Anda di halaman 1dari 195

2016

Materi Pelatihan
GD825
Revisi 02

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA


Operation Development & Services Department
LEMBAR PENGESAHAN

Materi Pelatihan Operator Motor Grader


GD 825 A-2

NAMA LENGKAP JABATAN TANDA TANGAN

Material
Iqbal satrio Nugroho
Development

DISIAPKAN
Dan Moch. Zaenal Abidin OD Sect. Head
DIPERIKSA

Muhammad Eko
OT Sect. Head
Hidayat

DISAHKAN Priyo Hadi Susananto ODS Dept. Head

i
STATUS REVISI

No. Bagian/Sub Bagian yang


No. Hal Disetujui Tanggal Keterangan
Revisi Direvisi
ODS Dept Desember
0 - Edisi Pertama Terbit
Head 2014
Penambahan Materi 26 Januari
1
Pedoman Perilaku Kerja ODS Dept 2015
1 Head Terbit
Penambahan Materi 27 Januari
164
Standar Operational 2015
ODS Dept
2 154 Penambahan Materi TPM Head April 2016 Terbit

ii
KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan

kemampuan kepada kami, sehingga “Materi Pelatihan Operator GD 825 A-2” dapat selesai

tersusun.

Harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi calon operator dalam mengikuti

pelatihan, khususnya unit GD 825 A-2 dan memudahkan dalam memahami cara

pengoperasian unit dengan benar sesuai prosedur-prosedur serta peraturan keselamatan

kerja yang berlaku di PT PAMAPERSADA NUSANTARA. Sehingga pada akhirnya, dapat

meningkatlan kompetensi siswa pelatihan di dalam pengetahuan maupun keterampilan.

Seperti pepatah, “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kami menyadari bahwa di dalam penyusunan

Materi Pelatihan Operator GD 825 A-2 ini masih terdapat beberapa kekurangan. Untuk itu

kami sangat mengharapkan saran dan kritik pembaca demi kesempurnaan handbook ini

nantinya.

Jakarta,

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................................................................... i
LEMBAR REVISI .................................................................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................................. iv
PEDOMAN PERILAKU KERJA ........................................................................................................................................ 1
SAFETY, HEALTHY & ENVIRONMENT ...................................................................................................................... 20
POWER LINE........................................................................................................................................................................... 51
INSTRUMENT PANEL ......................................................................................................................................................... 110
METODE TEKNIK OPERASI ........................................................................................................................................... 126
MAINTENANCE...................................................................................................................................................................... 153
STANDAR OPERATIONAL ................................................................................................................................................ 164

iv
Pedoman Prilaku Kerja

BAB I
PEDOMAN PERILAKU KERJA
A. Pendahuluan
1. Panduan Pelatihan
Tujuan dari pedoman pelatihan ini adalah untuk memberikan berbagai
keterampilan, pengetahuan dan pelatihan bagi operator untuk meningkatkan
kompetensi dengan perilaku kerja yang aman.
Panduan Pelatihan ini didasarkan pada prinsip-prinsip yang aman dan
terbaik dari sistem operational pertambangan. Panduan training ini
menggunakan standar minimum dan perilaku untuk semua tingkat operator
baik fresh maupun experience.
Pelatihan diawali dengan materi pedoman perilaku kerja operator dan
harus lulus asesmen sebelum mengikuti materi lanjutan. Selanjutnya setiap
peserta pelatihan diharapkan mendapatkan pengalaman yang cukup di bawah
bimbingan dan pengajaran instruktur untuk jangka waktu yang telah
ditentukan. Ujian teori harus diselesaikan terlebih dahulu, sebelum ujian
praktek.
Sertifikat kompetensi akan dikeluarkan setelah selesainya paket pelatihan
dan peserta dinyatakan lulus yang ditetapkan oleh Operational Training &
Services. Untuk dinyatakan kompeten, peserta pelatihan harus
mempersiapkan diri sebaik mungkin agar dapat menyelesaikan (lulus) ujian
teori maupun praktek.

2. Kualifikasi Operator
Operator harus memiliki minimum kualifikasi sebagai berikut :
a) Telah mengikuti training dengan standar yang ditetapkan dan benar-
benar memahami pengoperasian kendaraan/unit. Operator harus
mengetahui dan memahami fungsi berbagai peralatan, komponen dan
kontrol dari unit tersebut.
b) Memahami dan mengerti batasan, peran, dan tugas dari operator.

