Anda di halaman 1dari 42

ORIENTASI TERPADU KESEHATAN LINGKUNGAN

BAGI PETUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN


DI KABUPATEN/KOTA DAN PUSKESMAS
MATERI III

PENGAMANAN LIMBAH DAN RADIASI


Pengertian dan Dasar Hukum

Pengamanan limbah Fasyankes :


1. Pengamanan limbah Padat
a. Pengamanan limbah padat medis
b. Pengamanan limbah padat non medis
2. Pengamanan limbah cair

Dasar hukum terkait pengamanan limbah:


1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 163 ayat 3 Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair
b. limbah padat
c. limbah gas
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah
e. radiasi sinar pengion dan non pengion
2. PP 101 tahun 2014 PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, Pasal 3 ayat 1 setiap orang yang
menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya
3. Tata cara dan persyaratan teknis dalam pengelolaan limbah B3 (padat) tertuang dalam Permen LHK No. P-56
tahun 2015 tentang Tata cara dan Persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari
fasilitas pelayanan kesehatan.
4. Kepmenkes no. 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Kategori
Limbah Medis
SUMBER DAN TIMBULAN
Puskesmas
Laporan Nasional Rifaskes
7,5 gr/pasien/hari (PATH,
2011
2004)
64,6% Puskesmas
melaksanakan pemisahan
limbah medis dan non medis.
26,8% Puskesmas
melaksanakan penanganan
limbah medis dengan
incenerator
44,5% Puskesmas memiliki
SPAL (Sistem Pembuangan
Air Limbah)
Kewajiban Petugas Kesehatan

Melakukan pembatasan limbah


Melakukan prosedur dengan benar sehingga tidak perlu diulang yang mengakibatkan penambahan
jumlah limbah.
Mengganti alat atau bahan yang menghasilkan limbah dengan yang tidak menghasilkan limbah/dapat
didaur ulang.
Memelihara barang sesuai prosedur sehingga tidak mudah rusak dan menjadi limbah.
Menerapkan sistem kelola barang tersedia (FIFO dan FEFO).

Melakukan pemilahan limbah


Memilah limbah medis dan domestik.
Memilah limbah medis sesuai dengan jenis/karakteristik sehingga mempermudah tahap pengolahan
selanjutnya.

Meneruskan praktik pengelolaan limbah medis yang benar pada petugas


yang baru
Alur Pengelolaan Limbah medis

Pengurangan

Pemilahan

Pewadahan

Penyimpanan

Pengangkutan/Pengumpulan

Pengolahan/Penimbunan/Pemanfaatan
PENGURANGAN
Menghindari penggunaan material yang mengandung bahan berbahaya
dan beracun apabila terdapat pilihan yang lain;
Melakukan tata kelola yang baik (good house keeping) setiap bahan atau
material yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau
pencemaran terhadap lingkungan;
Melakukan pemisahan aliran limbah (waste stream) menurut jenis,
kelompok, dan/atau karakteristik limbah;
Melakukan tata kelola yang baik pengadaan bahan kimia dan bahan
farmasi untuk menghindari terjadinya penumpukan dan kedaluwarsa;
dan
Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap peralatan
sesuai jadwal.

8
CONTOH PENGURANGAN

TERMOMETER MERKURI TERMOMETER DIGITAL

SPYGNOMETER MERKURI SPYGNOMETER DIGITAL


9
Pemilahan dan Pewadahan
Pemilahan dilakukan mulai dari sumber oleh
penghasil limbah (mis: perawat). Di setiap
sumber/ ruangan ditempatkan wadah yang MERAH
sesuai dengan limbah yang dihasilkan.
Wadah dinamai sesuai kategori/ kelompok KUNING
limbah dan diberikan kantong plastik sesuai
warna.
KUNING
Jarum suntik bisa disediakan safety box di
tempat dilakukan tindakan. Setelah menyuntik,
suntik langsung dimasukan ke dalam safety UNGU
box tanpa menutup kembali.
Jarum suntik juga bisa menggunakan needle COKLAT
cutter atau needle destroyer untuk memisahkan
siringe dengan spoitnya. Sumber: KEPMENKES 1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit dan Permen LHK no. P56 th. 2015
CONTOH WADAH LIMBAH MEDIS

11
CONTOH WADAH LIMBAH BENDA TAJAM

12
CONTOH PENANGANAN LIMBAH MEDIS YANG BENAR

Putar ujung atas plastik


untuk membentuk kepang Gunakan kepang plastik
tunggal. untuk membentuk ikatan Letakkan penutup wadah
tunggal. dan tempat pada tempat
penyimpanan sementara
Dilarang mengikat dengan (atau pada lokasi
model telinga kelinci. pengumpulan internal).
13
PENGIKATAN KANTONG LIMBAH YANG SALAH

Beberapa contoh pengikatan kantong limbah yang TIDAK BENAR:


1. Kantong limbah tidak boleh dibiarkan terbuka;
2. Kantong limbah tidak boleh diikat model kuping anjing;
3. Kantong limbah tidak boleh diikat dengan selotipe atau sejenis.

