Anda di halaman 1dari 128

Untuk :

Dinas PU Tanah Grogot


INSTRUCTOR PROFILE
JADWAL PELATIHAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB OPERATOR
1. Memahami Power Train
2. Memahami :
a. Nama, Lokasi dan Fungsi Instrument Panel
b. Nama, Lokasi dan Fungsi Peralatan Kerja
3. Mampu Melaksanakan :
Pemeriksaan dan Perawatan Harian
4. Mampu Melaksanakan prosedure perawatan dengan
benar :
a. Starting Engine
b. Warming Up dan Running Test
c. Kontrol Selama Operasi
d. Shut Down engine dan Parking
e. Laporkan kerusakan dengan jelas
5. Mampu mengoperasikan alat sesuai prosedur dan safety
1. Manusia Lingkungan kerja Tidak ada kecelakaan
Yang aman manuasia
2. Mesin
Pengawasan Kondisi kerja yang
Terhadap 4 M 3. Material
aman AMAN
Tindakan kerja yang Tidak ada kerugian
4. Metode aman barang
 Mengecilkan ongkos pengeluaran perusahaan.
 Menjamin suatu hasil yang baik.
 Menjamin pekerjaan.
 Menguntungkan perusahaan.

TANGGUNG JAWAB
Keselamatan Kerja adalah mutlak menjadi tanggung jawab bersama :
 Pimpinan perusahaan
 Pengawas lapangan
 Karyawan
“Jadi setiap orang bertanggung jawab terhadap Keselamatan Kerja”
Suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diduga,
tidak diingini dan terjadi secara tiba – tiba serta bersifat
merugikan manusia, alat dan material

Apa yang menyebabkan terjadinya


kecelakaan…???

 Tindakan Tidak Aman


(88%)
 Kondisi Tidak Aman (10%)
 Takdir (2%)
1. Tindakan Tidak Aman :
• Tidak mengenakan APD
• Tidak mengikuti prosedur kerja yang ditentukan
• Tidak mengikuti peraturan K3 yang telah dibuat
• Bekerja sambil bergurau
• Mengemudi melebihi kecepatan
2. Kondisi Tidak Aman :
• Medan yang licin
• Pencahayaan yang kurang
• Bagian engine berputar yang tidak dilindungi
• Perkakas yang tidak standart
3. Takdir
Orang yang melakukan tindakan tidak aman atau kesalahan
yang mengakibatkan kecelakaan disebabkan oleh :
KARENA TIDAK TAHU : Yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana
menjalankan unit dengan benar dan tidak tahu
bahaya-bahaya sehingga terjadi kecelakaan.
KARENA TIDAK MAMPU : Yang bersangkutan sebenarnya telah mengetahui
cara yang aman ketika beroperasi akan tetapi karena
belum atau kurang terampil, yang akhirnya melakukan
kesalahan.
KARENA TIDAK MAU : Walaupun yang bersangkutan telah mengetahui
dengan jelas cara kerja atau peraturan dan
yang bersangkutan dapat melaksanakan, tetapi
karena tidak punya kemauan akhirnya
melakukan kesalahan yang mengakibatkan
kecelakaan.
BIAYA KECELAKAAN
BERBENTUK GUNUNG ES

Biaya Kecelakaan
Rp. 1 Juta

Perawatan Dokter
Biaya Kompensasi

Biaya Kerusakan/
Kerusakan bangunan, perkakas & alat Kerugian Harta Benda
Kerusakan hasil produksi & material Rp. 5 Juta
Gangguan keterlambatan produksi
Biaya pemenuhan aturan s/d
Biaya peralatan untuk keadaan darurat Rp.50 Juta
Biaya sewa peralatan
Waktu untuk penyelidikan
Biaya lain-lain
Rp. 1 Juta
Gaji selama tidak bekerja
Biaya penggantian/pelatihan s/d
Biaya lembur (overtime) Rp. 3 Juta
Penurunan hasil kerja bagi yang celaka
sewaktu mulai bekerja
GD535-5
HISTORY OF GD500 CLASS SERIES GD535-5 ・101/108 kW
(2016~) ・13820 kg
The current GD511A-1 have been fitting ・3.7 m Blade
customer needs for 29 years.
In 2016, we introduced GD535-5 with the
outstanding quality and high productivity
which we built in the long history of GD500
series.

GD511A-1 ・101 kW
(1987~2016) ・11970 kg
・3.7 m Blade
GD : Motor Grader Komatsu

53 : Size/Ukuran

5 : Torque Converter

Komatsu Motor Grader GD535-5 -5 : Modifikasi


Comparison of Specifications
The torque converter transmission and the engine stall prevention function of direct mode
improves work efficiency, maximizing productivity while minimizing fuel consumption.

14.00-24-12PR
14.00-24-12PR
PRODUCTIVITY & ECONOMY FEATURES
Komatsu SAA6D107E-1 Engine
• SAA6D107E-1 engine, U.S. EPA Tier 3 emissions equivalent.
• Increases engine size and output from S6D95L as GD511A-1.
MODEL ENGINE SAA6D107E-1

Modifikasi
Low emision
Diameter cylinder liner
Diesel engine

Jumlah Cylinder liner


Air to air Aftercooler
(Udara didinginkan udara)
Supercharge
(Menggunakan turbo charge)
Pengenalan Produk Power Train

Engine Transmisi Differential

Propeller shaft Wheel hub

Fan
Power Train

1. Torque converter 4. Differential 7. Tandem drive 10. Tire


2. Transmission 5. Final drive 8. Chian
3. Drive shaft 6. Drive shaft 9. Hub shaft
Torque
Power Train Converter Engine

Transmission

Final Drive
Drive Shaft
Hub Shaft
Tandem Drive
Shaft Wheel
Chain Brake
Tire
Power Train 2 1

5
4
6
8
7
9 10
Tire
Inching Accelerator
pedal Steering post tilt pedal
Brake
pedal pedal
Max menginjak inching pedal saat transmisi lever masuk adalah 10 detik.
Torque Converter: 3 Main Parts
Turbine Stator Pump

Rotational Fluid Rotational


energy energy energy
Two Working Modes (P & E Modes)
To improve operating performance and lower fuel consumption, the high power P mode or the
economy E mode is selectable according to the work requirements and job conditions.

Power mode selector switch


 Use this switch to switch the engine output to match the purpose
of the operation.
 Each time power mode selector switch is pressed, E mode (the
Power mode selector switch
engine power is low) and P mode (the engine power is high) can
be switched.
 When E mode is selected, E mode pilot lamp lights up, and when
P mode is selected, P mode pilot lamp lights up.

 E mode (the engine power is low):


Select this mode for less fuel consumption when the
engine high power is not required for operations on
the flat ground.
 P mode (the engine power is high):
Select this mode when the priority is given to the
productivity.
Fungsi Engine Stall Prevention
Conventional direct mission (Direct mission)

Saat operasi Ketika beban naik Terjadi Engine stalls.


Kecepatan engine akan turun
Direct mission tidak dapat terus bekerja dengan engine stopped.
Fungsi baru dari KOMATSU AUTO MODE (T/C )

Saat operasi Ketika beban naik


Naikkan lift cylinder blade
Kecepatan engine tidak turun
untuk mengurangi beban.
Tetapi alat akan berhenti
Terus bekerja saat beban sudah42 sesuai
<1> Patent function of Komatsu
As load increases further, the engine may stall.
The engine stall prevention function will work just before the engine stalls,it automatically changes to auto
mode (with torque converter) to avoid engine stalling.

A : If the load increases, the engine speed will down.

B : If the load increases further, the engine may stall.

C : Just before the engine stall, it automatically changes to auto


mode(with torque converter) to avoid stalling.

D : When the load decreases and travel speed has recovered, it


automatically returns to manual mode.

<2>During manual mode

When engine speed goes down to 500rpm, the When the engine recovers to 1000rpm
controller deactivates the lock up function and and t/c slip is less than 100, L/U is
goes to T/C drive to prevent stall. restored and machine goes back to
manual mode.
Hal 3-144
Brake piping drawing Brake pedal

Hydraulic oil line filter


Brake valve
Parking brake solenoid valve, P Stop lamp oil
pressure switch
lifter lock pin solenoid valve
Brake pump
Brake circuit accumulator
charge valve

Hydraulic tank
Z
Brake circuit
accumulator (right)

Brake circuit
accumulator (left)
Wheel brake
(rear)

P
Parking brake Wheel brake
cylinder (front)
Engine and cooling system 1

Cooling system
Masih ingat Engine
system...??
Cooling
• Apa penyebab Engine overheat
system

• Apa penyebab tekanan oli Engine Lubrication


rendah system

• Apa penyebab Engine low power Engine


Fuel system
• Apa penyebab boros fuel system
Intake &
• Mengapa perbedaan warna gas
exhaust
buang berpengaruh pada tenaga
system

• Apa penyebab Engine not start Electical


• Apa penyebab Baterai not charging system
Intake system

1. Intake air inlet to turbocharger


2. Turbocharger air to charge air cooler
3. Charge air cooler
4. Intake manifold
(integral part of the cylinder head)
5. Intake valve.
Exhaust system

1. Exhaust valve
2. Exhaust manifold
3. Turbocharger
4. Turbocharger exhaust outlet
TURBO CHARGE
PENYEBAB KERUSAKAN TURBO CHARGE
AKIBAT KESALAHAN PENGOPERASIAN

Menaikkan RPM Engine secara tiba – tiba :


Mengapa : Oli belum cukup untuk melumasi bagian Turbo, apabila putaran Engine
secara tiba – tiba dinaikkan dengan mendapat beban maximum, maka
Turbo harus beroperasi dengan kecepatan tinggidengan kondisi
pelumasan
yang kurang,Akibatnya BEARING Turbo akan bisa mengalami
JAMED / MACET.

Mematikan Engine dengan tiba – tiba :


A. Oli pelumas pada Turbo tidak hanya digunakan untuk melumasi bearing, tetapi
juga untuk pendinginan Turbo
B. Apabila engine dioperasikan dengan beban penuh maka temp. gas buang pada
sisi turbin mencapai 500 derajat C – 700 derajat C dan akan dirambatkan panasnya
ke Bearing ( 200 derajat C – 300 derajat C ) sehingga apabila mematikan engine
dengan tiba – tiba maka Turbo akan terputar karena gaya inersia selama 20 – 30
detik
tanpa adanya oli pelumasan yang bersikulasi dan oli pelumas pada bearing akan
terbakar.
Engine Low Idle terlalu lama :
Apabila engine Low idle terlalu lama ( lebih dari 20 menit ) maka
tekanan gas buang pada sisi turbineakan lebih rendah dibandingkan
dengan tekanan didalam Turbo sehingga memungkinkan oli bocor
ke sisi Turbine

Engine High Idle terlalu lama :


Apabila engine High idle terlalu lama ( lebih dari 20 menit ) maka
tekanan disisi Blower cenderung tinggi tingkat keracuannya
( Negatuve Pressure ) sehingga akan jauh dibandingkan dengan
Blow By Pressure, sehingga memungkinkan oli bocor ke sisi Blower
Lubricating oil system

1. Gear rotor lubricating oil pump 8. Filter bypass valve


2. From lubricating oil pump 9. Filter bypass valve closed
3. Pressure regulating valve closed 10. Filter bypass valve open
4. Pressure regulating valve open 11. To lubricating oil filter
5. To lubricating oil cooler 12. Full-flow lubricating oil filter
6. To oil pan 13. From lubricating oil filter
7. Lubricating oil cooler 14. Main lubricating oil rifle
1. From lubricating oil cooler 6. To camshaft
2. Main lubricating oil rifle 7. Crankshaft main journal
3. To valve train 8. Oil supply to rod bearings
4. From main lubricating oil rifle 9. Directed piston-cooling nozzle
5. To piston-cooling nozzle 10. To internal lubrication of air compressor

58
Turbocharge LUBRICATING SYSTEM

Camshaft

Fuel Injection pump (FIP) Crankshaft

Safety valve
Jet
cooling
nozzle
Regulator valve
Bypass filter

Thermostat
Oil cooler Oil filter

Main relief valve


Strainer
Oil pump
Cooling system

1. Coolant inlet 7. Coolant flow to thermostat housing


2. Pump impeller 8. Coolant bypass passage
3. Coolant flow past lubricating oil cooler 9. Coolant flow back to radiator
4. Coolant flow past cylinders 10. Bypass open
5. Coolant flow from cylinder block to cylinderhead 11. Coolant bypass in cylinder head
6. Coolant flow between cylinders 12. Coolant flow to water pump inlet
COOLING SYSTEM
Thermostat
Corrosion
resistor
Water temp. gauge
Radiator Water manifold
Cylinder
head
Liner
Piston

Cylinder
block

Water pump
Compressor

Oil cooler
THERMOSTAT

To water
pump

To
Radiator

From
Piston Engine

Sensor
Expander
Fuel system

1. From fuel supply tank


2. Water/fuel separator (not mounted on engine)
3. ECM cooling plate 11. Fuel rail
4. To fuel gear pump 12. To injectors
5. To fuel filter 13. High-pressure connector
6. Fuel filter head 14. Injector
7. Fuel filter 15. Fuel return from injectors and fuel rail to fuel filter head
8. To high-pressure pump 16. Fuel return from high-pressure pump to fuel filter head
9. High-pressure pump 17. Fuel return manifold
10. To fuel rail 18. To fuel supply tank.
Air bleed FUEL SYSTEM
plug

Nozzle

Fuel
filter Fuel
tank

Feed
pump FIP Governor
Priming
pump Gauze filter
KOMPONEN UTAMA
Drawbar side shift cylinder Precleaner
ROPS Canopi
Exhaust pipe
Blade Lift Cylinder
Engine
Chassis Cover

Blade Rear tire


Drawbar
Front tire Articulation cylinder
Scarifier
KOMPONEN UTAMA
3 5
4
6
2

1 7

10
8
11
9
12
Rollover Protective Structure
INSTRUMENT PANEL
P

S
1.

Engine

2.
Oli
Tekanan Oli Engine
3.
Tekanan
6. = Oil
1.
= Engine
7. = Pressure / Tekanan

2.
= Torque Conventer
8. = Level / Jumlah

9. = Temperature / Suhu
3. = Hydraulic

4. 10. = Caution / Peringatan


= Fuel

5. 11. = Differential
= Water/Air
12. = Brake 16. = Battery

13. = Preheater/
Pemanas awal 17. = Lock / Kunci

14. = Air / Udara


18. = Maintenance/
Perawatan

15. = Filter
1. 2. 3.

4. 6.
5.

7. 8. 9.

10.
11. 12.
Hazard lamp Transmission shift Power mode Lifter lock pin Headlamp
switch mode selector switch selector switch switch switch

Front working Rear working Starting RPM set mode


lamp switch lamp switch switch selector switch RPM set
switch
Inching Accelerator
pedal Steering post tilt pedal
Brake
pedal pedal
RIPPER/SCARIFIER POWER TILT ARTICULATE
CONTROL CONTROL CONTROL

DRAWBAR LEANING RIGHT


LEFT BLADE BLADE SIDE BLADE ROTATION
SIDE SHIFT CONTROL CONTROL BLADE LIFT
LIFT CYLINDER SHIFT CONTROL LEVER
CONTROL CONTROL CONTROL
ACCELERATOR PEDAL
This pedal adjusts the engine speed.

BRAKE PEDAL
This pedal is used to apply the wheel brakes.

Accelerator pedal
Inching pedal

Brake pedal

88
Articulate control
lever

Drawbar side Right blade


Leaning lever
Shift lever
Left blade Scarifier Blade rotation Drawbar side
Control lever Shift lever
Perawatan adalah suatu kegiatan service untuk
mencegah timbulnya keausan yang tidak
normal ( kerusakan ) sehingga Umur alat
dapat mencapai atau sesuai umur yang
direkomendasikan oleh pabrik.
Perawatan adalah suatu kegiatan service untuk
mencegah timbulnya keausan yang tidak normal
(kerusakan) sehingga Umur alat dapat mencapai atau
sesuai umur Yang direkomendasikan oleh pabrik.
28%
67%

5%
TUJUAN PERAWATAN :
1. Agar alat selalu siap pakai/operasi ( high availability = berdaya guna phisik yang
tinggi )
2. Agar alat selalu dalam kemampuan prima, berdaya guna mekanis yang paling
tinggi ( best performance )
3. Agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat ( reduce repair cost )

SASARAN PERAWATAN :
1. Memaksimumkan waktu operasi / produksi
• Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan atau hambatan pada saat
operasi.
• Mengetahui kondisi unit yang digunakan untuk menyiapkan suku cadang.
• Mengatasi gangguan dengan cepat pada saat operasi.
• Memanfaatkan mesin dalam keadaan layak operasi.
• Mencegah hal – hal yang membahayakan keselamatan.
2. Meminimalkan biaya perbaikan
DAILY MAINTENANCE

WALK AROUND CHECK


BEFORE STARTING
STARTING
AFTER STARTING
RUNNING
STOPPING/PARKING
PEMERIKSAAN KELILING
WALK AROUND CHECK

4K KEBOCORAN KERETAKAN

KEAUSAN KEKENDORAN
PEMERIKSAAN SEBELUM START
1. Pastikan unit parkir ditempat datar
2. Periksa kerusakan, kebocoran oli, air, dan BBM
3. Periksa jumlah oli engine, oli hydraulik, air radiator dan oli power train
4. Periksa kebocoran dibagian bawah unit (engine) dari kebocoran
5. Drain bahan bakar pada water separator
6. Drain kandungan air pada bahan bakar dari fuel tank
7. Periksa kondisi battery
8. Periksa komponen Bagian bawah
9. Periksa kondisi cover dari kerusakan
10. Periksa kekencangan V belt kipas
11. Periksa dust indikator air cleaner
12. Dll
LUBRICATING 50 HOURS SERVICE 16 FITTINGS

1. Permukaan atas circle, Bagian dalam circle dan bagian circle gear teeth
2. Front axle center pin (2 places)
3. Steering linkage (6 places)
4. Steering cylinder pin (2 places)
5. Tie rod (2 places)
6. Leaning rod end (2 places)
7. Leaning cylinder pin (2 places)

LUBRICATING 250 HOURS SERVICE 30 FITTINGS


1. Articulate pin (2 places)
2. Articulate cylinder pin (4 places)
3. Blade lift cylinder yoke (6 places)
4. Blade lift cylinder ball joint (2 places)
5. Drawbar ball joint (1 place)
6. Drawbar side shift cylinder ball joint (2 places)
7. Adjuster bracket (2 places)
8. Power tilt cylinder pin (2 places) (opt)
9. Lifter bracket (3 places)
10. Scarifier shaft (2 places)
11. Scarifier ball joint (4 places)
12. Scarifier cylinder pin (2 places)
Oil Hydraulic

Oil Tranmission
Parking brake

Pad(1)
Disc(2)
Pad(1)
Parking brake emergency releasing
1. Remove cover plug (2) from parking brake calipers (1).

2. Loosen lock nut (3), and turn adjustment


bolt (4) counterclockwise.
Cover plug (2)
★ Turn the adjustment bolt until clearance is
created between the brake pads and disc.
Adjustment bolt (4)
Lock nut (3)
Caliper
KETIKA AKAN MELAKUKAN STAR ENGINE

1. Pastikan lever transmissi pada posisi parking


2. Posisikan operator seat sesuai kenyamanan
3. Bersihkan kaca/Mirror
4. Pastikan sekeliling unit aman

KETIKA SWITCH KONTAK PADA POSISI ON

1. Check instrument panel dalam keadaan menyala


2. Bunyikan klakson 1 x sebelum start
3. kunci kontak posisikan start
KETIKA ENGINE HIDUP

1. Biarkan idle selama 5 menit


2. Chek simbol-simbol pada instrument panel
3. Perhatikan kelainanan suara dan warna asap engine
4. Periksa kembali dari kebocoran ketika engine hidup

JIKA PEMANASAN BERSIRKULASI BAIK


1. Naikkan Putaran Engine secara bertahap
2. Bunyikan klakson ketika akan menggerakan atachement
3. Lakukan gerakan tanpa beban pada attachement
4. Operasikan unit sesuai prosedur sambil memonitor
kondisi unit
TEKNIK OPERASI
Ciri-ciri Jalan Produksi yang harus di Maintenance
 Jalan berlubang-lubang.
 Pada saat dilewati/dilalui terasa bergelombang.
 Kemiringan sudah tidak sesuai standard.
 Saluran air/parit tidak lancar.
Prosedur Perawatan Jalan
Tahap Ke 1:Pemasangan Rambu-rambu Keselamatan
 Petugas sedang memasang rambu-rambu lalu lintas.
 Jarak antara rambu satu dengan yang lainnya ± 400 m.
 Petugas/Trafficman (pengatur lalu lintas) harus
Menggunakan APD yang lengkap khususnya ‘Reflective
Vest’.
TUJUAN
Bila penempatan jarak rambu-rambu terlalu jauh, dikhawatir-
kan pengguna jalan tidak mengetahui kalau ada kegiatan
maintenance jalan
TUJUAN
 Agar pengguna jalan mengurangi kecepatan mengingat jalan sedang dalam perawatan.
 Penempatan rambu-rambu tidak terlalu jauh maka pengguna jalan Tidak antri terlalu panjang.
 Pengguna jalan dari jauh sudah melihat petugas/Trafficman sehingga dari kejauhan bisa
mengantisipasi kecepatan.
Tahap Ke 2 :Water Truck Menyiram Jalan Yang AkanDiperbaiki Dengan Benar.

 Water Truck melakukan penyiraman jalan yang akan diperbaiki dengan kecepatan sesuai
air yang keluar, panjang jalan yang disiram ± 700 meter dan usahakan kriteria
penyiramannya sampai lembab.
 Setelah penyiraman selesai Water Truck standby diluar lokasi yang akan di maintenance.
TUJUAN
Jalan yang sudah terlanjur berdebu tersebut, terserap air hingga ke dalam tertentu dan pada saat
proses pemadatan dengan Compactor material tersebut saling mengikat satu sama lain.
MENGAPA : Jarak penyiraman 700 m dan harus lembab.
 Agar pada saat pemakai jalan mendekati lokasi yang dimaintenance, crew maintenance terhindar
dari de u yang dihasilkan kendaraan yang lewat.
 Setelah selesai di grader material masih basah sehingga menghambat timbulnya debu.
Tahap Ke 4 :Pemadatan Dengan Peralatan Compactor

Compactor melakukan pemadatan mengikuti kegiatan Motor Grader, pemadatan hanya dilakukan 1 pass
dengan menggunakan Vibrator.
Tujuannya
 Agar hasil pemadatan Homogen.
 Material yang menimbun lubang-lubang yang bergelombang saling mengikat dengan material asli.
K e n a p a
Harus 1 pass dan ditentukan kecepatannya.
K a r e n a
Bila lebih 1 pass dan kecepatan tidak sesuai akan terjadi :
 hasil compact/pemadatan kurang homogen.
 Material yang menimbun lubang-lubang bergelombang tadi akan hancur jadi debu.
 Akan mempercepat proses keausan compactor khususnya di Rubber Mounting.
Ripping Untuk Surface Yang Benar

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melaksanakan pekerjaan Ripping.


 Dengan posisi kontak point repair disesuaikan dengan kekerasan tanah, maka :
 Memudahkan retaknya material.
 Menjaga ketajaman paint ripper.
 Umur paint ripper lebih panjang.
 Bagaimana cara meripping yang benar.
 Pada saat penetrasi awal lakukan ripping dengan kedalaman ± 10 cm.
 Gunakan speed 1, sesuaikan rpm.
 Usahakan alat selalu lurus.
 Ripping dilakukan separuh dari badan jalan karena yang sebagian
badan yang lain digunakan untuk aktivitas produksi.
Menghampar Material Hasil Buangan Dump Truck Yang Benar

 Hasil buangan Dump Truck disebar/dihampar dengan ketebala kira-kira 10 cm dengan


Motor Grader,
 Posisi Blade diatur sedemikian rupa atau serongkan sedikit kira-kira membentuk sudut
45° dan cutting edge 56.6° ~ 86.5°.
 Penghamparan dimulai dari pinggir tumpukan dengan cara disisir 2 ~ 3 kali dorong atau
tergantung dari besar/kecilnya tumpukan.
 Selalu gunakan speed 1 dan sesuaikan Rpm.

Tujuannya adalah :
 Hasil Surface sama rata dengan jalan yang masih bagus dan labil.
 Material tidak banyak terbuang ke samping.
 Mudah pengambilan material dan unit tidak overload.
 Pekerjaan cepat sekali.
Jika menggali secara komparatif
tanah keras, sudut roda
mendekati permukaan tebing

Jika menggali secara komparatif


tanah lunak, sudut roda menjauhi
permukaan tebing.
OFFSET LEVELLING
LOW BANK CUTTING DENGAN POSISI RODA DEPAN OFFSET
REFILLING
MENGGALI TANAH YANG SANGAT KERAS
PERATAAN DIKEMIRINGAN
APA YANG DILAKUKAN
KETIKA SELESAI OPERASI ?
 PARKIR UNIT DITEMPAT RATA
 BIARKAN ENGINE IDLE 5 MENIT
 FUNGSIKAN SAFETY LOCK LEVER
 MATIKAN AC
 MATIKAN LAMPU KERJA
 MATIKAN ENGINE OFF KAN SWITCH KONTAK
 PERIKSA KONDISI UNIT KELILING
 ISI BAHAN BAKAR
SUDAH BENARKAH CARA ANDA NAIK
DAN TURUN MELALUI TANGGA ?

 GUNAKAN TEKNIK 3 POIN


BERSENTUHAN
 TETAP MENGHADAP TANGGA
KETIKA NAIK MAUPUN TURUN
 JANGAN LONCAT PADA
KETINGGIAN

Anda mungkin juga menyukai