Anda di halaman 1dari 5

Pertambangan Bahan Galian Non Logam (Marmer) PT.

Inovasi Tambang Makmur


Desa Lumoli, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku

1) Layout IPAL dengan skala memadai : Kolam Sedimen (Sediment Pond)


Kolam sedimen atau kolam pengendap lumpur (KPL) ditujukan untuk mengelola limbah cair
yang terbentuk dari kegiatan penambangan. Untuk menetukan dimensi settling pond/Kolam
Pengendap maka perlu adanya parameter, seperti luas areal bukaan tambang atau Waste
Dump Area (WDA), debit air yang masuk ke area bukaan tersebut. Disamping itu perlu
diketahui pula kecepatan pengendapan partikel yang akan terendapkan di area bukaan
tersebut, maka perlu diketahui ukuran partikel, viskositas kinematik dan spesifik gravity
padatan. Kolam sedimen dibuat tiga yaitu inlet zone, settlement zone dan outlet zone
masing-masing berukuran 27,5 m x 20 m x 2 m = 1.200 m 3.
Pada setiap kolam pengendapan dibuat tanggul berselang-seling untuk mengurangi
kecepatan aliran masuk dan keluar kolam pengendapan sehingga proses pengendapan
partikel dapat lebih aktif. Kolam pengendapan ini akan mampu menampung jumlah air yang
masuk ke dalam lokasi tambang selama 10 jam (saat curah hujan maksimum) sehingga
tersedia cukup waktu untuk pengendapan partikel.

Gambar 1.4. Ilustrasi Geometri Rencana Kolam Sedimen (Settling Pond)


Untuk mempercepat proses pengendapan (sedimentasi) akan digunakan floculan, berupa
tawas yang dimasukkan dan diaduk bersama limbah cair di dalam kolam pengendapan
tersebut. Floculan yang akan ditambahkan sekitar 0,25 - 0,50 Kg untuk 1 m 3 limbah cair yang
diharapkan dapat mengakomodir pengendapan lumpur dalam waktu 8 - 12 Jam.
Penambahan floculan akan menyebabkan reaksi ion-ion logam dalam limbah cair
membentuk senyawa-senyawa asam Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA) dengan berat
molekul yang lebih besar sehingga mengendap. Penambahan kapur akan menetralisir
senyawa-senyawa sulfat yang terkandung di dalam limbah cair dengan reaksi antara CaCO 3
dengan SO4 membentuk CaSO4 atau senyawa sulfat yang lebih stabil yang juga akan
mengendap.
Lokasi masing-masing unit proses/kerja

Settling Pond-1 Settling Pond-3


128°21'54.223" E 128°21'54.223" E
03°08'13.408" S 03°08'13.408" S

Settling Pond-2
128°21'54.223" E Settling Pond-4
03°08'13.408" S 128°21'54.223" E
03°08'13.408" S

Settling Pond-5
128°21'54.223" E
03°08'13.408" S

Keterangan : Settling Pond

2) Kapasitas Instalasi Pengolahan Air Limbah


Kolam sedimen dibuat tiga yaitu (A) Inlet Zone, (B) Settlement Zone dan (C) Outlet Zone
masing-masing berukuran 27,5 m x 20 m x 2 m = 1.200 m 3. Jarak antar kolam selebar 4,0
m dan antar kolam sedimen dibuat saluran pada sudut posisi yang berlawanan arah
untuk memberikan kesempatan limbah tertahan di kolam lebih lama.

3) Alur Proses Dan Layout IPAL


Terdapat empat perlakuan yang harus terjadi pada aliran di dalam kolam pengendapan
lumpur (KPL), yaitu :
a) Proses sedimentasi untuk memisahkan antara partikel padatan air yang terdapat di
dalam limbah cair, proses ini dapat dilakukan dengan memperlambat laju aliran
limbah air sehingga limbah cair tersebut memiliki waktu tinggal kesempatan untuk
mengalami stratifikasi menghasilkan padatan sebagai endapan dan air yang bebas
padatan.
b) Proses netralisasi yang ditujukan untuk menaikkan tingkat keamanan lmbah cair dan
dapat dilakukan dengan penambahan kapur.
c) Proses koagulasi yang ditujukan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang
terdapat di dalam limbah cair dan dapat dilakukan dengan penambahan senyawa-
senyawa koagulan seperti tawas.
d) Proses absorbi yang ditujukan untuk menghilangkan padatan-padatan yang tidak
dapat diendapkan pada proses sedimentasi dan koagulasi. Padatan-padatan tersebut
dapat berupa suspense ataupun ion-ion logam dan dapat dilakukan dengan
penambahan zat-zat yang bersifat absorben seperti karbon aktif.

4) Titik Penaatan (Outlet)

Titik Penaatan-1 Titik Penaatan-3


128°21'54.223" E 128°21'54.223" E
03°08'13.408" S 03°08'13.408" S

Titik Penaatan-2
128°21'54.223" E Titik Penaatan-4
03°08'13.408" S 128°21'54.223" E
03°08'13.408" S

Titik Penaatan-5
128°21'54.223" E
03°08'13.408" S
5) Titik Pembuangan Air Limbah (Outfall)

Titik Outfall-1 Titik Outfall -3


128°21'54.223" E 128°21'54.223" E
03°08'13.408" S 03°08'13.408" S

Titik Outfall -2
128°21'54.223" E Titik Outfall -4
03°08'13.408" S 128°21'54.223" E
03°08'13.408" S

Titik Outfall -5
128°21'54.223" E
03°08'13.408" S

6) Titik Pemantauan Badan Air Permukaan

Titik Pemantauan
Sungai Eti
128°21'54.223" E
03°08'13.408" S

Titik Pemantauan
128°21'54.223" E
03°08'13.408" S
7) Sistem Penanggulangan Keadaan Darurat
Penanggung jawab kegiatan 1 (satu) tahun setelah diterbitkannya Sertifikat Layak
Operasi (SLO), yaitu ketersediaan sumberdaya manusia dari PT. Inovasi Tambang
Makmur :

a) Penanggung jawab pengendalian pencemaran air yang ditetapkan dalam struktur


manajemen perusahaan;
b) Personil karyawan PT. Inovasi Tambang Makmur yang sudah mengikuti dan lulus
dalam pelatihan penanggung jawab operasional pengolahan air limbah; dan/atau
c) Kompetensi lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Pencemaran air limbah disebabkan oleh masih tingginya konsentrasi pencemar pada air
limbah yang dibuang ke tanah yang disebabkan oleh menurunnya kemampuan unit
operasi IPAL. Penanganan yang dilakukan untuk menangani kondisi darurat tersebut
sebagai berikut:

a) Operator IPAL melakukan pemberhentian IPAL dan melakukan evaluasi setiap unit
operasi;
b) Operator IPAL mengalirkan air limbah ke kolam penampungan/pond yang dilengkapi
dengan filter konvensional untuk sementara waktu sampai perbaikan IPAL
dinyatakan selesai dan layak beroperasi kembali;
c) Pelaku usaha/kegiatan memiliki cadangan pompa air limbah untuk kondisi darurat
seperti mengalirkan air limbah ke kolam penampungan/pond; dan
d) Penanggung jawab kegiatan melakukan sampling air laut (penerima air limbah
terolah) untuk memastikan air limbah tersebut masih tercemar atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai