PENDAHULUAN.
Fungsi clutch :
Clutch sebagai bagian dari suatu sistem power train banyak digunakan dikendaraan,
kecuali beberapa jenis kendaraan yang sistem power trainnya menggunakan type
hydraulic.
Berkaitan dengan fungsinya dalam suatu sistem power train, clutch harus dapat
memenuhi persyaratan tertentu agar kendaraan dapat bergerak / berjalan dengan
baik dan pengoperasiannya juga tidak menyusahkan operator.
CLUTCH I - 2 - 28
~ Harus bisa melepaskan / memindahkan panas yang timbul dengan baik dan
tidak terpengaruh oleh kenaikan temperatur.
~ Konstruksinya sederhana.
~ Harganya tidak terlalu mahal.
~ Effisiensi lebih tinggi ( lebih kurang 95 % ).
~ Maintenance / perawatan lebih mudah.
~ Kemungkinan timbulnya masalah karena adanya kebocoran oli lebih kecil.
Jika dilihat dari prinsip kerjanya, beragam jenis clutch tetapi yang paling
umum / banyak digunakan adalah :
1. Friction Clucth.
2. Fluid Coupling.
Clutch jenis ini dalam penerusan tenaganya melalui media cairan / fluida.
Secara umum clutch jenis ini dapat dibedakan atas :
~ Torque converter.
~ Fluid coupling.
Driving Member
Driven
(Pump) (Impeller)
Member
( Turbine )
Untuk selanjutnya yang akan kita bahas adalah yang jenis Friction Clutch,
terutama Type Disc dan Plate : karena Clutch Type ini yang paling banyak
digunakan pada kendaraan ( Automobile ) maupun alat-alat berat.
1. Dry Type : Panas yang timbul pada Disc Clutch akibat Friction /
gesekan pada saat awal Engage / disengage di lepas
langsung ke udara. Strukturnya lebih sederhana dan
tidak mungkin terjadi problem kebocoran oli.
2. Wet Type : Panas yang timbul pada Disc di lepas ke Oli dan juga Oli
tersebut berfungsi sebagai untuk melumasi bagian -
bagian yang bergerak lainnya.
3. Multi Disc Type : Menggunakan tiga atau lebih disc ( Driven Plate ).
~ Multi Spring.
~ Single Spring.
Jika torque transmitting capacity clan suatu clutch lebih kecil dari maximum
torque yang dikeluarkan engine, maka tidak akan tercapai maximum torque
pada transmisi karena terjadinya slip pada clutch.
Sebaliknya jika torque transmitting capacity suatu clutch terlalu besar dibanding
torque maximum yang dikeluarkan engine, maka akan mengakibatkan engine
stall ( mati ) pada saat transmisi mendapat beban berlebihan (over load ).
do + di
T = η . z . μ . P . (kgm)
4000
Besarnya torque ratio pada suatu kendaraan kendaraan tersebut, secara umum
tergantung dari aplikasi :
~ Gasoline truck = 1,1 – 1,3.
~ Diesel truck = 1,3 – 2,3
~ Industrial engine = 1,0 – 3,0
Setelah penggunaan biasanya nilai torque transmitting capacity suatu clutch
mungkin akan menurun. Hal ini yang akan menyebabkan terjadinya slip ( di
rasakan low of power )
Pada dry type clutch, slip yang terjadi umumnya diakibatkan oleh :
~ Pada permukaan clutch terdapat oli.
~ Tekanan terhadap clucth berkurang.
~ Keausan pada facing material disc / driven plate.
CLUTCH I - 6 - 28
C. FRICTION CLUTCH.
1. Spring Type.
1. Rod
2. Yoke
3. Release yoke
4. Release bearing
5. Release lever
6. Pressure plate
7. Spring engaged
8. Spring booster
Prinsip kerjanya :
Pressure Plate ( 6 ) karena mendapat tekanan dari Clutch Spring ( 7 ) akan
menekan Disc ( Driven Plate ) ke arah Flywheel, sehingga putaran Flywheel
dapat diteruskan ke Output Shaft melalui Disc ( posisi Engaged )
Posisi disengaged :
Pada saat pedal kopling diinjak, gerakan Yoke ( 2 ) ke arah Î dan memutarkan
Release Yoke ( 3 ) seperti ditunjukkan panah. Gerakan ini akan membuat
Release Bearing ( 4 ) terdorong ke arah Í menekan Release Lever ( 5),
selanjutnya Release Lever ( 5 ) akan menarik Pressure Plate ( 6 ) melawan
kekuatan Clutch Spring ( 7 ). Akibatnya Disc tidak lagi terjepit di antara Flywheel
dan Pressure Plate ( Disengaged ), maka putaran Flywheel tidak
diteruskan ke Output Shaft.
CLUTCH I - 7 - 28
1. Clutch shaft
2. Pilot bearing
3. Flywheel
4. Driven plate guide gear
5. Driven plate
6. Drive plate
7. Pressure plate
8. Release lever
9. Release lever yoke
10.Clutch spring
11.Clutch cover
12.Return spring
13.Adjustment nut
14.Bracket
15.Lock
16.Pump drive gear
17.Rod
18.Release Cooler
19.Release bearing
20.Bearing cage
21.Release yoke
22.Strainer
Prinsip kerjanya :
Plate ( Drive Plate, 6 ) bergigi di lingkaran luarnya dipasang pada Flywheel,
sedangkan Disc ( Driven Plate, 5 ) dipasang pada Driven Plate Guide Gear
( 4 ). Guide Gear dihubungkan dengan Output Shaft ( 1 ) melalui Spine.
CLUTCH I - 8 - 28
Posisi engage :
Clucth Spring ( 10 ) duduk antara Release Collar ( 18 ) dan Spring Seat. Spring
Seat terpasang pada Clutch Cover ( 11 ), akibatnya spring mempunyai gaya
dorong ke arah Î, sehingga Release Collar ( 18 ) akan terdorong ke arah Î.
Rod ( 17 ) satu ujungnya diikatkan pada Release Collar ( 18 ), akibatnya ketika
Release Collar ( 18 ) bergerak maka Rod ( 17 ) juga akan ikut terbawa. Ujung
lain dari Rod ( 17 ) dipasang pada Release Lever ( 8 ), sedang bagian lainnya
dari Release Lever ( 8 ) berfungsi untuk menekan Pressure Plate ( 7 ). Release
Lever ( 8 ) dipasangkan secara engsel pada Release Lever Yoke ( 9 ) dengan
perantaraan pin A.
Posisi disengage :
Ketika Release Collar ( 18 ) didorong ke arah Í melawan kekuatan Clutch
Spring ( 10 ), maka Rod ( 17 ) juga akan terdorong ke arah Í. Gerakan ini
akan membuat Release Lever ( 8 ) yang dipasang pada Rod bergerak ke arah
Í, sehingga bagian lainnya akan bergerak ke arah Î maka tidak lagi
menekan Pressure Plate ( 7 ). Pada posisi ini Plate ( Driving Plate) dan Disc
( Driving Plate ) Disengage. Pada Clutch Type Spring ini kondisi normalnya
adalah selalu dalam keadaan Engage.