REVISI : 01
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan
kemampuan kepada kami, sehingga buku pegangan mechanic untuk Maintenance Tools.
Harapan kami semoga buku ini bisa bermanfaat bagi mechanic dalam mengikuti training
Maintenance Tools dan memudahkan dalam memahami cara perawatan tools yang benar sesuai
dengan prosedur serta peraturan keselamatan kerja.
Dengan demikian bisa diaplikasikan dengan baik setelah berada di lapangan nanti.
Seperti pepatah mengatakan,”Tiada Gading Yang Tak Retak”, dengan kerendahan hati maka
kami menyadari bahwa buku ini masih kurang sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca, demi kesempurnaan buku pegangan mechanic
di waktu yang akan datang.
Agustus 2012
Uul Susanto
Training Departement
TRAINING PROFILE
Training Tittle
Maintenance Tools
Training prerequisites
Sebagai persyaratan untuk mengikuti training Maintenance Tools adalah mekanik PT.
MADHANI TALATAH NUSANTARA.
Training duration
18 Hours – 2 Days
90 % Inclass - Discussion
10 % Practice
Training Outcome
Setelah mengikuti training dan dinyatakan lulus, peserta harus mampu :
Menjelaskan nama dan fungsi maintenance tools.
Menjelaskan dan memahami cara pemakaian maintenance tools.
Menjelaskan dan memahami cara perawatan maintenance tools.
Training passed
Peserta dinyatakan lulus jika :
Nilai post test – Min . 75
Nilai praktek – Min. C
SEVEN HABITS
( 7 KEBIASAAN BAIK )
1. PROAKTIF.
Jadilah seseorang yang bersifat Proaktif.
Kerjakan sesuatu melalui inisiatif, motivasi yang tinggi, kemauan yang timbul dari
diri sendiri.
Orang yang reaaktif biasanya baru bertindak setelah ada sesuatu yang menggangu
dia, seperti ditanya, disuruh, diminta dan sebagainya.
6. SYNERGI.
Membiasakan diri untuk bekerja sama secara aktif dengan partner agar ada
kesimbangan didalamnya. Kemauan dan usaha untu kerjasama ini akan
menghasilkan suatu hubungan atau kelompok yang mempunyai Synergi yang
tinggi.
DAFTAR ISI
Pendahuluan ............................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Training Profile ....................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iv
Untuk memutar bolt, nut pada mesin, open end dipaskan pada kepala screw dan putar
handlenya. Pilihlah ukuran kunci yang sesuai dengan kepala bolt. Ukuran open end ditentukan
oleh besarnya bukaan atau lebar rahangnya yang dibuat sedikit lebih besar dari kepala bolt.
Sebagai contoh, kepala bolt ukuran 3/8 inch artinya memiliki clearance (celah) 5 sampai 8
perseribu inch. Celah bebas yang terlalu besar akan mengakibatkan sudut kepala bolt menjadi
bulat (mematahkan sudut-sudut bolt) atau memperlebar mulut open end. Sebaliknya, memaksa
PT MADHANI TALATAH NUSANTARA Maintenance Tools
MECHANICAL TRAINING SECTION
COMMON TOOLS 1-2
mulut open end yang terlalu kecil pada kepala bolt, misalnya dipaksa dengan cara memukul
menggunakan palu, akan memperlebar mulut open end atau mematahkan kepalanya.
Saat mengencangkan, cocokkan open end pada kepala screw seperti diilustrasikan pada gambar
di bawah. Jika diperlukan momen puntir yang agak besar untuk mengencangkan atau
melonggarkan screw, maka mulut open end harus dicocokan secara benar-benar dan berulang-
ulang ke kepala screw untuk memastikan keamanan saat menarik kunci.
Mencocokkan open end ke kepala screw seperti ditunjukkan pada gambar di bawah adalah
berbahaya. Open end bisa slip dengan mudah begitu open end wrench diputar.
Jika screw dapat diputar dengan mudah, pegang handle kunci dekat kepalanya dan putar kepala
screw dengan mempergunakan ujung dari rahang kunci. Jika diperlukan momen puntir yang
agak besar untuk memutar screw, cocokkan atau pasang rahang kunci bagian dalam pada
kepala screw, untuk mencegah kemungkinan kunci dari slip atau mulut kunci melebar. Jika
tidak memungkinkan untuk mencocokkan open end dengan cara ini, doronglah handle ke arah
kepala screw sambil memutarnya. Dengan demikian, kepala screw tetap pada bagian dalam
rahang open end wrench, serta open end-nya tidak slip.
