Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA

PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pemilahan Sampah

Sub Pokok Bahasan : 1. Dampak membuang sampah sembarangan

2. Perbedaan sampah organik dan anorganik

3. Cara Memilah sampah organik dan anorganik

Waktu : 1 X 21 Menit
Tempat : Mesjid Syekh Hj. Jabang Kampuang Tabiang

Sasaran : Warga Dusun Tabiang, Barangai, Sungai Dareh

I. TUJUAN PENYULUHAN

A. Tujuan Penyuluhan Umum (TPU)


Setelah mengikuti penyuluhan selama ± 16 menit, warga Dusun Tabiang,
Barangai, Sungai Dareh dapat mengetahui cara pemilahan sampah

B. Tujuan Penyuluhan Khusus (TPK) :


1. Setelah diberikan penyuluhan selama ± 5 menit pertama, warga
dusun tabiang, barangai dan sungai dareh dapat menyebutkan
dampak membuang sampah sembarangan
2. Setelah diberikan penyuluhan selama ± 5 menit kedua, warga
dusun tabiang, barangai dan sungai dareh dapat menyebutkan
perbedaan sampah organik dan anorganik.
3. Setelah diberikan penyuluhan selama ± 6 menit ketiga, warga
dusun tabiang, barangai dan sungai dareh dapat
mendemonstrasikan cara pemilahan sampah organik dan anorganik.
II. MATERI PENYULUHAN
1. Dampak membuang sampah sembarangan
2. Perbedaan sampah organik dan anorganik
3. Cara Memilah sampah organik dan anorganik

III.KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan Pembuka
(3 Menit)

Penyuluhan Peserta

1.Memberikan salam 1.Menjawab salam

2.Perkenalan 2.Merespon

3.Apersepsi 3.Menyimaknya

Kegiatan Inti
( 16 Menit)

Penyuluhan Peserta

1.Menjelaskan materi 1.Memperhatikan materi yang


disampaikan

2.Memberikan kesempatan untuk 2.Bertanya apabila ada materi yang


bertanya kurang dimengerti

3.Memberikan pertanyaan balik ke 3.Menjawab pertnyaan penyuluh


post test

4. Mendemonstrasikan pemilahan 4. Mencoba mendemonstrasikan


sampah organik dan anorganik pemilahan sampah organik dan anorganik
Kegiatan Penutup
(2 Menit)

Penyuluh Peserta

1.Menyimpulkan seluruh materi 1.Memperhatikan penjelasan

2.Mengucapkan salam 2.Menjawab salam

IV. MEDIA PENYULUHAN


A. Alat Penyuluhan
1. Laptop
2. Speaker
3. Contoh sampah organik dan anorganik
4. Plastik sampah organik dan anorganik
B. Media Penyuluhan
1. Power point

V. METODE PENYULUHAN
Adapun metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah:
A. Metode Ceramah
B. Metode Tanya Jawab
C. Metode Demonstrasi
VI. EVALUASI
A. Pertanyaan
1. Apa saja dampak dari membuang sampah sembarangan ?
2. Sebutkan perbedaan sampah organik dan anorganik dan contohnya !
3. Bagaimana cara memilah sampah organik dan anorganik ?

B. Jawaban
1. Dampak membuang sampah sembarangan yaitu :
a. Merusak estetika lingkungan
b. Menyebabkan bau dan banyak penyakit
c. Mencemari lingkungan sekitar kita
d. Menyebabkan banjir
e. Merusak kerukunan antar warga
2. Sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk dan dapat
teruari dengan sendirinya. Contohnya: buah dan sayuran busuk, sisa
makanan, ranting dan daun kering, dan kotoran hewan.
Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat membusuk dan
membutuhkan bahan lain untuk mengolah. Contohnya: bekas air
minum mineral, plastik, bekas kaleng makanan, dan kaca.
Sampah B3 (Bahan Berbahaya Beracun), contohnya: cairan pewangi,
kamper, bekas oli, baterai bekas, botol bekas semprotan, dan obat
nyamuk bakar.
3. a. Siapkan 2 wadah untuk membuang sampah
b. Pasang 2 plastik dengan warna yang berbeda untuk membedakan
sampah organik dan anorganik
c. Untuk sampah anorganik, pastikan sampah yang akan dibuang sudah
dalam keadaan bersih dan kering untuk membantu dalam
pengelolaan sampah
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah
dan selama proses alam te rsebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

2. Jenis-jenis Sampah

Berdasarkan sumbernya meliputi:


(1) Sampah alam
(2) Sampah manusia
(3) Sampah konsumsi
(4) Sampah nuklir
(5) Sampah industri
(6) Sampah pertambangan.

Berdasarkan sifatnya:
a. Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
b. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,
kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini
dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya.
Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol
dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

Berdasarkan bentuknya:
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.
Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:

a. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-
lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan
sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi
menjadi:

1) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik
aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
2) Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi
lagi menjadi:
 Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai
secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
 Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau
diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

b. Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali
dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

(1) Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang
berbahaya.
(2) Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat
cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam
dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan polusi.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah
yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.

c. Sampah Alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang
alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan
liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan
pemukiman.

d. Sampah Manusia
Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan
manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan
karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus
dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan
penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia
dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

e. Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah
yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh
lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

f. Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan
uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh
karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk
melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut
(walau jarang namun kadang masih dilakukan).

3. Tanggapan Masyarakat Tentang Sampah

Masalah sampah tidak hanya mengenai bagaimana mengelola sampah saja, tetapi juga
terkait dengan masalah budaya/sosiologi masyarakat. Masyarakat Indonesia umumnya tidak
peduli tentang sampah, suka buang sampah sembarangan, dan cenderung mementingkan diri
sendiri. Tanggapan yang salah ini mungkin merupakan salah satu penyebab kenapa banyak
program tentang sampah yang tidak berhasil. Merubah tanggapan masyarakat tentang sampah
menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya-upaya penanganan sampah secara
terpadu.

Contoh yang sederhana saja. Di sebuah lahan terdapat patok dengan pengumuman yang
sangat mencolok: DILARANG BUANG SAMPAH DI SINI. Pada kenyataannya masih banyak
orang yang
membuang sampah di tempat itu. Atau larangan-larangan senada lainnya, seperti: DILARANG
MEMBUANG SAMPAH DI SUNGAI, BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA, YANG
BUANG SAMPAH DI SINI SETAN. Pengumuman-pengumuman itu seperti hanya sebuah
tempelan kosong tanpa arti, seperti macan tak punya gigi, tidak ada orang yang memperhatikan
atau mematuhi larangan tersebut. Contoh lain, pemerintah atau lembaga-lembaga lain sudah
cukup lama menyediakan tiga tempat sampah yang berbeda. Satu tempat sampah untuk limbah
plastik atau logam, satu tempat sampah untuk limbah kertas, dan satu lagi tempat sampah untuk
limbah organik. Tulisannya dibuat besar sekali, warnanya menyolok, dan masih terbaca dengan
jelas dari jarak yang cukup jauh. Warnanya pun dibuat berbeda-beda. Masalahnya sekarang,
apakah warga atau masyarakat sudah membuat sampah sesuai dengan tempatnya. Jawabannya
adalah tidak. Mereka membuang sampah semaunya sendiri tampa memperhatikan tulisan-tulisan
tersebut.

Pemerintah juga sudah mencoba membuat peraturan daerah tentang sampah yang akan
menghukum orang yang membuang sampah sembarangan. Salah satunya denda Rp 50.000,00
untuk orang yang ketahuan membuang sampah sembarangan. Apakah peraturan daerah ini
pernah diberlakukan? Sudahkan ada orang yang didenda karena membuang sampah
sembarangan? Jawabannya kita sudah tahu semuanya. Peraturan ini cuma sekedar tulisan di atas
kertas.

4. Dampak Buruk Sampah Bagi Manusia dan Lingkungan


Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah
tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui
kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan.
Namun seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.

1. Dampak Sampah Bagi Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.

Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan sampah adalah sebagai berikut:
(1) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat
juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
(2) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
(3) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang
dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
(4) Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika
proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini
sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis,
pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi.
(5) Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang
dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

2. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke
dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau
kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. Sampah juga penyebab banjir,
karena menyumbat saluran- saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang
terparah merusak turbin waduk.

3. Dampak Sampah terhadap keadaan social dan ekonomi


(1) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi
masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
(2) Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
(3) Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal
penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan
pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).

(4) Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi
fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
(5) Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya
biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien,
orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering
dibersihkan dan diperbaiki.

5. Tindakan Yang Dapat Dilakukan Untuk Menanggulangi Sampah

1. Reduce (Mengurangi Sampah)


(1) Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja.
(2) Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru setiap kali habis.
(3) Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar daripada
membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama.

2. Re-use (Menggunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai)


(1) Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah.
(2) Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus.
(3) Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap),
maupun berbagai keperluan lainnya.

3. Recycle(Daur Ulang Sampah)


(1) Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur ulang.
(2) Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang.
(3) Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang.

Adapun contoh alternative mengolah sampah menjadi kerajinan :

 A .Membuat Bunga Plastik dari Sedotan


Alat : gunting, cutter dan lem

Bahan : sedotan, lidi atau kawat yang agak besar (diameter ±2 mm), kertas krep atau dapat diganti
dengan kertas pita, bekas botol plastic sebagai tambahan aksesoris

Cara Membuat :

(1) Potong sedotan kira-kira panjang ± 10 cm

(2) Setelah itu belah ujung sedotan jadi empat bagian

(3) Kemudian kesut sedotan yang telah dibelah hingga didapat bentuk yang lebih mekar dan agak lemas

(4) Gunting tiap ujung sedotan yang telah dikesut, membentuk lancip menyerupai bentuk kelopak bunga asli

(5) Satukan beberapa (4-5 buah) sedotan yang telah dipotong lancip tersebut kemudian digabungkan
menjadi satu sehingga berbentuk bunga sedang mekar.

(6) Bunga-bunga mekar dapat disatukan dengan kawat/lidi yang dibalut kertas krep/pita warna-warni.

(7) Untuk ornament daunnya, kita bisa membuat dari potongan kertas pita atau dari potongan bekas
gelas plastik

(8) Ulang cara yang sama, untuk membuat tangkai – tangkai bunga selanjutnya.

(9) Bunga-bunga plastic siap dirangkai ke dalam pot bunga yang telah diisi spoon/ busa.

 b. Membuat Pupuk Kompos

1) Kompos Jadi Siap Pakai

Kompos alami banyak terdapat di lahan-lahan yang sebelumnya menjadi tempat


pembangan sampah organik. Untuk mendapatkannya :

(1) Gali tumpukan sampah (garbage atau sampah lapuk) yang sudah seperti tanah.
(2) Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak dapat lapuk.
(3) Jemur sampai kering, lalu ayak.
(4) Bubuhkan 50 – 100 gram belerang untuk setiap 1 kg tanah sampah.

Bahan:

(1) 2 1 /4 hingga 4 m3 sampah lapuk (garbage).


(2) 6,5 m3 kulit buah kopi.
(3) 750 kg kotoran ternak memamah biak (± 50 kaleng ukuran 20 liter).
(4) 30 kg abu dapur atau abu kayu.

2) Cara Membuat :

(1) Buatlah bak pengomposan dari bak semen. Dasar bak cekung dan melekuk di bagian tengahnya.
Buat lubang pada salah satu sisi bak agar cairan yang dihasilkan dapat tertampung dan dimanfaatkan.

(2) Atau buatlah bak pengomposan dengan menggali tanah ukuran 2,5 x 1 x 1 m (panjang x lebar x
tinggi). Tapi hasilnya kurang sempurna dan kompos yang dihasilkan berair dan lunak.

(3) Aduk semua bahan menjadi satu kecuali abu. Masukkan ke dalam bak pengomposan setinggi 1 meter,
tanpa dipadatkan supaya mikroorganisme aerob dapat berkembang dengan baik. Kemudian taburi
bagian atas tumpukan bahan tadi dengan abu.

(4) Untuk menandai apakah proses pengomposan berlangsung dengan balk, perhatikan suhu udara dalam
campuran bahan. Pengomposan yang baik akan meningkatkan suhu dengan pesat selama 4 – 5 hari,
lalu segera menurun lagi.

(5) Tampunglah cairan yang keluar dari bak semen. Siram ke permukaan campuran bahan
untuk meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat proses pengomposan.

(6) 2 – 3 minggu kemudian, balik-balik bahan kompos setiap minggu. Setelah 2 -3 bulan kompos
sudah cukup matang.

(7) Jemur kompos sebelum digunakan hingga kadar airnya kira-kira 50 -60 % saja.

(8) Kalau di daerah kita tidak tersedia kulit buah kopi, cara ke II dapat diadaptasi dengan menggantikan
kulit buah kopi dengan hijauan seperti Iamtoro ataulainnya.

 c. Membuat Kerajinan Tangan Unik Dari Sampah Kertas

Selama ini, kita seringkali membuang secara percuma sampah - sampah kertas yang sudah
tidak terpakai lagi. Padahal, jika kita memanfaatkannya dengan baik, kertas - kertas itu dapat
berubah menjadi suatu kerajinan tangan unik dan menarik:
Caranya secara garis besar adalah sebagai berikut :

 Siapkan kertas-kertas yang sudah tidak terpakai itu.


 Sobek menjadi bagian - bagian kecil.
 Campurkan dengan air secukupnya dan blender sampai halus. (Jika tidak diblender, juga bisa
dengan menumbuk sendiri)
 Jika sudah selesai, campurkan dengan lem PVA, aduk merata.
 Bentuk bubur kertas itu sesuai keinginan.
 Tunggulah sampai kering.
 Jika sudah kering, beri warna dengan menggunakan cat minyak, cat akrilik, cat emulsi, ataupun
cat poster. Akan tetapi, biasanya yang terbaik adalah cat akrilik karena cepat kering dan
warnanya bagus.
 Tunggu sampai kering, lalu lapisi dengan vernis agar mengkilap.
 Jadilah kerajinan tangan buatanmu sendiri.
 Tips : jika ingin bentuknya rapi, gunakan cetakan untuk membuatnya. Bisa memakai cetakan
pudding

Contoh sampah anorganik Contoh sampah organik


Contoh pembuatan pupuk Contoh kerajinan tangan dari
sampah yang didaur ulang
DAFTAR PUSTAKA

http://harmonish.blogspot.com/2012/02/bahaya-sampah-sampah-bagi-manusia-

dan.html.Diakses pada tanggal11 Desember 2012 pukul 09.12 WIB.

Mily.2009.Makalah Bahaya Sampah.disampaikan di wordpress.com.

http://mily.wordpress.com/2009/01/04/makalah-bahaya-sampah

Sedaja.2011.Penanggulangan Sampah.disampaikan di blogspot.com.

Anda mungkin juga menyukai