Anda di halaman 1dari 15

Fungsi Sekering atau Fuse

Sekring atau fuse adalah alat yang dapat memutuskan arus listrik pada saat terjadi hubung
singkat (short) atau arus berlebih (over current) pada rangkaian listrik atau beban lainnya,
seperti pada kendaraan, instalasi dirumah, rangkaian elektronik dll. Ada banyak jenis
sekring/fuse namun yang umum dipakai di kalangan masyarakat adalah jenis sekring glass,
terbuat dari kaca atau glass, di dalamnya ada selembar kawat khusus, besarnya penampang
kawat menentukan besarnya kapasitas sekring atau kemampuan sekring mengalirkan arus
listrik.

Sebagai pencegah terjadinya kebakaran.

Ketika pada rangkaian listrik yang kita gunakan seperti pada kendaraan mobil, motor atau
rangkaian listrik di rumah dan rangkaian elektronik terjadi hubung singkat/konslet, maka arus
listrik yang mengalir pada rangkaian akan membesar, sehingga menyebabkan panas pada
kabel penghantar, jika keadaan ini berlangsung lama, maka kabel akan terbakar dan
membakar material yang ada disekitarnya yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, plastik
dll.

Dengan dipasang sekring pada rangkaian listrik, maka kebakaran akan dapat dihindari,
kenapa ?, karena ketika terjadi hubung singkat pada rangkaian listrik, maka dalam waktu
seper sekian detik arus listrik akan terputus dengan cepat, sehingga pada kabel penghantar
tidak terjadi panas yang berlebihan dan kebakaran pun dapat dihindari. Selain itu sekring
berfungsi juga untuk mengamankan rangkaian listrik atau peralatan lainnya dari kerusakan
akibat dari arus berlebih.

Bagaimana mengetahui kapasitas sekring.

Kapasitas sekring bisa dilihat pada bodinya, disana tertera angka yang menunjukkan
kapasitas, sebagai contoh F3A 250V atau F5A 250V dll. Artinya tegangan yang
diperbolehkan mengalir melalui sekring tersebut adalah maksimal sebesar 250 Volt dan arus
listriknya maksimal sebesar 5 Ampere, jika arus dan tegangan listrik mengalir di atas nilai
tersebut, maka sekring akan terputus.
MENGENAI FUSE DAN BREAKER
A. FUNGSI FUSE
FUSE
Fuse adalah komponen listrik yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir dalam rangkaian.
Fuse juga dapat melindungi kabel dan konektor dari kerusakan oleh aliran arus yang disebabkan oleh
arus berlebih atau short-circuit. Kelebihan arus menyebabkan kelebihan panas sehingga
menyebabkan fuse putus.

B. JENIS-JENIS FUSE
Berdasarkan fungsinya Fuse dapat dibedakan menjadi :
1.fuse tipe blade/Wedge
2.fuse cartridge/glass

C. SPESIFIKASI
Fuse yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya tersedia dalam bentuk dan ukuran yang bermacam-
macam yaitu :

D. FUSE HOLDER
Untuk dapat berfungsi dengan baik maka fuse dilengkapi dengan fuse holder sebagai tempat
terhubungnya fuse dengan rangkaian.
1.Dash Mount Fuse Holder
Digunakan sebagai dudukan untuk glass fuse.

2.Blade Fuse Box


Digunakan sebagai dudukan untuk blade fuse dengan jumlah lebih dari satu fuse.

3.Inline Blade Fuse Holder


Digunakan sebagai dudukan untuk blade fuse tunggal.

4.Line Fuse Holder


Digunakan sebagai dudukan untuk glass fuse.

E.PRINSIP KERJA FUSE


Fuse adalah alat perlindungan yang paling umum. Fuse dipasang dalam rangkaian listrik, ketika aliran
arus melebihi beban maksimumnya maka fuse akan putus atau meletus. Elemen di dalam fuse
mencair, membuka rangkaian dan mencegah komponen lain rusak oleh arus yang berlebih. Ukuran
elemen metal fuse membedakan nilainya.Yang perlu diingat kelebihan arus menyebabkan kelebihan
panas, dan panasnya itulah yang menyebabkan rangkaian putus bukan arusnya. Sekali fuse putus
maka gantilah dengan yang baru.

