PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemajuan teknologi saat ini, lebih-lebih di era globalisasi ini maka sebagai
manusia dituntut untuk lebih kreatif dan terampil dalam memecahkan suatu
masalah yang dihadapi dengan tujuan mampu menciptakan alat suatu mesin yang
bermanfaat dan berkualitas, khususnya bagi industri. Maka timbullah sebuah ide
atau gagasan bagi seseorang untuk dapat melakukan kegiatan produksinya dengan
metode yang lebih efektif dan efisien. Sebagai upaya yang paling mudah dan tepat
untuk merealisasikan hal itu adalah dengan menggunakan teknologi yang tepat
guna agar sesuai dengan potensi bidang usaha yang dituju (Khoirul,2012).
meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah penduduk dari tahun
pemenuhan kebutuhan akan daging, khusunya daging sapi dapat dilakukan dengan
cara pengembangan budidaya ternak sapi potong per skala rumah tangga.
mengkonsumsi daging segar menjadi produk olahan siap santap mendorong untuk
dikembangkan untuk meningkatkan nilai guna dan daya simpan dari dari daging
segar seperti diolah menjadi sosis, dendeng dan abon. Abon merupakan salah satu
1
cara pengolahan daging dengan cara disuwir-suwir dan digoreng. Seiring dengan
(Khoirul,2012).
Bisnis dalam industri pengolahan daging memperoleh respon yang baik dari
masyarakat, hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat modern
memilih makanan praktis dan cepat saji karena faktor kesibukan yang tinggi.
Konsumsi sosis dan daging olahan meningkat tiap tahun karena sebagian
masyarakat, khususnya kalangan menengah atas, lebih memilih makanan siap saji
yang baik dalam industri daging olahan. Hal tersebut dapat dilihat dari pencatatan
2010) tentang Statistik Kinerja Industri Indonesia, dimana pada tahun 2010
olahan di Indonesia saat ini masih terbuka lebar dan semakin berkembang.
yang ingin memasuki industri daging olahan. Saat ini sudah ada 30 perusahaan
hanya dilihat dari seberapa baik produk atau jasa yang ditawarkan, tetapi dilihat
2
juga bagaimana perusahaan mengelola hubungan baik dengan pelanggan sehingga
mengolah daging sapi, ayam dan ikan menjadi beberapa produk seperti bakso,
sosis, scallop, nugget dan kaki naga. Praktikum ini hanya dikhususkan hanya
melihat gambaran pengolahan limbah cair. Limbah padat dan limbah gas agar
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Dinasty
3
D. Manfaat
a. Manfaat teoritis
b. Manfaat praktis
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Industri
1. Pengertian Industri
baku, barang setengah jadi dan atau barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
yakni kelompok industri hulu (kelompok industri dasar), kelompok industri hilir,
dan kelompok industri kecil. Bidang usaha industri adalah lapangan kegiatan yang
bersangkutan dengan cabang industri yang mempunyai ciri khusus yang sama dan
atau hasilnya bersifat akhir dalam proses produksi ( S Puspita , 2012). Padahal,
dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan
kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbedabeda untuk
tiap negara atau daerah ( S Puspita , 2012). Pada umumnya, makin maju tingkat
dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut.
bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang
2. Klasifikasi Industri
5
Penggolongan yang paling universal ialah berdasarkan International Standard of
3. ISIC 33 : Industri kayu dan barang dari kayu, termasuk perabot rumah tangga.
4. ISIC 34 : Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan penerbitan.
5. ISIC 35 : Industri kimia dan barang dari kimia, minyak bumi, batu bara, karet
dan plastik
6. SIC 36 : Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan batu
bara.
penjualan. Hal ini didasarkan pada sifat industri kecil tersebut yang umumnya
padat
a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan
6
tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri
b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
industri tekstil.
c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda
yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak
Air limbah (wastewater) adalah kotoran dari manusia dan rumah tangga
serta berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan lainnya. Dengan
demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum. Batasan
lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah yang
air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Sugiharto, dalam
Noviyanti, 2015). Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan
buangan yang berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah
industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan
manusia (Palar, dalam Noviyanti, 2015). Menurut Mulia dalam Noviyanti (2015),
7
air limbah industri umumnya terjadi sebagai akibat adanya pemakaian air dalam
a. Sebagai air pendingin, untuk memindahkan panas yang terjadi dari proses
industri
c. Sebagai air proses, misalnya sebagai umpan boiler pada pabrik minuman
dan sebagainya
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi
industri, derajat penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada. Puncak
tertinggi aliran selalu tidak akan dilewati apabila menggunakan tangki penahan
dan bak pengaman. Untuk memperkirakan jumlah air limbah yang dihasilkan oleh
air yang digunakan adalah berupa air limbah apabila industri tersebut tidak
kembali air limbahnya, maka jumlahnya akan lebih kecil lagi (Sugiharto,dalam
Noviyanti, 2015).
Menurut Kusnoputranto dalam Noviyanti, (2015), air limbah ini berasal dari
berikut:
8
a. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water),
yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air
limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur
b. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai
garamgaram, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan
c. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang
terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga
Limbah yang dihasilkan harus memenuhi standar baku mutu limbah dan
sesuai dengan baku mutu lingkungan yang berlaku bagi kondisi lingkungan
dimana kegiatan industri sedang berlangsung. Karena itu setiap parameter harus
tersedia nilainya sebelum masuk system pengolahan dan setelah limbah keluar
Artinya harus diungkapkan kualitas limbah sebelum dan sesudah limbah diolah
dan apakah limbah ini memenuhi syarat baku mutu (Ginting, Noviyanti, 2015).
9
Menrut Azwar dalam Noviyanti, (2015) pengolahan air limbah pada dasarnya
bertujuan untuk:
penyakit. Hal ini mudah dipahami karena air limbah sering dipakai sebagai
c. Menyediakan air bersih yang dapat dipakain untuk keperluan hidup sehari-
menghilangkan tambahan nutrisi, komponen beracun serta bahan yang tidak dapat
didegradasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah. Untuk itu diperlukan
pengolahan secara bertahap agar bahan tersebut di atas dapat dikurangi. Menurut
Achmad dalam Noviyanti, 2015 bahwa metode dan tahapan proses pengolahan
berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi yang terkandung dalam air
limbah. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan
proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi
10
a. Pengolahan Primer (primary treatment) Tahap pengolahan primer limbah
disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir
dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini
dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan
dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses
saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal
4) Pengapungan (Floation)
11
dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 –
disingkirkan. Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat
disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah
polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya
agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka
melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa
12
tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk
sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan
didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob.
limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau
13
juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan
terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang
setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam
dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya
rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang
minyak atau lemak, dan proses menyetarakan fluktuasi aliran limbah pada
2. Pencacah (communitor)
14
3. Bak penangkap pasir (grit chamber)
%. Pengurangan BOD dan padatan pada tahap awal ini selanjutnya akan
yang masuk unit pengolahan, kemampuan penguraian zat organik yang ada
pada limbah tersebut serta tersedianya lahan. Pada unit ini diperkirakan
pengolahan tahap kedua berupa saringan tetes (trickling filters), unit lumpur
15
Pengolahan tahap ketiga disamping masih dibutuhkan untuk menurunkan
akan terjadi kadar parameter menyimpang dari standard maka akan terjadi
penguraian yang tidak seimbang dan akan menimbulkan kondisi septik (suatu
keadaan dimana kadar oksigen terlarut nol) dan timbul bau busuk (H2S)
(Damayanti,2010).
Pada badan air penerima, kandungan unsur kimia beracun, logam berat, dan
tumbuhan dan hewan akan punah ataupun ada senyawa beracun/ logam berat
dalam kehidupan air. Bila air tersebut mempunyai kesadahan tinggi atau partikel
yang dapat mengendap cukup banyak, hal ini akan mengakibatkan pendangkalan,
sehingga dapat menimbulkan banjir di musim hujan. Selain itu senyawa beracun/
16
logam berat sangat membahayakan bagi masyarakat yang menggunakan air
sungai sebagai badan air penerima yang dipergunakan sebagai sumber penyediaan
Air limbah berperan dalam kehidupan karena selain mengandung air juga
batasbatas tertentu, oleh sebab itu ada dua peranan air limbah dalam kehidupan
yaitu peranan positif dan negatif. Peranan positif apabila air limbah dengan
lain-lain. Peranan air limbah yang lain selain lebih banyak negatifnya karena
manusia tidak merasa berkepentingan akan air limbah tersebut. Air limbah
dianggap sebagai air yang tidak berguna lagi atau tidak diperuntukkan lagi, oleh
yang mungkin timbul baik terhadap sumber alam hayati dan non hayati yang
langsung. Badan air yang menerima limbah cair industri, mempunyai potensi
C. Limbah Padat
Limbah padat adalah benda yang tidak terpakai, tidak diinginkan dan
dibuang yang berasal dari suatu aktifitas dan bersifat padat (Kusnoputranto, dalam
17
Noviyanti, 2015). Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu
usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun dan
karena sifat dan konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau
Noviyanti, 2015) :
sebagainya.
