Anda di halaman 1dari 115

2015

Materi Pelatihan
D245s
Revisi 01

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA


Operation Training & Services
LEMBAR PENGESAHAN

Materi Pelatihan Operator Drilling


D245s

NAMA LENGKAP JABATAN TANDA TANGAN

Aqmaludin Azhar OCTD Officer

DISIAPKAN
Dan Moch. Zaenal Abidin OCTD Sect. Head
DIPERIKSA

Muhammad Eko
OT Sect. Head
Hidayat

DISAHKAN Priyo Hadi Susananto OTS Dept. Head

i
STATUS REVISI

No. Bagian/Sub Bagian yang


No. Hal Disetujui Tanggal Keterangan
Revisi Direvisi
OTS Dept Desember
0 - Edisi Pertama Terbit
Head 2014
Penambahan Materi 30 Januari
1
Pedoman Perilaku Kerja OTS Dept 2015
1 Head Terbit
Penambahan Materi Februari
100
Standar Operational 2015

ii
KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

kesempatan dan kemampuan kepada kami, sehingga “Materi Pelatihan Operator Drilling

D245s” dapat selesai tersusun.

Harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi calon operator dalam mengikuti

pelatihan, khususnya unit Drilling D245s dan memudahkan dalam memahami cara

pengoperasian unit dengan benar sesuai prosedur-prosedur serta peraturan

keselamatan kerja yang berlaku di PT PAMAPERSADA NUSANTARA. Sehingga pada

akhirnya, dapat meningkatlan kompetensi siswa pelatihan di dalam pengetahuan

maupun keterampilan.

Seperti pepatah, “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kami menyadari bahwa di dalam

penyusunan Materi Pelatihan Operator Drilling D245s ini masih terdapat beberapa

kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik pembaca demi

kesempurnaan handbook ini nantinya.

Jakarta,

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................................................ i
LEMBAR REVISI ........................................................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................................. iv
BAB I. PEDOMAN PERILAKU KERJA ............................................................................................................. 1
BAB II. SAFETY, HEALTHY & ENVIRONMENT.......................................................................................... 18
BAB III. POWER LINE............................................................................................................................................. 38
BAB IV. INSTRUMENT PANEL............................................................................................................................ 57
BAB V. METODE TEKNIK OPERASI ................................................................................................................ 70
BAB VI. MAINTENANCE........................................................................................................................................ 88
BAB VII. STANDAR OPERATIONAL ................................................................................................................ 100

iv
Pedoman Prilaku Kerja

BAB I
PEDOMAN PERILAKU KERJA
A. Pendahuluan
1. Panduan Pelatihan
Tujuan dari pedoman pelatihan ini adalah untuk memberikan berbagai keterampilan,
pengetahuan dan pelatihan bagi operator untuk meningkatkan kompetensi dengan perilaku
kerja yang aman.
Panduan Pelatihan ini didasarkan pada prinsip-prinsip yang aman dan terbaik dari
sistem operational pertambangan. Panduan training ini menggunakan standar minimum
dan perilaku untuk semua tingkat operator baik fresh maupun experience.
Pelatihan diawali dengan materi pedoman perilaku kerja operator dan harus lulus
asesmen sebelum mengikuti materi lanjutan. Selanjutnya setiap peserta pelatihan
diharapkan mendapatkan pengalaman yang cukup di bawah bimbingan dan pengajaran
instruktur untuk jangka waktu yang telah ditentukan. Ujian teori harus diselesaikan terlebih
dahulu, sebelum ujian praktek.]
Sertifikat kompetensi akan dikeluarkan setelah selesainya paket pelatihan dan peserta
dinyatakan lulus yang ditetapkan oleh Operational Training & Services. Untuk dinyatakan
kompeten, peserta pelatihan harus mempersiapkan diri sebaik mungkin agar dapat
menyelesaikan (lulus) ujian teori maupun praktek.

2. Kualifikasi Operator
Operator harus memiliki minimum kualifikasi sebagai berikut :
a) Telah mengikuti training dengan standar yang ditetapkan dan benar-benar
memahami pengoperasian kendaraan/unit. Operator harus mengetahui dan
memahami fungsi berbagai peralatan, komponen dan kontrol dari unit tersebut.
b) Memahami dan mengerti batasan, peran, dan tugas dari operator.
c) Telah menyelesaikan induksi.
d) Memiliki SIMPER.
e) Sebelum melakukan operasi apapun di site, operator harus memiliki tanggung
jawab untuk memahami tentang aturan, prosedur, kebijakan, standar dan peraturan
yang berlaku di area kerjanya.
Poin-poin penting yang harus dipahami dan dipatuhi peserta training, baik operator
baru maupun operator yang sudah berpengalaman adalah sebagai berikut :
a) Prosedur site yang tetap.
b) Safety practice dan site standards
c) Kepedulian terhadap bahaya.
Operation Training & Services D245s 1
Pedoman Perilaku Kerja

d) Mengoperasikan unit di semua kondisi area di site, termasuk kondisi berbahaya.


e) Informasi dasar dari bagian unit, komponen, control panel, desain unit, titik berat
gravitasi, kapasitas, stabilitas, kemampuan, dan batasan unit.
f) Lokasi dan fungsi panel control.
g) Service, maintenance, dan prosedur pelaporan.
h) Kebiasaan-kebiasaan (perilaku) yang harus dihindari operator.

B. DISKRIPSI PEKERJAAN OPERATOR


1. Peran Operator
- Melaksanakan kegiatan operasional yang meliputi instruksi kerja, prosedur
pengoperasian unit, dan standar keselamatan serta pemeliharaan unit selama
operasi untuk mencapai produktifitas yang maksimal dan efisiensi kerja yang
tinggi.
- Operator bertanggung jawab kepada atasan (Group Leader Superior).
2. Rincian Aktifitas Operator
a) Setiap hari kerja harus tiba di tempat kerja dan memulai atau mengakhiri
pekerjaannya tepat waktu ditunjukan dengan absensi yang dilakukan sesuai aturan
perusahaan.
b) Mengenali daerah kerja, memahami rencana kerja dan spesifikasi pekerjaan
dengan baik serta melaksanakan instruksi kerja dengan melakukan P2H,
mengoperasikan unit berdasarkan surat ijin operasi dan mengupayakan
tercapainya produktivitas alat serta efisien kerja yang tinggi sesuai standar PAMA
Production Management System (PPMS)
c) Mengutamakan K3LH dan menjaga perlengkapan pendukung selalu siap pakai
(terpelihara dengan baik) sesuai dengan PAMA Safety Management System
(PSMS).
d) Melaporkan kepada atasan (Group Leader Superior) bila terjadi kerusakan,
kehilangan dan gangguan unit serta memberikan green card apabila menemukan
situasi, peralatan/ perlengkapan, orang atau sesuatu yang membahayakan.
e) Mentaati waktu periodic services dan memberikan laporan kepada atasan (Group
Leader Superior) terkait kondisi unit yang abnormal serta mentaati schedule
refueling dalam memastikan jumlah pengisian bahan bakar ke unit sesuai
ketentuan perusahaan.
f) Segera melaporkan secara terperinci kecelakaan / insiden yang terjadi kepada
atasan (Group Leader Superior) pada kesempatan pertama dan memberikan
keterangan yang benar/jujur pada saat investigasi.
2 D245s Operational Training & Services
Pedoman Prilaku Kerja

g) Mentaati peraturan penggunaan radio komunikasi dan menggunakannya secara


efektif.
h) Melaksanakan pengisian Time sheet dengan jelas, benar, lengkap dan ditanda
tangani oleh atasan (Group Leader Superior) atau pengawas yang berwenang.
i) Pada saat stand by siap sedia mengerjakan tugas lain yang diberikan atasan
(Group Leader Superior) terkait bidang pekerjaannya.
j) Bersedia bekerja lembur pada hari kerja maupun hari libur apabila ada pekerjaan
yang mendesak. Pekerjaan lembur pada dasarnya dilaksanakan secara sukarela
dan disepakati oleh atasan langsung (Group Leader Superior)..

3. Tanggung Jawab Operator


a) Mengimplementasikan Nilai Inti sebagai budaya perusahaan dalam setiap
perilaku kerja.
b) Menjaga kesehatan pribadi dan keselamatan yang menjadi tanggung jawabnya.
c) Memastikan 4 langkah keselamatan telah diobservasi dan siap untuk
melaksanakan pekerjaan tanpa resiko terjadi kecelakan kerja sesuai implementasi
PSMS (Pama Safety Management System)
d) Melaksanakan instruksi kerja dari atasan atau Group Leader Superior dengan baik
sesuai deskripsi tugas dan standar PPMS.
e) Melaksanakan P2H, mengoperasikan unit sesuai ijin operasi dan menjaga aset
perusahaan yang dipercayakan dengan baik.
f) Bekerja penuh semangat, disiplin ( wajib absen, tidak mangkir, ijin sakit dan ijin
lain diluar ketentuan PKB), aman dan berusaha mencapai target produktivitas
yang telah ditetapkan.
g) Meningkatkan kompetensi dengan menambah jumlah HM, penguasaan keahlian
mengoperasikan alat berat (versatility) dan pengetahuan terkait bidang pekerjaan.
h) Mentaati peraturan-peraturan yang ada di perusahaan dan Perjanjian Kerja
Bersama (PKB).
i) Melaporkan hasil kerja dalam time sheet dengan baik sesuai prosedur yang
berlaku.
j) Menjaga komunikasi yang baik di setiap waktu dan di semua area kerja
k) Memperlakukan semua orang dengan saling menghormati
l) Menggunakan semua tool yang ada untuk mengontrol bahaya yang ada.

Operation Training & Services D245s 3


Pedoman Perilaku Kerja

4. Citra Operator sesuai NILAI INTI PAMA


a) Menjadi Tim yang Sinergis : Menjalin kerjasama dalam kelompok kerja dengan
atasan dan rekan sekerja serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik.
b) Bertindak Penuh Tanggung Jawab : Mengoperasikan dan menjaga alat berat
untuk mencapai produktivitas maksimal.
c) Siap Menghadapi Tantangan dan Mewujudkan : Melakukan kegiatan operasional
yang handal dalam setiap penugasan di seluruh wilayah kerja perusahaan.
d) Melakukan Perbaikan Terus Menerus : Meningkatkan metode operasi dan
keahlian mengoperasikan alat berat secara berkesinambungan.
e) Menjadikan K3LH Cara Hidup : Menjaga kesehatan pribadi dan keselamatan
yang menjadi tanggung jawabnya.
f) Memberikan Nilai Tambah pada Pihak-Pihak Terkait : Bekerja lebih untuk
mendapatkan hasil yang berkualitas dan memuaskan.

5. Etika Operator PT. Pamapersada Nusantara


- Menunjukkan semangat kerja dan menjaga kesegaran fisik.
Berolahraga teratur, cukup istirahat-tidur (minimal 6-8 jam) dan mengkonsumsi
makanan sehat-seimbang.
- Bersikap mental positif dan berkomitmen zero incident.
1) Mengoperasikan unit dengan produktifitas yang tinggi dan tetap menjaga
keselamatan.
2) Meningkatkan keahlian dalam pengoperasian alat berat dan pengetahuan yang
terkait bidang pekerjaannya serta implementasi K3LH.
3) Melakukan observasi tugas, saling mengingatkan dengan pekerja lain terhadap
potensi bahaya, membuat green card dan sugestion system (SS).
4) Menjaga disiplin dengan hadir tepat waktu dan bekerja dengan optimal. Tidak
mangkir, ijin sakit dan ijin lain diluar ketentuan PKB.
- Mengembangkan kecerdasan emosional dan hubungan sosial.
1) Menjaga ketertiban umum, kebersihan-kerapian mes dan lingkungan kerja.
2) Menjaga kesopanan, penampilan diri (tidak memakai aksesoris yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan), kerapian rambut (pendek dan rapi),
kebersihan tubuh dan mengenakan seragam kerja serta APD sesuai tugasnya.
3) Menunjukkan rasa hormat dan patuh kepada atasan serta saling menghargai
sesama karyawan.Saling bertegur sapa dengan mengucapkan salam “Semangat
Pagi” dan bersalaman terhadap sesama karyawan.
4) Membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan pihak-pihak terkait.
4 D245s Operational Training & Services
Pedoman Prilaku Kerja

- Mengembangkan kesadaran dan kepedulian dalam bekerja.


1) Siap menjaga dan bertanggung jawab terhadap kondisi unit atau aset
perusahaan dengan baik.
2) Siap melaksanakan tugas setiap saat dalam mengoperasikan unit sesuai ijin
operasi dan bersedia ditempatkan di seluruh wilayah kerja PAMA.
3) Siap membela kepentingan perusahaan atau kepentingan bersama dari tindakan
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

6. Penilaian Resiko Kerja (Risk Management)


Operator harus melakukan penilaian risiko di mana mereka bekerja dan secara
aktif terlibat dalam mengurangi bahaya di tempat kerja. Sikap yang harus dilakukan
operator untuk mengarah ke zero insident :
a) Menerapkan prosedur kerja di malam hari dan pandangan terbatas
b) Menerapkan prosedur pelaporan kejadian
c) Mengamati ergonomi posisi duduk dan aturan pemakaian seat belt
d) Mengamati tanda bahaya
e) Menerapkan prosedur overtaking
f) Menjaga perhatian dari blind spot atau hal-hal yang menghalangi pandangan
ketika mengemudi
g) Menjaga perhatian terhadap operator lain dan unit lain
h) Menjaga komunikasi dengan rekan kerja
i) Menjaga kebersihan
j) Memeriksa stabilitas tanah (retakan)

7. Kepedulian terhadap Fatigue


Jika saat mengoperasikan unit, anda susah berkonsentrasi, susah menjaga mata
tetap terbuka, sering menguap, dan kehilangan focus atau sering berbuat salah dan tidak
normal, maka hentikan unit pada posisi yang aman dan segera hubungi GL.

C. KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG HARUS DIHINDARI SEBAGAI OPERATOR


PT. PAMAPERSADA NUSANTARA
1. Perilaku Buruk
Perilaku yang menyimpang dari norma atau ketentuan yang berlaku ketika
mengoperasikan unit
- Mengoperasikan Unit Dengan Melepaskan Steering

Operation Training & Services D245s 5


Pedoman Perilaku Kerja

Posisi tangan ketika mengemudi harus pada posisi 9-3 atau 10-2, sehingga kita
selalu siap apabila ada sesuatu yang berbahaya ketika mengemudi. Mengoperasikan
unit dengan melepaskan steering dapat mengakibatkan unit uncontrol dan dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
- Berhenti di jalan aktif untuk buang air kecil
Berhenti di jalan aktif untuk buang air kecil dapat menyebabkan bahaya bagi
pengemudi lain karena adanya hambatan di jalan.
- Tidak Jujur Ketika Fatigue Test (1)
Ketidakjujuran ketika mengisi fatigue test dikarenakan alasan apapun sangat
membahayakan diri sendiri. Fatigue test sangat penting untuk mengetahui kondisi
kesiapan kerja. Tanda-tanda seseorang mengalami fatigue :
- Menguap
- Kondisi badan mulai tidak enak
- Mengusap-usap mata
- Kurang konsentrasi
- Menjadi toleran/menganggap boleh terhadap suatu hal yang berbahaya
Apabila anda mengalami hal tersebut, segera berhenti pada lokasi aman dan
segera lapor pada GL.
- Mengikuti Water Truck Saat Penyiraman
Resiko bahaya ketika mengikuti water truck saat penyiraman dapat berakibat
unit tergelincir dan uncontrol sehingga dapat mengakibatkan unit menabrak unit di
depannya.
- Menggunakan Lampu Jauh Saat Berpapasan
Ketika berpapasan, dan kita menggunakan lampu jauh maka akan
menyebabkan pengemudi unit yang berpapasan akan silau dan menghalangi
pandangan di depannya sehingga berpotensi terjadinya kecelakaan.
- Mengoperasikan Unit Yang Bukan Keahliannya
Hal ini sangat berbahaya, karena untuk menguasai satu unit alat berat harus
melalui training dengan standar yang tinggi untuk memahami fungsi, lokasi, dan
cara penggunaan setiap instrument panel.
- Mengendarai unit dengan Overspeed (1)
Unit overspeed dengan didukung beban unit yang besar dapat menyebabkan
insiden karena unit sulit untuk dikendalikan. Patuhi rambu batas maksimal
kecepatan di setiap area kerja.
- Tidak minta izin dan tidak memastikan kondisi aman sebelum overtaking

6 D245s Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

Setiap kali melakukan overtaking, wajib komunikasi dua arah dan memastikan
kondisi jalan yang berseberangan aman. Apabila unit yang akan diovertaking belum
memberi jawaban atas komunikasi yang diberikan, maka dilarang untuk melakukan
overtaking.
- Mengambil sisi jalan yang salah
Mengambil sisi jalan yang salah sangat beresiko terjadinya kecelakan dengan
unit yang berpapasan (adu kambing). Apabila terdapat jalan rusak pada sisi yang
kita lewati, laporkan pada GL untuk segera memperbaiki jalan rusak tersebut.
- Melanggar batas dumping(1)
Melanggar batas dumping dapat menyebabkan fatality karena unit dapat
terjatuh ke area dumpingan. Apabila pada area dumping tidak ada rambu maka
segera laporkan ke atasan. Terutama untuk daerah kritis dumping dekat air dan
ketinggian di atas 12m.
- Melanggar rambu area larangan masuk area blasting
Area blasting adalah area restricted , dimana tidak sembarang orang bisa
masuk ke area tersebut.
- Menetralkan transmisi di turunan
Menetralkan transmisi di turunan untuk mencari nyaman dan menambah
kecepatan tanpa terdeteksi batas kecepatan dalam berkendara sangat berbahaya.
Posisi transmisi netral ketika turunan menyebabkan tidak adanya engine brake,
sehingga unit akan meluncur dan sulit dikendalikan. Apabila digunakan brake
untuk mengurangi kecepatan akibat transmisi netral di turunan, akan mempercepat
brake cooling overheat dan berpotensi kerusakan unit, serta unit tergelincir.
- Memarkir unit di bawah tebing terlalu dekat
Hal ini dapat berpotensi tertimpa longsoran dari tebing. Minimal jarak parkir
dekat tebing adalah 30 meter atau satu setengah kali tinggi tebing.
- Bercanda memainkan steering saat mengendarai
Memainkan steering karena bercanda dengan rekan operator sangat
membahayakan pengguna unit lain dan diri sendiri. Sebagai operator, kita harus
memahami peran dan tanggung jawab operator untuk bekerja aman dan produktif.
- Parkir tanpa brake di jalan menurun
Prosedur parkir yang aman adalah menetralkan transmisi dan mengaktifkan
parking brake.
- Jarak Beriringan Terlalu Dekat
Jarak beriringan yang aman adalah 3-4x panjang unit ( 4-6 detik ) untuk
kondisi normal. Atau dengan metoda melafalkan : seribu dan satu, seribu dan dua,
Operation Training & Services D245s 7
Pedoman Perilaku Kerja

seribu dan tiga, seribu dan empat, dst. Sedangkan untuk kondisi kabut adalah 6-8x
panjang unit (5-6 detik). Jarak beriringan terlalu dekat berpotensi besar untuk
menabrak unit di depannya.
- Melanggar rambu GIVE WAY atau STOP
Rambu GIVE WAY merupakan rambu untuk memberi kesempatan kepada
unit lain untuk melintas terlebih dahulu. Rambu STOP merupakan rambu wajib
berhenti 8 detik dan memastikan kiri kanan jalan aman, baru kita dapat
menjalankan unit kembali. Kedua rambu ini wajib dipatuhi meskipun tidak ada unit
yang lewat.
- Melompat dari unit ke unit saat parkir
Untuk berpindah dari unit satu ke unit yang lain harus turun dari unit. Perilaku
melompat dari unit ke unit ketika parkir sangat berbahaya. Karena dimensi unit alat
berat dengan ketinggian yang cukup tinggi. Sehingga apabila terjatuh dapat
beresiko fatal.
- Tidak Melakukan P2H dengan teliti
Pelaksanaan Perawatan Harian harus dilakukan sesuai dengan prosedur. P2H.
Sangat penting untuk mengetahui kondisi unit sebelum, saat, dan sesudah
beroperasi. Kualitas P2H sangat berperan dalam bekerja dengan aman.
- Tidak Mematikan Engine Ketika Refueling
Saat refueling, engine wajib dimatikan. Hal ini selain untuk reduce cost, sangat
berpengaruh untuk keselamatan. Setelah melakukan refueling, operator wajib
berkomunikasi dua arah dengan fuel man bahwa proses refueling benar-benar telah
selesai.
- Tidak Memberikan Lampu Sign Saat Berbelok
Ketika berbelok pastikan untuk memberikan lampu sign sesuai arah belok,
supaya pengguna jalan yang ada di belakang dan di depan kita dapat mengetahui
tujuan arah belok dari unit kita.
- Saat turunan menggunakan foot brake
Foot brake merupakan brake yang digunakan untuk menghentikan unit atau
kecepatan unit dibawah 10 km/jam. Penggunaan foot brake akan menghentikan
roda depan dan belakang, sehingga sangat berpotensi tergelincir apabila digunakan
di turunan. Saat jalan menurun, seharusnya menggunakan retarder brake atau
ARSC (Auto Retarder) untuk mengurangi kecepatan.
- Parkir tidak memperhatikan unit lain
Prosedur parkir yang aman adalah menetralkan transmisi dan mengaktifkan
parking brake. Ketika parkir, wajib berkonsentrasi pada unit sekitarnya dan tidak
8 D245s Operational Training & Services
Pedoman Prilaku Kerja

hanya fokus pada satu pandangan. Saat mundur, wajib memperhatikan spion kiri
dan kanan. Pastikan tidak terlalu dekat dengan unit yang lain ketika parkir.
- Dumping sambil unit berjalan
Dumping sambil unit berjalan dapat mempengaruhi keseimbangan unit dan
dapat berakibat unit terguling. Prosedur dumping yang benar adalah memastikan
kondisi rata, unit pada posisi berhenti sempurna, mengaktifkan parking brake, dan
menaikkan vessel.
- Melakukan pengangkatan tidak mengeluarkan out trigger maksimal
Out trigger berfungsi untuk menguatkan pondasi dari crane, sehingga apabila
dilakukan pengangkatan tanpa mengeluarkan out trigger maksimal maka dapat
mengakibatkan unit tidak stabil dan berpotensi unit terguling.
- Tidak Memakai Seat Belt Ketika Bekerja
Seat belt wajib digunakan selama mengoperasikan unit. Memakai seat belt
harus 3R yaitu Rapat, Rata, Rendah. Penggunaan seat belt tidak dianjurkan dengan
adanya ganjalan, karena fungsi 3R akan hilang.
Rapat : Belt tidak kendor, sehingga bila terjadi resiko, tubuh tidak terayun atau
tidak terbentur ke seat beltnya sendiri
Rata : Belt tidak melilit sehingga apabila terjadi resiko tubuh tidak luka sobek
Rendah : Posisi belt dibawah pusar, atau bagian bawah tepat di tulang panggul,
sehingga bila terjadi resiko tidak mencederai organ di dalam perut.
- Tidak memakai pelampung saat operator pump bekerja di area sump
Setiap karyawan yang bekerja di dekat air, wajib menggunakan pelampung.
(meskipun sudah ahli dalam berenang). Selain hal tersebut, karyawan wajib
memiliki ijin bekerja di dekat air dan memahami prosedur keselamatan bekerja di
dekat air.
- Bermain HP saat mengoperasikan unit
HP terbukti merusak konsentrasi ketika mengemudi, dan sangat berpotensi
terjadinya kecelakaan. Ketika mengoperasikan unit, operator harus konsentrasi pada
pekerjaannya secara aman dan produktif. Oleh karena itu, operator harus menyadari
sepenuhnya tanggung jawab sebagai operator.
- Membuka rompi ketika mengemudi
Melakukan aktifitas lain ketika mengemudi seperti membuka rompi dapat
mengganggu konsentrasi. Sehingga apabila terjadi hal-hal yang mendadak di depan
unit maka respon kita akan terlambat dan menyebabkan kecelakaan. Oleh karena
itu, apabila akan melepas rompi atau aktifitas yang lain seharusnya berhenti dahulu.
- Melihat sesuatu ke arah lain terlalu lama (meleng)
Operation Training & Services D245s 9
Pedoman Perilaku Kerja

Hal ini dapat menyebabkan hilangnya konsentrasi ketika mengemudi /


mengoperasikan unit, sehingga berpotensi terjadinya kecelakaan. Pastikan anda
fokus saat mengoperasikan unit.
- Salah menggunakan chanel yang seharusnya digunakan
Kesalahan penggunaan chanel radio dapat mengganggu komunikasi di area
kerja. Maksud dan tujuan antara operator satu dengan yang lainnya tidak akan
tersampaikan, sehingga berpotensi terjadinya resiko insiden fatal.
- Keluar dari kabin saat unit loading
Ini sangat berbahaya, karena berpotensi kejatuhan material dari unit loader
yang sedang melakukan aktivitas loading.
- Memaksa beroperasi saat ngantuk
Saat mengemudi pastikan kondisi siap bekerja. Hindari kondisi fatigue. Kenali
tanda-tanda fatigue pada diri sendiri sedini mungkin. Apabila merasakan fatigue,
segera hentikan unit pada posisi aman dan lapor ke atasan.
- Memaksakan diri ketika kondisi sakit
Saat mengemudi pastikan kondisi siap bekerja. Apabila merasa sakit, segera
lapor pada atasan dan jangan memaksakan mengoperasikan unit setelah minum
obat yang memiliki efek samping mengantuk. Isilah dengan jujur fatigue test
sebelum bekerja.
- Mengkonsumsi obat sebelum dan selama mengoperasikan unit tanpa melapor ke
atasan/melalui media fatigue test (yang membuat ngantuk)
Pastikan kondisi siap bekerja sebelum mengoperasikan unit.
- Mengemudi sambil mengobrol di radio
Bijaklah dalam berkomunikasi di radio dalam area kerja. Lakukan komunikasi
seefektif mungkin dan berhubungan dengan pekerjaan. Hindari mengobrol yang
tidak perlu sehingga tidak mengganggu proses komunikasi dan pertukaran
informasi yang penting di area kerja.
- Memarkir unit di dekat kolam dengan jarak yang sangat dekat
Pastikan memarkir unit di tempat yang aman apabila akan membersihkan kaca
unit. Memarkir unit terlalu dekat dengan kolam berpotensi unit terjerumus kedalam
kolam.
- Parkir terlalu dekat, berantakan, dan tidak rapih
Hindari parkir yang tidak rapih dan berantakan. Karena apabila akan memulai
operasi kembali dapat berpotensi unit bertabrakan.

10 D245s Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

2. Meremehkan Resiko Pekerjaan


Sikap lalai dan mengabaikan hal-hal yang dapat menyebabkan kecelakaan.
- Mengambil sesuatu didalam kabin saat beroperasi
Dalam mengoperasikan unit kita harus berkonsentrasi. Saat mengambil sesuatu
di dalam kabin, pastikan Anda berhenti di tempat aman terlebih dahulu sehingga
tidak mengganggu konsentrasi dalam mengoperasikan unit.
- Meletakkan barang di samping pedal
Sebelum mengoperasikan unit, maka pastikan tidak ada barang yang berada di
samping pedal, karena dapat mengganggu saat pengoperasian unit. Barang yang
berada di samping pedal dapat mengganjal pedal, sehingga pedal tidak dapat
digunakan sesuai fungsinya.
- Mengisi time sheet saat mengemudi
Pada saat mengisi Time sheet, pastikan unit dalam keadaan berhenti di tempat
aman. Mengisi Time sheet saat mengemudi akan mengganggu konsentrasi dalam
mengoperasikan unit, sehingga beresiko untuk mengakibatkan kecelakaan.
- Memaksakan menjalankan unit saat jalan licin
Jika kondisi jalan licin, jangan memaksakan diri untuk mengoperasikan unit.
Kondisi tersebut sangat berbahaya karena pergerakan unit tidak dapat di kontrol
secara sempurna.
- Tidak menggunakan three point body contact saat naik / turun
Naik / turun unit mempunyai resiko untuk terpeleset dan jatuh. Dengan
menggunakan Three Point Body Contact, maka kedudukan dan posisi tubuh akan
lebih kuat sehingga akan meminimalisir resiko yang ada.
- Mengadjust kursi ketika mengemudi.
Pengaturan kursi sebaiknya dilakukan sebelum mengoperasikan unit, jika hal
tersebut dilakukan ketika mengemudi akan sangat berbahaya. Karena selain
mengganggu konsentrasi, kesesuaian posisi tubuh pada unit juga tidak akan
didapatkan jika dilakukan sambil mengemudi.
- Tidak memasang safety cone saat unit breakdown di jalan
Saat kondisi unit breakdown wajib memasang safety cone, sehingga pengguna
jalan yang lain mengetahui kondisi yang sedang terjadi. Dengan mengetahui
kondisi yang terjadi, maka pengguna jalan lain akan lebih mudah untuk melakukan
antisipasi.
- Tidak menghidupkan lampu hazard saat unit breakdown
Dengan menghidupkan lampu hazard saat unit breakdown, maka pengguna
jalan lain akan lebih mudah mengetahui dan mempersiapkan respon yang tepat.
Operation Training & Services D245s 11
Pedoman Perilaku Kerja

- Swing tanpa memperhatikan sekitar


Saat melakukan pergerakan, maka pastikan kondisi sekitar aman terlebih
dahulu. Kondisi sekitar dapat berubah pada saat kita tidak melihatnya.
- Membiarkan boulder ditengah jalan
Jika menemukan bolder di tengah jalan maupun kondisi tidak aman lainnya,
segera laporkan ke atasan untuk dilakukan tindakan langsung. Ketidakpedulian kita
terhadap kondisi tidak aman bisa berakibat buruk terhadap keselamatan pekerjaan.
- Mundur tidak memastikan melihat ke belakang
Saat mundur dan melakukan pergerakan, maka pastikan kondisi belakang
aman. Area blindspot tidak seluruhnya dapat dilihat melalui spion, sehingga dengan
memastikan melihat ke belakang maka akan mengurangi resiko terjadinya tabrakan.
- Operator DT loading sambil makan
Kegiatan loading membutuhkan perhatian dan konsentrasi tinggi, baik terhadap
alat muat maupun terhadap alat angkut lainnya. Loading sambil makan akan
mengganggu konsentrasi dikarenakan fokus pandangan dan koordinasi tubuh
terbagi, hal ini dapat menimbulkan resiko terjadinya kecelakaan.

3. Motivasi yang salah


Motivasi yang tidak selaras dengan tugas pokok Operator PT. Pamapersada Nusantara
sehingga dapat menyebabkan terjadinya potensi kecelakaan.
- Memaksakan operasi saat pandangan terbatas ( Debu tebal)
Jika kondisi pandangan terbatas, maka jangan memaksakan untuk melanjutkan
mengoperasikan unit. Kondisi pandangan yang terbatas mengurangi antisipasi kita
terhadap kondisi jalan dan unit lain. Saat kondisi pandangan terbatas, maka segera
laporkan ke atasan untuk dilakukan perbaikan atau pengawasan lebih lanjut.
- Operator tergesa-gesa membawa unit saat waktu mendekati jam pulang
Jika kita mengoperasikan unit dengan tergesa – gesa, maka akan
mengakibatkan konsentrasi mengoperasikan unit kurang. Kurangnya konsentrasi
membuat kita kurang memperhatikan kondisi sekitar dan meningkatkan resiko
terjadinya kecelakaan.
- Tidur (saat istirahat) di disposal dalam keadaan engine hidup
Pada saat istirahat di dalam unit, kondisi engine unit harus dalam keadaan
mati. Tidur atau istirahat dalam kondisi unit hidup akan beresiko adanya attachment
unit yang tersenggol tanpa sadar. Selain itu, dengan mematikan engine unit pada
saat istirahat dapat membantu untuk mengurangi konsumsi fuel.
- Unloading unit dari lowboy tanpa pengarah (rigger)
12 D245s Operational Training & Services
Pedoman Prilaku Kerja

Menurunkan unit dari lowboy wajib dipandu oleh seorang rigger, aba – aba
dan komunikasi yang jelas dalam proses tersebut sangat diperlukan. Kondisi
lowboy yang memiliki ruang terbatas memiliki resiko tinggi untuk mengakibatkan
unit jatuh atau terguling

4. Tanggung Jawab Kurang


Tidak memiliki komitmen terhadap tugas sebagai operator.
- Operator mendorong tidak menyisakan material untuk tanggul disposal
Pada saat unit bulldozer mendorong material di disposal, wajib disisakan
material yang berfungsi sebagai tanggul disposal. Hal ini sangat penting
dikarenakan tanggul tersebut dapat digunakan sebagai pengaman unit DT pada saat
dumping agar unit tidak terperosok ke jurang. Pastikan anda mematuhi batas
dumping.
- Menyiram jalan terlalu basah
Penyiraman jalan harus dilakukan sesuai prosedur, jika penyiraman terlalu
basah maka akan mengakibatkan jalan menjadi licin. Hal tersebut bisa
membahayakan pengguna jalan lainnya dan meningkatkan potensi terjadinya
insiden. Selain itu, penyiraman yang terlalu basah juga mengakibatkan kerusakan
pada permukaan jalan.
- Menyiram di turunan / ditanjakan tidak putus-putus
Pada area jalan tanjakan maupun turunan, methode penyiraman wajib
dilakukan putus –putus agar unit DT mempunyai kesempatan untuk melakukan
pengereman. Jika penyiraman dilakukan sepanjang jalan, maka unit DT tidak
memiliki kesempatan untuk melakukan pengereman dan mengakibatkan unit sulit
dikontrol.

Operation Training & Services D245s 13


Pedoman Perilaku Kerja

LEMBAR ASESMEN
PERILAKU KERJA OPERATOR PT. PAMAPERSADA NUSANTARA

Nama : __________________________________________
NRP : __________________________________________
Hari / Tanggal : __________________________________________
Nama Pelatihan : __________________________________________

1. Jelaskan minimal 3 syarat (kualifikasi) yang dibutuhkan untuk menjadi


Operator PT. Pamapersada Nusantara !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

2. Jelaskan minimal 3 tanggung jawab anda sebagai Operator PT.


Pamapersada Nusantara !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

3. Jelaskan minimal 3 etika operator PT. Pamapersada Nusantara dan beri


contohnya !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS
14 D245s Operational Training & Services
Pedoman Prilaku Kerja

4. Jelaskan bagaimana cara mengetahui tanda-tanda fatigue pada diri anda !


.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

5. Apa yang anda ketahui tentang 4 kategori kebiasaan operator yang


berpotensi terjadinya kecelakaan fatal ? Sebutkan dan Jelaskan !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

6. Apa yang anda ketahui tentang Perilaku Buruk dari operator ? Jelaskan
minimal 5 contoh !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS
7. Apa yang anda ketahui tentang Motivasi yang salah dari operator yang
berpotensi terjadinya kecelakaan ? Jelaskan minimal 3 contoh yang
kongkrit !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

Operation Training & Services D245s 15


Pedoman Perilaku Kerja

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

8. Apa yang anda ketahui tentang meremehkan resiko pekerjaan dari


seorang operator yang berpotensi terjadinya kecelakaan ? Jelaskan
minimal 5 contoh yang kongkrit !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

9. Apa yang anda ketahui tentang tanggung jawab yang kurang dari
seorang operator yang berpotensi terjadinya insiden ? Jelaskan minimal 2
contoh yang kongkrit !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

10. Jelaskan minimal 3 sikap yang harus dilakukan operator untuk


mewujudkan zero Incident (Risk Management for Operator) !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

16 D245s Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B / BS

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

PERNYATAAN KESIAPAN PESERTA TRAINING (diisi peserta


training):

( Tanda Tangan Peserta Training )

HASIL EVALUASI (diisi instruktur) :

Rekomendasi : YES / NO (Lingkari hasil rekomendasi anda)

Saran perbaikan :

( Tanda Tangan Instruktur )

Operation Training & Services D245s 17


Safety, Healthy & Environment

BAB II
SAFETY, HEALTHY & ENVIRONMENT

2.1 Pengertian Umum


Pengertian safety secara umum adalah :
Suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman (bebas dari
kecelakaan) sehat dan nyaman.

2.2 Pengawasan 4 M

Manusia

Tidak ada kecelakaan


Manusia

Mesin
Pengawasan
terhadap 4 M Lingkungan kerja
yang aman
Material
Tidak ada kerugian
material

Metode

1. Bahwa kecelakaan dapat terjadi karena adanya penyebab


2. Yang memungkinkan terjadinya kecelakaan harus di cegah atau dihilangkan untuk
menghindari terjadinya kecelakaan
3. Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan selamat untuk itu perlu di ambil
langkah – langkah :
~ Mengetahui pekerjaan yang di lakukan
~ Mengetahui bahaya – bahaya dari pekerjaan yang akan dilakukan

2.3 Sejarah Keselamatan & Kesehatan Kerja

1. Zaman Purbakala
Manusia bertahan dari kondisi alam : baju dari bulu hewan, alas kaki kulit dan
sebagainya.
2. Tahun 1700 SM
Hamurabi dari Babylionia telah membuat peraturan keselamatan terhadap bangunan –
bangunan (bila bangunan yang dikerjakan menimbulkan bencana kematian maka
kontraktornya di hukum mati)
3. Zaman Mozai ( 5 abad setelah Hamurabi )
Setiap bangunan tinggi harus di buat pagar
4. Zaman Romawi th 80
Mulai diterapkan pemakaian masker untuk bekerja di tempat berdebu
5. Revolusi Industri ( Inggris )
Mulai di temukan mesin uap untuk menerapkan K3
6. Amerika (th 1850)
Dimulai peraturan safety baik secara sektoral maupun nasional

Operation Training & Services D245s 18


Safety, Healthy & Environment

2.4 Hubungan Keselamatan kerja dengan Produksi

PRODUKSI = KUALITAS + KUANTITAS + KESELAMATAN KERJA

1. Untuk mencapai produksi maka perlu keselamatan kerja


2. Kecelakaan harus di cegah dan dihindari.
3. Pencegahan adalah kunci dari produksi

2.5 Definisi dan Jenis Bahaya


Bahaya adalah : Setiap benda, bahan, kegiatan atau kondisi yang memiliki potensi untuk
menyebabkan cidera, kerusakan atau kerugian.
Jenis – Jenis bahaya :
Unsur Fisika : Bising, radiasi, tekanan, suhu
Unsur Kimia : Bahan beracun dan berbahaya, partikel debu
Unsur Biologi : Virus, mikro organisme
Unsur mekanis : Permesinan, peralatan
Unsur psikososial : Pola kerja shift, organisasi, intimidasi
Unsur lingkungan : Gelap, basah, kemiringan, kabut
Resiko adalah kesempatan atau kemungkinan bertemunya dua atau lebih bahaya dan
mengakibatkan sejumlah kerugian.
Jadi definisi kecelakaan: merupakan suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak
diduga dan tidak di inginkan yang mengakibatkan kerugian harta benda maupun cedera
pada manusia . Oleh sebab itu kecelakaan dapat terjadi setiap saat dan dimana saja.
Berikut ini adalah diagram kecelakaan :

DUA BAHAYA DAN ENERGI


Kecelakaan
Tidak direncanakan
Tidak diinginkan

Penyebab Tindakan tidak aman


Kondisi tidak aman

- Kegiatan terhenti
- Cidera pada manusia
Akibat - Kerusakan Mesin / alat
- Produksi terganggu
- Penderitaan keluarga

19 D245s Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

BAGAN KECELAKAAN

KEBIJAKAN & KEPUASAN


PENYEBAB DASAR FAKTOR PERSONEL
FAKTOR LINGKUNGAN

TINDAKAN KONDISI
PENYEBAB TIDAK
TIDAK AMAN TIDAK AMAN
LANGSUNG

TERKENA ENERGI
PENYEBAB LANGSUNG
MATERIAL
BERBAHAYA

KECELAKAAN
KEJADIAN BERBAHAYA
AKIBAT KECELAKAAN CIDERA, KERUSAKAN ALAT DAN
KERUGIAN HARTA BENDA

Yang Terlibat di dalam Keselamatan Kerja


1. Perusahaan
Kehilangan tenaga kerja manusia akibat kecelakaan
2. Pegawai (karyawan)
Untuk di tempatkan pada pekerjaan – pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan
dirinya dan menjamin keselamatan dirinya dan teman sekerjanya.
3. Pelanggan (customer)
Dapat meningkatkan hubungan kerja yang lebih baik dan sempurna.
4. Masyarakat
Hubungan masyarakat akan lebih baik dan sempurna

Manfaat Keselamatan Keja :


1. Memperkecil biaya pengeluaran perusahaan
2. Menjamin suatu hasil yang baik
3. Menjamin pekerjaan dengan aman
4. Menguntungkan masyarakat dan lingkungan
5. Mengurangi resiko dengan menghilangkan bahaya
6. Menghindari bentuk bahaya sesuai jenis – jenis bahaya

Keuntungan yang lain :


a. Menjamin keselamatan pegawai (karyawan) dari ; kesakitan, kehilangan waktu, dan
kehilangan penghasilan (nafkah)
b. Menjamin keselamatan dan keamanan keluarga dari ; kesedihan, kesusahan dan masa
depan yang tidak sempurna.
c. Menjamin keselamatan perusahaan dari ; kehilangan tenaga kerja, kehilangan biaya,
dan kehilangan waktu (untuk mengganti pegawai – training)

Operation Training & Services D245s 20


Safety, Healthy & Environment

Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab semua orang .Keselamatan kerja dilakukan
setiap waktu dan dimana saja. Keselamatan kerja merupakan keadaan yang bebas dari
segala bahaya sehingga menjadi tanggung jawab setiap individu. Cara Menyempurnakan
Keselamatan Kerja

Untuk menyempurnakan keselamatan kerja yang perlu dilakukan adalah :


1. Pemeriksaan
2. Pemeliharaan pekerjaan dan tempat yang baik
3. Mempelajari :
 Cara kerja yang aman dan safety
 Menaati peraturan - peraturan
 Memberi instruksi yang benar
4. Membuat gambar poster keselamatan kerja
5. Pertemuan (diskusi) keselamatan kerja atau safety talk
6. Perlombaan keselamatan kerja
7. Menguatkan penataan peraturan – peraturan

2.6 Penyebab Kecelakaan


1. Tindakan langsung kecelakaan
- Disediakan APD tetapi tidak di gunakan
- Menggunakan cara kerja yang berbahaya
- Menggunakan alat yang salah
- Bergerak yang membahayakan
- Bergurau

2. Kondisi tidak aman


- Alat proteksi diri tidak tersedia
- Koordinasi kurang
- Tidak ingin menghayati keselamatan kerja
- Reaksi lamban
- Grogi
- Emosional
- Pemarah
3. Phisik : Terlalu lelah, tuli, pandangan kabur (kurang jelas), fisik kurak tepat untuk
pekerjaannya, cacat jasmani, sakit jantung.
Akibat dari kecelakaan kerja dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Biaya langsung
- Gaji / penghasilan dll
- Biaya pengobatan / perawatan
- Kerusakan alat , barang dll
- Cacat tubuh

2. Biaya tidak langsung


- Kehilangan waktu
- Karena menolong karyawan yang mendapat kecelakaan
- Membina penggantinya
- Asuransi
- Nilai kepercayaan terhadap perusahaan
- Biaya lain

21 D245s Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

2.7 Kecelakaan Tambang

Pada kecelakaan pekerjaan Pertambangan mempunyai ruang lingkup kejadian yaitu


Kejadian mulai dari masuk kerja dan mengakhiri pekerjaan. Dengan kata lain sejak
berangkat kerja dari rumah sampai pulang ke rumah masing – masing.
Klasifikasi kecelakaan tambang di Indonesia :
1. Kecelakaan Ringan
Korban dalam waktu kurang dari 3 minggu sudah dapat bekerja kembali seperti biasa
atau kembali ke pekerjaan semula.
2. Kecelakaan Berat
Korban dalam waktu lebih dari 3 minggu sudah dapat bekerja kembali seperti biasa
atau kembali ke pekerjaan semula.
3. Kecelakaan Mati
Korban meninggal dalam kurun waktu 24 jam sesudah terjadinya kecelakaan

2.7.1. Faktor Mata Rantai dan Penyebab Kecelakaan


1. Faktor Mata rantai terjadinya kecelakaan
a. Keadaan sosial
b. Sifat buruk seseorang
c. Unsafe act / unsafe condition
d. Kecelakaan
e. Akibat kecelakaan
2. Faktor Penyebab Kecelakaan
a. 88 % karena tindakan tidak aman (manusia)
b. 10 % karena kondisi tidak aman (alat / lingkungan)
c. 2 % karena di luar kemampuan manusia (nasib)

2.8 PSMS (PAMA SHE MANAGEMENT SYSTEM)


PT PAMA PERSADA NUSANTARA dalam Sistim Pengelolaan K3&LH menggunakan
Pama SHE Management System ( PSMS ). PSMS adalah alat yang efektif digunakan
untuk membantu Management dan Karyawan PAMA untuk mengendalikan, mengelola
dan meminimalisir biaya yang tidak perlu akibat dari luka – luka, penyakit akibat kerja,
insiden kerugian harta benda dan juga insiden memburuknya lingkungan. Sistem ini dapat
digunakan untuk mendiagnosa masalah tersebut dan secara sistematis memecahkannya,
memberikan perbaikan yang terus menerus yang tentunya menghemat biaya.

2.8.1. Dasar dari system.


Sistem menegement K3&LH Pama telah diteliti, didesain dan susun khusus untuk
PT. Pamapersada Nusantara oleh Pieter J. Van Der Westhulizen. Sistem ini pada intinya
bersumber pada tiga Sistem Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Resiko dan Pengendalian Kerugian yang diakui secara Internasional yaitu :
 System Penilaian SEQ DNV International ( DNV – ISRS – Edisi revisi ke-6 1994 )
 National Occupational Safety Assotiation – Sistem Lima Bintang ( NOSA 5 START
– Revisi Juli 1997 )
 Dewan Pertambangan Afrika Selatan Mine Safety Management System ( MSMS )
Sytem ini adalah „Didasarkan pada Resiko‟ dan menempatkan perhatian yang besar pada
Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko serta pengembangan system pengendalian yang
sesuai, yang tidak hanya membuatnya memungkinkan mengelola resiko yang
teridentifikasi secara efektif, tetapi juga menguranginya sampai ketingkat yang dapat
diterima.

2.8.2. Tujuan & Ruang Lingkup Sistem


PSMS telah didesain dan disusun untuk membantu management dalam mencapai
pemenuhan finansial, moral, hukum, dan terutama meminimalisir kerugian yang tidak

Operation Training & Services D245s 22


Safety, Healthy & Environment

diinginkan. Penerapan dan pemeliharaan Sistem yang benar tidak akan mengurangi profit,
tetapi bahkan telah dinuktikan dan simpulkan secara demontratif bahwa melalui
pengimplementasian dan pengintegrasian Sistem Pengeloalaan dan Standart Minimum
K3&LH yang tepat dan mendasar, disemua tingkat operasi, hal itu akan mengurangi
kerugian finansial, tenaga kerja dan material, sehingga secara langsung mempunyai
dampak positif pada kerangka dasar Perusahaan. Sistem ini terdiri dari 15 element dan
total 120 sub elemen.

Setiap job site harus di Audit dan dinilai minimal satu tahun sekali oleh tim Audit
Eksternal. Semua penilaian Audit berlaku selama dua belas bulan sejak tanggal terakhir
yang tercantum dalam certifikat Penilaian. Dalam hal terjadinya incident fatal, semua
“Bintang” harus segera dihilangkan dari semua papan pengumuman bintang. Hal ini
berarti bahwa penilaian yang terakhir tidak berlaku lagi dan job site tersebut termasuk
dalam klasifikasi tidak dinilai. Enam bulan setelah incident fatal job site tersebut dapat
mengajukan penilaian kembali.
Untuk Audit yang dilakukan oleh perusahaan Eksternal kriteria sistem yang diterapkan
adalah sistem mereka sendiri.
„Penghargaan Penilaian Bintang PSMS‟ diterapkan hanya dalam PT. Pamapersada
Nusantara dan didasarkan pada dua Kriteria Dasar. „Persentasi Tingkat Pemenuhan
Sistem‟ (nilai usaha) didasarkan pada Presentasi Total Keseluruhan yang dicapai dalam
semua Elemen dan Sub elemen Selama audit.
„Injury Experience Rate‟ (Tingkat pengalaman Kecelakaan) setiap job site harus dihitung
berdasarkan, satu juta jam kerja (sesuai standart Insternational). Sehingga „LTIFR‟ sama
dengan „jumlah LTI‟ dikalikan „satu juta‟ dibagi „jumlah jam kerja‟.
Tabel Kriteria Penilaian PSMS
LOSTIME INJURY
TINGKAT
PENGHARGAAN FREQUENCY RATE
PEMENUHAN
BINTANG DIBERIKAN ( per 1.000.000 jam kerja
SISTEM %
)
5 – Bintang Istimewa 95 – 100 1.00
5 – Bintang 90 - 94 1.00
4 – Bintang 75 – 89 2.00
3 – Bintang 65 – 74 3.00
2 – Bintang 55 – 64 5.00
1 – Bintang 45 – 54 7.00

23 D245s Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

Tabel 15 Elemen PSMS

No. Elemen Nama Elemen

1. Organisasi & Kepemimpinan


2. Komunikasi
3. Inspeksi
4. Observasi Tugas
5. Investigasi & Analisis kecelakaan
6. Standart, Prosedur, Peraturan & Disiplin
7. Kesiapan dalam keadaan darurat
8. Pelatihan ( training )
9. Kesehatan pekerjaan dan ergonomi
10. Perancangan rekayasa, manajement plant & alat, pembelian dan
methode pengendalian
11. Seleksi dan penempatan
12. Alat pelindung diri
13. Evaluasi sistim
14. Pemantauan dan perlindungan lingkungan
15. Keselamatan diluar lingkungan kerja

2.8.3. Teori Piramida Kecelakaan


Perlu mengetahui dan mencegah insident – isident yang nyaris menimbulkan korban (Near
– Miss ). Perbandigan 600 : 1‟

2.8.4.Matrik Resiko
KEPARAHAN (S)
1. Cedera Ringan
( Kerugian harta benda < US$ 100 )
2. Cedera hari hilang tanpa cacat permanen
( US$ 100 < kerugian harta benda < US$ 5000 )
3. Cedera hari hilang dengan cacat permanen
( US$ 1000 < Kerugian harta benda < US$ 5000 )
4. Cedera berakibat kematian pada satu karyawan
( US$ 5000 < Kerugian harta benda < US$ 10.000 )
5. Cedera berakibat pada banyak orang
( US$ 10.000 < Kerugian harta benda )

Operation Training & Services D245s 24


Safety, Healthy & Environment

Referensi : PSMS NO.


SHE/98/04.01/STD.
PROBALITAS ( P ) FREKUENSI ( F )
Tidak terdapat kemungkinan Sediakan orang sekali dalam
1. 5.
terjadi setahun ( jarang melakukan )
Kemungkinan terjadi lebih kecil Beberapa orang setiap minggu
2. 3.
dari pada rata – rata ( tidak biasa )
Beberapa orang tiap minggu
3. Kemungkinan terjadi rata- rata 2.
( kadang – kadang )
Sedikit orang sekali setiap hari
4. Kemungkinan besar terjadi 3.
( sering )
Banyak orang berkali – kali
5. Pasti akan terjadi 5.
Tiap hari ( terus menerus )

2.8.5. Nilai Resiko


NILAI KODE
TYPE BAHAYA TINDAKAN DIPERLUKAN
RESIKO BAHAYA
65 – 125 AA Bahaya Kritikal Stop & Perbaiki ( segera )
28 – 64 A Bahaya Resiko Tinggi Perbaiki dalam 12 jam
9 – 27 B Bahaya Resiko Sedang Perbaiki dalam 3 hari
Perbaiki jika prioritas pertama
1–8 C Bahaya Resiko Rendah
sudah selesai

25 D245s Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

2.9 Mengenali Informasi Keselamatan


 Ini adalah SIMBOL/TANDA PERINGATAN UNTUK
KESELAMATAN KERJA.
 Bila anda melihat simbol / tanda ini , pada buku manual atau
pada unit, hati-hatilah terhadap hal yang mungkin dapat
membahayakan dan berakibat kecelakaan.
 Ikuti peraturan yang dianjurkan dan bekerjalah sesuai dengan
anjuran keselamatan.
PAHAMILAH ISYARAT KATA PERINGATAN
 Isyarat / tanda keselamatan pada unit, adalah dirancang sesuai
dengan tingkat resiko DANGER (BERBAHAYA) – WARNING
(PERINGATAN) atau CAUTION (PERHATIAN), adalah
dipakai sebagai simbol / isyarat peringatan keselamatan
 DANGER / BERBAHAYA, menunjukan situasi resiko sangat
besar sekali , jika tidak dihindari dapat menyebabkan orang
meninggal atau sekurangnya kecelakaan yang serius.
 WARNING ( PERINGATAN ) menunjukan situasi resiko yang
bisa timbul , yang bila tidak dihindari, mungkin dapat
menyebabkan kematian atau sekurangnya kecelakaan yang
serius.
 CAUTION / PERHATIAN
Menunjukan situasi resiko yang bisa timbul , yang bila tidak
dihindari, mungkin dapat menyebabkan kecelakaan yang kecil
atau biasa saja, tapi juga dipakai sebagai perhatian, untuk
penyampaian pesan keselamatan pada buku modul ini
Untuk menghindari kebingungan antara pesan keselamatan kerja
pada orang dan keselamatan pada mesin, isyarat/tanda
IMPORTANT/PENTING, menunjukan situasi bila tidak
dihindari akan menyebabkan kerusakan pada unit.
 NOTE/CATATAN, adalah menunjukan tambahan informasi
untuk setiap bagian / element dari informasi tersebut.

Operation Training & Services D245s 26


Safety, Healthy & Environment

.IKUTILAH INTRUKSI KESELAMATAN


 Bacalah dengan teliti, ikuti seluruh perintah/ intruksi keselamatan
dan pahamilah simbol/ dan isyarat keselamatan kerja pada buku
petunjuk ini.
 Petunjuk / intruksi keselamatan , harus selalu ada terpasang,
terpelihara baik dan ganti bila diperlukan.
 Bila petunjuk keselamatan atau buku petunjuk pengoperasian
rusak atau hilang, cepat gantikan dengan yang baru.
 Pelajarilah bagaimana cara pengopersaian unit dan sistim
kontrolnya secara baik , benar dan aman .
 Hanya operator yang telah terlatih, yang berkualifikasi dan yang
ditunjuk saja yang dapat mengoperasikan unit.
 Jagalah unit anda dalam kondisi pengoperasian kerja yang benar.
 Modifikasi/ merubah unit, tanpa seizin pabrik dapat merusak
fungsi alat dan/ atau keselamatan dan juga akan berakibat pada
umur alat.
 Petunjuk keselamatan kerja pada bagian KESELAMATAN
KERJA ini , adalah dimaksudkan sebagai ilustrasi prosedur
keselamatan dasar dari unit. Jadi tidak mungkin mencakup
seluruh petunjuk keselamatan yang ada, bila anda mempunyai
pertanyaan, pertama sekali harus berkonsultasi kepada atasan
anda atau pada dealer yang ditunjuk, sebelum melaksanakan
perawatan dan lain-lainnyapada unit.

2.10 Persiapan Dalam Keadaan Darurat

 Persiapkanlah dari bahaya kebakaran atau bila ada kecelakaan yang terjadi.
 Siapkanlah kotak P3K dan pemadam kebakaran ( racun api )
 Bacalah dengan seksama dan pahamilah tanda label yang tertera / terpasang pada
tabung racun api, agar dapat menggunakannya dengan baik.
 Ikutilah peraturan yang ditentukan dalam keadaan darurat dalam menghadapi
kebakaran atau kecelakaan.
 Siapkanlah / buatlah daftar dari nomor-nomor : ambulance , dokter, rumah sakit atau
pemadam kebakaran dan siapkanlah telepon jangan jauh dari anda.

27 D245s Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

PAKAILAH ALAT PELINDUNG DIRI.

 Pakailah pakaian yang tepat dan peralatan


keselamatan kerja yang tepat untuk setiap pekerjaan.
 Mungkin anda membutuhkan :
~ Safety helmet.
~ Safety shoes.
~ Kaca mata pengaman, kaca mata las atau topeng.
~ Sarung tangan yang kuat.
~ Pelindung telinga (Earplug).
~ Pakaian / rompi reflektor.
~Pakaian anti basah/ jas hujan.
~ Masker bersaringan atau alat pernapasan.
Pastikan dengan benar, telah memakai peralatan dan
pakaian yang cocok, untuk setiap jenis pekerjaan.
Jangan ambil resiko pada setiap pekerjaan yang
dilakukan.
 Hati-hati memakai pakaian yang longgar, cincin,
atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan
tersangkut pada control lever atau barang lainnya
pada unit.
 Operasikan unit seaman mungkin dan penuh
perhatian. Jangan mendengarkan musik atau radio
dengan memakai headphone, pada saat
mengopersaikan unit.
MELINDUNGI DIRI DARI SUARA BISING
 Mendengarkan suara bising terus menerus dapat
menyebabkan kerusakan pada pendengaran atau
tuli.
 Pakailah selalu peralatan pelindung pendengaran
seperti earmuffs atau earplug (tutup telinga) untuk
melindungi dari suara bising atau suara yang keras
yang tidak menyenangkan.

2.11 Pemerikasaan Keadaan Unit


 Periksalah unit anda, dengan seksama setiap hari atau setiap shifnya, dengan berjalan
mengelingi unit, sebelum anda mulai kerja, untuk menghindari adanya kecelakaan
pada orang lain.
 Pada saat melakukan P2H , pastikan anda juga melaksanakan point-point dari hal-hal
“PRE START INSPECTION atau PEMERIKSAAN SEBELUM ENGINE HIDUP”
seperti yang ada di buku manual.

Operation Training & Services D245s 28


Safety, Healthy & Environment

GUNAKAN TANGGA DAN PEGANGANNYA


 Jatuh adalah salah satu dari banyak kejadian yang menyebabkan
kecelakaan pada seseorang.
 Pada saat anda naik atau turun dari unit, ingatlah selalu arah
unit dan tiga hal yang berkaitan dengan hal tersebut , yakni
tangga pegangannya.
 Jangan gunakan peralatan kontrol yang lain, sebagai pegangan
tangan.
 Jangan melompat naik atau turun dari unit, jangan
menggantung, pada saat unit bergerak.
 Hati-hati terhadap bagian-bagian yang licin, seperti
plateforms, tangga dan pegangannyapada saat turun atau
meninggalkan unit.
PENGATURAN TEMPAT TEMPAT DUDUK OPERATOR
 Penyetelan/ pengaturan tempat duduk yang tidak sesuai adalah
salah satu, yang menyebabkan operator cepat lelah, dan
menjadikan penyebab utama kesalahan kerja.
 Tempat duduk harap distel lagi, bila ada penggantian operator
atau over shift.
 Operator harus dapat, menekan kontrol pedal dengan langkah
penuh dan dapat mengoperasikan control lever dengan benar,
dengan cara bersandar atau punggung tersandar kebelakang.
 Bila tidak, gerakan tempat duduk maju kedepan atau mundur
kebelakang dan periksa kembali.

KENAKAN DAN KENCANGKAN SEALT BELT ANDA


 Bila unit terbalik, operator dapat terluka / cidera dan atau karena terlempar dari dalam
kabin, yang selain itu operator dapat tertindih oleh unit yang terbalik, yang mungkin
dapat menyebabkan cedera serius atau dapat memungkinkan
meninggal.
 Sebelum mengoperasikan unit , periksa secara
menyeluruh gesper ,jalinan/ anyaman dan pengait dari seat
beltatau komponennyasebelum meng-operasikan unit.
 Duduk selalu dengan menggunakan seat belt tetap
kencang, selama dalam mengoperasikan unit. Ini adalah
untuk mengurangi cidera ketika terjadi kecelakaan.
 Dianjurkan mengganti seat belt setiap tiga tahun, tanpa
memperhatikan kondisi penampilannya.
2.12 Pedoman Keselamatan Umum Pengoperasian

Terdapat dua penyebab utama kecelakaan yaitu tindakan tidak aman dan kondisi tidak
aman. Sangatlah penting bagi anda untuk membaca dan memahami semua pencegahan
dan peringatan atas keselamatan sebelum mengopersikan alat ini :
 Jangan mencoba menyalakan atau mengopersikan alat bor tanpa pengetahuan yang
mendalam tentang alat ini, dapatkan pengetahuan ini dari pelatihan.

29 D245s Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

 Jangan mengopersikan alat bor ini tanpa memeriksa terlebih dahulu alat perlindungan
karyawan dan pelindung alat, apakah semuanya berfungsi dengan baik dan apakah
alat dalam kondisi siap bekerja dengan baik.
 Jika kondisi yang tidak aman dan kondisi tidak siap dari alat di jumpai, jangan
menyalakan atau mengopersikan alat.

Isolasikan dan tandailah alat sehubungan denga praktek keselamatan kerja dan laporkan
kerusakan yang ada.
PERINGATAN !
Jangan mencoba mem – bypass atau melepaskan system atau peralatan pemantauan ,
pemati alat atau peringatan .
Kecelakaan yang serius atau kerusakan alat dapat terjadi jika peringatan ini di abaikan
 Gunakan pakaian yang tertutup dan perlengkapan keselamatan saat mengopersaikan
alat ini atau sedang melakukan perbaikan alat.

Resiko kecelakaan yang besar dapat di lakukan oleh bersinggungan dengan bagian
alat yang bergerak, oleh karena itu penanganan yang penuh perhatian harus di
lakukan untuk menjaga keselamatan. Jangan mengoperasikan alat apabila ada
sesuatu pelindung yang hilang.
Berhati – hatilah pada saat naik dan turun dari alat bor. Menghadaplah selalu ke alat,
gunakan tangga akses dan pegangan tangan serta jagalah hubungan tiga titik.

Operation Training & Services D245s 30


Safety, Healthy & Environment

 Berhati – hatilah pada saat melepaskan tutup pengisi kompartement (khususnya tangki
hydraulic dan radiator cairan pendingin) untuk menghindari luka bakar.
 Sebelum melakukan sevice atau perbaikan minor pada system yang bertekanan, selalu
lepaskan tekanan internalnya.
 Pastikan alat pencegah kebakaran selalu terpasang dan dalam kondisi siap pakai, dan anda
benar – benar terbiasa dalam pengoperasian dan penggunaan nya.
 Nyalakan alat selalu dengan tuas pengendali pada posisi netral.

Lepaskan tutup radiator secara perlahan dan gunakan pelindung yang sesuai dari
tersemburnya uap air untuk mencegah luka yang serius.
 Periksalah selalu personil atau perlengkapan yang ada di sekitar, sebelum
menggerakan alat ke segala arah.
 Periksalah semua kompartement, tinggi pelumas dan rem sebelum menjalankan alat
pada lereng atau pada jarak yang jauh. Pastikan bahwa semua pintu akses tertutup dan
terkunci.
 Biasanya, jarak tempat pemindahan dan kondisi lapangan akan menentukan apakah
perlu untuk menurunkan menara bor untuk meningkatkan stabilitas alat, atau pada
kenyataannya, angkutlah dengan alat muat yang rendah bila perlu.
 Waspadalah pada penambahan tinggi, panjang dan lebar alat bor untuk memastikan
jarak bebas yang aman selama pemindahan.
 Jangan biarkan seseorang menumpang pada atau dalam alat.
 Jangan mencoba menaikan menara bor atau mengoprerasikan alat bor sampai alat
benar – benar tersangga dan datar pada permukaan tanah yang keras. Alat dapat
terbalik jika peringatan ini di abaikan.
 Selalu peringatkan seseorang yang berada di sekitar alat (dalam jarak 20 meter dari
alat) saat menaikan alat bor.
 Pemeriksaan berkala dan sering harus di lakukan untuk memastikan bahwa pipa bor
secara aman terpasang pada tempatnya (loader). Jangan mengoperasikan alat bor

31 D245s Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

kecuali jika pengait pengunci pipa bor yang terpasang pada menara bor dalam posisi
terkunci secara normal untuk mencegah jatuhnya pipa bor dari menara bor.

Jangan mencoba menaikan menara bor dekat dengan kabel beraliran listrik.

 Gunakan hanya pipa bor yang di khusus di rancang untuk di gunakan pada alat
drilltech.
 Jangan menggunakan pipa bor yang telah aus pada bagian pojok flat-nya. secara
berkala periksalah bagian bawah dari flat dan flat pipa bor dari keausan untuk
membuktikan bahwa pipa bor tidak dapat berputar melebihi flatnya.
 Jangan menggunakan loader dengan plat kunci yang aus.
 Jangan menyimpan slang, perlengkapan, pipa bor atau barang lainnya di bawah
menara bor yang di turunkan.
 Saat menurunkan atau menaikan menara bor, operator harus ada di dalam cabin, untuk
menjaga sesuatu yang terjatuh dari menara bor.

CATATAN :
Sebelum menurunkan menara bor atau menjalankan alat, aturlah loader ke sesuatu posisi
di mana plat bagian atas dari loader dapat mencegah bergeraknya semua pipa bor
melewati plat bagian atas .
 Jika ada pipa yang bebas bergerak melewati bagian yang terbuka dari bagian
atas plat, maka harus di lepaskan dari loader saat berjalan menuruni lereng
yang terjal atau saat berhenti dengan tiba – tiba. Pipa yang terlepas dapat
menghantam kendaraan atau seseorang sehingga dapat mengakibatkan luka
yang serius atau kematian.
 Jagalah tangan, lengan dan bagian tubuh lainnya, termasuk pakaian jauh dari
tali (belts), pulley, rantai feed atau bagian alat lainnya yang bergerak.
 Jangan menggunakan pengarah pipa bor (drill pipa) yang aus.
 Alat bor harus keadaan mati, suhu di biarakan menjadi turun dan tekanan di
lepaskan sebelum mengisi kembali bahan bakar dan melakukan sevice. Tim
service seharusnya selalu memberitahukan tugasnya untuk mendekati alat bor
guna melakukan service.

Operation Training & Services D245s 32


Safety, Healthy & Environment

 Jika perlu untuk menaikai menara bor untuk melakukan perbaikan, lakukan lah
dengan ekstra hati – hati dan gunakan tali pengaman.
 Bersihkan selalu ceceran oli / bahan bakar dari tangga dan tempat berjalan
untuk mengurangi resiko tergelincir dari kecelakaan.
CATATAN: Saat membersihkan, jangan menggoncangkan menara bor untuk
menyingkirkan batuan dari deck .
 Parkirlah alat bor pada permukaan yang rata atau melintang pada lereng (tidak
melebihi 15 derajat).
 Keselamatan harus menjadi perhatian operator yang paling penting. Apabila
ragu – ragu dengan keselamatan kerja, operator harus berkonsultasi dengan
supervisornya.

2.13 Prosedur Keadaan Berbahaya


Kebakaran
Jangan mencoba memadamkan api kecuali jika dapat di lakukan dengan aman dan
anda mempunyai lintasan jalan keluar yang telah di rencanakan .

Pada saat terjadi kebakaran pada alat :


1. Hentikan alat (apabila sedang berjalan)
2. Matikan mesin.
3. Aktifkan system penghambat kebakaran (jika di lengkapi).
4. Segeralah keluar dari unit, ambilah alat pemadam kebakaran tangan.
5. Panggilah bantuan.
6. Jika aman untuk melakukannya, padamkanlah api dengan alat pemadam
kebakaran.

Bersentuhan dengan kabel listrik bertegangan tinggi .


Selalu ingat bahwa kabel beraliran listrik sangatlah berbahaya. Melakukan tindakan yang
salah saat alat menyentuh kabel beraliran listrik akan mengakibatkan kematian atau luka
serius. Perhatikanlah tindakan pencegahan yang tertera di bawah ini :.
1. Jangan menyentuh bagian apapun dari alat, khususnya bagian yang terbuat dari
besi/metal.
2. Jangan mencoba meninggalkan alat.
3. Peringatan orang lain untuk menjauhi alat.
Jika sangat perlu untuk meninggalkan alat, sebagai contoh dalam kasus kebakaran. Anda
dapat meloncat sejauh mungkin, menjauhi alat. Jangan berjalan turun – melompat. Jangan
menyentuh bagian alat saat melompat.
Jangan menyentuh seseorang yang mungkin bersinggungan dengan alat yang beraliran
listrik. mencoba menyelamatkan diri hanya jika nyawa yang di prtaruhkan dan lakukan
dengan penuh perhatian .

33 D245s Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

 Gunakan kayu panjang yang tidak bercat atau tali kering yang panjang dan bersih
untuk memisahkan korban dari sumber listrik.
 Sebisa mungkin menjauhlah sejauh mungkin dari korban dan jangan menyentuh
korban sampai korban benar – benar terlepas dari alat atau aliran listrik.
 Jika korban tidak sabarkan diri saat di lepaskan, lakukan pernapasan buatan segera
mungkin, jika anda terlatih untuk melakukannya.

2.14 Danger, Warning And Caution Decals


Ilustrasi umum berikut ini menunjukkan Caution, Warning dan Danger pada mesin ini.
Hal ini menjelaskan kepada operator bahwa terdapat potensi risiko untuk cedera pribadi
dan kerusakan mesin, dan apa tindakan harus diambil untuk mengoperasikan peralatan ini
dengan aman.

Operation Training & Services D245s 34


Safety, Healthy & Environment

35 D245s Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

Operation Training & Services D245s 36


Safety, Healthy & Environment

37 D245s Operational Training & Services


Power Line

BAB III

POWER LINE
A. KODE UNIT
Sandvik Mining and Contruction merupakan provider dari salah satu mesin drilling yang
banyak digunakan di Indonesia dalam bidang pertambangan dan eksplorasi. Jenis dan tipe
dari mesin drilling Sandvik sangat beraneka ragam sesuai dengan fungsi dan aplikasinya.
Di buku ini jenis mesin drilling yang akan dibahas adalah tipe D245S
Adapun arti kode unit D245S sebagai berikut:
D = Drill
2 = Tipe ini menggunakan D25KS sebagai pondasi system dan konstruksinya
45 = Pulldown atau tekanan ke bawah sebesar 45,000 lbs ( 20,412 kg)
S = Special Series

B. GENERAL KOMPONEN

Gambar 2.1 General Komponen Rig

Operation Training & Services D245s 38


Power Line

Gambar 2.2 General View Driliing Machine

39 D245s Operational Training & Services


Power Line

Gambar 2.3 Perlengkapan Drill Steel Equipment

Operation Training & Services D245s 40


Power Line

2.1. Definisi Engine


Engine adalah suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui proses tertentu , dimana
proses termis dirubah menjadi tenaga mekanis. Fungsi sebagai sumber tenaga utama

Machine merupakan suatu unit secara keseluruhan, yang mencakup engine sampai
power train.

2.2. Prinsip Kerja dan Pembagian Engine


Diesel engine : Udara yang dimasukan kedalam cylinder, kemudian di kompressikan
sehingga mencapai temperatur 300o – 400o C dan tekanan 30 – 40 kg/cm2, kemudian di
semprotkan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran, yang menghasilkan tekanan
bekisar 60-80 kg/cm2, dengan temperature sekitar 600o – 800o C .
Gasoline engine : Udara dan bahan bakar yang dimasukan kedalam silinder, secara
bersama-sama, kemudian dikompresikan hingga mencapai tekanan 7-15 kg/cm2,
dengan temperature sekitar 100o – 150oC kemudian dipercikkan bunga api lewat busi,
sehingga terjadi pembakaran yang menghasilkan tekanan besar sampai 30 – 60 kg/ cm2
dengan temperature sekitar 1500oC.

Berdasarkan lokasi pembakaran, engine dibagi menjadi 2 jenis :

a. Internal Combustion yaitu proses pembakaran bahan bakar di dalam cylinder


engine itu sendiri.
b. Eksternal Combustion yaitu proses pembakaran bahan bakar di luar cylinder
engine.

Secara bagan dapat dilihat klasifikasi engine sebagai berikut:

Gasoline Engine
Internal Combustion
Diesel Engine
ENGINE
Mesin Uap
Eksternal Combustion
Turbin Uap

41 D245s Operational Training & Services


Power Line

Direct Injection
Combustion
Indirect Injection
Two Cycle/Stroke
Cycle
Four Cycle/Stroke
Air Cooled
Cooling
Water Cooled

Splash (Percik)
Lubricating
Pressure
ENGINE
DIESEL
Naturaly Aspirated
Air Intake
Supercharge Aspirated
Stationary
Application
Otomotive

In Line Construction
Construction
V - Construction

2.3. Prinsip Engine Diesel 4 Langkah

Gambar 2.4 Engine Diesel 4 Langkah

Berdasarkan gambar ilustrasi (Gambar 2.4) proses Engine 4 Langkah adalah sebagai
berikut:

Operation Training & Services D245s 42


Power Line

a. Proses Hisap (Intake)


Intake valve terbuka, exhaust valve tertutup, piston bergerak dari TMA ke TMB,
maka udara masuk ke dalam cylinder.
b. Proses Kompresi (Compression)
Intake valve tertutup, exhaust valve tertutup, piston bergerak dari TMB ke TMA,
udara terkompression hingga mencapai tekanan antara 30 – 40 kg/cm2 dan
temperature antara 3000 – 4000C pada akhir langkah disemprotkan bahan bakar
dari nozzle .
c. Proses Power (Combustion/Expansion)
Intake valve tertutup, exhaust valve tertutup, piston bergerak dari TMA ke TMB,
saat disemprotkan bahan bakar terjadi pembakaran sehingga mencapai tekanan 60-
80 kg/cm2 dan suhu antara 6000 – 8000C , sehingga timbul tenaga ( power ).
d. Proses Buang (Exhaust)
Intake valve tertutup, exhaust valve terbuka, piston bergerak dari TMB ke TMA ,
untuk membuang ke luar gas pembakaran lewat exhaust valve.
2.3.1 Perbedaan Engine Diesel dan Engine Gasoline

ITEM DIESEL ENGINE GASOLINE ENGINE

FUEL SOLAR BENSIN

Fuel Supply Fuel Injection Pump Carburetor / fuel injection

Sistem Penyalaan Penyalaan spontan Penyalaan elektrik (busi)

Perbandingan 1 : 15-21 1 : 7-12


Kompresi

Tekanan 60 - 90 kg/cm2 30 – 40 kg/cm2


Pembakaran

Ukuran Silinder Ukuran silinder besar, karena Ukuran silinder lebih


kalau kecil sulit dalam mencapai kecil, karena ada
pembakaran perambatan api.
Dalam engine diesel, hanya udara bersih yang dapat di kompresi dengan tekanan tinggi.
Ketika suhu mulai panas saat akhir kompresi, maka bahan bakar secara spontan
(langsung) disemprotkan sehingga mengakibatkan pembakaran spontan. Keistimewaan
dari engine diesel bahwa light oil dari Jepang dapat digunakan sebagai bahan bakar,
dan efisiensi pembakaran sangat bagus, karena perbandingan kompresi yang tinggi,
hasil dari reduksi penggunaan bahan bakar. Sebagai tambahan, torque engine diesel
pada speed engine low cukup tinggi.
Bagaimanapun, engine diesel paling banyak digunakan pada alat berat dan kendaraan
medium alat berat.

43 D245s Operational Training & Services


Power Line

2.3.2 Perbedaan Engine 4 Langkah dan Engine 2 Langkah


Engine Diesel 4 Langkah Engine Diesel 2 Langkah
Engine di mulai dari langkah intake – Engine 2 langkah juga dimulai dari intake –
kompresi – pembakaran – exhaust, kompresi – pembakaran – exhaust. Namun,
dengan 4 langkah piston atau 2 X hanya dengan 2 langkah piston atau sekali
putaran crankshaft dan menghasilkan putaran crankshaft & menghasilkan sekali
sekali pembakaran. pembakaran.
Proses seperti ini sering disebut engine 4
langkah.

2.3.3 Keuntungan dan Kerugian Diesel Engine


Berikut ini merupakan keuntungan dan kerugian penggunaan engine dengan jenis
diesel (Motor Diesel)
Keuntungan:
1. Biaya pengoperasian ekonomis, karena bahan bakar menggunakan oil dengan
grade rendah. (light oil)
2. Besarnya kalori pada fuel yang terbakar dapat menghasilkan output engine dan
panas yang efektif / tinggi sehingga konsumsi bahan bakar rendah (efisiensi 30 –
35 %)
3. Bahaya kebakaran lebih rendah (titik nyala fuel tinggi)
4. Tidak butuh sistem penyalaan dan carburetor
5. Dapat menghasilkan tenaga dan putaran yang rendah
Kerugian :
1. Berat output HP tinggi
2. Getaran selama operasi lebih besar
3. Start lebih sulit
4. Biaya pembuatan lebih tinggi (mahal)
2.4. Sistem Engine D245S
Pada unit Drill Machine D245S ini, engine yang digunakan yaitu CATERPILLAR
Dengan rincian sebagai berikut :

Operation Training & Services D245s 44


Power Line

45 D245s Operational Training & Services


Power Line

Gambar 2.6 Engine CAT pada unit D245S


Drill Machine menggunakan mesin diesel caterpillar, beroperasi pada kecepatan mesin
maximal 1800 rpm untuk memberikan tenaga penggerak mekanis kepada alat bor.
Tenaga berjalan dari crankshaft mesin ketorak mesin kemudian ke pompa hydraulik
melalui drive shaft dan gear box. Rotary screw compressor yang terpasang di bagian
depan di gerakan oleh engine flyweel. Mesin ini didinginkan oleh air dan menggunakan
pompa hydraulic untuk membuat udara mengalir ke radiator.

Gambar 2.7 Saringan debu pada bagian atap ruangan

Mesin CAT ini dilengkapi pre-cleaner “cyclone” untuk membersihkan udara yang
masuk ke dalam ruangan kabin menggunakan elemen kertas. System preheating
dilakukan secara electronic untuk membantu starting pada cuaca dingin.

Selain itu, D245 ini sudah menggunakan system DMS (Drill Monitoring System) yang
berfungsi memonitor parameter-parameter penting pada mesin, memberi peringatan
kepada operator dan mematikan mesin bila terjadi kesalahan atau di berikan perhatian
khusus.

Operation Training & Services D245s 46


Power Line

2.5. Rangkaian Mast (Menara Bor)


Menara atau tiang menyangga penggerak drill string dan komponen pelengkap lainnya
terdiri dari barel loader yang dapat di atur sehingga rig dapat melakukan pemboran
menyudut dan vertical.

1. Menara pemboran adalah rangka yang di buat oleh pabrik yang memanjang keatas
dari deck alat.

2. Dua buah cylinder hydraulik menggerakan menara pemboran dari posisi horizontal
ke posisi pemboran vertical.

3. Hydraulik cylinder drive head memberikan gaya torak yang sesuai untuk memutar
drill string saat melakukan pemboran.

4. Cylinder system hydraulik, sprocket dan rantai memberikan tenaga yang cukup
untuk menaikan dan menurunkan rotary head dan membuat drill string berputar
menembus tanah.

5. Barel loader didalam rangka menara disediakan sebagai tempat pipa pemboran dan
dapat secara hydraolik berputar untuk melepas / memasang pipa dari unit rotary
drive.

6. Udara bertekanan di alirkan kekepala menara, kemudian melewati air swivel head
turun ke drill string mencapai mata bor. Udara tersebut di gunakan baik untuk
mendinginkan mata bor dan untuk mengangkat kerataan batuan dari dalam lubang
bor selama pengeboran.

7. Dasar dari menara pemboran adalah deck untuk bekerja, dilengkapi dengan
peralatan yang memadai untuk memasang dan melepaskan komponen drill string.

2.6. Barrel Loader


Barrel loader memuat sejumlah pipa bor yang mendukung operasi pemboran lebih dari
satu pipa (multi pass), apabila alat pemboran di lengkapi dengan barrel loader, opertor
dapat mengganti pipa dengan cepat dan efesien dari dalam ruang kemudi. Loader
terdiri dari :

1. Hanger
Hanger terpasang pada sisi menara bagian atas dan bawah untuk menyangga
barrel. Cylinder hydraulik mengeluarka an dan memasang hanger. Hanger dapat
di atur sedemikian sehingga carosel dapat bergerak masuk dan keluar.

47 D245s Operational Training & Services


Power Line

2. Barrel atau carousel


Memuat sampai enam (6) pipa yang terpasang pada top plate dan bottom pods.
Indexing lock plate yang terpasang di bawah pods berguna untuk menempatkan
barrel pada lubangnya .

3. Indexing Assembly
Terletak di bawah barrel dan mempunyai hydraolik loocing pin yang dapat
mengunci dan melepaskan lock plate. Rangkaian ini di putar dengan cylinder
hydraulik. Saat pin pada keadaan terlepas, hanya indexing assembly yang dapat
berputar. Saat pin pada posisi terkunci, cyinder hydraulik akan memutar carousel
– nya.

2.7. Rotary Head


Dua buah piston motor hydraulik memberikan gaya torak mekanis pada reduction gear
yang berada pada rumah rotary head. Bullgear
menjalarkan putaran langsung kepada top sub
dan drill. Bullger shaft ini berbentuk cekung
yang berfungsi untuk mengalirkan udara
bertekanan mengalir ke pipa bor dan dasar
lubang bor. Air swivel yang terpasang pada
bagian atas bullger shaft berfungsi untuk
meneruskan udara ke drilling string .

Gambar 2.8 Komponen Rotary Head

Rotary head dengan aman terpasang pada mast rails tetapi masih dapat di gerakan naik
dan turun di pandu oleh sliding blocks. Cylinder hydraulik dan rantai dapat
menurunkan dan menaikan rotary head.

2.8. Alat Penggerak ( Winch )


Alat penggerak ini di gunakan untuk mengangkat
aksesori seperti mata bor yang baru dan alat lain
nya dari dan ke wordeck. alat penggerak ini juga
dapat di gunakan untuk mengganti pipa bor pada
saat menara dalam keadaan vertical. Penggulung
alat kerek di gerakan oleh motor hydraulik. Dari
penggulung tersebut, tali kabel dengan
pengaitnya berjalan naik melalui bagian atas dari menara melewati beberapa jalur.

Operation Training & Services D245s 48


Power Line

2.9. Undercarriage
Track undercarrige di buat baik oleh America undercarriage atau caterpillar yang
terdiri dari crawler unit yang independent. Keduanya di gerakan oleh dua motor
berjenis bent axis axial piston. Torak yang di hasilkan oleh motor drive hydraulik di
gandakan dari motor ke track chain sprocket oleh sprocket mounted. Planetary
reduction gear type dan rangkaian final drive.

Gambar 2.9 Komponen Sproket pada Undercarriage

Pengontrolan dari motor penggerak tersebut dapat memberikan penggerakan yang


tidak terbatas, dari tahap demi tahap membelokan ke pembelokan yang tajam, dengan
variasi tuas pengendali maju ke depan atau mundur ke belakang. Counter stering
sangat mungkin di lakukan jika salah satu track pada posisi mundur. Masing –
masing rantai track di pasang dengan triple – lug graouser plates, yang di dukung dan
di kendalikan oleh track roller, front idler dan carrier roller. Pegas coil yang besar
mengimbangi recoil dari idler bagian depan untuk melembutkan getaran dan
memelihara tegangan track .

Cylinder yang dapat di atur secara hydraulik dapat mengatur kelongggaran rantai.
pelindung yang kuat ( heavy guard ) dapat melindungi semua komponen gerak dari
rangka track dari kotoran pecahan batuan . kedua rangka track di gerakan oleh central
wolking beam yang memberikan beberapa derajat gerakan track menggelombang.
Kedua undercarriage di lengkapi dengan reem cakram hydraulik yang menjaga
pergerakan track pada saat alat bor tidak bekerja.

2.10. Machinery Deck


Tempat ini merupakan bagian rangka alat bor, termasuk perlengkapan yang terletak di
atas system undercarriage, kecuali rangkaian menara bor. Struktur dari deck mesin
terbuat dari baja yang terpasang dan menyangga hampir dari semua komponen operasi
seperti mesin diesel, radiator dan pendingin oil, dudukan menara bor, kompressor
penerima udara, pemisah udara oli, tanki hydraulik dan filter, tanki bahan bakar,

49 D245s Operational Training & Services


Power Line

battery, hydraulik pump drive, system air, struktur penyangga menara bor dan cabin.
Tangga dan pegangan tangan terdapat sepanjang deck untuk memberikan kemudahan
kepada mekanik dan pengawas saat melakukan inspeksi. Jalan masuk ke cabin melalui
tangga yang dapat di lipat. Semua dongkrak terpasang dengan aman pada rangka deck
mesin.

Alat tambahan lainnya yang mungkin terpasang pada deck antara lain generator listrik,
hydraulik crane, pengumpul debu (dust collector) dan system pelumasan otomatic (auto
lube system), dll .

2.11. System Hydraulic


Penggerak track dan system pemutar merupakan
system yang hydrostatik dengan pompa independent di
setiap rangkaian. Ini membuat system yang lebih
bersih dan mudah untuk di perbaiki. Menurunkan
tingkat pemakaian pompa dan menaikan umur
pemakaian. System ini merupakan rangkaian tertutup
dan di lengkapi dengan saringan tiga micron, pipa anti
retak di gunakan apabila di perlukan untuk
meningkatkan system pendingin dan menurunkan
biaya perbaikan

System hidrotatik di lengkapi dengan tekanan 125 psi untuk mencegah pelubangan saat
tekanan muncul, terlihat pada saat pemboran pada formasi yang pecah atau patahnya
sambungan pipa. Pendingin oli mempunyai thermostatic control otomatic untuk
melewatkan oli pada saat penyalaaan pada cuaca dingin. Alat tambahan untuk
memonitor system hydraulik memberikan diagnosa yang cepat pada system hydraulik.

2.12. Tangki Reservoir


Fungsi dari tangki resevoir hyraulik adalah :

1. Mengendapkan oli pada waktu


yang singkat selama system
beroperasi untuk mengendapkan
kontaminan dan menghilangkan
gelembung.
2. Mengatur variasi volume oli yang muncul selama pengoperasian.
3. Membantu mendinginkan oli sebelum di sirkulasikan kembali ke system.
4. Merupakan tempat „bernafas‟ bagi rangkaian dan terisi oleh oli.

Operation Training & Services D245s 50


Power Line

Tangki resevoir mensupport sampai dengan tujuh pompa : pompa track, pompa rotary,
pompa feed, dan pompa aksesori. Oli yang kembali ke resevoir akan melewati filter
berukuran 10 mikron. Oli yang masuk juga di saring melewati filter bertekanan tinggi
yang di lengkapi dengan indicator “penyaring kotoran” yang akan memberikan
peringatan apabila filter tersumbat. Resevoir di tekan dengan udara melewati katup
regulator untuk mendapatkan tekanan 20 –33 Kpa (3 –5 psi) yang akan menahan
masuknya kontaminan dan tekanan aliran yang besar yang keluar dari pompa.

2.13. Pump Drive Group


Pompa – pompa ini di gerakan oleh dua ( 2 )
buah multi drive head gear boxes. Pada alat
drilling gear box pertama mempunyai dua buah
variable displacement pump yang di gunakan
untuk menyalakan alat, pompa feed dan pompa
pemutar. gear box ke dua mempunyai tiga buah
pompa.

Untuk mengekstraksi debu, penginjeksi air dan pompa yang di operasikan adalah
penghembus udara (vane) berjenis volume konstan. Dua buah gear box tersebut di
gerakan dari mesin oleh system drive shaft.

2.13.1. Pompa Propel


Pompa ini merupakan variable displacemant
pumps yang mengirimkan oli ke motor propel
pada track. operator dapat merubah kecepatan
dengan cara menggerakan tuas propel. Pompa
propel pada alat D245S mempunyai tekanan
minimal sebesar 28.9 Mpa (4200 Psi) dan
kecepatan maksimum aliran

2.13.2. Pompa Rotary


Pompa ini merupakan variable displacement pumps. Operator dapat menggerakan tuas
rotary dari dalam cabin untuk merubah volume oli yang terpompakan melewati motor
drive head , kemudian akan merubah rpm .System D 90 K-S mempunyai tekanan kerja
sebesar 24 – 13 mpa (3500 Psi) dan membualiran keluar sebesar 428 I/min (113 gpm).

51 D245s Operational Training & Services


Power Line

2.13.3. Pompa Feed


Pompa ini juga merupakan variable displacement pump yang memompa oli yang
melalui hydraulik pulldown system. Sejumlah tekanan (pulldown) yang terbentuk
pada sirkuit kontrol oleh katup pengendali feed.

Pompa feed pada alat D245S mempunyai tekanan kerja sebesar 20.68 Mpa (3000 psi)
dan kecepatan aliran keluar 387 I/min (102 gpm).

2.13.4. Pompa Aksesori


Ini merupakan pompa dua tahap fixed displacement pump. Tahap pertama adalah
mengirimkan oli ke motor kipas sementara tahap ke dua mengirimkan oli ke accessory
valve bank untuk pengoperasian aksesori pompa lainnya. Pompa pengekstraksi debu
dan penginjeksi air kedua nya merupakan fixed displacement pumps berjenis vane
(kipas penghembus angin).

2.14. Pengunci Mast (Menara)


Ada dua macam fungsi sillinder hidraulik yaitu menutup, menyangga menara dan
rangka deck mesin, menaikan dan menurunkan menara (mast). Untuk memastikan
bahwa sillinder bergerak dengan kecepatan yang sama, katup counter balance harus di
pasang . jika selang rusak selama penempatan menara katup tersebut. Pin pengunci
secara hydraulik akan mengamankan menara dalam posisi pemboran vertical maupun
menyudut.

2.15. Motor Track Hidrolik


Motor penggerak tersebut merubah aliran hidrolik dan tekanan kekecepatan putar dan
torak yang kemudian dimodifikasi oleh final drive reduction gear. Fluida masuk ke
dalam motor menyebabkan gerak pada piston axial bagian dalam. Tenaga yang di
hasilkan oleh piston yang kontak melewati swashplate menyudut menghasilkan
putaran yang di jalankan ke reduction gear.

2.16. Unit Rem Cakram


Setiap unit final drive mempunyai unti rem cakram yang di hubungkan secara langsung
ke motor hydraulik (hydraulic motor output shaft extension). Pegas yang terpasang
pada unit pelepas fluida secara hydraulik akan mengamankan dan menahan final drive
input pinion, saat alat tidak bergerak berfungsi sebagai rem parker. Saat tram di pilih,
fluida secara hydraulik menekan pegas belville sehingga rem terpasang untuk
melepaskan cekraman pada cekram .akibat nya system penggerak sekarang tidak
terpasang remnya.

Operation Training & Services D245s 52


Power Line

2.17. Leveling Jacks


Silinder hidrolik jack mengangkat berat mesin dari undercarriage, menstabilkan dan
meratakan alat selama operasi pemboran, katup pemeriksa terpasang pada sillinder di
dalam jack untuk mencegah tertarik kedalamnya sillinder pada saat terjadi kerusakan
pada selang dan mencegah sillinder merosot ke bawah selama operasi pemboran. Unit
D245S ini memiliki 3 jack yaitu right jack, left jack dan front jack

Sillinder hidrolik di dalam jack terlindung dari penumpukan kotoran dan debu.
Landasan Jackongkrak terpasang pada bagian bawah dari silinder untuk mendapatkan
dudukan yang kuat pada permukaan tanah.

2.18. Sistem Udara


Sullair rotary screw kompressor menyediakan udara bertekanan dalam jumlah besar
yang dialirkan ke kepala menara (mast head) dan kedalam drill string melewati air
swivel. Udara tersebut mempunyai dua fungsi : pertama adalah untuk mendinginkan
dan melumasi mata bor dan bearing, kedua adalah untuk mengeluarkan kerataan batuan
dari dalam lubang bor.

Di dalam kompressor screw, rotor menekan udara masuk saat di putar oleh cranshaft
mesin. Oli di injeksikan ke dalam kompressor dan bercampur dengan udara untuk
melumasi komponen di dalam kompressor, menutup screw dan berfungsi sebagai
pendingin.

Percampuran udara dan oli di buang dari kompressor ke dalam tangki penerima di
mana sebagian besar oli di pisahkan dari udara. Tangki penerima juga berfungsi
sebagai kompressor oil sump. Komponen-komponen Kompresor adalah sebagai berikut
:

A. OIL STOP VALVE :


Memutus aliran fluida kompressor untuk mencegah aliran yang berlebihan ( over
flow )

B. DISCHARGE CHECK VALVE :


Memutus aliran balik dari campuran udara / oli yang melewati system buang
kompresor pada saat kompresor mati .

C. THERMO VALVE :
Mengatur aliran fluida ke pendingin . di rancang untuk memelihara suhu operasi
minimal ( 155 ) , digunakan pada pemanasan pada saat memulai penyalaan .

53 D245s Operational Training & Services


Power Line

D. MINIMUM PRESSURE VALVE :


Menjaga tekanan minimal sebesar 40 psi pada tangki kompresor . tekanan ini
penting untuk pemisah oli / udara dan untuk memastikan sirkulasi oli .

E. PRESSURE RELIEF VALVE :


Bukalah tekanan sehingga mencapai tekanan atmosfer jika tekanan pada tangki
menjadi terlalu tinggi ( 140 psi ) .

F. CHECK VALVE :
Mencegah tekanan balik dari pipa ke sump selama kompresor tidak bekerja saat
setelah mematikan alat .

G. SULLICON CONTROL :
Mengatur jumlah udara yang di perbolehkan masuk ke dalam katup udara masuk
yang ditentukan oleh sejumlah udara yang sedang digunakan pada pipa / saluran
sevice .

H. CONTROL REGULATOR :
Membuka tekanan pada pipa diantara sump dan sullicon control sehingga
sullicon control dapat mengatur pengiriman udara yang tergantung kepada
kebutuhannya .

I. PILOT VALVE :
Memotong ( bypass ) katup regulator tekanan menyebabkan silicon control
terlalu dekat dengan katup masuk saat alat mencapai tekanan oprasi maksimal .

J. PRESSURE SWITCH :
Menunjukan tekanan pada saluran sevice , saat tekanan pada saluran mencapai
maksimal , pressure switch akan memberikan tanda ke katup pengendali untuk
mengurangi beban mesin .

K. BLOWDOWN VALVES :
Melepaskan tekanan pada tangki ketekanan atmosfer selama pengurangan beban
dan mematikan mesin .

L. HIGH DISCHARGE TEMPERATURE SHUTDOWN SWITCH :


Saklar suhu secara cepat akan mematikan kompresor jika suhu udara buang
mencapai 1160C (2400F).

2.19. Dust Supression System


Udara yang bertekanan keluar dari lubang bor selama operasi pemboran membawa
debu. Motor hydraulik menjalankan kipas penyedot udara bertekanan dari wilayah

Operation Training & Services D245s 54


Power Line

yang berbeda di dalam pelindung debu ( dust curtain ) yang mengelilingi bagian atas
dari lubang bor, melewati separator cyclone didalam rumah pengektrasi debu. Partikel
berukuran besar dan debu kasar di tangkap di dalam rangkaian pengektrasksi,
kemudian jatu kedalam pengaumpul ( collector ) dan akhirnya jatuh ke tanah, elemen
filter kemudian menyapu debu halus.

Tekanan udara secara periodic mengeluarkan debu halus dan memaksa material ini
untuk keluar dari dropout cone . Pelindung debu ( dust curtain ) dapat di naikan dan di
turunkan dan pintu hydraulik di bagian belakang dapat di angkat untuk menyingkirkan
kerataan batuan pada saat di angkat dari lubang bor .

2.20. Sistem Pelumasan Otomatis (Auto Lube)


Sistem ini merupakan system pelumasan terpusat yang di rancang untuk mengalirkan
pelumasan secara otomatic kesetiap tempat pada alat. System ini menggunakan pompa
yang di opersikan oleh udara, di kontrol oleh pengatur waktu (timer), untuk
mengirimkan pelumasan pada saat tertentu melewati injector dan pipa distribusi ke titik
pelumasan.

Siklus ini di nyalakan dengan pengatur waktu elektrik yang akan menghidupkan
pompa. pompa akan membentuk tekanan pada pipa sampai injector melepaskan
pelumas. pompa terus akan membentuk tekanan sampai tekanan balik pada line breaks
dan rangkaian sirkuit elektronik mematikan pompa.

Bleed valve akan terbuka untuk menjadikan tekanan pada saluran kembali ke kontainer
pelumas, ketika tekanan di pipa mulai menurun, injector akan siap hidup kembali untuk
siklus selanjutnya. Resevoir akan terlihat seperti pada gambar atau menggunakan
kontainer pelumas standar berkapasitas 20 liter.

2.21. Mata Bor


1. Tricone Roller Bit .
Roller bits terdiri dari badan mata bor dan tiga buah conical roller yang dapat bergerak
yang di lapisi oleh carbide pada bagian insert atau gigi-giginya. Idenya adalah
menghancurkan batuan dengan cara memutar insert, menekan batuan dengan tekanan
yang tinggi.

Insert distribushi secara merata pada ke tiga roller sehingga seluruh bagian dasar
lubang bor akan terkena selama bor berputar. Roller bit untuk batuan yang keras, jarak
antar insert – nya semakin dekat, sementara pada roller bits untuk batuan lunak jumlah
insertnya semakin sedikit dan mengarah keluar. Roller bit mempunyai sejumlah jet

55 D245s Operational Training & Services


Power Line

nozzle di mana udara bertekanan keluar dan mengangkat kerataan batuan dari dasar
lubang bor saluran udara lainnya pada mata bor mengalirkan udara bertekanan
melewati bearing untuk tujuan pendinginnan dan pelumasan.

2. Spade atau Drag Bit


Spade bit di gunakan pada batuan lempung atau material yang sangat lunak (biasanya
kondisinya basah). Mata bor ini berfungsi seperti shovel untuk menyekup tanah yang
basah keluar dari lubang bor. Pada kondisi tanah yang basah ini, roller bit akan macet
sebab roller – nya tidak dapat bergerak dan mengeluarkan kerataan batuan. Material
lempung tersebut juga akan melingkupi roller dan akan menghentikan berputaran.

3. Pipa Pemboran Rotary dan Aksesoris


a. Lift plug: ini di gunakan untuk menaikan pipa bor kedalam menara bor.
b. Top Sub: ini di gunakan untuk menyambung pipa bor ke rotary head
c. Drill pipe: alat bor driltech dapat menggunakan sampai 6 batang pipa bor,
tergantung pada kedalaman yang di inginkan
d. Bit sub: ini di gunakan untuk menyambung mata bor ke pipa bor.
e. Table bhushing: ini berfungsi sebagai penglurus dari pipa bor , terdapat 2 jenis
:
 Standar smooth : lubang vertical
 Bearing bushing : pemboran menyudut

Operation Training & Services D245s 56


Instrumen Panel

BAB IV
INTRUMEN PANEL
4.1. Jenis-jenis Instrumen Panel

Instrumen Panel pada unit D245S terbagi menjadi 6 kelompok, yang dikelompokan
berdasarkan abjad (A-F)

4.1.1. Instrumen Panel A

NO Gambar Icon Nama Icon Keterangan

Gauge ini menunjukkan tekanan


udara yang pada bor
A1 Working Air Pressure

Gauge ini menunjukkan tekanan


udara yang pada tangki udara
A2 Receiver Air Pressure
penerima saat pengeboran
berlangsung

Operation Training & Services D245s 57


Instrumen Panel

Gauge ini mengindikasikan


tekanan minyak hidrolik pada
motor rotary head.
A3 Rotation Pressure
Tekanan dikendalikan dengan
memutar kontrol tekanan rotasi
valve (F11)

Gauge ini mengindikasikan


tekanan minyak hidrolik sebagai
A4 Hydraulic Pressure pada operasi katup kontrol bank
feed cylinder (gaya pull-down).

Untuk mengoperasikan stasiun


lampu.
A5 [Switch On/OFF] Operator Station Lights Angkat saklar untuk menyalakan
lampu, turunkan saklar untuk
mematikan lampu

Untuk memulai dan


menghentikan opsional strobe
beacon.
A6 Beacon
CATATAN!

Lokasi ini switch juga dapat


digunakan untuk washer

Tekan tombol ini turun untuk


A7 Washers
mencuci jendela dengan cairan

4.1.2. Instrumen Panel B

58 D245s Operational Training & Services


Instrumen Panel

NO Gambar Icon Nama Icon Keterangan

Gauge Tachometer yang


berfungsi mengetahui putaran
B1 Head Speed
(RPM) Rotary Head dengan
perkali 10 kali (Max 200 RPM)

Indicator untuk mengetahui


kondisi cylinder jack pada
B2 Indicator Lamp L Jack bagian kiri belakang. Jika
berwarna hijau, berarti jack telah
penuh ditarik masuk kembali

Indicator untuk mengetahui


kondisi cylinder jack pada
B3 Indicator Lamp F Jack bagian depan. Jika berwarna
hijau, berarti jack telah penuh
ditarik masuk kembali

Indicator untuk mengetahui


kondisi cylinder jack pada
B4 Indicator Lamp R Jack bagian kanan belakang. Jika
berwarna hijau, berarti jack telah
penuh ditarik masuk kembali

Indicator akan berwarana merah


Change Compressor jika filter tersumbat dan oli
B5 Indicator Lamp
Filters masuk ke dalam filter. Tekan
tombol ini untuk melakukan test

Gauge level fuel pada engine


B6 Fuel diesel

Indikator akan berwarna merah


Disengaged-Angle
B7 Indicator Lamp jika Pin Pengunci Mast tidak
Locking
bisa engaged

Indikator akan berwarna hijau


Engaged-Angle
B8 Indicator Lamp jika Pin Pengunci Mast telah ter-
Locking
engaged secara penuh

Tachometer Gauge untuk


B9 Engine RPM mengetahui kecepatan putaran
engine dengan kelipatan 100 kali

Mengindikasikan temperature
B10 Water Temperature engine. Normalnya indicator ini
berwarna hijau

Discharge Air
B11
Temperature

Operation Training & Services D245s 59


Instrumen Panel

Mengengindikasikan tekanan oil


B12 Oil Pressure pelumasan engine

Mengindikasikan baterai mengisi


B13 Battery voltage. Normalnya pada 24V

Tekan switch ini untuk


B14 Lights menerangi area kerja

Indikator ini berwarna merah


jika filter hydraulic mengalami
Change Hydraulic
B15 Indicator Lamp sumbatan dan oli membypass
Filters
filter. Tekan tombol untuk
melakukan test

Tombol ini digunakan untuk


B16 Ether melakukan strating pada cuaca
dingin

Tekan dan tahan tombol untuk


menghidupkan engine, lepaskan
B17 Start
ketika engine telah menyala

Tombol ini mengaktifkan Engine


Shutdown By-pass. Gunakan
tombol ini pada saat starting
B18 By-Pass engine dengan kondisi tekanan
oli engine dan compressor tidak
mencapai titik operasi normal
(oil low pressure)

Tempat master key melakukan


starting maupun mematikan
B19 Engine ON/OFF
engine (ON/OFF) menggunakan
energy lisrik.

60 D245s Operational Training & Services


Instrumen Panel

4.1.3. Instrumen Panel C

NO Gambar Icon Nama Icon Keterangan

Lever untuk mengontrol


pergerakan debu pada Dust
Hood.

C1 Lever Curtain - Up/Down  Ungkit lever ke atas untuk


mengangkat tirai Dust Hood

 Ungkit lever ke bawah untuk


menutup tirai Dust Hood

Lever untuk mengontrol


menggerakan V-Block cylinder

 Ungkit lever ke atas untuk


memasukkan V-Block ke
C2 Lever V-Block - In/Down
area drilling

 Ungkit lever ke bawah untuk


mengeluarkan V-Block dari
area drilling

Lever untuk mengontrol


pergerakan penguncian mast

 Ungkit lever ke atas untuk


C3 Lever Mast – Lock/Unlock
mengunci mast

 Unkit lever ke bawah untuk


melepas kunci pada mast

Operation Training & Services D245s 61


Instrumen Panel

4.1.4. Instrumen Panel D

No Gambar Icon Nama Icon Keterangan

Akan menyala merah jika engine


D1 Indicator Lamp Check Engine sedang mengirim code indicator
(D2)

Lapu ini akan menyala ketika ada


Diagnostic Code problem pada engine yang
D2 Indicator Lamp
Indicator dideteksi oleh sistem engine itu
sendiri

Tombol ini berfunggsi untuk


mematikan seluruh fungsi engine.
D3 Emergency Stop
Gunakan tombol ini hanya saat
kondisi EMERGENCY saja

Switch ini berfungsi utuk


meningkatkan dan menurunkan
rpm engine . naikan switch untuk
D4 Engine Speed - Run/Idle
meningkatkan rpm engine (1800-
2100) dan turunkan switch untuk
menurunkan rpm engine (1200)

Untuk mengontrol proses injeksi


oil pelumas pada drill string

D6 Lubricator On/Off

Untuk mengontrol laju aliran oli


D7 Indicator Rate (D6) Pulse Rate
ketika D6 diaktifkan

62 D245s Operational Training & Services


Instrumen Panel

4.1.5. Instrumen Panel E

NO Gambar Icon Nama Icon Keterangan

Dorong lever kedepan untuk


memanjangkan tali winch
Winch Up

E1
Tarik lever ke belakang untuk
menggulung tali winch
Winch Down

Dorong lever ke depan untuk


menarik kembali cylinder tong
untuk memutus koneksi drill
pipe
E2 Lever Tong
Tarik lever ke belakang untuk
memanjangkan cylinder dan
menyiapkan untuk memutuskan
koneksi selanjutnya

Lever untuk mengontrol


penguncian mekanis Barrel
Lock Loader
Loader. Dorong Lever untuk
E3 mengunci

Tarik lever untuk melepas kunci


Unlock Loader

Operation Training & Services D245s 63


Instrumen Panel

Lever untuk mengontrol posisi


pergerakan mekanis Loader
Loader Index - RT
Dorong lever untuk untuk
E4 mengarahkan carousel ke kanan

Loader Index - LT Tarik lever untuk untuk


mengarahkan carousel ke kiri

Lever untuk mengontrol posisi


pergerakan mekanis Loader
Loader Swing - Retract Dorong lever untuk untuk
menarik kembali loader dari
E5 drilling area

Tarik lever untuk untuk


Loader Swing – Load menempatkan loader di bawah
rotary head

Dorong lever ke depan untuk


Wrench - In menggeser wrench ke drill pipe
E6
Tarik lever ke dalam untuk
Wrench – Out menarik kembali wrench

Lever ini berfungsi untuk


mengontrol Dust Supression
System
Exhauster
Dorong lever untuk
E7 mengaktifkan dust collector

Tarik lever untuk mengaktifkan


Water Water Injection System

Lever ini berfungsi untuk


mengontrol kinerja Injeksi udara
ke drill string
Air – ON
Dorong lever untuk membuka
E8 lubang

Tarik lever untuk menghentikan


Air – OFF aliran udara

64 D245s Operational Training & Services


Instrumen Panel

4.1.6. Instrumen Panel F

No Gambar Icon Nama Icon Keterangan

Lever untuk mengontrol mode dari


F1 Lever Feed – Up/Down rotary head (menarik ke
bawah/menaikan)

Mengontrol kecepatan dari putaran


motor drill string dan mengontrol
F2 Lever Rotary/Left Track Lever
kecepatan dan arah track sebelah
kiri

Mengontrol kecepatan dari feed


F3 Lever Feed/Right Track Lever system dan mengontrol kecepatan
dan arah track sebelah kanan

Tombol pengatur hydraulic oil


F4 Feed Pressure Control pressure pada feed cylinder

Tombol pengatur hydraulic oil


F5 Torque-Control Rotary pressure untuk putaran motor Drill
String

Operation Training & Services D245s 65


Instrumen Panel

Mengatur variasi kuantitas air


yang diinjeksikan ke lubang air
F6 Water Control
supply. Dengan catatan E7 pada
mode WATER

Merupakan mode selector untuk


F7 Drill/Propel (F2) dan (F3)

Gunakan alat ini untuk


memastikan bahwa mechine
F8 Device Level
rata/tidak miring setelah jack
diturunkan

Berfungsi untuk mengontrol


pergerakan drilling mast.
F9 Lever Mast Down/Up WARNING : Hati-hati bekerja
dekat dengan jalur listrik tegangan
tinggi

Digunakan untuk menurunkan /


F10 Lever Left Jack Up/Down menaikkan jack sebelah kiri
belakang

Digunakan untuk menurunkan /


F11 Lever Front Jack Up/Down
menaikkan jack depan

Digunakan untuk menurunkan /


F12 Lever Right Jack Up/Down menaikkan jack sebelah kanan
belakang

Merupakan optional pedal (F2 atau


F13 Pedal Propel Deadmen Pedal
F3)

Tekan optional pedal untuk


F14 Thread Greaser
melumasi ulir Drill Pipe

Gunakan switch ini jika


dibutuhkan ketika proses
penarikan drill pipe dari lubang
F15 Feed Pressure Override drilling terhambat karena pressure
feed tidak sesuai. Switch ini akan
meningkatkan pressure menjadi
maksimum

4.2. DMS (Drilling Monitoring System)

DMS akan memberikan sinyal peringatan kepada operator atau akan mematikan
mechine/engine secara otomatis pada saat melampaui batas kondisi limit yang
disetting. Dan juga semua kondisi tidak aman yang terpantau walaupun masih

66 D245s Operational Training & Services


Instrumen Panel

dalam batas aman. Sistem ini mennsupport sistem delay 30 detik untuk start up,
sistem pengetesan push button, alarm, dan “first out” indikasi unit akan shut down
(mati)
Terdapat 3 tingkatan (level) kondisi yang dipantau oleh DMS :
 Level 1 : Berkedip lampu kuning.
 Level 2 : Berkedip kuning terang dan terdengar alarm.
 Level 3 : Berkedip lampu merah, alarm bunyi, dan engine
shutdown.
Ketika alarm bunyi dapat dimatikan setiap saat dengan cara menekan tombol
diam. Lampu akan terus berkedip sampai kondisi kesalahan telah diperbaiki.
Hanya pada kesalahan level tiga saja unit ini memberikan informasi bahwa untuk
mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah, maka DMS akan mematikan
engine secara otomatis.

Kerusakan Level 1, meliputi :


1. Tekanan udara pada filter kompresor
2. Tekanan udara pada filter engine
3. Fuel Level
4. Pengisian alternator
5. Level pada Engine Radiator Coolant
6. Perbedaan tekanan pada Air/Oil
Separator
Kerusakan Level 2, meliputi :
1. Hydraulic Oil Level (kuantitas)
2. Hydraulic Oil Temperature
3. Hydraulic Oil Filter Pressure
4. Oil Engine Temperature
Kerusakan Level 3, meliputi :
1. Compressor temperature
2. Compressor inter-stage temperature
3. Tekanan Oil Compressor
4. Aliran pendingin engine
CATATAN!
Oli mesin dan temperature coolantdimonitor oleh Electronic Control Module
(ECM)

Operation Training & Services D245s 67


Instrumen Panel

4.3. Sistem Operasi DMS


Jadi terdapat 14 item yang terpantau oleh DMS pada unit D245S. Untuk level 3
semua sensor terhubung dengan ground, sehingga ketika terdapat keabnormalan
kondisi pada level 3, maka secara otomatis rangkaian electronic akan „open
circuit‟ yang mengakibatkan engine akan shutdown. Dan peringatan pengisian
alternator akan aktif karena tegangan alternator dibawah 10 V pada „R Terminal‟
Ketika engine telah mati (shutdown), dan masalah ini diperbaiki, maka perlu untuk
memutar master key ke posisi OFF untuk mereset ulang sistem dan restart engine
setelah menunggu 30 detik
Hal ini harus diperiksa minimal satu kali setiap awal shift dengan menyalakan
saklar kunci dan menunggu 30 detik untuk memverifikasi bahwa terdapat
kesalahan level 3 dan aliran fuel sistem terputus atau tidak.
CATATAN!
Klik dari kontak Shut Down Relay (SDR) dan sistem bahan bakar harus
terdengar baik ON dan OFF (DMS pin 20 dan 21).
Secara berkala tes yang lebih komprehensif harus dilakukan untuk
memverifikasi bahwa sensor actuate bekerja optimal

4.4. EDC (Electronic Depth Counter)

Pengukur kedalaman lubang jenis canbus ini memiliki tampilan yang multifungsi
antaranya dapat menampilkan :
a. Kedalaman lubang saat itu
b. Jarak bit dengan dasar lubang
c. Penetrasi rata-rata berubah setiap pengeboran
d. Total kedalaman (meter/feet) berubah setiap jack diangkat penuh
e. Jumlah lubang yang telah dibor
Masing-masing pengukuran dapat direset dan dapat ditampilkan kapan waktu
terakhir direset. Alat ini juga memiliki alarm peringatan jika pipa masih berada di
dalam lubang.
Komponen yang terdapat pada EDC yaitu :
- Encoder : Komponen ini dipasang di atas menara dan rantai yang
berputar untuk memberikan sinyal gerakan
- Pressure Switch : Mount pada jack belakang sebelah kanan, switch ini
akan memicu alarm jika operator mencoba untuk memindahkan jack atau
menara dengan pipa bor masih di dalam lubang

68 D245s Operational Training & Services


Instrumen Panel

- GUI : atau Graphic User Interface merupakan layar monitor


yang dipasang di dalam kabin operator
- Timing Sprocket : Komponen yang terletak pada penggerak encoder
- Rantai : Komponen yang terletak pada penggerak encoder
Berikut ini merupakan lambing/icon yang terlihat dilayar GUI dan akan berubah
sebagai tampilan layar dan menu :

A. Kedalaman lubang saat itu


B. Rata-rata penetrasi
C. Jarak bit dari dasar lubang

Layar Utama GUI Electronic Depth Counter

Operation Training & Services D245s 69


Metode dan Teknik Operasi

BAB V
METODE DAN TEKNIK OPERASI

5.1. Persiapan Sebelum Operasi


Sebelum operasi pengeboran (drilling), operator harus:
 Membaca dan memahami "Safety Operasi dan Prosedur (TSP) Machine
Drilling"
 Menyelesaikan proses inclass training
 Sesuaikan kursi operator dan duduk pada kursi senyaman mungkin dan posisi
operasi yang aman.

5.2. Menghidupkan Engine

1. Atur Engine Speed (D4) di posisi idle.


2. Pastikan tidak ada orang lain di sekitar mesin dan berikan isyarat bahwa mesin akan
dimulai.
3. Jika suhu luar di bawah 32° F (0°C) lakukan pemanasan awal dengan menekan tombol
(B16) dan tahan selama 3 detik.
4. Masukkan kunci ke ignition switch (B19) dan putar kunci ke posisi ON.
5. Tekan tombol Bypass (B18) dan disaat yang sama tekan tombol Start (B17)
Setelah mesin start, release tombol Start (B17) tetapi tombol Bypass Switch (B18) tetap
ditekan sampai Receiver Air Pressure Gauge (A2) membaca 20 psi

Operation Training & Services D245s 70


Metode dan Teknik Operasi

CATATAN!
Jika tombol Bypass (B18) dilepas sebelum mencapai 20 psi, engine akan mati.
Sebelum mencoba untuk me-restart engine, pastikan bahwa Receiver Air Pressure
Gauge (A2) adalah 0. Putaran engine harus Low Idle (1200 rpm) pada tachometer
mesin (B9)

Pertahankan kondisi ini hingga temperatur air pada engine (B10) naik ke minimum
180° F (82° C).

Pastikan jarak aman unit dengan orang/unit lain terpenuhi

71 D245s Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

5.3. Aturan Umum Saat Menjalankan Alat

1. Gunakan seseorang untuk memberi tanda saat alat mendekati bangunan.


2. Ketahuilah tinggi, lebar, panjang dan berat alat.
3. Saat membelok, biarkan menara bor menggantung.
4. Waspadalah bahwa permukaan tanah yang tidak rata dapat menyebabkan menara
bor bergoyang dan dapat menyentuh tanah atau rintangan lainnya yang dekat.
Jalankan alat dengan kecepatan yang sesuai dengan kondisi.
5. Melintasi rintangan pada bagian sudut dan pada kecepatan rendah. Persiapkan
akan terjadi guncangan pada saat grafitasi alat melintasi rintangan.
6. Hindari menjalankan alat melalui daerah yang berlubang atau melintasi suatu
obyek di atas tanah.
7. Mengangkut dengan loader yang rendah dari pada menjalankan alat dengan jarak
yang jauh.
8. Jangan mengijinkan seseorang menumpang pada alat.
9. Saat menjalankan alat, kendarailah menghadap kebagian belakang alat. Ini akan
memberikan pandangan yang maksimal
10. Perhatikan kemiringan saat melakukan travel untuk posisi menara bor berdiri
maupun menara bor tidur, pastikan tidak melebihi batas kemiringan yang
standar.

Operation Training & Services D245s 72


Metode dan Teknik Operasi

5.4. Memposisikan Drilling Machine


Sebelum pengeboran, berat mesin harus didukung/disupport oleh kekuatan
Jack. Tujuannya agar crawler track mesin drilling ini mampu terangkat dengan
sempurna. Sebelum menurunkan Jack, pastika bahwa material yang dijadikan
tumpuan dimana jack akan mendarat benar-benar kokoh dan tetap stabil selama
proses pengeboran.
Tahapan proses jacking adalah sebagai, berikut:
1. Dengan kondisi engine menyala, atur Engine Speed (D4) ke posisi RUN
2. Tarik ke bawah Lever Right and Left Jack (F10 dan F12). Gunakan F8 untuk
memastikan kedua sisi jack sama rata

73 D245s Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

3. Tarik ke bawah lever Front Jack (F11) sampai F8 mengindikasikan bahwa


depan telah rata dengan belakang.
4. Secara bergantian, atur ketinggian jack hingga mendapatkan posisi clearance
serendah mungkin dengan titik bor.
5.5. Mengangkat Tiang (Mast)
Sebelum mengangkat mast, pastikan terlebih dahulu kondisi berikut:
 Pastikan tidak ada jalur listrik tegangan tinggi di atas unit
 Jack cylinder telah tertanam kokoh pada landasan
 Semua peralatan aman dan komponen mast benar-benar kuat
 Operator tetap di dalam kabin, jika terdapat helper, posisi helper harus
berjarak 15 meter dari unit
Kemudian setelah aman, angkat tiang (mast) menggunakan lever untuk mengontrol.
Cara mengangkat tiang, adalah sebagai berikut:
1. Tarik ke bawah lever control mast (C3) untuk membuka kunci mast,
indikator B7 akan menyala bila mast berhasil “unlock’ atau terlepas
sempurna
2. Menarik kembali lever (F9) ke atas secara perlahan (slowly) untuk
mengangkat mast hingga mencapai sudut yang telah ditentukan
3. Dorong ke atas lever control mast (C3) untuk mengunci mast, indicator B8
akan menyala bila mast telah terkunci sempurna
5.6. Pengeboran

Operation Training & Services D245s 74


Metode dan Teknik Operasi

Peringatan

Jangan menambahkan atau menarik pipa bor saat melakukan opersi pemboran dengan keadaan
pengait penahan pipa terlepas .
1. Dengan Feed (F1) dan Fast Feed (F2) , dan dengan saklar pembatal override
tekanan (F18) pada posisi OFF / mati ) tariklah rotary head ketitik dekat bagian
atas menara bor sehingga dasar wrench flats berada pada bagian atas dari pipa
bagian bawah yang berada di table bushing.
2. Putarlah (F3) dengan perlahan pipa bor maju (forward) untuk meluruskan
wrench flats dengan holding wrench.
3. Letakan tuas pengendali udara (E8) ke posisi (closed) tetutup.
4. Pasanglah (E6) holding wrench dengan flats pipa bor.
5. Gunakan putaran mundur (F3) untuk melepaskan sambungan ulir. Pipa bagian
bawah akan secara otomatic terlepas dari sambungan saat ulir pipa terlepas.
pastrikan bahwa rotary head tidak mensekrup (unscrew) dari ulir pipa bagian
atas. Jika ini terjadi, gunakan putaran maju untuk mengencangkan kembali dan
lepaskan sambungan bagian bawah dengan auto – tong.

75 D245s Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

6. Saat ulir terlepas, hentikan putaran (F3) dan tariklah (F3) rotary head dan pipa
bor ke bagian atas menara bor.
7. Putarlah (F3) pipa bor sehingga flats bagian bawah sejajar dengan bukaan pada
loader pod.
8. Tempatkan tuas pengendali loader sebelah kanan dan kiri (E4) keposisi load
(muat). Loader harus benar – benar memanjang, tempatkan kantung (pocket) di
bawah pipa loader.
9. Pipa bor seharusnya berada pada loader top locking plats slot dan sejajar dengan
bagian bawah pocket (kantung) Turunkan (F1) pipa bor kedalam kantung tabung
pengarah ( guide tube pocket )
10. Putarlah mundur (F3) untuk melepaskan sambungan pipa bagian atas dan
lepaskan sambungan ulir. Biarkan pipa bor turun ke bagian dasar loader pod.
ujung pipa bagian bawah harus berada di bagian dasar pocket dan flats terpasang
11. Naikan (F1) rotary head kebagian atas menara bor.
12. Operasikan pengendali loader (E4) ke posisi retract (tarik)
13. Dengan kedua Feed (F1) dan Fast Feed (F2) turunkan rotary head ketitik dekat
bagian dasar menara bor.
14. Pasanglah putaran maju (F3) ke kecepatan menengah.
15. Turunkan (F1) rotary head dengan perlahan sampai ulir terpasang pada pipa.
16. Hentikan (F3) putaran.
17. Angkatlah (F1) pipa bor, cukup untuk menempatkan holding wrench.
18. Tariklah (E6) holding wrench.
5.7. Pengoperasian Power Wrench dan Auto Tong
Sering sekali sambungan pipa terlalu kencang sehingga tidak dapat di lepaskan
dengan tenaga rotary head. Pada situasi ini baik power wrench atau auto tong (jika di
lengkapi) harus di gunakan melepaskan sambungan, alat ini juga di gunakan saat
melepaskan mata bor, subs, reamers, dan stabilizers.
4.7.1. Power Wrench

Operation Training & Services D245s 76


Metode dan Teknik Operasi

1. Gerakan tuas pengendali rotasi (F3) pada sisi netral.


2. Gerakan tuas pengendali wrench (C7) ke posisi retract (tarik)
3. Pasangkan wrench ke batang pipa bor
4. Tempatkan tuas pengendali wrench (C7) ke posisi extend (memanjang) untuk
melepaskan sambungan.
5. Lepaskan wrench dan tariklah (C7)

4.7.2. Auto Tong

77 D245s Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

1. Pastikan tuas pengendali rotasi (F3) pada posisi netral.


2. Tahanlah pipa bagian bawah atau mata bor dengan holding wrench (E6) atau
pelepas mata bor.
3. Pastikan bahwa auto – tong benar – benar terbuka (C1) dan putarlah (C6) ke
posisi break - out (melepaskan) mulut penjepit / jaws berputar berlawanan
jarum jam.
4. Putarlah / ayunkanlah (C7) auto – tong ke pipa bor.
5. Putarlah (C6) auto – tong ke posisi break – in (mulut penjepit / jaws berputar
searah jarum jam)
6. Jepitlah (C1) jaws di sekeliling pipa , tahanlah tuas cukup lama untuk
membuat tekanan jepitan menjadi kuat.
7. Putarlah (C6) auto – tong keposisi break – out (mulut penjepit / jaws
berputar berlawanan arah jarum jam) untuk melepaskan sambungan.
PERHATIAN
Menjauhlah untuk menghindari luka / kecelakaan.
8. Lepaskan jepitan (C6) pada jaws .
9. Ayunkanlah (C7) auto – tong benar – benar ke belakang sehingga tidak
mengganggu gerakan rotary head.

5.8. Dust Supression System

Operation Training & Services D245s 78


Metode dan Teknik Operasi

Hydraulic motor menjalankan exhauster fan untuk memindahkan debu pada lubang
bor dengan memanfaatkan udara. Debu yang terdapat di dalam tirai debu dan debu
akan tersedot ke dalam separator untuk dipisahkan sesuai besar kecilnya partikel
debu.
1. Dorong ke atas Curtain lever (C3) untuk menurunkan tirai
2. Dorong ke depan Exhauster/Water (E7) untuk mengaktifkan kolektor debu.
3. Setelah proses drilling selesai, netralkan kembali (E7) dan naikkan kembali
tirai menggunakan (C3)
CATATAN : Pastiakan bahwa penahan debu (dust curtain) bersentuhan
dengan tanah. Jika tidak, maka alat pengumpul debu (dust collector) tidak
akan berfungsi sebagaimana mestinya.
PERHATIAN : Jangan mengoperasikan dust collector pada saat kondisi lembab
karena akan merusak komponen separator.
5.9. Water Injection

79 D245s Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

Pastikan air yang digunakan adalah air bersih, digunakan untuk mencapai flash poin
pada kondisi dingin untuk mencegah pembekuan.
Prosedur melakukan injeksi air sebagai berikut:
1. Tarik ke belakang Exhauster/Water (E7) untuk memulai injeksi air ke sistem
udara

2. Putar knop (F6) untuk mengatur variasi kuantitas air yang diinjeksikan
3. Setelah kedalaman pengeboran tercapai tarik tuas E7 ke posisi netral kembali

5.10. Electronic Depth Counter


Sistem ini dibuat untuk multifungsi penghitungan (counter). Yaitu menampilkan bit
posisi, kedalaman bor, kekuatan penetrasi dan akumulasi kedalaman.

Operation Training & Services D245s 80


Metode dan Teknik Operasi

EDC ini menggunakan DC to DC converter, dari 24 Vdc ke 12 Vdc. Tampilan


menggunakan 6-bit position, kekuatan penetrasi alat bor dapat dilihat melalui EDC.

5.11. Teknik Drilling


Untuk mendapatkan suatu hasil yang optimal dalam melakukan pengoperasian
mesin drilling maka operator harus memahami beberapa teknik pengeboran atau
teknik drilling, yaitu :

a. Teknik Leveling Jack

81 D245s Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

 Menaikan/meratakan mesin
o Ikuti aturan meratakan mesin yang benar - tergantung dari sisi mana yang
lebih rendah terlebih dahulu.
o Hindari kerangka mesin terpelintir atau tidak rata, ketika
menaikan/meratakan mesin menggunakan jack.
o Bila meratakan mesin, jangan pernah melanggar ketentuan atau
rekomendasi yang dikeluarkan dari manufacture, jika akan
memperpanjang atau memperpendek jack perata. Mesin yang tidak stabil
dapat mengakibatkan mesin terguling.
o Tinggi mesin ketika diratakan sesuai dengan kebutuhan, serendah mungkin
tapi level.
 Menurunkan atau melepaskan jack perata
o Menurunkan mesin dapat dilakukan bersamaan depan dan belakang.
o Pastikan batang bor sudah tercabut keseluruhan dari dalam lobang dan bits
berada dibawah meja bor.

b. Teknik Tramming
o Lakukan pemeriksaan lokasi pemboran lebih awal sebelum menjalankan
mesin.
o Buatlah rencana pemboran. Komunikasikan dengan supervisor dan crew
jika ada perubahan rencana.
o Jika akan berpindah untuk mesin drilling elektrik, lindungi kabel power
dari kerusakan selama proses pergerakan mesin. Selalu lakukan
pemeriksaan dan pastikan bahwa kabel listriknya telah aman dan terhindar
dari bahaya terlindas track ketika mesin bergerak. Periksa lokasi kabel
secara berkala dan pastikan kabel berada ditempat yang aman.

Operation Training & Services D245s 82


Metode dan Teknik Operasi

o Jaga selalu jarak aman selama mesin beroperasi, lebih 46 feet (14 meters)
atau aturan yang diberlakukan ditambang tersebut.
o Tinggalkan sedikit untuk akses masuk kendaraan service.
o Rambu area berbahaya harus terpasang dan jika ada yang Ingin masuk
kelokasi tersebut harus mendapatkan izin langsung dari supervisor.
o Semua lobang yang telah dibor harus dapat terlihat, kemiringan dan
kedalaman lobang yang benar. (Photo 6)
o Lakukan pemboran dititik yang sulit dijangkau terlebih dahulu.
o Hindari melakukan pemboran zigzag ketika mengambil posisi titik bor, Itu
jika memungkinkan.
o Masukkan kembali pipa untuk menghindari terjadinya bor ulang (sesuai
dengan kondisi material).
c. Teknik Collaring
o Collaring gunakan WOB dan RPM rendah. Ini menghindari lobang
menjadi bengkok tidak lurus.
o Pada material yang kasar atau formasi batuan keras aplikasiakan dengan,
RPM dan WOB rendah guna untuk menghindari kerusakan pada bits.
o Bila mencapai batuan, naikan (jika perlu) WOB dan RPM pada batas atau
level normal.
d. Teknik Drilling
Operator memiliki faktor yang sangat penting dalam hal performance mesin drilling.
Skill dan pengetahuan operator memberikan peranan penting dalam hal
pengoperasian mesin drill yang benar terhadap mesin, produksi serta komponen drill
termasuk masa pakai bits. Pemboran lobang ledak, kebanyakan kasus, operator tidak
atau lupa untuk mengatur kontrol sesuai dengan kondisi lapisan tanah.
Operator harus lebih banyak beradaptasi dan memahami setiap pergantian lapisan
tanah
selama proses pemboran berlangsung. Sebagai pedoman termasuk diantaranya:
 Keselamatan adalah point yang paling diutamakan.
 Selalu waspada disetiap waktu.
 Jangan pernah lupa mengatur tekanan dan putaran selama proses pemboran.
 Jaga kebersihan mesin dan lokasi.
 Jaga kebersihan peralatan pengeboran dan simpan pada tempat yang layak.
 Lakukan perawatan yang berimbang antara komponen drill dan mesin.
o Hindari getaran yang berlebihan.

83 D245s Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

o Hindari mesin dari beban yang berlebihan.


 Jangan pernah meninggalkan control dalam kabin dari pengawasan selama
proses pemboran atau berjalan.
 Laporkan setiap hari jika ada kerusakan atau gangguan mekanis yang
ditemukan pada mesin.
 Lakukan pemeriksaan mesin setiap hari.
 Pastikan serah terima tugas harus jelas kepada shift berikutnya.
 Pastikan pemeriksaan harian mesin sudah dilakukan dengan benar.
 Jika shock sub membutuhkan grease, lakukan penggreasan secara teratur
(tiap shift, harian, mingguan, dll.).

 Persiapan lokasi bench


 Lokasi haruslah level dan rata tidak bergelombang terjal.
 Jika mesin tidak dapat dilevelkan menggunakan jack perata, jangan
dipaksakan mesin melakukan pemboran diarea tersebut.
• Jika mesin tidak juga bisa rata jangan teruskan untuk mengoperasikan
mesin.
• Bila mesin dipaksakan membor dengan kondisi tidak rata dapat
mengakibatkan stress pada rangka menara terutama disetiap titik las.

 Menjalankan mesin
 Matikan udara flushing selama mesin berjalan/bergerak maju atau mundur.

Operation Training & Services D245s 84


Metode dan Teknik Operasi

 Rebahkan menara jika mesin harus berjalan dalam jarak jauh.


 Gunakan kecepatan yang sesuai dengan kondisi permukaan jalan.
 Hindari terlalu banyak berjalan jika track telah berusia tua dan jika
ditemukan batu besar didepan berbeloklah sebelumnya.
 Jika harus berjalan dalam jarak jauh, berjalan 20 menit dan harus istirahat 20
menit yang bertujuan untuk mendinginkan struktur undercarriage.

 Menggunakan mata bor baru


Kerusakan pada mata bor baru - kurangi berat dan kecepatan putaran pastikan
dapat bekerja dengan baik dipermukaan material – untuk material yang keras
lebih diutamakan memberikan tambahan berat/ tekanan. Kesimpulannya, ikuti
panduan yang direkomendasikan untuk memaksimalkan masa pakai bits.
a. Berikan berat dan kecepatan putaran 50% dari ukuran normal, untuk
10 menit pengeboran awal bits baru (atau pipa pertama untuk drill
multi-pass).
b. Berikan berat dan kecepatan putaran 75% dari ukuran normal, untuk
10 menit kedua (atau pipa kedua).
c. Kemudian berikan berat dan kecepatan putaran 100% normal.

 Tekanan pada bits


Jumlah tekanan pada bits (WOB) yang dbutuhkan tergantung dari type material
yang saat itu dibor. Menambahkan pulldown yang berlebihan tidak
menyesuaikan formasi batuan tidak akan menambahkan point penetrasi.
o Menggunakan meter ROP akan mendapatkan kestabilan produksi dalam
pemboran.
o Torque putaran harus stabil dan lembut. Membahas tentang torque dapat
juga berindikasikan berat putaran yang berlebihan pada bits.
Kondisi dimana penggunaan WOB sudah benar:
o Cabin terasa stabil, level dan lembut.
o Operator merasakan getaran masih dalam ambang batas normal untuk
ROP yang cukup.
Kondisi dimana penggunaan WOB masih kurang:
o Cabin terasa mantul-mantul hebat.
o Kecepatan pemboran lambat.
Pencegahan
Berlebihan dalam pemboran dapat mengurangi masa pemakaian bits.
85 D245s Operational Training & Services
Metode dan Teknik Operasi

o Mempercepat logam pada cone habis dan shirttail menonjol keluar.


o Mempercepat insert/gigi bits terlepas dan bearing menjadi terbuka.
o Beban lebih pada bearing.
o Dapat berpotensi saluran udara tersumbat dan element bearing menjadi panas.
(Tersumbatnya saluran udara bits dapat dilihat dari meter tekanan udara yang
ada dikabin)
 Putaran
Penggunaan kecepatan putaran yang benar (RPM) aplikasi drilling yang
efektive. Ikuti panduan berikut:
o Selalu gunakan putaran dan angin sebelum batang bor menyentuh dan
masuk kepermukaan tanah.
o Kurangi kecepatan putaran RPM bila menggapai material yang
broken/retak-retak.
o Torsi putaran harus stabil dibawah kondisi pemboran normal.
o Bila akan mengurangi RPM, naikan WOB. Bila akan mengurangi WOB,
naikan RPM.
o Pada material lunak gunakan, RPM tinggi dan WOB rendah.
o Pada material keras gunakan, RPM rendah dan WOB disesuaikan.

e. Pemilihan Mata Bor/Bottom Bit


Pemilihan bits merupakan faktor yang sangat penting karena akan mempengaruhi
performance operasional drilling.
 Pilihlah bits dengan benar karena ini merupakan dasar untuk menentukan
performance drilling.
 Pemilihan bits yang benar pada material yang sesuai akan dapat
mengoptimalkan kecepatan pemboran dan memberikan keawetan masa pakai
bits tersebut, sehingga akan menurunkan biaya pemboran setiap meternya.
Konsultasikan dengan Sandvik atau dengan pabrik pembuat bits lainya untuk
melakukan evaluasi dan melakukan pemilihan type bits yang cocok dan sesuai
dengan aplikasi material yang akan di bor. Di dalam table juga berisikan dan
tersedia katalog produk yang mencakup kedua jenis Produk:
Ultra Premium Sealed Bearing (RR440, Charger) dan Produk: Premium Air
Bearing (RR320).
Jika ada keraguan dalam pemilihan bits yang benar anda dapat menghubungi
Instructor Drilling OTD dan Engineering terkait.
Bits untuk Formasi batuan keras

Operation Training & Services D245s 86


Metode dan Teknik Operasi

 Bila digunakan di formasi batuan lunak ini akan mengakibatkan produksi


pemboran yang rendah dan mengurangi masa pakai bits tersebut.
Bits untuk Formasi batuan lunak
 Bila digunakan diformasi batuan keras maka akan mengakibatkan kerusakan
dini pada bits terutama pada gigi bits (insert).
Sebagai contoh kita dapat membedakannya secara visual dengan cara melihat
perbedaan susunan gigi pemotong pada bits yang ditunjukan pada gambar
dibawah berikut:
Batuan Lunak Batuan Sedang Batuan Keras

87 D245s Operational Training & Services


Maintenance

BAB VI
MAINTENANCE
6.1. Klasifikasi Maintenance

Maintenance dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, seperti tergambar pada


diagram berikut : 10 HM (Daily)

250 HM (PS I)
Periodik
Maintenance 500 HM (PS II)

1000 HM (PS III)

2000 HM (PS IV)

Preventive
Maintenance Inspection service
( PPM )

Condition Base Oil Analisys


Maintenance ( PAP )
Maintenance
U/C Inspection
Repair & ( PPU )
Adjustment
Corective
Maintenance
Repair &
Adjustment
6.2. Definisi dan Jenis Maintenance
Adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau
mengembalikan suatu peralatan pada kondisi yang dapat diterima sampai dengan umur
rencana yang telah ditetapkan.
 Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)
Adalah maintenance yang dilakukan dengan interval waktu tertentu yang maksudnya
untuk mencegah kemungkinan terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan mesin
yang berlebihan atau cenderung fatal (unit tidak break down).
 Corrective Maintenance (Perawatan Koreksi)
Adalah tindakan maintenance yang dilakukan pada mesin yang terlanjur break down
untuk mengembalikan mesin pada standart yang diperlukan.
Tindakan perawatan bisa berupa reparasi atau penyetelan bagian-bagian mesin.
 Planned (Periodic) Maintenance
Adalah perawatan yang dilakukan sesuai dengan rencana, pelaksanaann sesuai dengan
jadwal pengendalian dan pencatatan.

Operation Training & Services D245s 88


Maintenance

Contoh :
Penambahan / penggantian pelumas dan air pendingin.
Penggantian filter dan adjustment.
 Condition Base Maintenance
1. PPM (Program Pemeriksaan Mesin)
Adalah program pemeriksaan mesin secara lengkap untuk mendapatkan petunjuk-
petunjuk :
a. Kondisi (performance) unit terakhir / saat diperiksa.
b. Rekomendasi jadwal pemeliharaan atau perbaikan dan estimasi kebutuhan suku
cadang.
c. Melakukan koreksi atas penyimpangan terhadap cara-cara pengoperasian dan
pemeliharaan.
2. PPU (Program Pemeriksaan Undercarriage)
Adalah program pemeriksaan dan pengukuran bagian-bagian undercarriage untuk
mengetahui:
a. Tingkat / prosentase keausan bagian-bagian undercarriage.
b. Rekomendasi waktu / kapan dilakukan penggantian (part stock).
c. Melakukan koreksi atas penyimpangan terhadap cara-cara pengoperasian dan
perawatan.
3. PAP (Program Analisa Pelumas)
Adalah pemeriksaan mengenai pelumas yang telah digunakan oleh mesin, dengan
tujuan :
a. untuk mengetahui gejala-gejala kerusakan dan mencegah kerusakan yang mungkin
/ akan terjadi.
b. Mengurangi down time dan biaya repair, memperbaiki sehingga bisa mencegah
kerusakan yan glebih fatal / parah.
c. Melakukan koreksi atas penyimpangan cara-cara perawatan.
 Break Down Maintenance:
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan karena mesin benar-benar mati karena
rusak, tetapi kerusakan tersebut sudah diperkirakan sebelumnya.
 Emergency Maintenance:
Adalah perawatan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan yang belum
diperkirakan sebelumnya.
Mengapa Diperlukan Perawatan:
1. Agar kondisi mesin tetap stabil sehingga mempermudah dalam perencanaan
produksi.
89 D245s Operational Training & Services
Maintenance

2. Untuk menekan biaya produksi dan memperhitungkan / merencanakan anggaran.


3. Memperpanjang umur mesin.
Sasaran Perawatan:
1. Memaksimumkan waktu operasi / produksi
2. Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan dan hambatan operasi / produksi.
3. Mengetahui kondisi mesin yang digunakan untuk menyiapkan suku cadang.
4. Mengatasi hambatan produksi atau operasi dengan cepat.
5. Memanfaatkan mesin / unit dalam keadaan layak operasi selama mungkin.
6. Mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan kesehatan dan keselamatan
7. Meminimalkan biaya perawatan.
Tujuan Perawatan:
1. High Availability (Kesiapan alat untuk beroperasi yang tinggi).
2. Best Performance (Kondisi unit yang paling baik).
3. Reduce Cost (Menekan biaya perbaikan).

Hasil dari Tujuan Perawatan :


1. Umur Alat Mencapai Maksimum
2. Produktivitas Tinggi
3. Jadwal Pekerjaan Lebih Cepat
4. Menguntungkan

Yang dilakukan dalam Perawatan


1. Pengechekan / Inspeksi : Operator
2. Penyetelan / Inspeksi : Operator dan Mekanik
3. Penggantian part / oli : Mekanik
4. Pembersihan / Cleaning : Operator
5. Cara operasi yang benar : Operator

6.3. Ruang Lingkup Perawatan


 Pengontrolan
 Penggantian
 Penyetelan
 Perbaikan
 Pengetesan
Agar dapat melakukan atau melaksanakan hal tersebut diatas, harus mengerti dan
memahami antara lain :

Operation Training & Services D245s 90


Maintenance

 Periodic Service
 Nama , Fungsi , Lokasi dan prinsip kerja sistem yang ada pada komponen
 Lain – lain seperti part ordering, revsablepart.
Kunci Perawatan ( Maintenance )
 Keterampilan dan perilaku manusia
 Kegiatan Pemeliharaan
 Perencanaan yang baik
 Peralatan
 Keselamatan Kerja
 Pengadaan
6.4. Pemeriksaan Awal
Sebelum mengoperasikan alat , lakukanlah pemeriksaan pra – penyalaan keliling yang
teliti. Sebagai operator alat , anda merupakan seorang yang sesuai untuk mendeteksi
persoalan lebih awal dan dapat melakukan langkah untuk mencegah perbaikan yang
biayanya mahal atau dapat membahayakan personel lainnya.
Kerusakan pada alat biasanya masuk dalam tiga kategori :
1. Kerusakan yang menyebabkan situasi membahayakan jika alat di operasikan.
Contoh : Selang hydraulik yang aus.
2. Kerusakan yang menyebabkan kerusakan pada alat jika di operasikan.
Contoh : tinggi oli mesin yang rendah.
3. Kerusakan yang memerlukan perhatian dalam waktu tertentu tetapi alat masih dapat di
opersikan. Contoh : sedikit kebocoran pada oli.

Gunakan prosedur pelaporan pada saat


pengoprerasian di pertambangan jika
anda menemukan kerusakan.

Lakukan pemeriksaan berikut ini sebelum menyalakan alat / menghidupkan engine.

6.4.1 Pemeriksaan Pada Cabin


1. Periksalah bahwa tidak ada tanda – tanda / label bahaya atau alat sedang rusak
terpasang pada alat pengendali.
2. Periksalah alat kemampuan instrument dan alat ukur , pastikan bahwa indicator seperti
lampu penginci menara bor berfungsi dengan baik.

91 D245s Operational Training & Services


Maintenance

3. Periksalah semua system peringatan (Contoh : DMS, Tombol pengunci filter oli
hydraulic) untuk pengopraesian yang benar.
4. Periksalah lampu kerja, apakah berfungsi dengan baik.
5. Periksalah alat ukur bahan bakar untuk memastikan bahwa bahan cukup.
6. Periksalah untuk melihat bahwa semua tuas pengendali bergerak dengan bebas dan
tersambungkan ke komponen yang berhubungan sebagaimana mestinya, tinggalkan
alat kendali pada posisi netral.
7. Periksalah alat pemadam kebakaran (jika di lengkapi) untuk memastikan bahwa alat
ini dapat di operasikan.
8. Bersihkan interior cabin dan jendela jika perlu.
9. Matikan saklar pengapian dan lepaskan penguncinya, atau putarlah saklar isolator
battray keposisi OFF, ini akan mencegah pengoperasian alat yang tiba– tiba saat anda
menyelesaikan pemerikasaan.
PERHATIAN !
Jangan mengopersaikan alat jika system peringatan , lampu atau alat pengendali tidak
berfungsi dengan benar.

6.4.2 Pemerikasaan Pada Bagian Luar


A. PERIKSALAH ALAT PADA PERMUKAAN TANAH.
 Periksalah kaki dan alas dongkrak/ jack dari kemungkinan kebocoran oli atau
kerusakan.

 Secara visual periksalah grouser platest dan baut ( 1) untuk mengetahui kondisi
dan kekencangannya.
 Periksalah komponen track dari keausan dan berlebihnya tumpukan kotoran ;
periksalah kebocoran oli dari vinal drive gearbox ( 2 ) , idler ( 3 ) , track dan carier
roller ( 4 ) dan rantai ( 5 ).

Operation Training & Services D245s 92


Maintenance

 Secara visual periksalah pengaturan track, jika track terlihat terelalu kencang atau
terlalu longgar, periksalah dan aturlah tegangan track.
 Buanglah kondesat dari tangki penerima (receiver thank) udara / oli.

 Buanglah kondensat dari tangki recevoie hidraulik. Periksalah manual Fss actuator
(jika di lengkapi) untuk memastikan bahwa alat tersebut dapat di operasikan jika di
perlukan.
 Periksalah bahwa tombol penghenti darurat jika di lengkapi dalam posisi menonjol
keluar.
 Periksalah alat pemamadam kebakaran untuk pengamanan dan pengisian jika di
lengkapi.
 Periksalah tangga akses dari kerusakan atau bahaya tergelincir.

B. MENARA BOR
Pada menara bor periksalah ;
 Saluran pipa hydraulik atau pipa udara dari keausan atau kebocoran.
 Semua sillinder hydraulik dari kebocoran dan keamanan pivot pins (pasak pivot).
 Semua pipa bor terletak aman di dalam loader.
 Tali kerek dari keruwetan / kerusakan.
 Keausan plat pengunci loader dan pods.

93 D245s Operational Training & Services


Maintenance

 Kondisi pipa bor, khusus nya keausan pada bagian atas dan bawah flats yang dapat
menyebabkan flats berputar dan loader.

 Periksalah jumlah gemuk pelumas yang tersisa pada pelumas feed chain, sprocket
travelling carrier (jika di lengkapi). Isilah jika perl.

 Secara visual periksalah pengaturan yang tepat dari rantai feed.


C. MATA BOR
Periksalah mata bor rotary,
 Keausan atau kerusakan pada carbide insert
 Gauge wear, periksalah bahwa bagian luar
carbide insert pada cones dalam kondisi yang
baik dan insert pada leg (kaki) mata bor tidak
aus atau hilang.
 Keausan shirt tail, ini akan menyingkapkan
needle rollers dan jika sangat aus, roller akan
terlepas.
 Kerusakan pada bearings, cone akan terjepit
dengan kencang dan tidak akan berputar.
Melakukan pemboran dengan cone yang macet
dapat membuat aus bagian dasar cone flats.

Operation Training & Services D245s 94


Maintenance

 Kondisi umum, mata bor yang retak atau rusak dapat menyebabkan kehilangan
produksi.

Karena mata bor berharga mahal, setiap ahli pemboran sebaiknya mencoba
mendapatkan umur maksimal dari setiap mata bor.
Penggunaan mata bor yang aus dapat menyebabkan kehilangan produksi dan waktu
pemboran dan akan juga menempatkan tarikan dan getaran yang tidak semestinya
pada alat.

D. MACHINERY DECK
 Ukurlah tinggi mesin, oli harus berada di
antara tanda add (tambah) dan full (penuh)
pada dipstick.

 Periksalah bahwa pencairan dingin terlihat dari


kedua layar kaca. tambahkan cairan pendingin
jika diperlukan. Periksalah apakah ada
kebocoran cairan pendingin, periksalah kondisi
slang dan penumpukan kotoran.

PERINGATAN !
Lepaskan penutup hanya saat mesin dalam keadaan berhenti dan tutup pengisi
radiator telah cukup dingin di sentuh dengan tangan telanjang, lepaskan tutup
radiator secara perlahan untuk melepaskan tekanan.Uap panas dapat
menyebabkan luka.

 Periksalah system udara masuk (air intake)


mesin. Pastikan bahwa penjepit, fitting, baut
dan tutup pelindung secara aman berada di
tempatnya.

95 D245s Operational Training & Services


Maintenance

 Tekan lah tutup karet untuk mengosongkan


debu pada tutup pembersih udara.