Operation Training & Services GD 825 1


Pedoman Perilaku Kerja

c) Telah menyelesaikan induksi.


d) Memiliki SIMPER.
e) Sebelum melakukan operasi apapun di site, operator harus memiliki
tanggung jawab untuk memahami tentang aturan, prosedur,
kebijakan, standar dan peraturan yang berlaku di area kerjanya.
Poin-poin penting yang harus dipahami dan dipatuhi peserta training, baik
operator baru maupun operator yang sudah berpengalaman adalah sebagai
berikut :
a) Prosedur site yang tetap.
b) Safety practice dan site standards
c) Kepedulian terhadap bahaya.
d) Mengoperasikan unit di semua kondisi area di site, termasuk kondisi
berbahaya.
e) Informasi dasar dari bagian unit, komponen, control panel, desain
unit, titik berat gravitasi, kapasitas, stabilitas, kemampuan, dan
batasan unit.
f) Lokasi dan fungsi panel control.
g) Service, maintenance, dan prosedur pelaporan.
h) Kebiasaan-kebiasaan (perilaku) yang harus dihindari operator.

B. DISKRIPSI PEKERJAAN OPERATOR


1. Peran Operator
- Melaksanakan kegiatan operasional yang meliputi instruksi kerja,
prosedur pengoperasian unit, dan standar keselamatan serta
pemeliharaan unit selama operasi untuk mencapai produktifitas yang
maksimal dan efisiensi kerja yang tinggi.
- Operator bertanggung jawab kepada atasan (Group Leader Superior).
2. Rincian Aktifitas Operator

2 GD 825 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

a) Setiap hari kerja harus tiba di tempat kerja dan memulai atau
mengakhiri pekerjaannya tepat waktu ditunjukan dengan absensi yang
dilakukan sesuai aturan perusahaan.
b) Mengenali daerah kerja, memahami rencana kerja dan spesifikasi
pekerjaan dengan baik serta melaksanakan instruksi kerja dengan
melakukan P2H, mengoperasikan unit berdasarkan surat ijin operasi
dan mengupayakan tercapainya produktivitas alat serta efisien kerja
yang tinggi sesuai standar PAMA Production Management System
(PPMS)
c) Mengutamakan K3LH dan menjaga perlengkapan pendukung selalu
siap pakai (terpelihara dengan baik) sesuai dengan PAMA Safety
Management System (PSMS).
d) Melaporkan kepada atasan (Group Leader Superior) bila terjadi
kerusakan, kehilangan dan gangguan unit serta memberikan green
card apabila menemukan situasi, peralatan/ perlengkapan, orang atau
sesuatu yang membahayakan.
e) Mentaati waktu periodic services dan memberikan laporan kepada
atasan (Group Leader Superior) terkait kondisi unit yang abnormal
serta mentaati schedule refueling dalam memastikan jumlah pengisian
bahan bakar ke unit sesuai ketentuan perusahaan.
f) Segera melaporkan secara terperinci kecelakaan / insiden yang terjadi
kepada atasan (Group Leader Superior) pada kesempatan pertama dan
memberikan keterangan yang benar/jujur pada saat investigasi.
g) Mentaati peraturan penggunaan radio komunikasi dan
menggunakannya secara efektif.
h) Melaksanakan pengisian Time sheet dengan jelas, benar, lengkap dan
ditanda tangani oleh atasan (Group Leader Superior) atau pengawas
yang berwenang.
i) Pada saat stand by siap sedia mengerjakan tugas lain yang diberikan
atasan (Group Leader Superior) terkait bidang pekerjaannya.

Operation Training & Services GD 825 3


Pedoman Perilaku Kerja

j) Bersedia bekerja lembur pada hari kerja maupun hari libur apabila ada
pekerjaan yang mendesak. Pekerjaan lembur pada dasarnya
dilaksanakan secara sukarela dan disepakati oleh atasan langsung
(Group Leader Superior)..

3. Tanggung Jawab Operator


a) Mengimplementasikan Nilai Inti sebagai budaya perusahaan dalam
setiap perilaku kerja.
b) Menjaga kesehatan pribadi dan keselamatan yang menjadi tanggung
jawabnya.
c) Memastikan 4 langkah keselamatan telah diobservasi dan siap untuk
melaksanakan pekerjaan tanpa resiko terjadi kecelakan kerja sesuai
implementasi PSMS (Pama Safety Management System)
d) Melaksanakan instruksi kerja dari atasan atau Group Leader Superior
dengan baik sesuai deskripsi tugas dan standar PPMS.
e) Melaksanakan P2H, mengoperasikan unit sesuai ijin operasi dan
menjaga aset perusahaan yang dipercayakan dengan baik.
f) Bekerja penuh semangat, disiplin ( wajib absen, tidak mangkir, ijin
sakit dan ijin lain diluar ketentuan PKB), aman dan berusaha
mencapai target produktivitas yang telah ditetapkan.
g) Meningkatkan kompetensi dengan menambah jumlah HM,
penguasaan keahlian mengoperasikan alat berat (versatility) dan
pengetahuan terkait bidang pekerjaan.
h) Mentaati peraturan-peraturan yang ada di perusahaan dan Perjanjian
Kerja Bersama (PKB).
i) Melaporkan hasil kerja dalam time sheet dengan baik sesuai prosedur
yang berlaku.
j) Menjaga komunikasi yang baik di setiap waktu dan di semua area
kerja
k) Memperlakukan semua orang dengan saling menghormati

4 GD 825 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

l) Menggunakan semua tool yang ada untuk mengontrol bahaya yang


ada.

4. Citra Operator sesuai NILAI INTI PAMA


a) Menjadi Tim yang Sinergis : Menjalin kerjasama dalam kelompok
kerja dengan atasan dan rekan sekerja serta menunjukkan sikap dan
perilaku yang baik.
b) Bertindak Penuh Tanggung Jawab : Mengoperasikan dan menjaga
alat berat untuk mencapai produktivitas maksimal.
c) Siap Menghadapi Tantangan dan Mewujudkan : Melakukan kegiatan
operasional yang handal dalam setiap penugasan di seluruh wilayah
kerja perusahaan.
d) Melakukan Perbaikan Terus Menerus : Meningkatkan metode operasi
dan keahlian mengoperasikan alat berat secara berkesinambungan.
e) Menjadikan K3LH Cara Hidup : Menjaga kesehatan pribadi dan
keselamatan yang menjadi tanggung jawabnya.
f) Memberikan Nilai Tambah pada Pihak-Pihak Terkait : Bekerja lebih
untuk mendapatkan hasil yang berkualitas dan memuaskan.

5. Etika Operator PT. Pamapersada Nusantara


- Menunjukkan semangat kerja dan menjaga kesegaran fisik.
Berolahraga teratur, cukup istirahat-tidur (minimal 6-8 jam) dan
mengkonsumsi makanan sehat-seimbang.
- Bersikap mental positif dan berkomitmen zero incident.
1) Mengoperasikan unit dengan produktifitas yang tinggi dan tetap
menjaga keselamatan.
2) Meningkatkan keahlian dalam pengoperasian alat berat dan
pengetahuan yang terkait bidang pekerjaannya serta implementasi
K3LH.

Operation Training & Services GD 825 5


Pedoman Perilaku Kerja

3) Melakukan observasi tugas, saling mengingatkan dengan pekerja


lain terhadap potensi bahaya, membuat green card dan sugestion
system (SS).
4) Menjaga disiplin dengan hadir tepat waktu dan bekerja dengan
optimal. Tidak mangkir, ijin sakit dan ijin lain diluar ketentuan
PKB.
- Mengembangkan kecerdasan emosional dan hubungan sosial.
1) Menjaga ketertiban umum, kebersihan-kerapian mes dan
lingkungan kerja.
2) Menjaga kesopanan, penampilan diri (tidak memakai aksesoris
yang tidak berhubungan dengan pekerjaan), kerapian rambut
(pendek dan rapi), kebersihan tubuh dan mengenakan seragam kerja
serta APD sesuai tugasnya.
3) Menunjukkan rasa hormat dan patuh kepada atasan serta saling
menghargai sesama karyawan.Saling bertegur sapa dengan
mengucapkan salam “Semangat Pagi” dan bersalaman terhadap
sesama karyawan.
4) Membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan pihak-
pihak terkait.
- Mengembangkan kesadaran dan kepedulian dalam bekerja.
1) Siap menjaga dan bertanggung jawab terhadap kondisi unit atau
aset perusahaan dengan baik.
2) Siap melaksanakan tugas setiap saat dalam mengoperasikan unit
sesuai ijin operasi dan bersedia ditempatkan di seluruh wilayah
kerja PAMA.
3) Siap membela kepentingan perusahaan atau kepentingan bersama
dari tindakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

6. Penilaian Resiko Kerja (Risk Management)

6 GD 825 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

Operator harus melakukan penilaian risiko di mana mereka bekerja


dan secara aktif terlibat dalam mengurangi bahaya di tempat kerja. Sikap
yang harus dilakukan operator untuk mengarah ke zero insident :
a) Menerapkan prosedur kerja di malam hari dan pandangan terbatas
b) Menerapkan prosedur pelaporan kejadian
c) Mengamati ergonomi posisi duduk dan aturan pemakaian seat belt
d) Mengamati tanda bahaya
e) Menerapkan prosedur overtaking
f) Menjaga perhatian dari blind spot atau hal-hal yang menghalangi
pandangan ketika mengemudi
g) Menjaga perhatian terhadap operator lain dan unit lain
h) Menjaga komunikasi dengan rekan kerja
i) Menjaga kebersihan
j) Memeriksa stabilitas tanah (retakan)

7. Kepedulian terhadap Fatigue


Jika saat mengoperasikan unit, anda susah berkonsentrasi, susah
menjaga mata tetap terbuka, sering menguap, dan kehilangan focus atau
sering berbuat salah dan tidak normal, maka hentikan unit pada posisi yang
aman dan segera hubungi GL.

C. KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG HARUS DIHINDARI SEBAGAI


OPERATOR PT. PAMAPERSADA NUSANTARA
1. Perilaku Buruk
Perilaku yang menyimpang dari norma atau ketentuan yang berlaku ketika
mengoperasikan unit
- Mengoperasikan Unit Dengan Melepaskan Steering
Posisi tangan ketika mengemudi harus pada posisi 9-3 atau 10-2,
sehingga kita selalu siap apabila ada sesuatu yang berbahaya ketika
Operation Training & Services GD 825 7
Pedoman Perilaku Kerja

mengemudi. Mengoperasikan unit dengan melepaskan steering dapat


mengakibatkan unit uncontrol dan dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan.
- Berhenti di jalan aktif untuk buang air kecil
Berhenti di jalan aktif untuk buang air kecil dapat menyebabkan
bahaya bagi pengemudi lain karena adanya hambatan di jalan.
- Tidak Jujur Ketika Fatigue Test (1)
Ketidakjujuran ketika mengisi fatigue test dikarenakan alasan apapun
sangat membahayakan diri sendiri. Fatigue test sangat penting untuk
mengetahui kondisi kesiapan kerja. Tanda-tanda seseorang mengalami
fatigue :
- Menguap
- Kondisi badan mulai tidak enak
- Mengusap-usap mata
- Kurang konsentrasi
- Menjadi toleran/menganggap boleh terhadap suatu hal yang
berbahaya
Apabila anda mengalami hal tersebut, segera berhenti pada lokasi
aman dan segera lapor pada GL.
- Mengikuti Water Truck Saat Penyiraman
Resiko bahaya ketika mengikuti water truck saat penyiraman dapat
berakibat unit tergelincir dan uncontrol sehingga dapat mengakibatkan
unit menabrak unit di depannya.

- Menggunakan Lampu Jauh Saat Berpapasan


Ketika berpapasan, dan kita menggunakan lampu jauh maka akan
menyebabkan pengemudi unit yang berpapasan akan silau dan
menghalangi pandangan di depannya sehingga berpotensi terjadinya
kecelakaan.
- Mengoperasikan Unit Yang Bukan Keahliannya

8 GD 825 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

Hal ini sangat berbahaya, karena untuk menguasai satu unit alat
berat harus melalui training dengan standar yang tinggi untuk
memahami fungsi, lokasi, dan cara penggunaan setiap instrument panel.
- Mengendarai unit dengan Overspeed (1)
Unit overspeed dengan didukung beban unit yang besar dapat
menyebabkan insiden karena unit sulit untuk dikendalikan. Patuhi
rambu batas maksimal kecepatan di setiap area kerja.
- Tidak minta izin dan tidak memastikan kondisi aman sebelum
overtaking
Setiap kali melakukan overtaking, wajib komunikasi dua arah dan
memastikan kondisi jalan yang berseberangan aman. Apabila unit yang
akan diovertaking belum memberi jawaban atas komunikasi yang
diberikan, maka dilarang untuk melakukan overtaking.
- Mengambil sisi jalan yang salah
Mengambil sisi jalan yang salah sangat beresiko terjadinya
kecelakan dengan unit yang berpapasan (adu kambing). Apabila
terdapat jalan rusak pada sisi yang kita lewati, laporkan pada GL untuk
segera memperbaiki jalan rusak tersebut.
- Melanggar batas dumping(1)
Melanggar batas dumping dapat menyebabkan fatality karena unit
dapat terjatuh ke area dumpingan. Apabila pada area dumping tidak ada
rambu maka segera laporkan ke atasan. Terutama untuk daerah kritis
dumping dekat air dan ketinggian di atas 12m.
- Melanggar rambu area larangan masuk area blasting
Area blasting adalah area restricted , dimana tidak sembarang orang
bisa masuk ke area tersebut.
- Menetralkan transmisi di turunan
Menetralkan transmisi di turunan untuk mencari nyaman dan
menambah kecepatan tanpa terdeteksi batas kecepatan dalam
berkendara sangat berbahaya. Posisi transmisi netral ketika turunan

Operation Training & Services GD 825 9


Pedoman Perilaku Kerja

menyebabkan tidak adanya engine brake, sehingga unit akan meluncur


dan sulit dikendalikan. Apabila digunakan brake untuk mengurangi
kecepatan akibat transmisi netral di turunan, akan mempercepat brake
cooling overheat dan berpotensi kerusakan unit, serta unit tergelincir.
- Memarkir unit di bawah tebing terlalu dekat
Hal ini dapat berpotensi tertimpa longsoran dari tebing. Minimal
jarak parkir dekat tebing adalah 30 meter atau satu setengah kali tinggi
tebing.
- Bercanda memainkan steering saat mengendarai
Memainkan steering karena bercanda dengan rekan operator sangat
membahayakan pengguna unit lain dan diri sendiri. Sebagai operator,
kita harus memahami peran dan tanggung jawab operator untuk bekerja
aman dan produktif.
- Parkir tanpa brake di jalan menurun
Prosedur parkir yang aman adalah menetralkan transmisi dan
mengaktifkan parking brake.
- Jarak Beriringan Terlalu Dekat
Jarak beriringan yang aman adalah 3-4x panjang unit ( 4-6 detik )
untuk kondisi normal. Atau dengan metoda melafalkan : seribu dan
satu, seribu dan dua, seribu dan tiga, seribu dan empat, dst. Sedangkan
untuk kondisi kabut adalah 6-8x panjang unit (5-6 detik). Jarak
beriringan terlalu dekat berpotensi besar untuk menabrak unit di
depannya.
- Melanggar rambu GIVE WAY atau STOP
Rambu GIVE WAY merupakan rambu untuk memberi kesempatan
kepada unit lain untuk melintas terlebih dahulu. Rambu STOP
merupakan rambu wajib berhenti 8 detik dan memastikan kiri kanan
jalan aman, baru kita dapat menjalankan unit kembali. Kedua rambu ini
wajib dipatuhi meskipun tidak ada unit yang lewat.
- Melompat dari unit ke unit saat parkir

10 GD 825 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

Untuk berpindah dari unit satu ke unit yang lain harus turun dari
unit. Perilaku melompat dari unit ke unit ketika parkir sangat
berbahaya. Karena dimensi unit alat berat dengan ketinggian yang
cukup tinggi. Sehingga apabila terjatuh dapat beresiko fatal.
- Tidak Melakukan P2H dengan teliti
Pelaksanaan Perawatan Harian harus dilakukan sesuai dengan
prosedur. P2H. Sangat penting untuk mengetahui kondisi unit sebelum,
saat, dan sesudah beroperasi. Kualitas P2H sangat berperan dalam
bekerja dengan aman.

- Tidak Mematikan Engine Ketika Refueling


Saat refueling, engine wajib dimatikan. Hal ini selain untuk reduce
cost, sangat berpengaruh untuk keselamatan. Setelah melakukan
refueling, operator wajib berkomunikasi dua arah dengan fuel man
bahwa proses refueling benar-benar telah selesai.

- Tidak Memberikan Lampu Sign Saat Berbelok


Ketika berbelok pastikan untuk memberikan lampu sign sesuai arah
belok, supaya pengguna jalan yang ada di belakang dan di depan kita
dapat mengetahui tujuan arah belok dari unit kita.
- Saat turunan menggunakan foot brake
Foot brake merupakan brake yang digunakan untuk menghentikan
unit atau kecepatan unit dibawah 10 km/jam. Penggunaan foot brake
akan menghentikan roda depan dan belakang, sehingga sangat
berpotensi tergelincir apabila digunakan di turunan. Saat jalan
menurun, seharusnya menggunakan retarder brake atau ARSC (Auto
Retarder) untuk mengurangi kecepatan.
- Parkir tidak memperhatikan unit lain

Operation Training & Services GD 825 11


Pedoman Perilaku Kerja

Prosedur parkir yang aman adalah menetralkan transmisi dan


mengaktifkan parking brake. Ketika parkir, wajib berkonsentrasi pada
unit sekitarnya dan tidak hanya fokus pada satu pandangan. Saat
mundur, wajib memperhatikan spion kiri dan kanan. Pastikan tidak
terlalu dekat dengan unit yang lain ketika parkir.
- Dumping sambil unit berjalan
Dumping sambil unit berjalan dapat mempengaruhi keseimbangan
unit dan dapat berakibat unit terguling. Prosedur dumping yang benar
adalah memastikan kondisi rata, unit pada posisi berhenti sempurna,
mengaktifkan parking brake, dan menaikkan vessel.
- Melakukan pengangkatan tidak mengeluarkan out trigger maksimal
Out trigger berfungsi untuk menguatkan pondasi dari crane,
sehingga apabila dilakukan pengangkatan tanpa mengeluarkan out
trigger maksimal maka dapat mengakibatkan unit tidak stabil dan
berpotensi unit terguling.
- Tidak Memakai Seat Belt Ketika Bekerja
Seat belt wajib digunakan selama mengoperasikan unit. Memakai
seat belt harus 3R yaitu Rapat, Rata, Rendah. Penggunaan seat belt
tidak dianjurkan dengan adanya ganjalan, karena fungsi 3R akan hilang.
Rapat : Belt tidak kendor, sehingga bila terjadi resiko, tubuh tidak
terayun atau tidak terbentur ke seat beltnya sendiri
Rata : Belt tidak melilit sehingga apabila terjadi resiko tubuh tidak
luka sobek
Rendah : Posisi belt dibawah pusar, atau bagian bawah tepat di
tulang panggul, sehingga bila terjadi resiko tidak mencederai organ
di dalam perut.

- Tidak memakai pelampung saat operator pump bekerja di area sump

12 GD 825 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

Setiap karyawan yang bekerja di dekat air, wajib menggunakan


pelampung. (meskipun sudah ahli dalam berenang). Selain hal tersebut,
karyawan wajib memiliki ijin bekerja di dekat air dan memahami
prosedur keselamatan bekerja di dekat air.
- Bermain HP saat mengoperasikan unit
HP terbukti merusak konsentrasi ketika mengemudi, dan sangat
berpotensi terjadinya kecelakaan. Ketika mengoperasikan unit, operator
harus konsentrasi pada pekerjaannya secara aman dan produktif. Oleh
karena itu, operator harus menyadari sepenuhnya tanggung jawab
sebagai operator.
- Membuka rompi ketika mengemudi
Melakukan aktifitas lain ketika mengemudi seperti membuka rompi
dapat mengganggu konsentrasi. Sehingga apabila terjadi hal-hal yang
mendadak di depan unit maka respon kita akan terlambat dan
menyebabkan kecelakaan. Oleh karena itu, apabila akan melepas rompi
atau aktifitas yang lain seharusnya berhenti dahulu.
- Melihat sesuatu ke arah lain terlalu lama (meleng)
Hal ini dapat menyebabkan hilangnya konsentrasi ketika
mengemudi / mengoperasikan unit, sehingga berpotensi terjadinya
kecelakaan. Pastikan anda fokus saat mengoperasikan unit.
- Salah menggunakan chanel yang seharusnya digunakan
Kesalahan penggunaan chanel radio dapat mengganggu komunikasi
di area kerja. Maksud dan tujuan antara operator satu dengan yang
lainnya tidak akan tersampaikan, sehingga berpotensi terjadinya resiko
insiden fatal.
- Keluar dari kabin saat unit loading
Ini sangat berbahaya, karena berpotensi kejatuhan material dari unit
loader yang sedang melakukan aktivitas loading.
- Memaksa beroperasi saat ngantuk

Operation Training & Services GD 825 13


Pedoman Perilaku Kerja

Saat mengemudi pastikan kondisi siap bekerja. Hindari kondisi


fatigue. Kenali tanda-tanda fatigue pada diri sendiri sedini mungkin.
Apabila merasakan fatigue, segera hentikan unit pada posisi aman dan
lapor ke atasan.
- Memaksakan diri ketika kondisi sakit
Saat mengemudi pastikan kondisi siap bekerja. Apabila merasa
sakit, segera lapor pada atasan dan jangan memaksakan
mengoperasikan unit setelah minum obat yang memiliki efek samping
mengantuk. Isilah dengan jujur fatigue test sebelum bekerja.
- Mengkonsumsi obat sebelum dan selama mengoperasikan unit tanpa
melapor ke atasan/melalui media fatigue test (yang membuat ngantuk)
Pastikan kondisi siap bekerja sebelum mengoperasikan unit.
- Mengemudi sambil mengobrol di radio
Bijaklah dalam berkomunikasi di radio dalam area kerja. Lakukan
komunikasi seefektif mungkin dan berhubungan dengan pekerjaan.
Hindari mengobrol yang tidak perlu sehingga tidak mengganggu proses
komunikasi dan pertukaran informasi yang penting di area kerja.
- Memarkir unit di dekat kolam dengan jarak yang sangat dekat
Pastikan memarkir unit di tempat yang aman apabila akan
membersihkan kaca unit. Memarkir unit terlalu dekat dengan kolam
berpotensi unit terjerumus kedalam kolam.
- Parkir terlalu dekat, berantakan, dan tidak rapih
Hindari parkir yang tidak rapih dan berantakan. Karena apabila
akan memulai operasi kembali dapat berpotensi unit bertabrakan.

2. Meremehkan Resiko Pekerjaan


Sikap lalai dan mengabaikan hal-hal yang dapat menyebabkan
kecelakaan.
- Mengambil sesuatu didalam kabin saat beroperasi

14 GD 825 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

Dalam mengoperasikan unit kita harus berkonsentrasi. Saat


mengambil sesuatu di dalam kabin, pastikan Anda berhenti di tempat
aman terlebih dahulu sehingga tidak mengganggu konsentrasi dalam
mengoperasikan unit.
- Meletakkan barang di samping pedal
Sebelum mengoperasikan unit, maka pastikan tidak ada barang
yang berada di samping pedal, karena dapat mengganggu saat
pengoperasian unit. Barang yang berada di samping pedal dapat
mengganjal pedal, sehingga pedal tidak dapat digunakan sesuai
fungsinya.
- Mengisi time sheet saat mengemudi
Pada saat mengisi Time sheet, pastikan unit dalam keadaan berhenti
di tempat aman. Mengisi Time sheet saat mengemudi akan
mengganggu konsentrasi dalam mengoperasikan unit, sehingga
beresiko untuk mengakibatkan kecelakaan.
- Memaksakan menjalankan unit saat jalan licin
Jika kondisi jalan licin, jangan memaksakan diri untuk
mengoperasikan unit. Kondisi tersebut sangat berbahaya karena
pergerakan unit tidak dapat di kontrol secara sempurna.
- Tidak menggunakan three point body contact saat naik / turun
Naik / turun unit mempunyai resiko untuk terpeleset dan jatuh.
Dengan menggunakan Three Point Body Contact, maka kedudukan dan
posisi tubuh akan lebih kuat sehingga akan meminimalisir resiko yang
ada.
- Mengadjust kursi ketika mengemudi.
Pengaturan kursi sebaiknya dilakukan sebelum mengoperasikan
unit, jika hal tersebut dilakukan ketika mengemudi akan sangat
berbahaya. Karena selain mengganggu konsentrasi, kesesuaian posisi
tubuh pada unit juga tidak akan didapatkan jika dilakukan sambil
mengemudi.

Operation Training & Services GD 825 15


Pedoman Perilaku Kerja

- Tidak memasang safety cone saat unit breakdown di jalan


Saat kondisi unit breakdown wajib memasang safety cone, sehingga
pengguna jalan yang lain mengetahui kondisi yang sedang terjadi.
Dengan mengetahui kondisi yang terjadi, maka pengguna jalan lain
akan lebih mudah untuk melakukan antisipasi.
- Tidak menghidupkan lampu hazard saat unit breakdown
Dengan menghidupkan lampu hazard saat unit breakdown, maka
pengguna jalan lain akan lebih mudah mengetahui dan mempersiapkan
respon yang tepat.
- Swing tanpa memperhatikan sekitar
Saat melakukan pergerakan, maka pastikan kondisi sekitar aman
terlebih dahulu. Kondisi sekitar dapat berubah pada saat kita tidak
melihatnya.
- Membiarkan boulder ditengah jalan
Jika menemukan bolder di tengah jalan maupun kondisi tidak aman
lainnya, segera laporkan ke atasan untuk dilakukan tindakan langsung.
Ketidakpedulian kita terhadap kondisi tidak aman bisa berakibat buruk
terhadap keselamatan pekerjaan.
- Mundur tidak memastikan melihat ke belakang
Saat mundur dan melakukan pergerakan, maka pastikan kondisi
belakang aman. Area blindspot tidak seluruhnya dapat dilihat melalui
spion, sehingga dengan memastikan melihat ke belakang maka akan
mengurangi resiko terjadinya tabrakan.
- Operator DT loading sambil makan
Kegiatan loading membutuhkan perhatian dan konsentrasi tinggi,
baik terhadap alat muat maupun terhadap alat angkut lainnya. Loading
sambil makan akan mengganggu konsentrasi dikarenakan fokus
pandangan dan koordinasi tubuh terbagi, hal ini dapat menimbulkan
resiko terjadinya kecelakaan.

16 GD 825 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

3. Motivasi yang salah


Motivasi yang tidak selaras dengan tugas pokok Operator PT.
Pamapersada Nusantara sehingga dapat menyebabkan terjadinya potensi
kecelakaan.
- Memaksakan operasi saat pandangan terbatas ( Debu tebal)
Jika kondisi pandangan terbatas, maka jangan memaksakan untuk
melanjutkan mengoperasikan unit. Kondisi pandangan yang terbatas
mengurangi antisipasi kita terhadap kondisi jalan dan unit lain. Saat
kondisi pandangan terbatas, maka segera laporkan ke atasan untuk
dilakukan perbaikan atau pengawasan lebih lanjut.
- Operator tergesa-gesa membawa unit saat waktu mendekati jam pulang
Jika kita mengoperasikan unit dengan tergesa – gesa, maka akan
mengakibatkan konsentrasi mengoperasikan unit kurang. Kurangnya
konsentrasi membuat kita kurang memperhatikan kondisi sekitar dan
meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan.
- Tidur (saat istirahat) di disposal dalam keadaan engine hidup
Pada saat istirahat di dalam unit, kondisi engine unit harus dalam
keadaan mati. Tidur atau istirahat dalam kondisi unit hidup akan
beresiko adanya attachment unit yang tersenggol tanpa sadar. Selain itu,
dengan mematikan engine unit pada saat istirahat dapat membantu
untuk mengurangi konsumsi fuel.
- Unloading unit dari lowboy tanpa pengarah (rigger)
Menurunkan unit dari lowboy wajib dipandu oleh seorang rigger,
aba – aba dan komunikasi yang jelas dalam proses tersebut sangat
diperlukan. Kondisi lowboy yang memiliki ruang terbatas memiliki
resiko tinggi untuk mengakibatkan unit jatuh atau terguling

4. Tanggung Jawab Kurang


Tidak memiliki komitmen terhadap tugas sebagai operator.