14
Pengangkutan
1. Pengangkutan Internal
Pengumpulan limbah minimum setiap hari atau sesuai kebutuhan.
Setelah limbah diambil dari sumbernya. Harus segera dilakukan
pengantian kantong/wadah.
Limbah diangkut sebelum penuh (3/4 dari volume limbah)
Tidak dianjurkan pelakukan pemadatan/penekanan pada saat
pengumpulan limbah untuk menghindari risiko tertusuk
Kantong limbah tidak boleh diikat model telinga kelinci atau
menggunakan selotipe/sejenisnya. Troli pengumpul

2. Pengangkutan eksternal
Pengangkutan dilakukan oleh transporter yang berijin. Pengangkutan
yang dilakukan oleh penghasil limbah bisa menggunakan kendaraan
roda 3, sesuai ketentuan yang berlaku. Troli pengumpul
CONTOH CARA BERPAKAIAN PETUGAS PENGELOLA LIMBAH

16
Penyimpanan Sementara
Disimpan di fasilitas penyimpanan limbah B3 yang berijin

Disimpan menggunankan wadah sesuai kelompok limbah

Penggunaan warna dan symbol pada kemasan/wadah sesuai


dengan karakteristik limbah B3

Lama penyimpanan limbah:


1. 2 hari, pada temperature lebih besar dari 0 derajat Celcius
2. 90 hari, pada temperature sama dengan atau lebih kecil
dari 0 derajat celcius.
Untuk limbah bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, atau sisa
kemasan yang dihasilkan sebesar 50 kg per hari atau lebih
disimpan paling lama 90 hari, Sisa kemasan yang dihasilkan
sebesar kurang dari 50 kg per hari disimpan paling lama 180
hari.

17
Pengolahan Akhir

Pengolahan termal: Pengolahan non termal : Menggunakan needle cutter atau needle
insenerator autoclaf destroyer untuk mengurangi risiko
Pengolahan termal Harganya cenderung lebih tertusuk dan volume limbah infeksius.
untuk limbah infeksius, mahal. Jarum yang sudah dipatahkan/
benda tajam. dihancurkan bisa dimasukan dalam needle
pit dan di taburi garam.
MINIMISASI DALAM
FASYANKES
PEMILAHAN

PEWADAHAN

PENGANGKUTAN
TAHAPAN INTERNAL

PENGELOLAAN PENYIMPANAN
LIMBAH MEDIS
PENGOLAHAN IN-
SITE

PENGANGKUTAN
EKSTERNAL
PENGOLAHAN
OFF-SITE
LUAR
FASYANKES PENIMBUNAN
MODEL I
PENGELOLAAN LIMBAH DI LUAR FASYANKES

Pengolahan
Penghasil Fasyankes A dengan Insinerator

Perusahaan
X
yang telah
Penghasil Fasyankes B mendapatkan izin dari KLH

Landfill
Kelas I
Penghasil Fasyankes C PT. PPLi
ABU
20
MODEL II
PENGELOLAAN LIMBAH DI LUAR FASYANKES
Penghasil
Landfill
Fasyankes A
Kelas I
PT. PPLi

ABU
Fasyankes
A
(Penghasil+Pengolah)
Fasyankes B yang telah
mendapatkan izin dari KLH
Penghasil

