Anda di halaman 1dari 20

Sistem Pengereman Kendaraan

1. Pengertian Sistem Rem


Sistem rem adalah suatu sistem yang dirancang untuk mengurangi kecepatan
atau menghentikan kendaraan dan memungkinkan kendaraan parkir di tempat
yang miring (Antara, 2018).

2. Prinsip Kerja Sistem Rem


Prinsip kerja rem yaitu mengubah energi kinetik menjadi energi panas untuk
mengurangi laju kendaraan. Rem bekerja karena adanya sistem gabungan
penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (Braking Effect)
diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan oleh dua obyek. (Wijaya,
2014)
3. Fungsi Sistem Rem
a. Untuk mengurangi kecepatan dan menghentikan kendaraan dengan aman.
b. Untuk memungkinkan kendaraan parkir di tempat yang miring.
c. Sebagai pengaman atau penjamin keselamatan pengendaraan. (Sulistyo,
2014)

4. Jenis Sistem Rem Berdasarkan Tahap Pemberian Tekanannya


a. Sistem pengereman jenis lock yakni sistem rem yang bisa membuat lock semua
roda secara bersama-sama.
b. Sistem pengereman jenis anti lock (anti lock breaking system = ABS) yaitu
sistem pengereman yang dapat secara otomatis menjadi roda sampai lock pada
saat pengereman.

5. Jenis-jenis sistem rem berdasarkan pemindah tenaganya


a. Rem Mekanis
Rem Mekanis adalah rem yang dimana tenaga pengremannya dilakukan
oleh mekanisme mekanis, seperti kawat/seling (strings). (Pamungkas,
2014)
b. Rem Hidrolis
Rem Hidrolis adalah rem yang dimana tenaga pengeremannya
berdasarkan “Hukum Pascal”, yang berbunyi “jika tekanan yang
diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan oleh zat cair itu
ke segala arah dengan sama besar (sama rata)”. (Intang, 2016). Dan
dirumuskan:
P = F/A ................................................................................................(1)
P = Tekanan (N/m2)
F = Besar gaya pada penampang (N)
A = Luas Penampang (m2)
c. Rem Pneumatis
Rem Pneumatis adalah rem yang dimana tenaga pengeremannya murni
dari udara bertekanan yang dihasilkan/dipompakan oleh kompresor
dalam hal ini injakan pedal rem hanya untuk mengatur besarnya tekanan
yang diperlukan (Chou & Kayser, 2007).

6. Jenis-jenis Rem Berdasarkan Penggunaannya


a. Rem Kaki ( Foot Brake)
Rem Kaki adalah rem yang digunakan untuk mengontrol kecepatan
kendaraan bahkan menghentikan kendaraan (Mortimer, 1974)
b. Rem Parkir
Rem Parkir adalah rem yang digunakan untuk memarkir kendaraan dan
menahannya sehingga kendaraan tidak akan bergerak (berjalan) saat
mobil diparkir baik dalam keadaan rata ataupun mirirng (Hartono &
Dewanto, 2018).
c. Rem Tambahan (auxilary brake)
Rem Tambahan adalah rem yang memanfaatkan gas buang untuk
mengurangi kecepatan / putaran mesin dengan menutup saluran gas
buang dengan mekanisme katup banyak digunakan pada kendaraan besar
seperti truk (Pudjiono, 2018).
d. Engine Brakes
Engine Brakes adalah rem yang efek pengurangan kecepatannya
ditimbulkan oleh tahanan putar mesin itu sendiri, tidak ada peralatan
khusus yang dibutuhkan untuk pengereman cukup menurunkan tingkatan
transmisi pada saat laju kendaraan tinggi dengan bertahap (Refdyni,
2018).

7. Jenis-jenis Rem Berdasarkan Konstruksinya


a. Rem Tromol
Rem Tromol adalah rem yang kekuatan tenaga pengeremannya diperoleh
dari sepatu rem yang diam menenkan permukaan dalam tromol yang
berputar bersama roda. (Shi, 2016)
Jenis-jenis rem tromol:
 Leading-Trailing
 Two Leading
- Single Action Two Leading
- Double Action Two Leading
 Uni-servo
 Duo-servo
b. Rem Cakram (Disk Brake)
Rem Cakram adalah rem yang kekuatan tenaga pengeremannya
diperoleh dari piringan cakram yang berputar bersama roda dan bahan
gesek yang mendorong dan menjepit cakram. (Abhang & Bhaskar,
2014).

8. Komponen Sistem Rem


a. Pedal Rem
Pedal rem adalah suatu komponen yang berfungsi untuk meneruskan
tenaga injakan kaki menuju brake booster atatupun master silinder.
(Mulyadi, Ismail, Suparjo & Yunus, 2018).
b. Master Silinder
Master silinder adalah suatu komponen yang mengubah gerak pedal rem
menjadi gerak/tekanan hidrolis (Rifandhy, Sugiarto & Sofian, 2018).
 Jenis-jenis master silinder dilihat dari jumlah pistonnya
- Tipe Konvensional
- Tipe Plunger
- Tipe Portless
 Jenis-jenis master silinder dilihat dari jumlah pistonnya
- Tipe Tunggal (Single Type)
- Tipe Ganda (Tandem)
c. Brake Booster
Brake Booster adalah suatu alat yang membantu meringankan dan
melipat gandakan tenaga penginjakan rem. (Chen, Wu, Zhao, Liu &
Yang, 2018).
d. Silinder Roda
Silinder Roda adalah suatu begian sistem pengereman yang berfungsi
untuk merubah tekanan hidrolis menjadi tekanan mekanis. (Qomaruddin
& Hidayat, 2016).
 Jenis-jenis Silinder Roda
- Tipe Single Piston
- Tipe Double Piston
e. Proportioning Valve / Proportioning Control Valve
Proportioning Valve / Proportioning Control Valve adalah katub yang
berfungsi membagi tekanan pada roda depan dan menurunkan tekanan
hidrolis pada roda belakang secara tepat. (Najamudin, N. 2017).

9. Rem Parkir
Rem Parkir adalah rem yang berfungsi menahan kendaraan supaya dapat
parkir di tempat yang rata ataupun miring (Adsyar, 2016).
 Jenis-jenis rem parkir
- Rem Parkir Tipe Tromol
- Rem Parkir Tipe Disc Brake
- Rem Parkir Tipe Devoted
- Rem Parkir Tipe Center Brake
- Rem Parkir Tipe Disk Brake Elektrik (Elektrik Parking Brake)

10. Minyak Rem


a. Syarat Minyak Rem
 Titik didih yang tinggi, agar tidak menimbulkan uap yang
menyebabkan sistem rem terganggu.
 Kekentalan rendah, minyak rem harus mengalir dengan lancar dan
berfungsi normal saat kondisi dingin.
 Cocok dengan karet dan komponen-komponen logam, memiliki
 Komposisi yang tidak merusak.
b. Karakteristik Minyak Rem
 Bersifat Hygroscopic tinggi / menyerap uap lembab pada saat cuaca
dingin terdapat uap lembab pada sistem bertitik didih rendah dari
daripada minyak rem.
 Memakan plastik dan permukaan cat yang menyebabkan luntur.
c. Jenis Minyak Rem
Terbagi menjadi
 DOT (Department Of Transportation) 3
 DOT (Department Of Transportation) 4
 DOT (Department Of Transportation) 5
Pembagian tersebut ditinjau dari titik didih semakin tinggi angka kode
tersebut maka semakin tinggi pula titik didihnya.
(Aji, Abdulrahman & Odigwe, 2015).
11. Rem ABS (Anti Lock Braking System)
Rem ABS adalah rem yang dilengkapi dengan sistem anti mengunci,
dengan rem ABS maka didapat pengereman yang baik tanpa ada
roda yang slip. Roda yang slip menyebabkan suatu bahaya yang
menyebabkan pengemudi hilang kendali, jika roda depan terkunci
slip, maka pengemudi akan hilang kendali, sedangkan jika belakang
terkunci maka kendaraan akan berputar. (Wibowo, Zakaria, Triyono
& Muhayat, 2015).
a. Komponen utama dari sistem rem anti lock (ABS).
 Sensor putaran roda (wheel speed sensor)
Sensor putaran roda (wheel speed sensor) berfungsi untuk
mendeteksi kecepatan putaran roda dan mengirimkannya berupa
sinyal ke modulator ABS.
 Modulator ABS
Modulator ABS berfungsi sabagai berikut :
- Mengirimkan perintah penekanan ideal pada aktuator pengontrol
tekanan.
- Menerima informasi dari WSS.
- Sebagai self diagnosis, untuk pengirim sinyal pada lampu
indikator ABS tentang kondisi sistem ABS.
- Sebagai fail safe, untuk pengaman jika kegagalan pada sistem
ABS, maka rem tetap bekerja sebagai rem konvensional.
 Hidrolic Unit (Actuator ABS)
Hidrolic Unit (Actuator ABS) berfungsi untuk mengatur tekanan
hidrolis ideal setiap roda berdasarkan perintah modulator ABS.
 Control Unit ABS
Control Unit ABS berfungsi untuk menerima sinyal putaran ideal
pada roda dan memerintakhan modulator untuk memberi tekanan
pengereman lebih pada roda tersebut.

12. VSA/VSC (Vehicle Stability Assist/Vehicle Stability Control)


a. VSA berfungsi sebagai pengoptimal arah kendaraan agar berbelok
dengan baik dalam kondisi jalan licin atau melaju cepat pada belokan
yang memengaruhi traksi ban pada jalan. (Wang, Luo, Wang, Yang, &
Assadian, 2018).
b. Jenis-jenis VSA/VSC
 VSA/VSC 2 channel
VSA/VSC 2 channel adalah VSA/VSC dimana untuk
mengoptimalkan pembelokan menggunakan roda depan.
 VSA/VSC 4 channel
VSA/VSC 4 Channel adalah VSA/VSC dimana untuk
mengoptimalkan pembelokan menggunakan roda belakang dan
depan.
c. Komponen Sistem VSA/VSC
 Steering Angle Sensor
Steering Angle Sensor berfungsi mendeteksi putaran dari steering
shaft dan menghitung putaran dari steering angle.
 Wheel Speed sensor
Wheel Speed sensor berfungsi mengukur kecepatan masing-masing
roda saat kendaraan melaju
 Yaw rate sensor
Yaw rate sensor berfungsi mengirim informasi tentang seberapa
cepat perubahan arah kendaraan ke ECU
 VSA/VSC off switch
VSA/VSC off switch berfungsi untuk menonaktifkan sistem
VSA/VSC jika tidak diinginkan, karena sistem VSA/VSC selalu
aktif pada kendaraan.
 Tandem Throttel
Tandem Throttel berfungsi menguasai dan mengontrol tingkat dari
output putaran mesin pada saat terjadi slip, agar kendaraan dapat di
kontrol secara stabil.
 VSA/VSC modulator
VSA/VSC modulator berfungsi memodulasi kedua kaliper di sisi kiri
maupun kanan untuk mengoreksi over-steer dan under-steer.
 VSA/VSC indikator
VSA/VSC indikator berfungsi memberitahu kepada pengguna
apakah sistem bekerja, bermasalah, atau off.
 ECM
Memberikan perintah dan menerima sinyal dari komponen
pendukung sistem VSA/VSC seperti sensor-sensor dan VSA/VSC
modulator.
d. Cara Kerja VSA/VSC
 Saat terjadi over-steer
Saat kendaraan mulai terjadi over steer, sensor yang memberitahu
VSA/VSC sistem tentang apa yang sedang dilakukan kendaraan
adalah :
- Yaw rate sensor
- Steering angle sensor
- Wheel speed sensor

Komputer memperhitungkan dan membandingkan antara arah mobil


yang diinginkan driver ketika menikung (target yaw rate), besar
putaran kemudi, kecepatan setiap roda kendaraan dan arah aktual
mobil. Jika mobil menikung melebihi keinginan driver, ban sebelah
luar (outer tires) diperlambat dengan menambah daya pengereman
untuk menghindari excess turn.

 Saat terjadi under-steer


Saat kendaraan mulai terjadi under-steer, sensor yang bekerja
memberi tahu tentang apa yang terjadi pada kendaraan adalah :
- Steering angle sensor
- Yaw rate sensor
- Wheel speed sensor
Komputer memperhitungkan dan membandingkan antara arah mobil
yang diinginkan driver ketika menikung (yaw rate), sudut putaran
kemudi, kecepatan setiap roda kendaraan dan arah aktual mobil. Jika
mobil menikung kurang dari keinginan driver, maka tandem throttle
akan mengurangi output kendaraan dan ban sebelah dalam (inner
tires) diperlambat dengan menambah daya pengereman untuk
membantu mobil menikung mulus.

13. Traction Control Sistem (TCS)


Adalah sistem yang digunakan menjgatasi slip roda pada saat akselerasi,
biasanya terjadi pada jalan yang licin. (Rozaqi, & Rijanto, 2015).
a. Jenis-jenis TCS
 TCS Braking Control
 TCS Engine Control
b. TCS Braking Control
Dimana pada sistem ini cara mengatasi slip roda pada saat akselerasi / start
memanfaatkan pengereman pada roda-roda penggerak.
c. Komponen-komponen TCS Braking Control
 Wheel speed Sensor (WSS)
Berfungsi untuk mendeteksi utaran roda
 ABS + TCS Control Unit
Berfungsi menerima dan mengkalkulasi sinyal-sinyal dari sensor
kemudian memerintah TCS modulator untuk memperbaiki
penyimpanannya.
 Modulator TCS
Berfungsi menerima perintah dari TCS Control Unit kemudian
memberi teknan pada roda yang slip.
d. Cara Kerja
Pada saat roda salah satu penggerakterjadi slip maka semua output mesin
disalurkan ke roda tersebut. Karena adanya kerja differential, sehingga
roda yang lain diam / tidak berputar, oleh karena itu sensor wss
mendeteksi penyimpangan ini kemudian menginformasikannya ke TCS
Control Unit, sementara itu TCS Control Unit menerima dan
mengkalkulasi besar tekanan pengereman, kemudian TCS Control Unit
tersebut memerintah modulator TCS untuk memberikan tekanan rem pada
roda yang slip tadi, sehingga beban roda penggerak sama, karena sama,
maka karena kerja differensial, roda dapat berputar secara bersama-sama.

1. Kesimpulan

Sistem rem kendaraan harus mampu mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan
secara aman, baik pada kondisi jalan lurus maupun belok pada segala kecepatan. Sistem
rem dibagi menjadi 2 jenis, yakni
Sistem pengereman jenis lock yakni sistem rem yang bisa membuat lock semua
roda secara bersama-sama dan
Sistem pengereman jenis anti lock (anti lock breaking system = ABS) yaitu sistem
pengereman yang dapat secara otomatis menjadi roda sampai lock pada saat
pengereman.

---------------------------

Soal dan Pembahasan Karakteristik Pengereman.

1. Uraikan apa yang dimaksud rem kendaraan dengan sistem lock dan sistem
antilock.
Jawab :
 Rem kendaraan dengan sistem lock adalah sistem rem yang dalam
menghentikan kendaraan dilakukan dengan cara membuat roda
berhenti berputar (lock) dengan memanfaatkan gaya gesek antara
ban yang lock dengan jalan untuk mengurangi kecepatan dari
kendaraan.
 Rem kendaraan dengan sistem anti lock (anti lock breaking system
= ABS) adalah sistem rem yang dalam menghentikan kendaraan
dilakukan dengan cara mempertahankan roda tidak lock atau dalam
keadaan slip tertentu dimana koefesien adhesi antara jalan dan ban
adalah paling besar sehingga jarak berhenti kendaraan lebih pendek
dan kendaraan masih tetap stabil walau direm pada saat kendaraan
berbelok.

2. Uraikan kekurangan yang ada pada rem kendaraan dengan sistem lock.
Jawab : Karena tekanan dari pedal rem seluruhnya di teruskan ke roda
secara tidak bertahap maka pada suatu saat roda bisa terkunci/lock
sehingga mobil/kendaraan bisa kehilangan kendali yang memungkinkan
terjadinya kecelakaan.
3. Uraikan kekurangan dan keunggulan dari rem kendaraan dengan sistem
antilock (ABS).
Jawab :
a) Kelebihan sistem Rem ABS
 Rem sangat pakem dan meyakinkan jika kendaraan berjalan
dipermukaan yang datar, atau diatas aspal.
 Roda kendaraan tidak akan terkunci saat melakukan pengereman.
 Kendaraan mudah dikendalikan saat mengerem secara mendadak.
 Pengereman Rem ABS lebih cepat dibanding dengan rem biasa.
 Pengereman semakin efektif dan tentunya tingkat kecelakaan
semakin kecil.
b) Kekurangan sistem Rem ABS
 Kendaraan sulit berhenti jika mengerem dijalan yang berkerilkil
atau tidak rata, jadi kendaraan sulit untuk berhenti secara optimal.
 Saat Rem basah atau jalan dijalan yang tidak rata, rem menjadi
tidak pakem dan kadang berbunyi menggeruk.
 Rem ABS dapat bekerja optimal jika kendaraan melewati jalan
yang beraspal atau jalan yang rata.
 Motor sulit digunakan untuk freestyle, misalnya Stoppie.

4. Jelaskan komponen utama dari sistem rem anti lock (ABS).


Jawab :
 Sensor putaran roda (wheel speed sensor)
Berfungsi untuk mendeteksi kecepatan putaran roda dan
mengirimkannya berupa sinyal ke modulator ABS.
 Modulator ABS
- Mengirimkan perintah penekanan ideal pada aktuator
pengontrol tekanan.
- Menerima informasi dari WSS.
- Sebagai self diagnosis, untuk pengirim sinyal pada lampu
indikator ABS tentang kondisi sistem ABS.
- Sebagai fail sage, untuk pengaman jika kegagalan pada sistem
ABS, maka rem tetap bekerja sebagai rem konvensional.
 Hidrolic Unit (Actuator ABS)
Berfungsi untuk mengatur tekanan hidrolis ideal setiap roda
berdasarkan perintah modulator ABS.
 Control Unit ABS
Berfungsi untuk menerima sinyal putaran ideal pada roda dan
memerintakhan modulator untuk memberi tekanan pengereman
lebih pada roda tersebut.

5. Uraikan secara jelas mengapa jika roda belakang lock duluan lebih bahaya
dibanding
Jawab : Jika roda depan lock duluan, pada saat kendaraan sedang berbelok.
Pada saat kendaraan sedang berbelok, alasan jika roda belakang lock
duluan lebih bahaya dibanding jika roda depan lock duluan karena
kendaraan akan kehilangan kestabilan dan kemampuan roda dalam
menahan gaya samping menjadi sangat kecil, sehingga jika ada gaya
samping, maka akan mengakibatkan yaw momen yang tak tertahan.
Akibat putaran yaw mobil bertambah maka momen bertambah dan
menaikkan percepatan yaw, jika putaran sudah mencapai 90o, lengan
momen berkurang dan akhirnya kendaraan berputar sampai 180o

6. Jelaskan Komponen-komponen yang dipakai pada TCS Braking Control


beserta fungsinya.
Jawab : Komponen-komponen TCS Braking Control
 Wheel speed Sensor (WSS)
Berfungsi untuk mendeteksi utaran roda
 ABS + TCS Control Unit
Berfungsi menerima dan mengkalkulasi sinyal-sinyal dari sensor
kemudian memerintah TCS modulator untuk memperbaiki
penyimpanannya.
 Modulator TCS
Berfungsi menerima perintah dari TCS Control Unit kemudian
memberi teknan pada roda yang slip.

7. Jelaskan mengapa kendaraan dengan ABS lebih aman direm pada saat
belok dibanding kendaraan yang memakai sistem rem lock.
Jawab : Kendaraan dengan ABS lebih aman direm pada saat belok
dibanding kendaraan yang memakai sistem rem lock karena saat roda
dalam posisi di lock tidak mampu menahan gaya ke samping, sehingga
akan berbahaya pada saat kendaraan belok atau roda yang lock.

8. Jelaskan apa fungsi dari Proportioning Control Valve.


Jawab : Proportioning Valve / Proportioning Control Valve adalah katub
yang berfungsi membagi tekanan pada roda depan dan menurunkan
tekanan hidrolis pada roda belakang secara tepat.

9. Uraikan apa yang dimaksud dengan ASR.


Jawab: ASR (Anti Slip Regulation) atau biasa disebut ETC (Electronic
Traksion Control) adalah teknik untuk menghindari slip pada roda
penggerak, akibat dari pengguanaan differensial bila salah satu roda
penggerak terjadi slip maka gaya penggerak mengalir hanya ke roda
penggerak yang slip saja akibatnya kendaraan tidak bisa jalan karena daya
dari mesin mengalir ke roda yang slip saja.

10. Uraikan apa yang dimaksud dengan jarak pengereman.


Jawab : jarak pengereman adalh suatu parameter kinerja pengereman yang
banyak dipakai untuk melihat secara keseluruhan kinerja dari pengereman
suatu kendaraan.

11. Bila diketahui gaya yang


diberikan pengemudi saat
mengerem yaitu 180 kg (F1 = 180 kg) dan jarak pedal dari
fulchrum adalah 30 cm (A = 30 cm) dan jarak push rod dari fulchrum
adalah 6 cm (B = 6 cm), diameter pada master silinder adalah 20 cm
(A2 = 20 cm), gaya pada silinder roda F3 = 360 kg, diamter silinder
roda A4 = 30 cm dan diamter silinder roda A5 = 10 cm. Maka hitunglah
:
a. F2 = ? ; c. F4 = ? ; dan
b. A3 = ? ; d. F5 = ?.
Jawab:
1) Hitung gaya yang ada di master 3) Kemudian kita cari gaya pada F4
silinder roda yaitu : dengan cara :
F2 = F1 x (A/B) F2/A2 = F4/A4
F2 = 180 x (30/6) F4 = (F2/A2) x A4
F2 = 180 x 5 = 900 kg F4 = (900/20) x 30
F4 = 45 x 30 = 1350 kg
2) Diameter pada A3 :
F2/A2 =F3/A3 4) Kemudian kita cari gaya pada F5
A3 = (F3/F2) x A2 dengan cara :
A3 = (360/900) x 20 F2/A2 = F5/A5
A3 = 0,4 x 20 = 8 cm F5 = (F2/A2) x A5
F5 = (900/20) x 10
F5 = 45 x 10 = 450 kg

12. Jelaskan alasan rem ABS sering digabungkan dengan sistem ASR.
Jawab : Alasan rem ABS sering digabungkan dengan sistem ASR adalah
untuk menghindari terjadinya spin atau slip saat kendaraan melakukan
percepatan serta untuk menjamin terjadinya gaya dorong yang maksimum
pada semua roda penggerak.

13. Jelaskan fungsi dari VSA.


Jawab : VSA/ Vehicle Stability Assist berfungsi sebagai pengoptimal arah
kendaraan agar berbelok dengan baik dalam kondisi jalan licin atau melaju
cepat pada belokan yang memengaruhi traksi ban pada jalan.

14. Jelaskan cara kerja dari VSA.


a. Jawab : Cara Kerja VSA/VSC
 Saat terjadi over-steer
Saat kendaraan mulai terjadi over steer, sensor yang memberitahu
VSA/VSC sistem tentang apa yang sedang dilakukan kendaraan
adalah :
- Yaw rate sensor
- Steering angle sensor
- Wheel speed sensor

Komputer memperhitungkan dan membandingkan antara arah mobil


yang diinginkan driver ketika menikung (target yaw rate), besar
putaran kemudi, kecepatan setiap roda kendaraan dan arah aktual
mobil. Jika mobil menikung melebihi keinginan driver, ban sebelah
luar (outer tires) diperlambat dengan menambah daya pengereman
untuk menghindari excess turn.

 Saat terjadi under-steer


Saat kendaraan mulai terjadi under-steer, sensor yang bekerja
memberi tahu tentang apa yang terjadi pada kendaraan adalah :
- Steering angle sensor
- Yaw rate sensor
- Wheel speed sensor
Komputer memperhitungkan dan membandingkan antara arah mobil
yang diinginkan driver ketika menikung (yaw rate), sudut putaran
kemudi, kecepatan setiap roda kendaraan dan arah aktual mobil. Jika
mobil menikung kurang dari keinginan driver, maka tandem throttle
akan mengurangi output kendaraan dan ban sebelah dalam (inner
tires) diperlambat dengan menambah daya pengereman untuk
membantu mobil menikung mulus.
15. Sebutkan dan jelaskan fungsi Komponen Sistem VSA/VSC.
Jawab :
 Steering Angle Sensor
Steering Angle Sensor berfungsi mendeteksi putaran dari steering
shaft dan menghitung putaran dari steering angle.
 Wheel Speed sensor
Wheel Speed sensor berfungsi mengukur kecepatan masing-masing
roda saat kendaraan melaju
 Yaw rate sensor
Yaw rate sensor berfungsi mengirim informasi tentang seberapa
cepat perubahan arah kendaraan ke ECU
 VSA/VSC off switch
VSA/VSC off switch berfungsi untuk menonaktifkan sistem
VSA/VSC jika tidak diinginkan, karena sistem VSA/VSC selalu
aktif pada kendaraan.
 Tandem Throttel
Tandem Throttel berfungsi menguasai dan mengontrol tingkat dari
output putaran mesin pada saat terjadi slip, agar kendaraan dapat di
kontrol secara stabil.
 VSA/VSC modulator
VSA/VSC modulator berfungsi memodulasi kedua kaliper di sisi kiri
maupun kanan untuk mengoreksi over-steer dan under-steer.
 VSA/VSC indikator
VSA/VSC indikator berfungsi memberitahu kepada pengguna
apakah sistem bekerja, bermasalah, atau off.
 ECM
Memberikan perintah dan menerima sinyal dari komponen
pendukung sistem VSA/VSC seperti sensor-sensor dan VSA/VSC
modulator.

16.

DAFTAR RUJUKAN

Antara, I. L. N. 2018. Analisis Gangguan Sistem Rem Pada Mobil Daihatsu Xenia
Serta Penanganannya. Jurnal Logic, 18 (1). Dari
http://ojs.pnb.ac.id/index.php/LOGIC/article/view/792/591

Wijaya, H. 2014. Makalah Sistem Rem. (Online).


(https://www.academia.edu/10289974/Makalah_Sistem_Rem), diakses 15
Oktober 2018.
Sulistyo, E. A. 2014. Studi Perbandingan Karakteristik Mekanik Dua Produk
Sepatu Rem Komposit Kereta Api, Doctoral dissertation, Universitas
Gadjah Mada. Dari
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Pen
elitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=69438&is_local=1
Pamungkas, C. 2014. Makalah Sistem Rem. (Online).
(https://www.academia.edu/17140229/SISTEM-REM), diakses 15
Oktober 2018.
Intang, A. 2016. Studi Pengaruh Tekanan Pengereman Dan Kecepatan Putar Roda
Terhadap Parameter Pengereman Pada Rem Cakram Dengan Berbasis
Variasu Kanvas Flywheel: Jurnal Teknik Mesin Untirta, (1).
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl/article/view/716
Nugraha, S. W. S. 2011. Pengaruh Sistem Rem Cakram Ganda Hasil Modifikasi
dan Variasi Kecepatan terhadap Efisiensi Pengereman pada Sepeda
Motor. Doctoral dissertation, Universitas Swbelas Maret. Dari
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://eprints
.uns.ac.id/6066/1/210181111201105361.pdf&ved=2ahUKEwj-
rPWCrKreAhWLYo8KHZ5MAeEQFjACegQIBBAB&usg=AOvVaw3Rh
9x75-0VHV7u3QswhfKr
Chou, M., Xia, X., & Kayser, C. 2007. Modelling and model validation of heavy-
haul trains equipped with electronically controlled pneumatic brake
systems. Control Engineering Practice, 15 (4), 501-509. Dari
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ieeecss.
org/CSM/library/2011/aug2011/w09-
ApplicationsOfControl.pdf&ved=2ahUKEwilqJPcrKreAhWKq48KHcwU
CDEQFjAAegQIABAB&usg=AOvVaw1ME2XaW2u1RFDgH4FfeDpz&
cshid=1540771457583
Mortimer, R. G. (1974). Foot brake pedal force capability of
drivers. Ergonomics, 17(4), 509-513. Dari
https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00140137408931381
Hartono, H. P., & Dewanto, J. 2018. Perancangan Rem Parkir Elektrik Pada
Toyota Rush. Mechanova, 3.
Darihttp://publication.petra.ac.id/index.php/teknik-
mesin/article/view/6751
Pujiono, A. 2018. Pembuatan Stand Rem Cakram Pada Mini Truck Dengan Mesin
Penggerak Diesel 5 PK. Surya Teknika: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 2(1).
Dari
http://ejournal.politeknikmuhpkl.ac.id/index.php/surya_teknika/article/v
iew/198.
Refdyni, D. 2017. Perawatan Sistem Transmisi Pada Mobil Toyota Fortuner
2TR-FE A340E (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Padang). Dari
http://repo.polinpdg.ac.id/1944/.
Shi, S. 2016. Automobile Brake
System.https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https:
//www.theseus.fi/bitstream/handle/10024/111425/Shi%2520Shenshen%
2520Thesis%2520AUTOMOBILE%2520BRAKE%2520SYSTEM.pdf%3Fseque
nce%3D1&ved=2ahUKEwiXo4jArqreAhVHo48KHadwCcoQFjAAegQIAxAB&
usg=AOvVaw3fc7-Nds_5lLgSf3bocOp3 . Savonia University of Applied
Science.
Abhang, S. R., & Bhaskar, D. P. 2014. Design and Analysis of Disc
brake. International Journal of Engineering Trends and Technology, 8(4),
165-167. Dari
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ijettjo
urnal.org/volume-8/number-4/IJETT-
V8P231.pdf&ved=2ahUKEwiIoIHwr6reAhXIfH0KHf1dCPYQFjAAegQIABAB
&usg=AOvVaw2dAZgb0kLO61DCQ4cAimKU.
Mulyadi, M., Ismail, I., Suparjo, S., & Yunus, M. 2018. Analisa Pengaruh Pegas
Pada Master Silinder Bagian Atas Terhadap Fungsi Pengereman Sistem
Rem Two-Leading. AUSTENIT, 10(1). Dari
http://www.jurnal.polsri.ac.id/index.php/austenit/article/view/873
Rifandhy, R., Sugiarto, B. B., & Sofian, H. N. 2018. Sistem Hidrolik Rem Ganda
Dengan Simulasi. Jurnal Teknik Mesin, 2(2). Dari
https://journal.akprind.ac.id/index.php/mesin/article/view/1237.
Chen, P., Wu, J., Zhao, J., He, R., Liu, H., & Yang, C. 2018. Design and Power
Assisted Braking Control of a Novel Electromechanical Brake
Booster (No. 2018-01-0762). SAE Technical Paper. Dari
https://www.sae.org/publications/technical-papers/content/2018-01-0812/
Qomaruddin, Q., & Hidayat, T. 2016. Analisa Gaya Sistem Rem Depan Daihatsu
Xenia Tipe R Tahun 2012. Prosiding SNATIF, 151-158. Dari
http://jurnal.umk.ac.id/index.php/SNA/article/view/642.
Najamudin, N. 2017. Modifikasi Anti-Lock Breaking System Menggunakan
Pengatur Tekanan Pneumatik. Penelitian Mandiri Universitas Bandar
Lampung. Dari http://artikel.ubl.ac.id/index.php/LIT/article/viewFile/573/
1167
Adsyar, F. 2016. Prinsip Kerja Simulasi Sistem Pengereman. Doctoral
dissertation, Politeknik Negeri Padang. Dari
http://repo.polinpdg.ac.id/2525/
Aji, I. S., Abdulrahman, S. A., & Odigwe, O. V. (2015). Assessment Of Neem
Seed Oil For Use As Brake Fluid. Assessment, 6. Dari
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.u
nimaid.edu.ng/oer/Journals-
oer/Engineering/Vol%25206%2520Dec%25202015/8%2520Aji%2520Ass
esssment%2520of%2520Neem%2520seed%2520oil%2520break.pdf&ved
=2ahUKEwjXzq_Cs6reAhUQTY8KHRk4CyUQFjAAegQIBBAB&usg=
AOvVaw2TnFr3RX3-arWoP1x2K1Lx
Wibowo, W., Zakaria, Z., EJ, W., Triyono, T., & Muhayat, N. (2015). Investigasi
Rem Anti-Lock Brake System (ABS) Dengan Penambahan Komponen
Penggetar Solenoid. Dari http://eprints.ulm.ac.id/806/.
Wang, J., Luo, Z., Wang, Y., Yang, B., & Assadian, F. (2018). Coordination
Control of Differential Drive Assist Steering and Vehicle Stability Control
for Four-Wheel-Independent-Drive EV. IEEE Transactions on Vehicular
Technology. Dari https://ieeexplore.ieee.org/abstract/document/8477175/.
Rozaqi, L., & Rijanto, E. (2015). Analysis Of Braking Dynamis Using Linearized
Quarter Vehicle Model. Dari
https://www.researchgate.net/publication/251630785_Surface_predictio
n_and_control_algorithms_for_anti-lock_brake_system

KELOMPOK 10
Erlangga Aditama Nugraha 180513626580

Faisal Nur Saifudin 180513626549

Jannet Alfafa 180513626524

S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

Anda mungkin juga menyukai