DASAR LISTRIK
A. TEORI LISTRIK
Elektron adalah bagian terkecil dari suatu atom. Sifatnya ringan dan selalu
mengorbit pada inti (proton). Lihat gambar berikut ini :
ev= 2 n2
Nama Atom (NA) Tembaga (NA:29) Silikon (NA: 14) Sulfur (NA: 16)
Gambar
Valensi 1 4 6
Konduktivitas Konduktor Semi konduktor Isolator
Inti (proton) menarik elektron dan mempertahankan dalam lintasannya dan pada saat
muatan positif (proton) sebanding dengan muatan negatif (elektron), maka atom
menjadi netral.
Meskipun demikian, muatan atom dapat berubah dari netral menjadi bermuatan
positif (+) jika elektron terluarnya ada yang terlepas atau negatif jika mendapat
tambahan elektron dari atom lain pada kulit terluarnya.
1. Tegangan (Voltage)
Tegangan adalah beda potensial yang menimbulkan gaya yang mengakibatkan
mengalirnya arus listrik (perpindahan elektron). Tegangan dapat dianalogikan
sebagai perbedaan ketinggian air pada dua buah tabung air apabila dihubungkan
dengan sebuah pipa sehingga air mengalir dari level yang tinggi ke level yang
rendah. Kemudian tidak mengalir setelah ketinggian (beda potensial) sama.
2. Arus
Ketika dua konduktor (A) dan (B) diisi muatan positif dan negatif yang
dihubungkan dengan kawat penghantar (C). Elektron–elektron bebas yang
berada pada konduktor (B) akan berpindah ke konduktor (A) melalui penghantar
(C). Hal ini akan menyebabkan terjadinya arus elektron dari konduktor (B) yang
bermuatan negatif ke konduktor (A) yang bermuatan positif.
Q
I= Coloumb/second
t
B. HUKUM OHM
Hukum Ohm menyatakan bahwa banyaknya arus (I) yang mengalir melalui
konduktor adalah berbanding lurus dengan tegangannya (V), dan berbanding terbalik
dengan hambatannya (R).
Kalau dirumuskan :
V=IXR
Jika switch SW dihubungkan, maka arus yang mengalir pada rangkaian akan dapat
terukur, begitu juga tegangan pada masing-masing resistor dapat juga diukur dengan
menggunakan Voltmeter.
Jika resistansi pada potensiometer diperkecil maka arus akan besar, sebaliknya jika
resistansi pada potensiometer diperbesar maka arus akan kecil.
D. TENAGA LISTRIK
P = V.I (W)
P =V.I [Watt]
=R.I.I [Watt]
= R . I2 [Watt]
Satuan tenaga listrik adalah watt disingkat (W). Satu (1) watt menunjukkan
tenaga yang membutuhkan arus sebesar 1 A, pada tegangan 1 V dalam setiap
detik.
Jika sebuah lampu bertuliskan 24 W/12 V, berarti lampu tersebut menyerap daya
24 W jika dipasang pada tegangan 12 volt. Maka daya yang diserap lampu
tersebut adalah:
P V 2
I= R= P=I ×R
V I
2
24 [W ] 12 [V ] =2 ×6
= =
12 [V ] 2 [ A] = 24 [W ]
= 2 [ A] = 6 [ Ω]
Jadi daya yang diserap lampu adalah 24 W. Sesuai dengan daya yang tertulis
pada lampu.
3. Energi Listrik
Energi listrik adalah jumlah dari kemampuan kerja listrik dalam setiap satuan
waktu (detik). Jumlah tenaga listrik diartikan salah satu jumlah usaha listrik yang
dihasilkan atau ditetapkan dalam periode tertentu.
Satuan energi listrik adalah watt second disingkat dengan (WS) atau joule (J) jika
jumlah pengukuran besar satuan yang digunakan (Wh) Watt–hour.
W = V . I . t [Joule]
1. Rangkaian Seri
Vt = V1 + V2 + V3 + ... Vn
Dimana: Vt = Voltage total seri.
V1 .. Vn = Voltage masing–masing resistor.
b. Hambatan (Resistance)
Hambatan dirangkaikan seri akan berlaku rumus :
Rt = R1 + R2 + R3 + ... Rn
Dimana : Rt = Hambatan total seri.
Rt .. Rn = Hambatan masing–masing resistor.
c. Arus (Current)
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian seri dirumuskan dengan :
It = I1 = I2 = I3 = ... In
Dimana : It = Arus total.
I1 .. In = Arus masing–masing yang mengalir pada
rangkaian.
Basic Mechanic Course 12
Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
2. Rangkaian Paralel
a. Tegangan (Voltage)
Tegangan sumber dirangkai paralel berlaku rumus :
Vt = V1 = V2 = V3 = ... Vn
b. Hambatan (Resistance)
Hambatan dirangkaikan secara paralel akan berlaku rumus :
1 1 1 1 1
= + + + ....
RT R1 R2 R3 Rn
It = I1 + I2 + I3 …. In
a. Tegangan (Voltage)
Tegangan sumber dirangkai seri-paralel berlaku rumus :
VRp = V2 + V3
Vt = V1 + VRp
b. Hambatan (Resistance)
Hambatan dirangkaikan secara seri-paralel akan berlaku rumus :
1 1 1 1
= + + ....
R P R1 R2 Rn
Rt = R1 + R P
I t = I1 = I 2 + I 3
R3
I2 = × I1
( R 2 + R3 )
R2
I3 = × I1
( R 2 + R3 )
Contoh :
1. Dari rangkaian seri berikut :
Diketahui : Sebuah sumber 12 volt dihubungkan seri dengan dua buah lampu
masing–masing 24 W/12V dan 12 W/12V.
Hitung : a. Arus total (It) ?
b. Voltage drop (Vd1 dan Vd2)?
c. Power (P1 dan P2) ?
Jawab :
Lampu 1 :
Arus yang diminta : IL1 = WL1÷VL1 = 24÷12 = 2 [A]
Hambatan lampu 1 : RL1 = VL1÷IL1 = 12÷2 = 6 [Ω]
Lampu 2 :
Arus yang diminta : IL2 = WL2÷VL2 = 12÷12 = 1 [A]
Basic Mechanic Course 15
Training Center Department - PT Kalimantan Prima Persada
Hambatan lampu 2 : RL2 = VL2÷IL2 = 12÷1 = 12 [Ω]
Rt = RL1 + RL2 = 6 + 12 = 18 [Ω]
a. It = V÷Rt = 12÷18 = 0.66 [A]
b. Vd1 = I1 x R1 = 0.66 [A] x 6 [Ω] = 3.96 [V]
Vd2 = I2 x R2 = 0.66 [A] x 12 [Ω] = 7.92 [V]
Besarnya voltage drop pada hambatan yang dihubungkan seri adalah
tergantung besarnya arus yang mengalir dan besarnya hambatannya.
c. Tenaganya adalah :
P1 = ( It )2 x RL1 P2 = ( It )2 x RL1
= ( 0.66 )2 x 6 = ( 0.66 )2 x 12
= 2.6 Watt = 5.2 Watt
F. AVOMETER
Avometer adalah alat ukur yang multi guna untuk mengukur (Ampere, Volt, Ohm)
atau dikenal dengan Multi Tester.
1. Bentuk dan Bagian-bagian Avometer
Pointer
Skala
Zero-point volt-ampere
Adjusment Screw Zero-point ohm
Rotary Adjustment Screw
Switch
Measuring terminal
(+) Measuring terminal
(-)
Lead
Grip
Test Pin
6. Penggunaan/Perawatan
Memilih batas ukur yang tepat untuk menambah keakuratan/ketepatan.
Gunakanlah batas ukur yang nilainya terdekat dengan nilai yang sedang