Amati tinggi oli kompressor pada layar kaca ditangki penerima (receiver tanki) udara atau
oli.
Tinggi oli sebaiknya di jaga sehingga terlihat setinggi setengah dari bagian bawah layar
kaca saat mesin di hentikan dan oli dalam keadaan dingin. Tambahakan oli jika perlu
melalui tempat pengisisn atau mulai service station.
PERINGATAN !
Jangan melepaskan tutup, sumbat atau komponen lainnya saat system kompressor bekerja
atau bertekanan, matikan mesin dan berikan waktu pada system untuk melepaskan semua
tekanan internal sebelum melakukan service. Periksalah alat ukur tekanan udara dalam
cabin untuk memastikan bahwa tenann telah menjadi nol.

 Pastikan bahwa indicator elemen operator


udara / oli tidak menunjukan tanda warna
merah. Jika tanda merah terlihat, gantilah
elemen separator.

 Periksalah indicator “alarm debu” filter


oli untuk memastikan bahwa tidak kotor.

 Periksalah tinggi oli hydraulik dengan


semua cylinder hydraulik menyala dan
mesin dalam keadaan mati. tinggi oli
harus di jaga pada garis ini.

Operation Training & Services D245s 96


Maintenance

 Lumasilah enam buah universal joint


pada pompa dan poros penggerak (drive
shaft) kompressor (dua ketukan dari hand
grease gun).

PERHATIAN!
Jangan melumasi dengan berlebihan pada universal joints. keretaan pada seal dapat
terjadi dan membuat kotoran dapat masuk.

 Periksalah tinggi oli gear box pompa


utama alat bor, lepaskan sumbatnya.
Tinggi oli seharusnya kira – kira 5mm di
bawah tinggi lubang sumbat. Tambahkan
jika perlu.

 Periksalah propel pump drive gearbox,


tinggi oli seharusnya berada diantara
tanda low (rendah) dan full (penuh).

 Periksalah tinggi oli pada pompa pelumas


otomatic (auto lube pump) pada layar
kaca.

 Buanglah air dari filter perangkap air.

97 D245s Operational Training & Services


Maintenance

 Periksalah tinggi oli pelumas mata bor


(bit lubricator) pada buah layar kaca.
Tambahkan hingga kebagian atas layar
kaca, jika perlu.

 Periksalah tinggi gemuk pelumas pada


pelumas ulir (thread lubricator). Gantilah
canister –nya jika perlu.

7. Pemeriksaan Bahaya Kebakaran


Pemeriksaan bahaya kebakaran :
1. Periksalah semua saluran oli, fluida hydraulik, bahan bakar dan selang dari
gesekan dan keausan. Gantilah jika di perlukan, jangan bertaruh : gantilah pipa
saluran atau slang jika keadaannya di pertayakan.
2. Periksalan semua kekencangan saluran oli, hydraulik, bahan bakar dan fitting
slang. bersihkan kotoran dan kencangkan penjepitnya.
3. Bersihkan kendaraan dari kotoran yang mudah terbakar, seprti : tumbuhan kering,
debu batu bara, dll. Bersihkan ceceran oli dan bahan bakar, khususnya dekat dan di
sekeliling mesin, pompa hydraulik motor dan cylinder.
4. Pastikan bahwa alat pemadam kebakaran siap dan mudah di jangkau dan dalam
keadaan bekerja.

5. Periksalah tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya pengapian (blok mesin,


exhaust manifold, Turbochargers, mufflers, dll). Pastikan bahwa oli, fluida
hydraulik, saluran bahan bakar, dan selang tidak bersinggungan langsung dengan
tempat pengapian tersebut dan tutup pelindung secara aman berada di tempatanya.
6. Periksalah saluran electric dan sambungannya dari pasangan yang kencang,
keausan, abrasi dan korosi.
Operation Training & Services D245s 98
Maintenance

7. Gantilah perlengkapan electric yang rusak atau terbakar.


8. Pastikan bahwa battery dalam keadaan tertutup.
9. Periksalah fire suppression system (fss) jika di lengkapi, dari kerusakan selang
cylinder, keamanan dudukannya, penumpukan debu. Periksalah alat ukur cylinder
apakah tekanan terbaca pada kisaran warna hijau.
Ketika pemeriksaan telah selesai , putarlah saklar isolasi battery pada posisi on.

99 D245s Operational Training & Services


Standar Operational

BAB VII
STANDAR OPERATIONAL
A. Pengertian
Standart Operational adalah serangkaian instruksi kerja tertulis yang dibakukan
(terdokumentasi) mengenai proses kerja yang ada pada perusahaan, bagaimana dan kapan
harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan dan merupakan suatu pedoman atau acuan
untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan deskripsi pekerjaan dan dapat menjadi
sebuah alat penilaian kinerja karyawan berdasarkan prosedur kerja dan sistem kerja pada
lokasi kerja yang bersangkutan.

B. Tujuan dan Manfaat


a) Tujuan
Melaksanakan continues improvement secara konsisten berdasarkan sistem yang
terbaik/standard untuk mencapai produktivitas dan utilisasi yang optimal sehingga
menghasilkan produksi yang optimal serta memberikan pelayanan bagi customer
dengan kualitas yang excellent (Operation Excellence).
b) Manfaat
Standar yang baik haruslah berdasarkan pada manfaat sebagai mana poin-poin
sebagai berikut :
1) Memudahkan proses pemberian tugas serta tanggung jawab kepada karyawan yang
menjalankan.
2) Memudahkan proses pemahaman tugas secara sistematis dan general.
3) Memperkecil kemungkinan terjadinya insiden dalam proses kerja
4) Dapat mengetahui terjadinya kegagalan proses kerja, serta kemungkinan-
kemungkinan terjadinya penyalahgunaan kewenangan oleh pegawai yang
menjalankan.

Oleh karena itu diperlukan standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara
sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga
dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan.

C. Keuntungan
Standar Operational yang baik akan menjadi pedoman bagi proses kerja, menjadi alat
komunikasi dan pengawasan serta menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten. Para
karyawan akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai

Operation Training & Services D245s 100


Standar Operational

alam setiap pekerjaan. Standar Operational juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat
untuk mengukur kinerja karyawan.
Mengapa standar operational sangat dibutuhkan pada perusahaan ? Sesuai dengan
perkembangan perusahaan dan kompleksitas bisnis serta dinamika yang ada, peran standar
operational semakin dibutuhkan dalam perusahaan sebagai pedoman dalam melakukan suatu
proses pekerjaan. Bisa dibayangkan, tanpa pedoman yang baku tentunya akan menimbulkan
kebingungan di antara karyawan.
Seringnya permasalahan timbul dan problem yang selalu berulang-ulang membuat
banyak karyawan frustasi sementara pimpinan sibuk dengan pekerjaannya dan tidak ada
waktu untuk mengurusi problem yang terjadi di dalam unit bisnisnya. Jika ada problem yang
selalu terjadi berulang-ulang, sudah dapat dipastikan sumber penyebabnya adanya kesalahan
dalam prosedur kerja dan hal itu hanya dapat diperbaiki dengan cara mendesain ulang standar
operational yang sudah ada. Dalam standar operational yang baik diatur bagaimana proses
pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, siapa yang bertanggung jawab, siapa
yang memberi persetujuan, kapan dilakukan, dokumen apa yang harus disiapkan dan lain-lain.
Karena sangat pentingnya standar operational, maka seluruh karyawan baik di level
pelaksana maupun pengawas, harus mampu mengimplementasikan standar operational yang
sudah ada.

D. Pama Production Management System (PPMS)


1) Pedoman / standar minimum untuk operasional
Sistem Operasional yang didisain sesuai kebutuhan dan kondisi PAMA dan
mencakup semua aktivitas penambangan (Pit to Port Activity) untuk mendukung
kesinambungan perkembangan perusahaan serta mempertahankan dan
meningkatkan kualitas.
2) Sistem manajemen produksi terbaik dari distrik
Sistem operasional terbaik yang diambil dari distrik dengan proses kerja yang
standard/baku dan penugasan yang jelas, serta dapat diimplementasikan di seluruh
distrik secara konsisten dan penuh tanggungjawab sehingga menghasilkan output
yang optimum dan konsisten.
3) Media untuk berbagi pengalaman / Benchmark
Dengan sistem manual dan sosialisasi yang menyeluruh ke semua bagian
terkait, PPMS dapat dengan mudah dijalankan secara konsisten, menjadi suatu
aktivitas yang terbiasa dan menjadi habbit. Juga dapat mempermudah adaptasi

101 D245s Operational Training & Services


Standar Operational

karyawan operation bila ada rotasi/mutasi kerja, karena sistem sudah standard di
semua distrik.
Pada pama production management system (PPMS) terdapat 10 elemen dan
tiap-tiap elemen terdiri dari standar operation procedure (SOP), instruksi kerja
(INK), standar parameter (STD) dan formulir (Form), dengan penjelasan sebagai
berikut :
a) Standar Operation Procedure (SOP)
Standar operation procedure adalah suatu panduan kerja yang diinginkan
serta proses kerja yang harus dilaksanakan, standar ini dibuat dan
didokumentasikan secara tertulis yang memuat prosedur (alur proses) secara rinci
dan sistematis, alur kerja tersebut haruslah mudah dipahami dan dapat
diimplementasikan dengan baik dan konsisten oleh karyawan.
b) Instruksi Kerja (INK)
Instruksi kerja adalah petunjuk kerja instruktif yang menjelaskan tahap-
tahap kerja secara terperinci dan tersistematik dari rangkaian kerja. INK dibuat
jika suatu pekerjaan belum tercantum secara detail pada standar operation
procedure (SOP) dan ruang lingkup proses instruksi kerja bersifat internal atau
hanya pada area fungsi/pelaku pekerjaan tersebut. INK dapat ditulis dengan
berbagai bentuk, penyajian harus dalam bentuk sederhana sesingkat mungkin tapi
jelas.
c) Standard Parameter (STD)
Standard parameter dibuat lebih detail dan lebih jelas sesuai dengan kaidah
penambangan, sehingga setiap aktivitas dapat dikerjakan dengan baik dan benar.
d) Formulir (Form)
Formulir dibuat sesuai kebutuhan sehingga selain sebagai dokumentasi
juga dapat memberikan informasi yang lengkap sesuai aktivitas yang dikerjakan
dan bermanfaat untuk proses perbaikan serta evaluasi.

E. Berikut Standar Operation pada pengoperasian Unit Drilling


1. Standar Parameter Drilling Blast Hole Activitie
a) Tujuan
Standar parameter pengeboran lubang ledak (drilling blast hole) memiliki tujuan
untuk memberikan pedoman dan petunjuk bagi operator drilling machine, GL Drill &
Blast dan instruktur dalam melakukan penilaian proses aktivitas drilling untuk

Operation Training & Services D245s 102


Standar Operational

mendapatkan productivity, safety dan quality yang optimal. Adapun standar parameter
pengeboran lubang ledak sebagai berikut :

b) Persiapan Operasi
1) Operator alat bor harus memastikan dirinya sehat dan siap untuk bekerja. Jika tidak
sehat atau mengantuk, segera komunikasikan dengan Group Leader atau Supervisor
yang bertanggung jawab.
2) Operator alat bor bertanggung jawab untuk melakukan P2H dan memastikan semua
fungsi peralatan pada mesin bor bekerja dengan baik, yang waktu pelaksanaannya
sesuai dengan kebijakan site, segera laporkan jika ada yang tidak normal.
3) Operator menerima copy drill design dari GL Drill & Blast dan melakukan validasi
secara fisik terhadap lokasi yang akan dilakukan pengeboran
4) Operator memastikan job pending shift sebelumnya yang tercatat pada buku aktivitas
drilling yang terdapat di unit sesuai dengan kondisi actual unit, lokasi pengeboran
dan drill design.
5) Saat akan “start-up engine” ataupun sedang beroperasi, bunyikan sinyal peringatan
dengan klakson :
 1 kali, start-up engine
 2 kali, maju
 3 kali, mundur ( jika tidak ada back alarm ).
6) Bertanggung jawab pada area operasinya, dan jika butuh bantuan harus menghubungi
Group Leader yang bertanggungjawab pada pit tersebut.
7) Operator alat bor harus mengerti atau mengetahui batas dan kedalaman pemboran,
yang informasinya berupa pita survey atau informasi dari Group Leader yang
bertugas.

c) Pengeboran
1) Tramming Activity
(adalah) Melakukan tramming (travel antar titik) secara efektif dengan cara :
 Pastikan flushing telah dimatikan selama mesin berjalan/bergerak maju atau
mundur.
 Rebahkan menara jika mesin harus berjalan dalam jarak jauh ( >15 meter).
 Gunakan kecepatan yang sesuai dengan kondisi permukaan lokasi
 Perhatikan batas kemiringan (Merujuk gambar)

103 D245s Operational Training & Services


Standar Operational

 Gunakan tools ketepatan titik untuk memastikan spotting (memposisikan unit)


benar-benar tepat pada titik yang akan dibor

2) Levelling Unit
 (Definisi) Melakukan levelling secara benar dan aman dengan cara:
 Lakukan leveling dari rear jack atau sisi yang paling rendah, selalu leveling front
jack kembali paling terakhir
 Lakukan leveling serendah mungkin, usahakan minimal salah satu track masih
menyentuh permukaan
 Pastikan unit level dengan melihat Nivo/Waterpass yang telah terkalibrasi
 Jangan memaksakan jika unit tidak mampu level (Lakukan Reposisi)

3) Raising Mast
Raising mast adalah proses menaikkan atau menegakkan komponen mast.
 Lakukan secara berhati-hati, pastikan tidak ada ayunan horizontal pada mast saat
ditegakkan. Jika terindikasi terdapat ayunan kanan kiri (horizontal) maka
rebahkan mast kembali, stop lalu lakukan pengecekan pada pivot shaft mast dan
laporkan ke GL D&B
 Sesuaikan kondisi mast untuk pengeboran vertical atau pengeboran miring
perhatikan angle mast indicator (pastikan terdapat tools penunjuk kemiringan jika
terdapat aktivitas angle drill)
 Lakukan pergerakan sehalus mungkin (smooth), hindari melakukan hentakan
hidraulik (menyentakan handle) .
 Aktifkan Lock pin mast setelah mast tegak atau menyudut sesuai drill design,
perhatikan posisi Nivo/Waterpass dan angle indicator setelah mast tegak.

4) Drilling Activity
Drilling activity meliputi :
a) Collaring adalah proses penetrasi awal pembentukan lubang (Penetrasi awal)
 Feed override (Sandvik) posisi off
 Collaring diawali dengan mengaktifkan flushing.
 Rotation dan pulldown rendah (Feed dan Rotation pressure 50%)
 Collaring dilakukan hingga kedalaman 0,5-1 meter
b) Produce Blast hole

Operation Training & Services D245s 104


Standar Operational

 Sesuaikan metode dan teknik pengeboran sesuai kondisi dan karakteristik


material batuan/tanah.
 Hati-hati saat melakukan pengeboran di material crak/broken, karena potensi
drill string terjepit cukup tinggi
 Pastikan metode dan teknik operasi benar untuk menjamin ketercapaian ROP,
Productivity dan Lifetime bit yang tinggi.
 Pastikan kedalaman lubang bor tepat dan diameter tidak melebar.
 Lakukan teknik reaming jika diperlukan untuk membersihkan cutting yang
menghambat proses pengeboran
 Hentikan feed saat mencapai kedalaman yang di inginkan
c) Menarik drill string
 Gunakan fast feed atau feed overide untuk mempercepat penarikan drill string
dari dalam lubang (hanya saat material keras)
 Rotation tetap aktif dengan putaran rendah
 Flushing dimatikan 1 meter sebelum bit keluar dari lubang bor
 Pastikan tidak ada getaran berlebih yang bisa menyebabkan dinding collapse
dan menimbulkan pelebaran serta deviasi kedalaman

5) Unlevelling Unit
Unlevelling unit dilakukan dengan menarik kembali jack secara bersamaan atau satu
persatu mulai dari jack depan lalu jack belakang disesuaikan dengan kondisi lokasi
pengeboran. Pastikan drill string telah tercabut sepenuhnya dari lubang bor.

d) Travel dan Mobilisasi


Travel evakuasi pindah lokasi dilakukan jika seluruh titik bor telah selesai dilakukan
pengeboran, arah dan lokasi evakuasi sesuai dengan instruksi dari GL D&B, dengan
ketentuan sebagai berikut :
 Posisikan deck wrench mengunci coakan (Slot Pengunci) pada rod (mencegah rod
berputar atau turun)
 Gunakan pipe support (V-Block) untuk menopang rod agar komponen drill string
tidak bengkok.
 Hati-hati saat melakukan travel evakuasi atau antar lokasi di area jalur hauling,
selalu jaga jalur komunikasi dan perhatikan batas kemiringan unit saat travelling
(Mengacu pada gambar).

105 D245s Operational Training & Services


Standar Operational

 Untuk travel pindah lokasi atau evakuasi dengan waktu tempuh lebih dari 20 menit
maka operator wajib mengikuti prosedur travel unit drilling yaitu 20 menit travel dan
20 menit berhenti untuk pendinginan komponen travel motor pada undercarriage
(atau mengacu pada prosedur travel yang tertera).
 Untuk mobilisasi menggunakan lowboy, pastikan ada GL D&B di area tersebut,
gunakan tanggul untuk melandaikan dudukan track saat menaiki lowboy, sesuaikan
speed unit untuk mengurangi hentakan dan posisi mast membelakangi cabin lowboy.

atau

a. Pengeboran selalu diawali dari Row 1 (freeface) dan Row 2 yang dilakukan untuk
meminimalisir loss time saat unit drilling tramming zig-zag untuk membentuk sudut
90° (tegak lurus dengan freeface) atau minimal 45°
b. Row 3, 4 dan seterusnya unit drilling sejajar dengan row, dengan posisi kabin di
depan untuk meminimalisir blind spot.

Operation Training & Services D245s 106


Standar Operational

Standar kemiringan saat travel/tramming

Standar kemiringan unit Sandvik

Standar kemiringan unit SKF

107 D245s Operational Training & Services


Standar Operational

DRILL PARAMETER
NO ACTIVITY ASPEK STANDAR PARAMETER KET
Pulldown rendah, Rotation tinggi
Soft Material

Rotation rendah, Pulldown tinggi


Hard Material

Pulldown dan Rotation rendah


Crack/ Broken Material
1 Drilling Method
50% Pulldown dan 50 % Rotation selama 10 menit
Drill with New Bit pertama, 75% Pulldown dan 75% Rotation selama 10
menit kedua
Pulldown dan Rotation rendah (disesuaikan kondisi Aktifkan flushing sebelum bit
Collaring material) hingga kedalaman 0,5 - 1 meter menyentuh tanah
Angkat drill string ± 30 cm dan stall beberapa saat
Reaming

• S05/X05 (IADC 412) • Soft material


• S10/X10 (IADC 422) • Medium material Sandvik
• S30/X30 (IADC 532) • Hard material
Tricone Rollers
2 Bit Selection • RB 30/40/50 • Soft material
• RB 60 • Medium material Varel
• RB 70 • Hard material

Drag Bit Very soft material (Mudstone dan claystone) Homogen soft material
• Material ringan (Fine Drill Cutting) : 30-36 m/s
(6000-7200 fpm) Reff: Good Practice Guide
Bailing Velocity • Material basah/berair (Wet Drill Cutting) : 36 – Sandvik Book 2009 Page 12
3 Nozzle Selection 50 m/s (7200-10000 fpm)
• Sandvik Brand (min. 30 Psi, max 35 Psi) Terlalu tinggi OBAP akan
On Bit Air Pressure • Varel Brand (min. 35 Psi, max 40 Psi) mengakibatkan sandblast
Pemboran dimulai dari row 1 (baris terdekat dengan
Freeface Area / Extra Hole freeface). Posisikan track alat bor tegak lurus atau mast direbahkan jika
4 Tramming Method minimal 45º terhadap row lubang bor.
tramming lebih dari 15 meter
In Row Posisi track sejajar dengan row
• Ketepatan titik
• Kedalaman lubang
5 Hole Quality (Depth Hole) Sesuai dengan plan pada drill design
• Arah dan Sudut
• Diameter
Unit level dengan ketiga jack menyentuh tanah, mast
Parkir direbahkan. V-Block / Pipe Support aktif untuk
menopang mast.

6 Un-Drilling Activity • V-Block / Pipe Support aktif untuk menopang


mast
Travel evakuasi / pindah • 20 menit travel, 20 menit stop untuk pendinginan
lokasi
komponen undercarriage (engine off untuk
menghemat fuel)

2. Drilling & Blast ing Pattern


Drilling & Blast ing Pattern adalah standar parameter untuk penentuan t inggi jenjang,
burden, spacing, subdrill, kedalaman lubang, stemming dan powder factor yang optima l
adapun penentuannya adalah sebagai berikut :

Operation Training & Services D245s 108


Standar Operational

3. Light ing Tambang


Lighting Tambang adalah penerangan minimum yang diadakan untuk membantu
operasional dalam melaksanakan aktivitas di malam hari. Adapun minimum tingkat
pencahayaanya adalah :

Keterangan : Pengukuran menggunakan alat ukur intensitas cahaya (Lux Meter) Sebagai
Perbandingan : Besarnya pencahayaan 50 Lux adalah
- Tingginya +/- 7 M ( harus lebih tinggi dari unit hauling tertinggi ).
-
- Jenis lampu Halogen 1000 - 1500 Watt.

109 D245s Operational Training & Services


Standar Operational

Sudut kemiringan 30° - 60°. Arah sinar ke obyek yang paling bagus dari atas atau
samping, tidak dianjurkan searah atau berlawanan karena menimbulkan kesilauan
atau bayangan

Operation Training & Services D245s 110

Anda mungkin juga menyukai