Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN JOBSHEET

TROUBLESHOOTING MESIN DIESEL


PENGGANTIAN NOZZLE ENGINE DIESEL
UNIT DUMP TRUCK CANTER HD 36

Disusun Oleh:
Nurul Hidayati
19/441125/SV/16477

TEKNIK PENGELOLAAN DAN PERAWATAN ALAT BERAT


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan karunia-nya,
Pelaksanaan kegiatan kerja praktik berlangsung dari Januari hingga September
2022. Kegiatan kerja praktik ini merupakan wadah bagi penulis untuk belajar secara
langsung mengenai masalah – masalah yang mungkin terjadi pada dunia industri,
terkait keilmuan di bidang teknik alat berat. Aplikasi ilmu yang telah dipelajari
dalam bangku kuliah merupakan aspek utama yang dilakukan selama melakukan
kerja praktik tersebut.

Laporan ini tentunya tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak ada
bantuan, dukungan dan bimbingan yang diterima penulis selama proses
pengerjaannya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yaitu:

1. Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat


melaksanakan kegiatan kerja praktik.
2. Orang tua dan keluarga besar penulis yang telah memberikan izin dan
kepercayaan untuk melaksanakan kerja praktik.
3. Bapak Dr. Lilik Dwi Setyana, S.T., M.T. selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.
4. Bapak Dr. Sugiyanto, S.T., M.Eng. selaku Ketua Program Studi Teknik
Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat.
5. Sahabat-sahabat tim kerja praktik yang selalu memberikan dukungan, doa,
dan semangat kepada penulis selama mengikuti kegiatan kerja praktik dan
penyelesaian laporan.

Penulis berharap laporan kerja praktik ini dapat memberikan manfaat


kepada semua pihak yang membacanya. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam laporan kerja praktik ini. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
diharapkan untuk perbaikan laporan ini.

Yogyakarta, Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................................3

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................5

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................6

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................6

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................6

1.3 Tujuan........................................................................................................7

1.4 Metode Pendekatan dalam Memecahkan Masalah ...................................7

BAB 2 DASAR TEORI ...........................................................................................8

2.1 Troubleshooting ........................................................................................8

2.2 Mesin Diesel ..............................................................................................8

2.3 Mekanisme Penyemprotan Bahan Bakar ..................................................9

2.4 Pembakaran Mesin Diesel .......................................................................10

2.5 Nozzle ......................................................................................................13

BAB 3 PEMBAHASAN ........................................................................................17

3.1 Data Unit .................................................................................................17

3.2 Latar Belakang ........................................................................................17

3.3 Tujuan Khusus.........................................................................................17

3.4 Langkah-langkah Pemeriksaan Nozzle Engine Diesel ............................18

3.5 Persiapan Pemeriksaan ............................................................................18

3.6 Pemeriksaan Visual dan Diassembly.......................................................21

3.7 Identifikasi Penyebab dan Penyelesaiannya ............................................21

3.8 Perbaikan Kerusakan dan Assembly ........................................................22

3.9 Analisa dan Pembahasan .........................................................................25

3
BAB 4 PENUTUP .................................................................................................28

4.1 Kesimpulan..............................................................................................28

4.2 Saran ........................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................29

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Siklus Diesel ................................................................................................ 8


Gambar 2. 2 Langkah Mesin Bakar 4 Langkah ............................................................. 9
Gambar 2. 3 Diagram Proses Pembakaran Mesin Diesel ........................................... 11
Gambar 2. 4 Komponen Injektor Nozzle ....................................................................... 14
Gambar 2. 5 Nozzle ketika sebelum Pengabutan Bahan Bakar.................................. 15
Gambar 2. 6 Nozzle Ketika Penginjeksian Bahan Bakar ............................................ 15
Gambar 2. 7 Nozzle Ketika Akhir Penginjeksian Bahan Bakar ................................. 16
Gambar 3. 1 Unit Dump Truck Canter HD 36 ............................................................. 17
Gambar 3. 2 Alat Pelindung Diri (APD)....................................................................... 18
Gambar 3. 3 Tools Book .................................................................................................. 19
Gambar 3. 4 Torque Wrench .......................................................................................... 19
Gambar 3. 5 Kain Majun................................................................................................. 19
Gambar 3. 6 Injector Nozzle ........................................................................................... 20
Gambar 3. 7 Operator's Manual .................................................................................... 20
Gambar 3. 8 Asap Dump Truck Canter HD 36 ............................................................ 21
Gambar 3. 9 Pengkabutan Tidak Sempurna pada Nozzle ........................................... 22

5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kebutuhan manusia akan suatu hal yang praktis sangatlah tinggi, pesatnya
pertumbuhan ekonomi diiringi dengan majunya teknologi membuat suatu hal
yang tidak mungkin menjadi mungkin. Hal tersebut yang mendorong para
engineer/ahliuntuk mengembangkan alat yang dapat memudahkan pekerjaan
manusia. Kemudahan dalam melakukan suatu perkerjaan memiliki keuntungan
juga terhadap waktu yang digunakan menjadi lebih singkat. Salah satu
penerapan teknologi yang diterapkembangkan saat ini adalah penggunaan unit-
unit alat berat baik dalam bidang industri, konstruksi, pertambangan, dan
perminyakan. Penggunnaan unit alat berat bertujuan agar memudahkan dan
meringkas waktu pekerjaan sehingga pekerjaan yang dilakukan lebih efektif
dan efisien. Semakin canggih teknologi yang digunakan, maka semakin rumit
juga komponen yang diapalikasikan pada unit tersebut. Maka dari itu, untuk
megimbangi kecanggihan teknologi tersebut peningkatan kemampuan dan
keahlian setiap sumber daya manusia sangatlah dibutuhkan.

Sistem perawatan dan perbaikan yang baik akan menambah produktivitas


penggunaan alat. Selain itu, karena sistem yang baik dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan karena pekerjaan dapat selesai sesuai target atau
sebelum target. Apabila terjadi kerusakaan atau troubleshooting pada alat perlu
diambil keputusan yang bijak agar tidak mengganggu pekerjaan. Pada
pembahasan kali ini akan membahas tentang troubleshooting pada unit dump
truck di PT. Armada Hada Graha yaitu penggantian injector nozzle pada unit
Dump Truck Canter HD 36.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mekanisme penyemprotan bahan bakar pada mesin diesel?
2. Apa penyebab troubleshooting pada unit Dunp Truck Canter HD 36?
3. Bagaimana cara mengatasi troubleshooting pada unit Dunp Truck Canter
HD 36?

6
1.3 Tujuan
1. Mengetahui mekanisme penyemprotan bahan bakar pada mesin diesel
2. Mengetahui penyebab kerusakan pada unit Dunp Truck Canter HD 36
3. Mengetahui penyelesaian kerusakan pada unit Dunp Truck Canter HD 36

1.4 Metode Pendekatan dalam Memecahkan Masalah


Adapun untuk melakukan studi kasus dengan cara melihat langsung kondisi
unit, memahami penyebab permasalahan, dan mewawancarai operator dan
mekanik yang bersangkutan. Jenis dan sumber data analisis ini adalah data
sekunder berupa buku umum, jurnal ilmiah, dan lain sebagainya. Teknik
dokumentasi juga ditempuh guna mengumpulkan data dan informasi.
Analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Analisis ini bermaksud
untuk menjelaskan proses, bentuk, situasi dan kondisi yang dijumpai dalam
analisis di lapangan kemudian diperbandingkan dengan berbagai teori dan
selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan.

7
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Troubleshooting
Troubleshooting adalah suatu rangkaian kegiatan sistematis yang meliputi
mengamati gejala, mendiagnosis adanya kerusakan, melakukan pemeriksaan
dan pengukuran pada sistem dan komponen, mengidentifikasi kerusakan
berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengukuran, serta menentukan langkah
perbaikan jika harus dilakukan perbaikan. Oleh karena itu troubleshooting dapat
digunakan sebagai acuan bagi para teknisi atau mekanik dalam perawatan dan
perbaikan engine.

2.2 Mesin Diesel


Mesin diesel atau disebut juga motor bakar merupakan mesin pembakaran
yang proses pembakarannya terjadi di dalam motor bakar (Prameswari, 2014).
Mesin diesel memiliki beberapa torak yang bergerak secara bolak-balik.
Pergerakan tersebut yang menyebabkan adanya proses pembakaran di dalam
silinder mesin diesel.

Konsep pembakaran pada mesin diesel melalui proses penyalaan kompresi


udara yang bertekanan tinggi. Pembakaran terjadi karena penekanan pada udara
yang berada dalam silinder dengan perbandingan kompresi pada mesin diesel
lebih besar dibandingkan motor bensin. Akibatnya adalah udara akan memiliki
tekanan dan temperature dan tekanan yang lebih tinggi dari motor bakar.

Terdapat siklus teoritis untuk compression-ignition atau mesin diesel.


Perbedaan antara siklus bensin dan diesel yaitu adanya penambahan panas pada
tekanan tetap. Siklus diesel dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 2.1 Siklus Diesel

8
Proses siklus tersebut yaitu:
6-1 = Langkah Hisap pada P – (isobaric)

1-2 = Langkah Kompresi, P bertambah, Q = c (isentropic/reversible adiabatic)

2-3 = Pembakaran pada tekanan tetap (isobaric)

3-4 = Langkah Kerja P bertambah, V = c (isentropic/reversible adiabatic)

4-5 = Pengeluaran Kalor sisa pada V = c (isokhorik)

Mesin diesel dapat diklasifikasi menjadi beberapa jenis. Contoh klasifikasi


mesin diesel adalah berdasarkan letak silinder, jumlah silinder, kerja piston,
arah putaran engine, posisi camshaft, cara penginjeksian bahan bakar, ukuran
mesin, pemasukan udara dalam silinder, dan aplikasi (Ii & Pustaka, 2002).

2.3 Mekanisme Penyemprotan Bahan Bakar

Gambar 2.2 Langkah Mesin Bakar 4 Langkah

1. Langkah Hisap
Katup hisap dibuka, katup buang ditutup, torak bergerak dari TMA ke
TMB muatan segar berisi udara terhisap masuk ke dalam silinder.
2. Langkah Kompresi
Katup isap dan katup buang ditutup Torak bergerak dari TMB ke TMA,
Piston menekan udara yang berada dalam silinder. Setelah piston mencapai
TMA, bahan bakar diinjeksikan melalui injector nozzle. Maka udara
tertekan di dalam silinder/ ruang bakar, tekanan dan temperatur naik.
3. Langkah Ekspansi
Katup isap dan katup buang ditutup, torak bergerak dari TMA ke TMB.
Ketika torak hampir mencapai TMA injektor menyemprotkan bahan bakar

9
ke dalam ruang bakar, karena temperatur tinggi bahan bakar terbakar
dengan sendirinya. Akibatnya tekanan di dalam silinder naik dengan tiba-
tiba dan akan mendorong torak bergerak dari TMA ke TMB. Gerakan torak
tersebut diteruskan oleh batang torak memutar poros engkol dengan
demikian poros engkol mempunyai energi gerak putar yang sebagian besar
digunakan untuk beban (yang digerakkan) dan sebagian disimpan oleh roda
daya (fly wheel) yang kemudian digunakan untuk melakukan langkah-
langkah yang lain (langkah buang, isap dan kompresi) sehingga proses dapat
berlangsung terus.
4. Langkah Buang
Katup buang di buka dan katup isap di tutup Torak bergerak dari TMB
ke TMA (akibat gaya kelembaman/inersia perputaran poros engkol dan roda
daya) maka gas bekas (pembakaran) begitu katup buang terbuka akan segera
keluar karena tekanan yang masih cukup tinggi dan kemudian sisanya
terdorong torak keluar silinder. Kemudian torak kembali ke langkah isap
lagi dan seterusnya berulang-ulang. Jadi torak bergerak 4 kali langkah yaitu
TMA ke TMB, TMB ke TMA, TMA ke TMB dan TMB ke TMA dan poros
engkol berputar 2 kali dengan putaran pertama untuk langkah isap dan
kompresi dan putaran ke dua untuk langkah tenaga dan langkah buang.

2.4 Pembakaran Mesin Diesel


Pada motor Diesel, bahan bakar dan udara dicampur di dalam silinder, udara
diisap dan dikompresi, bahan bakar diinjeksikan pada akhir langkah kompresi,
sehingga campuran tidak atau sulit mencapai keadaan yang homogen /
tercampur rata dengan baik.

Fase–fase pembakaran untuk motor diesel secara umum bisa dibagi menjadi
tiga periode:

1. Periode persiapan pembakaran


2. Periode pembakaran cepat
3. Periode pembakaran terkendali

Tetapi sebenarnya secara lebih terperinci proses tersebut bisa dibagi


menjadi 4 periode yaitu dengan periode ke-4, Periode pembakaran lanjutan

10
Gambar 2.3 Diagram Proses Pembakaran Mesin Diesel

1. Periode Persiapan Pembakaran


Periode ini merupakan periode antara saat dimulainya penyemprotan
bahan bakar sampai saat menyalanya bahan bakar. Persiapan pembakaran
ini juga disebut delay period, dalam periode ini terjadi pemanasan dan
penguapan bahan bakar oleh panas udara yang terkompresi sehingga
temperatur akan mencapai temperatur nyalanya/titik apinya.
Periode ini sangat berpengaruh terhadap operasinya mesin, periode
persiapan yang pendek akan dilanjutkan dengan kenaikan tekanan yang
halus sehingga akan memberikan operasi mesin yang halus pula. Apabila
periode ini cukup panjang akan diikuti oleh laju kenaikan tekanan yang
besar sehingga akan menghasilkan operasi mesin yang kasar dan keras
disertai dengan knocking pada mesin.
Panjang pendeknya periode persiapan pembakaran ini dipengaruhi oleh:
a. Suhu udara masuk
b. Tekanan masuk
c. Perencanaan ruang bakar
d. Pengabutan bahan bakar
e. Timing (pengaturan waktu) injeksi bahan bakar
f. Kecepatan mesin
g. Kualitas penyalaan (cetane number bahan bakar)

11
2. Periode Pembakaran Cepat
Periode ini adalah periode dimana bahan bakar yang telah disemprotkan
ke dalam ruang bakar terbakar dengan cepat dan ini menghasilkan laju
kenaikan tekanan yang cukup cepat. Periode ini berlangsung sampai
beberapa derajat sesudah TMA, dimana jumlah bahan bakar yang
disemprotkan sudah mulai berkurang atau bahkan sudah berhenti. Disini
tidak dikehendaki adanya suatu laju kenaikan tekanan yang sangat tinggi
sebagai akibat dari banyaknya bahan bakar yang tertimbun dan terbakar
secara tiba-tiba, karena hal itu akan merusakan mesin itu sendiri. Laju
kenaikan tekanan yang sangat tinggi ini menimbulkan letupan dan ini yang
disebut dengan knocking pada mesin diesel.
3. Periode Pembakaran Terkendali
Pada periode ini masih terjadi kenaikan tekanan sampai tekanan
maksimum tercapai, tetapi disini laju kenaikan tekanan sudah tidak begitu
tinggi karena sudah diimbangi dengan gerakan dari Piston yang
memperbesar volume ruang bakar. Periode ini merupakan bagian yang
utama dari proses pembakaran diharapkan semua bahan bakar dapat
terbakar semua pada periode ini. Dari hasil eksperimen untuk memperoleh
efisiensi yang paling tinggi dengan delay period yang sependek-pendeknya
diusahakan agar tekanan gas maksimum terjadi pada 15º sampai 20º sudut
engkol sesudah TMA.
4. Periode Pembakaran Lanjutan
Periode pembakaran lanjutan ini merupakan periode yang tidak
dikehendaki dan diusahakan agar berlangsung dalam waktu yang sependek-
pendeknya. Dalam periode ini terjadi pembakaran dari sisa bahan bakar
yang belum sempat terbakar pada periode pembakaran terkendali, sebagai
akibat dari kurang sempurnanya pencampuran bahan bakar dan udara.
Periode ini bias diperpendek dengan mempertinggi aliran turbulen dari
udara di dalam ruang bakar.

12
2.5 Nozzle
2.5.1 Pengertian Nozzle

Nozzle atau pengabut adalah komponen paling akhir atau paling ujung
dari sistim bahan bakar pada mesin Diesel, sehingga merupakan alat yang
sangat menentukan dan fungsi utamanya adalah merubah energy potensial
tekanan tinggi dari bahan bakar menjadi energy kinetic dari bahan bakar
untuk menerobos masuk ke dalam ruang bakar yang berisi udara yang
bertekanan tinggi dan merubah bentuk bahan bakar cair menjadi kabut,
sedang fungsi yang lain adalah:

1. Memasukkan Bahan-bakar (Bb) ke dalam silinder sesuai dengan


kebutuhan
2. Merubah bentuk atau fase bahan bakar dari cair ke dalam bentuk
kabut
3. Menyebarkan Bb sesuai dengan derajat besar butir yang diminta
4. Mendistribusikan Bb sesuai dengan bentuk (rongga) ruang bakar untuk
memperoleh distribusi yang baik, sehingga dapat tercampur dengan baik
dan untuk memperoleh pembakaran yang sempurna dalam waktu yang
diperlukan.
5. Ada tipe injector tertentu yang juga berfungsi untuk menakar bahan
bakar
2.5.2 Fungsi Injector Nozzle
Injector nozzle berfungsi untuk menghantarkan bahan bakar diesel dari
injection pump ke dalam silinder pada setiap akhir langkah kompresi
dimana torak (piston) mendekati posisi TMA. Injector yang dirancang
sedemikian rupa merubah tekanan bahan bakar dari injection pump yang
bertekanan tinggi untuk membentuk kabut yang bertekanan antara 60 - 200
kg/cm², tekanan ini mengakibatkan peningkatan suhu pembakaran di dalam
silinder meningkat menjadi 600°C.
Tekanan udara dalam bentuk kabut melalui injector ini hanya
berlangsung satu kali pada setiap siklusnya yakni pada setiap akhir langkah
kompresi saja. Sehingga setelah sekali penyemprotan dalam kapasitas
tertentu dimana kondisi pengabutan yang sempurna maka

13
injector yang dilengkapi dengan jarum yang berfungsi untuk menutup atau
membuka saluran injector ini sehingga kelebihan bahan bakar yang tidak
mengabut akan dialirkan kembali kebagian lain atau ke tangki bahan bakar
sebagai kelebihan aliran (overflow).
2.5.3 Komponen-komponen pada Injector Nozzle

Gambar 2.4 Komponen Injektor Nozzle

Keterangan:

1. Mur pengunci 6. Pressure Spring


2. Overflow Pipe 7. Pressure Pin
3. Washer 8. Distance Piece
4. Nozzle Holder 9. Nozzle Needle & Nozzle Body
5. Adjusting Washer 10. Retaining Nut

Injektor Nozzle terdiri dari nozzle body dan needle. Nozzle


menyemprotkan bahan bakar dari pompa injeksi ke dalam silinder dengan
tekanan tertentu untuk mengatomisasi bahan bakar secara merata. Pompa
injeksi adalah sejenis katup yang dikerjakan dengan sangat presisi dengan
toleransi 0,001 mm, oleh karena itu apabila nozzle body diganti maka harus
diganti bersama dengan needle valve.

Injektor nozzle harus dilumasi dengan bahan bakar diesel. Nozzle holder
memegang nozzle dengan retaining nut dan distance piesce, nozzle holder
terdiri dari adjusting washer yang mengatur kekuatan tekanan pegas untuk
menentukan tekanan membukanya katup nozzle.

14
2.5.4 Cara Kerja Injector Nozzle
1. Nozzle Sebelum Pengabutan Bahan Bakar
Bahan bakar yang bertekanan tinggi mengalir dari pompa injeksi
melalui saluran minyak pada nozzle holder menuju ke oil pool pada
bagian bawah nozzle body.

Gambar 2.5 Nozzle ketika sebelum Pengabutan Bahan Bakar


2. Nozzle Ketika Penginjeksian Bahan Bakar
Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, ini akan menekan
permukaan ujung needle, bila tekanan ini melebihi kekuatan pegas,
maka nozzle needle akan terdorong ke atas oleh tekanan bahan bakar
dan nozzle needle terlepas dari nozzle body seat. Kejadian ini
menyebabkan nozzle menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar.

Gambar 2.6 Nozzle Ketika Penginjeksian Bahan Bakar


3. Nozzle ketika Akhir Penginjeksian Bahan Bakar
Bila pompa injeksi berhenti mengalir bahan bakar, tekanan bahan
bakar turun dan tekanan pegas (pressure spring) mengembalikan nozzle
needle ke posisi semula. Pada saat ini needle tertekan kuat pada nozzle
body seat dan menutup saluran bahan bakar. Sebagian bahan bakar
tersisa di antara nozzle needle dan nozzle body, antara pressure pin dan

15
nozzle holder dan lain-lain, melumasi semua komponen dan kembali ke
over flow pipe seperti terlihat di atas, nozzle needle dan nozzle body
membentuk sejenis katup untuk mengatur awal dan akhir injeksi bahan
bakar dengan tekanan bahan bakar.

Gambar 2.7 Nozzle Ketika Akhir Penginjeksian Bahan Bakar

16
BAB 3
PEMBAHASAN

Gambar 3. 1 Unit Dump Truck Canter HD 36

3.1 Data Unit


Unit Model : Mitsubishi Canter FE HD 36

Engine : 4D34-2AT8 turbo intercooler diesel 4-silinder segaris

Pemilik : PT Armada Hada Graha

3.2 Latar Belakang


Laporan operator terhadap gangguan kerja Dump Truck Canter HD 36 di
PT. Armada Hada Graha. Sopir truck meminta unit untuk segara diperbaiki agar
dapat dioperasikan kembali. Sehingga mekanik melakukan pengecekan, dari
hasil pengecekan, diketahui unit memiliki indikasi saat mesin dinyalakan, suara
dari engine tidak smooth dan ketika pedal gas di injak, asap yang dikeluarkan
berwarna putih. Setelah itu dilakukan pengecekkan pada injector nozzle dan
diperkirakan oleh mekanik, unit tersebut mengalami penyumbatan pada nozzle.

3.3 Tujuan Khusus


Mengetahui dan menganalisis kerusakan, dan melakukan langkah parbaikan
nozzle engine diesel pada Dump Truck Canter HD 36.

17
3.4 Langkah-langkah pemeriksaan nozzle engine diesel

Persiapan
Pemeriksaan

Pemeriksaan Visual &


Disassembly

Identifikasi Penyebab &


Penyelesaiannya

Perbaikan Kerusakan &


Assembly

Analisa dan
Pembahasan

3.5 Persiapan Pemeriksaan

a. Persiapan Diri

Gambar 3. 2 Alat Pelindung Diri (APD)

18
b. Persiapan Perlengkapan
a) Tools Box

Gambar 3. 3 Tools Book

b) Torque Wrench

Gambar 3. 4 Torque Wrench

c) Kain Majun

Gambar 3. 5 Kain Majun

19
d) Injector Nozzle

Gambar 3. 6 Injector Nozzle

e) Operator’s Manual

Gambar 3. 7 Operator's Manual

20
3.6 Pemeriksaan Visual dan Disassembly

Gambar 3. 8 Asap Dump Truck Canter HD 36

Pada tanggal 9 Februari 2022 terjadi troubleshooting pada unit Dump Truck
Canter HD 36 di PT Armada Hada Graha. Sebelumnya melakukan
pembongkaran, kami melakukan pengamatan dengan 2 tahap yaitu:

1. Sebelum cabin dibuka


- Mengecek bunyi mesin
- Mengecek asap yang dikeluarkan unit
2. Setelah cabin dibuka
- Melakukan pengecekkan pada nozzle
- Memeriksa filter
- Memeriksa bahan bakar
- Memeriksa oli

3.7 Identifikasi Penyebab dan Penyelesaiannya


Setelah melakukan pemeriksaan visual, dapat disimpulkan kemungkinan
penyebab kerusakan pada unit tersebut antara lain:

1. Filter kotor
2. Penyumbatan pada nozzle
3. Solar tercampur dengan kotoran
4. Tidak melakukan perawatan secara berkala

21
Gambar 3. 9 Pengkabutan Tidak Sempurna pada Nozzle

Dari kemungkinan penyebab diatas, maka dilakukan pembongkaran untuk


mengetahui kerusakan unit dan solusi penanganannya. Masalah yang
ditemukan pada unit tersebut yaitu pengkabutan pada nozzle yang tidak
sempurna terjadi pada 3 lubang penyemprotan. Maka langkah penyelesainnya
yaitu penggantian injector nozzle dengan yang baru agar pengkabutan pada
nozzle dapat sempurna.

3.8 Perbaikan Kerusakan dan Assembly


1. Memarkirkan unit di tempat yang landai.
2. Mematikan mesin dan menunggu sekitar 15 menit agar mesin tidak terlalu
panas saat dilakukan perbaikan.
3. Membuka cabin dump truck.
4. Melakukan pengecekkan pada engine dengan menghidupkan mesin.
Diketahui bahwa gerakan atau putaran mesin tidak stabil.

5. Melakukan pengecekkan nozzle dengan membuka sedikit baut pada nozzle


(dilonggarkan sedikit) menggunakan kunci pas 14.

