Pengurangan
Pemilahan
Pewadahan
Penyimpanan
Pengangkutan/Pengumpulan
Pengolahan/Penimbunan/Pemanfaatan
PENGURANGAN
Menghindari penggunaan material yang mengandung bahan berbahaya
dan beracun apabila terdapat pilihan yang lain;
Melakukan tata kelola yang baik (good house keeping) setiap bahan atau
material yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau
pencemaran terhadap lingkungan;
Melakukan pemisahan aliran limbah (waste stream) menurut jenis,
kelompok, dan/atau karakteristik limbah;
Melakukan tata kelola yang baik pengadaan bahan kimia dan bahan
farmasi untuk menghindari terjadinya penumpukan dan kedaluwarsa;
dan
Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap peralatan
sesuai jadwal.
8
CONTOH PENGURANGAN
11
CONTOH WADAH LIMBAH BENDA TAJAM
12
CONTOH PENANGANAN LIMBAH MEDIS YANG BENAR
14
Pengangkutan
1. Pengangkutan Internal
Pengumpulan limbah minimum setiap hari atau sesuai kebutuhan.
Setelah limbah diambil dari sumbernya. Harus segera dilakukan
pengantian kantong/wadah.
Limbah diangkut sebelum penuh (3/4 dari volume limbah)
Tidak dianjurkan pelakukan pemadatan/penekanan pada saat
pengumpulan limbah untuk menghindari risiko tertusuk
Kantong limbah tidak boleh diikat model telinga kelinci atau
menggunakan selotipe/sejenisnya. Troli pengumpul
2. Pengangkutan eksternal
Pengangkutan dilakukan oleh transporter yang berijin. Pengangkutan
yang dilakukan oleh penghasil limbah bisa menggunakan kendaraan
roda 3, sesuai ketentuan yang berlaku. Troli pengumpul
CONTOH CARA BERPAKAIAN PETUGAS PENGELOLA LIMBAH
16
Penyimpanan Sementara
Disimpan di fasilitas penyimpanan limbah B3 yang berijin
17
Pengolahan Akhir
Pengolahan termal: Pengolahan non termal : Menggunakan needle cutter atau needle
insenerator autoclaf destroyer untuk mengurangi risiko
Pengolahan termal Harganya cenderung lebih tertusuk dan volume limbah infeksius.
untuk limbah infeksius, mahal. Jarum yang sudah dipatahkan/
benda tajam. dihancurkan bisa dimasukan dalam needle
pit dan di taburi garam.
MINIMISASI DALAM
FASYANKES
PEMILAHAN
PEWADAHAN
PENGANGKUTAN
TAHAPAN INTERNAL
PENGELOLAAN PENYIMPANAN
LIMBAH MEDIS
PENGOLAHAN IN-
SITE
PENGANGKUTAN
EKSTERNAL
PENGOLAHAN
OFF-SITE
LUAR
FASYANKES PENIMBUNAN
MODEL I
PENGELOLAAN LIMBAH DI LUAR FASYANKES
Pengolahan
Penghasil Fasyankes A dengan Insinerator
Perusahaan
X
yang telah
Penghasil Fasyankes B mendapatkan izin dari KLH
Landfill
Kelas I
Penghasil Fasyankes C PT. PPLi
ABU
20
MODEL II
PENGELOLAAN LIMBAH DI LUAR FASYANKES
Penghasil
Landfill
Fasyankes A
Kelas I
PT. PPLi
ABU
Fasyankes
A
(Penghasil+Pengolah)
Fasyankes B yang telah
mendapatkan izin dari KLH
Penghasil
21
ALUR PENGELOLAAN
SESUAI JENIS LIMBAH
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Fasilitas Penguburan Limbah
Benda Tajam dan Patologis
Sketsa fasilitas penguburan Sketsa fasilitas penguburan Limbah Sketsa fasilitas penguburan limbah
limbah benda tajam (needle pit) benda tajam dengan dimensi berukuran patologis dengan dimensi ukuran 1,8 m x
1,8 m x 1m x 1m (satu koma delapan 1m x 1m (satu koma delapan meter kali
meter kali satu meter kali satu meter) satu meter kali satu meter).
