Anda di halaman 1dari 4

1.

Pemeriksaan Rotor Alternator

Rotor merupakan bagian dari alternator yang berputar dan akan berubah menjadi
magnet saat dialiri arus listrik. Rotor akan menginduksi kumparan stator agar
menghasilkan arus listrik. Oleh karena itu kinerjanya harus tetap terjaga.

Terdapat beberapa cara pemeriksaan rotor alternator yaitu

 Pemeriksaan bearing alternator. Apabila bearing masih dapat berputar dengan


lancar dan tidak kocak maka tidak perlu melakukan penggantian bearing.
 Pemeriksaan rotor coil denagan ohm meter, standar tahanan untuk regulator
mekanik: 3,9-4,2 ohm. dan untuk tahanan dengan IC: 2,8-3,0 ohm.
 Pemeriksaan hubungan rotor coil dengan bodi, tidak boleh ada hubungan

2. Pemeriksaan Stator Alternator

Stator merupakan salah satu komponen alternator yang terdiri dari lilitan kawat. Stator
ini merupakan bagian yang akan menghasilkan tegangan listrik akibat induksi dari
kumparan rotor. Oleh karena itu stator rawan terjadi lilitan putus ataupun short circuit.

Pemeriksaan stator alternator yaitu

 Pemeriksaan open circuit yaitu dengan menggunakan multimeter (posisi ohm)


hubungkan kedua probe multimeter ke setiap ujung stator. Standarnya terdapat
hubungan pada masing masing ujung lilitan stator. Apabila tidak ada maka dapat
dipastikan lilitan stator putus atau open circuit.
 Pemeriksaan hubungan dengan massa yaitu menggunakan multimeter (posisi
ohm) hubungan probe multimeter ke ujung stator dan satunya ke bodi. Hasil
yang baik adalah tidak ada hubungan. Apabila terdapat hubungan maka dapat
dipastikan lilitan stator mengalami short circuit.

3. Pemeriksaan Brush/Sikat Alternator

Sikat atau brush merupakan komponen yang menghubungkan arus listrik dari
komponen diam ke komponen bergerak. Selain itu brush juga bergesekan langsung
dengan slip ring sehingga akan mengalami keausan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemeriksaan brush terutama pada panjang brush.

Mengukur panjang sikat, panjang sikat yang menonjol minimal 5,5 mm. Bila panajang
sikat kurang dari standar maka perlu diganti. Cara mengganti sikat: Keluarkan sikat
lama dengan cara memanaskan terminal siakat menggunakan solder kemudian ganti
dengan siakt yang baru. Panajang sikat baru pada alternator regulator mekanik: 12,5
mm sedangkan alternator IC regulator sepanjang 16,5 mm.
4. Pemeriksaan Diode Alternator

Diode merupakan salah satu komponen alternator yang berfungsi untuk menyearahkan
tegangan listrik yang dihasilkan oleh alternator. Dengan kata lain diode akan merubah
tegangan listrik ac menjadi tegangan listrik dc. Namun apabila timbul permasalahan
tentu akan mengganggu kerja dari sistem pengisian. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemeriksaan.

Pada alternator terdapat dua jenis diode yaitu diode positif dan diode negatif. Keduanya
memiliki cara pemeriksaan yang berbeda. Cara pemeriksaan diode sebagai berikut

a. Pemeriksaan Diode Positif

 Hubungkan clem positif ohm meter dengan bodi positif (terminal positif) dan
hubungkan clem negatif ohm meter dengan salah satu ujung stator (seperti
gambar a dan b). ohm meter harus menunjukan tidak bergerak.
 Balik posisi, hubungkan clem positif ohm meter dengan salah satu ujung stator
dan hubungkan clem negatif ohm meter dengan bodi positif (terminal positif).
Jarum ohm meter harus bergerak.

b. Pemeriksaan Diode Negatif

 Hubungkan clem positif ohm meter dengan bodi negatif (terminal negatif) dan
hubungkan clem negatif ohm meter dengan salah satu ujung stator (seperti
gambar a dan b). ohm meter harus menunjukan tidak bergerak.
 Balik posisi, hubungkan clem positif ohm meter dengan salah satu ujung stator
dan hubungkan clem negatif ohm meter dengan bodi negatif (terminal negatif)
seperti gambar c. Jarum ohm meter harus bergerak 

5. Pemeriksaan Slip Ring Alternator

Pemeriksaan slip ring merupakan salah satu bagian umum pada proses pemeriksaan
alternator. Pemeriksaan slip ring berguna untuk mengetahui diameter dari slip ring itu
sendiri. Hal ini dikarenakan slip ring berhubungan dengan brush atau sikat untuk
menghubungkan arus listrik dari komponen statis ke rotor yang selalu berputar
(dinamis). Oleh karena itu akan terjadi keausan pada slip ring. 

Cara pemeriksaan slip ring sebagai berikut:

 Pemeriksaan secara visual apakah permukaan slip ring masih halus atau kasar.
Apabila kasar atau rusak maka perlu dilakukan penggantian slip ring.
 Dengan menggunakan jangka sorong ukur diameter dari slip ring. Diameter
standar slip ring sebesar 32.3 - 32.5 mm dengan diameter minimum 32.1 mm.

6. Pemeriksaan Body Alternator

Pada bodi alternator apabila kondisi masih baik atau tidak ada kerusakan, keretakan,
maka bodi alternator masih dalam kondisi baik. Namun apabila pada bodi terdapat
keretakan maka harus dilakukan penggantian karena dapat menimbulkan konsleting
ataupun short circuit pada sistem pengisian.

Diatas merupakan cara pemeriksaan alternator yang dapat digunakan untuk


mengetahui kondisi dari alternator itu sendiri. Semoga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai