Anda di halaman 1dari 22

FIRE SAFETY MANAGEMENT PLAN

MANAJEMEN FASILITAS KESELAMATAN - RSUP FATMAWATI

1. Pendahuluan

Salah satu jenis bencana yang ada di rumah sakit adalah kebakaran. Dimana
akibat yang dapat ditimbulkan akan berdampak buruk sangat luas dan menyeluruh bagi
pelayanan, operasional, sarana dan prasarana pendukung lainnya dimana didalamnya
juga terdapat pasien, keluarga, staf dan pengunjung. Untuk hal tersebutlah maka
rumah sakit harus melakukan upaya manajemen pengamanan kebakaran.
Pengamanan Kebakaran adalah suatu upaya Pencegahan dan Penanggulangan
kebakaran yang dilakukan untuk mendeteksi dini dan mengatasi kejadian kebakaran yang
terjadi di lingkungan RSUP Fatmawati. Dilaksanakan secara terkoordinasi dengan seluruh
satuan kerja terkait, baik di dalam dan di luar RSUP Fatmawati untuk mengupayakan
kesiapan pengelola, penghuni dan Regu Pemadam Kebakaran terhadap kegiatan
pemadaman yang terjadi pada suatu bangunan gedung . Bangunan gedung harus
diproteksi terhadap kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran melalui penyediaan
prasarana dan sarana proteksi kebakaran serta kesiagaan akan kesiapan pengelola,
penghuni dan penyewa bangunan dalam mengantisipasi dan mengatasi kebakaran,
khususnya pada tahap awal kejadian kebakaran. Bangunan gedung melalui penerapan
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran harus mampu mengatasi kemungkinan
terjadinya kebakaran melalui kesiapan dan keandalan sistem proteksi yang ada, serta
kemampuan petugas menangani pengendalian kebakaran, sebelum bantuan dari instansi
pemadam kebakaran tiba.
Rencana manajemen pengamanan kebakaran meliputi seluruh area rumah sakit,
yang terdiri dari 38 gedung, luas lahan 13 Ha dan 59929 m2 serta pelaksanaan program
melalui inspeksi fasilitas secara komprehensif, memperhatikan segala sesuatu seperti
sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung yang terkait. Inspeksi berkala
didokumentasikan dan inspeksi berkala ini membantu rumah sakit merencanakan dan
melaksanakan peningkatan, dan menganggarkan rencana jangka pendek dan jangka
panjang perbaikan dan pengantian fasilitas. Dengan memahami risiko yang potensial
terjadi yang disebabkan fasilitas, rumah sakit dapat menyusun rencana proaktif untuk
mengurangi risiko terhadap pasien keluarga, karyawan dan pengunjung.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Rumah sakit memastikan bahwa seluruh orang dan properti yang ada aman dan
terlindungi dari kebakaran, asap, atau kedaruratan lainnya di rumah sakit baik dari
SDM, fasilitas, sarana dan prasarana.

b. Tujuan Khusus :
- Tercapainya Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran,
melalui pemantauan / inspeksi seperti menyimpan dan menangani secara aman
bahan-bahan mudah terbakar, termasuk gas medis, seperti oksigen dan lain-lain
juga terkait dengan Mekanisme supresi seperti selang air, supresan kimia, atau
sistem sprinkle berikut pengujian dan perawatan secara berkala.
- Terjaminnya adanya jalan keluar yang aman dan tidak ada hambatan bila tejadi
kebakaran melalui pemantauan / inspeksi berkala yang teruji dan terpelihara.
- Terciptanya Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti patroli kebakaran,
deteksi asap , atau alarm kebakaran serta sistem komunikasi yang efektif yang
terencana, teruji dan terpelihara secara berkala serta terdokumentasi.
- Terencananya sejak mulai pembangunan terkait dengan sistem proteksi gedung
terhadap pemadaman kebakaran dan bahaya yang terkait dengan setiap
pembangunan di atau bersebelahan dengan bangunan yang ditempati pasien.

3. Sasaran  lebih spesifik, bisa diukur, ditentukan pada program kerja dan akan dimonitor
Sasaran dalam program pengamanan kebakaran adalah mencegah dan mengurangi serta
menanggulangi risiko dan akibat dari kebakaran pada seluruh masyarakat yang berada di
Rumah Sakit yaitu ; pasien, pengunjung , karyawan, vendor dan sarana, prasarana serta
fasiltas pendukung lainnya yang selalu dipelihara dan diperbaharui secara berkala sesuai
dengan kondisi terkini.
4. Tugas dan Tanggung jawab  buat alur komando dalam struktur organisasi

a. Direktur Utama: Bertindak sebagai pimpinan penanggulangan dan pengendalian


bencana kebakaran pada siaga II, Berwenang menentukan tingkat siaga dan
menyatakan siaga selesai pada siaga II, Berwenang menentukan jalur dan tempat
evakuasi serta menentukan Rumah Sakit rujukan bila korban tidak bisa ditangani di
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

b. KKRS – Sub Komite K3 (Supervisor Penanggulangan Bahaya Kebakaran):


bertugas sebagai pimpinan penanggulangan dan pengendalian bencana kebakaran
pada siaga II secara operasional dibawah Direktur Utama RSUP Fatmawati dan
bertanggung jawab kepada ketua KKRS, Mengkoordinasikan tindakan pemadaman
oleh tim balakar, Mengkoordinasikan perlunya bantuan kepada Dinas Pemadam
Kebakaran, Mengkoordinasikan tindakan evaluasi dan penanganan korban sesuai
dengan prosedur, Mengkoordinasikan tindakan evakuasi dan penanganan korban
sesuai dengan prosedur, Mengkoordinasikan kebutuhan logistik (obat-obatan dan
makanan), Mengaktifkan Tim Medis F1 RSUP Fatmawati.

c. Semua Pegawai: Semua pegawai yang pertama kali melihat kejadian kebakaran
segera melaporkan kepada Ka. Unit kerja dan pos satpam, Semua pegawai wajib
ikut serta dalam upaya pemadaman kebakaran sesuai dengan posisi masing-masing.

d. Kepala Unit Terkait yang bersangkutan: Segera memberikan laporan tentang


kejadian kebakaran ke : Pos satpam, KKRS, Operator Telpon (Didalam jam kerja)
Duty Manager (diluar jam kerja), Bertugas sebagai pimpinan penanggulangan dan
pengendalian bencana kebakaran pada siaga III, Mengendalian semua pihak untuk
tidak panik, Mengaktivasi seksi K3 di unit kerjanya, Memadamkan api yang belum
membesar dengan alat pemadam yang ada di unit kerjanya, Berwenang memerintah
semua personil yang ada untuk melakukan tindakan pemadaman, penyelamatan,
pengamanan dan evakuasi.

e. Satuan Pengamanan (Satpam): Bila menerima laporan kebakaran, catat nama


pelapor, hari, tanggal, jam dan lokasi kebakaran, serta sumber api / kebakaran,
Segera hubungi Direksi, Ketua KKRS, Ketua Tim Balakar, Duty Manager (diluar jam
kerja), Segera mengirimkan regu pemadam kebakaran dan peralatan yang ada di pos
satpam sebagai upaya pertama pemadaman kebakaran, Bertindak sebagai seksi
pengamanan yang bertugas mengamankan lokasi kebakaran dan barang-barang
inventaris, Bila kebakaran meluas segera menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran
dan Polsek, Memonitor jalannya upaya pemadaman dan mengadakan komunikasi
terus menerus dengan dinas Pemadam Kebakaran dan Polsek, Melakukan koordinasi
dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Polsek bila harus dilakukan penyidikan
penyebab kebakaran

f. Duty Manger: Segera menuju lokasi setelah mendapat laporan kejadian kebakaran,
Bertindak sebagai pimpinan penanggulangan dan pengendalian bencana kebakaran
pada siaga II dan III diluar jam kerja, Segera melaporkan kepada Direksi tentang detail
kejadian kebakaran, Mengkoordinasikan tindakan pemadaman, evakuasi, dan
penanganan korban sesuai prosedur, Mengkoordinasikan kebutuhan logistik (Obat-
obatan dan makanan)

g. Tim Medis / F1: Siaga di lokasi Evakuasi, Mengkoordinir semua kegiatan dilokasi
bencana  apa yang harus dikoordinir, koordinasi dengan siapa, adakah
prosedurnya?

h. Duty Nurse: Segera ke lokasi setelah mendapat berita ada bencana kebakaran,
Mempersiapkan evakuasi setelah mendapat perintah dari komandan siaga, Membantu
proses evakuasi, Menghitung jumlah pasien yang dievakuasi dari lokasi kebakaran
sampai tempat evakuasi

i. Operator Telepon: Memblokir lalu lintas telepon dari luar dan ke lokasi kebakaran /
pos satpam, kecuali yang berkenaan dengan upaya pemadaman kebakaran,
Membantu tim balakar dalam komunikasi dengan pihak terkait dalam upaya
pemadaman kebakaran, Mengumumkan melalui paging sistem kode yang disepakati
sesuai dengan manual / prosedur yang berlaku
j. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS): Petugas storing dibagi dua,
satu orang berada di lokasi kebakaran untuk segera mengambil langkah-langkah
pengamanan sesuai prosedur (pemutusan aliran listrik dsb) dan yang lain bersiaga di
ruang genset Hydran untuk mengantisipasi tidak bekerjanya sistem otomatis hydran,
Kepala IPSRS berkewajiban membuat evaluasi paska kejadian kebakaran untuk
mengetahui sebab-sebab kebakaran bersama dengan tim balakar.

k. Tim Balakar: Seksi Pemadam bertugas mengkoordinir upaya pemadaman bekerja


sama dengan unit terkait dan Dinas Pemadam Kebakaran, Seksi Evakuasi bertugas
mengkoordinir kegiatan evakuasi baik pasien maupun barang-barang / inventaris,
Seksi Pengamanan bertugas mengamankan lokasi kejadian kebakaran bekerja sama
dengan satpam dan petugas storing untuk instalasi listrik.

Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Kebakaran di RSUP Fatmawati dimulai sejak


diketahuinya adanya sumber kebakaran hingga sampai tercapainya evakuasi secara optimal
dan pernyataan tertulis dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Bencana bahwa api telah
padam

5 Penilaian risiko dan Inspeksi Fasilitas :

Inspeksi sistem Alarm Kebakaran, sistem deteksi api / kebakaran dan penyediaan
alat pemadam kebakaran yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Direktur Utama RSUP
Fatmawati yang menetapkan :
1. RSUP Fatmawati wajib memasang sistem alarm kebakaran, sistem deteksi dini
api / kebakaran dan penyediaan alat pemadam kebakaran di RSUP Fatmawati.
2. Untuk penanggulangan Kebakaran, maka perlu dibuat Sistem Pedoman
Penanggulangan bahaya kebakaran di RSUP Fatmawati beserta Prosedur Tetap
Penanggulangan Kebakaran.
3. Dalam Sistem Penanggulangan Kebakaran RSUP Fatmawati, maka Perlu dibentuk
Regu Keselamatan di seluruh satuan kerja yang didalamnya terdapat tim pemadam.
4. Sistem Alarm Kebakaran, mendeteksi api / Kebakaran di RSUP Fatmawati terdiri dari
1. Sistem Alarm Kebakaran Otomatis dengan meggunakan tanda :
a. Mengunakan tanda bunyi bel dan flash ( lampu kilat ) untuk Gedung Teratai
b. Menggunakan tanda lampu hazard, bunyi bel dan lampu hazard bunyi serta
bunyi sirine untuk Gedung IRI ( ICU, NICU/PICU, ICCU )
c. Menggunakan tanda bunyi bel dan bunyi sirine untuk Gedung Prof Soelarto,
Gedung IBS, Gedung IGD, Gedung Farmasi, Gedung Radiologi serta
Gedung IRJ.
d. Menggunakan bunyi sirine untuk Instalasi Gizi.
2. Sistem manual : Dengan cara orang yang melihat adanya potensi terjadinya
kebakaran/awal tejadinya kebakaran langsung merespon dan memberitahukan
kepada semua orang untuk minta bantuan atau menggunakan Paging Sistem pada
saat Itu sesuai ketentuan yang berlaku, berlaku untuk gedung yang tidak
terpasang sistem alarm kebakaran otomatis.
4. Sistem deteksi kebakaran dipasang sebagai upaya untuk mendeteksi awal terjadinya
kebakaran dan juga upaya evakuasi dini dalam hal pegamanan kebakaran, yang
diantara berupa detektor asap dan detektor panas.
5. Alat Pemadam Kebakaran di RSUP Fatmawati terdiri dari :
1. APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ) jenis dry powder dan CO2 digunakan untuk
semua gedung untuk tipe kebakaran jenis bahan A ( padat kecuali logam ), B ( cair
atau gas yang mudah terbakar ) dan C ( instalasi listrik bertegangan )
2. Sistem Hidrant digunakan untuk semua gedung
3. Sistem Springkler digunakan untuk gedung bertingkat bertingkat yang mempunyai
lantai diatas tiga lantai, digunakan digedung Teratai dan Gedung Prof. Dr Soelarto
4. Sistem Springkler gas CO2 digunakan khusus di Instalasi Gizi
6. Sebagai upaya menjaga kesiapan dalam Penanggulangan Kebakaran RSUP
Fatmawati wajib melaksanakan simulasi secara berkala minimal setahun sekali,
pelatihan didalam dan diluar Rumah Sakit sesuai kebutuhan dan perkembangan
IPTEK serta wajib melakukan sosialisasi pada seluruh karyawan RSUP Fatmawati
secara berkala dan berkesinambungan
7. Dalam Pelaksanaan Penanggulangan Kebakaran, RSUP Fatmawati melakukan
koordinasi serta membangun jejaring dengan seluruh Instalasi terkait yang berwenang
dalam Penanggulangan Kebakaran sesuai ketentuan yang berlaku.