bahan lainnya, sampah sisa makanan, sampah berupa kotoran serta bangkai
hewan.
e. Pertanian
18
3. Klasifikasi Limbah Padat
Noviyanti, 2015) :
a. Garbage (sampah basah) Garbage adalah jenis sampah yang terdiri dari
pembuatan dan penyediaan makanan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat
b. Rubbish (sampah kering) Rubbish adalah sampah yang dapat terbakar dan
dari zat-zat organik seperti kertas, kardus, plastik dan lain-lain. Sedangkan
sampah yang tidak dapat/ sukar terbakar sebagian besar mengandung zat-zat
c. Abu (Ashes) Sampah jenis ini adalah sampah yang berasal dari sisa
pembakaran dari jenis zat yang mudah terbakar seperti di rumah, kantor
d. Street cleaning (sampah dari jalan) Sampah jenis ini berasal dari
pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan
19
1) Bahan kimia beracun
2) Bahan berbahaya
3) Bahan kimia
4) Mineral
Menurut wahit dan nurul dalam Noviyanti, 2015 tahap pengolahan limbah padat
terdiri dari tahap pengumpulan dan penyimpanan, tahap pengangkutan, dan tahap
tidak mudah bocor, memiliki tutup, mudah dibuka tanpa mengotori tangan, serta
ukuran (mudah diangkut). Beberapa persyartaan yang harus dipenuhi antara lain
pengangkut sampah, memiliki dua pintu, dan memiliki dua ventilasi. Ada kran air
untuk membersihkan, tidak menjadi tempat tinggal / sarang lalat dan tikus, serta
dua metode, yaitu sistem duet (tempat sampah kering dan basah), sistem trio
20
b. Tahap pengangkutan
Di kota umumnya ada petugas khusus yang menjadi tanggung jawab pemerintah
akhir (TPA). Sampah dapat dikelola secra langsung. Sampah yang sulit
a. Terhadap Lingkungan
tanah dan dapat memperbanyak sumber daya alam melalui proses daur
kotor dan kumuh. Dapat juga menimbulkan pendangkalan pada badan air
b. Terhadap Manusia
21
1) Dampak menguntungkan Dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak,
dapat berperan sebagai sumber energi dan benda yang dibuang dapat
vektor dan binatang pengguna. Baik tikus, lalat, nyamuk yang dapat
2015).
D. Limbah gas/Asap
Pabrik mengeluarkan gas, asap, partikel, debu melalui udara dibantu angin
memberikan jangkauan pencemaran yang cukup luas. Gas, asap dan lain-lain
berat dan malam hari turun bersama embun. Secara alamiah udara mengandung
unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan lain-lain. Penambahan gas kedalam
kualitas udara. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian
yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat
dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume. Sedangkan
pencemaran berbentuk gas hanya dapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas
tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOX, CO, CO2,
22
Untuk beberapa bahan tertentu zat pencemar ini berbentuk padat dan cair.
Karena suatu kondisi temperatur ataupun tekanan tertentu bahan padat/cair itu
dapat berubah menjadi gas. Baik partikel maupun gas membawa akibat terutama
bagi kesehatan manusia seperti debu batubara, asbes, semen, belerang, asap
pembakaran, uap air, gas sulfida, uap amoniak, dan lain-lain. Pencemaran yang
ditimbulkannya tergantung pada jenis limbah, volume yang lepas di udara bebas
dan lamanya berada dalam udara. Jangkauan pencemaran melalui udara dapat
berakibat luas karena faktor cuaca dan iklim turut mempengaruhi. Pada malam
hari zat yang berada dalam udara turun kembali ke bumi bersamaan dengan
embun. Adanya partikel kecil secara terus menerus jatuh di atap rumah,
pencemaran karena sifat gas dan partikel yang ringan mudah terbawa. Kenaikan
konsentrasi partikel dan gas dalam udara di beberapa kota besar dan daerah
b. Komposisi
c. Konsentrasi
23
d. Kecepatan air polutan
f. Berat jenis
g. Rekativitas
h. Kondisi lingkungan
alat di pasaran. Pilihan desain yang diinginkan tidak sesuai dengan kondisi
limbah, sebab itu harus dibentuk desain baru. Kemampuan untuk mendesain
pula. Disamping itu ada faktor lain yang harus dipertimbangkan yaitu nilai
tidak berlebihan dan kinerja yang diajukan oleh pembuat alat dapat dicapai dan
(fadila, 2014) :
24
Industri-industri di Indonesia terutama industri milik negara telah
kenyamanan hidup lingkungan sekitar yang lebih tinggi, resiko yang lebih rendah,
kerusakan materi yang rendah, dan yang paling penting ialah kerusakan
2014).
pada sumber pencemar merupakan metode yang lebih efektif karena hal tersebut
dapat mengurangi keseluruhan limbah gas yang akan diproses dan yang pada
pencemaran udara terdiri dari dua bagian yaitu penanggulangan emisi debu dan
untuk memisahkan debu dari aliran gas buang. Debu dpat ditemui dalam berbagai
ukuran, bentuk, komposisi kimia, densitas, daya kohesi, dan sifat higroskopik
yang berbeda. Maka dari itu, pemilihan alat pemisah debu yang tepat berkaitan
dengan tujuan akhir pengolahan dan juga aspek ekonomis. Secara umum alat
25
a. Pemisah Brown
Alat pemisah debu yang bekerja dengan prinsip ini menerapkan prinsip
gerak partikel menurut Brown. Alat ini dapat memisahkan debu dengan
rentang ukuran 0,01 – 0,05 mikron. Alat yang dipatenkan dibentuk oleh
susunan filamen gelas dengan jarak anatar filamen yang lebih kecil dari
b. Penapisan
Deretan penapis atau filter bag akan dapat menghilangkan debu hingga 0,1
mikron. Susunan penapis ini dapat digunakan untuk gas buang yang
c. Pengendap elektrostatik
Alat ini mengalirkan tegangan yang tinggi dan dikenakan pada aliran gas
kering dengan ukuran rentang 0,2 – 0,5 mikron. Secara teoritik seharusnya
d. Pengumpul sentrifugal
Pemisahan debu dari aliran gas didasarkan pada gaya sentrifugal yang
dibangkitkan oleh bentuk saluran masuk alat. Gaya ini melemparkan patikel
dinding serta terkumpul pada dasar alat. Alat yang menggunakan prinsip ini
10 mikron lebih.
26
e. Pemisah inersia
Pemisah ini bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel dalam
akan bertumbukan dengan penyekat dan akan dipisahkan dari aliran fasa
gas. Alat yang bekerja berdasarkan prinsip inersia ini bekerja dengan baik
gravitasi dan kecepatan yang dialami oleh partikel. Alat ini akan bekerja
dengan baik untuk partikel dengan ukuran yang lebih besar dari 40 mikron
2. Pengendalian Pencemaran
a. Cerobong
aliran gas asap yang terjadi, mulai dari rangka bakar atau pembakar
27
b. Ventilator
1) Fungsi : menciptakan isapan paksa Tiga jenis sistem tarikan paksa, yaitu;
c) sistem tarikan kombinasi; 2 fan dipasang sebelum ruang bakar dan sebelum
cerobong.
a. Terhadap Lingkungan
musim ataupun lokasi sumber polusi dan emisinya. Debu pada daun jika
terkena kabut atau hujan ringan akan membuat kerak yang tebal pada
2) Kerusakan tanaman dapat terjadi oleh sulfur dioksida (SO2). Uap asap sulfat
dapat merusak tanaman dan dapat terlihat pada daun. Kerusakan kronis
dapat terjadi bila kontak dengan SO2 dalam waktu yang lama ditandai
28
kemudian dapat mengakibatkan gugurnya daun. Pengaruh SO2 antara lain
meningkat jika mengalami kontak dengan SO2, beberapa film cat menjadi
lunak dan rapuh jika dikeringkan, serat tekstil terutama yang terbuat dari
merangsang kecepatan korosi teruma besi, baja, dan zink (Sunu, dalam
Damayanti,2010).
adanya bintik-bintik pada daun. Pencemaran udara oleh gas NOx. juga
mengendap pada daun dan daun digunakan sebagai bahan makanan oleh
dalam Damayanti,2010).
3) Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas Nitrogen Oksida
29
membengkak sehingga penderita sulit bernafas dan mengakibatkan
30
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Jenis Praktikum
dan observasi Metode wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara
observasi.
B. Alat
1. Buku
2. Alat Tulis
3. Kamera
C. Bahan
1. Lembar Kuisioner
2. Lembar Observasi
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode survey yaitu
31
2. Meminta izin kepada pihak pengelola industri agar diberi izin untuk
melakukan pengamatan
a. Data Primer
b. Data Skunder
Data yang diperoleh melalui studi pustaka, dan internet untuk mendapatkan
lingkungan.
a. Wawancara
b. Observasi
32
F. Pengolahan Dan Analisis Data
1. Pengolahan data
2. Analisis data
yang ada.
33
BAB IV
A. Hasil
UD. Supra Dinasty Denpasar terletak di JL. Cargo Permai, No. 1, Ubung
Kaja, Denpasar. UD. Supra Dinasty adalah perusahaan yang didirikan untuk
mengolah daging sapi, ayam dan ikan menjadi beberapa produk seperti bakso,
sosis, scallop, nugget dan kaki naga. UD. Supra Dinasty Denpasar dibangun di
atas tanah seluas 900 m2 , dengan bangunan utama seluas 288 m2 , gudang dengan
luas 48 m2, sisanya adalah untuk bangunan mess karyawan yang tinggal di
wilayah pabrik dan untuk areal parkir. UD. Supra Dinasty Denpasar terbagi
beberapa stasiun kerja yaitu : Ruang penerimaan, gudang kering, cold storage I,
area proses, dapur, ruang penirisan dan pengemasan awal, cold storage II dan
variable yang belum sesuai. Dari hasil wawancara juga di ketahui bahwa selama
industry berdiri belum ada keluhan penyakit akibat kerja dari pegawai serta belum
ada keluhan atau gangguan kesehatan dari masyarakat sekitar dimana hal tersebut
34
a. Buangan limbah cair di industry pengolahan daging Supra Dinasty
proses industri diantaranya Pencucian daging dan ikan, air bekas rebusan dan
sanitasi dalam Industri. Limbah cair yang dihasilkan oleh industri di salurkan
melalui saluran pembuangan air limbah kemudian di tampung dan di olah pada
IPAL yang terdapat pada industry. Proses pengolahan limbah cair di Industri
Pengolahan Daging Supra Dinasty yaitu: Limbah cair industry ini berasal dari
pencucian daging dan ikan, air bekas rebusan dan sanitasi di dalam pabrik dimana
air limbah akan disalurkan menjadi satu saluran dimana proses pengolahan
limbahnya yaitu:
1) Pengolahan pendahuluan
Air limbah disaring melalui dua tahap penyaringan, dimana pada tahan ini
padatan-padatan yang ikut terbawa oleh air limbah dan lemak akan akan
empat bak pengolahan yang penyaluran air pada masing-masing bak dengan
penyaluran selang-seling supaya air yang baru masuk tidak langsung ke bak
pengolahan ke dua.
