Anda di halaman 1dari 43

ANALISA LIFE TIME TRACK LINK PADA UNIT DOZER

D375A-5 DI PT. PAMA PERSADA NUSANTARA SITE BATU


KAJANG

POLITEKNIK NEGERI
BALIKPAPAN

Di susun oleh:

Esthi Yudhana

(912018056)

PROGRAM STUDI ALAT BERAT

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN 2019/2020


Daftar Isi
Kata Pengantar iv
BAB I 5
PENDAHULUAN 5
1.1 Latar Belakang Masalah 5
1.2  Rumusan Masalah 2
1.3  Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
BAB II 3
LANDASAN TEORI 3
2.1 Pengenalan Unit 4
2.1.1 Bulldozer 4
2.2 Undercarriage 4
2.3 Fungsi Undercarriage 4
2.4 Komponen Undercarriage dan fungsinya. 5
2.5 Program Pemeriksaan Undercarriage (PPU) 6
2.5.1 Pengukuran Carrier roller-------------------------------------------------------------6
2.5.2 Pengukuran Grousher------------------------------------------------------------------7
2.5.3 Pengukuran Link high------------------------------------------------------------------8
2.5.4 Pengukuran Outer Bushing------------------------------------------------------------9
2.5.5 Pengukuran Idler------------------------------------------------------------------------9
2.5.6 Pengukuran Sprocket------------------------------------------------------------------10
2.5.7 PengukuranLink Pitch-----------------------------------------------------------------10
2.5.8 Pengukuran pada Track Roller------------------------------------------------------11
2.5.9 Adjust Tension Track-----------------------------------------------------------------12
2.6 Penyebab - penyebab keausan pada komponen undercarriage 13
2.6.1 Penyebab-penyebab keuasan pada Link-------------------------------------------14
2.6.2 Penyebab – penyebab keausan pada Pin dan Bushing-------------------------17
2.7 Faktor yang mempengaruhi usia pakai undercarriage 19
2.8 Statistika dan Statistik 20
2.9 Analisi data dengan SPSS 21
2.9.1 Uji Normalitas--------------------------------------------------------------------------21
2.9.2 Menafsirkan Hasil Uji Normalitas (hipotesis)----------------------------------------24

i
2.9.3. Pengertian UJI Z-----------------------------------------------------------------------25
BAB III 27
PEMBAHASAN 27
3.1 Jenis Penelitian 27
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian 27
3.3 Metode Pengumpulan Data 27
3.4 Diagram Alur Metode Penelitian 28
3.4.1 Identifikasi Masalah-------------------------------------------------------------------30
3.4.2 Rumusan Masalah---------------------------------------------------------------------30
3.4.3 Studi Literatur------------------------------------------------------------------------------30
3.4.4 Shop Manual-------------------------------------------------------------------------------30
3.4.5 Internet--------------------------------------------------------------------------------------- 30
3.4.6 Buku Referensi-----------------------------------------------------------------------------30
3.4.7 Pengumpulan Data Sekunder P2U-------------------------------------------------------31
3.4.8 Perhitungan Data---------------------------------------------------------------------------31
3.4.9 Pemilihan Data-----------------------------------------------------------------------------31
3.4.10 Pengujian Data-----------------------------------------------------------------------------32
3.4.11 Pengolahan dan Penelitian Data-------------------------------------------------------32
3.4.12 Hasil dan Pembahasan-------------------------------------------------------------------32
3.4.13 Kesimpulan dan Saran-------------------------------------------------------------------32
BAB IV 33
PEMBAHASAN 33
4.1  Data Hasil Program PemeriksaanUndercarriage 33
4.2  Pengolahan Data Dengan Statistik 34
4.2.1 MencariMean, Median, Modus-----------------------------------------------------------34
4.2.2 Menghitung life time------------------------------------------------------------------------35
4.2.3 Uji Anova--------------------------------------------------------------------------------36
4.2.4 Uji Normalitas--------------------------------------------------------------------------36
BAB V 38
KESIMPULAN DAN SARAN 38
5.1 Kesimpulan 38
5.2 Saran 38
DAFTAR PUSTAKA 39

ii
Kata Pengantar

iii
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Balikpapan, 26 Maret 2020

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bulldozer merupakan sebuah tractor rantai (Crawler Tractor) yang
berfungsi untuk melakukan pekerjaan menggusur, mendorong tanah atau material,
menarik beban dan ripping. Unit ini dapat beroperasi dilingkungan berbatu,
berbukit, maupun tanah lumpur. Lingkungan kerja dari unit ini adalah di
lingkungan pertambangan (mining), konstruksi (construction), penebangan
(logging), perhutanan (forestry) dan perkebunan (Plantantion). Undercarriage
merupakan komponen bagian bawah unit bulldozer, dimana komponen tersebut
berfungsi sebagai media penggerak unit tersebut untuk perpindahan dari tempat
lainnya. Undercarriage tersebut juga berfungsi sebagai media penahan dan
meneruskan berat dari unit bulldozer ketanah. Secara garis besar komponen utama
undercarriage terdiri dari track shoe, track roller dan carrier roller, front dan rear
idler, track frame, dan recoil spring. Dalam dunia alat berat biaya perawatan yang
terbesar terletak pada bagian undercarriage yang mencapai hingga 60% dari total
biaya perawatan, sehingga perlu diadakan pemantauan secara berkala pada setiap
komponen.

