Anda di halaman 1dari 24

Intermediate Engine System

Buku Panduan Siswa Topik 1

TOPIK 1
Prinsip Kerja Engine Diesel
DEFINISI ENGINE
Engine adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk merubah energi panas yang
dimiliki oleh bahan bakar menjadi energi gerak.
Berdasarkan fungsinya maka terminologi engine pada Caterpillar biasa digunakan sebagai
sumber tenaga atau penggerak utama (prime power) pada machine, genset, kapal (marine
vessel) ataupun berbagai macam peralatan industri.

Gambar. 1.1 Engine

KOMPONEN DASAR RUANG BAKAR


Selain istilah-istilah di atas harus diketahui juga nama-nama komponen dasar engine yang
membentuk combustion chamber (ruang bakar), yaitu:

Gambar 1.2 Komponen pembentuk ruang bakar

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.

Cylinder Liner
Piston
Intake valve
Exhaust valve
Cylinder Head
1
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

PERBEDAAN PETROL ENGINE DAN DIESEL ENGINE


Baik engine petrol maupun engine diesel adalah engine Internal Combustion (IC) yang
bekerja dengan dua maupun empat langkah. Perbedaan utama antara keduanya adalah
masuknya bahan bakar ke dalam ruang bakar dan cara pembakarannya. Walaupun
rancangan dasarnya serupa, namun fitur engine dan karakteristik performanya jauh berbeda.
Fitur Yang Dibandingkan

Diesel Engine

Petrol Engine

Bahan bakar yang


digunakan

A grade Diesel (Distillate)

Petrol atau Gas

Pemasukan bahan bakar ke cylinder


Bagaimana

Injector

Carburettor atau Injector

Di mana

Ruang bakar

Manifold atau Inlet Port

Kapan

Akhir Langkah Kompresi

Selama Langkah Induksi

Compression Ratio

14:1 24:1

7:1 11:1

Compression Pressure

3150 3850 kPa

770 1400 kPa

Compression Temperature

425 550 C

Sampai 250 C

Pembakaran

Panas dari udara yang


bertekanan

Electric Spark

RPM Maksimum

2000 4000 RPM

4000 7500 RPM

Torque

Sedikit bervariasi selama


range kecepatan

Banyak bervariasi selama


range kecepatan

Thermal Efficiency

35 40%

25 30%

Kandungan CO rata-rata
pada gas buang

0.1 0.2%

Sampai 4%

Kontrol kecepatan

Hanya bahan bakar

Volume campuran
udara/bahan bakar

Tabel 1 Tabel perbandingan

Tabel 1 mengilustrasikan beberapa perbedaan antara petrol engine dan diesel engine
kecepatan tinggi.

2
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

PRINSIP KERJA DIESEL ENGINE EMPAT LANGKAH


Seluruh diesel engine Caterpillar menggunakan system pembakaran dalam (internal
combustion system) dengan prinsip kerja empat langkah atau sering juga disebut empat tak.
Konsep empat langkah adalah dalam menghasilkan satu kali kerja dibutuhkan empat langkah
piston dan dua kali putaran crankshaft yaitu:
1.
2.
3.
4.

Langkah pemasukan (intake stroke)


Langkah kompresi (compression stroke)
Langkah kerja ( power stroke)
Langkah pembuangan/ pembilasan (exhaust stroke).

Caterpillar diesel engine menggunakan prinsip empat langkah karena mempunyai


keuntungan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tingkat efisiensi tinggi


Pembakaran lebih sempurna
Umur komponen panjang
Pemakaian bahan bakar hemat
Gas buang bersih
Suara engine relatif lebih halus

Prinsip kerja empat langkah pada engine diesel sama dengan engine bensin, perbedaannya
adalah pada engine bensin yang dikompresikan adalah campuran udara dan bensin,
sedangkan pada diesel engine hanya udara yang dikompresikan di dalam cylinder dan
bahan bakar baru diinjeksikan beberapa derajat sebelum langkah kompresi berakhir yang
disebut injection timing. Terjadinya pembakaran di dalam cylinder diesel engine diakibatkan
oleh panas yang timbul secara alamiah, karena udara yang dikompresikan, hal ini dapat
terjadi karena perbandingan kompresi pada diesel engine relatif sangat tinggi.

Gambar 1.3 Awal Langkah pemasukan ( intake stroke)

LANGKAH PEMASUKAN UDARA ( INTAKE STROKE )


Langkah pemasukan udara kedalam ruang bakar ( intake stroke ) dimulai pada saat intake
valve secara bertahap membuka beberapa derajat sebelum piston mencapai TDC. Pada saat
ini valve exhaust masih tetap dalam kondisi terbuka. Exhaust gas yang terdorong keluar
menuju exhaust manifold menimbulkan tekanan rendah di dalam ruang pembakaran
sehingga udara bersih masuk kedalam cylinder dari saluran intake dan mendorong exhaust
gas keluar melalui saluran exhaust, proses ini disebut dengan proses pembilasan. Proses

3
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

pembilasan berfungsi untuk mempercepat terbuangnya exhaust gas sehingga tidak tersisa
lagi di dalam silinder.
Posisi terbukanya intake valve dan exhaust valve secara bersamaan disebut dengan Valve
Overlap. Beberapa derajat setelah piston mencapai TDC, valve exhaust tertutup penuh dan
udara bersih yang berasal dari saluran intake masih terhisap ke dalam silinder.

Gambar 1.4 Akhir langkah pemasukan (intake stroke)

Langkah intake berakhir saat valve intake tertutup beberapa derajat setelah piston mencapai
BDC. Kecepatan langkah piston bergerak pada langkah intake akan mempengaruhi jumlah
udara yang dapat masuk kedalam cylinder yang disebut efficiency volumetric.
Derajat pembukaan dan penutupan valve intake dan exhaust engine-engine Caterpillar tidak
dijelaskan secara spesifik, tergantung dari jenis dan rancangannya masing-masing.

Gambar 1.5 Langkah kompresi (Compression stroke)

LANGKAH KOMPRESI ( COMPRESSION STROKE )


Setelah langkah intake berakhir, valve intake dan exhaust sama-sama tertutup dan piston
bergerak menuju TDC. Gerakan piston menuju TDC menyebabkan volume ruang bakar
semakin mengecil sehingga tekanan udara akan meningkat dan temperature udarapun naik
Kenaikan temperature pada langkah kompresi dapat mencapai 1000F .

4
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Gambar 1.6 Penginjeksian bahan bakar

Beberapa derajat sebelum piston mencapai TDC bahan bakar diinjeksikan. Karena
temperature udara pada posisi ini sudah sangat tinggi maka bahan bakar yang diinjeksikan
akan terbakar sendiri (self ignited). Proses pembakaran berakhir di dalam cylinder pada 3-5
setelah TDC.

Gambar 1.7 Langkah usaha ( Power Stroke )

LANGKAH USAHA (POWER STROKE )


Setelah bahan bakar terbakar dengan sempurna, tekanan diruang bakar menjadi sangat
tinggi, karena pada saat tersebut intake dan exhaust valve sama-sama tertutup, tekanan
tinggi yang dihasilkan mendorong piston menuju BDC. Peristiwa ini disebut dengan langkah
usaha (power stroke). Temperature pada saat pembakaran terjadi dapat mencapai 3000F.

5
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Gambar 1.8 Langkah pembuangan ( exhaust Stroke )

LANGKAH PEMBUANGAN ( EXHAUST STROKE )


Beberapa derajat sebelum piston mencapai BDC pada langkah usaha (power stroke), valve
exhaust membuka. Pada saat tersebut exhaust gas akan mengalir ke exhaust manifold dan
proses ini berlanjut hingga piston bergerak menuju TDC. Exhaust valve akan menutup
beberapa derajat setelah TDC yaitu pada saat piston melakukan langkah hisap.
Exhaust gas yang terdorong keluar dapat mencapai temperature sekitar 600 - 1100F.
Demikian siklus ini terjadi secara terus menerus pada motor bakar diesel. Ilustrasi dari proses
kerja diesel empat langkah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.9 Siklus Diesel Empat Langkah

6
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

KONDISI OPERASI DIESEL ENGINE


Governor menentukan rpm engine yang tepat untuk beban yang diberikan dan sebuah sistem
pengaturan yang memberikan bahan bakar dalam jumlah banyak atau sedikit untuk
menghasilkan rpm yang dibutuhkan. Dengan rancangan yang efisien, mekanisme timing
advance merasakan peningkatan atau penurunan rpm dan mengatur siklus injeksi bahan
bakar untuk memulai burn window pada derajat rotasi crankshaft yang tepat. Bermacam
kondisi operasi engine diesel didiskusikan dan dijelaskan dengan menggunakan kurva
horsepower.

Gambar 1.10 Kecepatan Low Idle

Low Idle
Low idle adalah kecepatan terendah engine tanpa beban (Gambar 1.10).

Gambar 1.11 Kecepatan High Idle

High Idle
High idle adalah engine dengan rpm tertinggi tanpa beban (Gambar 1.11).

7
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Gambar 1.12 Rated Speed

Rated Speed
Semua engine diesel diberikan rating kecepatan yang disebut full load pada rated speed. Ini
adalah rpm dimana engine beroperasi dengan beban penuh (Gambar 1.12).

Gambar 1.13 Overspeed

Overspeed
Terkadang engine beroperasi sedemikian rupa sehingga rpm dipaksa melebihi rpm high idle
(Gambar 1.13). Hal ini disebut overspeed dan pada situasi tertentu dapat menyebabkan
kerusakan total pada engine.

8
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Gambar 1.13 Lug

Lug
Engine diesel dirancang untuk dibebani melebihi kondisi beban penuh (Gambar 1.13).
Governor atau Electronic Control Module (ECM) memungkinkan untuk memberikan bahan
bakar maksimum, namun beban yang diterima engine sangat tinggi sehingga mampu untuk
menurunkan kecepatan engine. Pada kondisi ini karena tidak ada lagi penambahan bahan
bakar, sehingga governor tidak mampu menghasilkan horsepower yang dibutuhkan. Kondisi
tersebut dikenal dengan istilah lug.

9
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

ENGINE POWER CONCEPT & TERMINOLOGI


CLEARANCE
VOLUME

Gambar 1.14 Spesifikasi dasar engine

Pembahasan ini akan dimulai dari parameter-parameter dasar yang dapat mempengaruhi
tenaga (power) engine Caterpillar, diantaranya:
1.
2.
3.
4.

Diameter dalam silinder (bore)


Panjang langkah piston (stroke)
Volume (displacement)
Perbandingan kompresi (compression ratio)

Gambar 1.15 Top dead center

TOP DEAD CENTER (TDC)


Top Dead Center (TDC) adalah istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan posisi piston
ketika berada pada posisi tertinggi di dalam silinder. Banyak hal pada engine yang mengacu
kepada posisi crankshaft yang diukur dalam derajat setelah atau sebelum TDC.

10
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Gambar 1.16 Bottom dead center

BOTTOM DEAD CENTER (BDC)


Bottom Dead Center (BDC), merupakan istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan
posisi piston ketika berada pada titik terendah di dalam silinder.

Gambar 1.17 Bore

BORE (B)
Bore adalah diameter dalam silinder.

11
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Gambar 1.18 Stroke

STROKE (S)
Stroke merupakan panjang langkah piston yang bergerak dari TDC ke BDC. Panjang stroke
ditentukan oleh desain crankshaft.

Gambar 1.19 Displacement

PISTON DISPLACEMENT
Piston displacement adalah volume silinder dari BDC ke TDC, dimana :
Displacement = Luas permukaan silinder x Stroke
2
Displacement = x r x S = BA x S
Dimana :

= 22/7
r
= Diameter silinder
S
= Stroke

12
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Gambar 1.20 Displacement

CLEARANCE VOLUME
Clearance volume merupakan volume dari ruang bakar pada saat piston berada pada TDC.

ENGINE DISPLACEMENT
Engine displacement merupakan piston displacement dikalikan jumlah silinder pada sebuah
engine.

Gambar 1.21 Perbandingan kompresi

PERBANDINGAN KOMPRESI (COMPRESSION RATIO)


Perbandingan kompresi (Compresion ratio) engine ditentukan oleh piston displacement dan
clearance volume. Perbandingan kompresi diesel engine berkisar antara 13:1 24:1. Untuk
mendapatkan compression ratio rumusnya adalah:

13
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

CR =

Piston Displacement + Clearance Volume


Clearance Volume
PD + CV
CV

CR =

Pada spesifikasi engine terdapat nilai dari perbandingan kompresi, sehingga untuk
mengetahui clearance volume dapat diketahui dengan rumus :

CR =

Piston Displacement + Clearance Volume


Clearance Volume
PD + CV
CV

CR =

CV =

Piston Displacement
Compression Ratio - 1

CV =

PD
CR - 1

Gambar 1.22 Torsi

TORSI (TORQUE)
Pada saat engine running, gaya (F) yang terjadi hasil dari pembakaran di dalam silinder
menyebabkan piston bergerak ke bawah menuju BDC. Gerakan ke bawah piston menekan
connecting rod menyebabkan crankshaft berputar. Gaya tekan ke bawah dari piston
dikalikan dengan jarak dari titik sumbu rod journal ke titik sumbu main journal crankshaft (r)
disebut torsi (T).
T = F x r

14
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Dimana :
F = gaya yang bekerja pada piston ( lb )
r = jarak dari gaya yang bekerja ke titik sumbu crankshaft (ft)

KERJA ( USAHA )
Usaha (W) adalah gaya ( F ) yang bekerja pada suatu jarak atau lintasan tertentu.
W = F x d

Dimana :
F = gaya yang bekerja pada piston ( lb )
d = jarak lintasan ( radian )

POWER
Power adalah usaha atau kerja yang dilakukan dalam satuan waktu tertentu.
P

W
t

Dimana :
P
= power
W
= usaha
t
= waktu

P =

F x d
t

dimana : d = jarak lintasan

Maka,

P = F x 2r x n
Dimana :
n = putaran permenit
Satu horsepower didefinisikan sebagai kemampuan seekor kuda untuk mengangkat beban
seberat 33000 lb menempuh jarak 1 feet dalam waktu 1 menit.

HP =

F x rx2 x n
33000

HP =

T x 2 x n
33000

HP =

T x RPM
5252

Karena

Karena

T= F xr

Maka,

33000

.=

5252

maka,

15
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Manufacturing Test
Conditions
Rated horsepower 3% occurs at SAE
J1995 conditions
API fuel density @ 60F
F fuel temperature
F inlet manifold temperature - ATAAC
F inlet air temperature - JWAC
61 inches of hg air pressure (test cell)
(30.50 inches of hg in field)

35
85
110
77
29.

Gambar 1.23 Kondisi pengetesan pabrik

FAKTOR KONDISI YANG MEMPENGARUHI HORSE POWER ENGINE


Horsepower yang dihasilkan oleh engine sangat ditentukan oleh 3 unsur utama yaitu :
1. Udara
2. Bahan bakar
3. Panas
Engine yang diproduksi oleh pabrik Caterpillar akan mencapai rated horsepower bila
memenuhi beberapa kondisi pengetesan pabrik yang didasari standard internasional SAE
J1995.

Gambar 1.24 Fuel Hydrometer

PENGARUH FUEL TERHADAP HORSEPOWER ENGINE


Kondisi fuel yang dapat berpengaruh terhadap engine diantaranya :
Specific gravity
Specific gravity diesel fuel adalah berat fuel dengan jumlah tertentu dibandingkan dengan
berat air dengan jumlah dan pada temperature yang sama. Semakin tinggi specific gravity
berarti semakin berat fuel tersebut dan semakin besar energi atau horsepower yang dapat
dihasilkan engine.

16
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Specific gravity dapat diukur menggunakan fuel hydrometer. Pembacaan pada hydrometer
menggunakan skala American Petroleum Institut (API). Skala API merupakan kebalikan dari
specific gravity. Semakin besar derajat API menunjukkan semakin ringan fuel tersebut,
contoh fuel yang ringan adalah minyak tanah memiliki derajat API sebesar 40-44. Nilai
standar derajat API engine Caterpillar adalah 35 pada 60F (SAE J1995).
Pembacaan Hydrometer dipengaruhi oleh temperature fuel sehingga untuk mendapatkan nilai
yang mengacu kepada standard pabrik, nilai aktual yang diperoleh harus dikoreksi
menggunakan tabel koreksi yang terdapat pada Engine Performance Reference LEXT1044
(terlampir).
Fuel yang ringan tidak akan menghasilkan horsepower maksimum tanpa dilakukan
penyetelan pada fuel system, namun untuk mengkompensasi kondisi tersebut, penyetelan
fuel system tidak diperbolehkan karena umur komponen fuel system dapat menurun akibat
berkurangnya efek pelumasan.
Fuel yang terlalu berat mengakibatkan banyaknya deposit pada combustion chamber,
sehingga dapat menimbulkan keausan yang tidak normal pada liner dan piston ring.
Temperature fuel
Kenaikan temperature fuel pada daerah antara transfer pump dan fuel injection pump atau
injector dapat mempengaruhi kemampuan engine. Kenaikan temperature ini dapat
disebabkan oleh radiasi panas dari komponen engine lainnya atau karena terhambatnya
aliran return fuel ke tangki.
Semakin tinggi temperature fuel maka spesific gravity-nya akan semakin rendah dan nilai
panas yang terkandung di dalam fuel menjadi berkurang. Kenaikan temperature yang
diperbolehkan antara transfer pump dan fuel injection pump atau injector pada engine
Caterpillar adalah 38C (68F). Apabila fuel temperature pada daerah ini melebihi nilai
tersebut maka nilai horsepower harus dikoreksi menggunakan correction factor yang terdapat
pada Engine Performance Reference LEXT1044 (terlampir).
Disamping berpengaruh terhadap horsepower, temperature fuel yang akan masuk ke fuel
injection pump atau fuel gallery juga sangat berpengaruh terhadap viscosity. Viscosity
merupakan ukuran dari hambatan cairan untuk mengalir. Viscosity tinggi berarti fuel terlalu
kental dan tidak akan mengalir dengan mudah. Fuel dengan viscosity yang salah (terlalu
kental atau terlalu cair) dapat mengakibatkan kerusakan engine. Standard viscosity fuel yang
akan masuk ke fuel injection pump sebesar adalah 1.4 20 centistokes (Cts). Viscosity fuel
yang terlalu tinggi dapat meningkatkan keausan pada gear train, cam dan follower fuel
injection pump karena semakin tingginya injection pressure. Viscosity fuel yang terlalu rendah
tidak dapat menyediakan pelumasan yang baik pada plunger, barrel dan injector. Pengabutan
fuel juga semakin tidak baik dan engine susah di-start.
Salah satu cara mengubah viscosity fuel adalah dengan memanaskan atau mendinginkan
fuel.

PENGARUH KONDISI UDARA TERHADAP HORSEPOWER ENGINE


Kondisi udara yang dapat mempengaruhi horsepower engine diantaranya :
Kondisi Atmosphere
Kondisi Atmosphere merupakan kondisi tekanan udara sekitar yang sangat tergantung
kepada ketinggian daerah operasi engine terhadap permukaan laut. Semakin tinggi suatu
daerah dari permukaan laut maka semakin sedikit jumlah udaranya sehingga tekanannyapun
semakin rendah, sebaliknya semakin dekat suatu daerah dari permukaan laut maka semakin
banyak jumlah udaranya dan tentunya tekanannya pun semakin besar.
Semakin besar tekanan udara sekitar, jumlah udara yang dapat masuk kedalam silinder juga
semakin banyak dan semakin sempurna pembakaran yang terjadi.
17
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Standar tekanan udara sewaktu melakukan pengetesan horsepower engine di test cell factory
adalah 29,61 INHg dan di field adalah 30.5 INHg. Perbedaan nilai ini dibuat karena sewaktu
melakukan pengetesan di lapangan terdapat faktor relative humidity, air cleaner dan exhaust
back pressure dan sewaktu melakukan pengukuran di test cell factory relative humidity dapat
dikontrol dan engine tidak menggunakan air filter maupun muffler.
Air inlet temperature
Air inlet temperature merupakan temperature udara yang diukur pada inlet manifold. Semakin
tinggi temperature udara berakibat semakin sedikit molekul-molekul udara yang masuk ke
dalam ruang bakar. Hal ini secara langsung mengakibatkan penurunan horsepower engine,
disamping itu kenaikan 1F air inlet mengakibatkan naiknya exhaust temperature sebesar
3F.
Nilai standard pabrik sewaktu melakukan pengetesan engine adalah :
a. 110F inlet manifold temperature ATAAC
b. 77 F inlet air temperature JWAC
Apabila air inlet temperature berada di luar range ini, untuk mengetahui horsepower aktual
perlu dilakukan koreksi mengacu pada engine performance Reference LEXT1044.
Informasi yang lebih lengkap tentang factor yang mempengaruhi horsepower engine ditinjau
dari kondisi udara dibahas pada air intake & exhaust system diagnostic.

Contoh Problem

Berapa horsepower yang akan


didapatkan dari 3406C, rated 425
horsepower @ 2100 rpm, Pada kondisi
berikut ?
40 API fuel density at 90 F
135 F fuel temperature at filter base
105 F inlet manifold temperature
30.05 inches of hg air pressure

Gambar 1.25 Contoh problem

Contoh problem diatas dapat diselesaikan dengan memperhitungkan faktor koreksi mengacu
pada engine performance reference LEXT1044.

18
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Contoh Problem
Fuel density menjadi ?? API @ 60F
Fuel density correction factor

????

Fuel temperature correction factor ????


Air temperature correction factor

????

Baro. pressure correction factor

????

Total correction factor

????

Gambar 1.12 Faktor koreksi

Hal pertama yang harus diketahui adalah nilai fuel density dari 40API @ 90F pada
temperature 60 F. Nilai koreksi dapat ditemukan pada diesel fuel API gravity correction chart
yang terdapat didalam performance reference LEXT1044 halaman 8. Nilai koreksi yang
diperoleh adalah 37.6API @60F.

Contoh Problem
Fuel density corrects to 37.6 API @ 60F
Fuel density correction factor

????

Fuel temperature correction factor ????


Air temperature correction factor

????

Baro. pressure correction factor

????

Total correction factor

????

Gambar 1.26 Faktor koreksi

Karena nilai koreksi yang diperoleh lebih besar dari 35API, maka dapat disimpulkan bahwa
fuel memiliki nilai density yang lebih rendah dan akan berdampak kepada pengurangan
horsepower. Nilai pengurangan horse power yang terjadi dapat diketahui dengan mencari
nilai faktor koreksi pada fuel API correction factor yang terdapat didalam performance
reference LEXT1044 halaman 9. Nilai faktor koreksi yang diperoleh adalah 1.011.

19
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Contoh Problem
Fuel density corrects to 37.6 API @ 60F
Fuel density correction factor

1.011

Fuel temperature correction factor ????


Air temperature correction factor

????

Baro. pressure correction factor

????

Total correction factor

????

Gambar 1.27 Faktor koreksi

Setelah memperoleh nilai faktor koreksi density fuel, perhitungan dilanjutkan dengan
menemukan faktor koreksi dari fuel pada temperature 135F yang diukur di filter base. Nilai
faktor koreksi dapat diketahui dengan mencari nilainya pada fuel temperature correction
factor yang terdapat didalam performance reference LEXT1044 halaman 10. Nilai yang
diperoleh adalah 1.050.

Contoh Problem
Fuel density corrects to 37.6 API @ 60F
Fuel density correction factor

1.011

Fuel temperature correction factor 1.050


Air temperature correction factor

????

Baro. pressure correction factor

????

Total correction factor

????

Gambar 1.28 Faktor koreksi

Selanjutnya temukan nilai faktor koreksi dari udara pada temperature 105F yang terdapat
pada inlet air temperature correction factor didalam performance reference LEXT1044
halaman 11. Nilai yang diperoleh adalah 0.997.

20
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Contoh Problem
Fuel density corrects to 37.6 API @ 60F
Fuel density correction factor

1.011

Fuel temperature correction factor 1.050


Air temperature correction factor

0.997

Baro. pressure correction factor

????

Total correction factor

????

Gambar 1.29 Faktor koreksi

Setelah nilai faktor koreksi temperature udara diperoleh, langkah terakhir adalah menemukan
nilai faktor koreksi dari tekanan barometrik 30.05 INHg yang terdapat pada inlet air pressure
correction factor di dalam performance reference LEXT1044 halaman 14. Nilai yang
diperoleh adalah 1.003.

Contoh Problem
Fuel density corrects to 37.6 API @ 60F
Fuel density correction factor

1.011

Fuel temperature correction factor 1.050


Air temperature correction factor

0.997

Baro. pressure correction factor

1.003

Total correction factor

????

Gambar 1.30 Faktor koreksi

Setelah semua nilai didapat maka perhitungan faktor koreksi dilanjutkan dengan mengalikan
seluruh faktor koreksi .

21
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Contoh Problem
Fuel density corrects to 37.6 API @ 60F
Fuel density correction factor

1.011

Fuel temperature correction factor 1.050


Air temperature correction factor

0.997

Baro. pressure correction factor

1.003

Total correction factor

1.0615

Gambar 1.31 Faktor koreksi

Nilai horsepower yang dapat dihasilkan oleh engine 3406 C dengan rate 425 HP diperoleh
dengan membagi total faktor koreksi dengan rate horse power, sehingga :
425 : 1.0615 = 400.376 HP
Dari hasil yang diperoleh diatas terjadi penurunan horsepower yang sebesar 24.62 HP
sementara nilai toleransi horsepower yang diperbolehkan dari spesifikasi rate horsepower
adalah 3%.
Dengan contoh di atas dapat menjawab pertanyaan kenapa biasanya sewaktu melakukan
performance test, horsepower yang diperoleh sering sekali di bawah nilai spesifikasi rate
horsepower.

TERMINOLOGI
Horse power yang dihasilkan oleh engine terdiri dari:
1. Indicate horsepower (IHP)
Indicated horse power adalah total horsepower yang dihasilkan engine berdasarkan
perhitungan (teoritis), yang ditentukan oleh nilai:
Brake Mean Effective Pressure (BMEP)
Displacement
2. Friction horse power (FHP)
Friction horse power adalah horsepower yang dibutuhkan oleh engine untuk melawan
gesekan antara ring piston dan liner, shaft dan bearing, roda gigi dan komponen bergerak
lainnya yang berada didalam engine. Frictional horsepower tergantung pada ukuran dan
kecepatan engine.
3. Brake horsepower (BHP)
Brake horsepower adalah Horsepower yang dihasilkan engine yang diperoleh saat
melakukan pengukuran pada dynamometer tanpa ada parasitic load yang terpasang.
Hubungan antara ke tiga horsepower ini adalah :
BHP = IHP FHP
4. Flywheel horsepower
Flywheel horsepower adalah horsepower bersih yang dihasilkan oleh engine setelah
dikurangi beban aksesoris seperti altenator, kompresor, dll .

22
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

Gambar 1.32 Brake Mean Effective Pressure

BRAKE MEAN EFFECTIVE PRESSURE ( BMEP)


BMEP adalah nilai tekanan rata-rata yang terjadi di dalam silinder selama langkah power
untuk menghasilkan brake horsepower di flywheel.
BMEP merupakan parameter untuk mengukur seberapa efektif piston displecement dari
engine menghasilkan torsi sehingga semakin besar BMEP semakin besar pula torsi yang
dihasilkan engine.
EFISIENSI ENGINE
Efisiensi merupakan istilah yang dipergunakan pada engine untuk menunjukkan persentase
power aktual jika dibandingkan terhadap power secara teoritis.
EFISIENSI VOLUMETRIK
Efisiensi volumetrik adalah kemampuan pengisian udara ke dalam silinder pada langkah
intake dibandingkan dengan jumlah udara di dalam silinder pada tekanan atmosfir.
Jumlah udara yang dapat masuk ke dalam silinder pada langkah intake dipengaruhi:
1. Kecepatan gerakan piston (RPM engine)
2. Besarnya boost pressure.
EFISIENSI THERMAL
Efisiensi thermal merupakan ukuran untuk menentukan kemampuan engine untuk mengubah
energi bahan bakar menjadi energi panas yang menyebabkan piston memutar crankshaft.
BRAKE SPECIFIED FUEL CONSUMPTION ( BSFC )
Brake specified fuel consumption (BSFC) merupakan ukuran untuk jumlah fuel dalam pound
(lb) yang dipergunakan untuk menghasilkan per unit horsepower per satuan waktu.
Rumus perhitungan BSFC adalah:

23
Prinsip Kerja Engine Diesel

Intermediate Engine System


Buku Panduan Siswa Topik 1

BSFC =
Dimana:
BSFC
Fuel Rate
Fuel Density
Horsepower

Fuel Rate x Fuel Density


Horsepower

= Brake specific fuel consumption (lb/hp.hr)


= Fuel rate (gal/hr)
= Fuel density (lb/gal)
= Horsepower (hp)

Konsumsi bahan bakar paling optimal diperoleh pada saat engine beroperasi diantara
kondisi full load dan peak torque.

24
Prinsip Kerja Engine Diesel

Anda mungkin juga menyukai