Anda di halaman 1dari 72

PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

BASIC MECHANIC COURSE


BASIC MACHINE ELEMENT

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

TECHNICAL TERM
OF BASIC MACHINE
ELEMENT

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

A.LIQUID
1. Pressure
Gaya pada satuan luas. Salah satu sifat fluida adalah zat cair (fluida) menentukan pascal menyatakan zat
cair dalam ruangan tertutup dan diam (tidak mengalir) mendapat tekanan maka tekanan tersebut akan
diteruskan ke segala arah dengan sama rata dan tegak lurus bidang permukaannya.

Pengukuran tekanan fluida dibagi 2 macam yaitu :

a. Tekanan gauge
Tekanan yang biasanya tidak dipengaruhi oleh tekanan udara (Tekanan Atmosphere). Atau nilai
yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada alat pengukur tekanan.

b. Tekanan absolute
Tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara lain.

Tekanan Absolute = Tekanan gauge + Tekanan atmosphere

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

2. Specific Gravity.
Perbandingan (ratio) dari berat jenis (density) suatu zat cair diperbandingkan dengan berat jenis air
murni. Air murni mempunyai specific gravity 1 (satu), sedangkan battery electrolyte mempunyai
specific gravity 1,26 - 1,28 pada temperature 80°F (26,7°C).

3. Viscosity.
Viscosity atau viskositas adalah ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi
viskositasnya kemampuan mengalirnya semakin berkurang Contoh: Oli memiliki viskositasnya lebih
tinggi dari fuel. Fuel mengalir dengan sangat mudah dibandingkan oli yang lebih kental mengalir
dengan lebih lambat. Oli mesin dengan viskositas rendah bersifat encer akan mengalir dengan mudah
sedangkan Oli dengan viskositas tinggi bersifat lebih kental akan mengalir lebih lambat. Viskositas
dipengaruhi oleh temperatur apabila oli panas, oli lebih encer dan mengalir lebih cepat dari pada saat
temperatur oli dingin.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

B. TORQUE
Gaya puntir atau gaya putar yang di desakan oleh poros engkol mesin. Engine torque adalah hasil kali dari gaya
total yang dikerahkan pada kepala piston (disebabkan oleh tekanan pembakaran) dan radius engkol, yaitu
T=Fxr
Dimana: F=PXA
P = Tekanan pembakaran
A = Area puncak ( Crown ) piston.
r = radius engkol

Engine torque meningkat bersama tekanan – tekanan kompresi yang lebih tinggi tekanan pembakaran
sebaliknya tergantung pada perbandingan kompresi dari mesin, temperature awal dan jumlah fuel. Engine
torque mungkin dinyatakan dalam dyne-cm, kgf-m. Sebuah mesin menghasilkan jumlah torque yang berbeda
berdasarkan kecepatan putar dari poros engkol dan faktor –faktor lain

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

2.Leverage
Mechanical lever adalah sebuah batang atau tongkat yang lurus ditunjuk ditengah – tengah batang tersebut
digunakan untuk atau memodifikasi (merubah) gerakan, dan besar gaya. Mechanical lever adalah suatu alat
yang digunakan untuk meneruskan dan menambah gerakan dan gaya.

Gbr. 1. Mechanical lever

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

1.Current ( Arus ).
Ketika 2 konduktor (A) dan (B) yang bermuatan positif dan negatif dihubungkan dengan kawat
penghantar (C), elektron - elektron bebas yang berada pada konduktor (B) akan ditarik oleh konduktor
(A) melalui penghantar (C). Hal ini akan menyebabkan arus elektron dari konduktor (B) yang bermuatan
negatif ke konduktor (A) yang bermuatan positif. Pergerakan elektron inilah yang kemudian menyebabkan
terjadinya arus listrik dari konduktor (A) yang bermuatan positif ke konduktor (B) yang bermuatan
negatif.

Coloumb (Q) adalah banyaknya muatan listrik ( elektron ) yang mengalir melalui suatu titik pada sebuah
penghantar yang besarnya adalah : 6.25 x 1018 elektron.

Gbr. 2. Hubungan antara arus listrik dan arus elektron

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui muatan listrik yang mengalir melalui
suatu titik tertentu selama satu detik.
I=Q/t
Dimana :
I = Arus (Ampere)
Q = Muatan listrik (Coloumb)
t = Waktu (Detik)

Satuan Arus Listrik adalah Coloumb per detik atau ampere :


1A = 1000 mA
1 MA = 1000 µA
1A = 1000000 µA

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

2.Voltage ( Tegangan )
Gaya yang melibatkan terjadinya arus listrik pada konduktor, Terjadinya gaya akibat beda/selisih potensial
antara dua ujung konduktor. Beda potensial terjadi karena perbedaan jumlah elektron pada ujung
konduktor. Arus listrik akan mengalir dari tegangan yang tinggi (+) ke tegangan yang rendah (-) dan
satuan tegangan listrik disebut VOLTS dan disimbolkan dengan ( V ).

1 MV = 1000 KV
1 KV = 1000 V
1 V = 1000 mV
Voltage dihasilkan antara 2 ( dua ) titik yaitu satu yang muatan positif dan satu titik yang muatan negatif.

Gbr. 3. Voltage.

Voltage akan timbul walaupun tidak terjadi aliran arus tetapi tidak akan mengalir bila tidak ada tegangan
atau beda potensial.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

3.Hambatan ( Resistance )
Kawat tembaga pada umumnya digunakan untuk menghantarkan arus listrik karena kawat tembaga
memiliki hambatan terhadap aliran listriknya kecil.

Gbr. 4. Hambatan listrik dan konduktor.

Ketika elektron bebas berjalan melalui sebuah logam, elektron – elektron itu melambung molekul, yang
akan memperlambat kecepatan jalannya. Perlambatan kecepatan itu merupakan hambatan umumnya
disebut dengan elektrik, resistance atau Hambatan listrik.

Satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbol Ω. Hambatan suatu penghantar dikatakan 1 Ω bila
besarnya hambatan tersebut menyebabkan mengalirnya arus sebesar 1 A, bila pada kedua ujung
penghantar dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 1 volts ( pada temperatur konstan).

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Adapun harga hambatan pada sebuah penghantar dipengaruhi oleh bahan penghantar, luas penampang
penghantar, serta temperatur. Biasanya harga hambatan dapat dihitung dengan rumus :

R =L

Tahanan jenis setiap material berbeda – beda seperti dibawah ini:

Material Þ (Ω) at 20° C Material Þ (Ω) at 20° C

Cooper (pure soft) 1.724 x 10-6 Gold 2.2 x 10-6

Cooper (hard low) 1.777 x 10-6 Lead 20 x 10-6

Steel (low Carbon) 9.96 x 10-6 Mercury 85.1 x 10-6

Cast Iron 19.1 x 10-6 Silver 1.59 x 10-6

Aluminium (soft) 2.73 x 10-6 Zine 6.21 x 10-6

Aluminium (hard) 2.83 x 10-6 Nichrome 100 x 10-6

Nickel (100% pure) 10.4 x 10-6 Manganin 47.8 x 10-6

Table 1. Tahanan jenis beberapa material Material

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

MECHANICAL
ELEMENT

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

A.FASTENERS.
Fastener atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa parts atau komponen menjadi suatu
komponen assembling. Fastener dipergunakan karena komponen assembling tidak mungkin dibuat utuh dalam
satu bagian. Sehingga dibuat dari beberapa parts atau komponen untuk mempermudah manufacturing
pemasangan, perawatan dan perbaikan. Bab ini membahas beberapa jenis fasteners yang sering dipergunakan
pada alat berat

1.Bolt

Bolt adalah fastener yang digunakan sebagai pengikat berpasangan dengan nut. Bentuk lain bolt adalah cap
screw. Disebut cap screw apabila dalam pemakaian sebagai fasteners berpasangan terhadap lubang ulir. Dengan
demikian bolt dan cap screw dibedakan berdasarkan aplikasi pemakaiannya sebagai fastener. Berbagai macam
bolt dan cap screw ditunjukan pada gbr berikut:

Gbr. 5.Macam-macam Bentuk bolt


BASIC MECHANIC COURSE
PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

a. Spesifikasi bolt
Bentuk bolt terdiri atas Head, body dan thread. Ukuran head berdasarkan jarak bidang rata pada bagian Head.
Ukuran head bolt menentukan beberapa ukuran kunci atau socket yang dipergunakan. Ukuran bolt ditentukan
oleh diameter puncak thread, sedangkan panjang bolt diukur dari bagian bawah head ke bagian ujung thread
(bolt). Beberapa bentuk bolt memiliki ketentuan penentuan ukuran panjang yang berbeda menunjukkan
penunjukkan ukuran bolt.

Gbr. 6.Dimensi Bolt

Ukuran bolt ditentukan oleh ukuran thread. Berdasakan standarisasi Unifled Screw Thread Standard, thread
diukur dengan menghitung jumlah puncak ulir setiap inchi. Berdasarkan Unifield screw Thread standard
tersebut dinyatakan ukuran bolt dengan notasi seperti berikut:

½ - 20 – UNC – 2A x 3

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Keterangan
½ : Diameter luar puncak ulir 2A : Simbol Suaian
20 : Jumlah puncak ulir per inchi 3 : Panjang bolt dalam satuan inchi
UNC : C = Ulir kasar (Coarse)
F = Ulir halus (Fine)

Thread dibedakan atas coarse thread ( kasar ) dan fine thread ( halus ) yang ditandai dengan notasi UNC untuk
coarse thread dan UNF untuk fine thread. Coarse thread memiliki alur yang lebih dalam dan aplikasinya banyak
digunakan. Fine thread memiliki alur thread kecil aplikasinya pada permukaan tertentu, misal untuk pengikat
parts yang tipis.
Pada Standarisasi Metric, ukuran ulir ditemukan dengan ukuran jarak antara puncak ulir terdekat. Notasi yang
digunakan untuk menyatakan ukuran ulir metric adalah sebagai berikut:

M 12 x 1.75 – 6G x 80 – 8.8

Keterangan
M : Ukuran ISO Metric 6G : Simbol suaian
12 : Ukuran Q puncak thread dalam satuan mm 80 : Panjang bolt
1.75 : Kisar dalam satuan mm 88 : Class kekuatan Bolt

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

b.Tingkat ( Grade ) kekuatan bolt


Society of Automotive Engineers ( SAE ) menerbitkan standarisasi untuk mengklasifikasikan united (inch-series) bolt
dan capscrew pada beberapa grade berdasarkan material, treatment dan tensiIe strength (kekuatan tariknya).
Klasifikasi grade ditunjukan dengan tanda pada permukaan atas head bolt. Tabel berikut menunjukan spesifikasi dan
tanda bolt berdasarkan standarisasi SAE.

Tabel 2. Tabel spesifikasi dan tanda bolt sesuai SAE.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Standarisasi Klasifikasi Grade bolt metric ditetapkan oleh International Standardization of Organization ( ISO ).
Klasifikasi berdasarkan atas kekuatan tensile dan yield. Tanda angka pada permukaan atas bolt menandakan
klasifikasi kekuatannnya. Semua bolt dan capscrew berdiameter diatas 4 mm memiliki tanda angka pada
permukaan atas head bolt. Tabel berikut menunjukkan klasifikasi dan tanda yang digunakan pada bolt metric.

Tabel 3. Tabel spesifikasi dan tanda bolt sesuai ISO.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

2.Nuts
Nuts merupakan fastener aplikasi pemakaian sebgaai pengikat berpasangan dengan bolt. Nut berbentuk segi
enam (Hexagon) ataua segi empat dengan lubang berulir kasar atau halus pada bagian tengahnya sesuai dengan
bolt pasangannya. American Society For Testing Material (ASTM) dan SAE memberikan standarisasi untuk kelas
kekuatan nuts. Metric nuts yang biasa digunakan di USA klasifikasikan menjadi 5, 9 dan 10. Angka ini
menunjukkan kekuatan tarik (tensile stregth) tertinggi dari screw atau bolt yang harus digunakan untuk
mencegah kerusakan. Nut memiliki tiga dimensi penting yaitu ketebalan lebar (ukuran kunci) dan diameter
dalam. Gambar berikut menunjukkan berbagai jenis bentuk nuts.

Gbr.7. Bentuk-bentuk nuts

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

3. Washer
Washer merupakan cincin penutup yang dipergunakan antara bolt ataupun terhadap parts atau component yang
diikat. Berdasarkan fungsinya washer terdapat dalam beberapa bentuk.
a. Plain washer
Mendistribusikan beban pengikat dengan permukaan yang lebih luas dibanding bolt atau nut, juga mencegah
permukaan part yang diikat.
b. Helical spring washer
Digunakan untuk menjamin agar bolt atau nut kencang (tidak mudah kendor) pada parts atau component
yang menerima getaran atau vibrasi.
c. Toothed lock washer
Digunakan untuk menjamin agar bolt atau nut tidak mudah kendor akibat getaran atau vibrasi. Aplikasi
penggunaannya mirip dengan washer spring. Toothed lock washer ini banyak digunakan pada pemasangan
nut pada terminal kabel. Gambar berikut ini menunjukkan berbagai macam jenis washer :

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

4.Screw
Screw merupakan salah satu jenis fastener bentuknya hampir sama dengan bolt atau capscrew, tetapi memiliki
ukuran kecil sebagai pengencang screw berpasangan dengan nut atau lubang thread. Driver yang digunakan
sebagai pengencang berupa screw driver, Kunci L atau socket screw driver. Gambar di bawah menunjukkan
berbagai jenis screw. Tapping screw digunakan untuk pengikat pada panel cover yang terbuat dari sheet metal,
aluminium, perunggu atau kuningan.

Gbr. 9. Macam – macam screw.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

5.Studs.
Studs merupakan salah satu jenis fastener berupa steel rod yang memiliki ulir atau thread pada kedua bagian
ujungnya. Salah satu thread dikencangkan pada parts atau komponen, sedangkan salah satu ujungnya mengikat
part dengan menggunakan nut. Gambar berikut menunjukkan bentuk stud dan pemasangannya sebagai
pengikat.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

6.Pins.
Secara umum pin digunakan sebagai fastener pada bagian part atau komponen yang saling bergerak selain itu
pin juga digunakan sebagai lock, sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan. Berbagai bentuk pin
ditunjukkan pada gambar berikut :

Fungsi masing – masing pin :


a. Cotter pin berfungsi sebagai lock pada elevis pin, stopped nut dan caste nut.
b. Dowel pin berfungsi sebagai pelurus ( alignment ) terhadap komponen yang diikat.
c. Clevis pin digunakan sebagaipin engsel untuk yoke pada linkage dalam pemasangan dilengkapi cotter pin
sebagai lock.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

d. Spring pin berfungsi sebagai pengikat yang bersifat self locked pin, spring pin berbentuk cylinder spring
yang berukuran oversize terhadap lubang pin sehingga pada saat dipasang terhadap gaya tekan dari spring
pin terhadap lubang.
e. Quick lock pin digunakan sebagai lock terhadap pin dengan kemudahan untuk membuka atau melepas pin.
f. Tapper pin digunakan sebagai lock terhadap dua komponen yang dipasang tetap.
g. Grooved pin digunakan sebagai fastener seperti spring pin.
h. Spring lock pin merupakan fastener digunakan berpasangan dengan clevis pin mempermudah melepas dan
memasang bagian yang saling berhubungan..

7. Snap ring
Snap ring merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau penahan ( retainer ), contoh
menempatkan dan menahan posisi shaft pada hole. Macam –macam bentuk snap ring ditunjukkan pada gambar
berikut:

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

8.Clamps
Clamp yang digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam, clamp digunakan sebagai
pengikat agar tidak terjadi kebocoran cairan atau udara, clamp ini disebut hose clamp. Bentuk clamp lain yang
digunakan adalah wire rope clamp yang digunakan sebagai clamp untuk penyambungan wire rope. Gambar
berikut menunjukkkan berbagai jenis clamp.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

9.Key
Key atau pasak digunakan sebgai lock antara roda sisi atau pulley terhadap shaft. Terdapat dua jenis key yaitu
rectangular atau square key dan woodruff key seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

B.BEARING
Bearing berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang saling
berputar. Macam – macam type beaing dibedakan menjadi dua type :
1.Plain Bearing.
Plain bearing mengurangi gesekan dengan adanya sliding contact antara permukaan yang saling bergesekan plain
bearing disebut juga dengan bushing atau bearing. Antara bearing dan bushing memiliki pengertian sinonim
sehingga untuk segala jenis bisa disebut bearing. Secara umum bisa dibedakan berdasar kriteria berikut ini :

Plain bearing disebut bushing bila :


a. Berbentuk sleeve satu lingkaran penuh dengan pemasangan di press terhadap lubang.
b. Memungkinkan proses finishing pada bagian dalam dari bushing untuk mendapatkan suaian yang tepat.
c. Digunakan untuk putaran lambat dengan tingkat beban ringan sampai berat atau putaran sedang dengan
beban ringan.
Plain bearing disebut split bearing bila:
d. Berbentuk sleeve setengah lingkaran sehingga untuk mendukung dibutuhkan satu pasang terdiri dari 2 (dua)
buah sleeve setengah lingkaran.
e. Digunakan untuk putaran tinggi.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

2.Material Plain Bearing.


Plain bearing terbuat dari berbagai macam material tergantung pada kecepatan putaran shaft, beban yang
didukung dan type pelumasan yang digunakan plain bearing terbuat dari material kayu, karet, plastik, besi tuang,
tembaga, kuningan, perunggu dan babied. Berdasarkan lubrikasinya plain bearing digolongkan pada type
pelumasan kering ( dry friction ), pelumas terbatas dan pelumas penuh.
a. Pelumas kering :
Tidak terdapat lubrikasi antara permukaan yang saling bersinggungan.
b. Pelumas terbatas :
Pelumas dengan kondisi lapisan film tipis antara bagian yang saling bergesekan.
c. Pelumas penuh:
Keseluruhan permukaan yang bersinggung dipisahkan oleh lapisan.

Dry Friction Boundary lubrication Full Film lubrication

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

3. Anti Friction Bearing


Anti friction bearing memiliki tiga jenis bentuk dasar bearing yaitu :
a. Ball Bearing.
b. Roller Bearing.
c. Needle Bearing.

Anti friction bearing terbuat dari baja yang dikeraskan ( hardened steel ).Bagian – bagian utama anti friction
bearing adalah :
a. Race adalah cincin bagian dalam (Inner races) dan cincin bagian luar (Outer races) sebagai tempat dudukan
elemen gelinding.
b. Ball, rollers atau needle adalah element gelinding untuk mengurangi gesekan.
c. Separator atau cages adalah pengatur jarak antar element gelinding.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Roller dan needle bearing hanya memiliki dua macam race yaitu split race dan continuosrace bearing. Ball
bearing memiliki 4 macam race yaitu :
a. Contrad bearing c. Split race bearing
b. Full type bearing d. Angular contact bearing

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Berdasarkan beban yang diterima ball bearing dibedakan atas 4 macam:


a.Radial Load bearing c. Self Aligning radial load
b.Radial and thrust Load bearing d. Thrust load bearing

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Roller bearing untuk menumpu beban yang lebih besar dibanding ball bearing jenis dasar roller bearing
digolongkan menjadi:
a. Radial Load, straight roller bearing.
b. Radial and Thrust Load, tapered roller.
c. Self aligning, radial and thrust Load.
d. Self aligning, radial and thrust Load concave roller bearing.
e. Thrust Load

Gbr. 21. Type -Type roller bearing. Gbr. 22. Thrust load ball bearing.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Needle bearing
Needle bearing memiliki elemen gelinding berdiameter kecil atau berbentuk jarum, karena bentuknya tersebut
maka needle bearing banyak digunakan untuk tempat dengan ruang terbatas. Jenis needle bearing meliputi:
a. Radial load bearing
b. Thrust load bearing

Pemasangan Anti – Friction Bearing


Cara pemasangan bearing harus diperhatikan agar tidak terjadi kerusakan
1. Perubahan bentuk bearing
2. Element gelinding lepas atau
3. Terjadi ketidaklurusan antara inner race dan outer race.
4. Bearing clearance dan preload yang tidak tepat.
5. Kerusakan seals pada bearing.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Beberapa bearing memiliki seals untuk menahan pelumas dan mencegah debu. Long life bearing memiliki seal
pada kedua sisi sebagai penahan Long Life lubricant. Anti friction bearing dipasang dengan cara press fit dan
push fit. Push fit berarti pemasangan race dengan kekuatan tangan atau memukul ringan. Press fit berarti
pemasangan race menggunakan alat press atau penekan. Press fit digunakan pada pemasangan bearing race
terhadap bagian yang berputar sedangkan push fit digunakan untuk memasang bearing race terhadap bagian
yang diam. Kedua bearing race dipasang dengan metode press fit apabila bearing tersebut menerima beban
berat atau kecepatan tinggi.

Gbr. 24.Basic types of needle bearing

Gbr. 25. Proper installation for anti friction bearings.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

C.SEALS
Seal digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap kebocoran
cairan udara, debu dan menjaga tekanan terhadap dua jenis dasar bentuk seals yaitu :

1. Dynamic Seals
Digunakan sebagai perapat pada parts yang bergerak, contoh :
a. Radial lip seal e. Compression packing
b. Clearance seal f. Molded Packing
c. Ring seal g. Diaphragm seal
d. Face seal

2. Static Seals
Digunakan sebagai perapat pada parts statis ( fixed parts ),
Contoh:
a. Static O – ring
b. Metallic gasket
c. Non Metallic gasket
d. Sealant

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

a. Radial lip seal ( Oil seal )


Radial lip seal digunakan sebagai penyekat untuk menahan pelumas pada sistem yang memiliki shaft berputar.
Radial lip seal ini bisa disebut juga oil seal. Penyekatan atau perapatan ( sealing ) berdasarkan perbedaan
ukuran antara elemen seal yang flexible terhadap ukuran shaft. Interferensi diameter dalam seal dan diameter
luar shaft merupakan dasar prinsip sealing, juga ditambahkan tekanan spring dibelakang lip seal. Antara lip seal
dengan shaft harus terdapat lapisan film sebagai perapat dan pelumas. Bila lapisan film terlalu tebal, cairan
akan bocor tetapi bila terlalu tipis akan timbulnya gesekan dan keausan pada lip seal. Tebal tipisnya lapisan film
dipengaruhi oleh tekanan lip seal. Gambar berikut menunjukkan bentuk dasar lip seal atau oil seal.

Gbr. 28. Struktur dasar oil seal

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Oil Seal dibedakan berdasarkan bentuk lip seal gambar berikut menunjukkan bentuk oil seal.

Gbr. 29. Oil seal


Single Lip
Lip tidak menggunakan spring loaded. Untuk sealing cairan kental seperti grease pada shaft kecepatan lambat.
Single Lip spring loaded
Spring loaded membantu kerapatan seal, digunakan untuk sealing cairan dengan viskositas yang rendah pada shaft
kecepatan putar tinggi, pada daerah yang tidak berdebu.
Double Lip
Lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring loaded pada kedua sisi atau salah satu sisi saja. Seal ini
digunakan sebagai sealing terhadap cairan lip yang dilengkapi spring loaded, sedangkan sisilip yang lain melakukan
sealing terhadap debu atau partikel.
Dual Lip
Lip seal menghadap berlawanan arah dan memilikispring loaded pada kedua sisinya. Digunakan sebagai sealing
terhadap pelumas kental pada salah satu sisi dan sebagai sealing terhadap cairan pada sisi yang lain.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Pemasangan oil seal


Penanganan dan pemasangan oil seal perlu diperhatikan untuk mencegah kerusakan dini atau kebocoran oli
akibatnya rusaknya lip seal. Lip mudah – mudahan sobek dan rusak. Sebelum dipasang seal harap disimpan
secara aman, jauh dari panas dan debu.

b. Packing
Packing dibedakan atau digolongkan menjadi dua tipe yaitu compression packing dan molded packing.
Compression packing membentuk seal ketika packing tersebut dipasang dan tertekan antara alur poros dan
housing. Gaya tekan akan mengakibatkan packing mengembang sealing terhadap alur dan poros maupun
housing, terdapat tiga jenis compression packing yaitu : fabric (serat) metalic dan plastic. Gambar berikut
menunjukkan bentuk compression packing.

Gbr. 30. Compression packing.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Molded packing merupakan dynamic seals terdiri dari dua tipe yaitu lip type dan squeeze type. Jenis – jenis lip
type yaitu flange, cup, u-cup, u-ring dan v-ring. Jenis squeeze type adalah o-ring dalam berbagai bentuk. Lip
type packing melakukan sealing karena adanya gaya tekan fluida atau udara yang menyebabkan lip
mengembang .Gambar berikut menunjukkan contoh pemasangan u-cup packing.

Gbr. 31. Pemasangan u-cup packing.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

c. O-ring
O-ring berfungsi sebagai seal akibat tertekan ( squeezed ) akibat proses pemasangan dan proses sealing terjadi
akibat tekanan cairan menekan o-ring. Static o-ring memberikan sealing terhadap komponen static ( tidak )
bergerak untuk mencegah kebocoran fluida atau udara. Dynamic o-ring digunakan sebagai sealing terhadap
fluida pada bagian komponen yang saling bergerak. Terdapat tiga penggunaan dynamic O-ring yaitu :
a. Reciprocating, apabila digunakan sebagai seal piston ring atau sealing pada sekitar piston rod.
b. Oscilating, apabila seal berputar bolak –balik pada derajat yang terbatas atau seal berputar beberapa kali
putaran pada saat proses sealing.
c. Rotating, apabila o-ringmemberikan sealing terhadap shaft yang berputar pada dynamic dalam o-ring.
Gambar berikut menunjukkan berbagai macam pemasangan o-ring.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

d. Gasket
Gasket merupakan static, mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang kontaknya terhadap
komponen yang dirakit. Faktor utama dalam penggunaan gasket adalah seal material dapat menyesuaikan
bentuk ( conform ) terhadap ketidaksempurnaan kontak antara bidang permukaan bentuk gasket terhadap
permukaan kontak.

Gbr.34. Conformation of gasket to flange.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Pada pemasangan gasket sebagai penyekat perlu diperhatikan besarnya tekanan pada saat pemsaangan. Semakin
kuat tekanan diberikan pada gasket tidak berarti akan menghasilkan kemampuan sealing yang semakin baik.
Tekanan minimum yang diperlukan gasket tergantung pada:
a. Jenis material gasket.
Kemampuan sealing minimum tergantung pada tingkatan jenis material gasket yang umum digunakan sebagai
gasket asbestos cork, rubber, plastic sand paper atau campuran dari beberapa material tersebut.
b. Internal pressure
Internal pressure cenderung menekan fluida keluar melalui seal assembly. Hal penting untuk menentukan
beberapa besar tekanan flange diperlukan untuk menekan seal.
c. Sealed fluida.
Viskositas fluida yang terdapat pada tempat dimana gasket berfungsi sebagai penyekat menentukan tekanan
yang diperlukan untuk mengencangkan gasket
d. Width / Thickness Ratio.
Penurunan kekuatan tekanan terhadap sealing gasket sering dengan perbandingan lebar sealing gasket
terhadap kenaikan ketebalan gasket pada saat ditekan. Dengan kata lain semakin kecil perbandingan antara
lebar kontak permukaan sealing terhadap tebal gasket membutuhkan kekuatan tekan yang lebih tinggi. Oleh
karena itu gasket memiliki lubang bolt. Lubang bolt tidak boleh terlalu dekat terhadap sisi dalam gasket.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

D.BELTS.
Belt memindahkan power melalui kontak antara belt dengan pulley penggerak dan pulley yang digerakkan. Belt
digerakkan oleh gaya gesek penggerak, kemampuan belt untuk memindahkan tenaga tergantung pada :
a. Tegangan belt terhadap pulley.
b. Gesekan antara belt dan pulley.
c. Sudut kontak antara belt dan pulley.
d. Kecepatan belt.

Terdapat tujuh macam bentuk belt yang umum dipergunakan :


e. Round belts
f. Flat belts
g. V-belts
h. Banded V –belts
i. Linked V –belts
j. Timing belts
k. V-ribbed belts

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Gambar berikut menununjukkan berbagai macam type belt :

1. Round Belts
Round belts terbuat dari solid rubber dengan cord. Belt ini hanya digunakan untuk beban ringan seperti untuk
sewing machine projector films.

2. Flat Belts
Penggunaan flat belts semakin berkurang dengan dipergunakan v-belts pada sistem pemindahan tangan. Flat belts
terbuat dari leather ruberized fabric dan cord. Flat belts semakin tidak dipergunakan karena membutuhkan pulley
yang lebih besar, tempat yang lebih luas dan kurang flexible. Flat belts juga dipergunakan sebagai pemindahan
tenaga high power untuk mesin penggerak yang terpisah dengan mesin yang dipergerakkan. Contoh : sawmils.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

3. V – Belts.
V – belts banyak dipergunakan sebagai pemindahan beban antara pulley yang berjarak pendek. Gaya jepit
ditimbulkan oleh bentuk alur V. Gaya tarik atau load yang lebih besar menghasilkan gaya jepit belt yang kuat.
Keuntungan v – belts adalah:
a. Gaya jepit belt memungkinkan sudut kontak yang lebih kecil dan perbandingan kecepatan yang tinggi.
b. Meredam kejutan terhadap motor dan bearing akibat perubahan beban.
c. Memiliki level vibrasi dan noise yang mudah.
d. Mudah dan cepat dalam melakukan penggantian dan perawatan.
e. Efficiency transmissinya tinggi sampai 45 %.

4. Banded V – Belts.
Banded v – belts adalah multiple v – belts yang dibentuk cetak permanen dalam tie band. Banded v – belts
mengurangi timbul masalahnya pada penggerak dimana belts bergeser, melintir atau terlepas dari alurnya.

5. Links V – Belts
Link v – belts dibentuk dari multiple belts yang disusun saling menyambung. Digunakan untuk penggerak –
penggerak besar dengan memiliki jarak center yang tetap, dimana terdapat kesulitan untuk memastikan
ukuran belts yang tetap. Link dapat ditambah atau dikurangi untuk mendapatkan panjang belt yang tetap.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

6. Timing Belts
Timing belts merupakan aksi gabungan antara chain dan sprocket pada bentuk flat belt.Bentuk dasarnya
merupakan flat yang memiliki gigi – gigi berukuran sama pada permukaan kontak dengan gigi pulley.
Sebagaimana penggerak gear rantai, membutuhkan kelurusan pada perpasangan pulley.
Keuntungan timing belts :
a. Tidak terjadi slip atau variasi kecepatan.
b.Membutuhkan perawatan yang ringan.
c. Mampu dipergunakan pada range beban yang lebar.
d.Memiliki effisiensi mekanis tinggi karena tidak terjadi gesekan/slip, initial tension berkurang dan
memiliki konstruksi yang tipis.

7. V –Ribbed Belts.
V –ribbed belts merupakan gabungan alur luar berbentuk v – belt. Terbuat dari molded rubber. Lapisan inti
penguat terdapat pada bagian datar belt. Sebagiamana v – belt kemampuan memindahkan power
tergantung pada aksi jepit antara alur dan belt.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

MATERIAL

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

A. DIESEL FUEL
Diesel fuel merupakan hasil proses distilasi terhadap crude oil, dengan cara memanaskan crude oil. Gambar
berikut menunjukkan proses distilasi sehingga diperoleh diesel fuel. Crude oil dituangkan dari bagian atas tower
pemisah dan dipanaskan pada bagian bawah. Akibat proses pemanasan diperoleh berbagai tingkatan hasil
distilasi berdasar boiling point yang berbeda.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Fuel yang digunakan pada diesel adalah light diesel Oil yang memiliki boiling point 240º C – 350º C dan dihasil
dari proses distilasi setelah kerosene. Field dari jenis light diesel oil ini sesuai dipergunakan untuk diesel engine
kecil maupun besar kecepatan tinggi. Komatsu merekomendasikan light diesel oil sebagai untuk engine Komatsu.
Hal – hal penting yang perlu diperhatikan pada spesifikasi fuel adalah :
1. Specific Gravity.
Specific Gravity adalah suatu angka yang menyatakan perbandingan berat bahan bakar minyak pada
temperatur tertentu terhadap air pada volume dan temperatur yang sama. Bahan bakar minyak mempunyai
SG : 0.74 – 0.94 dengan kata lain bahan bakar minyak lebih ringan daripada air.
2. Flash Point (Titik Nyala)
Fuel dengan flash point rendah lebih mudah penyalaannya (ignition), perlu penanganan yang hati –hati
terhadap fuel dengan point rendah. Flash point merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur
penyalaan bahan bakar.
3. Kandungan sulfur.
Kandungan sulfur padafuel akan bereaksi dengan oksigen pakda saat pembakaran sehingga menghasilkan
Asam Sulfat ( Sulfuric Acid ).
Asam sulfat ini akan bersifat korosif terhadap engine. Maksimum kandungan sulfur pada fuel 0.5 % dengan
jadwal penggantian oli setiap 250 Hm. Bila kandungan sulfur pada fuel lebih tinggi dari 0.5 % jadwal
penggantian oli harus dipercepat.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

4. Pour Point (titik beku)


Adalah angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan bakar minyak sehingga minyak tersebut masih
dapat mengalir karena gravitasi.
5. Cetane Number.
Cetane number merupakan nilai menunjukkkan kemudahan pembakaran fuel. Cetane number sangat
menentukan kemudahan start dan pembakaran. Cetane number rendah mengakibatkan kebakaran buruk,
terjadinya pembakaran tunda (detonasi), sulit start, pada temperatur rendah tercampurnya oli oleh fuel yang
tidak terbakar. Cetane number tinggi mengakibatkan pembakaran mudah sehingga terjadi knocking pada
ruang bakar.
6. Ash Content (Kadar Abu)
Ash pada fuel sebenarnya terdiri dari tiga tipe yaitu particle pada (solid particle), campuran garam inorganic
(in organic salt solution) dan oli soluble organic. Rata – rata kandungan ash (ash content) pada fuel yang
digunakan pada diesel oil adalah 0.02 – 0.03 %. Kenaikan kandungan ash disebabkan oleh debu dan kotoran
dari luar.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Penanganan Fuel
Fuel harus ditangani secara hati – hati agar tidak terjadi kontaminasi terhadap air, debu, kotoran atau minyak
tanah.
1. Jangan menggunakan pompa dan hose bergantian untuk diesel fuel kerosene dan oli.
2. Bila fuel disimpan dalam drum :
~ Tempatkan drum terlindung dari sinar matahari atau panas.
~ Tumpuk drum pada posisi mendatar dan posisikan tutup drum tertutup oleh fuel (tutup fuel pada posisi
jam 3 atau jam 9 ).
3. Gunakan fuel resevoir ( fuel tank ) untuk penyimpanan fuel dalam skala besar dan pastikan adanya drain cek
untuk membuang endapan atau air.

B.LUBRICANT
Terdapat dua jenis lubricant yang biasa digunakan pada pemakaian sehari – hari yaitu Solid Lubricant dan Liquid
Lubricant . Oli merupakan jenis liquid lubricant sedangkan grease merupakan salah satu bentuk solid lubricant.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

1. Oil
Oli ( Oil ) dibuat dari “base oil“ dan “additive“ (bahan tambahan). Terdapat tiga jenis base oil yang
digunakan :
~ Crude oil ( minyak bumi ) : •Parrafinis base oil •Naptanic base oil •Aromatic base oil
~ Natural oil ( Minyak nabati )
~ Syntetic oil ( Bahan Kimia )
2. Additive Additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifat –sifat mutu oil seperti
~ Extreme pressure untuk memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan.
~ Viskositas Index ( VI ) improves memperbaiki nilai viskositas oli.
~ Anti wear memperbaiki sifat oli untuk mencegah keausan.
~ Anti Rust/corrosion memperbaiki sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosin.
~ Oxidation inhibitor memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa oksidasi.
~ Dispersant
~Anti foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa dll.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Oli terbuat dari 80 – 85 % based oil dan 15 – 20 % additive. Mutu oli tidak dapat dengan melihat bentuk fisik
maupun merasakannya dengan panca indra. Oli diklasifikasikan ke dalam 5 macam jenis oli:
1. Engine oil.
2. Hydraulic oil.
3. Gear oil.
4. Brake oil.
5. Automotatic Transmission Fluida ( ATF ).

Semua jenis oli tersebut memiliki sifat kekentalan, yang diukur berdasarkan atas angka kekentalan kinematisnya.
Kekentalan kinematis pelumas diuji menggunakan beberapa metode uji. Salah satunya menggunakan metode uji
dengan standard viskositas kinematis yang dinyatakan dalam centistoke ( cST). Berdasarkan pada nilai viskositas
kinematis tersebut oli dikelompokkan pada grade – grade tertentu dalam viskositas grade.
Viskositas grade adalah angka yang menunjukkan tingkat kekentalan pelumas. Terdapat beberapa standard
kekentalan oil yang dikeluarkan beberapa badan sebagai pedoman standard kekentalan pelumas.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

1. SAE (Society Of Automatic Engineers) dengan skala SAE10, SAE20, SAE30, SAE40, SAE20W-50, SAE90 dst,
2. AGMA (American Gear Manufaturer Association) dengan skala AGMA1, AGMA2, AGMA3, AGMA
4,5,6,7,8,8A.
3. ISO ( International Standardization Organization ) dengan skala 32 –1500.
4. API ( American Petroleum Institute )
• Oli untuk Gasoline Engine : SA, SB, SC, SD, SE dan SF
• Oli untukDiesel Engine : CA, CB, CC, CD dan CF.

3. Viskositas Index.
Viskositas Index adalah bilangan atau angaka yang menunjukkan kestabilan kekentalanoil terhadap
perubahan temperatur. Oli berubah kekentalannya akibat pengaruh panas atau temperatur oli akan menjadi
encer akibat panas. Oli berdasar viskositas indexnya dikelompokkan menjadi empat golongan :
~Rendah bila nilai viskositas indexnya 1 –29.
~Sedang bila nilai viskositas indexnya 30 –79.
~Tinggi bila nilai viskositas indexnya 80 –100.
~ Sangat tinggi bila nilai viskositas indeknya diatas 100.
Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas indexnya berbeda.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

4.Grease.
Grease merupakan pelumas berbentuk padat. Terbuat dari minyak pelumas yang didapatkan dengan campuran
sabun metalic atau non sabun metalic dan additive. Berikut schematic beban yang digunakan pada pembuatan
grease.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Klasifikasi Grease.
Pelumas diklasifikasikan berdasar tingkat kekentalan, sedangkan grease diklasifikasikan berdasarkan tingkat
kekerasaan ( consistency ). Klasifikasi tingkat kekerasan grease ditentukan oleh National Lubricating Institute
(NLGI), yang membagi tingkat kekerasan grease menjadi 9 tingkat kekerasaan ( 000 ~ 6 ). Penentuan kekerasan ini
diuji berdasar persyaratan uji ASTM D217 ( American Standard Too Testing and Material ) dengan mengukur jarak
penetrasi grease ( 1/10 mm ). Pada temperatur 25ºC dengan alat one quarter scale cone equipment. Table
berikut menunjukkan klasifikasi tingkat kekentalan grease yang ditetapkan oleh NLGI.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Spesifikasi Grease.
Spesifikasi grease dipengaruhi oleh ciri fisik grease yang menetukan kemampuan grease sebagai pelumas.
a. Penetration atau penetarsi adalah kemampuan grease melakukan penetrasi dipengaruhi oleh kekentalan
grease. Semakin kental/keras grease angka penetrasinya semakin kecil. Grease dengan kemampuan
penetrasi tinggi akan mampu memberikan pelumasan pada celah yang kecil dengan baik.
b. Drop point atau titik leleh adalah titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas. Drop point
menentukan suhu kerja maksimum grease yang biasanya ditentukan dibawah drop point.

Pokok – pokok pelumasan yang benar.


c. Pastikan bahwa jenis pelumas yang digunakan sesuai untuk setiap titik/bagian pelumasan sesuai
rekomendasi pembuat mesin.
d. Berikan pelumasan atau penggantian pada selang waktu yang tetap sesuai rekomendasi pembuat mesin.
e. Berikan pelumasan atau penggantian pelumas dengan cara yang tepat dan sesuai petunjuk OMM.
f. Berikan pelumasan dalam jumlah yang tepat sesuai petunjuk perawatan dan pengoperasian.
g. Jaga agar pelumas tetap bersih dengan cara menutup tempatnya dan menjaga kebersihan ruang
penyimpanannya.
h. Berikan pelumasan dengan peralatan yang bersih dan cegah terjadinya kontaminasi pelumas.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Penyimpanan dan penanganan pelumas.


Pelumas sedapat mungkin di bawah atap sehingga tidak terpengaruh cuaca. Apapun bentuk kemasan/tempat
pelumas bila sudah pernah dibuka dan isinya sudah dipakai haruslah ditutup kembali. Bila penyimpanan drum
yang belum dibuka diluar tidak dapat dihindarkan maka beberapa tindakan pencegahan harus dilakukan.
a. Drum sebaiknya disimpan dengan posisi tidur, dengan posisi tutup membentuk garis horizontal ( jam tiga
atau sembilan ).
b. Bila oleh suatu sebab drum harus disimpan berdiri, drum harus terlepas dari tanah dan dilepaskan dengan
posisi terbalik ( tutup dibawah ). Bila tidak mungkin posisikan drum miring agar air hujan tidak mengenai
tutup.
c. Gunakan lap untuk membersihkan hose, pipa atau peralatan lain, tetapi jangan gunakan lap dari bahan
katun wool lepas yang cenderung meninggalkan serat pada saat digunakan lap.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

5.Coolant
Coolant adalah zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine. Fungsi utama coolant adalah sebagai
penyerap panas, pada bagian –bagian engine seperti cylinder block & cylinder head.
a. Memiliki sifat penyerap panas / sebagai media pemindah panas.
b. Mencegah terjadinya / timbulnya endapan pada sirkuit sistem pendingin.
c. Tidak berakibat korosif logam besi tembaga ataupun aluminum.

Air merupakan media praktis sebagai penyerap panas walaupun demikian lambat laun air dapat menyebabkan
korosi dan karena kandungan mineral dalamair dapat mengakibatkan timbulnya endapan pada permukaan
saluran pendingin. Clorida, sulfat, magnesium dan calsium pada air dapat menyebabkan scale deposit dan
sludge deposit atau korosi. Air yang telah mengalami distilasi atau detonisasi direkomendasikan
penggunaannya untuk mengurangi efek yang dibutuhkan oleh kandungan mineral pada air. Kandungan
maksimum mineral dalam air pendingin ditunjukkan dalam tabel berikut

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Selain batas maksimum kandungan mineral air tidak boleh bersifat asam atau bersifat basa atau memiliki pH 7,
selain air itu harus bersih, tidak berwarna dan tidak berasa.

6. Battery electrolite.
Battery menghasilkan arus berdasarkan reaksi kimia antara material aktif seperti plate dan asam sulfat
(sulfuric acid ) dari larutan electrolyte. Larutan electrolyte tersebut dari campuran antara air suling ( H2O ) dan
asam sulfat (H2SO4) dengan konsentarsi larutan H2O 64 % dan H2SO4 36 %. Skema berikut menggambarkan
komposisi larutan electrolyte.

64 % Water 36 % Acid Spec Electrolite


Spec GR : 1 GR : 1.835 Spec GR : 1.270

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Electrolyte pada saat kondisi battery fuel charge merupakan campuran dari concentrate asam sulfat pada air
seperti pada skema diatas yang memiliki specific gravity 1.270 pada 27ºC. Tegangan pada cell battery tergantung
pada perbedaan kimia antara plate (aktif material) dan konsentrasi atau kandungan electrolyte. Battery terdiri
dari plate positif yang terbuat dari peroksida timbal (PbO2), plate negatif yang terbuat dari timbal (Pb) dan
larutan electrolyte (H2SO4). Pada saat discharge arus battery dihasilkan dan peristiwa reaksi kimia sbb : Plate
positif (PbO2) terbuat dari campuran antara timbal (Pb) dan Oksigen (O2). Sedangkan asam sulfat (S) dan
oksigen. Oksigen pada plat positif dan Hydrogen pada asam sulfat bereaksi membentuk air (H2). Pada saat yang
sama timbal (Pb). Pada plate positif maupun negatif beraksi dengan SO4 sehingga menjadi PbSO4

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Pada saat proses charging terjadi reverse proses kimia pada larutan electrolyte battery. Timbal sulfat (PbSO4)
terurai menjadi Pb dan SO4. Sedangkan air (H2O) teruari menjadi hydrogen dan bereaksi dengan SO4 menjadi
asam sulfat (H2SO4). Pada saat yang sama oksigen (O2) dari terurainya H2O , diikat oleh timbal (Pb). Plate
positif membentuk timbal (PbO2).

Pada saat proses discharging specific gravity electrolyte battery mengalami penurunan karena pada saat
tersebut sulfuric acid ( asam sulfat ) diikat oleh timbal sehingga menjadi timbal sulfat ( PbSO4) sehingga yang
tersisa dari electrolyte adalah air. Pada peristiwa charging specific gravity larutan electrolyte akan naiknya
karena pada saat tersebut terbentuk larutan asam sulfat( H2SO4). Specific gravity dan tegangan battery.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

Pada proses charging H2O terurai H2 dan O2 untuk bereaksi dengan Pb dan SO4. Gas H2 bersifat mudah
terbakar dan explosive sehingga perlu terdapat ventilasi yang cukup dan dari api. Bila melakukan charging
dengan charger, tutup battery harus dibuka dan pastikan lubang ventilasi tutup battery selalu bersih, battery
yang mengalami over charging ditandai dengan penambahan air battery yang berlebihan, karena H2O
menguap pada saat reaksi charging yang berlebihan sehingga temperatur mengalami kenaikan yang berlebih
pula. Untuk menambah level electrolyte battery gunakan air suling (H2O).

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

HOSE

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

A. HOSE
Jika pompa adalah jantungnya sistem hidraulik maka hose/piping adalah pembuluh venanya. Kedua pipa dan hose
sama-sama digunakan tetapi rubber hose mempunyai keuntungan di banding dengan piping metal antara lain :
1. Lebih fleksibel karena dapat membengkok.
2. Lebih halus dan dapat meredam getaran dengan baik.
Oleh karena mempunyai sifat yang khusus maka hose biasanya digunakan piping joint yang khusus agar dapat
bergerak dan meredam getaran dengan sangat baik.
a. Struktur hose.
Hose terbuat dari rubber tube yang ditutup dengan lapisan dari pilinan kawat kemudian dilapisi kembali dengan
rubber. Dengan adanya design yang seperti ini maka hose dapat bengkok (bending).
1. Rubber Tube.
Rubber tube terbuat dari karet sintetis yang tahan terhadap mineral oli dan suhu yang tinggi. Rubber tube
merupakan komponen terdalam pada hose yang berfungsi untuk melindungi fluida dari kebocoran pada sistem
hidraulik
2. Kawat.
Lapisan kawat yang kuat dan berdiameter 0.3 – 0.6 mm. Fungsinya untuk melindungi rubber tube dari ledakan
dari dalam tekanan hidraulik dan menurunkan tekanan yang berasal dari luar sistem hidraulik. Semakin banyak
lapisan kawat maka hose akan semakin kuat menahan tekanan hidraulik.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

3. Rubber Cover
Rubber Cover terletak pada bagian terluar dari hose yang berfungsi untuk melindungi rubber tube dan lapisan
kawat. Rubber cover terbuat dari karet sintetis yang tahan terhadap panas dan karat.

b. Struktur Adapter
Hose di hubungkan dengan adapter, ada 2 macam type adapter :
1. Screw in Type.
2. Flanged Type.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

c. Penamaan Hose
Perusahaan mempunyai merk untuk masing – masing hose, hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi merk
hose.

Contoh
Nama Perusahaan NAH 05 140 210 AE

Lot Mark
Maksimum Surge pressure

Pressure Rating

Type Suffix
Hose Type

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

d. Part Number Hose


Part Number Hose di buat berdasarkan format sebagai berikut :

e. Ukuran Hose
Empat digit terakhir dari part number menunjukkan ukuran dari hose dimana digit ke 7 dan 8 menunjukkan
kode ukuran dan digit ke 9 dan 10 menunjukkan panjang dari hose (x 100 mm).

Contoh
Kode ukuran 0203 Inner diameter : 6.3 mm Panjang : 300 mm
Kode ukuran 0308 Inner diameter : 9.5 mm Panjang : 800 mm
Kode ukuran 0415 Inner diameter : 12.7 mm Panjang : 1500 mm

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

f. Cara mengukur panjang Hose

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

g. Penyebab - penyebab kebocoran hose

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

h. Preventive Maintenance
1. Penyimpanan Hose.
Untuk hose yang terbuat rubber harus disimpan ditempat yang bebas dari bendabenda yang dapat merusak
hose seperti temperature tinggi, kelembaban, ozon, sinar matahari langsung, bahan kimia, larutan yang
menyebabkan karat dan asap.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk penyimpanan hose :
a. Simpan hose pada tempat yang sejuk, terhindar dari sinar matahari langsung dan kelembaban.
b. Jangan ditempatkan langsung di lantai dan gunakan stand.
c. Jangan menyimpan hose dicampur dengan hook karena dapat mengakibatkan hose bengkok.
d. Jangan gunakan grease yang dapat kontak langsung dengan hose.
e. Jangan melepas tutup dari hose karena bisa mangakibatkan debu, kotoran dan komponen lainnya masuk
kedalam hose.
f. Semua komponen yang terbuat dari logam seperti coupling dan adapter harus dibuat plat tersendiri. Jika
disimpoan dalam waktu yang lama komponen tersebut harus di beri pelindung tambahan agar tahan
terhadap karat.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

2. Pemasangan Hose
a. Split Flange
Ketika pemasangan tipe ini buatlah jarak pada lubang bolt kemudian tekan pada tengah tengah flange dan
kencangakan menggunakan torque wrench sesuai dengan standart pada kedua sisi flange. Untuk metode
pengencangan bolt harus sesuai dengan urutan seperti gambar di samping.
b. Flange adapter
Agar pada saat pemasangan hose tidak melintir, kencangkan pada sisi elbow terlebih dahulu sebelum
mengencangkan pada sisi yang lurus.
c. Screw in Adapter
Untuk melindungi tipe hose ini tidak melintir maka hose tipe adapter harus disamakan dan diluruskan dahulu
dengan nipple kemudian kencangkan dengan tangan. Setelah nipple, socket dan seat kontak dengan baik
kencangkan menggunakan torque wrench.

BASIC MECHANIC COURSE


PT KOMATSU REMAN INDONESIA BASIC MACHINE ELEMENT

TERIMA KASIH

BASIC MECHANIC COURSE

Anda mungkin juga menyukai