Anda di halaman 1dari 37

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Dumptruck HD 785-7


Dumptruck adalah suatu alat untuk memindahkan material dari jarak sedang
sampai jarak jauh. Muatannya dapat dapat diisikan oleh excavator, Dozer, Shovel
dan Whell Loder. Jenis truck secara umumnya ada yang beroperasi dijalan umum (on
road) dan ada yang tidak dapat beroprasi dijalan umum (off road). Ada beberapa
macam merek dump truck yang biasanya digunakan dipertambangan antara lain yaitu
Komatsu, Caterpillar, Volvo, Kobelco dan lain – lain. [3]
Pada setiap produk dump truck ini tentunya mempunyai keunggulan ataupun
kelebihan sendiri dari produk yang lain. Selain itu, unit ini juga memiliki 3 cara
menumpahkan muatan material yaitu : [3]
1. Side dump truck ( menumpahkan ke samping )
2. Rear dump truck ( menumpahkan ke belakang )
3. Rear and Side dump truck ( menumpahkan ke belakang dan ke samping )

Gambar 3.1 (Komponen Utama Unit HD 785-7)

17
3.2 Arti kode unit HD 785-7
Dibawah ini merupakan penjelasan arti kode unit HD785-7 :

H D 78 5 -7

Tingkat penyempurnaan modifikasi

Torque converter drive

Kapasitas Muatan

Duty Truck

Heavy

3.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


3.3.1 Pengertian Umum K3
Keselamatan kerja dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Suatu usaha untuk dapat melaksanaan pekrjaan tanpa terjadinya suatu
kecelakaan
2. Memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman, sehingga dapat
dicapai hasil yang menguntungkan dan bebas dari segala macam hal
yang membahayakan.

3.3.2 Tujuan K3
Tujuan umum dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah :
1. Untuk mencegah atau mengadakan pencegahan terjadinya kecelakaan
kerja, agara karyawan tidak mendapatkan cedera atau celaka

18
2. Tidak terjadinya kerusakan atau kerugian pada alat-alat, material
produksi dan lingkungan kerja.

3.3.3 Manfaat K3
1. Mengecilkan ongkos pengeluaran perusahaan
2. Menjamin suatu hasil yang baik
3. Menjamin pekerjaan yang aman, dan
4. Menguntungkan masyarakat (tenaga kerja)

3.3.4 APD (Alat Pelindung Diri)


Berikut ini merupakan alat – alat pelindung diri yang dipakai pada saat
bekerja agar tidak terjadi kecelakaan yang fatal bagi mekanik maupun pekerja
lain nya saat berada di dalam workshop maupun di lapangan :
a. Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.

Gambar 3.2 Helm safety

b. Safety Belt
Safety belt berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja
bekerja/berada di atas ketinggian.

19
Gambar 3.3 safety belt

c. Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa
kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.

Gambar 3.4 safety shoes

d. Sepatu Karet
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk
pekerja yang berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu
karet di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

Gambar 3.5 Sepatu karet

20
e. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan

Gambar 3.6 Sarung tangan

f. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat
dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

Gambar 3.7 Masker

g. Penutup Telinga (Ear Plug)


Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang
bising. Agar tidak menimbulkan kepekaan terhadap telinga.

21
Gambar 3.8 Penutup telinga

h. Rompi Reflektor
Berfungsi daya lihat tinggi didalam keadaan gelap, karena rompi ini
akan menampilkan warna yang sedikit hidup atau mengeluarkan sinar jika
terkena sedikit cahaya dalam keadaan gelap

Gambar 3.9 Rompi Reflektor

i. Kaca Mata Pelindung


Berfungsi sebagai alat pelindung mata dari partikel-partikel kecil yang
melayang di udara, serta radiasi gelombang elektromagnetik.

Gambar 3.10 Kaca mata pelindung

22
3.4 Pengertian Maintenance
Maintenance atau perawatan adalah suatu kegiatan service untuk mencegah
timbulnya keausan tidak normal (kerusakan) sehingga umur unit dapat mencapai atau
sesuai umur yang direkomendasikan oleh pabrik. [1]
Tujuan dari perawatan yang disimpulkan menjadi 3 sasaran, yaitu :
1. Agar suatu unit selalu dalam keadaan siaga dan siap pakai (high
avaibility = berdaya guna physic yang tinggi).
2. Agar suatu unit selalu dalam keadan prima, berdaya guna mekanis
yang paling baik (best performance).
3. Agar biaya perbaikan unit menjadi lebih hemat (reduce repair cost).
Akan menjadi masalah didalam perawatan / pemeliharaan unit alat berat
adalah pengertian mengenai biaya yang serendah – rendahnya atau se-efisien
mungkin. Kebanyakan orang melihat maslah perawatan ini secara sepotong –
sepotong atau hanya melihat biaya awal atau biaya sesaat yang timbul pada saat
dilakukan, tidak melihat secara keseluruhan dan tidak memperhitungkan seluruh
biaya yang ditimbulkan, baik untuk perawatan maupun perbaikan selama unit tersebut
masihdioprasikan.
Akibat biaya ditekan serendah – rendahnya jauh dibawah biaya minimal yang
dibutuhkan untuk perwatan, dan mereka menganggap hal ini sebagai langkah yang
baik untuk efesien, padahal yang akan terjadi adalah kebalikannya. Dengan menekan
biaya perawatan samapi jauh dibawah titik minimal maka kondisi unit tersebut sangat
rentan terhadap kerusakan dan akan membuat alat tersebut rusak sebelum waktunya
sehingga mengakibatkan biaya perbaikan menjadi lebih tinggi dan tentunya secara
keseluruhan mengakibatkan biaya down time, biaya operasi, dan biaya kepemilikan
unit tersebut akan menjadi sangat tinggi. Melihat biaya perawatan dan biaya
perbaikan sebenarnya seperti melihat gunung es dilaut, dimana biaya perawatan
berada dibagian atas permukaan yang bisa dilihat dengan mudah, sedangkan biaya
perbaikan berada dibawah permukaan dan sulit untuk dilihat.

23
Bila kita melihat biaya perawatan tersebut sebagai komponen biaya perawatan
saja dan kita cenderung untuk menekan atau memperkecil biaya perawatan tersebut,
maka kita akan kecewa besar karena dengan memperkecil biaya perawatan maka
biaya perbaikan yang berada dibawah permukaan justru akan berubah menjadi sangat
besar. Hal ini terjadi karena dengan memperkecil biaya perawatan, maka unit akan
mudah dan cepat rusak, sehingga biaya perbaikan yang akan timbul menjadi sangat
besar.
Dari penjelasan diatas, terlihatlah bahwa perawatan unit alat berat memegang
peran yang sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan mechanical availability
dari setiap unit alat berat, dan perawatan unit alat berat ini haruslah diutamakan,
karena dengan perawatan yang sempurna, maka kerusakn / perbaikan yang tak
terguna dari unit alat berat tersebut justru dapat dihindari atau paling tidak dikurangi.

24
3.5 Klasifikasi Maintenance

Maintenance pada umumnya dapat diklasifikasikan seperti terlihat pada


berikut : [1]

Gambar 3.11 Diagram Klasifikasi Maintenance

25
3.6 Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk menjaga agar
kondisi dan performance dari unit tersebut ini menurun. Perawatan ini dilakukan
tanpa perlu adanya tanda- tanda kerusakan dari unit alat berat tersebut. [1]
Secara umum, preventive maintenance dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Periodical Maintenance
2) Schedule Overhaul, dan
3) Condition Bace Maintenance

3.6.1 Periodical Maintenance


Periodical maintenance adalah pelaksanaan pekerjaan service yang harus
dilakukan setelah peralatan tersebut bekerja untuk jumlah jam operasi tertentu
yang dilakukan secara periodic (berkala). Jumlah jam kerja ini sesuai dengan
jumlah angka yang ditunjukkan pada alat pencatat jam operasi (Service Meter )
yang ada pada alat tersebut. Pelaksanaan periodic maintenance ini meliputi : [1]
a. Perawatan Harian (Periodic Inspection)
Pemeriksaan atau inspeksi harian sebelum unit dioprasikan dan pemeriksaan
mingguan, hal ini untuk mengetahui keadaan machine apakah aman untuk
dioprasikan.
Dalam melaksanakan Periodic Inspection terutama dalam pelaksanaan
perawatan harian (Daily Maintenance), bisa menggunakan beberapa alat bantu,
antara lain :
 Check Sheet
Suatu form (daftar) yang digunakan untuk mencatat hasil oprasi dari
tiap-tiap machine dalam satu hari oprasi.

26
 Daily Check
Suatu form ( daftar ) sepertinya check sheet, perbedaannya hanya pada
ukurannya yaitu pocket size sehingga operator atau service-man akan
dengan mudah mencatatanya.

b. Perawatan Berkala ( Periodic Service )


Perawatan mechine / unit yang teratur adalah yang sangat penting demi
menjamin pengoperasian ynag bebas dari kerusakan dan memperpanjang umur
unit. Waktu dan uang untuk melaksankan periodic service (perawatan berkala )
akan dikompensasi secukupnya dengan memperpanjang umur unit dan
berkurangnya ongkos operasi unit. Semua angka yang menunjukan jumlah jam
kerja pada keterangan yang tertera pada check sheet adalah didasarkan pada
angka – angka yang dilihat pada service meter. Tetapi dalam peraktek sangat
dianjurkan pelaksanaan perawatan lebih memudahkan dan menyenagkan. [1]

Pada lapangan pekerjaan berat atau kondisi yang berarti, maka perlu
mempersingkat jadwal waktu perawatan yang ditentukan yang ditentukan pada buka
petunjuk. Jadi periodic service adalah suatu usaha untuk mencegah timbulnya
kerusakan yang dilakukan secara kontinyu dengan interval pelaksanaan yang telah
tertentu berdasarkan hour meter (HM)
Untuk 500 hm yang pertama bila machine masih baru maka perlu di
perlakukan secara khusus. Dalam hal ini ada beberapa item yang mesti diganti
walaupun usia pakainya belum selesai. Dengan melakukan hal ini berarti biaya yang
dikeluarkan memang lebih besar di awal kepemilikan alat (baru total overhaul).
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Setelah mesin distel dengan hati-hati sekali. Tetapi, walau demikian suatu
mesin yang baru membutuhkan pengoperasian yang hati –hati pada 100 jam pertama,

27
hal ini untuk mendudukan bagian –bagian yang bergerak pada mesin. Mesin baru
harus dioperasikan dengan hati –hati, terutama mengenai hal – hal berikut : [1]
 Setelah start, hidupkanlah engine kira-kira 5 jam menit pada putaran rendah
untuk memanaskannya sebelum dioperasikan.
 Hindari menjalankan engine dengan putaran engine yang tinggi
 Hindari menjalankan atau menambahkan kecepatan mesin secara tiba-tiba,
mengerem dengan tiba –tiba, serta membelok dengan tajam jika tidak
diperlukan.
 Pada pengoperasian 500 jam pada kerja pertama, oli elemen saringannya
harus diganti dengan oli dan elemen sarinagn yang baru dan asli.
 Ingatlah sesuatu untukmelakukan perawatan dan pemeriksaan berkala seperti
yang ditunjukkan pada buku petunjuk.
 Ingatlah selalu untuk menggunakan bahan bakar dan minyak pelumas yang
dianjurkan oleh pabrik.

3.6.2 Schedule Overhoul


Schedule overhaul adalah jenis perawatan yang dilakukan dengan interval
waktu tertentu sesuai dengan standar overhaul masing – masing komponen yang ada.
Schedule overhaul dilaksanakan untuk merekondisi mesin atau komponen agar
kembali ke kondisi standar sesuai dengan standar pabrik. Interval waktu yang telah
ditententukan dioengaruhi oleh berbagai macam kondisi, seperti kondisi medan
operasi, periodic service, keterampilan operator, dan lain –lain. [1]
Overhaul dilakukan secara terjadwal tanpa menunggu mesin atau komponen tersebut
rusak. Pada pelaksanaannya, kadang kala terjadi sesuattu yang merubah jadwal /
schedule overhaul.

28
Macam – macam Overhaul diantaranya adalah : [1]
 Engine Top Overhaul
 Engine Overhaul
 Torque Converter Overhaul
 Transmission Overhaul
 Steering Overhaul
 Final Drive Overhaul
 General Overhaul
 Other

3.6.3 Condition Based Maintenance


Condition based maintenance adalah jenis perawatan yang dilakukan
berdasarkan kondisi unut yang diketahui melalui Program Analisa Pelumas (PAP),
Program Pemeliharaan Mesin (PPM) dan bertujuan untuk mengembalikan kondisi
unit seperti semula (standart). Condition base maintenance juga dapat dilakukan Part
dan Service News (PSN) atau modification program yang dikeluarkan oleh factory[1].
A. Program Analisa Pelumas (PAP)

Gambar 3.12 Bagan Program Analisa Pelumas ( PAP )

29
Program analisa pelumas (PAP) merupakan suatu system perawatan yang
dilaksanakan secara ilmiah. Hal ini dilakukan untuk untuk mengetahui sedini
mungkin keausan dan gejala komponen yang disebabkan oleh keausan yang tidak
wajar tanpa harus membongkar komponen tersebut.
Program ini dilaksanakan dengan mengambil contoh minyak pelumas
(sample) pada unit dengan menggunkan metode drain atau metode vacuum pump,
yang dilakukan secara berkala. Setiap contoh minyak pelumas yang diambil akan
dianalisa di laboratorium untuk mengetahui jenis serta kadar logam yang terdapat
didalm minyak pelumas tersebut, sehingga dapat diketahui kemungkinan kerusakan
yang akan terjadi. Sebagai contoh, dapt diketahui keausan yang tidak wajar pada
Bearing, Sleeve Piston, Crankshaft, Hydraulic Pump atau Valve.
Melaui Program Analisa Pelumas (PAP), dapt diketahui juga gejala
penurunan kemampuan Engine, masalah – masalah pembakaran, kebocoran air
pendingin atau Anti Frezee dan kotoran-kotoran yang bercampur dengan oli.
Dengan demikian kerusakn yang berakibat fatal dapat diketahui secepatnya.
Selain itu, dengan melaksanakan Program Analisa Pelumas (PAP), juga membantu
perencanaan perawatan yang lebih ekonomis, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas[1]
B. Program Pemeriksaan Mesin (PPM)

Gambar 3.13 Bagan Program Pemeriksaan Mesin (PPM)

30
Program Pemeriksaan Mesin (PPM) bertujuan untuk mendapatkan dat yang
akurat mengenai kondisi unit, melalui metode pengukuran instrument diagnostic.
Berdasarkan data tersebut, rekomendasi yang diperlukan dapat diberikan untuk
memperbaiki keadaan mesin unit menuju kondisi operasi yang optimum
Data yang telah terkumpul kemudian dimasukan dalam manajemen mesin untuk
dicatan umur pemakain mesin, biaya perbaikan, dibuat jadwal overhaul, juga sebagai
historical mesin. [1]

C. Program Pemeliharan Undercarriage (P2U)


`Sama halnya dengan Program Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemeliharan
Undercarriage (P2U), bertujuan untuk mengurai biaya pemeliharaan Undercarriage
yang ditunjukan kepada pemiliki unit. Kenapa membuang 90% kompone-komponen
Undercarriage jika halnya 10% yang mengalami keausan. [1]

Gambar 3.14 Bagan Program Pemeliharan Undercarriage (P2U)

31
Program Pemeliharan Undercarriage (P2U)
 Inspeksi keausan secara berkala atas komponen-komponen undercarriage
sepertti Track Link, Track Roller, Carrier Roller, Front Idler atau Sprocket.
 Analisa keausan komponen undercarriage berupa Track Inspection Report
yang memberikan rekomendasi secara terperinci mengenai langkah-langkah
yang sebaiknya diambilnya untuk pemeliharaan undercarriage agar dapat
mencapai jangka waktu pakai maksimal. [1]

3.7 Corrective Maintenance


Corrective maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengembalikan kondisi machine kondisi standar memaluli pekerjaan repair
(perbaikan) atau adjustment (penyetelan). Berdoa dengan preventive maintenance
yang pelaksanaannya diatur tanpa adanya kerusakan, Corrective maintenance justru
setelah komponen/machine telah menunjukan adanya gejalah kerusakan atau rusak
sama sekali. Corrective maintenance terbagi menjadi 2 (dua), yaitu : [1]
A. Repair and Adjustment
Repair and adjustment adalah perawatn yang sifatnya memperbaiki kerusakan
yang belum prah atau machine belum Breakdown (tidak bisa digunakan). [1]

Gambar 3.15 Adjustment V- belt

32
B. Breakedown Maintenance
Breakedown maintenance adalaha perawatan yang dilaksanakan setelah mechine
beakedown (tidak bisa digunakan). Hal ini biasanya terjadi karenan adanya kerusakan
yang diabaikan terus menerus tanpa danyanaya usaha untuk memperbaikinya.
Kerusaskan tersebut semakin lama semakin parah. Umumnya kerusakn kecil tadi
menjadi besar dan menyebabkan komponen lain ikut menjadi rusak. Perawatan yang
demikian ini akan menyebabkan biaya perbaikan melambung tinggi. Untuk
menghindari ini, lakukanlah preventive maintenance dengan baik dan segera lakukan
perbaikan jika muncul gejala kerusakan, agar kerusakan yang lebih besar dapat
dihindari. [1]

3.8 Fungsi Dan Jenis Hand Untuk Maintenance Unit


Penggunaan Hand and power tools sangatlah penting bagi para mekanik yang
bergelut di dunia alat berat atau yang berhubungan dengan perawatan mesin,
misalnya mekanik saat operasi di lapangan, purchasing saat ada permintaan
pembelian dari lapangan dll., informasi mengenai Hand and power tools, dan
fungsi dari masing-masing tool yang atara laian adalah sebagai berikut : [7]

Gambar 3.16 Tools Box Service

1. Tappet Wrench, mempunyai bentuk yang tipis dan handle yang


panjang.mempunyai 2 ukuran pada setiap ujungnya: ½ dan 9/16 inch
digunakan untuk valve adjustment . [7]

33
Gambar 3.17 Tappet wrench

2. Cambination Wrench, digunakan disemua area jika socket dan ratchet tidak
bisa digunakan. [7]

Gambar 3.18 Cambination Wrench

3. Allen Wrench, mempunyai ukuran dari 0.028 inch sampai diatas 1 inch.
Digunakan untuk melepas dan memasang set screws, guides pins, drain plugs
dll. [7]

34
Gamabar 3.19 Allen Wrench

4. Filter Strap Wrench, digunakan untuk memasang dan melepas semua tipe
Spin – On Filter baik filter fuel maupun oli. [7]

Gambar 3.20 Filter Strap Wrench


5. Open End Wrench, mempunyai ukuran 3/8 – 1 ½ inch digunakan untuk
memasang atau membuka baut atau nut pada area terbatas. [7]

Gambar 3.21 Open End Wrench

6. Box End Wrench, kunci ini berbentuk socket pada ujung – ujungnya
digunakan pada saat awal membuka buat/nut. [7]

35
Gambar 3.22 Box End Wrench

7. Adjustable Wrench, jawabnya bisa diubah sesuai dengan kebutuhan,


digunakan pada nut/bolt yang berukuran ganjil dimana wrench lain tidak bisa
dipakai. [7]

Gambar 3.23 Adjustable Wrench


8. Pipe Wrench, digunakan untuk memasang dan melepas pipa. [7]

Gambar 3.24 Pipe Wrench

36
9. Sledge Wrench, mempunyai panjang shank setelah dari panjang shank pada
standard Box End Wrench, digunakan untuk membuka dan memasang
nut/bolt yang berukuran besar dan torque tinggi. [7]

Gambar 3.25 Sledge Wrench


10. Chain Wrench, digunakan untuk melepas dan memasang treaded crown
yang digunakan untuk menahan ujung pada hydraulic cylinder. [7]

Gambar 3.26 Chain Wrench

11. Socket Extension, untuk melepas dan memasang nut/bolt pada tempat –
tempat yang sulitdijangkau. [7]

37
Gambar 3.27 Socket Extension
12. Socket , umumnya mampunyai ukuran dari 1/8” – 3 “. Socket digunakan di
area yang mempunyai ruang yang memungkinkan dan dapat digunakan
dengan berbagai macam tool seperti ratchet, speeder handle and nut spinner.
[7]

Gambar 3.28 Socket


13. Breaker Bar, digunakan untuk memasang dan melepas nut/bolt yang
membutuhkan gaya yang lebih besar. [7]

Gambar 3.29 Breaker Bar

38
14. Ratchet, digunakan sebagai drive socket untuk melepas dan memasang
nut/bolt dengan lebih cepat. [7]

Gambar 3.30 Ratchet

15. Sliding T Wrench, digunakan untuk melepas plug atau nut/bolt sebelum
menggunakan ratchet. [7]

Gambar 3.31 Sliding T Wrench

16. Dreve Adapter, tool ini digunakan pada ratchet dan drive handle. [7]

39
Gambar 3.32 Dreve Adapter
17. Universal Joint, digunakan saat ratchet atau extention berada pada posisi
menyudut terhadap nut/bolt. [7]

Gambar 3.33 Universal Joint

18. Socket Drive, digunakan untuk memasang dan melepas nut/bolt atau hex
head screw cepat dan yang mempunyai kekencangan ringan untuk
melepasnya. [7]

Gambar 3.34 Socket Drive

40
19. Speeder Bar, digunakan untuk mempercepat saat memasang dan melepas
nut/bolt. [7]

Gambar 3.35 Speeder Bar

20. Ball Type Universal Joint, tool ini digunakan pada daerah yang tidak dapat
dijangkau oleh socket dan handle. [7]

Gambar 3.36 Ball Type Universal Joint

21. Heavy Duty Impact Socket, digunakan untuk melepas atau memasang
nut/bolt yang mempunyai kekencangan tinggi dengan bantuan impact
wrench. [7]

41
Gambar 3.37 Heavy Duty Impact Socket

22. Hex Drive Socket, digunakan untuk memasang dan melepas berbagai
macam socket head screw dengan bantuan ratchet, extention dan universal
joint. [7]

Gambar 3.38 Hex Drive Socket


23. Crowfoot Wrench, digunakan pada daerah dimana socket, open end atau
box end wrench tidak bisa digunakan. [7]

Gambar 3.39 Crowfoot Wrench

42
24. Tubular Spanner Wrench,digunakan untuk memasang dan melepas spanner
nut pada ujung shaft tetapi dapat digunakan lebih mudah dibandingkan
spanner wrench. [7]

Gambar 3.40 Tubular Spanner Wrench

25. Diagonal Pliers, umumnya mempunyai ukuran panjang 7 inch. Digunakan


terutama untuk memotong kawat baja. [7]

Gambar 3.41 Diagonal Pliers

26. Deep Well Socket, mempunyai ukuran 2 ½ kali lebih panjang dari standard
socker dan berfungsi pada saat dan berfungsi pada saat standar socket tidak
bisa digunakan. [7]

43
Gambar 3.42 Deep Well Socket

27. Slip Joint Pliers, mempunyai ukuran panjang antara 5” sampai 12”
digunakan untuk memegang plat baja, kawat, retaining clips, dll. [7]

Gambar 3.43 Slip Joint Pliers

28. Vice Grip, untuk memegang berbagai macam nut, bolt, pipe fitting atau plat
baja yang membutuhkan pegangan cukup kuat. Hanya digunakan untuk
menjepit, tidak untuk memuntir. [7]

Gambar 3.44 Vice Grip

44
29. Spanner Wrench, digunakan untuk memasang dan melepas spanner nut,
cylinder rod head pada cylinder hydraulic, spocket retaining nut, dll. [7]

Gambar 3.45 Spanner Wrench

30. Needle Nose Pliers, mempunyai ukuran panjang dari 2” sampai 6”.
Digupada banyak pemakaian, terutama untuk menjepit subjek yang sangat
kecil pada daerah yang batas. [7]

Gambar 3.46 Needle Nose Pliers

31. Interlocking Joint Pliers, pada prinsipnya seperti pada vice grip, tetapi
tootle ini bisa juga dipakai untuk memuntir dan mengencangkan pipa. [7]

Gambar 3.47 Interlocking Joint Pliers

45
32. Retaining Ring Pliers, digunakan untuk melepas dan memasang internal dan
external retaining ring. [7]

Gambar 3.48 Retaining Ring Pliers

33. Standard Screwdrive, digunakan untuk memasang dan melepas screw. [7]

Gambar 3.49 Standard Screwdrive

34. Philips Screwdrive, digunakan untuk melepas dan memasang Philip


screwdrive. [7]

Gambar 3.50 Philips Screwdrive

46
35. Bell Peen Hemmer, digunakan untuk memukul permukaan plat, punch,
chisel, drive tool, dan memasang rive. [7]

Gambar 3.51 Bell Peen Hemmer


36. Soft Tipped Hammer, mempunyai dua ujung yang lunak, tetapi mempunyai
kekerasan yang berbeda, ujung yang berwarna biru lebih keras dibanding
yang berwarna putting, bila rusak dapat diganti ujungnya saja. Digunakan
untuk memukul permukaan komponen machine tanpa meruksaknya. [7]

Gambar 3.52 Soft Tipped Hammer

37. Claw Hammer, digunakan untuk memsang dan mencabut paku. [7]

Gambar 3.53 Claw Hammer

47
38. Sladge Hammer, digunakan untuk memukul dimana dibutuhkan tenaga yang
besar, seperti untuk melepas master track pin dan sprocket. [7]

Gambar 3.54 Sladge Hammer


39. Tapered Punch, mempunyai ukuran lebih pendek, digunakan untuk melepas
pin pada saat awal dan selanjutnya pin baru dilepas menggunakan drift
punch. [7]

Gamabar 3.55 Tapered Punch

40. Center Punch, digunakan untuk menandi pada saat awal pengeboran, juga
untuk menandai pada waktu melepas komponen machine agar pada waktu
pemasangan kembali lebih mudah. [7]

48
Gambar 3.56 Center Punch

41. Chicel , digunakan untuk memotong atau melepas metal. [7]

Gambar 3.57 Chicel


42. Scraper, kegunaan utamanya adalah untuk melepas / membersihkan material
gasket, tetapi dapat juga untuk membersihkan sisa cat, karat dan grease. [7]

Gambar 3.58 Scraper

43. Wire Brush, digunakan untuk membersihkan area di sekitar work bench dan
peralatan bengkel. [7]

49
Gambar 3.59 Wire Brush

44. File, digunakan pada beberapa jenis pekerjaan seperti : (1) membuang
kelebihan metal, (2) pengepasan , (3) menghaluskan permukan atau pinggir
plat dan (4) memperbaiki tread pada screw dan bolt dll. [7]

Gambar 3.60 File

45. Tap Wrench, digunakan sebagai pemegang untuk semua jenis TAP. [7]

Gambar 3.61 Tap Wrench

46. Die Wrench, digunakan untuk membuat atau memperbaiki tread bagian luar
yang rusak. [7]

50
Gambar 3.62 Die Wrench

47. Stud Remover, khususnya digunakan untuk memasang dan melepas stud. [7]

Gambar 3.63 Stud Remover

48. Puller Tree Jaw, digunakan untuk melepas bearing atau gear. [7]

Gambar 3.64 Puller Tree Jaw,

49. Puller Two Jaw, digunakan untuk melepas bearing atau gear. [7]

Gambar 3.65 Puller Two Jaw

51
50. Hydraulic Jack, dibuat dalam berbagai macam bentuk dan ukuran,
dioperasikan cukup dengan tenaga manusia digunakan untuk mengangkat
beban yang berat. [7]

Gambar 3.66 Hydraulic Jack

51. Jack Stand, merupakan alat dukung yang kuat, ketinggiannya dapat disetel
dengan keinginan. Kegunaanya utamanya adalah untuk mendukung beban
unit workshop. [7]

Gambar 3.67 Jack Stand

3.9 Periodic Maintenance service HD 785-7 per 500 HM


Salah satu program peralatan equipment yang dilakukan secara berkala (sesuai
HM) dengan melakukan penggantian oli, filter, inspeksi, serta pelaksanaan minor
repair, dan adjustment untuk kondisi abnormal (tidak sesuai standart) yang langsung
ditemukan maupun yang telah direncanakan, yang ditunjukkan untuk
mempertahankan performance unit sesuai standart. servis berkala yang dilakukan

52
setiap unit HD 785-7 setiap 500 jam unit melakukan operasi di muara tiga besar utara
oleh PT. Pama persada nusantara jobsite tanjung enim, setelah pengoperasian unit
500 jam unit akan melakukan service. [7]

3.9.1 Periodical Service


Periodic service bagi equipment yang memiliki ukuran HM untuk operating
statisknya dilakukan setiap HM kelipatan 500 jam. [7]
PS-1 : Service yang dilakukan setelah mencapai HM 250 jam
PS-2 : Service yang dilakukan setelah mencapai HM 500 jam
PS-3 : Service yang dilakukan setelah mencapai HM 1000 jam
PS-4 : Service yang dilakukan setelah mencapai HM 2000 jam

Tabel 3.1 periodic maintenance HD 785-7

53

Anda mungkin juga menyukai