Gambar 1.1 Diagram Biaya Maintenance Sumber:


(http://www.blandong.com/fungsi-dan klasifikasiundercarriage/ )

Terdapat salah satu komponen penting pada undercarriage, yaitu track


link. Track link adalah komponen yang mengubah gerak putar menjadi gerak

v
gulung dan menjadi tempat tumpuan bagi Track Roller sehingga memungkinkan
unit dapat berjalan dan bergerak ke tempat lainnyaPada Bulldozer, komponen-
komponen yang sering mengalami keausan adalah pada perlengkapan pada
komponen kerangka 2 bawah (undercarriage) contohnya pada track link. Bila kita
lihat pada fungsi undercarriage sebagai penumpu beban unit, undercarriage
termasuk komponen vital, oleh karena itu perlu perawatan yang optimal agar unit
selalu siap pakai dan memiliki performa yang optimal. Terdapat beberapa
permasalahan pada track link contohnya keausan karena hilangnya sejumlah
lapisan material yang di sebabkan suatu gesekan antara permukaan komponen
dengan benda lain. Definisi gesekan adalah gaya tahan yang menahan gerakan
antara 2 permukaan solid yang bersentuhan maupun solid dengan liquid.
Dari kesimpulan diatas track link merupakan komponen yang memiliki
peranan penting mengubah gerakan putar menjadi gulungan dan menjadi tempat
tumpuan bagi track roller, sehingga apabila komponen tersebut mengalami
masalah dapat menyebabkan unit breakdown. Dalam hal ini sangat diperlukan
untuk mengetahui tingkat keausan track link pada komponen undercarriage agar
tidak terjadi pending part pada saat melakukan overhaul.Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang : Analisa Life Time Track Link Pada
Unit Komatsu D375A-5 di PT. Pama Persada Nusantara Site Batu Kajang.

 1.2  Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah
1. Berapa besar tingkat keausan pada komponen track link ?
2. Berapa usia pakai pada komponen track link ?

1.3  Batasan Masalah


Adapun batasan masalah adalah
1. Menggunakan data P2U unit D375A-5 tahun 2014.
2. Mengabaikan dan tidak memantau perilaku operator dalam
mengoperasikan.
3. Mengabaikan faktor tanah dan lingkungan di sekitar pengoperasi unit.
4. Tidak menguji kekerasan material komponen pada track link

vi
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam tugas akhir ini adalah
1. Mengetahui seberapa besar tingkat keausan pada komponen track link.
2. Mengetahui usia pakai pada komponen track link.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian dalam tugas akhir ini adalah
1. Menambah pengalaman, pengetahuan, dan wawasan tentang track link
pada undercarriage.
2. Mengetahui cara perhitungan keausan track link berdasarkan data.
3. Agar dapat mencapai usia pakai yang maksimal pada komponen track link.

vii
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengenalan Unit

2.1.1 Bulldozer
Bulldozer adalah traktor yang mempunyai traksi besar. Unit ini dapat
melakukan pekerjaan menggali, menggusur, meratakan,menarik dan dapat
dioperasikan pada medan yang berlumpur, berbatu, berbukit dan di daerah yang
berhutan. Pada saat pembukaan lahan pertambangan yang baru, maka unit
bulldozer inilah yang pertama kali diterjunkan untuk proses land clearing.

Pekerjaan yang dilakukan oleh unit bulldozer:

1. Pekerjaan unit saat melakukan pemotongan tanah yang mempunyai


structure yang keras (cutting hard ground)
2. Pekerjaan dozing (mendorong) material tanah yang akan dipindahkan.
3. Smoothingoperation (perataan permukaan tanah).
4. Dapat merobohkan pohon saat melaksankan proses land clearing.

2.2 Undercarriage
Undercarriage assembly (kerangka bawah) adalah sekumpulan komponen
yang digunakan untuk menopang beban unit(crawler type). Salah satu fungsinya
adalah untuk menyalurkan torsi engine dan menghasilkan gaya cengkram
(tractionforce) untuk menggerakkan unit maju atau mundur. Disamping itu juga
mampu untuk menjaga kestabilan dari unit.

viii
2.3 Fungsi Undercarriage
Berikut beberapa fungsi dari undercarriage:

1. Untuk menopang dan meneruskan beban unit ke tanah.


2. Bersama-sama dengan sistem steering dan brake mengarahkan unit
untuk bergerak maju, mundur, belok ke kanan dan ke kiri.
3. Sebagai pembawa dan pendukung unit.

2.4 Komponen Undercarriage dan fungsinya.

Gambar 2.2 Komponen Undercarriage

Sumber: www.constructionundercarriage.com

1. Track Frame, sebagai dudukan semua komponen Undercarriage.


2. Recoil Spring, meredam kejutan dari front idler.
3. Idler, berfungsi membantu menegangkan atau mengendorkan track,
dan sebagai peredam kejut dari depan, serta membantu track link
menggulung agar unit bisa bergerak.
4. Carrier Roller, menjaga agar track tidak melentur dan menjaga agar
gerakan track shoe ke idler tetap lurus.
5. Sproket, merubah putaran penggerak akhir menjadi gulungan pada
track agar unit dapat bergerak.
6. Final Drive, berfungsi sebagai penggerak track link agar unit dapat
bergerak.
7. Track Roller, Sebagai pembagi beban unit ke track.

ix
8. Track Shoe, Merupakan alas gerak Dozer atau bisa di katakan
pencengkram agar unit tidak slip.
9. Track Link, Sebagai penghubung antara link agar dapat bergerak, dan
sebagai penumpu berat unit kelandasan.
10. Track Adjuster,berfungsi mengatur kekencangan dan kekendoran
track.

2.5 Program Pemeriksaan Undercarriage (PPU)


Pemeriksaan undercarriage adalah meneliti bagian dari komponen
undercarriage, sehingga dapat diketahui sudah berapa (%) keausan itu terjadi
dan masih berapa lama lagi komponen itu dapat dipakai. Dengan pemeriksaan
ini pula kita dapat menentukan apakah komponen undercarriage tersebut harus
diremajakan (rebuilding) atau diganti (replacement).

Gambar 2.3Flow chart Program Pemeriksaan Undercarriage (PPU)

Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004)

PPU pada bulldozer dilakukan setiap 500 hours meter.Prosedur


pertama sebelum dilakukan pengukuran adalah:

1. Bersihkan All Component Undercarriage.


2. Siapkan tools Measurement.
Semua prosedur sudah dilaksanakan, maka lakukan pengukuran pada setiap
komponen undercarriage sebagai berikut:

x
2.5.1 Pengukuran Carrier roller
Pengukuran pada Carrier roller menggunakan outside caliper,
metodenya adalah tentukan titik tengahnya apabila sudah mendapatkan titik
tengahnya ukur bagian tengahnya menggunakan vernier caliper.

1. Standart : 210.0 mm
2. Limit: 185.0 mm

Gambar 2.4 Pengukurancarrier roller

Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004)

2.5.2 Pengukuran Grousher


Pengukuran grousher menggunakan alat depth gauge, sebelumnya
bersihkan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran kemudian taruh
depth gauge antara kedua grouser ambil di tengah shoe. Kemudian ukur
menggunakan verniercaliver.

1. Standart : 93.0
2. Limit: 30.0

xi
Gambar 2.5grousher

Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004)

2.5.3 Pengukuran Link high


Pengukuran ini menggunakan depth gauge, seperti biasa bersihkan
terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran kemudian taruh di antara link
dan ukur kembali menggunakan Vernier caliper.

1. Standart : 181.0
2. Limit: 163.0

Gambar 2.6link High

Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004)

xii
2.5.4 Pengukuran Outer Bushing
Pengukuran Outer bushing menggunakan OutsideCaliper. bersihkan
terlebih dahulu kemudian ukur. dan ukur kembali menggunakan vernier
caliper.

1. Standart : 98.5 mm
2. Limit : 92.5 mm

Gambar 2.7outer bushing

Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004).

2.5.5 Pengukuran Idler


Pengukuran ini dilakukan menggunakan depthgauge, bersihkan lokasi
yang akan di ukur kemudian ukur dan setelah di ukur gunakan verniercaliper.

1. Standart : 23.5 mm
2. Limit : 36.0 mm

Gambar 2.8idler

Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)

xiii
2.5.6 Pengukuran Sprocket
Pengukuran pada komponen ini sedikit berbeda dengan komponen
lain. Pengukuranya mengguanakan wear gauge. Ambil tiga point keausan pada
gambar apabila sudah mencapai limitnya maka segera diganti.

1. Standar : 0.0 mm
2. Limit : 8.0 mm

Gambar 2.9Pengukuran sproket

Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)

2.5.7 PengukuranLink Pitch


Metode pengukuran linkpitch.Sebelum melakukan pengukuran
pastikan kebersihanya agar pengukuran maksimal.dan kencangkan track
dengan mengganjal menggunakan pin agar pengukuran lebih
akurat.Pengukuran ini bertujuan untuk mengukur panjang dari pada link pitch.
Tarik meteran di 5 pin 4 shoe dan ukur panjang keausanya.

1. Standart : 1121.2 mm
2. Limit: 1133.2 mm

xiv
Gambar 2.10 Pengukuran pada link pitch

Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)

2.5.8 Pengukuran pada Track Roller


Pengukuran ada dua cara yaitu menggunakan Multi Scale dan Outside
Caliper. Untuk Multi Scalepenggunaannya tarik dari bawah link sampai tengah
track roller. Setelah menemukan hasilnya gunakan rumus ini : (B - C) x 2
maka akan dapat diameter track roller. Apabila menggunakan Outside
Diameter prosesnya sama seperi mengukur Carier Roller.

1. Standart : 270.0 mm
2. Limit: 200.0 mm

Gambar 2.11 Pengukuran track roller

Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)

xv
2.5.9 Adjust Tension Track
Metode mengencangkan atau mengendorkan tracklink, sangat penting
diketahui. Hal ini sangat berpengaruh pada tingkat keausan idler. Karena
apabila terlalu kencang tracklinkakan menekan idler dan final drive berdampak
pada keausan semakin cepat. dan apabila terlalu kendor track linkakan
membebani komponen lain, dan gerakan track link bisa snaky(tidak lurus)
sehingga berdampak pada keausan lebih cepat untuk semua komponen
undercarriage menyebabkan line clearing tidak maksimal.

Lakukan adjusttrack apabila track terlalu kencang atau terlalu kendor.


Apabila mengalami kekendoran. Travel unit maju dan mundur di area datar
kemudian jangan di brake, gunakan speed rendah. Biarkan unit berhenti dengan
sendirinya. Apabila sudah berhenti, taruh pengaris panjang di antara carier roller
depan dengan idler. Masukan grease ke dalam greasefitting. Yang akan
mendorong idler ke depan dan ukur clearance antar mistar dan grousher dengan
verniercaliper di bagian tengah yang paling kendor dengan standart clearance 20 –
30 mm. Apabila kekencangan buka grease fitting kemudian biarkan grease keluar
sampai standart clearance yang sudah ditentukan. Setelah itu tutup kembali.

Gambar 2.12Adjust tension track

Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)

xvi
Gambar 2.13Clearance tension track

Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004)

2.6 Penyebab - penyebab keausan pada komponen undercarriage


Keausan pada komponen undercarriage terbagi menjadi 2 yaitu
normal limit&impact limit.

1. Normal limit adalah batas keausan pada saat alat dioperasikan di


daerah yang berpasir tanpa batu dan pada kondisi dimana tidak
terdapat kejutan-kejutan yang terlalu besar dan sering pada
undercarriage

2. Impact limit adalah batas keausan pada saat alat dioperasikan di


daerah yang berbatu dan pada kondisi dimana undercarriage
banyak sekali kejuatan.
Berikut adalah beberapa keausan yang terjadi pada Undercarriage

2.6.1 Penyebab-penyebab keuasan pada Link


1. Keausan merata pada link
Keausan pada link disebabkan beberapa factor, salah satunya adalah
kontak langsung link dengan Track Roller yang menahan beban
keseluruhan traktor. Keausan akan disebabkan oleh pertikel-partikel
tanah atau pasir keras yang masuk di antara permukaan link dan
permukaan roller. Keausan seperti ini menyebabkan ukuran link high

xvii
berkurang, dan kerusakan pada pin boss. Hal ini disebabkan oleh
adanya gesekan secara langsung antara flange pada track roller
dengan pin boss.

Gambar 2.14 Keausan merata pada link

Sumber: Shop Manual D375A-5. (2004)

2 . Keausan karena bersinggungan dengan track roller.

Untuk keausan pada Gambar 2.23.2 karena permukaan link yang lebih
sempit pada ujung mata link (link joints), bagian bertanda “A” yang mendapat
tekanan dari track roller lebih besar pada bagian bertanda “B” sehingga akan
cepat aus.

Gambar 2.15 Keausan karena bersinggungan dengan


track roller Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)

xviii
3. Keausan abnormal pada atas link
Untuk kasus selanjutnya keausan ini disebabkan karena bersinggungan
dengan front idler. Sebetulnya hanya bagian tengah bertanda “C” dari link
yang bersinggungan dengan idler, dengan demikian, keausan juga muncul
seiring dengan waktu operasinya alat. Keausan seperti ini tidak akan
menimbulkan masalah pada undercarriage kecuali jika keausannya sangat
parah.

Gambar 2.16 Keausan tidak normal pada bagian atas link

Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)

4. Keausan pada sisi permukaan link


Keausan ini terjadi akibat persinggungan permukaan link dengan permukaan
sprocket teeth, permukaan front idler, track&carrier roller, hal tersebut tidak
dapat dihindarkan. Jika di tenggarai bahwa terjadi keausan yang cepat,
penyebabnya bisa dianggap bahwa terjadi kondisi pengoperasian alat yang
tidak sesuai. Akibatnya adalah berkurangnya permukaan link, maka tekanan
permukaan dari track rollerakan meningkat sehingga keausan permukaan
link akan semakin cepat. Umur pakai roller jadi lebih pendek. Keausan yang
terlalu memnyebabkan sulitnya link diremajakan.

Pencegahannya adalah:

1. Melakukan penyetelan track dengan benar

xix
2. Mengganti shoe yang lebih pendek

Gambar 2.17 Keausan pada sisi


permukaan link Sumber:Shop
Manual D375A-5. (2004)

5. Keausan track link

Penyebabnya karena keausan yang di sebabkan track link yang bergerak


mengular (Snaky Track).Tegangan Track yang kendor menyebabkan gerakan
snaky track.Flange pada Track Roller seharusnya berfungsi untuk menjaga
kelurusan gerak Track Link, maka jika mengalami kerusakan akan berakibat
gerakan Snaky Track.

Gambar 2.18 Keausan track link akibat track kendor

Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)

xx
2.6.2 Penyebab – penyebab keausan pada Pin dan Bushing
Keausan normal pada Pin dan Bushing, Bushing bersinggungan
dengan gigi Sprocket, sehingga keausan pada diameter luar bushing harus
diteliti dengan keadaan keausan pada gigi Sprocket. Berrikut ini hal-hal yang
dapat membantu untuk menentukan penyebab keausan pada diameter luar
Bushing.

Gambar 2.19 Singgungan antara sprocket dan bushing

Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)

Keausan ini terjadi akibat gesekan antara Bushing dan gigi Sprocket.
Gesekan.pada sisi arah gerak maju (F), pada bagian atas (V), pada sisi arah
gerak mundur (R). adapun pengertian keausan tersebut yaitu:

1. Keausan pada bagian luar pada arah sisi maju (External Wear on
forward drive Side) (F).Keausan ini terjadi akibat gesekan antara Bushing dan
gigi Sprocket. Gesekan seperti ini terjadi pada saat Bushing meninggalkan gigi
Sprocket, dengan kata lain gesekan trjadi pada saat alat bergerak maju.

2. Keausan pada bagian atas (External Wear Of Root) (V).


Keausan ini terjadi akibat gesekan antara Bushing dan gigi Sprocket pada saat
Bushing bergerak sepanjang lintasan gigi Sprocket untuk mengisi celah
backlash antara Bushing dan gigi Sprocket tersebut.

xxi
3. Keausan pada bagian luar pada arah sisi mundur (External Wear on
revers drive side) (R).Keausan ini terjadi akibat gesekan antara Bushing dan
gigi Sprocket. Gesekan seperti ini terjadi pada saat Bushing bersinggungan
dengan gigi Sprocket pada saat Final Drive bergerak mundur.

Dampak dari keausan tersebut adalah ketebalan dinding Bushingakan


menyebabkan kemungkinan terjadinya keretakan atau kerusakan pada Bushing
tersebut.

Gambar 2.20 Arah keausan pada Bushing

Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)

Gambar 2.21 Akibat persinggungan Pin dan Bushing

Sumber:Shop ManualD375A-5. (2004)

xxii
2.7 Faktor yang mempengaruhi usia pakai undercarriage
Hal – hal yang menyebabkan panjangnya umur pakai undercarriage
dapat di bagi dalam 3 kelompok :

1. Dikendalikan dari sisi perawatan undercarriage, termasuk track tension


adjustment
2. Dikendalikan oleh metode pengoperasian alat.
3. Hal – hal yang tidak bisa dikendaliikan, yaitu pengaruh lingkungan,
seperti kondisi tanah.

Untuk mengantisipasi keausan yang berlebih, perlu dilakukan program


maintenance secara berkala seperti cleaning unit secara rutin dan adjust
tension track apabila track link kendor, serta cek kebocoran oli setiap
komponen undercarriage yang menggunakan pelumas termasuk shaft idler.

Gambar 2.24Cleaning undercarriage

Sumber:Shop Manual D375A-5. (2004)

2.8 Statistika dan Statistik


Statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan dan penyusunan data, pengolahan data, dan penganalisisan data,
serta penyajian data berdasarkan kumpulan dan analisis data yang dilakukan.

xxiii
Salah satu ilmu yang mendasari dalam mempelajari statistika adalah peluang
atau probabilitas.
(Sumber:http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-statistika-
dan statistik.html ).

Somantri (2006:18) menyatakan statistik diartikan sebagai kumpulan


fakta yang berbentuk angka-angka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel
yang menggambarkan suatu persoalan.

Salah satu alasan diperlukannya statistik adalah generalisasi akan


parameter suatu populasi yang dapat diambil dengan hanya meneliti sebagian kecil
anggota populasi (sampel). Generalisasi ini bukan tanpa kesalahan, tetapi secara
statistik, kesalahan generalisasi dan hal lain yang berhubungan dengan sampel,
pengambilan data, rumus (perhitungan) dan lain-lain selalu dapat diprediksi.

2.9 Analisi data dengan SPSS

2.9.1 Uji Normalitas


Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa teknik
yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain uji chi-
kuadrat, uji lilliefors, dan uji kolmogorov-smirnov.Untuk menguji normalitas
data dengan SPSS, lakukan langkah-langkah berikut ini.

• Entry data atau buka file data yang akan dianalisis

• Pilih menu berikut ini :


Analyze - Descriptives Statistics - Explore

Menu SPSS akan tampak seperti gambar berikut :

xxiv
Gambar 2.25 Uji Normalitas

Sumber :(http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/1-
45.pdf)

Setelah menu dipilih akan tampak kotak dialog uji normalitas, seprti
gambar di bawah ini :

Gambar 2.26 Uji Normalitas

Sumber :http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/1-45.pdf

Selanjutnya:

 Pilih y sebagai dependent list


 Pilih x sebagai factor list, apabila ada lebih dari 1 kelompok data
 Klik tombol Plots

 Pilih Normality test with plots, seperti tampak pada gambar di


bawah ini.

xxv
 Klik Continue, lalu klik OK

Gambar 2.27 Uji Normalitas

Sumber :http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/1-45.pdf

Uji normalitas menghasilkan 3 (tiga) jenis keluaran, yaitu Processing


Summary, Descriptives, Tes of Normality, dan Q-Q Plots. Untuk keperluan
penelitian umumnya hanya diperlukan keluaran berupa Test of Normality, yaitu
keluaran yang berbentuk seperti gambar 1-3.Keluaran lainnya dapat dihapus,
dengan cara klik sekali padaobjek yang akan dihapus lalu tekan Delete.

2.9.2 Menafsirkan Hasil Uji Normalitas (hipotesis)

Tests of Normality

Gambar 2.28 Uji Normalitas

Keluaran pada gambar di atas menunjukkan uji normalitas data y,


yang sudah diuji sebelumnya secara manual dengan uji Lilliefors dan

xxvi
Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dengan SPSS berdasarkan pada uji
Kolmogorov–Smirnov dan ShapiroWilk. Pilih salah satu saja misalnya
Kolmogorov–Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

Dengan demikian, normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk
suatu taraf signifikasi (α) tertentu (Biasanya α= 0.05 atau 0.01). Sebaliknya,
jika hasil uji signifikan maka normalitas tidak terpenuhi. Cara mengetahui
signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalahdengan
memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.). Untuk menetapkan
kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut.

• Tetapkan tarapsignifikansi uji misalnya α= 0.05

• Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh

• Jika signifikansi yang diperoleh >α, maka sampel berasal dari


populasi yang berdistribusi normal.

• Jika signifikansi yang diperoleh <α, maka sampel bukan berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.

Pada hasil di atas diperoleh taraf signifikansi dan untuk kelompok


perempuan adalah 0.20. dengan demikian, data berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, pada taraf signifikansi 0.05.

2.9.3. Pengertian UJI Z


Uji Z adalah salah satu uji statistika yang pengujian hipotesisnya
didekati dengan distribusi normal. Menurut teori limit terpusat, data dengan
ukuran sampel yang besar akan berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji Z
dapat digunakan utuk menguji data yang sampelnya berukuran besar. Jumlah
sampel 30 atau lebih dianggap sampel berukuran besar. Selain itu, uji Z ini
dipakai untuk menganalisis data yang varians populasinya diketahui. Namun,
bila varians populasi tidak diketahui, maka varians dari sampel dapat digunakan
sebagai penggantinya.

xxvii
Nilai Z tabel dapat diperoleh dari Tabel 2.2. Dengan menggunakan Tabel
2.2, maka nilai Z 0,025 adalah nilai pada perpotongan α baris 0,02 dengan α kolom
0,005, yaitu 1,96. Untuk diketahui bahwa nilai Zα adalah tetap dan tidak berubah-
ubah, berapun jumlah sampel. Nilai Z 0,025 adalah 1,96 dan nilai Z 0,05 adalah
1,645.

Tabel 2.2 Nilai Z dari luas dibawah kurva normal baku

Sumber: https://hatta2stat.wordpress.com/category/uji-z-2/

xxviii
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian tugas akhir ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pengambilan data P2U (Program Pemeriksaan Underrcariadge) yang sudah
tersedia yang dilakukan untuk menganalisa keausan komponen track link dozer
D375A-5 di PT. Pamapersada Nusantara site PT. Kideco Jaya Agung, Batu
Kajang.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian


Pengolahan data dilakukan di area kampus Politeknik Negeri
Balikpapan yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta Km.8 Balikpapan, Kalimantan
Timur. Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Mei sampai dengan Juli
2017.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Dalam menyusun Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan data
berdasarkan pada teori-teori yang diperoleh selama dibangku kuliah dan dari
data P2U (Program Pemeriksaan Undercarriadge) D375A-5 tahun 2014 dari
PT. PAMA PERSADA NUSANTARA SITE PT. KIDECO JAYA AGUNG
BATU KAJANG. Dalam pengumpulan data ini, ada beberapa teknik yang
diterapkan oleh penulis, yaitu sebagai berikut :

1. Metode literatur, penelitian memperoleh berbagai macam data


yang bersumber dari buku referensi, internet, dan shop manual.
a. Buku Referensi :

1. Basic Maintenance. Penerbit PT. United Tractor, Jakarta,


2011

2. Sistem Final Drive dan Undercarriage. Penerbit PT.


United Tractor, Jakarta 2011
b. Internet : pengumpulan data untuk menambahkan referensi
dan hal-hal lain yang bias di jadikan bahan pertimbangan
dalam menganalisa komponen-komponen pendukung serta
teori kerjanya.
c. Shop Manual : sumber pendoman pada suatu unit untuk
mengetahui serta menganalisa suatu masalah, dan juga
mengetahui komponen-komponen seperti track link serta cara
kerjanya. Shop Manual yang digunakan penulis adalah Shop
Manual D375A-5.

3.4 Diagram Alur Metode Penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

BukuReferensi Shop Manual Internet

Pengumpulan Data Sekunder


1. Data Report P2U D375A-5

Perhitungan Keausan track link

Pemilihan Data
Pemilihan Data

Pengujian Data

Pengolahan dan Penelitian Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

3.4.1 Identifikasi Masalah


Sebagai langkah awal dalam penelitian ini, maka masalah yang ingin
diselesaikan / diteliti harus diidentifikasikan secara jelas.
3.4.2 Rumusan Masalah
Setelah masalah teridentifikasi, maka dilanjutkan dengan perumusan
masalah yang ada agar diketahui secara tepat pokok permasalahannya. Selain
itu, tentukan pula tujuan apa saja yang ingin dicapai dengan diadakannya
penelitian ini sehingga memberi pedoman pada penelitian ini agar lebih fokus
dan tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan.

3.4.3 Studi Literatur


Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data
atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam
suatu penelitian. Studi literatur yang digunakan penulis dalam menyusun tugas
akhir didapat dari berbagai sumber, jurnal, internet dan shop manual.

3.4.4 Shop Manual


Shop manual dan buku-buku Training sebagai sumber pedoman untuk
menganalisa suatu masalah. Serta mengetahui komponen-komponen pada
undercarriage, terutama pada Track link serta cara kerjanya. Oleh karena itu
shop manual dan buku-buku training sangat membantu dalam proses
penyusunan tugas akhir.

3.4.5 Internet
Internet sangat diperlukan untuk menambahkan referensi dan hal-hal lain yang
bisa di jadikan bahan pertimbangan dalam menganalisa komponen-komponen
pendukung serta teori kerjanya.

3.4.6 Buku Referensi


Pengumpulan data berupa jurnal-jurnal tentang penelitian serta teori-
teori dasar sebagai penyusunan landasan teori pada penulisan tugas akhir
analisa keausan track link D375A-5.

3.4.7 Pengumpulan Data Sekunder P2U


Data report monitoring komponen undercarriage yang mencakup
tingkat keausan, usia komponen undercarriage, dan tanggal Replacement
komponen. Data yang diperoleh penulis menggunakan data P2U unit D375A-5
dari bulan Januari – September 2014. Penulis mengunakan P2U pada unit :
-DZ401 -DZ453 -DZ470 -DZ452

-DZ412 -DZ459 -DZ476 -DZ465

-DZ448 -DZ460 -DZ508

3.4.8 Perhitungan Data


Perhitungan data, langkah ini dilakukan untuk mencari durasi
pemakaian dan untuk mendapatkan tingkat keausan perjam dari komponen
tersebut, yang sebelumnya dari data P2U tidak tercantum data tersebut.
Berdasarkan data P2U yang ada, dilakukan pemilahan data berdasarkan tingkat
keausan tiap pengukuran, durasi pakai unit, tingkat keausan perjam.

Durasi pakai unit

Durasi = SMR Bulan Ke 2 (05-Feb-14) - SMR Bulan Ke 1 (20-Jan-14)

Tingkat keausan perjam

3.4.9 Pemilihan Data


Pemilihan data dilakukan dengan memilih data yang dapat digunakan
saja. Data yang tidak dapat digunakan adalah data out of layers / data extrim,
data tersebut dibuang karena dapat mempengaruhi pengujian statistik. Selain
itu adalah data yang pengukurannya tidak dapat digunakan untuk pengujian,
yaitu data yang hasil pengukuran bulan pertama dan bulan kedua sama tetapi
SMR / HM bertambah.

3.4.10 Pengujian Data


Pengujian data, langkah ini dilakukan dengan menggunakan program
SPSS (Statistical Package for the Social Sciences / paket statistik untuk ilmu
sosial).
3.4.11 Pengolahan dan Penelitian Data
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, kemudian data-data
tersebut diolah menggunakan statistik untuk mendapatkan nilai keausan, jangka
waktu pemakaian, serta mengetahui nilai ekonomis komponen track link.
Adapun data tersebut diolah dengan : 1. Ukuran Pemusatan Data. 2. Varians
dan Standar Deviasi. 3. Standar Error of Mean. 4. Convidence Interval.

3.4.12 Hasil dan Pembahasan


Pada langkah ini data yang sudah diperoleh, selanjutnya data tersebut
dibahas untuk menjawab rumusan masalah yang ada.

3.4.13 Kesimpulan dan Saran


Dari hasil-hasil yang sudah diolah dan kemudian dianalisa dapat ditarik
kesimpulan dalam analisa keausan track link seperti mengetahui usia pakai
pada track link, serta memberikan saran kepada pembaca apabila akan meneliti
lebih lanjut tentang tugas akhir ini.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Data Hasil Program PemeriksaanUndercarriage


Data hasil Program Pemeriksaan Undercarriage (P2U) komponen Track
link hanya tercantum pengukuran komponen undercarriage RH dan LH,
Schedule (SMR) unit, nominal measurement dan rebuld limit. Di data belum
tercantum lama pemakaian dan keausan komponen perjam. Dan unit yang
dilakukan P2U sebanyak 11 unit Bulldozer Komatsu D374A-5 dengan nomor
unit :

1. DZ401 4. DZ453 7. DZ470 10. DZ452


2. DZ412 5. DZ459 8. DZ476 11. DZ465
3. DZ448 6. DZ460 9. DZ508
Dibawah ini adalah contoh data P2U yang kami gunakan, sebelum
dipilah:

Gambar 4.1 Contoh data P2U Unit dozzer D375A-5

4.2  Pengolahan Data Dengan Statistik

4.2.1 MencariMean, Median, Modus


a. Mean

Mean atau rata-rata hitung adalah nilai yang diperoleh dari jumlah sekelompok
data dibagi dengan banyaknya data. Rata-rata disimbolkan dengan x.

𝑿̅ ………………………..…..(4.1)

𝑿̅=

𝑿̅= = 𝟎, 0026 mm/jam

Jadi dari hasil perhitungan diatas diketahui meannya adalah 0,0026

2. Median

Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data diurutkan. Dengan
demikian, median membagi data menjadi dua bagian yang sama besar. Median
(nilai tengah) disimbolkan dengan Me.

𝑴𝒆 = = …………………..(4.2)

𝑴𝒆 = = = 𝟐𝟔mm/jam

Dari hasil tersebut diketahui bahwa median berada urutan 29, sehingga hasilnya
adalahMe = 0.0025
3. Modus

Modus adalah data yang paling sering muncul atau memiliki frekuensi tertinggi.
Modus dilambangkan dengan Mo.

Pada bab 2 telah dijelaskan=modus adalah data yang sering muncul data yang
paling banyak muncul dari keseluruhan data yang ada :

Dari tabel 4.2 dapat dilihat jumlah dari tiap data adalah sebagai berikut

1. 0,0018 = 1 data

2. 0,0020 = 3 data

3. 0,0022 = 6 datas

4. 0,0024 = 3 data

5. 0,0025 =42 data

6. 0,0050 = 2 data

Data dari tabel 4.2 diatas diketahui bahwasannya data yang paling sering muncul /
data yang paling banyak muncul adalah 0,0025 sebanyak 51data, sehingga dapat
diketahui Modusnya adalah 0,0025 mm/jam

4.2.2 Menghitung life time


a. Life time terpendek

Nominal measurement = 1121.2 mm

Rebuild limit = 1141.2 mm

Rangekeausan = Nominal meas – Rebuild limit

= 1141-1121 = 20 mm
𝐿𝑖𝑓𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 = …………(4.8)

𝐿𝑖𝑓𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 = = 7468.6972 jam

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui life time terpendek adalah 7537.8961
jam.

b. Life time terpanjang

Nominal measurement = 1121.2 mm

Rebuild limit = 1141.2 mm

𝐿𝑖𝑓𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔= … ………..(4.9)

𝐿𝑖𝑓𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = = 8399.9014 jam

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui life time terpanjang adalah
8314.1610 jam.

4.2.3 Uji Anova


Uji ANOVA dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dimiliki
dapat berlaku atau dapat digeneralisasikan kesemua unit yang ada atau tidak.
Untuk mealukan uji Anova terlebih dahulu harus memenuhi syarat yaitu harus
melakukan uji normalitas.

4.2.4 Uji Normalitas


Uji normalitas adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang ada berdistribusi normal atau tidak. Berikut adalah hasil uji
normalitas SPSS Ver. 16.
Tabel 4.3UjiNormalitas

(Sumber: DokumenPribadi)

Dari hasil Uji Normalitas di atas sig untuk keausan_LH dan


keausan_RH memiliki nilai 0,000. Keduanya< 0,005. Jika keduanya variable
tersebut tidak memiliki distribusi yang normal. Karena standar distribusi yang
normal sig haruslebih 0,005. Dan salah satuuji ANOVA adalah data harus
berdistribusi normal sehingga tidak dapat dilakukan pengujian ANOVA.

Data tidak berdistrbusi normal bisa disebabkan oleh beberapa factor


contohnya:

1. Hasil pengukuran tidak akurat. Hal ini bisa dikarenakan oleh alat
ukur yang tidak akurat, atau metode pengukuran yang salah,
2. Ketika melakukan pengukuran kurang memperhatikan kebersihan
pada komponen yang ingin diukur.
3. Tidak melakukan pengukuran dari bulan selanjutnya.

Uji Anova tidak dapat dilakukan karena hasil dari uji normalitas data
tidak berdistribusi normal. Jadi karna uji anova tidak dilakukan maka tidak
dapat mengetahui apakah life time bisa dipakai untuk semua unit.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa life time track link pada unit dozer D375A-5 Di PT.
PamaPersada Nusantara site batu kajang maka penulis menyimpulkan bahwa:

1. Tingkat keausan pada track link D375A-5 dengan angka kepercayaan 95%
adalah: Interval lower limit (tingkat keausan terendah) : 0,0024 mm/jam
Interval upper limit (tingkat keausan tertinggi) : 0,0027 mm/jam

2. Life time terpendek track link D375A-5 adalah : Life time terpendek : 7468
jam Life time terpanjang : 8399 jam

5.2 Saran
Adapun saran penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya lebih teliti dan fokus dalam melakukan pengukuran sehingga


mendapatkan hasil keausan yang akurat.

2. Sebaiknya untuk melakukan penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan


data yang terupdate.

3. Sebaiknya menggunakan alat yang lebih canggih untuk melakukan


pengukuran yang lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA

KOMATSU. KUC Procedure Manual, Undercarriage System Training.


Penerbit

KOMATSU.

KOMATSU. Ultrasonic Undercarriage Measurments, Support Training,


Penerbit

KOMATSU.

UNITED TRACTOR, 2011. Basic Maintenance,Technical Training


Department.

Penerbit PT. UNITED TRACTOR Tbk.

UNITED TRACTOR, 2011. Basic Mechanic Course, Technical


Training Department. Penerbit PT. UNITED TRACTOR Tbk.

UNITED TRACTOR. 2008. Product Knowledge, Basic


Course I. Penerbit PT. UNITED TRACTOR Tbk.

UNITED TRACTOR. 2008. Final Drive & Undercarriage, Basic Course


I.

Penerbit PT. UNITED TRACTOR Tbk.

KOMATSU, 2004. Shop Manual D375A-5. Penerbit KOMATSU


Peron Education, Inc, Upper Saddle, River, New Jersey, 07458, 2008.
Statistics For Manager Using Microsoft Excel. United States of
America : Pearson Precentise

Hall.

Springer Handbook of Mechanical Engineering, 2008

http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-statistika-dan
statistik.html

http://blandong.com/fungsi-dan-klasifikasi-undercarriage/
http://carelong.com.cn/product-trakpin-trackbushing.asp

Anda mungkin juga menyukai