Anda di halaman 1dari 75

ENGINE BLOCK

Diassambly Inspection and Assembly

Tio Haryanto
Tio.haryanto@bukitmakmur.com & haryanto.tio@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang maha pengasih dan penyayang
Atas segala rahmat & karunia,yang telah dan selalu dilimpahkan kepada saya dan anda semua.
Rasa terima kasih yang tak terhingga, atas segala waktu dan kepercayaan yang diberikan management kepada
saya untuk bisa berimprovisasi dalam menyusun Handbook/Modul Training untuk membantu Self Learning para
Mechanic Buma, khususnya mechanic LRC (Lati Rebuil Center)
Sebelumnya saya meminta maaf, jika apa yang ada dalam Handbook ini, masih jauh dari sempurna, karena
memang ini merupakan proses pembelajaran dalam menyusun Handbook/Modul training.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati saya membuka diri terhadap kritik, saran dan masukan yang
membangun tentu saja dan demi kebaikan kita bersama.
Harapannya Handbook/modul ini dapat membantu para mekanik Untuk memahami system, cara kerja, fungsi
dan cara melakukan assembly komponen dengan benar sesuai dengan Prosedure.
Sehingga menambah wawasan, juga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan Maintenance Unit.
Selain itu mudah-mudahan Handbook ini dapat membantu para rekan-rekan Junior trainer dan Trainer
dalam memberikan penjelasan mengenai Disassembly, Inspection & Assembly Engine block
Semoga bermanfaat.

1
KEBIJAKAN K3LH
BUMA

2
VISI DAN
MISIBUMA

3
PROFIL PELATIHAN

Judul Pelatihan
Disassembly, Inspection Engine Block & Assembly

Elemen Kompetensi dalam


Pelatihan Syarat Pelatihan
 Terdaftar sebagai karyawan BUMA
 Telah mengikuti Training BMC dan Lulus

Referensi Tambahan Dalam Pelatihan


 Hand book engine basic caterpillar
 Check seat engine Cat

Durasi Pelatihan
 8 hours – 1 days

Hasil Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta mampu:

 Menjelaskan Nama, lokasi/letak dan fungsi Komponen


 Memahami dan menjelaskan Prosedure Dissasembly,inpection dan Assembly
 Melakukan Inspeksi dan pengukuran serta justifikasi komponen yang di ganti
 Melakukan pengukuran pada tiap komponen engine

Standar Kelulusan Pelatihan


Peserta di nyatakan Lulus jika:
 Nilai Postest Min. 80
 Nilai Practice Min. C

4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................................1
KEBIJAKAN K3LH BUMA.......................................................................................................................................2
VISI DAN MISI BUMA.............................................................................................................................................3
PROFIL PELATIHAN..............................................................................................................................................4
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................5
KESELAMATAN.....................................................................................................................................................6
BAB I Penjelasan Sistem..................................................................................................................................11
1. Konsep Dasar................................................................................................................................. 11
2. Proses Pembakaran........................................................................................................................ 11
3. 4 Storoke 4 Langkah....................................................................................................................... 14
4. Block Assembly............................................................................................................................... 15
5. Komponen Bisa Diganti................................................................................................................... 33
6. Cylinder Head Assembly................................................................................................................. 35
7. Gear Timing Assembly.................................................................................................................... 39

BAB II Engine Block.......................................................................................................................................43


1. Tipe Tipe Engine Block.................................................................................................................. 43
2. Clylinder liner................................................................................................................................. 52

BAB III Measurment............................................................................................................................. 53

5
KESELAMATAN

Pendahuluan
Safety (keselamatan) merupakan tanggung jawab setiap orang,. Kecelakaan dapat dicegah dengan
kepedulian setiap orang.
Pengalaman menunjukkan bahwa safety yang baik menjadi ukuran dari kehati-hatian dalam bekerja. Ini adalah
tanggung jawab setiap karyawan untuk melakukan pekerjaan seaman mungkin. Dari budaya kerja, cara-cara
yang aman dan selalu berfikir tentang keselamatan teman sekerja.
Sejauh ini masih banyak terjadi kecelakaan pada dunia industri dan penanganan bahan. Selama ini
sejumlah kecelakaan cenderung meningkat mengakibatkan cedera dan kematian, atau kerusakan serius pada
machine. Hal ini merupakan dampak dari meningkatnya penggunaan machine dan semakin rumitnya alat-alat
kerja modern. Hal ini tidak bisa dihindari sehingga menyebabkan jumlah dan tingkat kecelakaan di industri
terus meningkat.
Kecelakaan di dunia industri tidak diberitakan sebanyak kecelakaan di jalan raya (umumnya karena
sedikitnya kecelakaan fatal yang terjadi), namun biaya yang dikeluarkan sangat tinggi jika dilihat dari biaya
pengobatan dan rawat inap, menurunnya kinerja pekerja dan penderitaan nya, kerusakan peralatan dan
menurunnya hasil produksi.

Penyebab-penyebab Kecelakaan
Kira-kira 80% dari semua kecelakaan disebabkan langsung oleh kesalahan manusia, hanya sebagian kecil
disebabkan oleh kegagalan fungsi pada tool (alat kerja). Bahkan setelah diselidiki lebih lanjut kegagalan fungsi
pada tool pun sering kali diakibatkan oleh kesalahan manusia. Terdapat beberapa contoh kelalaian
manusia:

6
• Kurangnya perawatan atau pemeriksaan terhadap tool
• Penggantian komponen-komponen secara tidak benar dan tidak aman
• Kelalaian-kelalaian lainnya yang berhubungan dengan praktek kerja yang tidak benar

7
Pencegahan Kecelakaan

Dari dulu kecelakan dapat dicegah dengan membuat peraturan mengenai standar, kode, persyaratan
rancangan minimal, proses pembuatan, penggunaan machine dan peralatan angkat. Peraturan ini terbukti
berhasil mengurangi jumlah kecelakaan yang disebabkan karena kegagalan peralatan.

Keselamatan Diri
Berikut ini adalah daftar pedoman keselamatan umum sehubungan dengan pakaian Anda:

 Safety glass  Memakai cincin


 Safety shoes  Rambut rapi, tidak panjang
 Ear
muff/plug
 Peralatan pelindung khusus seperti kacamata atau sarung tangan bila diperlukan
 Dilarang keras bekerja sambil medengarkan musik atau radio

Mata
Mata sangatlah penting untuk selalu dilindungi. Gunakanlah selalu kacamata yang memenuhi standar, goggle
atau pelindung muka (shield). Jika mata terkena benda asing, segera datangi bagian firstaid. Jangan biarkan atau
meminta teman untuk mengeluarkannya.
Dalam setiap pekerjaan pengelasan harus selalu menggunakan pelindung yang sesuai, karena pengelasan
listrik maupun gas dapat menyebabkan kerusakan pada mata dalam kondisi tertentu. Apabila mata terkena
kontak dengan bahan kimia, segera bilas dengan air bersih dan pergilah ke dokter untuk dirawat.

Telinga
Gunakan ear muff di tempat-tempat dimana terdapat suara bising yang melebihi tingkat tertentu (sesuai dengan
peraturan yang ada).

Pengangkatan Secara Manual


Saat melakukan pengangkatan secara manual, lindungi punggung dan pinggang. Gunakan prosedur yang benar dan
punggung harus sudah terbiasa untuk pengangkatan dengan prosedur yang benar.
Posisi jongkok dan berada sedekat mungkin dengan beban akan menjamin pusat gravitasi beban sejajar
dengan tulang punggung, kemudian angkat perlahan dengan posisi lurus.
Jika memungkinkan, hindari memuntir atau memutar punggung ketika mengangkat beban berat, karena dapat

7
berdampak pada cidera punggung. Hindari mengangkat beban yang berat sendirian.

8
Pertolongan Pertama
Jika terluka, walaupun kecil, segera cari pertolongan pertama secepat mungkin. Luka kecil dapat berakibat
infeksi, yang dapat mengakibatkan sakit yang serius dan hilangnya jam kerja.
Bersihkan dan gunakan pembalut luka yang bersih agar aman dari infeksi.

Bekerja Di Workshop Kebersihan Diri


Kebersihan sangatlah penting dan merupakan tanda yang jelas untuk melihat kepedulian orang terhadap
kebersihan pekerjaannya. Pada saat pekerja tidak memiliki penampilan dan budaya bersih dan rapi, mereka
akan bersikap yang sama terhadap lingkungan kerjanya.
Pekerjaan yang buruk berdampak pada hasil produksi dan sering mengakibatkan kecelakaan serius.

Perhatikanlah pokok-pokok berikut ini mengenai pakaian, kebersihan dan penampilan diri
 Selalu pergunakan seragam saat bekerja. Seragam harus dicuci secara berkala dan harus nyaman untuk
dipakai. Pakaian kerja yang kendor, kancing yang rusak dan seragam yang robek-robek dapat tersangkut
pada mesin dan tidak boleh dipakai kembali. Penggunaan sepatu yang memenuhi standar merupakan hal
penting. Diwajibkan menggunakan safety boot atau sepatu dengan pelindung besi (steel toe cap).
 Rambut panjang mempunyai potensi bahaya. Demi keselamatan, rambut dianjurkan dipotong pendek saat
bekerja di dalam workshop.
 Apabila terdapat potensi bahaya dari benda yang dapat jatuh dari ketinggian atau kepala terkena risiko
benturan oleh sudut-sudut logam yang tajam, gunakanlah safety helmet.
 Berusahalah untuk selalu bersih dan rapi di setiap pekerjaan.

Apabila workshop dibiarkan kotor dan tidak rapi, akan mengakibatkan ketidakefisienan kerja, praktek kerja yang
buruk dan sering kali menyebabkan kecelakaan.
Pada dasarnya kebersihan workshop merupakan tanggung jawab management dan karyawan demi
kepentingan bersama. Pekerja yang handal akan menciptakan lingkungan kerja mereka sebaik mungkin sebagai
cerminan perilaku kedisiplinan mereka.

8
Keselamatan Di Workshop

Pengoperasian yang efisien di workshop secara umum akan tergantung pada perencanaan, pengaturan desain
dan konstruksi. Hal-hal penting yang harus dipertimbangkan adalah:
 Layout yang sesuai untuk menghasilkan produksi dan efisiensi yang maksimum.
 Memperhitungkan keselamatan operator dan mesin yang digunakan.
 Kepedulian pada perawatan dan perlengkapan tool.

Bekerja Pada Machine


Berikut ini prosedur sebelum melakukan pekerjaan pada Machine:
 Parkirlah Machine dengan kondisi parkir yang benar
 Pasangkan wheel chock dan aktifkan Parking Brake.
 Pasanglah LOTO ditempat yang benar sebelum memulai semua pekerjaan.
 Gunakan three point contact saat naik atau turun dari machine.
 Buatlah Job Safety Analysis sebelum bekerja.
 Hindari kontak dengan permukaan atau cairan yang panas
 Jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar dengan permukaan yang panas
 Pasanglah safety device yang terpasang di machine.

Pemasangan LOTO sangat penting sekali, berdasarkan penelitian, sekitar 10% dari total kecelakaan kerja
serius diakibatkan karena tidak dipasang atau salah dalam pemasangan LOTO.
Serviceman dapat tersengat listrik, kehilangan jari, tangan, dan lengan, atau cedera karena machine dihidupkan
oleh orang lain ketika sedang dilakukan perbaikan. Pasanglah LOTO ditempat yang benar, lengkap dengan
nama anda dan alasan pemasangan LOTO sebelum melakukan pekerjaan.

9
Hand Tool
Jangan pernah menggunakan tool yang rusak, misalnya tool dengan handle (pegangan) yang rusak,
chisel dengan head yang sudah mengembang berbentuk jamur, wrench yang memiliki jaw
mengembang, file tanpa shank (khususnya pada mesin bubut) dan penggunaan tool dengan ukuran
yang tidak sesuai dengan pekerjaan.
Peralatan Permesinan
Banyak kecelakaan disebabkan oleh pengoperasian alat kerja yang tidak diberi pelindung
dengan memadai atau tempat dimana safety guard yang disediakan telah dilepas secara tidak
bertanggung jawab. Keselamatan diri sebagian besar bergantung pada penggunaan dan
perawatan safety guard serta peralatan yang disediakan
Alat Kerja Listrik
Jangan menggunakan alat kerja listrik kecuali memiliki izin untuk mengoperasikannya. Karena
ini merupakan alat yang berbahaya. Laporkan dan tandai setiap kerusakan yang timbul pada kabel
atau alat kerja listrik. Jangan meninggalkan extension cord di lantai ketika tidak digunakan.Gulung
dan simpan di tempat penyimpanan, dianjurkan tidak menggantungnya pada pengait.

10
Disassembly Engine Block

BAB I PENJELASAN SISTEM

1. Konsep Dasar

Pada bagian ini anda akan belajar tentang :


1. Proses Pembakaran dan cara kerja komponen- komponen pada Ruang Pembakaran.
2. Bagaimana engine menggunakan gerakan turun- naik dan berputar untuk menmindahkan
tenaga,
3. Bagaimana pembakaran terjadi selama Siklus 4 Langkah berlangsung.
4. Top Dead Center atau TDC (Titik Mati Atas, TMA), Bottom Dead Center atau BDC (Titik
Mati Bawah, TMB), dan Stroke (Langkah piston).
Ibaratkan engine sebagai sebuah jam, dimana semua komponennya bekerja selaras demi menjaga
ketepatan waktu. Dalam kasus Diesel engine, semua komponennya bekerja sama untuk merubah
energi panas menjadi energi mekanis

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

2. Proses Pembakaran

Udara dan bahan bakar yang dipanaskan secara bersama- an menghasilkan pembakaran, yang
kemudian mengha- silkan gaya yang dibutuhkan untuk memutarkan engine. Oksigen yang terdapat
pada udara diperlukan untuk membakar bahan bakar, yang kemudian menciptakan gaya. Bila
dikabutkan, bahan bakar diesel akan mudah terbakar secara efisien. Proses pembakaran terjadi
pada saat campuran bahan bakar dan udara sudah cukup panas untuk disulut. Ia harus terbakar
cepat dan terkontrol untuk menghasilkan energi panas yang paling tinggi.
Intinya : Udara + Bahan bakar + Panas = Pembakaran

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembakaran


Proses pembakaran diatur oleh 3 faktor sebagai berikut :
1. Volume udara yang dimampatkan.
2. Jenis bahan bakar yang digunakan.
3. Jumlah campuran bahan bakar dan
Page11

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Ruang Pembakaran
Ruang pembakaran dibentuk oleh :
1. Cylinder
Liner 2.Piston
3.Intake Valve
4.Exhaust
Valve
5.Cylinder
Head

Kompresi
Bila udara ditekan, maka suhunya akan naik. Semakin banyak udara yang ditekan, maka panas
yang didapat akan semakin tinggi. Jika tekanannya cukup maka akan menghasilkan suhu di atas
suhu titik bakar bahan bakar.

Jenis Bahan Bakar


Tiap jenis bahan bakar mempunyai suhu titik bakar yang berbeda, karena itu akan
mempengaruhi pembakaran.

Jumlah Bahan Bakar


Jumlah bahan bakar yang digunakan juga mempunyai arti penting, karena makin banyak bahan
bakar yang digunakan berarti makin besar pula gaya yang dihasilkan. Jika disemprotkan ke dalam
ruangan tertutup dengan jumlah udara yang cukup, bahan bakar yang sedikit saja akan mampu
menghasilkan panas dan gaya yang cukup besar.
Semakin banyak bahan bakar = semakin besar gaya yang dihasilkan

Proses Pembakaran Pada Diesel engine


Dalam Diesel engine, udara ditekan di dalam ruang pembakaran sampai cukup panas untuk
menyulut bahan bakar. Kemudian, bahan bakar disemprotkan ke dalam ruangan yang panas
tersebut dan terjadilah pembakaran.
Page12

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Proses Pembakaran Pada Gasoline Engine


Pada Gasoline Engine, udara yang ditekan tidak akan menghasilkan panas yang cukup untuk
pembakaran. Karenanya dipakai spark plug (busi) untuk memercikkan api yang menyulut
campuran tadi sampai menghasilkan pembakaran.
Memindahkan Energi Panas Pada kedua jenis engine, proses pembakaran menghasil- kan energi
panas yang menyebabkan gas yang terperang- kap dalam ruang pembakaran akan menekan piston
ke bawah. Gerakan piston inilah yang kemudian mengge- rakkan komponen lainnya untuk
bekerja.
Gerakan Turun-Naik dan Berputar Seluruh komponen bekerja sama untuk merubah gerakan turun-naik
menjadi gerak putar. Pembakaran yang terjadi menyebabkan piston dan connecting rod bergerak
turun- naik, yang disebut gerakan reciprocating. Kemudian connecting rod memutarkan crankshaft
yang akan meru- bah gerakan reciprocating menjadi gerakan berputar, yang disebut sebagai
gerakan rotary.
Inilah cara kerja engine merubah panas dari hasil pemba- karan menjadi bentuk energi yang
bisa dimanfaatkan

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Intake Stroke (Langkah Isap) Siklus engine dimulai dari intake stroke. Mula-mula, intake valve
terbuka. Bersamaan dengan itu, piston bergerak menuju Titik Mati Bawah atau TMB yaitu
merupakan titik terbawah yang mampu dicapai piston dan akan menyedot udara ke dalam ruang
pembakaran. Crankshaft berputar 1800 atau setengah putaran, sementara exhaust valve tetap
tertutup.

Compression Stroke (Langkah Kompressi/Tekan) Pada langkah kompresi (compression stroke)


intake valve menutup, menyekat ruang pembakaran. Piston bergerak naik sampai posisi
teratas pada cylinder liner. Posisi ini disebut Titik Mati Atas atau TMA. Udara yang terperangkap
akan tertekan dan menjadi sangat panas. Perbandingan antara volume udara sebelum dan
sesudah ditekan disebut perbandingan kompresi (compression ratio).

Umumnya Diesel Engine memiliki perbandingan kompresi antara 13 : 1 sampai 20 : 1. Saat ini
Crankshaft telah berputar 3600 atau satu putaran penuh.
Volume
TMB Perbandingan Kompressi
Volume TMA
Page13

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Power Stroke (Langkah Tenaga)

Bahan bakar diesel disemprotkan menjelang akhir compression stroke. Ini menghasilkan
pembakaran dan dimulainya langkah tenaga (power stroke). Intake dan exhaust valve tetap
tertutup untuk mennyekat ruang pembakaran. Gaya dari hasil pembakaran mendorong piston turun
dan menyebabkan connecting rod memutar crankshaft 1800 lagi. Pada saat ini crankshaft telah
mela- kukan satu setengah putaran sejak siklus pertama dimulai.

Exhaust Stroke (Langkah Buang)

Exhaust stroke adalah langkah terakhir dari Siklus 4 Langkah. Pada langkah buang (exhaust stroke),
exhaust valve terbuka, piston bergerak naik dan mendorong gas hasil pembakaran keluar dari
cylinder. Pada posisi TMA, exhaust valve menutup, intake valve membuka, dan siklus dimulai dari
awal lagi. Saat ini connecting rod telah memutar crankshaft 1800 lagi

3. 4- Storoke Cycles Siklus 4- Langkah

Exhaust stroke mengakhiri proses Siklus 4-Langkah. Dan selama proses tersebut, crankshaft telah
menyelesaikan 2 x 3600. Secara berurutan adalah sebagai berikut : Intake, Compression, Power
dan Exhaust stroke, dan dinamai "Siklus 4-Langkah". Engine Caterpillar menggunakan Siklus 4-
Langkah dan berlangsung terus menerus selama engine hidup. Urutan terjadinya pembakaran pada
masing-masing cylinder disebut urutan pengapian (firing order). Empat langkah piston = Dua kali
putaran crankshaft.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page14

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

4. Block Assembly

Block assembly adalah tempat dimana tenaga diciptakan. Berikut akan kita pelajari
komponen pembentuknya dan bagaimana mereka bekerja bersama-sama untuk menghi-
dupkan engine.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Engine Block
Engine Block adalah rangka utama yang menyangga semua komponen suatu engine.E ngine Block
memiliki banyak desain, seperti: In-line engine (nomor 1) dimana semua cylinder-nya diletakkan
dalam satu baris. Dan V Engine (nomor 2) yang memi- sahkan cylinder menjadi dua baris, dengan
block engine membentuk huruf “V”.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page15

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Cylinder

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Cylinder adalah lubang-lubang yang ada pada engine block dan berfungsi sebagai :
1. Rumah piston
2. Pembentuk ruang bakar
3. Pembuang panas dari piston

Desain Cylinder
1. Cylinder bisa dicetak secara permanen ke dalam block yang disebut Parent bore, atau
2. Cylinder yang bisa dibongkar-pasang yang disebut cylinder liner.
Cylinder liner membentuk dinding jacket water antara coolant dan piston.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page16

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Jenis-jenis Cylinder Liner

Wet liner mempunyai O-ring untuk menyekat water jacket dan mencegah kebocoran coolant. Dry
liner sering digunakan untuk memperbaiki parent bore engine apabila cylinder-nya rusak. Liner-nya
disebut kering karena menempel dan menempati jalur sepanjang dinding cylinder yang ada dalam
block engine.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Piston
Piston memiliki tiga tugas utama :
1. Memindahkan gaya hasil pembakaran ke connecting rod dan ke crankshaft.
2. Menyekat ruang pembakaran.
3. Menyerap panas yang berlebihan dari ruang pemba- karan.

Piston dipasang di setiap cylinder liner dan bergerak turun-naik selama proses pembakaran. Bagian
atas piston berfungsi sebagai ruang pembakaran bagian bawah.
Piston berfungsi sebagai pemindah gaya hasil pembakar- an

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page17

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

piston terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:


1. Crown – sebagai ruang pembakaran.
2. Ring Grooves dan Lands – menahan compression ring dan
oil control ring.
3. Wrist Pin Bore – berisi pin yang menghubungkanpiston dengan
connecting rod.
4. Retaining pin – menahan pin piston agar tetap berada di
dalam pin bore.
5. Thrust skirt – membawa beban samping.

Piston dibuat dengan berbagai metode:


1. Cast Aluminium Crown dengan forged aluminium skirt, dan
di las dengan semburan elektron.
2. Composite, steel crown dan forged aluminium skirtyang
dibaut menjadi satu.
3. Articulated, forged steel crown dengan pin bore dan
bushing, cast aluminium skirt yang terpisah. Kedua bagian
itu disatukan dengan wrist pin.
4. Jenis yang paling umum adalah piston berbahan
aluminium dengan penyanga besi sebagai pasangan
piston ring.

Ada dua jenis piston berdasarkan sistem bahan bakar dan rancangan ruangan pembakaran, yaitu :
1. Precombustion piston memiliki heat plug pada
crown-nya,

2. Direct injection piston tidak dilengkapi dengan


heat plug.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page18

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Ring Piston

Setiap piston memiliki dua atau lebih ring yang terpasang pada groove piston. Ring piston
mempunyai tiga tugas utama, yaitu :

1. Menyekat ruang pembakaran.

2. Mengontrol pelumasan pada dinding cylinder.

3. Mendinginkan piston dengan cara memindahkan panas


yang dihasilkan pada proses pembakaran.

(Sumber : Modul Trakindo Basic


Engine)

ada dua jenis piston ring :

(1) Compression Ring, dan


(2) Oil Control Ring.

Compression ring berfungsi untuk menyekat bagian bawah


ruang pembakaran agar tidak ada gas pembakaran yang
bocor melewati piston menuju crankcase.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Oil Control Ring

Biasanya oil control ring terletak di bagian bawah compression ring. Tugasnya adalah melumasi
dinding- dinding cylinder liner, tempat piston bergerak turun-naik. Lapisan tipis dari oli tersebut akan
mengurangi keausan pada cylinder liner dan piston.

Expander Ring

Di bagian dalam oil control ring, akan kita temukan expander spring yang membantu
mempertahankan lapisan oli di sepanjang dinding cylinder.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page19

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Ring End Gap

Tiap ring piston punya gap/celah di antara ujung-ujung pertemuan lingkarannya. Untuk
mencegah kebocoran, ring end gap antara ring yang satu dengan yang lainnya tidak boleh
disusun segaris.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Connecting Rod

Connecting rod terpasang di setiap piston melalui sebuah pin. Fungsinya untuk memindahkan gaya
dari piston ke crankshaft.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page20

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Connecting rod menghubungkan piston dengan crank- shaft, yang terdiri atas beberapa bagian
sebagai berikut:

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

1. Rod Eye
2. Piston Pin Bushing
3. Shank
4. Cap
5. Bolt dan Nut
6. Connecting Rod Bearing

Connecting Rod Bearing


Connecting Rod Bearing terletak pada ujung connecting rod tersebut, dimana crankshaft
berputar di dalamnya.

Rod Bearing Shell


Setengah bagian atas connecting rod bearing yang berada di dalam rod disebut upper half shell
(bagian atas). Setengah bagian yang lain mengisi ruang cap, di- sebut lower half shell (bagian
bawah). Secara umum, lapisan bagian atas membawa beban lebih banyak.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page21

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Crankshaft

Ujung lain dari connecting rod berfungsi untuk memutar crankshaft yang ada di bagian bawah
engine block. Crankshaft memindahkan gerakan berputar ke flywheel dan menghasilkan energi
untuk melakukan kerja.

Crankshaft merubah gerakan naik-turun piston menjadi gerak berputar untuk melakukan kerja.

(Sumber : Modul Trakindo Basic

Engine) Bagian-bagian crankshaft terdiri dari:

1. Rod Bearing Journal


2. Counterweight
3. Main Bearing Journal
4. Web

Desain Crankshaft

Umumnya Crankshaft untuk in-line engine hanya mem- punyai satu buah rod bearing journal untuk
setiap cylinder-nya, sementara pada "V" engine satu buah rod bearing journal bisa digunakan
untuk dua cylinder.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page22

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Rod Bearing Journal

Rod Bearing Journal menentukan posisi piston. Saat ber- bergerak ke atas, piston berada pada
posisi titik mati atas dan saat ia bergerak ke bawah, piston berada pada posisi titik mati bawah.
Urutan pengapian (firing order) dari engine menjelaskan kapan tiap rod bearing journal berada
pada posisi titik mati atas.

Lightening Hole

Beberapa rod bearing journal memiliki lightening hole untuk mengurangi berat crankshaft dan
menyeimbangkan crankshaft.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Oil Passage

Crankshaft mempunyai lubang-lubang oli untuk meng- alirkan oli dari main bearing ke connecting
rod bearing.

Oil Passage Plug

Lubang saluran oli ditutup pada salah satu ujungnya dengan menggunakan cap plug atau set screw.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page23

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Web

Main Bearing Journal (1) dan Rod Bearing Journal (2) dihubungkan oleh Web (3). Radius antara
web dan journal itu disebut fillet (4).

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Counterweight

Beberapa web juga punya counterweight untuk memjaga keseimbangan crankshaft. Counterweight
merupakan bagian dari crankshaft yang dilas bersama-sama, meski- pun kadang-kadang hanya
dibaut saja.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page24

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Main Bearing Journal

Crankshaft menggunakan main bearing untuk me- nyangga crankshaft pada engine block. Main
bearing ter- letak segaris satu sama lain.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Thrust Main Journal

Gambar disamping ini adalah thrust main, yang ber- fungsi untuk membatasi gerakan maju-
mundur crank- shaft, dan disebut juga end play.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page25

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Main Bearing Bore

Crankshaft berputar di dalam main bearing yang dijepit pada bore-nya dan terletak di bagian
bawah engine block.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Main Bearing Shell

Ada dua bagian pada setiap main bearing yang disebut sebagai shell. Bagian bawah dipasangpada
main bearing cap, dan bagian atasnya dipasang pada main bearing bore pada block. Umumnya,
shell bagian bawah ini menerima beban lebih banyak dan karenanya lebih cepat aus.

Pelumasan pada Bearing

Bagian atas dari main bearing mempunyai sebuah lubang oli dan biasanya berupa slot (celah),
sehingga pelumasan bisa terjadi secara terus-menerus pada lubang oli pada main journal.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page26

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Thrust Main Bearing

Thrust main bearing mengurangi gerakan maju-mundur

crankshaft. Ada dua tipe thrust main bearing, yaitu:

1. Insert bearing, dua bagian.


2. Flanged thrust bearing, satu bagian.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

End Play

Thrust main bekerja sama dengan thrust bearing untuk mengurangi gerakan maju-mundur
crankshaft pada block. Gerakan ini dinamakan End Play.

Camshaft

Camshaft digerakkan oleh crankshaft melalui gear train. Jika camshaft berputar, cam lobes juga
ikut berputar. Komponen-komponen valve train yang terhubung ke camshaft juga bergerak
turun-naik mengikutinya. Ketika nose pada lobe menghadap ke atas, valve-nya terbuka penuh.
Putaran camshaft adalah setengah dari putaran crank- haft, sehingga valve dapat membuka dan
menutup pada saat yang tepat selama proses Siklus 4-Langkah.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page27

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Komponen-komponen Camshaft

Tujuan dari camshaft adalah untuk mengontrol kerja dari intake dan exhaust valve. Semua
camshaft memiliki bearing journal, gambar nomor 1, dan lobe, gambar nomor 2.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Camshaft Lobe

Lobe-lobe yang terpisah mengoperasikan intake valve (nomor 1) dan exhaust valve (nomor 2)
untuk setiap cylinder. Pada unit injector engine, camshaft mempunyai fuel injection lobe (nomor
3) yang menggerakkan unit injector. Semua fungsi ini berlangsung pada saat bahan bakar
disemprotkan ke dalam cylinder.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page28

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Bagian-bagian Cam Lobe

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Setiap lobe terdiri dari 3 bagian utama:


1. Base
Circle
2.Ramp
3.Nose

Cam Lift

Jarak dari diameter base circle ke bagian atas nose disebut juga Lift. Cam lift menentukan lebar
bukaan valve.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page29

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Bentuk Cam Lobe

Bentuk ramp lobe menentukan seberapa cepat valve membuka dan menutup. Bentuk Nose
menentukan berapa lama valve tersebut terbuka penuh.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Camshaft Bearing

Camshaft Journal berputar di dalam camshaft bearing. Camshaft bearing ditekan dan dimasukkan
ke dalam bore pada engine block. Camshaft journal mempunyai lubang-lubang oli yang sejajar
dengan saluran oli pada block.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page30

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Flywheel Assembly
Flywheel Assembly adalah penghubung antara engine dengan
komponen powertrain, terpasang pada crankshaft
bagian belakang. Flywheel mempunyai tiga fungsi :

1. Menyimpan energi sebagai momentum antara


siklus tenaga (power stroke).
2. Menghaluskan putaran crankshaft.
3. Menyalurkan tenaga.
(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)
Flywheel Assembly
Flywheel assembly terdiri atas :

1. Flywheel
2. Ring gear
3. Flywheel Housing

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Flywheel
Flywheel dibaut ke bagian belakang crankshaft pada
flywheel housing. Crankshaft memutar flywheel pada
power stroke, dimana momentumnya tetap menjaga agar
crankshaft tetap bekerja sempurna selama intake stroke,
compression stroke dan exhaust stroke.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Ring Gear
Ring gear terletak di sekeliling flywheel dan digunakan
sebagai perantara untuk menghidupkan engine.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page31

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Push Rod
Push rod (#3 pada gambar bawah) adalah sebatang besi
yang mempunyai dudukan di kedua sisinya. Camshaft
menggerakkan push rod sehingga mengakibatkan terang-
katnya rocker arm.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Valve Lifter
Valve lifter (#2) atau cam follower terletak di setiap lobe
pada camshaft. Pada saat camshaft berputar valve lifter
bergerak mengikuti bentuk lobe-ya. Valve lifter memin-
dahkan gerakan camshaft ke push rod. Push rod ini
memindahkan gerakan itu ke rocker arm untuk membuka
dan menutup valve.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Jenis-jenis Valve Lifter


Ada dua tipe valve lifter yaitu (1) slipper follower (gambar
sebelah kanan) dan (2) roller follower (gambar sebelah
kiri).

Roller Follower
Jenis Roller Follower mempunyai steel roller yang dike-
raskan dan bersinggungan dengan lobe camshaft.

Roller follower bergerak ke atas dan ke bawah di dalam


bore pada block engine dan kesejajarannya dijaga oleh
sebuah clip khusus.

Slipper Follower
Jenis Slipper follower biasanya berbentuk one piece
casting dengan wear face yang nantinya akan berhubungan
langsung dengan lobe.
Slipper follower bergerak ke atas dan ke bawah di dalam
bore pada engine block. Slipper follower berputar
perlahan pada saat engine bekerja.
(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)
Page32

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Vibration Damper
Vibration damper terletak di bagian depan crankshaft
dan berfungsi untuk meredam getaran torsional atau
puntiran dari crankshaft. Bentuknya seperti miniatur
flywheel yang direkatkan atau dibaut di bagian depan
crankshaft.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Jenis-jenis Vibration Damper


Vibration damper tersedia dalam dua tipe : ruber damper
dan viscous damper. Rubber vibration damper (kiri)
menggunakan karet untuk meredam getaran, sementara
viscous damper (kanan) menggunakan oli yang kental
sebagai meredam getaran.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

5. Komponen-komponen Yang bisa Diganti

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Beberapa komponen yang rentan aus dirancang agar bisa diganti. Ini termasuk cylinder liner,
piston ring, main bearing dan connecting rod bearing.
Page33

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Cylinder Liner

Karena adanya suhu dan tekanan ekstrim yang dihasilkan


oleh proses pembakaran, membuat cylinder liner menjadi
aus oleh pergerakan piston dan ring-nya. Karena itu
dirancang untuk bisa diganti.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Piston Ring
Karena suhu pembakaran yang tinggi dan pergerakan yang
terus-menerus, piston ring akan aus dan karenanya
dirancang agar bisa diganti.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Main Bearing
Main Bearing akan lebih cepat aus daripada crankshaft
karena terbuat dari metal yang lebih lunak, dan karena-
nya juga dirancang agar bisa diganti saat diperlukan.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Connecting Rod Bearing


Connecting rod bearing juga lebih cepat aus ketimbang
crankshaft karena terbuat dari metal yang lebih lunak
dan karenanya juga dirancang agar bisa diganti bila
perlu.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Page34

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

6. Cylinder Head Assembly

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Bagian ini akan menjelaskan tentang komponen-komponen cylinder head dan fungsi dari
masing- masing kom- ponen tersebut. Cylinder head dan komponennya dirancang untuk men- jamin
agar valve bisa membuka dan menutup, selain juga agar bahan bakar bisa diinjeksikan pada saat
yang tepat untuk menjamin performa dan kinerja engine yang ter- baik.

Valve Train Assembly


Valve train assembly meliputi:

1. Cylinder head
2. Valve Cover
3. Bridge
4. Valve Spring Assemblies
5. Valve Guide
6. Valve Seat Insert
(Sumber : Modul Trakindo Basic 7. Valve
Engine) 8.Rocker
arm
Page35

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Cylinder Head
Cylinder head dibuat terpisah dan menyekat bagian atas
engine block dan menopang integritas valve, juga inject-
tor dan precombustion chamber. Selain itu juga ber- fungsi
sebagai rumah untuk valve train, beberapa kom- ponen
sistem bahan bakar dan saluran air untuk men- dinginkan
komponen.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Gasket dan Spacer Plate


Cylinder head (1) ditempatkan ke engine block dengan

gasket (2), spacer plate (3) dan bolt atau stud.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Cylinder Head Casting
Tergantung pada rancangan engine-nya, cylinder head bisa
berbentuk single casting yang menutup bagian atas
block engine, atau beberapa casting yang menutup satu
atau lebih masing-masingnya cylinder.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Valve Cover
Valve cover terletak di atas dan menyekat cylinder
head. Beberapa engine memiliki lebih dari satu
valve cover.

ker Arm (Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


ker arm menghubungkan valve ke camshaft, dan merubah gerakan berputar camshaft ke gerakan naik- turun pada valve. Jika push rod
ker arm ke atas, ia akan mendorong valve train ke bawah, mengakibatkan valve- nya membuka.
Page36

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Valve Lash
Rocker arm berputar pada sebuah shaft yang biasanya
dikencangkan ke cylinder head. Saat cam lobe mulai
mendorong push rod ke atas, biasanya ada sedikit celah
antara rocker arm dengan valve bridge untuk memasti-
kan bahwa valve-nya bisa menutup dengan sempurna. Ini
disebut valve lash dan penyetelannya merupakan salah
satu hal yang paling penting dilakukan dalam valve train.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Bridge
Bridge digunakan apabila sebuah cylinder mempunyai
intake dan exhaust valve ganda. Pada engine ini, bridge
assemble memindahkan gerakan rocker arm ke kedua
intake atau exhaust valve pada sebuah cylinder secara
simultan.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Valve
Valve bertugas mengontrol aliran udara dan gas buang
melalui ruang pembakaran. Saat intake valve terbuka,
udara masuk ke ruang pembakaran dan saat exhaust valve
membuka, udara keluar dari ruang pembakaran.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Valve Seat Insert


Agar ruang pembakaran benar-benar tersekat, tiap valve
mempunyai valve seat insert yang terletak di cylinder
head. Apabila valve menutup, valve seat akan ber-
singgungan dengan valve seat insert-nya. Umumnya,
valve seat insert ini bisa diganti.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Valve Guide
Valve bergerak ke atas-ke bawah di dalam valve guide
yang dipasang di cylinder head. Valve guide menjaga
agar valve tetap bergerak lurus. Valve stem bergerak ke
luar dari valve guide pada bagian atas cylinder head.
Page37

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Valve Spring Assembly


Valve spring menjaga agar valve tetap menutup
dan terletak di atas valve, disangga oleh kombinasi
keepers

(1) dan retainer (2) atau bisa juga disebut valve rotator.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Valve Retainer/Valve Rotator


Valve Retainer atau valve rotator terletak pada bagian
ujung valve stem. Retainer mengunci keepers pada groove-
nya di dalam valve.

Valve rotator berfungsi untuk memutarkan valve agar keausan


valve tidak terpusat disatu tempat.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Komponen Yang Paling Cepat Aus


Valve, valve seat insert, dan valve guide selalu lebih cepat
aus karena suhu dan tekanan tinggi dari proses
pembakaran. Komponen ini dirancang untuk lebih
mudah aus dibanding komponen lainnya untuk
melindungi komponen engine lainnya yang berhubungan
langsung dengan komponen- komponen ini.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Fuel Nozzle
Fuel nozzle atau unit injector juga ditempatkan di

cylinder head. Nozzle berada persis di antara valve.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Fuel nozzle disangga oleh sleeve, washer, adapter, dan

keeper.
Page38

Learning Ce ti
nter & Development BUMA La
@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

7. Gear Train Assembly

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Bagian ini akan menerangkan tentang komponen-kompo- nen yang ada dalam gear train berserta
fungsi dari setiap komponen tersebut.

Gear train assembly adalah serangkaian gear yang me- mindahkan tenaga dari crankshaft ke
komponen- kompo- nen utama lainnya dalam sebuah engine. Letaknya bisa di bagian depan atau
belakang engine. Gear train yang ditunjukkan di sini terletak di depan engine, di antara backing
plate dan timing gear housing.

Kegunaan Gear Train


Gear train menyelaraskan seluruh komponen dalam suatu engine agar bekerja sama di setiap
siklus pada proses pembakaran.

Berikut ini adalah komponen (perhatikan gambar atas) yang terdapat pada gear train :
2.3. Crankshaft Gear
2.4. Idler Gear
2.5. Camshaft Gear
2.6. Fuel Injection Pump Gear
2.7. Oil Pump Gear
2.8. Water Pump Gear
2.9. Air Compressor Gear
Page39

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Timing Mark
Timing mark digunakan untuk mensejajarkan gear dan
membantu meyakinkan ketepatan timing.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Crankshaft Gear
Gear ini ditempatkan di crankshaft. Jika crankshaft ber-
putar, gear juga ikut berputar. Komponen lainnya disela-
raskan dan digerakkan oleh crankshaft dan gear-nya.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Idler Gear
Idler gear menjaga agar camshaft gear tetap berputar ke
arah yang sama searah crankshaft gear. Rasio gear-nya
memastikan bahwa camshaft berputar ½ kali kecepatan
putar crankshaft.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Camshaft Gear
Camshaft gear berkaitan dengan idler gear. Kecepatan
putaran camshaft adalah ½ kali kecepatan putaran
crankshaft untuk memastikan valve intake dan exhaust
membuka dan menutup pada langkah yang tepat.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

a ukurannya sama, keduanya berputar pada kecepatan yang sama. Fuel pump gear memutar fuel pump camshaft dan bekerja sama de
Page40

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Balance Gear
Pada beberapa model engine digunakan balance shaft
yang diputar oleh crankshaft, yang terletak di setiap sisi
engine. Fungsinya untuk menghilangkan dampak getaran
yang timbul dari crankshaft.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Balance Shaft dan Gear Assembly


Gambar disamping ini adalah contoh dari balance shaft

dan gear assembly.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Oil Pump Gear
Oil pump gear digerakkan oleh crankshaft gear. Oil pump
mensirkulasikan oli ke seluruh engine.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)


Water Pump Gear
Water pump digerakkan oleh water pump gear dan
mensirkulasikan coolant ke seluruh engine. Water pump
gear biasanya digerakkan pada kecepatan yang sama
dengan crankshaft.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Air Compressor Gear


Beberapa engine ada yang menggunakan air compressor
untuk menyediakan udara untuk brake dan komponen
lainnya. Air compressor digerakkan oleh gear train. Air
compressor gear berkaitan dengan idler gear dan ber-
putar pada kecepatan yang disarankan oleh pabrik.
Page41

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Pulley Assembly
Pulley assembly dipasang pada crankshaft drive ke
komponen lainnya seperti fan atau alternator.

(Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Timing Gear Housing


Semua timing gear dilindungi oleh timing gear housing.
Timing gear housing menyekat bagian depan engine block

Sumber : Modul Trakindo Basic Engine)

Page42

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

BAB II ENGINE BLOCK

1. Tipe-tipe Engine Block

Cylinder block dibagi menjadi 2 kategori – cylinder block dengan replaceable cylinder liner dan
tanpa replaceable cylinder liner (Gambar diatas). Engine dengan replaceable cylinder liner biasa
disebut dengan sleeved engine, baik wet sleeve maupun dry sleeve. Engine tanpa replaceable
cylinder liner disebut parent bore engine.

Keduanya memiliki keuntungan masing-masing dan umum digunakan di seluruh dunia.

Keuntungan Sleeved Engine

1. Engine dengan replaceable cylinder liner mudah dilakukan direkondisi “in frame”, yang
merupakan suatu pertimbangan yang sangat penting pada aplikasi marine.
2. Pabrik pembuat engine dapat memproduksi cylinder liner dari logam campuran yang tahan aus
dan dengan perlakuan panas yang sesuai.

Keuntungan Parent Bore Engine

1. Parent bore engine biasanya lebih murah karena membutuhkan lebih sedikit pengerjaan
machine saat diproduksi.
2. Pada beberapa hal, parent bore block dapat lebih kuat dan lebih ringan bila dibandingkan
dengan sleeved engine dengan displacement yang sama.
3. Parent bore engine lebih sedikit kemungkinan untuk menghasilkan kebocoran coolant,
dimana coolant bocor masuk ke dalam crankcase.
Page43

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Memeriksa Cylinder Block

Setelah cylinder block dibersihkan dengan benar dan dikeringkan dengan udara bertekanan, cylinder
block harus diletakkan pada permukaan yang rata untuk pemeriksaan. Pemeriksaan yang teliti dapat
mengungkap apakah block tersebut dapat diperbaiki dan digunakan kembali ataukah tidak.

Pastikan semua solvent atau larutan hot tank telah dibersihkan. Periksa apakah ada scale yang
lepas pada jacket water atau saluran dan rongga yang mengecil akibat karat. Periksa pula akan
adanya lubang air yang terkikis atau berlubang-lubang (pitted), yang dapat menyebabkan kegagalan
penyekatan dari gasket atau O-ring. Jika memungkinkan, lakukan counter-boring dan masukkan
liner untuk memperbaiki lubang coolant. Periksa adanya retakan, rembesan dan kebocoran.
Gunakan dye penetrant pada area yang dicurigai terjadi cacat, gunakan pada permukaan yang
telah dikeringkan. Cacat dapat diketahui dari penampakan garis tegas atau berbintik-bintik dari
dye penetrant di permukaan. Cacat juga dapat dideteksi dengan melakukan pressure-test pada
cylinder block.

Menguji Cylinder Block

Sebuah cylinder block dapat mengalami keretakan di antara cilinder bore, jacket water dan
crankcase, jacket water dan saluran oli, jacket water dan air box dan masih banyak lagi.
Keretakan dapat terjadi akibat overheating karena kurangnya coolant dan/atau oli, akibat tidak
berfungsinya pompa coolant, fan, atau shutter, akibat gesekan ekstrim antar satu komponen
bergerak atau lebih di dalam engine, akibat torque cylinder head yang tidak memadai, akibat
vibrasi, atau akibat kerusakan casting internal atau eksternal akibat kesalahan mekanis dari
satu komponen atau lebih.

Kebanyakan pabrik merekomendasikan untuk melakukan pressure test pada cylinder block sebelum
melakukan servis lebih lanjut.

Jika cylinder block memerlukan pressure test, pasang plug coolant, coring, drill ke block. Sekat
semua bukaan coolant dengan plate, gasket atau O-ring. Jika engine menggunakan wet type liner,
masukkan juga cilinder liner-nya.

Isi coolant jacket dengan larutan antifreeze. Bukan hanya karena tegangan permukaannya lebih
rendah dibandingkan air, sehingga lebih mudah menembus retakan kecil, tetapi warnanya juga akan
membantu menemukan loksai retakan. Berikan tekanan pada saluran coolant hingga sekitar 80 psi
(551.6 kPa) dan jaga tekanannya selama sekitar 2 jam.

Metode lain (yang sebenarnya cara paling efektif dalam menemukan retakan cylinder block)
adalah menggunakan tangki air panas. Persiapan yang sama seperti yang telah disebutkan, tetap
dibutuhkan dengan pengecualian tidak menggunakan antifreeze, tetapi udara bertekanan.

Setelah memberikan tekanan ke coolant jacket hingga kira-kira 80 psi (551.6 kPa), benamkan
cylinder block ke dalam larutan yang sudah dipanaskan hingga kira-kira 180 OF (82OC). Setelah
cylinder block mencapai suhu yang sama dengan suhu larutan, periksa kembali tekanan udara pada
saluran coolant. Perhatikan, apakah terdapat gelembung-gelembung yang mengindikasikan
adanya kebocoran.

CATATAN:
Pastikan bahwa gelembung–gelembung tersebut tidak disebabkan oleh buruknya
cylinder seal, sealing plate, O-ring, gasket atau plug.
Page44

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Periksa semua kerataan permukaan dengan menggunakan straightedge. Periksa apakah ada bagian
yang meninggi pada lubang stud atau baut. Jika diperlukan, perbaiki permukaannya sesuai prosedur
yang direkomendsikan pabrik.

Periksa semua lubang baut dan, jika diperlukan, perbaiki thread yang rusak. Jika tidak
memungkinkan, gunakan drill dan tap pada lubang untuk memasukkan helical thread insert.

Periksa kerataan permukaan atas cylinder block dengan menggunakan straightedge, melintang dan
membujur. Bandingkan hasilnya dengan spesifikasi yang ada di dalam service manual. Jika
hasil pengukuran melebihi spesifikasi, perbaiki kembali permukaannya; jika tidak, akan sangat sukar
untuk menjaga tekanan coolant dan penyekatan oli. Periksa semua stud terhadap kerusakan dan
ganti jika perlu.

Jika diperlukan untuk meratakan permukaan atas cylinder block, jangan meratakan block hingga
tingginya kurang dari spesifikasi pabrik.

Periksa bore cylinder block, permukaan atau komponen mounting, dan sleeve counterbore terhadap
karat dan erosi. Ganti cylinder block jika area-area tersebut tidak dapat dibersihkan, diratakan, atau
di resleeve.

Engine yang menggunakan dry type cylinder sleeve bergantung pada baiknya kontak cylinder
sleeve-ke- cylinder bore karena mempengaruhi proses perpindahan panas secara konduksi.
Clearance yang berlebihan atau distorsi cylinder bore dapat menghambat perpindahan panas.
Karenanya, sebelum mengukur out-of-round atau taper dari cylinder block bore, bersihkan bore
menggunakan adjustable rigid hone berukuran 120-grit stone.

Meng-honing Cylinder Bore

Meng-honing bore harus dilakukan dengan menggunakan adjustable rigid hone seperti pada
Gambar 14, karena hone seperti itu tidak akan mengikuti ketidakteraturan bore sebagaimana spring
loaded deglazer hone.

Sebuah bor listrik berukuran ½ atau ¾-inch akan memberikan kecepatan dan torque yang tepat untuk
Page45

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

menggerakkan hone. Gunakan 120-grit stone kering atau basah. Pasang honing mast sehingga pusat
hone akan berada di pusat cylinder bore dan posisi spring tension hone sekitar ½ Inch (12.7
mm) dari permukaan atas cylinder block. Atur stone sehingga terletak dengan rapat pada bagian
yang berukuran paling kecil. Ini akan menghasilkan honing yang bagus dan mencegah hone
untuk berfluktuasi.

Hidupkan mesin bor. Ketidakrataan akan terasa dengan semakin besarnya pergesekan pada stone.
Gerakkan bor naik turun dengan stroke yang pendek dikonsentrasikan pada tempat dengan noda
paling banyak terlebih dahulu. Atur ulang hone seperlunya untuk memastikan kontak yang bagus
antara stone dengan bagian yang hendak di-hone. Jika menggunakan dry stone, bersihkan stone
secara teratur dengan sikat kawat untuk mencegah penimbunan hasil kikisan pada stone.

Jika gesekan honing sudah rata, hone beberapa kali lagi sepanjang bore.

CATATAN:
Jangan biarkan stone menonjol keluar lebih dari 1 Inch (25.4 mm) di atas atau
bawah cylinder bore. Jangan mengeluarkan hone dari cylinder bore ketika masih
berputar.

Sangat penting untuk terus menerus mengukur dan memeriksa bore dan membersihkan stone
jika menginginkan bore yang sempurna. Bore yang sempurna berarti bahwa dimensi total area
berada dalam toleransi minimum yang diijinkan. Diameter area yang tidak di-hone tidak boleh lebih
besar dari 1 in. (25,4 mm). Setelah di-hone, block atau cylinder harus harus dicuci dengan air sabun
yang panas. Solvent tidak selalu bisa mengilangkan bahan abrasive yang melekat.

CATATAN:
Prosedur honing yang sama juga bisa digunakan pada cylinder block jika cylinder
merupakan bagian dari cyliner block dan piston oversize akan digunakan.

CATATAN:
Jika meng-honing wet sleeve, akan lebih baik jika dilakukan di block. Menjepitnya di
vice saat meng-honing akan menyebabkan bore menjadi out-of-round.
Page46

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Mengukur Cylinder Bore

Pertama, bersihkan cylinder bore dengan sabun dan air panas. Keringkan dengan udara yang
bertekanan dan lumasi dengan oli bersih. Gunakan paper towel untuk mengelap pelumas yang
melekat pada dinding cylinder bore. Ulangi sampai tidak ada sisa oli yang menempel pada paper
towel.

Untuk mendapatkan diameter cylinder bore, ukurlah dengan inside micrometer atau telescopic
gauge (Gambar 15). Pada saat menggunakan telescopic gauge, atur (menggunakan outside
micrometer), pada diameter maksimum cylinder bore.

Biasanya tidak satupun pengukuran menghasilkan pengukuran yang tepat karena titik pengukuran
tool sulit untuk lurus dengan cylinder sleeve. Sebuah cylinder gauge atau out-of-round gauge,
dengan dial indicator yang dikalibrasi hingga seperseribu inchi (seperseratus milimeter), lebih cocok
digunakan untuk mengukur cylinder bore. Untuk mengatur dial indicator ataupun tool ke nol,
tempatkan gauge ke sebuah master ring, atau di antara anvil dari sebuah outside micrometer
(yang disetel ke spesifikasi keausan maksimum), dan atur dial indicator ke nol. Masukkan tool
ke dalam cylinder bore dan catat hasil pengukurannya. Jika pointer bergerak ke kiri dari tanda
garis nol, maka diameter cylinder bore melebihi batas maximum keausan. Jika pointer bergerak ke
arah kanan dari tanda garis nol, maka diameter kurang dari batas yang diijinkan. Ulangi
pengukuran pada tiap titik yang disarankan di service manual.

Boring Cylinder Bore

Jika cylinder bore tidak memenuhi spesifikasi atau tidak cukup bersih setelah di-honing, dimensi
bore harus ditambah agar muat dengan cylinder sleeve oversize. Ini dapat dilakukan dengan
menggunakan cylinder honing machine dengan tingkat ketelitian tinggi atau dengan portable
boring bar.

Cylinder boring merupakan pekerjaan khusus dan membutuhkan seorang yang spesialis di bidang
ini. Kebanyakan agen perbaikan memberikan tugas ini ke bengkel bubut khusus.

Jika engine block telah kembali dari bengkel khusus ini, selalu pastikan bahwa tanda–tanda bekas
tool atau groove pada bore telah dihilangkan.

CATATAN:
Ingatlah bahwa boring dan honing menyebabkan peningkatan panas. Karena itu,
biarkan block mendingin sebelum mengukur cylinder bore.
Page47

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Memeriksa dan Mengukur Cylinder Liner Protrusion

Periksalah permukaan counterbore apakah mengalami penyimpangan karena cylinder liner


dapat bergerak akibat torque cylinder head atau tonjolan (protrusion) cylinder liner yang tidak tepat.
Pastikan flange cylinder liner benar-benar kontak dengan counterbore.

Ada beberapa metode untuk mengukur atau memeriksa tonjolan liner. Salah satunya adalah dengan
mengukur lebar flange cylinder liner dan kedalaman counterbore pada empat lokasi, atau lebih,
menggunakan depth micrometer (Gambar 16) atau dial indicator. Kurangi kedalaman counterbore
dari lebar flange cylinder sleeve. Hasilnya adalah besarnya tonjolan pada liner. Harap diingat,
bagaimanapun juga, pengukuran counterbore tidak boleh menyimpang dari spesifikasi di service
manual.

Metode yang lain adalah dengan memasukkan cylinder liner ke cylinder bore tanpa shim atau seal
ring. Kepit sleeve sampai rapat benar pada tempatnya. Gunakan dial tool khusus dan kepitkan pada
bagian atas cylinder ataupun spacer plate, kemudian nol-kan dial. Kemudian, letakkan dial stem
pada flange sleeve. Dial akan langsung menunjukan nilai tonjolan (protrusion) sleeve. Ukur
setidaknya di empat tempat yang berbeda

Jika tonjolan di luar spesifikasi, pilihlah shim dengan ketebalan yang tepat untuk mendapatkan
tonjolan sesuai spesifikasi dan tempatkan pada counterbore. Tandai tiap liner untuk menentukan
pada posisi mana bore tersebut harus kembali dipasang.

Jika pemberian shim tidak memperbaiki tonjolan cylinde liner, jika counterbor mengalami distorsi,
atau jika tonjolan cylinder liner di antara liner yang bersebelahan melebihi spesifikasi,
counterbore harus diperbaiki secara machining. Pastikan liner tidak bersinggungan dengan bagian
bawah cylinder block bore. Jika bersinggungan, counterbore harus di-machining atau pasangkan
liner baru.
Page48

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Melakukan Resurfacing Counterbore Cylinder Liner

Tool counterbore harus selalu digunakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan pabrik pembuatnya.
Walaupun prosedur berikut berada dalam rekomendasi tersebut, tetapi sering diabaikan oleh
tekhnisi:
1. Pastikan bahwa bagian bawah dan atas cylinder bore bebas dari karbon, scale atau karat.
Kegagalan untuk pembersihan yang memadai dapat menyebabkan penyimpangan pemasangan
tool sehingga menyebabkan pemotongan seat yang salah.
2. Pastikan posisi adapter plate. Kesalahan penempatan adapter plate dapat menyebabkan
kesalahan seat dan/atau memperbesar diameter.
3. Setel cutting tool terhadap shoulder. Penyetelan diameter yang tidak tepat dapat
menyebabkan diameter oversize atau step shoulder di counterbore.

4. Gunakan bit yang tajam. Bit yang kendor atau tidak ditajamkan dengan tepat dapat
menyebabkanpemotongan yang salah.
5. Jangan melebihi cutting rate lebih dari 0,001 Inch (0,025 mm) setiap revolusinya. Hal tersebut
dapat menyebabkan pemotongan yang salah.
6. Ukur kedalaman secara berkala. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan counterbore
dipotong terlalu dalam. Hal ini tidak dapat ditoleransi dengan cylinder yang berdekatan.
7. Bersihkan cylinder block secara keseluruhan. Pembersihan yang sembrono setelah
dilakukannya machining dapat menghancurkan engine di kemudian hari.
8. Pada engine yang menggunakan wet type liner, periksa kerusakan ataupun karat pada cylinder
liner bore bagian bawah dan ukur diameter bore dan kelurusan. Jika bagian bawah liner
bore di luar spesifikasi, kemungkinan cylinder block sudah pernah diperbaiki dengan proses
machining pada bore dan dipasangkan salvage liner.

Memeriksa Main-Bearing Cap dan Bore

Periksa adanya keausan, torehan (nick), kerak yang tajam (burr) pada permukaan persentuhan
(mating surface) setiap cap, penyangga main bearing bagian atas, dan permukaan bearing.

Pastikan cap yang telah dinomori (atau penandaan lain) dengan benar berada pada posisi yang
tepat dan terpasang tanpa celah. Jika tidak terdapat celah, maka cap tidak akan bergetar. Hasil
proses machining yang dilakukan pada cap harus bersentuhan penuh pada permukaan block ketika
dilakukan pemasangan, jika tidak, main bearing cap akan mengalami penyimpangan pada saat
pengencangan dilakukan.
Page49

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Pasang cap dan kencangkan hex bolt atau nut sesuai dengan spesifikasi torque. Ukur bore main
bearing secara horizontal, vertikal dan diagonal dengan inside micrometer atau dengan dial gauge
yang telah dinolkan dengan benar pada sebuah outside micrometer atau ring gauge (Gambar
17).

Jika bore main bearing sesuai spesifikasi, periksa kelurusannya. Ketidaklurusan bisa dikarenakan
akibat overheating, over speed, vibration, crankshaft yang patah atau ketegangan yang berlebihan
lainnya. Kelurusan main bearing dapat diperiksa dengan master bar atau boring tool. Jika master
bar, yang sekitar 0,005 inch (0,127 mm) lebih kecil dari bore main bearing, digunakan, lepaskan
bearing cap, pasang alignment shaft pada bagian atas bearing support yang bersih dan dilumasi,
kemudian pasang cap dan kencangkan sesuai dengan spesifikasi torquenya.

Metode yang paling umum diikuti jika engine tunggal diservis adalah dengan memasang crankshaft
baru atau yang telah di-reground, menggunakan bearing baru dengan ukuran yang tepat. Beri
pelumasan secukupnya dan pastikan bearing cap di-torque sesuai spesifikasi. Kelurusan main
bearing telah tepat jika crankshaft dapat berputar dengan bebas jika diputar dengan tangan.

Jika bore main bearing tidak lurus, rusak, menyimpang, atau mempunyai dimensi yang terlalu
besar, cylinder block tidak boleh digunakan. Jika memungkinkan untuk memperbaiki block dengan
mengganti main bearing cap, bore main bearing harus diservis untuk mendapatkan
kelurusannya.

Melepas dan Memasang Camshaft Bearing (Bushing)

Bearing (bushing) camshaft tersedia dalam ukuran standar dan undersize 0,0010 in (0,25 mm).
Lokasi camshaft bergantung pada rancangan engine. Bisa di crankcase, di bagian atas cylinder
block, atau jika menggunakan overhead camshaft, ada pada housing khusus.

Clearance rata-rata antara camshaft journal dan bearing adalah 0,002 in. (0,050 mm). Jika clearance
0,008 in. (0,203 mm), maka perlu untuk diganti. Untuk mendapatkan nilai clearance dengan melepas
camshaft, ukur diameter dalam dari masing-masing bearing dan bandingkan dengan spesifikasi
pabrik, (Gambar 18). Kemudian ukur masing-masing journal camshaft dan kurangkan hasilnya
dengan hasil pengukuran bearing, hasilnya adalah nilai running clearance.
Page50

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Untuk memasang bearing camshaft gunakan tool yang sama yang digunakan untuk melepasnya.
Periksa bore camshaft secara visual, terutama terhadap nicks atau burrs yang dapat merusak
bearing selama pemasangan, dan hilangkan cacat yang ada. Letakkan bearing pada cylinder
block pada posisi sebagaimana akan dipasangkan. Bearing camshaft tidak semuanya mempunyai
lebar maupun lubang suplai oli yang sama walapun terletak di lokasi yang dapat disamakan..

Untuk memastikan kelurusan lubang yang tepat, tandai lubang oli di cylinder block. Lumasi bore
dan permukaan luar bearing, tariklah garis pada sleeve atau washer untuk menandai lubang oli,
kemudian pasang bearing. Ketika menarik bearing ke tempatnya, pastikan bearing tidak berputar
dari posisinya. Hati-hati agar lubang oli pada bearing dan block tidak saling terhalangi. Karena
terdapat tool yang berbeda untuk melepas dan memasang bearing, pastikan menggunakan tool
yang menarik bearing masuk dan keluar bore untuk mencegah kerusakan pada bearing atau
bore.

Akan lebih baik jika memeriksa dimensi bearing yang baru terpasang dengan inside micrometer
atau telescopic gauge terhadap kemungkinan out-of-round.

Prosedur pelepasan dan pemasangan, pemeriksaan dan pengukuran, overhead camshaft adalah
sama dengan bearing camshaft biasa.

Memeriksa dan Mengukur Bore Camshaft

Sudah menjadi tindakan umum untuk mengganti camshaft bearing jika dilakukan major overhaul.
Bore camshaft dan/atau bore balance shaft pada cylinder block jarang mengalami distorsi, aus, atau
rusak. Namun bore harus diperiksa dari nicks dan burrs yang bisa terjadi karena pelepasan
camshaft bearing yang tidak tepat. Bore bearing dan saluran oli harus dibersihkan secara
keseluruhan dan saluran oli harus diperiksa terhadap hambatan. Jika masih ada keraguan bahwa
bearing camshaft dapat menempati posisinya dengan tepat (press-fit) pada bore, ukur bore
dengan inside micrometer atau telescopic gauge.
Page51

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

2. CYLINDER LINER

Pemeriksaan dan Pengukuran

Jika cylinder liner memenuhi spesifikasi yang ada pada service manual, maka cylinder liner dapat
diservis tanpa harus melepasnya. Bagaimanapun juga, pemeriksaan luar cylinder liner atau cylinder
block tidak akan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi penyekatan
bagian bawah dan atas cylinder liner maupun block, karenanya cylinder liner harus dilepas. Setelah
dilepas, periksa water jacket, counterbore dan bagian bawah cylinder bore.

Jika kondisi mengharuskan liner tetap di posisinya, periksa liner dan block terhadap adanya
retak, tergores, keausan yang berlebihan, dan tanda-tanda panas secara vertikal dan
horizontal.

Ukur tonjolan liner dan diameter dalamnya.

Page52

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Kondisi cylinder liner yang ditunjukkan pada Tabel 1 adalah kondisi yang biasa terjadi. Ilustrasi di
atas dibagi dalam 2 group: Group 1 adalah kerusakan yang disebabkan oleh part yang tidak diservis
sesuai spesifikasi atau dipasangkan atau ditangani secara ceroboh. Group 2 adalah kerusakan yang
diakibatkan ketidakseimbangan kondisi antara coolant dengan suhu, oleh bahan kimia atau mineral
yang terkandung pada coolant, atau oleh perawatan coolant system yang tidak tepat.

Sebelum meng-honing atau deglazing cylinder liner, cuci liner di air dan detergent menggunakan
sikat bulu. Cuci secara menyeluruh atau cuci dengan dengan steam cleaner dan kemudian
keringkan dengan udara bertekanan. Jika tidak akan segera di-honing, lumasi liner dengan oil
engine. Selanjutnya, letakkan liner pada holding fixture atau pada cylinder block-nya. Jangan
menjepitnya dengan vice dalam kondisi apapun. Liner harus ditempatkan hanya pada flange-nya
untuk mencegah distorsi.
Page53

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Setelah liner melewati pemeriksaan yang benar, liner harus diukur out-of-round dan kelancipan
(taper)- nya menggunakan bore gauge atau inside micrometer. Batas rata-rata yang diijinkan untuk
out-of-round dan taper untuk liner dengan diameter bore 4 sampai 6 inch (101,6 sampai 152,4
mm) adalah sekitar 0,002 in. (0,050 mm).

Cylinder liner harus diukur dalam dua arah untuk mengetahui adanya keausan, pertama, (Lihat
Gambar
28) sejajar dengan crankshaft, dan kedua, pada sudut 90o dari crankshaft pada A dan B.

Pengukuran harus dilakukan tepat di bawah posisi top ring saat TDC (C) dan juga pada beberapa
lokasi sepanjang piston travel (D, E, F dan G).

Pola keausan normal akan menunjukkan keausan maksimum pada ¾ top ring travel (Gambar
28). Berdasarkan pengukuran yang dilakukan mungkin akan perlu untuk mengganti, meng-hone,
atau men- deglaze cylinder liner ke spesifikasi. (Honing kemungkinan akan memperbesar bore
melebihi spesifikasi). Batas keausan rata-rata sekitar 0.008 inchi (0.2 mm) untuk cylinder bore
berukuran 4 sampai 6 inchi (101,6 sampai 152,4 mm). Kebanyakan pabrik tidak menyediakan
piston berukuran oversize; karenanya, jika liner bore melebihi spesifikasi, liner harus diganti.

Honing atau Deglazing Cylinder Liner

Jika cylinder liner dapat digunakan kembali, maka area permukaan glaze piston ring travel
harus disempunakan (refinish) kembali. Melakukan deglazing pada dinding akan
memperpendek usia pemakaian. Dengan meng-honing bore, bintik-bintik pada permukaan bore
liner akan dapat dihilangkan, liner menjadi bundar dan tidak meruncing. Pada saat yang sama,
permukaan dikasarkan kembali ke kondisi yang tepat. Jika permukaan terlalu kasar, keausan ring
akan terlalu besar dan ring piston atau piston land akan gampang mengalami kerusakan. Jika
permukaan terlalu halus atau jika cross pattern tidak antara 25o sampai 35o (Gambar 28), piston
ring tidak akan “duduk” selama 200 sampai 300 jam operasi pertama. Periode break-in yang
dipanjangkan ini akan menyebabkan konsumsi oli terlalu tinggi, kekurangan power dan kesulitan
dalam starting dan dapat mencegah ring untuk dapat benar-benar “duduk”.
Page54

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Pilihan apakah cylinder liner harus di-hone atau di-deglaze akan tergantung pada variasi hasil
pengukuran bore sleeve. Jika variasi out-of-round dan taper lebih besar dari 0,001 inchi (0,025
mm), tetapi masih dalam spesifikasi, maka gunakan rigid adjustable hone untuk merekondisi bore
cylinder liner. Untuk hasil pengukuran yang lebih kecil dari 0,001 inchi (0,025 mm) maka deglazing
akan cukup merekondisi liner.

Untuk meng-hone atau deglaze ctlinder liner, gunakanlah bor listrik dengan drive ½ atau ¾,
dengan tenaga dan kecepatan yang tepat (+ 500 rpm). Pilih deglazing stone dengan ukuran grit 180
sampai 220. Honing stone ini memberikan hasil akhir sekitar 25 gm (1/25.000.000 m). Lapisi
permukaan dengan honing atau oli engine. Masukkan deglazer dan aturlah kekuatan springnya
sehingga stone akan menekan permukaan bore dengan tekanan yang rendah sampai
menengah.

Hidupkan electrical drill dan rasakan adanya daerah yang banyak berbintik-bintik (high spot)
yang menyebabkan stone agak tersangkut. Deglaze high spot terlebih dahulu. Hati-hati agar jangan
sampai stone menonjol keluar di bagian bawah atau atas permukaan cylinder liner bore lebih
dari 1 inchi (25,4 mm). Gerakkan drill dengan kecepatan 30 stroke per menit pada seluruh
permukaan bore untuk mendapatkan cross pattern yang diinginkan.

Setelah sekitar 15 stroke, hentikan drill dan keluarkan deglazer sambil menahan stone tetap
tertekan. Periksalah bagian dengan bintik-bintik yang sedikit (low spot) dan cross pattern yang
dihasilkan. Ukurlah out-of-round dan taper. Ulangi prosedurnya sampai low spot dapat
dihilangkan dan pola crosshatch terbentuk dengan rata. Sekarang pabrik merekomendasikan
penggunaan 180 grit flex hone. Prosedur dan hasil akhir penggunaan flex hone adalah sama
dengan penggunaan deglazer.

Prosedur deglazing bore cylinder block tanpa sleeve adalah sama dengan prosedur di atas. Namun,
jika cylinder bore melebihi spesifikasi dan piston oversize hendak digunakan, maka bore harus di
potong (machining) dan di-hone, atau di-hone langsung ke dimensi oversize yang sesuai.

Setelah dinding cylinder di-hone, glass bead (peen) area flange liner dan ring seal. Bersihkan
material abrasive dari dinding liner dan kemudian bersihkan permukaannya dengan campuran
detergent dan air panas (Jangan gunakan solvent karena tidak bisa menghilangkan partikel
abrasive).

Keringkan dinding cylinder dengan udara bertekanan dan lapisi dengan oli engine, kemudian,
usap dengan paper towel. Ulangi prosedur ini berulang kali sampai tidak ada lagi sisa kotoran pada
paper towel, kemudian cucil liner dengan air sabun yang panas. Dianjurkan juga untuk
membersihkan cylinder sleeve yang baru untuk memastikan tidak adanya material yang bersifat
abrasive.

Jangan menggunakan ulang cylinder liner yang mempunyai:

1. Grooves pada permukaan dalam


2. Retakan atau kerusakan di bagian atas flange
3. Karat di permukaan dalam
4. Permukaan dalam yang terlalu mengkilap
5. Pitting yang berlebihan di bagian luar.

Namun, jika pitting-nya sedikit, pasang bagian sisi yang pitting ke arah depan engine.
Page55

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
Disassembly Engine Block

Memasang Wet-Type Liner

Pastikan counterbore dan bagian bawah cylinder bore bersih. Saat memasukkan kembali cylinder
liner pastikan setiap cylinder liner dipasangkan pada bore dan posisi asalnya. Liner harus pas masuk
pada tempatnya tanpa dipaksa dan bisa diputar dengan tangan. Liner yang dipaksakan masuk tidak
akan bisa berputar dengan bebas, dan karenanya perlu untuk dibersihkan kembali ataupun perlu
pelurusan kembali counterbore ke bagian bawah cylinder bore.

Untuk memasang seal ring cylinder liner, tempatkan liner pada meja kerja yang bersih dan pasang
seal ring pada groove cylinder liner atau pasang seal ring di bagian bawah cylinder bore. Seal
tidak boleh terpuntir selama proses pemasangan karena dapat menyebabkan kebocoran. Untuk
mencegah terpuntirnya seal, selipkan jari ataupun pensil di bawah seal kemudian putarlah dua
atau tiga kali mengitari sleeve. Tariklah pensil dan biarkan seal ring menempati groove tanpa
harus melintir.

Beberapa pabrik menggunakan tiga jenis seat ring. Sebagai contoh pada top groove mereka
menggunakan O-ring broad neoprene, pada center groove digunakan O-ring Bunan, dan pada lower
groove menggunakan O-ring silicone. Sangat penting untuk mengikuti petunjuk dari pabrik berkaitan
dengan posisi dan pelumasnya (Gambar 29). Jika tidak terdapat instruksi penggunaan pelumas jenis
tertentu, gunakan sabun cair atau petroleum jelly pada bagian bawah cylinder bore dan seal
ring.

Dengan sangat hati-hati pasang cylinder liner melalui bagian atas cylinder bore hingga ke bore
bagian bawah. Tekan dengan kuat cylinder liner ke posisinya. (Sebagian pabrik menganjurkan
menggunakan tool pelindung seal untuk memastikan seal ring tidak terpotong pada tepi tajam
bore saat pemasangan). Setelah cylinder liner terpasang, periksa protrusion liner dan
ketegaklurusan cylinder liner counterbore dan cylinder centerline.

Memasang Dry-type Liner

Kebanyakan dry liner tidak mempunyai flange counterbore, karena dry liner adalah jenis liner yang
sangat pas (press-fit) masuk ke cylinder bore. Bore di-hone sekitar 0,003 inchi (0,076 mm) lebih
kecil dari diameter luar liner. Liner dimasukkan ke dalam dry ice atau alcohol selama 25 menit
dan kemudian ditekan posisinya. Ketika suhu liner sudah kembali stabil, liner bore harus di ukur dan
jika perlu di-hone ke ukuran diameter yang sesuai spesifikasi.
Page56

Learning Center & Development BUMA Lati


@lctechnical_buma
WO MODEL 3176C
Affected Model : Form No: Date : Literature Refer to: Issued By: Authorization:

ACTUAL PART NUMBERS UPON DISASSEMBLY


No Components Actual Part Number (or casting) Checked by
ENGINE BLOCK CASTING
CONNECTING ROD
PISTON CROWN
PISTON SKIRT
UNIT INJECTOR
MAIN BEARING
CONNECTING ROD BEARING
COOLING JET

Update/Improvement Description 3176C Engine Remarks By


The boltholes of Block for Front Housing are counterbored to 5mm or 15mm?
SEPD0902
The boltholes of Block for Rear Housing are 12mm or 14mm diameter?

The boltholes of Block for Front Support (8 holes) are 12mm or 14mm diameter?

The Oil Filter Base PN is updated 166-1328? SEPD0509

PARTS FOR
REPAIR/SALVAGE
Repair Foreman/
No Part Number Part Name Description
Completed? Supervisor

53
CYLINDER BLOCK INSPECTION
VISUAL INSPECTION
TOP DECK THREAD SIZE
Checked by. Checked by.

LOWER LINER SEAL AREA FLYWHEEL BOLTS


Checked by. Checked by.

FRONT SURFACE REAR SURFACE


Checked by. Checked by.

MOUNTING BOLTS REAR ENGINE MOUNT


Checked by. Checked by.

Important : For 3176C, flywheel bolts and front housing support bolts should be upgraded to M14. Refer to Special
Instruction for housing & block modification.

CYLINDER BLOCK MAIN BORE INSPECTION


No C A B A  B   C REUSABILITY
2
1
2
3
4
5
6
7

SPECIFICATION NOTE :
116.000 ± 0.013 mm
Standard (4.5669 ± 0.0005 inch)
116.510 ± 0.013 mm
Oversized (4.5870 ± 0.0005 inch)

Decision :
CRANKSHAFT INSPECTION

CL of

Measure diameter at two places 90o apart.

THRUST PLATES
Reusable? □- Yes □- No Remarks:
FILLET RADIUS FRONT & REAR
CONDITIONS BOLT HOLES
THRUST FACE MAIN & ROD
CONDITIONS JOURNALS
FRONT & REAR SEAL
CRANKSHAFT GEAR
SURFACES
Performed By: Checked By:
CRACK TESTING USING
MAGNAFLUX MACHINE

Note:
MEASUREMENT
MAIN JOURNAL ROD JOURNAL
STANDARD
FIRST UNDERSIZED
SECOND UNDERSIZED
No MAIN JOURNAL CONROD JOURNAL TOTAL INDICATOR RUNOUT
▼ A1 A2 D1 D2 Max: 0.13 mm (0.005”)
1
2
3
4
5
6
7
CRANKSHAFT JOURNAL DIAMETERS (check one box)
Standard 1st Undersized 2nd Undersized

Decision:
CON ROD INSPECTION AND MEASUREMENT

CBA

VISUAL INSPECTION
BOLTS & NUTS THRUST FACE
FILLET RADIUS SHANK AREA
SEATS OF BOLT/NUT PIN BUSHING
.
MEASUREMENT
Conrod Pin
A(1) B(1) C A  B  2
Bushing
C
Nominal: Nominal: Nominal:
Diameter
No New:
Remarks
▼ 50.830 ± 0.008 mm
86.800 ± 0.013 mm
86.800 ± 0.013 mm 86.800 ± 0.013 mm (2.0012 ± 0.0003”)
(3.4173 ± 0.0005”)
(3.4173 ± 0.0005”) (3.4173 ± 0.0005”) Service Limit:
RENR1217-09 50.856 mm (2.0022”)
SEBF8244-03

6
Maximum permissible clearance between conrod bushing and piston pin (worn)........0.25 mm (.010 in) SEBR0560 (for 3176C)

Notes:
CONNECTING ROD MEASUREMENT using CONROD FIXTURE
NOTES: 1. The specs and formula below is for 5P-2050 Conrod Fixture Only (SEBF8149-12). 2. All reading are in mm.

Center to
Bend
Center
Twist
Reading Readin Conrod
ConRod (D1+D2)/2 D1 – D2
Dial 1 g Dial 2 Bushing Remarks
▼ (D1) (D2) Retention
Specs: Max Specs: Max Specs: Max
± 0.076 mm 0 to 0.08 0 - 0.30mm
(± 0.0030”) mm (0.003”) (0.012”)
SEBF8244-03 SEBF8244-03 SEBF8244-03

#1

#2

#3

#4

#5

#6

NOTE :

Decision :
PISTON & PIN INSPECTION
PISTON P/N : …………………………………………….
SPECIFICATION
RING GAUGE 4C-8165 SEBF8059-18
CROWN BUSHING DIA 50.830 ± 0.008 mm (2.0012 ± .0003 inch) RENR1217-09
PIN DIAMETER 50.795 ± 0.005 mm (1.9998 ± 0.0002 inch)
PISTON
No TOP GROOVE GENERAL CONDITION
USING GAUGE CROWN SKIRT
1
2
3
4
5
6
No PIN DIAMETER REMARK
ALWAYS REPLACE THE PIN IF HIGH HOURS
1
2
3
4
5
6
NOTE :

Decision:
NOTE: ALWAYS REPLACE THE PIN IF HIGH HOURS.

COOLER CORE INSPECTION


ENGINE FAILURE DESCRIPTION :

VISUAL PRESSURE
COOLER INSPECTION PART NUMBER REUSABILITY
INSPECTION TESTED BY
ENGINE OIL COOLER
TRANS. OIL COOLER
HYD. OIL COOLER
NOTE :

Decision :
LINER INSPECTION
VISUAL INSPECTION

No Flange Surface Outside Surface Inside Surface Remark


1
2
3
4
5
6
LINER BORE MEASUREMENT
SPECIFICATION 125.037 ± 0.037 mm (4.9227 ± .0015 inch) RENR1217-09
Upper End Lower End
No REUSABILITY REMARK
Point A Point B Point A Point B
1
2
3
4
5
6
Point A and Point B are 90o apart.
NOTE :

Decision :
CAMSHAFT INSPECTION
VISUAL INSPECTION

CAMSHAFT P/ N

CAM LOBES (1)

CAM JOURNALS (3)

CAM DRIVE GEAR

Note : Mechanic, Checked by,

Decision :

FLYWHEEL HOUSING
VISUAL INSPECTION
ALL BOLT THREAD
T / C BOLT HOLE

T / C SEAL SURFACE

BOLT HOLE MOUNTING ENGINE

FLYWHEEL AND RING GEAR

Decision : Mechanic, Checked by,

COOLING JET INSPECTION


CYL CYL
CONDITION / DIRECTION OF SPRAY CONDITION / DIRECTION OF SPRAY
NO. # NO. #
1 4
2 5
3 6
Decision : Mechanic, Checked by,
VALVE MECHANISM

Qty Need
Item Description Qty in Eng Remarks
to replace
1 LIFTER – Valve 12
2 LIFTER – Injector 6
3 BRACKET 148-2065 2
4 BRACKET 148-2064 2
5 SHAFT – of lifters 2
6 PUSHROD - Valve 12
7 PUSHROD - Injector 6
8 ROCKER ARM – Exh 6
9 ROCKER ARM – Inj 6
10 ROCKER ARM – Intake 6
11 SCREW 12
12 NUT 12
13 SCREW 6
14 NUT 6
15 BUTTON 6
16 SHAFT – rocker arms 6
17 PIN - SPRING 6
18 SUPPORT AS 6
19 DOWEL 6
20 BRIDGE 12

Decision :
WO MODEL 3176C
1-Feb-12`
GEAR TRAIN INSPECTION

NO PART NUMBE
1

4
5
NOTE :

ECM
INSPECTI
ON
ECM Part Number

Diagnostic Clock:
Decision :

DAMPER
DAMPER

P/N
REUSE Y
Decision :
WO MODEL 3176C
1-Feb-12`

EXHAUST MANIFOLD

DESCRIPTION CONDITION REMARK


1 MANIFOLD
2 MANIFOLD
3 MANIFOLD
4 SPACERS
Decision : Mechanic: Check By:

FUEL SYSTEM INSPECTION


ASSEMBLE
REF DESCRIPTION REUSABILITY
Reuse / New
1 INJECTOR
2 SPACER
3 INJECTOR CLAMP
4 CHECK VALVE
NOTE :

INSPECTION ASSEMBLY
Mechanic, Checked by, Mechanic, Checked by,

Note : Do not reuse the hold down bolts for the fuel injector. ( SEPD0828)
WO MODEL 3176C
1-Feb-12`
CYLINDER HEAD INSPECTION V

CYLINDER HEAD THICKNESS (A)

Actual
Specification Front Remark
Rear

Decision : Mechanic, Checked by,


WO MODEL 3176C
1-Feb-12`
VALVE GUIDE INSPECTION
WO MODEL 3176C
1-Feb-12`
VALVE INSPECTION
VALVE INTAKE
VALVE EXHAUST

VALVE SEAT
INTAKE
EXHAUST
Decision :

TURBOC
HARGER
INSPECTI
ON

DESCRIPTION
1 CLAMP AS
1a NUT
2 HOUSING - TU
3 CLAMP AS
3a NUT
4 HOUSING - CO
5 CARTRIDGE
6 TURBINE BLAD

Decision :
WO MODEL 3176C
1-Feb-12`
OIL PUMP INSPECTION

WATER
PUMP
INSPECTI
ON
WO MODEL 3176C
1-Feb-12`
FAN DRIVE INSPECTION

Anda mungkin juga menyukai