Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

KEGIATAN IN HOUSE TRAINING PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA DI RUMAH

SAKIT DAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

RSIA NABASA PONTIANAK

2023
Jl. Sui Raya Dalam No. 65 Pontianak Telepon (0561) 582809
e-mail : rsb.nabasa@yahoo.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut National Fire Protection Association (NFPA) 2002, kebakaran adalah suatu
pristiwa oksidasi bertemunya tiga buah unsur, yaitu bahan, oksigen dan panas yang dapat
menimbulkan kerugian material atau bahkan kematian bagi manusia. Menurut National Fire
Protection Association (NFPA) Amerika, kebakaran diklasifikasikan (dikelompokkan)
berdasarkan sumber penyebab api yang muncul dalam kejadian kebakaran. Adapun
klasifikasi yang merujuk pada klasifikasi Internasional menurut NFPA Amerika ada 6 kelas
yaitu, Kebakaran kelas A,B,C,D,E dan Kebakaran kelas K. Klasifikasi ini menentukan
elemen apa yang dapat digunakan dalam penanganan kebakaran tersebut.
Dalam UU RI No 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung, tertulis salah satu
persyaratan teknis keandalan bangunan gedung adalah persyaratan keselamatan mengenai
kemampuan gedung untuk mendukung beban muatan dan kemampuan gedung untuk
mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir yang konstruksinya harus dibuat
kuat dan kokoh agar bangunan stabil dan memikul beban sendiri jika terjadi gempa
(Anonim, 2002). Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 tahun 2016 tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) padapasal 16 ayat (1) menjelaskan bahwa “Rumah
sakit wajib menerapkan pencegahan dan pengendalian kebakaran dengan tujuan untuk
memastikan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan
asset rumah sakit dari bahaya api, asap dan lainnya”.
Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja telah mengatisipasi
dalam hal mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.memberi jalan
penyelamatan, penyelenggaraan latihan penanggulangan kebakaran yang wajib diterapkan
di setiap tempat kerja sejak dari pencegahan serta dan sangsi hokum terhadap
pelanggaran.Disamping itu edukasi dan informasi tentang kesiapsiagaan dalam tanggap
darurat bencana,utama bencana kebakaran.Selain itu tujuan yang ingin dicapai undang-
undang ini adalah perlidungan terhadap tenaga kerja yang berada di tempat kerja agar
selalu terjarnin keselamatan dan
kesehatannya sehingga dapat mewujudkan peningkatan produksi dan produktifitasnya
(Widiatmoko, 2008) Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi
juga ada potensi bahaya- bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah
sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan
instalasi listrik dan sumber-sumber cedera ringan lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia
yang berbahaya, gas- gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomis contoh tempat
yang bisa menimbulkan potensi kebakaran adalah kelistrikan, ruang incinerator, dapur
,kantin dan juga bahan kimia yang terdapat di laboratorium.
Semua potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para
karyawan di rumah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan
rumah sakit. Beberapa lingkungan Rumah Sakit yang dapat menimbulkan sumber
bahaya kebakaran adalah UGD, kamar bedah, ICU, radiologi, laboratorium, laundry,
dapur, kantin,boiler, dan generator (DepKes RI, 2004).
Sebagai sarana perdokumentasian dan evaluasi program dan kegiatan yang telah
direncakan maka dibuatlah laporan hasil kegiatan. Laporan ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi dalam pemantauan perkembangan hasil kegiatan
yang dilaksanakan guna peningkatan kinerja pada semester berikutnya dalam
pencapaian target yang ditetapkan.

B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Inhouse training kelompok kerja MFK RSIA NABASA dalam standart

akreditasi rumah sakit meliputi :

1. Program pelatihan Staf RS tentang Tata laksana kegawat daruratan dan

penanggulangan bencana

2. Program penanggulangan kebakaran dan evakuasi

Berdasarkan hal tersebut maka dalam rangka membantu rumah sakit mempersiapkan

akreditasi, kelompok kerja MFK mengadakan Inhouse Training Tentang Pencegahan

Penangguangan dan Evakuasi Bencana.


C. TUJUAN PELATIHAN

1. Tujuan Umum

Pelatihan ini dimaksud untuk membantu rumah sakit dalam menyiapkan SDM yang

kompeten dalam melaksanakan Pencegahan penanggulangan dan evakuasi bencana di

RSIA NABASA PONTIANAK.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatnya kemampuan staf rumah sakit dalam penanganan pencegahan

penanggulangan evakuasi bencana.

b. Meningkatnya kemampuan staf rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan

dan penanganan kebakaran (Code Red).

c. Meningkatnya kemampuan staf rumah sakit dalam melaksanakan evakuasi saat terjadi

bencana.

D. SASARAN

Adapun yang menjadi peserta Pelatihan Pencegahan Penanggulangan dan Evakuasi Bencana

adaalah kepala ruangan/unit, karyawan/staf, terutama karyawan/staf Nakes ruangan unit/

instalasi RSIA NABASA PONTIANAK.


BAB II
ISI

A. WAKTU DAN TEMPAT PELATIHAN

1. Waktu Pelatihan

Adapun waktu pelatihan direncanakan tanggal 18 November 2023.

2. Tempat Pelatihan

Pelatihan akan dilaksanakan di Aula Pertemuan Lantai 2 RSIA NABASA.

B. Susunan Acara
HARI/TANGGAL MATERI PELATIH/FASILITATOR

Sabtu,18, November
2023
08.00 – 08.15 Pembukaan Panitia/Direktur
08.15 – 11.15 • Regulasi /Peraturan Bencana di RS Edi Ariani, SKM,MKes
• Kesiapan Rumah Sakit Dalam Menghadapi
Bencana
• Sistem Manajemen Emergensi (Tanggapan
Terhadap Wabah, Bencana Dan Keadaan
Emergensi) Yang Efektif
• Tragedi Kebakaran RS Dan Edukasi APAR
• HVA

11.15 – 12.15 Istirahat Panitia


12.15 – 16.15 Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Edi Ariani, SKM,MKes
• Dasar Kebijakan Dan Urgensi Pengelolaan Sistem
Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK)
Rumah Sakit
• Sistem Kepemimpinan Dan Perencanaan Yang
Efektif Dalam Sistem Manajemen Fasilitas Dan
Keselamatan (MFK) Rumah Sakit
• Sistem Manajemen Keselamatan Dan Keamanan
Rumah Sakit
• Sistem Pengelolaan Bahan Berbahaya (Inventaris,
Penanganan, Penyimpanan Dan Penggunaan Bahan
Radioaktif Dan Bahan Berbahaya Lainnya Serta
Pengendalian Dan Pembuangan Bahan Dan Limbah
B3) Secara Aman
Istirahat
• Sistem Keselamatan Kebakaran (Properti Dan
Penghuni/Petugas, Pasien, Pengunjung) Yang Efektif
• Pengelolaan Sistem Peralatan Medis (Analisa
Kebutuhan Dan Pemilihan Jenis Alat, Serta Tekhnik
Pemeliharaan Alat)
• Pengelolaan Sistem Utilitas Dan Sistem Pendukung
Lainnya Yang Efektif Untuk Meminimalkan Risiko
Pengoperasian
• Optimalisasi Telusur Lapangan Internal RS Bidang
MFK Serta Strategi Dan Persiapan Pengelolaan
Sistem Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan
(MFK) Rumah Sakit Menunjang Akreditasi 2023
• Diskusi Tips lulus akreditasi PARIPUIRNA

16.15 – 16.30 Penutupan Panitia

C. ANGGARAN BIAYA PELATIHAN

Anggaran pelaksanaan kegiatan pelatihan dengan sumber dana dari biaya operasional RS

yang di keluarkan oleh Bagian Keuangan RSIA NABASA PONTIANAK.

D. FASILITAS DAN SERTIFIKAT PELATIHAN

1. SPO tentang Pencegahan Penanggulangan dan Evakuasi Bencana.

2. Hard copy materi inhouse training.

3. Sertifikat pelatihan
E. KOMPONEN PELATIH

Instruktur pelatihan adalah Anggota Tim CODE RED dari RSUD DR.SOEDARSO

PROVINSI KALIMANTAN BARAT.

F. KOMPONEN PENYELENGGARA PELATIHAN

1. Institusi Penyelenggara pelatihan : Kelompok Kerja MFK RSIA NABASA PONTIANAK

2. Tenaga yang menjadi Master of Training (MOT): 1 orang.

3. Waktu penyelenggaraan : 1 hari.

G. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

1. Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak NABASA Pontianak.

2. Ketua Akreditasi RSIA NABASA Pontianak.

3. Ketua Kelompok Kerja MFK RSIA NABASA Pontianak.

H. CONTACT DAN INFORMATION

Contact Person :
RSIA NABASA PONTIANAK
JL. SUI RAYA DALAM NO.65 PONTIANAK
Telp : (0561) 582809, WA : 08115-672202
Email : rsb.nabasa@yahoo.com
Media sosial : instagram : @rsia nabasa

I. EVALUASI

1. Evaluasi terhadap Peserta, meliputi :

a. Kemampuan Awal :

Melakukan penilaian terhadap kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta

mencakup ranah Pengetahuan dan Keterampilan sebelum mengikuti pelatihan.


b. Kemampuan Akhir :

Melakukan penilaian terhadap kemampuan yang telah dimiliki oleh peserta mencakup

ranah Pengetahuan dan Keterampilan setelah mengikuti pelatihan (sebelum pelatihan

ditutup).

2. Evaluasi terhadap Pelatih/ Instruktur, meliputi :

a. Pencapaian tujuan pembelajaran

b. Penguasaan materi :

1) Teori

2) Praktik

c. Kemampuan melatih.

J. Isi Materi dan Pelatihan


1. Bantuan dasar bencana kebakaran
a. Pengertian kebakaran
b. Penyebab kebakaran
c. Dampak yang ditimbulkan
d. Teori dasar api
e. Tahap pengembangan api
2. Kesiapan menghadapi kondisi darurat dan bencana di rumah sakit
a. Dasar hukum tentang kesiagaan bencana di rumah sakit
b. Tanggap darurat bencana
3. Manajemen fasilitas dan keselamatan
a. Dasar kebijakan dan urgensi pengelolaan sistem Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) Rumah Sakit
b. Sistem kepemimpinan dan perencanaan yang efektif dalam sistem Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan (MFK) Rumah Sakit
c. Sistem manajemen keselamatan dan keamanan rumah sakit
d. Sistem pengelolaan bahan berbahaya (inventaris, penanganan, penyimpanan
dan penggunaan bahan radioaktif dan bahan berbahaya laiinya serta
pengendalian dan pembuangan bahan dan limbah B3) secara aman.
e. Sistem keselamatan kebakaran (properti dan penghuni/petugas, pasien,
pengunjung) yang efektif.
f. Pengelolaan sistem peralatan medis (Analisa kebutuhan dan pemilihan jenis
alat, serta tekhnik pemeliharaan alat).
g. Pengelolaan sistem utilitas dan sistem pendukung lainnya yang efektif untuk
meminimalkan risiko pengoperasian.
h. Optimalisasi telusur lapangan internal RS bidang MFK serta strategi dan
persiapan pengelolaan sistem manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
rumah sakit menunjang akreditasi 2023
i. Diskusi tips lulus akreditasi paripurna.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pelatihan (In-House Training) yang telah dilaksanakan oleh kelompok kerja
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) bekerjasama dengan anggota tim code
red RSUD DR. SOEDARSO PROVINSI KALIMANTAN BARAT dapat
disimpulkan, Sebagian besar karyawan dapat memahami sistem manajemen
emergency yang efektif dan dasar kebijakan pengelolaan sistem manajemen fasilitas
dan keselamatan rumah sakit.

B. Saran
Sehubungan dengan pelatihan (In-House Training) diatas perlu dibuat kesepakatan
bersama dalam pembuatan alur dalam tanggap darurat bencana perlu pengeras suara
dan alarm (Smoke Ditector) sebagai notifikasi terjadinya bencana (kebakaran) serta
tanda kesepakatan saat terjadinya kebakaran. Dalam hal meningkatkan kemampuan
karyawan dalam penanganan kebakaran terutama penggunaan APAR, serta alur
evakuasi pasien dan dalam pemenuhan akreditasi perlu dilakukan pelatihan (In House
Training) minimal setahun sekali.
Untuk menunjang akreditasi perlu mengoptimalisasi telusur lapangan internal Rumah
Sakit bidang Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK), agar lulus akreditasi
paripurna.
Lampiran

In House Training Pelatihan Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit dan


Manajemen Fasilitas dan Keselamatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Nabasa

Penjelasan Materi Dasar Kebijakan dan Urgensi Pengelolaan Sistem Manajemen


Fasilitas dan Keselamatan (MFK) Rumah Sakit
Pelatihan Pengunaan APAR

Pelatihan Evakuasi Pasien ketika terjadi targedi bencana


Telpon operator untuk Aktivasi Code Red Operator menerima telpon

Evakuasi pasien dan alat medis Tim code red membawa APAR
Tim code membawa APAR dan penyelamatan dokumen

Tim Code Red memadamkan api

Anda mungkin juga menyukai