Anda di halaman 1dari 6

Bab 2

2.1 jenis nyamuk dan penyakit yang menyertainya


2.1.1 Jenis nyamuk
1.

Nyamuk Aedes aegypti

(Gambar 2.1.1) Aedes Aegypti

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa


virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A.
aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever)
dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir
semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A.
aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama
Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan
kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus
mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini
untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.
Ciri-ciri jentik Aedes aegypti
1. Bentuk siphon besar dan pendek yang terdapat pada abdomen
terakhir
2. Bentuk comb seperti sisir
3. Pada bagian thoraks terdapat stroot spine
Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti
1. Bentuk tubuh kecil dan dibagian abdomen terdapat bintik-bintik serta
berwarna hitam.
2. Tidak membentuk sudut 90
3. Penyebaran penyakitnya yaitu pagi atau sore
4. Hidup di air bersih serta ditempat-tempat lain yaitu kaleng-kaleng
bekas yang bisa
menampung air hujan
5. Penularan penyakit dengan cara membagi diri.
6. Menyebabkan penyakit DBD.
Bionomik
a) Perilaku dan siklus hidup

Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari.
Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk
betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh
asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk
jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar
bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan
benda-benda berwarna hitam atau merah.
b) Pengendalian Vektor
Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk
mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan
mengendalikan populasi dan penyebaran vektor. Program yang sering
dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan
mengubur.
Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk
yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada
dinding bak mandi.
Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang
memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan
dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor
dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva
nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata kurang
efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.
Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya
yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga
lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga
akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga
mempersulit penanganan di kemudian hari.
2. Nyamuk Anopheles

Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk.


Terdapat 400 spesies nyamuk Anopheles, namun hanya 30-40
menyebarkan malaria (contoh, merupakan "vektor") secara alami.
Anopheles gambiae adalah paling terkenal akibat peranannya sebagai
penyebar parasit malaria (contoh, Plasmodium falciparum) dalam

kawasan endemik di Afrika, sedangkan Anopheles sundaicus adalah


penyebar malaria di Asia. Anopheles juga merupakan vektor bagi cacing
jantung anjing Dirofilaria immitis.
Sering orang mengenalnya sebagai salah satu jenis nyamuk yang
menyebabkan Penyakit Malaria. "nyamuk malaria banyak terdapat di
rawa-rawa, saluran-saluran air, dan permukaan air yang terekspos sinar
matahari. Ia bertelur di permukaan air." nyamuk ini hinggap dengan
posisi menukik atau membentuk sudut. Sering hinggap di dinding rumah
atau kandang. Warnanya bermacam-macam, ada yang hitam, ada pula
yang kakinya berbercak-bercak putih. Waktu menggigit biasanya
dilakukan malam hari. Banyak jenis nyamuk anopheles yang bisa
menyebabkan penyakit malaria. Ada anopheles sundaicus yang banyak
terdapat di air payau, seperti di Kepulauan Seribu. nyamuk ini
berkembang biak di lingkungan yang banyak ditumbuhi ganggang. Ia
akan meletakkan telurnya di ganggang hijau yang banyak reniknya,
sehingga begitu menetas, jentiknya langsung mendapat makanan renik
yang hidup di antara ganggang tersebut. Ada lagi anopheles maculatus
dan anopheles balabacensis yang banyak terdapat di perbukitan, seperti
di Bukit Manoreh, Yogyakarta. Biasanya nyamuk ini bertelur di mata air,
di air rembesan, atau di sungai yang tak deras airnya, seperti di antara
bebatuan sungai. Ada lagi anopheles aconitus yang banyak hidup di
daerah pesawahan atau saluran-saluran air yang ada rumputnya. Selain
yang sudah disebutkan, masih banyak lagi jenis anopheles lainnya.
Menurut Soeroto ada sekitar 70 jenis nyamuk ini. Penyakit malaria yang
ditimbulkan pun jenisnya bermacam-macam, tergantung jenis parasitnya.
Semisal, ada malaria falsiparum, vivak, ovale, dan malariae. Selain itu,
nyamuk anopheles bisa juga menyebabkan penyakit kaki gajah.
a. Ciri-ciri
Sangat dipengaruhi kelembaban dan suhu
Menggigit pada malam hari
Jarak terbang 0,5-3 km
Umur di laboratorium dewasanya 3-5 minggu
Ciri-ciri jentik nyamuk Mansonia
1. Bentuk siphon seperti tanduk
2. Jentik nyamuk mansonia menempel pada akar tumbuhan air.
3. Pada bagian toraks terdapat stoot spine.
Ciri-ciri nyamuk anopheles
1. Bentuk tubuh kecil dan pendek
2. Antara palpi dan proboscis sama panjang
3. Menyebabkan penyakit malaria
4. Pada saat hinggap membentu sudut 90
5. Warna tubunya coklat kehitam
6. Bentuk sayap simetris
7. Berkembang biak di air kotor atau tumpukan sampah
b. Bionomik
a. Siklus hidup nyamuk anopheles
Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup , yang termasuk dalam

metamorfosa sempurna. Yang berarti dalam siklus hidupnya terdapat


stage/fase pupa. Lama siklus hidup dipengaruhi kondisi lingkungan, misal
: suhu, adanya zat kimia/biologisdi tempat hidup. Siklus hidup nyamuk
Anopheles secara umum adalah:
1. Telur
Setiap bertelur setiap nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50-200
buah telur. Telur langsung diletakkan di air dan terpisah (tidak bergabung
menjadi satu). Telur ini menetas dalam 2-3 hari (pada daerah beriklim
dingin bisa menetas dalam 2-3 minggu).
2. Larva
Larva terbagi dalam 4 instar , dan salah satu ciri khas yang membedakan
dengan larva nyamuk yang lain adalah posisi larva saat istirahat adalah
sejajar di dengan permukaan perairan, karena mereka tidak mempunyai
siphon (alat bantu pernafasan). Lama hidup kurang lebih 7 hari, dan
hidup dengan memakan algae,bakteri dan mikroorganisme lainnya yang
terdapat dipermukaan .
3. Pupa (kepompong)
Bentuk fase pupa adalah seperti koma, dan setelah beberapa hari pada
bagian dorsal terbelah sebagai tempat keluar nyamuk dewasa.
4. Dewasa
Nyamuk dewasa mempunyai proboscis yang berfungsi untuk menghisap
darah atau makanan lainnya (misal, nektar atau cairan lainnya sebagai
sumber gula). Nyamuk jantan bisa hidup sampai dengan seminggu,
sedangkan nyamuk betina bisa mencapai sebulan. Perkawinan terjadi
setelah beberapa hari setelah menetas dan kebanyakan perkawinan
terjadi disekitar rawa (breeding place). Untuk membantu pematangan
telur, nyamuk menghisap darah, dan beristirahat sebelum bertelur. Salah
satu ciri khas dari nyamuk anopheles adalah pada saat posisi istirahat
menungging.

3.

Nyamuk Culex sp

a. Ciri-ciri Morfologi
Ciri-ciri jentik nyamuk Culex
1. Bentuk siphon langsing dan kecil yang terdapat pada abdomen
terakhir.
2. Bentuk comb tidak beraturan.
3. Jentik nyamuk culex membentuk sudut di tumbuhan
air(menggantung)
Ciri-ciri nyamuk Culex
1. Palpi lebih pendek dari pada probocis.
2. Bentuk sayap simetris.
3. Berkembang biak di tempat kotor atau di rawa-rawa.
4. Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.
5. Menyebabkan penyakit filariasis

6.

Warna tubuhnya coklat kehitaman

4.

Nyamuk Mansonia

a. Ciri-ciri
Ciri-ciri jentik nyamuk Mansonia
1. Bentuk siphon seperti tanduk
2. Jentik nyamuk mansonia menempel pada akar tumbuhan air.
3. Pada bagian toraks terdapat stoot spine.
Ciri-ciri nyamuk Mansonia
1. Pada saat hinggap tidak membentuk sudut 90
2. Bentuk tubuh besar dan panjang
3. Bentuk sayap asimetris.
4. Menyebabkan penyakit filariasis
5. Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.
b. Bionomik
1. Telur diletakan saling berdekatan membentuk rakit dibawah
permukaan daun tanaman air
2. Larva memiliki kait (saw) untuk mengambil O2 pentil pernapasan
3. Pupa terompet runcing keras dan kuat untuk menusuk akar
tanaman
4. Dewasa ada rambut (bristel) di depan spirakel femur hind dengan

3-5 gelang yang teratur urat-urat sayap dilengkapi dengan scale sayap
yang luas, asimetris gelap terang.

Anda mungkin juga menyukai