Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu menjelaskan beberapa sistem engine secara umum
Siswa mampu menjelaskan engine 4 langkah, engine diesel, keuntungan engine diesel dan
gasoline
Siswa mampu menjelaskan nama, fungsi dan lokasi masing-masing komponen drilling
Sandvik D245S
Siswa mengetahui jenis-jenis mata bor
A. KODE UNIT
Sandvik Mining and Contruction merupakan provider dari salah satu mesin drilling yang
banyak digunakan di Indonesia dalam bidang pertambangan dan eksplorasi.
Jenis dan tipe dari mesin drilling Sandvik sangat beraneka ragam sesuai dengan fungsi dan
aplikasinya. Di buku ini jenis mesin drilling yang akan dibahas adalah tipe D245S
Adapun arti kode unit D245S sebagai berikut:
D = Drill
2 = Tipe ini menggunakan D25KS sebagai pondasi system dan konstruksinya
45 = Pulldown atau tekanan ke bawah sebesar 45,000 lbs ( 20,412 kg)
S = Special Series
27
B. GENERAL KOMPONEN
Machine merupakan suatu unit secara keseluruhan, yang mencakup engine sampai power
train.
a. Internal Combustion yaitu proses pembakaran bahan bakar di dalam cylinder engine
itu sendiri.
b. Eksternal Combustion yaitu proses pembakaran bahan bakar di luar cylinder engine.
Gasoline Engine
Internal Combustion
Diesel Engine
ENGINE
Mesin Uap
Eksternal Combustion
Turbin Uap
Direct Injection
Combustion
Indirect Injection
Two Cycle/Stroke
Cycle
Four Cycle/Stroke
Air Cooled
Cooling
Water Cooled
Splash (Percik)
Lubricating
Pressure
ENGINE
DIESEL
Naturaly Aspirated
Air Intake
Supercharge Aspirated
Stationary
Application
Otomotive
In Line Construction
Construction
V - Construction
Berdasarkan gambar ilustrasi (Gambar 2.4) proses Engine 4 Langkah adalah sebagai
berikut:
a. Proses Hisap (Intake)
Intake valve terbuka, exhaust valve tertutup, piston bergerak dari TMA ke TMB,
maka udara masuk ke dalam cylinder.
b. Proses Kompresi (Compression)
Intake valve tertutup, exhaust valve tertutup, piston bergerak dari TMB ke TMA,
udara terkompression hingga mencapai tekanan antara 30 – 40 kg/cm2 dan
temperature antara 3000 – 4000C pada akhir langkah disemprotkan bahan bakar dari
nozzle .
c. Proses Power (Combustion/Expansion)
Intake valve tertutup, exhaust valve tertutup, piston bergerak dari TMA ke TMB, saat
disemprotkan bahan bakar terjadi pembakaran sehingga mencapai tekanan 60-80
kg/cm2 dan suhu antara 6000 – 8000C , sehingga timbul tenaga ( power ).
d. Proses Buang (Exhaust)
Intake valve tertutup, exhaust valve terbuka, piston bergerak dari TMB ke TMA ,
untuk membuang ke luar gas pembakaran lewat exhaust valve.
Ukuran Silinder Ukuran silinder besar, karena Ukuran silinder lebih kecil,
kalau kecil sulit dalam mencapai karena ada perambatan api.
pembakaran
Dalam engine diesel, hanya udara bersih yang dapat di kompresi dengan tekanan tinggi.
Ketika suhu mulai panas saat akhir kompresi, maka bahan bakar secara spontan (langsung)
disemprotkan sehingga mengakibatkan pembakaran spontan. Keistimewaan dari engine
diesel bahwa light oil dari Jepang dapat digunakan sebagai bahan bakar, dan efisiensi
pembakaran sangat bagus, karena perbandingan kompresi yang tinggi, hasil dari reduksi
penggunaan bahan bakar. Sebagai tambahan, torque engine diesel pada speed engine low
cukup tinggi.
Bagaimanapun, engine diesel paling banyak digunakan pada alat berat dan kendaraan
medium alat berat.
2.3.2 Perbedaan Engine 4 Langkah dan Engine 2 Langkah
Engine Diesel 4 Langkah Engine Diesel 2 Langkah
Engine di mulai dari langkah intake – Engine 2 langkah juga dimulai dari intake –
kompresi – pembakaran – exhaust, kompresi – pembakaran – exhaust. Namun,
dengan 4 langkah piston atau 2 X hanya dengan 2 langkah piston atau sekali
putaran crankshaft dan menghasilkan putaran crankshaft & menghasilkan sekali
sekali pembakaran. pembakaran.
Proses seperti ini sering disebut engine 4
langkah.
Mesin CAT ini dilengkapi pre-cleaner “cyclone” untuk membersihkan udara yang masuk
ke dalam ruangan kabin menggunakan elemen kertas. System preheating dilakukan secara
electronic untuk membantu starting pada cuaca dingin.
Selain itu, D245 ini sudah menggunakan system DMS (Drill Monitoring System) yang
berfungsi memonitor parameter-parameter penting pada mesin, memberi peringatan
kepada operator dan mematikan mesin bila terjadi kesalahan atau di berikan perhatian
khusus.
1. Menara pemboran adalah rangka yang di buat oleh pabrik yang memanjang keatas
dari deck alat.
2. Dua buah cylinder hydraulik menggerakan menara pemboran dari posisi horizontal ke
posisi pemboran vertical.
3. Hydraulik cylinder drive head memberikan gaya torak yang sesuai untuk memutar
drill string saat melakukan pemboran.
4. Cylinder system hydraulik, sprocket dan rantai memberikan tenaga yang cukup untuk
menaikan dan menurunkan rotary head dan membuat drill string berputar menembus
tanah.
5. Barel loader didalam rangka menara disediakan sebagai tempat pipa pemboran dan
dapat secara hydraolik berputar untuk melepas / memasang pipa dari unit rotary drive.
6. Udara bertekanan di alirkan kekepala menara, kemudian melewati air swivel head
turun ke drill string mencapai mata bor. Udara tersebut di gunakan baik untuk
mendinginkan mata bor dan untuk mengangkat kerataan batuan dari dalam lubang bor
selama pengeboran.
7. Dasar dari menara pemboran adalah deck untuk bekerja, dilengkapi dengan peralatan
yang memadai untuk memasang dan melepaskan komponen drill string.
1. Hanger
Hanger terpasang pada sisi menara bagian atas dan bawah untuk menyangga barrel.
Cylinder hydraulik mengeluarka an dan memasang hanger. Hanger dapat di atur
sedemikian sehingga carosel dapat bergerak masuk dan keluar.
3. Indexing Assembly
Terletak di bawah barrel dan mempunyai hydraolik loocing pin yang dapat mengunci
dan melepaskan lock plate. Rangkaian ini di putar dengan cylinder hydraulik. Saat
pin pada keadaan terlepas, hanya indexing assembly yang dapat berputar. Saat pin
pada posisi terkunci, cyinder hydraulik akan memutar carousel – nya.
Rotary head dengan aman terpasang pada mast rails tetapi masih dapat di gerakan naik dan
turun di pandu oleh sliding blocks. Cylinder hydraulik dan rantai dapat menurunkan dan
menaikan rotary head.
2.9. Undercarriage
Track undercarrige di buat baik oleh America undercarriage atau caterpillar yang terdiri
dari crawler unit yang independent. Keduanya di gerakan oleh dua motor berjenis bent
axis axial piston. Torak yang di hasilkan oleh motor drive hydraulik di gandakan dari
motor ke track chain sprocket oleh sprocket mounted. Planetary reduction gear type dan
rangkaian final drive.
Pengontrolan dari motor penggerak tersebut dapat memberikan penggerakan yang tidak
terbatas, dari tahap demi tahap membelokan ke pembelokan yang tajam, dengan variasi
tuas pengendali maju ke depan atau mundur ke belakang. Counter stering sangat mungkin
di lakukan jika salah satu track pada posisi mundur. Masing – masing rantai track di
pasang dengan triple – lug graouser plates, yang di dukung dan di kendalikan oleh track
roller, front idler dan carrier roller. Pegas coil yang besar mengimbangi recoil dari idler
bagian depan untuk melembutkan getaran dan memelihara tegangan track .
Cylinder yang dapat di atur secara hydraulik dapat mengatur kelongggaran rantai.
pelindung yang kuat ( heavy guard ) dapat melindungi semua komponen gerak dari
rangka track dari kotoran pecahan batuan . kedua rangka track di gerakan oleh central
wolking beam yang memberikan beberapa derajat gerakan track menggelombang. Kedua
undercarriage di lengkapi dengan reem cakram hydraulik yang menjaga pergerakan track
pada saat alat bor tidak bekerja.
Alat tambahan lainnya yang mungkin terpasang pada deck antara lain generator listrik,
hydraulik crane, pengumpul debu (dust collector) dan system pelumasan otomatic (auto
lube system), dll .
System hidrotatik di lengkapi dengan tekanan 125 psi untuk mencegah pelubangan saat
tekanan muncul, terlihat pada saat pemboran pada formasi yang pecah atau patahnya
sambungan pipa. Pendingin oli mempunyai thermostatic control otomatic untuk
melewatkan oli pada saat penyalaaan pada cuaca dingin. Alat tambahan untuk memonitor
system hydraulik memberikan diagnosa yang cepat pada system hydraulik.
Tangki resevoir mensupport sampai dengan tujuh pompa : pompa track, pompa rotary,
pompa feed, dan pompa aksesori. Oli yang kembali ke resevoir akan melewati filter
berukuran 10 mikron. Oli yang masuk juga di saring melewati filter bertekanan tinggi yang
di lengkapi dengan indicator “penyaring kotoran” yang akan memberikan peringatan
apabila filter tersumbat. Resevoir di tekan dengan udara melewati katup regulator untuk
mendapatkan tekanan 20 –33 Kpa (3 –5 psi) yang akan menahan masuknya kontaminan
dan tekanan aliran yang besar yang keluar dari pompa.
drive head , kemudian akan merubah rpm .System D 90 K-S mempunyai tekanan kerja
sebesar 24 – 13 mpa ( 3500 Psi ) dan membualiran keluar sebesar 428 I/min ( 113 gpm ).
Pompa feed pada alat D245S mempunyai tekanan kerja sebesar 20.68 Mpa (3000 psi) dan
kecepatan aliran keluar 387 I/min (102 gpm).
pelepas fluida secara hydraulik akan mengamankan dan menahan final drive input pinion,
saat alat tidak bergerak berfungsi sebagai rem parker. Saat tram di pilih, fluida secara
hydraulik menekan pegas belville sehingga rem terpasang untuk melepaskan cekraman
pada cekram .akibat nya system penggerak sekarang tidak terpasang remnya.
Sillinder hidrolik di dalam jack terlindung dari penumpukan kotoran dan debu. Landasan
Jackongkrak terpasang pada bagian bawah dari silinder untuk mendapatkan dudukan yang
kuat pada permukaan tanah.
Di dalam kompressor screw, rotor menekan udara masuk saat di putar oleh cranshaft
mesin. Oli di injeksikan ke dalam kompressor dan bercampur dengan udara untuk
melumasi komponen di dalam kompressor, menutup screw dan berfungsi sebagai
pendingin.
Percampuran udara dan oli di buang dari kompressor ke dalam tangki penerima di mana
sebagian besar oli di pisahkan dari udara. Tangki penerima juga berfungsi sebagai
kompressor oil sump. Komponen-komponen Kompresor adalah sebagai berikut :
C. THERMO VALVE :
Mengatur aliran fluida ke pendingin . di rancang untuk memelihara suhu operasi
minimal ( 155 ) , digunakan pada pemanasan pada saat memulai penyalaan .
F. CHECK VALVE :
Mencegah tekanan balik dari pipa ke sump selama kompresor tidak bekerja saat
setelah mematikan alat .
G. SULLICON CONTROL :
Mengatur jumlah udara yang di perbolehkan masuk ke dalam katup udara masuk
yang ditentukan oleh sejumlah udara yang sedang digunakan pada pipa / saluran
sevice .
H. CONTROL REGULATOR :
Membuka tekanan pada pipa diantara sump dan sullicon control sehingga sullicon
control dapat mengatur pengiriman udara yang tergantung kepada kebutuhannya .
I. PILOT VALVE :
Memotong ( bypass ) katup regulator tekanan menyebabkan silicon control terlalu
dekat dengan katup masuk saat alat mencapai tekanan oprasi maksimal .
J. PRESSURE SWITCH :
Menunjukan tekanan pada saluran sevice , saat tekanan pada saluran mencapai
maksimal , pressure switch akan memberikan tanda ke katup pengendali untuk
mengurangi beban mesin .
PT. PAMAPERSADA NUSANTARA MODUL PELATIHAN DRILLING MACHINE
SANDVIK D245S
45
K. BLOWDOWN VALVES :
Melepaskan tekanan pada tangki ketekanan atmosfer selama pengurangan beban dan
mematikan mesin .
Tekanan udara secara periodic mengeluarkan debu halus dan memaksa material ini untuk
keluar dari dropout cone . Pelindung debu ( dust curtain ) dapat di naikan dan di turunkan
dan pintu hydraulik di bagian belakang dapat di angkat untuk menyingkirkan kerataan
batuan pada saat di angkat dari lubang bor .
Siklus ini di nyalakan dengan pengatur waktu elektrik yang akan menghidupkan pompa.
pompa akan membentuk tekanan pada pipa sampai injector melepaskan pelumas. pompa
terus akan membentuk tekanan sampai tekanan balik pada line breaks dan rangkaian sirkuit
elektronik mematikan pompa.
Bleed valve akan terbuka untuk menjadikan tekanan pada saluran kembali ke kontainer
pelumas, ketika tekanan di pipa mulai menurun, injector akan siap hidup kembali untuk
PT. PAMAPERSADA NUSANTARA MODUL PELATIHAN DRILLING MACHINE
SANDVIK D245S
46
siklus selanjutnya. Resevoir akan terlihat seperti pada gambar atau menggunakan kontainer
pelumas standar berkapasitas 20 liter.
Insert distribushi secara merata pada ke tiga roller sehingga seluruh bagian dasar lubang
bor akan terkena selama bor berputar. Roller bit untuk batuan yang keras, jarak antar
insert – nya semakin dekat, sementara pada roller bits untuk batuan lunak jumlah
insertnya semakin sedikit dan mengarah keluar. Roller bit mempunyai sejumlah jet nozzle
di mana udara bertekanan keluar dan mengangkat kerataan batuan dari dasar lubang bor
saluran udara lainnya pada mata bor mengalirkan udara bertekanan melewati bearing
untuk tujuan pendinginnan dan pelumasan.
SOAL EVALUASI