POLITEKNIK NEGERI
BALIKPAPAN
Di susun oleh:
Esthi Yudhana
(912018056)
i
2.9.3. Pengertian UJI Z-----------------------------------------------------------------------25
BAB III 27
PEMBAHASAN 27
3.1 Jenis Penelitian 27
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian 27
3.3 Metode Pengumpulan Data 27
3.4 Diagram Alur Metode Penelitian 28
3.4.1 Identifikasi Masalah-------------------------------------------------------------------30
3.4.2 Rumusan Masalah---------------------------------------------------------------------30
3.4.3 Studi Literatur------------------------------------------------------------------------------30
3.4.4 Shop Manual-------------------------------------------------------------------------------30
3.4.5 Internet--------------------------------------------------------------------------------------- 30
3.4.6 Buku Referensi-----------------------------------------------------------------------------30
3.4.7 Pengumpulan Data Sekunder P2U-------------------------------------------------------31
3.4.8 Perhitungan Data---------------------------------------------------------------------------31
3.4.9 Pemilihan Data-----------------------------------------------------------------------------31
3.4.10 Pengujian Data-----------------------------------------------------------------------------32
3.4.11 Pengolahan dan Penelitian Data-------------------------------------------------------32
3.4.12 Hasil dan Pembahasan-------------------------------------------------------------------32
3.4.13 Kesimpulan dan Saran-------------------------------------------------------------------32
BAB IV 33
PEMBAHASAN 33
4.1 Data Hasil Program PemeriksaanUndercarriage 33
4.2 Pengolahan Data Dengan Statistik 34
4.2.1 MencariMean, Median, Modus-----------------------------------------------------------34
4.2.2 Menghitung life time------------------------------------------------------------------------35
4.2.3 Uji Anova--------------------------------------------------------------------------------36
4.2.4 Uji Normalitas--------------------------------------------------------------------------36
BAB V 38
KESIMPULAN DAN SARAN 38
5.1 Kesimpulan 38
5.2 Saran 38
DAFTAR PUSTAKA 39
ii
Kata Pengantar
iii
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
v
gulung dan menjadi tempat tumpuan bagi Track Roller sehingga memungkinkan
unit dapat berjalan dan bergerak ke tempat lainnyaPada Bulldozer, komponen-
komponen yang sering mengalami keausan adalah pada perlengkapan pada
komponen kerangka 2 bawah (undercarriage) contohnya pada track link. Bila kita
lihat pada fungsi undercarriage sebagai penumpu beban unit, undercarriage
termasuk komponen vital, oleh karena itu perlu perawatan yang optimal agar unit
selalu siap pakai dan memiliki performa yang optimal. Terdapat beberapa
permasalahan pada track link contohnya keausan karena hilangnya sejumlah
lapisan material yang di sebabkan suatu gesekan antara permukaan komponen
dengan benda lain. Definisi gesekan adalah gaya tahan yang menahan gerakan
antara 2 permukaan solid yang bersentuhan maupun solid dengan liquid.
Dari kesimpulan diatas track link merupakan komponen yang memiliki
peranan penting mengubah gerakan putar menjadi gulungan dan menjadi tempat
tumpuan bagi track roller, sehingga apabila komponen tersebut mengalami
masalah dapat menyebabkan unit breakdown. Dalam hal ini sangat diperlukan
untuk mengetahui tingkat keausan track link pada komponen undercarriage agar
tidak terjadi pending part pada saat melakukan overhaul.Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang : Analisa Life Time Track Link Pada
Unit Komatsu D375A-5 di PT. Pama Persada Nusantara Site Batu Kajang.
vi
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam tugas akhir ini adalah
1. Mengetahui seberapa besar tingkat keausan pada komponen track link.
2. Mengetahui usia pakai pada komponen track link.
vii
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Bulldozer
Bulldozer adalah traktor yang mempunyai traksi besar. Unit ini dapat
melakukan pekerjaan menggali, menggusur, meratakan,menarik dan dapat
dioperasikan pada medan yang berlumpur, berbatu, berbukit dan di daerah yang
berhutan. Pada saat pembukaan lahan pertambangan yang baru, maka unit
bulldozer inilah yang pertama kali diterjunkan untuk proses land clearing.
2.2 Undercarriage
Undercarriage assembly (kerangka bawah) adalah sekumpulan komponen
yang digunakan untuk menopang beban unit(crawler type). Salah satu fungsinya
adalah untuk menyalurkan torsi engine dan menghasilkan gaya cengkram
(tractionforce) untuk menggerakkan unit maju atau mundur. Disamping itu juga
mampu untuk menjaga kestabilan dari unit.
viii
2.3 Fungsi Undercarriage
Berikut beberapa fungsi dari undercarriage:
Sumber: www.constructionundercarriage.com
ix
8. Track Shoe, Merupakan alas gerak Dozer atau bisa di katakan
pencengkram agar unit tidak slip.
9. Track Link, Sebagai penghubung antara link agar dapat bergerak, dan
sebagai penumpu berat unit kelandasan.
