif. Dimana didalam pelaksanaan promosi kesehatan untuk
masyarakat sakit diutamakan kepada upaya untuk menciptakan perilaku bersih
dan sehat untuk mendukung dan mempercepat kesembuhan dan rehabailitatif
dari sakitnya.
b. Segmen masyarakat sehat dengan menerapkan paradigma sehat yaitu
mengutamakan upaya preventif dan promotif yang terintegrasi dengan upaya
kuratif dan rehabilitatif. Dimana didalam pelaksanaan promosi kesehatan untuk
masyarakat sehat diutamakan kepada upaya untuk menciptakan perilaku hidup
bersih dan sehat yang mendukung peningkatan kesehatan dan pencegahan
terhadap penyakitnya.

2. Pengertian

Promosi Kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya rumah sakit untuk


meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok-kelompok masyarakat
agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitatifnya,
klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan
kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk,
dan bersama sesuai sosial budaya serta di dukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.

3. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan perilaku hidup besih dan
sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien rumah sakit
serta pemeliharaan lingkungan rumah sakit dan termanfaatkannya dengan baik
semua pelayanan yang disediakan rumah sakit.

b. Tujuan Khusus :
1. Rumah sakit memberikan pelayanan promosi kesehatan baik kepada
masyarakat sehat sakit maupun masyarakat sehat.

1
2. Rumah sakit memberikan pelayanan promosi kesehatan baik secara
langsung, secara kelompok maupun melalui pesan media.

3. Rumah sakit memberikan edukasi dan informasi kepada pasien dan keluarga
sehingga mereka mendapat pengetahuan dan ketrampilan untuk
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan pengobatan.

4. Sasaran
a. Petugas RS
b. Pasien
c. Keluarga / Pengantar pasien
d. Pengunjung
e. Masyarakat di sekitar RS

5. Metode
a. Penyuluhan individu
b. Penyuluhan kelompok
c. Pesan Media

6. Strategi
a. Pemberdayaan
b. Bina Suasana
c. Advokasi
d. Kemitraan

BAB II

2
RUANG LINGKUP

7. PELUANG PKRS
Banyak sekali tempat yang tersedia sebagai peluang untuk melaksanakan
promosi kesehatan di dalam rumah sakit, dimana secara umum peluang itu dapat
dikategorikan sebagai berikut:

a.DI DALAM GEDUNG


Didalam gedung rumah sakit, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan
yang diselenggarakan rumah sakit. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa di
dalam gedung, terdapat peluang-peluang, diantaranya :
1) Pelayanan PKRS di ruang Pelayanan Administrasi Terpadu ( PAT )
Yaitu di ruang dimana pasien / klien harus melapor dan atau mendaftar untuk
mendapatkan pelayanan administrasi sebelum mendapatkan pelayanan
rumah sakit.
2) Pelayanan PKRS di Pelayanan Rawat Jalan bagi pasien
Yaitu pelayanan PKRS di poli-poli seperti poli kebidanann dan kandungan,
poli anak, poli paru, poli gigi, poli bedah, poli orthopedi, poli kesehatan jiwa,
poli psikologi, poli kulit, poli THT, poli mata, poli jantung, poli penyakit dalam
dan poli syaraf.
3) Pelayanan PKRS di Pelayanan Rawat Inap bagi pasien
Yaitu pelayanan PKRS di ruang ICU , ruang Kaber dan ruang-ruang seperti
Pav Anggrek, Pav Mawar, Melati, Teratai, Flamboyan, Bugenfile, Dahlia,
Kenanga, Seruni, Tulip.
4) Pelayanan PKRS di Pelayanan Penunjang Medik bagi pasien
Yaitu terutama di Pelayanan Farmasi ( obat / Apotik ), Pelayanan
Laboratorium, Pelayanan Radiologi, Pelayanan Kamar Mayat, dan
Pelayanan Gizi.
5) Pelayanan PKRS di pelayanan lainnya bagi pasien
Yaitu pelayanan PKRS di ruang Rehabilitasi Medik, ruang Hemodialisa dan
konseling di klinik VCT
6) Pelayanan pendidikan bagi klien ( orang sehat )
Yaitu pelayanan PKRS seperti : Pelayanan KB ( poli Obsgyn ), Konseling
Gizi ( Instalasi Gizi ),Konseling tentang obat-obatan ( Instalasi Farmasi ),
Konseling kesehatan jiwa ( poli psikologi dan jiwa ), Konseling kesehatan
anak ( poli tumbuh kembang anak ), Konseling VCT ( poli VCT ), dan
Bimbingan senam ( poli rehabilitasi medik ), penyuluhan taklshow interaktif
radio.

