Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN TRAVEL MOTOR PADA

EXCAVATOR KOMATSU PC75UU-3


Abstrak
Crawler excavator menggunakan sistem hidrolik sebagai penerus daya dengan
memanfaatkan zat cair (oil hydraulic) untuk menggerakan semua alat kerjanya
termasuk pada bagian travel motor sebagai penggerak roda. Jika dilihat dari
fungsinya, travel motor adalah komponen yang penting dari sebuah crawler
excavator, ketika terjadi low power pada sistem hidrolik travel motor maka akan
mengakibatkan menurunnya kemampuan kerja pada alat tersebut. Analisa ini
bertujuan untuk mengetahui kerusakan yang terjadi dan mengetahui langkah
perbaikan dari travel motor yang megalami kerusakan. Dengan melakukan
pengecekan mulai dari control valve, center swivel joint, dan travel motor. Dari
hasil analisa kerusakan pada travel motor excavator komatsu PC75 UU-3 yang
mengalami low power didapatkan hasil kerusakan yang terjadi pada komponen
spool valve, yang disebabkan karena gesekan secara terus menerus antara spool
valve dengan diding case motor travel yang mengakibatkan tidak bisa
disalurkannya oli secara maksimal ke piston motor.
Kata Kunci : excavator, low power, travel motor, spool valve

Abstract
The crawler excavator uses a hydraulic system as a power source by utilizing a
liquid (hydraulic oil) to move all of its working tools, including the travel motor as
a wheel drive. When viewed from its function, the travel motor is an important
component of a crawler excavator, when low power occurs in the hydraulic system
of the travel motor, it will result in a decrease in the workability of the tool.
This analysis aims to determine the damage that occurred and determine the steps
to repair the travel motor that is damaged. By checking starting from the control
valve, center swivel joint, and travel motor.
From the results of the analysis of damage to the Komatsu PC75UU-3 excavator
travel motor which experienced low power, it was found that the damage occurred
to the spool valve component, which was caused by continuous friction between the
spool valve and the travel motor case wall which resulted in the inability to
distribute oil properly. maximum to the motor piston.

Keywords : excavator, low power, travel motor, spool valve

1
1. PENDAHULUAN
Alat berat adalah alat bantu untuk memudahkan manusia melakukan
pekerjaan-pekerjaan berat menjadi lebih ringan dan effisien yang biasanya
digunakan pada pekerjaan pertambangan, pembangunan kota, dan kegiatan
kontruksi dengan skala besar. Contohnya adalah crawler excavator, alat berat
dengan roda rantai yang dilengkapi dengan perlengkapan kerja yaitu boom,
arm, dan bucket yang berfungsi untuk menggali tanah (digging), dan memuat
material ke dump truck (loading). Karena memiliki roda rantai maka crawler
excavator cocok digunakan pada kondisi tanah yang tidak rata atau berlumpur.

Crawler excavator menggunakan sistem hidrolik untuk menggerakkan


attachmentnya, salah satunya adalah travel motor yang berfungsi mengubah
tenaga hidrolik menjadi tenaga putaran sehingga unit dapat berjalan. Jika
dilihat dari fungsi komponen tersebut maka travel motor adalah komponen
yang sangat penting dari sebuah crawler excavator. Ketika terjadi kerusakan
pada sistem hidrolik pada travel motor maka akan mengakibatkan unit tidak
dapat berpindah tempat untuk melakukan pekerjaan di tempat lainnya. Pada
tugas akhir ini akan membahas analisa kerusakan dan perbaikan komponen
travel motor.

Travel motor adalah suatu komponen yang dipasang pada final drive sebagai
input putaran dan juga sebuah aktuator yang mengubah tenaga hydraulic
menjadi torsi atau tenaga putaran. Berlawanan dengan cara kerja pompa
hydraulic yang mengubah tenaga mekanik (putaran dari mesin) menjadi tenaga
hydraulic.

Aliran oli hydraulic berawal dari tangki oli hydraulic kemudian ke


hydraulic pump lalu ke control valve setelah itu disalurkan ke swivel joint dan
terakhir ke travel motor sehingga unit dapat berjalan dengan arah maju,
mundur,kekanan atau kekiri.

2
2. METODE
2.1 Pemeriksaan
Dilakukan pengecekan pada travel motor, diawali dengan membuka case
travel motor kemudian cek kondisi bagian dalam travel motor. Diketahui
kondisi dari komponen travel motor mengalami keausan pada komponen
tersebut, sehingga terjadi kelonggaran antara spool valve dengan case travel
motor.
2.2 Proses Disassembly

Langkah Pertama adalah membuka case travel motor dan melepas hose
yang menuju ke travel motor satu per satu kemudian sumbat hose
menggunakan plasik agar oil hidraulic tidak mengalir kemana-mana. Setelah
case travel motor terlepas langkah kedua adalah melepas o-ring pada travel
motor,gunakan obeng kecil untuk melepaskan o-ring,lepaskan dengan hati-
hati. Setelah O-ring terlepas langkah ketiga adalah melepaskan Brake Piston,
gunakan kompesor untuk melepaskan Brake Piton yang berfungsi menahan
Block Rotor dengan cara meniupkan nya pada lubang sebelah kanan Brake
Piston. Setelah Brake Piston terlepas langkah keempat adalah melepas Disc
and Plate secara ber urutan. Setelah Disc and Plate terlepas langkah kelima
adalah melepas Block Rotor dan Piston Shoe yang berfungsi untuk memutar
atau memompa oil hidraulik Sehingga dapat menggerakkan Track maju dan
mundur. Setelah Block Rotor dan Piston Shoe terlepas langkah keenam
adalah melepas Swash Plate,lepaskan dengan hati-hati. Setelah Swash Plate
terlepas langkah ketujuh adalah melepas Half Ball yang berfungsi sebagai
penahan Swash Plate dan melepas Drive Shaft,lepaskan dengan cara
menariknya perlahan-lahan. Langkah terakhir adalah membuka komponen
yang berada di dalam case travel motor,untuk mengetahui apakah sumber
dari masalahnya terletak di bagian dalam travel motor, gunakan alas untuk
melindungi bagian dalam dari travel motor.

3
2.3 Jenis Kerusakan

Setelah di lakukan proses disassembly kemudian dilakukan pengecekan


terhadap semua komponen pada travel motor, ditemukan kerusakan pada
spool valve yang sudah aus sehingga menyebabkan oli tidak dapat di teruskan
ke piston motor.
2.4 Penyebab Kerusakan

Penyebab kerusakan pada spool valve ada beberapa faktor seperti umur
spool valve sudah terlalu lama untuk beroperasi pada travel motor, adanya
perlakuan panas dari oli yang di sebabkan telatnya pergantian oil hidroulik.
Pada kasus ini penyebab kerusakan spool valve disebabkan karena gesekan
secara terus menerus antara spool valve dan case travel motor, sehingga spool
valve lama kelamaan mengalami keausan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Perbaikan

Setelah melakukan pengecekan komponen travel motor serta telah


mengetahui kerusakan yang terjadi, maka langkah selanjutnya yaitu
melakukan perbaikan pada komponen spool valve. Proses perbaikan di
lakukan dengan cara menggati travel motor yang baru, cara ini dilakukan
karna travel motor yang lama sudah tidak dapat di perbaiki kembali, apabila
yang diganti hanya spool valve nya saja kemungkinan besar motor travel
tersebut masih mengalami low power. Maka dari itu travel motor perlu di
ganti dengan yang baru. Proses ini dilakukan agar travel motor dapat bekerja
dengan normal kembali serta unit excavator komatsu PC75UU-3 bisa
digunakan untuk beroperasional kembali.

Gambar 1. Travel Motor yang Baru

4
Setelah travel motor yang baru tersedia langkah selanjutnya yaitu proses
assembly, sebelum proses assembly dilakukan, dilakukan pengecekan travel
reduser terlebih dahulu, bila sudah dikatakan baik maka bisa dilanjukan
dengan pemasangan travel motor yang baru. Proses assembly diawali dengan
melepas travel motor yang lama,yang di awali dengan melepas track
shoe,melepas sprocket dan terakhir melepas satu set travel motor. Setelah
travel motor yang lama terlepas langkah selanjutnya yaitu pemasangan travel
motor yang baru yang di awali dengan pemasangan travel motor yang baru
lalu memasang sprocket. Setelah travel motor baru terpasang langakah
selanjutnya yaitu pemasangan hose-hosenya dan memasang track shoe.
Setelah hose terpasang dan semua komponen sudah terpasang langkah
terakhir adalah mengencangkan track shoe yang kendur dengan
menggunakan grease dengan bantuan grease pump.

4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Keausan yang terjadi pada spool valve disebabkan karena gesekan secara
terus menurus antara spool valve dengan dinding case motor travel,
sehingga terjadi kelonggaran antara spool valve dengan diding case motor
travel yang mengakitbatkan tidak bisa disalurkannya oli secara maksimal
ke piston motor.
2. Proses perbaikan dilakukan dengan mengganti travel motor yang baru, ini
dilakukan karna spool valve pada travel motor yang lama sudah tidak dapat
di perbaiki kembali. Dengan adanya pergantian travel motor, maka unit
dapat bekerja secara maksimal kembali.

5
4.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis memiliki saran :
1. Gunakan selalu manual book pada saat melakukan perbaikan agar sesuai
standard oprasional procedures (SOP).
2. Ketika excavator menunjukan indikasi kerusakan, harus segera berhenti
operasi (break down).
3. Melakukan pengarahan terhadap oprator tentang hal-hal yang dilarang saat
mengoprasikan excavator.

DAFTAR PUSTAKA
Saputra, Fajar Dwi. 2018.Analisa Kerusakan dan Perbaikan Travel Motor
Excavator XGMA XG822EL. Surakarta:Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Arzaqi, Siena Wahlul. 2021. Analisa Kerusakan Sistem Hidolik Travel Motor
Excavator Komatsu PC200-8.Surakarta:Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Komat’su. 2003. Shop Manual Komat’su PC75UU-3. Japan:15001 and up.

Module Hydraulic System, Sekolah Vokasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai