TUJUAN UMUM:
Peserta mengetahui pengelolaan Limbah Medis dan limbah B3
pada sarana fasilitas layanan kesehatan.
TUJUAN KHUSUS:
Mencegah dan menanggulangi pencemaran/kerusakan lingkungan
hidup dan gangguan kesehatan masyarakat & tindak pidana
lingkungan akibat limbah b3 yang dihasilkan dari sarana fasilitas
layanan kesehatan.
TUJUAN DAN
UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH
REGULASI
Pasal 59 ayat (1) Setiap Orang Yang Menghasilkan Limbah
B3 Wajib Melakukan Pengelolaan Limbah B3 Yang UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Dihasilkannya
PP No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan
Beracun
Permen LHK No. P56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Mengatur Terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari Fasyankes 11
Meliputi:
Mengatur teknis tentang penyelenggaraan pengamanan a. Pusat Kesehatan Masyarakat;
limbah padat domestik, limbah B3, limbah cair dan limbah b. Klinik Pelayanan Kesehatan Atau Sejenis; Dan
gas di Rumah Sakit c. Rumah Sakit
Regulasi KLINIK
PMK No. 9 Tahun 2014 tentang Klinik
Pasal 26 ayat (1) Untuk mendapatkan izin mendirikan,
penyelenggara Klinik harus melengkapi persyaratan:
limbah infeksius,
CAIR B3 MEDIS imbah patologi,
LB3
limbah benda tajam,
GAS
Limbah farmasi,
B3 limbah sitotoksis,
limbah kimiawi,
limbah radioaktif,
semua limbah yang berbentuk gas yang semua air buangan termasuk tinja yang limbah kontainer
berasal dari kegiatan pembakaran di berasal dari kegiatan Fasyanakes yang bertekanan, dan
rumah sakit seperti insinerator, dapur, kemungkinan mengandung limbah dengan kandungan
perlengkapan generator, anastesi, dan mikroorganisme, bahan kimia beracun dan logam berat yang tinggi.
pembuatan obat citotoksik radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan
BAHAYA & DAMPAK LIMBAH MEDIS
Limbah Kimia, Farmasi, Limbah Infeksius,
Limbah Genotoksik
Logam Berat Patologis & Benda Tajam
Melalui Adsorpsi: Melalui: Melalui:
• Kulit & membran • Tusukan, lecet, luka • Menghirup debu
mukosa • Membran mukosa atau aerosol
• Pernafasan • Pernafasan • Adsorpsi kulit
• Pencernaan • Ingesti • Tanpa sengaja
• Infeksi
menelan
• Intoksikasi/ • Kontak dengan
Gastroenteritis
keracunan akut atau cairan & sekret
kronik
• Infeksi Saluran
Pernafasan tubuh pasien
• Cedera – luka bakar
• AIDS
• Hepatitis A • Karsinogen
• Hepatitis B & C • Mutagen
• Infeksi mata • Iritasi kulit
HOSPITAL ACQUIRED • Infeksi genital, • Iritasi saluran cerna
INFECTION • Cedera
Pengelolaan Limbah Fasyankes
Kerjasama pengolahan ;
Penghasil-Pengolah-Pengangkut
7. Pemastiaan pemusnahan (Manifes Limbah)
8. Pemantauan lingkungan, hasil akhir pengolahan;
Peran Dinas Kesehatan
PMK No 9 Tahun 2014 Tentang Klinik
SURAT EDARAN KEMENKES TERKAIT LIMBAH
MEDIS DAN PENGHAPUSAN ALKES MENGANDUNG
MERKURI
Alat Kesehatan Bermerkuri dan Bahan Bermerkuri dari Kegiatan
Kesehatan yang Dilakukan Penghapusan
Sfigmomanometer/
Termometer Tensimeter
Dental Amalgam
Surat Edaran Dirjen Farmalkes
Nomor HK.02.02/V/0720/2018
Tentang Penetapan Masa
Berlaku Izin Edar dan Peredaran
Alat Kesehatan yang
Mengandung Merkuri
Setiap Fasyankes WAJIB:
• Memiliki Tempat Penyimpanan
Sementara (TPS) Limbah B3
• Mengurus Izin TPS Limbah B3 di
Kabupaten/Kota masing-masing
• Mentaati persyaratan teknis TPS
Limbah B3
• Tidak melakukan pembelian dan
menghentikan pemakaian alkes
mengandung merkuri
• Melakukan pengumpulan alkes
mengandung merkuri di TPS
Limbah B3
Surat Edaran Dirjen Yankes
Nomor HK.02.02/I/2899/2019
tentang Penghapusan dan
Penarikan Alat
Kesehatan Bermerkuri
LANGKAH –LANGKAH PENGHAPUSAN ALKES
UPAYA UNIT UTAMA KEMENKES DALAM
BERMERKURI
PENGHAPUSAN MERKURI DI FASYANKES
Stop Ditjen Farmasi dan Alat Kesehatan
F Pembelian • Kebijakan Stop Izin Edar (Surat Edaran)
Alkes • Monitoring Peredaran
A Ditjen Pelayanan Kesehatan
• Penyediaan data dasar
Substitusi • Kebijakan Substitusi (Surat Edaran)
S Alkes • Monitoring substitusi
Ditjen Kesehatan Masyarakat
Y • Kebijakan Penyimpanan Limbah
• Koordinasi program
Penyimpanan Penyimpanan • Pedoman penghapusan alkes bermerkuri
Alkes Limbah • Sosialisasi dan advokasi
A Alkes • Kompilasi data
Simbol
Pelekatan simbol dan label termo dan tensi Pelekatan simbol dan label dental amalgam
(kemasan primer) (kemasan primer) Pelekatan simbol dan label
kemasan sekunder
Jika alkes mengandung Merkuri telah dikemas sekaligus dalam kemasan primer dan sekunder dalam satu
waktu, maka simbol dan label cukup dilekatkan pada kemasan sekunder
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 29
Tahap 2 : Penyimpanan Sementara
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 30
Tahap 3 : Pengangkutan
Dari fasilitas
Dokumen pencatatan terdiri atas:
penyimpanan sementara Ketentuan pengangkutan:
a. bagian kesatu, diisi oleh
ke fasilitas storage depo a. dilakukan terhadap Limbah penanggung jawab Fasyankes;
Dilakukan oleh: alkes mengandung merkuri b. bagian kedua, diisi oleh
1. Dinkes provinsi, dan/atau yang telah dilakukan: pengangkut Limbah Alkes yang
dinkes kab/kota sesuai - pengemasan Mengandung Merkuri dari
dengan kewenangannya - pelekatan simbol dan Fasyankes ke storage depo;
2. Dilaksanakan melalui label c. bagian ketiga, diisi oleh pengelola
koordinasi dengan DLH b. dilengkapi dengan dokumen storage depo;
Prov atau DLH Kab/Kota pencatatan Limbah Alkes d. bagian keempat, diisi oleh
pengangkut Limbah Alkes yang
yang Mengandung
Dari fasilitas storage Mengandung Merkuri dari storage
Merkuri depo ke fasilitas pengolahan
depo ke fasilitas
pengolahan atau ekspor. limbah atau ekspor; dan
e. bagian kelima, diisi oleh
Dilakukan oleh: pengolah/eksportir Limbah Alkes
Direktur Jenderal PSLB3. yang Mengandung Merkuri .
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 31
Format Dokumen Pencatatan
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 32
Tahap 4 : Penyimpanan Pada Storage Depo
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 33
Tahap 5 : Pengolahan dan/atau Ekspor
• Pengolahan dilakukan dengan cara:
1. perolehan kembali (recovery) Merkuri;
2. enkapsulasi; dan/atau
3. teknologi lainnya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan.
• Dalam hal tidak tersedia fasilitas pengolahan,
dilakukan ekspor alat kesehatan yang mengandung
Merkuri.
• Pengelolaan limbah alkes bermerkuri mulai dari pengumpulan, penyimpanan sementara, pengangkutan,
penyimpanan pada storage depo, dan pengolahan/ekspor dilaksanakan paling lambat tanggal 31 Desember 2025.
• Terhadap Alkes bermerkuri yang belum dilakukan pengelolaan setelah tanggal tersebut, wajib dikelola sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan limbah B3.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 34
Petunjuk Pengisian Borang Daring (1)
Ketikkan di browser
bit.ly/borangalkesmerkuri
Tampilan akan seperti ini
Agar membaca pengantar dari
borang daring terlebih dahulu
sebelum mengisi
Kemudian isi tiap-tiap
halaman dengan data yang
sudah diisi di borang luring
(form offline).
Petunjuk Pengisian Borang Daring (2)
Apabila ada kotak kanan
bawah bertuliskan
“request edit access”
AGAR DIABAIKAN SAJA.
Pertanyaan yang diberi
bintang merah WAJIB
DIISI. Apabila
dilewati/tidak diisi,
laman/pertanyaan
selanjutnya tidak akan
Petunjuk Pengisian Borang Daring (3)
Apabila selesai mengisi
satu laman, klik ‘next” yang
ada di kiri bawah.
Apabila ada pertanyaan
yang dibintangi merah
belum dijawab/ terlewat,
maka tidak bisa lanjut ke
laman berikutnya. AGAR
DICEK KEMBALI DAN
PASTIKAN PERTANYAAN
Petunjuk Pengisian Borang Daring (4)
Setelah selesai mengisi, tampilan
akan seperti ini