Fasilitas/ Tempat/ Daerah Berisiko Tinggi di RSUP Fatmawati yang ditetapkan dengan
Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Fatmawati Nomor : HK.03.05.1.509 menetapkan :
Fasilitas/ Tempat/ Daerah Berisiko Tinggi di RSUP Fatmawati adalah :
a. Instalasi Radiologi
b. Instalasi Patologi
c. Instalasi Farmasi (Ruang Penyimpanan Gas Medis)
d. Instalasi Farmasi (Ruang Penyimpanan Bahan Beracun Berbahaya – B3)
e. Instalasi Farmasi (Ruang Cytotoksik)
f. Instalasi Bedah Sentral
g. Instalasi Steriliasi Sentral dan Binatu
h. Instalasi Gizi
i. IPSRS (Ruang Generator Set)
j. IPSRS (Ruang Boiler)
k. IPSRS (Ruang Gas Liquit Sentral)
l. IPSRS (Work Shop)
m. IRNA A dan B Gd. Teratai (Kamar Isolasi Lt III dan Lt.IV)
n. IRNA A Gd. Teratai (Gawat Darurat Kebidanan dan Kandungan)
o. Unit Tranfusi Darah
p. IP2K (Ruang Hemodialisa)
q. IP2K (Ruang Fluoroscopy & Ruang Radiofarmaka)
r. IGD (Ruang Radiologi IGD)
s. IRI (Ruang Kardiologi Invasif – Cathlab)
t. IFPJ
u. ISP (Tempat Pembuangan Sampah Sementara)
v. ISP (Limbah IPAL – Bioreaktor)
w. IGH ( Ruang Radiologi IGH)
x. Sub Bagian Rumah Tangga (Gudang Gas Elpiji)
y. IRM (Work Shop Kursi Roda)
RUMAH S AKIT UMUM P US AT GAMBAR :
FA T M A W A T I R S U P F ATM AW ATI
J AKAR TA Fasilitas / Tempat / Daerah Beresiko Tinggi
Parkir Umum
Work
Shop IRM
AMALIRIS

HIDROTERAPY

RUANG MELATI
REHAB JANTUNG

IRM
SKYLAB & DIKLIT
P.WIJYA
KUSUMA
INSTALASI
RAWAT JALAN
METADON
DOKUPASI
TERAPY
EX.WIJYA
KUSUMA

GENSTR ST.II
TUMBUH
Denah Daerah Potensi Berbahaya

KEMBANG
FARMASI
JOGING
ex.LABORATORIUM
Denah Lokasi Fasilitas/Daerah/Tempat Berrisiko di RSUP Fatmawati

TRACK
RADIOLOGI
BRI &
TUR
LAB

SATPAM
MA NAGER
D UTY

LAS
Radiologi
IGD ICU
NICU PICU
HD
Cath lab
GD.INDUK
CEU
BIO HD
REAKTOR
IPA
I BS/
STERILISAS

EX.PERPUS
GENSTR ST.O
CFC
Fasilitas / Tempat / Daerah Beresiko Tinggi

EXECUTIF
BEDAH
Vila
Radiologi
Jaga
GENSTR ST.I
GRIYA HUSADA

PAVILIUN ANGGREK
GENSTR ST.O

Rencana Pembangunan
Gedung Penunjang
dan Keperawatan
DARAH
BANK
Prof.SOELARTO
IRNA TERATAI
MASJID
Gawat Darurat
Kebidanan & Kandungan
Kamar Kamar
Isolasi Lt.III Isolasi Tb Lt.V lt.I
Storing
TPS I P S RS R.DINAS
U

Kantin
R.DINAS

ASRAMA PUTRI

Akademi Kebidanan

Akademi Kebidanan
PEGAWAI
R.DINAS
ASRAMA R.DINAS
PUTRA
PEGAWAI
R.DINAS
I F PJ R.DINAS

Jabatan

Rumah
Dinas
DESIGN BY :
J A L UR BDenah
A NT U AJalur
N D AEvakuasi dan
N E V A K UA Jalur
S I INT E RBantuan
NA L D IS A S T E R

FA TM A W A TI
R U M A H S A K IT U M U M P U S A T
J A K A R T A
G UDANG

PEGAWAI
ASRAMA PUTRI

G ENS TR ST.O

S KYLA B & DIKLIT 2 lt


GENSTR ST.I

B RI &
TUR
A TM
AMALIRIS

IGD ICU
NICU PICU
MA NAGE R
I P S RS

DUTY
IFPJ

Jaga
V ila
S toring

S TE RILISA S
IBS/

CEU

JO G ING
TRACK
DAR AH
BA NK

P.W IJYA K USUMA


RUAN G TU NGGU

G AM BAR :
Cath lab

B LO K P LAN
Akademi Kebidanan
P rof.SO ELA RTO 6 lt

PAVILIUN ANGGREK KUSUMA


EX.WIJYA
IRNA TERATA I

Akademi Kebidanan
G RIYA HUS ADA

EXECUTIF 2 lt

B
Jabatan EX.PERPUS BEDAH
Dinas Kantin
Rumah

RAW A T JA LAN
G D.INDUK

INSTALASI
A
Rencana Pembangunan
M ASJID

Gedung Penunjang
PE GAW AI

B
A SRAM A
PUTR A

RADIO LOG I

FAR M AS I
LAS

LAB

IRM
dan Keperawatan HIDROTERPY

IRM
R .DINAS
R .DINAS

R.DIN AS

R .DINAS

R.DIN AS

R .DINAS

IP A
DE SIG N B Y :

SATPAM TERAPY
LABORATORIUM REHAB JANTUNG
DOKUPASI

A SK ES

G ENS TR ST.II
RUANG MELATI
U

ZONA INTERNAL DISASTER


A = ZONA UTARA ( Gd.Induk,IRD ,CEU ,IBS ,LAB,RADIOLOGI,FARMASI,IRJ dan Diklit
B = ZONA SELATAN ( IGH,PAV ANGGREK,PROF SOELARTO,TERATAI,AKPER,GIZI ,ISSB,RT,ISP dan IPS RS
JALUR BANTUAN = HIJAU
JALUR EVAKUASI = MERAH

b. Pada penilaian risiko dan Inspeksi Pengamanan Kebakaran dilakukan dengan cara :
 buat ceklis inspeksi khususnya untuk area risti kebakaran di RS
 kelompokkan siapa yang melakukan asesmen, apa yang diases, dimana dilakukan
asesmen, kapan dilakukan dan dengan cara apa melakukan asesmen, bagaimana
pendokumentasiannya, untuk how bisa dituangkan kedalam prosedur

1. Pemantauan Larangan Merokok


Pemantauan larangan merokok merupakan suatu upaya pengawasan atau
pemantauan terkait dengan pengamanan kebakaran dan ini untuk memastikan
kepatuhan terhadap pemberlakuan peraturan yang ada. Dan ini tentunya perlu
dukungan dari semua lapisan.

2. Pemantauan Bahaya Potensial


Pemantauan bahaya potensial yang dilakukan terkait dengan berbagai aspek
bahaya seperti fisik / fisika, biologi, kimia, ergonomi, psikologi, elektrikal dan
mekanikal. Untuk kemudian dinilai dan dianalisa untuk dampak yang akan
ditimbulkan serta membuat rekomendasi untuk mengatasinya.

3. Uji Fungsi Fasilitas Pengamanan Kebakaran


Uji fungsi ini dilakukan terhadap beberapa fasilitas kebakaran yang dilakukan
dengan satuan kerja terkait. Uji fungsi dilakukan terhadap hidran, detektor asap
dan panas, sistem alarm, sistem komunikasi, lif kebakaran, jalur exit, lampu
emergency dan inspeksi terhadap jalur darurat baik itu berupa ramp atau tangga
darurat.

4. Safety Patrol
Safety Patrol adalah suatu upaya pengawasan atau pemantauan terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini merupakan salah satu cara untuk
memastikan apakah kesemuanya dijalankan dengan baik ?, namun ini juga perlu
dukungan dan kesadaran semua pihak, terutama pelaksana yang merupakan SDM
yang berkompeten dalam pelaksanaan K3 yang dijalankan. Di RSUP Fatmawati
pelaksanaan Safety Patrol merupakan program melekat dari Komite K3 yang
dilaksanakan seminggu sekali setiap hari kamis oleh seluruh anggota komite,

5. Ronde K3
Ronde Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan implementasi sistem
manajemen K3 di RSUP Fatmawati, Ronde K3 dilakukan terhadap seluruh
Instalasi dan Satuan Kerja yang berada di RSUP Fatmawati yaitu :
 ISP (Instalasi Sanitasi dan Pertamanan)
 Instalasi Gizi
 Bagian Rumah Tangga
 UTD (Unit Transpusi Darah)
 IGD (Instalasi Gawat Darurat)
 IRJ (Instalasi Rawat Jalan)
 IRI (Instalasi Rawat Instensif)
 Instalasi Radiologi dan Kedokteran Nuklir,
 IP2K (Instalasi Pemeriksaan & Pelayanan Khusus
 Instalasi Patologi
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Pengolahan Data Elektronik
 Instalasi Rekam Medis & Informasi Kesehatan
 IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit)
 ISSB (Instalasi Sterilisasi Sentral & Binatu)
 IFPJ (Instalasi Forensik & Perawatan Zenajah)
 Paviliun Anggrek
 IRNA A (Instalasi Rawat Inap A)
 IRNA B (Instalasi Rawat Inap B)
 IRNA C (Instalasi Rawat Inap C)
 IBS (Instalasi Bedah Sentral)
 Instalasi Rehabilitasi Medis
 CFC + Dunkin Donnut
 Kopersi + Toko Koperasi
 Bengawan Coffe
 Kantin De Hospital
 Kantin IRJ
 AKPER (Akademi Keperawatan)

6. Program strategi Pengamanan Kebakaran yang dapat


dicegah

a. Ronde K3
Ronde Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang dilaksanakan satu minggu sekali
setiap hari Rabu. Pelaksanaan Program Ronde K3 membutukan motivasi dan
komitmen dari top management dari pemimpin diseluruh jajaran di RSUP Fatmawati,
staf dan anggota tim tanpa memandang posisi jabatannya, harus merasa mampu untuk
berbicara apabila mereka merasa apa yang mereka kerjakan tidak aman dan selamat,
kondisi lingkungan kerja tidak aman dan selamat. Jadi Ronde Kesehatan dan
Keselamatan Kerja adalah suatu tranformasi budaya. Perubahan budaya yang
diharapkan adalah; Budaya tidak menyalahkan, Budaya pelaporan, Budaya
pembelajaran dan Budaya kerja yang aman. Dimana POA Ronde K3, Jadwal
pelaksanaan serta formulir ronde K3 sudah termasuk di dalam safety plan ( FMS 4 ).

b. Safety Patrol dilaksanakan satu minggu sekali setiap hari jum’at dan untuk formulirnya
sudah ada pada safety plan ( FMS 4 ).
pelaksanaan safety patrol di RSUP Fatmawati dibagi menjadi 3 zona pemantauan;
 Sisi utara yang memantau lokasi yang berbatasan dengan Jl. Simatupang,
diklit IRJ, IRM, Radiologi , dan LAS serta lingkungan sekitarnya.
 Sisi tengan mematau lokasi gedung induk, IGD, IBS, AKPER, VIP, IGH,
bangunan 6 lantai dan lingkungan sekitarnya
 Sisi selatan memantau lokasi dari IFPJ, Asrama putra/ putri kantin de hospital,
IPSRS, ISP, Gd Teratai Gd. GPS, GIZI, serta lingkungan sekitarnya.
Konsentrasi pemantauan pada pelaksanaan safety patrol adalah ;
 Sarana proteksi kebakaran dan jalur evakuasi serta penyelamatan jiwa ; yang
terdiri sarana proteksi kebakaran baik aktif maupun pasif
 Bangunan gedung ; kondisi mekanikal dan elektrikal, ada tidaknya kebocoran ,
potensi runtuhan atap, dan kondisi tidak semestinya lainnya
 Lingkungan; lingkungan tempat kerja baik yang berada didalam banguinan
maupun diluar bangunan, termasuk didalamnya saluran buangan limbah dan
jalur distribusi air bersih
 Alat kerja ; pementauan terhadap peralatan yang digunakan baik terkait
peralatan medis maupun peralatan teknik lainnya.
 Prosedur kerja; melihat aktifitas pekerja apakah sesuai dengan prosedur kerja
yang aman baik untuk dirinya maupun untuk pasien/ orang lain yang berada
disekitarnya.
 APD; kepatuhan pengunaan alat pelindungi diri sesuai ketentuan dan prosedur
aman.

c. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko K3/ Hazard Identification Risk


Assessment and Determining Controls (HIRADC).
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko K3 adalah suatu proses/ tatacara untuk
menguraikan identifikasi semua bahaya K3 dan penilaian tingkat risiko masing-masing
bahaya diseluruh kegiatan pelayanan, penunjang dan administrasi di RSUP Fatmawati.
Adapun lingkup kegiatan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko K3 meliputi dari
kegiatan Identifikasi Bahaya sampai dengan penetapan pengendalian.
 Jenis Risiko, Keparahan, kemungkinan, Pengendalian dan kepedulian dalam
Identifikasi Bahaya sudah termasuk dalam safety plan ( FMS 4 ) yang didalamnya
terdapat penjelasan, alur pembuatan serta formulir.

d. Pemantauan larangan merokok di lingkungan RSUP Fatmawati yang dilakukan


bersama satuan kerja terkait.  siapa yang melakukan monitoring? Bagaimana
dokumentasi monitoring?

7. Program strategi Pengamanan Kebakaran secara aktif


 deteksi dini masuk ke strategi reduksi risiko,

a. Deteksi dini terhadap potensi bahaya kebakaran adalah suatu upaya yang
dilakukan untuk mengetahui sumber potensi bahaya kebakaran yang terjadi di
lingkungan RSUP Fatmawati. Dilaksanakan secara terkoordinasi dengan seluruh
satuan kerja terkait, baik di dalam dan di luar RSUP Fatmawati (Dinas Pemadam
Kebakaran dan Penanggulangan Bencana) setempatKegiatan deteksi dini dan
pencarian sumber kebakaran dimulai sejak diketahuinya deteksi dini adanya potensi
bahaya kebakaran sampai adanya pernyataan aman secara tertulis oleh pihak yang
berwenang dalam hal ini Suku Dinas pemadam kebakaran Jakarta Selatan.

2. Pelaporan segera oleh orang pertama yang melihat tanda potensi bahaya
kebakaran (Asap, Panas, Percikan Api, Bunyi/ tanda Alarm) kepada :
 Ka. Satuan Kerja tempat kejadian (didalam jam kerja).
 Duty Manager (diluar jam kerja).
 Nomor-nomor Penting Yang Dapat Dihubungi :
a. Intern RSUP Fatmawati (021) 7501524, 7660552
 Duty Manager Ext.1638 Hp.085959382708 (*8600)
 DutyNurse Ext.1659 Hp.081288903001 (*8597)
Hp.081288903002 (*8598)
 Dokter jaga Ruangan Ext.1463 Hp.081288903003 (*8603)
 Pos Satpam Ext. 1356
 Operator Telpon Ext. 1500 / 0
 Storing Ext. 3086
b. Diluar Rumah Sakit
 PLN 123
 Polisi (021) 5250110 / 3857974
Ext. 110,112, 525
3. Pencarian secara simultan terhadap sumber tanda potensi kebakaran terintegrasi
oleh seluruh pihak terkait (Satpam, IPSRS, PJ. Ruangan).
4. Pelaksanaan tindak lanjut hasil pencarian
a. Diketahui sumber tanda potensi kebakaran ( mengacu pada Prosedur Tetap
Pengendalian dan Penanggulangan Kebakaran ).
b. Tidak diketahui sumber tanda potensi kebakaran :
 Segera minta bantuan ”Pengecekan Sumber Potensi Kebakaran” oleh
penanggung jawab ruangan secara simultan melalui telepon kepada IPSRS,
K3, Duty Manajer ( diluar jam kerja ) dan Suku Dinas Pemadam Kebakaran
Jakarta Selatan
 Pemantauan respon Suku Dinas Pemadam Kebakaran oleh K3 ( dalam jam
kerja ) dan Duty Manajer ( di luar jam kerja ) untuk memastikan kedatangan
petugas Suku Dinas Pemadam Kebakaran. Melalui No. Telpon (021) 7694519,
7515054 didalam jam kerja oleh Ka. Satuan Kerja / K3 dan diluar jam kerja
oleh Duty Manager.
5. Pernyataan / Rekomendasi tertulis oleh Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta
Selatan tentang kondisi aman terkendali.

