Anda di halaman 1dari 78

777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

TOPIK 5
SISTEM UDARA & cREM

Pendahuluan

Pada terdapat dua (sistem pengereman) yang ter-


pisah, yaitu / dan / .

Sistem kerja / adalah (aktif karena gaya ) dan


(dinonaktifkan secara hidrolis/oleh tekanan oli). Sementara sistem kerja
/ adalah (aktif karena adanya tekanan oli) oleh
.

juga dilengkapi dengan (sistem udara). yang di-


putar oleh akan menghasilkan udara bertekanan dan akan mengisi tiga buah tangki.
Udara dari tangki menyediakan energi untuk berbagai fungsi, yaitu:
• dan
• dan
• Klakson, kursi operator dan pembersih kabin
• untuk
• untuk

Training Center Cileungsi 257


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.2

Gambar di atas memperlihatkan pilihan lain untuk rem depan yakni menggunakan oil cooled
front brake assembly untuk 777D Update Off-Highway Truck. Rem depan jenis ini juga ter-
bebas dari lingkungan luar dan bebas penyetelan. Oli akan terus mengalir melalui brake disc
untuk pendinginan.

Piston (warna kuning) digunakan untuk mengaktifkan service/retarder brake. Rem depan
jenis ini tidak memiliki piston kedua untuk parking/secondary brake.

Saat melepas wheel untuk perbaikan, plug kecil disebelah kiri bawah harus dilepas (brake
assembly dilengkapi dengan dua plug yang mirip). Dua buah baut ukuran 3/8 inch harus di-
pasang pada tempat plug untuk menahan brake disc dan plate pada posisinya saat wheel
dilepas. Jika baut 3/8 inch tidak dipasang, disc dan plate akan bergeser dari posisinya pada
saat pemasangan dan pelurusan gigi pada disc dan plate dengan spline pada stationary ring
dan wheel saat pemasangan akan sangat sulit dilakukan.

Training Center Cileungsi 259


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.3

Air Charging System schematic

Skematik di atas menunjukkan aliran udara pada air charging system. Udara mengalir dari
air compressor, melalui air dryer, menuju service dan retarder brake tank.

Udara dari service dan retarder brake tank masuk ke pressure protection valve. Saat
tekanan pada service retarder tank mencapai 550 kPa (80 psi), pressure protection valve
akan mengalirkan udara menuju parking dan secondary brake tank dan accessory circuit
(klakson dan kursi operator).

Semua tangki memiliki check valve pada air supply port untuk mencegah hilangnya udara
jika terjadi kebocoran pada daerah upstream dari tangki.

Air system pressure sensor mengirimkan signal input ke Caterpillar Monitoring System, yang
akan menginformasikan ke operator jika tekanan air system rendah.

Training Center Cileungsi 260


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.4

Air Charging System

Air system dipasok oleh air compressor yang berada di depan engine.

1. Air compressor governor

Tekanan sistem dikontrol oleh governor (1). Governor akan menjaga tekanan sistem antara
660 sampai 830 kpa (95 sampai 120 psi).

Nilai setting governor dapat disetel menggunakan screw di bawah cover governor. Putar
screw adjustment ke luar untuk menaikan tekanan dan putar adjustment screw ke dalam
untuk menurunkan tekanan.

2. Regulator untuk tekanan air supply

Suplay udara untuk compressor mengalir dari aftercooler housing ke air compressor melalui
pressure regulator (2). Pressure regulator membatasi tekanan suplay sebesar 70 kpa (10
psi). Dengan menurunkan tekanan udara menuju air compressor maka akan menurunkan
maximum cylinder pressure yang dihasilkan di dalam air compressor, yang pada akhirnya
akan menurunkan suhu air compressor dan akan meningkatkan usia pakai air compressor.

Air compressor yang menerima pasokan udara langsung dari luar (tekanan atmosfer) tidak
memerlukan pressure regulator.

Training Center Cileungsi 261


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.5

Gambar diatas menunjukkan gambar belahan dari air compressor yang dilengkapi dengan 2
buah piston saat siklus charging (pengisian).

Saat piston bergerak turun, kevakuman pada cylinder menyebabkan inlet valve membuka
dan udara diisap kedalam cylinder. Saat piston bergerak naik, tekanan udara dan spring men
jaga agar inlet valve untuk piston tersebut menutup. Begitu piston mulai bergerak turun lagi,
tekanan pada outlet port dan spring akan membuat outlet valve menutup.

Training Center Cileungsi 262


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.6

Gambar diatas menunjukkan gambar belahan dari air compressor yang dilengkapi dengan 2
buah piston saat siklus UNLOADED (tidak melakukan pengisian).

Bila tekanan udara pada reservoir (tangki penampung) meningkat mencapai nilai tekanan
maksimal atau cut-out dari governor, governor akan mengalirkan udara bertekanan tinggi
menuju ruangan dibawah unloader piston. Tekanan ini akan mendorong unloader piston naik
dan menahan inlet valve dalam posisi membuka. Dengan posisi inlet valve membuka, udara
akan mengalir dari cylinder satu menuju cylinder lainnya. Dengan demikian, udara tidak akan
keluar dari air compressor menuju sistem apabila tekanan telah mencapai nilai setting cut-
out dari governor.

Bila tekanan pada air reservoir turun mencapai nilai setting tekanan minimal atau "cut-in" dari
governor, udara pada ruangan dibawah unloader piston akan keluar melalui exhaust valve
pada governor. Spring dan bracket untuk unloader piston mendorong unloader piston ke
bawah. Dengan terdorongnya unloader piston kebawah, inlet valve akan membuka dan
menutup dengan normal dan compressor akan mengirimkan kembali udara ke sistem.

Training Center Cileungsi 263


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.7

Gambar diatas memperlihatkan gambar belahan dari air compressor governor saat siklus
CHARGING (cut-in) dan UNLOADED (cut-out).

Saat siklus pengisian (charging), udara dikeluarkan dari air compressor unloader piston dan
air dryer purge valve melalui exhaust stem dan exhaust port pada governor.

Saat tekanan udara meningkat mencapai setting maksimal (cut-out), tekanan udara dari air
reservoir akan menggerakkan piston keatas melawan gaya spring. Saat piston bergerak ke-
atas, adjustment screw mendorong melawan inlet dan exhaust valve dan menutup saluran
exhaust stem. Dengan exhaust stem yang menutup memungkinkan tekanan sistem meng-
alir dari governor menuju air compressor unloader piston dan air dryer purge valve.

Governor akan bertahan pada posisi cut-out sampai tekanan sistem turun mencapai tekanan
cut-in. Pada tekanan cut-in, piston akan bergerak menjauhi adjustment screw dan inlet dan
exhaust valve membuka saluran exhaust stem. Udara dikeluarkan dari air compressor un-
loader piston dan air dryer purge valve melalui exhaust stem dan exhaust port pada
governor.

Training Center Cileungsi 264


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.8

1. Air dryer

Udara mengalir dari air compressor ke air dryer (1) yang berada di sebelah dalam roda kiri.
Air dryer membuang kontaminasi dan kelembaban dari air system. kondisi dari desiccant
pada air dryer harus diperiksa setiap 500 jam dan diganti secara periodik (tergantung dari
tingkat kelembaban daerah sekitarnya).

2. Purge valve signal hose

Saat air compressor governor merasakan jika tekanan air system mancapai tekanan cut-out
830 kPa (120 psi), governor akan mengirimkan tekanan udara signal ke purge valve melalui
hose (2). Purge valve membuka dan tekanan udara yang tejebak pada air dryer akan
dikeluarkan melalui desiccant, oil filter dan purge valve.

3. Air system relief valve

Air system relief valve (3) berada pada air dryer untuk melindungi system jika air compressor
governor tidak bekerja. Settingan pada relief valve adalah 1380 kPa (200 psi).

4. Heating element

Heating element (4) mencegah kelembaban di dalam air dryer dari pembekuan pada saat
cuaca dingin.

Training Center Cileungsi 265


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.10

Gambar diatas memperlihatkan air dryer saat siklus PURGE (cut-out).

Saat siklus PURGE, udara bertekanan mengalir dari governor unloader port dan membuka
purge valve. Air compressor juga akan memulai siklus UNLOADED, dan aliran udara dari air
compressor berhenti.

Udara bertekanan tinggi dari air reservoir menutup ball check valve atas. Ball check valve di
kanan atas akan mencegah aliran udara balik dari air reservoir ke air compressor.

Tekanan udara yang terjebak pada air dryer (purge volume) akan menutup ball check valve
bawah dan dikeluarkan melalui orifice, desiccant, oil filter dan purge valve.

Orifice akan memperlambat aliran balik purge air (udara pembersih) dari air dryer dan
memungkinkan dry purge air (udara pembersih kering) untuk menekan/mendorong moisture
(uap/udara lembab) pada desiccant keluar melalui purge valve.

Training Center Cileungsi 267


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.11

1. Service/retarder brake tank

Udara mengalir melewati air dryer dan mengisi tiga buah tangki. Dua service/retarder brake
tank (1) yang berada di atas hydraulic tank.

Check valve mencegah terbuangnya udara jika terjadi kebocoran pada saluran udara
upstream (sebelum) air tank.

2. Relief valve

Relief valve (2) terpasang pada service/retarer brake tank. Relief valve ini melindungi air
system saat air dryer sedang mengeluarkan udara dan ball check valve pada air dryer outlet
port menutup, yang akan memisahkan air system dari air dryer relief valve. Setting dari relief
valve ini adalah 1034 ± 55 kPa (150 ± 8 psi).

Tangki ke tiga berada di belakang kabin dan mensuplay udara untuk parking dan secondary
brake system.

3. Drain condensation

Kondensasi harus dibuang dari tangki setiap hari melalui drain valve (3).

Training Center Cileungsi 268


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.12

1. Pressure protection valve

Pressure protection valve (1) terdapat dibelakang operator station. Udara dari service dan
retarder brake tank akan melalui pressure protection valve, menuju secondary air system
dan aksesori. Pressure protection valve akan membuka pada tekanan 550 kpa (80 psi) dan
menutup pada 482 kPa (70 psi). Jika secondary air line atau sirkuit aksesori mengalami
kerusakan, pressure protection valve akan mempertahankan tekanan minimum sebesar 482
kPa (70 psi) pada sirkuit service dan retarder brake.

Pengetesan pressure protection valve

Untuk melakukan pengetesan pada pressure protection valve, buang tekanan udara sampai
kurang lebih 345 kPa (50 psi). Set gauge pada monitoring system untuk menampilkan pem-
bacaan tekanan air system. Dengan engine hidup pada LOW IDLE, tekan tombol klakson.
Catat pembacaan tekanan saat klakson berbunyi. Nilai tekanan yang terbaca ini adalah nilai
setting OPEN pada pressure protection valve. Secara perlahan buang tekanan udara dan
catat tekanan udara saat klakson mati. Nilai tekanan yang terbaca ini menunjukkan nilai
setting pada pressure protection valve saat CLOSE.

2. Air system pressure sensor

Air system pressure sensor (2) mengirimkan signal input ke Caterpillar Monitoring System,
yang akan menginformasikan operator jika tekanan air system rendah.

3. Parking/secondary brake pressure switch

Parking dan secondary brake pressure switch (3) mengirimkan input signal ke Transmission/
Chassis ECM. Transmission/Chassis ECM akan menggunakan sinyal ini untuk mematikan
fitur anti-hunt timer untuk rapid downshifting (perpindahan gigi yang cepat). ECM juga mem-

Training Center Cileungsi 269


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

berikan sinyal ke Caterpillar Monitoring System, yang akan menginformasikan ke operator


jika parking atau secondary brake sedang aktif (ENGAGE).

4. Front brake ratio valve (hanya pada truck yang menggunakan rem depan jenis
caliper disc)

Front brake ratio valve (4) mengontol tekanan udara untuk front brake saat front brake
ON/OFF valve pada posisi ON (hanya untuk truck dengan caliper disc front brake).

Saat service brake pedal DIINJAK PERLAHAN dan tekanan outlet dibawah 420 kPa (60 psi),
hanya 50% tekanan udara yang diperbolehkan mengalir melalui ratio valve ke front brake.
Saat tekanan outlet dari sevice brake valve lebih dari 420 kPa (60 psi), maka tekanan udara
akan 100% dialirkan ke front brake.

Dengan menghambat aliran udara menuju rem depan (front brake) saat PENGEREMAN
PERLAHAN menyebabkan rem belakang (rear brake) akan aktif (engage) lebih dulu dan
memberikan pengontrolan yang mudah bagi operator. Saat PENGEREMAN PENUH,
operator akan mendapatkan kemampuan pengereman secara maximum.

Training Center Cileungsi 270


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.14

1. Parking/secondary brake tank

Parking dan secondary brake air tank (1) berada di belakang operator station. Drain valve
berada di dekat engine oil dipstick. Udara yang lembab/basah harus dibuang dari tangki
setiap hari melalui drain valve.

Check valve akan mencegah hilangnya udara jika saluran udara sebelum tangki rusak dan
mengalami kebocoran.

2. Stoplight switch

Stoplight switch (2) dan transmission service/retarder switch (3) akan aktif saat service
brake, manual retarder atau Automatic Retarder Control (ARC) aktif (ENGAGE).

Service/retarder brake pressure switch mengirimkan signal input ke Transmission/Chassis


ECM. Transmission/Chassis ECM menggunakan sinyal dari switch ini untuk menaikan shift
point transmission dan mematikan anti-hunt timer untuk rapid downshifting (perpindahan gigi
yang cepat).

Traction Control System (TCS) juga menggunakan sinyal input dari service/retarder brake
switch melalui CAT Data Link.

Training Center Cileungsi 272


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.15

Sistem Rem

Manual retarder valve

Manual retarder valve (tanda panah) dikontrol oleh retarder lever di dalam kabin. Normalnya,
retarder valve akan menutup aliran udara yang ke rear service brake relay valve.

Saat retarder valve ditarik ke bawah, udara mengalir ke rear service brake relay valve
[maximum 550 kPa (80 psi)]. Retarder lever digunakan untuk memodulasi proses engage
pada rear service brake dengan mengatur jumlah aliran udara yang menuju rear service
brake relay valve.

Retarder mengaktifkan (engage) brake yang sama seperti yang diaktifkan oleh service brake
pedal, akan tetapi lebih mudah dalam pengontrolan modulasi pada brake.

CATATAN:
Pada truck yang dipasangi oil cooled front brake, retarder juga akan mengaktifkan
front brake.

Training Center Cileungsi 273


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.16

Gambar diatas memperlihatkan retarder valve pada posisi brake RELEASE dan ENGAGE.

Pada posisi RELEASE, CAM tidak menekan spring diatas piston. Spring dibawah piston dan
valve akan menggerakkan piston dan valve keatas. Valve akan menutup supply port dan
membuka exhaust port. Udara dari relay valve dibuang melalui retarder valve.

Saat retarder lever ditarik kebawah untuk meng-ENGAGE-kan brake, CAM akan bergerak
kebawah dan tekanan spring diatas piston akan naik. Piston dan valve bergerak turun.
Valve akan menutup exhaust port dan membuka air supply port menuju relay valve.

Retarder valve dapat distel untuk mengalirkan udara maximum sampai 551 kPa (80 psi)
menuju relay valve.

Training Center Cileungsi 274


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.17

Gambar diatas memperlihatkan retarder valve saat retarder ENGAGE sebagian.

Saat retarder di-ENGAGE-kan sebagian, CAM akan bergerak kebawah sedikit dan tekanan
spring diatas piston naik sedikit. Piston bergerak kebawah untuk menutup exhaust port
menuju relay valve. Aliran udara bertekanan menuju relay valve meningkat. Piston dan valve
bergerak keatas sampai udara bertekanan dibawah piston sama dengan gaya spring diatas
piston. Retarder valve sekarang dalam posisi seimbang dan akan tetap seperti itu sampai
operator mengubah posisi retarder lever.

Training Center Cileungsi 275


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.18

1. Service brake valve


2. Automatic Retarder Control (ARC) valve

Service brake valve (1) dikontrol oleh brake pedal di dalam kabin. Udara untuk service brake
valve, manual retarder valve dan Automatic Retarder Control (ARC) valve (2) dipasok dari
port bagian bawah service brake valve.

Saat service brake engage, udara mengalir dari service brake valve ke front brake ON/OFF
switch. Jika front brake ON/OFF switch pada posisi ON, udara mengalir melalui front brake
ratio valve (lihat Gambar No. 5.12) menuju front brake relay valve (lihat Gambar No. 5.25).

3. Duble check valve kiri

Udara dari service brake valve juga mengalir melalui double check valve kiri (3) menuju rear
brake relay valve (lihat Gambar No. 5.25). Udara dari manual retarder valve juga akan meng-
alir melalui double check valve kiri. Bila manual retarder dan service brake aktif pada waktu
yang bersamaan, udara dari sistem dengan tekanan tertinggi akan mengalir melalui double
check valve kiri menuju rear brake relay valve.

4. Double check valve kanan

Bila dipasangi ARC, udara dari manual retarder valve mengalir melalui double check valve
kanan (4) ke retarder ON switch (5), dan melalui double check valve kiri menuju stoplight
switch dan transmission service/retarder brake switch (lihat Gambar No. 5.14).

Training Center Cileungsi 276


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5. Retarder ON switch

Retarder ON/OFF switch akan menyalakan lampu retarder warna oranye pada dashboard di
dalam operator station saat manual retarder aktif (ENGAGE)

Fungsi Automatic Retarder Control (ARC) system adalah untuk memodulasi pengereman
truck (retarding) saat menuruni turunan yang panjang untuk mempertahankan engine speed.
Pada 777D truck sebelumnya, ARC system terpasang secara parallel dengan manual
retarder dan service brake. Pada 777D Update truck, ARC system adalah sistem terpisah
dari manual retarder dan service brake.

Saat ARC engage, udara mengalir dari ARC valve ke ARC relay valve yang terpisah (lihat
Gambar No. 5.25). Udara juga mengalir dari ARC valve melalui double check valve kanan ke
retarder ON switch, dan melalui double check valve kiri ke stoplight switch dan transmission
service/retarder brake switch.

6. Secondary brake valve

Secondary brake valve (6) dikontrol oleh pedal sebelah kiri (warna merah) di dalam kabin.
Saat secondary brake ENGAGE, udara mengalir dari secondary brake valve ke signal port
pada inverter valve (lihat Gambar No. 5.23). Inverter valve kemudian akan menutup aliran
udara dari secondary brake tank ke parking brake release valve (lihat Gambar No. 5.39).

Dengan menutup aliran udara dari parking brake release valve akan memposisikan spool
pada brake release valve untuk membuang oli dari parking brake, yang akan membuat
spring di dalam parking brake untuk mengaktifkan brake. Secondary brake valve digunakan
untuk memodulasi parking brake engagement dengan mengatur jumlah udara yang mengalir
ke parking brake release valve.

Parking brake air valve pada shift console di dalam kabin juga meng-atur aliran udara
menuju brake release valve, akan tetapi parking brake air valve tidak memodulasi
penggunaan parking brake.

Parking/secondary brake switch (lihat Gambar No. 5.12) berada pada saluran suplay yang
menuju ke brake release valve. Secondary brake valve dan parking brake air valve
mengirim-kan udara ke switch ini saat parking brake di-release.

Training Center Cileungsi 277


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.19

Brake Pedal Valve - Brakes Released

Brake pedal terletak pada kabin dan dihubungkan dengan bagian atas valve. Rubber spring
(spring yang terbuat dari karet) terletak dibawah brake pedal.

Pada gambar diatas, brake pedal belum diinjak. Spring akan menahan piston (dibawah
brake pedal) pada posisi neutral. Spring lain akan menekan inlet valve (dibagian bawah
brake pedal valve) pada valve seat. Inlet valve yang tertekan oleh spring dan menutup rapat
akan mencegeah agar udara tidak mengalir ke brake system.

Udara pada brake system terbuka keluar pada exhaust port melalui saluran pada bagian
tengah inlet valve.

Training Center Cileungsi 278


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.20

Brake Pedal Valve – Brake Engaged penuh

Saat brake pedal diinjak, rubber spring dan piston akan tertekan kebawah. Saat piston
menyentuh inlet valve, exhaust passage melalui bagian tengah inlet valve tertutup. Rubber
seal antara piston dan inlet valve menyekat exhaust passage.

Semakin jauh pedal diinjak, piston akan membuka inlet valve. Udara kemudian akan meng-
alir melewati celah yang dibuka inlet valve menuju delivery port.

Training Center Cileungsi 279


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.21

Saat brake diinjak sebagian, jumlah aliran udara melewati inlet valve akan dihambat. Bila
gaya dari udara yang mengalir ke sistem lebih tinggi dari gaya yang timbul akibat pedal di-
injak, piston bergeser keatas melawan rubber spring dan menyebabkan inlet valve menutup.
Dalam hal ini, piston dapat mengukur aliran udara disesuaikan dengan kebutuhan sistem.

Saat operator me-release brake pedal, spring mengembalikan piston dan inlet valve ke
posisi semula. Inlet valve akan mencegah mengalirnya udara menuju brake system. Piston
membuka saluran exhaust passage pada bagian tengah inlet valve.

Training Center Cileungsi 280


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.22

Gambar diatas memperlihatkan gambar double check valve saat tekanan dari retarder valve
lebih tinggi daripada tekanan dari service brake valve.

Udara bertekanan dari retarder valve menggerakkan shuttle dan menutup saluran dari
service brake valve. Dari retarder valve udara mengalir menuju brake relay valve.

Bila udara dari service brake valve lebih tinggi dari retarder valve, shuttle akan bergerak
untuk menutup saluran menuju retarder valve. Udara dari service brake valve kemudian
akan mengalir menuju brake relay valve.

Training Center Cileungsi 281


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.23

1. Primary inverter valve signal port


2. Primary inverter valve

Saat secondary brake engage, udara mengalir dari secondary brake valve ke signal port (1)
pada primary inverter valve (2). Primary inverter valve akan menutup aliran udara dari
secondary brake tank yang menuju ke parking brake release valve dan front brake inverter
valve.

Dengan menutup udara dari parking brake release valve maka spool di dalam parking brake
release valve akan membuang oli dari parking brake, dan spring di dalam parking brake
akan meng-ENGAGE-kan rear brake. Dengan menutup udara dari front brake inverter valve
signal port memungkinkan pasokan udara mengalir menuju front brake master cylinder, yang
akan meng-engage-kan front service brake.

3. Air horn relay valve

Pada gambar di atas juga terlihat air horn relay valve (3). Saat operator menekan horn
switch yang terdapat di tengah-tengah steering wheel, relay valve akan di-energize dan
mengalirkan udara menuju klakson.

Training Center Cileungsi 282


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.24

Pada gambar diatas terlihat inversion valve saat secondary brake RELEASE dan ENGAGE.

Pasokan udara dari secondary/parking brake reservoir selalu terdapat pada saluran suplay.
Udara yang terkontrol tekanannya dari secondary brake valve terdapat pada control passage
saat secondary brake RELEASE. Udara bertekanan pada control passage akan menggera-
kan piston keatas melawan spring. Bila piston bergerak ke atas, pasokan udara tertutup dan
udara bertekanan dari front brake cylinder dibuang melalui inversion valve.

Saat secondary brake ENGAGE, udara bertekanan pada control passage dibuang melalui
secondary brake valve. Saat udara bertekanan pada control passage dibuang, spring meng-
gerakkan piston kebawah dan menutup exhaust passage (saluran buang). Udara mengalir
melalui inversion valve dan double check valve menuju front brake cylinder.

Training Center Cileungsi 283


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.25

Gambar di atas memperlihatkan beberapa brake air line dan valve pada truk yang dilengkapi
dengan caliper disk front brake dan ARC system. Jika truck memiliki caliper disk front brake
dan ARC system, akan terdapat tiga relay valve, sedangkan pada truk tanpa ARC system,
hanya terdapat dua relay valve.

1. Service brake dan manual retarder (rear brake ) relay valve


2. Brake cylinder double check valve

Rear brake relay valve (1) menerima udara yang terkontrol hanya dari service brake valve
atau manual retarder valve. Saat service brake atau manual retarder brake ENGAGE, rear
brake relay valve akan membuka dan udara akan mengalir dari service brake tank, melalui
brake cylinder double check valve (2), menuju rear brake cylinder.

3. ARC relay valve

ARC relay valve (3) menerima udara hanya dari Automatic Retarder Control (ARC) valve.
Saat ARC brake system ENGAGE, ARC relay valve akan membuka dan mengalirkan udara
dari service brake tank, melalui pressure protection valve (4) dan brake cylinder double
check valve (2), menuju rear brake cylinder.

4. ARC relay pressure protection valve

Pressure protection valve (4) mencegah hilangnya semua tekanan udara pada service brake
system jika ARC relay valve rusak. Protection valve akan membuka aliran udara menuju
ARC relay valve pada tekanan 380 kPa (55 psi) dan akan menutup jika tekanan turun
sampai di bawah 310 kPa (45 psi).

Brake relay valve akan mempercepat waktu yang diperlukan untuk meng-engage-kan dan
me-release brake.

Training Center Cileungsi 284


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

Brake cylinder double check valve (2) digunakan untuk memisahkan service brake dan
manual retarder brake dengan ARC brake system.

5. Front brake relay valve

Front brake relay valve (5) menerima udara hanya dari service brake valve jika front brake
ON/OFF switch pada posisi ON. Saat service brake ENGAGE dan front brake ON/OFF
switch pada posisi ON, front brake relay valve akan membuka dan mengatur aliran udara
dari service brake tank melalui front brake double check valve (6) ke front brake cylinder.

6. Front brake double check valve

Front brake double check valve (6) mencegah mengalirnya udara melalui front brake inverter
valve exhaust port saat service brake engage.

7. Front brake inverter valve

Front brake inverter valve (7) digunakan untuk meng-engage-kan front brake saat secondary
brake pedal diinjak, meskipun front brake ON/OFF switch pada posisi OFF.

Udara dari parking dan secondary brake tank terdapat pada saluran supply pada inverter
valve. Saat secondary brake pedal diinjak, primary inverter valve dibelakang kabin akan
menutup aliran udara menuju signal port pada front brake inverter valve.

