Mセ セ M
KATA PENGANTAR
Kepada semua pihak yang telah ikut berperan serta dalam penyusunan
petunjuk teknis ini kami mengucapkan terima kasih, dan mohon masukan
untuk perbaikan di masa mendatang .
ii Petunjuk Teknis Rapid Health Assessment Dolam Bidong Kesehoton Ungkungon
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2. Penjelasan Pengisian Form Penilaian
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan untuk melakukan penilaian kesehatan lingkungan
secara cepat untuk menjamin pelaksanaan penanggulangan
kedaruratan dan bencana secara terencana , terpadu , terkoordinasi,
dan menyeluruh sebagai upaya melindungi masyarakat dari risiko
kedaruratan bencana .
2 . Tujuan Khusus
a. Mendapatkan gambaran tingkat kerusakan sarana kesehatan
lingkungan dan kebutuhan mendesak yang diperlukan untuk
tindak lanjut,
b. Mengetahui kebutuhan intervensi dan sumber daya kesehatan
lingkungan yang diperlukan
c. Mengetahui perkembangan dan efektivitas intervensi kesehatan
lingkungan yang dilaksanakan serta tindak lanjut untuk
pemulihan.
c. Sasaran
Sasaran petunjuk teknis adalah penanggung jawab, pengelola dan
pelaksana kesehatan lingkungan di pemerintah, pemerintah daerah ,
unit pelaksana teknis (UPD, pemerhati masalah kesehatan
lingkungan, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan pemangku
kepentingan lainnya.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penilaian kesehatan lingkungan secara cepat dalam
kedaruratan dan bencana ini meliputi :
1. Penyediaan air
2 . Pembuangan kotoran
3. Higiene sanitasi pangan
4 . Pembuangan sampah
5. Pembuangan air limbah
2 _ _ __ 1::::= PetunJuk Teknis RapId Health Assessment Da/am Bidang Kesehatan Lingkungon
6. Pengendalian vektor
7. Perilaku hidup bersih
8. Tempat pengungsian
E. Pengertian
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nona lam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia , kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis .
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan ,
angin topan, dan tanah longor.
3. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa nona lam yang antara lain
berupa gagal teknologi , gagal modernisasi , epidemi , dan wabah
penyakit.
4 . Bencana sosial ada lah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas, dan
teror.
5. Kedarutan adalah keadaan yang mengancam nyawa individu dan
kelompok masyarakat luas sehingga menyebabkan
ketidakberdayaan yang memerlukan respon intervensi sesegera
mungkin guna menghidari kematian atau kecacatan serta
kerusakan lingkungan yang luas.
6. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kejadian yang
dilakukan dengan segera pad a saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana .
4---E::=:': : Petunjuk Tekni5 RapId Health Assessment Dalam 8/dang Kesehatan Llngkungan
BAB II
PELAKSANAAN
B. Pengumpulan data
Kegiatan pengumpulan data merupakan kegiatan mendasar pada
penilaian kesehatan lingkungan dalam kedauratan dan bencana. Pada
suatu kejadian kedaruratan dan bencana kebutuhan informasi sangat
bervariasi sesuai tingkat kejadiannya, tetapi harus diperhatikan bahwa
tindakan segera perlu dilakukan. sesaat setelah kejadian. Informasi
yang dibutuhkan adalah gambaran awal sejauh mana dampak
kedaruratan dan bencana terhadap kesehatan lingkungan , dan
prioritas kebutuhan intervensi yang segera harus dilakukan,
misalnnya sarana air minum yang rusak atau yang masih bisa
dimanfaatkan , sumbersumber air yang bisa dimanfaatkan , sarana
1. Instrumen
Instrumen peng umpulan data yang digunakan dalam penilaian
kesehatan secara cepat, adalah berupa form wawancara atau
daftar tilik (ceklist). Data yang harus dikumpulkan antara lain:
a. Data umum :
1) Jenis kedaruratan dan bencana
2) Waktu kejadian
3) Lokasi
4) Perkiraan jumlah penduduk yang terkena
5) Luas wilayah yang terkena dampak
6) Sarana transportasi yang ada
2) Wawancara dengan responden
Wawancara wajib dilakakukan kepada, berbagai pihak,
seperti :
1) Perangkat desa/kelurahan dan tokoh masyarakat
2) Perangkat pemerintahan setempat
3) Petugas kesehatan
4) Petugas yang terlibat, LSM, badan2 yang menangani
kedaruratan
5) Individu, dan masyarakat yang terkena dampak
c. Pengambilan dan pemeriksaan sampel
Untuk menjamin keakuratan dan ketepatan data kualitas
lingkungan, dilakukan pengambilan sampel sesuai parameter
yang diperlukan dengan tetap mempertimbangkan peraturan
perundanga nundangan yang berlaku .
Dalam keadaan kedaruratan dan bencana pad a umumnya
dilakukan pemeriksaan sampel lapangan. Sejauh keadaan
memungkinkan pemeriksaan lebih lengkap dilakukan di
laboratorium. Pengambilan dan pemeriksaan sampel
dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di
bidangnya .
c. Pengolahan Data
1) Pengolahan data
a) Pengumpulan form penilaian : setelah selesai pengisian data
lapangan segera dilakukan pengecekan ulang untuk
kesesuaian.
8 _ _ __ c::::::=_
Petunjuk Teknis Rapid Health Assessmenr Daiam Bidang Kesehatan Lingkungan
c) Tabulasi data , data diolah dalam bentuk tabel, grafik, diagram
dan lainnya sesuai kondisi sarana kesehatan lingkungan
yang di nilai. Apabila menggunakan tabel dapat berupa garis
dan kolom dibuat sesuai dengan variabel dan kriteria
penilaian dan dari masingmasing tabel akan diperoleh
gambaran jumlah sarana , kondisi sarana, sarana yang masih
dapat dimanfaatkan , kualitas media lingkungan, tingkat
utilitas , kebutuhan sarana, bahan dan alat yang tersedia dan
lainlain . Ukuran yang digunakan bisa dalam bentuk jumlah,
persentase , proporsi atau ukuran lainnya sesuai kebutuhan
3) Interprestasi
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan di interprestasikan
untuk tindak lanjut.
Perlu diperhatikan adalah untuk memenuhi kebutuhan mendesak
sesuai kondisi setempat apakah dapat difungsikan sumber daya
baik material, maupun manusia) yang terdekat dengan lokasi
kejadian, atau harus didatangkan dari luar.
Interprestasi kesehatan lingkungan dalam kedaruratan lingkungan
meliputi beberapa hal , antara lain:
1) Ketersediaan sarana
2) Kondisi sarana
3) Kecukupan untuk memenuhi kebutuhan minimal
4) Kualitas
5) Ketersediaan bahan alat
6) Perilaku higiene dan sanitasi
5) Pelaporan
Laporan harus memberikan gambaran tentang permasalahan
dan kebutuhan kesehatan lingkungan yang mendesak dari
wilayah kedaruratan bencana. Di dalam laporan tercantum
rekomendasi yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah
yang ada. Format laporan seperti pada lampiran. Laporan
disampaikan kepada pihakpihak yang tepat sesuai dengan tugas
dan fungsinya, laporan penilaian cepat tersebut wajib
disampaikan secara cepat dalam waktu paling lambat 24 jam
setelah tim sampai di tempat kejadian.dengan menggunakan
sarana komunikaasi yang ada, misalnya SMS, email dan lainnya.
Laporan penilaian cepat sebaiknya disampaikan secara
berjenjang mulai dari pemangku kepentingan setempat, sampai
kepada Pusat P€n anggulangan Krisis
10 _ _ __ -===_ Petunjuk Teknis Rapid Health Assessment D%m a/dong Kesehaton Ungkungon
BAB III
PENGORGANISASIAN
A. Tenaga
Petugas penilaian merupakan bag ian dari tim reaksi cepat
penanggulangan bencana bidang kesehatan . Pelaksanaan penilaian
kesehatan lingkungan dalam kedaruratan dan bencana pada dasarnya
harus dapat dilakukan oleh petugas sesuai dengan wilayah kejadian ,
yaitu :
1. Petugas kesehatan lingkungan Puskesmas
2. Petugas kesehatan lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
Berkoordinasi dengan Petugas kesehatan lingkungan Dinas
Kesehatan Propinsi, dan Petugas kesehatan lingkungan Pusat atau tim
Kementerian Kesehatan R I.
Dibantu petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat dan dari
Balai Tehnik Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan ,
serta relawan dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Maka
diperlukan koordinasi yang intensif dalam pelaksanaan penilaia n ini.
Dalam keadaan petugas setempat tidak memungkinkan ikut penilaian
karena petugas atau keluarganya menjadi salah satu korban
kedarutatan dan bencana, maka daerah terdekat diminta untuk ikut
berpartisipasi. Petugas penilai harus mampu bekerja secara mandiri ,
dalam arti petugas tersebut harus dilengkapi perlengkapan yang
mencukupi untuk melakukan penilaian , seperti form, alat tulis , dan
perlengkapan lain termasuk akomodasi dan transportasi.
Petugas yang melakukan penilaian juga melaksanakan kegiatan
bantuan awal secara bersamaan. Misalnya, tim mengunjungi
pengolahan air yang terisolasi dengan membawa suku cadang, bahan
kimia bah an bakar atau bahan kimia. Namun, perlu keseimbangan
B. Waktu
Penilaian awal pad a sesaat setelah terjadi kedaruratan pada saat
tanggap darurat, dalam rentang 1 3 jam setelah kejadian , sampai 24
jam setelah kejadian sudah diperoleh gambaran sarana kesehatan
lingkungan yang ru sak, sarana yang masih berfungsi terutama
kebutuhan air dan sanitasi. Kemudian dilanjutkan pada hari berikutnya
tentang gambaran dan kebutuhan kesehatan lingkungan lainnya.
Penilaian secara rinci terus dilakukan untuk pemantauan dan evaluasi
C. Rencana
Rencana kegiatan penilaian yang akan dilaksanakan perlu dibuat, :
a. Target penilaian daerah primer dan sekunder
b. Prioritas penilaian
c. Metode Tercepat yang tersedia untuk melakukan penilaian
d . Identitasi penilai jangka waktu pelaporan
e. Prosedur komunikasi
f. Prosedur keselamatan dan prosedur keamanan
g . Prosedur tindakan darurat
D. Pembiayaan
Perhitungan biaya sesuaikan dengan satuan biaya yang berlaku
sesuai ketentuan. Harus dipastikan bahwa pembiayaan penilaia n
kesehatan lingkungan dalam kedaruratan dan becana terdapat dalam
kegiatan kesiapsiagaan yang direncanakan, pada masingmasing unit
baik di Kabupaten/Kota, Propinsi, Pusat, termasuk di Unit Pelaksana
Teknis. Harus menjadi perhatian bahwa penilaian cepat dilakukan
sesegera mung kin setelah terjadinya suatu bencana .
12 _ _ _11111!::===- Petunjuk Tekni, Rapid Healrh Assessment Dalam Bidanq Kesehatan I trrgkullqan
E. Diagram Alur Pelaksanaan Rapid Health Assessment (RHA)
Kejadian Bencana
.,
14 _ _ _ _-===_
Petunjuk Teknis Ropid Heolth Assessment Dolom Bidong Kesehoton Lingkungon
DAFTAR PUSTAKA
15
TIM PENYUSUN
I. UMUM
5. Puskesmas
6. Jenis Bencana 1. Banjir
2. Gempa Bumi
3. Gunung meletus
4. Tanah longsor
5. Kebakaran/Kebakaran hutan
6. Kebakaran Industri .
7. Puting Beliung
8. Lainlain, sebutkan
7. Waktu Kejadian ... ..1... ..I. ...... (tgllblnlthn kejadian)
! Jumlah Penduduk Jumlah Korban
Desa Jml
PセQ@ QセU@ 5-10 11-20 21 -59 >60 Luka Luka Menin Hi lang
IKe I KK Ringan Berat ggal
.:lo:.iit •• . "ewnJuk Teknrs '1oprd leoll" A<sess eN D%m 8rdang Ife e/la!on L n kungl7"
A. PENYEDIAAN AIR
B. PEMBUANGAN KOTORAN
E. PENGENDALIAN VEKTOR
Status Vektor
1. Apakah terlihat popul asi ti kus di wilayah bencana
[ ] Ya [ ] Tidak
2. Jika ya, beri gambaran lokasi prevalensi tinggi dan perkiraan jumlah :
3. Perkiraan jumlah dan jenis umpan yang diperlukan untuk pengendalian
populasi tikus ?
4 . Apakah lalat, nyamuk, dan serangga pengganggu lainnya ada
Lalat [ ] Ya [ I Tidak [ ] Tidak jelas
Nyamuk [ ] Ya [ I Tidak [ ] Tidak jelas
Serangga lai n [ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak jelas
5. Indentifikasi jenis serangga pengganggu lainnya
6. Upaya pengendalian yang direkomendasikan, dan berikan seeara rinei jumlah
bahan dan peralatan pengendalian :
F. TEMPAT PENGUNGSIAN
4. Bangunannya kokoh
[ 1 Ya 1Tidak
5. Ruang mencukupi/orang
[ 1Ya 1Tidak
6. Ventilasi memadai
[ 1 Y a [ 1Tidak
7. Temperatur ruangan .. .. .... ..... DC
A. PENYEDIAAN AIR
3. Ketersediaan air pada awal kejadian : ketersediaan air untuk bertahan
hidup sebesar 2,5 liter/orang/hari . Dikatakan cukup apa bila tersedia
B. PEMBUANGANKOTORAN
C. PEMBUANGANSAMPAH
E. PENGENDALIAN VEKTOR
1. Apakah terlihat populasi tikus di wliayah beneana : terlihat tikus seeara
fisik, jejak atau koteran tikus yang ada
2. Jika ya, beri gambaran lokasi prevalensi tinggi dan perkiraan jumlah :
tentukan lokasi dengan prevalensi tinggi dan hi tung perkiraan jumlah .
