Anda di halaman 1dari 8

CLUTCH I - 2 - 28

PENDAHULUAN.

Clutch merupakan suatu komponen penghubung dalam rangkaian penerusan


tenaga (power train) pada suatu kendaraan. Clutch terletak diantara engine dan
transmisi bertindak sebagai penghubung ataupun pemutus daya/putaran dari engine
ke transmisi.

1. Diesel engine. 6. Steering brake.


2. Main clutch. 25. Final drive.
3. Universal joint. P1.Hydraulic pump.
4. Transmission. P2.Steering pump.
5. Steering clutch.

Gbr. I – 1. Clutch dalam suatu rangkaian penerusan


tenaga (Power train).

Fungsi clutch :

~ Meneruskan / memutuskan tenaga dari engine ke transmisi sehingga


memungkinkan kendaraan untuk bergerak / berjalan ataupun berhenti.
~ Untuk mempermudah ketika melakukan perpindahan kecepatan ( Shifting
transmisi ) dan juga ketika perlambatan / pengereman.
~ Untuk memungkinkan kendaraan berhenti tanpa harus mematikan engine,
sementara gigi transmisi tetap terpasang / masuk.

Clutch sebagai bagian dari suatu sistem power train banyak digunakan dikendaraan,
kecuali beberapa jenis kendaraan yang sistem power trainnya menggunakan type
hydraulic.

Berkaitan dengan fungsinya dalam suatu sistem power train, clutch harus dapat
memenuhi persyaratan tertentu agar kendaraan dapat bergerak / berjalan dengan
baik dan pengoperasiannya juga tidak menyusahkan operator.
CLUTCH I - 2 - 28

Persyaratan untuk clutch.

~ Harus bisa menghubungkan dan memutuskan ( engaged / disengaged ) dengan


baik, sehingga memungkinkan untuk meneruskan ataupun memutuskan tenaga
dari engine ke transmisi.

~ Harus memiliki torque transmitting capacity ( kemampuan meneruskan tenaga )


yang cukup dan kemampuan tidak boleh menurun akibat naiknya temperatur
kerja.

~ Harus bisa melepaskan / memindahkan panas yang timbul dengan baik dan
tidak terpengaruh oleh kenaikan temperatur.

Keuntungan penggunaan clutch.

~ Konstruksinya sederhana.
~ Harganya tidak terlalu mahal.
~ Effisiensi lebih tinggi ( lebih kurang 95 % ).
~ Maintenance / perawatan lebih mudah.
~ Kemungkinan timbulnya masalah karena adanya kebocoran oli lebih kecil.

A. JENIS -JENIS CLUTCH.

Jika dilihat dari prinsip kerjanya, beragam jenis clutch tetapi yang paling
umum / banyak digunakan adalah :

1. Friction Clucth.

Clutch jenis ini dalam penerusan tenaga/putaran adalah dengan cara


menempelkan ( engaged ) dua bidang permukaan, sehingga tenaga /
putaran dari bidang permukaan yang satu dapat diterima oleh bidang
permukaan yang lainnya.

~ Macam - macam type friction clutch :


- Disc dan plate type.
- Cone type.
CLUTCH I - 3 - 28

Gbr. I - 2. Disc & Plate Clutch (kiri) dan


Cone Clutch (kanan).

2. Fluid Coupling.

Clutch jenis ini dalam penerusan tenaganya melalui media cairan / fluida.
Secara umum clutch jenis ini dapat dibedakan atas :

~ Torque converter.
~ Fluid coupling.
Driving Member
Driven
(Pump) (Impeller)
Member
( Turbine )

Gbr. I - 3. Torque Converter (kiri) dan


Fluid Coupling (kanan).
CLUTCH I - 4 - 28

Untuk selanjutnya yang akan kita bahas adalah yang jenis Friction Clutch,
terutama Type Disc dan Plate : karena Clutch Type ini yang paling banyak
digunakan pada kendaraan ( Automobile ) maupun alat-alat berat.

Friction Clutch ( Disc & Plate Clutch ) dapat dibedakan lagi :

a. Menurut sistem pendingin Disc Clutch :

1. Dry Type : Panas yang timbul pada Disc Clutch akibat Friction /
gesekan pada saat awal Engage / disengage di lepas
langsung ke udara. Strukturnya lebih sederhana dan
tidak mungkin terjadi problem kebocoran oli.

2. Wet Type : Panas yang timbul pada Disc di lepas ke Oli dan juga Oli
tersebut berfungsi sebagai untuk melumasi bagian -
bagian yang bergerak lainnya.

b. Menurut banyaknya Disc Clutch :

1. Single Disc Type : Menggunakan satu buah disc ( Driven Plate ).

2. Double Disc Type : Menggunakan dua buah disc ( Driven Plate ).

3. Multi Disc Type : Menggunakan tiga atau lebih disc ( Driven Plate ).

c. Menurut cara kerjanya Clutch :

1. Spring Type : Untuk Engaged Disc dan Plate menggunakan


tekanan dari Spring ( Spring Loaded ) dan
pengoperasiannya digerakkan dengan pedal
( untuk men-disengaged-kan ).
Pada spring type dibedakan menjadi :

~ Multi Spring.
~ Single Spring.

2. Over Center Type : Untuk Enggaged Disc dan Plate menggunakan


tekanan dari dari komponen Over Center ( Link,
Roller dan Weight ) dan pengoperasiannya
digerakkan dengan Lever ( untuk Engaged maupun
Disengaged ).
CLUTCH I - 5 - 28

B. KAPASITAS KOPLING (torque transmitting capacity).

Kapasitas kopling ( friction clutch ) ditentukan oleh :


~ Besarnya tekanan spring pada pressure plate.
~ Koeffisien gesek dari bidang kontaknya.
~ Diameter clan disc plate.
~ Jumlah disc plate (jumlah permukaan yang bersinggungan).

Jika torque transmitting capacity clan suatu clutch lebih kecil dari maximum
torque yang dikeluarkan engine, maka tidak akan tercapai maximum torque
pada transmisi karena terjadinya slip pada clutch.
Sebaliknya jika torque transmitting capacity suatu clutch terlalu besar dibanding
torque maximum yang dikeluarkan engine, maka akan mengakibatkan engine
stall ( mati ) pada saat transmisi mendapat beban berlebihan (over load ).

Rumus untuk menghitung kapasitas kopling :

do + di
T = η . z . μ . P . (kgm)
4000

Dimana : T = Torque transmitting capacity.


η = Faktor koreksi.
z = Jumlah permukaan yang bersinggungan.
μ = Koeffisien gesek.
P = Tekanan total yang bekerja pada pressure plate ( kg ).
do = Diameter luar bidang kontak disc ( mm ).
di = Diameter dalam bidanq kontak disc ( mm ).

Torque transmitting capacity


*) Torque ratio =
Maximum torque

Besarnya torque ratio pada suatu kendaraan kendaraan tersebut, secara umum
tergantung dari aplikasi :
~ Gasoline truck = 1,1 – 1,3.
~ Diesel truck = 1,3 – 2,3
~ Industrial engine = 1,0 – 3,0
Setelah penggunaan biasanya nilai torque transmitting capacity suatu clutch
mungkin akan menurun. Hal ini yang akan menyebabkan terjadinya slip ( di
rasakan low of power )
Pada dry type clutch, slip yang terjadi umumnya diakibatkan oleh :
~ Pada permukaan clutch terdapat oli.
~ Tekanan terhadap clucth berkurang.
~ Keausan pada facing material disc / driven plate.
CLUTCH I - 6 - 28

C. FRICTION CLUTCH.

1. Spring Type.

1. Rod
2. Yoke
3. Release yoke
4. Release bearing
5. Release lever
6. Pressure plate
7. Spring engaged
8. Spring booster

Gbr. I - 4. Clutch Spring Type pada Automobile.

Prinsip kerjanya :
Pressure Plate ( 6 ) karena mendapat tekanan dari Clutch Spring ( 7 ) akan
menekan Disc ( Driven Plate ) ke arah Flywheel, sehingga putaran Flywheel
dapat diteruskan ke Output Shaft melalui Disc ( posisi Engaged )

Posisi disengaged :
Pada saat pedal kopling diinjak, gerakan Yoke ( 2 ) ke arah Î dan memutarkan
Release Yoke ( 3 ) seperti ditunjukkan panah. Gerakan ini akan membuat
Release Bearing ( 4 ) terdorong ke arah Í menekan Release Lever ( 5),
selanjutnya Release Lever ( 5 ) akan menarik Pressure Plate ( 6 ) melawan
kekuatan Clutch Spring ( 7 ). Akibatnya Disc tidak lagi terjepit di antara Flywheel
dan Pressure Plate ( Disengaged ), maka putaran Flywheel tidak
diteruskan ke Output Shaft.
CLUTCH I - 7 - 28

Clutch Spring Type pada Bulldozer.

1. Clutch shaft
2. Pilot bearing
3. Flywheel
4. Driven plate guide gear
5. Driven plate
6. Drive plate
7. Pressure plate
8. Release lever
9. Release lever yoke
10.Clutch spring
11.Clutch cover
12.Return spring
13.Adjustment nut
14.Bracket
15.Lock
16.Pump drive gear
17.Rod
18.Release Cooler
19.Release bearing
20.Bearing cage
21.Release yoke
22.Strainer

Gbr. I - 5. Clutch Spring Type pada Bulldozer.

Prinsip kerjanya :
Plate ( Drive Plate, 6 ) bergigi di lingkaran luarnya dipasang pada Flywheel,
sedangkan Disc ( Driven Plate, 5 ) dipasang pada Driven Plate Guide Gear
( 4 ). Guide Gear dihubungkan dengan Output Shaft ( 1 ) melalui Spine.
CLUTCH I - 8 - 28

Posisi engage :
Clucth Spring ( 10 ) duduk antara Release Collar ( 18 ) dan Spring Seat. Spring
Seat terpasang pada Clutch Cover ( 11 ), akibatnya spring mempunyai gaya
dorong ke arah Î, sehingga Release Collar ( 18 ) akan terdorong ke arah Î.
Rod ( 17 ) satu ujungnya diikatkan pada Release Collar ( 18 ), akibatnya ketika
Release Collar ( 18 ) bergerak maka Rod ( 17 ) juga akan ikut terbawa. Ujung
lain dari Rod ( 17 ) dipasang pada Release Lever ( 8 ), sedang bagian lainnya
dari Release Lever ( 8 ) berfungsi untuk menekan Pressure Plate ( 7 ). Release
Lever ( 8 ) dipasangkan secara engsel pada Release Lever Yoke ( 9 ) dengan
perantaraan pin A.

Apabila Rod ( 7 ) bergerak ke arah Î, maka Release Lever ( 8 ) yang


dipasangkan pada Rod akan ikut tertarik ke arah Î dan bagian lainnya dari
Release Lever akan bergerak ke arah Î dan bagian lainnya dari Release
Lever akan bergerak ke arah Í menekan Pressure Plate ( 7 ). Pada keadaan
ini, Plate ( Driving Plate ) dan Disc ( Driven Plate ) menjadi Engage, sehingga
putaran dari Flywheel dapat diteruskan ke Output Shaft ( 1 ).

Posisi disengage :
Ketika Release Collar ( 18 ) didorong ke arah Í melawan kekuatan Clutch
Spring ( 10 ), maka Rod ( 17 ) juga akan terdorong ke arah Í. Gerakan ini
akan membuat Release Lever ( 8 ) yang dipasang pada Rod bergerak ke arah
Í, sehingga bagian lainnya akan bergerak ke arah Î maka tidak lagi
menekan Pressure Plate ( 7 ). Pada posisi ini Plate ( Driving Plate) dan Disc
( Driving Plate ) Disengage. Pada Clutch Type Spring ini kondisi normalnya
adalah selalu dalam keadaan Engage.

Anda mungkin juga menyukai