Materi Pelatihan
D245s
Revisi 01
DISIAPKAN
Dan Moch. Zaenal Abidin OCTD Sect. Head
DIPERIKSA
Muhammad Eko
OT Sect. Head
Hidayat
i
STATUS REVISI
ii
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan kemampuan kepada kami, sehingga “Materi Pelatihan Operator Drilling
Harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi calon operator dalam mengikuti
pelatihan, khususnya unit Drilling D245s dan memudahkan dalam memahami cara
maupun keterampilan.
Seperti pepatah, “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kami menyadari bahwa di dalam
penyusunan Materi Pelatihan Operator Drilling D245s ini masih terdapat beberapa
kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik pembaca demi
Jakarta,
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................................................ i
LEMBAR REVISI ........................................................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................................. iv
BAB I. PEDOMAN PERILAKU KERJA ............................................................................................................. 1
BAB II. SAFETY, HEALTHY & ENVIRONMENT.......................................................................................... 18
BAB III. POWER LINE............................................................................................................................................. 38
BAB IV. INSTRUMENT PANEL............................................................................................................................ 57
BAB V. METODE TEKNIK OPERASI ................................................................................................................ 70
BAB VI. MAINTENANCE........................................................................................................................................ 88
BAB VII. STANDAR OPERATIONAL ................................................................................................................ 100
iv
Pedoman Prilaku Kerja
BAB I
PEDOMAN PERILAKU KERJA
A. Pendahuluan
1. Panduan Pelatihan
Tujuan dari pedoman pelatihan ini adalah untuk memberikan berbagai keterampilan,
pengetahuan dan pelatihan bagi operator untuk meningkatkan kompetensi dengan perilaku
kerja yang aman.
Panduan Pelatihan ini didasarkan pada prinsip-prinsip yang aman dan terbaik dari
sistem operational pertambangan. Panduan training ini menggunakan standar minimum
dan perilaku untuk semua tingkat operator baik fresh maupun experience.
Pelatihan diawali dengan materi pedoman perilaku kerja operator dan harus lulus
asesmen sebelum mengikuti materi lanjutan. Selanjutnya setiap peserta pelatihan
diharapkan mendapatkan pengalaman yang cukup di bawah bimbingan dan pengajaran
instruktur untuk jangka waktu yang telah ditentukan. Ujian teori harus diselesaikan terlebih
dahulu, sebelum ujian praktek.]
Sertifikat kompetensi akan dikeluarkan setelah selesainya paket pelatihan dan peserta
dinyatakan lulus yang ditetapkan oleh Operational Training & Services. Untuk dinyatakan
kompeten, peserta pelatihan harus mempersiapkan diri sebaik mungkin agar dapat
menyelesaikan (lulus) ujian teori maupun praktek.
2. Kualifikasi Operator
Operator harus memiliki minimum kualifikasi sebagai berikut :
a) Telah mengikuti training dengan standar yang ditetapkan dan benar-benar
memahami pengoperasian kendaraan/unit. Operator harus mengetahui dan
memahami fungsi berbagai peralatan, komponen dan kontrol dari unit tersebut.
b) Memahami dan mengerti batasan, peran, dan tugas dari operator.
c) Telah menyelesaikan induksi.
d) Memiliki SIMPER.
e) Sebelum melakukan operasi apapun di site, operator harus memiliki tanggung
jawab untuk memahami tentang aturan, prosedur, kebijakan, standar dan peraturan
yang berlaku di area kerjanya.
Poin-poin penting yang harus dipahami dan dipatuhi peserta training, baik operator
baru maupun operator yang sudah berpengalaman adalah sebagai berikut :
a) Prosedur site yang tetap.
b) Safety practice dan site standards
c) Kepedulian terhadap bahaya.
Operation Training & Services D245s 1
Pedoman Perilaku Kerja
Posisi tangan ketika mengemudi harus pada posisi 9-3 atau 10-2, sehingga kita
selalu siap apabila ada sesuatu yang berbahaya ketika mengemudi. Mengoperasikan
unit dengan melepaskan steering dapat mengakibatkan unit uncontrol dan dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
- Berhenti di jalan aktif untuk buang air kecil
Berhenti di jalan aktif untuk buang air kecil dapat menyebabkan bahaya bagi
pengemudi lain karena adanya hambatan di jalan.
- Tidak Jujur Ketika Fatigue Test (1)
Ketidakjujuran ketika mengisi fatigue test dikarenakan alasan apapun sangat
membahayakan diri sendiri. Fatigue test sangat penting untuk mengetahui kondisi
kesiapan kerja. Tanda-tanda seseorang mengalami fatigue :
- Menguap
- Kondisi badan mulai tidak enak
- Mengusap-usap mata
- Kurang konsentrasi
- Menjadi toleran/menganggap boleh terhadap suatu hal yang berbahaya
Apabila anda mengalami hal tersebut, segera berhenti pada lokasi aman dan
segera lapor pada GL.
- Mengikuti Water Truck Saat Penyiraman
Resiko bahaya ketika mengikuti water truck saat penyiraman dapat berakibat
unit tergelincir dan uncontrol sehingga dapat mengakibatkan unit menabrak unit di
depannya.
- Menggunakan Lampu Jauh Saat Berpapasan
Ketika berpapasan, dan kita menggunakan lampu jauh maka akan
menyebabkan pengemudi unit yang berpapasan akan silau dan menghalangi
pandangan di depannya sehingga berpotensi terjadinya kecelakaan.
- Mengoperasikan Unit Yang Bukan Keahliannya
Hal ini sangat berbahaya, karena untuk menguasai satu unit alat berat harus
melalui training dengan standar yang tinggi untuk memahami fungsi, lokasi, dan
cara penggunaan setiap instrument panel.
- Mengendarai unit dengan Overspeed (1)
Unit overspeed dengan didukung beban unit yang besar dapat menyebabkan
insiden karena unit sulit untuk dikendalikan. Patuhi rambu batas maksimal
kecepatan di setiap area kerja.
- Tidak minta izin dan tidak memastikan kondisi aman sebelum overtaking
Setiap kali melakukan overtaking, wajib komunikasi dua arah dan memastikan
kondisi jalan yang berseberangan aman. Apabila unit yang akan diovertaking belum
memberi jawaban atas komunikasi yang diberikan, maka dilarang untuk melakukan
overtaking.
- Mengambil sisi jalan yang salah
Mengambil sisi jalan yang salah sangat beresiko terjadinya kecelakan dengan
unit yang berpapasan (adu kambing). Apabila terdapat jalan rusak pada sisi yang
kita lewati, laporkan pada GL untuk segera memperbaiki jalan rusak tersebut.
- Melanggar batas dumping(1)
Melanggar batas dumping dapat menyebabkan fatality karena unit dapat
terjatuh ke area dumpingan. Apabila pada area dumping tidak ada rambu maka
segera laporkan ke atasan. Terutama untuk daerah kritis dumping dekat air dan
ketinggian di atas 12m.
- Melanggar rambu area larangan masuk area blasting
Area blasting adalah area restricted , dimana tidak sembarang orang bisa
masuk ke area tersebut.
- Menetralkan transmisi di turunan
Menetralkan transmisi di turunan untuk mencari nyaman dan menambah
kecepatan tanpa terdeteksi batas kecepatan dalam berkendara sangat berbahaya.
Posisi transmisi netral ketika turunan menyebabkan tidak adanya engine brake,
sehingga unit akan meluncur dan sulit dikendalikan. Apabila digunakan brake
untuk mengurangi kecepatan akibat transmisi netral di turunan, akan mempercepat
brake cooling overheat dan berpotensi kerusakan unit, serta unit tergelincir.
- Memarkir unit di bawah tebing terlalu dekat
Hal ini dapat berpotensi tertimpa longsoran dari tebing. Minimal jarak parkir
dekat tebing adalah 30 meter atau satu setengah kali tinggi tebing.
- Bercanda memainkan steering saat mengendarai
Memainkan steering karena bercanda dengan rekan operator sangat
membahayakan pengguna unit lain dan diri sendiri. Sebagai operator, kita harus
memahami peran dan tanggung jawab operator untuk bekerja aman dan produktif.
- Parkir tanpa brake di jalan menurun
Prosedur parkir yang aman adalah menetralkan transmisi dan mengaktifkan
parking brake.
- Jarak Beriringan Terlalu Dekat
Jarak beriringan yang aman adalah 3-4x panjang unit ( 4-6 detik ) untuk
kondisi normal. Atau dengan metoda melafalkan : seribu dan satu, seribu dan dua,
Operation Training & Services D245s 7
Pedoman Perilaku Kerja
seribu dan tiga, seribu dan empat, dst. Sedangkan untuk kondisi kabut adalah 6-8x
panjang unit (5-6 detik). Jarak beriringan terlalu dekat berpotensi besar untuk
menabrak unit di depannya.
- Melanggar rambu GIVE WAY atau STOP
Rambu GIVE WAY merupakan rambu untuk memberi kesempatan kepada
unit lain untuk melintas terlebih dahulu. Rambu STOP merupakan rambu wajib
berhenti 8 detik dan memastikan kiri kanan jalan aman, baru kita dapat
menjalankan unit kembali. Kedua rambu ini wajib dipatuhi meskipun tidak ada unit
yang lewat.
- Melompat dari unit ke unit saat parkir
Untuk berpindah dari unit satu ke unit yang lain harus turun dari unit. Perilaku
melompat dari unit ke unit ketika parkir sangat berbahaya. Karena dimensi unit alat
berat dengan ketinggian yang cukup tinggi. Sehingga apabila terjatuh dapat
beresiko fatal.
- Tidak Melakukan P2H dengan teliti
Pelaksanaan Perawatan Harian harus dilakukan sesuai dengan prosedur. P2H.
Sangat penting untuk mengetahui kondisi unit sebelum, saat, dan sesudah
beroperasi. Kualitas P2H sangat berperan dalam bekerja dengan aman.
- Tidak Mematikan Engine Ketika Refueling
Saat refueling, engine wajib dimatikan. Hal ini selain untuk reduce cost, sangat
berpengaruh untuk keselamatan. Setelah melakukan refueling, operator wajib
berkomunikasi dua arah dengan fuel man bahwa proses refueling benar-benar telah
selesai.
- Tidak Memberikan Lampu Sign Saat Berbelok
Ketika berbelok pastikan untuk memberikan lampu sign sesuai arah belok,
supaya pengguna jalan yang ada di belakang dan di depan kita dapat mengetahui
tujuan arah belok dari unit kita.
- Saat turunan menggunakan foot brake
Foot brake merupakan brake yang digunakan untuk menghentikan unit atau
kecepatan unit dibawah 10 km/jam. Penggunaan foot brake akan menghentikan
roda depan dan belakang, sehingga sangat berpotensi tergelincir apabila digunakan
di turunan. Saat jalan menurun, seharusnya menggunakan retarder brake atau
ARSC (Auto Retarder) untuk mengurangi kecepatan.
- Parkir tidak memperhatikan unit lain
Prosedur parkir yang aman adalah menetralkan transmisi dan mengaktifkan
parking brake. Ketika parkir, wajib berkonsentrasi pada unit sekitarnya dan tidak
8 D245s Operational Training & Services
Pedoman Prilaku Kerja
hanya fokus pada satu pandangan. Saat mundur, wajib memperhatikan spion kiri
dan kanan. Pastikan tidak terlalu dekat dengan unit yang lain ketika parkir.
- Dumping sambil unit berjalan
Dumping sambil unit berjalan dapat mempengaruhi keseimbangan unit dan
dapat berakibat unit terguling. Prosedur dumping yang benar adalah memastikan
kondisi rata, unit pada posisi berhenti sempurna, mengaktifkan parking brake, dan
menaikkan vessel.
- Melakukan pengangkatan tidak mengeluarkan out trigger maksimal
Out trigger berfungsi untuk menguatkan pondasi dari crane, sehingga apabila
dilakukan pengangkatan tanpa mengeluarkan out trigger maksimal maka dapat
mengakibatkan unit tidak stabil dan berpotensi unit terguling.
- Tidak Memakai Seat Belt Ketika Bekerja
Seat belt wajib digunakan selama mengoperasikan unit. Memakai seat belt
harus 3R yaitu Rapat, Rata, Rendah. Penggunaan seat belt tidak dianjurkan dengan
adanya ganjalan, karena fungsi 3R akan hilang.
Rapat : Belt tidak kendor, sehingga bila terjadi resiko, tubuh tidak terayun atau
tidak terbentur ke seat beltnya sendiri
Rata : Belt tidak melilit sehingga apabila terjadi resiko tubuh tidak luka sobek
Rendah : Posisi belt dibawah pusar, atau bagian bawah tepat di tulang panggul,
sehingga bila terjadi resiko tidak mencederai organ di dalam perut.
- Tidak memakai pelampung saat operator pump bekerja di area sump
Setiap karyawan yang bekerja di dekat air, wajib menggunakan pelampung.
(meskipun sudah ahli dalam berenang). Selain hal tersebut, karyawan wajib
memiliki ijin bekerja di dekat air dan memahami prosedur keselamatan bekerja di
dekat air.
- Bermain HP saat mengoperasikan unit
HP terbukti merusak konsentrasi ketika mengemudi, dan sangat berpotensi
terjadinya kecelakaan. Ketika mengoperasikan unit, operator harus konsentrasi pada
pekerjaannya secara aman dan produktif. Oleh karena itu, operator harus menyadari
sepenuhnya tanggung jawab sebagai operator.
- Membuka rompi ketika mengemudi
Melakukan aktifitas lain ketika mengemudi seperti membuka rompi dapat
mengganggu konsentrasi. Sehingga apabila terjadi hal-hal yang mendadak di depan
unit maka respon kita akan terlambat dan menyebabkan kecelakaan. Oleh karena
itu, apabila akan melepas rompi atau aktifitas yang lain seharusnya berhenti dahulu.
- Melihat sesuatu ke arah lain terlalu lama (meleng)
Operation Training & Services D245s 9
Pedoman Perilaku Kerja
Menurunkan unit dari lowboy wajib dipandu oleh seorang rigger, aba – aba
dan komunikasi yang jelas dalam proses tersebut sangat diperlukan. Kondisi
lowboy yang memiliki ruang terbatas memiliki resiko tinggi untuk mengakibatkan
unit jatuh atau terguling
LEMBAR ASESMEN
PERILAKU KERJA OPERATOR PT. PAMAPERSADA NUSANTARA
Nama : __________________________________________
NRP : __________________________________________
Hari / Tanggal : __________________________________________
Nama Pelatihan : __________________________________________
6. Apa yang anda ketahui tentang Perilaku Buruk dari operator ? Jelaskan
minimal 5 contoh !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS
7. Apa yang anda ketahui tentang Motivasi yang salah dari operator yang
berpotensi terjadinya kecelakaan ? Jelaskan minimal 3 contoh yang
kongkrit !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS
9. Apa yang anda ketahui tentang tanggung jawab yang kurang dari
seorang operator yang berpotensi terjadinya insiden ? Jelaskan minimal 2
contoh yang kongkrit !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saran perbaikan :
BAB II
SAFETY, HEALTHY & ENVIRONMENT
2.2 Pengawasan 4 M
Manusia
Mesin
Pengawasan
terhadap 4 M Lingkungan kerja
yang aman
Material
Tidak ada kerugian
material
Metode
1. Zaman Purbakala
Manusia bertahan dari kondisi alam : baju dari bulu hewan, alas kaki kulit dan
sebagainya.
2. Tahun 1700 SM
Hamurabi dari Babylionia telah membuat peraturan keselamatan terhadap bangunan –
bangunan (bila bangunan yang dikerjakan menimbulkan bencana kematian maka
kontraktornya di hukum mati)
3. Zaman Mozai ( 5 abad setelah Hamurabi )
Setiap bangunan tinggi harus di buat pagar
4. Zaman Romawi th 80
Mulai diterapkan pemakaian masker untuk bekerja di tempat berdebu
5. Revolusi Industri ( Inggris )
Mulai di temukan mesin uap untuk menerapkan K3
6. Amerika (th 1850)
Dimulai peraturan safety baik secara sektoral maupun nasional
- Kegiatan terhenti
- Cidera pada manusia
Akibat - Kerusakan Mesin / alat
- Produksi terganggu
- Penderitaan keluarga
BAGAN KECELAKAAN
TINDAKAN KONDISI
PENYEBAB TIDAK
TIDAK AMAN TIDAK AMAN
LANGSUNG
TERKENA ENERGI
PENYEBAB LANGSUNG
MATERIAL
BERBAHAYA
KECELAKAAN
KEJADIAN BERBAHAYA
AKIBAT KECELAKAAN CIDERA, KERUSAKAN ALAT DAN
KERUGIAN HARTA BENDA
Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab semua orang .Keselamatan kerja dilakukan
setiap waktu dan dimana saja. Keselamatan kerja merupakan keadaan yang bebas dari
segala bahaya sehingga menjadi tanggung jawab setiap individu. Cara Menyempurnakan
Keselamatan Kerja
diinginkan. Penerapan dan pemeliharaan Sistem yang benar tidak akan mengurangi profit,
tetapi bahkan telah dinuktikan dan simpulkan secara demontratif bahwa melalui
pengimplementasian dan pengintegrasian Sistem Pengeloalaan dan Standart Minimum
K3&LH yang tepat dan mendasar, disemua tingkat operasi, hal itu akan mengurangi
kerugian finansial, tenaga kerja dan material, sehingga secara langsung mempunyai
dampak positif pada kerangka dasar Perusahaan. Sistem ini terdiri dari 15 element dan
total 120 sub elemen.
