Anda di halaman 1dari 42

PEMICUAN STBM

STUNTING
8 Pilar STBM Stunting
(Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
Pemicuan STBM
• Pemicuan STBM adalah kegiatan untuk memfasilitasi
masyarakat dalam melakukan analisis terkait perilaku
higienitas dan sanitasi.
• Tujuannya adalah agar masyarakat mau mengubah perilaku
higienitas dan sanitasinya menjadi lebih baik.
• Tiga kegiatan utama pemicuan STBM:
– Pra pemicuan
– Pemicuan
– Pasca Pemicuan
Kegiatan Pra Pemicuan
Informasi Kepemilikan
Informasi Pendidikan
Kondisi Pertumbu
Sarana
Demografi Geografis
& Pekerjaan Sanitasi han anak
Observasi Kebiasaan PHBS
Sarana &
Masyarakat Aliran Sungai, Tradisi/
Prasarana
Program
ASI, TTD,
Kolam, Rawa Budaya Masyarakat Sanitasi
BBLR, dll

Koordinasi dengan pemerintah setempat


Persiapan pemicuan & Pemilihan prioritas lokasi pemicuan
penciptaan suasana yang
kondusif sebelum pemicuan Menghubungi tokoh –tokoh setempat
Penyusunan jadwal pemicuan

Teknis
Pemberangkatan Persiapan alat-
Tim Pemicu, alat pemicuan
Persiapan teknis & dll.
logistik
PEMICUAN
Dalam pemicuan di masyarakat, tidak ada langkah-langkah yang baku, namun pemetaan
sosial mesti dilakukan pertama sekali. Lokasi pemetaan sosial sebaiknya dilakukan di
lahan (halaman) terbuka. Hasilnya kemudian harus dipindahkan ke kertas plano.

Pemicuan bisa dilakukan di ruang terbuka maupun tertutup, asal bisa membangkitkan
elemen pemicuan seperti rasa jijik, takut penyakit, berdosa, takut anak tidak akan sukses,
takut miskin, dll., yang bisa memicu masyarakat untuk berubah atas kesadarannya
ALAT UTAMA PEMICUAN

PEMETAAN
TRANSECK WALK
DIAGRAM F/ALUR
KONTAMINASI

SIMULASI AIR
FGD
PROSES PEMETAAN
1. Minta beberapa orang dari peserta

PEMETAAN pertemuan (masyarakat)


menggambar peta kampung/dusun
untuk

mereka di atas tanah lapang (tempat


pemicuan berlangsung).
Bertujuan untuk mengetahui/melihat peta wilayah BAB
masyarakat, jumlah anggota keluarga, faktor risiko 2. Mulai pembuatan peta dengan
stunting, perilaku ke posyandu, serta sebagai alat membuat batas kampung/dusun,
monitoring (paska pemicuan, setelah ada mobilisasi jalan desa, lokasi pemicuan, lokasi
masyarakat). kebun, sawah, kali, lapangan,
sekolah, tempat ibadah, SPAL,
tempat sampah, sumur, sumber/mata
air, kolam ikan, dll.

3. Bagikan potongan kertas metaplan


kepada semua warga masyarakat
yang hadir dan minta mereka
menuliskan nama KK dan jumlah
anggota keluarga yang ada dalam KK
tersebut. Kemudian minta mereka
untuk meletakkan kertas tersebut di
dalam peta sesuai dengan letak
rumah masing-masing.
PROSES PEMETAAN LANJUTAN ......

4. Setelah semua rumah peserta yang hadir


masuk dalam peta, minta kepada semua
peserta untuk mengambil bubuk/semen
warna kuning, hijau dan merah, kemudian
minta mereka untuk meletakkan
bubuk/semen tersebut sesuai dengan lokasi
di mana mereka biasa BAB (bubuk kuning),
buang sampah (bubuk hijau) dan membuang
limbah cair rumah tangga (bubuk merah).
Jika sudah di tempat yang aman (jamban,
lubang sampah dan septic tank) maka
bubuknya diletakkan di atas kertas/simbol
rumah.

5. Jika peta telah dianggap selesai dan


lengkap, beri apresiasi masyarakat dengan
bertepuk tangan bersama.
PROSES PEMETAAN LANJUTAN ......

6. Minta masyarakat untuk mengamati apa


yang terjadi dengan kampung/dusun
mereka yang terlihat di peta tersebut?
Warna apa yang paling dominan? Julukan
apa yang paling tepat bagi kampung
tersebut?
7. Ajukan pertanyaan kunci berikut :
 Bagaimana perasaan kita kalau
melihat kampung/dusun kita seperti
dalam peta (yang dikelilingi oleh
kotoran, sampah dan genangan air
limbah)?
 Apa dampaknya bagi masyarakat
setempat?
 Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya
yang dapat memicu rasa jijik, malu,
harga diri dll.
TRANSECK WALK
bertujuan untuk melihat dan mengetahui lokasi yang paling sering dijadikan tempat BAB.
Berkaitan dengan pencegahan stunting dapat melihat jenis MPASI/PMT rumah tangga
yang dapat memicu untuk memilih MPASI lokal dan melihat kondisi sanitasi dapur warga
masyarakat
PROSES TRANSEC WALK

1. Ajak semua peserta untuk berjalan-jalan mengelilingi


kampung/dusun mereka. Tujuan perjalanan adalah lokasi-lokasi
di mana masyarakat biasa BAB, membuang sampah dan limbah
cair rumah tangga (berdasarkan hasil pemetaan).

2. Jika menemukan kotoran/sampah/limbah cair


RT, beri bendera warna
kuning dan ajukan pertanyaan –
pertanyaan berikut:
 Kotoran (tinja/sampah/air limbah) siapa ini?
 Siapa saja yang tadi malam atau tadi pagi membuangnya
disini?
 Berapa lama kebiasaan ini berlangsung?
 Bagaimana perasaan kita kalau melihat kotoran yang
berserakan seperti ini?
 Digunakan untuk apa saja tempat ini?
 Apakah besok akan melakukan hal yang sama? Mengapa?
 Dan kembangkan ke pertanyaan-pertanyaan berikutnya
untuk memicu rasa jijik, malu, takut sakit dll.
Tujuan :
ALUR KONTAMINASI  Mengajak masyarakat untuk
menganalisis bersama tentang
cara kuman penyakit yang
mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana terdapat pada tinja, sampah dan
kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia limbah cair rumah tangga dapat
yang lainnya atau mereka sendiri dan juga
menjadi alur penyebab stunting.
masuk ke tubuh manusia dan
menimbulkan penyakit.
Alat yang digunakan :
 Gambar-gambar alur penularan
penyakit yang disebabkan oleh
tinja (diagram 6F), sampah dan
limbah cair rumah tangga.
 Potongan – potongan kertas
 Spidol
PROSES ALUR KONTAMINASI

1. Ajukan pertanyaan-pertanyaan
berikut:
 Mungkinkah tinja yang dibuang di
sembarang tempat masuk ke mulut
kita (termakan)?
 Melalui apa saja? 2. Tegaskan bahwa ternyata kita telah
 Bagaimana dengan sampah? makan kotoran-kotoran yang kita buang
 Lewat apa saja? sendiri dengan berbagai macam cara.
 Bagaimana dengan limbah cair RT?
 Lewat apa saja? 3. Lanjutkan dengan pertanyaan berikut:
Minta masyarakat  Apa dampak (penyakit) yang
menuliskan/menggambarkan alurnya ditimbulkan?
atau gunakan gambar peraga untuk  Siapa saja yang terkena?
menunjukkan alurnya.  Berapa biaya pengobatan yang harus
dikeluarkan?
 Bagaimana perasaan kita?
 Kembangkan pada pertanyaan-
pertanyaan berikutnya untuk memicu
rasa takut sakit?
SIMULASI AIR PROSES SIMULASI AIR
mengajak masyarakat untuk melihat 1. Siapkan 2 gelas air minum (bisa
bagaimana kotoran manusia dapat dimakan
oleh manusia yang lainnya. Berkaitan gunakan AMDK gelas yang masih
dengan stunting, simulasi mengukur TB disegel).
balita, LILA Ibu hamil, penimbangan BB
balita, disesuaikan dengan standar. 2. Minta salah seorang peserta untuk
Mengajak masyarakat untuk melakukan
diteksi faktor resiko stunting yang dimiliki dan minum air tersebut dengan terlebih
yang harus di rubah dengan perilaku dahulu menunjukkan bahwa air
mencegah stunting masih tersegel. Fasilitator juga
melakukan hal sama (minum air
mineral kemasan).
3. Minta 1 helai rambut kepada salah seorang peserta,
kemudian tempelkan rambut tersebut ke
tinja/sampah/limbah cair RT yang sudah diambil saat
transect, celupkan rambut tersebut ke air mineral yang
tadi diminum oleh peserta.
PROSES SIMULASI AIR

4. Minta peserta yang minum air tadi untuk meminum kembali air yang telah
dicelup dengan kotoran. Tawarkan juga peserta yang lain untuk
meminumnya.

5. Tunggu reaksinya, jika tidak ada yang bersedia meminumnya, ajukan


pertanyaan: Mengapa tidak yang ada mau/berani minum?

6. Ajukan pertanyaan lain untuk menguatkan bahwa air yang kita minum dari
rumah, makan yang kita makan sama tercemarinya seperti air tadi jika kita
masih BAB, buang sampah dan limbah cair RT di sembarang tempat.
PROSES SIMULASI AIR- lanjutan
Alternatif 2
4. Minta peserta yang telah mencuci
1. Siapkan 1 ember air dari sumur milik warga atau
muka/kumur-kumur tadi untuk mencuci
dari sungai yang bersih. muka /kumur-kumur kembali dengan air
yang telah dicelup dengan kotoran.
2. Minta salah seorang peserta untuk mencuci
Tawarkan juga kepada peserta yang lain
muka/berkumur-kumur dengan air tersebut. untuk melakukannya.
Fasilitator juga melakukan hal sama (mencuci
muka/berkumur-kumur).
5. Tunggu reaksinya, jika tidak ada
3. Minta 1 helai rambut kepada salah seorang
yang bersedia melakukannya,
peserta, kemudian tempelkan rambut tersebut ke ajukan pertanyaan: Kenapa tidak
tinja/sampah/limbah cair RT yang sudah diambil yang ada berani melakukan?
saat transect, celupkan rambut tersebut ke air
yang tadi digunakan untuk mencuci muka/kumur-
kumur oleh peserta.
6. Ajukan pertanyaan lain untuk
menguatkan bahwa air yang kita minum
dari rumah, makanan yang kita makan
sama tercemarinya seperti air tadi jika
kita masih BAB, buang sampah dan
buang limbah cair RT di sembarang
tempat.
Tools 5: Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group
Discussion/FGD)

Tujuan :
• Bersama-sama dengan masyarakat, melihat
kondisi yang ada dan menganalisisnya
sehingga diharapkan dengan sendirinya
masyarakat dapat merumuskan apa yang
sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan.

• Pembahasan meliputi:
• FGD untuk menghitung volume/jumlah
tinja, sampah dan limbah cair rumah
tangga dari masyarakat yang BAB di
tempat terbuka, dari masyarakat yang
buang sampah sembarangan dan dari
masyarakat yang limbah cair rumah
tangganya belum dikelola dengan benar
selama 1 hari, 1 bulan, dalam 1 tahun dst.,
• FGD tentang harga diri/privacy, agama,
kemiskinan dll.
Proses FGD Menghitung Volume Tinja, Sampah & Limbah
Cair RT
1. Menghitung volume tinja:
 Ada berapa orang yang masih BAB
di sembarang tempat?
 Berapa kali setiap orang biasanya
BAB dalam sehari?
 Berapa banyak (kg) dalam sekali
BAB?
 Hitung jumlah tinja dalam sehari,
seminggu, sebulan, setahun dst.
 Konversikan jumlah tinja dalam
ukuran karung beras, berapa
karung dan berapa tinggi jika
ditumpuk seperti padi/ beras.
Proses FGD Menghitung Volume Tinja, Sampah & Limbah
Cair RT

2. Menghitung sampah:
 Ada berapa jumlah rumah di Dusun ini?
 Berapa banyak (kg) setiap rumah
membuang sampah dalam sehari?
 Hitung jumlah sampah dalam
seminggu, sebulan, setahun dst.

3. Menghiitung limbah cair RT:


 Berapa banyak (liter/kubik) setiap
rumah membuang limbah cair dalam
sehari?
 Kalikan dengan jumlah rumah
 Hitung jumlah limbah cair dalam
Proses FGD Menghitung Volume Tinja, Sampah & Limbah
Cair RT
4. Ajukan pertanyaan:
 Bagaimana perasaan kita jika melihat tinja, sampah dan
limbah cair sebanyak itu?
 Lari ke mana saja kotoran-kotan tersebut?
 Dampak apa yang ditimbulkan?
 Kembangkan ke pertanyaan-pertanyaan berikutnya untuk
memicu rasa jijik, takut sakit, rasa nyaman, rasa berdosa dll.
Berkaitan dengan stunting, secara bersama – sama melihat kondisi faktor resiko
yang dimiliki dan sisa waktu dari saat pemicuan sampai 1000 hari pertama
kelahiran, dapat dihitung apa yang harus dipantau dan berjumlah berapa bagi
tiap individu, serta berapa porsi PMT maupun MPASI yang harus disediakan jika
diserahkan kepada kelompok
Kerangka Berpikir Pemicuan STBM Stunting
Input Proses Output Efek Dampak
Stunting 20% Screening perilaku ibu hamil Ada Panitia lokal Ada Penyediaan PMT dan MPASI Non Stunting < 20%
dan peran fungsi penyelenggara PMT dan Subsidi
masyarakat. MPASI
Ada BBLR - Pemetaan Masyarakat terpicu oleh Bumil melakukan:
- Transect walk elemen pemicuan STBM-
Stunting.
- FGD
- Alur Kontaminasi Ada RTL
- Alur Masalah
Bumil KEK Stunting Ada Target Capaian - PMT
  - Tablet tambah darah 90 tablet
Sanitasi dan air - Menjaga kesehatan diri
bersih buruk - Memberi ASI Eksklusif
- Memberi MPASI
- Memberi Vitamin A Balita
- Memberi imunisasi lengkap
- Sanitasi dan Air bersih layak
Elemen Pemicuan dan Faktor Penghambat
Pemicuan.
Rasa Jijik
Biaya Subsidi
Rasa Malu
Gengsi & Malu
Takut Sakit
Aspek Agama Tidak ada
tokoh Panutan
Kemiskinan
FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK
MENDORONG PERUBAHAN PRILAKU

Alat yang di Picu Alat yang digunakan

Rasa Jijik Transectwalk


Demo air yang mengandung tinja, untuk
digunakan cuci muka, kumur-kumur,
sikat gigi, cuci piring, cuci pakaian, cuci
makanan/ beras, wudhu, dll.
Berkaitan dengan stunting:
Melihat dan mengambil piring makan
yang tidak dibersihkan dengan baik, lalu
peserta diminta menaruh makanan
diatas piring tersebut .
Bagaimana persaan peserta?
FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK
MENDORONG PERUBAHAN PRILAKU
Alat yang di Picu Alat yang digunakan

Rasa Malu Transect walk (mengelaborasi pelaku BAB sembarangan)


FGD (masalah privasi)
Perhitungan jumlah tinja
Pemetaan rumah warga yang terkena diare dengan
didukung data puskesmas

Berkaitan dengan stunting:


Transect walk (melihat jenis MPASI/PMT rumah tangga,
melihat kondisi sanitasi dapur rumah tangga)
Diperlihatkan balita kecil karena stunting dan balita
normal.
Diajukan pertanyaan apa yang ibu berikan untuk
MPASI anak tersebut
FGD
Bagaimana perasaan ibu balita stunting
Bagaimana perasaan ibu balita normal.
Apa yang akan dilakukan
FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK
MENDORONG PERUBAHAN PRILAKU
Alat yang di Picu Alat yang digunakan

Takut Sakit FGD:


Perhitungan jumlah tinja
Pemetaan rumah warga yang terkena diare, kecacingan,
gizi kurang, stunting dengan didukung data puskesmas
Kekhawatiran ibu hamil dan ibu memiliki balita jika
mereka/anaknya sakit dan stunting.
Alur kontaminasi
FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK
MENDORONG PERUBAHAN PRILAKU
Alat yang di Picu Alat yang digunakan

Agama Mengutip hadits atau pendapat-pendapat para ahli agama yang relevan
dengan perilaku manusia yang dilarang karena merugikan manusia itu
sendiri.
Berkaitan dengan stunting:
Dihadapkan apa yang dilakukan ibu balita stunting dan apa yang
dijelaskan oleh agama.
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Kewajiban
ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang
ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
juga seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban
demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)
dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa
atas keduanya.. [QS. Al-Baqarah: 233]. Bagaimana perasaan ibu ?
FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK
MENDORONG PERUBAHAN PRILAKU
Alat yang di Picu Alat yang digunakan

Kemiskinan Membandingkan kondisi di


desa/dusun yang bersangkutan
dengan masyarakat “termiskin” seperti
di beberapa wilayah di Indonesia.
Berkaitan dengan stunting:
Dihadapkan dua orang ibu terdiri, kaya dengan balita
normal , dan miskin dengan balita stunting.
Apakah orang miskin harus mempunyai balita
dengan risiko stunting ?
FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK
MENDORONG PERUBAHAN PRILAKU
Alat yang di Picu Alat yang digunakan
Biaya Subsidi Jelaskan prinsip STBM-Stunting tidak
membawa subsidi

Gengsi dan Malu  Gali jenis makanan lumat yang biasa diberikan
pada anak (bubur sumsum kacang ijo, bubur beras
merah, bubur kentang saos pepaya, bubur
kangkung saos jeruk).
 Gali jenis makanan lembek (Nasi Tim Kangkung
Soos Pepaya, Tim Jagung muda saos melon, Nasi
Tim Tempe, Nasi Tim beras merah, Tim Manado
Pisang).
 Coba mana yang di senangi anak?
 Tanyakan makanan mana yang lebih bergizi untuk
anak?
 Apa yang akan ibu lakukan agar makan makanan
yang lebih bergizi?
FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK
MENDORONG PERUBAHAN PRILAKU
Alat yang di Picu Alat yang digunakan

Tidak Ada Munculkan natural leader, yang bersedia


menjadi pengelola, penyelenggara MPASI –
Tokoh Panutan PMT secara kelompok.
FAKTOR FAKTOR YANG PENGHAMBAT DAN SOLUSI

HAL YANG MENJADI YANG DISARANKAN


PENGHAMBAT
Kebiasaan dengan
subsidi / bantuan

Faktor gengsi
HAL YANG MENJADI YANG DISARANKAN
PENGHAMBAT
Tidak ada tokoh panutan

Stunting adalah karena


keturunan

Stunting adalah anak


cebol.

Stunting tidak berdampak


sehingga tidak perlu
dikhawatirkan.
DO DAN DON’T
PEMICUAN
“APA YANG HARUS DILAKUKAN (DO) DAN DIHINDARI
(DON’T)” DALAM PEMICUAN
JANGAN LAKUKAN LAKUKAN
Menawarkan subsidi Memicu kegiatan setempat.
Dari awal katakan bahwa tidak akan pernah ada
subsidi dalam kegiatan ini. Jika masyarakat bersedia
maka kegiatan bisa dilanjutkan tetapi jika mereka tidak
bisa menerimanya, hentikan proses.

Mengajari/Menyuluh Memfasilitasi
Menyuruh membuat jamban Memfasilitasi masyarakat untuk menganalisa kondisi
mereka, yang memicu rasa jijik dan malu dan
mendorong orang dari BAB di sembarang tempat
menjadi BAB di tempat yang tetap dan tertutup.
Memberikan alat-alat atau petunjuk kepada Melibatkan masyarakat dalam setiap pengadaan alat
orang perorangan untuk proses fasilitasi.
Menjadi pemimpin, mendominasi proses Fasilitator hanya menyampaikan “ pertanyaan sebagai
diskusi. (selalu menunjukkan dan menyuruh pancingan” dan biarkan masyarakat yang
masyarakat melakukan ini dan itu pada saat berbicara/diskusi lebih banyak.
fasilitasi). (masyarakat yang memimpin).
Memberitahukan apa yang baik dan apa Membiarkan mereka menyadarinya sendiri
yang buruk
Langsung memberikan jawaban terhadap Kembalikan setiap pertanyaan dari masyarakat
pertanyaan-pertanyaan masyarakat kepada masyarakat itu sendiri, misalnya: “jadi
bagaimana sebaiknya menurut bapak/ibu?”
TIM PEMICU

