MANAGEMENT PLAN
2013 – 2014
Revisi ke 1
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
Definisi Bencana .............................................................................. 1
II. TUJUAN .......................................................................................... 3
ii
DAFTAR TABEL
TABEL. 1. Penilaian HVA Terkait Kejadian Alam ............................................. 10
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
iii
Definisi Bencana:
1. Any event that result in a precipitous or gradual decline in the over all health status of a
community with wich it is unable to cope adequately.( World Health Organization).
2. Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh baik factor alam dan / atau non alam
maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia , kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. ( Undang-Undang RI No.24 tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana).
3. Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap
tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan
pertolongan dan bantuan secara khusus. (Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.28/MenKes/SK/I/1995).
Dari berbagai definisi di atas, kata kunci dari Bencana adalah adanya korban masal.
Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan
kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian.
Kegawat daruratan rumah sakit memiliki ruang lingkup yang luas, selain itu memiliki pula
kekhususan, antara lain yaitu selain harus melakukan evakuasi personil, juga harus melakukan
evakuasi pasien yang banyak diantaranya memerlukan bantuan.
Terdapatnya SDM yang besar dan berbagai fasilitas yang ada, baik sarana maupun prasarana,
dapat menjadi potensi bahaya yang menimbulkan bencana di rumah sakit.
Dalam Hospital Disaster Plan, selain disiapkan penanggulangan bencana dari dalam (Internal
Disaster), harus pula disiapkan penanggulangan bencana dari luar (External Disaster).
Bencana yang mungkin timbul / Potensi Emergensi yang mungkin timbul di Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati yaitu:
1. Kebakaran
Potensi Sumber Kebakaran di Rumah Sakit
a. Listrik; instalasi listrik yang tidak terawat/ sudah tua, Instalasi dan panel listrik yang
tidak memenuhi ketentuan. Pentanahan yang tidak baik.
b. Api rokok, pembakaran sampah, bengkel.
c. Ledakan , material yang aus, tekanan yang tidak terkontrol.
d. Bahan kimia, penyimpanan yang tidak sesuai ketentuan.
2. Wabah / Epidemik:
SARS, Flu Burung maupun Flu Babi (Swine Flu), DBD.
3. Ledakan
Potensi sumber ledakan di Rumah Sakit
a. Ledakan (karena reaksi kimia, tekanan tinggi, panas berlebih), dapat menyebabkan
kasus trauma tumpul/ tajam dan luka bakar.
b. Kebocoran bahan kimia( menyebabkan keracunan, polusi, iritasi dll). Gangguannya
dapat bervariasi, dapat berupa gangguan pernafasan ringan sampai berat, gangguan
kesadaran, gangguan sampai kerusakan fungsi organ dll.
c. Kebocoran zat radioaktif (ledakan / keracunan).
4. Gempa Bumi
Potensi untuk terjadinya gempa bumi ada di semua wilayah Indonesia.
5. Keracunan Masal
a. Keracunan makanan.
b. Keracunan Gas .
6. Huru hara, Perkelahian antar pekerja atau dengan orang lain dari luar tempat kerja.
7. Ancaman Bom.
II. TUJUAN :
1. Untuk memastikan terdapatnya perencanaan menghadapi dan mengelola keadaan
darurat, epidemi, dan bencana yang mungkin timbul serta berdampak pada pelayanan
rumah sakit
2. Untuk menentukan jenis, kemungkinan konsekuensi dari bahaya, ancaman dan kerugian
yang mungkin terjadi
3. Untuk menentukan peran organisasi/ tim selama terjadinya bencana
4. Untuk membangun strategi komunikasi dan terpenuhinya sarana sistem komunikasi yang
menjamin kelangsungannya selama kondisi bencana.
5. Untuk menetapkan proses dalam mengelola sumber daya selama bencana, termasuk
sumber-sumber alternative
6. Memastikan adanya aktifitas pelayanan kesehatan selama bencana dengan membentuk
klinik atau RS lapangan.
7. Memastikan identitas karyawan/pekerja dan tanggung jawabnya dalam tiap bencana.
III. INDIKATOR :
Area prioritas tinggi telah melakukan simulasi bencana.
Alasan Pengukuran Indikator : untuk mengetahui kesiapsiagaan terhadap respon bila
terjadi bencana baik terhadap SDM maupun sarana penunjang.
Sumber Data ; laporan kegiatan simulasi
Definisi Operasional ; Simulasi merupakan sarana untuk melakukan pengujian yang
mendekati dengan kondisi sebenarnya terhadap kesiapan SDM dan sarana. Yang dimaksud
dengan area risiko tinggi adalah; ruang perawatan pasien, IGD, IBS, IRI, IRJ.
Numerator ; jumlah pelaksanaan simulasi yang dilakukan di area prioritas tinggi RSUP
Fatmawati
Denominator ; jumlah area prioritas tinggi yang harus dilakukan simulasi bencana di RSUP
Fatmawati.
Priode Waktu Pelaporan ; pelaporan dilakukan 1 tahun sekali sebagai bahan evaluasi dari
rencana program.
Target ; 100% Area prioritas tinggi telah melakukan simulasi bencana
3
IV.SASARAN:
1. Tersedianya prosedur dan program yang dapat diaplikasikan dalam pencegahan,
mitigasi dan penanggulangan bencana, sesuai identifikasi berdasarkan HVA ( Hazard
Vurnareble Analisys ), dapat dievaluasi berkala dan direvisi dalam upaya
penyelenggaraan Pelayanan terhadap Korban hidup atau meninggal baik bencana yang
terjadi di dalam maupun yang terjadi di luar RSUP Fatmawati.
2. Teridentifikasinya sarana dan prasarana yang diperlukan dan program pemenuhan
tahunan pengadaan sarana terkait pencegahan dan mitigasi dalam 3 tahun.
3. Tersedianya sarana komunikasi dengan backup catu daya yang mampu bertahan
sampai 1x24 jam.
4. Tersedianya backup listrik bersumber genset yang secara otomatis merespon
kebutuhan pasokan listrik sesuai prioritas dalam 7 – 10 detik.
5. Tersedianya Rumah Sakit Lapangan yang siap operasional dalam 1 x 24 jam bila
diperlukan dengan sarana pendukungnya.
6. Terjaminnya pasokan bahan logistik makanan pasien dan karyawan, air minum, air
bersih, bahan bakar Genset untuk 3 x 24 jam.
7. Tersedianya sistim hydrant terkait alat pemadaman kebakaran yang dapat
dioperasionalkan setiap saat dalam kondisi baik 1x24 jam.
8. Tersedianya Regu Pemadaman yang siap beroperasi setiap saat 1x24 jam.
9. Tersedianya sarana dekontaminasi beserta sarana pendukungnya terkait
penanggulangan bencana bahan kimia berbahaya atau bahan radio aktif.
10. Tersedianya Instalasi/ Unit Gawat Darurat terkait penanggulangan kecelakaan masal,
wabah /epidemi beserta sarana pendukungnya.
11. Tersedianya Jalur Evakuasi dan sarana penyelamatan jiwa dari setiap gedung dan Titik
Kumpul Aman / essembly point terkait evakuasi bencana
f. Duty Manager :
1. Segera menuju lokasi setelah mendapat laporan bencana/ kebakaran. Bertindak
sebagai Pimpinan penanggulangan dan pengendalian bencana/ kebakaran pada
siaga II dan III di luar jam kerja.
2. Segera melaporkan kepada Direksi tentang detail kejadian bencana/kebakaran.
3. Mengkoordinasikan tindakan pemadaman, pengamanan, evakuasi dan penanganan
korban sesuai prosedur.
4. Mengkoordinasikan kebutuhan logistik (Obat-obatan dan makanan).
h. Duty Nurse:
1. Segera ke lokasi setelah mendapat berita ada bencana/ kebakaran. Mempersiapkan
Evakuasi setelah mendapat perintah evakuasi dari komandan bencana/ kebakaran.
2. Membantu proses evakuasi, menghitung jumlah pasien lokasi kebakaran dan yang
sampai tempat di evakuasi.
i. Operator Telepon:
1. Memblokir lalulintas telepon dari luar dan ke lokasi bencana/ kebakaran, Pos
Satpam, kecuali yang berhubungan dengan upaya penanggulangan bencana/
pemadaman kebakaran.
2. Membantu regu keselamatan (regu pemadam) dalam komunikasi dengan pihak
terkait dalam upaya penanggulangan bencana/ pemadaman kebakaran.
3. Mengumumkan melalui paging system kode yang disepakati sesuai dengan manual/
prosedur yang berlaku.
k. Regu Keselamatan:
1. Regu Keselamatan yang telah dibentuk akan sangat membantu dalam antisipasi dan
penanggulangan bencana di masing-masing Satuan kerja di RSUP Fatmawati, yang
terdiri dari:
1) Ketua Regu.
a. Bertanggung jawab terhadap kejadian bencana di masing-masing lokasi
sesuai satuan kerjanya.
b. Melakukan monitoring sarana prasarana proteksi bencana (kebakaran dan
bencana lainnya).
c. Mengkoordinir semua kegiatan pencegahan terhadap bahaya kebakaran dan
bencana lainnya serta antisipasi penyelamatan jiwa jika terjadi kebakarn dan
bencana lainnya.
d. Mengkoordinir semua kegiatan pemadaman api kebakaran di lingkungan
tempat kerjanya.
e. Mengkoordinir semua kegiatan evakuasi jiwa dan barang.
f. Mengkoordinir kegiatan keselamatan jiwa.
g. Melaporkan kejadian bencana sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku.
h. Melaporkan kegiatan penanggulangan bencana yang terjadi ke Komite K3
RSUP Fatmawati.
2) Regu Pemadam
a. Melakukan kegiatan pemadaman sedini mungkin apabila terjadi kebakaran di
lingkungan unit kerjanya.
b. Memadamkan api sedini mungkin dengan APAR/ karung basah/ alat bantu
lain sebelum kebakaran menjadi besar.
c. Memonitor masa berlaku APAR dan fungsi alat pemadam api yang lain.
d. Membantu melakukan pemadaman dengan hydran bekerjasama dengan
regu pemadam dari dalam maupun dari luar Rumah Sakit Fatmawati.
e. Membantu menanggulangi bencana yang timbul sambil mengamati potensi
kebakaran.
f. Diharapkan yang sudah mendapatkan pelatihan penanggulangan kebakaran.
3) Regu Evakuasi Jiwa
a. Mengkoordinir penyelamatan sebelum terjadi /bila terjadi kebakaran dll, di
lingkungan / ruangan / unit kerjanya.
b. Melakukan evakuasi terhadap pasien / orang lain yang berada di unit
kerjanya.
c. Melakukan pencatatan terhadap jumlah pasien / orang lain yang berada di
tempat kejadian dan setelah di tempat aman (titik kumpul).
d. Melaporkan kegiatan evakuasi jiwa yang telah dilakukan kepada ketua regu.
4) Regu F-1 ( Tim Respon Emergensi).
a. Memonitor semua pasien / orang lain yang berada di ruangan / unit kerjanya.
b. Melakukan pertolongan pertama pada pasien, keluarga,karyawan/ orang lain
yang membutuhkan bantuan sesuai prioritas masalah medis di tempat
kejadian.
c. Membantu pertolongan medis dengan regu F-1 Rumah Sakit di tempat
kejadian dan di lokasi titk kumpul sesuai dengan prosedur.
d. Melaporkan kegiatan kepada ketua regu.
l. Seluruh karyawan
a. Mematuhi peraturan dan ketetapan Rumah Sakit terkait pencegahan dan
penanggulangan bencana.
b. Menjaga sarana prasarana di lingkungan Rumah Sakit dan melakukan aktifitas kerja
yang aman dan selamat serta menjaga kebersihan lingkungan.
c. Melakukan tugas sesuai yang diinstruksikan terutama yang terkait dengan
pengamanan bencana.
d. Melaporkan setiap adanya insiden dan potensial bahaya di area kerja dan area
lainnya yang ditemuinya.
Kejadian alam yang berpotensi di RSUP Fatmawati adalah banjir dari luar yang terjadi
disekitar wilayah jakarta selatan, penyebeb banjir di DKI jakarta disebabkan oleh ;
Sistem drainase yang buruk, penataan kota yang tidak teratur terutama drainase
yang tidak dapat menampung air pada saat curah hujan tinggi
Tingginya curah hujan, diwaktu – waktu tertentu curah hujan di jakarta tinggi
dengan durasi yang panjang, merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir.
Alih fungsi lahan, betonisasi terjadi baik dihulu dan dihilir yang merupakan daerah
resapan air menjadi bangunan sehingga debit air yang masuk kesungai tidak
tertampung, air langsung mengalir kedaerah hilir (jakarta) yang menyebabkan banjir
Penurunan permukaan tanah, disebabkan oleh pengambilan air tanah secara
masive yang luar biasa mengakibatkan terjadinya proses konsolidasi tanah terjadi
lebih cepat, sehingga turunnya tanah akibat dari fungsi air sebagai pengisi tanah
telah hilang.
10
Potensi bencana/ bahaya yang disebabkan terkait dengan manusia adalah kejadian
penculikan terutama penculikan bayi, hal ini disebabkan oleh ruangan perawatan bayi
terbuka serta jumlah pasien yang melebihi kapasistas.
11
4. Berdasarkan hasil penilaian HVA potensi bahaya/ bencana yang perlu diwaspadai adalah
a. Banjir dari luar (kejadian alam)
b. Kebakaran internal (teknologi)
c. Penculikan bayi (kejadian terkait manusia)
d. DHF (penyakit spesifik)
12
VII. PERATURAN/ KEBIJAKAN TERKAIT BENCANA SERTA PERAN RUMAH SAKIT
DALAM KEWASPADAAN BENCANA.
1. Teknis Medis Standar cetakan kedua seri PPGD Direktorat Jendral Pelayanan Medik
tahun 2005
2. Teknis Medis Khusus cetakan ketiga seri PPGD Direktorat Jendral Pelayanan Medik
tahun 2006
3. Standar Pelayanan Medis sesuai kasus kegawatan daruratan terkait (Bedah, Bedah
Saraf, Bedah Ortopaedi, dan Penyakit Dalam, Anak, Anestesi, Jantung, Paru dll)
4. Panduan Bantuan Hidup Dasar di RSUP Fatmawati, SK Direktur Utama RSUP
Fatmawati Nomor : HK03.05/II.1/1733/2012
5. Tanda-tanda Khusus Penyelamatan Jiwa dan Rambu-rambu Keselamatan di RSUP
Fatmawati, SK Direktur Utama RSUP Fatmawati Nomor : HK.03.05/II.1/2759/2012.
6. Penetapan Sistem Alarm Kebakaran, sistem Deteksi api/ Kebakaran serta Penyediaan
Alat Pemadam Kebakaran di RSUP Fatmawati, SK Direktur Utama RSUP Fatmawati
Nomor : HK.03.05/II.1/2758/2012.
7. Pembentukan Regu Keselamatan dalam Antisipasi Bencana di Masing-masing Satuan
Keja RSUP Fatmawati Nomor : HK.03.05/II.1/1350/2012.
13
B. Kategori Keadaan Darurat.
Keadaan Darurat dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori.
1. Keadaan Darurat tingkat III (Siaga III), ialah keadaan darurat yang berpotensi
mengancam nyawa dan harta benda/ asset yang secara normal dapat diatasi oleh
petugas jaga dengan SPO yang ada. Komando pada siaga III dilaksanakan oleh
Kepala Satuan Kerja di tempat kejadian sebagai Ketua Tim Pencegahan dan
Pengendalian Bencana/ kebakaran Unit tersebut dibantu oleh regu tanggap darurat
gedung/ regu keselamatan, regu pemadam dengan berkoordinasi dengan Komite K3
(Sub Komite Keselamatan – Supervisor Bencana dan penanggulangan Kebakaran
selaku penanggung Jawab Regu Pemadam (Regu Keselamatan).
Karakter keadaan darurat tingkat III ini adalah:
a. Bencana terjadi hanya skala kecil atas suatu daerah tungal atau satu sumber saja.
b. Kerusakan asset atau korban luka terbatas.
c. Keadaan darurat sudah dapat diatasi oleh karyawan yang bertugas dengan
menggunakan alat yang tersedia dibantu regu tanggap darurat gedung/regu
keselamatan, dan regu pemadam.
Meskipun skala kecil, apabila tidak dikendalikan dengan cepat dan tepat, keadaan
darurat siaga III ini dapat berkembang menjadi bahaya yang lebih besar. Oleh karena
itu diperlukan perencanaan yang matang serta langkah-langkah penanganan yang
efektif, di mana hal ini dapat diperoleh dengan latihan-latihan (dril) yang bermutu,
konsisten dan teratur.
2. Keadaan Darurat tingkat II (Siaga II), ialah suatu bencana lebih besar, dimana
karyawan yang bertugas dibantu dengan peralatan dan material yang ada tidak lagi
mampu mengendalikan keadaan darurat tersebut, yang mengancam nyawa manusia/
lingkungannya, dengan dampak yang membahayakan atas karyawan, daerah,
masyarakat sekitarnya. Bantuan tambahan yang diperlukan selain berasal dari regu
keselamatan/regu tanggap darurat dan regu pemadam lantai/ unit tersebut, diperlukan
pula bantuan regu pemadam dan regu keselamatan / regu tanggap keadaan darurat
satu lantai sebelah atas dan sebelah bawahnya untuk gedung bertingkat atau gedung
sebelahnya bila gedung tidak bertingkat.
Karakter keadaan darurat tingkat II ini adalah:
d. Bisa terjadi beberapa korban manusia.
e. Meliputi beberapa unit/ lantai/gedung.
3. Keadaan Darurat tingkat I (Siaga I): ialah keadaan darurat berupa malapetaka/
bencana dahsyat dengan akibat lebih besar dibandingkan dengan Siaga II, dan
memerlukan bantuan dan koordinasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Kepolisian
Sektor / Koramil setempat.
14
C. Titik Kumpul Aman ( Assembly point).
Sehubungan dengan luasnya wilayah dan lokasi gedung-gedung yang terpisah-
pisah, RSUP Fatmawati menetapkan 7 (tujuh) lokasi Titik Kumpul Aman (Assembly
Point), hal ini semata-mata untuk mempermudah jangkauan. Titik kumpul aman tersebut
melingkupi daerah:
1. Halaman Poli Amarilys (samping) : Perpustakaan, Wijayakusuma, Poli Amarylis,
Diklit, Korpri, IRJ depan (utara)
2. Halaman depan BRI : BRI, PPRM, IDI, Salon.
3. Halaman AKPER : IGD, ICU, Akper, Villa Jaga, Koperasi,IBS.
4. Halm Parkir ISP-Asrama putrid : Pool, Boiler, ISSB, ISP, GIZI, IPSRS, IFPJ, Toko
korpri, Asrama putri.
5. Halaman GPS + Gd Baru : Asrama putra, Kantin, IRNA, GPS, Gd Baru,
Anggrek, IGH, CFC
6. Lapangan Utama : Gd Induk, Lab, Radiologi, Farmasi,
ICCU/ CathLab, HD, IRJ(selatan).
7. Halaman Parkir IRM/IRJ : IRM,IRJ(timur),Farmasi (timur),IRMIK,Psikologi.
15
D. Organisasi Koordinasi Penanggulangan Bencana RSUP Fatmawati Center for Health Crisis Ministry of Health
Repubik Indonesia
General Director Provincial Health Office in Jakarta Special
(CEO) Capital Region
Regional Disaster Management Agency
Director Human Resources, General Director of Medical and Nursing Director of Finance Fire Department
and Education Rescue team
Nearby Hospitals
Indonesian National Army
Field Coordinator
(Chairman of the Health and Safety Kepolisian
Committee)
Coordinator of Information Coordinator of Safety, Security Logistic Coordinator Technical Coordinator Medical Coordinator
& Communication and Monitoring (Head. Division General): (Head Installation (Head of Emergency):
(Chairman OF Instalation (chairman of the Sub-Committee techniques)
Marketing and Public on Safety) 1. Logistics Officer drug / 1. Physician group (Deputy Head. Sector
Relation) : 1. Readiness Officer Safety
medical device consumables Emergency Waiter)
1. Person in charge of the equipment (hospital
1. Courier officer (Installation of Pharmacy). 2. Nurses group ((Deputy Head. Sector
building (head of work infrastructure
(security)
2. Logistics Officer Nutrition Emergency Waiter)
unite) (Nutrition Installation) installation)
2. Officers telephone 3. Evacuation Area officers early (dr guard
2. Security Officer 3. General Logistk officer 2. Officer Utility (Storing
operator Fals Emergenci / Non Urgent)
3. Firefighters (Kepaala. Sub. Part. II)
3. Paging, car call 4. Officers Advanced Evacuation Area /
4. Evacuation officer Household) 3. Officers Control Panel
4. Security officer Field Hospital
5. Parking officer 4. Logistics Officer medic tool (Storing I)
5. Medical Records 5. Forensic officers and bodies Room
6. officer cleaners (Field Medical Facility) 4. Repairs & Sanitation
(irmik) 5. Fund mobilization officer (Head)
7. Monitoring Officer / Monitor Officer (Officer IPSRS)
6. Security officer (Head of Treasury & Fund 6. Ambulance Officer (Supervisor
/ Evaluation
7. Electronic Data (ISIPD) Mobilization). Ambulance)
8. Disaster Information 7. Evacuation Officer Extraordinary Events
Center (head Nurse Emergency Team)
G. Sistem Komunikasi.
Pada saat bencana , sistem komunikasi terpusat di bawah kendali Instalasi
Pemasaran dan Humas, berkoordinasi denga petugas Satuan Pengamanan (Satpam) di
lapangan dan Pos Satpam.
1. Petugas operator telepon membatasi percakapan yang masuk dan keluar RSUP
Fatmawati dan mengikuti jalannya upaya penanggulangan dengan melakukan
komunkasi dengan petugas di lokasi bencana
2. Aktifasi Komunikasi Dalam Pengendalian dan Penangulangan Bencana dilakukan
segera setelah menerima berita adanya bencana dari satu unit atau setelah
dilakukan aktifasi alarm manual (manual glass break/manual call) atau
pemberitahuan melalui telepon atau begitu mendengar bunyi alarm otomatis.
3. Aktifasi dilakukan dengan cara memberitahukan kepada seluruh anggota Tim
Tanggap Darurat melalui alat komunikasi yang ada : Alarm, Telepon, Telepon seluler,
Handy Talky , Paging System ( sesuai dengan kode yang telah disepakati/ prosedur
sehingga bisa bertahan sampai 1 x 24 jam.
17
H. Penetapan Sistem Alarm dengan kode warna
Aktifasi sistem alarm dengan menggunakan kode warna yang diketahui seluruh
petugas Rumah Sakit, perlu ditetapkan oleh manajemen.
Kode MERAH : Api / Asap/Bau yang berhubungan dengan api/kebakaran .
Kode F1 : Kegawatan jantung paru (respon emergency)
Kode PUTIH : Wabah/ epidemi.
Kode UNGU : Huru - Hara
Kode PINK : Penculikan Bayi.
Kode HIJAU 1 : Gempa Bumi.
Kode HIJAU 2 : Evakuasi (internal)
Kode HIJAU 3 : Angin Puting Beliung
Kode ORANGE : Tumpahan / kebocoran B3.
Kode KUNING : Ancaman Bom
Kode COKLAT : Pencurian
Kode HITAM 1&2 : kelebihan kapasitas pelayanan pada kondisi bencana di IGD.
18
N. FASILITAS/SARANA:
Rumah Sakit Fatmawati memiliki sarana antara lain gedung/ ruang perkantoran/
administrasi. Ruang-ruang pelayanan: rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, rawat
intensif, kamar bedah. Ruang pelayanan penunjang: laboratorium, radiologi, laundry,
dapur/gizi. Ruang-ruang Umum:apotik, ruang tunggu, bank, halaman, area parkir,
akses masuk dan keluar dll.
Sarana lainnya yang dimiliki adalah air, listrik,gas medis, uap air/steam, AC, alat
komunikasi, alat transportasi.
1. Sarana keselamatan di Rumah Sakit
a. Kebakaran :
1) Sumber air : PDAM dan air tanah dalam tanki bawah tanah (ground tank) Untuk
hidran 2 (dua) buah dengan kapasitas 120 kubik dan 40 kubik. Kondisi baik dan
bersih.
19
2) Pompa hydrant :dalam kondisi cukup baik sebanyak 2 (dua ) buah, buatan
th 1984 (di jogging track) dan th 1996 (di gd teratai) yang terhubung dengan
pompa hidran dalam zona utara dan selatan dengan kondisi perpipaan yang
kurang baik.
3) Hydrant : 28 buah ( luar gedung) dan 65 buah (dalam gedung).
4) Sprinkler : - Gedung Teratai = 594 buah.
- - Gedung Prof Soelarto = 378 buah
Detektor Kebakaran : - Heat Detector = 968 buah.
- Smoke Detector = 177 buah.
- Fixed temp Heat Detector = 6 buah.
5) Siamesse connection: terdapat 3 buah dengan kondisi baik, telah diuji fungsi
oleh Dinas Pemadam kebakaran, lokasi didepan Gd teratai, disamping Gd. IGD
dan disamping IRM kondisi baik dan akses untuk mobil dinas pemadam
kebakaran
20
3. Sarana lainnya
a. AIR
Kebutuhan air bersih untuk Air Minum dan pompa Hydrant di RSUP Fatmawati
disuplai oleh air dari PDAM dan air tanah di lingkungan Rumah Sakit yang diperoleh
dengan menggunakan 64 unit pompa, dimana terdapat 30 unit pompa sudah
melebihi usia teknis ( di atas 10 tahun).
1. Pompa Submarsible : 5 unit ( 1 unit rusak).(Pompa hisap untuk mengisi ground
tank dan bak penampungan bawah).
2. Pompa Dorong : 27 unit. (Pompa untuk mendorong dari ground tank/bak bawah)
ke reservoir di ruangan).
3. Jet Pump :32 unit. (Pompa hisap dalam tanah untuk penambahan di ruangan-
ruangan)
4. Jumlah ground tank : 10 buah.
5. Jumlah reservoir (atas) : 26 buah.
b. LISTRIK
Kebutuhan listrik untuk Rumah Sakit disuplai oleh PLN. Apabila suplai PLN terputus,
maka kebutuhan listrik Rumah Sakit akan disuplai oleh Sistem Back-up kelistrikan
dengan menggunakan Generator Listrik / Genset sebanyak 4 (empat) buah, yaitu:
1. Station 0:
a) Genset MODRA, 540 kva, tahun 1980.
Mensuplai kebutuhan listrik Gedung IRNA Teratai Utara, ICU, Chiller, Gd
Prof Soelarto, IGD lantai dasar.
b) Genset PERKINS, 100 kva, tahun 2009.
Mensuplai kebutuhan listrik Gedung Induk RSUP Fatmawati.
2. Station 1 :
Genset CUMMING, 640 kva, tahun 1996.
Mensuplai kebutuhan listrik Gedung Induk, Hemodialisa, IBS, CEU, IGD lantai 2,
pompa air, Binatu, Gizi/dapur, Anggrek, IGH, Boiler, IRNA Teratai Selatan,
Hydrant IRNA Teratai.
3. Station 2 :
Mensuplai kebutuhan listrik Gedung IRJ, Radiologi, IRM, Lab /Patologi, Gedung
ASKES, Lapangan Parkir IRNA, Pompa Hydrant jogging track.
21
O. PROSEDUR – PROSEDUR
1. Prosedur Bencana External
2. Prosedur Bencana Internal : (terlampir)
a. SPO. Identifikasi Potensi Bahaya/ Bencana
b. SPO. Pengendalian dan Penanggulangan Kebakaran.
c. SPO. Deteksi Dini & Pencarian Sumber Potensi Kebakaran
d. SPO. Respon Terhadap Sistem Alarm
e. SPO. Perlindungan diri pada kondisi Gempa Bumi (kode Hijau 1)
f. SPO. Evakuasi Pada Kondisi Darurat dan Bencana (Kode Hijau 2)
g. SPO. Angin Puting Beliung (kode Hijau 3)
h. SPO. Antisipasi Terhadap Ancaman Bom (Kode Kuning)
i. SPO. Over Capacity pada Keadaan Bencana (Kode Hitam 1 & 2)
j. SPO. penanganan tumpahan B3 Mercuri Air Raksa
k. SPO. Penanganan Tumpahan B3 Obat Sitostatika
l. SPO. Penanganan Tumpahan B3 Radioaktif
m. SPO. Penanganan Tumpahan B3 Kimia.
n. SPO. Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana
22
IX. PENGUJIAN/ SIMULASI BENCANA
pengujian/ simulasi bencana terstruktur dengan jadwal simulasi besar dengan melibatkan
pihak lain diluar Rumah Sakit dilaksanakan 1 tahun 1x, sedangkan simulasi yang
dilaksankan oleh satuan kerja yang berada dalam lingkungan rumah sakit dilaksanakan 5x
dalam 1 tahun, adapun jenis simulasi antara lain :
1. Simulasi Bencana External (Kecelakaan Masal, Banjir)
2. Simulasi Kebakaran dan Evakuasi
3. Simulasi Wabah
4. Simulasi Penculikan Bayi
5. Simulasi Huru hara
23
3. Workshop B3, Mengatasi Tumpahan dan Implementasi MSDS, workshop ini diberikan
terutama kepada pegawai yang berpotensi kontak langsung dengan B3, evaluasi
dilakukan 3 bualan setelah workshop
Materi :
Teori B3
Teori cara mengatasi Tumpahan B3
MSDS/ LDKB dan Pemanfaatannya
Praktek cara mengatasi Tumpahan
24
LAMPIRAN –LAMPIRAN
25