10. Track Adjuster,berfungsi mengatur kekencangan dan kekendoran
track.
x
2.5.1 Pengukuran Carrier roller
Pengukuran pada Carrier roller menggunakan outside caliper,
metodenya adalah tentukan titik tengahnya apabila sudah mendapatkan titik
tengahnya ukur bagian tengahnya menggunakan vernier caliper.
1. Standart : 210.0 mm
2. Limit: 185.0 mm
1. Standart : 93.0
2. Limit: 30.0
xi
Gambar 2.5grousher
1. Standart : 181.0
2. Limit: 163.0
xii
2.5.4 Pengukuran Outer Bushing
Pengukuran Outer bushing menggunakan OutsideCaliper. bersihkan
terlebih dahulu kemudian ukur. dan ukur kembali menggunakan vernier
caliper.
1. Standart : 98.5 mm
2. Limit : 92.5 mm
1. Standart : 23.5 mm
2. Limit : 36.0 mm
Gambar 2.8idler
xiii
2.5.6 Pengukuran Sprocket
Pengukuran pada komponen ini sedikit berbeda dengan komponen
lain. Pengukuranya mengguanakan wear gauge. Ambil tiga point keausan pada
gambar apabila sudah mencapai limitnya maka segera diganti.
1. Standar : 0.0 mm
2. Limit : 8.0 mm
1. Standart : 1121.2 mm
2. Limit: 1133.2 mm
xiv
Gambar 2.10 Pengukuran pada link pitch
1. Standart : 270.0 mm
2. Limit: 200.0 mm
xv
2.5.9 Adjust Tension Track
Metode mengencangkan atau mengendorkan tracklink, sangat penting
diketahui. Hal ini sangat berpengaruh pada tingkat keausan idler. Karena
apabila terlalu kencang tracklinkakan menekan idler dan final drive berdampak
pada keausan semakin cepat. dan apabila terlalu kendor track linkakan
membebani komponen lain, dan gerakan track link bisa snaky(tidak lurus)
sehingga berdampak pada keausan lebih cepat untuk semua komponen
undercarriage menyebabkan line clearing tidak maksimal.
xvi
Gambar 2.13Clearance tension track
xvii
berkurang, dan kerusakan pada pin boss. Hal ini disebabkan oleh
adanya gesekan secara langsung antara flange pada track roller
dengan pin boss.
Untuk keausan pada Gambar 2.23.2 karena permukaan link yang lebih
sempit pada ujung mata link (link joints), bagian bertanda “A” yang mendapat
tekanan dari track roller lebih besar pada bagian bertanda “B” sehingga akan
cepat aus.
xviii
3. Keausan abnormal pada atas link
Untuk kasus selanjutnya keausan ini disebabkan karena bersinggungan
dengan front idler. Sebetulnya hanya bagian tengah bertanda “C” dari link
yang bersinggungan dengan idler, dengan demikian, keausan juga muncul
seiring dengan waktu operasinya alat. Keausan seperti ini tidak akan
menimbulkan masalah pada undercarriage kecuali jika keausannya sangat
parah.
Pencegahannya adalah:
xix
2. Mengganti shoe yang lebih pendek
xx
2.6.2 Penyebab – penyebab keausan pada Pin dan Bushing
Keausan normal pada Pin dan Bushing, Bushing bersinggungan
dengan gigi Sprocket, sehingga keausan pada diameter luar bushing harus
diteliti dengan keadaan keausan pada gigi Sprocket. Berrikut ini hal-hal yang
dapat membantu untuk menentukan penyebab keausan pada diameter luar
Bushing.
Keausan ini terjadi akibat gesekan antara Bushing dan gigi Sprocket.
Gesekan.pada sisi arah gerak maju (F), pada bagian atas (V), pada sisi arah
gerak mundur (R). adapun pengertian keausan tersebut yaitu:
1. Keausan pada bagian luar pada arah sisi maju (External Wear on
forward drive Side) (F).Keausan ini terjadi akibat gesekan antara Bushing dan
gigi Sprocket. Gesekan seperti ini terjadi pada saat Bushing meninggalkan gigi
Sprocket, dengan kata lain gesekan trjadi pada saat alat bergerak maju.
xxi
3. Keausan pada bagian luar pada arah sisi mundur (External Wear on
revers drive side) (R).Keausan ini terjadi akibat gesekan antara Bushing dan
gigi Sprocket. Gesekan seperti ini terjadi pada saat Bushing bersinggungan
dengan gigi Sprocket pada saat Final Drive bergerak mundur.
xxii
2.7 Faktor yang mempengaruhi usia pakai undercarriage
Hal – hal yang menyebabkan panjangnya umur pakai undercarriage
dapat di bagi dalam 3 kelompok :
xxiii
Salah satu ilmu yang mendasari dalam mempelajari statistika adalah peluang
atau probabilitas.
(Sumber:http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-statistika-
dan statistik.html ).
xxiv
Gambar 2.25 Uji Normalitas
Sumber :(http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/1-
45.pdf)
Setelah menu dipilih akan tampak kotak dialog uji normalitas, seprti
gambar di bawah ini :
Sumber :http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/1-45.pdf
Selanjutnya:
xxv
Klik Continue, lalu klik OK
Sumber :http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/1-45.pdf
Tests of Normality
xxvi
Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dengan SPSS berdasarkan pada uji
Kolmogorov–Smirnov dan ShapiroWilk. Pilih salah satu saja misalnya
Kolmogorov–Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah:
Dengan demikian, normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk
suatu taraf signifikasi (α) tertentu (Biasanya α= 0.05 atau 0.01). Sebaliknya,
jika hasil uji signifikan maka normalitas tidak terpenuhi. Cara mengetahui
signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalahdengan
memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.). Untuk menetapkan
kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut.
• Jika signifikansi yang diperoleh <α, maka sampel bukan berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
xxvii
Nilai Z tabel dapat diperoleh dari Tabel 2.2. Dengan menggunakan Tabel
2.2, maka nilai Z 0,025 adalah nilai pada perpotongan α baris 0,02 dengan α kolom
0,005, yaitu 1,96. Untuk diketahui bahwa nilai Zα adalah tetap dan tidak berubah-
ubah, berapun jumlah sampel. Nilai Z 0,025 adalah 1,96 dan nilai Z 0,05 adalah
1,645.
Sumber: https://hatta2stat.wordpress.com/category/uji-z-2/
xxviii
BAB III
PEMBAHASAN
Mulai
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Pemilihan Data
Pemilihan Data
Pengujian Data
Selesai
3.4.5 Internet
Internet sangat diperlukan untuk menambahkan referensi dan hal-hal lain yang
bisa di jadikan bahan pertimbangan dalam menganalisa komponen-komponen
pendukung serta teori kerjanya.
Mean atau rata-rata hitung adalah nilai yang diperoleh dari jumlah sekelompok
data dibagi dengan banyaknya data. Rata-rata disimbolkan dengan x.
𝑿̅ ………………………..…..(4.1)
𝑿̅=
2. Median
Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data diurutkan. Dengan
demikian, median membagi data menjadi dua bagian yang sama besar. Median
(nilai tengah) disimbolkan dengan Me.
𝑴𝒆 = = …………………..(4.2)
𝑴𝒆 = = = 𝟐𝟔mm/jam
Dari hasil tersebut diketahui bahwa median berada urutan 29, sehingga hasilnya
adalahMe = 0.0025
3. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul atau memiliki frekuensi tertinggi.
Modus dilambangkan dengan Mo.
Pada bab 2 telah dijelaskan=modus adalah data yang sering muncul data yang
paling banyak muncul dari keseluruhan data yang ada :
Dari tabel 4.2 dapat dilihat jumlah dari tiap data adalah sebagai berikut
1. 0,0018 = 1 data
2. 0,0020 = 3 data
3. 0,0022 = 6 datas
4. 0,0024 = 3 data
6. 0,0050 = 2 data
Data dari tabel 4.2 diatas diketahui bahwasannya data yang paling sering muncul /
data yang paling banyak muncul adalah 0,0025 sebanyak 51data, sehingga dapat
diketahui Modusnya adalah 0,0025 mm/jam
= 1141-1121 = 20 mm
𝐿𝑖𝑓𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑇𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 = …………(4.8)
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui life time terpendek adalah 7537.8961
jam.
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui life time terpanjang adalah
8314.1610 jam.
(Sumber: DokumenPribadi)
1. Hasil pengukuran tidak akurat. Hal ini bisa dikarenakan oleh alat
ukur yang tidak akurat, atau metode pengukuran yang salah,
2. Ketika melakukan pengukuran kurang memperhatikan kebersihan
pada komponen yang ingin diukur.
3. Tidak melakukan pengukuran dari bulan selanjutnya.
Uji Anova tidak dapat dilakukan karena hasil dari uji normalitas data
tidak berdistribusi normal. Jadi karna uji anova tidak dilakukan maka tidak
dapat mengetahui apakah life time bisa dipakai untuk semua unit.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa life time track link pada unit dozer D375A-5 Di PT.
PamaPersada Nusantara site batu kajang maka penulis menyimpulkan bahwa:
1. Tingkat keausan pada track link D375A-5 dengan angka kepercayaan 95%
adalah: Interval lower limit (tingkat keausan terendah) : 0,0024 mm/jam
Interval upper limit (tingkat keausan tertinggi) : 0,0027 mm/jam
2. Life time terpendek track link D375A-5 adalah : Life time terpendek : 7468
jam Life time terpanjang : 8399 jam
5.2 Saran
Adapun saran penelitian ini adalah sebagai berikut :
KOMATSU.
KOMATSU.
Hall.
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-statistika-dan
statistik.html
http://blandong.com/fungsi-dan-klasifikasi-undercarriage/
http://carelong.com.cn/product-trakpin-trackbushing.asp