Anda di halaman 1dari 42

PENGAMANAN LIMBAH DAN RADIASI

2
PERMASALAHAN

Ketidaktersedian
Jmlh Fasyankes yg fasilitas Pengolah Sulitnya pengurusan
semakin bertambah
(RS, Puskesmas,
limbah di beberapa perijinan pengolahan
Klinik, dll)
daerah yg memenuhi limbah
syarat (Mandiri, Pihak 3)

Biaya dan Munculnya kasus


teknologi Kepedulian pimpinan/
hukum terkait dengan
pengelola fasyankes
pengolahan belum maksimal
pengelolaan limbah
cukup tinggi fasyankes
TPS YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT
Tempat Sampah dan TPS Bidan Praktek Vaksin Palsu
TPS dan Kondisi Tempat
Sampah Medis RS Kasus Vaksi Palsu
Pembuang Limbah Medis dgn Open dumping di RS
MALANG, 14/12 - LIMBAH MEDIS. Seorang polisi memeriksa barang bukti berupa puluhan kilogram
sampah medis diantaranya botol infus dan alat suntik yang berhasil disita di Mapolwil, Malang, Jawa
Timur, Minggu (14/12). Polwil Malang berhasil menggagalkan praktek penjualan sampah medis yang
seharusnya dimusnahkan dan kini sedang memeriksa 3 petugas IPL (Instalasi Pengolahan Limbah)
RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar) yang diduga terlibat dalam kasus tersebut. Foto ANTARA/Ari Bowo
Sucipto/ss/mes/08. 16
14/12/2008 15:47 [http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1229244476/limbah-medis]
PENGELOLAAN
LIMBAH FASYANKES
L Cair IPAL
3R

Domestik
BLH
Limbah
Fasyankes L Gas

PIHAK III
Infeksius
L Padat
medis MANDIRI
Pengertian dan Dasar Hukum

Pengamanan limbah Fasyankes :


1. Pengamanan limbah Padat
a. Pengamanan limbah padat medis
b. Pengamanan limbah padat non medis
2. Pengamanan limbah cair

Dasar hukum terkait pengamanan limbah:


1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 163 ayat 3 “Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair
b. limbah padat
c. limbah gas
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah
e. radiasi sinar pengion dan non pengion
2. PP 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, Pasal 3 ayat 1 “setiap orang yang menghasilkan limbah
B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya”
3. Tata cara dan persyaratan teknis dalam pengelolaan limbah B3 (padat) tertuang dalam Permen LHK No. P-
56 tahun 2015 tentang Tata cara dan Persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
dari fasilitas pelayanan kesehatan.
4. Kepmenkes no. 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 59
• Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 WAJIB melakukan pengelolaan
limbah B3 yang dihasilkannya.
• Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan
limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain.
• Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Kategori
Limbah Medis
MINIMISASI DALAM
FASYANKES
PEMILAHAN

PEWADAHAN

PENGANGKUTAN
TAHAPAN INTERNAL

PENGELOLAAN PENYIMPANAN
LIMBAH MEDIS
PENGOLAHAN IN-
SITE

PENGANGKUTAN
EKSTERNAL
PENGOLAHAN
OFF-SITE
LUAR
FASYANKES PENIMBUNAN
PENGURANGAN
 Menghindari penggunaan material yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun apabila terdapat pilihan yang lain;
 Melakukan tata kelola yang baik (good house keeping) setiap bahan
atau material yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan
dan/atau pencemaran terhadap lingkungan;
 Melakukan pemisahan aliran limbah (waste stream) menurut jenis,
kelompok, dan/atau karakteristik limbah;
 Melakukan tata kelola yang baik pengadaan bahan kimia dan bahan
farmasi untuk menghindari terjadinya penumpukan dan kedaluwarsa;
dan
 Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap peralatan
sesuai jadwal.

23
CONTOH PENGURANGAN

TERMOMETER MERKURI TERMOMETER DIGITAL

SPYGNOMETER MERKURI SPYGNOMETER DIGITAL


24
Pemilahan dan Pewadahan
 Pemilahan dilakukan mulai dari sumber oleh
penghasil limbah (mis: perawat). Di setiap
sumber/ ruangan ditempatkan wadah yang MERAH
sesuai dengan limbah yang dihasilkan.
 Wadah dinamai sesuai kategori/ kelompok KUNING
limbah dan diberikan kantong plastik sesuai
warna.
KUNING
 Jarum suntik bisa disediakan safety box di
tempat dilakukan tindakan. Setelah
menyuntik, suntik langsung dimasukan ke
UNGU
dalam safety box tanpa menutup kembali.
 Jarum suntik juga bisa menggunakan needle
cutter atau needle destroyer untuk COKLAT
memisahkan siringe dengan spoitnya.
Sumber: KEPMENKES 1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit dan Permen LHK no. P56 th. 2015
CONTOH WADAH LIMBAH MEDIS

26
CONTOH WADAH LIMBAH BENDA TAJAM

27
CONTOH PENANGANAN LIMBAH MEDIS YANG BENAR

Putar ujung atas plastik


untuk membentuk kepang Gunakan kepang plastik
tunggal. untuk membentuk ikatan Letakkan penutup wadah
tunggal. dan tempat pada tempat
penyimpanan sementara
Dilarang mengikat dengan (atau pada lokasi
model “telinga kelinci”. pengumpulan internal).
28
PENGIKATAN KANTONG LIMBAH YANG SALAH

Beberapa contoh pengikatan kantong limbah yang TIDAK BENAR:


1. Kantong limbah tidak boleh dibiarkan terbuka;
2. Kantong limbah tidak boleh diikat model “kuping anjing”;
3. Kantong limbah tidak boleh diikat dengan selotipe atau sejenis.
29
Pengangkutan
1. Pengangkutan Internal
 Pengumpulan limbah minimum setiap hari atau sesuai
kebutuhan.
 Setelah limbah diambil dari sumbernya. Harus segera dilakukan
pengantian kantong/wadah.
 Limbah diangkut sebelum penuh (3/4 dari volume limbah)
 Tidak dianjurkan pelakukan pemadatan/penekanan pada saat
pengumpulan limbah untuk menghindari risiko tertusuk
Troli pengumpul
 Kantong limbah tidak boleh diikat model “telinga kelinci” atau
menggunakan selotipe/sejenisnya.

2. Pengangkutan eksternal
Troli pengumpul
Pengangkutan dilakukan oleh transporter yang berijin.
Pengangkutan yang dilakukan oleh penghasil limbah bisa
CONTOH CARA BERPAKAIAN PETUGAS PENGELOLA LIMBAH

31
Pengolahan Akhir

Pengolahan termal: Pengolahan non termal : Menggunakan needle cutter atau needle
insenerator autoclaf destroyer untuk mengurangi risiko
Harganya cenderung lebih tertusuk dan volume limbah infeksius.
Pengolahan termal
untuk limbah infeksius, mahal. Jarum yang sudah dipatahkan/
benda tajam. dihancurkan bisa dimasukan dalam needle
pit dan di taburi garam.
Needle Cutter and Needle Pit
NEEDLE PIT
Fasilitas Penguburan Limbah
Benda Tajam dan Patologis
Sketsa fasilitas penguburan Sketsa fasilitas penguburan Limbah Sketsa fasilitas penguburan limbah
limbah benda tajam (needle pit) benda tajam dengan dimensi berukuran patologis dengan dimensi ukuran 1,8 m
1,8 m x 1m x 1m x 1m x 1m
Pengamanan Limbah Cair
 Limbah cair sebelum di buang ke badan air
harus dilakukan pengelolaan terlebih
dahulu sampai memenuhi baku mutu air
limbah (sesuai ketentuan)
 Baku mutu air limbah di fasyankes
mengikuti Permen LHK No.68 Tahun 2016
tentang Baku mutu air limbah domestik
 Pengelolaan limbah cair adalah proses
penanganan limbah cair dari sumber
penghasil, penyaluran hingga
pengolahannya termasuk pengawasan,
pencatatan dan pelaporan sehingga
memenuhi baku mutu efluen yang berlaku
dan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan hidup.
Teknologi Pengolahan Limbah Cair
 Tangki Septik
 Proses Lumpur aktif
 Proses “extended aeration”
 Proses “rotating biological contractor”
 Proses filter anerobic
 Proses anerobic-aerobic Proses “extended aeration”

Proses “rotating
biological contractor” Proses anerobic-aerobic
MERKURI PADA ALKES
Merkuri pada Alat Kesehatan
Alat Medis Perkiraan Kandungan Merkuri

Termometer klinis 0,5 – 1,5 gram

Termometer laboratorium 3,0 – 4,0 gram

Sphygmomanometers 110 – 200 gram

Esophageal dilators 1,361 gram

Cantor tubes 54 – 136 gram

Miller-Abbott tubes 136 gram

Dennis tubes 136 gram

Foley catheter 68 gram


PT MAXBIZ ENVIRON
 MOU dengan Puskesmas
 Tarif sesuai PERDA No
Rp 25.000/kg
 Teknis Pengangkutan
 Fasilitas tempat sampah medis
 Pencatatan dan Pelaporan
 Rekomendasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai