TOPIK 1
Prinsip Kerja Engine Diesel
DEFINISI ENGINE
Engine adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk merubah energi panas yang
dimiliki oleh bahan bakar menjadi energi gerak.
Berdasarkan fungsinya maka terminologi engine pada Caterpillar biasa digunakan sebagai
sumber tenaga atau penggerak utama (prime power) pada machine, genset, kapal (marine
vessel) ataupun berbagai macam peralatan industri.
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
Cylinder Liner
Piston
Intake valve
Exhaust valve
Cylinder Head
1
Prinsip Kerja Engine Diesel
Diesel Engine
Petrol Engine
Injector
Di mana
Ruang bakar
Kapan
Compression Ratio
14:1 24:1
7:1 11:1
Compression Pressure
Compression Temperature
425 550 C
Sampai 250 C
Pembakaran
Electric Spark
RPM Maksimum
Torque
Thermal Efficiency
35 40%
25 30%
Kandungan CO rata-rata
pada gas buang
0.1 0.2%
Sampai 4%
Kontrol kecepatan
Volume campuran
udara/bahan bakar
Tabel 1 mengilustrasikan beberapa perbedaan antara petrol engine dan diesel engine
kecepatan tinggi.
2
Prinsip Kerja Engine Diesel
Prinsip kerja empat langkah pada engine diesel sama dengan engine bensin, perbedaannya
adalah pada engine bensin yang dikompresikan adalah campuran udara dan bensin,
sedangkan pada diesel engine hanya udara yang dikompresikan di dalam cylinder dan
bahan bakar baru diinjeksikan beberapa derajat sebelum langkah kompresi berakhir yang
disebut injection timing. Terjadinya pembakaran di dalam cylinder diesel engine diakibatkan
oleh panas yang timbul secara alamiah, karena udara yang dikompresikan, hal ini dapat
terjadi karena perbandingan kompresi pada diesel engine relatif sangat tinggi.
3
Prinsip Kerja Engine Diesel
pembilasan berfungsi untuk mempercepat terbuangnya exhaust gas sehingga tidak tersisa
lagi di dalam silinder.
Posisi terbukanya intake valve dan exhaust valve secara bersamaan disebut dengan Valve
Overlap. Beberapa derajat setelah piston mencapai TDC, valve exhaust tertutup penuh dan
udara bersih yang berasal dari saluran intake masih terhisap ke dalam silinder.
Langkah intake berakhir saat valve intake tertutup beberapa derajat setelah piston mencapai
BDC. Kecepatan langkah piston bergerak pada langkah intake akan mempengaruhi jumlah
udara yang dapat masuk kedalam cylinder yang disebut efficiency volumetric.
Derajat pembukaan dan penutupan valve intake dan exhaust engine-engine Caterpillar tidak
dijelaskan secara spesifik, tergantung dari jenis dan rancangannya masing-masing.
4
Prinsip Kerja Engine Diesel
Beberapa derajat sebelum piston mencapai TDC bahan bakar diinjeksikan. Karena
temperature udara pada posisi ini sudah sangat tinggi maka bahan bakar yang diinjeksikan
akan terbakar sendiri (self ignited). Proses pembakaran berakhir di dalam cylinder pada 3-5
setelah TDC.
5
Prinsip Kerja Engine Diesel
6
Prinsip Kerja Engine Diesel
Low Idle
Low idle adalah kecepatan terendah engine tanpa beban (Gambar 1.10).
High Idle
High idle adalah engine dengan rpm tertinggi tanpa beban (Gambar 1.11).
7
Prinsip Kerja Engine Diesel
Rated Speed
Semua engine diesel diberikan rating kecepatan yang disebut full load pada rated speed. Ini
adalah rpm dimana engine beroperasi dengan beban penuh (Gambar 1.12).
Overspeed
Terkadang engine beroperasi sedemikian rupa sehingga rpm dipaksa melebihi rpm high idle
(Gambar 1.13). Hal ini disebut overspeed dan pada situasi tertentu dapat menyebabkan
kerusakan total pada engine.
8
Prinsip Kerja Engine Diesel
Lug
Engine diesel dirancang untuk dibebani melebihi kondisi beban penuh (Gambar 1.13).
Governor atau Electronic Control Module (ECM) memungkinkan untuk memberikan bahan
bakar maksimum, namun beban yang diterima engine sangat tinggi sehingga mampu untuk
menurunkan kecepatan engine. Pada kondisi ini karena tidak ada lagi penambahan bahan
bakar, sehingga governor tidak mampu menghasilkan horsepower yang dibutuhkan. Kondisi
tersebut dikenal dengan istilah lug.
9
Prinsip Kerja Engine Diesel
Pembahasan ini akan dimulai dari parameter-parameter dasar yang dapat mempengaruhi
tenaga (power) engine Caterpillar, diantaranya:
1.
2.
3.
4.
10
Prinsip Kerja Engine Diesel
BORE (B)
Bore adalah diameter dalam silinder.
11
Prinsip Kerja Engine Diesel
STROKE (S)
Stroke merupakan panjang langkah piston yang bergerak dari TDC ke BDC. Panjang stroke
ditentukan oleh desain crankshaft.
PISTON DISPLACEMENT
Piston displacement adalah volume silinder dari BDC ke TDC, dimana :
Displacement = Luas permukaan silinder x Stroke
2
Displacement = x r x S = BA x S
Dimana :
= 22/7
r
= Diameter silinder
S
= Stroke
12
Prinsip Kerja Engine Diesel
CLEARANCE VOLUME
Clearance volume merupakan volume dari ruang bakar pada saat piston berada pada TDC.
ENGINE DISPLACEMENT
Engine displacement merupakan piston displacement dikalikan jumlah silinder pada sebuah
engine.
13
Prinsip Kerja Engine Diesel
CR =
CR =
Pada spesifikasi engine terdapat nilai dari perbandingan kompresi, sehingga untuk
mengetahui clearance volume dapat diketahui dengan rumus :
CR =
CR =
CV =
Piston Displacement
Compression Ratio - 1
CV =
PD
CR - 1
TORSI (TORQUE)
Pada saat engine running, gaya (F) yang terjadi hasil dari pembakaran di dalam silinder
menyebabkan piston bergerak ke bawah menuju BDC. Gerakan ke bawah piston menekan
connecting rod menyebabkan crankshaft berputar. Gaya tekan ke bawah dari piston
dikalikan dengan jarak dari titik sumbu rod journal ke titik sumbu main journal crankshaft (r)
disebut torsi (T).
T = F x r
14
Prinsip Kerja Engine Diesel
Dimana :
F = gaya yang bekerja pada piston ( lb )
r = jarak dari gaya yang bekerja ke titik sumbu crankshaft (ft)
KERJA ( USAHA )
Usaha (W) adalah gaya ( F ) yang bekerja pada suatu jarak atau lintasan tertentu.
W = F x d
Dimana :
F = gaya yang bekerja pada piston ( lb )
d = jarak lintasan ( radian )
POWER
Power adalah usaha atau kerja yang dilakukan dalam satuan waktu tertentu.
P
W
t
Dimana :
P
= power
W
= usaha
t
= waktu
P =
F x d
t
Maka,
P = F x 2r x n
Dimana :
n = putaran permenit
Satu horsepower didefinisikan sebagai kemampuan seekor kuda untuk mengangkat beban
seberat 33000 lb menempuh jarak 1 feet dalam waktu 1 menit.
HP =
F x rx2 x n
33000
HP =
T x 2 x n
33000
HP =
T x RPM
5252
Karena
Karena
T= F xr
Maka,
33000
.=
5252
maka,
15
Prinsip Kerja Engine Diesel
Manufacturing Test
Conditions
Rated horsepower 3% occurs at SAE
J1995 conditions
API fuel density @ 60F
F fuel temperature
F inlet manifold temperature - ATAAC
F inlet air temperature - JWAC
61 inches of hg air pressure (test cell)
(30.50 inches of hg in field)
35
85
110
77
29.
16
Prinsip Kerja Engine Diesel
Specific gravity dapat diukur menggunakan fuel hydrometer. Pembacaan pada hydrometer
menggunakan skala American Petroleum Institut (API). Skala API merupakan kebalikan dari
specific gravity. Semakin besar derajat API menunjukkan semakin ringan fuel tersebut,
contoh fuel yang ringan adalah minyak tanah memiliki derajat API sebesar 40-44. Nilai
standar derajat API engine Caterpillar adalah 35 pada 60F (SAE J1995).
Pembacaan Hydrometer dipengaruhi oleh temperature fuel sehingga untuk mendapatkan nilai
yang mengacu kepada standard pabrik, nilai aktual yang diperoleh harus dikoreksi
menggunakan tabel koreksi yang terdapat pada Engine Performance Reference LEXT1044
(terlampir).
Fuel yang ringan tidak akan menghasilkan horsepower maksimum tanpa dilakukan
penyetelan pada fuel system, namun untuk mengkompensasi kondisi tersebut, penyetelan
fuel system tidak diperbolehkan karena umur komponen fuel system dapat menurun akibat
berkurangnya efek pelumasan.
Fuel yang terlalu berat mengakibatkan banyaknya deposit pada combustion chamber,
sehingga dapat menimbulkan keausan yang tidak normal pada liner dan piston ring.
Temperature fuel
Kenaikan temperature fuel pada daerah antara transfer pump dan fuel injection pump atau
injector dapat mempengaruhi kemampuan engine. Kenaikan temperature ini dapat
disebabkan oleh radiasi panas dari komponen engine lainnya atau karena terhambatnya
aliran return fuel ke tangki.
Semakin tinggi temperature fuel maka spesific gravity-nya akan semakin rendah dan nilai
panas yang terkandung di dalam fuel menjadi berkurang. Kenaikan temperature yang
diperbolehkan antara transfer pump dan fuel injection pump atau injector pada engine
Caterpillar adalah 38C (68F). Apabila fuel temperature pada daerah ini melebihi nilai
tersebut maka nilai horsepower harus dikoreksi menggunakan correction factor yang terdapat
pada Engine Performance Reference LEXT1044 (terlampir).
Disamping berpengaruh terhadap horsepower, temperature fuel yang akan masuk ke fuel
injection pump atau fuel gallery juga sangat berpengaruh terhadap viscosity. Viscosity
merupakan ukuran dari hambatan cairan untuk mengalir. Viscosity tinggi berarti fuel terlalu
kental dan tidak akan mengalir dengan mudah. Fuel dengan viscosity yang salah (terlalu
kental atau terlalu cair) dapat mengakibatkan kerusakan engine. Standard viscosity fuel yang
akan masuk ke fuel injection pump sebesar adalah 1.4 20 centistokes (Cts). Viscosity fuel
yang terlalu tinggi dapat meningkatkan keausan pada gear train, cam dan follower fuel
injection pump karena semakin tingginya injection pressure. Viscosity fuel yang terlalu rendah
tidak dapat menyediakan pelumasan yang baik pada plunger, barrel dan injector. Pengabutan
fuel juga semakin tidak baik dan engine susah di-start.
Salah satu cara mengubah viscosity fuel adalah dengan memanaskan atau mendinginkan
fuel.
Standar tekanan udara sewaktu melakukan pengetesan horsepower engine di test cell factory
adalah 29,61 INHg dan di field adalah 30.5 INHg. Perbedaan nilai ini dibuat karena sewaktu
melakukan pengetesan di lapangan terdapat faktor relative humidity, air cleaner dan exhaust
back pressure dan sewaktu melakukan pengukuran di test cell factory relative humidity dapat
dikontrol dan engine tidak menggunakan air filter maupun muffler.
Air inlet temperature
Air inlet temperature merupakan temperature udara yang diukur pada inlet manifold. Semakin
tinggi temperature udara berakibat semakin sedikit molekul-molekul udara yang masuk ke
dalam ruang bakar. Hal ini secara langsung mengakibatkan penurunan horsepower engine,
disamping itu kenaikan 1F air inlet mengakibatkan naiknya exhaust temperature sebesar
3F.
Nilai standard pabrik sewaktu melakukan pengetesan engine adalah :
a. 110F inlet manifold temperature ATAAC
b. 77 F inlet air temperature JWAC
Apabila air inlet temperature berada di luar range ini, untuk mengetahui horsepower aktual
perlu dilakukan koreksi mengacu pada engine performance Reference LEXT1044.
Informasi yang lebih lengkap tentang factor yang mempengaruhi horsepower engine ditinjau
dari kondisi udara dibahas pada air intake & exhaust system diagnostic.
Contoh Problem
Contoh problem diatas dapat diselesaikan dengan memperhitungkan faktor koreksi mengacu
pada engine performance reference LEXT1044.
18
Prinsip Kerja Engine Diesel
Contoh Problem
Fuel density menjadi ?? API @ 60F
Fuel density correction factor
????
????
????
????
Hal pertama yang harus diketahui adalah nilai fuel density dari 40API @ 90F pada
temperature 60 F. Nilai koreksi dapat ditemukan pada diesel fuel API gravity correction chart
yang terdapat didalam performance reference LEXT1044 halaman 8. Nilai koreksi yang
diperoleh adalah 37.6API @60F.
Contoh Problem
Fuel density corrects to 37.6 API @ 60F
Fuel density correction factor
????
????
????
????
Karena nilai koreksi yang diperoleh lebih besar dari 35API, maka dapat disimpulkan bahwa
fuel memiliki nilai density yang lebih rendah dan akan berdampak kepada pengurangan
horsepower. Nilai pengurangan horse power yang terjadi dapat diketahui dengan mencari
nilai faktor koreksi pada fuel API correction factor yang terdapat didalam performance
reference LEXT1044 halaman 9. Nilai faktor koreksi yang diperoleh adalah 1.011.
19
Prinsip Kerja Engine Diesel
Contoh Problem
Fuel density corrects to 37.6 API @ 60F
Fuel density correction factor
1.011
????
????
????
Setelah memperoleh nilai faktor koreksi density fuel, perhitungan dilanjutkan dengan
menemukan faktor koreksi dari fuel pada temperature 135F yang diukur di filter base. Nilai
faktor koreksi dapat diketahui dengan mencari nilainya pada fuel temperature correction
factor yang terdapat didalam performance reference LEXT1044 halaman 10. Nilai yang
diperoleh adalah 1.050.
Contoh Problem
Fuel density corrects to 37.6 API @ 60F
Fuel density correction factor
1.011
????
????
????
Selanjutnya temukan nilai faktor koreksi dari udara pada temperature 105F yang terdapat
pada inlet air temperature correction factor didalam performance reference LEXT1044
halaman 11. Nilai yang diperoleh adalah 0.997.
20
Prinsip Kerja Engine Diesel
Contoh Problem
Fuel density corrects to 37.6 API @ 60F
Fuel density correction factor
1.011
0.997
????
????
Setelah nilai faktor koreksi temperature udara diperoleh, langkah terakhir adalah menemukan
nilai faktor koreksi dari tekanan barometrik 30.05 INHg yang terdapat pada inlet air pressure
correction factor di dalam performance reference LEXT1044 halaman 14. Nilai yang
diperoleh adalah 1.003.
Contoh Problem
Fuel density corrects to 37.6 API @ 60F
Fuel density correction factor
1.011
0.997
1.003
????
Setelah semua nilai didapat maka perhitungan faktor koreksi dilanjutkan dengan mengalikan
seluruh faktor koreksi .
21
Prinsip Kerja Engine Diesel
Contoh Problem
Fuel density corrects to 37.6 API @ 60F
Fuel density correction factor
1.011
0.997
1.003
1.0615
Nilai horsepower yang dapat dihasilkan oleh engine 3406 C dengan rate 425 HP diperoleh
dengan membagi total faktor koreksi dengan rate horse power, sehingga :
425 : 1.0615 = 400.376 HP
Dari hasil yang diperoleh diatas terjadi penurunan horsepower yang sebesar 24.62 HP
sementara nilai toleransi horsepower yang diperbolehkan dari spesifikasi rate horsepower
adalah 3%.
Dengan contoh di atas dapat menjawab pertanyaan kenapa biasanya sewaktu melakukan
performance test, horsepower yang diperoleh sering sekali di bawah nilai spesifikasi rate
horsepower.
TERMINOLOGI
Horse power yang dihasilkan oleh engine terdiri dari:
1. Indicate horsepower (IHP)
Indicated horse power adalah total horsepower yang dihasilkan engine berdasarkan
perhitungan (teoritis), yang ditentukan oleh nilai:
Brake Mean Effective Pressure (BMEP)
Displacement
2. Friction horse power (FHP)
Friction horse power adalah horsepower yang dibutuhkan oleh engine untuk melawan
gesekan antara ring piston dan liner, shaft dan bearing, roda gigi dan komponen bergerak
lainnya yang berada didalam engine. Frictional horsepower tergantung pada ukuran dan
kecepatan engine.
3. Brake horsepower (BHP)
Brake horsepower adalah Horsepower yang dihasilkan engine yang diperoleh saat
melakukan pengukuran pada dynamometer tanpa ada parasitic load yang terpasang.
Hubungan antara ke tiga horsepower ini adalah :
BHP = IHP FHP
4. Flywheel horsepower
Flywheel horsepower adalah horsepower bersih yang dihasilkan oleh engine setelah
dikurangi beban aksesoris seperti altenator, kompresor, dll .
22
Prinsip Kerja Engine Diesel
23
Prinsip Kerja Engine Diesel
BSFC =
Dimana:
BSFC
Fuel Rate
Fuel Density
Horsepower
Konsumsi bahan bakar paling optimal diperoleh pada saat engine beroperasi diantara
kondisi full load dan peak torque.
24
Prinsip Kerja Engine Diesel