Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin otomotif.
Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang kita
berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih sulit
dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di sekitar
torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang
pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk
melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan pada
motor bakar adalah:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor
dari ruang pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari b agian-bagian yang bergerak.
Pada sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar terjadinya
pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.
Prinsip kerja sistem pelumasan:
Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh
perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media
pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan dinding
bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara
sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari
kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y pass).
Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin
sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan
push rod langsung menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian
menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa
pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-
metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam
dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)
FUNGSI PELUMASAN
Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada
yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan
gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran dan panas.
Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang
berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan
benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara
bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung
antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari.
Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
1. dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas pendingin
7. pompa
8. mekanisme pengapian
Seperti telah saya jelaskan dalam postingan sebelumnya disini tentang kegunaan dan fungsi sistem
pelumasan, maka sekarang saya akan menjelaskan macam - macam sistem pelumasan . Sistem
pelumasan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor dapat kita kelompokkan menjadi 3 macam
yaitu :
1. Jenis percik ( splash type)
Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang
seher . Sehingga saat mesin berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke
dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk
melumasi bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah
tidak lagi digunakan.
Mengenai sistem pelumasan tipe ini akan saya bahas tersendiri dalam postingan saya berikutnya.
3. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .
Karter atau panci oli terletak pada bagian bawah engine untuk menyimpan oli yang diperlukan
untuk pelumasan engine.
Sebuah tutup pengisi oli ketika dibuka, menyediakan sebuah ruang yang memungkinkan oli
dapat dimasukan kedalam engine.
Tongkat kedalaman merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan untuk
menjelaskan jumlah oli engine dengan benar.
Pompa oli mensirkulasikan oli engine ke komponen-komponen engine untuk memberikan
pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak sehingga mecegah keausan akibat gesekan.
Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci
oli, termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan
komponen-komponen sistem pelumasan.
Sebuah saringan oli dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel kotoran terbawa masuk
oleh oli engine yang dapat menimbulkan kerusakan engine. Katup By-pass dipasangkan yang
memungkinkan oli tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan
buntu/ penuh klotoran.
Saluran Serambi Utama dan pipa-pipa, sebagai dipelumas menuju engine.
Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika tekanan oli pelumas turun
dibawah tekanan yang diperlukan untuk kerja engine yang efektif.
Pendinginan oli sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli pelumas dengan memindahkan
kelebihan panas dengan pendingin udara yang dilewatkan pada inti pendingin.
Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)) dirancang untuk
membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk keruang
engkol. Asap ini dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena
kebocoran perapat oli pada silinder.
Gambar : 2 Positive Crankcase Valve (PCV)
Dalam engine dua langkah, oli pelumas dicampurkan dengan sebuah perbandingan campuran
dengan bahan bakar, dan dimasukkan dalam tangki. Campuran oli dan bahan bakar dikabutkan
melalui karburator kedalam ruang engkol disini melumasi bagian-bagian bergerak engine.
Cara lain dari pelumasan campur menggunakan pompa oli untuk menekan oli yang diinjeksikan
diatur oleh pembukaan katup gas.
Beberapa engine menggunakan sistem pelumasan penci kering. Oli pelumas dikumpulkan pada
sebuah tangki atau penampung yang terpasang dilluar rangkaian engine. Pengaliran dilakukan
dengan tekanan menuju rangkaian mesin oleh pompa oli pengalir dan disebarkan kebagian-
bagian yang bergerak oleh saluran serambi utama atau pembuluh (saluran-saluran halus) dalam
engine. Setelah melumasi komponen yang bermacam-macam, oli jatuh dipanci oli dibagian
bawah engine dimana sebuah pompa pembilas mengambil oli tersebut dan mengembalikan ke
penampung / tangki oli untuk disirkulasikan ulang.
Gambar : 3 Sistem Pelumasan Panci Kering.
Skop kecil terkadang dipasangkan pada ujung besar batang torak untuk membantu proses
pengambilan oli. Apabila putaran engine meningkat bagian kabutan tipis oli menembus bagian-
bagian bawah yang bergerak.
Perbedaan diantara sebuah sistem penyaringan tipe aliran penuh dan penyaringan tipe by-pass
adalah bahwa sistem aliran penuh menggunakan sebuah elemen kertas atau model kaleng atau
cartridge yang terpasang antara pompa oli dan saluran utama oli, untuk menyaring semua
partikel ukuran besar sebelum menggores bantalan dan bagian-bagian penggerak lain.
Gambar : 4 Sringan Oli Aliran Penuh.
Sementara sistem penyaringan tipe by-pass menggunakan sebuah elemen saringan serupa,
terpasang pada sisi tekanan dari pompa dan oli yang disaring kembali ke panci oli. Sebuah
pembatas dipasang sehingga kira-kira 10 % dari oli yang dialirkan pompa tersaring.
Tiga tipe yang berbeda dari pompa oli pelumas engine adalah :
1. Pompa roda gigi.
2. Pompa rotor.
3. Pompa sabit.
Engine menggunakan sebuah sistem pelumasan mesin tipe tekanan juga memiliki tambahan
sebuah saringan pengambil (saringan kasar) dari pengayak baja selain telah dilengkapi saringan
oli dengan elemen kertas (saringan halus). Saringan tambahan ini dipasangkan pada panci oli
pada sisi masuk pompa oli dan terdiri dari sebuah saringan kasar atau pengayak. Fungsi
primernya adalah untuk mencegah pertikel-pertikel besar terisap naik ke pompa oli atau saluran
oli.
Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk menunjukkan kerusakan
/gangguan tekanan oli :
1. Lampu peringatan.
2. Pengukur tekana oli.
Beberapa pabrik memasang sebuah magnet kecil pada pengetap panci oli yang menarik dan
memegang partikel-partikel logam besi untuk mencegah partikel-partikel tersebut masuk
kepompa karena dapat menyebabkan kerusakan. Magnet akan dibersihkan ketika melakukan
penggantian oli.
Minyak pelumas mesin bensin disarankan menggunakan minyak dengan tingkat kekentalan
(viskositas) SAE 30 atau 20W/50 dengan API service SE keatas
REFEREENSI LAIN
Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih popular disebut oli – merupakan bagian tak
terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak
akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan
kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas bisa
berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat.
Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan
keawetan sebuah mesin.
Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah untuk
mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai gesekan.
Fungsi pelumas adalah “memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar
keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin
bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas akibat
gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara
mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap
sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan
kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu besar pembentukan seal
(lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan
bakar meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi kendaraan
bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha
menciptakan formula yang dapat menghasilkan suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan
pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini – sejak
ditemukannya minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan
perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut kecepatan mesin
yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas
tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga
menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :
Mengendalikan gesekan
Mencegah keausan
Mendinginkan mesin
Mencegah korosi
Memelihara mesin tetap bersih
Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan
Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling berkontak
dan bergerak relative.
Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)
Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua permukaan yang
saling berkontak dan bergerak relative.
Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin
1. Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll
Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki
rentang yang relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak
digunakan adalah pelumas multi grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang
relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan temperatur.
Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50 menunjukkan bahwa bila
pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas
SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat
seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut “dingin tidak
beku, panas tidak cair”. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai
tingkatan suhu, maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.
Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih popular disebut oli – merupakan bagian tak
terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak
akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan
kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas bisa
berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat.
Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan
keawetan sebuah mesin.
Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah untuk
mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai gesekan.
Fungsi pelumas adalah “memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar
keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin
bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas akibat
gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara
mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap
sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan
kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu besar pembentukan seal
(lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan
bakar meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi kendaraan
bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha
menciptakan formula yang dapat menghasilkan suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan
pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini – sejak
ditemukannya minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan
perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut kecepatan mesin
yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas
tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga
menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :
Mengendalikan gesekan
Mencegah keausan
Mendinginkan mesin
Mencegah korosi
Memelihara mesin tetap bersih
Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan
Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling berkontak
dan bergerak relative.
Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)
Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua permukaan yang
saling berkontak dan bergerak relative.
Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin
1. Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll
Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki
rentang yang relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak
digunakan adalah pelumas multi grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang
relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan temperatur.
Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50 menunjukkan bahwa bila
pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas
SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat
seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut “dingin tidak
beku, panas tidak cair”. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai
tingkatan suhu, maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.
Gambar 1 komponen
utama motor diesel
a. Bagian-bagian
yang diam :
1. Kepala
silinder
2. Blok silinder
3. Tabung
silinder
4. Rumah
engkol
5. Pan minyak
pelumas
b. Bagian-bagian
yang bergerak :
1. Torak
2. Batang torak
3. Poros engkol
4. Pompa bahan
bakar
5. Katup pamasukan Katup pembuangan.
Beroprasinya suatu sistem pelumasan yang bertujuan untuk melumasi bagian-bagian yang
bergerak, yang saling bergesekan pada bagian motor. Pelumasan juga sebagai media pendingin
dari panas yang dihasilkan oleh bagian yang saling bergesekan, maupun dari panas yang di
hasilkan dari proses pembakaran. Maka dari itu pelumasan dapat dikatakan sebagai salah satu
elemen dasar dalam permesinan, sebab apabila telah terjadi kerusakan pada sistem pelumasan
pada suatu mesin, maka secara otomatis mesin tersebut tidak dapat beroprasi.
Di bawah ini keterangan mengenai minyak mesin yang di definisikan sebagai klasifikasi system
yang baru.
KLASIFIKASI LAMPAU
KLASIFIKASI SEKARANG
(A.P.I)
ML SA
MOTOR
MM SB
BENSIN
MS SC. SD
MOTOR DG CA
DIESEL DM CB. CC
DS CD
1. Sistem pelumasan merupakan salah satu elemen dasar dalam permesinan, karena
apabila telah terjadi kerusakan sistem pelumasan padamesin tersebut maka mesin
tidak dapat beroprasinal dengan baik.
2. Sistem pelumasan ditujukan untuk mengurangi gesekan yang terjadi, sehingga dapat
mengurangi keausan yang di sebabkan oleh gesekan tadi.
3. Sistem pelumasan juga digunakan sebagai media pendingin dari panas yang di
hasilkan dari gesekan yang terjadi dan dari proses pembakaran.
4. Minyak pelumas yang baik ialah minyak yang memenuhi setandart yang telah
ditentukan.
5. Setiap jenis mesin memiliki jenis minyak pelumas yang berbeda.
MESIN terdiri dari bagian-bagian logam yang bergerak. Beberapa di antaranya ada yang
berhubungan langsung secara tetap antara satu dan yang lain, misalnya poros engkol, batang
torak, dan bagian mekanisme katup. Saat mesin mulai berputar, gesekan yang terjadi antara
bagian-bagian mesin tersebut akan menjadi aus. Oli pelumas secara terus-menerus melumasi
bagian-bagian mesin untuk mencegah keausan sehingga bisa mengurangi keausan pada bagian-
bagian mesin yang bergerak.
Selama oli tersebut bersirkulasi, oli juga menyerap panas untuk mendinginkan mesin, mengisi
celah antara bantalan-bantalan, dan jurnal-jurnal yang berputar, membentuk seal (perapat) antara
cincin torak dan dining silinder sehingga gas di atas torak tidak mengalami kebocoran, serta
membawa kotoran-kotoran dari bagian mesin.
Diagnosis gangguan sistem pelumasan Ada dua keluhan yang sering terjadi pada sistem
pelumasan. Pertama, penggunaan oli mesin yang boros. Borosnya oli mesin dipengaruhi oleh
kecepatan mesin. Kecepatan mesin yang tinggi akan meningkatkan temperatur sehingga
viskositasnya akan menurun. Oli akan mudah melalui cincin torak dan masuk ke dalam ruang
bakar yang selanjutnya oli tersebut terbakar.
Kecepatan yang tinggi juga akan meningkatkan gaya sentrifugal sehingga oli yang ada di dalam
karter lebih banyak terlempar ke dinding selinder dan masuk ke ruang bakar.
Keluhan lain keausan mesin, pada mesin yang telah aus, pemakaian oli akan meningkat. Hal ini
terjadi apabila cincin torak dan silindernya mengalami keausan sehingga kemampuan cincin
torak untuk menyapu oli pada dinding silinder berkurang dan oli tersebut terbakar pada ruang
pembakaran.
Penyebab lainnya yang mengakibatkan borosnya oli pelumas adalah tidak berfungsinya sil atau
perapat. Gambar satu memperlihatkan tempat yang sering terjadi kerusakan sil atau perapat pada
sebuah mesin.
Kedua, tekanan oli terlalu rendah atau tinggi. Kadang-kadang, lampu indikator tekanan oli
terlihat berkedip-kedip atau menyala terus atau jarum penunjuk memperlihatkan tekanan yang
rendah. Jika terjadi hal yang demikian, kemungkinan level oli pada karter terlalu rendah.
Periksalah level oli tersebut. Jika ternyata olinya cukup ada, kemungkinan unit colokan tekanan
oli atau pengukurnya rusak. Gantilah unit colokan tekanan oli/pengukur tersebut, hidupkan
mesin untuk melihat apakah lampu indikator atau pengukur bekerja dengan normal.
Suara kegaduhan pada pengangkat katup dan bantalan juga merupakan tanda-tanda tekanan oli
yang rendah. Penyebab terjadinya tekanan oli yang rendah antara lain:
a. Pegas penekan katup pada filter lemah atau patah.
b. Pompa oli rusak.
c. Saluran oli pecah atau retak.
d. Saluran oli sebelum unit saklar tekanan terhalang atau tersumbat.
e. Oli yang tidak tepat atau terlalu encer
f. Bantalan mesin aus.
g. Kebocoran pada filter oli
Cara mengatasi gangguan tekanan oli yang rendah tersebut antara lain:
a. Ganti pegas katup filter.
b. Ganti pompa oli.
c. Perbaiki atau tambal saluran olinya.
d. Hilangkan sumbatan pada saluran oli.
e. Ganti oli sesuai dengan spesifikasi
f. Ganti bantalan mesin.
g. Ganti filter dan gasketnya.
Untuk mengatasi gangguan oli yang terlalu tinggi, lakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Longgarkan katup tekanan oli.
b. Ganti pegas katup oli.
c. Hilangkan sumbatan pada saluran oli.
d. Ganti oli sesuai dengan spesifikasi.