7) Pelayanan PKRS melalui Pesan Media


Yaitu pelayanan PKRS dengan memanfaatkan media komunikasi dan media
edukasi sebargai sarana pemberian edukasi dan informasi, diantaranya:

3
pemasangan poster, pembagian leaflet, pemasangan media di papan
informasi, pemberian edukasi dan informasi kesehatan melalui media call
center, pembagian booklet dan penggunaan flishchard/flashchard.

b. DI LUAR GEDUNG

Kawasan di luar gedung rumah sakit dapat juga dimanfaatkan sebagai


peluang pelaksanaan PKRS, diantaranya :
1) Pemberian informasi dan edukasi di tempat parkir
Yaitu pemenfaatan ruang yang ada di lapangan / gedung parkir sejak dari
bangunan gardu parkir sampai ke sudut-sudut gedung parkir.
2) Pemberian informasi dan edukasi di taman rumah sakit
Yaitu baik taman-taman yang ada di depan, samping / sekitar maupun di
dalam / halaman dalam rumah sakit.
3) Pemberian informasi dan edukasi di kantin / warung-warung yang ada di
kawasan rumah sakit.

4) Pemberian informasi dan edukasi di tempat ibadah yang tersedia di


rumah sakit.
5) Pemberian informasi dan edukasi di pagar pembatas rumah sakit

8. STRATEGI PKRS
a. PEMBERDAYAAN
1) Tujuan : Upaya membantu memfasilitasi pasien sehingga memiliki
pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk mencegah dan atau
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya.
2) Sasaran : Masyarakat sakit ( pasien )
3) Pelaksanaan : Konseling

b. BINA SUASANA
1) Tujuan : Menciptakan suasana dan lingkungan yang mendorong
masyarakat yang melihat untuk berperilaku sesuai yang dikehendaki agar
penyakit atau masalah kesehatan yang ada dapat segera diatasi.
2) Sasaran : pasien, keluarga / pengantar pasien dan masyarakat sehat.
3) Pelaksanaan :
 Penyuluhan individu
 Penyuluhan kelompok
 Keteladanan petugas : untuk tidak merokok, meludah dan membuang
sampah sembarangan di area rumah sakit.
 Pesan media : penyebaran leaflet, pemasangan poster, papan informasi
tentang promkes atau penanyangan video berkaitan dengan penyak.

c. ADVOKASI
1) Tujuan : dukungan dari pemberi kebijakan
2) Sasaran : Direktur, DPR, Pimpinan Daerah
4
3) Pelaksanaan : Kebijakan / PP, misalnya rumah sakit merupakan kawasan
tanpa rokok.
d. KEMITRAAN
1) Tujuan : terjalin kerja sama dengan mitra terkait untuk optimalisasi
pelaksanaan kegiatan PKRS.
2) Sasaran : kelompok profesi, media massa, dll
3) Pelaksanaan : MOU

9. PENDUKUNG PKRS
a. METODE DAN MEDIA
1) Metode komunikasi atau proses komunikasi
Dimana yang perlu diperhatikan adalah : kemasan informasi dan keadaan
penerima informasi.
2) Media komunikasi atau sarana komunikasi
Dimana yang perlu diperhatikan adalah : sasaran / penerima informasi
b. SUMBER DAYA
Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggagaan PKRS adalah :
1. Sumber daya manusia ( SDM )
SDM pengelola PKRS meliputi:
a) Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien
b) Tenaga khusus sesuai standar kualifikasi ( SKM )
c) Petugas rumah sakit yang bersertifikat mahir komunikasi.
d) Petugas pengelola PKRS bekerja secara full time

2. Sarana / Peralatan
2.1 Beberapa sarana / peralatan yang dipakai dalam kegiatan PKRS
diantaranya :
 TV, LCD
 VCD / DVD player
 Amplifire dan Wireless Microphone
 Computer dan Laptop
 Pointer
 Public Address System ( PSA ) / Megaphone
 Flipchart besar / kecil
 Cassette recorder / player
 Kamera foto

2.2 Beberapa media edukasi yang seharusnya dimiliki dalam kelancaran


kegiatan PKRS diantaranya :
 Booklet profil RS
 Leaflet pelayanan di RS
5
 Leaflet pelayanan unit-unit di RS
 Flipchart 10 penyakit terbanyak RS
 Leaflet pelayanan unggulan RS
 Leaflet 10 penyakit terbanyak RS

3) Anggaran / Dana
Rumah sakit diharapkan menyediakan anggaran / dana yang cukup
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan PKRS.

BAB III
TATALAKSANA

10. METODE PKRS


6
Yaitu suatu cara untuk melaksanakan kegiatan pelayanan PKRS
Dibedakan menjadi :
1) Pelayanan PKRS secara Langsung
Yaitu pelayanan PKRS yang disampaikan secara langsung kepada klien baik
pasien maupun keluarga. Diberikan kepada perorangan ataupun kelompok.
2) Pelayanan PKRS secara Tidak Langsung.
Yaitu pelayanan PKRS dengan menggunakan pesan media sebagai sarana
edukasi.

11. TEHNIK - TEHNIK PELAYANAN PKRS


Yaitu tatacara yang dipakai untuk melaksanakan metode PKRS agar berjalan
dengan baik.
1) Ceramah / kuliah
Yaitu pidato yang disampaikan oleh tenaga kesehatan didepan kelompok
pendengar, dan dilakukan jika ada sekelompok orang yang perlu
mendapatkan penjelasan topik yang sama.
2) Diskusi kelompok
Yaitu percakapan antara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu untuk
merumuskan kepentingan bersama.
3) Curah pendapat
Yaitu semua pendapat baik benar ataupun salah akan ditampung, dimana
cara pemikiran kreatif lebih diperlukan daripada pemikiran praktis ( jumlah
pendapat dan mutu sangat diperlukan ).
4) Peragaan
Yaitu menunjukkan kepada peserta bagaimana cara melakukan atau
menggunakan sesuatu.
5) Wawancara / konseling
Yaitu suatu kegiatan dimana ada hubungan yang saling membantu antara
dua orang melalui komunikasi intensif untuk mengatasi masalah yang
sedang dihadapi.

12. TAHAP PELAKSANAAN PKRS

Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya


berkaitan dengan kondisi kesehatannya.
Prosesnya:
1) Tahap asesmen pasien: Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu
kebutuhan edukasi pasien & keluarga berdasarkan: (data ini didapatkan dari
RM):
 Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
 Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang
digunakan.
 Hambatan emosional dan motivasi. (emosional: Depresi, senang dan
marah)
 Keterbatasan fisik dan kognitif.
 Ketersediaan pasien untuk menerima informasi pendidikan.
2) Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif. Setelah
melalui tahap asesmen pasien, di temukan :
7
 Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka
proses komunikasinya mudah disampaikan.
 Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna
rungu dan tuna wicara), maka komunikasi yang efektif adalah
memberikan leaflet kepada pasien dan keluarga sekandung
(istri,anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan menjelaskannya
kepada mereka.
 Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional
pasien (pasien marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif
adalah memberikan materi edukasi dan menyarankan pasien
membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti materi edukasi,
pasien bisa menghubungi medical information.
3) Tahap pemenuhan kebutuhan kesehatan berkelanjutan dari pasien
untuk dirujuk ke sumber-sumber jejaring pelayanan yang tersedia di
rumah sakit, diantaranya :
 Pengelola kelompok senam
 Pengelola kelompok diskusi
4) Tahap pemenuhan kebutuhan kesehatan yang terkait dengan
pelayanan pasien , diantaranya :
 Pendidikan penggunaan obat yang aman
 Pendidikan penggunaan peralatan medis yang aman
 Pendidikan tentang diit dan nutrisi yang memadai
 Pendidikan tentang manajemen nyeri
 Pendidikan tentang tehnik-tehnik rehabilitasi medik.

5) Tahap Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan


memahami edukasi yang diberikan:
 Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan
informasi, kondisi pasien baik dan senang, maka verifikasi yang
dilakukan adalah: menanyakan kembali edukasi yang telah
diberikan.
 Kegiatan verifikasi yang dilakukan oleh auditor adalah melontarkan
pertanyaannya diantaranya adalah: “ Dari materi edukasi yang telah
disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?”.
a. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan
informasi, pasiennya mengalami hambatan fisik, maka
verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya dengan
pertanyaan yang sama: “Dari materi edukasi yang telah
disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?”.
b. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan
informasi, ada hambatan emosional (marah atau depresi),
maka verifikasinya adalah dengan menanyakan kembali
sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi
yang diberikan dan pahami. Proses pertanyaan ini bisa via

8
telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien
tenang.
c. Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan
komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan
oleh pasien. Dengan pasien mengikuti semua arahan dari rumah
sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien.
d. Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi
pasien, wajib untuk mengisi formulir edukasi dan informasi, dan
ditandatangani kedua belah pihak antara dokter dan pasien atau
keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien
dan keluarga pasien sudah diberikan edukasi dan informasi yang
benar.
6) Tahap pemberian pendidikan pelayanan pasien secara kolaborasi,
dengan ketentuan sebagai berikut:
 Petugas pelaksana PKRS harus memiliki pengetahuan yang cukup
tentang materi yang akan diberikan.
 Petugas pelaksana PKRS sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
 Diperlukan waktu yang cukup
 Petugas pengelola PKRS harus memiliki ketrampilan mahir
berkomunikasi.

13. PELAKSANAAN PKRS

a. PELAKSANAAN PROMKES BAGI PASIEN RUMAH SAKIT


1) Promkes di ruang pendaftaran
2) Promkes bagi pasien Rawat Jalan
3) Promkes bagi pasien Rawat Inap
4) Promkes dalam pelayanan Penunjang Medik
5) Promkes dalam pelayanan kesehatan lainnya

1) PROMOSI KESEHATAN DI RUANG PENDAFTARAN


Begitu pasien ataupun pengunjung datang ke rumah sakit, maka yang
pertama kali dikunjungi adalah ruang pendaftaran, dimana terdapat semua
pelayanan administrasi seperti tempat pendaftaran, tempat pembayaran,
dn ruang informasi. Kontak awal pengunjung dengan rumah sakit sebaiknya
disambut dengan promosi kesehatan, yang menyediakan informasi tentang
rumah sakit, yang dapat meliputi pelayanan yang ada di rumah sakit, nama-
nama dokter yang memberikan pelayanan di rumah sakit,manajemen
rumah sakit, pelayanan unggulan rumah sakit, alur pelayanan di rumah
sakit dan informasi tentang penyakit baik pencegahan maupun tentang cara
mendapatkan penanganan penyakit tersebut. Pesan media yang digunakan
di ruang pendaftaran bisa berupa poster, leaflet, TV, standing banner, dll.

2) PROMOSI KESEHATAN BAGI PASIEN RAWAT JALAN

9
Promosi kesehatan bagi pasien rawat jalan berpegang pada strategi dasar
promosi kesehatan yaitu pemberdayaan yang didukung oleh bina suasana
dan advokasi.
a) Pemberdayaan
 Metode : Penyuluhan individu dan Penyuluhan kelompok ( 4 – 5
orang )
 Media edukasi : Flashcards dan leaflet.
 Sasaran : Pasien dan keluarga.

b) Bina Suasana
 Sasaran : Pengantar pasien
 Pelaksanaan : di ruang tunggu poli
 Metode : Pesan media
 Media edukasi : pemasangan poster, pemasangan PHBS di papan
informasi,media swalayan ( leaflet 10 penyakit terbanyak di rawat
jalan ), penanyangan penyakit di poli melalui TV dan VCD / DVD
player.

3) PROMOSI KESEHATAN BAGI PASIEN RAWAT INAP


Promosi kesehatan bagi pasien rawat inap dilakukan pula proses
pemberdayaan khususnya terhadap pasien rawat inap pada saat mereka
sudah dalam fase penyembuhan dan terhadap pasien rawat inap penyakit
kronis.
a) Pemberdayaan
(1) Metode pemberdayaan pasien rawat inap melalui konseling.
Prinsip Pelaksanaan Konseling diantaranya :
 Memberikan kabar gembira dan kegairahan hidup
Dimana konselor memulai konseling dengan situasi yang
menggembirakan.
 Menghargai pasien tanpa syarat
Dimana selalu memberikan ucapan dan bahasa tubuh yang
mengahargai pasien, tidak merendahkan atau mencemooh.
 Melihat pasien sebagai subyek dan sesama hamba Tuhan
Dimana konselor berupaya untuk mengendalikan kecenderungan
akan keinginan untuk menasehati.
 Mengembangkan dialog yang menyentuh perasaan
Dimana konselor berupaya untuk mengemukakan dialog yang
menyentuh perasaan sehingga memunculkan rasa syukur telah
dipertemukan oleh Tuhan dengan seorang penolong.
 Memberikan keteladan.

(2) Pemberdayaan untuk pasien rawat inap, diantaranya :


(a) Konseling di tempat tidur ( bedside conceling )

10
 Sasaraan : pasien rawat inap yang belum dapat atu sulit
meninggalkan tempat tidurnya dan harus terus berbaring.
 Pelaksanaan : konselor duduk di samping pasien
 Media edukasi : flashcards, gambar tentang penyakit.

(b) Konseling berkelompok ( 3-6 orang )


 Sasaran : pasien yang dapat meninggalkan tempat tidur
 Tujuan : sarana sosialisasi para pasien dan untuk
meningkatkan pengetahuan serta mengubah sikap dan
perilaku pasien.
 Media edukasi : poster, flipchards, standing banner

b) Bina Suasana
 Sasaran : para pembesuk
 Pelaksanaan : ruang tunggu pembesuk
 Metode : pesan media, pendekatan keagamaan
 Media edukasi : media swalayan, poster, penayangan TV

c) Promosi kesehatan di pelayanan administrasi / nurse station rawat inap


 Sasaran : pasien dan keluarga yang mau pulang
 Metode : ucapan selamat jalan, semoga semakin bertambah sehat
 Tujuan : image kenangan yang baik bahwa rumah sakit sebagai
penolong yang baik.

4) PROMOSI KESEHATAN DALAM PELAYANAN PENUNJANG MEDIK


a) PKRS di Pelayanan Laboratorium
 Sasaran : Pasien ( orang sakit ) dan Klien ( orang sehat )
 Tujuan : Ketepatan diagnosis ( pasien ) dan memantau kondisi
kesehatan ( klien ).
 Media edukasi : pemasangan poster, media swalayan.

b) PKRS di Pelayanan Radiologi


 Sasaran : Pasien ( orang sakit ) dan Klien ( orang sehat )
 Tujuan : Ketepatan diagnosis ( pasien ) dan memantau kondisi
kesehatan ( klien ).
 Media edukasi : pemasangan poster, media swalayan.

c) PKRS di Pelayanan Farmasi / Obat


 Sasaran : pasien, klien ataupun pengantar pasien
 Tujuan : menciptakan kesadaran kedisiplinan dan kesabaran dalam
menggunakan obat sesuai dengan petunjuk dokter.
 Media edukasi : pemasang poster, media swalayan, dioperasikan
VCD/DVD player dan TV nya tentang obat.

11
d) PKRS di Pelayanan Kamar Jenasah
 Sasaran : Keluarga pasien
 Tujuan : pentingnya memantau dan menjaga kesehatan dengan
mempraktekkan PHBS
 Media edukasi : pemasangan poster PHBS, dan pesan-pesan
keagamaan.

5) PROMOSI KESEHATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA


a) PKRS di Pelayanan Gizi
 Sasaran : pasien dan keluarga
 Tujuan : pendidikan gizi yang benar dan memadai
 Metode : konseling
 Media edukasi : pemasangan poster, flashchards, leaflet, food models

b) PKRS di Pelayanan Rehabilitasi Medik


 Sasaran : pasien ( orang sakit ), keluarga pasien dan klien ( orang
sehat )
 Tujuan : pendidikan koreksi sikap, pendidikan kemandirian secara
optimal dan bimbingan tehnik senam.
 Metode : konseling, edukasi individu / kelompok, bimbingan senam,
demo
 Media edukasi : pemasangan poster, flashchards, leaflet.

c) PKRS di Pelayanan Khusus


 Sasaran : pasien dan keluarga
 Metode : konseling
 Media edukasi : leaflet

d) PKRS di Pelayanan Hemodialisa


 Sasaran : pasien dan keluarga
 Metode : konseling kelompok
 Media edukasi : leaflet

b. PELAKSANAAN PROMKES BAGI KLIEN SEHAT


1) Pemberdayaan
Dalam rangka pemberdayaan terhadap klien sehat, rumah sakit dapat
membantu: kelompok-kelompok yang bisa dikelola oleh PKRS, diantaranya :
a) Pengelolaan kelompok diskusi
 Sasaran : pelanggan RS
 Metode : diskusi kecil ( 10 orang )
 Substansi : kelompok Kesehatan Ibu dan Anak, Kelompok diskusi
usia lanjut, dll )
 Waktu : 3 bulan sekali

12
b) Pengelolaan Kelompok Senam
 Sasaran : komunitas penyuka senam
 Metode : senam bersama
 Substansi : senam sposis ( pencegahan osteoporosis ), senam
rematik, senam DM, senam nafas sehat, senam tera ataupun senam
balita.
 Waktu : 2 minggu sekali

c) Pelayanan konseling
 Substansi : konseling KB, konseling gizi, dll
 Waktu : 1 bulan sekali

2) Bina Suasana
a) Bina suasana untuk petugas pengelola PKRS
Dimana petugas harus konsenten melaksanakan PHBS dan
penampilannya harus mencerminkan kompetensinya
 Tujuan : sebagai panutan / contoh
 Metode ; sesuai kompetensi

b) Bina suasana melalui pesan media


 Tujuan : memperkuat pengaruh yang sudah dikembangkan oleh
petugas
 Metode : pesan media dengan memanfaatkan ruang yang ada.
 Pelaksanaan :
1). Pemasangan poster di dinding-dinding RS
2). Penyediaan leaflet yang dapat diabil secara gratis ( media
swalayan ).
3). Penyediaan VCD / DVD player dan televisi yang menanyangkan
informasi-informasi sesuai dengan kebutuhan.

c) Advokasi
 Tujuan : pengembangan PKRS
 Metode : kebijakan / PP sebagai rambu-rambu perilaku.
Misalnya : RS sebagai kawasan tanpa rokok.

c. PELAKSANAAN PROMKES DI LUAR GEDUNG RUMAH SAKIT


1. PKRS di Tempat Parkir
Kegiatan PKRS bersifat umum
Metode : Pesan media

13
Misalnya : bahaya merokok, pentingnya perilaku PHBS, dll
Media : Poster, baliho, neon box

2. PKRS di dinding luar RS


Pemasangan spanduk pada hari-hari peringatan tertentu
Misalnya Hari AIDS, dll

3.PKRS di pagar pembatas kawasan RS


Pemasangan neon box tentang pelayanan RS

4.PKRS di kantin RS
Metode : pesan-pesan tentang gizi seimbang, dll
Media edukasi : poster, leaflet, brosur ataupun selebaran.

5.PKRS di tempat ibadah


Media edukasi: poster, media swalayan.
Metode : pesan kesehatan jiwa dan pentingnya PHBS.

14. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN PKRS


1) Komitmen ajaran RS
 Tujuan : menyamakan persepsi pemahaman adanya komitmen pelaksanaan
PKRS
 Sasaran : Pemilik RS, Direksi dan Petugas RS
 Bentuk kegiatan :
1). Pertemuan jajaran RS yang dihadiri direksi, pemilik RS dan petugas RS
tentang pentingnya pelaksanaan PKRS di tumah sakit.
2). Sosialisasi PKRS secara berjenjang di seluruh jajaran RS

2) Menyiapkan bentuk dan tugas kelembagaan PKRS


Pembentukan unit PKRS dirumuskan dalam tugas pokok dan fungsi serta tata
hubungan kerja dengan instalasi lainnya, dan dituangkan dalam keputusan
direktur.
Dan selanjutnya diikuti dengan penugasan petugas pengelola PKRS yang
sesuai dengan kualifikasinya.

3) Pelatihan Pengelola PKRS


Pelatihan pengeloa PKRS dapat diselenggarakan sendiri oleh rumah sakit
dengan pembekalan pengetahuan bagaimana mengelola PKRS, seperti
perencanaan, identifikasi masalah, prioritas masalah, penerapan strategi
perberdayaan, bina suasana, advokasi dan kemitraan dalam PKRS. Demikian
juga metode dan teknik PKRS, pengembangan media serta pemantauan,
pelaporan dan evaluasi.

4) Pengembangan Sarana

14
Peranan sarana dan prasarana PKRS sangat penting untuk mendukung
pelaksanaan PKRS, adapun sarana dan prasarana yang perlu dipersiapkan
rumah sakit diantaranya :
1). Media komunikasi
2). Media edukasi
3). Pengalokasian anggaran untuk kegiatan operasional PKRS.

5) Pelaksanaan PKRS
Pelaksanaan PKRS harus sejalan dengan tujuan yang akan dicapai yaitu
terciptanyan masyarakat rumah sakit yang menerapkan PHBS melalui
perubahan perilaku, sikap dan perilaku klien rumah sakit serta pemeliharaan
lingkungan rumah sakit. Oleh sebab itu perlu dibuat rencana operasional,
serta target dan indikator-indikator yang ingin dicapai.
1). Ukuran-ukuran kegiatan
a. Pemberdayaan masyarakat, seberapa besar tingkat partisipasi dan
kepedulian masyarakat rumah sakit.
b. Bina suasana, dapat diukur dengan keterlibatan kelompok-kelompok
profesi dalam upaya PKRS.
c. Advokasi, adanya dukungan pelaksanaan PKRS terkait dengan
Peraturan, fasilitas, dana dan tenaga.
d. Kemitraan, adanya dukungan kerjasama dengan lintas sektor di
rumah sakit seperti ASKES, pabrik obat, dll

2). Menerapkan kegiatan dan target yang akan dilaksanakan pada unit /
instalasi di rumah sakit. Dimana kegiatan PKRS disusun dalam rangka
pencapaian indikator PHBS di RS.
a. Kegiatan di rawat inap
 Presentaei edukasi individu terhadap pasien
 Presentase edukasi individu terhadap keluarga
 Presentase konselng pasien
 Presentase konseling keluarga
 Presentase edukasi secara kelompok ( 8-10 orang )
bagi keluarga, pendamping dan pengunjung.
 Presentaei pesan media

b. Kegiatan di rawat jalan


 Presentaei edukasi individu terhadap pasien
 Presentase konseling pasien

 Presentase edukasi individu terhadap keluarga


 Presentase konseling keluarga
 Presenase edukasi kelompok ( 3-5 orang ) bagi keluarga.

15
 Presentase pesan media terhadap 10 penyakit tertinggi rawat jalan.

c. Kegiatan di sarana penunjang medis


 Presentase edukasi individu
 Presentase edukasi kelompok
 Presentase pesan media

d. Kegiatan di sarana umum


 Jumlah upaya PHBS dalam upaya aktifitas fisik
 Presentase pesan media
 Jumlah pesan kesehatan melalui kegiatan ceramah keagamaan.

3). Membuat sistem informasi PKRS


Disini pengelolaan PKRS akan berjalan dengan baik diperlukan sistem
informasi yang handal dengan memperhatikan tata hubungan kerja
antar unit / instalasi, dalam bentuk laporan kegiatan PKRS.

4). Pembinaan dan Evaluasi


Pembinaan dilaksanakan dengan mengadakan rapat bulanan secara
berkala, yang mana akan dijadikan masukan dalam mengevaluasi
kegiatan PKRS.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui efektifitas PKRS terhadap
indikator dampak seperti PHBS di rumah sakit, tingkat infeksi
nosokomial di rumah sakit, angka LOS, BOR, yang dapat dilakukan
oleh tim auditor PKRS.

BAB IV
DOKUMENTASI

16
1) Format asesmen kebutuhan pasien
2) Format pemberian informasi rencana pelayanan
3) Format pemberian edukasi
4) Format pemberian informend concent
5) Format buku register edukasi ( individu, kelompok dan kolaborasi )
6) Format laporan bulanan

Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 2014

Mengetahui
Kepala Rumah sakit Tk.II dr. Soepraoen, Ketua Unit PKRS

dr. Sofyan Solichin, M.M Simpen Widayati, S.Kep. Ners


Kolonel Ckm NRP. 31411 Letkol Ckm (K) NRP. 11950014800171

17

Anda mungkin juga menyukai