Fasyankes C Fasyankes D Penghasil


Penghasil

21
ALUR PENGELOLAAN
SESUAI JENIS LIMBAH
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Tata cara pengelolaan limbah
Fasilitas Penguburan Limbah
Benda Tajam dan Patologis
Sketsa fasilitas penguburan Sketsa fasilitas penguburan Limbah Sketsa fasilitas penguburan limbah
limbah benda tajam (needle pit) benda tajam dengan dimensi berukuran patologis dengan dimensi ukuran 1,8 m x
1,8 m x 1m x 1m (satu koma delapan 1m x 1m (satu koma delapan meter kali
meter kali satu meter kali satu meter) satu meter kali satu meter).
Pengolahan limbah padat non medis
Limbah padat non medis (sampah): limbah dapur, botol dan kaleng bekas, kertas dan
karton bekas serta limbah yang tidak masuk dalam kategori limbah medis
Penanganan Sampah
1. Adanya pemilahan antara sampah medis dan nonmedis
2. Menyediakan tempat sampah medis dan non-medis dalam jumlah yang cukup
3. Sampah tidak berserakan
4. Tempat sampah bertutup dan dilapisi kantong plastik sesuai jenis sampah
5. Sampah diangkut dari ruangan minimal sekali sehari atau setelah tempat sampah
penuh
6. Frekuensi pengangkutan sampah non medis dari TPS ke TPA minimal satu kali
sehari
7. Tersedia tempat penampungan sementara dan alat angkut khusus ke TPS.
Prinsip-prinsip
dalam pengamanan sampah:
o Reduce:
mengurangi pemakaian kantong plastik
Mengutamakan membeli produk berwadah sehingga bisa diisi ulang
Membeli produk atau barang yang tahan lama, dll.
o Reuse
Memanfaatkan lembaran yang kosong pada kestas yang sudah digunakan
Mengutamakan membeli produk berwadah sehingga bisa diisi ulang
o Recycle
Sampah organik dijadikan kompos
Sampah anorganik dikumpulkan untuk didaur ulang (diberikan kepada
pengumpul)
Pengamanan Limbah Cair
Limbah cair sebelum di buang ke badan air
harus dilakukan pengelolaan terlebih dahulu
sampai memenuhi baku mutu air limbah
(sesuai ketentuan)
Baku mutu air limbah di fasyankes
mengikuti Permen LHK No.68 Tahun 2016
tentang Baku mutu air limbah domestik
Pengelolaan limbah cair adalah proses
penanganan limbah cair dari sumber
penghasil, penyaluran hingga pengolahannya
termasuk pengawasan, pencatatan dan
pelaporan sehingga memenuhi baku mutu
efluen yang berlaku dan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup.
Teknologi Pengolahan Limbah Cair
Tangki Septik
Proses Lumpur aktif
Proses extended aeration
Proses rotating biological
contractor
Proses filter anerobic
Proses extended aeration
Proses anerobic-aerobic
Proses rotating
biological contractor Proses anerobic-aerobic
Pengamanan Radiasi
Dasar Hukum
1. Kepmenkes No. 1217 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi
Tujuan: melakukan pencegahan, pengamanan dan penanggulangan dari paparan
radiasi alami maupun buatan dalam bentuk radiasi pengion dan non pengion,
sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan
Sasaran: masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Kegiatan: kajian epidemiologi dan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)

2. Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi Non Pengion Terhadap Kesehatan (2013)


Pengamanan dampak radiasi non pengion yang berasal dari instalasi transmisi
tenaga listrik (SUTT/ SUTET), peralatan pemanfaat tenaga listrik (dibatasi
pada pengering rambut, oven microwave, pencukur listrik, mesin penyedot
debu, fluorescent lamp, komputer, televisi), dan telekomunikasi seluler (BTS
dan ponsel).
Pengertian dan Jenis Radiasi

Radiasi didefinisikan sebagai energi yang terpancar


dari materi dalam bentuk partikel atau gelombang.
a. Radiasi Pengion :
Partikel: alfa, beta, neutron dan proton
Foton
Radiasi alam

b. Radiasi Non Pengion :


Radiasi yang jika menumbuk atau menabrak
sesuatu maka akan muncul partikel bermuatan
listrik yang disebut ion (ionisasi). Instalasi
transmisi tenaga listrik (SUTT/ SUTET), peralatan
pemanfaat tenaga listrik (dibatasi pada pengering
rambut, oven microwave, pencukur listrik, mesin
penyedot debu, fluorescent lamp, komputer,
televisi), dan telekomunikasi seluler (BTS dan
ponsel).
Dosis dan gejala pajanan radiasi

Dosis Seluruh
Gejala Waktu Bertahan
Tubuh (Sv)
Kerusakan pembuluh darah dan
20 Dalam hitungan jam hingga beberapa hari
jantung serta sistem saraf pusat
8 s.d. 20 Kerusakan saluran cerna Sekitar dua minggu
LD50/60 (50% akan meninggal dalam
3,5 Kerusakan sum-sum tulang
waktu dua bulan apabila tidak diobati)
Kerusakan sum-sum tulang Semua selamat, tetapi kemungkinan
0,5 s.d. 3 mengakibatkan kekurangan jumlah kerusakan atau kematian setelahnya
sel darah (kemungkinan sedang hingga tinggi)
Semua selamat, tetapi kemungkinan
Efek stokastik mungkin terjadi
Kurang dari 0,5 kerusakan atau kematian setelahnya
kemudian dalam hidup
(kemungkinan rendah hingga sedang)
Tugas Pusat, Provinsi, Kab/Kota, Puskesmas
dalam Pengamanan Radiasi Non Pengion
Upaya Pengamanan Radiasi Pengion
Tidak tidur di lantai tanpa alas.
Tidak merokok di dalam rumah.
Selalu membuka jendela setiap hari.
Memperbaiki dinding atau lantai yang retak.
Menampung air dalam wadah untuk keperluan sehari-hari.
Menambah luas ventilasi rumah dengan memastikan minimal luas ventilasi 10%
dari luas lantai.
Tidak menggunakan bahan bangunan dengan radioaktivitas tinggi di dalam
rumah/bangunan.
Bila membangun rumah baru, disarankan untuk membangun jenis rumah
panggung dan terbuat dari bahan-bahan yang kadar radionuklida alamnya
rendah.
Bila memperbaiki rumah, disarankan agar di bawah lantai perlu diberi bambu
yang sudah dihilangkan buku-bukunya sehingga gas radon dan thoron dapat
mengalir melalui bambu-bambu tersebut.
Upaya Pengamanan Radiasi Non Pengion
DISKUSI DAN TANYA JAWAB
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai