STUNTING
8 Pilar STBM Stunting
(Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
Pemicuan STBM
• Pemicuan STBM adalah kegiatan untuk memfasilitasi
masyarakat dalam melakukan analisis terkait perilaku
higienitas dan sanitasi.
• Tujuannya adalah agar masyarakat mau mengubah perilaku
higienitas dan sanitasinya menjadi lebih baik.
• Tiga kegiatan utama pemicuan STBM:
– Pra pemicuan
– Pemicuan
– Pasca Pemicuan
Kegiatan Pra Pemicuan
Informasi Kepemilikan
Informasi Pendidikan
Kondisi Pertumbu
Sarana
Demografi Geografis
& Pekerjaan Sanitasi han anak
Observasi Kebiasaan PHBS
Sarana &
Masyarakat Aliran Sungai, Tradisi/
Prasarana
Program
ASI, TTD,
Kolam, Rawa Budaya Masyarakat Sanitasi
BBLR, dll
Teknis
Pemberangkatan Persiapan alat-
Tim Pemicu, alat pemicuan
Persiapan teknis & dll.
logistik
PEMICUAN
Dalam pemicuan di masyarakat, tidak ada langkah-langkah yang baku, namun pemetaan
sosial mesti dilakukan pertama sekali. Lokasi pemetaan sosial sebaiknya dilakukan di
lahan (halaman) terbuka. Hasilnya kemudian harus dipindahkan ke kertas plano.
Pemicuan bisa dilakukan di ruang terbuka maupun tertutup, asal bisa membangkitkan
elemen pemicuan seperti rasa jijik, takut penyakit, berdosa, takut anak tidak akan sukses,
takut miskin, dll., yang bisa memicu masyarakat untuk berubah atas kesadarannya
ALAT UTAMA PEMICUAN
PEMETAAN
TRANSECK WALK
DIAGRAM F/ALUR
KONTAMINASI
SIMULASI AIR
FGD
PROSES PEMETAAN
1. Minta beberapa orang dari peserta
1. Ajukan pertanyaan-pertanyaan
berikut:
Mungkinkah tinja yang dibuang di
sembarang tempat masuk ke mulut
kita (termakan)?
Melalui apa saja? 2. Tegaskan bahwa ternyata kita telah
Bagaimana dengan sampah? makan kotoran-kotoran yang kita buang
Lewat apa saja? sendiri dengan berbagai macam cara.
Bagaimana dengan limbah cair RT?
Lewat apa saja? 3. Lanjutkan dengan pertanyaan berikut:
Minta masyarakat Apa dampak (penyakit) yang
menuliskan/menggambarkan alurnya ditimbulkan?
atau gunakan gambar peraga untuk Siapa saja yang terkena?
menunjukkan alurnya. Berapa biaya pengobatan yang harus
dikeluarkan?
Bagaimana perasaan kita?
Kembangkan pada pertanyaan-
pertanyaan berikutnya untuk memicu
rasa takut sakit?
SIMULASI AIR PROSES SIMULASI AIR
mengajak masyarakat untuk melihat 1. Siapkan 2 gelas air minum (bisa
bagaimana kotoran manusia dapat dimakan
oleh manusia yang lainnya. Berkaitan gunakan AMDK gelas yang masih
dengan stunting, simulasi mengukur TB disegel).
balita, LILA Ibu hamil, penimbangan BB
balita, disesuaikan dengan standar. 2. Minta salah seorang peserta untuk
Mengajak masyarakat untuk melakukan
diteksi faktor resiko stunting yang dimiliki dan minum air tersebut dengan terlebih
yang harus di rubah dengan perilaku dahulu menunjukkan bahwa air
mencegah stunting masih tersegel. Fasilitator juga
melakukan hal sama (minum air
mineral kemasan).
3. Minta 1 helai rambut kepada salah seorang peserta,
kemudian tempelkan rambut tersebut ke
tinja/sampah/limbah cair RT yang sudah diambil saat
transect, celupkan rambut tersebut ke air mineral yang
tadi diminum oleh peserta.
PROSES SIMULASI AIR
4. Minta peserta yang minum air tadi untuk meminum kembali air yang telah
dicelup dengan kotoran. Tawarkan juga peserta yang lain untuk
meminumnya.
6. Ajukan pertanyaan lain untuk menguatkan bahwa air yang kita minum dari
rumah, makan yang kita makan sama tercemarinya seperti air tadi jika kita
masih BAB, buang sampah dan limbah cair RT di sembarang tempat.
PROSES SIMULASI AIR- lanjutan
Alternatif 2
4. Minta peserta yang telah mencuci
1. Siapkan 1 ember air dari sumur milik warga atau
muka/kumur-kumur tadi untuk mencuci
dari sungai yang bersih. muka /kumur-kumur kembali dengan air
yang telah dicelup dengan kotoran.
2. Minta salah seorang peserta untuk mencuci
Tawarkan juga kepada peserta yang lain
muka/berkumur-kumur dengan air tersebut. untuk melakukannya.
Fasilitator juga melakukan hal sama (mencuci
muka/berkumur-kumur).
5. Tunggu reaksinya, jika tidak ada
3. Minta 1 helai rambut kepada salah seorang
yang bersedia melakukannya,
peserta, kemudian tempelkan rambut tersebut ke ajukan pertanyaan: Kenapa tidak
tinja/sampah/limbah cair RT yang sudah diambil yang ada berani melakukan?
saat transect, celupkan rambut tersebut ke air
yang tadi digunakan untuk mencuci muka/kumur-
kumur oleh peserta.
6. Ajukan pertanyaan lain untuk
menguatkan bahwa air yang kita minum
dari rumah, makanan yang kita makan
sama tercemarinya seperti air tadi jika
kita masih BAB, buang sampah dan
buang limbah cair RT di sembarang
tempat.
Tools 5: Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group
Discussion/FGD)
Tujuan :
• Bersama-sama dengan masyarakat, melihat
kondisi yang ada dan menganalisisnya
sehingga diharapkan dengan sendirinya
masyarakat dapat merumuskan apa yang
sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan.
• Pembahasan meliputi:
• FGD untuk menghitung volume/jumlah
tinja, sampah dan limbah cair rumah
tangga dari masyarakat yang BAB di
tempat terbuka, dari masyarakat yang
buang sampah sembarangan dan dari
masyarakat yang limbah cair rumah
tangganya belum dikelola dengan benar
selama 1 hari, 1 bulan, dalam 1 tahun dst.,
• FGD tentang harga diri/privacy, agama,
kemiskinan dll.
Proses FGD Menghitung Volume Tinja, Sampah & Limbah
Cair RT
1. Menghitung volume tinja:
Ada berapa orang yang masih BAB
di sembarang tempat?
Berapa kali setiap orang biasanya
BAB dalam sehari?
Berapa banyak (kg) dalam sekali
BAB?
Hitung jumlah tinja dalam sehari,
seminggu, sebulan, setahun dst.
Konversikan jumlah tinja dalam
ukuran karung beras, berapa
karung dan berapa tinggi jika
ditumpuk seperti padi/ beras.
Proses FGD Menghitung Volume Tinja, Sampah & Limbah
Cair RT
2. Menghitung sampah:
Ada berapa jumlah rumah di Dusun ini?
Berapa banyak (kg) setiap rumah
membuang sampah dalam sehari?
Hitung jumlah sampah dalam
seminggu, sebulan, setahun dst.
Agama Mengutip hadits atau pendapat-pendapat para ahli agama yang relevan
dengan perilaku manusia yang dilarang karena merugikan manusia itu
sendiri.
Berkaitan dengan stunting:
Dihadapkan apa yang dilakukan ibu balita stunting dan apa yang
dijelaskan oleh agama.
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Kewajiban
ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang
ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
juga seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban
demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)
dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa
atas keduanya.. [QS. Al-Baqarah: 233]. Bagaimana perasaan ibu ?
FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK
MENDORONG PERUBAHAN PRILAKU
Alat yang di Picu Alat yang digunakan
Gengsi dan Malu Gali jenis makanan lumat yang biasa diberikan
pada anak (bubur sumsum kacang ijo, bubur beras
merah, bubur kentang saos pepaya, bubur
kangkung saos jeruk).
Gali jenis makanan lembek (Nasi Tim Kangkung
Soos Pepaya, Tim Jagung muda saos melon, Nasi
Tim Tempe, Nasi Tim beras merah, Tim Manado
Pisang).
Coba mana yang di senangi anak?
Tanyakan makanan mana yang lebih bergizi untuk
anak?
Apa yang akan ibu lakukan agar makan makanan
yang lebih bergizi?
FAKTOR FAKTOR YANG BISA DIPICU UNTUK
MENDORONG PERUBAHAN PRILAKU
Alat yang di Picu Alat yang digunakan
Faktor gengsi
HAL YANG MENJADI YANG DISARANKAN
PENGHAMBAT
Tidak ada tokoh panutan
Mengajari/Menyuluh Memfasilitasi
Menyuruh membuat jamban Memfasilitasi masyarakat untuk menganalisa kondisi
mereka, yang memicu rasa jijik dan malu dan
mendorong orang dari BAB di sembarang tempat
menjadi BAB di tempat yang tetap dan tertutup.
Memberikan alat-alat atau petunjuk kepada Melibatkan masyarakat dalam setiap pengadaan alat
orang perorangan untuk proses fasilitasi.
Menjadi pemimpin, mendominasi proses Fasilitator hanya menyampaikan “ pertanyaan sebagai
diskusi. (selalu menunjukkan dan menyuruh pancingan” dan biarkan masyarakat yang
masyarakat melakukan ini dan itu pada saat berbicara/diskusi lebih banyak.
fasilitasi). (masyarakat yang memimpin).
Memberitahukan apa yang baik dan apa Membiarkan mereka menyadarinya sendiri
yang buruk
Langsung memberikan jawaban terhadap Kembalikan setiap pertanyaan dari masyarakat
pertanyaan-pertanyaan masyarakat kepada masyarakat itu sendiri, misalnya: “jadi
bagaimana sebaiknya menurut bapak/ibu?”
TIM PEMICU
Peran Tugas
Lead Facilitator Fasilitator utama, yang menjadi motor
(1 orang) utama proses fasilitasi, biasanya 1
orang
Co – Facilitator Membantu fasilitator utama dalam
(2 atau 3 orang) memfasilitasi proses sesuai dengan
kesepakatan awal atau tergantung
pada perkembangan situasi.
Content Recorder Perekam proses, bertugas mencatat
(1 atau 2 orang) proses dan hasil untuk kepentingan
dokumentasi / pelaporan program.
TIM PEMICU
Peran Tugas
Process Facilitator Penjaga alur proses fasilitasi, bertugas
( 1 orang) mengontrol agar proses sesuai alur dan waktu,
dengan cara mengingatkan fasilitator (dengan
kode-kode yang disepakati) bilamana ada hal-
hal yang perlu dikoreksi.
Environment Setter Penata suasana, menjaga suasana ‘serius’
( 2 orang) proses fasilitasi, misalnya dengan: mengajak
anak-anak bermain agar tidak mengganggu
proses (sekaligus juga bisa mengajak mereka
terlibat dalam kampanye sanitasi, misalnya
dengan: menyanyi bersama, meneriakkan
slogan, dsb.), mengajak berdiskusi, memisah
partisipan yang mendominasi atau
mengganggu proses dari kelompok, dsb.
LANGKAH PEMICUAN
Perkenalan dan 1
Penyampaian Tujuan
Bina Suasana 2
Analisa Partisipatif
3
Dan Pemicuan
Rencana
4
tindaklanjut
PUNCAK PEMICUAN
1. Ajukan pertanyaan penguat:
Sampaikan kembali jawaban-jawaban warga atas setiap pertanyaan
kunci yang diajukan saat melakukan analisis partisipatif pada masing-
masing tools.
Apa yang akan kita lakukan setelah ini? (lakukan pendalaman hingga
diperoleh solusi yang mengarah pada 5 pilar STBM dari masyarakat
sendiri).
PUNCAK PEMICUAN
2. Minta masyarakat yang mau berubah
(membuat jamban/tempat cuci
tangan/tempat sampah/bak peresapan
untuk limbah cair RT dan mengelola
makanan dan minuman di tingkat RT) untuk
ke depan dan berikan apresiasi dengan
tepuk tangan.
JENIS SARANA
TANGGAL TANGGAL TANDA
NO. NAMA WARGA SANITASI YANG MULAI SELESAI TANGAN
AKAN DIBUAT
Pleno Masyarakat
Tujuan :
1. Memicu kembali antar RT untuk memastikan target perubahan perilaku
yang lebih luas dan kongkrit
2. Mengkonsolidasikan RTL antar RT sehingga menghasilkan RTL di tingkat
kelurahan
3. Meningkatkan motivasi masyarakat dan RT untuk melaksanakan rencana
kegiatan yang disusun
Pleno Masyarakat
RW 1 RW 2
NO ASPEK KATEGORI
RT 1 RT 2 RT 3 RT 1 RT 2 RT 3
2 Jumlah warga yang terpicu
3 Adanya tim komite