Anda di halaman 1dari 13

BAB I

LIMBAH CAIR

A. DEFENISI
Limbah cair adalah air buangan dan tinja yang berasal dari rumah sakit yang
kemungkinan mengandung mikro organisme, bahan kimia beracun dan radio aktif
yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Limbah cair menurut asalnya dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam :


a. Limbah yang berasal dari tubuh manusia : Urine, faeses, darah, muntahan,
sereta (dahak, ingus, Pus).
b. Limbah yang berasal dari kegiatan medis : cairan chlorine, larutan savlon,
larutan antiseptic, desinfektan, sisa obat cair, dll
c. Limbah yang berasal dari kegiatan sehari-hari : air mandi, cuci piring, dll
d. Limbah air hujan.

Limbah cair menurut pengelolaannya dibedakan menjadi :


a. Limbah yang masuk saluran air tertutup dan dikelola melalui Instalasi
Pengolahan air limbah (IPAL).
b. Limbah yang dikelola dalam septic tank : faeses.
c. Limbah air hujan melalui saluran drainase.

B. TUJUAN :
Agar pengelolaan limbah cair dapat terolah dengan baik dan menghindarkan
pencemaran terhadap lingkungan .

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah cair ada beberapa tahap yaitu :

1. Tahap pengumpulan limbah cair adalah di bak sumpit.


2. Dialirkan ke IPAL bak bufer basin ( bak pengolahan pendahuluan ).
3. Lalu dialirkan ke bak untuk proses dekomposisi zat-zat organik yang
terkandung dalam air limbah.
4. Lalu ke Bak Settling Basin ( bak pemisah air dengan lumpur ).
5. Lalu masuk ke Bak Tritit Woter ( bak air yang telah terpisah dari lumpur ).
6. Lalu masuk ke Up Flow Filter untuk menyaring air dari Bak Tritit Water.
7. Dan selanjutnya dibuang ke bak out let dan di beri injeksi kaporit.
8. Lalu dibuang ke Badan air.

2
BAB III
TATA LAKSANA

Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL)


1. IPAL berfungsi mengolah limbah cair dan tinja sebelum dibuang ke badan air
lingkungan.
2. IPAL terdiri dari :
a) Bak Pengumpul (pumping): berfungsi untuk menampung limbah cair dari
seluruh kegiatan RS sebelum diolah pada unit selanjutnya. Pada bak ini
akan terdapat partikel-partikel kasar dan mudah mengendap. Bak
pengumpul terdiri dari beberapa bak, dimana inlet dan outlet sama
tingginya.
b) Bak Sedimentasi awal : berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
kasar yang belum terendapkan di bak pengumpul. Pada bak ini diberikan
koagulan untuk menambah sedimentasi. Bahan koagulan yang digunakan
akan ditentukan kemudian.
c) Bak Filtrasi : berfungsi menyaring-partikel halus yang mungkin lolos dari
bak pengendap. Jenis Filtrasi yang digunakan adalah Slow Sand filter.
Bahan yang digunakan untuk filter adalah Pasir silika, kwarsa, kalsit,
magnetik, kerikil, dan arang.
d) Bak Aerasi : berfungsi mensuplai oksigen dan juga penambahan tawas
sehingga tercampur secara homogen antara limbah cair dengan air dari
bahan kimia sehingga memudahkan untuk diendapkan. Diharapkan bisa
menghilangkan gas yang tidak diinginkan dalam air serta menghilangkan
kotoran seperti Fe, Mn, rasa dan bau. Permberian oksigen dilakukan dengan
menggunakan blower selama beberapa jam. Dilakukan pada siang hari
sehingga diharapkan suhu air meningkat, dan bak aerasi dibuat lebih luas.
e) Bak Klorinasi : berfungsi membunuh kuman patogen, oksidasi Fe dan Mn,
menghilangkan rasa dan bau, menghilangkan warna, mengontrol lumut.
Bahan yang digunakan adalah chlorine.
f) Bak penampung akhir / Bak resapan : berfungsi menampung limbah cair
yang terolah dan meresapkan ke media tanah sebagai media akhir.

3
g) Bak Resapan dapat digantikan dengan ( kolam terbuka) sebagai indikator
pemeliharaan ikan, kemudian air dialirkan ke badan air ke saluran kota,
sehingga air limbah RS bergabung dengan limbah lainnya dan limbah
rumah tangga warga sekitar.)
h) Proses pengolahan melalui IPAL dilakukan setiap hari;
i) Pengolahan melalui IPAL dilaksanakan oleh petugas kesling
yang sudah dilatih secara internal.

Prosedur Pembuangan Limbah Cair

1) Faeces dari pasien/penunggu/pengunjung/karyawan sendiri langsung ke


toilet kemudian diguyur air yang banyak, minimal 5 L, hingga faeces
benar-benar masuk seluruhnya dan tidak timbul lagi.
2) Faeces dari pasien dalam pispot dialirkan dengan air kedalam toilet
kemudian diguyur air yang banyak, minimal 5 L, hingga faeces benar-
benar masuk seluruhnya dan tidak timbul lagi. Pispot dibersihkan diatas
Spoolhoek hingga bersih. Petugas cuci tangan dengan sabun antiseptik.
3) Urine dari pasien/penunggu/pengunjung/karyawan sendiri langsung ke
toilet kemudian diguyur air yang banyak, minimal 2 L, hingga urine benar-
benar masuk seluruhnya dan tidak berbau/berwarna. Guyur sekitar toilet
untuk membersihkan cipratan di lantai.
4) Urine dari pasien dalam Urinal dialirkan dengan air kedalam toilet
kemudian diguyur air yang banyak, minimal 2 L, hingga Urine benar-
benar masuk seluruhnya dan tidak berbau/berwarna. Urinal dibersihkan
diatas Spoolhoek hingga bersih. Petugas cuci tangan dengan sabun
antiseptik
5) Cairan tubuh : Darah, cairan aseites, cairan pleura., pus, secreta, dahak,
ingus, muntahan, dibuang ke dalam spoelhoek, diguyur air yang banyak.
Cuci tangan dengan sabun antiseptik di washtafel.
6) Sisa obat cair / infus dibuang melalui spoolhoek,

4
SKEMA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

SUMBER LAIN
PDAM/SUMUR
KAMAR OPERASI POMPA

KAMAR BERSALIN RESERVOIR


RESERVOIR

POLIKLINIK

SUMBER LAIN UGD


KAMAR
PDAM/SUMUR
MANDI/
POMPA
DAPUR WC

LAUNDRY
LAIN - LAIN

VERBEDDING

RUANG
PERAWATAN/
WASTAFEL/SPOOL DRAINASE
HOEK

LABORATORIUM SEPTIC
TANK

RADIOLOGI

IPAL
BATAN

BADAN AIR

5
A. Pendahuluan

Air limbah Rumah Sakit Dr.M. Djamil Padang saat ini yang telah dilakukan
pengolahan 350 m³ perhari dari yang seharusnya diolah (80 %). Adapun
kemapuan tangki pengolahan ini adalah 7,5 m³ perjam atau 180 m². Untuk tangki
pengolahan yang memiliki kapasitas 360 m³ perhari. Sumber air limbah yang telah
dilakukan pengolahan berasal dari :
Instalasi Gizi
Instalasi OK Central
Instalasi CSSD
Instalasi Diagnostik Terpadu
Laboratorium
Instalasi Gawat Darurat
Rawat Inap THT
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Mata
Rawat Inap VIP/ klas 1
Rawat Inap Anak
Petri ( Rawat Inap Isolasi)

 Instalasi Rawat Jalan


 Rawat Inap Bedah
 Instalasi Rehabilitasi Medik
 Instalsi Farmasi
 Rawat Inap Syaraf
 Rawat Inap Bedah Ortopedi
Bagian-bagian dari pengolahan air limbah :
a. Bak Pengumpul
b. Penyaring kasar
c. Bak Pengatur
d. Penyaring halus
e. Tangki Kontak Oksidasi Biokimia

Skema Alur Sarana Pengolahan Air Limbah Sistim Tangki Penyao Rumah
Sakit Dr.M.Djamil Padang adalah senagai berikut :

6
In Let

Bak (a) Bak (b) Bak (c) Bak (d)


Pengumpul Penyaring Pengatur Penyaring
Kasar halus

Bak
Lumpur

Kontak Kontak Kontak Tangki Tangki


Oksidasi Sedimentasi Desinfeksi
Oksidasi Oksidasi
Sekunder
1 2 3

Rumah Blower
Dan Panel Kontrol

7
Keterangan Alur Air Limbah
f. Bak Pengumpul ( Sump well)
Air limbah mengalir ke bak pengumpul melalui pipa-pipa air limbah. Volume
efektif dari bak ini adalah 5 m³, dengan waktu singgah (retentation time)
selama 30 menit. Dalam bak terdapat 2 (dua) buah pompa air limbah yang
berfungsi untuk memmompakan air limbah melalui penyaring kasar kedalam
bak pengatur. Pada bak ini menampung air limbah berasal dari instalasi-
instalasi.
g. Penyaring kasar (Coarse screen)
Sebelum masuk ke pengatur disaring oleh penyaring kasar, penyering ini kuat
sekali dan dapat memisahkan suspendidsolid dari cairannya, yang kemudian
jatuh kedalam satu penampung, penampung ini harus dibersihkan secara
manual jarak antara batang –batang penyaring 20 mm, terdapat 2 buah
penyaring kasar ( satu dipakai dan satu lagi digunakan sebagai cadangan.
h. Bak pengatur ( Regulation Tank)
Menampung dan mengatur kualitas air limbah tersebut agar peralatan dapat
bekerja secara terus-menerus. Ini diperlukan mengingat jumlah dan kualitas
air limbah yang masuk (influent flow) tidak tetap. Waktu singgah dalam
tangki ini adalah 8 jam, Jadi volume efektifitasnya V= Qx 8 = 10 x 8 = 80 m³
terdiri dari 2 (dua) buah pompa, satu digunakan untuk memopa air limbah dan
pengatur ke penyering halus dan satu lagi untuk cadangan.
i. Penyaring halus ( Fine Screen)
Air limbah dipompa dari bak peangatur ke bak penyaring halus, yang
kemudian menyaring suspended solid yang lebih kecil serta partikel-partikel
kecil lainnya. Kotoran yang tersaring ini akan terdorong masuk ke dalam bak
Lumpur, sedangkan airnya nmasuk ke dalam tengki kontak osidasi jarak
antara batang-batang penyaring adalah 2 mm.

8
j. Tangki Penyao
Ada 3 tahap dengan waktu singgah 5,5 jam

9
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Pemeriksaan kualitas limbah cair RSUP Dr.M.Djamil Padang di lakukan


setiap bulan di laboratorium terakreditasi.
2. Dievaluasi oleh PJ. kesling dan Petugas Kesehatan lingkungan.
3. Kepala instalasi kesling melaporkan hasil evaluasi pemeriksaan kualitas
limbah cair kepada Direktur Umum, SDM dan Pendidikan.
4. Direktur menindak lanjuti hasil evaluasi pemeriksaan kualitas limbah cair
Rumah Sakit dan mengkordinasikan dengan pihak terkait.
5. Hasil pemeriksaan kualitas limbah cair tersebut dilaporkan setiap tiga bulan
(triwulan) dan setiap enam bulan (semester) ke Badan Lingkungan Hidup
Kota Padang, Badan Lingkungan Propinsi Sumatera Barat dan Ke Kementrian
Lingkungan Hidup RI di Jakarta.

Direktur Utama

Dr. dr. Yusirwan, SpB, SpBA(K), MARS


NIP. 19621122 198903 1001

10
BUKU PANDUAN

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

Penyusun :

11
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatNya Buku Panduan Pengelolaan Limbah Cair telah selesai
disusun.
Buku panduan ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang
memberikan pelayanan kepada pasien sehingga perlu dilakukan Pengelolaan
Limbah Cair dilingkungan RSUP DrM.Djamil Padang.
Panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kebijakan pelayanan di rumah sakit.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
Tim Penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam membantu
menyelesaikan penyusunan panduan ini.

Padang, Februari 2018


Direktur Utama

Dr. dr. Yusirwan, SpB, SpBA(K), MARS


NIP. 19621122 198903 1001

12
LATAR BELAKANG

Sesuai dengan fungsinya, Rumah Sakit berdasarkan Undang-Undang


Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit adalah Institusi Pelayanan
Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna, yang menyediakan pelayanan Rawat Inap, Rawat Jalan dan Gawat
Darurat. Di dalam Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
Rumah Sakit merupakan tempat menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan oleh
pemerintah, Pemda dan/atau masyarakat.
Sebagai suatu sarana pelayanan kesehatan, rumah sakit melakukan aktifitas
yang mengakibatkan timbulnya limbah. Limbah rumah sakit seperti halnya limbah
lain akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat
kandungannya dapat ditentukan dengan uji laboratorium.
RSUP. Dr. M. Djamil memiliki instalasi pengolahan limbah cair (IPAL)
yang dimonitor Instalasi kesehatan lingkungan setiap hari sehingga kualitas
limbah cair yang dibuang (out let) sesuai dengan baku mutu yang telah
ditentukan.

13

Anda mungkin juga menyukai