Rotor merupakan bagian dari alternator yang berputar dan akan berubah menjadi
magnet saat dialiri arus listrik. Rotor akan menginduksi kumparan stator agar
menghasilkan arus listrik. Oleh karena itu kinerjanya harus tetap terjaga.
Stator merupakan salah satu komponen alternator yang terdiri dari lilitan kawat. Stator
ini merupakan bagian yang akan menghasilkan tegangan listrik akibat induksi dari
kumparan rotor. Oleh karena itu stator rawan terjadi lilitan putus ataupun short circuit.
Sikat atau brush merupakan komponen yang menghubungkan arus listrik dari
komponen diam ke komponen bergerak. Selain itu brush juga bergesekan langsung
dengan slip ring sehingga akan mengalami keausan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemeriksaan brush terutama pada panjang brush.
Mengukur panjang sikat, panjang sikat yang menonjol minimal 5,5 mm. Bila panajang
sikat kurang dari standar maka perlu diganti. Cara mengganti sikat: Keluarkan sikat
lama dengan cara memanaskan terminal siakat menggunakan solder kemudian ganti
dengan siakt yang baru. Panajang sikat baru pada alternator regulator mekanik: 12,5
mm sedangkan alternator IC regulator sepanjang 16,5 mm.
4. Pemeriksaan Diode Alternator
Diode merupakan salah satu komponen alternator yang berfungsi untuk menyearahkan
tegangan listrik yang dihasilkan oleh alternator. Dengan kata lain diode akan merubah
tegangan listrik ac menjadi tegangan listrik dc. Namun apabila timbul permasalahan
tentu akan mengganggu kerja dari sistem pengisian. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemeriksaan.
Pada alternator terdapat dua jenis diode yaitu diode positif dan diode negatif. Keduanya
memiliki cara pemeriksaan yang berbeda. Cara pemeriksaan diode sebagai berikut
Hubungkan clem positif ohm meter dengan bodi positif (terminal positif) dan
hubungkan clem negatif ohm meter dengan salah satu ujung stator (seperti
gambar a dan b). ohm meter harus menunjukan tidak bergerak.
Balik posisi, hubungkan clem positif ohm meter dengan salah satu ujung stator
dan hubungkan clem negatif ohm meter dengan bodi positif (terminal positif).
Jarum ohm meter harus bergerak.
Hubungkan clem positif ohm meter dengan bodi negatif (terminal negatif) dan
hubungkan clem negatif ohm meter dengan salah satu ujung stator (seperti
gambar a dan b). ohm meter harus menunjukan tidak bergerak.
Balik posisi, hubungkan clem positif ohm meter dengan salah satu ujung stator
dan hubungkan clem negatif ohm meter dengan bodi negatif (terminal negatif)
seperti gambar c. Jarum ohm meter harus bergerak
Pemeriksaan slip ring merupakan salah satu bagian umum pada proses pemeriksaan
alternator. Pemeriksaan slip ring berguna untuk mengetahui diameter dari slip ring itu
sendiri. Hal ini dikarenakan slip ring berhubungan dengan brush atau sikat untuk
menghubungkan arus listrik dari komponen statis ke rotor yang selalu berputar
(dinamis). Oleh karena itu akan terjadi keausan pada slip ring.
Pemeriksaan secara visual apakah permukaan slip ring masih halus atau kasar.
Apabila kasar atau rusak maka perlu dilakukan penggantian slip ring.
Dengan menggunakan jangka sorong ukur diameter dari slip ring. Diameter
standar slip ring sebesar 32.3 - 32.5 mm dengan diameter minimum 32.1 mm.
Pada bodi alternator apabila kondisi masih baik atau tidak ada kerusakan, keretakan,
maka bodi alternator masih dalam kondisi baik. Namun apabila pada bodi terdapat
keretakan maka harus dilakukan penggantian karena dapat menimbulkan konsleting
ataupun short circuit pada sistem pengisian.