Setiap job site harus di Audit dan dinilai minimal satu tahun sekali oleh tim Audit
Eksternal. Semua penilaian Audit berlaku selama dua belas bulan sejak tanggal terakhir
yang tercantum dalam certifikat Penilaian. Dalam hal terjadinya incident fatal, semua
“Bintang” harus segera dihilangkan dari semua papan pengumuman bintang. Hal ini
berarti bahwa penilaian yang terakhir tidak berlaku lagi dan job site tersebut termasuk
dalam klasifikasi tidak dinilai. Enam bulan setelah incident fatal job site tersebut dapat
mengajukan penilaian kembali.
Untuk Audit yang dilakukan oleh perusahaan Eksternal kriteria sistem yang diterapkan
adalah sistem mereka sendiri.
„Penghargaan Penilaian Bintang PSMS‟ diterapkan hanya dalam PT. Pamapersada
Nusantara dan didasarkan pada dua Kriteria Dasar. „Persentasi Tingkat Pemenuhan
Sistem‟ (nilai usaha) didasarkan pada Presentasi Total Keseluruhan yang dicapai dalam
semua Elemen dan Sub elemen Selama audit.
„Injury Experience Rate‟ (Tingkat pengalaman Kecelakaan) setiap job site harus dihitung
berdasarkan, satu juta jam kerja (sesuai standart Insternational). Sehingga „LTIFR‟ sama
dengan „jumlah LTI‟ dikalikan „satu juta‟ dibagi „jumlah jam kerja‟.
Tabel Kriteria Penilaian PSMS
LOSTIME INJURY
TINGKAT
PENGHARGAAN FREQUENCY RATE
PEMENUHAN
BINTANG DIBERIKAN ( per 1.000.000 jam kerja
SISTEM %
)
5 – Bintang Istimewa 95 – 100 1.00
5 – Bintang 90 - 94 1.00
4 – Bintang 75 – 89 2.00
3 – Bintang 65 – 74 3.00
2 – Bintang 55 – 64 5.00
1 – Bintang 45 – 54 7.00
2.8.4.Matrik Resiko
KEPARAHAN (S)
1. Cedera Ringan
( Kerugian harta benda < US$ 100 )
2. Cedera hari hilang tanpa cacat permanen
( US$ 100 < kerugian harta benda < US$ 5000 )
3. Cedera hari hilang dengan cacat permanen
( US$ 1000 < Kerugian harta benda < US$ 5000 )
4. Cedera berakibat kematian pada satu karyawan
( US$ 5000 < Kerugian harta benda < US$ 10.000 )
5. Cedera berakibat pada banyak orang
( US$ 10.000 < Kerugian harta benda )
Persiapkanlah dari bahaya kebakaran atau bila ada kecelakaan yang terjadi.
Siapkanlah kotak P3K dan pemadam kebakaran ( racun api )
Bacalah dengan seksama dan pahamilah tanda label yang tertera / terpasang pada
tabung racun api, agar dapat menggunakannya dengan baik.
Ikutilah peraturan yang ditentukan dalam keadaan darurat dalam menghadapi
kebakaran atau kecelakaan.
Siapkanlah / buatlah daftar dari nomor-nomor : ambulance , dokter, rumah sakit atau
pemadam kebakaran dan siapkanlah telepon jangan jauh dari anda.
Terdapat dua penyebab utama kecelakaan yaitu tindakan tidak aman dan kondisi tidak
aman. Sangatlah penting bagi anda untuk membaca dan memahami semua pencegahan
dan peringatan atas keselamatan sebelum mengopersikan alat ini :
Jangan mencoba menyalakan atau mengopersikan alat bor tanpa pengetahuan yang
mendalam tentang alat ini, dapatkan pengetahuan ini dari pelatihan.
Jangan mengopersikan alat bor ini tanpa memeriksa terlebih dahulu alat perlindungan
karyawan dan pelindung alat, apakah semuanya berfungsi dengan baik dan apakah
alat dalam kondisi siap bekerja dengan baik.
Jika kondisi yang tidak aman dan kondisi tidak siap dari alat di jumpai, jangan
menyalakan atau mengopersikan alat.
Isolasikan dan tandailah alat sehubungan denga praktek keselamatan kerja dan laporkan
kerusakan yang ada.
PERINGATAN !
Jangan mencoba mem – bypass atau melepaskan system atau peralatan pemantauan ,
pemati alat atau peringatan .
Kecelakaan yang serius atau kerusakan alat dapat terjadi jika peringatan ini di abaikan
Gunakan pakaian yang tertutup dan perlengkapan keselamatan saat mengopersaikan
alat ini atau sedang melakukan perbaikan alat.
Resiko kecelakaan yang besar dapat di lakukan oleh bersinggungan dengan bagian
alat yang bergerak, oleh karena itu penanganan yang penuh perhatian harus di
lakukan untuk menjaga keselamatan. Jangan mengoperasikan alat apabila ada
sesuatu pelindung yang hilang.
Berhati – hatilah pada saat naik dan turun dari alat bor. Menghadaplah selalu ke alat,
gunakan tangga akses dan pegangan tangan serta jagalah hubungan tiga titik.
Berhati – hatilah pada saat melepaskan tutup pengisi kompartement (khususnya tangki
hydraulic dan radiator cairan pendingin) untuk menghindari luka bakar.
Sebelum melakukan sevice atau perbaikan minor pada system yang bertekanan, selalu
lepaskan tekanan internalnya.
Pastikan alat pencegah kebakaran selalu terpasang dan dalam kondisi siap pakai, dan anda
benar – benar terbiasa dalam pengoperasian dan penggunaan nya.
Nyalakan alat selalu dengan tuas pengendali pada posisi netral.
Lepaskan tutup radiator secara perlahan dan gunakan pelindung yang sesuai dari
tersemburnya uap air untuk mencegah luka yang serius.
Periksalah selalu personil atau perlengkapan yang ada di sekitar, sebelum
menggerakan alat ke segala arah.
Periksalah semua kompartement, tinggi pelumas dan rem sebelum menjalankan alat
pada lereng atau pada jarak yang jauh. Pastikan bahwa semua pintu akses tertutup dan
terkunci.
Biasanya, jarak tempat pemindahan dan kondisi lapangan akan menentukan apakah
perlu untuk menurunkan menara bor untuk meningkatkan stabilitas alat, atau pada
kenyataannya, angkutlah dengan alat muat yang rendah bila perlu.
Waspadalah pada penambahan tinggi, panjang dan lebar alat bor untuk memastikan
jarak bebas yang aman selama pemindahan.
Jangan biarkan seseorang menumpang pada atau dalam alat.
Jangan mencoba menaikan menara bor atau mengoprerasikan alat bor sampai alat
benar – benar tersangga dan datar pada permukaan tanah yang keras. Alat dapat
terbalik jika peringatan ini di abaikan.
Selalu peringatkan seseorang yang berada di sekitar alat (dalam jarak 20 meter dari
alat) saat menaikan alat bor.
Pemeriksaan berkala dan sering harus di lakukan untuk memastikan bahwa pipa bor
secara aman terpasang pada tempatnya (loader). Jangan mengoperasikan alat bor
kecuali jika pengait pengunci pipa bor yang terpasang pada menara bor dalam posisi
terkunci secara normal untuk mencegah jatuhnya pipa bor dari menara bor.
Jangan mencoba menaikan menara bor dekat dengan kabel beraliran listrik.
Gunakan hanya pipa bor yang di khusus di rancang untuk di gunakan pada alat
drilltech.
Jangan menggunakan pipa bor yang telah aus pada bagian pojok flat-nya. secara
berkala periksalah bagian bawah dari flat dan flat pipa bor dari keausan untuk
membuktikan bahwa pipa bor tidak dapat berputar melebihi flatnya.
Jangan menggunakan loader dengan plat kunci yang aus.
Jangan menyimpan slang, perlengkapan, pipa bor atau barang lainnya di bawah
menara bor yang di turunkan.
Saat menurunkan atau menaikan menara bor, operator harus ada di dalam cabin, untuk
menjaga sesuatu yang terjatuh dari menara bor.
CATATAN :
Sebelum menurunkan menara bor atau menjalankan alat, aturlah loader ke sesuatu posisi
di mana plat bagian atas dari loader dapat mencegah bergeraknya semua pipa bor
melewati plat bagian atas .
Jika ada pipa yang bebas bergerak melewati bagian yang terbuka dari bagian
atas plat, maka harus di lepaskan dari loader saat berjalan menuruni lereng
yang terjal atau saat berhenti dengan tiba – tiba. Pipa yang terlepas dapat
menghantam kendaraan atau seseorang sehingga dapat mengakibatkan luka
yang serius atau kematian.
Jagalah tangan, lengan dan bagian tubuh lainnya, termasuk pakaian jauh dari
tali (belts), pulley, rantai feed atau bagian alat lainnya yang bergerak.
Jangan menggunakan pengarah pipa bor (drill pipa) yang aus.
Alat bor harus keadaan mati, suhu di biarakan menjadi turun dan tekanan di
lepaskan sebelum mengisi kembali bahan bakar dan melakukan sevice. Tim
service seharusnya selalu memberitahukan tugasnya untuk mendekati alat bor
guna melakukan service.
Jika perlu untuk menaikai menara bor untuk melakukan perbaikan, lakukan lah
dengan ekstra hati – hati dan gunakan tali pengaman.
Bersihkan selalu ceceran oli / bahan bakar dari tangga dan tempat berjalan
untuk mengurangi resiko tergelincir dari kecelakaan.
CATATAN: Saat membersihkan, jangan menggoncangkan menara bor untuk
menyingkirkan batuan dari deck .
Parkirlah alat bor pada permukaan yang rata atau melintang pada lereng (tidak
melebihi 15 derajat).
Keselamatan harus menjadi perhatian operator yang paling penting. Apabila
ragu – ragu dengan keselamatan kerja, operator harus berkonsultasi dengan
supervisornya.
Gunakan kayu panjang yang tidak bercat atau tali kering yang panjang dan bersih
untuk memisahkan korban dari sumber listrik.
Sebisa mungkin menjauhlah sejauh mungkin dari korban dan jangan menyentuh
korban sampai korban benar – benar terlepas dari alat atau aliran listrik.
Jika korban tidak sabarkan diri saat di lepaskan, lakukan pernapasan buatan segera
mungkin, jika anda terlatih untuk melakukannya.
BAB III
POWER LINE
A. KODE UNIT
Sandvik Mining and Contruction merupakan provider dari salah satu mesin drilling yang
banyak digunakan di Indonesia dalam bidang pertambangan dan eksplorasi. Jenis dan tipe
dari mesin drilling Sandvik sangat beraneka ragam sesuai dengan fungsi dan aplikasinya.
Di buku ini jenis mesin drilling yang akan dibahas adalah tipe D245S
Adapun arti kode unit D245S sebagai berikut:
D = Drill
2 = Tipe ini menggunakan D25KS sebagai pondasi system dan konstruksinya
45 = Pulldown atau tekanan ke bawah sebesar 45,000 lbs ( 20,412 kg)
S = Special Series
B. GENERAL KOMPONEN
Machine merupakan suatu unit secara keseluruhan, yang mencakup engine sampai
power train.
Gasoline Engine
Internal Combustion
Diesel Engine
ENGINE
Mesin Uap
Eksternal Combustion
Turbin Uap
Direct Injection
Combustion
Indirect Injection
Two Cycle/Stroke
Cycle
Four Cycle/Stroke
Air Cooled
Cooling
Water Cooled
Splash (Percik)
Lubricating
Pressure
ENGINE
DIESEL
Naturaly Aspirated
Air Intake
Supercharge Aspirated
Stationary
Application
Otomotive
In Line Construction
Construction
V - Construction
Berdasarkan gambar ilustrasi (Gambar 2.4) proses Engine 4 Langkah adalah sebagai
berikut:
Mesin CAT ini dilengkapi pre-cleaner “cyclone” untuk membersihkan udara yang
masuk ke dalam ruangan kabin menggunakan elemen kertas. System preheating
dilakukan secara electronic untuk membantu starting pada cuaca dingin.
Selain itu, D245 ini sudah menggunakan system DMS (Drill Monitoring System) yang
berfungsi memonitor parameter-parameter penting pada mesin, memberi peringatan
kepada operator dan mematikan mesin bila terjadi kesalahan atau di berikan perhatian
khusus.
1. Menara pemboran adalah rangka yang di buat oleh pabrik yang memanjang keatas
dari deck alat.
2. Dua buah cylinder hydraulik menggerakan menara pemboran dari posisi horizontal
ke posisi pemboran vertical.
3. Hydraulik cylinder drive head memberikan gaya torak yang sesuai untuk memutar
drill string saat melakukan pemboran.
4. Cylinder system hydraulik, sprocket dan rantai memberikan tenaga yang cukup
untuk menaikan dan menurunkan rotary head dan membuat drill string berputar
menembus tanah.
5. Barel loader didalam rangka menara disediakan sebagai tempat pipa pemboran dan
dapat secara hydraolik berputar untuk melepas / memasang pipa dari unit rotary
drive.
6. Udara bertekanan di alirkan kekepala menara, kemudian melewati air swivel head
turun ke drill string mencapai mata bor. Udara tersebut di gunakan baik untuk
mendinginkan mata bor dan untuk mengangkat kerataan batuan dari dalam lubang
bor selama pengeboran.
7. Dasar dari menara pemboran adalah deck untuk bekerja, dilengkapi dengan
peralatan yang memadai untuk memasang dan melepaskan komponen drill string.
1. Hanger
Hanger terpasang pada sisi menara bagian atas dan bawah untuk menyangga
barrel. Cylinder hydraulik mengeluarka an dan memasang hanger. Hanger dapat
di atur sedemikian sehingga carosel dapat bergerak masuk dan keluar.
3. Indexing Assembly
Terletak di bawah barrel dan mempunyai hydraolik loocing pin yang dapat
mengunci dan melepaskan lock plate. Rangkaian ini di putar dengan cylinder
hydraulik. Saat pin pada keadaan terlepas, hanya indexing assembly yang dapat
berputar. Saat pin pada posisi terkunci, cyinder hydraulik akan memutar carousel
– nya.
Rotary head dengan aman terpasang pada mast rails tetapi masih dapat di gerakan naik
dan turun di pandu oleh sliding blocks. Cylinder hydraulik dan rantai dapat
menurunkan dan menaikan rotary head.
2.9. Undercarriage
Track undercarrige di buat baik oleh America undercarriage atau caterpillar yang
terdiri dari crawler unit yang independent. Keduanya di gerakan oleh dua motor
berjenis bent axis axial piston. Torak yang di hasilkan oleh motor drive hydraulik di
gandakan dari motor ke track chain sprocket oleh sprocket mounted. Planetary
reduction gear type dan rangkaian final drive.
Cylinder yang dapat di atur secara hydraulik dapat mengatur kelongggaran rantai.
pelindung yang kuat ( heavy guard ) dapat melindungi semua komponen gerak dari
rangka track dari kotoran pecahan batuan . kedua rangka track di gerakan oleh central
wolking beam yang memberikan beberapa derajat gerakan track menggelombang.
Kedua undercarriage di lengkapi dengan reem cakram hydraulik yang menjaga
pergerakan track pada saat alat bor tidak bekerja.
battery, hydraulik pump drive, system air, struktur penyangga menara bor dan cabin.
Tangga dan pegangan tangan terdapat sepanjang deck untuk memberikan kemudahan
kepada mekanik dan pengawas saat melakukan inspeksi. Jalan masuk ke cabin melalui
tangga yang dapat di lipat. Semua dongkrak terpasang dengan aman pada rangka deck
mesin.
Alat tambahan lainnya yang mungkin terpasang pada deck antara lain generator listrik,
hydraulik crane, pengumpul debu (dust collector) dan system pelumasan otomatic (auto
lube system), dll .
System hidrotatik di lengkapi dengan tekanan 125 psi untuk mencegah pelubangan saat
tekanan muncul, terlihat pada saat pemboran pada formasi yang pecah atau patahnya
sambungan pipa. Pendingin oli mempunyai thermostatic control otomatic untuk
melewatkan oli pada saat penyalaaan pada cuaca dingin. Alat tambahan untuk
memonitor system hydraulik memberikan diagnosa yang cepat pada system hydraulik.
Tangki resevoir mensupport sampai dengan tujuh pompa : pompa track, pompa rotary,
pompa feed, dan pompa aksesori. Oli yang kembali ke resevoir akan melewati filter
berukuran 10 mikron. Oli yang masuk juga di saring melewati filter bertekanan tinggi
yang di lengkapi dengan indicator “penyaring kotoran” yang akan memberikan
peringatan apabila filter tersumbat. Resevoir di tekan dengan udara melewati katup
regulator untuk mendapatkan tekanan 20 –33 Kpa (3 –5 psi) yang akan menahan
masuknya kontaminan dan tekanan aliran yang besar yang keluar dari pompa.
Untuk mengekstraksi debu, penginjeksi air dan pompa yang di operasikan adalah
penghembus udara (vane) berjenis volume konstan. Dua buah gear box tersebut di
gerakan dari mesin oleh system drive shaft.
Pompa feed pada alat D245S mempunyai tekanan kerja sebesar 20.68 Mpa (3000 psi)
dan kecepatan aliran keluar 387 I/min (102 gpm).
Sillinder hidrolik di dalam jack terlindung dari penumpukan kotoran dan debu.
Landasan Jackongkrak terpasang pada bagian bawah dari silinder untuk mendapatkan
dudukan yang kuat pada permukaan tanah.
Di dalam kompressor screw, rotor menekan udara masuk saat di putar oleh cranshaft
mesin. Oli di injeksikan ke dalam kompressor dan bercampur dengan udara untuk
melumasi komponen di dalam kompressor, menutup screw dan berfungsi sebagai
pendingin.
Percampuran udara dan oli di buang dari kompressor ke dalam tangki penerima di
mana sebagian besar oli di pisahkan dari udara. Tangki penerima juga berfungsi
sebagai kompressor oil sump. Komponen-komponen Kompresor adalah sebagai berikut
:
C. THERMO VALVE :
Mengatur aliran fluida ke pendingin . di rancang untuk memelihara suhu operasi
minimal ( 155 ) , digunakan pada pemanasan pada saat memulai penyalaan .
F. CHECK VALVE :
Mencegah tekanan balik dari pipa ke sump selama kompresor tidak bekerja saat
setelah mematikan alat .
G. SULLICON CONTROL :
Mengatur jumlah udara yang di perbolehkan masuk ke dalam katup udara masuk
yang ditentukan oleh sejumlah udara yang sedang digunakan pada pipa / saluran
sevice .
H. CONTROL REGULATOR :
Membuka tekanan pada pipa diantara sump dan sullicon control sehingga
sullicon control dapat mengatur pengiriman udara yang tergantung kepada
kebutuhannya .
I. PILOT VALVE :
Memotong ( bypass ) katup regulator tekanan menyebabkan silicon control
terlalu dekat dengan katup masuk saat alat mencapai tekanan oprasi maksimal .
J. PRESSURE SWITCH :
Menunjukan tekanan pada saluran sevice , saat tekanan pada saluran mencapai
maksimal , pressure switch akan memberikan tanda ke katup pengendali untuk
mengurangi beban mesin .
K. BLOWDOWN VALVES :
Melepaskan tekanan pada tangki ketekanan atmosfer selama pengurangan beban
dan mematikan mesin .
yang berbeda di dalam pelindung debu ( dust curtain ) yang mengelilingi bagian atas
dari lubang bor, melewati separator cyclone didalam rumah pengektrasi debu. Partikel
berukuran besar dan debu kasar di tangkap di dalam rangkaian pengektrasksi,
kemudian jatu kedalam pengaumpul ( collector ) dan akhirnya jatuh ke tanah, elemen
filter kemudian menyapu debu halus.
Tekanan udara secara periodic mengeluarkan debu halus dan memaksa material ini
untuk keluar dari dropout cone . Pelindung debu ( dust curtain ) dapat di naikan dan di
turunkan dan pintu hydraulik di bagian belakang dapat di angkat untuk menyingkirkan
kerataan batuan pada saat di angkat dari lubang bor .
Siklus ini di nyalakan dengan pengatur waktu elektrik yang akan menghidupkan
pompa. pompa akan membentuk tekanan pada pipa sampai injector melepaskan
pelumas. pompa terus akan membentuk tekanan sampai tekanan balik pada line breaks
dan rangkaian sirkuit elektronik mematikan pompa.
Bleed valve akan terbuka untuk menjadikan tekanan pada saluran kembali ke kontainer
pelumas, ketika tekanan di pipa mulai menurun, injector akan siap hidup kembali untuk
siklus selanjutnya. Resevoir akan terlihat seperti pada gambar atau menggunakan
kontainer pelumas standar berkapasitas 20 liter.
Insert distribushi secara merata pada ke tiga roller sehingga seluruh bagian dasar
lubang bor akan terkena selama bor berputar. Roller bit untuk batuan yang keras, jarak
antar insert – nya semakin dekat, sementara pada roller bits untuk batuan lunak jumlah
insertnya semakin sedikit dan mengarah keluar. Roller bit mempunyai sejumlah jet
nozzle di mana udara bertekanan keluar dan mengangkat kerataan batuan dari dasar
lubang bor saluran udara lainnya pada mata bor mengalirkan udara bertekanan
melewati bearing untuk tujuan pendinginnan dan pelumasan.
BAB IV
INTRUMEN PANEL
4.1. Jenis-jenis Instrumen Panel
Instrumen Panel pada unit D245S terbagi menjadi 6 kelompok, yang dikelompokan
berdasarkan abjad (A-F)
Mengindikasikan temperature
B10 Water Temperature engine. Normalnya indicator ini
berwarna hijau
Discharge Air
B11
Temperature
D6 Lubricator On/Off
E1
Tarik lever ke belakang untuk
menggulung tali winch
Winch Down
DMS akan memberikan sinyal peringatan kepada operator atau akan mematikan
mechine/engine secara otomatis pada saat melampaui batas kondisi limit yang
disetting. Dan juga semua kondisi tidak aman yang terpantau walaupun masih
dalam batas aman. Sistem ini mennsupport sistem delay 30 detik untuk start up,
sistem pengetesan push button, alarm, dan “first out” indikasi unit akan shut down
(mati)
Terdapat 3 tingkatan (level) kondisi yang dipantau oleh DMS :
Level 1 : Berkedip lampu kuning.
Level 2 : Berkedip kuning terang dan terdengar alarm.
Level 3 : Berkedip lampu merah, alarm bunyi, dan engine
shutdown.
Ketika alarm bunyi dapat dimatikan setiap saat dengan cara menekan tombol
diam. Lampu akan terus berkedip sampai kondisi kesalahan telah diperbaiki.
Hanya pada kesalahan level tiga saja unit ini memberikan informasi bahwa untuk
mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah, maka DMS akan mematikan
engine secara otomatis.
Pengukur kedalaman lubang jenis canbus ini memiliki tampilan yang multifungsi
antaranya dapat menampilkan :
a. Kedalaman lubang saat itu
b. Jarak bit dengan dasar lubang
c. Penetrasi rata-rata berubah setiap pengeboran
d. Total kedalaman (meter/feet) berubah setiap jack diangkat penuh
e. Jumlah lubang yang telah dibor
Masing-masing pengukuran dapat direset dan dapat ditampilkan kapan waktu
terakhir direset. Alat ini juga memiliki alarm peringatan jika pipa masih berada di
dalam lubang.
Komponen yang terdapat pada EDC yaitu :
- Encoder : Komponen ini dipasang di atas menara dan rantai yang
berputar untuk memberikan sinyal gerakan
- Pressure Switch : Mount pada jack belakang sebelah kanan, switch ini
akan memicu alarm jika operator mencoba untuk memindahkan jack atau
menara dengan pipa bor masih di dalam lubang
BAB V
METODE DAN TEKNIK OPERASI
CATATAN!
Jika tombol Bypass (B18) dilepas sebelum mencapai 20 psi, engine akan mati.
Sebelum mencoba untuk me-restart engine, pastikan bahwa Receiver Air Pressure
Gauge (A2) adalah 0. Putaran engine harus Low Idle (1200 rpm) pada tachometer
mesin (B9)
Pertahankan kondisi ini hingga temperatur air pada engine (B10) naik ke minimum
180° F (82° C).
Peringatan
Jangan menambahkan atau menarik pipa bor saat melakukan opersi pemboran dengan keadaan
pengait penahan pipa terlepas .
1. Dengan Feed (F1) dan Fast Feed (F2) , dan dengan saklar pembatal override
tekanan (F18) pada posisi OFF / mati ) tariklah rotary head ketitik dekat bagian
atas menara bor sehingga dasar wrench flats berada pada bagian atas dari pipa
bagian bawah yang berada di table bushing.
2. Putarlah (F3) dengan perlahan pipa bor maju (forward) untuk meluruskan
wrench flats dengan holding wrench.
3. Letakan tuas pengendali udara (E8) ke posisi (closed) tetutup.
4. Pasanglah (E6) holding wrench dengan flats pipa bor.
5. Gunakan putaran mundur (F3) untuk melepaskan sambungan ulir. Pipa bagian
bawah akan secara otomatic terlepas dari sambungan saat ulir pipa terlepas.
pastrikan bahwa rotary head tidak mensekrup (unscrew) dari ulir pipa bagian
atas. Jika ini terjadi, gunakan putaran maju untuk mengencangkan kembali dan
lepaskan sambungan bagian bawah dengan auto – tong.
6. Saat ulir terlepas, hentikan putaran (F3) dan tariklah (F3) rotary head dan pipa
bor ke bagian atas menara bor.
7. Putarlah (F3) pipa bor sehingga flats bagian bawah sejajar dengan bukaan pada
loader pod.
8. Tempatkan tuas pengendali loader sebelah kanan dan kiri (E4) keposisi load
(muat). Loader harus benar – benar memanjang, tempatkan kantung (pocket) di
bawah pipa loader.
9. Pipa bor seharusnya berada pada loader top locking plats slot dan sejajar dengan
bagian bawah pocket (kantung) Turunkan (F1) pipa bor kedalam kantung tabung
pengarah ( guide tube pocket )
10. Putarlah mundur (F3) untuk melepaskan sambungan pipa bagian atas dan
lepaskan sambungan ulir. Biarkan pipa bor turun ke bagian dasar loader pod.
ujung pipa bagian bawah harus berada di bagian dasar pocket dan flats terpasang
11. Naikan (F1) rotary head kebagian atas menara bor.
12. Operasikan pengendali loader (E4) ke posisi retract (tarik)
13. Dengan kedua Feed (F1) dan Fast Feed (F2) turunkan rotary head ketitik dekat
bagian dasar menara bor.
14. Pasanglah putaran maju (F3) ke kecepatan menengah.
15. Turunkan (F1) rotary head dengan perlahan sampai ulir terpasang pada pipa.
16. Hentikan (F3) putaran.
17. Angkatlah (F1) pipa bor, cukup untuk menempatkan holding wrench.
18. Tariklah (E6) holding wrench.
5.7. Pengoperasian Power Wrench dan Auto Tong
Sering sekali sambungan pipa terlalu kencang sehingga tidak dapat di lepaskan
dengan tenaga rotary head. Pada situasi ini baik power wrench atau auto tong (jika di
lengkapi) harus di gunakan melepaskan sambungan, alat ini juga di gunakan saat
melepaskan mata bor, subs, reamers, dan stabilizers.
4.7.1. Power Wrench
Hydraulic motor menjalankan exhauster fan untuk memindahkan debu pada lubang
bor dengan memanfaatkan udara. Debu yang terdapat di dalam tirai debu dan debu
akan tersedot ke dalam separator untuk dipisahkan sesuai besar kecilnya partikel
debu.
1. Dorong ke atas Curtain lever (C3) untuk menurunkan tirai
2. Dorong ke depan Exhauster/Water (E7) untuk mengaktifkan kolektor debu.
3. Setelah proses drilling selesai, netralkan kembali (E7) dan naikkan kembali
tirai menggunakan (C3)
CATATAN : Pastiakan bahwa penahan debu (dust curtain) bersentuhan
dengan tanah. Jika tidak, maka alat pengumpul debu (dust collector) tidak
akan berfungsi sebagaimana mestinya.
PERHATIAN : Jangan mengoperasikan dust collector pada saat kondisi lembab
karena akan merusak komponen separator.
5.9. Water Injection
Pastikan air yang digunakan adalah air bersih, digunakan untuk mencapai flash poin
pada kondisi dingin untuk mencegah pembekuan.
Prosedur melakukan injeksi air sebagai berikut:
1. Tarik ke belakang Exhauster/Water (E7) untuk memulai injeksi air ke sistem
udara
2. Putar knop (F6) untuk mengatur variasi kuantitas air yang diinjeksikan
3. Setelah kedalaman pengeboran tercapai tarik tuas E7 ke posisi netral kembali
Menaikan/meratakan mesin
o Ikuti aturan meratakan mesin yang benar - tergantung dari sisi mana yang
lebih rendah terlebih dahulu.
o Hindari kerangka mesin terpelintir atau tidak rata, ketika
menaikan/meratakan mesin menggunakan jack.
o Bila meratakan mesin, jangan pernah melanggar ketentuan atau
rekomendasi yang dikeluarkan dari manufacture, jika akan
memperpanjang atau memperpendek jack perata. Mesin yang tidak stabil
dapat mengakibatkan mesin terguling.
o Tinggi mesin ketika diratakan sesuai dengan kebutuhan, serendah mungkin
tapi level.
Menurunkan atau melepaskan jack perata
o Menurunkan mesin dapat dilakukan bersamaan depan dan belakang.
o Pastikan batang bor sudah tercabut keseluruhan dari dalam lobang dan bits
berada dibawah meja bor.
b. Teknik Tramming
o Lakukan pemeriksaan lokasi pemboran lebih awal sebelum menjalankan
mesin.
o Buatlah rencana pemboran. Komunikasikan dengan supervisor dan crew
jika ada perubahan rencana.
o Jika akan berpindah untuk mesin drilling elektrik, lindungi kabel power
dari kerusakan selama proses pergerakan mesin. Selalu lakukan
pemeriksaan dan pastikan bahwa kabel listriknya telah aman dan terhindar
dari bahaya terlindas track ketika mesin bergerak. Periksa lokasi kabel
secara berkala dan pastikan kabel berada ditempat yang aman.
o Jaga selalu jarak aman selama mesin beroperasi, lebih 46 feet (14 meters)
atau aturan yang diberlakukan ditambang tersebut.
o Tinggalkan sedikit untuk akses masuk kendaraan service.
o Rambu area berbahaya harus terpasang dan jika ada yang Ingin masuk
kelokasi tersebut harus mendapatkan izin langsung dari supervisor.
o Semua lobang yang telah dibor harus dapat terlihat, kemiringan dan
kedalaman lobang yang benar. (Photo 6)
o Lakukan pemboran dititik yang sulit dijangkau terlebih dahulu.
o Hindari melakukan pemboran zigzag ketika mengambil posisi titik bor, Itu
jika memungkinkan.
o Masukkan kembali pipa untuk menghindari terjadinya bor ulang (sesuai
dengan kondisi material).
c. Teknik Collaring
o Collaring gunakan WOB dan RPM rendah. Ini menghindari lobang
menjadi bengkok tidak lurus.
o Pada material yang kasar atau formasi batuan keras aplikasiakan dengan,
RPM dan WOB rendah guna untuk menghindari kerusakan pada bits.
o Bila mencapai batuan, naikan (jika perlu) WOB dan RPM pada batas atau
level normal.
d. Teknik Drilling
Operator memiliki faktor yang sangat penting dalam hal performance mesin drilling.
Skill dan pengetahuan operator memberikan peranan penting dalam hal
pengoperasian mesin drill yang benar terhadap mesin, produksi serta komponen drill
termasuk masa pakai bits. Pemboran lobang ledak, kebanyakan kasus, operator tidak
atau lupa untuk mengatur kontrol sesuai dengan kondisi lapisan tanah.
Operator harus lebih banyak beradaptasi dan memahami setiap pergantian lapisan
tanah
selama proses pemboran berlangsung. Sebagai pedoman termasuk diantaranya:
Keselamatan adalah point yang paling diutamakan.
Selalu waspada disetiap waktu.
Jangan pernah lupa mengatur tekanan dan putaran selama proses pemboran.
Jaga kebersihan mesin dan lokasi.
Jaga kebersihan peralatan pengeboran dan simpan pada tempat yang layak.
Lakukan perawatan yang berimbang antara komponen drill dan mesin.
o Hindari getaran yang berlebihan.
Menjalankan mesin
Matikan udara flushing selama mesin berjalan/bergerak maju atau mundur.
BAB VI
MAINTENANCE
6.1. Klasifikasi Maintenance
250 HM (PS I)
Periodik
Maintenance 500 HM (PS II)
Preventive
Maintenance Inspection service
( PPM )
Contoh :
Penambahan / penggantian pelumas dan air pendingin.
Penggantian filter dan adjustment.
Condition Base Maintenance
1. PPM (Program Pemeriksaan Mesin)
Adalah program pemeriksaan mesin secara lengkap untuk mendapatkan petunjuk-
petunjuk :
a. Kondisi (performance) unit terakhir / saat diperiksa.
b. Rekomendasi jadwal pemeliharaan atau perbaikan dan estimasi kebutuhan suku
cadang.
c. Melakukan koreksi atas penyimpangan terhadap cara-cara pengoperasian dan
pemeliharaan.
2. PPU (Program Pemeriksaan Undercarriage)
Adalah program pemeriksaan dan pengukuran bagian-bagian undercarriage untuk
mengetahui:
a. Tingkat / prosentase keausan bagian-bagian undercarriage.
b. Rekomendasi waktu / kapan dilakukan penggantian (part stock).
c. Melakukan koreksi atas penyimpangan terhadap cara-cara pengoperasian dan
perawatan.
3. PAP (Program Analisa Pelumas)
Adalah pemeriksaan mengenai pelumas yang telah digunakan oleh mesin, dengan
tujuan :
a. untuk mengetahui gejala-gejala kerusakan dan mencegah kerusakan yang mungkin
/ akan terjadi.
b. Mengurangi down time dan biaya repair, memperbaiki sehingga bisa mencegah
kerusakan yan glebih fatal / parah.
c. Melakukan koreksi atas penyimpangan cara-cara perawatan.
Break Down Maintenance:
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan karena mesin benar-benar mati karena
rusak, tetapi kerusakan tersebut sudah diperkirakan sebelumnya.
Emergency Maintenance:
Adalah perawatan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan yang belum
diperkirakan sebelumnya.
Mengapa Diperlukan Perawatan:
1. Agar kondisi mesin tetap stabil sehingga mempermudah dalam perencanaan
produksi.
89 D245s Operational Training & Services
Maintenance
Periodic Service
Nama , Fungsi , Lokasi dan prinsip kerja sistem yang ada pada komponen
Lain – lain seperti part ordering, revsablepart.
Kunci Perawatan ( Maintenance )
Keterampilan dan perilaku manusia
Kegiatan Pemeliharaan
Perencanaan yang baik
Peralatan
Keselamatan Kerja
Pengadaan
6.4. Pemeriksaan Awal
Sebelum mengoperasikan alat , lakukanlah pemeriksaan pra – penyalaan keliling yang
teliti. Sebagai operator alat , anda merupakan seorang yang sesuai untuk mendeteksi
persoalan lebih awal dan dapat melakukan langkah untuk mencegah perbaikan yang
biayanya mahal atau dapat membahayakan personel lainnya.
Kerusakan pada alat biasanya masuk dalam tiga kategori :
1. Kerusakan yang menyebabkan situasi membahayakan jika alat di operasikan.
Contoh : Selang hydraulik yang aus.
2. Kerusakan yang menyebabkan kerusakan pada alat jika di operasikan.
Contoh : tinggi oli mesin yang rendah.
3. Kerusakan yang memerlukan perhatian dalam waktu tertentu tetapi alat masih dapat di
opersikan. Contoh : sedikit kebocoran pada oli.
3. Periksalah semua system peringatan (Contoh : DMS, Tombol pengunci filter oli
hydraulic) untuk pengopraesian yang benar.
4. Periksalah lampu kerja, apakah berfungsi dengan baik.
5. Periksalah alat ukur bahan bakar untuk memastikan bahwa bahan cukup.
6. Periksalah untuk melihat bahwa semua tuas pengendali bergerak dengan bebas dan
tersambungkan ke komponen yang berhubungan sebagaimana mestinya, tinggalkan
alat kendali pada posisi netral.
7. Periksalah alat pemadam kebakaran (jika di lengkapi) untuk memastikan bahwa alat
ini dapat di operasikan.
8. Bersihkan interior cabin dan jendela jika perlu.
9. Matikan saklar pengapian dan lepaskan penguncinya, atau putarlah saklar isolator
battray keposisi OFF, ini akan mencegah pengoperasian alat yang tiba– tiba saat anda
menyelesaikan pemerikasaan.
PERHATIAN !
Jangan mengopersaikan alat jika system peringatan , lampu atau alat pengendali tidak
berfungsi dengan benar.
Secara visual periksalah grouser platest dan baut ( 1) untuk mengetahui kondisi
dan kekencangannya.
Periksalah komponen track dari keausan dan berlebihnya tumpukan kotoran ;
periksalah kebocoran oli dari vinal drive gearbox ( 2 ) , idler ( 3 ) , track dan carier
roller ( 4 ) dan rantai ( 5 ).
Secara visual periksalah pengaturan track, jika track terlihat terelalu kencang atau
terlalu longgar, periksalah dan aturlah tegangan track.
Buanglah kondesat dari tangki penerima (receiver thank) udara / oli.
Buanglah kondensat dari tangki recevoie hidraulik. Periksalah manual Fss actuator
(jika di lengkapi) untuk memastikan bahwa alat tersebut dapat di operasikan jika di
perlukan.
Periksalah bahwa tombol penghenti darurat jika di lengkapi dalam posisi menonjol
keluar.
Periksalah alat pemamadam kebakaran untuk pengamanan dan pengisian jika di
lengkapi.
Periksalah tangga akses dari kerusakan atau bahaya tergelincir.
B. MENARA BOR
Pada menara bor periksalah ;
Saluran pipa hydraulik atau pipa udara dari keausan atau kebocoran.
Semua sillinder hydraulik dari kebocoran dan keamanan pivot pins (pasak pivot).
Semua pipa bor terletak aman di dalam loader.
Tali kerek dari keruwetan / kerusakan.
Keausan plat pengunci loader dan pods.
Kondisi pipa bor, khusus nya keausan pada bagian atas dan bawah flats yang dapat
menyebabkan flats berputar dan loader.
Periksalah jumlah gemuk pelumas yang tersisa pada pelumas feed chain, sprocket
travelling carrier (jika di lengkapi). Isilah jika perl.
Kondisi umum, mata bor yang retak atau rusak dapat menyebabkan kehilangan
produksi.
Karena mata bor berharga mahal, setiap ahli pemboran sebaiknya mencoba
mendapatkan umur maksimal dari setiap mata bor.
Penggunaan mata bor yang aus dapat menyebabkan kehilangan produksi dan waktu
pemboran dan akan juga menempatkan tarikan dan getaran yang tidak semestinya
pada alat.
D. MACHINERY DECK
Ukurlah tinggi mesin, oli harus berada di
antara tanda add (tambah) dan full (penuh)
pada dipstick.
PERINGATAN !
Lepaskan penutup hanya saat mesin dalam keadaan berhenti dan tutup pengisi
radiator telah cukup dingin di sentuh dengan tangan telanjang, lepaskan tutup
radiator secara perlahan untuk melepaskan tekanan.Uap panas dapat
menyebabkan luka.
Amati tinggi oli kompressor pada layar kaca ditangki penerima (receiver tanki) udara atau
oli.
Tinggi oli sebaiknya di jaga sehingga terlihat setinggi setengah dari bagian bawah layar
kaca saat mesin di hentikan dan oli dalam keadaan dingin. Tambahakan oli jika perlu
melalui tempat pengisisn atau mulai service station.
PERINGATAN !
Jangan melepaskan tutup, sumbat atau komponen lainnya saat system kompressor bekerja
atau bertekanan, matikan mesin dan berikan waktu pada system untuk melepaskan semua
tekanan internal sebelum melakukan service. Periksalah alat ukur tekanan udara dalam
cabin untuk memastikan bahwa tenann telah menjadi nol.
PERHATIAN!
Jangan melumasi dengan berlebihan pada universal joints. keretaan pada seal dapat
terjadi dan membuat kotoran dapat masuk.
BAB VII
STANDAR OPERATIONAL
A. Pengertian
Standart Operational adalah serangkaian instruksi kerja tertulis yang dibakukan
(terdokumentasi) mengenai proses kerja yang ada pada perusahaan, bagaimana dan kapan
harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan dan merupakan suatu pedoman atau acuan
untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan deskripsi pekerjaan dan dapat menjadi
sebuah alat penilaian kinerja karyawan berdasarkan prosedur kerja dan sistem kerja pada
lokasi kerja yang bersangkutan.
Oleh karena itu diperlukan standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara
sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga
dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan.
C. Keuntungan
Standar Operational yang baik akan menjadi pedoman bagi proses kerja, menjadi alat
komunikasi dan pengawasan serta menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten. Para
karyawan akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai
alam setiap pekerjaan. Standar Operational juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat
untuk mengukur kinerja karyawan.
Mengapa standar operational sangat dibutuhkan pada perusahaan ? Sesuai dengan
perkembangan perusahaan dan kompleksitas bisnis serta dinamika yang ada, peran standar
operational semakin dibutuhkan dalam perusahaan sebagai pedoman dalam melakukan suatu
proses pekerjaan. Bisa dibayangkan, tanpa pedoman yang baku tentunya akan menimbulkan
kebingungan di antara karyawan.
Seringnya permasalahan timbul dan problem yang selalu berulang-ulang membuat
banyak karyawan frustasi sementara pimpinan sibuk dengan pekerjaannya dan tidak ada
waktu untuk mengurusi problem yang terjadi di dalam unit bisnisnya. Jika ada problem yang
selalu terjadi berulang-ulang, sudah dapat dipastikan sumber penyebabnya adanya kesalahan
dalam prosedur kerja dan hal itu hanya dapat diperbaiki dengan cara mendesain ulang standar
operational yang sudah ada. Dalam standar operational yang baik diatur bagaimana proses
pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, siapa yang bertanggung jawab, siapa
yang memberi persetujuan, kapan dilakukan, dokumen apa yang harus disiapkan dan lain-lain.
Karena sangat pentingnya standar operational, maka seluruh karyawan baik di level
pelaksana maupun pengawas, harus mampu mengimplementasikan standar operational yang
sudah ada.
karyawan operation bila ada rotasi/mutasi kerja, karena sistem sudah standard di
semua distrik.
Pada pama production management system (PPMS) terdapat 10 elemen dan
tiap-tiap elemen terdiri dari standar operation procedure (SOP), instruksi kerja
(INK), standar parameter (STD) dan formulir (Form), dengan penjelasan sebagai
berikut :
a) Standar Operation Procedure (SOP)
Standar operation procedure adalah suatu panduan kerja yang diinginkan
serta proses kerja yang harus dilaksanakan, standar ini dibuat dan
didokumentasikan secara tertulis yang memuat prosedur (alur proses) secara rinci
dan sistematis, alur kerja tersebut haruslah mudah dipahami dan dapat
diimplementasikan dengan baik dan konsisten oleh karyawan.
b) Instruksi Kerja (INK)
Instruksi kerja adalah petunjuk kerja instruktif yang menjelaskan tahap-
tahap kerja secara terperinci dan tersistematik dari rangkaian kerja. INK dibuat
jika suatu pekerjaan belum tercantum secara detail pada standar operation
procedure (SOP) dan ruang lingkup proses instruksi kerja bersifat internal atau
hanya pada area fungsi/pelaku pekerjaan tersebut. INK dapat ditulis dengan
berbagai bentuk, penyajian harus dalam bentuk sederhana sesingkat mungkin tapi
jelas.
c) Standard Parameter (STD)
Standard parameter dibuat lebih detail dan lebih jelas sesuai dengan kaidah
penambangan, sehingga setiap aktivitas dapat dikerjakan dengan baik dan benar.
d) Formulir (Form)
Formulir dibuat sesuai kebutuhan sehingga selain sebagai dokumentasi
juga dapat memberikan informasi yang lengkap sesuai aktivitas yang dikerjakan
dan bermanfaat untuk proses perbaikan serta evaluasi.
mendapatkan productivity, safety dan quality yang optimal. Adapun standar parameter
pengeboran lubang ledak sebagai berikut :
b) Persiapan Operasi
1) Operator alat bor harus memastikan dirinya sehat dan siap untuk bekerja. Jika tidak
sehat atau mengantuk, segera komunikasikan dengan Group Leader atau Supervisor
yang bertanggung jawab.
2) Operator alat bor bertanggung jawab untuk melakukan P2H dan memastikan semua
fungsi peralatan pada mesin bor bekerja dengan baik, yang waktu pelaksanaannya
sesuai dengan kebijakan site, segera laporkan jika ada yang tidak normal.
3) Operator menerima copy drill design dari GL Drill & Blast dan melakukan validasi
secara fisik terhadap lokasi yang akan dilakukan pengeboran
4) Operator memastikan job pending shift sebelumnya yang tercatat pada buku aktivitas
drilling yang terdapat di unit sesuai dengan kondisi actual unit, lokasi pengeboran
dan drill design.
5) Saat akan “start-up engine” ataupun sedang beroperasi, bunyikan sinyal peringatan
dengan klakson :
1 kali, start-up engine
2 kali, maju
3 kali, mundur ( jika tidak ada back alarm ).
6) Bertanggung jawab pada area operasinya, dan jika butuh bantuan harus menghubungi
Group Leader yang bertanggungjawab pada pit tersebut.
7) Operator alat bor harus mengerti atau mengetahui batas dan kedalaman pemboran,
yang informasinya berupa pita survey atau informasi dari Group Leader yang
bertugas.
c) Pengeboran
1) Tramming Activity
(adalah) Melakukan tramming (travel antar titik) secara efektif dengan cara :
Pastikan flushing telah dimatikan selama mesin berjalan/bergerak maju atau
mundur.
Rebahkan menara jika mesin harus berjalan dalam jarak jauh ( >15 meter).
Gunakan kecepatan yang sesuai dengan kondisi permukaan lokasi
Perhatikan batas kemiringan (Merujuk gambar)
2) Levelling Unit
(Definisi) Melakukan levelling secara benar dan aman dengan cara:
Lakukan leveling dari rear jack atau sisi yang paling rendah, selalu leveling front
jack kembali paling terakhir
Lakukan leveling serendah mungkin, usahakan minimal salah satu track masih
menyentuh permukaan
Pastikan unit level dengan melihat Nivo/Waterpass yang telah terkalibrasi
Jangan memaksakan jika unit tidak mampu level (Lakukan Reposisi)
3) Raising Mast
Raising mast adalah proses menaikkan atau menegakkan komponen mast.
Lakukan secara berhati-hati, pastikan tidak ada ayunan horizontal pada mast saat
ditegakkan. Jika terindikasi terdapat ayunan kanan kiri (horizontal) maka
rebahkan mast kembali, stop lalu lakukan pengecekan pada pivot shaft mast dan
laporkan ke GL D&B
Sesuaikan kondisi mast untuk pengeboran vertical atau pengeboran miring
perhatikan angle mast indicator (pastikan terdapat tools penunjuk kemiringan jika
terdapat aktivitas angle drill)
Lakukan pergerakan sehalus mungkin (smooth), hindari melakukan hentakan
hidraulik (menyentakan handle) .
Aktifkan Lock pin mast setelah mast tegak atau menyudut sesuai drill design,
perhatikan posisi Nivo/Waterpass dan angle indicator setelah mast tegak.
4) Drilling Activity
Drilling activity meliputi :
a) Collaring adalah proses penetrasi awal pembentukan lubang (Penetrasi awal)
Feed override (Sandvik) posisi off
Collaring diawali dengan mengaktifkan flushing.
Rotation dan pulldown rendah (Feed dan Rotation pressure 50%)
Collaring dilakukan hingga kedalaman 0,5-1 meter
b) Produce Blast hole
5) Unlevelling Unit
Unlevelling unit dilakukan dengan menarik kembali jack secara bersamaan atau satu
persatu mulai dari jack depan lalu jack belakang disesuaikan dengan kondisi lokasi
pengeboran. Pastikan drill string telah tercabut sepenuhnya dari lubang bor.
Untuk travel pindah lokasi atau evakuasi dengan waktu tempuh lebih dari 20 menit
maka operator wajib mengikuti prosedur travel unit drilling yaitu 20 menit travel dan
20 menit berhenti untuk pendinginan komponen travel motor pada undercarriage
(atau mengacu pada prosedur travel yang tertera).
Untuk mobilisasi menggunakan lowboy, pastikan ada GL D&B di area tersebut,
gunakan tanggul untuk melandaikan dudukan track saat menaiki lowboy, sesuaikan
speed unit untuk mengurangi hentakan dan posisi mast membelakangi cabin lowboy.
atau
a. Pengeboran selalu diawali dari Row 1 (freeface) dan Row 2 yang dilakukan untuk
meminimalisir loss time saat unit drilling tramming zig-zag untuk membentuk sudut
90° (tegak lurus dengan freeface) atau minimal 45°
b. Row 3, 4 dan seterusnya unit drilling sejajar dengan row, dengan posisi kabin di
depan untuk meminimalisir blind spot.
DRILL PARAMETER
NO ACTIVITY ASPEK STANDAR PARAMETER KET
Pulldown rendah, Rotation tinggi
Soft Material
Drag Bit Very soft material (Mudstone dan claystone) Homogen soft material
• Material ringan (Fine Drill Cutting) : 30-36 m/s
(6000-7200 fpm) Reff: Good Practice Guide
Bailing Velocity • Material basah/berair (Wet Drill Cutting) : 36 – Sandvik Book 2009 Page 12
3 Nozzle Selection 50 m/s (7200-10000 fpm)
• Sandvik Brand (min. 30 Psi, max 35 Psi) Terlalu tinggi OBAP akan
On Bit Air Pressure • Varel Brand (min. 35 Psi, max 40 Psi) mengakibatkan sandblast
Pemboran dimulai dari row 1 (baris terdekat dengan
Freeface Area / Extra Hole freeface). Posisikan track alat bor tegak lurus atau mast direbahkan jika
4 Tramming Method minimal 45º terhadap row lubang bor.
tramming lebih dari 15 meter
In Row Posisi track sejajar dengan row
• Ketepatan titik
• Kedalaman lubang
5 Hole Quality (Depth Hole) Sesuai dengan plan pada drill design
• Arah dan Sudut
• Diameter
Unit level dengan ketiga jack menyentuh tanah, mast
Parkir direbahkan. V-Block / Pipe Support aktif untuk
menopang mast.
Keterangan : Pengukuran menggunakan alat ukur intensitas cahaya (Lux Meter) Sebagai
Perbandingan : Besarnya pencahayaan 50 Lux adalah
- Tingginya +/- 7 M ( harus lebih tinggi dari unit hauling tertinggi ).
-
- Jenis lampu Halogen 1000 - 1500 Watt.
Sudut kemiringan 30° - 60°. Arah sinar ke obyek yang paling bagus dari atas atau
samping, tidak dianjurkan searah atau berlawanan karena menimbulkan kesilauan
atau bayangan