F.FAKTOR PENYEBAB FUSE RUSAK


1.Over load : arus yang mengalir di rangkaian lebih dari kapasitas maksimal fuse.
2.Short Circuit : adanya hubung singkat pada rangkaian sehingga arus yang mengalir ke fuse melebihi
kapasitas fuse.
G. MAINTENANCE
Perawatan yang harus dilakukan agar fuse tetap awet sesuai dengan umur yang sudah dirancang
oleh pabrik adalah :
1.Pergunakan fuse sesuai fungsi dan kapasitasnya.
2.Tutup rapat fuse holder agar tidak mudah terpengaruh dengan benda-benda disekitarnya,
misalnya air, panas, guncangan, dan sebagainya.
3.Perhatikan cara melepas dan memasang fuse secara benar.

Sekering
Sekering (dari bahasa Belanda zekering) adalah suatu alat yang digunakan sebagai pengaman
dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau suatu hubungan
arus pendek.

Cara kerjanya apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau terjadi hubungan arus pendek,
maka secara otomatis sekering tersebut akan memutuskan aliran listrik dan tidak akan
menyebabkan kerusakan pada komponen yang lain.

Sekering di rumah

Sebagai pengaman terhadap hubungan pendek dirumah sangat perlu ada pengamanan.
Beberapa permasalahan keselamatan yang sering terjadi diseputar rumah seperti:

 Kebanyakan peralatan listrik yang dimasukkan kedalam satu sakelar dan sering
mengakibatkan kebakaran.
 Motor kipas angin yang terbakar yang mengakibatkan kabel terbakar dan mengakibatkan
hubungan arus pendek
 Sambungan kabel listrik pada lampu lepas yang mengakibatkan hubungan arus pendek
antara positif dengan negatif.
 Tikus yang memakan plastik kabel sehingga kabel telanjang dan terjadi hubungan pendek
 Seseorang yang memaku dinding tanpa menyadari paku mengenai kabel dan terjadi aliran
listrik ke paku.
 Pemanas air yang rusak dan mengakibatkan hubungan pendek keair yang bisa
mengakibatkan air menghantarkan listrik dan membahayakan bagi penggunanya.

Sekering otomotif

Sekering pipih dengan berbagai ukuran: low-profile mini, mini, ATO and maxi
Sekering otomatif digunakan untuk melindungi perangkat kelistrikan pada kendaraan
bermotor. Sistem kelistrikan kendaraan bermotor biasanya dibuat dengan tegangan listrik 6
volt, 12 volt dan 24 volt. Tegangan 6 volt terdapat pada mobil-mobil tua, sedang tegangan 12
volt merupakan tegangan yang umum digunakan sedang tegangan 24 volt digunakan pada
mobil niaga ukuran besar.

Sekering dikelompokkan pada beberapa rangkaian, ada yang khusus untuk arus utama yang
keluar dari baterai, rangkaian lampu-lampu, rangkaian sistem pengapian, rangkaian utilities
seperti radio, dan berbagai rangkaian lainnya.

Fuse atau Sekring


Penggemar audio sejati biasanya rela merogoh kantong untuk mengupgrade perangkat demi
kepuasan telinganya. Mulai dari Head Unit sampai Loudspeaker, tetapi perangkat pengaman ini
sering luput dari perhatian.

Fuse
Seorang maestro car audio pernah memberitahukan kepada saya, system audio tanpa fuse akan
bersuara lebih baik.
Benarkah ? Memang benar adanya, karena struktur mengaman ini baik fuse holder dan isi fuse itu
sendiri mempunyai hambatan, dan hambatan jelek bagi sinyal listrik yang ujung-ujungnya
mempengaruhi kwalitas suara.
Tetapi dalam praktek sehari-hari sungguh tidak aman menggunakan system kelistrikan audio tanpa
fuse.
Fungsi fuse adalah pelindung kebakaran, pemutus arus apabila terjadi kostlet atau hubungan arus
pendek, yang dapat terjadi mulai dari kabel lecet sampai karena kerusakan komponen internal
power amplifier.

Salah satu cara menghindari penurunan kwalitas suara yg diakibatkan oleh perangkat pengaman ini
adalah memilih Fuse yang baik dan ideal.
Jangan membeli Fuse semata-mata karena pertimbangan kosmetik, tetapi lebih baik karena stuktur
bangun maupun materialnya.
Pakailah isi fuse yang terbuat dari 1 keping material utuh, terminal kabel (holder) ke isi fuse yang
bersentuhan langsung untuk meminimalkan kolorasi suara karena bahan terminal kabel (holder).

Perhatikan Fuse pada audio sistem anda, kebanyakan tidak mempergunakan bahan penghantar
listrik yang baik ataupun terbuat dari gabungan beberapa material dan banyak sambungan.
Semakin banyak melewati sambungan, semakin banyak sinyal yang hilang.
Misalnya Fuse tabung kaca (AGUG), jenis ini yang paling sering dipergunakan karena pertimbangan
harga murah, isi strip pemutus arus dalam tabung kaca itu disolder pada kedua ujung mangkok besi.
.
Terdapat 6 kali resiko penurunan kwalitas suara
saat sinyal melewati Fuse AGUG ini

Seperti apa Fuse yang ideal ?

ANL fuse dibuat dari material utuh


tanpa sambungan

 Isi Fuse yang terbuat dari 1 potong material utuh tanpa sambungan, misalnya jenis ANL, Fuse
Tancap (ATO, Maxi), FLM dll.

 Holder untuk terminal kabel mempergunakan bahan penghantar listrik yang baik. Bahan
ideal adalah tembaga, kuningan, fuse holder murah banyak yang hanya mempergunakan
bahan besi atau aluminium.
 Sambungan antara Holder terminal kabel dan isi Fuse harus terjepit kencang

Perhatikan sambungan Fuse ke holder terminal kabel :


Sambungan ideal apabila dijepit dengan baut

 Untuk kebutuhan daya listrik / ampere besar, jenis fuse FLM dapat menjadi pertimbangan.
Fuse holder FLM merupakan standar yang dipergunakan produsen mobil, berdaya tahan
tinggi , jarang rusak, pilihan isi Fuse dari Ampere kecil sampai Ampere besar. Isi Fuse terbuat
dari 1 keping logam utuh, sambungan antar komponen terminal kabel ke fuse dijepit
langsung menggunakan baut.

Contoh isi Fuse FLM

Fuse Holder FLM menggunakan baut


untuk menjepit terminal kabel dan
isi Fuse sehingga meminimalkan
kolorasi suara

Eksperimen Kecil
Walaupun kelemahan fuse dan fuse holder terdeteksi pada saat beban ampere besar, anda
sebenarnya bisa bereksperimen 'mendengarkan' sendiri kwalitas suara fuse / fuse holder.
Sambungkan fuse folder untuk dilewati salah satu (channel kiri atau kanan) kabel loudspeaker anda,
dipasang seri pada kabel +, dan anda akan tahu fuse holder mana yang bersuara lebih baik.

Sekering (Fuse) sebagai pengaman

Ampasitas adalah kemampuan suatu konduktor dalam mengalirkan arus listrik. Normalnya,
rating ampasitas dari konduktor pada suatu rangkaian sengaja tidak pernah didisain lebih,
tetapi dalam beberapa penerapan, kelebihan ampasitas diharapkan : adalah diterapkan pada
suatu alat yang disebut fuse/sekering.

Sebuah sekering hanyalah sebuah kawat yang pendek yang didisain akan meleleh dan
terputus apabila dialiri arus berlebih. Sekering selalu dihubungkan secara seri dengan
komponen-komponen yang perlu dilindungi dari arus berlebih, sehingga ketika sekering
terbakar /terputus (open circuit) maka arus tidak bisa mengalir pada rangkaian itu (termasuk
tidak bisa mengaliri komponen-komponen itu). Sebuah sekering dihubungkan pada suatu
percabangan dalam rangkaian yang paralel, tentu saja sekering ini tidak akan mempengaruhi
nilai arus yang mengalir pada percabangan itu.

Normalnya, sepotong kawat sekering yang tipis berisikan pengaman tambahan untuk
meminimalisasi bahaya yang ditimbulkan dari percikan api apabila kawat itu terbakar akibat
dari arus berlebih. Pada casis sebuah sekering otomotif (mobil), pelindung ini transparan
sehingga elemen sekering dapat diperiksa dengan melihatnya dari luar. Tempat kawat dari
sekering ini adalah terbuat dari bahan gelas yang tipis, dan secarik logam foil yang sempit
dibagian tengahnya. Gambar berikut ini menunjukkan sekering

Sekering jenis cartridge popular dalam penggunaan di dunia otomotif, sedangkan di dunia
industri, sekering ini dilindungi oleh bahan gelas. Karena sekering didisain untuk terputus
saat dialiri arus yang berlebih, sekering biasanya didisain agar dapat dengan mudah
diletakkan pada suatu rangkaian. Ini berarti, sekering biasanya ditempelkan dengan
menggunakan gagangan (holder) pada rangkaian itu, tidak disolder atau dibaut pada
rangkaian yang bersangkutan. Berikut ini gambar dari sepasang sekering cartridge gelas
dengan holder multi sekering
Sekering ditahan/digenggam oleh pegas jepitan logam, jepitan itu sendiri dihubungkan secara
permanen ke konduktor dari rangkaian. Dasar (base) dari holder sekering terbuat dari bahan
isolator.

Tipe lain holder dari sekering jenis cartridge biasanya digunakan pada instalasi peralatan
panel kontrol, dimana semua titik-titik beraliran listrik disembunyikan/dijauhkan dari kontak
dengan manusia. Tidak seperti sekering pada gambar yang di atas, dimana semua jepitan
logam tampak terbuka, tetapi jenis holder sekering yang ini menutupi sekering dengan
rumahan/casis dari bahan isolator:
Akhir-akhir ini, divais yang paling umum digunakan untuk perlindungan dari arus berlebih
adalah circuit breaker. Circuit breaker adalah saklar yang didisain khusus yang secara
otomatis akan terbuka (open) untuk menghentikan arus berlebih. Circuit breaker yang kecil,
yang biasanya dipakai dirumah-rumah, komersial dan industri penerangan adalah bekerja
karena pengaruh thermal (panas). Circuit breaker berisi sebuah bimetallic strip (potongan dua
buah logam tipis yang saling terikat bagian belakang-belakangnya) melewatkan arus listrik
terputus saat dipanaskan. Ketika gaya yang dihasilkan bimetallic strip ini cukup (karena
pemanasan yang dihasilkan arus berlebih), menyebabkan sistem mekanik bergerak dan
pemutusnya akan terbuka. Pemutus rangkaian yang lebih besar secara otomatis bergerak
akibat medan magnet yang dihasilkan oleh arus yang dilewatkan oleh konduktor melalui
breaker, atau digerakkan oleh divais tambahan yang memonitor arus pada rangkaian itu
(divais ini disebut protective relay).

Circuit breaker ini akkan terbuka ketika arus berlebih melewatinya dan dapat ditutup lagi
dengan menggerakkan tuas/pengungkitnya. Biasanya circuit breaker menempel “lebih
permanen” pada suatu rangkaian dari pada sekering. Gambar dari circuit breaker kecil
ditunjukkan gambar berikut ini:

Dari luar, ia hanyalah nampak seperti sebuah saklar biasa. Memang, ia bekerja seperti saklar.
Namun, fungsi utamanya adalah sebagai divais pelindung dari arus berlebih.
Namun pada beberapa kendaraan bermotor (seperti mobil) digunakan divais yang harganya
murah yang dikenal sebagai fusible link sebagai pelindung arus berlebih pada rangkaian alat
pengecas baterai, karena harga dari sekering yang dijelaskan sebelumnya, harganya mahal.
Fusible link adalah sekering kuno, kurang lebih bentuknya hanyalah sepotong kawat
pendek yang terbungkus karet yang didisain dapat melebur saat arus berlebih melewatinya,
tanpa adanya pelindung yang lebih kuat. Divais ini berpotensi mendatangkan bahaya
sehingga tidak pernah digunakan di dunia industri dan di rumah-rumah, karena alat ini
bekerja pada level tegangan dan arus yang sangat tinggi. Begitu juga penggunaannya pada
dunia otomotif, masih dipertanyakan.

Skematik dari sekering adalah kurva garis seperti huruf “S”:

Sekering mempunyai rating tertentu, yang dinyatakan dalam satuan ampere. Walaupun
pengoperasiannya bergantung pada panas yang dihasilkannya sendiri pada saat dialiri arus
yang berlebih (resistansi dari sekering itu sendiri), sehingga nilai resistansinya dapat
dihiraukan apabila dipasangkan pada suatu rangkaian. Sekering dibuat dari kawat yang
sebisa mungkin ukurannya dibuat pendek. Ampasitas dari kawat normal tidak bergantung
dari panjangnya (kawat tembaga solid nomor AWG 10 dapat menghandle arus sebesar 40A
pada udara bebas, tanpa menghiraukan panjang dari kawat itu), kawat sekering dari bahan
apapun akan terputus apabila dilewati nilai arus tertentu, tidak peduli seberapa panjang kawat
itu. Karena ukuran panjang tidak mempengaruhi rating arus pada sekering, maka semakin
pendek kawat itu dibuat, maka semakin kecil nilai resistansi kawat tersebut.

Namun, seorang disainer sekering juga harus mempertimbangkan apa yang akan terjadi
setelah sekering itu terputus. Kawat yang meleleh ini akan terputus dan dipisahkan oleh celah
udara, tetapi masih dengan suplai tegangan maksimum di salah satu ujung terminalnya yang
terputus itu. Apabila sekering itu tidak dibuat dalam ukuran yang cukup panjang pada suatu
rangkaian yang bertegangan tinggi, loncatan bunga api/loncatan sambaran listrik mungkin
bisa terjadi di antara ujung-ujung kawat sekering yang terputus ini, menyebabkan rangkaian
itu tersambung lagi:
Akibatnya, rating dari suatu sekering ditentukan dari nilai kapasitas tegangan dan juga level
arus yang menyebabkannya terputus (meleleh).

Beberapa sekering besar yang digunakan di dunia industri mempunyai elemen kawat yang
bisa diganti-ganti, untuk menghindari harga yang mahal. Tubuh dari sekering itu buram,
cartdridge nya dapat dipakai ulang, dan kawatnya dilindungi agar tidak tersentuh dengan
benda lain.

Bila arus 35 A dilewatkan melalui sekering 30 A, sekering ini bisa langsung putus atau
tertunda sebentar sebelum terputus, tergantung dari beberapa aspek disainnya. Beberapa
sekering dapat putus dengan sangat cepat dan beberapa lagi putusnya lambat tergantung dari
tujuan penggunaan dari sekering itu.

Contoh dari sekering yang putusnya lambat adalah digunakan sebagai perlindungan pada
motor listrik, dimana sekering ini tidak dapat putus apabila arus yang melewati sekering ini
nilainya besar tapi hanya sesaat. Disain dari sekering yang putus lambat ini memiliki massa
yang lebih dari pada sekering yang putusnya cepat (sehingga sekering yang massanya lebih
besar, butuh waktu yang lebih lama hingga habis terbakar). Sekering yang putusnya cepat
bisanya digunakan untuk melindungi peralatan semikonduktor. Misalnya transistor.
Transistor ini akan rusak apabila arus yang besar melewatinya meskipun hanya sesaat. Maka
dari itu, dibutuhkan sekering yang putusnya cepat untuk melindungi transistor ini.

Sekering selalu ditempatkan pada bagian kawat “hot”. Sehingga beban pada rangkaian itu
tidak “berenergi” pada saat sekeringnya open. Untuk melihat perbedaan antara sekering pada
bagian “hot” dengan sekering pada bagian “netral”, dapat dibandingkan dari kedua rangkaian
pada gambar ini:

Setelah sekering terputus (open), maka sekering itu berhasil memutus aliran arus yang
menuju beban, tetapi bagian bawah dari rangkaian itu gagal untuk dilindungi, dengan kata
lain, rangkaian bagian bawah itu berpotensi mendatangkan bahaya karena titik ground ini
masih tersambung dengan ground tempat orang itu berdiri. Rangkaian yang nomor satu lebih
aman.

Seperti dikatakan sebelumnya, sekering bukanlah satu-satunya pelindung arus berlebih pada
suatu divais. Saklar- divais yang hampir sama dengan circuit breaker adalah lebih sering
digunakan untuk membuat rangkaian itu terbuka dan melindungi dari arus berlebih, tetapi
mungkin divais ini kurang “canggih” karena kerja alat ini tidak otomatis seperti yang
dilakukan sekering.

Walaupun arus berlebih ini berhasil “ditangkal’ oleh alat seperti sekering, saklar, ataupun
circuit breaker, namun alat-alat ini tidaklah menjamin rangkaian itu tidak dapat “menyetrum”
seseorang. Baik itu sekering ataupun circuit breaker tidak pernah menjamin seseorang bisa
bebas dari bahaya kesetrum, karena alat-alat ini hanyalah akan menjadi open circuit apabila
ada kelebihan arus sehingga menyebabkan panas berlebih. Kelebihan arus ini harus dicegah
karena dapat menyebabkan kebakaran.

Fuse atau sikring


Fuse atau sikring adalah komponen elektronika sekaligus komponen listrik yang berfungsi
sebagai pengaman dengan cara membatasi arus listrik yang mengalir. Nilai fuse (dalam
satuan Ampere) harus disesuaikan dengan kebutuhan sistem yang akan diamankan, yakni
tidak boleh terlalu rendah dari kebutuhan sistem apalagi lebih besar dari arus sistem.

Jika nilai fuse lebih kecil dari kebutuhan sistem, maka sistem yang diamankan tidak akan bisa
bekerja secara maksimal. Sebaliknya jika nilai fuse lebih besar dari kebutuhan sistem, maka
fuse tersebut tidak lagi berfungsi sebagai pengaman.

Di dalam rangkaian listrik dan rangkaian elektronik, fuse dipasang seri, biasanya
dihubungkan dengan saklar (switch). Jika terjadi kelebihan arus akibat kerusakan salah satu
komponen, terjadi hubung singkat, atau kelebihan beban pada suatu sistem, maka fuse akan
seacara otomatis putus.

Contoh, jika nilai fuse 500 mA (mili Ampere), maka fuse atau sikring tersebut hanya mampu
mengalirkan arus maksimal 500 mA. Apabila suatu saat arus yang mengalir pada fuse lebih
dari 500 mA, maka fuse tersebut akan putus. Nilai fuse yang lebih besar dari kebutuhan
sistem dapat membahayakan (merusak) sistem itu sendiri karena tidak ada pengaman yang
membatasi arus.

Simbol Fuse

Nilai (besaran) fuse yang tercantum pada fisik fuse adalah limit (batas) maksimal
kemampuan mengalirkan arus listrik. Bentuk fuse itu sendiri cukup beragam, ada yang
berbetuk seperti tabung kaca berukuran kecil, ada juga yang berbentuk seperti tabung
keramik. Semakin besar limit fuse maka semakin besar pula bentuk fuse.

Fuse dapat dengan mudah didapatkan di toko elektronik atau toko peralatan listrik. Jika suatu
saat fuse putus, maka harus diganti dengan fuse yang nilainya sama. Untuk menguji
(mengetahui) apakah fuse masih baik, dapat menggunakan alat ukur Ohm Meter.

Beberapa tipe fuse ada yang dapat disambung kembali dengan cara disolder. Fuse seperti ini
lebih mahal dan bentuknya pun cukup unik dan memberikan tanda putih jika putus. Dengan
fuse ini pengguna tidak perlu berulang kali mengganti fuse jika fuse tersebut putus akibat
beban berlebih.

Hampir di setiap peralatan listrik dan elektronika dipasang fuse atau sikring sebagai
pengaman sistem. Penggunaannya dapat dilihat seperti pada pesawat televisi, radio, amplifier,
mesin cuci, bahkan pada kendaraan pun dipasang fuse untuk mengamankan batttery.
FUSE / PENGAMAN LEBUR

1. Fungsi Pengaman Lebur

Fuse atau Pengaman Lebur (PL) berfungsi sebagai pengaman pada sistem distribusi terhadap
arus gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi atau trafo distribusi.

Letak pemasangan Fuse / Pengaman Lebur :


• Percabangan JTM / Branch Line
• Sisi primer trafo pada Gardu Distribusi Tiang / Tembok.

2. Prinsip Kerja Pengaman Lebur

Jika arus yang melewati Pengaman Lebur melebihi nilai arus rating nominal dari Pengaman
Lebur maka elemen lebur akan panas dan terus meningkat jika telah mencapai titik leburnya
maka elemen akan melebur.

3. Konstruksi Pengaman Lebur

Pengaman Lebur yang banyak digunakan pada jaringan distribusi adalah jenis letupan dengan
konstruksi type Fuse Cut Out (FCO), seperti gambar II.10.
Fuse tersebut tidak dilengkapi dengan alat peredam busur api, sehingga bila digunakan untuk
daya yang besar maka fuse tidak mampu meredam busur api yang timbul pada saat terjadi
gangguan akibatnya timbul ledakan. Karena itu fuse ini dikategorikan sebagai pengaman
jenis letupan.

4. Karakteristik Fuse / Pelebur

Ada dua tipe Karakteristik fuse yang banyak digunakan yaitu :


• Fuse Link tipe pemutusan cepat ( K )
• Fuse Link tipe pemutusan lambat ( T ).

Anda mungkin juga menyukai