Anda di halaman 1dari 24

STANDART TEKNIS PEMENUHAN BAKU MUTU AIR LIMBAH

I. DESKRIPSI USAHA

1.IDENTITAS PEMRAKARSA

Nama Klinik : PT KLINIK BUNDA MELDA


Alamat Kantor : Jl. Diski – Glugur Rimbun No. 172 B
Desa Telaga Sari
Kecamatan Sunggal,
Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara
Pemilik/Pimpinan : Melda Manurung, AM.Keb
Alamat : Dusun II,
Desa Telaga Sari,
Kecamatan Sunggal,
Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara
No. Telpon/HP : 081396201051
Nomor Induk Berusaha : -
NPWP : -
Penanggung Jawab UKL-UPL : Melda Manurung, AM.Keb
Jabatan Dalam Usaha : Direktur

2..NAMA RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Nama usaha dan atau kegiatan dalam studi ini adalah kegiatan Pelayanan
Kesehatan PT KLINIK BUNDA MELDA dengan jenis klinik adalah Pratama
Rawat Inap. PT KLINIK BUNDA MELDA menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, dengan
pelayanan kesehatan berupa rawat jalan (one day care) dan rawat inap.
.
3.LOKASI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Kegiatan PT KLINIK BUNDA MELDA berlokasi di :


Jalan : Diski – Glugur Rimbun No. 172 B
Desa : Telaga Sari
Kecamatan : Sunggal
Kabupaten : Deli Serdang
Provinsi : Sumatera Utara
Kontur : Relief dasar bangunan rata
Titik Koordinat : N 3.53061144", E 98.55037753"

4.SKALA BESARAN RENCANA USAHA/DN ATAU KEGIATAN


1. Kegiatan : Klinik
2. Jenis Pelayanan Klinik : Klinik Pratama
3. Tipe Klinik : Klinik Pratama Rawat Inap
4. Skala Usaha : 6. tempat tidur/bed
5. Status Lahan : Tanah Milik Sendiri
6. Status Modal : Swasta

5. JENIS PELAYANAN

PT KLINIK BUNDA MELDA dalam melaksanakan misi usahanya adalah


memberikan sarana pelayanan kesehatan, khususnya di wilayah Kecamatan
Sunggal dan umumnya untuk masyarakat Kabupaten Deli Serdang.
Adapun jenis pelayanan fungsional PT KLINIK BUNDA MELDA terdiri
dari:

A. PELAYANAN UTAMA
Pelayanan utama yang diselenggarakan oleh PT KLINIK BUNDA
MELDA adalah Pelayanan Medik Dasar, Umum dan Gigi dengan
lingkup pelayanan secara umum adalah:
a. Pelayanan Medik Dasar
1. Pelayanan Medik Umum
2. Pelayanan Pencegahan Kesehatan
3. Pencegahan Primer (health promotion dan specific protection)
yang dapat dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga non medis.
4. Pencegahan Sekunder yang terdiri dari deteksi dini dan
diagnose pengobatan.
5. Pencegahan Tersier berupa rehabilitasi medik yang dilakukan
oleh Dokter/Perawat sesuai dengan kompetensi yang berkaitan
dengan keahliannya.
b. Pelayanan Medik Gigi
c. Pelayanan Gawat Darurat

Keseluruhan pelayanan tersebut di atas dapat dilaksanakan dalam bentuk


rawat jalan, rawat inap, pelayanan satu hari (one day care) dan/atau home
care.
Pelayanan satu hari (one day care) merupakan pelayanan yang dilakukan
untuk pasien yang sudah ditegakkan diagnosa secara definitif dan perlu
mendapat tindakan atau perawatan semi intensif (observasi) setelah 6
(enam) jam sampai dengan 24 (dua puluh empat) jam.
Home care merupakan bagian atau lanjutan dari pelayanan kesehatan
yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan dampak
penyakit.
Dalam menjalankan pelayanan Medik Umum dan Medik Dasar,
mempedomani Pasal 7 ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 09
Tahun 2014 tentang Klinik, maka PT KLINIK BUNDA MELDA
melengkapinya dengan:
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Ruang Rawat Inap
3. Ruang Famasi/Ruang Obat
4. Laboratorium Klinik (sebagian dikerjasamakan dengan pihak
ketiga)
5. Ruang Dapur.

B. PRASARANA KLINIK
Prasarana klinik meliputi:
1. Instalasi air;
2. Instalasi listrik;
3. Instalasi sirkulasi udara;
4. Sarana pengelolaan limbah berupa IPAL (direncanakan);
5. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Penjelasan lebih lanjut mengenai prasarana klinik akan dibahas pada
sub.bab Garis Besar Komponen Kegiatan.

C. SUMBER DAYA MANUSIA


a. Pelayanan Medik
1. Pendidikan Dokter Umum
2. Pendidikan Dokter Gigi
b. Sumber Daya Manusia Penunjang Medik
1. Kebidanan
2. Keperawatan
3. Kefarmasian
4. Tenaga Gizi (bekerjasama dengan puskesmas)
5. Tenaga Non Medik Lainnya

6. Kapasitas Klinik
PT KLINIK BUNDA MELDA menjalankan kegiatan pelayanan kesehatan
mampu melayani tamu sebanyak 6 orang perhari untuk rawat inap dan
diperkirakan 20 orang perhari untuk rawat jalan.
Memperhatikan Pasal 7 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik, maka Rincian ruang dalam bangunan PT KLINIK BUNDA
MELDA adalah sebagai berikut :

Tabel 1.. Rincian Bangunan Klinik

NO. RINCIAN RUANG JUMLAH (UNIT)


1 Ruang Tunggu 1
2 Ruang Tindakan/IGD 1
3 Ruang Konsultasi dan Praktek Dokter 1
4 Ruang Farmasi/Apotek 1
5 Ruang Rawat Inap 2
6 Ruang Bersalin 1
7. Kamar ,mandii/WC 2
8 Musholla 1
9 Ruang Administrasi 1
10 Ruang Rekam Medik 1
11 Dapur 1
12 Ruang Cuci/Laundry/Linen 1

7. Penggunaan Lahan
Pemanfaatan lahan secara umum di sekitar lokasi kegiatan PT KLINIK
BUNDA MELDA di antaranya adalah untuk kegiatan pemukiman dan
sebagian kecil lainnya adalah kegiatan jasa perdagangan/usaha
perekonomian masyarakat.
Secara umum lahan yang dimiliki PT KLINIK BUNDA MELDA terletak di
Jalan Diski – Glugur Rimbun No. 172 B Desa Telaga Sari . Kecamatan
Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Luas lahan 255
m2 dan luas bangunan 160 m2 , dengan rincian penggunaan lahan untuk
alokasi kebutuhan klinik adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Penggunaan Lahan

LUAS % DARI
NO. PENGGUNAAN LAHAN AREAL LUAS KET.
2
(M ) AREAL
.. Lahan Tertutup
Bangunan/Material Kedap Air 160
1. Ruangan utama 136 52,9
Ruang Ruang tunggu, ruang IGD, ruang
praktek, apotik, ruang bersalin,
ruang rawat inap
2. Musholla 4 1,5
3. Dapur 6 2,3
4. Kamar mandi/WC 8 3,1
5. Laundry 6 2,3
Ruang Terbuka/
95
Area Lain
6. TPS Limbah B3 2 0,7 Perencanaan

7. IPAL 4 1,5 Perencanaan


1. Parkir/RTH 89 34,9
Total 255 100

II. KRITERIA KETAATAN TERHADAP PEMENUHAN BAKU MUTU


1. Proses Usaha atau Kegiatan Termasuk Kegiatan Penunjang yang
Berpotensi Menghasilkan Air Limbah
a. Pelayanan Medis
(1) Rawat Inap
Proses penerimaan dan perawatan pasien rawat inap di PT KLINIK
BUNDA MELDA dapat dilihat pada gambar berikut.

PINTU MASUK

MEDICAL RECORD

PEMERIKSAAN
MEDIS

RUANG Limbah Cair


PEMERIKSAAN

Limbah Cair
PENANGANAN
MEDIS Limbah
Padat

FARMASI Limbah
Padat
Limbah B3
Limbah Cair
RAWAT INAP
Limbah
Padat

Pasien Belum*) Rumah Sakit


Sehat? Rujukan

Ya

PASIEN PULANG

Gambar 1
Proses Penerimaan dan Perawatan Pasien Rawat Inap di
PT KLINIK BUNDA MELDA
(2) Rawat Jalan
Proses penerimaan dan perawatan pasien rawat jalan di PT KLINIK
BUNDA MELDA, dapat dilihat pada gambar berikut.

PINTU MASUK

MEDICAL RECORD

PEMERIKSAAN
MEDIS

RUANG Limbah Cair


PEMERIKSAAN

Limbah Cair
PENANGANAN
Limbah Padat
MEDIS
Limbah B3

Limbah Padat
FARMASI Limbah B3

PENYELESAIAN Limbah Padat


ADMINISTRASI

PULANG

Gambar 2 .
Proses Penerimaan dan Perawatan Pasien Rawat Jalan di
PT KLINIK BUNDA MELDA

(3) Pendistribusian Makanan Pasien]\


Makanan yang disediakan oleh pihak PT KLINIK BUNDA MELDA
disajikan kepada pasien rawat inap. Makanan ini dikonsumsi juga oleh
tenaga medis, para medis, dokter dan pegawai non-medis yang ada di Klinik
ini. Menu yang disajikan adalah menu makanan sehat sehingga dapat
mendukung proses kesembuhan yang dirawat.
Proses pembuatan dan pendistribusian makanan pasien PT KLINIK BUNDA
MELDA dapat dilihat pada diagram alir gambar berikut.
PENERIMAAN
BAHAN MAKANAN

BAHAN KERING BAHAN BASAH

PENYIMPANAN PADA PENYIMPANAN PADA


SUHU RUANGAN SUHU RUANGAN
(27 oC) (27 oC)

PENCUCIAN

L PERACIKAN L
I I
M PENGOLAHAN
(KHUSUS & BIASA) M
B B
A DISTRIBUSI KE :
A
H RUANGAN H
PENGUMPULAN
P PERALATAN MAKANAN C
A PENCUCIAN
A
D I
A PENGERINGAN R
T
PENYIMPANAN

Gambar 3.
Bagan Alir Pendistribusian Makanan Pasien Di PT KLINIK BUNDA MELDA

(4) Pendistribusian Perlengkapan Pasien


Perlengkapan pasien yang harus dicuci/laundry adalah perlengkapan ruang
inap, Ruang Pemeriksaan, ruang tindakan dan lainnya, yang terdiri dari
sprey, sarung bantal, selimut, pakaian, dan handuk.
Ada pun proses pencucian perlengkapan tersebut dapat dilihat pada Gambar
berikut.

PENGUMPULAN
PAKAIAN KOTOR
DARI RUANGAN

BERCAK/
TIDAK BERNODA
BERNODA/BERCAK

DIKELANTANG
DENGAN
DIPANASKAN

PERENDAMAN PERENDAMAN
DENGAN DETERGEN DENGAN DETERGEN

PENCUCIAN PENCUCIAN

PENJEMURAN

PENYETRIKAAN

R. INAP PENYIMPANAN R. TINDAKAN

Gambar 4.
Bagan Alir laundry PT KLINIK BUNDA MELDA

2. Penyediaan dan Penggunaan Air


Air yang digunakan untuk keseluruhan kegiatan operasional PT KLINIK
BUNDA MELDA dalam berbagai keperluan berasal dari Air PDAM dan Air
Bawah Tanah (ABT).
Rincian penggunaan air untuk kegiatan PT KLINIK BUNDA MELDA dapat
dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 2.3.
Penggunaan Air di PT KLINIK BUNDA MELDA

Asal/ Volume Persentase


No.. Jenis Kegiatan Sumber (M3/Hari} (%)
1. Domestik Ruang Inap ABT 2 45,45
2. Poli Gigi PDAM 0,5 11,36
3. Ruang IGD/Tindakan PDAM 0,25 5,68
4. Dapur PDAM 0,2 4,55
5. Laundry ABT 0,5 11,36
6. Kantor dan ADM PDAM 0,75 17,05
7. Penyiraman tanaman ABT 0,2 4,55
dan pelataran
JUMLAH 4,4 100

Ket * Perhitungan Maksimal


Untuk Rawat Inap = 6 bed
Berdasarkan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU
(1996), Kebutuhan air bersih 1 bed = 200 Liter/Hari
Maka Kebutuhan Air Bersih = 200 liter/hari.bed x 6 bed
= 1.200 liter/hari
= 1,6 m3/hari

Secara detail neraca penggunaan air untuk kegiatan PT KLINIK BUNDA


MELDA dapat dilihat pada Diagram Alir gambar berikut ini :
Gambar 5
Bagan Alir Neraca Penggunaan Air PT KLINIK BUNDA MELDA

3. Penyediaan dan Penggunaan Energi


PT KLINIK BUNDA MELDA dalam operasionalnya akan menggunakan energi
listrik yang disuplai dari PLN dengan kapasitas 5.000 VA. Dengan kapasitas energi
listrik yang ada pada PT KLINIK BUNDA MELDA tercukupi dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya.
Genset dengan kapasitas 5.000 VA yang tersedia, akan digunakan apabila terjadi
pemadaman aliran listrik dari PLN, sehingga kebutuhan energi listrik untuk kegiatan
operasional di klinik ini tidak terganggu.
Kebutuhan energi listrik untuk kegiatan operasional dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 7
Penggunaan Energi Di PT KLINIK BUNDA MELDA

NO. JENIS ENERGI KAPASITAS ASAL/SUMBER


TERPASANG
(WA)
1. Listrik 5.000 PLN
2. Generator 5.000 Captive

III. AIR LIMBAH YANG DUHASILKAN


Air Limbah yang dihasilkan bersumber dari aktifitas cuci, MCK karyawan dan
pasien sebanyak 3,5 m3/hari. Sebelum dibuang air limbah ini dialirkan melalui
pipa ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

A. BAKU MUTU AIR LIMBAH


Dalam proses produksi tidak ada penggunaan air. Air hanya digunakan untuk
kebutuhan MCK. Baku mutu air limbah domestik yang dihasilkan adalah sesuai
dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 68 tahun 2016 tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik, sebagai berikut :

Table 5: Parameter Baku Mutu Air limbah Domestik


No. Parameter Satuan Kadar
Maksimum
1. pH - 6-9
2. BOD mg/L 30
3. COD mg/L 100
4. TSS mg/L 30
5. Minyal & Lemak mg/L 5
6. Amonial mg/L 10
7. Total Coliform Jumlah/100 ml 3.000

B. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PEMANTAUAN


LINGKUNGAN

1. Rencana Pengelolaan Lingkungan.


Air Limbah domestik bersumber dari aktifitas kantor dan karyawan
(MCK) dengan penggunaan air diperkirakan : 3,5 m 3 per-hari, dengan
asumsi pasien rawat ina[ sejumlah 6 orang/hari dan 20 orang pasien
rawat jalan.
Dari total yang digunakan untuk MCK 25% adalah black water masuk ke
septick tank dan 75% grey water diolah dalam IPAL. Grey water yang
akan diolah di IPAL + 3 m3/hari
Kapasitas Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik PT KLINIK BUNDA
MELDA ditentukan dengan menghitung jumlah air limbah maksimal harian
(debit limbah harian). Data ini diperoleh dari perkiraan volume penggunaan
air per hari.
Kapasitas IPAL direncanakan utuk pembuangan air limbah dengan jumlah air
limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air bersih. Waktu tinggal air
limbah didalam IPAL diperkirakan minimal 24 jam.

Disain IPAL. Domestik.

Unit Proses atau Unit Operasi

Unit proses yang digunakan dalam pengolahan air limbah adalah sbb::

Tabel 8. Unit Proses Pengolahan Air Limbah

Unit Proses/
No. Unit Operasi Parameter Desain Tipe Teknologi
1. Screening Lebar bukaan (opening), Head Basket screen
loss, Velocity
2. Grease Trap/Oil Waktu Tinggal, Velocity Konvensional
Removal (Bak skat)
3. Ekualisasi Waktu Tinggal, Power Mixing Ekualisasi
(Mechanical atau Pneumatic) Tanpa Mixing
4. Filtrasi Waktu Tinggal, kecepatan Media filter
filtrasi, Media Filter, Jenis
Membran
5. Sedimentasi Kedalaman, Perhitungan Konvensional
lumpur/sedimen (bak sedimen)
6. Desinfeksi (tahap Dosis, Waktu kontak, Residual Penambahan
akhir) (Klorinasi) (Klorinasi)

Alur Proses dan Layout Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik

Uraian teknologi pengolahan Air Limbah di IPAL Domestik diuraikan sebagai


berikut :

(1) Inlet
Inlet berfungsi sebagai saluran masuk air limbah dari seluruh unit ruangan di PT
KLINIK BUNDA MELDA yang menghasilkan air limbah. Saluran inlet dilengkapi
dengan saringan untuk menyaring sampah atau kotoran yang masuk ke dalam
saluran air limbah. Lubang saring harus lebih kecil sehingga dapat menyaring
padatan-padatan yang terikut dalam air limbah. Limbah padat tersebut tidak akan
terikut dengan air limbah yang akan dialirkan ke bak IPAL, hal ini akan
memudahkan proses pengolahan air limbah di bak IPAL selanjutnya.
(2) Bak 1 (Bak Equalisasi)
Air limbah yang masuk melalui saluran inlet mengalir ke dalam bak equalisasi (sekat
1). Pada bak ini diharapkan polutan air limbah dapat stabil sebelum masuk ke bak
sedimentasi. Bak ini berfungsi untuk menghomogenkan air buangan yang akan
masuk ke bak sedimentasi. Apabila bak ekualisasi ini tidak ada, maka akan terjadi
beban kejut terhadap proses pengendapan di bak IPAL. Bak equalisasi ini juga
berfungsi mengatur kuantitas air yang masuk ke bak sedimentasi agar dapat dibuat
secara stabil. Hal ini berhubungan dengan sumber air buangan biasanya terjadi
hanya pada waktu- waktu tertentu saja (peak hour) misalnya pagi, siang dan sore
hari. Jadi bak equalisasi ini berfungsi mengatur kuantitas air limbah stabil masuk bak
sedimentasi.

(3) Bak Sedimentasi.


Bak sedimen ini berfungsi untuk mengendapkan partikel yang terkandung dalam air
limbah. Pada bak ini terjadi proses pengendapan kotoran. Proses pengendapan
terjadi secara gravitasi. Dalam bak ini Pada bak ini dapat ditambahkan zat
desinfektan (klorin).

(4) Outlet
Sebelum dialirkan ke badan air, air limbah harus memenuhi baku mutu Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.I/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik.

C. RENCANA PEMANTAUAN AIR LIMBAH


I. Pemantauan air limbah adalah sebagai berikut Titik Penataan (Outlet) dan titik
kordinat : Outlet Air Limbah hanya 1 (satu) titik yaitu outlet IPAL pada
koordinat: N 3.53061144", E 98.55037753".

ii. Baku mutu air limbah domestik yang dihasilkan adalah sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 68 Tahun 2016 tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik,

iii. Metode Pengambilan Contoh Uji


Metode pengambilan contoh uji untuk masing-masing parameter air limbah
disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 10. Metode Pengambilan Contoh Uji Air Limbah

Metode Pengambilan
No. Paramete Satuan Contoh Uji
r
1. pH - Air limbah diambil dioutlet IPAL
menggunakan wadah contoh dan diuji
langsung dangan pH meter

2. BOD mg/L Air limbah diambil dioutlet IPAL


menggunakan wadah contoh dan
sampel dimasukkan ke ice box untuk
didinginkan 40C + 20C

3. COD mg/L Air limbah diambil di outlet


IPAL menggunakan wadah contoh dan
sampel ditambahkan H2SO4 sampai pH
<2 dan dimasukkan ke ice box untuk
didinginkan 40C + 20C
4. TSS mg/L Air limbah diambil dioutlet IPAL
menggunakan wadah contoh dansampel
dimasukkan ke ice box untuk
didinginkan 40C + 20C
5. Minyak mg/L Air limbah diambil dioutlet IPAL
dan menggunakan wadah contoh dansampel
Lemak ditambahkan H2SO4 sampai pH<2 dan
dimasukkan ke ice box untuk
didinginkan 40C + 20C

6. Amoniak mg/L Air limbah diambil dioutlet IPAL


menggunakan wadah contoh dan
sampel ditambahkan H2SO4 sampai pH
<2 dan dimasukkan ke ice box untuk
didinginkan 40C + 20C

7. Total Jumlah/ Air limbah diambil dioutlet IPAL


Coliform 100 ml menggunakan wadah contoh dan
sampel dimasukkan ke ice box untuk
didinginkan 40C + 20C

8. Debit L/org/hari Flow meter

D. Mutu Air Tanah yang Dipantau


Frekuensi pemantauan air tanah dilakukan di sumur bor (ABT/Air Bawah Tanah)
yang digunakan sebagai sumber air bersih di lokasi kegiatan setiap 6 (enam) bulan
sekali.

E. Frekuensi Pemantauan
Frekuensi pemantauan air limbah domestik dilakukan di inlet dan outlet IPAL setiap
1 bulan sekali dan melaporkan hasil pemantauan sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan
sekali.

F. Sistem Penanggulangan Keadaan Darurat


Uraian Tentang Unit Yang Bertanggung Jawab Terhadap
Penanganan Kondisi Darurat
Air limbah yang dihasilkan dari kegiatan domestik dapat menimbulkan pencemaran
air. Yang paling dapat mengetahui/mendeteksi penyebab dan penanganan air limbah
adalah perusahaan yang menghasilkan air limbah itu sendiri, dan yang dapat
melakukan upaya-upaya dalam penanganan kondisi darurat pencemaran air juga
perusahaan itu sendiri. Untuk itu perusahaan dituntut memberikan dan menjamin
keamanan kepada masyarakat atau komunitas, melalui pengendalian penanganan
pencemaran air. Adapun uraian tentang unit yang bertanggung jawab terhadap
penanganan kondisi darurat adalah sebagai berikut :
1) Pengelolaan yang dimulai dari tingkatan manajemen (lapisan pengelola) sampai
dengan semua karyawan di perusahaan untuk menjalankan pengendalian
lingkungan hidup yang benar dan efektif secara mandiri dan aktif, diatas
kesadaran tentang pentingnya pengendalian terkait antisipasi pencemaran air.
2) Adanya bagian/divisi dalam struktur organisasi perusahaan yang membidangi
penanganan dampak lingkungan (termasuk dalam pengelolaan air limbah).
3) Adanya petugas dibidang K3 dan Lingkungan (K3L) yang bertugas mengecek
secara periodik kondisi limbah cair di IPAL, melaporkan kondisi IPAL ke
Pimpinan, mencatat record card air limbah dan melakukan treatment yang
diperlukan untuk mengembalikan air ke angka baku mutu yang diizinkan.
4) Kepala Bagian bertanggung jawab terhadap penanganan air limbah dan kondisi
darurat di lokasi kegiatan. Petugas K3L bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Bagian. Selanjutnya Kepala Bagian melaporkan kondisi keadaan darurat
kepada Pimpinan/Kepala Unit Usaha selaku pengambilan keputusan tertinggi di
perusahaan.

Tabel 10. Prosedur Monitoring di Setiap Sub Sistem IPAL

Sub Sistem Pengolahan Parameter Monitoring


Air Limbah dan Pengukuran
Screen dan pemisahan Kualitas air (pH, TSS, BOD, COD, kadar
minyak – air amoniak, minyak dan lemak, coliform, suhu air
dll), volume air, tinggi air dll

Inlet Debit air limbah dan parameter kualitas air (pH,


TSS, BOD, COD, kadar amoniak,minyak dan
lemak, coliform)

Sedimentasi dan Volume air, pH, TSS, BOD, COD, kadar


Pengaturan amoniak, minyak dan lemak, coliform, Dll

Outlet Debit air limbah dan parameter kualitas air (pH,


TSS, BOD, COD, kadar amoniak, minyak dan
lemak, coliform)

Prosedur tanggap darurat merupakan upaya-upaya terorganisir, meliputi


perencanaan, pengambilan keputusan dan penugasan sumber daya yang tersedia
untuk mecegah, mempersiapkan, mengurangi, merespon dan pulih dari dampak yang
telah terjadi.

Uraian prosedur tanggap darurat IPAL di PT KLINIK BUNDA MELDA


1) Apabila analisa air limbah melebihi standar baku mutu :
a. Periksa proses yang berlangsung di IPAL, lakukan penanganan sesuai
penyimpanan yang ditemukan.
b. Periksa seluruh kolam IPAL.

2) Periksa aliran air limbah setiap hari.

3) Apabila terjadi kebocoran/keretakan kolam IPAL (akibat gempa dll) proses


IPAL dihentikan sementara. Selanjutnya melakukan pemeriksaaan dan
perbaikan setelah kondisi di nilai aman.

4) Apabila terjadi kecelakaan kerja di IPAL, diberi pertolongan pertama di tempat


kejadian, selanjutnya segera dibawa ke Klinik yang terdekat untuk memperoleh
pertolongan medis selanjutnya.

Managemen Keadaan Darurat PT KLINIK BUNDA MELDA

1) Pencegahan (prevention) merupakan upaya yang dilakukan dalam mencegah


terjadinya peristiwa keadaan darurat.
a. Menyusun strategi pengendalian pencemaran air, terutama strategi minimalisasi air
limbah.
b. Memisahkan saluran drainase air limbah dan air hujan untuk mengurangi
intensitas limbah cair yang dibuang ke lingkungan.
c. Memastikan limbah cair yang dibuang masih memenuhi baku mutu berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.I/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

2) Kesiapsiagaan (preparedness) merupakan segala kegiatan yang dilakukan khususnya


untuk mempersiapkan sumber daya yang diperlukan dalam menanggulangi keadaan
darurat.
a) Mempersiapkan seluruh peralatan yang diperlukan untuk mengatasi keadaan
darurat dan melakukan pengecekan secara berkala.
b) Memasang water flow meter untuk mengetahui jumlah dan debit limbah cair yang
di buang ke lingkungan.
c) Melakukan pencatatan secara berkala terhadap data flow meter.
d) Tanggap darurat (emergency response) merupakan tindakan yang harus dilakukan
segera setelah atau saat terjadi keadaan darurat sehingga dampak yang timbul
dapat ditekan seminimal mungkin.
e) Segera melakukan penghentian pembuangan limbah cair sementara pada saat
kondisi darurat, misalnya terjadinya perubahan air permukaan secara kasat mata
atau banyaknya biota air yang mati.
f) Melakukan pengambilan sampel air limbah dan air permukaan untuk dilakukan
analisa laboratorium sehingga diketahui dengan pasti penyebab pencemaran badan
air permukaan.
g) Setelah diketahui penyebab terjadinya pencemaran, maka akan dilakukan
pembenahan terhadap kegiatan operasional dan pemeliharaan yang merupakan
sumber dampak utama dari timbulan limbah cair tersebut.

3) Pemulihan (recovery) merupakan upaya yang dilakukan untuk memulihkan kembali


kondisi agar aktivitas perusahaan dapat kembali pada keadaan normal secepat
mungkin.

Ketersediaan Sarana :
a) Alat pelindung diri
b) Water flow meter
c) Alat komunikasi
d) Sarana P3K

G. Internalisasi Biaya Lingkungan


Biaya rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan terutama pengendalian
Pencemaran Air terhadap investasi Usaha Laju.
Biaya tersebut, antara lain mencakup : biaya pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan, tanggap darurat, pengembangan teknologi dan pengembangan
sumberdaya manusia.
Investasi untuk biaya perlindungan dan pengelolaan mutu air disajikan pada tabel di
bawah ini :
a. Belanja Investasi
- Pengadaan IPAL : Rp 18.000.000,-
- Pengadaan alat pendukung IPAL : Rp 5.000.000,-
Total Investasi : Rp 23.000.000,-

b. Belanja Rutin Bulanan


- Lisrik dan Retolit Rp 1.000.000
- Laboratorium Uji Rp 1.000.000,-
Total per bulan Rp 2.000.000,-

2) STANDAR KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA

Struktur Organisasi
PT KLINIK BUNDA MELDA membentuk struktur organisasi perusahaan yang
menunjukkan adanya unit kerja yang menangani lingkungan hidup, khususnya
pengendalian pencemaran air. Struktur organisasi perusahaan disajikan pada Gambar
berikut ini :

STRUKTUR ORGANISASI PT KLINIK BUNDA MELDA


3). SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
a. Perencanaan Sistem Manajemen Lingkungan Dalam Pemenuhan Baku Mutu
Air Limbah
- Kebijakan perusahaan dalam pengendalian pencemaran air,
- Kepemimpinan dan komitmen dari manajemen puncak terhadap
pengendalian pencemaran air,
- Adanya struktur organisasi yang menangani pengendalian pencemaran air,
- Analisa resiko dan peluang serta evaluasi efektivitas dalam kegiatan
pengendalian pencemaran air,
- Kebijakan perusahaan terkait pengendalian pencemaran air tepat sasaran dan
dapat dipenuhi oleh semua lapisan karyawan.

b. Pelaksanaan Sistem Manajemen Lingkungan Dalam Pemenuhan Baku Mutu


Air Limbah
- Adanya sumber daya yang disyaratkan untuk penerapan dan pemeliharaan
sistem manajemen lingkungan terkait pengendalian pencemaran air,
- Adanya sumber daya manusia yang memiliki sertifikasi kompetensi
pengendalian pencemaran air,
- Sistem komunikasi internal dan eksternal terkait pengendalian pencemaran
air,
- Metode pengendalian pencemaran air yang terdokumentasi,
- Adanya prosedur tanggap darurat dalam kejadian pencemaran air.

c. Pemeriksaan Sistem Manajemen Lingkungan Dalam Pemenuhan Baku Mutu


Air Limbah
- Memantau, mengukur, menganalisa, dan mengevaluasi kinerja
menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran air,
- Mengevaluasi pemenuhan terhadap kewajiban penaatan menetapkan
kebijakan pengendalian pencemaran air,
- Melakukan internal audit secara berkala.

d. Pemantauan Mutu Air Limbah


- Melakukan pemantauan kualitas air limbah paling sedikit 1 (satu) kali setiap
bulannya sesuai dengan parameter yang ditetapkan dalam persetujuan teknis
ke laboratorium yang telah teregistrasi.
- Menghitung beban air limbah bulanan dan titik koordinat penaatan (inlet dan
outlet) air limbah.
- Menghitung efisiensi pengolahan air limbah.

e. Penaatan Baku Mutu Air Limbah yang Ditetapkan Bagi Usaha


Melakukan upaya penaatan agar tercapai baku mutu air limbah yang
dipersyaratkan dalam persetujuan teknis pembuangan air limbah.

f. Pelaporan Seluruh Kewajiban Pengendalian Pencemaran


- Melaporkan hasil pemantauan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali
kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang.
Laporan hasil pemantauan paling sedikit memuat :
a) Catatan debit air limbah harian beserta kadar pH,
b) Bahan baku dan/atau proses produksi senyatanya harian,
c) Kadar parameter baku mutu air limbah,
d) Penghitung beban air limbah.

Anda mungkin juga menyukai