3. Perkiraan jumlaih dan jenis umpan yang diperlukan untuk pengendalian
populasi tikus : hitu . 9 perkiraan kebutuhan untuk pengendalian
4. Apakah lalat, nyamuk, dan serangga pengganggu ada eukup besar untuk
diperhatikan? Lalat, nyamuk dan serangga lain: jelas
5. Indentifikasi jenis serangga pengganggu lainnya : isi sesua serangga
ー・ョァ。オャセケ N@
6. Upaya pengendalian yang direkomendasikan , dan berikan seeara rinei
jumlah bahan dan peralatan pengendalian : jelas
7. Apakah ada genangan air yang terhubung atau dekat dengan wilayah
pemukiman : jelas
8. Jika ya perkirakan luas wilayah : isi dengan luas wilayah sesuai dengan
wilayah administrasi RT , RW , Desa/Kelurahan atau dengan ukuran hektar.
Tentukan rencana tindakan untuk menghilangkan perindukan, kalkulasi
kebutuhan bahan peralatan dan tenaga serta anggaran penanggulangan .
Perunjuk Teknis Rapid Healt h AsseS5ment Dolom B/dang Kes ehatan Lingkungon
F. TEMPAT PENGUNGSIAN
B. PENDAHULUAN
1. Tujuan dari penilaian ini
2. Ringkasan hasil penilaian
3. Ringkasan metodologi penilaian
A. Kebutuhan Dasar Air Untuk Bertahan Hidup
1. Orang yang tidur di tempat tidur atau alas tidur harus memiliki luas lantai
minimal 3.5 M2 atau 10 M3 ruang udara. Dalam kamar dengan langitIangit
tinggi, tempat tidur ganda dapat digunakan. Tempat tidur atau tikar harus
dipisahkan dengan jarak minimal 0,75 meter.
2. Ventilasi yang memadai diperlukan. Jumlah udara segar yang dibutuhkan
adalah sekitar 2030 M3 per orang per jam. Mungkin perlu untuk menyediakan
ventilasi mekani k. Bila mungkin seharusnya dicegah, merokok dan
penggunaan api memasak di tempat penampungan.
3. Suhu sekitar 20 26 °C yang diinginkan, tetapi suhu yang lebih rendah dapat
ditoleransi dengan pakaian hangat .Untuk menghindari suhu yang sangat
tinggi di iklim panas , bangunan dapat dimodifikasi untuk meningkatkan
keteduhan, ventilasi dan kapasitas termal
4. Bangunan harus memiliki pintu keluar darurat dan bila ada kebakaran, harus
dihindari beban berlebihan sirkuit listrik, lentera dan lampu harus ditempatkan
dengan aman untuk menghindari bahaya, dan bahan bakar cair harus
disimpan di luar gedung . Petunjuk yang jelas tentang bahaya kebakaran dan
caracara keselamatan harus ditampilkan di tempat mencolok dan menarik
perhatian warga, peralatan pemadam kebakaran harus tersedia dan dipelihara
dengan baik.
5. Tempat yang dipilih harus berada dalam jarak yang wajar dari sumber air
yang cukup baik dan, idealnya, dekat beberapa tempat yang tinggi dari mana
air dapat didistribusikan secara gravitasi; sumber air secara bertahap harus
ditingkatkan dan dilindungi sampai kebutuhan dasar terpenuhi . Tidak ada
yang harus berjalan lebih dari 500 meter ke titik air, dan harus ada setidaknya
satu titik air untuk setiap 250 orang. Jika tidak ada air bersih, tangki air harus
dipasang pada kedua sisi jalan
6. Satu tempat cuc, harus disediakan untuk setiap 10 orang, atau 45 meter
tempat cuci untuk setiap 100 orang, harus terpisah untuk pria dan perempuan,
dilengkapi saluran limbah. Satu shower dibutuhkan untuk setiap 50 orang di
daerah beriklim sedang dan satu untuk setiap 30 orang di iklim panas. Lantai
harus didisinfeksi setiap hari .
7. Kakus di luar harus ditempatkan dalam jarak paling jauh 50 meter dari
bangunan, setidaknya 20 meter dari dapur, ruang makan dan penyediaan air.
8. Tong sampah kapasitas 50100 liter harus disediakan untuk setiap 1215
orang . Tempat sampah harus memiliki tutup . Pengaturan khusus untuk
pengumpulan sampah diperlukan jika layanan pengumpulan yang normal
terganggu.
Pf'1I.Jrt/uk Teknl5 RDr"d hセッャ イョ@ Assessment D%m o,danCj Ke' hC7ton Lmgkungon