Pengolahan limbah padat non medis
Limbah padat non medis (sampah): limbah dapur, botol dan kaleng bekas, kertas dan
karton bekas serta limbah yang tidak masuk dalam kategori limbah medis
Penanganan Sampah
1. Adanya pemilahan antara sampah medis dan nonmedis
2. Menyediakan tempat sampah medis dan non-medis dalam jumlah yang cukup
3. Sampah tidak berserakan
4. Tempat sampah bertutup dan dilapisi kantong plastik sesuai jenis sampah
5. Sampah diangkut dari ruangan minimal sekali sehari atau setelah tempat sampah
penuh
6. Frekuensi pengangkutan sampah non medis dari TPS ke TPA minimal satu kali
sehari
7. Tersedia tempat penampungan sementara dan alat angkut khusus ke TPS.
Prinsip-prinsip
dalam pengamanan sampah:
o Reduce:
mengurangi pemakaian kantong plastik
Mengutamakan membeli produk berwadah sehingga bisa diisi ulang
Membeli produk atau barang yang tahan lama, dll.
o Reuse
Memanfaatkan lembaran yang kosong pada kestas yang sudah digunakan
Mengutamakan membeli produk berwadah sehingga bisa diisi ulang
o Recycle
Sampah organik dijadikan kompos
Sampah anorganik dikumpulkan untuk didaur ulang (diberikan kepada
pengumpul)
Pengamanan Limbah Cair
Limbah cair sebelum di buang ke badan air
harus dilakukan pengelolaan terlebih dahulu
sampai memenuhi baku mutu air limbah
(sesuai ketentuan)
Baku mutu air limbah di fasyankes
mengikuti Permen LHK No.68 Tahun 2016
tentang Baku mutu air limbah domestik
Pengelolaan limbah cair adalah proses
penanganan limbah cair dari sumber
penghasil, penyaluran hingga pengolahannya
termasuk pengawasan, pencatatan dan
pelaporan sehingga memenuhi baku mutu
efluen yang berlaku dan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup.
Teknologi Pengolahan Limbah Cair
Tangki Septik
Proses Lumpur aktif
Proses extended aeration
Proses rotating biological
contractor
Proses filter anerobic
Proses extended aeration
Proses anerobic-aerobic
Proses rotating
biological contractor Proses anerobic-aerobic
Pengamanan Radiasi
Dasar Hukum
1. Kepmenkes No. 1217 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi
Tujuan: melakukan pencegahan, pengamanan dan penanggulangan dari paparan
radiasi alami maupun buatan dalam bentuk radiasi pengion dan non pengion,
sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan
Sasaran: masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Kegiatan: kajian epidemiologi dan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)
Dosis Seluruh
Gejala Waktu Bertahan
Tubuh (Sv)
Kerusakan pembuluh darah dan
20 Dalam hitungan jam hingga beberapa hari
jantung serta sistem saraf pusat
8 s.d. 20 Kerusakan saluran cerna Sekitar dua minggu
LD50/60 (50% akan meninggal dalam
3,5 Kerusakan sum-sum tulang
waktu dua bulan apabila tidak diobati)
Kerusakan sum-sum tulang Semua selamat, tetapi kemungkinan
0,5 s.d. 3 mengakibatkan kekurangan jumlah kerusakan atau kematian setelahnya
sel darah (kemungkinan sedang hingga tinggi)
Semua selamat, tetapi kemungkinan
Efek stokastik mungkin terjadi
Kurang dari 0,5 kerusakan atau kematian setelahnya
kemudian dalam hidup
(kemungkinan rendah hingga sedang)
Tugas Pusat, Provinsi, Kab/Kota, Puskesmas
dalam Pengamanan Radiasi Non Pengion
Upaya Pengamanan Radiasi Pengion
Tidak tidur di lantai tanpa alas.
Tidak merokok di dalam rumah.
Selalu membuka jendela setiap hari.
Memperbaiki dinding atau lantai yang retak.
Menampung air dalam wadah untuk keperluan sehari-hari.
Menambah luas ventilasi rumah dengan memastikan minimal luas ventilasi 10%
dari luas lantai.
Tidak menggunakan bahan bangunan dengan radioaktivitas tinggi di dalam
rumah/bangunan.
Bila membangun rumah baru, disarankan untuk membangun jenis rumah
panggung dan terbuat dari bahan-bahan yang kadar radionuklida alamnya
rendah.
Bila memperbaiki rumah, disarankan agar di bawah lantai perlu diberi bambu
yang sudah dihilangkan buku-bukunya sehingga gas radon dan thoron dapat
mengalir melalui bambu-bambu tersebut.
Upaya Pengamanan Radiasi Non Pengion
DISKUSI DAN TANYA JAWAB
TERIMA KASIH