Dengan membuang tekanan udara dari signal port pada front brake inverter valve maka
akan mengalirkan udara bertekanan melalui inverter valve dan front brake double check
valve (6) menuju front brake cylinder untuk meng-engage-kan front brake.

8. Brake oil cooler diverter valve

Saat service atau retarder brake ENGAGE, brake oil cooler diverter valve (8) akan meng-
alirkan brake cooling oil melalui oil cooler yang terdapat di atas torque converter.

Normalnya, brake cooling oil akan dialihkan (di bypass) dari cooler dan langsung menuju
brake. Mengalihkan oli dari cooler akan memungkinkan didapatkan suhu udara yang lebih
rendah pada aftercooler saat engine memerlukan tenaga yang besar (contoh, saat menanjak
dan brake RELEASE).

CATATAN:

Penggunaan relay valve:


• Satu relay valve: Truck dengan oil cooled front brake dan tanpa ARC system.
• Dua relay valve: Truck dengan oil cooled front brake dan ARC system atau
truck dengan caliper disc front brake dan tanpa ARC system
• Tiga relay valve: Truck dengan caliper disc front brake dan ARC system.

Training Center Cileungsi 285


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.26

Gambar diatas memperlihatkan gambar relay valve saat brake di-RELEASE dan ENGAGE
penuh (maksimal).

Saat brake di-RELEASE, tidak ada udara yang dialirkan dari service brake valve atau
retarder valve untuk menggerakkan piston pada relay valve. Udara akan selalu tersedia pada
supply

Training Center Cileungsi 286


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.27

Gambar diatas memperlihatkan gambar potongan dari relay valve saat brake ENGAGE
sebagian.

Tekanan udara yang lebih rendah (dikurangi) dikirimkan dari service brake valve atau
retarder valve untuk menggerakkan piston pada relay valve. Piston menyentuh valve dan
membuka supply passage menuju ruangan dibawah piston. Udara mengalir memasuki
ruangan dibawah piston dan mengalir menuju brake cylinder. Udara mengalir menuju brake
cylinder sampai gaya di bawah piston sedikit lebih tinggi dari gaya dari atas piston. Piston
akan bergerak naik sampai valve menutup dan menutup aliran udara agar tidak memasuki
brake cylinder. Gaya dibawah piston kemudian seimbang dengan gaya dari atas piston.
Udara yang telah dikurangi tekanannya tersebut kemudian mengalir ke brake cylinder.

Training Center Cileungsi 287


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.28

Gambar diatas memperlihatkan brake oil cooler diverter valve. Tidak ada udara mengalir
dari retarder atau service brake valve. Brake oil dialihkan ke sekeliling cooler dan langsung
menuju brake. Saat udara dialirkan menuju diverter valve piston, brake oil mengalir melalui
brake oil cooler untuk didinginkan.

Training Center Cileungsi 288


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.29

1. Diverter valve temperatuer switch


2. Diverter valve cold oil solenoid valve

Oil cooler diverter valve juga digunakan untuk menurunkan tekanan brake cooling oil pada
wheel saat oli masih dingin. Temperature switch (1) terpasang pada inlet port diverter valve.
Temperature switch digunakan untuk menghubungkan atau memutus ground circuit arus
menuju cold oil solenoid valve (2). Saat suhu oli di bawah 38°C (100°F), switch akan close
dan solenoid valve akan di-ENERGIZE. Saat solenoid valve ENERGIZE, udara mengalir ke
diverter valve dan oli akan mengalir melalui oil cooler. Oil cooler akan menghambat aliran oli
lebih besar dibandingkan bypass tube, sehingga tekanan pada wheel akan turun akan tetapi
tekanan pada oil cooler relief valve akan naik. Naiknya tekanan oli menyebabkan oil cooling
relief valve mebuka. Sistem akan lebih cepat panas karena aliran oli secara keseluruhan ber-
kurang. Saat suhu sistem naik mencapai 38°C (100°F) , temperature switch akan open dan
solenoid valve akan di-DEENERGIZE. Saat solenoid DE-ENERGIZE, aliran udara menuju
diverter ditutup dan brake cooling oil akan di-bypass, tidak melalui oil cooler.

Saat suhu oli di atas 38°C (100°F), oil cooler diverter valve hanya akan dikontrol oleh peng-
gunaan service atau retarder brake.

Training Center Cileungsi 289


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.30

Gambar diatas memperlihatkan beberapa brake air line dan valve pada truck yang dilengkapi
dengan oil cooled front brake dan ARC system. Bila truck memiliki oil cooled front brake dan
ARC system, maka akan terdapat dua buah relay valve. Sedangkan pada truck tanpa ARC
system, hanya akan memiliki satu relay valve.

1. Service brake dan manual retarder relay valve


2. Rear brake cylinder double check valve
3. Front brake cylinder double chek valve

Service brake dan manual retarder relay valve (1) menerima aliran udara hanya dari service
brake valve atau manual retarder valve. Saat service brake atau manual retarder brake
ENGAGE, relay valve akan membuka dan mengalirkan udara dari service brake tank melalui
rear brake cylinder double check valve (2) ke rear brake cylinder dan melalui front brake
cylinder double check valve (3) ke front brake cylinder.

4. ARC relay valve

ARC relay valve (4) menerima aliran udara hanya dari Automatic Retarder Control (ARC)
valve. Saat ARC brake system ENGAGE, ARC relay valve akan membuka dan mengalirkan
udara dari service brake tank, melalui pressure protection valve (5) dan rear brake cylinder
double check valve (2) ke rear brake cylinder dan melalui front brake cylinder double check
valve (3) ke front brake cylinder.

5. ARC relay pressure protection valve

Pressure protection valve (5) mencegah hilangnya semua takanan udara di dalam service
brake air system jika ARC relay valve rusak. Protection valve akan membuka aliran menuju
ARC relay valve pada tekanan 380 kPa (55 psi) dan akan menutup jika tekanan turun men-
capai di bawah 310 kPa (45 psi).

Training Center Cileungsi 290


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

Brake cylinder double check valve (2 dan 3) digunakan untuk memisahkan service brake dan
manual retarder brake dengan ARC brake system.

6. Front brake duble check valve

Front brake double check valve (6) mencegah udara mengalir melalui front brake inverter
valve exhaust port saat service brake engage.

7. Front brake inverter valve

Front brake inverter valve (7) digunakan untuk meng-ENGAGE-kan front brake saat
secondary brake pedal diinjak.

Udara dari parking dan secondary brake tank disalurkan ke saluran supply pada front brake
inverter valve. Saat secondary brake pedal diinjak, primary inverter valve yang di belakang
kabin akan menutup aliran udara menuju signal port pada front brake inverter valve.

Membuang udara bertekanan dari signal port pada front brake inverter valve memungkinkan
udara untuk mengalir melalui front brake inverter valve dan front brake double check valve
(6) menuju front brake cylinder untuk meng-engage-kan front brake.

8. Front brake slack adjusrter

Pada truck yang dilengkapi dengan oil cooled front brake, front brake slack adjuster (8)
berada pada frame di sebelah dalam suspension cylinder sebelah kiri depan.

Training Center Cileungsi 291


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.31

Brake cylinder bekerja secara air-over-oil. Saat aliran udara masuk ke brake cylinder, piston
akan bergerak ke bawah dan menekan oli yang ada di bagian bawah cylinder.

1. Front brake cylinder

Front brake cylinder (1) berada di atas hydraulic tank dan memasok oli ke front brake. Pada
truck yang dilengkapi dengan caliper disc front brake, tekanan oli dari front brake cylinder
akan mengalir langsung ke front brake caliper. Pada truck yang dilengkapi dengan oil cooled
front brake, tekanan oli dari front brake cylinder akan mengalir ke front brake slack adjuster.

Perbandingan oil-to-air pada front brake cylinder kurang lebih 11,8 berbanding 1. Untuk
mengetes front brake cylinder, pasang gauge pada fitting diatas brake cylinder. Pada truck
dengan caliper disc brake, pasang T-fitting dan gauge pada hose pada brake caliper. Pada
truck dengan oil cooled front brake, pasang gauge pada front slack adjuster pressure tap.
Pada truck dengan standar caliper disc brake, tempatkan front brake ON/OFF switch di
posisi ON. Saat service brake ENGAGE, jika tekanan udara pada brake cylinder 690 kPa
(100 psi), tekanan oli pada brake caliper atau slack adjuster harus kurang lebih 8130 kPa
(1180 psi). Saat brake RELEASE, kedua tekanan harus kembali ke nol.

Jaga agar service brake tetap ENGAGE selama satu menit. Jika tekanan oil turun, berarti
udara atau oli mengalami kebocoran pada sistem. jika terjadi kondisi overstroke, perbaiki
penyebab. Front brake cylinder tidak memiliki overstroke switch.

2. Brake oil makeup tank

Seiring dengan beroperasinya machine, brake disc pada brake assemblies akan mengalami
keausan, maka oli yang diperlukan dari brake cylinder untuk mengompensasi keausan akan
bertambah. Makeup oil tank (2) mensupply makeup oli untuk brake cylinder. Oli dari parking
brake release valve mengirimkan oli secara terus menerus ke makeup oil tank. Aliran yang

Training Center Cileungsi 292


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

rendah ke makeup tank dapat menyebabkan makeup oil menurun dan menyebabkan brake
cylinder overstroke.

Untuk memeriksa aliran oli makeup, lepas plug yang terdapat di atas makeup oil tank.
Dengan engine pada LOW IDLE, aliran oli pada tangki harus terlihat. Jika aliran oli tidak
terlihat, supply orifice screen kemungkinan tersumbat (lihat Gambar No. 5.39) atau aliran
pompa rendah.

Training Center Cileungsi 293


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.32

1. Rear brake cylinder

Rear brake cylinder (1) memasok oli ke rear brake. Tekanan oli dari rear brake cylinder
mengalir ke rear slack adjuster.

Oil-to-air ratio pada rear brake cylinder kurang lebih 6.6 berbanding 1. Untuk mengetes rear
brake cylinder, pasang gauge pada fitting di atas brake cylinder dan gauge pressure tap di
atas slack adjuster. Saat service brake ENGAGE, jika tekanan udara pada brake cylinder
690 kPa (100 psi), tekanan oli pada slack adjuster harus kurang lebih 4560 kPa (660 psi).
Saat brake RELEASE, kedua tekanan harus kembali ke nol.

2. Brake overstroke switch

Jaga service brake untuk ENGAGE selama satu menit. Jika tekanan oli turun, kemungkinan
udara di dalam sistem atau pasokan oli ke sistem kurang. Jika udara pada sistem atau oli
dari cylinder mengalami kekurangan/habis, piston pada cylinder akan mengalami overstroke
dan menyebabkan indicator rod keluar sehingga brake overstroke switch (2) akan open.
Switch akan mengirimkan signal input ke Caterpillar Monitoring System, yang akan memberi
tahu operator tetang kondisi rear brake. Jika terjadi overstroke, penyebab harus diperbaiki
dan indicator rod harus ditekan ke dalam untuk menghentikan/mematikan peringatan.

3. Brake cylinder breather

Periksa kondisi breather (3) pada brake cylinder. Oli tidak boleh bocor keluar dari breather.
Jika oli bocor keluar dari breather mengindikasikan bahwa oil piston seal pada brake cylinder
perlu diganti. Jika udara yang bocor keluar dari breather saat pengereman mengindikasikan
bahwa brake cylinder air piston seal perlu diganti.

Training Center Cileungsi 294


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.33

Gambar diatas memperlihatkan brake cylinder saat brake di-RELEASE.

Saat udara bertekanan dibuang dari bagian belakang air piston, spring akan menggerakkan
air piston dan rod yang menempel pada piston tersebut dan membuka valve pada oil piston.
Makeup oil (oli tambahan) yang diperlukan akan mengalir kedalam saluran pada bagian atas
ruangan oli melalui valve menuju ruangan oli (oil chamber) disebelah kanan oil piston.

Training Center Cileungsi 295


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.34

Gambar diatas menunjukkan brake cylinder saat brake ENGAGE.

Udara bertekanan dari brake relay valve memasuki air inlet. Udara ini akan menekan air
piston dan rod untuk menutup valve pada oil piston. Saat valve pada oil piston menutup, oil
piston menaikkan tekanan oli pada cylinder. Oli bertekanan mengalir menuju rear slack
adjuster.

Bila udara pada sistem berkurang atau terdapat kebocoran oli pada cylinder, piston pada
cylinder akan overstroke dan menyebabkan indicator rod memanjang keluar dan mengaktif-
kan brake overstroke switch. Switch mengirimkan input signal ke Caterpillar Monitoring
System, yang akan memberitahu operator tentang kondisi service dan retarder brake oil
circuit. Bila terjadi kasus overstroke, masalah ini harus diperbaiki dan indicator rod ditekan
kembali ke dalam untuk mematikan tanda peringatan.

Bila udara bertekanan dibuang dari bagian belakang air piston, spring akan menggerakkan
air piston dan rod membuka valve pada oil piston. Makeup oil yang diperlukan oleh sistem
akan mengalir melalui saluran pada bagian atas oil chamber, melalui valve dan masuk ke
ruangan oli disebelah kanan oil piston.

Training Center Cileungsi 296


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.35

1. Rear slack adjuster

Gambar di atas memperlihatkan rear slack adjuster (1). Slack adjuster akan mengompensasi
keausan pada brake disc dengan menambah jumlah oli sesuai dengan tingkat keausannya
yang akan mengalir melalui slack adjuster dan oli akan tetap tinggal di antara slack adjuster
dan brake piston dengan tekanan yang rendah. Slack adjuster mempertahankan tekanan oli
yang rendah pada brake piston setiap saat.

Tekanan oli brake cooling akan mempertahankan celah tertentu di antara brake disc.

2. Sevice brake pressure tap

Tekanan oli service brake dapat diukur pada tap (2) yang berada di atas slack adjuster.

3. Parking brake pressure tap kanan

Tekanan brake release untuk parking brake kanan dapat diukur pada tap (3).

4. Parking brake pressure tap kiri

Tekanan brake release untuk parking brake kiri dapat diukur pada tap (4).

Training Center Cileungsi 297


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.36

Gambar di atas memperlihatkan bagian dari slack adjuster saat brake RELEASE dan
ENGAGE

Saat brake ENGAGE, oli dari brake cylinder masuk ke slack adjuster dan dua piston besar
akan bergerak keluar. Masing-masing piston besar akan memasok oli ke satu wheel brake.
Piston besar akan menekan oli ke service brake piston dan brake akan ENGAGE.

Normalnya, service brake akan ENGAGE penuh sebelum piston besar pada slack adjuster
mencapai ujung luar. Seiring dengan keausan pada brake disc, service brake piston akan
bergerak lebih jauh keluar agar brake dapat ENGAGED penuh. Saat service brake piston
bergerak lebih jauh, piston besar pada slack adjuster akan bergerak lebih jauh keluar sampai
menyentuh cover. Tekanan pada slack adjuster akan naik sampai piston kecil bergerak dan
mengalirkan oli dari brake cylinder ke service brake piston.

Saat brake RELEASE, spring pada service brake akan mendorong service brake piston
menjauhi brake disc. Oli dari service brake piston akan mendorong piston besar pada slack
adjuster ke tengah-tengah slack adjuster. Makeup oli pada brake cylinder yang digunakan
untuk meng-ENGAGE-kan brake akan diisi lagi dari makeup tank.

Spring di belakang piston besar akan menyebabkan sejumlah tekanan oli dapat dirasakan
pada service brake piston saat brake RELEASE. Menjaga tekanan pada brake piston akan
membuat proses engage yang cepat dengan pergerakan brake cylinder piston yang minimal.

Training Center Cileungsi 298


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

Slack adjuster dapat diperiksa apakah bekerja dengan benar, dengan cara membuka service
brake bleed screw saat brake RELEASE. Sejumlah kecil oli akan keluar dari bleed screw
saat dibuka. Aliran oli ini memastikan bahwa spring di belakang piston besar pada slack
adjuster masih bekerja mempertahankan tekanan pada service brake piston.

Untuk pengetesan yang lebih akurat pada slack adjuster akan dibahas pada halaman berikut
nya.

Training Center Cileungsi 299


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.37

1. Service brake bleed screw


2. Parking brake bleed screw

Sevice brake bleed screw (1) ditandai dengan huruf ”S” pada brake anchor plate casting di
sebelah screw. Parking brake bleed screw (2) ditandai dengan huruf “P” pada casting.

Cara lain untuk memeriksa kerja slack adjuster adalah dengan menghubungkan gauge pada
pressure tap yang berada di atas slack adjuster dan gauge yang lain pada service brake
bleed screw yang terdapat pada brake anchor plate casting. Gunakan 5P1404 Adapter (7/8-
14 external threads dan 9/16-18 internal threads) dan 6V3965 Valved Nipple pada service
brake bleed screw tempat untuk memasangkan pressure gauge.

Dengan tekanan air system pada maximum dan service brake pedal diinjak, pembacaan
tekanan pada kedua gauge harus kurang lebih sama. Saat brake di-RELEASED, tekanan
pada slack adjuster harus kembali ke nol. Tekanan pada lokasi service brake bleed screw
harus kembali pada tekanan residual (sisa) yang tertahan pada brake oleh slack adjuster
piston.

Tekanan residual (sisa) pada service brake bleed screw harus:


• Depan (untuk tipe oil cooled

Training Center Cileungsi 300


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.38

Gambar diatas memperlihatkan aliran oli melalui service/retarder brake hydraulic circuit dan
slack adjuster. Pada skematik ini, service/retarder brake sedang ENGAGE.

Udara dari relay valve mengalir ke brake cylinder. Brake cylinder bekerja secara air-over-oil.
Saat udara memasuki brake cylinder, piston bergerak kebawah dan menekan oli di bagian
bawah cylinder. Satu cylinder memasok front brake, dan satu cylinder memasok oli menuju
rear brake. Oli yang tertekan akan mengalir menuju slack adjuster atau ke caliper disc brake
piston.
Seiring dengan keausan pada brake assemblies, semakin banyak oli yang diperlukan dari
brake cylinder untuk mengompensasikan keausan. Makeup oil tank akan memasok oli untuk
brake cylinder. Oli dari brake cooling circuit memasok oli secara terus menerus ke makeup
oil tank. Aliran brake cooling yang rendah dapat menyebabkan persediaan makeup oil
menurun dan brake cylinder dapat menjadi overstroke.

Saat brake ENGAGE, oli dari brake cylinder memasuki slack adjuster dan piston yang besar
bergerak keluar. Setiap piston memasok oli ke wheel brake. Piston besar akan menekan oli
menuju service brake piston dan meng-ENGAGE-kan brake.

Normalnya, service brake akan ENGAGE penuh sebelum piston yang besar pada slack
adjuster mencapai ujung luarnya/dinding slack adjuster. Namun, dengan semakin ausnya
brake disc, pergerakkan service brake piston

Training Center Cileungsi 302


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.40

1. Electric motor
2. Towing pump

Gambar di atas memperlihatkan area di belakang suspension cylinder depan kanan. Untuk
me-release parking brake untuk keperluan perbaikan atau towing, electric motor (1) dapat di-
energize oleh brake release switch yang berada di kabin. Motor akan memutar pompa (2)
yang akan mengirimkan oli melalui diverter (towing) valve ke brake release valve untuk me-
RELEASE parking brake. Tekanan towing pump dibatasi oleh relief valve pada brake release
valve.

Selain oli, tekanan udara juga diperlukan untuk me-release brake untuk keperluan towing.
Piston chamber pada brake release valve harus diberi tekanan untuk menggerakkan spool di
dalam valve. Oli dari brake release pump yang digerakkan secara elektrik oleh motor
kemudian akan mengalir menuju rear brake.

3. Secondary steering pump

Pompa (3) di sebelah kanan akan memasok aliran oli ke secondary steering system (lihat
Gambar No. 3.26).

Training Center Cileungsi 304


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.41

Diverter valve

Diverter (towing) valve (panah) harus digeser sebelum towing. Diverter valve terletak di
sebelah kiri hoist cylinder frame support.

Saat key start switch pada posisi ON, secondary steering system akan energize selama tiga
detik untuk memeriksa sistem. Towing pump diputar oleh electric motor yang sama dengan
secondary steering pump, diverter valve akan mengalirkan oli dari towing pump ke hydraulic
tank saat secondary steering test.

Untuk menggeser diverter valve, kendorkan dua baut clamp pada diverter valve dan geser
plate dan spool ke kiri. Setelah spool digeser, kencangkan kembali baut clamp pada diverter
valve. Saat electric motor energize, supply oli akan mengalir dari towing pump, melalui
diverter valve menuju parking brake release valve.

Untuk memeriksa brake release system untuk towing, pasang gauge pada parking brake
pressure tap pada rear axle (lihat Gambar No. 5.35). Gunakan gauge dengan hose yang
panjang agar gauge dapat dibaca di kabin. Dengan parking brake air valve pada posisi
RELEASE dan key start switch pada posisi ON, tekan parking brake release switch untuk
towing pada dashboard. Tekanan parking brake release harus naik sampai 4700 ± 200 kPa
(680 ± 30 psi). Tekanan ini adalah settingan dari relief valve pada brake release valve. Lepas
switch jika tekanan sudah tidak naik lagi.

Parking brake akan mulai release pada tekanan antara 3100 sampai 3445 kPa (450 sampai
500 psi). Tekanan parking brake release tidak boleh kurang dari nilai ini karena akan
menyebabkan brake draging (brake masih bekerja mengerem).

Training Center Cileungsi 305


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

Parking brake akan release dengan penuh pada tekanan antara 3445 sampai 3860 kPa (500
sampai 560 psi).

CATATAN:
Setidaknya harus tersedia tekanan udara sebesar 550 kPa (80 psi) pada parking brake
release valve untuk memastikan brake akan release dengan sempurna saat towing.

PERHATIAN

Aktifkan brake release switch hanya pada saat memerlukan tambahan tekanan untuk
me-release brake. Mengaktifkan brake release (towing) motor secara terus-menerus
akan menyebabkan motor rusak.

Setingan tekanan parking brake release tidak boleh melebihi 5445 kPa (790 psi).
Tekanan yang berlebih akan mengakibatkan kerusakan pada brake assembly.

Training Center Cileungsi 306


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.42

Pada ilustrasi diatas menunjukkan skema parking brake system saat TOWING dan parking
brakes release.

Untuk me-release parking brake untuk tujuan perbaikan atau towing, electric motor dapat di-
energize menggunakan secondary steering/brake release switch pada dashboard di kabin.
Electric motor kemudian akan menggerakkan dua buah pompa. Satu pompa memasok oli
untuk me-release parking brake, pompa lainnya untuk memasok oli untuk secondary
steering.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, diverter valve harus digeser sebelum towing pump
dapat memasok oli ke parking brake system. Untuk menggeser diverter valve, kendorkan
dua baut clamp diverter valve dan geser plate dan spool ke kiri left. Setelah spool digeser,
kencangkan kembali bolt untuk clamp diverter valve. Saat electric motor di-energize, oli akan
mengalir dari towing pump, melalui diverter valve, menuju parking brake release valve.

Check valve akan mencegah towing pump supply oil mengalir menuju sirkuti yang normal
digunakan saat bekerja. Oli untuk towing mengalir melalui parking brake release valve untuk
me-release parking brake selama udara cukup tersedia dari parking brake air valve pada
kabin. Selama towing dan kerja normal, brake release pressure dibatasi oleh relief valve
yang terdapat pada parking brake release valve.

CATATAN:
Setelah proses towing, diverter valve harus digeser kembali ke posisi saat kerja normal, agar
parking brake release system dapat bekerja sebagaimana biasanya.

Training Center Cileungsi 307


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.43

Pada gambar diatas terlihat parking dan secondary brake system dengan secondary brake
sedang ENGAGE.

Udara dari parking dan secondary brake tank mengalir ke supply passage pada secondary
brake valve, primary inverter valve dan front brake inverter valve. Saat secondary brake
pedal diinjak, udara mengalir menuju signal port pada primary inverter valve. Primary inverter
valve kemudian menutup aliran udara menuju parking brake air valve, parking dan
secondary brake switch, parking brake release valve dan signal port pada front brake
inverter valve.

Dengan hilangnya tekanan udara dari parking dan secondary brake switch maka switch akan
mengirimkan sinyal ke Transmission/Chassis ECM dan ECM akan mematikan fitur anti-hunt
timer sehingga proses perpindahan gigi dapat berlangsung dengan cepat (rapid downshift).

Hilangnya tekanan dari parking brake release valve memungkinkan oli dari parking brake di-
drain keluar melalui brake release valve. Spring pada parking brake akan meng-ENGAGE-
kan brake. Tidak adanya tekanan udara pada signal port pada front brake inverter valve
memungkinkan udara bertekanan mengalir melalui front brake inverter valve dan double
check valve menuju front brake cylinder untuk meng-engage-kan front brake. Double check
valve mencegah agar udara tidak melalui front brake inverter valve exhaust port saat service
brake engage.

Training Center Cileungsi 308


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.44

Skematik diatas, menunjukkan aliran udara melalui service dan retarder brake air system
pada truck yang dilengkapi dengan caliper disk front brake. Pada skematik ini, front brake
ON/OFF valve pada posisi OFF dan service brake control valve ENGAGE. Retarder valve
pada posisi RELEASE dan ARC sedang OFF.

Udara bertekanan mengalir dari service brake air tank menuju relay valve, cold oil solenoid
valve dan melalui air system pressure sensor menuju service brake valve. Udara dari service
brake valve mengalir ke retarder valve dan ARC valve.

Retarder valve menutup aliran udara ke tiga buah double check valve.

ARC valve menutup aliran udara menuju dua double check valve dan ARC relay valve.

Dengan front brake ON/OFF switch pada posisi OFF dan service brake pedal diinjak, hanya
rear service brake saja yang ENGAGE. Aliran udara dari service brake control valve menuju
front brake ON/OFF ditutup.

Udara juga mengalir dari service brake control valve, melalui double check valve, menuju
stoplight switch dan transmission service dan retarder brake switch. Dengan menginjak
service brake pedal maka brake light akan menyala dan mengubah transmission shift point
dan anti-hunt timer.

Training Center Cileungsi 309


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

Udara juga mengalir dari service brake control valve, melalui double check valve, menuju
rear brake relay valve. Rear brake relay valve akan membuka dan mengalirkan udara dari
service brake tank melalui double check valve menuju rear brake cylinder. Udara dari rear
brake relay valve menekan piston pada rear brake cylinder dan meng-ENGAGE-kan rear
brake.

Saat retarder lever digerakkan, udara mengalir melalui tiga buah double check valve. Udara
dari retarder valve melalui double check valve disebelah ARC valve dan melalui double
check valve disebelah brake switch. Dengan menarik retarder lever maka lampu retarder
pada dashboard dan brake light akan menyala, dan mengubah transmission shift point dan
anti-hunt timer.

Udara juga mengalir dari retarder valve, melalui double check valve, menuju rear brake relay
valve. Hanya rear brake saja yang ENGAGE saat retarder sedang diaktifkan.

Saat ARC di-energize, udara mengalir melalui dua buah double check valve. Udara mengalir
dari ARC valve, melalui double check valve disebelah ARC valve, dan melalui double check
valve disebelah brake switch. Dengan meng-energize ARC maka lampu retarder pada
dashboard dan brake light akan menyala, dan mengubah transmission shift point dan anti-
hunt timer.

Udara juga mengalir dari ARC valve menuju ARC relay valve. ARC relay valve akan mem-
buka dan mengalirkan udara dari service brake tank melalui pressure protection valve dan
double check valve menuju rear brake cylinder. Hanya rear brake saja yang ENGAGE saat
ARC di-energize.

Pressure protection valve mencegah hilangnya tekanan udara pada service brake air system
bila ARC relay valve mengalami kerusakan. Protection valve akan membuka untuk mengalir-
kan udara menuju ARC relay valve pada tekanan 380 kPa (55 psi) dan menutup saat
tekanan udara turun mencapai 310 kPa (45 psi).

Saat service atau retarder (manual atau auto) brake ENGAGE, udara mengalir melalui
double check valve menuju brake oil cooler diverter valve. Brake oil cooler diverter valve
memungkinkan brake cooling oil mengalir melalui oil cooler yang terletak diatas torque
converter.

Normalnya, brake cooling oil dialihkan dari cooler dan langsung menuju brake. Hal ini ber-
tujuan agar diperoleh suhu udara pada aftercooler yang lebih rendah saat kebutuhan akan
tenaga sangat tinggi (misalnya, saat mendaki dan brake RELEASE).

Oil cooler diverter valve juga digunakan untuk mengurangi brake cooling oil pressure pada
roda saat oli masih dalam keadaan dingin. Sebuah temperature switch terpasang pada inlet
port dari diverter valve. Temperature switch digunakan untuk meng-open atau close-kan
ground circuit menuju cold oil solenoid valve. Saat suhu oli dibawah 38°C (100°F), status
switch ‘close’ dan solenoid valve di-ENERGIZE. Saat solenoid valve di-ENERGIZE, udara
mengalir menuju diverter valve dan oli mengalir melalui oil cooler. Hambatan pada oil cooler
lebih besar dibanding pada bypass tube, sehingga tekanan pada roda turun namun tekanan
pada area oil cooler relief valve akan naik. Kenaikan tekanan oli ini menyebabkan oil cooling
relief valve membuka. Suhu oli akan panas lebih cepat dan aliran oli berkurang. Saat suhu
sistem meningkat mencapai 38°C (100°F), temperature switch akan ‘open’ dan solenoid
valve di-DE-ENERGIZE. Saat solenoid valve di-DE-ENERGIZE, aliran udara menuju diverter
valve tertutup dan brake cooling oil tidak akan melewati oil cooler.

Saat suhu oli diatas 38°C (100°F), oil cooler diverter valve hanya akan diatur oleh kerja
service atau retarder brake.

Training Center Cileungsi 310


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.45

Skematik diatas menunjukkan aliran udara melalui service dan retarder brake air system
pada truck yang dilengkapi dengan oil cooled front brake. Pada skematik ini, service brake
control valve is di-RELEASE. Retarder valve dalam posisi ENGAGE dan ARC pada posisi
OFF.

Udara bertekanan mengalir dari service brake air tank menuju relay valve, cold oil solenoid
valve dan melalui air system pressure sensor menuju service brake valve. Udara mengalir
dari service brake valve menuju retarder valve dan ARC valve.

Service brake valve menutup aliran udara menuju dua buah double check valve dan service
dan manual retarder relay valve.

ARC valve menutup aliran udara menuju dua buah double check valve dan ARC relay valve.

CATATAN:
Pada truck yang dilengkapi dengan oil cooled front brake namun tidak menggunakan
ARC, hanya akan terdapat satu buah relay valve.

Udara mengalir dari manual retarder valve, melalui double check valve, menuju retarder
switch, stoplight switch dan transmission service dan retarder brake switch. Dengan menarik
retarder lever maka akan menyalakan retarder dash lamp, brake light dan mengubah
transmission shift point dan anti-hunt timer.

Training Center Cileungsi 311


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

Udara juga mengalir dari retarder valve, melalui double check valve, menuju service dan
manual retarder relay valve. Relay valve membuka dan mengallirkan udara dari service
brake tank melalui dua buah double check valve menuju front dan rear brake cylinder.

Pada truck dengan oil cooled front brake, front dan rear brake akan engage saat manual
atau auto retarder ENGAGE.

Training Center Cileungsi 312


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.46

Skematik diatas menunjukkan aliran oli melalui brake cooling system pada 777D Update
truck yang menggunakan caliper disc front brake. 3-section pump mengalirkan oli untuk rear
brake cooling: hoist pump dan torque converter charging dan brake release section. Semua
pompa mengisap oli dari hydraulic tank melalui suction screen.

Dari hoist pump, oli mengalir menuju hoist valve. Pada posisi HOLD, FLOAT dan SNUB, oli
dari hoist pump mengalir melalui hoist valve menuju rear brake cooling system.

Tekanan pada brake cooling system dibatasi oleh relief valve yang terletak pada hoist valve.
Setting dari brake oil cooling relief valve adalah 586 ± 14 kPa (85 ± 2 psi). Relief valve biasa-
nya diperlukan hanya saat suhu brake cooling sedang dingin. Saat suhu brake cooling oil
mencapai suhu kerja, brake cooling oil pressure biasanya lebih rendah dari nilai setting pada
oil cooling relief valve.

Oli mengalir dari torque converter charging pump melalui torque converter charging filter dan
torque converter menuju hoist, converter dan brake oil cooler yang terletak di sebelah kanan
engine. Oli mengalir melalui cooler menuju rear brake.

Dari brake release pump oli mengalir melalui brake release filter menuju brake release valve.
Brake release valve mengatur tekanan oli untuk me-release parking brake, mengaktifkan
lockup pada torque converter dan menggeser directional spool pada hoist valve. Fungsi ini
memerlukan aliran oli yang rendah/minimal. Sebagian besar oli dari brake release pump
mengalir melalui brake release valve dan bergabung dengan oli dari torque converter
charging pump pada torque converter inlet relief valve.

Training Center Cileungsi 313


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

Oli mengalir dari parking brake release valve melalui orifice dan screen menuju brake oil
makeup tank (see Slide No. 5.31). Makeup tank menyediakan pasokan oli yang terus
menerus menuju brake cylinder. Brake cylinder memerlukan lebih banyak oli seiring dengan
bertambahnya keausan pada brake.

Training Center Cileungsi 314


777D S
777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.48

Saat service atau retarder brake ENGAGE, brake oil cooler diverter valve (1) mengalirkan
brake cooling oil melalui brake oil cooler (2). Saat brake di-RELEASE, oli tidak melewati
cooler tetapi langsung mengalir menuju brake. Brake oil cooler didinginkan oleh engine
aftercooler cooling system.

Normalnya, brake cooling oil tidak dialirkan melalui cooler tetapi langsung menuju brake. Hal
ini bertujuan agar diperoleh suhu udara pada aftercooler yang rendah saat diperlukan tenaga
yang besar dari engine.

Oil cooler diverter valve juga digunakan untuk menurunkan tekanan brake cooling oil pada
wheel saat oli masih dingin. Temperature switch (1) terpasang pada inlet port diverter valve.
Temperature switch digunakan untuk menghubungkan atau memutus ground circuit arus
menuju cold oil solenoid valve (2). Saat suhu oli di bawah 38°C (100°F), switch akan close
dan solenoid valve akan di-ENERGIZE. Saat solenoid valve ENERGIZE, udara mengalir ke
diverter valve dan oli akan mengalir melalui oil cooler. Oil cooler akan menghambat aliran oli
lebih besar dibandingkan bypass tube, sehingga tekanan pada wheel akan turun akan tetapi
tekanan pada oil cooler relief valve akan naik. Naiknya tekanan oli menyebabkan oil cooling
relief valve mebuka. Sistem akan lebih cepat panas karena aliran oli secara keseluruhan ber-
kurang. Saat suhu sistem naik mencapai 38°C (100°F) , temperature switch akan open dan
solenoid valve akan di-DE-ENERGIZE. Saat solenoid DE-ENERGIZE, aliran udara menuju
diverter ditutup dan brake cooling oil akan di-bypass, tidak melalui oil cooler.

Saat suhu oli di atas 38°C (100°F), oil cooler diverter valve hanya akan dikontrol oleh peng-
gunaan service atau retarder brake.

Training Center Cileungsi 317


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.49

Pada gambar terlihat left rear brake housing 777D Update truck sebelah kiri. Brake cooling
oil pressure dapat diukur pada dua buah tap (panah) yang terletak pada brake cooling oil
tube. Satu tap terletak pada brake cooling inlet tube dan tap lainnya terletak pada brake
cooling outlet tube. Tekanan yang terbaca pada brake inlet tube (dari oil cooler) akan selalu
lebih tinggi dibandingkan tekanan yang terbaca pada brake outlet tube.

Dengan suhu brake cooling oil antara 79 sampai 93°C (175 sampai 200°F), tekanan

Training Center Cileungsi 318


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.52

Automatic Retarder Control (ARC)

Automatic Retarder Control (ARC) system berfungsi untuk memodulasi pengereman pada
truck (retarding) saat menuruni turunan yang panjang, untuk mempertahankan engine speed
agar konstan. ARC system meng-engage-kan service/retarder brake. Bila ON/OFF switch
digerakkan ke posisi ON, ARC akan diaktifkan bila throttle pedal

Training Center Cileungsi 322


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.53

Gambar diatas memperlihatkan grafik untuk engine seri 3500 saat Manual Retarder Control
dan Automatic Retarder Control aktif. Automatic Retarder Control System dapat memper-
tahankan constant engine rpm dalam rentang yang sangat kecil. Operator tidak akan mampu
menjaga engine rpm dalam rentang yang sama menggunakan manual retarder control.
Keunggulan dari engine speed

Training Center Cileungsi 324


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.54

Pada gambar diatas diperlihatkan lokasi Engine Output Speed (EOS) sensor (1) yang diguna
kan sebagai primary input signal oleh ARC. Informasi engine speed merupakan parameter
utama yang digunakan oleh Brake ECM untuk mengatur proses retarding (perlambatan
gerak machine). Engine speed sensor merupakan sensor frequency yang menghasilkan
sinyal AC dari flywheel gear teeth yang melintasi sensor.

Engine speed/timing sensor (2) juga digunakan oleh ARC untuk tujuan diagnosa. Bila Brake
ECM menerima input signal dari engine speed/timing sensor, tetapi dari EOS sensor tidak
menerima, Brake ECM akan mencatat engine speed fault. ARC tidak akan bekerja bila tidak
mendapat sinyal engine speed dari EOS sensor (1).

CATATAN:
8T5200 Signal Generator/Counter Group dapat dihubun

Training Center Cileungsi 325


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.55

Pada gambar diatas terlihat lokasi retarder pressure switch (1). Retarder pressure switch
mengirimkan sinyal ke Brake ECM saat terdeteksi tekanan udara pada manual atau
automatic retarder. Jenis switch ini adalah normally open dan akan close saat manual atau
automatic retarder engage (aktif).

Fault (kerusakan) akan dicatat bila Brake ECM mendeteksi tidak adanya retarder pressure
(switch open) saat supply solenoid dan control solenoid di-energize.

Auto retarder pressure switch (2) mengirimkan sinyal ke Brake ECM saat terdeteksi tekanan
udara dan automatic retarder valve (3) bekerja. Auto retarder pressure switch terletak di-
depan kabin pada output port dari automatic retarder valve. Jenis switch ini adalah normally
close dan akan ‘open’ hanya pada saat auto retarder engage.

Fault (kerusakan) akan dicatat bila Brake ECM mendeteksi tidak adanya auto retarder
pressure (switch open) saat supply solenoid dan control solenoid tidak di-energize.

Supply solenoid valve (4) akan ON atau OFF untuk mengatur aliran udara menuju automatic
retarder valve (3). Brake ECM akan meng-energize supply solenoid valve dengan +Battery
voltage (24 Volt) pada 100 rpm kurang dari control speed setting yang telah di program.
Normalnya, penurunan speed akan berada pada sekitar rpm 1800, bila control speed diset
pada rpm 1900 oleh pabrik.

Fault (kerusakan) akan dicatat bila Brake ECM merasakan sinyal ke supply solenoid sebagai
‘open’, ‘shorted to ground’, atau ‘shorted to battery’.

Control solenoid valve (5) akan memodulasi aliran udara menuju brake selama automatic
retarding. Control solenoid menerima sinyal Pulse Width Modulated (PWM) dari Brake ECM.
Semakin lama/panjang duty cycle, semakin lama control solenoid valve membuka, dan

Training Center Cileungsi 326


777D SYSTEM OPERATION – UDA(A)-6.
DARA & R 0 EM
0755-6. 0 0755-6-0.964585(T)-0.2e181395(A(2 E3(A)-6. 093998104 0 0 1 18057 0 0 1 2

777D S
777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.56

Traction Control System (TCS)

Traction Control System (TCS) menggunakan rear parking/secondary brake (spring engaged
dan hydraulically released) untuk menurunkan kecepatan putaran roda yang sedang slip.971(a)11.4698(r)-2.98

Training Center Cileungsi 328


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

Service/retarder brake switch (lihat Gambar No. 2.2.6) menyediakan input signal ke TCS
melalui CAT Data Link dan melakukan dua fungsi:
1. Saat service brake atau retarder ENGAGE, fitur TCS tidak bekerja.
2. Service/retarder brake switch memberikan input signal yang diperlukan untuk melakukan
diagnostic test. Saat TCS test switch dan retarder lever ENGAGE secara simultan (terus-
menerus), TCS akan meng-engage-kan setiap rear brake secara terpisah. Pasang dua
pressure gauge pada TCS valve, dan perhatikan pembacaan tekanan selama siklus test
berlangsung. Brake pressure kiri akan turun dan naik. Setelah berhenti sejenak, brake
pressure kanan juga akan turun dan naik. Test akan berulang selama TCS test switch
dan retarder lever ENGAGE.

TCS valve mempunyai brake release pressure sensor kiri dan kanan. ET dapat pula diguna-
kan untuk menampilkan tekanan parking brake kiri dan kanan selama test ber langsung,
seperti yang dibahas diatas. Saat proportional solenoid di-ENERGIZE, ET akan menampil-
kan 44% saat brake ENGAGE penuh.

CATATAN:
Selama berlangsung diagnostic test, parking/secondary harus di-release.

Training Center Cileungsi 329


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.57

Pada gambar terlihat rear wheel speed sensor kiri (panah). TCS memantau putaran drive
wheel melalui tiga input speed signal, yaitu: satu pada setiap drive axle, dan satu lagi pada
transmission output shaft. Transmission Output Speed

Training Center Cileungsi 330


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

5.60

Pada gambar diatas memperlihatkan TCS dengan engine hidup dan brake kiri ENGAGE.

Saat sinyal dari sensor menunjukkan bahwa roda kiri slip (berputar 60% lebih cepat dari roda
kanan) maka:
• Brake ECM akan mengirimkan sinyal ke selector solenoid valve dan proportional
solenoid valve.
• Selector solenoid valve akan membuka saluran antara ujung luar brake pressure
reducing valve kiri dan proportional solenoid valve.
• Proportional solenoid valve akan membuka saluran dari selector solenoid valve menuju
drain. Proportional solenoid valve juga mengatur seberapa banyak oli yang boleh didrain.
• Oli dari sirkuit akan di drain melalui selector valve dan memasuki proportional valve.
• Reducing valve spool untuk parking brake kiri bergeser dan menutup aliran oli menuju
parking brake.
• Oli pada srkuit parking brake control kiri mulai dikeluarkan ke tangki (drain).
• Parking brake sebelah kiri mulai ENGAGE.
• Brake orifice kiri menghambat aliran oli dari parking brake release valve.

Saat sinyal dari sensor menunjukkan bahwa roda kiri tidak lagi slip, maka:
• Brake ECM menghentikan pengiriman sinyal menuju selector solenoid dan proportional
solenoid.
• Selector solenoid valve dan proportional solenoid valve menutup saluran menuju drain
sehingga control circuit pressure naik.
• Brake reducing valve spool kiri bergeser ke tengah dan menutup saluran menuju drain.
• Parking brake release oil dialirkan menuju parking brake kiri dan brake akan RELEASE.

Training Center Cileungsi 333


777D SYSTEM OPERATION – UDARA & REM

Training Center Cileungsi 334

Anda mungkin juga menyukai