RIZKI
MAULANA
NIM.
1970010003
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkata bimbingan, petunjuk dan
karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan kerja praktek ini
dengan baik. Laporan Kerja praktek berjudul “ PERAWATAN SISTEM
PELUMAS PADA MESIN DIESEL WARTSILA W16V25SG DI PT.
POWERTEC INDO COOPERATION”
Dalam kesempatan ini tidak lupa disampaikan ucapan terimakasih pada
pihak-pihak tertentu yang memberikan bantuan dam bimbingan selama
penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini, sehingga dapat dilaksanakan dan
terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan, yakni kepada:
1. Bapak Muktar Sinaga, S.T., M.T selaku Kepala Program Studi Teknik Mesin
2. Pembimbing Kerja Praktek Lapangan PT. Powertec Indo Cooperation.
3. Staff Karyawan PT. Powertec Indo Cooperation.yang telah banyak
membimbing, memberikan ilmu yang bermanfaat, berbagai pengalaman serta
memotivasi selama penulis melaksanakan Kerja Praktek (KP).
4. Dosen Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta yang membantu mengarahkan
Magang ini.
5. ,Keluarga tercinta yang menemani penulis dalam mengerjakan laporan ini,
Rizki Maulana
ii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan Dan Manfaat.................................................................................2
1.2.1 Tujuan.............................................................................................2
1.2.2 Manfaat...........................................................................................2
1.3 Lokasi, Waktu Dan Tempat......................................................................3
1.3.1 Lokasi..............................................................................................3
1.3.2 Waktu...............................................................................................3
1.3.3 Tempat.............................................................................................3
iii
3.5 Kendala Yang Dihadapi Dalam Menyelesaikan Tugas............................16
3.6 Hal – Hal Yang Dianggap Perlu...............................................................16
BAB IV PERAWATAN SISTEM PELUMAS PADA MESIN DIESEL
HINO 500FM 260 TI
4.1 Pengertian Sistem Pelumas.......................................................................17
4.2 Bahan Dasar Minyak Pelumasan..............................................................18
4.3 Sifat-Sifat Dasar Minyak Pelumasan........................................................19
4.4 Klasifikasi Minyak Pelumas.....................................................................21
4.5 Macam-Macam Sistem Wartsila tipe W16V25SG..........................Pelumas 22
4.6 Perawatan Sistem Pelumas 23
4.6.1 Pemariksa Komponen Mesin..........................................................24
4.6.2 Proses Pergantian Minyak Pelumas Mesin Wartsila tipe W16V25SG 25
4.6.3 Pembersihan Oil Pan Mesin Wartsila tipe W16V25SG..................25
4.6.4 Pembersihan Strainer Mesin Wartsila tipe W16V25SG.................26
4.6.5 Pembersihan Oil Pump Mesin Wartsila tipe W16V25SG...............26
4.6.6 Pergantian Oil Filter Mesin Wartsila tipe W16V25SG..................26
4.6.7 Pembersihan Oil Cooler Mesin Wartsila tipe W16V25SG.............27
4.7 Bagian Engine Yang Memerlukan Pelumas.............................................27
4.7.1 Pelumasan Pada Connecting Rod Piston Dan Main Bearing.........27
4.7.2 Pelumasan Pada Camshaft Dan Mekanisme Katup........................28
4.7.3 Pelumasan Timming Gear..............................................................29
4.8 Permasalahan Pada Engine Dan Perbaikannya........................................29
4.9 Pemeliharaan Sistem Pelumasan Engine.................................................31
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..............................................................................................32
5.2 Saran........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Dan Manfaat Kerja Praktek (KP)
Berikut ini tujuan dan manfaat dari pelaksanaan Kerja Praktek (KP).
1.2.1 Tujuan
Secara umum pelaksanaan kerja praktek ini ditunjukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa/I di bidang permesinan melalui
keterlibatan langsung dalam berbagai dunia usaha/industri. Setelah pelaksanaan
kerja praktek secara khusus mahasiswa diharapkan memperoleh pengalaman
industri yang bertujuan untuk meningkatkan professionalism dibidang teknik, dan
ketermpilan jadi modal untuk menjadi modal untuk terjun ke dunia kerja, seperti:
1. Mengetahui secara langsung bagaimana dunia kerja yang sebenarnya.
2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diproleh di bangku kuliah.
3. Meningkatkan ketermpilan dibidang keahlian yang dimiliki.
2
1.3 Lokasi, Waktu dan Tempat KP
1.3.1 Lokasi KP
Kerja peraktek yang penulis laksanakan yakni pada PT. Powertec Indo
Cooperation. Alamat JL.Arifin Ahmad, Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang
Kampai, Kota Dumai, Provinsi Riau.
1.3.2 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Kerja Praktek (KP) yang penulis laksanakan selama
hari kerja yaitu terhitung dari tanggal 1 Oktober sampai 31 November 2022.
1.3.3 Tempat Kuliah Praktek (KP)
Adapun lokasi pelaksanaan Kuliah Pratek (KP) penulis berada di PT.
Powertec Indo Cooperation, merupakan unit perusahaan yang bergerak dibidang
Penjualan dan Maintenance Mesin Generator Diesel Industri).
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
4
2.2. Visi, Misi dan Tujuan PT. Powertec Indo Cooperation
5
2.3 Struktur Organisasi
President
Manager
Project Store
Labor Labor
Operator Mechanical
6
2.4.3 Plant Manager
1. Mengontrol kinerja manager
2. Bertanggung jawab atas keseluruhan pabrik/perusahaan
3. Mengontrol bisnis plant yang telah dilakukan
2.4.4 HSE Manager
1. Memastikan bahwa perusahaan secara efektif melakukan program K3
2. Untuk mengelola program K3 secara efektif dalam perusahaan
3. Membuat laporan dan menganalisa data statistic kecelakaan kerja
2.4.5 Safety Coordinator
1. Merencanakan mengkoordinir, mengevaluasi dan melaporkan seluruh
aktivitas safety
2. Membuat mitigasi resiko terhadap project yang bersangkutan
2.4.6 Safety Officer
1. Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang mungkin terjadi
dilingkungan kerja
2. Menyusub rencana program keselamatan dan kesehatan kerja yang
meliputi upaya preventif dan upaya korektif
2.4.7 Finance Manager
Merencanakan, mengembangkan, dan mengontrol fungsi keuangan di
perusahaan dalam memberikan informasi keuangan.
2.4.8 Payroll
1. Privare slip gaji karyawan setiap bulan
2. Membuat laporan bulanan gaji karyawan
3. Menyimpan data-data Failing sistem
2.4.9 Commercial/Procurement
1. Memilih dan mengimplentasikan teknologi yang cocok
2. Memelihara data item yang dibutuhkan
3. Melakukan proses pembelian
7
2.4.10 Project Store
1. Mengawasi kerja Operator
2. Mengawasi kerja mechanical
2.4.11 Operator
1. Melakukan pemeriksaan keliling sebelum alat beroperasi
2. Melaporkan temuan kerusakan pada alat kepada pengawas lapangan
3. Menempatkan peralatan dengan aman diarea yang sudah ditentukan
4. Memastikan kebersihan alat selalu terjaga
2.4.12 Mechanical
1. Melakukan perawatan sesuai job order
2. Melaporkan hasil kepada staf Maintenance
2.4.13 QA Manager
1. Mengevaluasi kesukupan standard jaminan kualitas
2. Merancang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan melaporkan
data berkualitas.
2.4.14 Labor
1. Pengujian bahan-bahan yang mau diuji
2. Persiapan peralatan yang akan digunakan dan bahan uji
3. Penyusunan laporan hasil pengujian sesuai dengan prosedur
2.4.15 Operator Manager
Tugas dan wewenang Operation Manager mengawasi seluruh aktivitas
operasional perusahaan.
2.4.16 Staff
1. Membuat keperluar kantor
2. Melakukan penjadwalan
2.4.17 Driver
1. Antar jemput kendaraan Costumer
2. Menaati jadwal yang sudah di tentukan oleh perusahaan
8
2.5 Ruang Lingkup Perusahaan
2.5.1 Workshsop
Area workshop ialah tempat dimana memperbaiki alat-alat berat seperti
Excavator, Bull Dozer, dan lain sebagainya.
9
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN
10
Tabel 3.2: Kegiatan pada minggu 2 (Kedua)
Kegiatan Tempat
Pelaksanaan
Izin Workshop
11
Tabel 3.3: Kegiatan pada minggu 3 (Ketiga)
Kegiatan Tempat
Pelaksanaan
Izin cuti lebaran Workshop
12
Ganti Hose Hidrolik JCB Tempat
Pelaksanaan
Ganti Baterai pada WARTSILA TIPE
W16V25SG
Ganti master rem pada WARTSILA Workshop
TIPE W16V25SG
Perbaikan Tie Road
13
Penggantian Kain Klose dan matahari
(Clucrch Cover) Workshop
Cuti 1 Muharam -
Pencobaan penghidupan mesin Bull
Dozer CAT D6D Workshop
Pembongkaran Pull Pump Bull Dozer
CAT D6D Workshop
Pembongkaran Carter (Bak Oil) Bull
Dozer CAT D6D
Pembuatan paking Carte dan
pemasangan Carternya kembali pada Workshop
mesin Bull Dozer CAT D6D
14
Tabel 3.7: Kegiatan pada minggu 7 (Ketujuh)
Kegiatan Tempat
Pelaksanaan
Pembongkaran matahari (Clucrch
Cover) Workshop
Hari kemerdekaan -
15
Pemasangan Main Clucth pada Bull
Dozer CAT D6D Lokasi A
Pemasangan mesin Bull Dozer pada
kedudukan mesinnya
16
3.3. Perangkat Yang Sering Digunakan
1. Kunci pas = Untuk mengencangkan dan mengendurkan baut atau mur
2. Palu = Untuk memberikan tumbukan pada benda
3. Kunci ingris = Untuk melepas atau memasang baut yang dapat di setel
4. Dongkrak = Untuk mengangkat benda berat yang digerak oleh tangan
5. Kunci filter = Untuk memasang dan melepaskan saringan oli
6. Sepatu safte = Alat pelingdung diri yang berguna untuk melindungi kaki
3.4. Data-Data Yang Diperlukan
1. Sejarah singkat perusahaan
2. Struktu organisasi dari perusahaan
3. Visi, dan misi dari perusahaan
4. Nilai kuliah praktek(KP) dari perusahaan
5. Surat keterangan selesai mangang dari perusahaan
3.5. Kendala-Kendala Yang Dihadapi
1. Kurangnya APD ( Alat Pelindung Diri)
2. Kekurangan alat kerja.
3. Kurangnya pengetahuan dalam mengedintifikasi masalah yang akan di
selesaikan
3.6. Hal-Hal Yang Diangap Perlu
Dalam proses menyelesaikan laporan kerja praktek ini ada beberapa yang
dianggap perlu diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengambil data-data dan beberapa dokumen yang harus dibuat pada
penyusunan laporan KP
2. Menyelesaikan data-data dengan judul laporan penulis
3. Mengumpulkan beberapa informasi dan bahan untuk menyusun laporan
dari buku maupun dari media internet
4. Lembar pengesahan dari perusahaan sebagai bukti bahwa laporan kerja
praktek telah selesai.
17
BAB IV
PERAWATAN SISTEM PELUMAS PADA MESIN DIESEL
WARTSILA TIPE W16V25SG
18
3. Sebagai Media Perapat
Oli mesin membentuk semacam lapisan antara torak dan silinder ini
berfungsi sebagai perapat (Seal) yang dapat mencegah hilangnya tenaga mesin.
Oli mesin menutup kebocoran yaitu cacat-cacat kecil dan lubang berpori-pori
sehingga ketidak sempurnaan pada cincin torak dapat tertutup oleh oli dan tekanan
dalam ruang pembakaran dapat dipertahankan serta tetap berfungsi dengan baik.
Sebaliknya apabila ada kebocoran maka gas campuran yang dikompresikan atau
gas pembakaran akan menekan disekeliling torak dan masuk ke dalam bak engkol
dan ini berarti akan kehilangan tenaga.
4. Sebagai Media Pembersih
Saat kondisi normal, oil terkumpul pada bak oil atau disebut dengan karter
yang terletak pada bagian paling bawah mesin dan kotoran akan mengendap
dalam komponen-komponen mesin. Hal ini akan mempengaruhi pergerakan mesin
dan menyumbat saluran oli. Oli mesin akan membersihkan kotoran yang
menempel tersebut untuk mencegah tertimbun didalam mesin.
19
4.2.2 Minyak Pelumas Alami
Minyak ini dibuat dari bahan dasar alami yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan seperti: kelapa sawit, kopra, jarak dan juga ada yang berasal dari lemak
hewan. Minyak pelumas ini jarang sekali ditemukan.
20
Jenis minyak pelumas ditentukan menurut kekentalannya menurut angka
indeks yang disebut SAE (Society of Automotive Engineers) yang terdapat diUSA,
antara lain:
- SAE 10, keadaanya encer dan digunakan untuk minyak pembersih.
- SAE 20, keadaannya encer digunakan untuk mengisi bak kopling.
- SAE 30, 40, 50, memiliki kekentalan sedang dan biasnya digunakan untuk
mesin-mesin motor atau mobil.
- SAE 70, keadaannya sangat kental dan dipakai untuk bak percepatan.
- SAE 90, 140, keadaanya paling kental dan banyak digunakan untuk oli
gardan.
Angka SAE dalam penggunaan tiap mesin perlu diperhatikan, karena
penggunaan oli mesin dengan angka SAE yang tidak sesuai dapat mempengaruhi
kemampuan kerja dan usia mesin itu sendiri.
2. Titik Nyala Minyak Pelumas
Titik nyala minyak pelumas adalah suhu dimana uap dipermukaan minyak
pelumas itu mulai dapat terbakar.Titik nyala merupakan temperatur minyak
pelumas menguap bercampur udara dan terbakar. Minyak pelumas dengan titik
nyala rendah menunjukkan banyak komponen-komponen yang rendah. Minyak
pelumas yang baik memerlukan titik nyala yang tinggi karena jika rendah akan
terbakar ketika melumasi mesin.
3. Titik Tuang Minyak Pelumas
Titik tuang minyak pelumas merupakan kemampuan minyak pelumas dalam
mengisi celah-celah yang akan dilumasi. Pada keadaan suhu rendah minyak
pelumas tidak dapat mengalir karena pengaruh densitas. Kondisi ini juga
mempengaruhi ketebalan lapisan minyak pelumas. Diharapkan dalam segala
keadaan bagian permukaan yang saling bergesekan dapat terlumasi.
Sifat ini sangat penting untuk melindungi permukaan pada saat mulai
bergerak yaitu pada saat minyak pelumas belum cukup banyak saat pompa
minyak belum bekerja.
21
4. Kestabilan Minyak Pelumas
Kesetabilan minyak pelumas dimaksudkan tidak terjadi perubahan
komponen-komponen pada waktu disimpan lama. Komponen-komponen yang
menyebabkan tidak stabil biasanya senyawa tak jenuh karena bersifat mudah
teroksidasi,sehingga menyebabkan terjadinya gumpalan-gumpalan pada minyak
pelumas.
5. Nilai Karbon pada Minyak Pelumas
Nilai karbon pada minyak pelumas menjelaskan jumlah karbon yang
terbentuk pada saat dipanaskan pada suhu tinggi.Semakin banyak jumlah karbon
yang terbentuk dari hasil pembakaran menandakan minyak pelumas tersebut
kurang baik. Hal ini disebabkan banyaknya karbon hasil pembakaran
menyebabkan terhambatnya saluran pelumasan dan dapat berakibat kemacetan
pada komponen-komponen yang bergerak. Minyak pelumas yang baik adalah
minyak pelumas yang sedikit terjadinya pembentukan karbonnya.
6. Daya Emulsi Minyak Pelumas
Daya emulsi minyak pelumas merupakan suatu kemampuan minyak
pelumas untuk memisahkan diri (tidak tercampur) dengan air. Semakin tinggi
daya emulsi semakin baik kualitas minyak pelumas.
22
Minyak pelumas untuk motor diesel diberi kode C (commercial atau
compression) dengan diikuti secara alphabetis. Yaitu:
(a) CA digunakan untuk motor diesel dengan tugas ringan (tidak digunakan
lagi).
(b)CB digunakan untuk motor diesel dengan tugas ringan (tidak digunakan
lagi).
(c) CC digunakan untuk motor diesel dengan tugas sedang sampai berat.
(d)CD digunakan untuk motor diesel dengan tugas berat yang dilengkapi
dengan ”supercharger” atau ”turbocharger”.
(e) CD-II digunakan untuk motor diesel dua langkah.
(f) CE digunakan untuk motor diesel dengan tugas berat dengan
“turbo/supercharger” (tidak digunakan lagi).
(g) CF digunakan untuk motor diesel buatan 1994 ke atas.
(h) CF-2 digunakan untuk motor diesel dua langkah.
(i) CF-4 digunakan untuk motor diesel empat langkah dengan tugas berat
buatan tahun 1990 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi.
(j) CG-4 digunakan untuk motor diesel empat langkah dengan tugas berat
buatan tahun 1994 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi serta beban
berat.
(k)CH-4 digunakan untuk motor diesel kecepatan tinggi buatan tahun 1998
ke atas.
(l) CI-4 digunakan untuk motor diesel empat tugas berat yang memenuhi
standar emisi gas buang.
23
proses pelumasannya sudah cukup baik. Sistem pelumasan basah dibagi menjadi
beberapa macam sistem pelumasan :
1. Sistem Pelumasan Tekan (pressure feed system).
Sistem pelumasan ini digunakan untuk memberikan suplai oli kebagian-
bagian yang bergerak. Sistem ini terdiri dari komponen :karter,pompa oli,saringan
oli, dan bagian-bagian luar lainnya yang mensuplai oli kebagian mesin yang
bergerak. Sirkuit aliran oli dimulai dari karter yang selanjutnya dipompa kebagian
atas oleh sebuah pompa oli. Setelah melewati saringan oli, kemudian piston Oil
Pump, oilpan dimasukkan kedalam lubang pada poros engkol dan blok silinder.
24
Tabel 4.1 Spesifikasi umum system pelumas Engine Wartsila tipe W16V25SG
25
4.6.2 Proses Pergantian Minyak Pelumas Mesin Wartsila tipe W16V25SG
Jangan melakukan pekerjaan ini ketika engine dan oli engine dalam keadaan
panas, karna berpotensi menyebabkan luka bakar yang serius.
A. Perlengkapan dan persiapan
- Pastikan kendaraan sudah berada ditempat penggantian oli dan kondisi
dingin
- Oli SAE 60 Baru 10 L
- Wadah oil bekas
- Corong
- Menyediakan kunci shock (ukuran kunci shock sesuaikan dengan ukuran
baut).
B. Prosedur penggantian
- Membuka baut saluran keluar oli menggunakan kunci shock yang telah
disediakan
- Membuka tutup saluran oli masuk supaya tidak terjadi kevakuman
- Bila oli sudah keluar semua, pasang kembali baut saluran keluar oli
(dibersihkan terlebih dahulu sebelum dipasang)
- Memasukan oli baru dibantu dengan menggunakan corong, lalu pasang
kembali penutupnya
- Pastikan tidak ada yang bocor kemudian lap pastikan tidak menyisakan
bekas pergantian oli agar terlihat bersih.
4.6.3 Pembersihan Oil Pan Mesin Wartsila tipe W16V25SG
A. Perlengkapan dan persiapan
- Kunci T
- Kape
- Gasket baru
- Kuas
B. Prosedur pembersihan
- Menguras oli pelumas.
- Membuka oil pan dari blok silinder dengan menggunakan kunci t.
- Membersihkan oil pan menggunakan kape dan kuas.
26
- Memasang oil pan pada blok silinder yang sebelumnya sudah terpasang
gasket baru pada oil pan.
4.6.4 Pembersihan Strainer Pada Mesin Wartsila tipe W16V25SG
A. Perlengkapan dan persiapan
- Kunci T
- Kuas
B. Prosedur pembersihan
- Menguras oli pelumas dan lepaskan oil pan.
- Melepaskan strainer dari blok silinder menggunkan kunci T.
- Membersikan menggunakan kuas, kemudian pasang kembali.
4.6.5 Pembersihan Oil Pump Pada Mesin Hino 500 Fm260 Ti
27
4.6.7 Pembersihan Oil Cooler Pada Mesin Wartsila tipe W16V25SG
A. Perlengkapan dan persiapan
- Kunci ring
- Seal baru
B. Prosedur pembersihan
- Melepaskan oil cooler pada
- menggunakan kunci ring
- Membersihkan menggunakan air gun sampai oli yang berada didalam
terkuras bersih.
- Memasang kembali dengan menggunkan seal baru.
Direkomendasikan untuk ganti oil setiap 3 bulan sekali atau jarak tempuh
perjalanan 5.000 km, tergantung masa yang tercapai terlebih dahulu. Volume oil
melumasi,mendinginkan,membersihkan dan melindungi mesin tidak bisa bekerja
secara optimal. Jika dibiarkan akan membuat usia pakai komponen mesin turun
dan cepat rusak. Turunya kondisi komponen mesin membuatnya sulit mendapat
tenaga dengan optimal sehingga performanya turun.
28
Gambar 4.1 Pelumasan Pada Piston
4.7.2 Pelumasan Pada Camshaft Dan Mekanisme Katup Wartsila tipe W16V25SG
Camshaft bushing dilumasi oleh oli yang mengalir melalui saluran main oil
gallery ke setiap bushing. Pada bagian ujung depan camshaft journal terdapat
lubang oli yang menyalurkan oli untuk melumasi camshaft gear dan mekanisme
katup. Oli masuk ke rocker shaft braket bagian depan, kemudian masuk ke rocker
shaft dan melumasi setiap rocker bushing. Pada saat yang sama, oli memancar
dari lubang yang terdapat pada bagian atas rocker arm untuk melumasi
permukaan atas dimana terdapat valve cam dan valvestem. Oli masuk kelubang
pushrod pada cyclinder head dan crankshaft untuk melumasi cam sebelum
kembali ke oil pan.
29
4.7.3 Pelumasan Timming Gear pada Mesin Wartsila tipe W16V25SG
Oli yang melewati main oil gallery mengalir melalui bagian dalam
camshaft dan idler shaft, untuk melumasi setiap gearselama berputar. Pada bagian
dalam timming gear case terdapat oil jet yang secara otomatis memberikan
tekanan pelumasan secara konstan. Pada idler gear, shaft dilengkapi oil jet untuk
pelumasan auto timmer. Oil jet dipasang pada bagian bawah komponen main oil
gallery pada setiap silinder dan mendinginkan piston dengan menyemprotkan oli
kearah bagian dalam piston. Oil jet dipasang dengan check valve yang membuka
dan menutup berdasarkan tekanan yang ditentukan. Check valve menutup pada
putaran rendah, hal ini dilakukan untuk mencegah meningkatnya tekanan volume
oli pada komponen sistem pelumasan.
Tabel 4.3 Engine dapat distater , tetapi tekanan oil tetap atau tidak ada tekanan
30
5 Alat pengukur tekanan oil rusak Buka sending unit dan hidupakan
engine apabila oil memancar berarti
alat pengontrol rusak. Periksa
sistem pengontrol tekanan oil,
perbaiki/ganti jika rusak
Tabel 4.4 Pemeriksaan ganguan tekanan oil pada saat Engine beroprasi
31
Gambar 4.3 Kualitas Oil
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
33
komponen yang rusak
6. Melakukan pengecoran aspal pada jalan masuk ke perusahaan agar tidak
terjadi kecelakaan dan keterlambatan karyawan PT.Powertec Indo
Cooperation.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
LAMPIRAN I
NILAI DARI PERUSAHAAN
36
LAMPIRAN II
SERTIFIKAT PERUSAHAAN
37