Ciri-ciri fisika asam klorida, seperti titik didih, titik leleh, massa jenis, dan pH tergantung pada
konsentrasi atau molaritas HCl dalam larutan asam tersebut. Sifat-sifat ini berkisar dari larutan
dengan konsentrasi HCl mendekati 0% sampai dengan asam klorida berasap 40% HCl
Massa Molarita
jenis
s
Konsentrasi
kg HCl/kg
kg HCl/m Baum
3
kg/l
mol/dm3
pH
Viskosita
s
[8][9][12]
Kapasita
s
Tekanan Titik Titik
kalor
uap
didih leleh
jenis
mPas
kJ/(kgK)
Pa
10%
104,80
6,6
1,048
2,87
0.5
1,16
3,47
0,527
103
18
20%
219,60
13
1,098
6,02
0,8
1,37
2,99
27,3
108
59
30%
344,70
19
1,149
9,45
1,0
1,70
2,60
1.410
90
52
32%
370,88
20
1,159
10,17
1,0
1,80
2,55
3.130
84
43
34%
397,46
21
1,169
10,90
1,0
1,90
2,50
6.733
71
36
36%
424,44
22
1,179
11,64
1,1
1,99
2,46
14.100
61
30
38%
451,82
23
1,189
12,39
1,1
2,10
2,43
28.000
48
26
Suhu dan tekanan referensi untuk tabel di atas adalah 20 C dan 1 atm (101,325 kPa).
Asam klorida sebagai campuran dua bahan antara HCl dan H2O mempunyai titik didih-konstan
azeotrop pada 20,2% HCl dan 108,6 C (227 F). Asam klorida memiliki empat titik eutektik
kristalisasi-konstan, berada di antara kristal HClH2O (68% HCl), HCl2H2O (51% HCl), HCl3H2O
(41% HCl), HCl6H2O (25% HCl), dan es (0% HCl). Terdapat pula titik eutektik metastabil pada
24,8% antara es dan kristalisasi dari HCl3H2O. [12]
Asam klorida
Nama IUPAC[sembunyikan]
Asam klorida
Nama lain[sembunyikan]
Klorana
Identifikasi
Nomor CAS
[7647-01-0]
PubChem
313
Nomor EINECS
231-595-7
Nomor RTECS
MW4025000
Sifat
Rumus molekul
Massa molar
Penampilan
Densitas
Titik lebur
27,32 C (247 K)
larutan 38%
Titik didih
larutan 20,2%;
48 C (321 K),
larutan 38%.
Kelarutan dalamair
Tercampur penuh
Keasaman (pKa)
8,0
Viskositas
MSDS
External MSDS
Klasifikasi EU
Korosif (C)
Indeks EU
017-002-01-X
NFPA 704
0
3
1
COR
Frasa-R
R34, R37
Frasa-S
Titik nyala
Tak ternyalakan.
Senyawa terkait
Anion lainnya
F-, Br-, I-
Asam terkait
Asam bromida
Asam fluorida
Asam iodida
Asam sulfat
Titrasi asam
Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi
melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ini bergabung dengan molekul air
membentuk ion hidronium, H3O+:[8][9]
HCl + H2O H3O+ + Cl
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl. Asam klorida oleh karenanya dapat digunakan
untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia
berdisosiasi penuh dalam air.[8][9]
Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, yang mengindikasikan tingkat
disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilaiKa cukup besar. Beberapa
usaha perhitungan teoritis telah dilakukan untuk menghitung nilai Ka HCl.[10] Ketika garam klorida
seperti NaCl ditambahkan ke larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara signifikan.
Hal ini mengindikasikan bahwa Cl adalah konjugat basa yang sangat lemah dan HCl secara
penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut. Untuk larutan asam klorida yang kuat, asumsi bahwa
molaritas H+ sama dengan molaritas HCl cukuplah baik, dengan ketepatan mencapai empat
digit angka bermakna.[8][9]
Dari tujuh asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan asam monoprotik yang
paling sulit menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam kuat yang paling tidak berbahaya
untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainnya. Walaupun asam, ia mengandung ion
klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun. Asam klorida dalam konsentrasi menengah cukup
stabil untuk disimpan dan terus mempertahankan konsentrasinya. Oleh karena alasan inilah,
asam klorida merupakan reagen pengasam yang sangat baik.
Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa. Asam yang
lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas. Asam klorida
azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif,
walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernyaketika dibuat.[11]
Asam klorida sering digunakan dalam analisis kimia untuk "mencerna" sampel-sampel analisis.
Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis logam dan menghasilkan logam klorida dan gas
hidrogen. Ia juga bereaksi dengan senyawa dasar semacam kalsium karbonat dan tembaga(II)
oksida, menghasilkan klorida terlarut yang dapat dianalisa. [8][9] Sifat kimia[sunting | sunting
sumber]
Kelarutan dan karakteristik hidrogen dengan berbagai macam logam merupakan subyek yang
sangat penting dalam bidangmetalurgi (karena perapuhan hidrogen dapat terjadi pada kebanyakan
logam [6]) dan dalam riset pengembangan cara yang aman untuk meyimpan hidrogen sebagai bahan
bakar.[7] Hidrogen sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam tanah
nadir dan logam transisi[8] dan dapat dilarutkan dalam logam kristal maupun logam amorf.
[9]
Kelarutan hidrogen dalam logam disebabkan oleh distorsi setempat ataupun ketidakmurnian
Hidrogen sangatlah mudah terbakar di udara bebas. Peristiwa meledaknya pesawat Hindenburg pada tanggal 6
Mei1937.
Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi serendah 4% H 2 di udara
bebas.[11] Entalpi pembakaran hidrogen adalah -286 kJ/mol[12]. Hidrogen terbakar menurut
persamaan kimia:
Natrium hidroksida
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Natrium Hidroksida
Nama IUPAC[sembunyikan]
Natrium Hidroksida
Nama lain[sembunyikan]
Soda kaustik
Identifikasi
Nomor CAS
[1310-73-2]
Sifat
Rumus molekul
NaOH
Massa molar
39,9971 g/mol
Penampilan
Densitas
Titik lebur
318 C (591 K)
Titik didih
1390 C (1663 K)
Kebasaan (pKb)
-2,43
Bahaya
MSDS
External MSDS
NFPA 704
0
3
1
Titik nyala
Litium hidroksida
Kalium hidroksida
Rubidium hidroksida
Sesium hidroksida
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah
sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida
dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalinyang kuat ketika dilarutkan ke
dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa
dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium
hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran
ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan Sorensen. Ia bersifat lembap cair dan secara
spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan
melepaskan panas ketika dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam air bereaksi secara
eksotermis. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan
ini lebih kecil daripada kelarutanKOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.