Kasus Pembuangan
Limbah Medis
A. Kasus Pembuangan Limbah Medis (terkini)
KASUS RESPON
KAPASITAS: KAPASITAS:
187,90 ton/hari ++ 53,12 ton/hari ++
PERSEBARAN PERUSAHAAN PENGOLAH LIMBAH B3 MEDIS
KALIMANTAN TIMUR
1. PT. Pengelola Limbah Kutai
Kartanegara (PLKK)
2. Balikpapan Environmental
KEPULAUAN RIAU Services
1. PT. Desa Air Cargo Batam
BANTEN
1. PT. Wastec International JAWA TENGAH
Cilegon 1. PT. Arah Environmental
Indonesia Sukoharjo SULAWESI SELATAN
2. PT Wahana Pamunah
Pemkot. Makassar
Limbah Industri Serang
JAWA BARAT
1. PT Jasa Medivest Karawang
JAWA TIMUR
2. PT. Tenang Jaya Sejahtera Karawang
1. PT. Putra Restu Ibu Abadi
3. PT. Andhika Makmur Persada Bogor
Mojokerto
4. PT. Pengolah Limbah Industri Bekasi
5. PT Multi Hanna Kreasindo Kota Bekasi
6. PT Trigunapratama Abadi Karawang
7. PT. Horas Miduk Sukabumi Sumber Data KLHK April 2020
Sebaran RS Rujukan Covid19 dan Pengelola Limbah B3 Medis di Indonesia
Region V Sulawesi
Region IV Kalimantan
RS Rujukan SK Menkes 275/2020: 19 Region VI Maluku Papua
RS Rujukan SK Menkes 275/2020: 16
RS Rujukan SK Gubernur: 65 RS Rujukan SK Menkes 275/2020: 9
RS Rujukan SK Gubernur: 24
RS rujukan dengan insinerator berizin: 3 RS Rujukan SK Gubernur: 46
RS rujukan dengan insinerator berizin: 3
RS rujukan dengan insinerator berizin: 13 RS rujukan dengan insinerator berizin: 0
RS rujukan dengan insinerator berizin: 10
Jasa pengelola limbah B3: 1 RS rujukan dengan insinerator berizin: 0
Jasa pengelola limbah B3: 2
Jasa pengangkut limbah B3: 4 Jasa pengelola limbah B3: 0
Jasa pengangkut limbah B3: 11
Jasa pengangkut limbah B3: 0
55
Dari data 578 Rumah Sakit yang melakukan pengelolaan limbah B3 fasyankes sesuai dengan
standar, diketahui bahwa ada sebanyak 518 Rumah Sakit yang memiliki kerjasama pengolahan
limbah dengan pihak ketiga, dengan didominasi oleh Rumah Sakit yang berada di pulau Jawa
(55%), diikuti dengan pulau Sumatera (27%).
Capaian RS yg Melakukan Pengelolaan Limbah Medis 2019
120%
98% 99%
100% 96%
87%
84%
80% 75%
69%
64% 65%
62% 63%
59%
60% 56% 57%
51%
44%
46%
40% 36%
33%
29%
28% 28%
22%
20% 20% 20%
20% 18%
14%
12% 12% 12%
6% 7%
2% 2%
0%
Fasyankes yang Melakukan Pengelolaan* Limbah di Indonesia
40,00%
35,00%
30,00%
Jumlah puskesmas: 9.993
25,00% Jumlah RS: 2.900
Jumlah Fasyankes: 12.893
20,00% Capaian triwulan 1 tahun 2020: 1.279
Indikator tahun 2020: 2.600
15,00%
9,97%
10,00%
5,00%
0,00%
*pengelolaan: melakukan pemilahan dan pengolahan limbah Fasyankes sumber: kesling.kesmas.kemkes.go.id/limbahfasyankes/ (April 2020)
DASAR HUKUM TERKAIT PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES
Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.56 tahun 2015 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES (Proses Revisi)
Peraturan Menteri Kesehatan No.18 Thn 2020 ttg Pengelolaan Limbah medis Fasyankes berbasis
wilayah
KEWAJIBAN FASYANKES
UNTUK MENGELOLA LIMBAH
UNDANG-UNDANG
UNDANG-UNDANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NO. 32 TAHUN 2009 NO 24 TAHUN 2016 TENTANG
NO. 44 TAHUN 2009
TENTANG PENGELOLAAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN
TENTANG RUMAH SAKIT
LINGKUNGAN PRASARANA RUMAH SAKIT
Instalasi pengelolaan
Setiap orang yang limbah
(Pasal 11 ayat 1a)
Prasarana Rumah Sakit
menghasilkan limbah B3 meliputi ... Instalasi
Pengelolaan Limbah ..
WAJIB melakukan Pengolahan sampah (Pasal 18)
pengelolaan limbah B3 yang (Pasal 10 ayat 2t)
dihasilkannya Instalasi Air meliputi …
• Dalam hal setiap orang tidak mampu Dokumen instalasi air kotor/Limbah
melakukan sendiri pengelolaan Lingkungan …Pasal 19)
limbah B3, pengelolaannya (Pasal 8 ayat 2)
diserahkan kepada pihak lain.
UU NO. 44 TAHUN 2009
TENTANG RUMAH SAKIT
• RUMAH SAKIT HARUS MEMENUHI PERSYARATAN LOKASI,
BANGUNAN, PRASARANA, SUMBERDAYA MANUSIA,
KEFARMASIAN, DAN PERALATAN
• PRASARANA RS YANG DIMAKSUD DIANTARANYA
INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH
• PRASARANA RS HARUS MEMENUHI STANDAR
PELAYANAN, KEAMANAN, SERTA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA PENYELENGGARAAN RS
• PRASARANA TSB HARUS TERPELIHARA DAN BERFUNGSI
DENGAN BAIK
• PENGOPERASIAN PRASARANA RS TERSEBUT, HARUS
DIOEPARSIKAN OLEH SDM YG KOMPETEN
PRINSIP PENGELOLAAN LIMBAH B3
Semua penghasil limbah secara hukum dan Prinsip kunci yang mengatur perlindungan
finansial bertanggung jawab menggunakan kesehatan dan keselamatan melalui upaya
metode pengelolaan limbah yang aman penanganan yang secepat mungkin dengan
dan ramah lingkungan asumsi risiko yang dapat terjadi cukup signifikan
Prinsip kewaspadaan bagi yang menangani Prinsip kedekatan dalam penanganan limbah
atau mengelola karena secara etik berbahaya untuk meminimalkan risiko pada
bertanggung jawab untuk menerapkan pemindahan
kewaspadaan tinggi
KENAPA LIMBAH MEDIS FASYANKES
HARUS DIKELOLA
DAMPAK LINGKUNGAN
Pangan/
Air Udara Tanah
Makanan
21
KATEGORI LIMBAH MEDIS DI
RUMAH SAKIT
INFEKSIUS
PATOLOGIS
BENDA TAJAM
GENOTOKSIK
SITOTOKSIK LIMBAH
FARMASI
MEDIS
BAHAN KIMIA
MENGANDUNG
LOGAM BERAT
KEMASAN
BERTEKANAN
RADIOAKTIF
LIMBAH CAIR
Jenis Limbah Fasyankes Berdasarkan Karakteristiknya
Limbah infeksius
& patologi Limbah domestik
15% 80%
Limbah domestik Limbah infeksius & patologi Limbah kimia & farmasi
LIMBAH
Limbah Padat
Limbah B3 Limbah Cair Limbah Gas
Domestik
Pengolahan
DALAM FASYANKES
PEMILAHAN (INTERNAL)
PEWADAHAN
TAHAPAN PENGELOLAAN
PENGANGKUTAN INTERNAL
LIMBAH MEDIS dan
PEMBAGIAN PERAN
PENYIMPANAN SEMENTARA
(RUMAH SAKIT,
PERJANJIAN
PUSKESMAS, KLINIK DAN KERJASAMA
FASYANKES LAIN) PENGANGKUTAN EKSTERNAL
PENGOLAHAN OFF-SITE
LUAR FASYANKES
(EXTERNAL)
PENIMBUNAN
PERMEN LHK Nomor: P.56/MenLHK-
PP No. 47 tahun 2016 tentang
Sekjen/2015 Fasyankes :
Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana
• Mengatur Terhadap Fasilitas Pelayanan dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas:
Kesehatan Meliputi: Tempat praktik mandiri Tenaga
a. Pusat Kesehatan Masyarakat; Kesehatan;
b. Klinik Pelayanan Kesehatan Atau Sejenis; Pusat kesehatan masyarakat;
Dan
Klinik;
c. Rumah Sakit
Rumah Sakit
Apotek;
• Limbah B3 Yang Diatur Meliputi Limbah: Unit Transfusi Darah;
Dengan Karakteristik Infeksius; Benda Tajam, Laboratorium Kesehatan;
Patologis, Bahan Kimia Kedaluwarsa, Optikal;
Tumpahan, Atau Sisa Kemasan, Radioaktif,
Fasilitas Pelayanan Kedokteran untuk
Farmasi, Sitotoksik, Peralatan Medis Yang
Memiliki Kandungan Logam Berat Tinggi; Dan
kepentingan hukum; dan
Tabung Gas Atau Kontainer Bertekanan. Fasilitas Pelayanan Kesehatan tradisional.
RS Darurat Covid 19
Masker masyarakat
Setiap Fasyankes WAJIB:
• Memiliki Tempat Penyimpanan
Sementara (TPS) Limbah B3
• Mengurus Izin TPS Limbah B3 di
Kabupaten/Kota masing-masing
• Mentaati persyaratan teknis TPS
Limbah B3
• Tidak melakukan pembelian dan
menghentikan pemakaian alkes
mengandung merkuri
• Melakukan pengumpulan alkes
mengandung merkuri di TPS
Limbah B3
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
PRINSIP
menghilangkan atau mengurangi kontaminan yang terdapat di dalam limbah cair
sehingga hasil olahan limbah dapat dimanfaatkan kembali atau tidak mengganggu
lingkungan apabila dibuang ke lingkungan
Mengurangi jumlah padatan tersuspensi
Mengurangi jumlah padatan terapung
Mengurangi jumlah bahan organik
Menghilangkan mikroorganisme patogen
Mengurangi jumlah bahan kimia yang berbahaya dan
TUJUAN beracun
Mengurangi unsur nutrisi (N dan P) yang berlebihan
Mengurangi unsur lain yang dianggap dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem
SESUAI BAKU MUTU LIMBAH CAIR
Apa dan Apa Saja Semua air buangan termasuk tinja, berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
LIMBAH CAIR bahan kimia beracun, radioaktif, darah, cairan tubuh lain yang
Fasyankes? berbahaya bagi kesehatan
PENGAWASAN
LANGKAH 2 • Pewadahan & Penyimpanan
JENIS WADAH DAN LABEL SESUAI KATEGORINYA
MERAH
KUNING
KUNING
UNGU
COKLAT
35
LANGKAH 3 • Pengangkutan
LANGKAH-LANGKAH
1. Petugas cleaning service menggunakan APD (sarung
tangan, masker, apron dan sepatu boot)
2. Petugas kemudian mengikat kantong sampah dari
tempat sampah dan mengangkatnya, memberi identitas
sampah dan melapisi tempat sampah dengan kantong
plastik baru
3. Tempat sampah yang kotor diganti dengan tempat
sampah yang bersih
4. Stiker sampah medis yang rusak diganti dengan stiker
yang baru.
5. Petugas cleaning service mengumpulkan sampah dalam
troli sampah sesuai dengan jenisnya
37
Persyaratan Fasilitas 1. Lantai kedap (impermiable), berlantai beton atau semen
Penyimpanan Limbah B3 dengan sistem drainase yang baik, serta mudah
dibersihkan dan disinfeksi.
dari Fasyankes 2. Tersedia sumber air atau kran air untuk pembersihan.
3. Mudah diakses untuk penyimpanan limbah.
Freezer 4. Dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang
tidak berkepentingan.
5. Mudah diakses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan
atau mengangkut limbah.
6. Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang,
banjir, dan faktor lain yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan atau bencana kerja.
7. Tidak dapat diakses oleh hewan, serangga, dan burung.
8. Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik
dan memadai.
9. Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan
makanan.
PENYIMPANAN
41
41
LANGKAH 4 • Pengolahan
Teknologi
Pengolahan
• Microwave • Enkapsulasi
• Autoclave • Inertisasi
• Hydroclave
UJI KINERJA, PEMBERI IZIN DAN PENANGANAN RESIDU
Pengolahan Limbah Medis
No Teknologi Uji Kinerja Pemberi Izin Residu
1 Insinerator Uji emisi KLHK Landfill Kelas 1
2 Autoklaf Spora Bacillus KLHK Non B3
stearothermophilus konsentrasi
1 x 104 spora/ml
3 Gelombang mikro Spora Bacillus stearothermophilus KLHK Non B3
(Microwave) konsentrasi 1 x 101 spora/ml
4 Iradiasi frekuensi Spora Bacillus stearothermophilus KLHK Non B3
konsentrasi 1 x 104 spora/ml
5 Disinfeksi Kimia Spora Bacillus Subtillis konsentrasi Kabupaten/ Non B3
1 x 101 spora/ml Kota
6 Solidifikasi Uji kuat tekan Kabupaten/ Non B3
Uji TCLP (Toxicity Characteristic Kota
Leaching Procedure)
INSINERATOR
[PERSYARATAN TEKNIS]
46
BAKU MUTU EMISI UDARA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN - RUMAH SAKIT
14. Opasitas 10 %
Peralatan
Lokasi dan
DILARANG :
1. Daerah bebas banjir Teknis Insinerator
2. Tidak rawan bencana alam atau Operasi 1. Efisiensi pembakaran
dapat direkayasa dengan 99,95% limbah
teknologi 2. temperatur ruang bakar radioaktiif,
3. Jarak paling dekat 30 m dengan: 1 ≥ 800 oC ruang bakar
mudah
a. lokasi fasilitas jalan umum, 2 ≥ 1.000 oC
b. jalan tol, daerah permukiman, 3. Waktu tinggal ≥ 2 detik meledak,
perdagangan, hotel,restoran, 4. Memiliki alat merkuri
keagamaan, pendidikan pengendali pencemaran
c. Garis pasang naik laut, sungai, udara
daerah pasang surut, kolam, 5. Tinggi cerobong ≥ 14 m
danau,rawa, mata air, sumur 6. Cerobong dilengkapi
penduduk
sampling hole, platform
d. Daerah cagar alam, hutan
lindung, daerah yg dilindungi
kecuali di dalam kawasan industri
PERSYARATAN PENGOLAHAN LIMBAH B3 INSINERATOR
OLEH JASA PENGOLAH
Peralatan
Lokasi dan
Insinerator DILARANG:
1. Efisiensi pembakaran
Teknis
99,99%
1. Daerah bebas banjir
Operasi limbah
2. DRE POHC 99,99% atau
2. Tidak rawan bencana alam atau dapat PCB/dioksin/furan radioaktiif,
direkayasa dengan teknologi
3. Jarak paling dekat 30 m dengan: 99,9999% mudah
a. lokasi fasilitas jalan umum, temperatur ruang bakar 1 meledak,
b. jalan tol, daerah permukiman, ≥ 800 oC ruang bakar 2
perdagangan, hotel,restoran, ≥ 1.200 oC merkuri
keagamaan, pendidikan 3. Waktu tinggal ≥ 2 detik
c. Garis pasang naik laut, sungai,
daerah pasang surut, kolam,
4. Memiliki alat
danau,rawa, mata air, sumur pengendali pencemaran
penduduk udara
d. Daerah cagar alam, hutan lindung, 5. Tinggi cerobong ≥ 24 m
daerah yg dilindungi 6. Cerobong dilengkapi
kecuali di dalam kawasan industri
sampling hole, platform
Tipe Insinerator Rotary Kiln
Peralatan
1. Daerah bebas dan
Lokasi banjir Teknis
Operasi AUTOCLAVE Limbah infeksius dan benda
2. Tidak rawan 1. temperatur ≥
bencana alam tajam, peralatan medis,
121 oC tekanan
atau dapat 15 psi waktu
direkayasa tinggal 60 menit DILARANG :
dengan PATOLOGIS, BAHAN KIMIA,
2. temperatur ≥
teknologi 135 oC tekanan RADIOAKTIF, FARMASI,
3. Jarak dengan 31 psi waktu SITOTOKSIS
lokasi fasilitas tinggal 45 menit
umum diatur 3. temperatur ≥
dalam Izin 149 oC tekanan
Lingkungan 52 psi waktu
tinggal 30 menit
PERSYARATAN PENGOLAHAN LIMBAH B3
GELOMBANG MIKRO DAN IRADIASI FREKUENSI
OLEH PENGHASIL
Peralatan
1. Daerah bebas dan Limbah infeksius
Lokasi banjir Teknis
Operasi dan benda tajam,
2. Tidak rawan GELOMBANG
bencana alam MIKRO: DILARANG :
atau dapat temperatur 100
oC waktu tinggal PATOLOGIS,
direkayasa BAHAN KIMIA
dengan 30 menit
KADALUARSA,
teknologi IRADIASI RADIOAKTIF,
3. Jarak dengan FREKUENSI: FARMASI,
lokasi fasilitas temperatur ≥ 90
oC tekanan 31 SITOTOKSIK,
umum diatur
psi waktu tinggal PERALATAN MEDIS
dalam Izin
Lingkungan 30 menit BERLOGAM BERAT
TINGGI
Alat Autoklaf Hasil Olahan Autoklaf
Alat Steril wave Hasil olahanSteril wave
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
TAHAPAN PENANGANAN LIMBAH Kehutanan No. P.56/Menlhk-Sekjen/2015
dengan DISINFEKSI KIMIA tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES
PENGOSONGAN
Kemasan bekas B3
PEMBERSIHAN
Spuit bekas Residu/
Pihak ke-3 Pengepul
Limbah Non
Bahan Daur Ulang
Botol infus bekas B3
DISINFEKSI
Bekas kemasan HD
59
LIMBAH B3
menjadi
LIMBAH Rekaman proses desinfeksi
NON B3 limbah botol infus bekas
menggunakan alat autoklaf
PENIMBUNAN
Residu Insinerator
Sanitary/controlled landfill
Recycle
Non Insenerator berizin Non Insenerator
Insenerator berizin
Off-site berizin On-site
Insenerator berizin
/ pihak ke 3
Pihak ke-3
Fasyankes Pemda (BUMD) RS Mandiri
(swasta)
KONDISI IDEAL : PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES BERBASIS WILAYAH
SUMBER LIMBAH
Recycle Pengumpul
PENGOLAHAN INTERNAL
(Pra-pengolahan) PENGOLAHAN EXTERNAL
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 18 TAHUN 2020
TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
BERBASIS WILAYAH
TUJUAN
Dalam rangka meminimalkan risiko pencemaran lingkungan dan dampak kesehatan,
penyalahgunaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan mengoptimalkan
pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan di suatu wilayah
PENYELENGGARAAN
Pemerintah Daerah memfasilitasi
Unit Pelaksana Teknis Daerah
Fasyankes yang tidak mampu
Badan Usaha Milik Daerah
mengelola limbah medisnya sendiri
Kerja sama dengan Swasta
melalui penyediaan Pengelola
KEMENKES
SINERGI DAN HARMONISASI 1. Advokasi/ Sosialisasi
DALAM PENGELOLAAN LIMBAH 2. Peningkatan kapasitas
3. Pembinaan/ Pengawasan
MEDIS FASYANKES 4. Regulasi/ NSPK KEMENHUB
5. Pendanaan 1. Izin alat transportasi
6. Monev & pelaporan PEMDA
KLHK 1. Pembinaan
1. Pembinaan 2. Regulasi/ Perda
2. Pengawasan PEMERINTAH 3. Peningkatan Kapasitas SDM
3. Perijinan (PUSAT/ 4. Pendanaan
4. Regulasi DAERAH) 5. Pengolahan/ Sarana pemusnah
5. Advokasi/Sosialisasi 6. Perijinan TPS
PENGELOLAAN LIMBAH
PROFESI/PT MEDIS FASYANKES
1. Peningkatan kapasitas Rumah Sakit/Fasyankes
2. Kajian/ penelitian 1.Penyiapkan sarana
3. Penyiapan SDM
2.SDM
SWASTA 3.Pendanaan
1.Transportasi/ Transporter SWASTA/
FASYANKES 4.Memenuhi perizinan
PROFESI/ PT
2.Jasa Penyediaan Fasilitas 5.Monev dan pelaporan
Pengolahan 6.SOP
Surat dari Menteri Dalam Negeri
kepada seluruh Gubernur di Indonesia
CONTOH PENGOSONGAN
PROSES DAUR ULANG CUCI + BILAS DISINFEKSI KHLORIN 0,5%
Botol INFUS dan
JERIGEN HD
(PermenLHK p.56 tahun
2015) SURAT
JALAN
PACKING
ANGKUT KE PABRIK POTONG/CACAH
EFISIENSI BIAYA PENGELOLAAN LIMBAH
DENGAN DAUR ULANG DI RSUP DR. SARDJITO
EFISIENSI
JENIS LIMBAH TIMBULAN
(Rp/tahun) (%)
Medis (botol infus, 1,696 ton/bulan
360.398.500
jerigen HD) 20,35 ton/tahun 7,62
Diharapkan setiap
provinsi sosialisasikan
kepada semua
Kabupaten/koa Rumah
Sakit dan Puskesmas di
daerahnya
Pedoman Pengelolaan Limbah
Spesifik Covid-19 di Fasyankes
Limbah
Pemrosesan
Padat Pewadahan Pengumpulan Penyimpanan
Akhir
Domestik
Limbah
Pewadahan/
Padat B3 Pengumpulan
Penyimpanan Pengangkutan Pengolahan
Medis
MENGAPA DILAKUKAN PENGHAPUSAN ALKES
BERMERKURI?
Pertambangan
Emas Skala Kecil
Pemanfaatan
MERKURI
Alat Kesehatan
Peralatan
elektronik
Alat Kesehatan Bermerkuri
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Produk Alat Kesehatan Bermerkuri
Termometer
Sfigmomanometer (alat ukur tekanan darah)
Esophageal devices, Cantor & Miller-Abbott
tubes
Amalgam gigi
Batere
Switch
ALTERNATIF PENGGANTIAN ALAT KESEHATAN
MENGANDUNG MERKURI
NO CURRENT PRODUCTS ALTERNATIVES PRODUCTS
1 Thermometers Digital, alcohol, galinstan
Peran
Kementerian
Pengurangan Penghapusan Kesehatan
Setiap Fasilitas
Dilakukan secara Pencatatan dan
Pelayanan
berjenjang mulai pelaporan dapat
Kesehatan, baik Pelaporan dapat ke
dari Fasyankes, terintegrasi dengan
pemerintah maupun
Dinas Kesehatan sistem pelaporan bit.ly/borangalkesm
swasta WAJIB
Kab/Kota, Dinas yang menggunakan erkuri
melakukan
Kesehatan Prov, dan media daring
pencatatan dan
Kemenkes. (online)
pelaporan
10
30
40
60
70
90
-
100
20
50
80
2
Aceh
2
Sumut
1
Sumbar
46
Riau
7
Jambi
41
Sumsel
22
Bengkulu
Nasional : 15%
41
Lampung
1
Babel
14
Kepri
9
DKI
3
Jabar
16
Jateng
6
DIY
24
Jatim
7
Banten
-
Bali
-
NTB
Persentase
10
NTT
31
Kalbar
31
Kalteng
2
Kalsel
23
Kaltim
62
Kaltara
81
Sulut
36
Sulteng
17
Sulsel
9
Sultra
1
Gorontalo
58
Sulbar
1
Maluku
2
Malut
Persentase Progres Pelaksanaan Penghapusan
Alkes Bermerkuri Nasional per 5 Agustus 2020
15
Papua Barat
-
Papua
15
Nasional