Alur Dalam Jam kerja

ORANG PERTAMA
Yang melihat api /
kebakaran

Lapor kepada
Ka. Unit Kerja

Mengaktifkan tim balakar Menghubungi Satpam, Su Din. Pemadam


di Unit Kerja IPSRS ,KKRS, JakSel

Mencari sumber
potensi kebakaran
dgn membawa
APAR

Sumber potensi Sumber potensi


kebakaran kebakaran TDK
ditemukan ditemukan

Merujuk ke Protap Rekomendasi dari


Pengendalian dan Dinas Pemadam
Penanggulangan
Kebakaran

Laporan Kejadian
Kebakaran oleh Selesai
pihak terkait & Dinas
Pemadam
Kebakaran

Selesai
Alur Diluar Jam Kerja

ORANG PERTAMA
Yang melihat api / kebakaran

Lapor kepada
PJ. Unit Kerja

Mengaktifkan tim balakar Menghubungi Satpam, Lapor kepada


di Unit Kerja Storing Duty Manager

Su Din. Pemadam
JakSel

Mencari sumber
potensi kebakaran
dgn membawa
APAR

Sumber potensi Sumber potensi


kebakaran kebakaran TDK
ditemukan ditemukan

Merujuk ke Protap Rekomendasi dari


Pengendalian dan Dinas Pemadam
Penanggulangan
Kebakaran

Laporan Kejadian
Kebakaran oleh Selesai
pihak terkait & Dinas
Pemadam
Kebakaran

Selesai
TATA LAKSANA DETEKSI DINI & PENCARIAN SUMBER
POTENSI KEBAKARAN DI RSUP FATMAWATI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUP FATMAWATI
………………………. ……………………… 5 / 5

Formulir Laporan

PENCATATAN DAN PELAPORAN KEJADIAN


KECELAKAAN KERJA, KEBAKARAN DAN BENCANA

KOMITE KESELAMATAN RUMAH SAKIT


RSUP FATMAWATI

Bulan : ……………………………………. Tahun : ……………………………………


Nama korban &
No. Hari / Tanggal / Jenis kejadian Kerugian Keterangan
jam / tempat & BAP Kerusakan
kejadian

Jakarta, ...............................
Yang Membuat laporan

__________________________
NIP. ...................................

b. Pelaporan Internal – Ekternal Insiden dan Investigasi Selain Pasien :


Pelaporan Insiden adalah awal proses pembelajaran untuk mencegah kejadian yang
sama terulang kembali. Kejadian yang dilaporkan terdiri dari kejadian yang tidak
diharapkan, kejadian nyaris cidera, kejadian tidak cidera dan kejadian potensial cidera,
semua kejadian yang dilaporkan terkait karyawan, pengunjung, keluarga pasien serta
fasilitas yang berpotensi bahaya.
Sistem pelaporan insiden di RSUP Fatmawati meliputi kebijakan alur pelaporan,
formulir pelaporan dan protap pelaporan.
Laporan insiden dibuat oleh semua staf RS yang pertama menemukan kejadian atau
semua staf yang terlibat dalam kejadian atau staf yang mendapat laporan dari pihak
lain seperti tamu atau pengunjung. Insiden yang dimaksud adalah insiden yang
melibatkan karyawan atau pihak lain selain pasien, dan juga kejadian yang termasuk
dalam kondisi darurat (Emergency).
Alur Laporan Insiden Selain Pasien dan Formulir Laporan Insiden Selain Pasien sudah
termasuk dalam Safety Plan ( FMS 4 ).

c. Simulasi Bencana yang terkait dengan bencana kebakaran yang dilakukan secara
rutin setahun sekali. Dimana simulasi ini dilakukan untuk mengetahui kesiapsiagaan
terhadap bencana kebakaran di RSUP Fatmawati.

d. Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran adalah suatu upaya yang dilakukan


untuk mengatasi kejadian kebakaran yang terjadi di lingkungan RSUP Fatmawati.
Dilaksankan secara terkoordinasi dengan seluruh satuan kerja terkait, baik di dalam
dan di luar RSUP Fatmawati. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah terhadap
kemungkinan bahaya kebakaran Menyelamatkan pasien dan karyawan serta harta
benda Penanggulangan bahaya kebakaran merupakan tanggung jawab seluruh
karyawan mulai dari tingkat manajemen sampai dengan pelaksana di ruangan
Pencegahan dan penanggulangan bencana dari dalam dan dari luar rumah sakit
dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.

Ketentuannya adalah :

 Sistim Siaga
Siaga ialah tingkat kewaspadaan, pengendalian komando sesuai dengan sifat dan
tingkat kebakaran yang terjadi, dibagi dalam :

o Siaga I :
Tingkat kebakaran sudah sulit diatasi, melibatkan dinas Kebakaran DKI Jaya
dan Kepolisian / Koramil
Komando pada siaga I diambil alih komando Dinas Pemadam Kebakaran DKI
Jaya yang dibantu oleh Unsur Kepolisian dan tim Balakar RSUP Fatmawati
Direktur Utama RSUP Fatmawati selaku komandan siaga II membantu
komandan Dinas Pemadam Kebakaran dalam pengaturan evakuasi dan
penyelamatan pasien atau petugas yang mengalami cidera
o Siaga II :
Tingkat kebakaran sudah membesar dan melibatkan unit kerja lain
Komando pada siaga II dilaksanakan oleh Direktur Utama RSUP Fatmawati
atau pejabat setingkat dibawahnya yang mempunyai kewenangan untuk
mengerakkan semua sumber daya yang ada di RSUP Fatmawati
o Siaga III :
Tingkat lokal / setempat di satu unit kerja
Komando pada siaga III dilaksanakan oleh kepala unit kerja tempat kejadian
kebakaran selaku Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran unit
tersebut dengan berkoordinasi dengan KKRS (Sub Komite K3 - Supervisor
Penanggulangan Kebakaran ) selaku penanggung jawab tim Balakar

Sistem Komunikasi
- Pada saat terjadi kebakaran, sistem komunikasi terpusat dibawah
kendali Instalasi Pemasaran dan Humas berkoordinasi dengan petugas Satuan
Keamanan (Satpam) di lapangan dan pos satpam
- Petugas operator telepon berkewajiban membatasi percakapan
yang masuk dan keluar RSUP Fatmawati dan memonitor jalannya upaya
pemadaman dan mengadakan komunikasi terus menerus dengan petugas di
lokasi kebakaran
- Aktivasi komunikasi dalam pengendalian dan penanggulangan
kebakaran dilakukan segera setelah menerima berita adanya kebakaran dari satu
unit atau dilakukan dengan aktivasi manual alarm (manual glass break / manual
call poin) atau begitu mendengar bunyi alarm dari detektor panas / asap
- Aktivasi dilakukan dengan cara memberitahukan kepada seluruh
anggota tim balakar melalui alat komunikasi yang ada : Alarm, Telepon, Handy
talky, Telepon selluler, Paging sistem (sesuai dengan kode yang disepakati /
Prosedur yang berlaku)

Daerah Rawan Kebakaran


Daerah rawan kebakaran adalah daerah atau unit kerja yang memenuhi kriteria
rawan terjadinya resiko kebakaran, baik karena penyalaan sendiri maupun akibat
kelalaian petugas, yaitu :
o Unit kerja dengan peralatan listrik tegangan tinggi :
Instalasi Radiologi
o Unit kerja dengan peralatan listrik sebagai alat bantu utama bagi pasien :
Instalasi Bedah Sentral, ICU, CEU, HCU, Haemodialisa
o Unit kerja di tempat mana disimpan / digunakan bahan-bahan yang mudah terbakar
: Gudang Farmasi, Gudang Rumah Tangga, Gizi, Ruang Boiler, Ruang Generator,
Pool Kendaraan
o Unit kerja dengan ketergantungan pasien yang tinggi : ICU, CEU, HCU, .
o Unit kerja dengan pasien berprilaku menyimpang : Ruang Perawatan Jiwa, Ruang
Perawatan Syaraf

Prosedur
 Pemadaman sedini mungkin dengan alat yang tersedia seperti : Handuk basah,
Karung basah, APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan lain-lain, oleh petugas yang
sedang bertugas pada saat pertama kali melihat api
 Permintaan bantuan satpam oleh petugas / penanggung jawab dinas melalui
telpon 021-7501524, 7660552 pesawat 1356 jika api tidak dapat dipadamkan
 Komando dilaksanakan sesuai dengan tingkat siaga :
o Pada siaga III oleh kepala unit kerja tempat kejadian berkoordinasi dengan
KKRS-Sub Komite K3 (Supervisor bencana kebakaran) atau penanggung
jawab dinas (diluar jam kerja) berkoordinasi dengan Duty Manajer
o Pada siaga II oleh KKRS - Sub Komite K3 (Supervisor penanggulangan
bahaya kebakaran) atau Duty Manager diluar jam kerja
o Pada siaga I diambil alih oleh Komandan Dinas Pemadam Kebakaran,
Komandan siaga II membantu Dinas Pemadam Kebakaran dalam pengaturan
evakuasi dan penyelamatan pasien atau petugas yang mengalami cidera
 Petugas / penanggung jawab dinas menghubungi :
- Ka. Instalasi, Satpam, Operator telepon, storing, KKRS (didalam jam kerja)
- Duty Manager, Duty Nurse (diluar jam kerja)
 Pemadaman api oleh petugas satpam dan regu balakar sesuai dengan prosedur
dan manual pengunaan APAR / Hydran
 Permintaan bantuan kepada Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan atas
instruksi komandan siaga : KKRS (didalam jam kerja) atau Duty Manager (diluar
jam kerja) melalui operator telpon / satpam
 Pemadaman aliran listrik selama kebakaran oleh petugas storing sesuai dengan
prosedur dan manual yang berlaku
 Pemindahan / Evakuasi pasien dan barang-barang lainnya ke tempat yang lebih
aman oleh petugas yang sedang dinas saat terjadi kebakaran atas perintah
komando siaga
 Semua keterangan tentang kejadian kebakaran hanya dapat dikeluarkan oleh
Instalasi Pemasaran dan Humas dengan seijin pimpinan Rumah Sakit
 Semua kegiatan dilakukan pencatatan sesuai dengan unit kerja masing-masing
untuk digunakan sebagai bahan evaluasi dan laporan

Nomor-nomor Penting Yang Dapat Dihubungi :


 Intern RSUP Fatmawati (021) 7501524, 7660552
o Duty Manager Ext. 1638
Hp. 085959382708 (*8600)
o Duty Nurse Ext. 1659
Hp. 081288903001 (*8601)
Hp. 081288903002 (*8602)
o Dokter jaga teratai Ext. 1463
Hp. 081288903003 (*8603)
o Pos Satpam Ext. 1356
o Operator Telpon Ext. 1500 / 0
o Storing Ext.1451
 Diluar Rumah Sakit
o Posko Crisis Center DKI (021) 3822212, 3500000, 386202
Fax : (021) 3862022 / 3823412
SMS : 0811920203
o Ambulan 118
o Pemadam Kebakaran 113, 344,1309, 7505
o PLN 123
o Jalan Tol 801, 1735
o SAR 115, 550, 1111, 2111
o Polisi (021) 5250110 / 3857974
Ext. 110,112, 525
PMI (021) 3906666 / 7992325

Alur Jika terjadi Kebakaran

ORANG
ORANG PERTAMA
PERTAMA
Yang melihat api /
yang melihat
kebakaran
api / kebakaran

Bunyikan Alarm Lapor kepada


dan mengambil PETUGAS Ka.Ru /
APAR TERDEKAT Pj.Dinas

Upayakan
Pemadaman sedini Menghubungi Satpam,
mungkin bila perlu Ka.SatKer lokasi
minta bantuan kebakaran, Operator,
SATPAM Storing, K3, Duty
Manager, Duty Nurse

YES
NO

Api Padam
Komando Siaga
:
KKRS, Duty
Manajer,
Tindakan melalui
Evakuasi Oleh Tim Medis Operator
Ka.Ru / Pj. F1 telepon
Dinas / DN

TEMPAT EVAKUASI Dinas Pemadam


Selesai JakSel

Selesai API PADAM

Selesai

e. Pekerjaan Api Terbuka


Pekerjaan Api Terbuka ( Hot Work ) adalah pekerjaan/ aktivitas yang dapat
menghasilkan percikan api atau pancaran panas, seperti pengelasan, grinder,
pemotongan logam. Penanggung Jawab adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap pekerjaan panas dan mampu menggunakan peralatan pemadam. Prosedur
pekerjaan api terbuka adalah mengatur tata cara dalam melakukan pekerjaan yang
berhubungan dengan panas atau dengan menggunakan api sebagai langkah preventif
terhadap bahaya kebakaran dan gangguan kesehatan serta keselamatan kerja di area
RSUP Fatmawati.
 Pengklasifikasian area bahaya, terutama pada area produksi adalah daerah
dimana pekerjaan pada api terbuka ( Hot Work ) memerlukan izin.
 Pemberian izin dikeluarkan setelah terlebih dahulu diinspeksi oleh pemberi izin
yang terkait.
 Pekerjaan yang dilakukan lebih dari satu hari, maka pemberi izin harus memeriksa
setiap kali pekerjaan akan dilakukan dengan melengkapi form di halaman 2.
 Penanggung Jawab harus selalu berada di lokasi selama pekerjaan Hot Work dan
30 menit setelah pekerjaan selesai.
 Penanggung Jawab dilarang membantu pekerjaan Hot Work.
 Pekerjaan pada api terbuka dilakukan oleh karyawan yang harus telah dilatih.
 Penerangan pada tempat pekerjaan Hot Work harus cukup.
 Perhatikan ventilasi udara dan bahaya jatuh.
 Pembebasan area sekitar pekerjaan Hot Work untuk memudahkan pemadaman
kebakaran bila diperlukan.
 Pemberian Jarak antara pekerjaan Hot Work dengan lokasi material yang bahaya/
mudah terbakar adalah 5 meter. Bila tidak memungkinkan material harus dibatasi
dengan karung basah atau triplek.
 Pekerjaan Hot Work dianggap selesai bila tidak ada lagi benda yang panas, semua
peralatan dikembalikan, tanda bahaya api dan pelindung dicabut, tempat
dibersihkan & dirapikan dan tempat kerja dikembalikan seperti semula atau seperti
yang direncanakan.
 Penandatanganan izin oleh Penanggung Jawab dilakukan oleh IPSRS dan setelah
menyetujui status pekerjaan yang telah selesai maka mengembalikan izin tersebut
ke KKRS.

