Oleh :
1. Novero Andopa Putra Riauwan NPM 1804049
2. Muhamzah NPM 1804055
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan Batubara
ii
TELAH DIUJIKAN DIHADAPAN TIM PENGUJI PADA :
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan kerja peraktek dan menyusun
laporan kerja peraktek yang berjudul “Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT
Bukit Asam Tbk”.
1. Ibu Hj. Amiliza Miarti, S.T., M.SI., selaku direktur Politeknik Akamigas
Palembang.
2. Bapak Wakil Direktur Politeknik Akamigas Palembang.
3. Ibu Lina Rianti, S.T., M.T., slaku kepala Prodi Teknik Pertambangan
Batubara Politeknik Akamigas Palembang.
4. Bapak K.Moh Ade Isnaeni, S.T., M.T., selaku Pembimbing PKL pada
program stud Teknik Perambangan Batubara Politeknik Akamigas
Palembang.
5. Bapak dan Ibu staf Dosen pada Program studi Teknik Pertambangan
Batubara Politeknik Akamigas Palembang.
6. Rekan-rekan mahasiswa/i Program studi Teknik Pertambangan Batubara
Politeknik Akamigas Palembang.
Smoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan imbalan yang sesuai
dari Allah SWT. Penulis menyadari laporan Praktek Kerja Lapangan ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu keritik dan saran sangat diharapkan untuk
kesempurnaan laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Semoga tugas Praktek Kerja
Lapangan ini dapat bermanfaat bagi penuls sendiri dan bagi mahasiswa dan
mahasiswi Poiteknik Akamigas Palembang, khususnya bagi Program Studi
Teknik Pertambangan Batubara.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….........i
vii
viii
DAFTAR TABEL
2.1 Potensi Batubara didaerah konsesi PTBA Tanjung Enim....21
2.2 Penggolongan Kualitas Batubara di PTBA..........................22
2.3 Klasifikasi Batubara Berdasarkan market brand..................24
2.4 Program K3 PT Bukit Asam Tbk.........................................27
2.5 Deskripsi Warna Helm.........................................................35
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
x
BAB I
PENDAHULUAN
PKL yang seharusnya dilakukan pada bulan juni 2019 tertunda karena
indonesia dan dunia terserang virus Covid19 (Corona Virus Disease) yang
mengharuskan perusahaan perusahaan tambang menutup sementara
perusahaannya untuk orang luar sehingga kami melakukan pendalaman materi
tentang perusahaan tambang batubara di Indonesia.
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan Prakyek Kerja Lapangan adalah:
1. Untuk mengetahui K3 di PT Bukit Asam, Tbk.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis APD di PT Bukit Asam, Tbk.
3. Untuk mengetahui standard APD yang digunakan di PT Bukit Asam, Tbk.
1.2.2. Manfaat
1. Menambah wawasan didunia pertambangan batubara khusus nya di PT.
Bukit Asam Tbk.
2. Menambah referensi untuk Tugas Akhir.
3. Menambah wawasan mengenai aktifitas penambangan dikondisi pandemi.
4. Menambah wawasan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Alat Pelindung Diri (APD) di PT.Bukit Asam Tbk.
Pengumpulan data dari laporan praktik kerja lapangan ini adalah Literatur
dimana kegiatan ini mencari informasi serta teori yang berhubungan dengan Alat
Pelindung Diri (APD) dipertambangan berdasarkan referensi dari Buku,jurnal
serta internet.
12
Penyusunan laporan penelitian ini disusun perbab yang didalamnya
terdapat sub bab yang akan mengurangikan tentang penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) di PT Bukit Asam Tbk, susunan tersebut antara lain.
a. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini tercantum latar belakang, tujuan penulis, manfaat
kegiatan, batasan masalah, metodologi penulisan dan sistematika
penulisan.
b. BAB II TINJAUAN UMUM
Bab ini membahas tentang sejarah PT Bukit Asam Tbk, lokasi dan
daerah, keadaan geologi, tenaga kerja, fasilitas perusahaan dan
cadangan.
c. BAB III TINJAUN KHUSUS
Bab ini membahas tentang penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di
PT Bukit Asam Tbk.
d. BAB IV PENUTUP
Bab ini membahas kesimpulan hasil dari praktik kerja lapangan yang
dilakukan oleh penul
13
Mulai
Studi Literatur
Data Sekunder
Laporan TA
Jurnal Penelitian
Buku Referensi
Internet
Penyusunan Data
Pembahasan
Kesimpulan
BAB II
TINJAUAN UMUM
PT Bukit Asam Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang di
dirikan pada tanggal 2 Maret 1981 dengan dasar Peraturan Pemerintah No 42
tahun 1980 yang berkantor pusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Diawali
Penyelidikan Eksplorasi yang dilakukan oleh bangsa Belanda Pada tahun 1915
sampai dengan 1918 yang di pimpin Ir. Man Haat yang hasilnya menunjukkan
14
ditemukannya kandungan batubara yang besar di kawasan Bukit Asam. Pada
tahun 1919 tambang batubara di Bukit Asam mulai berpoduksi, wilayah operasi
penambangan pertama dilakukan di areal Tambang Air Laya dengan sistem
penambangan tambang bawah tanah. Batubara yang dihasilkan dihubungkan
melalui dermaga Kertapati Palembang melalui kereta api sejauh ±165 km dan
jalan darat sejauh ± 200 km.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para
karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang
menjadi Pertambangan Nasional. Pada 1950 Pemerintah RI kemudian
mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN
TABA).
Pada 1981, PN TABA berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan
nama PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Dalam rangka meningkatkan
pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan
penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada
1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket
batubara. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA” sejak saat itulah menjadi PT
Bukit Asam Tbk.
Ditinjau dari lembaga yang mengurusnya sampai saat ini PT Bukit
Asam Tbk, secara berturut-turut dikelola oleh :
Lembaga-lembaga yang mengurus Tambang Batubara Bukit Asam
diantaranya:
15
6. Tahun 1959 sampai dengan tahun 1960 oleh Biro Perusahaan Tambang
Negara (BUPTAN) berdasarkan PP No 86 th 1958..
7. Tahun 1961 sampai dengan tahun 1967 oleh Badan Pimpinan Umum (BPU)
perusahaan-perusahaan tambang batubara. BPU juga membawahi tiga
perusahaan negara yaitu :
16
2.2. Visi, Misi serta Tata Nilai Perusahaan
Visi
Perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan
Misi
Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi dan
keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi stakeholder dan
lingkungan
Untuk mewujudkan visi, misi dari PTBA dan untuk mendirikan
budaya perusahaan sebagai dasar dari keberhasilan jangka panjang, PTBA
memiliki nilai nilai yaitu sebagai berikut :
1. Visioner
Mampu melihat jauh kedepan dan membuat proyeksi jangka Panjang
dalam pengembangan bisnis.
2. Integritas
Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur, berkomitmen
dan bertanggung jawab
3. Inovatif
Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh terobosan
baru,untuk menghasilkan produk dan layanan terbaik dari sebelumnya.
4. Profesional
Melaksanakan semua tugas sesuai kompetensi dengan kreativitas, penuh
keberanian, komitmen penuh, dalam kerjasama untuk keahlian yang terus
menerus meningkat.
5. Sadar biaya dan lingkungan
Memiliki kesadaran tinggi dalam setiap pengelolaan aktivitas dengan
menjalankan usaha atas asas manfaat yang maksimal dan
kepedulian lingkungan
17
Gambar 2.1 Holding BUMN
18
Pada bagian Operasi Produksi, terdapat lima unit General Manager
yang mengurusi bagian yang berbeda satu sama lain yaitu, Unit
Pertambangan Tanjung Enim, Pelabuhan Tarahan, Dermaga Kertapati,
Unit Pertambangan Ombilin dan Unit Briket. Pada Unit Pertambangan
Tanjung enim, aktivitas penambangan batubara di tugaskan kepada Senior
Manager.
19
dari dua bagian yaitu Tambang Air Laya (TAL) dan Non Air Laya
(NAL).
Non Air Laya secara umum terbagi menjadi dua bagian yaitu Banko
Barat dan Muara Tiga Besar. Muara Tiga Besar terbagi lagi menjadi dua
bagian lokasi pengembangan yaitu Muara Tiga Besar Utara dan Muara
Tiga Besar Selatan.
Muara Tiga Besar (MTB) yang terdiri dari Muara Tiga Besar Utara
(MTBU) dan Muara Tiga Besar Selatan (MTBS) memiliki Luas IUP ±
3.300 Ha serta terdapat lokasi Tambang Banko Barat dengan luas IUP ±
4.500 Ha. Batubara Bukit Asam yaitu sekitar 7 km dari Tanjung Enim
kearah timur.
20
Gambar 2.4 Wilayah Penambangan UPTE
21
Banko Selatan 273,41 184,40 0,00 457,81
22
2 Anthracite Suban
Medium Volatile
2 -
Bit Bituminus
uminus High Volatile Bituminus Air Laya &
3
Coal A Bukit Kendi
High Volatile Bituminus
4 -
Coal B
High Volatile Bituminus
5 -
Coal C
1 Sub-Bituminus Coal A Air Laya
Sub- 2 Sub-Bituminus Coal B Muara Tiga Besar
Bituminus
3 Sub-Bituminus Coal C Banko Barat
23
b. Group bituminous coalyang mempunyai nilai kalori antara 13.000 -
14.000 btu/lb, antara lain:
1) Low Volatile bituminous coal
2) Medium Volatile bituminous coal
3) High Volatile A bituminous coal
4) High Volatile B bituminous coal
5) High Volatile C bituminous coal
c. Group subbituminous coal yang mempunyai nilai kalori antara 8.300 -
13.000 Btu/lb, antara lain :
1) Sub Bituminous A coal
2) Sub Bituminous B coal
3) Sub Bituminous C coal
d. Group Lignit coal dengan nilai kalori kurang dari 8.300 Btu/lb, antara
lain:
1) Lignit
2) Brown coal
Dengan cara pengklasifikasian diatas, batubara PTBA (UPTE)
secara umum termasuk kelas sub bituminous sampai antrasit. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel Market Brand (Tabel 2.3).
Tabel 2.3 Klasifikasi Batubara Berdasarkan Market Brand
CV Ash VM FC TS
Coal TM IM
(Kcal/Kg, (%, (%, (%, (%,
Brand (%,ar) (%,adb)
abd) adb) adb) adb) adb)
5850 28 14.5 8.0 40 37.5 0.8
BA 59
6300 21 11.5 6.0 40 43.0 0.5
BA 63
6650 18 9.0 6.0 40 44.5 0.7
BA 67
BA 70 7000 13 6.5 6.0 40 47.5 0.7
24
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
25
segala tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air,
maupun diudara. Tempat tempat demikian tersebar pada segenap kegiatan
ekonomi, jasa dan lain lain. Buntarto (2015:2)
26
45001:2018 dan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
(SMKP) sesuai Peraturan Menteri ESDM No 26 Tahun 2018.
27
khusus tambang dan sesuai peraturan), seperti
POP,POM,AK3 Umum dan lain lain sesuai
peraturan perundangan
Pelaksanaan pembinaan K3 terhadap pegawai 75 48 %
Pelaksanaan pengawalan yang meliputi tamu 75 75 %
perusahaan, mobilisasi peralatan di area
pertambangan, bahan peledak
Pemberian APD kepada pegawai 75 85 %
Pelaksanaan Sertifikasi Peralatan sesuai peraturan - -
dan perundang-undangan
Pembelian peralatan sarana tanggap darurat 75 85 %
Penyuluhan K3 untuk pegawai dan mitra kerja 75 80 %
Pelaporan Keselamatan Pertambangan seusai 80 85 %
regulasi
Penerbitan bukti kelayakan operasi unit dan mine 75 75 %
permit sesuai peraturan dan perundang-undangan
Pengecekan dan pemeliharaan sarana 75 75 %
penanggulangan keadaan darurat rutin: APAR,
Hydrant, Fire Detector beserta aksesorisnya,
kendaraan tanggap darurat, Fire truck, Water truck
Pemeriksaan/Inpeksi/Sweping Golden Rules 75 78 %
terhadap tempat kerja dan cara kerja secara
internal dan gabungan
Pengukuran lingkungan kerja meliputi : 75 85 %
Pencahayaan, Kebisingan, Ergonomi dan Sanitasi
Pemantauan parameter lingkungan sebanyak 2754 75 75 %
titik sesuai dengan SNI
*Sampai September 2020
Sumber: laporan manajemen PTBA.co.id
28
PTBA telah memiliki prosedur manajemen risiko yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan. Kegiatan manajemen risiko
dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab seluruh unit. Proses pengelolaan
manajemen risiko keselamatan pertambangan dapat diuraikan sbb:
2. Substitusi (mengganti)
Mengendalikan risiko dengan cara mengurangi bahaya melalui
modifikasi proses (peralatan, bahan, dan metode kerja) dengan tingkat
bahaya yang lebih rendah, pengendalian substitusi ini efektif menurunkan
risiko sampai dengan 75%. Apabila pengendalian substitusi tidak efektif,
maka dapat ditambahkan dengan pengendalian berikutnya.
4. Pengendalian administrasi
Mengendalikan risiko dengan kontrol administrasi, meliputi
pemenuhan peraturan/ prosedur/ standar, pengawasan/ pemeriksaan inspeksi/
observasi, pemenuhan kompetensi, pengendalian ini efektif menurunkan
risiko sampai dengan 30%. Apabila pengendalian secara administrasi tidak
efektif, maka dapat ditambahkan dengan pengendalian berikutnya.
5.Alat Pelindung Diri
Apabila masih ada sisa risiko dan belum dapat diterima, maka dilakukan
pengendalian dengan penyediaan alat pelindung diri sesuai risiko pekerjaan,
29
sebagai pilihan terakhir dalam pengendalian risiko, pengendalian ini efektif
menurunkan risiko sampai dengan 10%.
30
2. Permenakertrans No.per.01/MEN/1981 pasal 4 ayat (3) menyebutkan
kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi
tenaga kerja untuk menggunakannya untuk untuk pencegahan penyakit
akibat kerja.
3. Permenakertrans No.per.03/MEN/1982 pasal 2 butir I menyebutkan
memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerj,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja.
4. Permenakertrans No.per.03/MEN/1986 pasal 2 ayat (2) menyebutkan
tenaga kerja yang mengelola pestisida harus memakai alat-alat pelindung
diri yang berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan, kacamata
pelindung atau pelndung muka dan pelindung pernafasan.
5. Permenakertrans No.per.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri.
(Azka Roby,2019,2)
31
5. Alat pelindung tahan terhadap pemakaian yang lama.
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahya tambahan bagi pemakainya yang
dikarenakan bentuk dan bahannya yang tidak tepat atau karena salah
dalam menggunaknnya.
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya..(Azka Roby,2019,2-3)
2) Adapun manfaat dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain :
1. Untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja.
2. Mengurangi resiko penyakit akibat kecelakaan.
1) Adapun kelebihan dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu:
1. Mengurangi resiko
akibat kecelakaan kerja yang terjadi baik di sengaja ataupun tak
sengaja.
2. Melindungi seluruh/sebagian tubuh pada kecelakaan.
3. Sebagai usaha terkait apabila sistem pengendalian teknik dan
administrasi tidak berfungsi dengan baik.
4. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja agar terlindung dari
bahaya kerja.
32
2) Ada beberapa kekurangan dari penggunaan alat pelindung diri (APD)
yaitu:
1. kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai Alat
Pelindung Diri yang kurang tepat dan perawatannya yang tidak baik.
2. Fungsi Alat Pelindung Diri ini hanya untuk mengurangi akibat dari
kondisi yang potensi menimbulkan bahaya bukan untuk
menyelamatkan nyawa.
3. Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan karena hanya
melindungi bukan mencegah.
4. Cara pemakaian Alat Pelindung Diri yang salah.
5. Alat Pelindung Diri tak memenuhi persyaratan standar.
6. Alat Pelindung Diri yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu
7. Alat Pelindung Diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti
kanister, filter dan penyerap (cartridge).
8. Alat Pelindung Diri yang dapat menularkan penyakit, bila dipkai
berganti-ganti.’’(Azka Roby,2019,6)
1. Gambar rencana
2. Spesifikasi produk
33
3. Surat Keterangan atau sertifikat hasil uji material.
4. Surat Keterangan atau sertifikat hasi uji produk.
5. Sampel produk.
3.2.7. Jenis Alat Pelindung Diri (APD) Pada Karyawan PT. Bukit Asam
(Persero), tbk.
Berbagai macam jenis alat pelindung diri yang digunakan di PT Bukit
Asam Tbk yaitu:
1. Pelindung kepala.
2. Pelindung mata.
3. Pelindung telinga.
4. Pakaian kerja.
5. Pelindung kaki.
6. Masker.
7. Sarung tangan
8. Sabuk pengaman.
34
1. Pelindung Kepala.
Peraturan mengenai helm keselamatan bukan merupakan hal yang baku, dan
bisa saja berbeda-beda setiap negara atau perusahaan. Berikut ini warna helm
keselamatan yang digunakan di PTBA yaitu:
Tabel 3.2 Deskripsi warna helm yang digunakan di PT Bukut Asam Tbk:
Gambar Helm Deskripsi
Helm warna putih biasanya
digunakan oleh manager tambang.
35
Helm warna kuning biasanya
digunakan oleh karyawan dibagian
umum seperti operator atau pengawas
tambang. warna ini tergolong cukup
mencolok, Dengan warna yang
Sumber: Febrian Syahputra,2021
mencolok mereka akan lebih mudah
terlihat apabila ada kendaraan yang
lalu lalang lewat proyek. Sehingga
diharapkan resiko kecelakaan pun
bisa diminimalisir.
Helm warna hijau digunakan oleh
karyaawan bagian lingkungan atau
pengelola lingkungan. Alasan
menggunakan helm warna ini
mungkin sesuai semboyan mereka
Sumber: Beny Satria,2011 yaitu “Go Green”.
Helm warna jingga digunakan oleh
bagian perencanaan tambang.
1. Pelindung Kaki.
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap
pekerja atau karyawan perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bebas
berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh
kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki
tidak terluka bila tertimpa benda dari atas.
36
Sumber: Windi Hilman,2021
37
Sumber: Beny Satria,2011
Gambar 3.3 Pelindung wajah (Muka)
38
listrik, mengingat sarung tangan ini yang terbuat dari karet agar tidak terjadi
kesetrum.
Sumber: Beny
Satria,2011
39
6. Alat Pelindung Pada Keinggian (safety harness)
Safety Harness, ini berguna untuk melindungi trubuh dari kemungkinan
terjatuh, biasanya digunakan pada pekerjaan kontruksi dan memanjat serta tempat
tertutup.
8. Masker
Pada dasarnya masker berfungsi untuk penyaring udara yang dihirup saat
bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb). Di
berbagai area pertambangan banyak bertaburan debu, yang dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan pada pernafasan dalam jangka waktu yang panjang. Ada
berbagai jenis masker yang tersedia, mulai dari masker debu hingga masker
khusus dalam menghadapi bahan kimia yang mudah menguap.