35
Akan tetapi industry ini belum melakukan pemantauan kualitas air limbah paling
sedikit 1 (satu) kali setiap bulannya sesuai dengan parameter yang telah
ditetapkan dalam izin pembuangan air limbah sesuai ketentuan Peraturan Menteri
Dinasty antara lain bekas potongan kecil dari produk dan bekas bungkusan
produk. Limbah padat yang ditimbulkan pada Industri Pengolahan Daging Supra
Dinasty kemudian di kumpulkan pada tempat sampah atau bak sampah limbah
padat tidak di olah oleh pihak industry melainkan hanya di kumpulkan pada
tempat sampah yang di angkut oleh petugas kebersihan setiap hari. Akan tetapi
Limbah gas atau gas buang yang ditimbulkan oleh industry pengolahan
daging Supra Dinasty yaitu dari asap dari proses perebusan produk dan asap dari
genset yang terdapat digunakan oleh industry. Akan tetapi belum dilakukan
B. Pembahasan
Dinasty
buang ke badan air. Menurut Sugiharto dalam Noviyanti, (2015) tujuan utama
pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel tercampur serta
36
sesuai dimana menurut Soeparman dalam Noviyanti, (2015) pengolahan limbah
%. Pengurangan BOD dan padatan pada tahap awal ini selanjutnya akan
yang masuk unit pengolahan, kemampuan penguraian zat organik yang ada
pada limbah tersebut serta tersedianya lahan. Pada unit ini diperkirakan
pengolahan tahap kedua berupa saringan tetes (trickling filters), unit lumpur
37
e. Pengolahan tahap ketiga atau pengolahan lanjutan
Akan tetapi industry ini belum melakukan pemantauan kualitas air limbah
paling sedikit 1 (satu) kali setiap bulannya sesuai dengan parameter yang telah
Lingkungan hidup No. 5 tahun 2014, Setiap usaha dan/atau kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) yang salah satunya industry pengolahan daging
wajib:
a. melakukan pemantauan kualitas air limbah paling sedikit 1 (satu) kali setiap
kurangnya 3 (tiga) bulan sekali kepada penerbit izin pembuangan air limbah,
kewenangannya.
38
2. Resiko buangan limbah padat di industri pengolahan daging Supra
Dinasty
Menurut Damayanti (2010) penyimpanan limbah padat harus kuat dan tidak
mudah bocor, memiliki tutup, mudah dibuka tanpa mengotori tangan, serta ukuran
(mudah diangkut).
berdampak merugikan. Limbah padat organik akan menyebabkan bau yang tidak
sedap akibat penguraian limbah tersebut. Timbunan limbah padat dalam jumlah
besar akan menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor dan kumuh. Dapat
juga menimbulkan pendangkalan pada badan air bila dibuang ke badan air
Supra Dinasty yaitu dengan menggunakan cerobong asap dimana fungsi cerobong
asap yaitu menghasilkan isapan alamiah untuk mengalirkan gas asap ke luar dari
mesin uap dengan kecepatan tertentu, mengatasi kerugian gesekan aliran gas asap
yang terjadi, mulai dari rangka bakar atau pembakar (burner), hingga ke luar dari
mampu mengalirkan gas asap atau cerobong memang tidak terlalu tinggi.
39
lingkungan karena hal tersebut akan menyebabkan kesehatan masyarakat yang
lebih baik, kenyamanan hidup lingkungan sekitar yang lebih tinggi, resiko yang
lebih rendah, kerusakan materi yang rendah, dan yang paling penting ialah
musim ataupun lokasi sumber polusi dan emisinya. Debu pada daun jika
terkena kabut atau hujan ringan akan membuat kerak yang tebal pada
b. Kerusakan tanaman dapat terjadi oleh sulfur dioksida (SO2). Uap asap sulfat
dapat merusak tanaman dan dapat terlihat pada daun. Kerusakan kronis
dapat terjadi bila kontak dengan SO2 dalam waktu yang lama ditandai
meningkat jika mengalami kontak dengan SO2, beberapa film cat menjadi
40
lunak dan rapuh jika dikeringkan, serat tekstil terutama yang terbuat dari
merangsang kecepatan korosi teruma besi, baja, dan zink (Sunu, dalam
Damayanti,2010).
adanya bintik-bintik pada daun. Pencemaran udara oleh gas NOx. juga
Akan tetapi industry ini belum melakukan pengujian emisi gas buang
sehingga belum dapat dipastikan memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan.
pemantauan kualitas buangan paling lama 6 (enam) bulan sekali kepada Gubernur
disarankan kepada industri ini untuk melakukan pengujian emisi gas buang dari
genset.
41
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
katagori baik. Akan tetapi masih ada beberapa variable yang belum sesuai yaitu:
a. Pada limbah cair terdapat permasalahan yaitu usaha ini belum melakukan
tidak tertutup
B. Saran
setiap bulannya sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan dalam izin
2. Kepada masyarakat
42
Daftar Pustaka
Permen LH, 2014, Baku Mutu Air Limbah, Jakarta: Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014.
43