TORQUE
CONVERTER
FLUID COUPLING
Dry Type :
Panas yang timbul pada Disc Clutch akibat Friction /
gesekan pada saat awal Engage/ disengage, dilepas
langsung ke udara. Strukturnya lebih sederhana dan tidak
mungkin terjadi problem kebocoran oli.
B.
Wet Type:
Panas yang timbul pada Disc di lepas ke Oli dan juga Oli
tersebut berfungsi sebagai untuk melumasi bagian - bagian
yang bergerak lainnya.
2.
3.
Spring Type:
Untuk Engaged Disc dan Plate menggunakan tekanan
dari Spring (Spring
Loaded) dan pengoperasiannya
digerakkan dengan pedal (untuk mendisengaged-kan).
Pada spring type dibedakan menjadi :
a. Multi Spring
b. Single Spring.
2.
Dimana
P
do
di
:
=
=
=
=
=
=
T
=
Torque transmitting capacity.
Faktor koreksi.
T = n.Z.
. p . do + di
Jumlah permukaan yang bersinggungan.
( kgm )
Koeffisien gesek.
Tekanan total yang bekerja pada pressure 4000
plate ( kg ).
Diameter luar bidang kontak disc ( mm ).
Diameter dalam bidanq kontak disc ( mm ).
Torque ratio
SPRING TYPE
1. Rod
2. Yoke
3. Release yoke
4 Release bearing
5. Release lever
6. Pressure plate
7. Spring engaged
8. Spring booster
Clutch shaft
Pilot bearing
Flywheel
Driven plate guide gear
Driven plate
Drive plate
Pressure plate
Release lever
Release lever yoke
Clutch spring
Clutch cover
Return spring
Adjustment nut
Bracket
Lock
Pump drive gear
Rod
Release Collar
Release bearing
Bearing cage
Release yoke
Strainer
1. Flywheel
8.Yoke shaft
2. Disc
9.Lever
3. Plate
10.Driving coupling
4. Pressure plate 11.Universal joint
5. Bracket
12.Main Clutch
6. Release lever
13.Bearing cap
7. Engage spring
14.Bearing cage
15.Grease hoseLever 16.Shift block
17.Release bearing 18.Clutch housing
19.Bearing ( pilot ) 20.Inertia brake
Komponen
Utama Main Clutch
Spring Type
(Bulldozer D50 - 16).
4. Link
7. Pressure plate
5. Link weight 8. Clutch cover
6. Roller
(Adjusting Ring
Connecting point
Clutch Engage
:
BASIC
MECHANIC COURSE
Ketika Yoke ( 3 ) digerakkan ke
( ke arah Flywheel ), Collar ( 1 )
bersama Connection point A akan
bergerak ke arah dan Connection
point B akan tertarik ke arah ( ke
arah Clutch Shaft ), sedangkan Link
Weight ( 5 ) akan berputar pada
titik C dan bergerak ke arah
( menjauhi Clutch Shaft ).
Jika ( 1 ), ( 2 ), ( 4 ), ( 5 ), ( 6 ), ( 7 )
dan ( 8 ) pada saat itu berputar,
Link Weight ( 5 ) akan tertarik
keluar ( ) oleh gaya Centrifugal W
dan Connection point B akan makin
cenderung terdorong ke dalam
( ).
Sehingga Connection point A akan
makin mendekati Flywheel dan
gaya dorong F akan menekan
Pressure Plate ( 7 ), akibatnya Plate
dan Disc akan Engage.
MECHANIC COURSE
Clutch DisengageBASIC
:
Ketika Yoke ( 3 ) digerakkan ke ( ke
arah Transmisi ), collar ( 1 ) bersama
Connection point A akan bergerak ke
arah dan Connection point B akan
tertarik ke arah
( ke arah Clutch Shaft ) sedangkan Link
Weight ( 5 ) akan berputar pada titik C
dan bergerak ke arah ( luar ).
Jika ( 1 ), ( 2 ), ( 4 ), ( 5 ), ( 6 ), ( 7 ) dan
(8) pada saat itu berputar, Link Weight
( 5 ) akan tertarik ke luar ( ) oleh gaya
Centrifugal W dan Connetion point B
akan makin cenderung terdorong ke
arah dalam ( , sehingga Connection
point B akan cenderung bergerak ke
arah oleh gaya R dan Roller ( 6 )
tidak lagi menekan Pressure Plate (7).
Dan dengan adanya Return Spring pada
Pressure Plate segera membuat Plate
dan Disc Disengage. Posisi ini akan
tetap demikian selama Collar ( 1 ) tidak
SISTEM
PEMINDAH MEKANIS26 26
digerakkkan
/ didorong.
A.
B.
Disc
Plate
Disc
disc :
Plate
PLATE DAN PRESSURE PLATE
Pressure Plate yang menekan / menjepit Clutch Disc ke Flywheel
karena adanya daya dari Clutch Spring.
Syarat Plate :
dengan
CLUTCH SPRING
Main Spring.
Spring ini digunakan hanya pada Main Clutch Type Spring dan
berfungsi sebagai sumber tenaga yang akan menekan Pressure
Plate agar Discdan Plate dapat Engage
Return Spring.
Spring ini bertugas untuk menarik kembali Pressure Plate pada saat
Clutch diposisikan Disengage.
Pemeriksaan dilakukan terhadap Load Pressure ( gaya tekan ) dan
panjang spring baik pada saat bebas ( Free ) dan dibebani
( Loaded ).
: Single acting.
Non servo type.
Servo type.
A. MECHANICAL TYPE
Type pergerakkan / pengontrolan Mechanical ini banyak / umum
digunakan di automobile, ciri-cirinya :
Konstruksi sederhana.
Pergerakan secara langsung dengan melalui linkage-linkage
(batang2 penghubung).
Membutuhkan tenaga yang besar untuk mengoperasikannya,
karena
langsung
melawan kekuatan dari Clutch Spring.
B.
BOOSTER TYPE.
1.
Spring Booster.
Booster Type ini menggunakan kekuatan Spring yang
akan membantu operator ketika menekan Pedal untuk mendisengage-kan Clutch.
2. HYDRAULIC BOOSTER.
Booster type ini menggunakan Oli bertekanan ( Pressure Oil ) yang
akan membantu operator ketika akan men-disengagge-kan Clutch
/ menekan Pedal Clutch.
Type Booster yang dipakai untuk ini adalah Single Acting Type,
dipakai pada Unit Bulldozer.
Gear Pump
Clutch shaft
Plate
Disc
Flywheel
Ring gear
Ring gear
Clutch cover
.Adjusting Ring
Cylinder
Hydraulic booster
Pipe
Lever
Return spring
Valve
Lock nut
17.Release Yoke
.Inertia brake drum
Filter screen
Flange
Rod
Return spring
Main clutch spring
Rangkaian
Pengontrolan Clutch
pada Non Servo Type
Servo Type.
9.
10.
11.
12.
Cover
Nut
18.Valve
Valve seat 19.Cover
Needle valve
B.
LEVER.
1.Yoke
1.Yoke
2.Spool
2.Spool
3.Sleeve
3.Sleeve
4.Body
4.Body
9.
10.
11.
12.
Cover
Nut
Valve seat
Needle valve
1.
Yoke
2.
Spool
3.
Sleeve
1. Main
2. Main
3. Main
4. Main
clutch pump
clutch booster
relief valve
clutch
5. P.T.O case
6. Main clutch case
A. Tap for main clutch booster pressure
Rangkaian Hidrolis dan Sirkuit Hidrolik pada Clutch Over Center Type dan Double Acting Booster.
1.Main
1.Main clutch pump 5. P.T.O case (tempat penampuangan
didinginkan/dibersihkan)
2.Main
2.Main clutch booster 6. Main clutch case
3.Main
3.Main relief valve
SISTEM PEMINDAH
4.Main
A. Tap for main clutch booster pressure
4.Main clutch
MEKANIS60 60
lever
1.Main
5. Lock plate
1.Main clutch shaft
2.Inertia
6. Adjustment 6bolt
2.Inertia brake drum
4 64
SISTEM
PEMINDAH
MEKANIS
3.Inertia
Inertia
brake
band
lining
7.
Brake
3.
Nm/rpm {kgm/rpm}
610.0/1,500 {62.2/1,500}
PRINSIP DASAR.
Pada dasarnya transmisi itu terdiri dari
beberapa road gigi yang disusun pada beberapa
poros roda gigi yang ditumpu sejajar.
1. Hubungan Antara Gear Ratio Dan Torque.
Gear Ratio
= Rm x TA
T
Rm =
TA =
=
Output torque.
Gear ratio
Input torque.
Contoh :
Dua buah roda gigi yang berdiameter tidak sama
dipasangkan sedemikian rupa sehingga roda gigi yang satu
memutar roda gigi yang lain.
Roda gigi I : Z1
=
25 teeth, sebagai
input.
Roda gigi II : Z2
=
100 teeth, sebagai
output.
Gbr. III - 1. Dua buah roda gigi.
Gear ratio pada kedua roda gigi adalah :
Rm =
G. Output
=
G. Input
100
=4
25
SISTEM
PEMINDAH MEKANIS69 69
output.
bagian input.
Rm
NA
1
Rm
x NA
Gear ratio.
Jumlah putaran
AI
B
11.Coupling
21.Ball bearing
12.Cover
22.Oil seal
13.Bearing holder
23.Cover
14.Self aligning roller 24.Cover
bearing
25.Bearing holder
15.Countershaft
26.Ball bearing
16.Collar
27.Collar
17.Cylindrical roller 28.Intermediate shaft
bearing
29.Cylindrical roller
18.Oil seal
bearing
19.Cover
30.Cover
20.Cylindrical roller bearing
( 26 *27 )
( 29 )
PERSENELING MAJU
1.
2.
3.
AFIE
AFHC
AFGB
PERSENELING MUNDUR
1.
2.
A A J M D
A A J L C
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Transmission case
Spacer
Tube for lubrication
5th speed coupling gear
Spacer
Intermediate shaft
( P.T.O shaft )
7. Spacer
8. Bearing cage
9. Main shaft
10.Cover
11.Holder
12.Countershaft
13.1st and 2nd speeds
coupling gear
14.3rd and 4th speeds
coupling gear
15.Sleeve
16.Forward and reverse
coupling gear
17.Cover
18.Holder
19.Input shaft
20.Holder
21.Coupling
22.Cover
23.Bearing cage
24. Bearing cage
25.Holder
26.Cover
I
II
III
IV
=
=
=
=
Input Shaft
PTO Shaft
Counter Shaft
Output Shaft.
1. Saat netral.
Apabila Shaft B berputar, maka Gear U akan memutar Gear X dan
Gear V akan memutar gear Y. Putaran dari Gear X ataupun Gear Y
tidak
diteruskan ke Shaft A..
b.Pin Type.
2. Pin
3. Guide pin
. 4.
5. Spring
Ball
6.
7. Cone
Clutch
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Disc
Pin
Guide pin
Ball
Spring
Clutch
Cone
Hub
100 100
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
pin
Clutch
Fork
Spring
Ball
Guide pin
Cone
Disc
Jika Shaft A berputar maka Gear S dan Gear T akan ikut berputar tapi Shaft
B dihubungkan Clutch Hub dan Clutch tidak terputar
101 101
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
102 102
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
103 103
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
104 104
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
105 105
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
106 106
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
a. Gate type.
107 107
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
108 108
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
109 109
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
110 110
MEKANIS
111 111
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
112 112
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
Interlock shaft
2.
Interlock plunger
3.
Interlock spring
4.
5.
Shifter fork
113 113
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
114 114
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
Interlock shaft
Interlock plunger
Interlock spring
Shifter fork shaft
115 115
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
116 116
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
117 117
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
118 118
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
Normal
* Engage spring lemah
* Stelan/adjustment pressure
plate (adjust ring) kurang rapat
Berputar
Abnormal
U-joint
berhenti
* Keausan plate &
disc sudah berlebihan
* Disc rusak
U-joint
berputar
Check steering
clutch
119 119
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
Machine Model
L.O.E (kg)
D 50
16
17
24 - 27
24 - 27
D 60
6
7
8
40 - 45
42 - 45
42 - 45
D 80
12
18
45 - 50
40 - 50
60 - 70
D 150 -
120 120
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
Hidupkan engine dan panaskan hingga mencapai temperatur kerja ( jarum penunjuk
temperatur air pendingin engine berada di daerah normal / hijau
Usahakan agar out put shaft main clutch mendapat over load, yaitu dengan memberikan
beban berlebihan pada unit ( dapat dengan cara menanamkan blade pada tanah atau
kedua steering brake diinjak sampai full ).
Masukan handel transmisi pada posisi maju dengan kecepatan tertinggi.
Naikkan speed engine sampai maksimum. Gerakan lever main clutch ke posisi engaged
( atau lepaskan pedal pada clutch spring type ) dengan perlahan - lahan, perhatikan
keadaan engine : stall atau tidak. Ukur waktu sampai engine menjadi stall. ( * Standard
waktu : 0,8 1,3 detik ).
Apabila engine tidak stall perhatikan apakah universal joint berputar atau tidak.
Ketentuan :
Engine stall dalam waktu 0,8 - 1,3 detik, berarti main clutch tidak mengalami slip.
Engine stall dalam waktu lebih dan 1,3 detik, berarti main clutch perlu
adjustment / penyetelan.
121 121
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
122 122
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
c.
d.
e.
Kendorkan baut pengikat inspection cover dan buka inspection cover dari
main clutch housing.
Putarkan flywheel ( dengan meng - crank engine ) hingga lock plate ( 2 ) yang
mengikat adjust ring dengan bracket berada diatas. Kendorkan lock nut ( 1 ) dan
lock plate ( 2 ) seperlunya hingga adjust ring dapat diatur.
*
Lock nut & lock plate hanya ada satu buah.
Dengan menggunakan bar(alat ukur tekanan), setel kerapatan pressure plate
dengar memutar ajdust ring kearah yang diperlukan.
*
Diputarkan searah jarum jam berarti mengencangkan dan arah yang
beriawanan untuk mengendorkan.
Setelah selesai penyetelan / adjusting, kencangkan kembali lock plate dan lock
nut clan inspection cover ditutup kembali.
* Tightening torque lock nut : 9 + 1 kgm.
Untuk meyakinkan hasil penyetelan / adjustment, lakukan lagi pengetesan main
clutch slippage dan lihat waktu hingga stallnya.
123 123
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
124 124
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
B.INERTIA BRAKE.
Symptom : Transmisi susah masuk.
1. Pengetesan Inertia Brake.
a.
b.
c.
d.
Buka lantai sehingga main clutch dan inertia brake dapat terlihat dari tempat duduk
operator.
Hidupkan engine dan naikkan putaran engine ( full throttle ). dorong main clutch
lever ke depan / kearah disengage ( atau injak pedal clutch untuk clutch tipe
spring ).
Ukur waktu sampai clutch shaft ( atau universal joint ) berhenti.
*
Standard waktu : 2,5 - 3,5 detik.
Lamanya waktu berhenti lebih dari standard akan mempengaruhi transmisi
susah masuk, karena jika clutch shaft masih berputar setelah 3,5 detik maka
akan kesulitan untuk memindahkan gear transmisi ( shifting ).
125 125
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
Kendorkan lock nut ( no-6 ) clan putar adjustment nut ( no.7 ) untuk menarik
brake band ( no.5 ) dan setel clearance "b".
*
Setel clearance "b" sebagai berikut :
~ Putar nut searah jarum jam untuk memperkecil clearance.
~ Putar nut berlawanan arah untuk memperbesar clearance.
* Standard clearance b
* Standard jarak
a
: 2 mm.
: 20 mm.
126 126
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
C. TRANSMISI.
1. Symptom : Susah memindahkan gigi (Gear Shifting).
Penyebab dari trouble ini bisa dari clutch atau inertia brake, juga bisa dari
transmisi dan linkage - linkagenya. Oleh sebab itu harus diyakinkan dahulu
bahwa clutch / inertia brake dalam keadaan baik sebelum pemeriksaan ke
transmisi.
127 127
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
Gejala
Susah masuk
Kemungkinan Penyebab
Tindakan
1. Kontrol linkage(batang) :
a. Penyetelan / adjustment tidak
tepat.
b. Deformasi / bengkok.
2. Transmisi
:
a Keausan atau kerusakan
bearing.
b. Keausan atau kerusakan gear
shaft.
c. Kerusakan pada shifting fork
.
3. Lainnya
:
a. Clutch tidak bisa release
( disengage ) dengan sempurna.
b. Inersia brake tidak bekerja
dengan sempurna.
c oli pelumas yang digunakan
terlalu kental ( high viskosity ).
Steel / Adjust .
Perbaiki / ganti
Ganti
Perbaiki / ganti
shaft
Perbaiki
128 128
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
Gejala
Kemungkinan Penyebab
1. Kontrol linkage :
a. Kondisi kontrol linkage sudah
( bengkok / deformasi, dll )
b. Shift lever bisa bergerak oleh
gerakan / goncangan unit.
2. Transmisi
:
a. Shifter aus atau mengalami
perubahan bentuk ( deformasi ).
b. Keausan pada interlock device.
c. Spring pada interlock device.
sudah lemah atau patah.
d. Back lash diantara gear gear
sudah terlalu besar.
Tindakan
129 129
SISTEM PEMINDAH MEKANIS
Gejala
Gigi netral
sendiri
Kemungkinan Penyebab
Tindakan
130 130
SISTEM PEMINDAH MEKANIS