Skripsi
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
ABSTRAK
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Dekan FT
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
termasuk orang yang ragu” ( Q.S. Al Baqarah :147)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada :
1. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas segala do’a dan dukungannya.
2. Kakak dan Adikku yang tersayang.
3. Kenangan terindahku.
4. Keluarga Nocturno.
5. Teman-teman Teknik Mesin angkatan 2001 dan 2000.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“EFEKTIFITAS PERUBAHAN VALVE TIMING DITINJAU DARI DAYA
DAN TORSI PADA MESIN EMPAT LANGKAH 110 CC”.
Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak penelitian ini tidak akan terlaksana dengan baik.
Hal tersebut yang mendorong penulis dengan ketulusan dan kerendahan hati ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
2. Ketua Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Winarno DR, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang dengan sabar
memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Murdani M.Pd., Dosen Pembimbing II yang dengan sabar memberikan
bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. M. Burhan M.Pd., Penguji netral yang telah banyak memberikan saran
dan masukan.
6. Arif Budhi Priyanto, SH, Kepala Bagian Personalia PT MBG PUTRA
MANDIRI yang telah memberikan ijin penggunaan laboratorium dengan
segala fasilitasnya.
7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan skripsi ini.
Atas segala amal baiknya, penulis doakan semoga mendapatkan balasan
dari Allah SWT. Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini, namun apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan
itu semata karena keterbatasan penulis. Dan semoga skripsi ini senantiasa
bermanfaat bagi kita semua.
Semarang, Mei 2006
Penyusun
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL...................................................................................... ix
1. Tujuan ................................................................................................... 7
2. Manfaat ................................................................................................. 7
vi
2. Poros Nok (Camshaft) ...................................................................... 10
5. Daya .................................................................................................. 22
6. Torsi .................................................................................................. 27
C. Pembahasan .............................................................................................. 47
A. Simpulan ................................................................................................... 54
B. Saran ......................................................................................................... 55
LAMPIRAN ....................................................................................................... 57
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 12. Skema urutan daya putar yang dihasilkan mesin .............................22
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Hasil Penelitian Saat Kerja Katup (Valve Timing) Standar ...........40
Tabel 2. Data Hasil Penelitian Saat Kerja Katup (Valve Timing) Retard 40 ........40
Tabel 3. Data Hasil Penelitian Saat Kerja Katup (Valve Timing) Retard 80 ........40
Tabel 4. Data Hasil Penelitian Saat Kerja Katup (Valve Timing) Advance 40 ....41
Tabel 5. Data Hasil Penelitian Saat Kerja Katup (Valve Timing) Advance 80 ....41
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
dilakukan di dalam ruang bakar silinder itu sendiri dengan bantuan percikkan
bunga api dari busi. Hasil dari proses pembakaran itulah yang menghasilkan
harganya yang relatif murah, murah dalam perawatan, dan mudah dalam
memodifikasi mesin.
Salah satu jenis mesin pembakaran dalam adalah mesin empat langkah.
Adapun cara kerja mesin empat langkah terdiri dari empat langkah untuk
batang torak, torak atau piston, silinder, saluran masuk atau manifold, katup
masuk, saluran buang atau knalpot, katup buang, poros nok, busi, dan
karburator.
(cylinder head). Di dalam kepala silinder terdapat poros nok (camshaft) dan
mekanisme katup. Pada dasarnya, poros nok dirancang untuk membuka katup
1
2
langkah dalam siklusnya untuk digunakan oleh gaya inersia atau momentum
dari gas aliran cepat untuk mengisi dan mengosongkan silinder secara efisien
Terdapat tiga hal pokok pada rancangan dari poros nok (camshaft) yang
mengontrol kurva tenaga dari mesin yaitu tinggi angkat katup (valve lift),
durasi pembukaan katup (valve open duration) dan saat kerja katup (valve
timing). Tinggi angkat katup (valve lift) diukur pada seperseribu inchi dan
pembukaan katup adalah lamanya waktu yang diukur dalam derajat pada
putaran poros engkol selama katup terbuka (David Vizard, 1990 : 49).
Sedangkan saat kerja katup (valve timing) adalah saat membuka dan
menutupnya katup.
memodifikasi mesin sehingga didapatkan daya dan torsi motor yang sesuai
kebutuhan diantaranya dengan mengatur ulang saat kerja katup (valve timing)
pada desain poros nok (camshaft). Teknologi semacam itu telah diaplikasikan
pada mesin mobil yang diatur oleh kontrol elektronik dan dikenal dengan
katup yang mempunyai peranan besar dalam efektifitas pembakaran. Hal ini
demikian saat kerja katup (valve timing) juga mempengaruhi daya maupun
disesuaikan dengan putaran mesin telah diterapkan pada mesin mobil, tetapi
penerapannya belum ada pada sepeda motor bebek. Menurut situs http: //
deltacam.com, perubahan saat kerja katup (valve timing) yang bertujuan untuk
mendapatkan daya dan torsi sesuai dengan kebutuhan dapat dilakukan dengan
cara mengawalkan saat kerja katup (valve timing) sebelum waktunya (advance)
dibandingkan dengan saat kerja katup standar (standard valve timing) atau
rekomendasi pabrik.
katup (valve timing) menghasilkan mesin untuk bekerja lebih baik pada
rentang putaran mesin spesifik karena dimungkinkan profil poros nok tidak
optimum pada salah satu rentangnya. Pada mesin sepeda motor yang belum
Merubah saat kerja katup (valve timing) dengan cara menerapkan teknik
saat kerja katup (valve timing) dapat menurunkan tenaga pada putaran rendah
perubahan saat kerja katup (valve timing) tersebut dapat dijadikan pedoman
kerja katup (valve timing) pada sepeda motor merupakan salah satu solusi
1. Pembatasan masalah
(valve timing).
(valve timing).
daya dan torsi yang dihasilkan. Dengan adanya perbedaan tersebut, agar
2. Perumusan Masalah
5
daya dan torsi pada mesin empat langkah 110 cc dengan menggunakan
jenis poros nok terhadap variasi saat kerja katup (valve timing) yaitu
mengakhirkan saat kerja katup (vave timing) atau retard camshaft, dan saat
C. Penegasan Istilah
jelas dan agar terdapat kesatuan pengertian dari beberapa istilah yang terdapat
Ditinjau dari Daya dan Torsi Pada Mesin Empat Langkah 110 cc”.
1. Efektifitas
berkendara.
2. Valve Timing
Menurut Wardan (1989 : 106), Valve timing atau saat kerja katup
adalah saat membuka dan menutupnya katup serta berapa lama katup
6
tersebut membuka yang diatur oleh pemasangan serta desain poros nok
(camshaft).
3. Daya
pembakaran yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Gas ini akan mendorong
melalui batang piston. Daya dinyatakan dalam satuan kilowatt (kW) atau
4. Torsi
kerja motor empat langkah yaitu terdiri empat langkah atau dua kali
putaran poros engkol untuk menghasilkan satu kali langkah usaha. Proses
Efektifitas perubahan valve timing ditinjau dari daya dan torsi pada
pengaruh perubahan saat kerja katup (valve timing) ditinjau dari daya dan torsi
1. Tujuan
2. Manfaat
efektifitas perubahan valve timing pada mesin empat langkah 110 cc adalah :
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori.
permasalahan dalam penelitian. Pada penelitian ini yang dibahas antara lain :
ilmuwan asal Jerman bernama Nicholaus Otto pada abad XVIII. Motor
bensin empat langkah merupakan salah satu jenis mesin pembakaran dalam
dilakukan di dalam silinder. Adapun cara kerja motor empat langkah yaitu
terdiri empat langkah atau dua kali putaran poros engkol untuk
yang terjadi pada motor bensin dikarenakan adanya percikkan bunga api
oleh busi pada saat pengapian (ignition timing) yang telah ditentukan.
sebagai berikut :
8
9
mati atas (TMA) menuju titik mati bawah (TMB), katup masuk
titik mati bawah (TMB) menuju titik mati (TMA) dan katup hisap dan
menuju titik mati atas dan terbukanya katup buang. Gerakan torak ini
dan penutupan katup terjadi serta berapa lama dan berapa lebar
engkol.
poros engkol (crankshaft) terdapat tiga cara yaitu roda gigi langsung,
11
rantai dan sabuk bergerigi. Putaran poros nok biasanya brputar setengah
sebagai mesin yang memiliki poros nok pada blok silinder (Over Head
Valve) dan poros nok pada kepala silinder (Over Head Cam).
adalah saat membuka dan menutupnya katup serta berapa lama katup
mesin karena waktu jumlah campuran bahan bakar dan udara yang
beberapa tahap yaitu katup hisap membuka atau intake valve opening
(IVO), katup hisap menutup atau intake valve closing (IVC), katup
buang membuka atau exhaust valve opening (EVO), dan katup buang
opening (IVO) beberapa derajat sebelum titik mati atas (TMA) dan
12
katup hisap menutup atau intake valve closing (IVC) beberapa derajat
beberapa derajat sebelum titik mati bawah dan katup buang menutup
atau exhaust valve closing (EVC) beberapa derajat setelah titik mati
atas (TMA).
(valve timing) pada katup hisap maupun katup buang sangatlah kritis
membuka ataupun menutup pada saat yang tepat. Pada saat semua
mekanisme katup bergerak pada putaran yang tinggi saat kerja katup
dimulainya langkah hisap karena pada saat ini torak berada pada posisi
titik mati atas (TMA) sehingga ketika torak bergerak menuju titik mati
bawah (TMB) campuran bahan bakar dan udara dapat secara optimal
langsung mengisi ruang silinder. Pada saat kerja katup (valve timing)
putaran mesin. Jenis saat kerja katup (valve timing) dibagi menjadi tiga,
yaitu Split Timing, Advance Timing, dan Retard Timing (Graham Bell,
1998 : 209).
dan langkah kompresi menjadi lebih awal dan didapatkan overlap yang
Efek perubahan torsi dan daya pada pengaturan seperti ini dapat
optimal pada pada 20 sampai 80, advance maupun retard dari jenis split
timing.
campuran bahan dan udara ke dalam silinder. Durasi poros nok 2600
poros engkol. Ada pula yang menyatakan durasi poros nok (camshaft
putaran poros engkol ketika kedua katup kedua hisap dan buang
terbuka (Joe Pettitt, 2002 : 64) dan berlangsung ketika torak torak
berada pada sesaat sebelum titik mati atas (TMA) setelah langkah
buang dan sesaat sesudah TMA sebelum langkah hisap efektif. Overlap
derajat antara titik angkat katup tertinggi (Lobe Centerline Angle) pada
poros nok hisap dengan poros nok buang. Hubungan antara overlap
16
katup berputar disebut dengan tinggi angkat katup (valve lift). Tinggi
empat langkah sekarang ini, pada umumnya terletak dalam kepala silinder
Bagian-bagiannya:
1. Pegas katup
17
2. Batang katup
3. Pengatur katup
4. Ruang pendingin (air)
5. Busi
6. Saluran masuk
7. Dudukan katup
8. Ruang bakar
9. Paking kepala silinder
a. Katup (Valve)
dari katup hisap (intake valve) dan katup buang (exhaust valve). Katup
valve) merupakan pintu dari saluran hisap atau intake manifold ketika
valve) merupakan pintu dari saluran buang atau exhaust manifold saat
stroke) berlangsung.
Katup hisap (intake valve) dibuat lebih besar dari katup buang
(exhaust valve), hal ini disebabkan oleh perbedaan tekanan antara gas
yang masuk dengan gas yang keluar (Wardan Suyanto, 1989 : 84).
18
Gambar 9. Katup
(Sumber : www.chevyhighperformance.com)
b. Dudukan katup (Valve Seat)
Dudukan katup adalah bagian dari kepala silinder tempat
menutup atau intake valve closing (IVC) dan katup buang menutup
dengan cara memegang katup (Wardan Suyanto, 1989 : 90). Selain itu,
bantalan ini juga dilengkapi “O” ring sebagai perapat oli atau oil sealer
saluran buang.
19
menekan ujung dari batang katup. Pelatuk atau rocker arm yang
adalah 1:1 meskipun terdapat perbandingan yang lain yaitu 1:1,5 dan
1:2.
4. Proses Pembakaran
dalam silinder yang diikuti dengan timbulnya panas. Panas dan tekanan
a. Pembakaran Sempurna
benzena adalah C8H18 dan udara (oksigen) adalah O2. Di dalam udara
bebas setiap 1 mol udara (oksigen) akan bersama dengan 3,76 mol
adalah:
pembakaran berikut.
21
piston melewati TMA. Hal ini mempunyai maksud agar tenaga yang
bahan bakar yang tidak ikut terbakar, atau tidak terbakar bersama pada
sebagai akibat dari kenaikan tekanan dan suhu yang tinggi sebelum
22
busi menyala. Gas baru yang belum terbakar terdesak oleh gas yang
Jika pada saat ini gas tadi terbakar dengan sendirinya maka
5. Daya
Campuran bahan bakar dan udara yang terbakar dalam ruang bakar akan
menghasilkan gas pembakaran yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Gas ini
Tenaga gerak yang dihasilkan mesin berasal dari energi panas hasil
gerak. Untuk motor bensin, energi yang digunakan secara efektif besarnya
sekitar 25 %.
kerugian pembuangan.
1 π .D 2 .s.n.Pe.z
Ne = 4
x 0,735 .....................................(1)
a.60.75.100
24
Keterangan:
piston berarti semakin banyak pula bahan bakar yang dapat dibakar
dihitung sebagai jarak antara titik mati atas (TMA) dengan titik mati
campuran bahan bakar dan udara yang dapat masuk ke dalam silinder
selama langkah hisap sampai torak mencapai titik mati bawah dengan
volume sisa pada bagian atas silinder saat torak mencapai titik mati atas
ditambah volume ruang bakar yang dibagi dengan volume ruang bakar.
Vs + Vrb
perbandingan kompresi = ...................................... (2)
Vrb
keterangan:
semakin besar pula, tetapi tidak boleh melewati batasan tertentu karena
8 – 11.
campuran udara dan bahan bakar yang dapat masuk ke dalam silinder
26
antara lain: tekanan, suhu, gas sisa, dan saat kerja katup (valve timing).
adalah Q1 dan panas yang hilang (panas keluar) pada dinding silinder
gesek dari bantalan, piston, dan komponen mesin yang lain. Semua
tenaga yang hilang akibat gaya-gaya diatas disebut kerugian gesek (Nf)
dimana:
Ne = Ni - Nf ............................................................ (4)
Ne Nf
ηm = = 1−
Ni Ni
Kerja efektif mesin yang terukur mempunyai nilai lebih kecil
yang dilakukan.
6. Torsi
sesuatu. Torsi dihasilkan dengan mengalikan gaya (F) dengan jarak (r).
Pada suatu motor gerakan torak yang naik turun akan diubah menjadi gerak
putar oleh poros engkol. Gerakan putar pada poros engkol akan
poros engkol inilah yang disebut momen putar (torsi) pada motor.
Besarnya nilai torsi pada motor akan tergantung pada besarnya daya
(P) yang dihasilkan oleh motor tersebut. Hubungan antara daya dan torsi
Misalkan suatu gaya F Newton bekerja pada tuas sepanjang r meter yang
(Gambar.7. )
29
S = 2.π .r
W = F.2.π.r (Nm)
W : kerja dalam Nm
Bila motor mempunyai n putaran per detik, maka kerja tiap detik
Karena F.r membentuk momen putar atau torsi (T), maka rumusnya
menjadi:
T= torsi dalam Nm
Bila yang diminta besarnya momen putar atau torsi, maka dipakai rumus:
P
T= (Nm)
2π .n
maka untuk mencari torsi maka n dibagi 60 agar menjadi putaran dalam
P P.60
T= atau T = (Nm)
n 2π .n
2π .
60
diketahui besarnya daya (P) dan putaran mesin (n) yang dihasilkan motor
tersebut.
B. Kerangka Berpikir
Proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara pada motor bakar
torsi. Daya sebagai hasil dari proses pembakaran selanjutnya digunakan untuk
Perubahan saat kerja katup (valve timing) pada mobil dimana variabel
perubahannya diatur oleh sistem kontrol elektronik. Pada sepeda motor, saat
kerja katup (valve timing) juga dapat diatur namun sementara ini dilakukan
secara konvensional.
dapat menghasilkan daya dan torsi sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan
menggeser dudukan pengikat roda gigi saat kerja katup (valve timing gear).
(EV). Sehingga dengan adanya perubahan saat kerja katup (valve timing),
efektifitas perubahan saat kerja katup (valve timing) ditinjau dari daya dan torsi
pada mesin empat langkah 110 cc. Hal ini dimungkinkan adanya perbedaan
perbandingan campuran bahan bakar dan gas sisa pembakaran pada proses
METODE PENELITIAN
arah bagi pelaksana penelitian sehingga data yang diperlukan dapat terkumpul.
masalah secara ilmiah, sistematis dan logis. Dengan demikian nantinya akan
1. Bahan
b. Poros nok (camshaft) dengan variasi saat kerja katup (valve timing)
32
33
2. Peralatan
berikut :
a. Alat penguji daya sepeda motor (Dyno 2000 for Kart and vehicle
(timing valve).
e. Busur Putar (3600) untuk mengukur durasi dan saat kerja katup
(timing valve).
i. Tool set
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variable bebas dalam penelitian ini adalah poros nok (camshaft) dengan
variasi saat kerja katup (valve timing) advance 80, advance 40, standard,
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah mesin empat langkah 110
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kondisi standar mesin empat
langkah 110 cc yang meliputi celah katup, busi, bahan bakar, tekanan
pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada “suatu saat”
nok (camshaft) dengan variasi saat kerja katup (valve timing) advance 80,
advance 40, standard, retard 40, dan retard 80 berulang kali pada kondisi yang
dibuat sama.
35
rpm)
instrument alat ukur pada alat penguji daya mesin sepeda motor
2. Langkah Pengujian
berikut :
dynamometer).
ditentukan dengan.
benar.
benar-benar valid.
37
kesimpulan.
E. Alur penelitian
Torsi
Daya
Analisis Data
Kesimpulan
38
3
rata-rata
Daya 1
(HP) 2
3
rata-rata
Torsi 1
(ft.lb) 2
3
Advance 8 rata-rata
BAB IV
A. Deskripsi Data
Berikut ini adalah data hasil penelitian pada mesin empat langkah 110
cc dengan perubahan saat kerja katup (valve timing) ditinjau dari daya dan
torsi. Daya dinyatakan pada satuan horse power (HP) dan torsi dalam ft.lb
kemudian dicatat pada lembar observasi dan ditabulasikan pada tabel berikut
ini :
Tabel 1. Data Hasil Penelitian Saat Kerja Katup (Valve Timing) Standar
Tabel 2. Data Hasil Penelitian Saat Kerja Katup (Valve Timing) Retard 40
40
41
Tabel 4. Data Hasil Penelitian Saat Kerja Katup (Valve Timing) Advance 40
Tabel 5. Data Hasil Penelitian Saat Kerja Katup (Valve Timing) Advance 80
rata- 2.73 3.81 4.08 4.53 4.93 5.39 5.22 4.85 4.13
rata
B. Analisis Data
antara daya dan torsi yang dihasilkan oleh mesin empat langkah 110 cc
dengan menggunakan tipe poros nok (camshaft) yang memiliki saat kerja
Advance 40 2.79 3.74 4.06 4.49 4.93 5.43 5.36 5.05 4.41 4.47
SaatAdvance 80
Kerja Katup 2.73 3.81 4.08 4.53 4.93(Rpm)
Putaran 5.39 5.22 4.85 4.13 4.41
Torsi (ft.lb)
(Valve Timing) 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 rata-rata
Standar 2.86 3.64 4.01 4.43 4.90 5.41 5.38 5.14 4.6 4.49
Retard 40 2.92 3.49 3.92 4.34 4.84 5.35 5.41 5.16 4.79 4.47
Retard 80 2.94 3.35 3.80 4.22 4.78 5.25 5.33 5.18 4.77 4.40
43
110 cc yang tertinggi dihasilkan oleh poros nok (camshaft) yang standar
atau tidak mengalami perubahan dengan torsi rata-rata sebesar 4,49 ft.lb.
Daya dan torsi yang dihasilkan oleh mesin empat langkah 110 cc
akibat perubahan valve timing dapat dilihat pada gambar 18 dan 19.
44
10
6 Standar
Daya (HP)
Retard 4
5 Retard 8
Advance 4
4 Advance 8
0
2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
Putaran Mesin (RPM)
45
Gambar 18. Grafik Hubungan Daya Terhadap Putaran Mesin Dengan Variasi Valve Timing
Pada Mesin Empat Langkah 110 cc
46
4 Standar
Torsi (ft.lb)
Retard 4
3 Retard 8
Advance 4
2 Advance 8
0
2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
Putaran Mesin (RPM)
47
Gambar 19. Grafik Hubungan Torsi Terhadap Putaran Mesin Dengan Variasi Valve Timing
Pada Mesin Empat Langkah 110 cc
48
effektifitas akibat perubahan valve timing pada mesin empat langkah 110 cc.
bergantung pada putaran mesin. Perubahan valve timing ditinjau dari daya dan
torsi paling effektif pada putaran atas (≥ 8000 rpm) adalah secara retard 40 dan
kepentingan balap. Sedangkan pada putaran bawah (< 8000 rpm) secara advance
effektif pada kendaraan berkecepatan rendah seperti pada daerah yang penuh
kemacetan.
C. Pembahasan
mesin empat langkah Suzuki Shogun 110 cc dengan perubahan saat kerja katup
(valve timing). Gambar 18 menunjukkan grafik dari daya yang dihasilkan dari
perubahan saat kerja katup (valve timing) pada penelitian yang dilakukan serta
dengan menggunakan alat uji daya dan torsi Dyno for Kart and Vehicle Engine.
Sebelum melakukan pengujian alat uji tersebut harus dikalibrasi terlebih dahulu,
Saat kerja katup (valve timing) pada keadaan standar adalah 27-59/59-27,
dimana katup hisap (intake valve) mulai membuka pada 270 sebelum titik mati
atas (TMA) dan menutup 590 setelah titik mati bawah (TMB) serta katup buang
(exhaust valve) mulai membuka pada 590 sebelum titik mati bawah (TMB) dan
pada putaran 9000 rpm dan menghasilkan torsi maksimum 5,41 ft.lb pada putaran
7000 rpm.
pada putaran 10000 rpm dan menghasilkan torsi maksimum 5,41 ft.lb pada
pada putaran 10000 rpm dan menghasilkan torsi maksimum 5,33 ft.lb pada
pada putaran 9000 rpm dan menghasilkan torsi maksimum 5,43 ft.lb pada putaran
7000 rpm.
pada putaran 9000 rpm dan menghasilkan torsi maksimum 5,39 ft.lb pada putaran
7000 rpm.
Data yang ada terdapat perbedaan daya dan torsi terhadap perubahan saat
kerja katup (valve timing) retard maupun advance dari keadaan standar. Hal ini
ruang silinder, dimana saat pemasukan bahan bakar ditentukan oleh saat kerja
katup (valve timing) yang berubah menjadi lebih awal (advance) maupun lebih
akhir (retard).
proses pemasukkan campuran bahan bakar dan udara dan pengeluaran gas sisa
pembakaran yang berbeda pula. Bahan bakar yang masuk ke dalam silinder
memiliki kecepatan yang rendah dan konsekuensinya momentum yang kecil pada
Perubahan retard 40, saat kerja katup (valve timing) menjadi 23-63/63-
23, dimana katup hisap (intake valve) mulai membuka pada 230 sebelum titik
mati atas (TMA) dan menutup 630 setelah titik mati bawah (TMB) serta katup
buang (exhaust valve) mulai membuka pada 630 sebelum titik mati bawah (TMB)
dan menutup pada 230 setelah titik mati atas (TMB). Dengan perubahan retard
40, saat kerja katup (valve timing) menjadi lebih akhir atau lambat 40
9,01 HP pada putaran 10.000 rpm dan torsi maksimum mencapai 5,41 ft.lb pada
51
putaran 8000 rpm. Hal ini disebabkan pada katup hisap (intake valve) yang
membuka lebih lambat 40 sehingga bahan bakar dapat masuk lebih lambat 40 dan
kualitas campuran bahan bakar yang baru dari saluran masuk pada putaran tinggi.
Kondisi retard 40 menghasilkan daya dan torsi yang lebih tinggi pada
putaran yang lebih tinggi pula. Namun, pada putaran 2000 rpm sampai putaran
7000 rpm daya yang dihasilkan lebih rendah. Rendahnya daya dan torsi pada
putaran rendah disebabkan karena pada putaran rendah gas buang memiliki
inersia rendah sehingga sebelum terbuang semua, terjadi langkah hisap oleh
piston bercampur dengan gas baru. Perbandingan gas sisa menjadi lebih banyak
Perubahan retard 80, saat kerja katup (valve timing) menjadi 19-67/67-
19, dimana katup hisap (intake valve) mulai membuka pada 190 sebelum titik
mati atas (TMA) dan menutup 670 setelah titik mati bawah (TMB) serta katup
buang (exhaust valve) mulai membuka pada 670 sebelum titik mati bawah (TMB)
dan menutup pada 190 setelah titik mati atas (TMB). Dengan perubahan retard
80, saat kerja katup (valve timing) menjadi lebih akhir atau lambat 80
9,09 HP pada putaran 10.000 rpm dan torsi maksimum mencapai 5,33 ft.lb pada
putaran 8000 rpm. Hal ini disebabkan pada katup hisap (intake valve) yang
membuka lebih lambat 80 sehingga bahan bakar dapat masuk lebih lambat 40 dan
52
kualitas campuran bahan bakar yang baru dari saluran masuk pada putaran tinggi.
Kondisi retard 80 menghasilkan daya dan torsi yang lebih tinggi pada
putaran yang lebih tinggi pula. Namun, pada putaran 2000 rpm sampai putaran
8000 rpm daya yang dihasilkan lebih rendah. Rendahnya daya pada putaran
rendah disebabkan karena pada putaran rendah gas buang memiliki inersia
rendah sehingga sebelum terbuang semua, terjadi langkah hisap oleh piston
bercampur dengan gas baru. Perbandingan gas sisa menjadi lebih banyak
Perubahan advance 40, saat kerja katup (valve timing) menjadi 31-55/55-
31, dimana katup hisap (intake valve) mulai membuka pada 310 sebelum titik
mati atas (TMA) dan menutup 550 setelah titik mati bawah (TMB) serta katup
buang (exhaust valve) mulai membuka pada 550 sebelum titik mati bawah (TMB)
dan menutup pada 310 setelah titik mati atas (TMB). Dengan perubahan advance
40, saat kerja katup (valve timing) menjadi lebih awal atau cepat 40 dibandingkan
dengan standar.
8,65 HP pada putaran 9000 rpm dan torsi maksimum mencapai 5,43 ft.lb pada
putaran 7000 rpm. Hal ini disebabkan pada katup hisap (intake valve) yang
membuka lebih awal 40 sehingga bahan bakar dapat masuk lebih cepat 40 dan
campuran bahan bakar baru yang lebih baik serta tekanan kompresi yang lebih
Kondisi advance 40 menghasilkan daya dan torsi yang lebih tinggi pada
putaran 2000 rpm (bawah) sampai dengan putaran 7000 rpm (menengah).
Namun, pada putaran 8000 rpm keatas daya yang dihasilkan lebih rendah.
Rendahnya daya pada putaran atas disebabkan karena pada putaran atas gas
buang memiliki inersia tinggi sehingga selain terbuang menuju saluran buang
juga terdorong keluar melalui saluran masuk, sehingga campuran bahan bakar
yang dapat terhisap saat langkah hisap oleh piston bercampur dengan gas sisa
dari saluran masuk. Perbandingan gas sisa menjadi lebih banyak dibandingkan
dengan gas baru pada putaran atas mengakibatkan kecilnya tekanan hasil
pembakaran.
Keadaan saat kerja katup (valve timing) advance 80, saat kerja katup
(valve timing) menjadi 35-51/51-35, dimana katup hisap (intake valve) mulai
membuka pada 350 sebelum titik mati atas (TMA) dan menutup 510 setelah titik
mati bawah (TMB) serta katup buang (exhaust valve) mulai membuka pada 510
sebelum titik mati bawah (TMB) dan menutup pada 350 setelah titik mati atas
(TMB). Dengan perubahan advance 80, saat kerja katup (valve timing) menjadi
8,32 HP pada putaran 9000 rpm dan torsi maksimum mencapai 5,39 ft.lb pada
putaran 7000 rpm. Hal ini disebabkan pada katup hisap (intake valve) yang
membuka lebih awal 40 sehingga bahan bakar dapat masuk lebih cepat 80 dan
54
campuran bahan bakar baru yang lebih baik serta tekanan kompresi yang lebih
Kondisi advance 80 menghasilkan daya dan torsi yang lebih tinggi pada
putaran 2000 rpm (bawah) sampai dengan putaran 7000 rpm (menengah).
Namun, pada putaran 8000 rpm keatas daya yang dihasilkan lebih rendah.
Rendahnya daya pada putaran atas disebabkan karena pada putaran atas gas
buang memiliki inersia tinggi sehingga selain terbuang menuju saluran buang
juga terdorong keluar melalui saluran masuk, sehingga campuran bahan bakar
yang dapat terhisap saat langkah hisap oleh piston bercampur dengan gas sisa
dari saluran masuk. Perbandingan gas sisa menjadi lebih banyak dibandingkan
dengan gas baru pada putaran atas mengakibatkan kecilnya tekanan hasil
pembakaran.
Daya dan torsi yang dihasilkan bergantung pada kualitas dan jumlah
campuran bahan bakar yang dapat masuk ke dalam ruang silinder. Saat
A. Simpulan
effektifitas perubahan valve timing ditinjau dari daya torsi pada mesin empat
langkah 110 cc dengan objek Suzuki Shogun 110 dapat disimpulkan bahwa :
1. Perubahan valve timing ditinjau dari daya dan torsi paling effektif pada
putaran atas (≥ 8000 rpm) adalah secara retard 40 biasanya digunakan pada
kendaraan balap. Sedangkan pada putaran bawah (< 8000 rpm) secara
3. Ditinjau dari torsi rata-rata yang dihasilkan mesin empat langkah 110 cc
yang tertinggi dihasilkan oleh poros nok (camshaft) yang standar atau tidak
4. Effektifitas yang terbaik ditinjau dari daya dan torsi rata-rata yang
retard 40.
54
55
B. Saran
langkah Suzuki Shogun 110 cc mengenai perubahan saat kerja katup (valve
pada hasil penelitian ini diharapkan adanya alat perubahan valve timing
pada sepeda motor yang dapat berubah secara otomatis sesuai dengan
1. Faktor konversi
satuan metrik.
n
P = 2.π . .T
60
T = torsi dalam Nm
Data tabel 1
Daya = 7,23 HP
Daya = 8,81 HP
P = 6,564 kW
P = 6,564 × 1,341 HP
P = 8,803 HP
59
60
61