Tarik kunci dengan bahu. Hindari mendorong kunci karena akan menyebabkan buku-buku jari
terkelupas atau lebih parah lagi jika screw mendadak melonggar atau kuncinya slip. Jika
kuncinya harus didorong, doronglah kunci dengan hati-hati dengan telapak tangan terbuka dan
ingatlah untuk membalik rahang kuncinya.
Putar kunci dalam jarak yang ditunjukan pada gambar di bawah. Tarikan pada kunci melebihi
jarak ini mengakibatkan kehilangan gaya dan memberikan kemungkinan pada kunci untuk slip.
Adjustable Wrench
Berbeda dengan open end wrench yang mempunyai atau memiliki mulut (opening) tetap,
adjustable wrench dapat divariasikan dengan menggerakkan rahang bawah (lower jaw) dengan
memutar ulir penyetelnya. Dengan demikian kunci ini dapat dipergunakan untuk screw yang
besarnya berlainan. Bagaimana pun adjustable wrench bukan berarti tool yang efisien karena
bisa disetel, selain itu adjustable wrench pada umumnya berat dan besar.
Nominal overall length (mm) 100 150 200 250 300 375
Max. lower jaw span (mm) 13+13 20+13 24+13 29+13 34+13 40+13
Tipe, kelas, dan simbol adjustable wrench ditunjukkan pada table di bawah.
23 degrees Normal N
Peganglah handle dekat kepalanya. Cocokkan mulut kunci dengan kepala screw dan putar
penyetelnya sehingga pas dengan kepala screw. Jika mulut kunci tidak secara tepat terhadap
kepala screw, maka kepala screw atau kuncinya akan mengalami kerusakan.
Hindari memutar kunci searah titik rahang sebelah atas, jika tidak kuncinya bisa slip dari screw.
Hindari memukul handle dengan palu atau menyambung handle dengan sepotong pipa ketika
memutar kunci.
12 point (titik), yang 6 titik memberikan cengkeraman paling kuat dari kunci yang 12
titik, yang 12 titik mengurangi lingkaran sehingga kunci harus bergerak untuk dapat
masuk pada kepala bolt. Yang 12 titik adalah yang paling banyak dan dapat dipasang
pada kepala baut setelah memutar 30 derajat dari lingkarannya. Biasanya kunci ini
dioffset pada gagangnya (handle) untuk memberikan celah bebas jari-jari tangan. Box
wrench (ring wrench) biasanya digunakan untuk melonggarkan bolt yang kencang dan
juga untuk mengencangkannya. Ada berbagai jenis gagang (handle) yang dioffset
dengan sudut 15°, 45° dan 60°, ini dipakai sesuai penggunaannya (aplication).
Turbular handle
Combination Wrench
Kunci yang memiliki kepala ring (box) pada salah satu ujungnya dan kepala open end pada
ujung lainnya.
Socket Set
Kunci socket terdiri dari sebuah socket (yang mana cocok dengan kepala hexagonal dari screw)
dan sebuah handle. Terdapat berbagai jenis handle untuk memenuhi penggunaannya, dengan
memilih handle yang sesuai memungkinkan penggunaan kunci socket dengan efisien. Dengan
adanya berbagai macam adaptor (penyesuaian) dan extention (penyambung), kunci socket
menjadi sangat flexible (mudah) disesuaikan dengan keadaan. Bagian dari handle yang
dimasukkan ke dalam socket berbentuk persegi empat disebut drive square. Drive square harus
dimasukkan sepenuhnya ke dalam lubang socket , jika tidak maka handlenya bisa slip dari
socketnya. Jika socketnya hanya memiliki satu lekukkan pasanglah drive square sedemikian
rupa sehingga bolanya terpasang pas dan tepat pada lekukkannya. Lain halnya jika socket
memiliki lekukkan pada keempat sisinya.
Socket
Ujung socket mempunyai lubang berbentuk hexagonal. Ukuran lubang ditentukan oleh
lebar kepala dari screw. Lebar dari drive square (dimana handle dipasang) mempunyai
ukuran bermacam-macam antara lain ¼ inch , 3/8 inch, ½ inch, ¾ inch dan 1 inch. Lebar
drive square dengan ukuran ½ inch paling sering digunakan. Pada umumnya, semakin
besar ukuran lubang ujung socket, maka semakin besar ukuran lubang drive square.
19.05 mm (3/4") 23 - 60 mm
Handle
Handle atau gagang socket mempunyai
beberapa bentuk diantaranya :
L-Shaped handle
Poros L-shaped handle (offset handle) bengkok pada ujungnya.
T-Sliding handle
Handle dapat meluncur dengan bebas, dengan demikian tidak perlu merubah posisi
socket, handlenya digerakkan pada satu sisi untuk setengah putaran, sisi yang lain
untuk setengah putaran berikut dan seterusnya.
Speeder handle
Speeder handle dengan sebuah socket dapat memutar sejumlah screw dari ukuran
yang sama dengan cepat. Walaupun demikian, speeder handle tidak cocok untuk
melonggarkan atau mengikat kuat screw.
Ratchet handle
Handle ini memiliki mekanisme ratchet yang memungkinkan persegi empat pemutar
(drive square) untuk memutar pada satu arah dan mencegah berputar pada arah yang
berlawanan.
Extention
Extention diperlukan untuk memutar screw pada tempat yang terhalang atau sempit.
Sebuah penyambung (extention) dapat dihubungkan dengan drive square dari handle
ratchet, dengan demikian handle dapat diputar pada tempat yang lebih luas. Momen
puntir disalurkan kesocket melalui penyambung. Poros penyambung (extension bar)
memiliki lubang persegi empat pada salah satu ujungnya yang dihubungkan pada drive
square handle dan drive square pada ujung lainnya untuk socket. JIS hanya menentukan
dua extension, 150 mm dan 250 mm. Walaupun demikian ukuran yang lainnya dapat
diperoleh dipasaran.
Universal joint
Universal joint dihubungkan antara handle dan socket agar memungkinkan untuk
mempergunakan handle dari segala arah.
Besarnya kunci pipa ditentukan oleh panjang keseluruhan kunci dengan rahang atas
memanjang keluar sepenuhnya. Tabel di bawah menunjukkan tipe dari kunci pipa. Kunci pipa
ada yang digunakan untuk kelas tugas berat ditandai hurup H dan untuk yang normal dengan
tanda N .
Size (overall length) (mm) 200 *250 *300 *350 *450 600 900 1200
Kunci pipa memiliki rahang yang bisa digeser dan disetel dengan sebuah cincin berulir,
rahangnya diberi engsel sehingga jika gagangnya ditarik ke arah anda maka ikatan benda akan
dikencangkan dan akan melonggarkan bila diputar sebaliknya. Jika disetel dengan tepat, maka
kunci pipa bisa bekerja seperti kunci ratchet.
Peganglah kunci dengan mulutnya mengarah pada anda. Letakkan mulutnya melingkari benda
kerja dan setelah rahang bawah menyentuh benda kerja dengan kuat, kemudian sentaklah
kuncinya ke arah anda, benda kerja harus berputar dengan kunci. Kemudian dorong kuncinya
menjauhi anda, benda kerja harus slip di dalam rahangnya. Hati-hatilah jangan membiarkan
kuncinya slip atau jatuh.
Selain itu juga terdapat kunci kait yang dapat disetel (adjustable hook wrench) yang dapat
dipergunakan untuk berbagai jenis nut lingkaran sproket hub. Penyetelan dapat dilakukan
dengan memilih posisi pin dari rahangnya.
Torque Wrench
Torque wrench adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya torque yang digunakan
untuk mengencangkan bolt, nut atau screw mesin.
Screw Driver
Slotted Driver
Jenis screw driver yang pada ujungnya berbentuk minus.
Cross Driver
Jenis screw driver yang pada ujungnya berbentuk plus. Screw driver jenis ini jika ujungnya
patah tidak bisa di perbaiki.
Offset Driver
Offset driver ini digunakan untuk ruangan yang sempit dan screw yang kencang.
Hammer
Hammer dilihat dari jenis materialnya terbagi menjadi ada 2 (dua) jenis, yaitu :
Material keras (steel)
Ball peen hammer
Hammer jenis ini ujungnya berbentuk flat dan ball. Ujung yang flat untuk pemukul
seperti biasanya sedangkan yang berbentuk ball untuk membuat bulat paku keling
(rivet).
Double-face hammer
Copper hammer
Soft hammer
Rubber hammer
Pliers
Pada umumnya digunakan untuk pemegang, pemotong dan penarik material. Ada bermacam-
macam bentuk dari pliers, diantaranya :
Diagonal Cutter Plier
Diagonal cutter plier ini digunakan untuk menarik cutter pins. Khususnya dari slotted nuts.
Diagonal/side cutter plier ini jangan digunakan untuk memotong kawat yang berdiameter besar.
Combination Plier
Pliers ini dapat digunakan untuk memotong kawat yang berdiameter besar dan dapat juga
digunakan untuk pemegang benda kerja tetapi tidak digunakan untuk mengencangkan dan
mengendorkan nut maupun bolt.
Grip Pliers.
Digunakan untuk memegang benda kerja yang silindris. Ada 2 (dua) macam grip plier, yaitu :
Multi grip plier (water pump pliers)
Dimana salah satu jaw-nya dapat disesuai dengan benda kerja yang dijapit.
Punch
Starting Punch
Starting punch digunakan untuk memukul paku keling (rivet) dan penggerak awal dalam
mengeluarkan pin lurus atau pin tirus.
Pin Punch
Pin punch digunakan untuk mengeluarkan pin setelah digerakkan dengan starting punch, jangan
menggunakan pin punch untuk penggerak awal dalam mengeluarkan pin.
Center Punch
Center punch digunakan untuk memberi tanda pada lokasi lubang yang akan dibor.
Aligning Punch
Aligning punch digunakan untuk menepatkan lubang agar tepat pada pemindahan komponen.
Jangan menggunakan aligning punch dengan dipukul seperti center punch.
Chisel
Flat Cold Chisel
Flat cold chisel digunakan untuk memotong metal, mematahkan paku keling (rivet) dan untuk
membelah nut. Flat cold chisel pada sisi potong sedikit cembung dengan sudut 60o-70o.
Cape Chisel
Cape chisel digunakan untuk memotong pasak, groove yang sempit.
File (Kikir)
File dibuat bermacam-macam ukuran dan ketajaman, tiap file (kikir) mempunyai penggunaan
tersendiri.
Puller
Komponen yang terpasang fit dapat rusak selama dilepas dan dipasang sehingga perlu
diperhatikan dalam melepas dan memasang komponen tersebut. Jika dengan menggunakan
hammer, bar mungkin hanya akan menimbulkan masalah, sehingga untuk mengurangi
terjadinya kerusakan digunakan puller.
External Puller
External puller digunakan untuk menarik gear dari shaft.
Press Puller
Press puller digunakan untuk mendorong shaft dari lubangnya.
Internal Puller
Internal puller digunakan untuk menarik bearing dari lubangnya.
Taps
Taps ini digunakan untuk membuat ulir bagian dalam.
Dies
Dies ini digunakan untuk membuat ulir bagian luar.
Ringkasan
Terdapat berbagai macam jenis common tools dengan fungsinya masing-masing, diantaranya
wrench bolt & nut, srew driver, hammer, pliers, punch, chisel, file, puller, tap & dies.
Wrench bolt & nut digunakan untuk melepas (disassembly) atau merakit kembali (reassembly)
suatu mesin. Tools yang termasuk wrench bolt & nut diantaranya :
Open end wrench, terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu single open end wrench, double
open end wrench dan open end wrench sledge hammer.
Adjustable wrench.
Box (ring) wrench, terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu double end ring wrench, half
moon wrench (starter and manifold wrench), single end offset ring wrench dan ring
wrench sledge hammer.
Combination wrench.
Socket set, terdiri atas socket, handle (L-Shaped handle, T-Sliding handle, speeder
handle, flexible handle dan ratchet handle), extention, universal joint, kunci socket
optional dan kunci socket dengan handle.
Hexagon wrench.
Pipe wrench.
Hook wrench.
Torque wrench.
Hammer dilihat dari jenis materialnya terbagi menjadi ada 2 (dua) jenis, yaitu :
Material keras (steel), contoh ball peen hammer, machinist's hammer dan double-face
hammer.
Material lunak (plastik, rubber, soft, wood), contoh copper hammer, soft hammer dan
rubber hammer.
Puller digunakan untuk mengurangi terjadinya kerusakan pada komponen yang terpasang fit
ketika dilepas dan dipasang. Puller terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
external puller,
press puller, dan
internal puller.
Taps ini digunakan untuk membuat ulir bagian dalam, sedangkan dies ini digunakan untuk
membuat ulir bagian luar.
Mengukur kedalaman
Dalam mengukur kedalaman, tidak diperbolehkan ujung dari alat ukur miring ujung dari alat
harus rata dengan benda kerja.
Dalam gambar terlihat bahwa garis nol slider berada antara 23 dan 24 mm pada main scale,
maka dibaca 23 mm.
Dalam gambar terlihat pula bahwa garis slider dan main scale bertemu diangka 5 pada
slider, maka ditambah 0,5 mm.
Total pengukuran = 23 + 0,5 = 23,5 mm.
Micrometer
Sama halnya dengan vernier caliper, micrometer juga memiliki dua skala, yaitu skala utama
dan skala nonius. Jika vernier caliper digunakan untuk mengukur dengan ketelitian sampai 0,1
mm, maka micrometer dapat digunakan untuk mengukur dengan ketelitian sampai 0,01 mm.
Salah satu contoh penggunaan micrometer adalah untuk mengukur outside diameter dari
crankshaft journal.
Dial Indicator
Dial indicator adalah alat ukur posisi yang secara mekanikal memperbesar gerakan axial dari
spindle yang sangat kecil dan diteruskan ke pointer. Dalam menggunakan dial indicator
biasanya dipakai juga stand untuk memperkuat pemasangan, dimana stand tersebut dilengkapi
dengan magnet.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan dial indicator dalam pengukuran.
Jangan menggunakan dial indicator yang rusak.
Jaga agar dial indicator bebas dari screw.
Gunakan magnet stand yang kuat.
Set spindle yang sesuai.
Obyek yang akan diukur, gerakannya harus pelan-pelan.
Lihat posisi dari jarum besar pada gambar di atas. Terlihat posisi jarum ada distrip yang ke-
6, karena harga 1 strip adalah 0,01 mm, maka 6 x 0,01 mm adalah 0,06 mm.
Lihat posisi jarum kecil pada gambar di atas. Terlihat pada posisi strip yang ke-3 lebih
sedikit (melebihi strip), harga 1 strip adalah 1 mm, maka 3 x 1 adalah 3 mm.
Hasil pembacaan : 3 mm + 0,06 mm = 3,06 mm
Ruler
Ruler atau mistar adalah alat ukur yang paling sederhana yang digunakan untuk mengukur
panjang. Salah satu contoh ruler adalah straight ruler yang terbuat dari bahan stainless steel.
Straight ruler dengan metric system menggunakan satuan milimeter sedangkan untuk english
system menggunakan satuan inch.
Centimeter
5 10
0
Milimeter
(1) (2) (3) (4)
1. 10 mm
2. 33 mm
3. 57 mm
4. 113 mm
1. 5 / 8 inch
2. 1-7/16 inch
Ringkasan
Terdapat berbagai macam jenis measurement tools dengan fungsinya masing-masing,
diantaranya:
vernier caliper,
micrometer,
dial indicator,
convex scale dan
ruler.
Jika vernier caliper digunakan untuk mengukur dengan ketelitian sampai 0,1 mm, sedangkan
untuk dapat mengukur dengan ketelitian sampai 0,01 mm dapat digunakan micrometer.
Dial indicator adalah alat ukur posisi yang secara mekanikal memperbesar gerakan axial dari
spindle yang sangat kecil dan diteruskan ke pointer. Dial indicator dapat digunakan untuk
mengukur bending, end play, run out dan backlash.
Ruler atau mistar adalah alat ukur yang paling sederhana yang digunakan untuk mengukur
panjang, sedangkan convex scale merupakan mistar berbentuk gulungan sehingga apabila tidak
digunakan maka mistar akan tetap tergulung di dalam tempatnya.
Straight ruler dengan metric system menggunakan satuan milimeter sedangkan untuk english
system menggunakan satuan inch.
Multi Tachometer
Multi tachometer digunakan untuk mengukur kecepatan putar.
Salah satu penggunaan multi tachometer adalah untuk mengukur kecepatan putaran engine.
Adapun cara pengukurannya sebagai berikut :
Pastikan kelengkapan multi tachometer dan penghubungnya.
Hubungkan sensor ke engine speed outlet.
Hubungkan sensor ke service meter engine outlet, kencangkan dengan ring nut.
Hidupkan engine pada posisi low dan high idle dan baca hasil pengukuran pada display
tachometer.
Contoh lain penggunaan multi tachometer adalah untuk mengukur kecepatan putaran fan,
seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.
Untuk beberapa pengukuran, probe dapat dipegang dengan tangan atau dihubungkan langsung
dengan main unit, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.
Pressure Gauge
Pressure gauge digunakan untuk mengukur oil pressure, tire air pressure, dan fuel pressure.
Satuan pengukuran pada pressure gauge menggunakan PSI (Pounds Per Square Inch), Kpa
(Kilo pascal) dan kg/cm.
Thermometer
Thermometer digunakan untuk mengukur temperatur atau suhu. Thermometer ada yang
menggunakan fluida dan ada yang digital. Thermometer digital dapat untuk mengukur suhu
dari -99,5 ºC sampai 1299 ºC.
Flexible Sensor
Masukkan melalui lubang oil filler untuk mengukur temperature oil.
Bar Sensor
Cocok untuk mengukur temperature fluida yang bertekanan (water temperature, oil
temperature).
Terdapat berbagai macam jenis diagnostic tools dengan fungsinya masing-masing, diantaranya
multi tachometer, pressure gauge, thermometer, multitester dan hydrometer.
Multi tachometer digunakan untuk mengukur kecepatan putar, pressure gauge digunakan untuk
mengukur oil pressure, tire air pressure dan fuel pressure, sedangkan thermometer digunakan
untuk mengukur temperatur atau suhu.
Multitester, Hydrometer
Multitester
Multitester adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan, besarnya arus yang
mengalir dan besarnya tahanan.
Cara pemakaian :
Apabila kedudukan pointer pada AVO meter (multitester) tidak tepat pada angka nol, maka
putar zero point adjusting screw dengan screw driver sampai didapat pointer tepat pada angka
nol. Jika yang akan diukur adalah tegangan, tentukan dulu tegangan itu DC atau AC. Jika
tegangan yang akan diukur DC, maka rotary switch diposisikan pada DCV dan jika yang akan
diukur AC, maka rotary switch diposisikan pada ACV. Pada pengukuran tegangan, sebelum
diukur harus ditentukan perkiraan besarnya tegangan yang akan diukur agar dapat ditentukan
skalanya, misalnya 12 volt battery maka rotary switch diposisikan pada skala 50 volt DCV dan
jika tegangan diperkirakan 100 AC maka rotary switch diposisikan pada skala 100 volt ACV.
Pada pengukuran tegangan AC, polaritas + (positif) dan – (negatif) pada pin tidak berlaku.
Untuk mengukur besarnya tahanan atau hambatan maka rotary switch diputar pada posisi ohm
pada pengukuran tahanan maka perbedaan kutub (polaritas) + dan – pada pin tidak berlaku
kecuali jika yang diukur adalah elemen semi conductor.
Untuk mengukur besarnya arus maka rotary switch diputar pada posisi mA (milli Amper).
Gambar di bawah menunjukkan pengukuran tegangan baterai dengan menggunakan multitester
digital.
Hydrometer
Hydrometer digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit. Ada beberapa jenis hydrometer
antara lain :
Hydrometer dengan floating beam
Ringkasan
Terdapat berbagai macam jenis diagnostic tools dengan fungsinya masing-masing, diantaranya
multi tachometer, pressure gauge, thermometer, multitester dan hydrometer.
Multi tachometer digunakan untuk mengukur kecepatan putar, pressure gauge digunakan untuk
mengukur oil pressure, tire air pressure dan fuel pressure, sedangkan thermometer digunakan
untuk mengukur temperatur atau suhu.
Multitester adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan, besarnya arus yang
mengalir dan besarnya tahanan. Terdapat dua jenis multitester, yaitu multitester analog dan
multitester digital.
Hydrometer digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit. Ada beberapa jenis hydrometer
diantaranya hydrometer dengan floating beam dan hydrometer dengan pembiasan cahaya.
855
743
SA8V, 12V170
6D105-1, 110-1
Tool
4D105-1,2,3
Weight
108 series
130 series
155 series
No. Part No. descript
Cummins
Cummins
2D94-1,2
4D105-5
95 series
92 series
(kg)
4D94-3
ion
140-1
170-1
series
series
1 795-102-2110 Handle 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.5
4 01016-30830 Bolt 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
5 01580-00806 Nut 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
795-102-2170 Stud 1 1 1 -
01144-31070 Stud 1 1 -
6
01144-31270 Stud 1 1 1 1 1 -
795-102-2160 Stud 1 1 -
01589-00806 Nut 1 1 1 -
7 01580-11008 Nut 1 1 1 1 -
01580-11210 Nut 1 1 1 1 1 -
Cara pemakaian :
Rangkaikan komponen seperti gambar di bawah.
Liner Puller
Tools ini digunakan untuk melepas silinder liners.
Cara pemakaian :
Pasang tiap bagian pada liner puller.
Masukkan puller ketempatnya melalui bagian atas cylinder liner. Pasang plate (2) di bawah
liner.
Kencangkan nut (5) untuk mengeluarkan liner.
Push Tool
Push tool ini berfungsi untuk melepas dan memasang camshaft bushing.
Cara pemakaian :
Gabungkan bar, push tool, collar, guide, dan spacer dengan benar.
Dengan memasang bushing ke lubang pada cylinder block, tekan bushing ke dalam.
Pemasangan sesuai perintah : No. 3, 2, 1, 4, 5
Pasang bushing No. 2, 3, 4
Kelengkapan yang harus dipakai : Bar 1, Push tool 2, collar 4 dan guide 5
Pasang bushing No. 1
Kelengkapan yang harus dipakai : Push tool 3, collar 4 dan grip.
Pasang bushing No.5
Kelengkapan yang harus dipakai : Push tool 3, spacer 6, collar 4 dan grip.
Cara pemakaiannya adalah set jaws piston ring tool pada ring gap dan tekan lever sehingga ring
piston akan mengembang dan terlepas.
Liner Driver
Liner driver digunakan untuk memasang cylinder liners ke dalam cylinder block.
Cara pemakaian :
Bautlah liner driver ke grip.
Masukkanlah cylinder liner ketempatnya melalui cylinder block, dan set liner driver pada
posisinya.
Piston Holder
Piston holder digunakan untuk memasukkan piston ke dalam cylinder.
Cara pemakaian :
Pegang piston dengan tool ini, dan sementara clamp pistonnya.
Putar piston sedikit-sedikit sambil berangsur-angsur mengencangkan nut kupu-kupunya.
Apabila piston tidak dapat berputar di dalam piston holder, putar kembali nut kupu-
kupunya ¼ putaran untuk meng-adjust clampnya.
Adjust pada stoper sehingga piston holder tidak membesar.
Tekan ke dalam pistonnya dengan cara itu sehingga bagian bawah pada piston holder akan
berhubungan pada cylinder liner.
Feeler Gauge
Feeler gauge adalah alat ukur yang presisi digunakan untuk menyetel valve clearance.
Dalam menggunakan feeler gauge ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
Bersihkan sebelum dan sesudah menggunakan feeler gauge.
Jangan menggunakan feeler gauge yangbladenya rusak atau patah.
Ketika memasukan feeler gauge pada clearance, masukan sisi samping blade.
Pastikan dalam memasukan gauge blade tepat pada clearance.
Holder
Holder berfungsi untuk mengetahui kerataan dari nozzle holder. Penggunaan pada engine
komatsu 92-1, 94-3, 105-1, 2,3, 153-4, SA 6D170-1, 6D 110 dan engine cummins 743, 855.
Cara pemakaian :
Hanger
Hanger ini digunakan untuk mengangkat cylinder block.
Cara pemakaiannya adalah mounting hanger pada bagian tengah cylinder block dengan
menggunakan bolt cylinder head.
Cara pemakaian :
Set plate (2) dan adapter (1), letakkan main clutch ass'y di atas adapter.
Pasang puller 30 ton diatas main clutch ass'y dan ikat dengan lock nut.
Dengan bantuan hydraulic pressure pada puller, clutch spring akan tertekan dan lepaskan
nut pada main clutch ass'y.
Hydraulic pressure dikembalikan, lepaskan lock nut (3), main clutch sudah siap untuk
dibongkar.
Penggunaan alat tersebut dibantu dengan menggunakan tool lain seperti pump dan puller 30
ton.
Cara pemakaian :
1. Box wrench
2. Center bolt
Cara Pemakaian :
1. Plate
2. Screw
3. Washer
4. Bolt
5. Nut
Cara pemakaian :
Pasang plate (1) pada flange atau drum dengan menggunakan bolt (4) dan washer (3).
Putar screw (2) pada pelepas dan tekan tranverse shaft sehingga finges dan drum akan
terlepas.
1. Bolt
2. Spacer
3. Adapter
Cara pemakaian :
Tekan flange ke steering clutch shaft atau ke pinion utama shaft pada final drive, dan
pasang adapter (3) pada shaft.
Set spacer (2) seperti dalam gambar dan pasang puller 50 ton dengan menggunakan bolt
(1).
Dengan menggunakan hydraulic pressure pada puller maka flange atau drum akan tertekan
ke clutch housing.
Lifting Tool untuk Bevel Pinion
Lifting tool ini digunakan untuk mengangkat atau memasang bevel pinion ass'y.
Cara pemakaiannya adalah set socket pada lifting tool pada spline ke pinion gear dan bolt pada
tool ke spline pada lifting tool agar tidak keluar.
Cara pemakaian :
Cara pemakaian :
Melepas master pin
Putar track sehingga posisi master pin terletak antara sprocket dan carrier.
Pasang frame (1) dan dihubungkan dengan support (2), nut (3) screw (4) dan hook (5).
Pasangkan cylinder 100 ton ke frame dan diikat dengan screw (8) dan nut (7).
Set adapter (11) , pin pusher (15), pilot (10) dan extension (6).
Dengan memompa hydraulic cylinder, rod pada cylinder akan menekan, master pin
terlepas.
Keterangan :
1. Arm 8. Coupling
2. T-type adapter 9. Pin
3. Pin 10. Extension
4. Plug 11. Yoke
5. Sleeve 12. Guide
6. Spacer 13. Plate
7. Adapter
Cara pemakaian :
Cara pemakaian :
Pasang sleeve (7) ke sproket hub dan set pusher (1) di atas sleeve.
Assemble head (4) dan coupling (2) ke cylinder 70 ton dan keluarkan cylinder rodnya
Assemble (1) dan (2), dengan mengunakan pin (3), hubungkan coupling (2) ke sleeve (7).
Press-fit pada sproket ke dalam tempatnya pada sproket shaft dengan tekanan yang
ditentukan (sesuai shop manual).
Cara pemakaian :
Sisipkan spacer (3) diantara final drive case cover dan puller (2) dan ikat puller dengan bolt.
Masukkan adapter (8) ke dalam sproket shaft.
Masukkan coupling (7) ke dalam cylinder 70 ton.
Gunakan pin (6), set pada adapter (8) dan coupling (7).
Gunakan pin (5), ikat arm (9) dan puller (2) ke cylinder. Ikat ujung pin dengan ring (12).
Pasangkan pada cylinder hydraulic pressure untuk melepas sproket shaft.
Gunakan bearing puller, untuk melepas sproket bearing dari final drive case cover.
Keterangan :
1. Plate
2. Guide
3. Coupling
4. Screw
5. Nut
6. Plug
7. Sleeve
Cara pemakaian :
Cara pemakaian :
Pasangkan coupling (4) kedalam sproket shaft dan set sleeve (1) di atas coupling. Sangga
agar sleeve tetap berhubungan dengan sisi steering case.
Pasangkan screw (2)dan coupling (7) ke dalam cylinder 70 ton. Set nut (3) dan kencangkan
dengan screw.
Keluarkan rod pada cylinder, hubungkan coupling (4) dan (7), dengan menggunakan pin
(8).
Berikan tekanan hydraulic pada rod cylinder untuk melepas sproket shaft.
Apabila sproket shaft belum dapat dilepas dalam satu langkah piston, atur posisi pada nut
(3) dan ulangi prosedur yang pertama.
Keterangan :
1. Plug.
2. Guide.
3. Bolt.
4. Coupling.
5. Pin.
6. Spacer.
7. Plug.
Cara pemakaian :
Ikat guide (2) pada steering case dengan bolt (3).
Pasang coupling (4) pada sproket shaft dan hubungkan plug (1) pada coupling dengan pin
(5).
Gantungkan sebuah pemberat seperti pada gambar dengan menggunakan crane.
Dengan alat ini, dapat dilakukan pemasangan dari shaft sproket.
Ringkasan
Terdapat berbagai macam jenis special tools dengan fungsinya masing-masing diantaranya
special tools untuk engine, clutch, steering clutch, dan undercarriage.
Salah satu contoh spesial tools untuk clutch adalah compressor. Compressor digunakan untuk
menekan clutch spring pada waktu memasang dan melepas main clutch type spring.
Penggunaan compressor dibantu dengan menggunakan tool lain seperti pump dan puller 30 ton.
Remover sproket shaft digunakan untuk melepas sproket shaft yang telah terpasang di dalam
steering case.
Installer the sproket shaft digunakan untuk memasang sproket shaft pada steering case.
Sling
Sling
Secara umum, sling dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
Sling yang ditenun (Webbing Sling)
Wire sling harus diperiksa secara berkala. Periksalah secara berkala apakah terdapat kelainan-
kelainan. Jika anda merasa ragu-ragu apakah tali itu cukup kuat untuk digunakan, pemeriksaan
secara seksama harus dilaksanakan oleh orang ahlinya. Gambar di bawah menunjukkan
contoh-contoh wire sling yang tidak boleh digunakan.
a. Merengggang b.
Tertekuk
Simpan wire sling di tempat yang kering, bersih dan bertutup, serta jangan langsung
meletakkannya di atas tanah. Jangan biarkan tali bersentuhan dengan permukaan yang lembab,
basah atau berdebu, dengan besi-besi yang berkarat dan berkerak. Gantilah lapisan pelindung
dengan yang baru bila perlu.
a. Bengkok b. Retak
c. Keausan abnormal
Shackle D
Bolt shackle umumnya terpasang langsung pada satu lubang dan harus mempunyai satu kerah.
Pada shackle yang lebih balk, bolt akan melewati kedua lubang dan diamankan oleh suatu
pasak pena belah atau yang sejenisnya. Shackle yang berpasak lebih aman untuk digunakan.
Anda harus selalu menggunakan bolt yang cocok dengan shacklenya. Anda tidak boleh
menggunakan shackle dengan cara miring, karena hal ini mengurangi beban kerja yang aman.
Gambar di bawah ini adalah sebuah “shackle” yang ditarik miring (membentuk sudut). Ini
merupakan yang tidak baik sebab kaki-kakinya akan terbuka.
Dalam pemakaian hanya boleh digunakan untuk mengangkat vertikal saja. (eyebolt yang tidak
bernut bisa berbahaya sebab eyebolt itu dapat lepas atau ulirnya kendor). Jika eyebolt yang tak
berleher dan eyebolt ditarik miring, baut itu bisa bengkok atau putus.
Eyebolt berleher
Dalam pemakaian, ulirnya harus masuk secara keseluruhan apabila tidak akan berakibat
bengkoknya eyebolt tersebut.
Ringkasan
Terdapat berbagai macam jenis workshop equipment dengan fungsinya masing-masing,
diantaranya sling dan perlengkapan peralatan pengangkatan.
Terdapat dua jenis eyebolt, yaitu eyebolt tanpa leher dan eyebolt berleher.