Anda di halaman 1dari 41

BASIC MAINTENANCE

BASIC MECHANIC COURSE I

Heavy Equipment Development Centre


Pusat Pengembangan dan Pelatihan Alat Berat
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat kami sajikan
Training Perawatan Unit ini untuk kelas Basic Mechanic Course Step One.

Buku Training ini di sajikan dalam bentuk yang sederhana untuk mampu dengan mudah dimengerti
dan difahami , khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior Mekanik dibidang Alat-alat Berat.

Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna,
maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk meningkatkan kesempurnaan buku ini sehingga tidak terjadi salah persepsi untuk
pemahaman dari isi dan makna terhadap buku ini.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga terselesaikannya buku ini.

Malang, 21 Maret 2016

Team Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
PERISTILAHAN/ GLOSSARY
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Deskripsi ..................................................................................................................... 1
B. Prasyarat..................................................................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul ...................................................................................... 1
D. Tujuan Akhir ............................................................................................................... 2
E. Kompetensi ................................................................................................................. 3

BAB II PEMBELAJARAN ..................................................................................................... 4


A. Rencana Belajar Peserta ............................................................................................... 4
B. Kegiatan Belajar............................................................................................................. 5
Kegiatan Belajar 1. Material Pendukung Maintenance ....................................................... 5
Fuel (Bahan Bakar)......................................................................................................... 6
Lubrication .................................................................................................................... 8
Oli ( Liquid Lubrication) ................................................................................................. 8
Grease ( Solid Lubrication) ........................................................................................... 14
Water ( Coolant ) .......................................................................................................... 17
Rangkuman Materi........................................................................................................... 18
Kegiatan Belajar 2. Maintenance...................................................................................... 19
Definisi Maintenance .................................................................................................... 20
Klasifikasi Maintenance ........................................................................................................... 22
Rangkuman ................................................................................................................... 32
Kegiatan Belajar 3. Basic Machine Inspection ................................................................ 33
Basic Machine Inspection ........................................................................................... 34
Rangkuman Materi......................................................................................................... 36
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Crude Oil treatment ........................................................................................... 6


Gambar 1. 2 Komposisi dasar oli ......................................................................................... 8
Gambar 1. 3 Jenis-jenis oli .................................................................................................. 9
Gambar 1. 4 Hydraulic Oil.................................................................................................... 11
Gambar 1. 5 Engine oil ........................................................................................................ 11
Gambar 1. 6 Bahan dasar grease ........................................................................................ 14

Gambar 2. 1 Kerusakan pada Unit....................................................................................... 20


Gambar 2. 2 Klasifikasi Maintenance ................................................................................... 22
Gambar 2. 3 Monitor Panel .................................................................................................. 23
Gambar 2. 4 Bathtub Curve ................................................................................................. 25
Gambar 2. 5 Engine Block ................................................................................................... 29
PERISTILAHAN/ GLOSSARY

Maintenance / Perawatan adalah usaha atau tindakan yang dilakukan untuk menjaga agar
kondisi dan performance dari sebuah mesin selalu dalam kondisi ready (sesuai dengan
keadaan mesin baru) dengan biaya perawatan yang serendah-serendahnya.
Inspection adalah pengontrolan yang dilakukan pada sebuah unit atau alat.
Down Time adalah waktu yang dibutuhkan untuk sebuah unit saat tidak bias beroperasi atau
sedang mengalami kerusakan.
Replace adalah penggantian suatu komponen pada sebuah alat.
Adjusting adalah penyetelan pada sebuah komponen yang betujuan untuk mengembalikan
performance sesuai standart.
Repair adalah perbaikan yang dilakukan pada sebuah alat
Testing adalah pengetesan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi komponen pada unit.
High Availability adalah berdaya guna tinggi
Best Performance adalah bedaya guna mekanis yang paling baik
Reduce Repair Cost adalah mengurangi biaya perbaikan
Service adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya abnormal
(kerusakan), sehingga umur alat dapat mencapai umur yang direkomendasikan
pabrik/principle
Preventive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan brtujuan untuk mencegah
timbulnya kerusakan atau gangguan.
Periodic Maintenace adalah pelaksanaan sevice yang dilakukan setelah unit bekerja dalam
jumlah operasi tertentu (HM).
Periodic Inspection adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi unit
aman dioperasikan atau tidak. (daily and weekly)
Periodic Service adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan
pada alat atau mesin secara berkala/continue dengan interval pelaksanaan yang telah
ditentukan berdasarkan service meter/hour meter (HM)
Schedule Overhaul adalah jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu sesuai
dengan standart overhaul masing-masing komponen yang ditentukan oleh pabrikan.
Condition Based Maintenance adalah perawatan yang dilakukan berdasarkan kondisi unit
setelah dilakukan pemeriksaan melalui Program Analisa Pelumas (PAP), Progaram
Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U) atau Program
pemeriksaan Harian (P2H) dan berdasarkan Part Service News (PSN) / modification
program yang dikeluarkan oleh factory.
Corrective Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengembalikkan kondisi
mesin ke kondisi standart melalui pekerjaan Repaire atau Adjustment.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Modul Basic Maintenance ini berisi tentang dasar-dasar perawatan yang harus
dilakukan pada unit khususnya alat berat yang harus dimiliki peserta training, berdasarkan
kondisi unit ataupun sesuai dengan hours meter, dll. Pengetahuan tentang maintenance
ini sangat baik bila dilakukan sesuai rule yang diberikan pabrikan, karena mesin-mesin
alat berat adalah barang modal, bila terjadi kerusakan maka tidak dapat menghasilkan
income kepada para owner. Kerusakan yang terjadi pada unit 72% diakibatkan karena
kurang baiknya maintenance yang dilakukan.

Modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar meliputi :


1. Pendukung Maintenance
2. Maintenance
3. Basic Machine Inspection

B. Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, anda harus sudah menyelesaikan modul-modul yang
harus dipelajari lebih awal sesuai dengan peta kedudukan modul.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Petunjuk Bagi Peserta Pelatihan
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam mempelajari materi modul ini,
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Baca dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat
bertanya pada instruktur.
b. Kerjakanlah setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek, perhatikanlah hal-hal
berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang diberikan.
2) Pahami setiap langkah kerja (Shop Manual, OMM, QA Sheet, SOP) dengan baik.
1

BASIC MAINTENANCE
3) Sebelum melaksanakan praktik, rencanakan tools yang diperlukan secara
cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur yang pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan belajar praktek yang belum jelas, harus meminta ijin
instruktur lebih dahulu.
6) Setelah selesai praktek, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
d. Jika belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur yang bersangkutan.
2. Peran instruktur antara lain
a. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu peserta dalam memahami konsep dan praktek baru dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar peserta.
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan mentor/ pendamping (among) dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan (peserta OJT/experience).
g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.
h. Melakasanakan penilaian.
i. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap pengetahuan dan keterampilan dari suatu
kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana pembelajaran
selanjutnya,
j. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.

D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta
diharapkan:
“Mampu memahami dan melakukan perawatan Unit / Machine dan menangani
trouble-trouble minor secara benar, efektif, tepat dan cepat”

E. Kompetensi
Modul ini membantu peserta dalam membentuk kompetensi mengetahui karakteristik
Perawatan yang baik dan tepat untuk unit, mengetahui kriteria fuel, oil,grease, water dan
air yang tepat dan memahami penanganan trouble secara tepat dan cepat.

BASIC MAINTENANCE
Elemen Kriteria Unjuk Pokok Pemelajaran
Lingkup Bahasan
Kompetensi Kerja Sikap Pengetahuan Ketrampilan

1. Material 1. Mengetahui 1. Fuel 1. Mengikuti 1. Memahami dan 1. Mampu


pendukung criteria F.O.W .A 2. Oil dan mengerti lingkup menjelaskan
Maintenance yang baik dan 3. Grease memperhatik pembahasan materi yang
tepat untuk 4. W ater an materi yang telah telah
penggunaan di 5. Air (udara) pembelajaran disampaikan disampaikan
unit yang dan
diberikan menganilasis
oleh a kerusakan
instruktur yang terjadi
secara
seksama dan
sesuai
prosedur

2. Maintenance 1. Mampu 1. Definisi Maintenance 1. Mengikuti 1. Mengetahui cara 1. Mampu


melaksanakan 2. Klasifikasi Pembelajaran cara melakukan melakukan
perawatan Preventive . dan perawatan yang perawatan
dengan baik Maintenance memperhatik baik dan tepat yang baik
2.1 Periodic an untuk unit
Maintenance penyampaian
a. Periodic materi dari
Inspection instruktur
b. Periodic Service
2.2 Schedule 2. Memperhatik
Overhaul an prosedur
2.3 Condition Based perawatan dan
Maintenance keselamatan
a. Schedule Repair kerja
b. Counter
Measure a
Factory
Modification
3. Corrective
Maintenance
3.1 Repair and
Adjusment
3.2 Breakdown
Maintenance

3. Basic Machine 1. Mampu 1. Basic Maintenance 1. Mengikuti dan 1. Memahami dan 1. Mampu
Inspection melakukan inspection memperhatik an mengerti tentang melakukan
tahap-tahap a. PAP materi basic inspection
Basic Machine b. Basic Inspection troubleshooti ng maintenance pada unit
Inspection pada c. P2U yang diberikan inspection
unit 2. Contoh-contoh oleh instruktur 2. Mampu
2. Mampu trouble minor dan secara 2. Mampu menangani
memecahkan langkah seksama, membaca trouble yang
trouble Minor penyelesaiannya sesuai prosedur flowchart trouble terjadi pada unit
dengan tepat dan 3. Report S/ M shooting di S/M
cepat
3. Mampu
menganalisa
gangguan
sederhana yang
terjadi pada unit

BASIC MAINTENANCE
BAB II

PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta


Rencanakanlah setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan
mintalah bukti belajar kepada instruktur jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan
belajar.
Elemen Tempat Alasan Paraf
Hari/Tanggal Waktu
Kompetensi Belajar perubahan Instruktur
1. Material
Pendukung
Maintenance

2. Maintenance

3. Basic Machine
Inspection

BASIC MAINTENANCE
B. Kegiatan Belajar

KEGIATAN BELAJAR I

Tujuan Kegiatan Belajar 1

Material Pendukung Maintenance


Ranah
Elemen Kegiatan
Indikator Keberhasilan Kompetensi
Kompetensi Pembelajaran
p K S
Memahami Dapat menjelaskan Fuel
Knowledge tentang yang baik digunakan
Fuel Diesel pada unit
Memahami Dapat menjelaskan oli
Knowledge tentang yang baik untuk unit dan
Oil jenis-jenisnya
Material Memahami Dapat menjelaskan
Pendukung Knowledge tentang grease yang baik untuk
Maintenance grease unit dan jenis-jenisnya
Memahami Dapat menjelaskan
Knowledge tentang water yang baik untuk
Water unit dan kriterianya
Dapat menjelaskan
Memahami
prinsip Air yang
Knowledge tentang
digunakan untuk system
Air (udara)
pembakaran

BASIC MAINTENANCE
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1

Fuel (Bahan Bakar)


A. DEFINISI FUEL
Fuel oil adalah salah satu group dari oil yang didapatkan dari refining crude oil pada
suatu titik didih tertentu. Ketika crude oil dipanaskan, komponen-komponen yang berikutnya
sesuai titik didihnya. Gambar berikut menunjukkan suatu proses refining crude oil secara
garis besar :

Gambar 1. 1 Crude Oil treatment

Berikut jenis-jenis hasil penyulingan dari Crude Oil :


1. Kerosine
Kerosine adalah bahan bakar dengan rentang titik didih dari 170 0 s/d 2500 dan
digunakan untuk bahan bakar pesawat udara. Berikut beberapa akibat bila kerosene
digunakan pada engine diesel :
a. Kerosine memiliki viscosity rendah, sehingga tidak mampu melumasi bagian-
bagian yang bergesekan contohnya pada bagian Fuel System, sehingga tidak
dapat melumasi bagian-bagian bergesekan secara sempurna. Bila ini terjadi maka
akan terjadi keasuan yang abnormal
b. Output power akan turun 5% - 10%, karena kerosene mempunyai pembangkitan
panas yang besar per-satuan beratnya, tetapi berat persatuan volume (specific
6

BASIC MAINTENANCE
gravity/ berat jenis) rendah, sehingga jumlah energy panas persatuan volume
menjadi turun.
2. Fuel (Light Diesel Oil)
Fuel ini adalah bahan bakar dengan rentang titik didih 240 0 s/d 3500, di-distilasi
setelah kerosene. Fuel jenis ini yang paling cocok untuk ignition, combustion dan
viscosity yang diperlukan oleh engine diesel dari high speed yang kecil hingga mesin-
mesin konstruksi.

3. Fuel (Heavy Diesel Oil)


Fuel Jenis ini masih banyak bercampur minyak residu dan titik didihnya sama
dengan light diesel oil, biasanya digunakan untuk mesin bahan bakar boiler (mesin
uap), heating furnace (tungku pemanas) atau engine diesel medium speed ukuran
besar atau medium.
Berikut beberapa masalah bila fuel jenis ini digunakan pada engine diesel putaran
tinggi :
a. Cukup banyak mengandung kotoran, sehingga system bahan bakar pada engine
mudah menjadi buntu.
b. Mempunyai viscosity tinggi, sehingga partikel-partikel dari kabut minyak yang
diinjeksikan ukurannya besar-besar, sehingga mengakibatkan pembakaran kurang
sempurna (incomplete combustion), cenderung menghasilkan carbon dan exhaust
gas berwarna hitam (black smoke)
c. Kandungan Sulfur tinggi dan menyebabkan korosif

BASIC MAINTENANCE
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1

Lubrication

Pelumasan sangat penting digunakan untuk benda/ komponen yang berputar


bergerak dan saling bergesekan. Pelumasan terbagi menjadi dua yaitu pelumasan
liquid (Oil) dan pelumasan solid (Grease).

Uraian Materi Kegiatan Belajar 1

Oli ( Liquid Lubrication)


A. OIL

Gambar 1. 2. Komposisi dasar oli

BASIC MAINTENANCE
1. Komposisi dasar dari Oli
Oli terdiri dari suatu campuran senyawa-senyawa hydrocarbon dengan bermacam-
macam komposisi. Senyawa hydrocarbon diklasifikasikan kedalam paraffinic, naphtenic
dan aromatic hydrocarbon. Senyawa yang digunakan adalah paraffinic hydrocarbon
karena mempunyai karakteristik kekentalan (viscosity) yang terbaik, base oil yang
mengandung banyak kaya paraffinic secara umum digunakan untuk oli pelumasan.

2. Komposisi Additive
Oli yang digunakan untuk engine, gear dan hydraulic diproduksi dengan
menambahkan beberapa packet additive yang berlainan kedalam base oil. Masing-
masing pabrikan mengembangkan oli-oli hasil perpaduan dengan berbagai metode
penyulingan base oli.
a. Jenis-Jenis Oli berdasarkan additivenya

BRAKE ATF
( Automatic
OIL Transmission Fluid)

Gambar 1. 3 Jenis-jenis oli

BASIC MAINTENANCE
b. Dibawah ini tabel tentang jenis zat additive yang terkandung dalam oil serta
fungsinya
Jenis Additive Kinerja Mekanisme
Sejenis sabun, additive ini membersihkan dan melarutkan
jelaga (soot), pernis (lacquer) dan partikel-partkel keausan
Detergent : Detergency
calcium pada temperatur tinggi, sehingga additive ini mencegah ring
sulphonate, pisto melekat (sticking)
Magnesium
Sulphonate, Asam sulfat dan asam organic yang ditimbulkan karena
Calcium Acid pembakaran fuel atau oksidasi oil, menyebabkan korosi
Phenate, Neutralization pada metal. Sifat alkali dari additive ini dapat menetralkan
Magnesium
Phenate asam dan mencegah asam.
Oxidation Oxidation Oksidasi oli menghasilkan lumpur (sludge) dan akan
menyebabkan kenaikan viscosity. Additive ini menguraikan
Inhibitor, inhibitor oksida-oksida dan mencegah oksidasi oli, selanjutnya menahan
Antiwear timbulnya resin, varnish dan sludge
Antiwear Sulfur, phosphorus dan zink yang terkandung dlm ZnDTP
dapat mencegah kerusakan dan keausan metal
Dispersant , Additive ini mempunyai struktur kimia yg sama dengan
Succinimide dispersancy detergen rumah tangga.dapat melarutkan sludge dalam oli
pada temperatur rendah
VI imrover : OCP menaikkan viscosty pada temperatur yg tinggi,
OCP Improvement of kemudian OCP mencegah kerusakan metal engine dan
(Olefin Viscosity Index mengurangi konsumsi oli
Copolymer)

Silicon Oil : Adanya foam pada oil akan mengakibatkan cavitation dan
Anti foam Antifoam kerusakan oil film. Sejumlah bagian kecil silicon dapat
memecah gelembung danfoam
Agent
Gabungan phospor dan sulfur biasanya digunakan pada gear
oil sebagai extreme pressure additive. ZnDTP yang digunakan

Extreme pada oil engine juga merupakan additive extreme pressure.


pressure Load carrying Dibawah kondisi beban gesek berat, EP agent mengurangi
additive (EP capacity
pada permukaan metal dan membentuk besi sulfida dan besi
agent)
posfat. Kedua hasil senyawa ini dapat mengurangi gesekan
dan mencegah kerusakan

10

BASIC MAINTENANCE
3. Berikut adalah fungsi dari Oli :
a. Cooling (pendingin), membuang panas
dari piston, liner, dll.
b. Lubrication (pelumas), mengurangi
gesekan (anti wear)
c. Anticorrosion (pencegah korosi/karat),
melindungi dari pengaruh senyawa sulfur
dan oxidasi.
d. Gas Sealing (penyekat gas), mencegah
kebocoran gas lewat antara piston (ring)
dan liner.
e. Cleaning (pembersih), membersihkan Gambar 1. 4 Hydraulic Oil
deposit carbon dan lumpur.

4. Berikut cara memelihara umur engine lebih


panjang :
a. Gunakan Oli yang TEPAT
b. Hindari oli dari Kontaminasi
c. Gunakan fuel yang tepat
d. Ganti oli secara periodic, sesuai dengan
petunjuk factory
e. Hindari overheat yang terus menerus
f. Hindari temperature gas yang tinggi

Gambar 1. 5 Engine oil

11

BASIC MAINTENANCE
5. Standard Oli

ISO VG

6. Kategori Oli menurut Kualitas API

7. Klasifikasi Viscosity
Klasifikasi oil ditunjukkan pada table dibawah. Huruf “W” mempunyai arti
Winter dan menjamin oli mudah mengalir pada temperature rendah. Sebagai contoh,
oil Multigrade SAE 15W-40, oli ini mempunyai kemampuan pelumasan yang baik
sampai 150C dan memiliki viscosity yang sama seperti SAE 40 pada temperature
100 0C. Maka oli dibagi menjadi dua yaitu Single Grade dan Multi Grade.

12

BASIC MAINTENANCE
8. Istilah-istilah yang berhubungan dengan Oli :
a. Pour Point (titik tuang), adalah dimana temperature terendah oli masih dapat
mengalir.
b. Four Ball Test, adalah test untuk menentukan kemampuan lapisan pelumas untuk
menahan beban gesek dan keausan metal.
c. Demunsibility, adalah kemampuan oli untuk secepatnya memisahkan diri dari air.
d. Total Base Number (TBN), adalah menunjukkan kemampuan pelumas untuk
menetralisir asam hasil oksidasi
e. Total Acid Number (TAN), adalah menunjukkan tingkat keasaman yang berasal dari
additive (untuk fresh oil)
f. Kontaminasi, adalah kerusaka oli yang disebabkan oleh pengaruh luar (contoh :
debu, bahan-bahan kimia dan lainnya)
g. Deteriosasi, adalah kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh di dalam system
itu sendiri (contoh : suhu kerja, tekanan tinggi dan lainnya)

13

BASIC MAINTENANCE
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1

Grease ( Solid Lubrication)

Grease atau gemuk lumas adalah padatan atau semi padatan campuran pelumas
dengan bahan pengental yang berfungsi mengurangi gesekan dan keausan antara dua
bidang atau permukaan yang saling bersinggungan atau bergesekan. Grease juga berfungsi
sebagai media pembawa panas keluar serta untuk mencegah karat pada bagian mesin. Sifat
sifat grease yang baik adalah mengurangi gesekan, mencegah korosi, sebagai penyekat dari
kotoran atau air, mencegah kebocoran, konsistensi dan struktur tidak berubah, tidak
mengeras pada suhu rendah, sifat yang sesuai dengan penyekat elastomer dan mempunyai
toleransi pencemar pada tingkat tertentu.

Gambar 1. 6 Bahan dasar grease

A. Pembuatan Grease
Grease tersusun atas beberapa komponen, yaitu :

14

BASIC MAINTENANCE
1. Base oil
Kandungan base oil dalam pembuatan grease adalah 75-95 %. Beberapa tipe
minyak dasar dalam pembuatan grease adalah :
- minyak bumi dari jenis parafinik
- minyak nabati : minyak sawit, minyak jarak, dan lain-lain
- minyak sintetis : senyawa kompleks hidrokarbon
2. Bahan pengental (Thickener)
Komponen ini berfungsi sebagai bahan pengental dalam produk grease dengan
kandungan 5-20 %. Beberapa tipe pengental yang umum digunakan adalah :
- pengental organik sintetik (zat anorganik gel) : poliurea, sabun logam sederhana
dan sabun logam kompleks
- sabun yang terbentuk dari asam lemak ataupun ester yang berasal dari minyak
nabati.
3. Aditive
Aditive berfungsi meningkatkan performa grease dengan kandungan 0-15 %.
Aditif yang ditambahkan perlu diperhatikan terutama sifat biodegrability-nya terhadap
lingkungan.
Kemampuan grease sebagai bahan lubricant tergantung pada base oil, bahan
pengental serta aditifnya. Bahan pengental, ibarat busa, menyerap minyak dan
nantinya melepaskannya ke komponen yang dilumasi. Sebagian molekul bahan
pengental terserap ke permukaan logam yang dilumasi untuk mencegah terjadinya
kontak antar logam-logam. Sifat grease tersebut diperkuat dengan adanya aditif.
Aditif ini merupakan suatu bahan yang berfungsi sebagai “vitamin” bagi
grease yang kegunaannya antara lain :
a. Sebagai anti korosi
Minyak pelumas harus mampu mencegah atau mengurangi proses
timbulnya karat/proses korosi atau melindungi permukaan yang dilumasi dari
terbentuknya karat. Untuk meningkatkan kemampuan pencegahan timbulnya
karat, maka digunakan aditif sebagi anti korosi.
b. Sebagai anti aus
Untuk pembebanan kontak antara bidang yang relatif tinggi, pelumas harus
mampu mencegah keausan secara pasif dengan membentuk lapisan film yang
kuat di permukaan yang dilumasi, sehingga mampu mengurangi permukaan
sentuh logam yang dilumasi dan secara aktif bereaksi dengan permukaan logam
untuk mencegah terjadinya proses pemanasan setempat akibat beban yang
tinggi.
15
c. Sebagai anti oksidan

BASIC MAINTENANCE
Proses oksidasi menyebabkan kerusakan pelumas dan menyebabkan
timbulnya kotoran serta asam yang dapat menimbulkan masalah selanjutnya.
Untuk itu minyak pelumas harus mempunyai sifat/kemampuan tahan terhadap
oksidasi, guna melindungi diri dari proses kerusakan serta menetralisir asam-
asam yang mungkin terbentuk.
d. Mempertahankan kekentalan grease (viscosity index improver)
Aditif untuk mempertahankan kekentalan grease diperlukan untuk
mencegah pengenceran grease. Pada suhu mesin tinggi akibat mesin bekerja
dengan waktu lama dan pada suhu udara panas, grease akan mengencer. Peran
grease yang menjadi encer tentu saja akan kurang efektif. Oleh karena itu
dibutuhkan bahan aditif yang bersifat dapat mempertahankan kekentalan grease

B. Standar Grease
Grease pada dasarnya merupakan pelumas yang dipadatkan dengan sabun
logam atau non sabun logam. Ketentuan mutu dari grease ditentukan berdasarkan
beberapa uji mekanik, diantaranya adalah :
- ASTM D 2266 untuk menentukan sifat anti aus
- ASTM D 2596 untuk menentukan sifat tekanan ekstrim
- ASTM D 2596 untuk menentukan kestabilan mekanik dari grease
Seperti halnya kekentalan pada pelumas, untuk grease dinyatakan dengan
kekerasan (consistency). Pengelompokannya ditentukan oleh National Lubricating
Grease Institute (NLGI) yang membagi kekerasan grease menjadi 9 tingkat
kekerasan, dari tingkat kekerasan 000 sampai dengan 6, seperti ditunjukkan pada
tabel 9.1. Makin besar angka NLGI, makin keras greasenya dan makin kecil nomor
NLGI-nya makin makin lunak greasenya.
1. Tabel NLGI Lubricating Grease Consistency Grades

ASTM D-217
NLGI No. Penetrasi pada Consistency
25oC (0,1 mm)
000 445-475 Semi cair
00 400-430 Semi cair
0 355-385 Semi cair
1 310-340 Lembut
2 265-295 Umumnya grease
3 220-250 Semi padat
4 175-205 Semi padat
5 130-160 Semi padat
6 85-115 Keras
6

BASIC MAINTENANCE
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1

Water ( Coolant )

Panas hasil pembakaran didalam engine sangat tinggi, sehingga diperlukan system
pendinginan untuk mengontrol temperature kerja engine agar engine bekerja dengan
performance yang optimum dan menghindari kerusakan komponen-komponen akibat panas
yang tinggi tadi.
Energi yang diserap oleh system pendingin sekitar 20% dari panas yang dihasilkan
pembakaran bahan bakar, 42% dibuang sebagai exhaust gas dan yang diubah menjadi
tenaga mekanis sekitar 38%. Secara umum yang dipakai sebagai media pendingin (coolant)
menggunakan air (water) karena memiliki cooling effect yang baik.

A. Air (water)
Air merupakan media yang paling baik digunakan dalam system pemindah panas,
mudah didapat, namun air natural secara umum mempunyai sifat selalu mengandung zat-
zat organic atau zat kimia lain yang dapat menghasilkan endapan (scale) pada
permukaan dalam system pendingin, disamping air sendiri dapat menyebabkan korosif
pada besi atau logam lainnya.
1. Syarat air yang baik sebagai Coolant
- Mengandung tingkat pencemaran rendah
- Air tawar yang tidak mengandung garam
- Air dengan tingkat kekerasan rendah
- Air yang memenuhi standart kualitas untuk : City water (air ledeng), Air Suling, water
treatment.
2. Pengaruh air yang kotor sebagai coolant
- Mengandung tingkat pencemaran tinggi
- Tingkat kekerasan tinggi
- Air yang mengandung garam : air sungai, air dari saluran air sedrhana atau air
pompa, air sumur, air laut.
3. Standart Kualitas City Water
- Nilai pH : 6.8 – 7.5

17

BASIC MAINTENANCE
Rangkuman Materi 1

1. Service meter adalah jumlah waktu yang digunakan untuk mengetahui seberapa
lama unit telag beroperasi, masing-masing unit memiliki service meter yang
terletak pada bagian monitor ataupun instrument clusternya, jumlah angka
tersebut dihitung hour meter (HM).
2. Refining Crude Oil :

3. Kriteria Fuel :
a. Viscosity dan density f. Kandungan Carbon Residu
b. Distillation (penyulingan) g. Kandungan Abu (Ash)
c. Final Boilling Point h. Kandungan Air
d. Kandungan Sulfur i. Cloud Point (titik beku)
e. Pour Point (titik tuang) j. Cetane Number (Index Number)

4. Fungsi dari Oli :


a. Cooling (pendingin), membuang panas dari piston, liner, dll.
b. Lubrication (pelumas), mengurangi gesekan (anti wear)
c. Anticorrosion (pencegah korosi/karat), melindungi dari pengaruh senyawa sulfur dan
oxidasi.
d. Gas Sealing (penyekat gas), mencegah kebocoran gas lewat antara piston(ring) dan
liner.
e Cleaning (pembersih), membersihkan deposit carbon dan lumpur.

5. Grease atau gemuk lumas adalah padatan atau semi padatan campuran pelumas
dengan bahan pengental yang berfungsi mengurangi gesekan dan keausan antara dua
bidang atau permukaan yang saling bersinggungan atau bergesekan

18

BASIC MAINTENANCE
KEGIATAN BELAJAR II

Tujuan Kegiatan Belajar 2

Maintenance

Elemen Kegiatan Indikator Ranah Kompetensi


Kompetensi Pembelajaran Keberhasilan P K S
Mampu Menjabarkan
definisi maintenance,
Definisi Maintenance
philosophy dan tujuan
Maintenance dari maintenance
Mampu menyebutkan
Klasifikasi
klasifikasi dari
Maintenance
maintenance

19

BASIC MAINTENANCE
Uraian Materi Kegiatan Belajar 2

Definisi Maintenance
Secara umum perawatan di definisikan sebgaai usaha atau tindakan-tindakan reparasi
yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi dan performance mesin selalu seperti kondisi
dan performance dari mesin masih baru, dengan biaya perawatan wajar/ reliable. Untuk
menjaga agar kondisi dan performance mesin tidak menurun adalah usaha-usaha teknis,
sedangkan untuk biatya perawatan yang wajar menyangkut management.
Mesin atau alat layaknya diperlakukan sebaik mungkin, yaitu agar selalu dalam kondisi
yang prima dan dapat bekerja secara terus menerus dengan down time yang seminimum
mungkin. Hal-hal tersebut dapat tercapai dengan perawatan atau pemeliharaan yang baik.
Perawatan dinilai baik bila menghasilkan down time yang seminimum mungkin dengan biaya
yang serendah mungkin.

Jika dilihat dari prosentase


disamping, maka kerusakan
yang paling besar di
akibatkan oleh maintenance,
yaitu :
1. 41%, kesalahan
pelaksanaan dalam
periodic maintenance
2. 31%, kesalahan
pelaksanaan dalam
periodic inspection
3. 28%, Kesalahan dalam
pengoperasian
Gambar 2. 1 Kerusakan pada Unit

Dengan demikian perawatan atau Maintenance dapat diartikan secara definitive yaitu,
segala kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan tidak normal (abnormal wear)
sehingga umur alat dapat mencapai umur yang ditetapkan oleh factory atau pabrik. Kegiatan
service meliputi :
1. Pengontrolan (Inspection)
2. Penggantian (Replace)
3. Penyetelan (Adjsuting)
4. Perbaikan (Repaire)
5. Pengetesan (Testing)

20

BASIC MAINTENANCE
Tujuan dari seluruh kegiatan service
merupakan aktivitas secara total. Masih banyak
yang beranggapan bahwa maintenance hanya
meliputi pekerjaan ringan seperti, membersihkan
filter, mengganti oli ataupun yang lainnya.
Terkadang pekerjaan overhaul, machine
inspection dianggap tidak sebagai pekerjaan
maintenance. Bila kita memandang aktifitas
maintenance secara total, maka
tujuannya adalah :

- High Availibility (berdaya guna fisik yang tinggi), yaitu menjaga agar suatu
alat selalu dalam keadaan siap pakai
- Best Performance (berdaya guna mekanis yang paling baik), yaitu menjaga
agar suatu alat selalu dalam kemampuan yang prima.
- Reduce Repair Cost (mengurangi biaya perbaikan), yaitu menjaga agar
perbaikan alat menjadi lebih hemat.

21

BASIC MAINTENANCE
Uraian Materi Kegiatan Belajar 2

Klasifikasi Maintenance

Gambar 2. 2 Klasifikasi Maintenance

A. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mencegah kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan alat. Perawatan ini
dilakukan tanpa perlu menunggu adanya gejala atau bahkan kerusakan pada unit.
22

BASIC MAINTENANCE
Preventive maintenance dibagi menjadi 3, yaitu : Periodic Maintenance, Schedule
Overhaul, Condition Based Maintenance.
1. Periodic Maintenance
Periodic maintenance adalah pelaksanaan service yang dilakukan setelah alat
bekerja untuk jumlah jam operasi tertentu. Jumlah jam dapat dilihat dari pencatat jam
operasi (service meter) yang ada pada masing-masing unit.
Periodic maintenance dibagi menjadi dua, yaitu periodic inspection dan periodic
service.

Gambar 2. 3 Monitor Panel

a. Periodic Inspection
Periodic Inspection adalah inspeksi atau pemeriksaan harian (daily) tiap 10
hours dan mingguan (weekly) 50 hours sebelum unit dioperasikan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah unit ready / aman digunakan atau tidak.
Dalam pemeriksaan harian dapat menggunakan alat bantu, diantaranya :
- Check sheet : suatu form atau daftar yang digunakan untuk mencatat hasil
operasi dari masing-masing alat dalam satu hari operasi
- Daily check : sama seperti check sheet, tetapi ukurannya kecil (pocket)
sehingga mekanik atau operator mudah membawa dan mencatat hasil operasi
perharinya.

23

BASIC MAINTENANCE
Beberapa contoh daily Check :

1) Check Before Starting


Sebelum menghidupkan engine untuk mengoperasikan alat atau
machine, terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan untuk memastikan
apakah alat dalam kondisi aman untuk dioperasikan atau tidak. Jangan
menghidupkan engine, jika terdapat label tanda peringatan (warning tag)
menggantung pada work equipment control lever.
2) Pemeriksaan Keliling (Walk Around Check)
Pemeriksaan keliling adalah pemeriksaan yang dilakukan secara visual di tiap-
tiap bagian unit, di sekeliling, bawah alat atau machine, untuk memeriksa
kemungkinan adanya kebocoran fluida.
3) Pemeriksaan Sebelum Menghidupkan (Check Before Starting)
Pemeriksaan sebelum menghidupkan adalah pemeriksaan yang dilakukan
terhadap jumlah air pendingin, bahan bakar dan oli.

b. Periodic service
Periodic service adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah
timbulnya kerusakan pada suatu alat yang dilakukan secara berkala atau
continue dengan interval waktu yang telah ditentukan berdasarkan HM unit.
Kegiatan ini harus dilakukan dan sangat penting demi menjamin
pengoperasina alat agar terbebas dari kerusakan dan lainnya. Selain itu juga
agar umur alat sesuai yang direcomendasikan oleh factory. Waktu dan biaya
yang dikeluarkan dalam pelaksanaa periodic service akan dikonversi dengan
umur alat tersebut dan berkurangnya biaya dalam perbaikan alat. Berikut
jadwal periodic service yang
sesuai dengan shop Manual (D85ESS-2) :

Hour Meter
Periodic Service
(HM)

250 250 + (additional)


500 250 + 500
1000 250 + 500 + 1000
2000 250 + 500 + 1000 + 2000
4000 250 + 500 + 1000 + 2000 + 4000
dst Dst

24

BASIC MAINTENANCE
Untuk PS 250 jam pertama, maka harus diperlakukan secara khusus dan
harus dilakuakn dengan petunjuk yang benar. Ada beberapa item yang harus
diganti walaupun belum mencapai waktunya. Saat melakukan PS Initial pasti akan
mengeluarkan biaya yang besar, tetapi bila dilakukan secara baik maka setelah itu
cost akan kembali normal dan umur alat sesuai dengan ketentuan factory. Bila di
istilahkan seperti Kurva Bak Mandi (Bathtub Curve) seperti gambar dibawah:

Gambar 2. 4 Bathtub Curve

Selama periode A (initial/ unit baru), perlu perhatian khusus agar periode B
(periodic service) dapat diperpanjang. Perawatan yang dilaksanakan selama
periode B perlu juga diperhatikan agar umur unit tercapai dan di periode C
(Overhoul) cost dapat berkurang / rendah. Semua hal yang berkaitan dengan
perawatan dapat dilihat pada buku Operation and Maintenance Manual (OMM).

25

BASIC MAINTENANCE
 Berikut table Fuel, Oil, Coolant dan Lubricant untuk Unit D85ESS-2 dengan S/N
3001 – 3033 :

26

BASIC MAINTENANCE
 Berikut table Fuel, Oil, Coolant dan Lubricant untuk Unit PC 200-8 dengan S/N
300001 Up

Berikut item-item maintenance Schedule Chart D85ESS-2 :


a) When Required
- Bersihkan bagian dalam system pendingin
- Periksa, bersihkan dang anti elemen pembersih udara (air filter)
- Periksa, kencangkan Track
- Periksa, kencangkan baut-baut pada track shoe
- Periksa electrical intake air heater
- Balik dan ganti end bits, dan cutting edge
- Periksa, bersihkan sirip-sirip radiator
- Penyetelan celah idler. 27

BASIC MAINTENANCE
b) Check Before Starting
- Periksa level air pendingin (coolant)
- Periksa level Fuel
- Periksa level oli engine oil pan, tambah jika kurang.
- Periksa level oli power train case, tambah jika kurang.
- Periksa brake pedal.
- Periksa dust indicator
- Periksa lampu kerja
- Periksa bunyi klakson (horn)
- Periksa air dan endapan pada water separator, drain air.
c) Service 50 HM
 Drain air dan endapan dari fuel tank.
d) Serive 250 HM
 Lubricating :
 Lift cylinder support yoke (4 tempat)
 Lift cylinder support shaft (4 tempat)
 Lift cylinder ball joint (2 tempat)
 Tilt brace ball joitn (2 tempat)
 Tilt brace thread (2 tempat)
- Grease equalizer bar side pin (kiri dan kanan masing-masing 2 tempat)
- Periksa level oli pada final drive case, tambah jika kurang
- Periksa level oli pada hydraulic tank, tambah jika kurang
- Periksa level elektrolit baterai.
- Periksa kekencangan fan belt, stel jika diperlukan
- Drain air dan endapan pada fuel filter
- Ganti elemen powertrain oil filter
- Periksa brake performance
- Ganti oli engine oil pan. Ganti juga filter oli engine.
e) Service 500 HM
- Ganti Fuel catridge
- Lakukan juga Service 250 HM
f) Service 1000 HM
- Ganti oli powertrain case dan bersihkan strainer (powertrain dan
scavenging pump)
- Ganti oli final drive case
- Bersihkan powertrain case breather
- Grease universal Joint (2 tempat)
- Ganti corrosion resistor
28

BASIC MAINTENANCE
- Periksa semu bagian yang memerlukan pengencangan pada turbo charger
- Periksa play dari rotor turbocharger
- Periksa kemungkinan kendor, rusak atau hilang mounting bolt.
- Lakukan juga service 250 HM dan 500 HM
g) Service 2000 HM
- Ganti oli hydraulic tank dan ganti elemen hydraulic oil filter
- Bersihkan dan periksa turbocharger
- Periksa elemen engine breather
- Periksa vibration damper
- Periksa alternator dan starting motor
- Periksa celah katup engine, stel jika diperlukan
- Lakukan juga service 250 HM, 500 HM dan 1000 HM
h) Service 4000 HM
- Periksa water pump
- Lakukan juga service 250 HM, 500 HM, 1000 HM dan 2000 HM

2. Schedule Overhoul (OH)


Schedule overhaul adalah jenis perawatan yang dilakukan dengan interval
tertentu sesuai dengan standart overhaul yang dikeluarkan oleh factory. Kegiatan ini
dilakukan untuk merekondisikan machine atau komponen dengan standar factory.
Interval waktu yang telah ditentukan dipengaruhi oleh kondisi yang bervariatif seperti
medan operasi, pelaksanaan periodic service, skill operator dan lain sebagainya.
Pada pelaksanaannya, adakalanya terjadi sesuatu yang merubah jadwal
overhaul. Beberapa contoh dari overhaul adalah :
a. Engine top overhaul
b. Engine overhaul
c. Torque converter overhaul
d. Transmission overhaul Steering overhaul
e. Final Drive overhaul
f. General overhaul
g. Others

Gambar 2. 5 Engine Block

Untuk penentuan kapan sebuah komponen akan dilakukan overhaul adalah


dengan menggunakan HM, contoh untuk Engine pada 18.000 HM

29

BASIC MAINTENANCE
3. Condition Based Maintenance
Condition Based Maintenance adalah jenis perawatan yang dilakukan
berdasarkan unit yang diketahui melalui Program Analisa Pelumas (PAP), Program
Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U) atau
Program perawatan Harian (P2H). Perawatan jenis inipun bisa berdasarkan dengan
Part Service News (PSN) atau Modification Program yang dikeluarkan oleh factory.
Condition based Maintenance terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Schedule Repair
1) Monitoring
2) Inspection Program
b. Counter Measure and Factory Modification (by principle)
1) Service News
2) Modification Program

4. Corrective Maintenance
Corrective maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengembalikan
kondisi machine ke kondisi standart melalui pekerjaan repair (perbaikan) atau
adjustment (penyetelan). Berbeda dengan preventive maintenance yang
pelaksanaannya teratur tanpa menunggu adanya kerusakan, corrective maintenance
justru dilakukan setelah komponen/ machine telah menunjukkan adanya
gejala kerusakan atau rusak sama sekali. Corrective maintenance terbagi menjadi
dua, yaitu :

a. Repair and adjustment


Repair and adjustment adalah perawatan yang sifatnya memperbaiki kerusakan yang
belum parah atau machine belum breakdown. Salah satu contohnya adalah
melakukan penyetelan belt alternator bila terjadi gangguan pada system pengisian
(no charging), salah satu cara memperbaikinya dengan melakukan penyetelan
pada alternator belt.

30

BASIC MAINTENANCE
b. Breakdown Maintenance
Breakdown maintenance adalah perawatan yang dilaksanakan setelah
machine breakdown (tidak bisa digunakan). Hal ini bisa terjaid bila mana
mengabaikan kerusakan kecil atau cara pemeliharaan yang salah. Kerusakan
yang awalnya kecil semakin lama semakin parah dan menyebabkan komponen
lain ikut menjadi rusak, bila ini terjadi maka cost atau biaya yang harus digunakan
akan melambung tinggi.

Untuk menghindari hal ini, lakukan preventive maintenance secara baik dan
benar, bila ada gejala kerusakan segera lakukan perbaikan agar kerusakan yang
lebih besar dapat dihindari.

31

BASIC MAINTENANCE
Rangkuman Materi 2
Maintenance adalah suatu kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan
abnormal (kerusakan), sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur
yang direkomendasikan oleh factory.
Tujuan dari maintenance :
- Menjaga agar suatu alat dalam keadaan siap pakai (High Availability :
berdaya guna fisik yang tinggi)
- Menjaga agar suatu alat dalam kemampuan yang prima (Best
Performance : berdaya guna mekanis yang paling baik).
- MEnjaga agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat (Reduce Repair
Cost : mengurangi biaya perbaikan)

Maintenance dibagi menjadi dua, yaitu :

A. Preventive Maintenance, yaitu perawatan yang dilakukan dengan tujuan


untuk mencegah kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan pada
alat.
Preventive Maintenance dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Periodic maintenance
- Periodic Inspection
- Periodic Service
2. Schedule Overhaul
3. Condition Based Maintenance

B. Corrective Maintenance, yaitu perawatan yang dilakukan untuk


mengembalikkan kondisi machine ke kondisi standart melalui pekerjaan
repair (perbaikan) atau adjustment (penyetelan).
Corrective Maintenance terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Breakdown Maintenance
2. Repair and Adjustment

32

BASIC MAINTENANCE
KEGIATAN BELAJAR III
Tujuan Pembelajaran 3

Basic Machine Inspection


Ranah
Elemen Kegiatan
Indikator Keberhasilan Kompetensi
Kompetensi Pembelajaran
P K S
Mampu menjelaskan prosedur
Basic Machine
Basic machine inspection
Inspection
dengan tepat, baik dan benar
Mampu menganalisa dan
Basic melakukan minor
Minor Troubleshooting
Machine troubleshooting dengan
Inspection prosedur yang benar
Mampu memahami dan dapat
melakukan pengisian form basic
Reporting
machine inspection dengan
prosedur yang benar

33

BASIC MAINTENANCE
Uraian Materi Kegiatan Belajar 3

Basic Machine Inspection


Basic Machine Inspection adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi terupdate unit agar dapat dilakukan penanganan atau tindakan selanjutnya. Inspeksi
yang dilakukan beragam dari pemeriksaan oli pada unit, hingga performance unit tersebut.

A. PAP
Program Analisa Pelumas (PAP) merupakan suatu system perawatan yang
dilaksanakan secara ilmiah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sendini mungkin keausan
dan gejala kerusakan pada komponen yang disebabkan oleh keausan yang tidak wajar
tanpa harus membongkar komponen tersebut.

PAP

Tahu Kondisi Alat Keadaan darurat


Normal
( komponen inner)

Tindakan
Referensi Pengadaan Suku
Pemeliharaan Cadang

Persiapan

34

BASIC MAINTENANCE
Program ini dilaksanakan dengan mengambil contoh minyak pelumas (smaple)
pada alat yang dilakukan secara berkala. Setiap sample yang diambil akan dianalisa di
laboratorium untuk mengetahui jenis serta kadar logam yang terdapat di dalam oli
tersebut, sehingga dapat diketahui kemungkinan kerusakan yang akan terjadi. Contoh,
dapat diketahui keausan yang tidak wajar pada bearing, piston, crankshaft, dan
sebagainya.
Melalui PAP, dapat diketahui gejala penurunan kemampuan engine dan komponen
lain, masalah-masalah pembakaran, kebocoran air pendinginan atau bahan anti freeze
dan kotoran-kotoran yang bercampur dengan oli.

B. Basic Machine Inspection


Basic inspection ini dilakukan bertujuan untuk mengethaui kondisi unit, bila terjadi
ketidak normalan maka dapat dilakukan tindakan yang lebih terschedue agar unit tetap
kondisi prima dan ready digunakan. Aspek yang diperiksa terdiri dari engine, hydraulic
system, transmisi system.

C. Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U)

Tujuan program ini adalah untuk mengurangi biaya komponen-komponen


undercarriage yang nilai harganya cukup mahal, dengan memelihara undercarriage ini
maka cost yang keluar dapat di reduce dan umur komponen mencapai HM yang sesuai
dengan standart factory.
Dengan program pemeliharaan Undercarriage (P2U), melalui proses peremajaan
(rebuild), bisa dikurangi biaya sebesar 60% dari harga komponen baru dengan kualitas
yang dijamin 80% dari jangka waktu pemakaian komponen baru.
35

BASIC MAINTENANCE
D. Program Pemeriksaan Harian (P2H)
Program pemeriksaan Harian dilakukan bertujuan untuk mencegah kondisi unit
tidak layak pakai dan mencegah terjadi timbulnya kerusakan atau kemungkinan-
kemungkinan yang dapat menyebabkan unit rusak atau breakdown. Salah satu
pengecekan yang harus dilakukan adalah mendrain air dari fuel tank, membuang air dari
water separator, pengecekan air cleaner melalui dust indicator, leveling oil (engine,
transmisi, final drive, dll).

Rangkuman Materi 3
1. PAP (Program Analisa Pelumas)
Program Analisa Pelumas (PAP) merupakan suatu system perawatan yang
dilaksanakan secara ilmiah
2. Basic inspection ini dilakukan bertujuan untuk mengethaui kondisi unit, bila
terjadi ketidak normalan maka dapat dilakukan tindakan yang lebih terschedue
agar unit tetap kondisi prima dan ready digunakan. System yang diperiksa yaitu
a. Engine
b. Hydraulic
c. Powertrain

36

BASIC MAINTENANCE

Anda mungkin juga menyukai