Anda di halaman 1dari 36

Masyarakat melalui

Pemicuan bagi
Desa/Kelurahan
PENGERTIAN STBM
• STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan
sanitasi higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat
dengan cara pemicuan.
• Penyelenggara pelaksanaan pendekatan STBM adalah
masyarakat, baik yang terdiri dari individu, rumah tangga maupun
kelompok-kelompok masyarakat.

PRINSIP DASAR STBM


1. Tanpa subsidi
2. Masyarakat sebagai pemimpin
3. Tidak menggurui/memaksa
4. Totalitas seluruh komponen masyarakat
KOMPONEN STBM
TAHAPAN PEMICUAN
PRA PEMICUAN
a. Observasi kebiasaan PHBS masyarakat,
b. Persiapan pemicuan dan menciptakan suasana yang kondusif sebelum pemicuan.
c. Persiapan teknis dan logistic.

PEMICUAN
a. Alat-alat utama partisipasi (PRA) untuk pemicuan,
b. Memahami elemen pemicuan dan faktor penghambat pemicuan,
c. Langkah-langkah pemicuan,
d. Memahami apa yang boleh dan tidak boleh dalam pemicuan,
e. Komposisi tim pemicu.
PASKA PEMICUAN

a. Membangun ulang komitmen


b. Pilihan teknologi sanitasi untuk 5 pilar STBM,
c. Membangun jejaring layanan penyediaan sanitasi
d. Pendampingan dan monitoring,
e. Menggali media promosi untuk perubahan perilaku yang
berkelanjutan.
FASILITASI CLTS DI KOMUNITAS
ALAT UNTUK
ANALISA PARTISIPATIF
MASYARAKAT

PEMETAAN MENGETAHUI PETA WIILAYAH BAB, ALAT MONITORING


PASKA PEMICUAN SETELAH MOBILISASI MASYARAKAT

- MELIHAT / MENGET TEMPAT YG SERING DIPAKAI BAB .


TRANSECT WALK - MASY DIAJAK DISKUSI DITEMPAT DIHARAPKAN MASY.
TERPICU RASA MALU DAN JIJIK (Berlama lama)

ALUR KONTAMINASI
( ORAL FECAL ) MENGAJAK MASY MELIHAT BAGAIMANA KOTORAN
MANUSIA DAPAT DIMAKAN MANUSIA LAINNYA

SIMULASI AIR MENGAJAK MASY MELIHAT BAGAIMANA KOTORAN


MANUSIA DAPAT MASUK KE MULUT

BERSAMA MASY.
DISKUSI KELOMPOK MELIHAT KOND. YG
HTG JML TINJA YG MASY YG BAB DI SMBRG
TMPT SELAMA 1 HR, 1 MG, 1 BL, 1 THN
ADA DAN
MENGANALISA
SHG. DI HRP KAN
ALAT-ALAT UTAMA PRA DPT MRMS KAN YG
SEBAIKNYA DI LKKN
PRIVACY, AGAMA, KEMISKINAN

DALAM CLTS / STBM ATO TDK DI LKKN


11
Hal hal yang harus
• Rasa jijik dipicu….
• Rasa malu

• Pribadi
• Kemiskinan

• Takut sakit
• Aspek agama (rasa berdosa)

7
Alat Utama PRA

PEMETAAN

• Bertujuan untuk mengetahui / melihat


peta wilayah BAB masyarakat serta
sebagai alat monitoring (pasca
triggering, setelah ada mobilisasi
masyarakat)

8
PEMETAAN
Alat yang diperlukan
Tanah lapang atau halaman
Bubuk putih untuk membuat batas desa.
Potongan – potongan kertas untuk
menggambarkan rumah penduduk.
Bubuk kuning untuk menggambarkan kotoran.
Spidol.
Kapur tulis berwarna untuk garis akses
penduduk terhadap sarana sanitasi
Bahan tersebut bisa digantikan dengan bahan
lokal seperti: daun, batu, ranting kayu, dll.

9
PEMETAAN
Proses
Ajak masyarakat untuk membuat outline desa / dusun / kampung,
seperti batas desa/dusun/kampung, jalan, sungai dan lain-lain.
Siapkan potongan-potongan kertas dan minta masyarakat untuk
mengambilnya, menuliskan nama kepala keluarga masing-masing
dan menempatkannya sebagai rumah, kemudian peserta berdiri di
atas rumah masing-masing.
Minta mereka untuk menyebutkan tempat BABnya masing-masing.
JIka seseorang BAB di luar rumahnya baik itu di tempat terbuka
maupun “numpang di tetangga”, tunjukkan tempatnya dan tandai
dengan bubuk kuning. Beri tanda (garis akses) dari masing-masing
KK ke tempat BAB nya.
Tanyakan pula di mana tempat melakukan BAB dalam kondisi
darurat seperti pada saat malam hari, saat hujan atau saat terserang
sakit perut.

10
PEMETAAN
Pendalaman / analisa partisipatif dari kegiatan
pemetaan.
Tanyakan berapa kira-kira jumlah “tinja” yang dihasilkan oleh setiap
orang setiap harinya. Sepakati jumlah rata-ratanya.
Minta masyarakat untuk menulis jumlah anggota keluarga di atas kertas
yang berisi nama KK dan berapa jumlah total “tinja” yang dihasilkan oleh
1 keluarga/rumah setiap harinya.
Ajak masyarakat untuk melihat rumah mana (yang masih BAB di
sembarang tempat) yang paling banyak menghasilkan tinja. (beri tepuk
tangan).
Pada penduduk yang BAB di sungai, tanyakan ke mana arah aliran
airnya

11
PEMETAAN
Pendalaman / analisa partisipatif dari kegiatan
pemetaan.
Pada penduduk yang berada di daerah hilir, tanyakan dimana
mereka mandi. Picu masyarakat bahwa bapak/ibu telah mandi
dengan air yang ada tinjanya.
Ajak masyarakat menghitung jumlah “tinja” dari masyarakat yang
masih BAB di sembarang tempat per hari, dan kemudian per bulan.
Berapa banyak “tinja” yang ada di desa / dusun tersebut dalam 1
tahun? Berapa lama kebiasaan BAB semabrang tempat
berlangsung?.
Tanyakan kemana Kira-kira “perginya” tinja – tinja tersebut.
Di akhir kegiatan tanyakan: kira-kira kemana besok mereka akan
BAB? Apakah mereka akan melakukan hal yang sama?

12
PEMETAAN
Catatan:
Untuk kepentingan masyarakat dalam memonitor
kondisi wilayahnya sendiri, peta di atas lahan
“harus” disalin ke dalam kertas (flipchart).
Jika tempat tidak memungkinkan, pemetaan bisa
dilakukan dengan menggunakan kertas yang cukup
besar.

13
Alat Utama PRA
TRANSECT WALK
Bertujuan untuk melihat dan mengetahui tempat
yang paling sering dijadikan tempat BAB.
Dengan mengajak masyarakat berjalan ke sana
dan berdiskusi di tempat tersebut, diharapkan
masyarakat akan merasa jijik dan bagi orang
yang biasa BAB di tempat tersebut diharapkan
akan terpicu rasa malunya.

14
TRANSECT WALK
Proses
Ajak masyarakat untuk mengunjungi wilayah-wilayah
yang sering dijadikan tempat BAB (didasarkan pada hasil
pemetaan).
Lakukan analisa partisipatif di tempat tersebut.
Tanya siapa saja yang sering BAB di tempat tersebut
atau siapa yang hari ini telah BAB di tempat tersebut.
Jika di antara masyarakat yang ikut transek ada yang
biasa melakukan BAB di tempat tersebut, tanyakan:
bagaimana perasaannya,
berapa lama kebiasaan itu berlangsung,
apakah besok akan melakukan hal yang sama?

