DEFINISI
A. Limbah Rumah Sakit
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
B. Limbah Cair Rumah Sakit.
Limbah cair rumah sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan
kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
C. Pengelolaan limbah cair rumah sakit.
Pengelolaan limbah cair rumah sakit adalah upaya penatalaksanaan limbah cair hasil
dari kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit sejak dari dihasilkan, diolah
sampai dengan pembuangan hasil olah ke badan air penerima, agar hasil olah
limbah cair tidak menjadi media penularan penyakit, tidak mengganggu estetika dan
tidak mencemari lingkungan.
D. Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit.
Pengolahan limbah cair rumah sakit adalah upaya yang dilakukan terhadap limbah
cair rumah sakit, agar limbah cair rumah sakit mempunyai kualitas yang memenuhi
persyaratan baku mutu limbah cair, sehingga layak untuk dibuang ke badan air
penerima.
E. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Instalasi pengolahan air limbah menggunakan desain model filter anaerob-aerob
serta dimana polutan dalam air limbah diolah secara biologis oleh bakteri anaerob
dan aerob.
Cara Kerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) :
IPAL RS Permata Hati terdiri dari 16 bak pengolahan :
Bak 1 : Merupakan inlet yang menampung dari semua
aktifitas pasien baik dari kamar rawat inap,
polyklinik, ruang operasi, ruang vk,
laboratorium, UGD, Gizi, Laundry, Kamar
mandi, bak ini juga berfungsi sebagai bak
penangkap lemak.
Bak 2 : Berguna untuk bak indikator
pengembangbiakan bakteri yang digunakan
dari EM4, biostar, gula merah, kotoran sapi
yang baru, dan pupuk NPK. Pengolahan pada
bak ini secara biologi.
Bak 3-4 : Pada bak ini berguna untuk pengembangbiakan
bakteri yang hidup disuplai oksigen yang
berguna sebagai aerasi.
Bak 5 : Berguna untuk kaporisasi yaitu pengolahan
secara kimia, pada bak ini juga kaporit
dicampurkan tawas melalui desingpump yang
kemudian diaduk menggunakan mixer
pengaduk.
Bak 6,-9 : Berguna untuk pengendapan dari bak 14 ( bak
pengendap lumpur).
Bak 10-14 : Berguna sebagai filterisasi untuk
menetralisasikan racun dan warna yang keruh,
sehingga air keluar menjadi lebih jernih.
Bak 15 : Merupakan bak outlet (indikator) atau bak
akhir dari semua tahapan pengolahan yang
berisikan ikan sebagai indikator untuk melihat
air racun atau tidak, ikan yang digunakan
sebagai indikator yaitu ikan nila/ koi.
Bak 16 : Bak Drying Bad.
IPAL ini bekerja secara otomatis dan digerakan oleh mesin dan bekerja selama 24
jam non stop. Koagulan yang digunakan yaitu Tawas adalah sejenis koagulan
senyawa Al yang memiliki rumus kimia Al 2SO4 11 H2O senyawa ini bermanfaat
sebagai penjernih air.
F. Septik Tank.
Adalah bak yang berfungsi untuk menampung limbah cair yang berasal dari
instalasi atau bangsal penghasil, sebelum limbah cair dialirkan ke bak pengumpul
akhir.
G. Baku Mutu Limbah Cair Rumah sakit.
Baku mutu limbah cair rumah sakit adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar
dan/ atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah
rumah sakit yang akan dibuang atau dilepas ke dalam badan air penerima.
H. Pihak Ketiga.
Adalah pihak yang bekerjasama dengan pihak rumah sakit yang bertugas untuk
mengambil dan memeriksa kualitas limbah cair rumah sakit serta mengirimkan hasil
pemeriksaan kualitas limbah cair ke rumah sakit, dengan langkah – langkah yang
sesuai dengan kesepakatan antara ke dua belah pihak.
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
I. Alat Pelindung Diri
Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah cair, petugas harus menggunakan alat
pelindung diri (APD) untuk mencegah agar petugas tidak terpapar kuman penyakit
dan terhindar dari kecelakaan kerja selama melakukan pengelolaan limbah cair.
1. Pedoman Umum Alat pelindung Diri.
a. Tangan harus selalu dalam keadaan bersih walaupun menggunakan APD.
b. Lepas atau ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang tidak dapat
digunakan kembali akibat rusak atau robek, segera setelah mengetahui
bahwa APD tidak dapat lagi berfungsi secara optimal.
c. Lepaskan APD sesegera mungkin setelah melakukan kegiatan pengelolaan
limbah cair, bersihkan seluruh badan dan hindari kontaminasi terhadap
pasien, pengunjung dan karyawan di luar petugas yang bersangkutan.
2. Jenis- jenis Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk kegiatan pengelolaan
limbah cair, antara lain :
a. Sarung tangan :
Melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit.
b. Masker.
Harus cukup besar untuk menutup hidung, mulut dan bagian bawah dagu,
terbuat dari bahan yang kedap cairan. Berfungsi untuk menahan cipratan
pada saat petugas berbicara atau batuk, mencegah petugas terkena limbah
cair pada bagian wajah.
c. Alat pelindung mata (kacamata)
Untuk melindungi mata petugas dari percikan cairan limbah cair.
d. Helm.
Untuk melindungi rambut dan kepala petugas dari kontaminasi limbah cair
selama melakukan pengelolaan limbah cair.
e. Apron.
Untuk melindungi badan petugas dari kontaminasi limbah cair.
f. Sepatu boot.
Untuk melindungi petugas dari kecelakaan kerja dan kontaminasi akibat
limbah cair.
3. Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada pemakaian APD.
a. Kenakan APD selama melakukan kegiatan pengelolaan limbah cair.
b. Sebelum melakukan kegiatan pengelolaan, gunakan APD secara hati-hati
jangan sampai menyebarkan kontaminasi.
c. Setelah kegiatan selesai, lepas APD dengan hati-hati jangan sampai
menimbulkan kontaminasi.
d. Segera bersihkan tangan dengan menggunakan alkohol gel dengan langkah-
langkah sesuai dengan pedoman hand hygiene.
4. Langkah-langkah penggunaan alat pelindung diri sebelum melaksanakan
kegiatan pengelolaan limbah cair rumah sakit :
a. Cuci tangan dengan alkophol gel.
b. Kenakan sepatu boot.
c. Kenakan sarung tangan pertama.
d. Kenakan apron.
e. Kenakan sarung tangan kedua.
f. Kenakan masker.
g. Kenakan pelindung kepala/ helm.
h. Kenakan pelindung mata/ kacamata.
i. Karyawan siap melakukan pengelolaan limbah cair.
F. Pengelolaan limbah cair, yang meliputi :
Langkah-langkah pengelolaan limbah cair yang dilaksanakan di Rumah Sakit
Permata Hati, adalah sebagai berikut :
1. IPAL RS Permata Hati terdiri dari 16 bak pengolahan :
Bak 1 : Merupakan inlet yang menampung dari semua
aktifitas pasien baik dari kamar rawat inap,
polyklinik, ruang operasi, ruang vk,
laboratorium, UGD, Gizi, Laundry, Kamar
mandi, bak ini juga berfungsi sebagai bak
penangkap lemak.
Bak 2 : Berguna untuk bak indikator
pengembangbiakan bakteri yang digunakan
dari EM4, biostar, gula merah, kotoran sapi
yang baru, dan pupuk NPK. Pengolahan pada
bak ini secara biologi.
Bak 3-4 : Pada bak ini berguna untuk pengembangbiakan
bakteri yang hidup disuplai oksigen yang
berguna sebagai aerasi.
Bak 5 : Berguna untuk kaporisasi yaitu pengolahan
secara kimia, pada bak ini juga kaporit
dicampurkan tawas melalui desingpump yang
kemudian diaduk menggunakan mixer
pengaduk.
Bak 6,-9 : Berguna untuk pengendapan dari bak 14 ( bak
pengendap lumpur).
Bak 10-14 : Berguna sebagai filterisasi untuk
menetralisasikan racun dan warna yang keruh,
sehingga air keluar menjadi lebih jernih.
Bak 15 : Merupakan bak outlet (indikator) atau bak
akhir dari semua tahapan pengolahan yang
berisikan ikan sebagai indikator untuk melihat
air racun atau tidak, ikan yang digunakan
sebagai indikator yaitu ikan nila/ koi.
Bak 16 : Bak Drying Bad.
IPAL ini bekerja secara otomatis dan digerakan oleh mesin dan bekerja
selama 24 jam non stop. Koagulan yang digunakan yaitu Tawas adalah
sejenis koagulan senyawa Al yang memiliki rumus kimia Al2SO4 11
H2O senyawa ini bermanfaat sebagai penjernih air.
Semua kegiatan pengelolaan limbah cair yang telah dilaksanakan di RS Permata Hati,
didokumentasikan dengan maksud untuk memudahkan dalam mengakses informasi
tentang kegiatan pengelolaan limbah cair yang telah dilaksanakan, untuk memperoleh data
yang valid yang berkenaan dengan limbah cair dan untuk memudahkan petugas untuk
menelusur permasalahan apabila terjadi kasus infeksi nosokomial di rumah sakit.
Dokumentasi dalam pengelolaan limbah cair di RS Permata Hati, meliputi :
A. Pencatatan dan Pelaporan.
1. Pencatatan debit limbah cair dan pelaporan
Pencatatan debit limbah cair dilakukan setiap hari ke format yang telah tersedia.
Setiap akhir bulan dilakukan rekapiltulasi volume limbah cair, untuk kemudian
disajikan ke dalam bentuk tabel. Hasilnya dilaporkan ke beberapa instansi,
antara lain :
a. Dinas Kesehatan Kota Metro
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro
2. Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan
bakteriologis limbah cair.
Pencatatan hasil Uji Analisis Limbah Cair Inlet dilakukan setiap bulan dan Uji
Analisis Limbah Cair Outlet dilakukan 3 (tiga) bulan sekali, kemudian data yang
diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, dan hasilnya dilaporkan
setiap 3 (tiga) bulan sekali ke :
a. Dinas Kesehatan Kota Metro
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro
B. SPO
Sebagai standarisasi bagi petugas sanitasi dalam melaksanakan pengelolaan limbah
cair rumah sakit dan untuk meminimalkan terjadinya kesalahan dalam melakukan
pekerjaannya, maka perlu dibuat Standart Prosedur Operasional (SPO) Pengelolaan
Limbah Cair Rumah Sakit.
II.TUJUAN 1. Untuk mengolah limbah cair dari hasil kegiatan rumah sakit.
2. Agar limbah aman dibuang ke lingkungan sehingga tidak
mencemari lingkungan sekitar
3. Meminimalisasi penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan
oleh air limbah rumah sakit
III. KEBIJAKAN 1. Adanya Karateristik air limbah yang disesuaikan dengan jenis
limbah
2. Sifat limbah bermacam-macam dari kegiatan tiap unit
d. Proses Desinfeksi
Terjadi proses kaporisasi yaitu pengolahan secara kimia pada
proses ini, zat koagulan dicampurkan tawas/soda api melalui
desin pump yang kemudian diaduk menggunakan mixer
pengaduk, selanjutnya terjadi proses filterisasi untuk
menetralisasikan racun dan warna yang keruh, sehingga air yang
keluar lebih jernih.
C. JADWAL KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN
NO KEGIATAN PELAKSANA SASARAN BULAN KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 LIMBAH CAIR
Ditetapkan di : Metro
Pada Tanggal :
…………………………………………
….
Direktur
dr Fenny Dwiyanti