Anda di halaman 1dari 22

KEPUTUSAN DIREKTUR

No. Kpts

TENTANG
PANDUAN PCRA (PRE-CONSTRUCTIONS RISK
ASSESMENT)
RUMAH SAKIT PERTAMINA TANJUNG

DIREKTUR
RUMAH SAKIT PERTAMINA
Menimbang : a. TANJUNG”
bahwa dalam upaya meningkalkan mutu pelayanan Rumah Sakit
Pertamina Tanjung maka diperlukan penyelenggaraan PCRA (Pre-
b. Constructions Risk Assesment,
bahwa agar pelaksanaan PCRA (Pre- Constructions Risk
Assesment) di Rumah Sakit Pertamina Tanjung dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya Panduan PCRA (Pre- Constructions
Risk AssesmenT Rumah Sakit Pertamina Tanjung;
C. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir a dan b, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Pertamina Tanjung.

Mengingat 1. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan


2. Gedung; Undang - Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktih
3. Kedokteran; Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 lentang
4. Penataan Ruang;

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5. Undang - Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
6. Undang - Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan No.11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

Surat Keputusan....
2

Memutuskan

Menetapkan PANDUAN PCRA (PRE-CONSTRUCTIONS RISX ASSESMENT)


RUMAH SAKIT PERTAMINA TANJUNG
KESATU : Memberlakukan Panduan PCRA (Pre-Consructions Risk Assesment
Rumah Sakit Pertamina Tanjung

XEDUA Panduan PCRA (Pre-Constructions Risk Assesment) Rumah Sakit


Pertamina Tanjung sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini:

XSTIGA : Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan PCRA (Pre-Constructions


Risk Assesment) dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit Pertamina
Tanjung;
KEEMPAT Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal sampai dengan
dengan ketentuan bahwa apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapan surat keputusan ini segala sesuatunya
dapat ditinjau kembali.

Ditetapkan di Tanjung
Pada Tanggal Director,

Tembusan
Para Vice Director RS.Pertamina Tanjung
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA (PRE- BERLAKU TMT
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT) HALAMAN

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kontruksi/pembangunan baru di sebuah rumah sakit akan berdampak pada setiap
orang di rumah sakit dan pasien dengan kerentanan tubuhnya dapat menderita
dampak terbesar. Kebisingan dan getaran yang îerkait dengan kontruksi dapat
memengaruhi tingkat kenyamanan pasien dan istirahat/tidur pasien dapat pula
terganggu. Debu konstruksi” dan bau dapat mengubah kualitas udara yang dapat
menimbulkan ancaman khususnya bagi pasien dengan 9anggungan pemapasan.
Karena itu, rumah sakit perlu melakukan asesmen risiko setiap ada kegiatan
kontruksi, renovasi, maupun demolisi/pembongkaran bangunan.
Asesmen risiko harus sudah dilakukan pada waktu perencanan atau sebefum
pekeqaan kontruksi, renovasi, dan demolisi dilakukan sehingga pada waktu
pelaksanaan sudah ada upaya pengurangan risiko terhadap dampak kontruksi,
renovasi. dan demolis tersebut. Dalam rangka melakukan asesmen risiko yang
terkait dengan proyek konstruksi baru, rvmah sakit perlu melibatkan semua
unit/instalasi pelayanan ldinis yang terkena dampak dari kontruksi baru tersebut,
konsultan perencana, atau manajer desain proyek, Komite Kesehatan dan
keselamatan Kerja Rumah Sakit (K-3 RS) yang terdiri Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
{PPI) Dan HSE, Bagian Layanan umum. TEKNIK lnstalasi Pemeliharaan Saran
Rumah Sakit, dan un”4 atau bagian lainnya yang diperlukan. Risiko terhadap
pasien, keluarga, staf, pengunjung, vendor, pekerja kontrat, dan entitas di luar
akan b rvarlasi berganlung pada sejauh man”a” keglalan konstruksi serfa
pelayanan
dampaknya terhadap infrastruktur dan utilitas. Sebagai tambahan, kedekatan
pembangunan ke area pelayanan pasien akan berdampak pada meningkatnya
tingkat risiko.
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA (PRE- BERLAKU TMT
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT) HALAMAN

B. Pengerlian
1. Pra Constructions Risk Assesmenf / PCRA) adalah assesment yang
dilaksanakan secara komprehensif dan proaktif yang digunakan untuk
mengevaluasi risiko dan kemudian mengembangkan rencana agar dapal
meminimalkan dampak konstruksi, rcnovcsi atau penghancuran/demolisí
sehingga pelayanan terjaga kualitas dan keamanannya.
2. ICRA (Infection Risk Assesment) adalah assesmen yang
dilaksanakan oleh Komäe PPI rumah sakit terkait faktor risiko infeksi dalam
pekerjaan konstruksi, renovasi dan demolish.
3. Utilitas adalah sistem dan peralatan untuk mendukung layanan penting bagi
keselamatan pasien
4. Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah
proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang
5. Alat Pelindung Diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan ristko keija untuk menjaga keselamatan peke/ja itu sendiń
dan orang di sekelilingnya.
6. Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang bersifat
mengganggu pendengaran dan dapat menurunkan daya dengar seseorang yang
terpapar
7. Getaran adalah dampak pelaksanaan pekerjaan yang terasa dan mengganggu
orang sekitarnya.
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA (PRE- BERLAKU TMT
CONSTRUCTIONS
HALAMAN
RISK ASSESMENT)

BAB II
RUANG LlNGłtUP

I. Tujuan
1. Agar pelaksanaan pekeğaan konstruksi, renovasi maupun demolisi dilaksanakari
sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Meminimalkan tingkat ńsiko yang terjadi baik di area lokasi pekerjaan maupun
area pelayanan terdampak
3. Meningkatkan kepuasan pasien.

II. Sasaran
Asesmen risiko sebelum dilaksanakan konstruksi serta monitoring kepatuhan
terhadap rekomendasi hasil asesmen.

III. Prinsip
Kegiatan mengidentifikasi, menilai, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang
akan dan sedang terjadi akibat pekeqaan konstruksi, renovasi dan demolish. Selain
”itu, rumah sakit bersama dengan manajemen konstruksi (MK) memastikan bahwa
kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan, dan didokumentasikan. Sebagai bagian
dari penilaian risiko maka ńsiko pasien ínfeksi dari konstruksi dievaluasi melalui
infeksi penilaian risiko Control yang dikenal sebagai ICRA (Infection Control Risk
Assessment).
PANDUAN

UNIT USAHA : RUMAH SAKIT


PERTAMINA TANJUNG
JUDUL : PANDUAN PCRA (PRE-
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT)

IV. Alur

HSE (Heallh Snfely TEKNIK


Environments

Penilaian PCRA

Penanggung jawab :
Rekomendasi Hasil Pelaksana Pekerjaan

Monitoring Kepatuhan

Evaluasi/Pelaporan
BAB III
KEBIJAKAN

1. PCRA dilaksanakan pada masa perencanaan pehaqaan pembangunan maupun


pemetiharaan.
2. HSE (Health Safety Environmenf sebagai penanggungjawab PCRA bersama satuan
kerja terkait.
3. HSE (Health Safety Environmen§ dibantu tim Teknik dalam pelaksanaan PCRA.
4. Pelaksana dan Pengawas pekerjaan wajib menfaati rekomendasi di dalam PCRA
dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan pekerja dan lingkungannya.
5. Rekomendasi tersebut merupakan item yang harus diperhatikan dan ditindak lanjuti
sesuai dengan formulir PCRA.
6. PCRA merupakan bagian yang tak terpisahkan ICRA Komite PPI.
7. Prosedur pengajuan PCRA ditujukan kepada HSE (Health Safety Environmenfj,
dibahas bersama kontraktor, pengawas, satuan keqa terkait guna mendapatkan
rekomendasi program IK3 pada pekerjaan renovasi, rehabilitasi dan demolisi yang
akan dilaksanakan.
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA (PRE- BERLAKU TMT
CONSTRUCTIONS HALAMAN
RISK ASSESMENT)

BAB IV
TATA LAKSANA

Tata laksana PCRA dilaksanakan dengan beberapa tahap karena terkait dengan faktor
risiko; antarzr lain
I. Area-Area PCRA
Area-area dalam PCRA meliputi :
a. Kualitas udara
b. Pengendalian infeksi (ICRA)
c. Utilitas
d. Kebisingan
e, Getaran
f. Bahan berbahaya
g. Layanan darurat, seperti respons terhadap kode
h. Bahaya lain yang mempemgaruhi perawatan, pengobatan dan layanan.

II. Pengisian Form PCRA


1. Reviewer PCRA yang terdiri dari HSE (Health Safety Environment RSPT dan
staff Teknik sipil meninjau langsung ke lokasi pekerjaan.
2. Tim dalam pelaksanaannya harus didampingi oleh kontraktor pelaksana dan
konsultan pengawas pekerjaan.
3. Tim mencalat diskripsi pekerjaan sesuai dengan form yang telah disediakan.
4. Form yang telah diisl harus disetujui oleh kontraklor pelaksana dan
konsultan pengawas.
5. Form tersebul merupakan rambu-rambu yang harus senantiasa ditaati oleh
kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas selama jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan tersebut,
6. HSE (Haalth Safety Environment) barkoordinasi dengan satuan kerja terkait yang
terdampak.
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA BERLAKU TMT
(PRE-
HALAMAN
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT)

7. HSE (Health Safety Environment berkoordinasi Komite PPI terkait assesmen


risiko infeksi.
B. Pelaksana dan pengawas selalu melaksanakan rekomendasi yang ada di
dalam form PCRA dengan meningkatkan kepatuhan.

III.Mon'rtoring Kepatuhan
1. HSE (Heallh Safety Environment RSPT dan staff Teknik Sipil mencatat
perkembangan pelaksanaan pekeqaan di dalam form inspeksi/monitoring
kepatuhan.
2. Pelaksana dan pengawas harus melaksanakan fekomendasi yang ada di dalam
form monitoring kepatuhan.

IV.Evaluasi
1. HSE (Health Safety Environment) RSPT dan Teknik melaksanakan evaluasi
terkait PCRA yang telah dibuat.
2. Teknik secara rutin melaporkan pelaksanaan PCRA di semua area di RSPT
dalam 6 bulan sekali.
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA BERLAKU TMT
(PRE-
HALAMAN
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT)

BAB V
DOKUMENTASI

1. Form Pra Constructions Risk Assesment


2. Form Inspeksi Kepatuhan Terhadap PCRA/ICRA

Disiapkan oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :


Chief Technique Vice Oirector HCGA Direktur

Tanggal : Tanggal : Tanggal :


UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA BERLAKU TMT
(PRE- HALAMAN
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT)

Pre-Construction Risk Assessment

Renovasi, konstruksi, dan kegiatan pemeliharaan & perbaikan memiliki potensi risiko
terhadap pelayanan pasien proses dalam konteks lingkungan area pelayanan.Tujuan
dari proses pre- constructions risk assessment ini adalah untuk mengidentifikasi
potensi risiko yang dapat muncul dari kegiatan tersebut dan mengembangkan strategi
mitigasi risiko agar dapat meminimalkan risiko kejadian yang tidak diinginkan. Beberapa hal
yang dipertimbangkan dalam proses ini mencakup :

• Gangguan terhadap Life Safety Code.


• Air Quality/Pressure Management dalam benluk ICRA (Dilampirkan)
• Dampak terhadap Utilitas
• Etising
• Getaran
• Kebersihan Lingkungan
• Bahaya terhadap Keselamatan Lainnya.

Xegiatan ini akan dilakukan oleh Tim Pre-Construction Risk Assessment yang akan
mengisi setiap idenlifikasi risiko yang mungkin terjadi. Anggota tim ini terdiri dari ruang
lingkup pekeqaan yang berbeda sebagai berikut :

• Ketua Tim.
• Perwakilan dayanan Teknik
• Perv‹ahilan HSE
• Perwakilan PPI
• Perwakilan Layanan Umum
• Perwakilan Unit/ lnstalasi/ Bagian yang terkait
• Perwakilan Kontraktor/Vendof

Pada akhir dari proses penilaian risiko ini ialah adanya satu set rekomendasi
mitigasi ristko. Rekomendasi untuk mitigasi risiko ini diberikan untuk dilaksanakan
oleh pihak kontraktor yang akan menyelesaikan pekerjaan dan menjadi bagian dari
dokumentasi pekerjaan.
PANDUAN

UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :


PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA BERLAKU TMT
(PRE- HALAMAN
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT)

FORMULIR PCRA (PRE-CONSTRUCTIONS RISK ASSEMENT)

Nama Proyek :

Informasi Proyek:

Nama Proyek :

Lokasi /Area aktivitas proyek : Gedung: Tingkat


Ruang :

Unit/tnstaIasi/Bagian: Contact:

Tangga( Mulai : Lama Pekerjaan :

Manajer Proyek :

Kontraktor :

Deskripsi Aktivitas yang dilakukan

Oaerah ynng berdekatan dengan peke§aan lersehut :


Area diatasnya : Contact Phone #
Area dibawahnya : Contact Phone #
Layanan terdekat : _ _ Contact Phone #
Layenan terdekat : Contact Phone //
Layanan lerdekal : Contact Phone #
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA BERLAKU TMT
(PRE-
HALAMAN
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT)

Gangguan terhadap Life Safety Code/ Fire Safety


Morton dikaji setiap kategori dan lihat apakah tetap dapal diaplikasikan dalam ruang
lingkup pekerjaan yang direncanakan. Setiap jawaban “YA” membutuhkan langkah
sementara yang perlu dilakukan untuk menjamin keselamatan dan langkah itu harus
dengan jelas disebutkan bentuknya.

1. EXITS - Apckah pekeqaan tersebut berpotensi mengganggu jalan keluar atau pintu
exit
Yes : ' No ' .
Jika ‘Ya” identifikasi larigkah sementara yang harus dilakukan:

2. EXITS - Apakah pintu exit dapat digunakan orang lain selain pekeqa konstruksi?
Yes No
Jika ’Ya" identifikasi langkah sementara yang harus dilakukan:

3. EMERGENCY ACCESS - Apakah Pekerjaan berpotensi menghalangi akses


darurat? Yes No
Jika ‘Ya" identifikasi langkah semenara yang harus dilakukan:

4. Apakah pekerjaan berpotensi menghalangi akses untuk respon petugas emergensi


ke area konstruksi ‘2
Yes i No
Jika ‘Ya” Idontlñkasl langkah sementam yang harus dilakukan:
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA BERLAKU TMT
(PRE- HALAMAN
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT)

5. FIRE PROTECTION - Akankah aktivitas pekerjaan mengganggu sistem deteksi


kebakaran?
Yes No
Jika ’Ya” identifikasi langkah sementara yang harus dilakukan:

6. FIRE PROTECTION - Akankah aktivitas pekerjaan mengganggu sistem proteksi


kebakaran?
Yes r*. No
Jika 'la" identifikasi langkah sementara yang harus dilakukan:

7. FIRE PROTECTION - Apakah pekerjaan membutuhkan tambahan peralatan untuk


pemadaman kebakaran? Yes No
Jika ‘Ya” identifikasi langkah sementara yang harus dilakukan:

8, Apakah peke/jaan itu membutuhkan pelatihan penggunaan alat pemadaman api


untuk pekeqa konstruksi‘2 Yes No
Jlka ‘Ya“ fdentlfikasl langkah sementara yang harus dilakukan:
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA BERLAKU TMT
(PRE- HALAMAN
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT)

9. Akankan pekerjaan itu membutuhkan penyimpanan bahan yang mudah terbakar


atau meledak?
Yes No
Jika ‘Ya" idenüfikasi langkah sementara yang harus dilakukan:

10. Apakahbutuh partisi? Maka partisi harus tahan asap dan terbuat dari bahan yang tidak
mudah terbakar*
Yes No
Jika ’Ya” identifikasi langkah sementara yang harus dilakukan:

11. FIRE DRILLS - Apakah proyek tersebut mengharuskan ada simulasi kebakaran di
area konstruksi ? Yes o No
Jika °Ya" idenûfikasi langkah sementara yang harus dilakukan:

12. Akankah pekeqaan mempengaruhl struktur yang berdampak pada perlindungan


terhadap kebakaranseperti pintu atau dinding? Yes ' No
Jlka ‘Ya" ldenüfikasl langkah sementara yaris *°n•• dilakUkan:
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA BERLAKU TMT
(PRE- HALAMAN
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT)

13. HAZARD SURVEILLANCE - Apakah proyek membutuhkan pengawasan hazard 'yang


lebih ketat?
Yes No
Jika ’Ya" identifikasi langkah sementara yang harus dilakukan:

14. AREA POSTING - Apakah dibutuhkan poster terkait langkah Life Safety di area
konstruksi ?
Yes No
Jika 'Ya” identihI‹asi langkah sementara yang harus dilakukan:

NOTE - Merokok dilarang keras di area manapun di Rumah Sakit.


Jika ada pekerja konstruksi dilemukan merokok di fasilıtas atau area
konstruksi maka akan diskors dari pekerjaannya.
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA BERLAKU TMT
(PRE- HALAMAN
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT)

Dampak terhadap Utilitas :


Selama pekerjaan berlangsung apakah ada diantara hal ini yang terganggu di area atau
di luar area konstruksi?

Yes No NA
Suplai Air

Saluran Air Limbah


Drainase Atap/Roof

Listrik PLN

Genset atau Emergensi

Power. Sistem Ventilasi

Oksigen

Medical Air

Vacum Medis

Gas Medis lainnya:

Untuk setiap sistem dimana akan diduga terganggu pekerjaan konstruksi agar dapat
dijelaskan langkah-langhah yang diambil untuk memitigasi dampaknya.
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA BERLAKU TMT
(PRE- HALAMAN
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT)

Morton dokumentasikan langkah pencegahan yang dìlakukan untuk menjamin tidak


1erjadinya gangguan yang tidak diharapkan.

Penilaian Kebisingan dan Getaran

Dilakukan identifikasi setiap aktivRas yang menimbulkan bising atau getaran yang
kemungkinan mengganggu.

AkUvltas:”

Waktu dan lamanya:


Strategi Mitigasi :

Waktu dan Lamanya :


Strategi Mitigasl :
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA BERLAKU TMT
(PRE- HALAMAN
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT)

Lingkungan

• Siapa yang bei1anggung jawab terhadap kebersihan sehań-hań dalam area


konstruksi ?

• Apakah perlu dilakukan pembersihan akhir setiap harinya?

• Jika ya, siapa yang bertanggung


javab?

• Apakah ada kebutuhan khusus yang diperlukan unluk pembersihan pada


akhir pekerjaan konstruksi?

• Jika ada, Daftar kebutuhan khusus untuk kebersihan tersebut.

Safety Hazards

mohon dilampirkan daftar hahan berbahaya yang digunakan atau disimpan dalam
area kerja.

Apakah yokerjaan dapat monlmbulkan hau yang tidak enak atau tidak biasa?
Yes . No
Jika ya, apa langkatı yang dilakukan ur tcık meminimalkan dan›paknya?

Apakah ada konłaminan yang disebutkan ini?


Yes No
Asbestos
Timbal
Jamur
PANDUAN
UNIT USAHA : RUMAH SAKIT NOMOR :
PERTAMINA TANJUNG REVISI KE 1 (satu)
JUDUL : PANDUAN PCRA BERLAKU TMT
(PRE- HALAMAN
CONSTRUCTIONS
RISK ASSESMENT)

Jika ya, apa langkah yang harus dilakukan untuk meminimalkan dampaknya?

Apakah rencana pekerjaan termasuk keadaan di bawah ini?


Confined Space Entry Excavation requiring protection
Prosedur Lock Out / Tag Out Cranes or hoisting equipment
Scaffolding Interruption of normal pedestrian/
vehicle traffic
Work requiring Fall Protection '. Live Electrical Work

Rekomendasi tambahan untuk mengurangi atau mitigasi rlslko pekerjaan inl :

Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai