Oleh:
Menyetujui,
Pembimbing
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Tungku listrik ini diharapkan dapat menjadikan inovasi baru dalam sebuah
peleburan logam, khususnya aluminium dalam skala kecil, Untuk menjawab
permasalahan tersebut akan diproses lebih lanjut dengan melakukan perancangan
dan pembuatan tungku elektrik untuk peleburan material aluminium dengan sistem
yang sederhana, mudah pembuatannya, mudah dipindah-pindahkan , dan ekonomis.
2
1.3. Tujuan
Solusi untuk merealisasikan latar belakang yang menjadi permasalahan diatas,
menjadi tujuan untuk menjawab bagaimana solusinya. Tahapan-tahapan dari solusi
masalah diatas adalah sbagai berikut :
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
d. Kriteria keterimaan dan kriteria lain yang harus dipenuhi oleh
produk.
e. Recana proyek
Spesifikasi teknis produk hasil fase pertama prose perancangan menjadi dasar
fase berikutnya, yaitu fase perancangan konsep produk. Tujuan fase ini adalah
menghasilkan alternatif konsep produk sebanyak mungkin. Konsep produk yang
dihasilkan fase ini masih berupa skema atau dalam bentuk skets. Pada prinsipnya,
semua alternatif semuakonsep produk tersebut memenuhi spesifikasi teknik
produk. Pada akhirnya fase perancangaan konsep produk, dilakukan evaluasi pada
hasilrancangan konsep produk untuk memilih satu atau beberapa konsep produk
terbaik untuk dikembangkan pada fase ketiga fase perancangaan produk.
3. Perancangan Produk
Dokumen atau gambar hasil rancangan produk tersebut dapat dituangkan dalam
bentuk gambar tradisional diatas kertas (2 dimensi) atau gambar dalam bentuk
modern yaitu informasi digital yang disimpan dalam memori Komputer. Informasi
dalam bentuk digital tersebut dapat berupa print-out untuk menghasilkan gambar
tradisional atau dapat dibaca oleh sebuah software komputer. Gambar hasil
rancangan produk terdiri dari
5
d. Spesifikasi yang membuat keterangan-keterangan yang
tidak dapat dimuat dalam gambar.
e. Bill of material
6
berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh unsur paduan yang terdapat di
dalamnya seperti karbon, silicon,mangan, fosfot, dan belerang.
Besi cor terdiri dari 4 jenis, yaitu :
a. Besi Cor Putih
b. Besi Cor kelabu
c. Besi Cor Nodular
d. Besi Cor Malleable
Kebanyakan logam non ferro tahan terhadap korosi ( air atau kelembapan ).
Magnesium tahan terhadap korosi dibawah baja biasa. Secara umum dapat
dikatakan bahwa makin berat suatu logam non ferro maka, korosi makin baik.
2.2.3. Alumunium
Alumunium merupakan logam ringan mempunyai ketahanan korosi yang
baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai sifat
logam.
Alumunium Murni
7
Tabel 2.1 dan tabel 2.2 dibawah menunujukan sifat-sifat fisik dari aluminium dari
sifat-sifat mekanik dari Aluminium.
8
2) Paduan Al-Mn
3) Paduan Al-Si
4) Paduan Al-Mg
Paduan Al-Mg mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik. Sejak lama
disebut hidronalium dan dikenal sebagai paduan yang tahan korosi Cu dan Fe
sangat berbahaya bagi ketahanan korosi, terutama Cu sangat memberikan
pengaruhnya, maka perlu perhatian khusus terhadap tercampurnya unsur pengotor.
9
Paduan dengan 2-3%Mg dapat mudah ditempa, dirol dan diekstruksi, dan
paduan 5052 adalah paduan yang biasa dipakai sebagai bahan tempaan. Paduan
5056 adalah yang paling kuat dalam sistem ini, dipakai setelah dikeraskan oleh
pengerasan regangan apabila diperlukan kekerasan tinggi. Paduan 5083 yang
diambil adalah paduan antara (4,5%Mg) kuat dan mudah dilas, oleh karena itu
sekarang dipakai sebagai bahan untuk tangki LPG.
5) Paduan Al-Mg-Si
Paduan dalam sistem ini mempunyai kekuatan kurang sebagai bahan tempaan
dibandingkan dengan panduan-panduan lainnya, tetapi sangat liat, sangat baik
mampu membentuknya untuk untuk penempaan , ekstrusi dan sebagai nya dan
sangat baik untuk mampu bentuk yang tinggi pada temperatur biasa. Mempunyai
mampu bentuk yang baik pada ekstrusi dan tahan korosi, dan sebagai tambahan
dapat diperkuat dengan perlakuan panas setelah pengerjaan. Paduan 6063
dipergunakan banyak untuk rangka-rangka kontruksi. Karena paduan dalam sistem
ini mempunyai kekuatan yang cukup baik tanpa mengurangi hantaran listrik, maka
dipergunakan untuk kabel tenaga. Dalam hal ini pencampuran dengan Cu,Fe dan
Mn perlu dihindari karena unsur-unsur itu menyebabkan tahanan listrik menjadi
tinggi.
Proses peleburan logam adalah proses pemanasan suatu material (logam padat)
hingga temperatur cairnya, sehingga hasil akhir material yang diperoleh berupa
logam cair.
Tanur/Tungku (Furnace)
Dalam industri pengecoran logam,tanur merupakan salah satu alat yang paling
penting karena dengan tanur inilah proses peleburan dapat dilakukan. Tanur harus
dapat menghasilkan temperatur logam yang akan dileburkan atau dalam hal baja
dan alumunium harus dapat menghasilkan temperatur sampai fasa liquid-nya.
10
Selain itu terdapat juga tanur yang digunakan di industri yang hanya untuk
memanaskan material sampai suhu tertentu, tidak sampai mencairkannya. Tanur
jenis ini dapat disebut juga Metal heating furnace,sebagai contoh tanur ini
digunakan untuk memanaskan material yang akan dilakukan pengerjaan panas
seperti ekstrasi, rolling, bending dan pressing.
Proses tanur dihasilkan oleh suatu pembangkit panas, untuk itu terdapat dua metoda
dalam menghasilkan panas dalam suatu tanur,yaitu :
1. Crucible Furnaces
11
Beberapa type tungku krusibel ini terlihat pada gambar sebagai berikut :
a. Hearth Furnaces
Tungku hearth ini adalah yang paling banyak, ada yang tetap (fixed),
dapat di putar (tilting) dan yang bekerja sambil beputar (rotary), bahan bakarnya
dapat di pakai semua jenis bahan bakar dan biasanya dipakai untuk
Pemanggangan (roasting)
Peleburan (melting)
Pemanasan kembali (reheating)
Dan untuk tujuan lainnya misalnya reduksi/oksida.
12
Gambar 2. 5 Tungku tipe hearth
b. Shaft Furnaces
Berupa dapur tegak, yang biasanya dipakai untuk peleburan (melting), melebur
dan memproses reduksi/oksidasi (smelting), calcining dan pemanggangan
(roasting).
13
Gambar 2. 6 Tungku tipe shaft
14
Gambar 2. 7 Tungku tipe pembakaran minyak
15
3. Tungku Induksi frekuensi rendah
Kebanyakan tungku induksi menggunakan frekuensi 50 sampai 60 Hz,
tetapi sekarang beberapa tungku menggunakan frekuensi sampai tiga kali
lipatnya (150 sampai 180 Hz). Tungku induksi dibagi menjadi dua yaitu:
Tungku jenis krus
Tungku ini disebut juga tungku tidak berinti. Ruangan tungku tempat logam
cair berbentuk krus seperti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini. Lilitan
kedua yang di inginkan air mengelilingi dan diluar lilitan diletakkan juk
yang terdiri dari pelat berlapis banyak, berfungsi untuk memusatkan fluks
magnit dan menahan lilitan. Keuntungan tipe ini adalah bentuknya
sederhana, bata api yang digunakan bersifat asam yang murah,
pembuatannya mudah tapi efisiensi tungku ini lebih rendah dari efisiensi
tungku jenis saluran.
Ruangan tungku dibagi menjadi dua daerah, daerah pemanasan dan daerah
krus seperti yang di tunjukan pada gambar. Tungku jenis saluran mengambil
tenaga lisrtik lebih sedikit, tetapi memerlukan bahan tahan api yang netral
berkualitan tinggi dan membutuhkan tenaga ahli dalam pembuatannya.
16
Tetapi harga peralatan lebih murah dari tungku jenis krus. Tungku ini cocok
untuk peleburan kontinu dan logam cair dapat dikeluarkan dengan sudut kemi
17
beban hidup, gaya inorsi dll. Kerangka tungku krusibel harus dapat menjamin
kekuatan dan stabilitas konstruksi secara keseluruhan.
Batu tahan api digunakan untuk kerangka luar dari tungku krusibel. Macam-
macamnya ada dua yaitu bata api charmotte (SK 30, 32, 34). Pada table dapat
dilihat dari jenis-jenis SK tersebut terdapat temperatur lebur maksimum yang
semakin meningkat seiring kenaikan angka Sknya. Bahan bahan pembuatan
batu tahan api ini harus memiliki sifat:
Ringan
Refraktori yang baik sekali
Baik sebagai isolasi termal
18
Gambar 2. 12 Perbandingan SK batu tahan api
Bata tahan api alumina sebagai isolasi untuk temperatur tinggi terdiri dari 90-99 %
AI203, yang memiliki sifat khas :
19
Gambar 2. 14 Semen api
4. Krusibel
Krusibel adalah bahan anorganik bukan logam yang sukar leleh pada temperatur
tinggi dan digunakan dalam industri temperatur tinggi seperti bahan tungku, dan
sebagainya .
Sifat dan penggunaan krusible mempunyai variasi yang luas dan terlalu
banyaknya jenis sangat menyukarkan penggolongan yang sistematis. Krusibel
kemudian digolongkan berturut-turut bedasarkan bahan bakunya, moneral
penyusun utamanya, sifat kimia, penggunaan dan bentuknya. Yang mempunyai
bentuk khas di sebut bata tahan api dan lainnya tanpa bentuk khas disebut krusibel
bebas. Ini adalah penggolongan krusible secara morfologi.
Dibawah ini menunjukan penggolongan atas dasar bahan baku dan mineral
penyusun utama serta hubungan karakteristik dan penggunaan dari crusibel :
1. Bahan silika
Mempunyai kadar Si02 94-98% dengan kadar AI203 dan alkali yang kecil,
lebih baik. Sebagai bahan baku digunakan kuarsit alamiah, cert, kuarsa berurat dan
sebagainya .
Karakteristik :
20
a. Murah, masa jenis rendah
d. Anomali pemuian pada temperatur rendah dan koefisien muia rendah pada
temperatur rendah dan temperatur tinggi
f. Bersifat asam kuat, tahan terhadap slag asam dan cukup bagi slag basa.
Penggunaan :
Langit-langit dari klin umum, dinding tanur beban tinggi, perapian tungku
kokas, bata katup penyalur, dinding dan langit-langit perapian dari tanur perapian
terbuka.
2. Lempung api
Krusibel lempung dibuat terutama dari koalanit, pirofilit dan mineral lempung
lainnya dari alumunium selikat terhidrasi. Komponen kimia utama adalah Si02 dan
AI203. Secara umum kadar AI203 kurang dari 50%
Karakteristik :
Pemuian termal dan koefisien konduksi rendah, massa jenis bulk rendah
Bersifat asam dan mudah terkorosi oleh slag biasa pada temperatur tinggi
Penggunaan:
Tahan sekali berbagai slag (secara kimia hampur netral, masih kental pada
saat mencair
21
Kekuatan mekanik tinggi penggunaan :
Bagian tungku yang terpanaskan tinggi, ketel uap, bagian klin putar yang
terpanaskan lebih tinggi, juga untuk kiln poros, tanur listrik pelebur gelas, dinding
dan langit-langit tanur pemurnian logam non ferro.
Gambar 2. 15 Krusibel
5. Koil Heater
Bentuknya yang tidak tertutup isolator ataupun pipa selongsong cocok untuk
memanaskan udara, panas yang dihasilkan langsung di transfer keudara sekitarnya,
pemasangan heater ini menggunakan support (pegangan) dengan bahan isolator
22
listrik yang baik dan tahan panas tinggi seperti : keramik, mika, asbes, fibrothal,
castable dll. Cocok untuk digunakan pada kompor listrik dan oven dan furnace
(tungku) dimana media yang akan dipanaskan tidak langsung mengenai gulungan
heater ini.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Perancangan Konsep
Perancangan
Produk
Membuat laporan
Dokumentasi Perancangan
Gambar 2D & 3D
Selesai
24
Berikut ini uraian dari diagram alir diatas:
1. Studi Literatur
Dalam tahap studi literatur ini dilakukan pengumpulan data dari berbagai
literatur yang mendukung proses perancangan. Data yang dikumpulka buku,
makalah, artikel, karya-karya ilmiah, atau data data lain yang ilmiah atau bukan
hasil karangan yang berhubungan dengan alat yang akan dirancang.
2. Perancangan Konsep
Berdasarkan data dan kriteria produk yang harus dipenuhi maka dikemukakan
konsep konsep tungku yang akan menghasilkan produk yang diinginkan
3. Pemilihan Bahan dan Perhitungan
Dalam tahap ini memilih bahan yang sesuai dengan perhitungan yang
didapatkan dan ekonomis
4. Perancangan Produk
Dalam tahap ini didapat solusi solusi alternative dalam bentuk skets atau skema
yang dikembangkan lebih lanjut menjadi tungku yang diinginkan.
5. Pembuatan laporan
Setelah semua tahapan dilakukan, maka dilakukan pembuatan gambar dan
laporan akhir. Pembuatan laporan mencakup latar belakang, metode, proses dan
hasil. pembuatan gambar mencakup pembuatan gambar dari semua komponen
pada mesin
6. Dokumentasi gambar perancangan 2D & 3D
Pada tahapan ini, gambar sudah dibuat dan siap untuk diberikan ke pembuat
untuk di produksi.
25
DAFTAR PUSTAKA