PEKERJAAN API TERBUKA


DI RSUP FATMAWATI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUP FATMAWATI
……………… 0 2/4
Mulai

Persiapan peralatan dan


perlengkapan kerja

Persiapan Alat Pelindung diri &


Keselamatan kerja

Ijin Kerja Panas

Apakah Tidak
lengkap &
aman ?

Ya
Pekerjaan Dimulai

Selesai
PEKERJAAN API TERBUKA
DI RSUP FATMAWATI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUP FATMAWATI
……………… 0 3/4

Formulir Izin Pekerjaan Panas

IJIN PEKERJAAN PANAS

No.: …………………………….. Tanggal: …………………………


Pemohon Ijin :…………………………………………..NIK ………………………………….
Jenis & Uraian Pekerjaan :…………………………………………..
Lokasi Pekerjaan : …………………………………………………………………………………...
Mulai dikerjakan : Tanggal …….………………………..
Waktu Pengerjaan : pk .………………s.d ….……………
Dikerjakan Oleh :
Nama Satker Nama Satker

Penanggung Jawab : …………………………………………


Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa pekerjaan panas sudah dapat dimulai
dan seluruh pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan checklist pemeriksaan,

Pemohon, Mengetahui, Penangung Jawab Menyetujui,


Atasan yang
bersangkutan

( ) ( ) ( ) (KKRS-K3)

Pembatalan Izin / Setelah izin Kerja Panas

Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa seluruh pekerjaan panas telah
berakhir dan seluruh peralatan serta area telah dirapikan seperti sediakala,

Pemohon, Mengetahui, Penanggung Jawab Menyetujui,


Atasan yang
bersangkutan

( ) ( ) ( ) (KKRS-K3)

Tanggal: Jam :
PEKERJAAN API TERBUKA
DI RSUP FATMAWATI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUP FATMAWATI
……………… 0 4/4

Formulir Pemantauan Terhadap Pekerjaan Panas

KOLOM PENGECEKAN HARIAN


Tanggal:

OK Peralatan Pemadam Api TR


APAR / Karung Goni Basah
Alarm System
Catatan Tambahan :
Fire Hydrant

OK Pekerjaan Panas TR
Peralatan pekerjaan panas (welding, grinding)
Sambungan listrik dan gas

OK Area Sekitar (5 m) TR
Bahan / cairan mudah terbakar harus disingkirkan atau ditutup
dengan karung goni basah / metal / triplek
Lantai harus bebas dari debu bahan yang mudah terbakar, bila
masih ada sapu lantai hingga bersih
Akses karyawan harus terhindar dari percikan api, halangi
percikan api denga menggunakan triplek / metal.
Pasang sign untuk memberikan informasi mengenai pekerjaan

OK APD TR
Sarung tangan tahan api
Googles
Celemek Las
Perlindung pernafasan

OK
Akhir pekerjaan TR
Peralatan kerja panas telah dirapikan
Area Kerja panas telah dirapikan
APAR telah diletakkan di tempatnya
APD telah diletakkan ditempatnya
Penaggung Jawab IPSRS Komite K3
Pekerjaan

( ) ( ) ( )

f. Respon Terhadap Sistim Alarm  respon time brp lama?? –bisa menjadi data
monitoring kinerja dan dievaluasi tahunan
Sistem Alarm/ Tanda Bahaya Kebakaran adalah komponen yang dirangkai untuk
memberikan peringatan secara dini baik kepada pasien dan keluargan serta petugas
bila terjadi kebakaran di suatu tempat di RSUP Fatmawati. Respons terhadap Sistem
Alarm adalah reaksi cepat Petugas sejak mengenali adanya tanda bahaya melalui
fungsi sistem alarm hingga terlaksananya aktifasi Penanggulangan Bahaya Kebakaran.
 Pengenalan Bunyi Sistem Alarm oleh Petugas
 Pengecekan sumber detektor di lokasi asal bunyi alarm, bila didapati alarm palsu
(False Alarm) :
- sampaikan kepada karyawan/ pengunjung disekitar alarm yg berbunyi, untuk
menghindari kepanikan
- segera lapor pihak ketiga (kontrak servise) proteksi kebakaran melalui KKRS
untuk melakukan investigasi penyebab alarm palsu dan tindak lanjunya ( usulan
perbaikan)
 Pemadaman segera jika terlihat ada api / asap, lakukan pemadaman dengan
menggunakan APAR yang terdekat yang tersedia.
 Pelaksanaan aktifasi Penanggulangan Bahaya Kebakaran sesuai Prosedur Tetap
Pengendalian dan Penanggulanan Kebakaran jika api tidak padam
 Pembuatan Laporan kepada Direksi melalui KKRS.

g. Pemeliharaan APAR
APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ) adalah alat pemadam kebakaran yang ringan
serta mudah digunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal terjadi
kebakaran. Pemeliharaan APAR adalah suatu upaya dimana kegiatan pemeliharaan
APAR dapat dilaksanakan secara kontinyu dan berkala oleh seluruh satuan kerja agar
siap digunakan pada pemadaman sedini mungkin apabila terjadi kebakaran.
 Pemeliharaan setiap enam bulan sekali, dilakukan oleh penanggung jawab K3 di
unit kerja / staf Sub Bagian Rumah Tangga
 Pengecekan berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya
tekanan dalam tabung, rusak atau tidaknya pengaman cartridge atau
tabung bertekanan dan mekanik penembus segel
 Pengecekan bagian-bagian luar dari tabung tidak boleh cacat
termasuk handel dan segel harus selalu baik
 Pengecekan mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar
yang terpasang tidak boleh retak atau menunjukan kerusakan
 Pengecekan tanggal kadaluwarsa APAR
 Penguraian serbuk dalam tabung dengan cara membalikkan tabung
berulang-ulang (untuk jenis powder / serbuk) agar serbuk tidak
menggumpal
 Penimbangan tabung, dan apabila berat tabung berkurang 10% dari
berat tabung yang tertera, segera diisi ulang (untuk jenis CO2 dan
jenis halon )
 Pelaporan ke Sub Bag.Rumah Tangga apabila ada kerusakan / sudah
kadaluwarsa
 Pendokumentasian hasil pemeliharaan APAR, sesuai dengan formulir
yang tersedia

KOMITE KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA RUMAH SAKIT


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI
KARTU PEMELIHARAAN APAR

HARI PETUGAS
NO. JAM KONDISI PEMELIHARAAN
TGL NAMA TTD
1.
2.
3.
4.
5.
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
FATMAWATI

TTD

KA. KOMITE K3 RUMAH SAKIT


h. Pemeliharaan Hydran

i. Pemantauan Pembangunan dan Renovasi Gedung

8. Tanggung jawab Komite K 3


Komite K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja ) RSUP Fatmawati bertanggung jawab
terhadap terlaksananya program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di lingkungan
RSUP Fatmawati.

9. Monitoring data  sebutkan quality measures yang mau dinilai, kapan data
dikumpulkan, diagregasi, bagaimana struktur melaporkan, proses melaporkan dan berapa
sering melapor (jadwal), bagaimana alur data dan hasil analisa dikirim ke safety
committee (K3),
Dokumentasi data setiap kegiatan terkait pengamanan kebakaran dianalisa dan ditindak
lanjuti sebagai bahan rekomendasi terhadap pihak manajemen untuk melakukan
perubahan dan perbaikan terhadap fasilitas terkait keselamatan dan keamanan sesuai
dengan standar dan peraturan yang berlaku.

10. Pelatihan (kelompokkan antara edukasi & pelatihan)


a. Karyawan ;
i. Kawasan Dilarang Merokok  edukasi:
Disampaikan berupa spanduk, Pamflet, flyer dan rambu-rambu larangan merokok
yang berisi larangan merokok, akibat-akibat yang dapat ditimbulkan dari bahaya
merokok, sanksi yang akan diberikan ( berupa teguran langsung ).
ii. Pelatihan K3 RS, yang dilakukan terhadap karyawan adalah Pelatihan K3
Rumah Sakit yang diselenggarakan satu tahun sekali dengan sasaran seluruh
perwakilan Satuan Kerja sebagai penangung jawab pelaksanaan K3 di area kerjanya.
iii. Materi Pelatihan K3 RS
1. Kebijakan K3RS
2. Penerapan Ergonomi di RS
3. Pengenalan Penyakit Akibat Kerja (PAK) & Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
4. K3 pada Sarana & Prasarana RS
5. Pengelolaan dan penanganan B3 serta limbahnya
6. Respon Emergensi  respon fire?, alur evakuasi?, penggunaan alat evakuasi?
7. Stres Psikologis
8.

 Pelatihan Balakar RS, dilakukan terhadap karyawan adalah pelatihan dan


workshop Balakar yang diselengggarakan 2 kali dalam satu tahun dengan sasaran
pada tim pemadam di regu keselamatan dan juga karyawan di seluruh satuan kerja
ditambah dengan perwakilan dari karyawan outsourcing / kontraktor.
 Materi Pelatihan Balakar
1. Teori Api
2. Teori APAR dan Hidran
3. Sistem Komunikasi
4. Work Shop Pemadaman Kebakaran ( Pemakaian Karung goni, APAR, APAB dan
Hidran )
 Pelatihan MSDS dan Workshop APAR
1. Teori B3
2. Teori API
3. Teori APAR
4. Work Shop B3 dan Penggunaan APAR - PASS

b. Vendor, Contractor, dll


i. Kawasan Dilarang Merokok :
Disampaikan berupa spanduk, Pamflet, flyer dan rambu-rambu larangan merokok
serta akibat-akibat yang dapat ditimbulkan dari bahaya merokok.
ii. Safety Talk :
Safety Talk disampaikan kepada pekerja proyek kontraktor yang sedang
berlangsung , dilaksanakan setiap awal pekerjaan, biasanya pekerja proyek
kontraktor berganti setiap 1/ 2 minggu sekali.
Materi safety tolk ;
 kebijakan dan prosedur terkait keselamatan
 kepatuhan dan keharusan pekerja/ kontraktor mematuhi peraturan terkait K3
 kepatuhan pengunaan APD saat bekerja.
 Kepatuhan terhadap pengamanan kebakaran ( ketersediaan fasilitas dan SDM )
iii. Rapat koordinasi ;
Mengikuti rapat koordinasi bersama satuan kerja terkait bersama pihak kontraktor
guna memberikan masukan dan saran terkait permasalahan pengamanan kebakaran
( contoh : pekerjaan api terbuka : cutting dan welding ) pada proyek pembangunan
atau renovasi yang sedang berjalan

c. Pasien
i. Memberikan informasi kepada pasien tentang pengamanan kebakaran
seperti fasilitas yang tersedia dan peruntukannya ( jalur exit, jalur evakuasi, titik
kumpul aman, letak APAR )
ii. Flyer Safety Breafing yang berisi jalur evakuasi dan titik kumpul pada
kondisi darurat.
iii. Flyer Larangan Merokok yang berisi larangan merokok dilingkungan
rumah sakit.
iv. Denah jalur evakuasi ; yang berada disetiap kamar pasien terletak
disamping pintu keluar.

11. Evaluasi tahunan  terhadap data yang ditentukan akan dimonitor, missal: data inspeksi
APAR, data monitoring kinerja, temuan saat pelatiahn, review sasaran program,
rekomendasi progam
Evaluasi terhadap seluruh program, fasilitas, sarana dan prasarana dan kegiatan
pengamanan kebakaran yang telah berjalan dan yang tidak dapat dilakukan karena
sesuatu hal, serta informasi terhadap risiko dari keselamatan dan keamanan serta
pelaksanaan pelatihan yang telah berjalan, hal ini guna review terhadap tujuan dan
rencana program ditahun yang akan datang

Beberapa SK, Prosedur dan IK terkait dengan Pengamanan Kebakaran

1. SK RAMBU-RAMBU / TANDA-TANDA KHUSUS PENYELAMATAN JIWA


2. SK LARANGAN MEROKOK
3. SK SISTIM KOMUNIKASI
4. SK REGU KESELAMATAN RSUP FATMAWATI
5. SK FASILITAS/TEMPAT/DAERAH BERISIKO TINGGI DI RSUP FATMAWATI
6. SK PENETAPAN SISTEM ALARM KEBAKARAN SISITEM MENDETEKSI API / KEBAKARAN
SERTA PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI RSUP FATMAWATI
7. SK PENANGGULANGAN BENCANA RSUP FATMAWATI

a. Prosedur Penanggulangan dan Penanganan Bahaya Kebakaran  apakah sudah


mencakup prosedur pengelolaan logistic??
b. Prosedur Deteksi Dini Potensi Kebakaran
c. Prosedur Respon Terhadap Sistem Alarm
d. Prosedur Penggunaan Hydran
e. Prosedur Penggunaan APAR
f. Prosedur Pemeliharaan APAR
g. Prosedur Pekerjaan Api Terbuka
h. Prosedur Pemantauan Bahaya Potensial
i. Program Pemantauan Pembangunan dan Renovasi Gedung
j. Safety Patrol
k. Ronde K3
 prosedur evakuasi? Bagaimana alurnya, menggunakan alat evakuasi apa
REGULASI
1. Undang-Undang RI Nomor : 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang RI Nomor : 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3. Undang-Undang RI Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Undang-Undang RI Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Undang-Undang RI Nomor : 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana.
7. Permenaker No.Per/05/Men/1996 tentang Sistem manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja
8. SK Meneg PU no. 10/KPTS/2000 tentang ketentuan persyaratan teknis pengamanan terhadap
bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan
9. SK Meneg PU no. 11/KPTS/2000 tentang ketentuan persyaratan teknis Manajemen
penangggulangan Kebakaran di perkotaan
10. Badan Standarisasi Nasional (2000) tentang pencegahan kebakaran pada bangunan gedung 2000-
2001 menyangkut sistem hidran, sprinkler otomatis dan APAR
11. Perda 08 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
12. Kepmenkes 145 Tahun 2007 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana
13. Pergub 08 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Pergub No. 75 Tahun 2005 tentang Kawasan
Dilarang Merokok

Anda mungkin juga menyukai