Tetapi dari awal tahun 2020 dunia serta indonesia mengalami wabah
pandemi covid-19 dan kian hari bertambah parah maka dari itu PTBA
mewajibkan seluruh tanpa terkecuali pegawainya menggunakan masker. Masker
yang digunakan untuk mencegah penularan virus corona di PTBA yaitu masker
kain.
40
Sumber : Windi Hilman,2021
Gambar 3.8 Masker pegawai PTBA
9. Rompi Tambang
Rompi ini diengkapi dengan Reflector, yaitu sebuah bahan yang dapat
berpendar jika terkena cahaya. Bahan berpendar ini akan memudahkan dalam
mengenali posisi pekerja ketika berada di kegelapan. Umumnya didunia
Pertambangan, operasional berlangsung selama 24 jam dimana kecenderungan
kecelakaan kerja terjadi dimalam hari. Hal ini biasanya disebabkan penerangan di
area tambang tidak begitu baik, sehingga seringkali pekerja yang berada didalam
area tambang tidak terlihat. Rompi tambang ini menjadi penting untuk mencegah
hal yang tidak diinginkan seperti tertabrak/terlindas oleh kendaraan alat berat.
41
Sumber : Windi Hilman,2021
Gambar 3.9 Rompi tambang
42
Sumber : hikmah nur,2021
Gambar 3.10 Jas lab
SNI diberikan dalam bentuk stempel pada setiap barang yang telah sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah. Stempel inilah yang kemudian
menjamin standar kualitas dan juga kelayakan barang tersebut memang telah lulus
dan sesuai dengan standar yang diberlakukan oleh pemerintah. Hal ini akan
menjamin hak dan juga keamanan para konsumen yang menggunakan barang-
barang tersebut. Bukan hanya konsumen saja, SNI juga akan melindungi hak-hak
dan juga kewajiban seorang pelaku bisnis yang telah melakukan proses produksi
atau pemasaran suatu barang.
43
Penerapan SNI pada produk, akan membuat konsumen menjadi lebih
mudah dan nyaman dalam menemukan produk-produk yang mereka butuhkan.
Hal ini menjadi sebuah nilai lebih juga bagi para produsen, sebab mereka akan
memiliki jaminan kualitas pada barang-barang yang mereka produksi dan
pasarkan, sehingga kemungkinan mereka untuk menembus pasar menjadi lebih
mudah. Untuk itu, sangat dianjurkan bagi para pelaku bisnis agar menggunakan
SNI pada setiap produk yang mereka hasilkan.
44
BAB IV
KESIMPULAN
45
Perdagangan No.72/M-DAG/PER/9/2015 yang mewajibkan barang-barang
dalam kategori tertentu harus diproduksi sesuai dengan SNI
46
DAFTAR PUSTAKA
Fitriani,.2018. Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT.Bukit Asam. Tbk.(
https://id.scribd.com/document/409750122/makalah-docx), Diakses 20
januari 2020.
PT. Bukit Asam Tbk, 2017. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3),
(http://www.ptba.co.id/id/csr/kesehatan-keselamatan-kerja), Diakses 17
Januari 2020.
Roby, Azka. 2019. Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Politeknik
Akamigas Palembang.
Satria, Beny. 2011. Laporan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Serta Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Karyawan PT. Bukit Asam),
Tbk. Tanjung Enim.
(https://www.academia.edu/17519540/_Penerapan_Keselamatan_dan_Kes
ehatan_Kerja_K3_Serta_Penggunaan_Alat_Pelindung_Diri_Pada_Karyaw
an_PT_Bukit_Asam_Persero_Tbk_Tanjung_Enim), Diakses 4 Februari
2021.
Wikipedia, Ensiklopedia Bebas,2020. American National Standards Institute,
(https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=American_National_Standards_Institute&oldid=17539087), Diakses
11 februari 2021
47