15
TRANSECT WALK
Proses
Jika di antara masyarakat yang ikut transek tidak ada
satupun yang biasa melakukan BAB di tempat tersebut
tanyakan pula bagaimana perasaannya melihat wilayah
tersebut. Tanyakan hal yang sama pada warga yang
rumahnya berdekatan dengan tempat yang sering dipakai
BAB tersebut.
Jika ada anak kecil yang ikut dalam transek atau berada
tidak jauh dengan tempat BAB itu, tanyakan apakah
mereka senang dengan keadaan itu? Jika anak-anak
kecil menyatakan tidak suka, ajak anak-anak itu untuk
menghentikan kebiasaan itu, yang bisa dituangkan dalam
nyanyian, slogan, puisi, dan bentuk-bentuk kesenian
(lokal) lainnya.

16
17
Alat Utama PRA

ALUR KONTAMINASI (ORAL FECAL)

18
ALUR KONTAMINASI (ORAL
FECAL)
Proses:
Tanyakan kepada masyarakat apakah mereka yakin
bahwa tinja bisa masuk ke dalam mulut?
Tanyakan bagaimana tinja bisa “dimakan oleh kita”?
melalui apa saja? Minta masyarakat untuk
menggambarkan atau menuliskan hal – hal yang
menjadi perantara tinja sampai ke mulut.
Analisa hasilnya bersama – sama dengan
masyarakat dan kembangkan diskusi (misalnya
FGD untuk memicu rasa takut sakit)

19
ALAT-ALAT UTAMA PRA
DALAM CLTS
• SIMULASI AIR YANG TELAH
TERKONTAMINASI: mengajak
masyarakat untuk melihat
bagaimana kotoran manusia
dapat dimakan oleh manusia
yang lainnya

20
SIMULASI AIR YANG TELAH
TERKONTAMINASI
Alat yang digunakan
Ember yang diisi air (air mentah/sungai atau air
masak/minum)
Polutan air (tinja)

Catatan;
Bisa dilakukan saat Transek, pemetaan dan FGD

21
SIMULASI AIR YANG TELAH
TERKONTAMINASI
Proses
Dengan disaksikan oleh seluruh peserta, ambil 1 ember air
sungai dan minta salah seorang untuk menggunakan air
tersebut untuk cuci muka, kumur-kumur, cuci pakaiann dan
lain-lain yang biasa dilakukan oleh warga di sungai.

Bubuhkan sedikit tinja ke dalam ember yang sama, dan


minta salah seorang peserta untuk melakukan hal yang
dilakukan sebelumnya.

Tunggu reaksinya. Jika ia menolak melakukannya, tanyakan


apa alasannya? Apa bedanya dengan kebiasaan
masyarakat yang sudah terjadi dalam kurun waktu tertentu?
Apa yang akan dilakukan masyarakat di kemudian hari?
22
ALAT-ALAT UTAMA PRA
DALAM CLTS
• DISKUSI KELOMPOK (FGD): Bersama-sama
dengan masyarakat melihat kondisi yang ada
dan menganalisanya sehingga diharapkan
dengan sendirinya masyarakat dapat
merumuskan apa yang sebaiknya dilakukan atau
tidak dilakukan. Pembahasannya meliputi:
FGD untuk menghitung jumlah tinja dari
masyarakat yang BAB di sembarang tempat
selama 1 hari, 1 bulan, dan dalam 1 tahunnya dst.
FGD tentang privacy, agama, kemiskinan dll.

23
13
ELEMEN – ELEMEN PEMICU
HAL - HAL YANG ALAT PRA YANG DIGUNAKAN
HARUS DIPICU
RASA JIJIK  TRANSEC WALK
 HITUNG TINJA
 DEMO AIR YANG MENGANDUNG TINJA ( Air di gelas untuk di minum
dan Air di ember untuk :CUCI MUKA, KUMUR 2
SIKAT GIGI, CUCI PIRING, CUCI PAKAIAN, CUCI BERAS / WUDLU )

RASA MALU  TRANSSEC WALK ( MENG-EXPOSE PELAKU OD )


 FGD ( TERUTAMA UNTUK PEREMPUAN )
 PEMETAAN

TAKUT SAKIT FGD


 PERHITUNGAN JUMLAH TINJA

 PEMETAAN RMH WARGA TERKENA DIARE ( DATA DARI PUSKESMAS )

 ALUR KONTAMINASI

ASPEK AGAMA MENGUTIP HADITS / PENDAPAT ULAMA/PENDETA, YG RELEVAN


PERILAKU MNS YG DLRG AGAMA KARENA MERUGIKAN MNS ITU SENDIRI
PRIVACY/HARGA FGD ( TERUTAMA DENGAN PEREMPUAN )
DIRI CONTOH PERILAKU KUCING

KEMISKINAN MEMBANDINGKAN KOND DI DESA/DUSUN YG BERSANGKUTAN DGN


MASYARAKAT
“TERMISKIN” SEPERTI DI BANGLADESH ATAU INDIA
Hal-hal yang menjadi
penghambat pemicuan Solusi
di masyarakat
Jelaskan dari awal
Kebiasaan dengan bahwa kita tidak punya
subsidi / bantuan apa-apa, kita tidak
membawa bantuan
Hal-hal yang menjadi
penghambat pemicuan Solusi
di masyarakat
Faktor gengsi; malu Gali model-model
untuk membangun jamban menurut
jamban yang masyarakat dan jangan
sangat sederhana (ingin memberikan 1 pilihan
jamban permanen) model jamban
Hal-hal yang
menjadi Solusi
penghambat
pemicuan di
masyarakat
Tidak ada tokoh Munculkan natural
panutan leader, jangan
mengajari dan
biarkan masyarakat
mengerjakannya
sendiri
“APA YANG HARUS DILAKUKAN (DO) DAN DIHINDARI (DON’T)”
DALAM CLTS
JANGAN LAKUKAN LAKUKAN
Menawarkan subsidi Memicu kegiatan setempat.
Dari awal katakan bahwa tidak akan pernah ada
subsidi dalam kegiatan ini. Jika masyarakat bersedia
maka kegiatan bisa dilanjutkan tetapi jika mereka tidak
bisa menerimanya, hentikan proses.

Mengajari/Menyuluh Memfasilitasi
Menyuruh membuat jamban Memfasilitasi masyarakat untuk menganalisa kondisi
mereka, yang memicu rasa jijik dan malu dan
mendorong orang dari BAB di sembarang tempat
menjadi BAB di tempat yang tetap dan tertutup.
Memberikan alat-alat atau petunjuk kepada Melibatkan masyarakat dalam setiap pengadaan alat
orang perorangan untuk proses fasilitasi.
Menjadi pemimpin, mendominasi proses Fasilitator hanya menyampaikan “ pertanyaan sebagai
diskusi. (selalu menunjukkan dan menyuruh pancingan” dan biarkan masyarakat yang
masyarakat melakukan ini dan itu pada saat berbicara/diskusi lebih banyak.
fasilitasi). (masyarakat yang memimpin).
Memberitahukan apa yang baik dan apa Membiarkan mereka menyadarinya sendiri
yang buruk
Langsung memberikan jawaban terhadap Kembalikan setiap pertanyaan dari masyarakat
pertanyaan-pertanyaan masyarakat kepada masyarakat itu sendiri, misalnya: “jadi
bagaimana sebaiknya menurut bapak/ibu?”
KOMPOSISI TIM FASILITASI DI KOMUNITAS

FASILITATOR UTAMA, MOTOR


LEAD FACILITATOR UTAMA PROSES FASILITASI,
BIASANYA 1 ORANG

PEMBANTU FASILITATOR UTA-


CO - FACILITATOR MA DLM PROSES FASILITASI,
JML SESUAI KESEPAKATAN

PEREKAM PROSES FASILITASI,


CONTENT JML SESUAI KESEPAKATAN
RECORDER ( BIASANYA 2 ORANG )
PENJAGA ALUR PROSES FASI-
PROCESS LITASI, MENGONTROL AGAR
FACILITATOR PROSES SESUAI ALUR & WAK-
TU (1 ORANG ).

PENATA SUASANA FASILITASI,


ENVIRONMENT MENJAGA SUASANA AGAR TE-
SETTER TAP KONDUSIF ( > 1 ORANG )
LANGKAH2 PEMANTAUAN DAN
PENDAMPINGAN PASCA PEMICUAN
Pleno desa tentang
pembahasan target SBS Pemantauan Pasca Pemicuan
pada tahap pasca pemicuan
(untuk Desa yang sedang
reguler, untuk desa pasca
dilakukan review pleno Pendampingan
desa) menuju SBS dan
CTPS

Deklarasi SBS Verifikasi SBS


Peran Peserta dalam Pendampingan Pasca
pemicuan:
• Sanitarian melakukan pendampingan pasca pemicuan.
• Kader Kesehatan, KKM, Satlak, FM, BPSPAMS membantu tugas
sanitarian dalam melakukan pendampingan seperti
mengumpulkan data.
• Fasilitator STBM melakukan evaluasi dan mendorong peningkatan
kwalitas pendampingan pasca pemicuan.
VERIFIKASI DEKLARASI SBS
Proses verifikasi adalah serangkaian Suatu Kegiatan peryataan bersama
kegiatan penilaian yang dilakukan individu dalam suatu komunitas yang
oleh tim verifikasi terhadap tidak lagi melakukan perilaku buang
pernyataan bahwa telah terjadi air besar sembarangan yang
perubahan perilaku. berpotensi menyebarkan penyakit.
BAGAIMANA PROSESNYA
VERIFIKASI
• Proses ini dilakukan sebelum melakukan deklarasi DEKLARASI SBS
• Proses verifikasi hanya dilakukan:
• Jika ada desa yang menyatakan dirinya telah mencapai • Komunitas yang akan
desa STBM, atau desa SBS (contoh: melalui dideklarasikan harus sudah
surat/lisan/elektronik dari Kepala Desa ke Pemerintah dilakukan verifikasi oleh tim yang
Kecamatan ditembuskan ke Puskemas)
• Monitoring berkala untuk memastikan status desa STBM,
berwenang.
atau status desa SBS (minimum sekali setiap dua tahun) • Menyiapkan acara perayaan
• 1 (satu) rumah bisa berisi lebih dari 1 KK. Persyaratan minimum deklarasi secara gotong royong.
setidaknya 100% masyarakat memiliki akses dan menggunakan
jamban (WC). • Tim Verifikasi atau Pokja AMPL atau
SKPD bidang Kesehatan,
• Konsolidasi Tim Verifikasi (penyiapan lembar penilaian,
penyamaan persepsi tentang isi lembar penilaian dan 100%
menyiapkan sertifikat
penduduk sudah mengakses fasilitas jamban (WC) untuk pilar 1, • Desa STBM, atau sertifikat desa
pembagian wilayah dan jadwal)
SBS. Sebaiknya sertifikat ini
• Pelaksanaan verifikasi. Semua anggota tim melaksanakan ditandatangani oleh Bupati, ataupun
kunjungan rumah (sesuai sampel) untuk melakukan penilaian
dan wawancara
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
• Penentuan hasil verifikasi • Menyiapkan mekanisme monitoring
• Buat rekapitulasi hasil penilaian semua anggota tim untuk mempertahankan status
verifikasi deklarasi
• Lolos verifikasi bila semua kriteria dipenuhi (semua
jawaban adalah ya)
• Buat berita acara verifikasi yang di tandatangani oleh ketua
Tim Verifikasi
VERIFIKASI DEKLARASI SBS
• Proses verifikasi dilakukan oleh Tim • Seluruh Warga masyarakat di
Verifikasi, yang anggotanya fasilitasi oleh Sanitarian
berjumlah 3-5 orang atau lebih,
sesuai kebutuhan.
• Tim verifikasi Desa ditunjuk dan
ditetapkan oleh Pemerintah Tingkat
Kecamatan. Tim verifikasi
Kecamatan ditunjuk/ditetapkan oleh
Pemerintah Tingkat
Kabupaten/Kota.
THANK YOU

Hj. Tati Rohayati, S.Tr.Keb.


Kepala UPTD Puskesmas Sumedang Selatan

Anda mungkin juga menyukai