22
6. Melakukan identifikasi nozzle dengan mendengarkan suara pada mesin
setelah nozzle dibuka.
7. Setelah diidentifikasi, diketahui nozzle yang bermasalah yaitu nozzle nomor
3. Pada nozzle tersebut tidak dapat menyemprotkan bahan bakar dengan
sempurna.
8. Melepas nozzle dengan mengendorkan baut pada nozzle menggunakan
kunci pas 19.

9. Melepas baut clamp saluran nozzle menggunakan kunci ring 10.

.
10. Melepas baut saluran pipa menggunakan kunci pas 19.

23
11. Melepas baut clamp nozzle menggunakan kunci ring 14.

12. Melepas clamp saluran pipa solar karena mengganggu pengambilan


nozzle.

13. Membandingkan nozzle yang bermasalah dan tidak.

24
14. Memasang nozzle baru ke engine.

15. Setelah memasang nozzle, kemudian kencangkan baut dengan torque.


16. Kembalikan cabin truck selanjutnya lakukan test drive unit.

3.9 Analisa dan Pembahasan


Pada unit Dump Truck Canter HD 36 dilakukan pengecekkan pada putaran
engine dengan menyalakan mesin pada kecepatan idle dengan mendengarkan
suara dan melihat putaran engine. Putaran engine tidak stabil dan asap yang
dikeluarkan ketika pedal gas diinjak berwarna hitam putih. Setelah dilakukan
pengecekkan pada masing-masing nozzle, ditemukan bahwa nozzle nomor 3
yang menyebabkan putaran engine tidak stabil. Diketahui bahwa tekanan yang
dihasilkan berbeda pada tiga titik sehingga besar dan arah semprotan tidak
besar. Kemungkinan penyebabnya adalah karena lubang pada nozzle tersumbat.

Syarat agar sistem injeksi dapat berjalan dengan baik, adalah sebagai
berikut (Ahmad Puji Nugroho et al., 2018):
1. Penakaran

25
Penakaran atau jumlah bahan bakar yang diberikan dalam silinder harus
sesuai dengan beban mesin dan jumlah yang tepat.
2. Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu sangat penting dalam proses pembakaran. Apabila waktu
penyemprotan lebih awal (maju), maka penyalaan akan diperlambat karena
suhu udara belum cukup tinggi sehingga tidak bisa menyebabkan proses
pembakaran. Apabila terlalu lama maka akan memberikan operasi yang
kasar dan berisik serta memungkinkan kerugian bahan bakar karena
pembasahan dinding silinder. Akibatnya bahan bakar menjadi moros dan
asap buang hitam dan tidak membangkitkan daya maksimum.
3. Kecepatan injeksi bahan bakar
Artinya adalah banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan ke ruang bakar
dalam satu satuan waktu dalam satu derajat dari perjalanan engkol.
4. Pengabutan
Pengabtuan yang baik akan mempermudah pengawalan pembakaran dann
menjamin bahwa setiap butir kecil bahan bakar dikelilingi oleh partikel
oksigen yang dapat bercampur.

Berikut merupakan beberapa analisis kemungkinan penyebabnya


(Nantyoko Pranomo Wide, 2011):

A. Asap Terlalu Putih


Analisis Gangguan Cara Mengatasi
a. Waktu penginjeksian bahan a. Memajukan waktu penginjeksian
bakar terlalu mundur. bahan bakar dengan menyetel baut
b. Bahan bakar tercampur penyetel timer.
dengan air. b. Membuang air pada pemisah air
c. Minyak pelumas masuk ke saringan bahan bakar (pada water
ruang bakar. sedimenter). Juga memeriksa
keadaan tangki bahan bakar.
c. Memeriksa bagian-bagian yang
memungkinkan minyak pelumas
dapat masuk ke ruang bakar dan
ikut terbakar. Lakukan perbaikan.

26
B. Nozzle tidak bekerja dengan baik
Analisis Gangguan Cara Mengatasi
a. Pemegang nozzle bocor a. Mengencangkan pemegang nozzle
b. Penyemprotan tidak baik b. Menambah ketebalan shim
c. Pegas nozzle patah c. Mengganti pegas nozzle
d. Jarum nozzle macet d. Membersihkan atau ganti nozzle

Jumlah bahan bakar yang diberikan pada tiap silinder harus sesuai dengan
beban mesin dan jumlah yang tepat (Ahmad Puji Nugroho et al., 2018). Nozzle
dapat tersumbat karena kotoran dalam bahan bakar kurang tersaring dengan
baik sehingga ikut masuk ke dalam sistem. Nozzle yang tersumbat akan
mempengaruhi seluruh sistem pembakaran di dalam ruang bakar karena bahan
bakar yang diinjeksikan ke ruang bakar tidak dalam jumlah yang tepat.
Akibatnya jumlah bahan yang disemprotkan tidak maksimal sehingga proses
pembakaran menjadi tidak sempurna karena ledakan atau pembakaran kurang
dari yang seharusnya.

Apabila asap hasil pembakaran berwarna terlalu putih dapat disebabkan


karena bahan bakar tercampur dengan air. Hal ini disebabkan karena filter
bahan bakar dan filter pada water sedimenter sudah kotor sehingga filter tidak
dapat menyaring bahan bakar dengan baik. Dari kedua penyebab tersebut dapat
dianalisis bahwa penyebab nozzle tersumbat dan kendaraan mengeluarkan asap
terlalu putih adalah karena filter yang kotor. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan dengan mekanik, pada unit Dump Truck HD 36 penggantian filter
bahan bakar sudah lama dilakukan melebihi waktu toleransi. Sedikit
disayangkan di PT Armada Hada Graha belum melakukan kegiatan
maintenance dengan maksimal sehingga menyebabkan troubleshooting seperti
yang dialami unit Dump Truck HD 36.

27
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penyebab terjadinya troubleshooting pada unit Dump Truck Canter HD 36


yaitu:
1. Bahan bakar tercampur dengan air
2. Kotoran dalam bahan bakar menyumbat nozzle
3. Filter bahan bakar sudah lama tidak diganti
Hal lain juga disebabkan mekanik tidak melakukan daily check, jadwal
maintenance yang tidak teratur melebihi hour meter yang ditentukan, lalu unit
dipaksa bekerja secara terus-menerus dan pembakaran akan terus terjadi.
Masalah wasteful of fuel atau pemborosan pada bahan bakar disebabkan akibat
adanya penyumbatan pada nozzel. Hal tersebut bisa terjadi karena tidak
memperhatikan kebersihan fuel filter sehingga bahan bakar terkontaminasi
dengan kotoran, akibatnya nozzle tidak dapat melakukan pengkabutan dengan
baik.

4.2 Saran
1. Memastikan kondisi nozzle dengan menggunakan nozzle tester agar lebih
valid dalam menentukan keputusan dalam perbaikan. Serta sebaiknya
disediakan alat pengukur tekanan pada nozzle.
2. Lebih baik jika mekanik menggunakan APD (alat pelindung diri) sesuai
standar agar menjamin keselamatan mekanik saat melakukan perbaikan.
3. Melakukan Preventive Maintenance secara teratur sesuai standard
Operation & Maintenance Manual (OMM), khususnya penggantian filter
bahan bakar sesuai dengan manual book.
4. Penggunaan genuine/authentic part harus selalu digunakan, karena untuk
menjaga performa dari unit, menghindari terjadinya kerusakan part lain
yang tidak diinginkan, dan dapat meminimalisirkan biaya dari pergantian
komponen.

28
DAFTAR PUSTAKA

PRASETYO, F. A. (2018). ANALISA KERUSAKAN DIESEL ENGINE BREAKDOWN.


SURAKARTA: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

Ahmad Puji Nugroho, Darjono, & Okvita Wahyuni. (2018). Pengaruh Pengabutan
Bahan Bakar Terhadap Kualitas Pembakaran Pada Mesin Induk Di Mt.
Bauhinia. Dinamika Bahari, 9(1), 2204–2217.
https://doi.org/10.46484/db.v9i1.88

Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2002). BAB II Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN
PUSTAKA 2.1. 1–64. http://eprints.polsri.ac.id/3296/3/BAB II.pdf

Nantyoko Pranomo Wide. (2011). Analisis, Mekanisme, Dan Troubleshooting


Sistem Injksi Pada Engine Stand Mesin Diesel ISUZU KAD C190.
http://lib.unnes.ac.id/7627/1/10251.pdf

Prameswari, D. (2014). Bab ii dasar teori 2.1. Pengaruh Perlakuan Panas Dan
Penuaan, 5–18. http://eprints.undip.ac.id/41566/3/BAB_II_giant.pdf

29

Anda mungkin juga menyukai