Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
KATA PENGANTAR
Rencana usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan
hidup wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL). Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Paragraf 5 Pasal 2,
UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021 tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib
Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
Rencana Pertambangan Batuan seluas 4.829 Ha oleh PT. Rejeki Karomah Utama
terletak di Desa Kaibobo, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat,
Provinsi Maluku termasuk dalam kategori Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL. Dalam rangka untuk memenuhi kebijakan pemerintah
tersebut, maka PT. Rejeki Karomah Utama berkomitmen untuk melakukan
penyusunan dokumen AMDAL. Sebagai langkah awal penyusunan dokumen AMDAL, PT.
Rejeki Karomah Utama melakukan penyusunan dokumen Formulir Kerangka Acuan.
Penyusunan dokumen AMDAL sesuai dengan Surat Arahan dari Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi Maluku Nomor : 660/97.4 DLH/IV/2022 tanggal 28 April 2022.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2022 tentang pendelegasian perizinan
berusaha di bidang pertambangan mineral dan batubara pasal 2 poin 3 bagian b
menyatakan bahwa Pemberian Izin didelegasikan Kepada Pemerintah Daerah Provinsi.
Penyusunan dokumen dilakukan secara mandiri oleh PT. Rejeki Karomah Utama dengan
skema non LPJP. Sistematika penyusunan Formulir Kerangka Acuan berpedoman pada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran II.
Ucapan terima kasih kepada para pihak atas yang telah membantu terselenggaranya
proses penyusunan dokumen lingkungan hidup ini.
K A T A P E N G A N T A R 1
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
DAFTAR ISI
I. INFORMASI UMUM...................................................................
A. Nama Usaha dan/atau Kegiatan .............................................
B. Nama dan Jabatan Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan.....
C. Penyusun Amdal................................................................
D. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ..............................
E. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan..................................
F. Hasil Pelibatan Masyarakat...................................................
II. PELINGKUPAN.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................
D A F T A R I S I ii
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
D A F T A R I S I iii
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
DAFTAR TABEL
D A F T A R T A B E L iv
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Tabel 30. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Wilayah
Studi..............................................................................
Tabel 31. Laju Pertumbuhan Penduduk di Lokasi Kegaitan Periode 2016 – 2020.
Tabel 32. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Wilayah Studi...........
Tabel 33. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis
Kegiatan Utama.................................................................
Tabel 34. Pola Penggunaan Lahan di Wilayah Studi...................................
Tabel 35. Jumlah Sarana Perdagangan di Sekitar Lokasi Kegiatan..................
Tabel 36. Jumlah Tempat peribadatan di Kecamatan Seram Barat tahun 2020.
Tabel 37. Banyaknya Sekolah Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan
Seram Barat, 2020..............................................................
Tabel 38. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Wilayah Studi Tahun 2020................
Tabel 39. Jumlah tenaga kesehatan di Kecamatan Seram Barat tahun 2020.. . .
Tabel 40. Jenis penyakit dominan dan jumlah pasien yang Ada di Kabupaten
Seram Bagian Barat, Tahun 2020.............................................
Tabel 41. Panjang Jalan Menurut Tingkat Kewenangan Pemerintah Di
Kabupaten Seram Bagian Barat, 2019 – 2021...............................
Tabel 42. Jenis Permukaan Jalan Di Kabupaten Seram Bagian Barat, 2019 –
2021...............................................................................
Tabel 43. Kondisi Jalan Di Kabupaten Seram Bagian Barat, 2019 – 2021..........
Tabel 44. Jumlah dan Jenis Kendaraan Bermotor di Kabupaten Seram Bagian
Barat (2016 - 2018)............................................................
D A F T A R T A B E L v
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
DAFTAR GAMBAR
D A F T A R G A M B A R vi
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3. Surat Arahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Maluku Tentang
Arahan Dokumen Yang Disusun
D A F T A R G A M B A R vii
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
I. INFORMASI UMUM
C. Penyusun AMDAL
1. Nama Perusahaan : Perorangan (Non Lembaga Penyedia Jasa
Penyusun Amdal)
2. Tim Penyusun :
a. Ketua Tim : Ir. Suisli Mardaniba
Bersertifikat Kompetensi KTPA No. Reg.
LHK 564.00028.2017 (berlaku sampai 28
Januari 2023)
b. Anggota : Dr. Pieter M. Rirrimase, SP., MSi.
Bersertifikat Kompetensi ATPA No. Reg.
LHK 564.00028.2017 berlaku sampai 28
Januari 2023
c. Anggota : Ade Haryadi, SP,
Bersertifikat Kompetensi ATPA No. LHK
564.000218.2019 berlaku sampai 10
September 2022
3. Tenaga Ahli:
a. Ahli Geologi/Tambang : Ir. Sri Sudaryono
b. Ahli Kualitas Udara : Fransiskus Mao Tokan, SPi.
c. Ahli Hidrologi & Kualitas Air : Jacqueline. M. F. Sahetapy, S.Pi, MSi.
d. Ahli Biologi Darat : …………………………
e. Ahli Sosial Ekonomi Budaya : Dr. P. M. Puttileihalat, SP, MSi.
f. Ahli Kesehatan Masyarakat : Bellytra Talarima, S.K.M., M.Kes.
4. Tim Pendukung:
I N F O R M A S I U M U M 1
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
I N F O R M A S I U M U M 2
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama berada di
Desa Kaibobo , Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi
Maluku.
Pelaksanaan konsultasi publik dilakukan oleh Tenaga Ahli Penyusun AMDAL didampingi
oleh perwakilan Perusahaan (PT. Rejeki Karomah Utama). Kegiatan konsultasi publik
dihadiri perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku, Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Seram Bagian Barat, Dinas ESDM Provinsi Maluku, Perwakilan Kecamatan,
Kepala Desa, tokoh masyarakat dan anggota masyarakat. Adapun kesimpulan dari
kegiatan konsultasi publik ini adalah:
I N F O R M A S I U M U M 3
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Masyarakat terkena dampak langsung memilih dan menetapkan sesuai kesepakatan bersama
wakilnya sebagai anggota Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup (TUKLH), mewakili aspirasi
masyarakat yang diwakilinya dalam persoalan lingkungan hidup, dan hasil penetapan wakil
masyarakat dituangkan dalam bentuk surat persetujuan/surat kuasa yang ditandatangani
oleh masyarakat yang diwakili. Wakil masyarakat yang disepakati antara lain minimal
meliputi:
a. Perwakilan BPD;
b. Perwakilan Tokoh Perempuan;
c. Perwakilan Tokoh Masyarakat.
Wakil masyarakat terkena dampak wajib melakukan komunikasi/konsultasi rutin dengan
masyarakat terkena dampak yang diwakilinya, dan menyampaikan aspirasi masyarakat
yang diwakilinya dalam rapat penilaian substansi Dokumen ANDAL dan RKL-RPL oleh
TUKLH Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Masyarakat terkena dampak, pemerhati lingkungan, dan yang terpengaruh atas segala
bentuk keputusan dalam proses Amdal dapat memberikan saran, pendapat, dan
tanggapan secara tertulis dengan mencantumkan identitas pribadi yang jelas, selama
periode 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal pengumuman di media massa
dilaksanakan, yang disampaikan kepada Pelaku Usaha atau melalui sekretariat Komisi
Penilai Amdal Provinsi Maluku dan Kabupaten Seram Bagian Barat.
Pelaku Usaha wajib mendokumentasikan dan mengolah saran, pendapat, dan tanggapan
masyarakat, sebagai masukan dalam penyusunan Formulir Kerangka Acuan, dan saran,
pendapat dan tanggapan dari kegiatan konsultasi publik merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Berita Acara.
I N F O R M A S I U M U M 4
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
II. PELINGKUPAN
I N F O R M A S I U M U M 5
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Tabel 1. Hasil Pelingkupan Dampak Penting Hipotetik Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha
Kegiatan terhadap Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Batas Waktu
No. Berpotensi kondisi Usaha Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Kajian
Menimbulkan dan/atau Kegiatan lain Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran
Dampak di sekitar lokasi (DPH)
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
A. TAHAP PRA KONSTRUKSI
1. Sosialisasi - Sosial ekonomi 1 Timbulnya Kegiatan penambangan Sebagian masyarakat Sosialisasi rencana - DPH Desa Kaibobo Kegiatan
Rencana dan budaya persepsi dan batuan PT. RKU seluas mendukung rencana kegiatan bertujuan sosalisasi
Kegiatan sikap adalah 4.829 Ha kegiatan untuk memberikan dilakukan
masyarakat informasi tentang sebelum
rencana kegiatan yang pelaksanaan
akan dilaksanakan oleh kegiatan
perusahaan disertai Dengan
dengan dampaknya demikian
(positif dan negatif) batas waktu
sehingga pemahaman kajian adalah
masyarakat tentang sekitar satu
perusahaan semakin tahun setelah
baik. sosialisasi.
Diharapkan dengan
pemahaman yang baik
berdampak pada
meningkatnya persepsi
dan sikap positif
masyarakat.
2. Pengadaan Memberikan ganti kerugian Sosial ekonomi 2 Perubahan Total kebutuhan lahan Sebagian besar Kegiatan masyarakat di Masyarakat DPH Desa Kaibobo 1 tahun
Lahan berdasarkan dengan hasil dan budaya Kepemilikan adalah 4.829 Ha. penduduk mempunyai sekitar area pengadaan mempunyai
penilaian sesuai peraturan Lahan pekerjaan di bidang lahan untuk tapak kekhawatiran adanya
perundangan yaitu mengacu pertanian/kebun. proyek, berupa kegiatan akan
pada peraturan yang berlaku kegiatan memberikan dampak
pertanian/kebun. terhadap sumber
pencaharian
masyarakat yang
mempunyai kegiatan
pertanian/perkebunan
P E L I N G K U P A N 6
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Penggunaan Informasi penerimaan Sosial ekonomi 3 Peningkatan Kebutuhan tenaga Angka pengangguran di Kegiatan penerimaan Masyarakat berharap DPH Desa Kaibobo Dimulai dari
Tenaga Kerja tenaga kerja sesuai dan budaya Kesempatan kerja adalah sekitar 56 Kab. SBB secara umum tenaga kerja konstruksi dengan adanya kegiatan
Konstruksi kualifikasi yang dibutuhkan Kerja orang, sebesar 4,08%, akan berpengaruh kegiatan akan konstruksi
dengan memasang sehingga adanya terhadap angkatan membuka kesempatan sampai
pengumuman di kantor kesempatan kerja akan kerja yang ada, dan kerja bagi masyarakat dengan
kecamatan/Desa berpengaruh terhadap angkatan kerja mampu kegiatan
Angkatan kerja memenuhi kebutuhan operasional (5
tenaga kerja khususnya bln)
yang jenis pekerjaan
yang tidak memerlukan
keahlian khusus
Sosial ekonomi 4 Peningkatan Kebutuhan tenaga Pendapatan masyarkat Kegiatan penerimaan Masyarakat berharap DPH Desa Kaibobo Dimulai dari
dan budaya Pendapatan kerja adalah sekitar 56 dilokasi kegiatan tenaga kerja akan dengan adanya kegiatan
Masyarakat orang. berkisar antara Rp. 1 jt berpengaruh terhadap kegiatan akan konstruksi
s/d 2,5 jt /bln peningkatan membuka kesempatan sampai
pendapatan kerja bagi masyarakat dengan
masyarakat yang kegiatan
bekerja pada operasional (5
perusahaan bln)
Sosial ekonomi 5 Persepsi Kebutuhan tenaga Berdasarkan data rona Kegiatan penerimaan Masyarakat berharap DPH Desa Kaibobo Dimulai dari
dan budaya Masyarakat kerja adalah sekitar 56 Sebagian besar tenaga kerja akan dengan adanya kegiatan
orang. masyarakat berpengaruh terhadap kegiatan akan konstruksi
mendukung rencana persepsi masyarakat, membuka kesempatan sampai
kegiatan kalau banyak kerja bagi masyarakat dengan
menggunakan tenaga kegiatan
kerja lokal persepsi operasional (5
positif masyarakat bln)
akan meningkat
2. Aktivitas Pembuatan septic tank Kualitas Air 6 Penurunan Akomodasi yang Berdasarkan Dampak penurunan Pada saat konsultasi DTPHKp - -
akomodasi untuk pengelolaan black Kualitas Air dibangun untuk perhitungan, air limbah kualitas air sungai yang publik, ada
tenaga kerja water melayani tenaga kerja domestik yang bersumber dari potensi kekhawtiran warga
konstruksi Penyedotan secara sebanyak sekitar 56 dihasilkan sekitar 5,08 air limbah domestik terhadap dampak
berkala tinja pada orang. m3/hari telah direncanakan penurunan kualitas air
septiktank dengan pengelolaan sungai.
Pembuatan kolam yang baik.
P E L I N G K U P A N 7
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
resapan
Sanitasi 7 Timbulan Jumlah limbah padat - - - DTPHKp - -
Lingkungan sampah domestik yang
dihasilkan sebanyak
1,68 m3/hari
Pengelolaan sampah
atau limbah padat
domestik yang
direncanakan adalah
melakukan pemisahan
antara limbah padat
organik dan anorganik,
menampung sampah
dalam wadah
penampung sampah,
lalu menyerahkan
kepada pihak ke 3,
untuk melakukan
pengangkutan sampah.
Pengelolaan sampah
ini akan merujuk
kepada ketentuan yang
diatur dalam peraturan
tentang pengelolaan
sampah.
Berdasarkan uraian
tersebut di atas, maka
dampak peningkatan
timbulan sampah
(limbah padat
domestik) disimpulkan
Tidak menjadi Dampak
Penting Hipotetik
(DTPH). Alasan
penetapan DTPH
adalah limbah padat
P E L I N G K U P A N 8
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
domestik yang
dihasilkan telah
memiliki perencanaan
pengelolaan dengan
baik.
3. Mobilisasi Tidak ada Fisik - Kimia 8 Penurunan Kegiatan mobilisasi alat Kegiatan mobilisasi Kegiatan mobilisasi alat Kondisi lalu-lintas pada DPH Sepanjang Kegiatan
Peralatan dan kualitas udara ke lokasi kegiatan peralatan dan material berat hanya Jalan yang akan akses jalan mobilisasi
Material melalui jalan eksisting yang melintas sehingga berlangsung sementara digunakan untuk permukiman alat/bahan
Konstruksi dengan melewati akan menyebabkan sekitar 1 – 4 bulan dan kegiatan mobilisasi yang terlintasi dan personil
beberapa pemukiman penurunan kualitas dengan frekuensi yang merupakan kondisi kegiatan dilaksanakan
Dusun Dockyard Desa udara ambien melalui relatif rendah. jalan umum. Namun selama
Kaibobo dan Desa peningkatan debu dan Berdasarkan hal dengan keberadaan kegiatan
Waisarisa akan emisi gas buang tersebut dampak beberapa permukiman berlangsung.
menyebabkan kendaraan mobilisasi alat masyarakat yang dekat Sedangkan
penurunan kualitas terhadap penurunan dengan jalan mobilisasi batas waktu
udara ambien melalui kualitas udara dapat menimbulkan kajian selama
peningkatan debu dan kekhawatiran bagi satu tahun
emisi gas buang sebagian penduduk dari saat
kendaraan. akan terganggu dengan kegiatan
Jumlah kendaraan debu dan emisi akibat berlangsung.
konstruksi 10 unit/hari, kendaraan berat yang Dilakukan
5 ritase/hari lewat saat mobilisasi. pengukuran
udara
sebelum
adanya
kegiatan
Tidak ada Fisik Kimia 9 Peningkatan Mobilisasi alat berat Kondisi lalu-lintas pada Adanya kegiatan Keberadaan beberapa DPH Jalan yang Kegiatan
kebisingan yang akan digunakan jalan yang akan mobilisasi tidak permukiman dilalui untuk mobilisasi dan
dalam kegiatan ini digunakan merupakan berpengaruh signifikan masyarakat yang dekat mobilisasi alat demobilisasi
diprakirakan akan kondisi jalan umum terhadap kebisingan. dengan jalan mobilisasi berat terutama alat/bahan
menimbulkan serta masih terdapat Kebisingan diukur pada dapat menimbulkan yang melewati dan personil
kebisingan. Sumber banyak pepohonan lokasi di area kekhawatiran bagi permukiman dilaksanakan
kebisingan adalah dari yang dapat meredam penduduk yang sebagian penduduk penduduk. selama
suara mesin kendaraan kebisingan. dibandingkan dengan akan terganggu dengan Area Lokasi kegiatan
pengangkut. baku mutu sebesar 55 kebisingan akibat dan akses jalan berlangsung.
Jumlah kendaraan dBA. kendaraan berat yang internal yang Sedangkan
P E L I N G K U P A N 9
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
konstruksi 10 unit/hari, lewat saat mobilisasi, dilewati batas waktu
5 ritase/hari maka dampak kendaraan kajian selama
mobilisasi alat dan pengangkut satu tahun
material terhadap alat dan dari saat
peningkatan kebisingan material kegiatan
tergolong dampak berlangsung.
Dilakukan
pengukuran
udara
sebelum
adanya
kegiatan.
Berkoordinasi dengan Transportasi 10 Gangguan Jumlah kendaraan Kondisi lalu-lintas pada Adanya kegiatan Keberadaan beberapa DTPHKp - -
Dinas Perhubungan Kab. Lalulintas Darat konstruksi 10 unit/hari, jalan yang akan mobilisasi akan permukiman
SBB terkait dengan jalur 5 ritase/hari digunakan merupakan berpengaruh terhadap masyarakat yang dekat
dan waktu mobilisasi kondisi jalan umum lalulintas dengan jalan mobilisasi
Pengangkutan material dan relatif masih cukup dapat menimbulkan
dilakukan pada jam 18.00- lengang gangguan lalu lintas
06.00 WIB
Pemasangan rambu-
rambu
Menginformasikan pada
masyarakat/ kelurahan
jika akan melakukan
kegiatan
4 Pembangunan Kualitas udara 11 Penurunan Pembangunan Lokasi kampung Pengoprasian Kegiatan rencana DPH Desa Kaibobo Selama masa
Sarana dan Kualitas Udara sapras yang akan terdekat dengan peralatan pada saat pembangunan sarana konstruksi
Prasarana dibangun oleh PT. RKU kegiatan berjarak kegiatan pembangunan pendukung cukup (sekitar 1
Pendukung adalah Kantor, pos sekitar 1 km, yaitu akan menimbulkan dekat lokasi tahun)
keamanan, gudang, Desa Kaibobo. emisi gas buang yang pemukiman dari lokasi
bengkel, ruang genset, dapat mengganggu kegiatan diperkirakan
dumping area, jalan kenyamanan dan menimbulkan dampak.
tambang, area parkir dimungkinkan
dan fasiltas penunjang kesehatan masyarakat
P E L I N G K U P A N 10
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
lainnya. sekitar
Kegiatan ini dilakukan
menggunakan mesin
dan peralatan seperti
excavator/bakhoe,
dump truck dan lainnya
12 Peningkatan Pembangunan Lokasi kampung Pengoprasian perlatan Kegiatan rencana DPH Desa Kaibobo Selama masa
Kebisingan sapras yang akan terdekat dengan pada saat kegiatan pembangunan sarana konstruksi
dibangun oleh PT. RKU kegiatan berjarak pembangunan akan pendukung cukup (sekitar 1
adalah Kantor, pos sekitar 1 km, yaitu menigkatkan dekat lokasi tahun)
keamanan, gudang, Desa Kaibobo. kebisingan yang dapat pemukiman dari lokasi
bengkel, ruang genset, mengganggu kegiatan diperkirakan
dumping area, jalan kenyamanan menimbulkan dampak.
tambang, area parkir masyarakat sekitar
dan fasiltas penunjang
lainnya.
Kegiatan ini dilakukan
menggunakan mesin
dan peralatan seperti
excavator/bakhoe,
dump truck dan lainnya
Menyiapkan bak Sanitasi 13 Peningkatan Timbulan sampah yang - - - DTPHKp - -
sampah Lingkungan Limbah dihasilkan bersumber
Memisahkan sampak Domestik dari aktivitas
organik dan an organik pembangunan sarana
Mengangkut sampah ke prasarana
TPS di sekitar lokasi Penanganan sampah
studi. yang dilakukan pada
tahap konstruksi juga
akan dilanjutkan pada
tahap operasi.
Dilihat dari jumlah
tenaga kerja yang
nantinya bekerja pada
tahap operasi lebih
P E L I N G K U P A N 11
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
kecil dari tahap
operasi, ketersediaan
sarana pengelolaan air
limbah, maka dampak
peningkatan timbulan
limbah padat ini
disimpulkan Tidak
menjadi Dampak
Penting Hipotetik
(DTPH).
Fisik kimia 14 Penurunan - Pengupasan lapisan - Kegiatan Pengupasan terdapat kekhawatiran DPH Tapak Proyek Selama masa
Kualitas Air tanah penutup dan lapisan tanah penutup kekhawatiran terhadap konstruksi
perataan permukaan dan perataan meningkatnya (sekitar 1
untuk penambangan permukaan akan kekeruhan di sungai tahun)
batuan adalah seluas menyebabkan sekitar lokasi kegiatan
4.829 ha. Yang akan terjadinya sedimen Pengupasan lapisan
dilakukan secara terangkat dan tanah penutup dan
bertahap. Tahapannya timbunan sedimen perataan permukaan
akan disesuaikan sehingga dapat
dengan kesiapan meningkatkan
rencana proyek. kekeruhan dan nilai
- Pengupasan lapisan TSS
tanah penutup dan
perataan permukaan
direncanakan
berdekatan dengan
sungai Wae Liang
Sosial budaya 15 Perubahan Kegiatan Sebagian masyarakat Kegiatan Masyarakat berharap DPH Desa Kaibobo Selama masa
Persepsi pembangunan sarana mendukung terhadap Pembangunan Sarana kegiatan tersebut tetap pembangunan
Masyarakat prasarana yang akan di rencana kegiatan dan Prasarana memperhatikan sapras (sekitar
bangun adalah seluas Pendukung akan lingkungan sekitar, 1 tahun)
2.763 m2 berpengaruh terhadap terutama jangan
persepsi masyarakat, sampai mengganggu/
apabila pekerjaan menimbulkan polusi
tersebut tidak /pencemaran yang
menimbulkan polusi, dapat merugikan
P E L I N G K U P A N 12
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
persepsi positif masyarakat
masyarakat akan
meningkat
C. TAHAP OPERASI
1. Penerimaan Sosial Ekonomi 16 Peningkatan Kebutuhan tenaga Angka pengangguran di Kegiatan penerimaan Masyarakat berharap DPH Desa Kaibobo Selama masa
Tenaga Kerja Budaya Kesempatan kerja pada tahap Kab. SBB secara umum tenaga kerja operasi dengan adanya penerimaan
Operasi Kerja operasi adalah sekitar sebesar 4,08%, akan berpengaruh kegiatan akan tenaga kerja
32 orang. sehingga adanya terhadap angkatan membuka kesempatan operasional
kesempatan kerja akan kerja yang ada, dan kerja bagi masyarakat (sekitar 1
berpengaruh terhadap angkatan kerja mampu tahun)
Angkatan kerja memenuhi kebutuhan
tenaga kerja khususnya
yang jenis pekerjaan
yang tidak memerlukan
keahlian khusus
Sosial Ekonomi 17 Peningkatan Terdapat sekitar 32 Sarana perekonomian Adanya penerimaan Masyarakat berharap DPH Desa Kaibobo Selama masa
Budaya Peluang Usaha orang tenaga kerja, yang terdapat di tenaga kerja sebanyak dengan adanya penerimaan
walaupun jumlah wilayah studi, yaitu: 32 jiwa hanya kegiatan banyak tenaga kerja
tenaga kerja yang pasar, warung pengaruh kecil peluang-peluang usaha operasional
direrut terbatas kelontong dan lainnya terhadap peluang yang dapat diperoleh (sekitar 1
dengan luas wilayah usaha tahun)
studi tidak terlalu luas,
maka jumlah tersebut
cukup berdampak
Sosial Ekonomi 18 Persepsi Kebutuhan tenaga Angka pengangguran di Kegiatan penerimaan Masyarakat berharap DPH Desa Kaibobo Selama masa
Budaya Masyarakat kerja adalah sekitar 32 Kab. SBB secara umum tenaga kerja akan dengan adanya penerimaan
orang. sebesar 4,08%, berpengaruh terhadap kegiatan akan tenaga kerja
sehingga adanya angkatan kerja dan membuka kesempatan operasional
kesempatan kerja akan akan berpengaruh kerja bagi masyarakat (sekitar 1
berpengaruh terhadap terhadap persepsi tahun)
persepsi masyarakat. masyarakat
Berdasarkan hasil
konsultasi public
sebagaian mendukung
rencana kegiatan
2. Aktivitas Membuat septic tank Kualitas Air 19 Penurunan Alir limbah domestik - - - DTPHKp - -
P E L I N G K U P A N 13
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
Akomodasi Membuat kolam resapan kualitas Air yang dihasilkan sekitar
Tenaga Kerja air limbah domestik Sungai 2,56 m3 per hari.
Operasi
Menyiapkan bak sampah Sanitasi 20 Peningkatan Timbulan sampah yang - - DTPHKp - -
Memisahkan sampak Lingkungan limbah padat dihasilkan bersumber
organik dan an organik domestik dari aktivitas
Mengangkut sampah ke akomodasi tenaga
TPS di sekitar lokasi studi. kerja operasi
Penanganan sampah
yang dilakukan pada
tahap konstruksi juga
akan dilanjutkan pada
tahap operasi.
Timbulan limbah padat
domestik sekitar 0,96
m3/hari.
Dilihat dari jumlah
tenaga kerja yang
nantinya bekerja pada
tahap operasi lebih
kecil dari tahap
operasi, ketersediaan
sarana pengelolaan air
limbah, maka dampak
peningkatan timbulan
limbah padat ini
disimpulkan Tidak
menjadi Dampak
Penting Hipotetik
(DTPH).
3 Pembersihan Melakukan pembersihan Fisik kimia 21 Penurunan Pembersihan lahan Lokasi kegiatan berada - Adanya kegiatan DTPHKp - -
Lahan lahan pada lahan yang Kualitas Udara untuk penambangan sekitar 1 km dari pembersihan lahan
potensial batuan adalah seluas permukiman terdekat tidak berpengaruh
4.829 ha, akan Berdasarkan signifikan terhadap
menggunakan pengukuran awal pada kualitas udara.
kendaraan seperti tahun 2020 di lokasi Mengingat waktu
P E L I N G K U P A N 14
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
bakhoe/exsavator dan kegiatan diketahui nilai pengerjaan yang tidak
dump truk. Kegiatan ini TSP sebesar 24 g/m3 bersamaan serta jarak
diprakirakan akan dan PM10 sebesar 10 dengan pemukiman
menimbulkan terdekat ± 1-2 km.
g/m3 .
perubahan kualitas Maka dampak
Baku TSP dan PM10
udara (peningkatan penurunan kualitas
berdasarkan PP. 22
konsentrasi TSP). udara dari tahapan
Tahun 2021 adalah
penyiapan lahan
230 g/m3 dan 75 dikategorikan sebagai
g/m3. Dampak Tidak Penting
Hipotetik namun
dikelola dan dipantau.
Penggunaan silencer Fisik kimia 22 Peningkatan Pembersihan lahan Lokasi kegiatan berada - Adanya kegiatan DTPHKp - -
pada knalpot alat berat Kebisingan untuk penambangan sekitar 1 km dari pembersihan lahan
Semua kendaraan yang batuan adalah seluas permukiman terdekat tidak berpengaruh
akan digunakan PT. RKU 4.829 ha, akan Tingkat kebisingan signifikan terhadap
dilakukan perawatan menggunakan berdasarkan kebisingan.
secara berkala kendaraan seperti pengukuran awal pada
bakhoe/exsavator dan tahun 2020 di lokasi
dump truk. Kegiatan ini kegiatan yaitu sebesar
diprakirakan akan 50,5 dBA. Baku
menimbulkan tingkat kebisingan
kebisingan. Sumber berdasarkan Kepmen
kebisingan adalah dari LH No. 48/1996 adalah
suara mesin 70 dB(A)
kendaraan.
Melakukan pembersihan Flora Darat 23 Penurunan Pembersihan lahan Tumbuhan yang ada - Adanya kekhawatiran DPH Tapak kegiatan Selama
lahan pada lahan yang Vegetasi akan diawali dengan pada rencana areal hilangnya tumbuhan kegiatan
potensial melakukan penambangan batuan terutama tumbuhan pembersihan
penebangan dan PT. RKU terdiri dari : yang di tanaman/ lahan
pembersihan areal a. Tumbuhan bawah : dipelihara oleh
terhadap vegetasi alang-alang masyarakat
berhabitus pohon (Imperata
dan/atau non pohon. cylendriica), sunga-
Hal ini berpotensi sunga (Euphatorium
P E L I N G K U P A N 15
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
menimbulkan dampak odoratum), puri
terhadap struktur dan malu (Mimosa
komposisi vegetasi. pudica), paku kawat
Dampak selanjutnya (Nephrolepsis
akan terjadi exaltata) dan
fragmentasi yang akan lainnya
mempengaruhi b. Vegetasi
pertumbuhan dan permudaan : Samar
suksesi jenis-jenis (Hormalium
tumbuhan yang ada. fodum), Kinar
Kebutuhan lahan (Macaranga
untuk penambangan spiada), Guyawas
batuan adalah seluas Hutan (Duabanga
4.829 ha mollucana), Kayu
Mersagu (Nauclea
orientalis), Pulaka
(Octomeles
sumatrana),
Marong Merah
(Colonga scraba),
Kenanga (Cananga
odoratta), Rao
(Dracontomello
dao), Kayu Titi
(Gmelina
molucanna),
Beringin (Ficus
benjamina), Lasi
(Adinauclea
fagifolia)
Melakukan pengelolaan Biota Darat 24 Gangguan Dampak gangguan Terdapat beberapa - - DPH Tapak Selama
pada dampak primer yaitu Habitat Fauna terhadap fauna jenis satwaliar yang kegiatan kegiatan
penurunan vegetasi (satwaliar) merupakan teridentifikasi di sekitar pembersihan pembersihan
Tidak melakukan dampak turunan dari lokasi rencana lahan lahan
penebangan terhadap perubahan tutupan kegiatan, yaitu:
vegetasi dengan diameter vegetasi. - Kelompok reptil:
P E L I N G K U P A N 16
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
≥ 40cm UP atau vegetasi Perubahan tutupan patola (Morelia
yang merupakan tempat vegetasi berpotensi amethistina), kadal
shelter dan makan satwa menimbulkan dampak (Eutropis
sekunder terhadap multifasciata), soa-soa
keberadaan satwaliar (Hydrosaurus
yang antara lain ambonensis)
meliputi : - Kelompok burung:
Hilangnya struktur dan Burung Gereja
komposisi vegetasi (Passeridae sp), Walet
yang digunakan oleh Sapih (Collocalia
satwaliar sebagai esculenta), Cip-cip
tempat bersarang, (Prinia familiaris),
tempat mencari Masariku (Actitis
makan, tempat hypoleucos), Raja
berlindung, dan Udang (Alcedo
tempat berkembang meninting), Sesap
biak; Madu (Anthreptes
Tergangunya satwaliar malacensis)
pada saat kegiatan
pembersihan lahan
dilaksanakan.
Fragmentasi habitat,
terutama bagi satwa-
satwa arboreal,
sehingga akan
mengakibatkan
semakin
menyempitnya habitat
satwaliar dan
berkurangnya jalur
jelajah serta
perubahan perilaku
satwaliar yang ada;
Efek tepi yang akan
mengakibatkan
munculnya spesies-
P E L I N G K U P A N 17
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
spesies pendatang
yang akan
meningkatkan
persaingan dengan
spesies utama;
Terbentuknya tipe
komunitas vegetasi
baru pada areal
terbuka berpengaruh
terhadap komposisi
satwaliar yang ada.
Melakukan pengelolaan Sosial budaya 25 Perubahan Pembersihan lahan Kondisi rona - - DTPHKp - -
terhadap dampak primer Persepsi untuk penambangan lingkungan awal
penurunan kualitas udara Masyarakat batuan adalah seluas berdasarkan hasil
dan peningkatan kebisingan 4.829 ha, akan konsultasi publik
menggunakan diketahui pada
kendaraan seperti umumnya persepsi
bakhoe/exsavator dan masyarakat terhadap
dump truk. Kegiatan ini rencana kegiatan
diprakirakan akan bersifat positif dan
menimbulkan mendukung terhadap
kebisingan dan rencana kegiatan.
penurunan kualitas
udara
Pengupasan Fisik kimia 26 Penurunan Pengupasan lapisan Lokasi kegiatan berada Penurunan kualitas Adanya kegiatan DPH Tapak Proyek Selama
lapisan tanah Kualitas Udara tanah pucuk untuk sekitar 1- 2 km dari udara, timbulan debu Pengupasan lapisan kegiatan
penutup dan penambangan batuan permukiman terdekat dan partikel saat tanah penutup dan pengupasan
perataan adalah seluas 4.829 ha, Berdasarkan Pengupasan lapisan perataan permukaan lapisan tanah
permukaan akan menggunakan pengukuran awal pada tanah penutup dan tidak berpengaruh pucuk
kendaraan seperti tahun 2020 di lokasi perataan permukaan signifikan terhadap
bakhoe/exsavator dan kegiatan diketahui nilai kualitas udara.
dump truk. Kegiatan ini TSP sebesar 24 g/m3 Mengingat waktu
diprakirakan akan dan PM10 sebesar 10 pengerjaan yang
menimbulkan berkelanjutan sesuai
g/m3 .
perubahan kualitas rencana kerja serta
Baku TSP dan PM10
udara (peningkatan jarak dengan
P E L I N G K U P A N 18
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
konsentrasi TSP). berdasarkan PP. 22 pemukiman terdekat ±
Tahun 2021 adalah 1-2 km, maka dampak
230 g/m3 dan 75 penurunan kualitas
udara dari Pengupasan
g/m3.
lapisan tanah penutup
dan perataan
permukaan
dikategorikan sebagai
Dampak Penting
Hipotetik
Menggunaan alat yang Fisik kimia 27 Peningkatan Pembersihan lahan Lokasi kegiatan berada - Adanya kegiatan DPH Tapak Proyek Selama
layak dan lolos uji emisi Kebisingan untuk penambangan sekitar 1 - 2 km dari pengupasan lapisan kegiatan
Penggunaan silencer pada batuan adalah seluas permukiman terdekat tanah penutup dan pengupasan
knalpot alat berat 4.829 ha, akan Tingkat kebisingan perataan permukaan lapisan tanah
menggunakan berdasarkan dikhawatirkan akan pucuk
kendaraan seperti pengukuran awal pada meningkatkan
bakhoe/exsavator dan tahun 2020 di lokasi kebisingan.
dump truk. Kegiatan ini kegiatan yaitu sebesar
diprakirakan akan 50,5 dBA. Baku
menimbulkan tingkat kebisingan
kebisingan. Sumber berdasarkan Kepmen
kebisingan adalah dari LH No. 48/1996 adalah
suara mesin 70 dB(A)
kendaraan.
Melakukan pengupasan Tanah dan 28 Erosi dan - Pengupasan lapisan Berdasarkan survey - Kegiatan di sekitar Pada saat konsultasi DPH Tapak Proyek Selama
lapisan tanah dengan badan air Sedimentasi tanah penutup dan pendahuluan yang rencana pubik terdapat pengupasan
mengikuti kontur lokasi perataan permukaan dilakukan penambangan batuan kekhawatiran lapisan tanah
proyek untuk penambangan menunjukkan bahwa berupa saat ini berupa masyarakat terhadap penutup dan
Melakukan pembuatan batuan adalah seluas lebar rata-rata sungai kebun/ladang. dampak peningkatan perataan
barrier dengan campuran 4.829 ha. Wae Liang (di lokasi Kegiatan laju erosi dan permukaan
batu kosong dan material - Pengupasan lapisan pengukuran) adalah penambangan batuan sedimentasi
geotekstil non woven tanah penutup dan 7,33 m, kecepatan dilakukan bertahap,
pada lokasi yang perataan permukaan aliran adalah 0,13 walaupun begitu akan
berdekatan dengan yang diakukan pada m/det, dan debit aliran berdampak terutama
sempadan sungai kegiatan sungai adalah 0,14 pada lahan dengan
P E L I N G K U P A N 19
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
Tidak melakukan penambangan batuan m3/det. lereng > 3%.
pengupasan lapisan tanah ini mengakibatkan
penutup dan perataan perubahan tutupan
permukaan pada wilayah lahan, sehingga akan
sempadan sungai minimal terjadi potensi
100 m pada kiri kanan peningkatan air larian
sungai permukaan.
Menjaga vegetasi ground - Potensi peningkatan
cover erosi tanah terjadi
Mejaga vegetasi pada erosi terjadi pada
wilayah sempadan sungai lereng 3-8% dan
minimal 100 m kiri kanan lereng 8-15 dan
sungai sebagai dampak
Melakukan pembuatan turunan dari erosi
saluran drainase yang tanah adalah
mengarah pada sediment sedimentasi
trap - Penambangan batuan
Melakukan penanaman dilakukan secara
ground cover, minimal bertahap. Tahapannya
rumput gajah mini akan disesuaikan
(Axonopus compresus) dengan kesiapan
pada lokasi proyek rencana proyek.
Fisik kimia 29 Penurunan - Pengupasan lapisan - Kegiatan Pengupasan terdapat kekhawatiran DPH Tapak Proyek Selama
Kualitas Air tanah penutup dan lapisan tanah penutup kekhawatiran terhadap pengupasan
perataan permukaan dan perataan meningkatnya lapisan tanah
untuk penambangan permukaan akan kekeruhan di sungai penutup dan
batuan adalah seluas menyebabkan sekitar lokasi kegiatan perataan
4.829 ha. Yang akan terjadinya sedimen Pengupasan lapisan permukaan
dilakukan secara terangkat dan tanah penutup dan
bertahap. Tahapannya timbunan sedimen perataan permukaan
akan disesuaikan sehingga dapat
dengan kesiapan meningkatkan
rencana proyek. kekeruhan dan nilai
- Pengupasan lapisan TSS
tanah penutup dan
perataan permukaan
P E L I N G K U P A N 20
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
direncanakan
berdekatan dengan
sungai Wae Liang
Sosial budaya Perubahan Kegiatan pengupasan Sebagian masyarakat Kegiatan pengupasan Masyarakat DPH Desa Kaibobo Selama
Persepsi lapisan tanah penutup mendukung rencana lapisan tanah penutup mempunyai pengupasan
Masyarakat dan perataan kegiatan dan perataan kekhawatiran terkait lapisan tanah
permukaan untuk permukaan untuk rencana kegiatan dapat penutup dan
penambangan batuan penambangan batuan menyebabkan perataan
adalah seluas 4.829 ha akan menyebabkan pencemaran permukaan
merupakan lahan yang penurunan kualitas lingkungan.
cukup luas yang akan udara, kualitas air dan Masyarakat umumnya
dilakukan secara lainnya, sehingga kekhawatir kegiatan
bertahap. Tahapannya kegiatan berpengaruh akan menyebabkan
akan disesuaikan terhadap lingkungan kualitas udara, kualitas
dengan kesiapan air dan peningkatan
rencana proyek sedimentasi
4 Produksi/ Kualitas udara 30 Penurunan Kegiatan produksi/ Berdasarkan Kegiatan produksi Penurunan kualitas DPH Tapak Proyek Selama
penambangan kualitas udara penambangan batuan pengukuran awal pada penyumbang emisi dari udara dari proses di Desa kegiatan
adalah seluas 4.829 ha, tahun 2020 di lokasi kendaraan operasional produksi merupakan Kaibobo produksi
akan menggunakan kegiatan diketahui nilai produksi rencana kegiatan yang berlangsung
kendaraan seperti bahwa kadar NO2 sudah mempunyai
bakhoe/exsavator dan (Nitrit) 0,097 mg/m3, rencana pengelolaan
dump truk. dan pemantauan
SO2 (Sulfur) 1,090
sesuai dengan Permen
mg/m3, O3 (Ozon) LH No.04 Tahun 2014
6,331 mg/m3, Timbal tentang Baku Mutu
Emisi dari Sumber
(Pb) 0,003 mg/m3,
Tidak Bergerak.
Karbon Dioksida (CO2)
78 ppm, Karbon
Monoksida (CO)
200,02 mg/m3
31 Peningkatan Kegiatan produksi/ Lokasi kegiatan berada - Kegiatan produksi/ DPH Tapak Proyek Selama
Kebisingan penambangan batuan sekitar 1 - 2 km dari penambangan batuan kegiatan
adalah seluas 4.829 ha, permukiman terdekat dikhawatirkan akan produksi
akan menggunakan Tingkat kebisingan meningkatkan berlangsung
P E L I N G K U P A N 21
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
kendaraan seperti berdasarkan kebisingan.
bakhoe/exsavator dan pengukuran awal pada
dump truk. Kegiatan ini tahun 2020 di lokasi
diprakirakan akan kegiatan yaitu sebesar
menimbulkan 50,5 dBA. Baku
kebisingan. Sumber tingkat kebisingan
kebisingan adalah dari berdasarkan Kepmen
suara mesin LH No. 48/1996 adalah
kendaraan. 70 dB(A)
32 Penurunan - Kegiatan produksi/ - Kegiatan produksi/ terdapat kekhawatiran DPH Tapak Proyek Selama
Kualitas Air penambangan batuan penambangan batuan kekhawatiran terhadap kegiatan
adalah seluas 4.829 akan menyebabkan meningkatnya produksi
ha, yang akan terjadinya sedimen kekeruhan di sungai berlangsung
dilakukan secara terangkat dan sekitar lokasi kegiatan
bertahap. Tahapannya timbunan sedimen Pengupasan lapisan
akan disesuaikan sehingga dapat tanah penutup dan
dengan kesiapan meningkatkan perataan permukaan
rencana proyek. kekeruhan dan nilai
- Kegiatan produksi/ TSS
penambangan batuan
yang direncanakan
berdekatan dengan
sungai Wae Liang
- Melakukan pembuatan SOP 33 Kecelakaan Terjadinya kecelakaan Sebagian masyarakat - - DTPHKp - -
serta menjalankan proses Kerja kerja pada karyawan/ mendukung rencana
operasional sesuai dengan pekerja pada lokasi kegiatan penambangan
prosedur yang berlaku proyek batuan PT. RKU
- Mengaplikasikan Prosedur
K3 setiap melakukan proses
operasional
- Memberikan pembinaan
dan pengarahan kepada
karyawan untuk menjaga
keamanan dan
P E L I N G K U P A N 22
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
memperhatikan prosedur
program K3
- Mengefektifkan peran
komunikasi dalam
mendukung pencapaian
progran K3 guna meraih
’zero accident’ dalam setiap
aktivitas proyek
Sosial Ekonomi 34 Perubahan Kegiatan produksi/ Sebagian masyarakat Kegiatan produksi/ Masyarakat DPH Desa Kaibobo Selama
Budaya Persepsi penambangan batuan mendukung rencana penambangan batuan mempunyai kegiatan
Masyarakat adalah seluas 4.829 ha kegiatan akan menyebabkan kekhawatiran terkait produksi
merupakan lahan yang penurunan kualitas rencana kegiatan dapat berlangsung
cukup luas yang akan udara, kualitas air dan menyebabkan
dilakukan secara lainnya, sehingga pencemaran
bertahap. Tahapannya kegiatan berpengaruh lingkungan.
akan disesuaikan terhadap lingkungan Masyarakat umumnya
dengan kesiapan kekhawatir kegiatan
rencana proyek akan menyebabkan
kualitas udara, kualitas
air dan peningkatan
sedimentasi
Pengangkutan - Menggunakan kendaraan Kualitas udara 35 Penurunan Material tanah urug Lokasi kegiatan berada Kegiatan mobilisasi Penurunan kualitas DPH Base Camp Selama
Hasil Produksi yang telah lolos uji emisi kualitas udara hasil penambangan sekitar 1- 2 km dari hasil produksi yang udara dari proses dan Lokasi kegiatan
yang digali atau permukiman terdekat melintas sehingga akan produksi merupakan pengangkutan produksi
- Melakukan penyiraman di
dibongkar dengan Berdasarkan menyebabkan rencana kegiatan yang Batuan berlangsung
jalur pengangkutan batuan
menggunakan pengukuran awal pada penurunan kualitas sudah mempunyai
pada musim kemarau
Excavator Komatsu PC tahun 2020 di lokasi udara ambien melalui rencana pengelolaan
- Melakukan penutupan Bak 200, selanjutnya kegiatan diketahui nilai peningkatan debu dan dan pemantauan
kendaraan angkutan dilakukan pemuatan TSP sebesar 24 g/m3 emisi gas buang sesuai dengan Permen
menggunakan terpal basah dengan menggunakan dan PM10 sebesar 10 kendaraan LH No.04 Tahun 2014
excavator, kedalam tentang Baku Mutu
g/m3 .
alat angkut yang Emisi dari Sumber
Baku TSP dan PM10
digunakan adalah Tidak Bergerak.
berdasarkan PP. 22
dump truck Hino HD-
Tahun 2021 adalah
PTO. Kapasitas alat
P E L I N G K U P A N 23
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
angkut dump truck 8 230 g/m3 dan 75
ton sekali pemuatan
g/m3.
atau pengangkutan
dalam satu ritasse
Kebisingan 36 Peningkatan Material tanah urug Lokasi kegiatan berada Pengangkutan hasil Pengangkutan hasil DPH Tapak proyek Selama
Kebisingan hasil penambangan sekitar 1 - 2 km dari produksi diperkirakan produksi diperkirakan dan Jalur kegiatan
yang digali atau permukiman terdekat akan menimbulkan akan melintas pada mobilisasi produksi
dibongkar dengan Tingkat kebisingan peningkatan kebisingan area permukiman berlangsung
menggunakan berdasarkan akibat mobilisasi sehingga dapat
Excavator Komatsu PC pengukuran awal pada kendaraan pengangkut menyebabkan
200, selanjutnya tahun 2020 di lokasi akan menimbulkan peningkatan kebisingan
dilakukan pemuatan kegiatan yaitu sebesar peningkatan kebisingan terutama pada wilayah
dengan menggunakan 50,5 dBA. Baku yang dapat permukiman terdekat
excavator, kedalam tingkat kebisingan mengganggu yaitu dusun dokyard
alat angkut yang berdasarkan Kepmen kenyamanan dan desa kaibobo
digunakan adalah LH No. 48/1996 adalah dimungkinkan
dump truck Hino HD- 70 dB(A) kesehatan masyarakat
PTO. Kapasitas alat sekitar dan wilayah
angkut dump truck 8 tapak lokasi
ton sekali pemuatan
atau pengangkutan
dalam satu ritasse
Transportasi 37 Gangguan Terjadinya gangguan Kondisi lalulintas di Kegiatan pengangkutan Pengangkutan hasil DPH Jalur mobilisasi Selama
Lalulintas Darat lalu lintas di sekitar sekitar lokasi kegiatan akan meningkatkan produksi diperkirakan kegiatan
tapak proyek. cukup lengang, jumlah lalu lintas jalan akan melintas pada produksi
Kapasitas alat angkut kendaraan di Kab. SBB area permukiman berlangsung
dump truck 8 ton sekali pada tahun 2018 sehingga dapat
pemuatan atau sebanyak 177 mobil, 12 menyebabkan
pengangkutan dalam bus dan 160 truk gangguan lalulintas
satu ritasse darat terutama pada
wilayah permukiman
yang terlewati
lalulintas
pengangkutan hasil
tambang
- Melakukan pembuatan SOP K3 38 Kecelakaan Terjadinya kecelakaan Sebagian masyarakat - - DTPH - -
P E L I N G K U P A N 24
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
serta menjalankan proses Kerja kerja pada karyawan/ mendukung rencana
operasional sesuai dengan pekerja pada lokasi kegiatan penambangan
prosedur yang berlaku proyek batuan PT. RKU
- Mengaplikasikan Prosedur
K3 setiap melakukan proses
operasional
- Memberikan pembinaan
dan pengarahan kepada
karyawan untuk menjaga
keamanan dan
memperhatikan prosedur
program K3
- Mengefektifkan peran
komunikasi dalam
mendukung pencapaian
progran K3 guna meraih
’zero accident’ dalam setiap
aktivitas proyek
- Melakukan pembatasan Transportasi 39 Kerusakan Jalan Jumlah kendaraan yang Kondisi jalan di sekitar Kerusakan Jalan sekitar Kegiatan pengangkutan DPH Jalur mobilisasi Selama
terhadap beban muatan digunakan dalam rencana lokasi kegiatan lokasi proyek hasil tambang kegiatan
kendaraan angkut material kegiatan adalah jalan tanah, sedangkan dikhawatirkan akan produksi
agar tidak melebihi sebanyak 12 unit, akses menuju lokasi merusak jalan, berlangsung
kapasitas muatan dengan jumlah rencana kegiatan mengingat besarnya
kendaraan kendaraan pengangkut berupa jalan aspal tonase angkutan yang
sebanyak 1 unit dengan kondisi baik cukup berat
dengan kapasitas 8 ton
sekali pemuatan atau
pengangkutan dalam
satu ritasse
D. Tahap Pasca Operasi
1. Demoblisasi Udara 40 Penurunan Pembongkaran fasilitas Kegiatan Pengoprasian Kegiatan DTPHKp - -
peralatan kualitas udara dan demobilisasi pembongkaran dan peralatan pada saat pembongkaran dan
peralatan diperkirakan demobilisasi peralatan kegiatan demobilisasi peralatan
akan menimbulkan dan material yang pembongkaran dan diperkirakan akan
P E L I N G K U P A N 25
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
penurunan kualitas melintas sehingga akan demobilisasi akan melintas pada area
udara dan debu akibat menyebabkan menimbulkan emisi gas permukiman sehingga
proses pembongkaran penurunan kualitas buang yang dapat dapat menyebabkan
fasilitas dan aktifitas udara ambien melalui mengganggu penurunan kualitas
demomobilisasi peningkatan debu dan kenyamanan dan udara dan debu.
peralatan. emisi gas buang dimungkinkan
kendaraan kesehatan masyarakat
sekitar dan wilayah
tapak lokasi
Kebisingan 41 Peningkatan Pembongkaran fasilitas Kegiatan Pengoprasian Kegiatan DTPHKp - -
Kebisingan diperkirakan akan pembongkaran dan peralatan pada saat pembongkaran dan
menimbulkan demobilisasi peralatan kegiatan demobilisasi peralatan
peningkatan dan material yang pembongkaran dan diperkirakan akan
kebisingan akibat melintas sehingga akan demobilisasi akan melintas pada area
proses pembongkaran menyebabkan menimbulkan permukiman sehingga
fasilitas dan aktifitas peningkatan peningkatan kebisingan dapat menyebabkan
peralatan. kebisingan terutama yang dapat peningkatan kebisingan
pada Desa Kaibobo mengganggu terutama pada wilayah
kenyamanan dan permukiman terdekat
dimungkinkan yaitu Desa Kaibobo
kesehatan masyarakat
sekitar dan wilayah
tapak lokasi
Transportasi 42 Gangguan Jumlah kendaraan yang Kondisi lalulintas di Peningkatan gangguan Pengangkutan hasil DTPHKp - -
Lalulintas digunakan dalam sekitar lokasi kegiatan lalu lintas akibat produksi diperkirakan
kegiatan adalah cukup lengang kendaraan operasional akan melintas pada
sebanyak 12 unit yang didemobilisasi area permukiman
keluar dari lokasi sehingga dapat
proyek menyebabkan
gangguan lalulintas
darat terutama pada
wilayah permukiman
yang terlewati
lalulintas demobilisasi
peralatan
2. Reklamasi dan Fisik Kimia 43 Perubahan Kegiatan reklamasi dan - Perubahan luas, - DPH Tapak Proyek Selama
P E L I N G K U P A N 26
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pelingkupan
Evaluasi Dampak Potensial
Besaran rencana
Deskripsi Usaha dan/atau Intensitas perhatian
Pengaruh rencana
Rencana Kegiatan yang masyarakat terhadap
Pengelolaan Lingkungan Komponen Usaha dan/atau
Kegiatan yang menyebabkan dampak Kondisi rona rencana Usaha Dampak
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Kegiatan terhadap Batas Waktu
No. Berpotensi tersebut dan rencana lingkungan yang ada dan/atau Kegiatan Penting Wilayah Studi
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Potensial kondisi Usaha Kajian
Menimbulkan pengelolaan termasuk kemampuan baik harapan, dan Hipotetik
dari Rencana Kegiatan Dampak dan/atau Kegiatan lain
Dampak lingkungan awal yang mendukung Usaha kekhawatiran (DPH)
di sekitar lokasi
Lingkungan menjadi bagian dan/atau Kegiatan persetujuan atau
rencana Usaha
rencana Usaha tersebut atau tidak penolakan terhadap
dan/atau Kegiatan
dan/atau Kegiatan rencana Usaha
atau sebaliknya
untuk menanggulangi dan/atau Kegiatan
dampak
Revegetasi bentang alam revegetasi akan volume tanah dan Kegiatan
dilakukan pada lahan kondisi rona eksiting Reklamasi dan
bekas tambag yaitu pada bentang alam Revegetasi
seluas 4.829 ha sekitar
merupakan lahan yang
cukup luas yang akan
dilakukan secara
bertahap.
Rencana kegiatan
reklamasi dan
revegetasi akan
dilaksanakan secara
bertahap selama 5
tahun
Sosial Budaya 45 Perubahan Kegiatan reklamasi dan Sebagian masyarakat Perubahan Persepsi Persepsi dan sikap DPH Desa Kaibobo Selama
Persepsi revegetasi akan mendukung adanya Masyarakat tentang masyarakat merupakan Kegiatan
Masyarakat dilakukan pada lahan rencana kegiatan lokasi proyek dampak turunan dari Reklamasi dan
bekas tambang yaitu dampak-dampak pada Revegetasi
seluas 4.829 ha. komponen lingkungan
Rencana kegiatan lainnya. Dengan
reklamasi dan melakukan
revegetasi akan pengelolaan yang
dilaksanakan secara baikpada semua
bertahap selama 5 dampak primer maka
tahun pada lokasi yang dampak ini tidak
ditambang muncul
P E L I N G K U P A N 27
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Berdasarkan hasil pelingkupan sebagaimana tabel di atas maka diperoleh daftar dampak
penting hipotetik (DPH) sebagai berikut:
P E L I N G K U P A N 28
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Lingkup wilayah studi sesuai dengan karakteristik kegiatan proyek, besar dampak yang
akan terjadi serta jangkauan, penyebarannya. Lingkup wilayah studi AMDAL Rencana
Pertambangan Batuan PT. RKU ditentukan oleh batas proyek, batas administrasi, batas
sosial dan batas ekologis.
Batas Proyek :
Batas proyek yaitu lokasi komponen rencana kegiatan yang akan dilakukan, terutama
komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak. Sesuai kepemilikan lahan bahwa
batas proyek adalah hamparan wilayah Pertambangan Batuan Seluas 4.829 Ha di
Desa Kaibobo , Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi
Maluku.
Batas Ekologis :
Batas ekologis yaitu wilayah terjadi sebaran dampak-dampak yang dikaji, mengikuti
media lingkungan masing-masing. Batas ini menyesuaikan dengan ekosistem di lokasi
yang terpengaruh oleh pertambangan batuan PT. RKU. Dalam studi ini batas ekologis
adalah aliran dampak melalui media udara dan air. Sebaran dampak udara
tergantung pada arah angin dominan dan kecepatannya, sementara sebaran dampak
terhadap kualitas air permukaan dipengaruhi oleh kondisi hidrologi.
- Batas ekologi darat ditentukan berdasarkan data windrose dan data kecepatan
angin di lokasi studi berada pada kisaran rata - rata kecepatan angin adalah 2,17
m/s sampai dengan 6,00 m/s. Berdasarkan Skala Beaufort nilai kecepatan angin
tersebut termasuk kategori sedikit hembusan angin. Karakteristik kecepatan
angin di Desa Kaibobo masih tergolong aman dan tidak membahayakan bagi
P E L I N G K U P A N 29
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Batas Sosial :
Batas sosial yaitu ruang masyarakat tinggal dan/atau melakukan kegiatan, yang
terkena dampak dari limbah, emisi, atau kerusakan lingkungan. Batas ini meliputi
ruang di area rencana Pertambangan Batuan (Mineral Non Logam) PT. RKU,
diperkirakan sebagai tempat berlangsung berbagai interaksi sosial dengan norma dan
nilai tertentu yang akan mengalami perubahan akibat rencana kegiatan ini. Di dalam
studi ini yang menjadi batas sosial adalah ruang wilayah kelompok-kelompok
masyarakat yang tercakup di dalam permukiman yang berhubungan langsung dengan
lokasi rencana pertambangan batuan PT. RKU yaitu Desa Kaibobo , Kecamatan
Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.
Batas Administrasi
Batas wilayah studi merupakan perpaduan dari batas proyek, batas administrasi,
batas sosial, dan batas ekologis, seperti berikut ini.
P E L I N G K U P A N 30
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Gambar 1. Peta Batas Ekologi Penyusunan Dokumen AMDAL Pertambangan Batuan (Mineral Non Logam) PT. Rejeki Karomah Utama
M E T O D E S T U D I 31
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Gambar 2. Peta Batas Sosial Penyusunan Dokumen AMDAL Pertambangan Batuan (Mineral Non Logam) PT. Rejeki Karomah Utama
M E T O D E S T U D I 32
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Gambar 3. Peta Batas Wilayah Studi Penyusunan Dokumen AMDAL Pertambangan Batuan (Mineral Non Logam) PT. Rejeki Karomah Utama
M E T O D E S T U D I 33
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Metoda studi yang akan digunakan dalam pelaksanaan studi AMDAL Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
adalah sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 3. Metoda Studi AMDAL Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
DATA DAN INFORMASI METODE PRAKIRAAN DAMPAK METODE
DAMPAK PENTING METODE PENGUMPULAN
NO. YANG RELEVAN DAN METODE ANALISIS DATA PRAKIRAAN BESARNYA PRAKIRAAN TINGKAT EVALUASI
HIPOTETIK (DPH) DATA
DIBUTUHKAN DAMPAK PENTING DAMPAK DAMPAK
I. KOMPONEN GEOFISIK KIMIA
1 Perubahan Kualitas Data primer: hasil Data yang dikumpulkan: Melakukan analisis terhadap hasil Untuk memprakirakan Tujuh kriteria dampak Bagan alir
Udara pengukuran parameter Data primer: pengukuran pengukuran kualitas udara yang diukur besaran dampak penting sesuai keterkaitan
kualitas udara ambien langsung parameter secara langsung. dilakukan dengan dengan UU No. 32 dampak serta
(debu, SO2, CO, NO2), kualitas udara ambien Dispersi polutan debu dihitung dengan membandingkan tahun 2009 Pasal 22 analisis
kondisi lingkungan dan menggunakan impinger rumus empirik Midwest Research (selisih) nilai perkiraan ayat (2). Interpretasi holistik
kegiatan yang ada di dan dust sampler: Institute, USA, sebagai berikut: parameter kualitas sifat penting dampak keterkaitan
sekitar lokasi kegiatan. Gravimetric (Debu), Eu = 5,9 (s/12) (S/30) (W/7)0,7 udara setelah ada didekati dengan antar
Data sekunder: data Pararosanilin (SO2), NDIR (W/4)0,5 (d/36S) kegiatan (with project) menggunakan dampak
iklim 10 tahun terakhir (CO), Saltzman (NO), Keterangan : dengan nilai parameter Keputusan Kepala penting.
pengamatan dan observasi Eu = Jumlah debu per panjang jalan kualitas udara tanpa Bapedal Nomor Kep- Matrik
terhadap kegiatan yang (lb/mile), kegiatan (without 56 Tahun 1994 Sederhana.
ada di sekitar lokasi S = Silt content(%), project). tentang Pedoman
kegiatan oleh petugas S = Kecepatan kendaraan (mile/jam), mengenai dampak
khusus dari Lab W = Berat kendaraan (ton), penting.
terakreditasi KAN W = Jumlah roda kendaraan, Penyimpulan tingkat
Data sekunder: iklim 10 d = Jumlah hari tidak hujan. kepentingan dampak
tahun dari Stasiun adalah apabila satu
Klimatologi terdekat di Dispersi Sumber Emisi Bergerak dari tujuh kriteria
lokasi studi. dengan Rumus gaussian: penting dampak
Lokasi pengambilan 2 Qj/ L dinyatakan penting,
sample, yaitu: C j= 1 /2
(2 π ) μσ
[ exp ( Z /2 σ )]
2 2
z maka dampaknya
Pemukiman Penduduk disimpulkan penting
terdekat sekitar kegiatan (P).
(Desa Kaibobo) dan Tapak
lokasi kegiatan.
Lokasi pengambilan sample
dipetakan pada Peta Keterangan :
Pengambilan Sampel Cj (x,z) =Koefisien gas pada jarak x
M E T O D E S T U D I 34
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
M E T O D E S T U D I 35
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
M E T O D E S T U D I 36
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
M E T O D E S T U D I 37
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
M E T O D E S T U D I 38
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
M E T O D E S T U D I 39
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
M E T O D E S T U D I 40
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Keterangan:
H’ = Indeks keanekaragaman
Pi = kelimpahan propoesional (ni/N)
ni = Kelimpahan suatu spesies
N = Kelimpahan total seluruh jenis
i = Spesies ke satu
S* = Species terakhir
Gangguan - Jumlah individu - Data dikumpulkan dari Metode analisis data yaitu dengan Prakiraan besaran Tujuh kriteria dampak
terhadap fauna - Frekuensi absolut (F) sumber utama, yaitu menghitung: dampak terhadap penting sesuai
- Frekuensi relatif (Fr) data primer yang - Jumlah individu (Σ ind) : satwaliar dilakukan dengan UU No. 32
- Kelimpahan (Ab) dikumpulkan dalam Jumlah individu suatu jenis burung dengan cara tahun 2009 Pasal 22
- Dominansi jenis survei lapangan, dan yang dapat dicatat di setiap nomor membandingkan ayat (2). Interpretasi
data yang diperoleh dari IPA (tiap titik pengamatan). keberadaan satwaliar sifat penting dampak
beberapa literatur dan - Frekuensi absolut (F) : sebelum ada kegiatan didekati dengan
informasi yang didapat Jumlah kehadiran/ditemukannya (without project) menggunakan
dari hasil wawancara suatu jenis burung di nomor-nomor dengan kondisi Keputusan Kepala
dengan penduduk IPA. satwaliar setelah ada Bapedal Nomor Kep-
setempat. Metode - Frekuensi relatif (Fr) : kegiatan (with project). 56 Tahun 1994
pengumpulan data yang Frekuensi absolut dibagi oleh total tentang Pedomana
digunakan adalah nomor IPA, dinyatakan dalam mengenai dampak
metode Transek untuk persen. penting.
mamalia, primata, - Kelimpahan (Ab) : Penyimpulan tingkat
reptilia, amfibi dan Jumlah individu dari satu jenis dibagi kepentingan dampak
metode IPA (Indices oleh seluruh individu dari seluruh adalah apabila satu
Ponctuels d’ Abondance jenis, dinyatakan dalam persen. dari tujuh kriteria
atau Point Index of penting dampak
Abundance) untuk Selain itu dilakukan juga analisis secara dinyatakan penting,
inventarisasi burung. deskriptif pada sensitivitas satwa liar maka dampaknya
Metode IPA (Indices secara umum disimpulkan penting
M E T O D E S T U D I 41
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
M E T O D E S T U D I 42
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pengumpulan data
sekunder melalui :
- Profil Desa
- Kecamatan Dalam Angka
- Kabupaten Seram Bagian
Barat Dalam Angka
M E T O D E S T U D I 43
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
M E T O D E S T U D I 44
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Pengumpulan data
sekunder melalui :
- Profil Desa yang ada di
wilayah studi
- Kecamatan Dalam Angka
- Kabupaten Seram Bagian
Barat Dalam Angka
3. Perubahan - Tingkat Pendapatan Pengumpulan Data Primer: Analisis data pendapatan masyarakat Metode prakiraan Tujuh kriteria dampak
Pendapatan masyarakat dihitung dengan menggunakan rumus dampak selisih penting sesuai
- Wawancara Mendalam
Masyarakat - Jenis sbb: perubahan pendapatan dengan UU No. 32
(deep interview),
matapencaharian masyarakat akibat tahun 2009 Pasal 22
responden untuk
penduduk
wawancara mendalam ( Pdp−Ptp ) adanya kegiatan (with ayat (2). Interpretasi
- Tingkat Upah ∆Pd ¿ x 100 project) dengan sifat penting dampak
adalah kepala desa, Ptp
Kabupaten Seram perubahan pendapatan didekati dengan
ketua RT, tokoh
Bagian Barat tanpa kegiatan menggunakan
masyarakat, tokoh
Dimana: (without project) Keputusan Kepala
pemuda
∆Pd = Peningkatan Pendapatan (%) Bapedal Nomor Kep-
- Wawancara dengan
Ptp = Pendapatan Saat ini tanpa 56 Tahun 1994
menggunakan kuesioner
proyek(Rp/bulan) tentang Pedomana
yang dilakukan secara
Pdp = Pendapatan dengan proyek mengenai dampak
random. Penentuan
(Rp/bulan) penting.
jumlah responden
Penyimpulan tingkat
menggunakan rumus
kepentingan dampak
sebagai berikut:
adalah apabila satu
N dari tujuh kriteria
n=
( 1 +N e2 ) penting dampak
dinyatakan penting,
Dimana : maka dampaknya
n = jumlah responden disimpulkan penting
N = jumlah populasi (P).
M E T O D E S T U D I 45
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
M E T O D E S T U D I 46
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
M E T O D E S T U D I 47
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
M E T O D E S T U D I 48
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksplorasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Kode Koordinat
No Keterangan
Sampel Bujur Lintang
1 KU-1 128.2503 -3.19538 Areal Lokasi Kegiatan
2 KU-2 128.2632 -3.19702 Desa Kaibobo
Kode Koordinat
No Keterangan
Sampel Bujur Lintang
1 A-1 128.2592 -3.19417 Air Permukaan
2 A-2 128.2696 -3.19983 Air Bersih
Kode
No Jenis Sampel Bujur Lintang Lokasi
Sampel
Lokasi
1 T-1 Fisika tanah dan komposit 128.2503 -3.19538
Kegiatan
Kode Koordinat
No Jenis Tutupan
Sampel Bujur Lintang
1 V-1 128.2397 -3.19558 -
2 V-2 128.2322 -3.20329 -
M E T O D E S T U D I 49
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Gambar 4. Peta Rencana Sampling AMDAL Pertambangan Batuan (Mineral Non Logam) PT. Rejeki Karomah Utama
D A F T A R P U S T A K A 50
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
DAFTAR PUSTAKA
Adiwibowo, S. 1990. Metode Evaluasi Dampak Makalah Khusus Penyusunan AMDAL.
Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Alikodra, H.S. 1980. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid I. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Anderson, S.H. 1985. Managing Our Wildlife Resources. Charles E. Merril Publishing
Company. A. Bell and Howell Company. Colombus, Ohio 43216.
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit Institut Pertanian Bogor Press,
Bogor.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Seram Bagian Barat. 2022. Kecamatan Seram Barat
Dalam Angka 2022.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Seram Bagian Barat. 2021. Kecamatan Seram Barat
Dalam Angka 2021.
Chay Asdak. 2007. Hidrologi dan pengelolaan daerah aliran Sungai, cetakan keempat.
Gadjah Mada University Press
Dai, Abdurachman Adi, Sofijah. A, M. Supartini, Mursidi, J. Sri Adiningsih. S, 1983. Term
of Reference Survai Kapabilitas Tanah, P3MT. Pusat Penelitian Tanah. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. 1986. Petunjuk Pelaksanaan
Penyusunan Rencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah.
Ditjen RRL. Departemen Kehutanan. Jakarta;
Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam, 1980. Deskripsi Burung di Indonesia,
Jilid I. Bogor.
Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam, 1980. Deskripsi Burung di Indonesia,
Jilid II. Bogor.
Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Penerbit Kanisius, Yogjakarta.
Hardjosentono, P., dkk. 1978. Pedoman Pengelolaan Satwa Langka (Mamalia, Reptilia
dan Amphibia), Jilid I.
Hamer, W. I., 1980. Soil Consevation Consultant Report. SRI, Bogor, Indonesia.
Technical Note, No. 7.
Jones, J. R. E., 1964. Fish and River Pollution. Butterworth and Co. Ltd, London.
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, 2009. Tata Cara Penyusunan Rencana
Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS).
Permen No. 32/MENHUT-II/2009.
Klien, L., 1962. River Pollution Causes and Effect. Butterwort Co. Ltd, London.
D A F T A R P U S T A K A 51
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Koesoebiono. 1990. Metode dan Teknik Analisis Biologi Perairan BKLH-MISETA IPB.
Bogor.
Krebs, C.J. 1972. Ecology the Experimental Analysis of Distribution and Abundance.
Harper and Row Publisher. New York.
LIPI, 1982. Beberapa Jenis Mamalia. Lembaga Biologi Nasional LIPI. Bogor.
Mc Neely. R. N; V. P. Neimanis; L. Dwayer.,1979. Water Quality Sourcebook A Guide to
Water Quality Branch.
Odum, E.P. 1969. The Strategy of Ecosystem Development. Science. 164 : 262 – 270.
Prayitno, H, 1987. Pembangunan Ekonomi Pedesaan. BPFE Yogyakarta.
Pusat Penelitian Tanah. 1983. Jenis dan Macam Tanah di Indonesia untuk Keperluan
Survei dan Pemetaan Tanah Daerah Transmigrasi. Publ. No. 59a/1983, Bogor.
Purba, M, Jaya, I. 2004. Analisis perubahan garis pantai dan penutupan lahan antara
Way Penet dan Way Sekampung, Kabupaten Lampung Timur. J. Ilmu-Ilmu Perairan
dan Perikanan Indonesia. 11 (2): 109-121.
Rianingsih Djohani (Editor), 1966. Acuan Penerapan Participatory Rural Appraisal, Driya
Media, Bandung.
Sajogya dan P. Sajogyo, 1983. Sosiologi Pedesaan. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Sajogya, 1988. Masalah Kemiskinan di Indonesia ; Antara Teori dan Praktek dalam
Mimbar Sosial Ekonomi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Jurusan Ilmu-ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Sinukaban, N., 10988 Konservasi Tanah dan Air. Jurusan Tanah – Faperta – IPB, Bogor.
Soejani, Muhammad., 1990. Prosedur Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
(Pengertian, Pengaturan dan Metode). PPSML – UI, Jakarta.
Soemarwoto, O., 1989. Analisa Dampak Lingkungan. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. IPB, Bogor.
Soeratmo, F. G., 1990. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
Soerianegara dan Indrawan, 1985. Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Suprapto, S.A. 1988. Analisis Dampak Sosial; Memperkirakan dan Mencegah Dampak
Pembangunan Terhadap Lingkungan Sosial. HIPIIS Jakarta.
Wahyudin, 2012. Kerangka Berpikir Penggunaan Analisis Sosial Ekonomi dan Budaya
dalam Pengumpulan Data, Analisis dan Prakiraan Dampak pada Studi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) (Mindset Using Socio Economic and
Cultural in Data Collection, Analysis, and Forecast Impact on Study of
D A F T A R P U S T A K A 52
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
D A F T A R P U S T A K A 53
FORMULIR KERANGKA ACUAN
Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat - Maluku
Studi AMDAL Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah
Utama Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat – Maluku dilakukan
setelah studi kelayakan teknis dan ekonomis dilaksanakan yaitu pada tahun 2021.
PT. Rejeki Karomah Utama (PT. RKU), adalah perusahaan tambang yang berkeinginan
untuk melakukan investasinya di Maluku, lebih khusus di Kabupaten Seram Bagian Barat.
PT. RKU saat ini melirik sumber daya batuan sebagai potensi alam yang dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan pembangunan daerah kabupaten, selain komoditas lain
seperti mineral logam sebagai target jangka panjang investasinya di Provinsi Maluku.
Terkait dengan rencan kegiatan Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) di lokasi
kegiatan Hingga saat ini belum ada pelaksanaan kegiatan produksi. Perizinan yang
dimiliki PT. RKU terhadap lokasi kegiatan yaitu :
c. Keputusan Gubernur Maluku Nomor 40.a Tahun 2019 Tentang Persetujuan Izin
Usaha Pertambangan Eksplorasi Mineral Non Logam (Batuan) Kepada PT. Rejeki
Karomah Utama Di Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku
1.3. Lokasi dan Kesesuaian Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Setempat
1.3.1. Lokasi Rencana Kegiatan
Secara administrasi lokasi Rencana Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki
Karomah Utama berada di Desa Kaibobo, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram
Bagian Barat – Maluku. Sedangkan posisi geografis dari rencana kegiatan disajikan pada
tabel berikut ini.
Gambar 5. Peta Lokasi Rencana Kegiatan Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama
Tinjauan kesesuaian Rencana Tata Ruang dengan lokasi rencana kegiatan dilihat dari
beberapa peraturan perundangan yang terkait dengan rencana kegiatan. Peraturan
perundangan tersebut adalah sebagai berikut:
Lokasi Rencana Kegiatan Penambangan bahan galian batuan oleh PT. Rejeki Karomah
Utama sesuai dengan peta RTRW yang berlaku berdasarkan Peta Pola Ruang Peraturan
Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2010 – 2030 dan overlay peta rencana
tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2010 – 2030 yaitu peta
rencana pola ruang, lokasi tapak Pertambangan Batuan di Desa Kaibobo Kecamatan
Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat termasuk daerah yang diperuntukan untuk
pertambangan mineral yang meliputi logam dan non logam, sesuai dengan Surat Kepala
Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Kabupaten Seram Bagian Barat Nomor: 650/02.1/KD
tanggal 18 Januari 2019, perihal Rekomendasi Kesesuaian Tata Ruang untuk kegiatan
pertambangan PT. Rejeki Karomah Utama .
Secara spasial kesesuai lokasi kegiatan dengan RTRW Kabupaten Seram Bagian Barat
disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Peta Lokasi Rencana Kegiatan Berdasarkan RTRW Kabupaten Seram Bagian Barat
Berdasarkan hasil tumpang tindih lokasi kegiatan dengan peta pemanfaatan hutan
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan tahun 2021, diketahui bahwa lokasi
proyek masuk pada kawasan hutan produksi terbatas (HPT) dan juga hutan produksi
dapat dikonversi (HPK), sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku
maka PT. Rejeki Karomah Utama harus mengurusi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
(IPPKH) pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan namun sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.27/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 tentang Pedoman pinjam Pakai Kawasan Hutan.
Namun sebelum mengurusi IPPKH maka terlebih dahulu PT. Rejeki Karomah Utama harus
terlebih dahulu mendapatkan prasyarat utama sebagaimana yang tertuang pada pasal 21
mengenai persyaratan permohonan yaitu berupa persyaratan komitmen dan Persyaratan
Teknis yaitu persyaratan komitmen dengan membuat dokumen lingkungan (pasal 22
point d) dan persyaratan teknis yaitu Izin Lingkungan (pasal 23 point f).
Secara lengkap tumpang tindih lokasi kegiatan dengan peta pemanfaatan hutan pada
lokasi kegiatan disajikan pada Gambar berikut ini.
Gambar 7. Peta Lokasi Rencana Kegiatan Berdasarkan Peta Kawasan Hutan Provinsi Maluku
Untuk rencana usaha dan/atau kegiatan Eksploitasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. RKU
berada di Desa Kaibobo, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat.
Kepemilikan lahan yang mengandung tanah urug di Desa Kaibobo masih dimiliki
penduduk setempat, karena itu untuk mendukung kelancaran kegiatan penambangan
diperlukan pembebasan lahan.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan oleh pemrakarsa diketahui bahwa kondisi areal
pencadangan lokasi tambang adalah berupa semak belukar, Hutan sekunder dan tanah
milik masyarakat dan desa. Hal ini menunjukan bahwa sebagian dari areal tersebut
secara riil di lapangan sudah dikuasai masyarakat. Apabila rencana tapak kegiatan
berada pada lahan yang sudah dikuasai oleh masyarakat/pemerintah Desa Kaibobo ,
maka PT. Rejeki Karomah Utama harus melaksanakan pembebasan lahan terlebih dahulu
dengan tujuan untuk memindahkan hak kepemilikan lahan dari masyarakat yang semula
mengusahakan lahan tersebut kepada pihak perusahaan. Setelah dilakukan pembebasan
lahan, maka penggunaan lahan sepenuhnya menjadi hak perusahaan sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak.
Pada proses pembebasan lahan milik masyarakat setempat dilakukan dengan sistim
ganti untung atau dengan cara lainnya sesuai kesepakatan antara masyarakat dan pihak
Pemrakarsa. Apabila proses pembebasan lahan dilakukan dengan cara ganti untung
maka untuk lahan-lahan yang masih berstatus APL, ganti untung yang dibayarkan berupa
ganti untung tanam tumbuh. Pihak perusahaan akan membayarkan sejumlah uang
kompensasi atas tanaman yang telah ditanam oleh anggota masyarakat penggarap lahan
tersebut. Besarnya kompensasi untuk setiap tanaman ditentukan berdasarkan hasil
musyawarah antara penggarap dengan perusahaan yang dimediasi oleh pemerintah
setempat.
Kebutuhan tenaga kerja direncanakan pada peroide awal operasi kegiatan mulai dari
eksploitasi hingga pasca tambang diharapkan dapat meningkat dengan rekrutmen tenaga
kerja diprioritaskan bagi warga lokal sekitar tambang. Perusahan belum merencanakan
penggunaan tenaga kerja asing, namun keseluruhan tenaga kerja yang digunakan
merupakan perpaduan tenaga kerja lokal di Maluku dan dari luar Maluku. Perencanaan
persentase penggunaan tenaga kerja lokal sekitar 80 persen dari keseluruhan jumlah
tenaga kerja yang nantinya akan dipekerjakan. Kebutuhan tenaga kerja disesuaikan
dengan periode ijin penambangan dan kegiatan pasca penambangan serta menyesuaikan
dengan persyaratan keahlian yang dibutuhkan bagi jenis pekerjaan. Secara garis besar
kebutuhan rekrutmen tenaga kerja lintas disiplin ilmu dan sesuai kemampuan (skill)
yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja secara detail akan dikaji lebih khusus
terutama guna mencapai optimalisasi penggunaan dan penyerapan tenaga kerja secara
umum untuk mengisi tiap pos jabatan.
Tabel 5. Klasifikasi, Jumlah Dan Kualifikasi Tenaga Kerja Konstruksi Yang Dibutuhkan
No Jabatan Jumlah Spesifikasi
1 Kepala Teknik Tambang 1 S1 – Teknik Pertambangan
2 Kepala Mekanik & Kelistrikan 1 S1 – Elektronika
3 Kepala Personalia & Keuangan 1 S1 – Manajemen
4 Mine Engineer/geologist 2 S1 – Geologi
5 Pengawas K-3 dan Lingkungan 1 S1 – Teknik Lingkungan
6 Surveyor 1 D3 – Ilmu Lingkungan
7 Keamanan 5 SMA
8 Operator Alat Berat 7 SMA
9 Assisten Operator Alat Berat 7 SLTP
10 Tenaga Personalia & Keuangan 5 D3 – Manajemen
11 Teknisi Bangunan 5 D3 – Teknik Bangunan
12 Karyawan Bangunan 20 Sekolah Dasar
Jumlah 56
Sumber : FS PT. RKU, 2021
Berdasarkan kebutuhan tenaga kerja yang disajikan pada Error: Reference source not
found, diketahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 56 orang yang berasal
dari tenaga kerja lokal dan non lokal. Untuk memberikan manfaat yang optimal kepada
masyarakat lokal, maka kebutuhan prioritas tenaga kerja yang tidak bersyarat
diperuntukkan bagi masyarakat lokal. Berapa kebijakan yang dilakukan pada
penerimaan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
Adapun sampah domestik (limbah padat), jumlah timbulan sampah per orang adalah
sebesar 0,03 liter/orang/hari (KepMen Kimpraswil No. 534/Kpts/M/2001). Dengan
demikian selama aktivitas akomodasi tahap konstruksi dihasilkan limbah padat domestik
sebanyak 1,68 m3/hari. Lebih lengkapnya mengenai kebutuhan air, timbulan sampah
dan air limbah pada tahap konstruksi disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Perhitungan Kebutuhan Air, Timbulan Sampah Dan Air Limbah Tahap
Konstruksi
No. Uraian Jumlah Standar (m3/hari) Jumlah (m3/hari)
1 Kebutuhan Air
Pekerja Konstruksi 56 orang 0,1* 5,6
Kegiatan Konstruksi - 3 3
Total 8,6
2 Air limbah Domestik
Pekerja Konstruksi 56 orang 80% penggunaan air 4,48
Kegiatan konstruksi - 20% penggunaan air 0,6
Total 5,08
3 Sampah
Pekerja Konstruksi 56 orang 0,03** 1,68
Sumber : Analisi Tim
Keterangan : Keterangan:* SNI 03-7065-2005 ** KepMen Kimpraswil No. 534/Kpts/M/2001
Penanganan atau pengelolaan limbah domestik yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut:
Pengelolaan sampah atau limbah padat domestik yang dihasilkan dari aktivitas akomodasi
pekerja akan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku. Salah satu rujukan yang digunakan
adalah Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. Limbah padat tersebut di tampung di
bak penampungan sampah sementara yang disediakan dalam lokasi pemboran,
selanjutnya diangkut ke TPA terdekat. Kapasitas penampungan limbah padat domestik
disesuaikan dengan jumlah limbah yang dihasilkan per hari di lapangan.
Air limbah domestik dibedakan menjadi 2 jenis, yakni gray water (air bekas mandi, cuci,
dan dapur umum) dan black water (limbah cair dari WC dan urinoir). Penanganan air
limbah domestik gray water dilakukan dengan cara menampung dalam kolam resapan.
Dengan demikian, air limbah gray water ini tidak langsung masuk ke dalam badan air,
tetapi terlebih dahulu dilakukan perlakuan berupa pengendapan di dalam kolam resapan.
Adapun air limbah black water dikelola dengan cara menampung di dalam septik tank.
Pengelolaan air limbah domestik mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No. P.68/Menlhk-Setjen/2016 tentang Baku mutu air limbah domestik,
parameter dan baku mutu air limbah domestik disajikan pada Tabel 7. Ukuran
penampungan air limbah domestik ini disesuaikan dengan kapasitas pemakai.
Bahan-bahan yang dibutuhkan berupa bahan bangunan untuk pembuatan mess, kantor,
gudang dan konstruksi tambang. Peralatan untuk tahap konstruksi yang sekaligus dapat
digunakan untuk kegiatan penambangan pada tahap operasional yang akan dimobilisasi
meliputi alat-alat berat untuk land clearing, pengupasan, perataan, pemeliharaan jalan,
penggalian dan pengangkutan hasil galian.
Mobilisasi peralatan dan material perlu dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat
penyelesaian pekerjaan konstruksi. Adapun daftar peralatan dan jumlah kebutuhan yang
akan digunakan pada kegiatan tahap konstruksi, sedangkan bahan material yang
dibutuhkan adalah bahan bangunan non-permanen, seperti kayu pertukangan, triplek,
asbes, paku, dll. Proses pengangkutan peralatan dan bahan material dilakukan melalui
jalan darat, yaitu melewati jalan raya. Penggunaan jalan umum untuk mobilisasi
peralatan akan dikoordinasikan dengan Dinas PU Bina Marga, Dinas Perhubungan, dan
Kepolisian. Setelah selesai kegiatan pada tahap konstruksi, semua peralatan tersebut
akan digunakan untuk kegiatan selanjutnya pada tahap operasional.
Tabel 8. Jenis Dan Jumlah Alat Untuk Konstruksi PT. Rejeki Karomah Utama
No. Jenis Peralatan Jumlah Kebutuhan Keterangan
1. Excavator /Bakhoe 1 Tahap Konstruksi & Operasional
2. Dump Truck 6 Tahap Konstruksi & Operasional
3. Buldozer 1 Tahap Konstruksi & Operasional
4. Water Truck 1 Tahap Konstruksi & Operasional
5. Mobil Operasional 1 Tahap Konstruksi & Operasional
6. Motor Operasional 2 Tahap Konstruksi & Operasional
7. Mesin Pompa Air 1 Tahap Konstruksi & Operasional
8. Genset 2 Tahap Konstruksi & Operasional
Sumber : PT. Rejeki Karomah Utama , 2021
Gambar 10. Ilustrasi Peralatan Yang Akan Digunakan Dalm Kegiatan Pertambangan
PT. RKU
Pada sisi luar badan jalan dipasang tanggul setinggi ¾ diameter roda terbesar. Sudut
tikungan pertigaan tidak boleh kurang dari 70 o. Sepanjang jalan tambang dibuat saluran
(drainage). Jalan tambang yang menghubungkan daerah front penambangan dan
penimbunan, perlu memperhatikan :
Melalui daerah yang landai dengan kemiringan lereng maksimum 8% sehingga tidak
terlalu memaksa alat angkut.
Mengurangi belokan, tanjakan dan penurunan.
Merupakan jalan yang jaraknya terpendek menuju penimbunan dan bila mungkin,
memanfaatkan dan meningkatkan jalan yang telah ada.
b. Jalan Angkut
Jalan angkut tambang secara khusus dibuat dalam blok WIUP, tetapi jalan angkut PT.
RKU menggunakan jalan kolektor atau jalan desa yang sudah ada sepanjang 10 km
menghubungkan lokasi tambang menuju ke konsumen di Kabupaten Seram Bagian Barat
dan kabupaten terdekat dengan panjang jalan yang direncanakan yaitu 10 km sepanjang
jalur pemasaran.
Settling Pond atau kolam pengendapan dibuat didalam blok WIUP, tepatnya di sisi
sebelah timur pada elevasi yang lebih rendah dari blok WIUP. Dari site ke Settling Pond
dibuat saluran (drainage). Kolam pengendapatan yang akan dibangun berukuran 10 m x
15 m x 2,5 m. Diharapkan kolam pengendapan yang ada dapat berfungsi mengurangi
pencemaran lingkungan disekitar daerah penambangan dari lumpur dan hasil galian
lainnya.
d. Bangunan Kantor
Bangunan kantor terbuat dari kontainer dengan ukuran 40 feet (12,192m x 2,438m x
2,591m) yang disekat menjadi dua bagian.
e. Stock pile
f. Gudang Umum
Mess karyawan berupa bangunan semi permanen dengan luas 108 m 2. Dapur dan ruang
makan berupa bangunan semi permanen dengan luas 36 m2
h. Rumah Genset
Kantor tambang letaknya di lokasi tambang, terbuat dari conteiner berukuran 40 feet
(12,192m x 2,438m x 2,591m) sedangkan pos keamanan berupa bangunan semi
permanan dengan luas 12 m2.
j. Tangki BBC
Tangki bahan bakar cair yang direncanakan berkapasitas 5.000 liter sebanyak 1 unit.
k. Bengkel
Bengkel yang akan dibangun berupa bangunan semi parmanen dengan luasan 6 m x
10 m.
Untuk lebih ringkasnya mengenai rencana pengadaan sarana dan prasarana tambang
yang akan dibangun PT. Rejeki Karomah Utama disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Rencana Sarana dan Prasarana Tambang PT. Rejeki Karomah Utama
No. Jenis Sarana & Prasarana Ukuran Spesifikasi
1. Kantor Manajemen 12,19 m x 2,43 x 2,59 m Semi Permanen
2. Kantor tambang 12,19 m x 2,43 x 2,59 m Semi Permanen
3. Mess, dapur dan ruang makan 174 m2 Semi Permanen
4. Pos Keamanan 12 m2 Semi Permanen
Tabel 10. Klasifikasi, Jumlah Dan Kualifikasi Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan.
No. Posisi Jumlah Kualifikasi
1. Kepala Teknik Tambang 1 S1 – Teknik Pertambangan
2. Kepala Mekanik & Kelistrikan 1 S1 – Elektronika
3. Kepala Personalia & Keuangan 1 S1 – Manajemen
4. Mine Engineer/geologist 2 S1 – Geologi
5. Pengawas K-3 dan Lingkungan 1 S1 – Teknik Lingkungan
6. Surveyor 1 D3 – Ilmu Lingkungan
7. Keamanan 5 SMA
8. Pekerja tambang & produksi 20 SMP / SMA
Jumlah 32
Sumber : PT. Rejeki Karomah Utama , 2020
Tabel 11. Perhitungan Kebutuhan Air, Timbulan Sampah Dan Air Limbah Tahap Operasi
No. Uraian Jumlah Standar (m3/hari) Jumlah (m3/hari)
1 Kebutuhan Air
Pekerja Operasional 32 orang 0,1* 3,2
2 Air limbah Domestik
Pekerja Operasional 32 orang 80% penggunaan air 2,56
Sampah
Pekerja Operasional 32 orang 0,03** 0,96
Sumber : Analisi Tim
Keterangan : Keterangan:* SNI 03-7065-2005 ** KepMen Kimpraswil No. 534/Kpts/M/2001
Vegetasi daerah perbukitan yang akan ditambang hanya ditumbuhi tanaman semak -
semak dan ilalang serta beberapa pohon kecil, bahkan di beberapa lokasi tidak dijumpai
adanya pohon - pohon kecuali semak dan rumput. Untuk membersihkan daerah yang
direncanakan akan ditambang ± 84,43 Ha dan 74,78 Ha, pembersihan lahan dapat
dilaksanakan secara mekanis dengan menggunakan bulldozer dan juga secara manual
(dengan menggunakan tenaga manusia) dengan peralatan parang dan kapak. Pekerjaan
ini dilakukan saat ganti rugi lahan ditunaikan. Tidak semua daerah IUP yang di lakukan
pembersihan (land clearing) tapi bertahap sesuai dengan kebutuhan.
Luas Blok KBO A seluas 89,43 Ha dengan cadangan terkira sebanyak 772.668 m 3 atau
sebanyak 2.086.204 ton. Sedangkan Blok KBO Prospek B seluas 74,78 Ha dengan
cadangan terkira sebanyak 618.073 m3 atau sebanyak 1.668.797 ton. Dengan
memperhatikan jumlah cadangan tambang, rencana penambangan direncanakan akan
dilakukan selama ± 14 tahun dengan target produksi ± 95.000 m3/tahun atau ± 7.917
m3/bulan atau ± 316, 6 m3 setiap hari. Dengan asumsi 8 jam kerja perhari, 25 hari
dalam sebulan atau 300 hari kerja pertahun. Lebih lengkapnya mengenai estimasi
cadangan tambang disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 12. Estimasi Cadangan Pada Lokasi Rencana kegiatan Penambangan Batuan
PT. Rejeki Karomah Utama
Cadangan
No. Blok Luas (Ha)
Volumen (m3) Tonase (Ton)
1 BLOK KBO Prospek A 772.668 2.086.204 89,43
2 BLOK KBO Prospek B 618.073 1.668.797 74,78
Total 1.390.741 3.755.001 164,21
Sumber : FS PT. RKU 2021
Pembuatan jenjang awal dilakukan sebelum tahap penambangan. Kegiatan ini dibuat
sebagai persiapan untuk membuat medan kerja penambangan khusunya untuk menjadi
tempat aktivitas peralatan mesin agar dapat bekerja dengan leluasa.
Suatu jenjang yang dibuat harus mampu menampung dan mempermudah pergerakan
alat-alat mekanis pada saat aktivitas pengupasan tanah penutup dan pengambilan tanah
urug. Pembuatan jenjang awal (Gambar 12)
Tujuan pembuatan jenjang adalah untuk menahan tanah atau batuan yang runtuh.
Pembersihan berkala pada jenjang ini dilakukan menggunakan bulldozer kecil.
Dimensi jenjang awal untuk penambangan tanah urug adalah sebagai berikut :
a. Lebar Jenjang : 20 m
b. Panjang jenjang : 36 m
c. Tinggi Jenjang : 3m
d. Sudut Kemiringan : 45o
Penggunaan bulldozer ini dianggap efektif untuk menyingkirkan semak belukar yang
dominan menutupi lahan. Setelah lahan terbuka dan bersih dari vegetasi penutup,
kegiatan dilanjutkan dengan pengupasan lapisan penutup. Lapisan penutup ini
merupakan tanah pucuk dengan ketebalan sekitar 10 cm, merupakan bagian tanah yang
kaya akan unsur hara. Tanah pucuk yang telah dikupas kemudian ditumpuk pada lokasi
yang telah ditentukan agar dapat dipergunakan kembali pada proses reklamasi. Proses
penambangan dapat menggunakan alat berat berupa excavator.
Pembongkaran material tanah urug dilakukan setelah lahan telah bersih dan siap di
bongkar. Namun terlebih dahulu dibuat fasilitas jalan dan jenjang (bench) sehingga
memudahkan pengoperasian alat mekanis. Tanah urug hasil penambangan selanjutnya di
dimuat dan diangkut langsung dijual dan kelebihan produksi ditampung di stock pile.
Setelah tanah urug dibongkar maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan pemuatan
dengan menggunakan excavator kedalam dump truck dengan kapasitas bucket 8 ton
atau pengangkutan dalam satu ritasse. Setelah dilakukan pemuatan tanah urug
selanjutnya siap untuk dilakukan pengangkutan ke konsumen. Material tanah urug yang
diangkut dari quarry langsung dijual atau dipasarkan kepada konsumen tanpa melalui
pengolahan.
Pemanfaatan lahan pasca tambang yang dilaksanakan oleh PT. Rejeki Karomah Utama
merujuk dari pelaksanaan reklamasi. Program pasca tambang yang dilakukan yaitu
kegiatan reklamasi dengan cara revegetasi dan teknik reklamasi menggunakan
penerapan sistem Penanaman kembali/tanam ganti. Program penutupan berupa
kegiatan reklamasi yang dilakukan pada lokasi bekas penambangan dengan cara
revegetasi yaitu dengan penanaman tanaman perkebunan lokal yang mampu hidup di
daerah itu. Jenis tanaman yang dapat tumbuh didaerah tersebut adalah tanaman
cengkeh,kelapa dan kao-kao. Aplikasi dilapangan diupayakan dilakukan pemercontohan
pada beberapa lokasi reklamasi untuk lihat tingkat keberhasilan dari masing-masing
tanaman.
Teknik reklamasi yang dipilih yaitu dengan menerapkan sistem Tanam langsung
(ganti/tanam kembali) yaitu melakukan penanaman langsung ke media tanah pada
lokasi tersebut, hal ini di sebabkan karena lokasi KBO sangat subur dan cocok untuk
tanaman perkebunan lokal.
pelaksanaan akan dilakukan dalam waktu lima tahun dengan tahapan pelaksanaan
terdiri dari tahap persiapan, tahap revegatasi, penataan lahan, pengembangan sosial,
ekonomi dan budaya, pemeliharaan dan pemantauan. Untuk lebih lengkapnya mengenai
rencana jadwal kegiatan pasca tambang PT. RKU disajikan pada tabel berikut ini.
2.1.1.1. Iklim
Berdasarkan Tabel 1 wilayah studi dengan nilai Q= 0,20 termasuk wilayah yang beriklim
basah (tipe B).
Di sekitar lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Eksploitasi Mineral Non Logam
(Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama di Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram
Bagian Barat, Maluku ini tidak terdapat stasiun meteorologi, maka kondisi iklim di
lokasi rencana kegiatan menggunakan data kondisi iklim dari stasiun meteorologi
terdekat yang masih dapat mewakili kondisi iklim di lokasi rencana kegiatan.
Penentuan lokasi untuk berdasarkan data iklim merujuk pada Isohyet. Dalam hal ini,
data yang digunakan adalah data iklim dari Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) Stasiun Meteorologi Kairatu yang tercantum dalam Kabupaten Seram Bagian
Barat dalam Angka 2016-2022, berdasarkan data tersebut curah hujan rata-rata
bulanan sebesar 204,1 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan 12 hari/bulan.
Berdasarkan data tahun 2022 yang dihimpun didapatkan hasil curah hujan terbanyak pada
Bulan September sebesar 591,4 mm dan terendah pada Bulan Maret sebesar 84,5 mm.
Jumlah hari hujan terbanyak ditemukan pada Bulan Agustus yaitu sebanyak 29 hari hujan
dan terendah pada Bulan April yaitu sebanyak 14 hari hujan.
Data hujan yang tercatat Stasiun Meteorologi Kairatu dari 2016 hingga 2022,
menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi sebesar 591,4 mm terjadi pada bulan
September 2021 sedangkan curah hujan terendah sebesar 3 mm yang terjadi pada
bulan Agustus 2015. Rata-rata Curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Juni
sebesar 411,4 mm. Sedangkan rata-rata curah hujan bulanan terendah terjadi pada
bulan Nopember sebesar 87,27 mm.
Data curah hujan, hari hujan dan curah hujan periode 2016-2022 secara lengkap
disajikan pada Tabel 15 dan Tabel 16.
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Suhu udara pada areal rencana usaha dan/atau
kegiatan Eksplorasi Mineral Non Logam (Batuan) PT. Rejeki Karomah Utama di Kecamatan
Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku ini tidak terdapat stasiun
meteorologi, maka kondisi iklim di lokasi rencana kegiatan menggunakan data kondisi iklim
dari stasiun meteorologi terdekat yang masih dapat mewakili kondisi iklim di lokasi
rencana kegiatan. Data dihimpun dari Statisun Klimatologi Kairatu tahun 2015-2021, yang
tercantum dalam Kabupaten Seram Bagian Barat tahun 2016-2022 menunjukkan suhu rata-
rata antara 26,41 – 27,23 °C, termasuk dalam katagori sedang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 17.
Kelembaban merupakan konsentrasi kandungan dari uap air yang ada di udara. Data
kelembaban udara didapatkan dari Statisun Klimatologi Kairatu tahun 2015-2021, yang
tercantum dalam Kabupaten Seram Bagian Barat tahun 2016-2022, menunjukkan rata-rata
kelembaban udara berada pada rentang 81 - 88%. Kelembaban tertinggi didapati pada
Bulan Juli dan kelembaban dengan nilai terendah pada rentang bulan Januari. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 15. Sebaran Curah Hujan Bulanan Pada Tahun 2015-2021 di Wilayah Studi
Bulan/ Curah Hujan Total
Rata-Rata
Tahun Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nop Des BK BL BB
2015 98,4 244,0 105,0 111,8 156,0 674,0 129,0 3,0 0,0 16,8 110,1 29,7 139,8 4 1 7
2016 104,4 29,3 110,5 221,3 147,6 180,2 247,3 230,2 191,5 348,6 27,1 79,7 159,8 2 1 9
2017 130 68 138 492 317 518 453 388 342 159 102 178 273,8 0 1 11
2018 374 151 200 244 288 243 285 184 47 104 135 149 200,3 1 0 11
2019 80,6 126,0 190,5 132,2 306,4 297,9 159,8 30,7 25,7 238,1 0,0 48,9 136,4 4 1 7
2020 52 57 200 67 184 621 505 497 451 251 74 188 262,3 2 2 8
2021 114,8 116,7 84,5 106,6 337,6 345,7 447,2 259,9 591,4 210,2 162,7 300,2 256,5 0 1 11
Sumber : Kabupaten Seram Bagian Barat dalam Angka 2016-2022.
Tabel 16. Sebaran Hari Hujan Periode pada Tahun 2015-2021 di Wilayah Studi
Curah Hujan
Bulan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nop Des
2015 18 22 12 23 17 18 18 5 1 5 11 7
2016 11 10 15 22 27 21 24 14 24 24 12 12
2017 21 20 21 18 26 27 26 26 25 15 15 17
2018 23 15 20 22 23 21 27 15 15 13 16 17
2019 17 11 15 21 21 26 25 23 15 22 1 13
2020 7 8 18 19 21 29 30 24 27 19 18 20
2021 19 15 15 14 28 24 28 29 28 20 21 22
Sumber : Kabupaten Seram Bagian Barat dalam Angka 2016-2022.
Kecepatan Angin tahunan di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat dan sekitar berfluktuasi
secara musiman. Berdasarkan data dari Stasiun Klimatologi Kairatu dalam data statistik
Badan pusat statistik Kabupaten Seram Bagian Barat dalam angka tahun 2016-2022, pada
tahun 2015-2021, rata - rata kecepatan angin adalah sebesar 2,17 m/s sampai dengan 6,00
m/s. lebih lengkapnya mengenai kecepatan angin pada tahun 2015-2021 di Kabupaten
Seram Bagian Barat disajikan pada tabel dibawah ini.
Hasil analisa terhadap kualitas udara ambien dan tingkat kebisingan di lokasi sekitar
area kegiatan rencana pemboran sumur pengembangan dan sarana penunjangnya a.n
PT. RKU Limited akan disajikan pada Dokumen ANDAL. Parameter kualitas udara
ambien yang dianalisis dan dibandingkan dengan baku mutu PP No. 22 Tahun 2021
tentang meliputi debu, SO2, CO, NO2, O3, Pb dan HC. Sedangkan untuk tingkat
kebisingan akan dianalisis dan dibandingkan dengan baku mutu tingkat kebisingan untuk
kawasan pemukiman menurut Kepmen LH No. 48 Tahun 1996.
Informasi sekunder tentang kualitas udara dan yang disusun tahun 2020, adalah sebagai
berikut:
Tabel 20. Hasil Pengukuran Tingkat Kualitas Udara Pada Lokasi Studi
Titik Koordinat Baku mutu
Hasil
(Decimal Degree) Parameter Satuan PP. 22 Tahun
Pengukuran
BT LS 2021 – Lampiran VII
128,239125 - 3,176199 NO2 (Nitrit) µg/m3 0,097 200
SO2 (Sulfur) µg/m3 1,090 150
(O3) Ozon µg/m3 6,331 150
Timbal (Pb) µg/m3 0,003 2
Carbon Dioksida (CO2) Ppm 78 -
Carbon Monoksida (CO) µg/m3 200,02 10.000
Sumber : Draft UKL-UPL PT. RKU, 2020
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kadar NO2 (Nitrit) 0,097 µg/m3, SO2
(Sulfur) 1,090 µg/m3, O3 (Ozon) 6,331 µg/m3, Timbal (Pb) 0,003 µg/m3, Karbon
Dioksida (CO2) 78 ppm, Karbon Monoksida (CO) 200,02 µg/m3. Dari hasil pengukuran
kualitas udara ambien pada lokasi proyek menunjukan masih dibawah nilai baku mutu
pencemaran udara sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 pada
lampiran VII tentang Baku Mutu Udara Ambien.
Salah satu komponen lingkungan yang terkena dampak akibat adanya Pertambangan
Batuan di Desa Kaibobo Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat adalah
kebisingan dan getaran yang dapat berpengaruh negatif bagi komponen lingkungan
hidup yang lain. Sumber dampak kebisingan dan getaran yang ditimbulkan dan sering
terjadi dari pada tahap konstuksi maupun saat dioperasikannya proyek pada lokasi
tapak. Pengukuran kebisingan di rencana kegiatan usaha dan kawasan sekitarnya
ditetapkan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No.
48/Men/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan sedangkan pengukuran getaran
dibandingkan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
49/Men/11/1996 tentang Baku tingkat getaran. Secara umum juga diketahui bahwa,
dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa kebisingan dan getaran di rencana
tapak proyek masih berada dibawah ambang batas yang ditetapkan menurut Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 48/Men/11/1996 tentang Baku Tingkat
Kebisingan, yakni untuk permukiman 70 dBA dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
nomor 49/Men/11/1996 tentang Baku tingkat getaran yakni ≥ 4,0 dBA.
Berdasarkan hasil survei lapangan dan analisis secara kartografis terhadap kontur lokasi
kegiatan pada peta Geologi (Tjokrosapoetra, dkk., 1993), kondisi topografi di lokasi
kajian didominasi oleh lereng miring (kemiringan 15-30 %) dan curam (30-45%) yang
ditemukan pada daerah perbukitan tinggi (pegunungan) dengan punggung perbukitan
yang cenderung datar hingga landaiSeram Bagian Barat.
2.1.1.4. Geologi
Pulau Seram berada pada zona tektonik kompleks, yaitu pertemuan tiga lempeng
tektonik, Lempeng Australia, Lempeng Pasifik-Filipina, dan Lempeng Eurasia sehngga
sangat mempengaruhi stratigrafi dan struktur batuan Pulau Seram. Karakteristik geologi
Kepualauan Seram adalah terdiri dari batuan sedimen, batuan metamorfik dan batuan
beku dengan penyebaran yang hampir merata di setiap gugus pulau. Hal ini dipengaruhi
oleh klasifikasi umur pulau/kepulauan yang terbentuk pada 50-70 juta tahun yang
lalu, pada periode Neogeon sampai Paleoceen. Data stratigrafi (Gambar 1.1)
menunjukkan bahwa paling kurang terjadi dua kali kompresi tektonik dan dua kali
continental break up berkait dengan pembentukan Pulau Seram. Continental break up
pertama diikuti oleh kompresi tektonik yang pertama terjadi pada Palezoikum.
Kontraksi kerak bumi yang terjadi setelahnya meletakkan batuan-batuan
metamorfik tingkat tinggi, seperti granulit, ke dekat permukaan, dan mantel atas
tertransport ke atas membentuk batuan-batuan ultra basa, sehingga pada Pulau Seram
banyak ditemukan mineral nikel. Setelah itu, terjadi erosi yang menyingkap batuan-
batuan metamorfik dan disusul dengan thermal subsidence yang membentuk deposenter
bagi pengendapan Seri Australia. Continental break up yang ke dua terjadi pada Jura
Tengah, dan diikuti oleh pemekaran lantai samudera. Peristiwa ini berkaitan dengan
selang waktu tanpa sedimentasi dalam Seri Australia pada Jaman Jura. Kompresi
terakhir terjadi pada Miosen Akhir. Kejadian ini sangat kritis bagi evolusi geologi Pulau
Seram dan Ambon.
Gambar 18. Stratigrafi Pulau Seram serta Sejarah Tektonik dari Pulau Seram
Gambar 19. Model Evolusi dari kompleks Salas, Wahai, dan formasi Fufa
(1.1) Topografi
Morfologi Lember Ambon dapat dibagi dalam enam satuan yaitu : Pegunungan
bertonjolan (berelief) kasar, pegunungan bertonjolan halus. topografi karst, perbukitan
menggelombang, perbukitan kasar dun dataran rendah.
Satuan Pegunungan bertonjolan kasar ini umumnya dibentuk oleh batuan malihan
yaitu sekis, gneis, amfibolit dan pualam. Baik dari foto udara maupun di lapangan,
morfologi ini sangat mudah dibedakan dengan yang lainnya. Satuan ini
berketinggian lebih dari 1000 m dengan puncak tertinggi Gunung Taunusa (1331
m), umumnya berpuncak runcing, balereng terjal dengan lembah yang sempit dan
banyak dijumpai air terjun. Satuan ini membentuk Pegunungan Huamual di bagian
barat Pulau Seram dan Pegunungan Taunusa di bagian selatan Seram Barat.
Satuan ini menempati bagian terbesar di bagian tengah Pulau Seram Barat,
berketinggian antara 1000 sampai 1240 m dengan puncak tertinggi adalah Gunung
Tawile Bubui (1245 m). satuan ini dicirikan oleh puncak halus dengan lereng yang
tidak begitu terjal. Batuan penyusunnya terdiri dari filit, batusabak, serpih dan
batupasir yang umumnya telah mengalami pelapukan cukup kuat. Di satuan ini
mengalir sungai-sungai yang membentuk pola aliran dendritik.
Satuan ini terdapat di bagian utara Seram Bagian Barat dan bagian barat P. Buano.
Morfologi ini dicirikan oleh adanya sungai bawah tanah, dolina dan banyak
dijumpai gua batugamping. Satuan ini biasanya terdapat pada batugamping
Mezozoikum.
Satuan ini terdapat di bagian barat laut Palau Seram Barat dan di sebelah selatan
Piru, di daerah Kairatu, dan di bagian timur P. Buano. Morfologi ini tersusun oleh
Endapan Aluvium yang sebagian berupa rawa, batugamping terumbu dan
konglomerat berumur Kuarter. Ketinggiannya dari beberapa meter sampai puluhan
meter di atas muka laut Sungai-sungai yang mengalir di daerah ini umumnya
berlembah lebar dan berkelok-kelok (meandering).
(1.2) Litologi
Litologi yang tersingkap di Lemhar Ambon ini terdiri dari batuan malihan, batuan
sedimen, batuan terobosan. gunungapi dan batuan tektonik. Umumya mulai dari
Paleozoikum hingga Holosen.
Batuan yang tenua di daerah ini adalah Komplek Taunusa (Pzta) yang terdiri dan sekis,
gneiss, amfibolit dan pualan, umumya diduga Perm atau lebih tua (Tjokrosapoctro drr,
1982). kemudian secara berangsur diatasnya diendapkan Komplek Tehoru (PTrt) terdiri
dari filit, batusabak dan sedikit sekis grewwake-malih dan konglomerat malih, diduga
berumur
Perm Tengah — Atas (Tjokrosapoctro drr, 1982), Formasi Kanikeh (TrJk) yang terdiri dari
perselingan batupasir dan serpih, berumur Jura yang menindih tak selaras Formasi Saku.
Satuan ini menjemari dengan batugamping Formasi Manusela (TrJm). Kemudian tidak
selaras diatasnya diendapkan Batuan Ultramafik (JKu) dan Batuan Mafik (JKg) pada Jura
Atas hingga Kapur. Selanjutnya pada kala Miosen terjadi kegiatan gunungapi yang
menghasilkan Batuan Gunungapi Kelang (Tmkv) yang terdiri lava andesit, tuf, breksi
gunungapi dan aglomerat. Disamping itu terjadi pula pengalih tempatan Kompleks Uli
(Tmpu) di daerah Piru. Pada kala Pliosen di P. Ambon dan P. Haruku terjadi lagi
kegiatan gunungapi yang menghasilkan Batuan Gunungapi Ambon (TPAv) yang terdiri
dari lava andesit dan dasit, breksi gunungapi, breksi tuf dan tuf. Bersamaan dengan itu
di P. Ambon dan P. Manipa terjadi terobosan Granit Ambon (Ti (g)) ke dalam batuan
Mesozoikum dan Paleozoikum atas. Pada Kala Pliosen ini, di bagian utara Seram Bagian
Barat terendapkan Formasi Fufa yang terdiri dari batupasir dan konglomerat. Tak
selaras di atasnya terendapkan Batugamping Terumbu (QI) dan Konglomerat (Qg).
Endapan Aluvial (Qa) merupakan satuan termuda didaerah ini, yang terbentuk sejak
Holosen hingga saat sekarang. Adapun pemerian dari masing-masing satuan dari yang
tertua adalah sebagai berikut :
Susunan litologi terdiri dari sekis, kuarsit gneis, ampibolit, pualam dan filit. Sekis,
berwarna kelabu - putih kehijauan, berbutir halus sedang, pendaunan atau
persekisan berkembang baik, banyak mengandung urat kuarsa, jenis sckisnya terdin
dan sekis mika, sekis mika garnet, sekis garnet staurolit, sekis hornblende, dan sekis
aktinolit. Garnet biasanya terdapat sebagai porphyroblast yang terbentuk setelah
tektonik. Sekis yang mengandung amtibol dan silimanit terdapat dibagian utara
tanjung Huamual, kursa dan grafit umum dijumpai dalam sekis dan filit.
Kuarsit, berwarna putih, sangat kompak dengan tebal heberapa cm sampai 50 cm,
terdapat sehagai sisipan di dalam sekis.
Gneis, benwarna kelabu kehitaman, berbutir halus dan kompak, terdapat di bagian
barat P. Manipa dan utara Tanjung Huamual. Pualam, berwarna kelabu putih,
kristalin; granulous; sering menunjukkan pendaunan, dijumpai di Wae Latal, daerah
Kaibobo dan di sebetah timur Rumakai (Wae-Aka). Di G. Toplama (Peg. Wallace)
bidang pendaunan umumnya sejajar dengan bidang perlapisan, berarah umum barat
laut-tenggara, sedangkan di daerah Tanjung Huamual berarah utara - selatan
Derajat hatuan malihan ini mulai dari derajat sekis hijau bagian bawah sampai
derajat granulit. Di Tanjung Huamual dijumpai batuan malihan berderajat granulit
dan berderajat amfibolit, terdapat di Peg. Taunusa, sedangkan yang berderajat sekis
hijau sampai amfibolit bawah terdapat di Tehoru (Lembar Masohi (Tjokrosapoctro.
drr, 1982). Batuan malihan ini diduga berasal dari batuan sedimen yang termalih
regional dan merupakan batuan alas (basement) daerah ini. Sebaran formasi ini
terdapat terutama di G. Toplama dan meluas ke timur (Lembar Masohi), di bagian
utara Tanjung Huamual, bagian barat R Kelang dan di P. Manipa.
Bantusabak, berwarna kelabu hitam, dan berwarna kuning kemerahan apabila lapuk.
Batugamping. berwarna kelabu putih, kristalin, umumnya terpualamkan, setempat
menunjukkan perdaunan, terdapat jejak fosil. Sekis, berwarna kelabu kehitaman,
sekistose, mengandung banyak mika halus, kuarsa dan sedikit grafit, perdaunan baik
biasanya terdapat pada jalur sesar.
Grewacke meta, berwarna kelabu hitam, termalihkan Iemah, berbutir halus sampai
sedang, kompak, mengandung kepingan batuan beku, sering terdapat berselingan
dengan batusabak.
Satuan ini tetindih tak selaras oleh Formasi Kanikeh, di dacrah Riring, satuan ini
sentuhannya dengan Formasi Kanikeh berupa sesar sungkup dan dengan batuan
malihan Tehoru juga berupa sesar. Sebaran satuan ini terdapat di Seram Bagian
Barat bagian utara dan meluas kearah timur — barat sesuai dengan arah umum
jurusnya.
Terdiri dan perselingan batupasir, serpih dan lanau, dengan sisipan konglomerat dan
batugamping. Batupasir umumnya terdiri dari arkosa dan grewake, mengandung
sedikit mika, berbutir halus hingga sedang, terpilah sedang sampai buruk, menyudut
tanggung, tersusun dari plagioklas, muscovite, biotit dan kuarsa susu, lensa lempung
kepingan dijumpai dalam batupasir grewake, diduga berasal dari batuan malihan
Saku dan Tehoru atau Taunusa.
Konglomerat, aneka bahan, kompak, terdiri dari karikil yang membundar dari
kuarsa, sekis, filit dan batusabak, terpilah sedang dengan masa dasar pasir,
tersemen oleh bahan lempungan. Sebaran satuan ini terutama didapatkan di bagian
utara Seram Bagian Barat memanjang dengan arah timur — barat, utara Tanjung
Huamual.
Kalsilutit dan batugamping Oolit, umumnya balapis baik, kompak, mengandung urat-
urat hematite (5-6 cm), ketebalan lapisan antara 5 cm sampai 2 m, di beberapa
tempat telah terhablur ulang dan terdolimitkan, tersingkap baik di Pulau Buano dan
sungai Hanua, di daerah Gunung Batukeye batugamping tersebut terpualamkan.
Sebaran formasi ini meliputi bagian utara Seram Bagian Barat yaitu di sebelah
tenggara Taniwel, Gunung Batukeye, Batuputih, bagian barat Pulau Buano dan
sedikit didaerh Kaibobo . Ketebalannya diperkirakan mencapai 1000 m.
Terdiri dari harsburgit, dunit, serpertinit dan sedikit gabro. Harsburgit, berwarna
kelabu kehitaman; kompak, fanerik, holokristalin, hipidiomorfik granular, susunan
mineralnya terdiri dari olivine (76%), piroksin (19%). plagioklas (3%) dan bijih (2%),
sebagian terserpentinkan.
Dunit, berwarna hijau daun sampai hijau kecoklatan, kompak; holokristalin, fanerik,
hipidiomortik granular, susunan mineralnya terdiri dari olivine (91%), antigorit (3%),
serpopit (2%) dan Krisotil (4%) di beberapa tempat terserpentinkan.
Litologinya terdiri dari gabro, plagiogabro, dan diorite. Gabro, berwarna kelabu
kehijauan, kompak; fanerik, terhablurkan, hipidiomorfik granular; tersusun dari
mineral olivine (26%), piroksin (51%), plagioklas (12%), serpentin (11%).
Merupakan batuan bancuh yang terdiri dari berbagai jenis batuan yang berukuran
dari beberapa sentimeter hingga beberapa meter tercampur di dalam massa dasar
lempung.
Bongkah dan kepingan tersebut terdiri dari batur pasir, batu gamping, rijang merah,
amfibolit, sekis, fiflit, gabro, diabas dan batuan granitan. Bongkahan tersebut pada
umumnya termampatkan dan terecampur secara tektonik dengan massa dasar
lempungan berwarna kelabu, kemerahan sampai kehijauan.
Komplek ini bersentuhan secara tektonik dengan batuan yang lebih tua dan tertindih
secara tak selaras oleh satuan diatasnya (Formasi Fufa). Sebaran dari komplek ini
terutama di bagian hulu Wae Uli dan Wae Lamasin serta Wae Mohina disebelah timur
Piru.
Formasi ini umumnya terdiri dari lava, breksi gunungapi, breksi tuf dan tuf. Lava
andesit berwarna kelabu, kelabu hitam sampai hitam, umumnya vesikular
amigdaloidal yang biasanya diisi oleh kalsit, bersusunan andesit, dasit dan basal.
Andesit berwarna kelabu tua, berukuran sangat halus, afanitik, menunjukkan
struktur aliran.
Lava basal berwama kelabu hitam, berbutir tak seragam, porfiritik dengan fenokris
plagioklas dan piroksin yang tertanam di dalam massa dasar gelas, feldpar dan
mikrokristalin olivin.
Breksi tuf dan tuf umumnya telah lapuk, mengandung komponen andeit dan dasit.
Breksi gunungapi umumnya kompak sekali, mengandung komponen andeit, dasit dan
sedikit basal, matriksnya kadang-kadang tufan. Lava sering menunjukkan struktur
aliran dan bantal. Sebarannya trutama di P. Ambon dan P. Haruku serta sedikit di
Tanjung Sial.
k. Granit Ambon
Umumnya terdiri dan granit biotit, Granit kordierit biotit. Granit biotit berwarna
kelabu terang, kompak terhablur penuh, hipidiomortik granular, fanerik, berbutir
menengah, tersusun dari kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, hornblende dan
muscovit.
Satuan granit ini tersingkap baik di Tanjung Seri, pantai selatan P. Ambon, di S. Resi
dekat kampung Ema, Kp. Mahia dan sedikit dekat Kp. Alang, kesemuanya terletak di
P. Ambon.
Terdiri dari koloni koral, ganggang dan bryozoa, benvama putih sampai kotor, keras,
berongga-rongga yang terisi oleh kalsit dan pecahan koral. Di daerah Huamual
selatan satuan ini membentuk beberapa undak yang mencapai ketinggian 300 m di
atas permukaan laut. Sebaran satuan ini meliputi sepanjang pantai Lisabata Barat,
daerah Kawa, Kairatu Utara, Tanjung Huamual Selatan.
n. Konglomerat (Qt)
Terdiri dari aneka bahan, komponennya berukuran kerakal dan membundar, terdiri
dan sekis, filit, batupasir, batugamping dan kuarsa, massa dasar pasir, tersemen
oleh oksida besi. Satuan ini pada urnumnya telah Iapuk sehingga baik komponen
maupun massa dasar telah lepas-lepas.
Satuan ini tersingkap baik di daerah Lisabata Barat dan di sepanjang pantai selatan
Seram Barat, membentuk perbukitan rendah dan landai dengan ketinggian 50 — 100
m dari permukaan taut.
o. Aluvium (Qa)
Terdiri dari lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan sisa tumbuhan. Satuan ini
tersebar sempit di sepanjang pantai Pulau Seram Barat, seperti Kawa, Piru, Kairatu
dan Taniwel, yang sebagian berupa rawa. Daerah ini merupakan daerah aliran
sungai-sungai basar seperti Sungai Ruapa, Sungai Kawa dan Sungai Sapalewa.
(1.3) Struktur
Di daerah Lembar Ambon batuan yang berumur sebelum Miosen Akhir telah mengalami
metamorfosa, pengangkatan, perlipatan kuat serta tersesarkan. Pada satuan Malihan
Taunusa arah pendaunan hampir barat laut - tenggara, kecuali di semenanjung Huamual
berarah utara - selatan. Di daerah Gunung Taunusa arah jurus perdaunan tersebut
membentuk sebuah antiklin yang sumbunya berarah hampir barat -timur dan menunjam
kearah barat daya dengan sudut kemiringan 50 o sedangkan di semenanjung Huamual
sumbu antiklin berarah utara - selatan. Struktur antiktinorium terdapat pula pada
Formasi Kanikeh yang sumbunya berarah timur - barat, beberapa lipatan tak setangkup
yang bidang sumbunya miring ke selatan dengan panjang hingga beberapa meter
dijumpai di beberapa tempat, kemiringan bidang lapisan berkisar antam 300 – 60 o
setempat ada yang mencapai 80o – 90o, bahkan sampai terbalik (over turned).
Sesar yang dijumpai di daerah ini adalah sesar turun, sesar geser dan sesar naik. Sesar
turun umumnya berarah barat laut - tenggara dan timur laut - barat daya, terdapat di
Seram Barat, P. Manipa dan P. Ambon. Teluk Ambon dibatass oleh sesar turun yang
berarah timur laut-barat daya, merupakan jalur terban yang cukup besar.
Sesar turun yang memotong batuan Plistosen di timur Kawa (Seram Barat) dan di P.
Ambon diduga masih giat sampai sekarang. Sistem sesar di sekitar P. Ambon mungkin
merupakan kelanjutan lajur sesar mendatar mengiri yang memanjang dari teluk
Soleman, melalui ujung timur Peg. Taunusa (Tjocrosapoetro, 1988).
Sesar geser umumnya berarah timur taut - barat daya dan barat laut - tenggara. Sesar
geser yang berarah timur laut - barat daya umumnya berupa sesar mendatar mengiri,
sedangkan yang berarah tenggara biasanya berupu sesar geser menganan.
Sesar naik umumnya berarah tirnur - harat dengan bidang sesar miring ke selatan
membentuk struktur persirapan. Sesar ini umumnya merupakan batas satuan antara
Formasi Kanikeh dan Batuan Malihan Saku serta antara komplek Tehoru dan Komplek
Taunusa.
Proes tektonik diduga dimulai pada Perm — Trias, dirnana didapatkan ketidakselarasan
antara Batuan Malihan Saku dan Batuan Malihan Tehoru. Proses tektonik ini diduga
berlanjut sampai Jura, berbarengan dengan proses sedimentasi Formasi Kanikeh yang
dicirikan oleh korok-korok batuan yang bersusunan basal dalam formasi tersebut
(Tjockrosapoetro dan Budhitrisna, 1982).
Sejak akhir Jura sampai Miosen Bawah proses tektonik tidak jelas, tetapi di bagian timur
Pulau Seram proses sedimentasi berlanjut dalam lingkungan laut dalam sampai neritik.
Mulai Miosen Tengah sampai Pliosen terjadi proses tektonik yang sangat kuat di daerah
ini sebagai akibat pernbenturan kerak samudera Laut Serarn dengan P. Seram. Tektonik
ini menyebabkan terjadinya batuan gunungapi pada jalur magma Uliaser (Haruku,
Saparua dan Nusalaut), di atas lajur benioff, timbulnya batuan basa - ultrabasa serta
terbentuknya Kompleks Uli atau Kompleks Salas di bagian limur Pulau Seram.
Gunungapi Kelang diduga keluar melalui lajur rekahan dalam (deep fracture zone)
karena letaknya yang terpisah dari jalur magma Uliaser. Unsur-unsur struktur terbentuk
akibat proses tektonik tersebut sesar naik, sesar mendatar dan sesar turun, Bebetapa
cekungan kecil muncul akibat ketidakseragaman gerak (different movement) seperti
cekungan Buano, Cekungan Piru dan Cekungan Kairatu, kemudian diikuti oleh
pengendapan formasi Sanahuni dan bagian bawah dari Formasi Fufa.
Pada Kala Pliosen Atas kegiatan tektonik akibat penunjaman tersebut berkurang secara
mencolok sehingga kegiatan magma berhenti. Berkurangnya kegiatan ini mungkin
disebabkan oleh pengaruh sesar Tarera - Aiduna yang memanjang dari Irian Jaya sampai
Selatan Seram, dan mulainya pembenturan antara P. Seram dengan kerak benua
Australia - Irian Jaya, yang menyebabkan lajur Benioff kurang dari 100 km sehingga
kegiatan magma terhenti.
Proses tektonik yang terjadi pada Kuarter tidak sekuat pada Miosen Tengah - Pliosen.
Proses ini menyebahkan batugamping Plistosen terangkat lebih dari 350 m, seperti yang
terdapat di daerah Kawa - Tanjung Huamual dan P. Ambon, dan juga tethentuk
penyesaran normal.
(2.1) Topografi
Berdasarkan hasil analisis peta topografi dan pengamatan langsung di lapangan, maka
morfologi pada lokasi kegiatan dibagi kedalam 2 (dua) satuan, yaitu morfologi
perbukitan bergelombang dan perbukitan curam.
(2.2) Litologi
Pembagian satuan batuan didasarkan pada ciri fisik yang dijumapai dilapangan serta
hasil kesebandingan yang dilakukan terhadap Pet Geologi Regional Lembar Ambon
(S. Tjokrosaputro, E dkk, 1994), batuan penyusun di lokasi rencana kegiatan
dikelompokan ke dalam 2 (dua) satuan yaitu satuan sekis dan satuan peridotit.
a. Satuan Sekis
Secara megakopis, sekis berwarna segar putih keabu-abuan dan berwarna abu-abu
kecoklatan dalam kondisi lapuk, memiliki tekstur lepidoblastik, strukturnya
schistose, dengan komposisi mineralnya dalah mika dan klorit.
b. Satuan Peridotit
2.1.1.5. Geomorfologi
gunung curam yang teroreh dalam, di atas batuan metamorfik dan 6) Pegunungan di
atas vulkanik yaitu punggung gunung di atas vulkanik sedang hingga basa. Hasil
pengamatan lapangan menunjukkan bahwa bentuk lahan lokasi kegiatan sangat
dipengaruhi oleh proses struktural (lipatan, patahan dan pengangkatan) yang
menghasilkan konfigurasi bentuk lahan yang dominan yait berupa dataran perbukitan
rendah dengan lereng dan punggung gunung curam yang teroreh di atas batuan
metamorf diikuti bentuk lahan pegunungan dan punggung gunung curam yang teroreh
dalam di atas batuan vulkanik.
2.1.1.6. Tanah
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, tanah di lokasi kegiatan di dominasi oleh jenis
tanah Podsolik yang terbentuk pada batuan metamorf dan bentuk wilayah
berbukit dengan kelerengan miring (lereng 15 -30%). Tanah Podsolik memiliki solum
tanah dalam (>120 cm), dengan tekstur halus (lempung liat berdebu hingga liat) dengan
struktur kubus hingga kubus membulat. Tingkat kemasaman tanah Podsolik di lokasi
kegiatan tergolong masam (pH 4-4.5). Tanah Podsolik umumnya ditemukan pada pada
penggunaan lahan hutan sekunder dengan semak belukar yang padat. Tanah Podsolik
di lokasi kegiatan berasosiasi dengan tanah Kambisol (pH agak masam). Tanah lain
yang ditemukan pada lokasi kajian adalah jenis tanah Litosol yaitu tanah dengan solum
dangkal (kurang <20 cm) dan ditemukan pada daerah pungung perbukitan tinggi pada
lereng curam hingga sangat curam (>45%).
2.1.1.7. Hidrologi
Sungai di lokasi kegiatan yang dikaji adalah sungai Wae Liang. Pada saat pengamatan air
sungai nampak jernih, tetapi bila terjadi banyak hujan (pada musim penghujan) air
sungai menjadi keruh akibat sedimentasi. Pada musim kemarau debit sungai Wae Liang
menurun tetapi tidak pernah terjadi kekeringan.
Kondisi sungai saat pengukuran di lapangan menunjukkan bahwa lebar rata-rata sungai
Wae Liang (di lokasi pengukuran) adalah 7,33 m, kecepatan aliran adalah 0,13 m/det,
dan debit aliran sungai adalah 0,14 m3/det. Kecepatan dan debit aliran sungai akan
meningkat bila terjadi peningkatan curah hujan.
Kondisi kualitas air di areal studi dipresentasikan dari hasil analisis air sungai yang akan
diambil melalui sampel air untuk dianalisis sifat fisik dan kimianya. Baku mutu
lingkungan yang digunakan adalah berdasarkan PP Nomor 22 Tahun 2021 Lampiran VI (Baku
Mutu Air Nasional) pada kategori Kelas Dua, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
Data sekunder terkait kondisi fisika-kimia dari kualitas air permukaan (sungai) di areal
wilayah studi didapatkan dari dokumen sebelumnya yg telah disusun oleh PT. RKU.
Deskripsi tentang kondisi kualitas air sangat diperlukan dalam hubungannya dengan
peruntukan air sungai. Secara umum terdapat tiga komponen yang berpengaruh dalam
menentukan standar kualitas air yaitu: Parameter Fisik air, kimia air dan mikrobiologi
air. Sampel yang diambil pada lokasi studi sebanyak 1 sampel yaitu sampel air yang dari
Sungai Wae Liang Desa Kaibobo . Labolatorium yang digunakan untuk menganalisis
kualitas air sampel adalah Balai Labolatorium Kesehatan Provinsi Maluku yang sudah
terakreditasi. Pengujian sampel air dilakukan terhadap parameter Fisik, Kimia dan
Biologi (microorganisme). Hasil uji Kualitas air yang dilakukan pada sampel
menerangkan bahwa Parameter Fisik Kimia dan biologi sebagai berikut: Pada sampel
air Sungai diuji 3 parameter fisik yaitu (Zat Tersuspensi, TDS dan Suhu), 21 parameter
kimia (Besi, Total Kromium, Mangan, Nitrit, Nitrat, pH, Seng, Sulfat, Amonia, Tembaga,
Detergen, Minyak dan Lemak, Phosphat, DO, BOD, COD, Flourida, Klor Bebas, Khlorida,
Kadmium dan Timbal) serta 2 parameter biologi (Total koliform dan E. Coli). Dari hasil
uji laboratorium maka sampel tersebut masih dibawah baku mutu berdasarkan Lampiran
VI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Baku Mutu
Air Nasional Point 1 Baku Mutu Air Sungai dan Sejenisnya untuk badan air kelas 2.
Vegetasi yang terdapat pada lokasi studi merupakan jenis-jenis vegetasi lahan
kering bercampur semak yang tumbuh secara alami dan tumbuhan penutup tanah
(Ground shelter). Komponen jenis vegetasi tumbuhan bawah yang dijumpai sekitar
lokasi Pertambangan Batuan di Desa Kaibobo Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram
Bagian Barat yaitu alang-alang, sungga-sungga, putri malu, rumput teki, rumput jarum,
kacang asu, paku kawat, biroro, cakar ayam dan pegangan.
Berdasarkan hasil analisa keragaman vegetasi pelindung tanah (Groud Cover) yang
dilakukan berdasarkan data penelitian di lokasi studi, maka diketahui nilai keragaman
vegetasi yang ditemukan berjumlah 12 jenis dengan nilai keragaman sedang dengan
kriteria keragaman yaitu keragaman kecil (H<1). Keragaman, kerapatan, frekuensi dan
indeks nilai penting relative tertinggi berada pada jenis paku kawat (Nephrolepsis
exaltata) dan terendah berada pada jenis Rukam (Flacourtia rukan).
Secara biografis, wilayah kepulauan Indonesia dibagi ke dalam tiga wilayah pokok, yaitu
Wilayah Oriental (Asia), Wilayah Wallacea dan Wilayah Australesia (Australia). Kondisi
demikian telah menyebabkan Maluku memiliki koleksi flora dan fauna endemik yang
sangat penting dan juga terutama ditinjau dari segi keanekaragaman hayatinya. Secara
umum jenis satwa yang ditemukan di lokasi studi dideskripsikan pada table berikut.
Berdasarkan hasil analisa keragaman fauna yang dilakukan berdasarkan data penelitian
di lokasi studi dan wawancara, maka diketahui nilai keragaman fauna yang ditemukan di
lapangan adalah 6 spesies aves, 3 spesies reptilia dan 2 spesies insekta dengan nilai
keragaman sedang dengan kriteria keragaman yaitu keragaman sedang (H=1-3).
Walaupun demikian keberadaan jenis-jenis satwa ini cukup penting bagi penentu
keseimbangan ekosistem setempat. Mengingat kondisi lokasi studi yang sekaligus
merupakan habitat satwa di wilayah tersebut adalah bagian dari ekosistem dataran
rendah dan pantai serta ternak maka diharapkan segala kebutuhan satwa dapat
terpenuhi dengan baik sehingga populasi satwa dapat terus meningkat. Selain habitat,
faktor lain yang berpengaruh terhadap kestabilan, perkembangan dan penurunan
populasi satwa adalah keadaan atau sifat hidup margasatwa (kelahiran, kematian, daya
survival, reproduksi dan migrasi satwa).
Biota air merupakan kelompok organisme baik hewan maupun tumbuhan yang sebagian
besar ataupun seluruh hidupnya berada di perairan. Biota tersebut dapat berupa
plankton, bentos, atau nekton yang dapat memberikan informasi keadaan perairan
tersebut dalam indikator baik atau tidak. Karena tiap biota air memiliki sifat hidup
yang berbeda beda dan sesuai dengan kondisi lingkungan perairan yang dibutuhkan. Hal
inilah yang menjadikan biota air dapat dijadikan indikator kualitas perairan.
(1) Plankton
Plankton merupakan organisme berukuran kecil yang hidup melayang-layang di dalam
perairan dan pergerakannya tergantung arus, baik hidupnya sebagai hewan
(zooplankton) maupun sebagai tumbuh-tumbuhan (fitoplankton).
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang berukuran kecil
yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di perairan bebas yang hidupnya sebagai
hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat
mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan
berenang mereka sangat kecil jika dibandingkan kuatnya gerakan arus itu sendiri
(Hutabarat dan Evans, 1986).
(2) Benthos
Benthos merupakan organisme yang hidup di dasar perairan, pada umumnya menempati
berbagai jenjang tropik, sebagai pemakan atau menempati jenis tropik ketiga sebagai
pemakan zooplankton. Selain itu, benthos merupakan sumber makan berbagai jenis
ikan demersal dan jenis udang-udangan.
Benthos dapat digunakan sebagai indikator kualitas air pada suatau perairan, sifat
benthos yang tidak banyak bergerak menyebabkan mereka kurang mampu menghindar
dari efek sedimen dan polutan lain yang masuk ke badan air dan menurunkan kualitas
air.
Jenis-jenis macrozoobenthos yang dapat menjadi indiaktor tingkat pencemaran badan
air adalah sebagaimana tabel berikut.
Tabel 27. Macrozoobenthos yang Dapat Menjadi Indaktor untuk menilai Tingkat
Pencemaran Kualitas Air
No. Tingkat Pencemaran Macrozoobenthos Indikator
1. Tidak tercemar - Tricoptera (Sericosmatidae, Lepidosmatidae, Glossomatidae)
- Planaria
2. Tercemar ringan - Plecoptera (Perlidae, Paleodidae)
- Ephemeroptera (Leptophlebiidae, Pseudocloeon, Ecdyonuridae,
Caebidae)
- Trichoptera (Hydropschydae, Pschycomidae)
2.1.3.1. Demografi
Lokasi rencana kegiatan berada di Desa Kaibobo, Kecamatan Seram Barat. Jumlah
penduduk yang berada di wilayah studi berjumlah 2.043 jiwa. Kepadatan penduduk di
wilayah studi secara umum termasuk kategori tidak padat. Kegiatan perusahaan akan
merangsang pendatang dari luar untuk datang ke lokasi kegiatan, sehingga akan
meningkatkan jumlah dan kepadatan penduduk di lokasi kajian. Jumlah penduduk dan
kepadatan penduduk di lokasi kajian disajikan pada tabel berikut ini.
Jumlah Kepadatan
Jumlah
No. Nama Desa Luas (km2) Penduduk Penduduk Kategori*)
Dusun
(jiwa) (jiwa/km2)
Tabel 30. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Wilayah Studi
Penduduk (jiwa)
No. Nama Kecamatan/Desa Sex Ratio
Laki-Laki Perempuan Total
1. Kaibobo * 1.032 1.011 2.043 102,1
2. Eti 3.795 3.682 7.477 103,1
3. Lumoli 728 649 1.377 112,2
4. Morekau 458 442 900 103,6
Penduduk (jiwa)
No. Nama Kecamatan/Desa Sex Ratio
Laki-Laki Perempuan Total
5. Neniari 584 574 1.158 101,7
6. Piru 8.311 8.025 16.336 103,6
7. Kawa 2.939 2.815 5.754 104,4
Kecamatan Seram Barat 17.847 17.198 35.045 103,8
Sumber : Kecamatan Seram Barat Dalam Angka 2021
Keterangan : *) Wilayah Studi
Laju pertumbuhan penduduk adalah persentase perubahan jumlah penduduk pada suatu
wilayah dalam periode tertentu. Analisis ini diperlukan untuk memprediksi jumlah
penduduk suatu wilayah pada masa yang akan datang. Jika nilai laju pertumbuhan
penduduk (r>0) artinya pertumbuhan penduduk positif atau terjadi penambahan jumlah
penduduk dari tahun sebelumnya. Jika nilai laju pertumbuhan penduduk (r<0) artinya
pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun
sebelumnya. Jika nilai laju pertumbuhan penduduk (r=0) artinya tidak terjadi perubahan
jumlah penduduk dari tahun sebelumnya.
Tabel 31. Laju Pertumbuhan Penduduk di Lokasi Kegaitan Periode 2016 – 2020.
Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju
Desa/ Pertumbuhan
No.
Kecamatan 2016 2017 2018 2019 2020 Penduduk Per
Tahun (%/thn)
1. Kaibobo * 1.653 2.249 2.182 2.169 2.043 0,05
2. Eti 6.216 7.417 7.412 7.518 7.477 0,05
3. Lumoli 1.082 1.439 1.459 1.468 1.377 0,06
4. Morekau 661 776 867 881 900 0,08
Dari tabel di atas, terlihat jumlah penduduk usia produktif di wilayah studi lebih besar
bila dibandingkan dengan penduduk usia non produktif dengan tingkat dependency ratio
sekitar 49,79%. Nilai ini memberi makna bahwa setiap 100 orang usia produktif akan
menanggung penduduk non produktif sebanyak ± 49 orang dengan demikian nilai DR di
wilayah ini tergolong dalam kategori tinggi.
Tabel 33. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama
Jenis Kelamin
No Jenis Kegiatan Utama Jumlah %
Laki-laki Perempuan
I. Angkatan Kerja 51.136 34.504 85.640 72,20
1 Bekerja 48.131 32.670 80.801 68,12
2 Pengangguran 3.005 1.834 4.839 4,08
II. Bukan Angkatan Kerja 9.458 23.520 32.978 27,80
1 Sekolah 4.139 4869 9.008 7,59
2 Mengurus Rumah Tangga 1.367 16.867 18.234 15,37
3 Lainnya 3.952 1.784 5.736 4,84
Jumlah 60.594 58.024 118.618 100,00
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 72,20
(TPAK)
Tingkat Pengangguran Terbuka 4,08
Sumber : Kabupaten Seram Bagian Barat Dalam Angka 2022
Proporsi penduduk yang termasuk angkatan kerja dikenal sebagai Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK). Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Seram Bagian Barat adalah
sebanyak 85.640 jiwa (72,20%) dan Pengangguran di Kabupaten Seram Bagian Barat
sebanyak 4.839 jiwa (4,08%).
3. Kopi 3
4. Kakao 793
Jumlah 1.460
Sumber : Kecamatan Seram Barat Dalam Angka 2021
Tabel 36. Jumlah Tempat peribadatan di Kecamatan Seram Barat tahun 2020
No. Desa/ Kecamatan Mesjid Mushola Gereja Protestan Gereja Katholik
1. Kaibobo * - - 2 -
2. Eti 7 1 6 -
3. Lumoli - - 2 -
4. Morekau - - 1 -
5. Neniari - - 1 -
6. Piru 7 2 11 1
7. Kawa 5 4 - -
Seram Barat 19 7 23 1
Sumber : Kecamatan Seram Barat Dalam Angka 2021
Keterangan : *) Wilayah Studi
(2) Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang
berperan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Di dalam upaya
1 Kaibobo * 1 1 - -
2 Eti 9 3 1 2
3 Lumoli 1 - - -
4 Morekau 1 - - -
5 Neniari 1 - - -
6 Piru 13 4 2 2
7 Kawa 6 2 2 -
Seram Barat 32 10 5 5
Sumber : Kecamatan Seram Barat Dalam Angka 2021
Keterangan : *) Wilayah Studi
Fasilitas kesehatan yang tersedia di wilayah studi terdapat Rumah Sakit, Puskesmas
Poliklinik dan Apotik. Dimana masing-masing fasilitas kesehatan berada di Piru yang
merupakan ibukota Kecamatan Seram Barat. Untuk lebih lengkapnya mengenai jumlah
dan fasilitas Kesehatan yang tersedia di Kecamatan Seram Barat disajikan pada tabel
berikut ini.
1. Kaibobo * 0 0 0 1 0
2. Eti 0 1 0 1 0
3. Lumoli 0 0 0 1 0
4. Morekau 0 0 0 1 0
5. Neniari 0 0 0 1 0
6. Piru 1 0 1 0 2
7. Kawa 0 0 0 1 0
Seram Barat 1 1 1 6 2
Sumber: Kecamatan Seram Barat Dalam Angka Tahun 2021.
Tenaga kesehatan yang tersedia di wilayah studi terdiri dari perawat, bidan dan
lainnya. Untuk lebih lengkapnya jumlah jenis tenaga kesehatan yang tersedia di
Kecamatan Seram Barat disajikan pada tabel beriku ini.
Tabel 39. Jumlah tenaga kesehatan di Kecamatan Seram Barat tahun 2020
1 Medis 10
2 Perawat 67
3 Bidan 65
4 Tenaga Kefarmasian 9
5 Tenaga Kesehatan Masyarakat 20
6 Tenaga Kesehatan Lingkungan 14
7 Tenaga Gizi 22
Sumber: Kabupaten Seram Bagian Barat Dalam Angka Tahun 2021
Dalam kajian lapangan untuk kesehatan masyarakat ditinjau dari aspek fisik-kimia dapat
mempengaruhi sistem kehidupan manusia, sehingga perlu dianalisis. Aspek kesehatan
lingkungan yang perlu diperhatikan dalam kajian ini adalah pola penyakit dengan
menampilkan 10 jenis penyakit besar yang diperoleh dari data sekunder dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2021 (Data Tahun 2020) serta grafik 10
penyakit terbesar selama 3 tahun terakhir di Kabupaten Seram Bagian Barat dari tahun
2018 - 2020. Keberadaan proyek ini dapat saja memberikan dampak negatif terhadap
kesehatan lingkungan setempat termasuk meningkat atau menurunnya pola penyakit.
Berikut disajikan 10 jenis penyakit yang diderita dan biasanya ditangani oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat dan terkusus di Kecamatan Seram Barat
seperti di sajikan pada tabel berikut.
Tabel 40. Jenis penyakit dominan dan jumlah pasien yang Ada di Kabupaten Seram
Bagian Barat, Tahun 2020.
1 1904 Infeksi akut lain pada saluran pernapasan atas 5.321 22,90
2 21 Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat 4.247
(Penyakit tulang, belulang, radang sendi termasuk
reumatik) 18,28
3 2201 Diare Tanpa Dehidrasi 3.240 13,95
4 1901 Kecelakaan dan Ruda Paksa 3.202 13,78
5 12 Gastritis 2.364 10,18
6 0102 Hipertensi 2.321 9,99
7 2001 Penyakit Kulit Infeksi 912 3,93
8 1303 Penyakit Kulit Alergi 824 3,55
9 2002 Anemia 802 3,45
Total 23.233 100,00
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat, 2021
Gambar 21. Penyakit Terbesar Di Kabupaten Seram Bagian Barat Selama 3 Tahun
Terakhir
Pada tahun 2021, total Panjang jalan di Kabupaten Seram Bagian Barat sepanjang
912,89 km, dengan rinician sebagai berikut : panjang Jalan Negara sepanjang 367,01
km; panjang Jalan Provinsi sepanjang 64,49 km; dan panjang jalan Kabupaten sepanjang
481,39 km.
Jika dirinci menurut jenis permukaan jalan pada tahun 2021, diketahui panjang jalan
dengan permukaan aspal sepanjang 484,071 km, permukaan kerikil sepanjang 244,93
km, permukaan tanah sepanjang 43,85 km, jenis permukaan beton sepanjang 0,50 km
dan permukaan jenis lainnya sepanjang 140,027 km. Lebih lengkapnya mengenai jenis
permukaan jalan di Kabupaten Seram Bagian Barat disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 42. Jenis Permukaan Jalan Di Kabupaten Seram Bagian Barat, 2019 – 2021
Permukaan Jalan di Kab. Seram Bagian Barat (Km)
No Jenis Permukaan Jalan
2019 2020 2021
1 Aspal 599,46 456,591 484,071
2 Kerikil 81,90 246,284 244,93
3 Tanah 115,75 63,6 43,85
4 Beton 115,79 0,50 0,50
5 Lainnya - 146,423 140,027
Jumlah 912,9 912,9 912,898
Sumber : Kabupaten Seram Bagian Barat dalam Angka, 2022
Sedangkan bila dirinci menurut kondisi jalan di Kabupaten Seram Bagian Barat pada
tahun 2021, diketahui sepanjang 588,126 km dalam kondisi baik, 155,99 km dalam
kondisi sedang, 166,28 km dalam kondisi rusak, dan 2,5 km dalam kondisi rusak berat.
Lebih lengkapnya mengenai Kondisi jalan di Kabupaten Seram Bagian Barat disajikan
pada tabel berikut ini.
Tabel 43. Kondisi Jalan Di Kabupaten Seram Bagian Barat, 2019 – 2021
Permukaan Jalan di Kab. Seram Bagian Barat (Km)
No Jenis Permukaan Jalan
2019 2020 2021
Untuk jumlah sarana angkutan darat yang beroperasi di Kabupaten Seram Bagian Barat
pada tahun 2018 tercatat 349 unit. Lebih lengkapnya mengenai jumlah kendaraan di
Kabupaten Seram Bagian Barat disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 44. Jumlah dan Jenis Kendaraan Bermotor di Kabupaten Seram Bagian Barat
(2016 - 2018).
Jenis Kendaraan
Tahun
Mobil Bus Truck Sepeda Motor
2019 -*) -*) -*) -*)
2018 177 12 160 -*)
2017 162 17 160 -*)
2016 157 24 190 -*)
Sumber : Kabupaten Seram Bagian Barat Dalam Angka, 2021
2.2. USAHA DAN/ATAU KEGIATAN LAIN YANG ADA DI SEKITAR LOKASI RENCANA
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Beberapa kegiatan lain atau infomasi lainnya yang berada di sekitar lokasi rencana
kegiatan adalah sebagai berikut: