Anda di halaman 1dari 44

STANDAR TEKNIS

PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE BADAN AIR PERMUKAAN


RSUD PANTI NUGROHO PURBALINGGA

I. Pembuangan Air Limbah ke Badan Air Permukaan memuat :


A. Standar teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
1. Deskripsi
a. Jenis dan kapasitas rencana usaha dan/atau kegiatan
RSUD Panti Nugroho Purbalingga merupakan jenis usaha yang bergerak di bidang
pelayanan kesehatan. Rumah Sakit ini merupakan rumah sakit pemerintahan yang
memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 129 bed. Sebelum menjadi RSUD Panti
Nugroho dahulu merupakan RSKBD yaitu Rumah Sakit Khusus Bersalin Daerah yang
sudah memiliki ijin Izin Pembuangan Limbah Cair Rumah Sakit Khusus Bersalin
Daerah Panti Nugroho dengan nomor : 660.1/0855/IPLC/2018. Rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh RSUD Panti Nugroho adalah pelayanan kesehatan rawat inap
rawat jalan, serta pelayanan kesehatan IGD, Laboratorium, dan Radiologi 24 jam.
Frekuensi kunjungan rawat jalan serta rawat inap dapat berubah-ubah setiap harinya.
b. Jenis dan jumlah bahan baku dan/atau bahan penolong yang digunakan
RSUD Panti Nugroho merupakan usaha dan/atau kegiatan yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan, dengan bahan baku utama obat-obatan medis, bahan medis seperti
kassa, plester, antiseptic, dan cairan yang digunakan sebagai perawatan pasien dan
bahan kimia reagen laboratorium dll. Bahan penolong yang digunakan seperti B3 yang
digunakan di unit laundry seperti bahan spartan deterjen, alkali serta lainnya untuk
pencucian di binatu, cairan dekontaminasi untuk unit cssd, minyak dari proses
memasak di unit gizi dan sabun untuk mencuci bekas peralatan makan pasien. Untuk
bagian kebersihan juga menggunakan cairan pembersih dan sabun.
Air bersih yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari pada RSUD Panti
Nugroho menggunakan air PDAM. Sedangkan kualitas air PDAM yang digunakan
selama ini dalam kondisi baik sehingga layak untuk digunakan. Identifikasi terhadap
penggunaan air bersih dilakukan melalui pendataan mengenai kegiatan operasional
rumah sakit dan melalui pengamatan pemakaian air bersih. RSUD Panti Nugroho juga
memiliki sumber air lain yaitu sumur gali atau dangkal pada 1 titik, tetapi untuk saat ini
belum digunakan.
Air limbah Rumah Sakit adalah seluruh buangan yang berasal dari hasil proses seluruh
kegiatan pelayanan kesehatan yang meliputi air limbah domestik yaitu air buangan
kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian. Untuk air limbah klinis yaitu air
limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit missal air bekas luka, pencucian
darah, air limbah laboratorium dan limbah yang terkontaminasi oleh infeksius agent
kultur mikroorganisme, darah, dan buangan pasien pengidap penyakit infeksi dan lain-
lain. Air limbah yang berasal dari buangan domestik maupun limbah cair klinis atau
infeksius umumnya mengandung senyawa pencemar organic yang cukup tinggi dan
dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis
Jenis air limbah yang berasal dari fasilitas kesehatan dapat dikelompokan sebagai
berikut:
1) Air limbah domestik
2) Air limbah infeksius
3) Air limbah klinis kimia (laboratorium)
4) Air limbah radioaktif (tidak boleh masuk IPAL dikelola oleh BATAN)
c. Proses usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan termasuk kegiatan penunjang yang
berpotensi menghasilkan limbah
1) Kegiatan utama dan kegiatan penunjang usaha dan/atau kegiatan
a) Kegiatan Pelayanan Medis
 Rawat Inap
 Rawat Jalan/ Poliklinik
 Instalasi Gawat Darurat
 HCU
 Instalasi Bedah Sentral
 Persalinan/ VK
 Hemodialisa
b) Kegiatan Pelayanan Penunjang Medis
 Radiologi
 Laboratorium dan bank darah
 Farmasi
 Gizi
 Sterilisasi/ CSSD
 Rekam Medis
c) Kegiatan Penunjang Non Medis
 Maintance
 Sanitasi
 Kantor Administrasi
 Binatu
 Pemulasaran Jenazah
2) Kegiatan penunjang
Kegiatan penunjang yang ada yaitu kegiatan domestik karyawan antara lain
kegiatan MCK, Sanitasi atau kebersihan dan kegiatan didapur. Dari kegiatan ini
akan menghasilkan limbah cair domestic
3) Flow diagram proses
Kegiatan di RSUD Panti Nugroho di jelaskan melalui alur air pada gambar berikut :

Kegiatan Operasional
Rawat Inap
MCK Pasien
Pemenuhan air 12.075
Perhari/TT Pengunjung

25.800 liter Binatu Pencucian Linen Limbah cair


infeksius
3.015 Pencucian Jas Operasi

Pencucian peralatan
Gizi makan

600 Pencucian bahan


makanan

Cuci Tangan
Limbah cair
Pembersihan Lantai domestik
Sanitasi
Pembersihan Kaca
800 Pencucian

Pembersihan
Lingkungan dan
AIR BERSIH Peralatan dll
SUMUR MCK Karyawan dan
(belum Sanitasidi seluruh
Karyawan
unit
digunakan) 8.250 ruh unit

IPAL

AIR BERSIH
Laboratorium Kegiatan Operasional
PDAM
100
Pencucian alat medis
CSSD yang berasal dari
seluruh unit di RS
960 khususnya OK
Limbah cair
infeksius
Hemodialisa
Kegiatan Operasional
840

Kegiatan Operasional
Rawat Jalan
Toilet
2.500
Tanaman
Penyiraman tanaman Meresap ke
tanah
5.000

Mushola Limbah
Wudu, Sanitasi Drainase
2.000 domestik

Pengurasan kolam

3.000

Gambar . Flow chart Kebutuhan Air di RSUD Panti Nugroho


ALUR PELAYANAN RAWAT INAP

Kamar Mandi Pelayanan Kesehatan


karyawan, pasien,
PASIEN DATANG Kamar Mandi pasien
dan pengunjung lain
Sanitasi dan karyawan, Sanitasi,
Perendaman peralatan

PENDAFTARAN IGD MELAKUKAN Kamar Mandi pasien dan


PENDAFTARAN RM DAN karyawan, Sanitasi
ADM RAWAT INAP (Kebersihan ruangan yang
Pelayanan kesehatan (poli membutuhkan air,
perlu air bersih dll), pembersihan lantai, kaca dll)
POLIKLINIK Kamar Mandi karyawan,
Sanitasi
Pelayanan kesehatan, MCK
pasien, karyawan, pengunjung
RAWAT INAP pasien, Sanitasi, Perendaman
peralatan
INDIKASI RAWAT INAP

Pelayanan kesehatan,
Kamar mandi karyawan,
LABORATORIUM Pencucian peralatan
BELUM SEMBUH SEMBUH MENINGGAL laboratorium
M
Pencucian linen selimut
BINATU dll, Kamar mandi
RUJUK karyawan,

DI PERBOLEHKAN
PULANG FARMASI Kamar mandi karyawan,
Pencucian alat
AMBULAN

ADMINISTRASI/ RADIOLOGI Kamar mandi karyawan

KEUANGAN
Kamar mandi karyawan,
pencucian peralatan
makanan pasien,
GIZI pencucian bahan
Kamar mandi makanan, pencucian
karyawan PULANG peralatan masak

Gambar. Alur Pelayanan Rawat Inap


Dapat dilihat dari alur pelayanan rawat inap tersebut memerlukan air bersih untuk menunjang
keberlangsungan kegiatan, baik kegiata utama maupun penunjang. Pada awal pasien masuk akan
mendaftar di pendaftaran, terdapat antrian saat menunggu maka pasien dan keluarga pasien
berpotensi ke kamar mandi atau cuci tangan. Di IGD terdapat peralatan medis yang setelah
digunakan maka akan di lakukan proses perendaman dan pembilasan. Setelah pasien masuk ke
rawat inap maka kebutuhan air yang akan digunakan adalah untuk keperluan sehari-hari seperti
mencuci pakaian, mandi dan buang air dll. Pasien rawat inap mengunakan linen, selimut dll dan
pencuucian linen tersebut ada di unit binatu, untuk makanan pasien akan di sediakan oleh
instalasi gizi. Pada instalasi gizi proses pengolahan makanan tidak terhindar dari penggunaan air
mulai dari pencucian bahan makanan, pencucian alat-alat masak serta pencucian peralatan makan
pasien. Untuk menunjang perawatan pasien terkadang perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium
dan radiologi, pada unit laboratorium kebutuhan air berasal dari pencucian peralatan yang telah di
pakai. Pada unit farmasi pula melakukan pencucian pada peralatan yang digunakan. Santasi atau
kebersihan lingkungan pada tiap unit seperti membersihkan lantai, kaca, membersihkan fasilitas
lainnya dalam pelaksanaanya pasti membutuhkan air dan MCK para karyawan pada setiap unit.

ALUR PELAYANAN RAWAT JALAN

PASIEN DATANG

Pelayanan kesehatan
Kamar Mandi karyawan,
Sanitasi

Kamar mandi POLIKLINIK YANG


karyawan, pasien, PENDAFTARAN
DITUJU
dan keluarga pasien

Pelayanan kesehatan, Kamar


Pelayanan Kesehatan LABORATORIUM mandi karyawan, Pencucian
Kamar Mandi pasien peralatan laboratorium
dan karyawan, Sanitasi,
IGD
Perendaman peralatan

RADIOLOGI Kamar mandi karyawan

Pelayanan kesehatan, MCK


pasien, karyawan,
pengunjung pasien, Sanitasi, RAWAT INAP
Perendaman peralatan KASIR Kamar mandi karyawan

Kamar mandi karyawan,


FARMASI pencucian alat

PULANG

Gambar. Alur Pelayanan Rawat Jalan

Pada pelayanan rawat jalan pasien datang lalu melakukan pendaftaran di pendaftaran pada saat
menunggu antrian, pengunjung berupa pasien dan keluarga pasien berpotensi ke toilet atau
mencuci tangan. Poliklinik mengunakan beberapa peralatan medis yang setelah digunakan akan
di lakukan pembilasan atau perendaman mengunakan air. Selanjutnya peralatan yang ada di
poliklinik akan dicuci kembali dan di sterilisasikan di unit CSSD. Untuk menjaga sanitasi atau
kebersihan lingkungan maka dilakukan pembersihan tiap ruangan yang kegiatanya juga
memerlukan air. Air bersih juga diperlukan untuk MCK karyawannya.
ALUR PELAYANAN INSTALASI BEDAH SENTRAL DAN VK

Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan (poli Kamar Mandi pasien
INTALASI RAWAT INTALASI GAWAT
gigi perlu air bersih dll), dan karyawan, Sanitasi,
Kamar Mandi karyawan, JALAN DARURAT Perendaman peralatan
Sanitasi

Pelayanan kesehatan, MCK


pasien, karyawan, penunggu
INTALASI pasien, Sanitasi, Perendaman
VK
RAWAT INAP peralatan, pemandian bayi

Pencucian
peralatan medis INTALASI BEDAH ICU/ Ruang
CSSD RAWAT INAP
dari ruang operasi
SENTRAL Perinatologi
dan seluruh unit
1. Pra operasi
Pencucian linen jas 2. Kamar operasi
operasi dan seluruh Binatu
unit 3. Post Operasi Pelayanan kesehatan, MCK
pasien, karyawan, penunggu
pasien, Sanitasi, Perendaman
peralatan

ICU/ Ruang INTALASI


PULANG
Perinatologi RAWAT INAP

Pelayanan kesehatan, MCK Pelayanan kesehatan, MCK


pasien, karyawan, penunggu pasien, karyawan, penunggu
pasien, Sanitasi, Perendaman pasien, Sanitasi, Perendaman
peralatan peralatan

Gambar. Alur Pelayanan IBS dan VK

Alur pelayanan IBS dan VK mulai dari pasien datang di IGD atau rawat jalan. Instalasi bedah
sental kegiatanya adalah pelayanan pembedahan atau operasi, kegiatannya membutuhkan
peralatan-peralatan medis untuk menunjang jalannya operasi. Selesai operasi peralatan yang
sudah digunakan kotor dan berlumuran darah, maka peralatan tersebut dicuci di unit CSSD guna
menghilangkan sisa darah yang melekat serta membunuh bakteri dan kuman pathogen, dengan
melalui proses dekontaminasi dan sterilisasi. Untuk linen dan jas yang digunakan oleh para
medis juga melalui proses pencucian di unit binatu, agar dapat digunakan kembali dengan
keadaan steril dan bersih. Kamar bersalin atau ruang VK adalah sebuah unit layanan pada rumah
sakit yang berfungsi sebagai ruang persalinan selama 24 jam. Pada unit tersebut juga
mengunakan beberapa peralatan medis yang memerlukan proses pencucian mengunakan air dan
cairan kimia. Air bersih juga diperlukan untuk MCK karyawan, pasien dan proses memandikan
bayi yang baru lahir.

ALUR PELAYANAN HEMODIALISA

Pelayanan kesehatan, MCK Pelayanan kesehatan, MCK


pasien, karyawan, penunggu pasien, karyawan, penunggu
pasien, Sanitasi, Perendaman pasien, Sanitasi, Perendaman
peralatan PASIEN DATANG peralatan

PASIEN IGD/ PASIEN RAWAT


RAWAT INAP JALAN

MENENTUKAN
JADWAL HD Pelayanan kesehatan, MCK
pasien, karyawan, penunggu
pasien, Sanitasi, Perendaman
peralatan HD Reserve
TINDAKAN HD Osmosis

PASIEN IGD/ PASIEN RAWAT


RAWAT INAP INAP

PETUGAS JAGA PENURUNAN


MENJEMPUT PASIEN KESADARAN
IGD RAWAT INAP

YA TIDAK

PETUGAS HD PULANG
MERUJUK PASIEN
KE IGD

Gambar. Alur Pelayanan Hemodialisa

Alur pelayanan Hemodialisa bisa berasal dari IGD, pasien rawat jalan, pasien rawat inap yang
direkomendasikan untuk melakukan pencucian darah di unit Hemodialisa. Dari pihak rumah sakit
membuat jadwal rencana perawaratan lalu dilakukan tindakan cuci darah. Pada unit hemodialisa
memerlukan air yang higenis maka air bersih akan di alirkan ke mesin reserve osmosis.
4) Neraca air yang menggambarkan sumber dan kapasitas air baku yang dibutuhkan
Sumber air bersih yang digunakan dalam operasional yaitu bersumber dari PDAM
Kab. Purbalingga. Serta memiliki air sumur gali atau dangkal 1 titik, dan tidak
memiliki sumur dalam. Neraca menggambarkan kapasitas air baku yang
dibutuhkan, penggunaan air pada masing-masing unit, dan limbah yang dihasilkan.
 Perhitungan kebutuhan air bersih adalah sebagai berikut :

Tabel . Kebutuhan Air Bersih RSUD Panti Nugroho

Nama Unit/ Keterangan Liter/hari Sumber


Ruang
Kebutuhan air per tempat tidur sudah termasuk : sanitasi, pencucian di binatu,
dapur gizi, dll
Total Tempat Total Tempat 25.800 Permenkes no. 7 tahun
Tidur Seluruh Tidur liter 2019 tentang kesehatan
Rumah Sakit 129 lingkungan rumah sakit
Pertempat tidur kebutuhan
air 200 liter/hari
Rawat Jalan 500
pengunjung
Rawat jalan Jumlah kunjungan 2.500 Kebutuhan air 5 liter/orang
Dan penunjung 500 orang
Hemodialisa 840 840 Jam pelayanan HD mulai
jam 07.00-14.00 wib
Jumlah tempat tidur 4
Sekali proses HD butuh
waktu 5 jam
Konsumsi air perjam 30
liter dan tindakan
membutuhkan waktu 4 jam
dan rinse 1 jam
Kebutuhan RO
Waktu yang dibutuhkan =
5 jam
Kebutuhan air = 30 l /jam
Jam 07.00-14.00 = 7 jam
1,4 x 150 x 4 = 840

Penyiraman 2.860 m2 5.000 Kausel, 2008


tanaman
Evaporasi rata-rata 3,5
m/hr, luas taman 2.860 m,
koefisien 0,5
Musola 67,5 m2 2.000 Kriteria perencanaan Ditjen
Cipta Karya Dinas PU,
1996
Pengurasan kolam 2 buah kolam 3.000 Bedasarkan perhitungan
1 kolam volume kolam
volumenya
1,5 m3
Jumlah 39.140

 Kebutuhan air baku pada masing-masing unit


Tabel. Kebutuhan air bersih masing-masing unit

Nama Unit Jumlah Keterangan


Kebutuhan
Air Per
liter/hari
Tempat tidur jumlahnya 129 bed kebutuhan airnya 25.800 liter Kebutuhan air
tersebut sudah termasuk :
- Rawat Inap 12.075 Kebutuhan air rawat inap
- Gizi 600 Pencucian bahan makanan dan peralatan
makan
Air cuci dan bilas
- Binatu 3.015 1 mesin cuci besar 40 kg kebutuhan air 429
liter 1 kali cuci
Dalam sehari bisa mencuci 3 kali
Kebutuhan air : 429 x 3 = 1.287

3 mesin cuci kecil 16 kg kebutuhan air 192


liter 1 kali cuci
Dalam sehari 3 mesin cuci bisa mencuci 3 kali
Kebutuhan air 192 x 3 x 3 = 1.728
= 1.728 + 1.287 = 3.015 liter
- Sanitasi
- CSSD 800 Kegiatan membersihkan lingkungan
960 40 liter pertindakan operasi. Operasi paling
banyak 14 tindakan
20 liter per set alat
Perhari bisa 20
= 560 + 400 = 960 liter
- Staf Kausel, 2008
8.250 30liter/org/hr
Jumlah staf 275
- Laboratoriu
Kebutuhan air laboratorium
m
100 Mesin kimia analyzer : 20 liter
Mesin Hematologi analyzer : 20 liter
Pencucian alat laborat : 60 liter
40+60 liter = 100 liter
Jumlah 25.800
Rawat Jalan dan 2.500 Permenkes no. 7 tahun 2019 tentang kesehatan
pengunjung lingkungan rumah sakit
Rawat Jalan 500 pengunjung
Kebutuhan air 5 liter/orang
500 x 5 liter = 2.500 liter
Hemodialisa 840 Jam pelayanan HD mulai jam 07.00-14.00 wib
Jumlah tempat tidur 4
Sekali proses HD butuh waktu 5 jam
Konsumsi air perjam 30 liter dan tindakan
membutuhkan waktu 4 jam dan rinse 1 jam
Kebutuhan RO
Waktu yang dibutuhkan = 5 jam
Kebutuhan air = 30 liter /jam
Jam 07.00-14.00 = 7 jam
1,4 x 150 x 4 = 840

Penyiraman 5.000 Kausel, 2008


tanaman Evaporasi rata-rata 3,5 mm/hr, luas taman
2.860 mm, koefisien 0,5
Musola 2.000 Kriteria perencanaan Ditjen Cipta Karya
Dinas PU, 1996
Pengurasan 3.000 Bedasarkan perhitungan volume kolam
kolam
Jumlah Total 39.140
 Kebutuhan air bersih bedasarkan jenis air yang dihasilkan:
a. Limbah Domestik
Tabel 3. Air Limbah Domestik

Nama Unit Jumlah Air Limbah Jenis


Kebutuhan Air yang dihasilkan
Per liter/hari
Staf 8.250 8.250 Domestic
Sanitasi 800 800 Domestic
Penyiraman tanaman 5.000 5.000 Domestic
Mushola 2.000 2.000 Domestic
Pengurasan kolam 3.000 3.000 Domestic
Jumlah 19.050 19.050

b. Limbah B3
Tabel. 4. Air Limbah B3

Nama Unit Jumlah Air Limbah Jenis


Kebutuhan yang
Air Per dihasilkan
liter/hari
Rawat Inap 12.075 12.075 Infeksius
Gizi 600 600 Infeksius
Binatu 3.015 3.015 Infeksius
Laboratorium 100 100 B3 dan
Infeksius
CSSD 960 960 Infeksius
Rawat Jalan 2.500 2.500 Infeksius
Hemodialisa 840 840 Infeksius
JumlahTotal 20.090 20.090
 Alur penggunaan air untuk operasional adalah sebagai berikut :

PDAM Pelayanan
IPAL 29.140
39.140 Kesehatan Sungai
liter/hari
liter 20.090 liter

Sumur
Domestik
belum Meresap ke
Perkantoran
digunakan 19.050 liter tanah taman
5000 liter/hari

Drainase 5.000
liter/hari

Gambar 2. Neraca Kebutuhan dan penggunaan Air Bersih

5) Fluktuasi atau kontinuitas produksi dan air limbah


Fluktuasi atau kontinuitas produksi dan air limbah tergantung pada jumlah pasien
dan pengunjung yang datang, semakin banyak pasien datang maka penggunaan air
akan semakin banyak.. Besaran air limbah diperkirakan bedasarkan kebutuhan air di
RSUD Panti Nugroho adalah 39.140 liter/hari. Dengan uraian air limbah domestik
dan kegiatan karyawan sebesar kurang lebih 19.050 liter/hari dan dari proses
kegiatan utama kurang lebih sebesar 20.090 liter/hari.
6) Layout lokasi masing-masing unit proses/ kerja terutama unit kerja yang
menghasilkan air limbah, lokasi unit kerja beserta saluran drainase serta Instalasi
Pengolahan Air Limbah hingga outfall, dapat dilihat dari denah dibawah ini:
DENAH
DENAH
RSUD PANTI
RSUD PANTI
NUGROHO
DENAH
BK Grease NUGROHO
LANTAI
RSUD 1
PANTI
Trap

Bak binatu BK Grease


LANTAIIPAL
NUGROHO
LAYOUT 2
dan gizi Trap

KESELURUHAN
LANTAI 3
Bar
Screen

Bak
Kontrol

Bak
Kontrol

Keterangan:
Keterangan:
-Keterangan
- Garis
Garis :
Kuning
Kuning
- Garis
Air
Air kotor
kotor
Kuning
-- Garis
Garis Hijau
Air kotor
Hijau
Air bekas
- Garis
Air bekas
Hijau
Air bekas
LAYOUT IPAL
DETAIL BAK
PRE
TREATMEN
LAYOUT
DETAIL BAK
KONTROL
LAYOUT
DETAIL BAR
SCREEN
LAYOUT
DETAIL BAK
EQUALIZING
LAYOUT
DETAIL BAK
AERASI
AWAL
BIOTECH
LAYOUT IPAL
DETAIL
BIOREAKTOR
LAYOUT IPAL
DETAIL BAK
ENDAPAN
AWAL
LAYOUT IPAL
DETAIL BAK
ENDAPAN
AKHIR
2. Baku Mutu Air Limbah.
Sesuai dengan lampiran IV Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 Tentang
Baku Mutu Air Limbah memiliki standar seperti dibawah :
Tabel. 5. Baku mutu air limbah untuk kegiatan rumah sakit Perda Prov. Jateng No.
10 Tahun 2012

NO. PARAMETER SATUAN KADAR


MAKSIMUM
I. FISIKA
1. Suhu °C 30
2. TSS mg/L 30
II. KIMIA
1. pH - 6,0-9,0
2. BOD5 mg/L 30
3. COD mg/L 80
4. NH3-N Bebas mg/L 0,1
5. Phosphat (PO4-P) mg/L 2
III. MIKROBIOLOGI
1 Kuman Golongan Coli MPN/100ml 5.000
IV. Radioaktivitas
1. 32 P Bq/ L 7 x 102
2. 35 S Bq/ L 2 x 103
3. 45 Ca Bq/ L 3 x 102
4. 51 Cr Bq/ L 7 x 104
5. 67 Ga Bq/ L 1 x 103
6. 85 Sr Bq/ L 4 x 103
7. 99 Mo Bq/ L 7 x 103
8. 113 Sn Bq/ L 3 x 103
9. 125 I Bq/ L 1 x 104
10. 131 I Bq/ L 7 x 104
11. 192 Ir Bq/ L 1 x 104
12. 201 Ti Bq/ L 1 x 105
3. Rencana Pengelolaan
a. Teknologi pengolahan Air Limbah
1) Teknologi Pengolahan Air Limbah dari Proses Produksi
Dalam rangka penanganan limbah cair yang dihasilkan maka direncanakan untuk
pengolahan air limbah menggunakan IPAL dengan sistem Biofilter Anaerob-Aerob,
dengan alur pengolahan yang lebih jelas dapat dilihat pada diagram berikut ini :

Gambar . Flow Chart Proses Pengolahan Air Limbah Produksi dengan Proses
Biofilter Anaerob Aerob
Dari diagram diatas bisa dideskripsikan mengenai alur pengolahan air limbah yaitu
dari air limbah domestik dan infeksius akan dialirkan langsung ke bak kontrol dan
diolah dalam IPAL. Dalam bak pemisah untuk mengendapkan kotoran atau senyawa
padatan lain yang susah terurai secara biologis. Untuk dari unit gizi terdapat grease
trap yaitu bak untuk pemisah antara air limbah dan minyak. Selanjutnya limpahan
dari bak kontrol akan dialirkan ke bak ekualisasi yang berfungsi untuk penampung air
limbah. Bak ekualisasi yang berfungsi sebagai bak penampung limbah, pada bak ini
terdapat 6 bak yang terdiri dari bak equalizing, bak pengendap 1,2,3, bak anaerob 1
dan 2. Pertama air limbah dialirkan masuk ke bak pengendap (kontrol) awal untuk
mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai
bak pengendap juga berfungsi sebagai bak pengurai senyawa organik yang berbentuk
padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur. Lalu setelah
melalui bak pengendap 1, 2, 3 proses lalu menuju bak anaerob. Selanjutnya dialirkan
ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas ke bawah dan dialirkan ke bak
aerasi. Didalam bak anaerob diisi dengan media khusus dari bahan plastik tipe sarang
tawon ( Honycom ). Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan
oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari beroperasi pada
permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme yang akan
menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendapan.

Air limbah dari bak equalizing dan dari bioreaktor selanjutnya tercampur di bak
aerasi awal. Pada bak aerasi awal ini terdapat media sarang tawon. Kemudian aliran
air masuk ke tabung biotech, dalam biotech juga terdapat sarang tawon dan blower
guna meningkatkan proses aerasi dan dihembuskan udara sehingga mikroorganisme
yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan
menempel pada permukaan media. Dengan ini maka akan menjadikan proses
penguraian oleh mikroorganisme akan lebih efisien dan mempercepat proses
nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan amonia menjadi lebih besar, proses ini
sering disebut aerasi kontak. Setelah melalui bak effluent untuk pengolahan yang
lebih maksimal di alirkan ke filter pasir dan filter karbon. Dari filter karbon dan filter
pasir dilalui UV untuk mematikan bakteri dan pathogen. Setelah itu di alirkan ke bak
akhir dilengkapi dengan indicator biologi (kolam ikan) dan setelah itu baru air limbah
di klorin dengan menggunakan metode dosing pomp tangka klorin untuk dilakukan
proses pengolahan dengan penambahan zat kimia lalu dibuang ke badan air.

Untuk meningkatkan proses pengolahan limbah proses dibantu bioreaktor sebagai


neutralizing air limbah diambil dari bak ekualizing diolah di bioreaktor hasil dari
proses ini disuplay ke bak aerasi untuk mendapatkan oxsigen agar bakteri hidup.
2) Teknologi Pengolahan Air Limbah dari Aktivitas Penunjang (Domestik)
Air limbah domestik yang dihasilkan pada operasional yaitu ada dua macam air
limbah dari kegiatan Toilet atau black water dan dari kitchen (Dapur Instalasi Gizi)
dan kegiatan lain atau grey water. Air limbah dari kitchen akan dialirkan ke dalam
grease trap/pemisah lemak untuk kemudian dialirkan ke Sistem IPAL

MCK BAK
(BLACK WATER) KONTROL

AIR LIMBAH
DOMESTIK
IPAL BADAN AIR

DAPUR
(GREY WATER)

GREASE TRAP
(PEMISAH LEMAK)

Gambar 10. Alur Pemrosesan Air Limbah Domestik

b. Kriteria dan Kapasitas desain pengolahan Air Limbah

Kriteria dan Kapasitas Desain Pengolahan Air Limbah

 Perhitungan Teknis
Dalam desain unit pengolahan limbah ada beberapa kriteria desain yang ditetapkan
dengan mempertimbangkan kondisi air baku dan kualitas air keluaran yang
ditetapkan. Pada perhitungan teknis dijelaskan tingkat efisiensi setiap unit bak
pengolahan, ketentuan prosentase menurut (JWWA dalam Said, 2006). IPAL yang
dirancang dapat mengolah air limbah sebesar ± 30 m3/hari, perhitungan dengan
menggunakan data pemeriksaan pada inlet IPAL RSUD Panti Nugroho bulan juli
Tahun 2021, dengan kapasitas yang diharapkan adalah sebagai berikut
 Kapasitas Ipal : ± 30 m³/hari=1,3 m3/jam= 20ltr/menit
 COD inlet maks : 108 mg/l
 BOD inlet maks : 98,33 mg/l
 Konsentrasi SS : 140 mg/l
 Total Efisiensi Pengolahan : 75,99%
 BOD outlet : 23,6 mg/l

 Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


1) Bak Kontrol
Bak kontrol yang direncanakan adalah tipe gravitasi sederhana yang terdiri dari
beberapa ruangan. Kriteria perencaan adalah sebagai berikut:
 Waktu Tinggal : 2 jam
 Volume : 1,225 m³
 Dimensi :
o Lebar : 0,5 m (2 unit)
o Panjang : 0,5 m (2 unit)
o Kedalaman efektif : 2,45 m
o Tinggi ruang bebas : 0,25 m
o Volume efektif : 1,22 m³
o Cek waktu tinggal : 2 jam

2) Bak Ekualisasi
 Waktu tinggal : 4 jam
 Volume : 20 m³
 Dimensi dan perhitungan :
o Lebar :2m
o Panjang :4m
o Kedalaman air : 2,32 m
o Volume efektif : 18,5 m³

● BOD : 98.33 mg/lt

● Efisiensi : 20 %

● BOD Keluar : 78,66 mg/lt

● Waktu tinggal : 2-8 jam

3) Pompa Umpan Air Limbah


 Debit air limbah : 30 m³/hari atau 20,8 liter/menit
 Tipe pompa : Pompa Celup
 Spesifikasi pompa:
o Kapasitas : 0,2 m³/menit
o Bahan : Stainless steel
o Total head : 12 m
o Daya listrik :0,4 kw, 220 Volt
o Diameter outlet :2”
o Perlengkapan : Water moor

4) Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob ( Berfungsi untuk Netralizing )


a) Bak Pengendapan Awal
 Debit air limbah : 20 m³/hari atau 0,83 m3/jam=13.83 liter/menit
 BOD masuk : 78,66 mg/l
 Waktu tinggal : 40 menit
 Dimensi :
Dimensi bak pengendap awal:
o Diameter : 0,8 m
o Tinggi : 1,8 m
o Kedalaman efektif : 1,65 m
o Volume aktual : 6,6 m³ (2 tabung)
o Cek waktu tinggal : 40 menit
b) Biofilter Anaerob Aerob (Bioreaktor)
 Debit air limbah : 20 m³/hari atau 0,83 m3/jam=13.83 l/menit
 BOD masuk : 78,66 mg/l
 Volume reaktor : 6,6 m³ (2 tabung)
 Cek waktu tinggal : 40 menit
 Dimensi :
o Diameter : 0,8 m
o Tinggi : 1,80 m
o Kedalaman efektif : 1,65 m

5.Bak Biofilter Aerob


 Debit air limbah : 30 m³/hari atau 20,8 liter/menit
 BOD masuk : 78,66 mg/l
 Efisensi : 70%
 BOD keluar : 23,6 mg/l
 Beban BOD : 30 m³/hari x 23,6 mg/l = 0,707 kg/hari

a. Bak aerasi
 Panjang :1m
 Lebar :1m
 Tinggi : 1,5 m
 Ruang bebas : 0,2
 Tinggi ruang lumpur : 0,5
 Volume : 1,5 m³
 Volume efektif : 1,3 m³

b. Biotech
 Debit air limbah : 30 m³/hari atau 20,8 liter/menit
 BOD masuk : 78,66 mg/l
 Efisiensi : 70 %
 BOD keluar : 23,6 mg/l
 Beban BOD : 30 m3/hari x 78,66 g/m³ = 2.359 g/ha
 Volume : 10 m³
 Cek waktu tinggal : 6 jam
 Tinggi ruang lumpur : 0,5 m
 Dimensi :
o Diameter :2m
o Panjang : 3,2 m
o Kedalaman efektif : 1.8 m
o Tinggi ruang bebas : 0,2 m
o Volume aktual : 10 m3

b) Bak Pengendapan Akhir


 Debit air limbah : 30 m³/hari atau 20,8 liter/menit
 BOD keluar : 23,6 mg/l
 Waktu tinggal : 6 jam
 Volume bak : 4,5 m³

Cek waktu tinggal : 4-8 jam


 Dimensi :
o Lebar : 1,5 m
o Kedalaman air efektif : 0,5 m
o Panjang :4m
o Tinggi ruang bebas : 0,25 m
o Volume aktual : 3 m³

c. Unit proses operasi


Bagian ini menguraikan unit proses atau unit operasi yang akan digunakan
1) Pre treatment
Pre treatment adalah sistem pengolahan pendahuluan sebelum air limbah diolah
pada instalasi pengolahan air limbah. Pre treatment pada pengolahan ini meliputi
buangan dari seluruh kegiatan rumah sakit.. Pre treatment yang berasal dari instalasi
gizi yang biasa disebut dengan grease trap yaitu pengolahan secara fisik yakni air
dialirkan secara up flow/ aliran dari bawah dengan tujuan agar lemak mengapung
dan tertangkap.
2) Equalisasi
Bak equalisasi terdiri dari 6 bak yaitu bak pengendapan awal, pengendapan dua,
pengendapan tiga, pengendapan empat, lalu bak ke lima dan enam berisi sarang
tawon. Equalisasi merupakan proses pengolahan air limbah yang bertujuan untuk
mengumpulkan semua air limbah rumah sakit atau proses homogenisasi. Dalam bak
equalisasi terjadi penguraian air limbah secara anaerob. Air olahan tahap awal ini
akan dilanjutkan dengan proses pengolahan dengan mesin IPAL.
Equalizing tank mempunyai peranan penting dari aliran dari limbah domestik,
limbah infeksius dan limbah lemak yang telah di netralkan, dialirkan kedalam
equalizing tank yang masuk dalam barscren proses penyaringan benda-benda
padat ,akan tercampur menjadi satu , selanjutnya aliran limabah masuk dalam proses
aerasi .
Dalam bak equalisasi terdapat bak anaerob yang berisi sarang tawon yang
digunakan sebagai tempat atau rumah berkembangbiaknya bakteri. Bakteri ini yang
digunakan sebagai pengurai zat-zat yang ada di air limbah.
3) Proses pengolahan lanjut mesin pengolah IPAL
a) Bioreaktor Proses Oksidasi dengan ozone
Bioreaktor terdiri dari 2 unit. Dari bak equalisasi di alirkan ke bioreactor dan ke
bak aerasi awal. Proses ini dibangun untuk mengoksidasi semua kandungan
senyawa organik, warna bau yang terkandung dalam limbah cair
b) Aerob Tank
Proses aerasi ini didalamnya ada aliran udara dari blower melewati instalasi pipa
pipa dan terdapat defuser buble agar udara memancarkan gelembung-gelembung
udara untuk menghidupkan bakteri, dalam aerasi tank ini terdapat media ( honey
comb dan bio bolt ) tempat hidup bakteri aerob( nitrobakter, nitrosomonas ),
Dalam proses Aerasi yaitu melarutkan oksigen ke dalam air untuk meningkatkan
kadar oxsigen terlarut dalam air dan melepaskan kandungan gas-gas yang
terlarut dalam air, serta membantu pengadukan air, adanya oxigen yang
tersuplay di chamber aeration maka terbentuk flok lumpur yang di urai oleh
bakteri untuk proses sedimentasi. Pada bak aerob pertama sebelum masuk ke
biotech akan di beri filter untuk menyaring padatan lumpur karena tidak tersedia
bak sedimentasi.
Aerasi dapat dipergunakan untuk menghilangkan kandungan gas
terlarut,oksidasi besi dan mangan dalam air, mereduksi amonia dalam air melalui
proses nitrifikasi. Proses Aerasi sangat penting terutama dalam pengolahan
limbah yang proses pengolahan biologinya memnafaatkan bakteri aerob,. Bakteri
aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk
proses metabolismenya ( jurnal Kesehatan Masarakat 8(1): 42-50), dengan
tersedianya oksigen yang cukup selama proses biologi, maka baktri tersebut
bekerja optimal akan bermanfaat penurunan kosentrasi zat organik dalam air
limabah ,juga bermanfaat proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam air
limbah. Dengan demikian unsur kimia yang melebihi baku mutu akan terpenuhi ,
jadi kesimpulan dalam perbaikan harus terpenuhi oxigen dalam proses
pengolahan limbah.
c) Effluen
Di dalam biotech bak terakhir adalah efluent tank yaitu yang berfungsi
untuk mengalirkan sebagian air hasil pengolahan ke dalam saluran pembuangan
untuk selanjutnya melalui proses filtrasi mengunakan filter pasir dan karbon
serta UV.
d) Proses Filtrasi
Proses filtrasi merupakan proses dimana aliran air masuk ke tabung filter yang
terdiri dari dua jenis filter yakni:
 Filter Pasir
Filter pasir digunakan untuk menyaring polutan mikro seperti logam berat,
senyawa organik lain yang terbentuk selama proses oksidasi atau yang tidak
sempat terproses pada system oksidasi
 Filter Karbon
Filter karbon digunakan sebagai proses absorbsi yaitu proses penyerapan zat-
zat tertentu oleh permukaan karbon aktif. Apabila permukaan karbon aktif
sudah jenuh atau tidak mampu lagi menyerap maka proses penyerapan akan
berhentu dengan sendirinya. Pada kondisi ini karbon aktif harus diganti
dengan yang baru atau dilakukan proses pencucian.
e) Desinfeksi Ultraviolet (UV)
Terdapat UV sebanyak 2 unit. Setelah melalui proses Proses disenfeksi dengan
ultraviolet sangat efektif untuk membunuh organisme pathogen misalnya virus,
protozoa, dan bakteri. Ultraviolet mengirimkan energi elektromagnetik pada
lampu merkuri menuju materi genetic yakni RNA dan DNA. Saat cahaya lampu
menembus dinding sel lalu melumpuhkan kemampuan dari reproduksi dari
produksi tersebut. Dalam hal ini, cahaya lampu UV mengacaukan dan
mengganggu rantai RNA/DNA dalam proses duplikasi sel bakteri, dengan begitu
mikroorganisme pun menjadi tidak aktif, dan tidak dapat melakukan produksi.
Setelah melalui proses desinfeksi Utraviolet air limbah di alirkan ke bak klorin.
f) Bak klorin
Pada bak ini di campur dengan zat kimia klorin untuk proses menetralkan air
limbah). Proses klorinasi menggunakan mesin dosing pomp, sistemnya yaitu
memompa laju aliran bahan kimia ke dalam aliran air.
g) Bak pengendapan akhir
Pada bak ini terdapat 4 bak yaitu untuk penampungan air yang akan di buang ke
badan air dan air guna untuk indicator biologi atau kolam ikan.
4) Bak outlet air limbah
Setelah melalui proses pengolahan limbah dialirkan ke bak outlet. Terdapat bak
stabilisasi yang berguna sebagai bak indikator dengan diberi ikan bertujuan untuk
mengetahui mutu pengolahan air limbah, apabila ikannya mati kemungkinan
pengolahanya kurang sempurna.

d. Pengelolaan lumpur
Lumpur yang sudah terendapkan di bak effluent akan dilakukan pengelolaan dengan
pengerukan sedimen lumpur secara berkala dengan rentang waktu disesuaikan dengan
kapasitas beban lumpur yang dapat ditampung. Lumpur dari limbah cair produksi yang
dikeruk berupa pasir dapat dibuang ke tempat pembuangan TPS Limbah B3.
e. Layout IPAL sampai titik pembuangan Air Limbah Outfall

Gambar. Layout IPAL sampai titik pembuangan


4. Lokasi Pemantauan Lingkungan
a. Titik penaatan
Jumlah titik penataan outlet IPAL sebanyak 1 titik dengan lokasi titik penaatan berada
pada lokasi IPAL untuk air limbah rumah sakit yaitu pada koordinat
7° 24’12.3”S
109° 21’34.39”E

b. Titik pembuangan air limbah


Lokasi pembuangan air limbah/outfall IPAL berada di sungai Kalikabong dengan
koordinat
7° 24’12.6”S
109° 21’41.9”E

c. Lokasi pemantauan badan air permukaan


Lokasi pemantauan air permukaan berada pada sungai Kalikabong sebagai penerima air
limbah

Gambar . Peta RSUD Panti Nugroho

Keterangan :

: Titik Outfall
: Titik Outlet
d. Mutu air limbah dipantau
Pengecekan baku mutu air limbah dengan pengambilan sampel dan dianalisis sesuai
Lampiran IV Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004
Tentang Baku Mutu Air Limbah.
e. Mutu air pada badan air permukaan yang dipantau
Pengecekan baku mutu badan air permukaan dengan pengambilan sampel dan
dianalisis sesuai dengan Lampiran VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
f. Frekuensi pemantauan
Frekuensi pemantauan selama tahap operasional berlangsung sebagai berikut :
- Pemantauan kualitas air limbah dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan
sekali pada outlet
- Pemantauan kualitas air limbah dilakukan sewaktu-waktu pada inlet
- Pemantauan kualitas air sungai atau badan air dilakukan sewaktu-waktu
c. Sistem Penanggulangan Keadaan Darurat
Sistem penanggulangan keadaan darurat memiliki struktur organisasi yang berisi unit-
unit terkait seperti sanitasi atau kesehatan lingkungan, dan unit lain yang menangani
kecelakaan, kebakaran, utilitas, bencana dan keselamatan dll. Hal ini menunjukan jika
terjadi keadaan darurat pada IPAL dapat di tangani oleh unit terkait. Terdapat SOP/ SPO
mengenai penanggulangan keadaan darurat pada IPAL, potensi keadaan darurat dapat
berupa kecelakaan pegawai, kebakaran, kerusakan pada IPAL, meluapnya air limbah,
dan saat terjadinya bencana. Hal tersebut digunakan sebagai tata cara penanggulangan
keadaan darurat jika sewaktu-waktu terjadi, serta mengurangi resiko kerugian yang
dapat terjadi.
d. Internalisasi biaya lingkungan hidup.
Biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan dialokasikan yaitu sebesar < 10% dari
pembiayaan BLUD Rumah Sakit. Biaya ini akan digunakan untuk biaya pembangunan,
pengoperasian pemeliharaan, tanggap darurat pengembangan sumberdaya manusia.
Untuk biaya pemeliharaan IPAL dapat dilihat pada table berikut :
Harga
Satuan
No Jenis pekerjaan Volume Satuan Jumlah
Material +
Jasa

A PEKERJAAN        
PEMELIHARAAN IPAL
1 Bakteri 30 ltr Rp 65.000 Rp 1.950.000

Pengurasan dan
2 pembersihan biotech, 1 lot Rp 3.500.000 Rp 3.500.000
pengecekan
blower,pompa , instalasi        
pemipaan

  JUMLAH       Rp 5.450.000,00
  PPN 11%     Rp 599.500,00
  JUMLAH TOTAL       Rp 6.049.500,00
  PEMBULATAN       Rp 6.050.000,00
e. Periode waktu uji coba
Menguraikan jadwal perbaikan instalasi pengolahan air limbah dan periode uji coba system pengelolaan air limbah terdapat pada lampiran disajikan data berupa
tabel. Periode uji coba di lakukan September awal setelah perbaikan IPAL sudah selesai dilakukan.
f. Kewajiban
1) memisahkan saluran air Limbah dengan saluran limpasan air hujan;
2) memiliki unit pengolahan dan saluran air Limbah kedap air;
3) memiliki alat ukur debit;
4) memiliki sistem tanggap darurat instalasi pengolahan air limbah;
5) melakukan pemantauan air limbah dan badan air
6) menyampaikan laporan secara lisan dan secara tertulis jika terjadi keadaan darurat
dalam waktu 1 x 24 jam dari awal waktu kejadian keadaan darurat kepada Kepala
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga; dan
7) melakukan penanggulangan pencemaran air dan pemulihan mutu air jika terjadi
pencemaran air.
g. Larangan
1) membuang air limbah secara sekaligus dalam 1 (satu) kali pembuangan
2) mengencerkan air limbah dalam upaya penaatan batas kadar yang dipersyaratkan;
3) membuang air limbah di luar titik penaatan;
B. Standar Kompetensi Sumber Daya Manusia
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi di RSUD Panti Nugroho secara umum sebagaimana dalam gambar berikut ini:
2. Sumberdaya Manusia
Penanggung jawab yang menangani pengendalian pencemaran air dan operasional
pengolahan air limbah adalah Direktur dengan pelaksana kegiatan pengendalian
pencemaran air di lokasi kegiatan oleh Instalasi Kesehatan Lingkungan, di kepalai oleh
seorang sanitarian yang melaksanakan pengelolaan di bagian penanganan limbah padat
dan cair. Serta staf yang mampi menangani air limbah memiliki kemampuan dalam
pemantauan IPAL.
3. Sistem Manajemen Lingkungan
a. Perencanaan
Lingkup kegiatan yang dilakukan oleh UPTD RSUD Panti Nugroho adalah pelayanan
kesehatan yang dapat menghasilkan limbah berupa limbah cair infeksius dari kegiatan
pelayanan kesehatan dan dari kegiatan karyawan. Oleh karena itu perlu diterapkan
sistem manajemen lingkungan dan kebijakan terkait pengendalian pencemaran air.
Dalam hal penanggungjawab pihak pelaku usaha memastikan kepemimpinan dan
komitmen dari manajemen terhadap pengendalian pencemaran dimana yang
bertanggungjawab adalah direktur dan sudah terdapat struktur organisasi yang jelas.
Pelaku usaha menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran air yaitu dengan
melakukan pengelolaan air limbah produksi menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan
Air Limbah) dengan sistem biofilter anaerob-aerob yang kemudian akan dialirkan ke
badan air.
b. Pelaksanaan
Dalam hal pelaksanaan pengendalian pencemaran air pihak pelaku usaha
menempatkan personel yang memenuhi persyaratan untuk melaksanakan penerapan
dan pemeliharaan sistem manajemen lingkungan dan kebijakan terkait pengendalian
pencemaran air. Selain itu memastikan bahwa pengoperasian IPAL berjalan dengan
baik dan sesuai dengan standar manajemen lingkungan terkait pengendalian
pencemaran air.
Pihak pelaku usaha akan melaksanakan pengecekan dan pengujian air limbah secara
berkala yaitu 1 bulan sekali untuk menjaga baku mutu lingkungan terkait sesuai
dengan Lampiran IV Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004
Tentang Baku Mutu Air Limbah
c. Pemeriksaan
Pelaku usaha melakukan pemantauan, pengukuran, menganalisa, dan mengevaluasi
kinerja menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran air, serta mengevaluasi
pemenuhan kewajiban penaatan kebijakan yang sudah ditetapkan. Pelaku usaha
melakukan internal audit secara berkala dan mengkaji sistem manajemen lingkungan
organisasi terkait penetapan kebijakan pengendalian pencemaran air untuk
memastikan kesesuaian, kecukupan dan keefektivan.

d. Tindakan
Apabila terjadi ketidaksesuaian perlu dilakukan tindakan untuk menanganinya, dan
dilakukan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem manajemen lingkungan yang sesuai
dan efektif untuk meningkatkan kinerja pengendalian pencemaran air.

Anda mungkin juga menyukai