Peran Tugas
Lead Facilitator Fasilitator utama, yang menjadi motor
(1 orang) utama proses fasilitasi, biasanya 1
orang
Co – Facilitator Membantu fasilitator utama dalam
(2 atau 3 orang) memfasilitasi proses sesuai dengan
kesepakatan awal atau tergantung
pada perkembangan situasi.
Content Recorder Perekam proses, bertugas mencatat
(1 atau 2 orang) proses dan hasil untuk kepentingan
dokumentasi / pelaporan program.
TIM PEMICU

Peran Tugas
Process Facilitator Penjaga alur proses fasilitasi, bertugas
( 1 orang) mengontrol agar proses sesuai alur dan waktu,
dengan cara mengingatkan fasilitator (dengan
kode-kode yang disepakati) bilamana ada hal-
hal yang perlu dikoreksi.
Environment Setter Penata suasana, menjaga suasana ‘serius’
( 2 orang) proses fasilitasi, misalnya dengan: mengajak
anak-anak bermain agar tidak mengganggu
proses (sekaligus juga bisa mengajak mereka
terlibat dalam kampanye sanitasi, misalnya
dengan: menyanyi bersama, meneriakkan
slogan, dsb.), mengajak berdiskusi, memisah
partisipan yang mendominasi atau
mengganggu proses dari kelompok, dsb.
LANGKAH PEMICUAN

Perkenalan dan 1
Penyampaian Tujuan

Bina Suasana 2

Analisa Partisipatif
3
Dan Pemicuan

Rencana
4
tindaklanjut
PUNCAK PEMICUAN
1. Ajukan pertanyaan penguat:
 Sampaikan kembali jawaban-jawaban warga atas setiap pertanyaan
kunci yang diajukan saat melakukan analisis partisipatif pada masing-
masing tools.

 Tanyakan, apakah BAB, buang sampah dan buang limbah cair RT di


sembarang tempat itu lebih banyak mendatangkan manfaat atau lebih
banyak kerugiannya?

 Apa saja kerugiannya? (lakukan pendalaman untuk memperoleh


jawaban yang diinginkan dan masyarakat merasa yakin bahwa semua
ini adalah masalah besar bagi mereka)

 Apakah kita mau begini terus? Kalau tidak harus bagaimana?


Bagaimana caranya agar kotoran tidak sampai ke mulut manusia?

 Apa yang akan kita lakukan setelah ini? (lakukan pendalaman hingga
diperoleh solusi yang mengarah pada 5 pilar STBM dari masyarakat
sendiri).
PUNCAK PEMICUAN
2. Minta masyarakat yang mau berubah
(membuat jamban/tempat cuci
tangan/tempat sampah/bak peresapan
untuk limbah cair RT dan mengelola
makanan dan minuman di tingkat RT) untuk
ke depan dan berikan apresiasi dengan
tepuk tangan.

3. Minta mereka (yang mau berubah) untuk


menanda tangani ‘kontrak sosial’
(komitmen pembuatan sarana sanitasi)

4. Buat kesepakatan waktu pertemuan dengan


masyarakat untuk membuat Rencana Aksi.

5. Tutup pertemuan dengan ucapan


terimakasih kepada masyarakat dan ajak
KONTRAK SOSIAL

JENIS SARANA
TANGGAL TANGGAL TANDA
NO. NAMA WARGA SANITASI YANG MULAI SELESAI TANGAN
AKAN DIBUAT

           

           

           

           

           
Pleno Masyarakat

Tujuan :
1. Memicu kembali antar RT untuk memastikan target perubahan perilaku
yang lebih luas dan kongkrit
2. Mengkonsolidasikan RTL antar RT sehingga menghasilkan RTL di tingkat
kelurahan
3. Meningkatkan motivasi masyarakat dan RT untuk melaksanakan rencana
kegiatan yang disusun
Pleno Masyarakat
RW 1 RW 2
NO ASPEK KATEGORI

RT 1 RT 2 RT 3 RT 1 RT 2 RT 3

Mengharap Bantuan dari


1 Pihak Luar (Subsidi)

           
2 Jumlah warga yang terpicu
           
3 Adanya tim komite
           

Rencana tindak lanjut dan


4
strategi
           
5 Target 5 Pilar STBM
           
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai