4 Shock Absorber
Hanger spring adalah penghubung antara arm dengan chasis agar bias
bergerak dengan fleksibel. Penggunaan hanger spring hanya berlaku pada system
suspensi udara dengan dua air spring pada satu axle, akan tetapi untuk system
suspensi udara dengan empat air spring pada satu axle menggunakan cross
member yang terhubung dan membentuk segi empat sehingga di setiap sudutnya
dipasangi air spring dan system suspensi udara yang digunakan pada bus-bus
Volvo.
Tugas Akhir 9
Gambar 2.5 sistem suspensi udara dengan empat air spring
Fungsi lateral rod pada system suspensi udara sama seperti pada supensi
lainnya yaitu menjaga axle agar stabil terhadap gaya dari samping, akan tetapi
lateral rod pada system suspensi udara terikat antara axle dengan frame.
2.2.5 U Bolt
U Bolt pada system suspensi udara berfungsi mengikat axle dengan arm
suspensi udara, karena load sensing mendeteksi beban yang terjadi di air spring
Tugas Akhir 10
udara dari tangki / kompresor agar tekanan udara dan ketinggian body kendaraan
Selain memberikan input data ke ECU air suspension, load sensing juga
memberikan input data pada ECU rem, hal ini bertujuanuntuk menyesuaikan
dengan cara menambahkan tekanan udara pada air spring, boogy lift adalah
sebuah alat yang memiliki prinsip kerja seperti solenoid yang dipakai pada system
Fungsinya hampir sama dengan load sensing, akan tetapi VHC hanya
memberikan input pada katup pengaturan agar tekanan udara bisa disesuaikan
pada saat menerima beban kemudian katup akan terbukan dan tekanan udara dari
kompresor ditambah.
Tugas Akhir 11
2.2.9 Electronic Control Unit
Biasa disingkat ECU, alat ini berfungsi untuk mengatur segala aktivitas
system suspensi udara, karena di ECU ini akan mengatur supply udara dari
2.2. 10 Kompresor
kompresor yang juga digunakan untuk system rem, system pneumatic dan seluruh
air system yangada pada sebuah kendaraan. Kompresor ini memiliki kapasitas
Tugas Akhir 12
2.2.11 Air Tank
perubahan putaran mesin. Untuk mengatasi masalah ini maka dibuat tangki udara
yang berfungsi menyimpan udara bertekanan dan menjaga pada tekanan tertentu.
ECAS atau biasa disebut remote control unit adalah alat untuk mengontrol
medan yang tidak normal (off road). ECAS biasanya terpasang pada cabin dekat
kendaraan. ECAS ada dua macam yaitu digital dan analog, umumnya ECAS yang
Tugas Akhir 13
Gambar 2.10 Electronically Controler Air Suspension
otomatis ECU membuka katup yang ada di tangki untuk menambah tekanan.
mengatur masuk dan keluarnya udara yang digunakan untuk mengisi air bellow.
Keberadaan leveling valve hampir sama dengan load sensing, tapi leveling valve
hanya mengatur tekanan dalam air bellow saja, tidak untuk system rem.
Tugas Akhir 14
2.3 Jenis-Jenis Sistem Suspensi Udara
Sama seperti system suspensi dengan pegas baja, system suspensi udara
juga memiliki berbagai tipe yang aplikasinya disesuaikan dengan medan yang
ditempuh dan beban yang diterima oleh sebuah kendaran adapun jenis jenisnya
1 2
3 4
Tugas Akhir 15
Keterangan Gambar 2.12
ringan
pada air suspension. Umumnya air bellow yang digunakan pada sebuah bus
berjumlah enam buah dengan distribusi dibelakang empat dan didepan dua,
seperti yang terlihat pada gambar dibawah pada sebuah sistem suspensi udara
terdiri dari tiga buah tangki udara, dua untuk sistem suspensi belakang dan satu
untuk sistem suspensi depan, ketiganya terpantau oleh ECU dan dikendalikan
oleh remote controller dan distributor untuk setiap dua air bellow
Tugas Akhir 16
Gambar 2.13 Rangkaian Sistem Suspensi Udara
Selain system diatas suspensi udara ada juga yang sistemnya hanya terpasang
udara, penting bagi kita untuk mengetahui prinsip dasar kerja suspensi udara.
Pada dasarnya system suspensi udara menggunakan dasar hukum pascal yang
( F = P x A).................................................. (1)
Tugas Akhir 17
Sedangkan prinsip kerjanya hampir sama dengan prinsip kerja rangkaian
udara. Lifting bellow adalah sebuah silinder / actuator karet yang dapat berubah
bentuk berdasarkan tekanan udara yang dimasukan, dengan daya maksimum pada
compressor akan ditentukan oleh tkana udara dan luas penampang air bellow.
Tekanan operasi dalam system suspensi udara biasanya sekitar ; 10 bar adalah
tekanan yang tipikal dan tekanan sebesar itu dapat mengangkat beban 10 kg/cm2
untuk mengangkat beban 2000 kg. oleh sebab itu , pada system suspensi udara
dipasang empat buah air bellow di roda belakang dan dua buah air bellow diroda
depan.
denhan cara yang serupa ke ekuivalen hidroliknya. Salah satu perbedaan penting
muncul dari kenyataan sederhana bahwa jika pada system pneumatic udara yang
telah dipakai dilepas ke atmosfer. Pada system suspensi udara, udara yang ada
diair bellow dikembalikan ke tangki melalui leveling valve, dan hal ini membuat
Sedangkan untuk pasokan udara ke tangki dan air bellow didapat dari
kompessor, dengan menghisap udara dari atmosfer lewat filter udara dan dinaikan
ke tekanan yang dibutuhkan oleh system, biasanya compressor ini digerakan oleh
poros engkol. Temperature udara dinaikan cukup banyak oleh compressor ini.
Udar juga mengandung udap air dalam jumlah besar. Sebelum dapat digunakan,
Tugas Akhir 18
udara harus dilengkapioleh sebuah sebuah unit pendingin dan pengolah udara,
gerakan / respon air bellow yang lambat bila katup pada leveling valve terbuka
dan hal inilah yang membuat penting peran tangki dalam sebuah system
Tekana yang terjadi dalam suatu fluida bila fluida tersebut dikenai suatu
gaya. Pada gambar 2.14 sebuah gaya diberikan pada fluida tertutup lewat sebuah
piston yang dalam suspensi udara di analogikan sebagai beban yang diterima dari
Tugas Akhir 19
body kendaraan dengan luasan A sesuai dengan diameter air bellow. Ini
maka tekanan akan naik disesuaikan oleh leveling valve secara proporsional.
Namun masih kurang jelas apakah megurangi luasan piston juga akan menaikan
tekanan. Tekanan dalam fluida dengan demikian dapat didefinisikan sebagai gaya
Dari persamaan diatas kita dapat mengetahui tekanan yang terjadi pada air bellow
F = 2000 kg
A = 0,125 m2
P=F/A
P = 20000 / 0,125
= 160000 N / m2
tekanan berbeda yang biasanya digunakan. Akan tetapi dalam system SI biasanya
Tugas Akhir 20
2.7 Prinsip Kerja Sistem Suspensi Udara Berdasarkan Teori Pegas
Pada prinsipnya cara kerja system suspensi udara sama seperti system
suspensi lain pada umumnya. Akan tetapi fungsi pegas pada system suspensi
Sebelum kita mengetahui teori pegas pada air spring, perlu kita
mengetahui cara kerja pegas konvensional pada suspensi yang umum digunakan
cengkram roda terhadap permukaan jalan. Suspensi terdiri dari pegas, shock
menjadi suspensi tipe rigid (rigid axle) dan tipe bebas (independent suspension).
sebagai berikut:
Tugas Akhir 21
Selama berjalan kendaraaan secara bersama-sama dengan roda, menyerap
Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body
dan roda-roda.
yang tidak
Adapun teori untuk pegas daun yang umum digunakan pada kendaraan
garis lurus. Variabel yang digunakan untuk menguraikan gerak translasi adalah
Tugas Akhir 22
menyatakan bahwa penjumlahan aljabar dan gaya yang terjadi pada suatu benda
kaku pada arah yang diberikan sama dengan hasil kali massa benda dan
dengan M menyatakan massa dan a adalah percepatan pada arah yang. dimaksud.
Untuk gerak translasi, elemen sistem berikut biasanya terlibat I. Massa. Massa
W
M = g ………………………...……. (4)
dengan g adalah percepatan jaluh bebas suaiu benda terhadap grafitasi g =9,8066
Gambar 2.16 mcngilustrasikan situasi dengan suatu gaya bereaksi pada suspensi
kendaraan
Pegas linear dapat berupa suatu model dari pegas atau suatu belitan kabel atau
ban. Pada umumnya, pegas dianggap sebagai elemen yang menyimpan energi
Tugas Akhir 23
k
n ............................................... (6)
m
m = n .K 2 .............................................. (7)
Ketika terjadi gerakan atau kecenderungan bergerak antara dua elemen fisis, maka
terdapat gaya gesek. Gaya gesek yang ditemui pada sistem fisis merupakan gejala
alami yang nonlinear. Karakteristik gaya gesekan antara dua permukaan yang
penjabaran matematis yang pasti dari gay;a gesekan sulit. Tiga jenis gesekan yang
berbeda sering digunakan pada sistem. praktis: gesekan viskos, gesekan statik, dan
gesekan Coulomb.
Tugas Akhir 24
Gambar 2.17 Daspot untuk gesekan viskos
1. Gesekan viskos
Gesekan viskos menyalakan suatu gaya perlambat yaitu suatu hubungiin linear
antara gaya yang diterapkan dan kecepatan. Diagram skematik elemen untuk
dy (t )
f(t)=B …………………… (8)
dt
Gambar 2.17 menunjukkan hubungan fungsional antara gaya gesekan viskos dan
kecepatan.
2. Gesekan statik
dengan ekspesi.
yang diartikan sebagai suatu gaya gesek yang hanya ada kelika benda diam tetapi
Tugas Akhir 25
arah gerak atau arah awal kecepalan. Hubungan gaya kecepatan dari gesekan
statik. Perhalikan bahwa ketika saat gerakan dimula , gaya gesekan stalik
Pada sub bab diatas telah dijelaskan tentang kerja suspensi secara umum
berdasarkan teori getaran. Dapat kita ketahui kekuatan dari sebuah pegas daun
atau pegas ulir didapat dari bahan pegas dan dimensi yang digunakan dalam
pemakaiannnya dan ini merupakan parameter kinerja suspensi konvesional dan ini
sedangkan pada sistem suspensi udara kekuatan air bellow didapat dari
kompresibilitas fluda, dalam hal ini adalah udara. Kompresibilitas itu sendiri
adalah perubahan volume zat akibat perubahan tekanan yang dialami. Perubahan
1 dW
p [ KN / m 2 ] .................................... (11)
W dP
1 dp
K [ KN/m2]……… …………….. (12)
p d
Tugas Akhir 26
Harga ( K ) sedikit terpengaruh oleh ( T ) dan ( p ).
Sedangkan kekuatan air bellow dalam menahan beban didapat dari rumus dasar
hokum pascal:
Tugas Akhir 27
BAB III
METODOLOGI ANALISA
Analisis Analisis
Perbandingan
Kesimpulan
Tugas Akhir 28
Urutan analisa pada gambar 3.1 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
merek bus bersuspensi udara, maka ditentukan dua bus yang akan
Mencari data bus volvo; pencarian data yang akan diolah penulis, hal
Indotruck Utama.
Mencari data bus scania; pencarian data yang akan diolah penulis, hal
ini dilakukan melalui berbagai cara, data utama didapat dari PT United
Tractors.
Analisis; data suspensi udara dari dua bus tersebut diolah sesuai
suspensi udara.
sebagai berikut:
F = P . A …………………………….. (1)
Tugas Akhir 29
3.2.2 Model Matematis yang digunakan untuk menghitung kompresibilitas
1 dp
K [ KN/m2]………….…………… (2)
p d
setelah kita mengetahui apa yang dimaksud suspensi udara, kini saatnya
mengetahui bus apa saja yang menggunakan suspensi udara. Dalam dunia
chasis bus sendiri, dalam hal ini merek yang menggunakan suspensi
udara buatan pabrik baru ada tiga yaitu Scania, Man, Volvo
Tugas Akhir 30
Bus Volvo B7R
Drive 4x2
Net Output (HP) 213 kW (290 hp) pada putaran 2200 rpm
Depan : 296
Diameter Suspensi Udara
Belakang : 290
Depan: 75 mm
Diameter Peredam Kejut
Belakang : 75 mm
Depan : 10000 kg
Beban poros
Belakang : 8000 kg
Tugas Akhir 31
3.4.2 Scania K124i
Model K 1241IB-4x2-360
Drive 4x2
Transmisi retarder
Depan : 290 mm
Diameter Suspensi Udara
Belakang : 280 mm
Depan : 70 mm
Diameter Peredam Kejut
Belakang : 70 mm
Depan : 10000 kg
Beban poros
Belakang : 15000 kg
Tugas Akhir 32
3.5 Tujuan Analisa
Tujuan analisa ini adalah untuk mengetahui prestasi dari system suspensi
udara pada dua unit bus yang berbeda dengan suspensi asli rancangan pabrik.
yaitu air spring dan shock absorber. Dari sini kita bisa dapatkan kekuatan suspensi
dibandingkan dengan berat kendaraan dan hasil dari analisa ini adalah
hasil analisa terhadap karakteristik hasil analisa yang didapat. Fasilitas yang
b. kamera digital.
Tugas Akhir 33
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN
Pada bab ini akan membahas hasil pengamatan, contoh perhitungan dan
diIndonesia.
4.1 Perhitungan
yang diambil dari bus volvo dan scania yang beroperasi di Indonesia dengan data
Tugas Akhir 34
Depan : 296
Diameter Suspensi Udara
Belakang : 290
Depan: 75 mm
Diameter Peredam Kejut
Belakang : 75 mm
Depan : 8000 kg
Beban poros
Belakang : 10000 kg
dari data diatas kita bisa dapatkan kekuatan suspensi udara berdasarkan
Diketahui
Belakang : 290 mm ( 29 cm )
: . 0.2962
0.275 m2
Belakang : . 0.292
0.264 m2
Tugas Akhir 35
Kemudian dengan luas seperti diatas maka didapat kapasitas air
= 194040 N . 2 Buah
= 388080 N
Belakang F=P.A
= 745113,6 N
Seperti yang telah dibahasa pada BAB II, kompresibilitas itu sendiri
adalah perubahan volume zat akibat perubahan tekanan yang dialami. Perubahan
1 dW
p [ KN / m 2 ]
W dP
Tugas Akhir 36
Tanda ( – ) karena kenaikan tekanan mengakibatkan kerutnya volume. Kebalikan
1 dp
K [ KN/m2]
p d
Untuk kondisi pada suspensi volvo yang kita bahas saat ini maka didapat
1 78400
Suspensi Depan p=- .................................... (3)
78400 705600
= - 0.00001275 . 0.11
= 0,000001467 N /m2
1 1
K= = .................................... (4)
p 0.000001467
= 6,77506 KN/m2
1 98000
Suspensi Belakang p=-
98000 705600
= - 0,0000102 . 0,138
= 0,000001416 N/m2
Tugas Akhir 37
1 1
K= =
p 0.0000138
= 7,05882 KN/m2
kapasaitas air bellow dengan GVW dari sebuah bus Volvo adalah sebagai
berikut
Belakang
176400 N: 1133193,6
1 : 6,49
Tugas Akhir 38
4.1.2 Perhitungan suspensi Scania
Depan : 290
Diameter Suspensi Udara
Belakang : 280
Depan: 70 mm
Diameter Peredam Kejut
Belakang : 70 mm
Depan : 10000 kg
Beban poros
Belakang : 15000 kg
dari data diatas kita bisa dapatkan kekuatan suspensi udara berdasarkan
Tugas Akhir 39
Diketahui
Belakang : 280 mm ( 28 cm )
Depan : . R2
: . 0.292
0.264 m2
Belakang : . 0.282
0.246 m2
Depan F= P.A
= 191452,8 N. 2 Buah
= 382905,6 N
Belakang F=P.A
= 178399,2 N .4 Buah
= 713596,8 N
Tugas Akhir 40
4.1.2.2 Perhitungan konstanta air spring ( kompressibilitas udara)
Seperti yang telah dibahasa pada BAB II, kompresibilitas itu sendiri
1 dW
p [ KN / m 2 ]
W dP
ELASTICITY ) :
1 dp
K [ KN/m2]
p d
Untuk kondisi pada suspensi scania yang kita bahas saat ini maka didapat
1 98000
Suspensi Depan p=-
98000 725200
= - 0.0000102 . 0.135
= 0,1377 KN/m2
Tugas Akhir 41
1 1
K= =
p 0.135
= 7,25925 KN/m2
1 147000
Suspensi Belakang p=-
147000 725200
= - 0,0000068027 . 0,2027
= 0,13789 KN / m2
1 1
K= =
p 0.13789
= 7,25211 KN/m2
kendaraan
kapasaitas air bellow dengan GVW dari sebuah bus Volvo adalah sebagai
berikut
Belakang
245000 N: 1096502,4 N
1 : 4,475
Tugas Akhir 42
Gambar 4.2 Air Bellow Scania K124i
Dari data yang telah didapat dari sub bab diatas, kali ini kita lakukan
perhitungan yang mensimulasikan kerja suspensi kondisi jalan yang ada dengan
kita akan mencari defleksi / langkah gerakan suspensi yang terjadi X & Y=?
vX 1000 1
2f 2 ( ) 0,290889 v rad/s
3600 6
K 691694
n = = =6,19 rad/s
M 18000
Tugas Akhir 43
Dan frekwensi rasionya
5,81778
r= = = 0,9398
n 6,19
dari persamaan diatas kita bisa dapatkan defleksi suspensi X & Y dengan
1 1
X 1 (2. .r ) 2
1 (2.0,5.0.9398) 2
2 2
Y (1 r 2 ) 2 (2.r ) 2 (1 0,9398 ) (2.0,5.0,9398)
2 2 2
X = 0,65202
Y = 0,09 . X = 0,05868
vX 1000 1
2f 2 ( ) 0,290889 v rad/s
3600 6
K 725568
n = = =5,38 rad/s
M 25000
5,81778
r= = = 1,08
n 5,38
dari persamaan diatas kita bisa dapatkan defleksi suspensi X & Y dengan
1 1
X 1 (2. .r ) 2 1 (2.0,5.1,08) 2
2 2
Y (1 r 2 ) 2 (2.r ) 2 (1 1,08 ) (2.0,5.1,08)
2 2 2
Tugas Akhir 44
X = 1,346948
Y = 0,09 . X = 0,1212
Dari perhitungan diatas maka kita dapatkan data perbandingan pada tabel
dibawah ini
Depan ( K)
Komprebilitas Udara pada Air Bellow Blkg 7,05882 KN/m2 7,25211 KN/m2
( K)
(X)
beban GVW
Tugas Akhir 45
4.4 Batas Kenyamanan
Dari data diatas, untuk kedua armada yang diperbandingkan, pada perbandingan
GVW : Kekuatan air bellow diatas 1:4, untuk mendapatkan kenyamanan dan
Tugas Akhir 46
BABV
saran.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa perbandingan terhadap kekuatan air bellow bus Volvo B7R
3. Ukuran Air Bellow untuk scania semestinya harus lebih besar dari yang
ada
Tugas Akhir 47
4. untuk air bellow Volvo K124i dapat dikatakan lebih baik jika melihat
5. Dengan Nilai perbandingan kekuatan air bellow dan beban GVW yang
lebih besar dapat diprediksikan air bellow Volvo B7R lebih lama
6. Perbandingan ini sama- sama dilakukan pada bus kelas eksekutif dengan
1. Perlu dilakukan penelttian lebih lanjut dalam memilih armada bus suspensi
2. Perlu dikaji kembali tentang perbandingan suspensi udara yang yang lebih
Tugas Akhir 48
DAFTAR PUSTAKA
Tugas Akhir 49