Operation Training & Services GD 825 17


Pedoman Perilaku Kerja

- Operator mendorong tidak menyisakan material untuk tanggul disposal


Pada saat unit bulldozer mendorong material di disposal, wajib
disisakan material yang berfungsi sebagai tanggul disposal. Hal ini
sangat penting dikarenakan tanggul tersebut dapat digunakan sebagai
pengaman unit DT pada saat dumping agar unit tidak terperosok ke
jurang. Pastikan anda mematuhi batas dumping.
- Menyiram jalan terlalu basah
Penyiraman jalan harus dilakukan sesuai prosedur, jika penyiraman
terlalu basah maka akan mengakibatkan jalan menjadi licin. Hal
tersebut bisa membahayakan pengguna jalan lainnya dan meningkatkan
potensi terjadinya insiden. Selain itu, penyiraman yang terlalu basah
juga mengakibatkan kerusakan pada permukaan jalan.
- Menyiram di turunan / ditanjakan tidak putus-putus
Pada area jalan tanjakan maupun turunan, methode penyiraman
wajib dilakukan putus –putus agar unit DT mempunyai kesempatan
untuk melakukan pengereman. Jika penyiraman dilakukan sepanjang
jalan, maka unit DT tidak memiliki kesempatan untuk melakukan
pengereman dan mengakibatkan unit sulit dikontrol.

18 GD 825 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

LEMBAR ASESMEN
PERILAKU KERJA OPERATOR PT. PAMAPERSADA NUSANTARA

Nama :
__________________________________________
NRP :
__________________________________________
Hari / Tanggal :
__________________________________________
Nama Pelatihan :
__________________________________________

1. Jelaskan minimal 3 syarat (kualifikasi) yang dibutuhkan untuk


menjadi Operator PT. Pamapersada Nusantara !
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................

Operation Training & Services GD 825 19


Pedoman Perilaku Kerja

......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS

2. Jelaskan minimal 3 tanggung jawab anda sebagai Operator PT.


Pamapersada Nusantara !
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS

3. Jelaskan minimal 3 etika operator PT. Pamapersada Nusantara


dan beri contohnya !

20 GD 825 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS
4. Jelaskan bagaimana cara mengetahui tanda-tanda fatigue pada
diri anda !
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................

Operation Training & Services GD 825 21


Pedoman Perilaku Kerja

Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /


BS

5. Apa yang anda ketahui tentang 4 kategori kebiasaan operator


yang berpotensi terjadinya kecelakaan fatal ? Sebutkan dan
Jelaskan !
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS

6. Apa yang anda ketahui tentang Perilaku Buruk dari operator ?


Jelaskan minimal 5 contoh !
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
22 GD 825 Operational Training & Services
Pedoman Prilaku Kerja

......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS

7. Apa yang anda ketahui tentang Motivasi yang salah dari


operator yang berpotensi terjadinya kecelakaan ? Jelaskan
minimal 3 contoh yang kongkrit !
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Operation Training & Services GD 825 23
Pedoman Perilaku Kerja

......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS

8. Apa yang anda ketahui tentang meremehkan resiko


pekerjaan dari seorang operator yang berpotensi terjadinya
kecelakaan ? Jelaskan minimal 5 contoh yang kongkrit !
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS

9. Apa yang anda ketahui tentang tanggung jawab yang kurang


dari seorang operator yang berpotensi terjadinya insiden ?
Jelaskan minimal 2 contoh yang kongkrit !
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................

24 GD 825 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS

10. Jelaskan minimal 3 sikap yang harus dilakukan operator


untuk mewujudkan zero Incident (Risk Management for
Operator) !
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................

Operation Training & Services GD 825 25


Pedoman Perilaku Kerja

......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS

26 GD 825 Operational Training & Services


Pedoman Prilaku Kerja

----------------------------------------------------------------------------------------
---------------

PERNYATAAN KESIAPAN PESERTA TRAINING (diisi


peserta training):

( Tanda Tangan Peserta Training )

HASIL EVALUASI (diisi instruktur) :

Rekomendasi : YES / NO (Lingkari hasil rekomendasi


anda)

Saran perbaikan :

( Tanda Tangan Instruktur )

Operation Training & Services GD 825 27


Safety, Healthy & Environment

BAB II
SAFETY, HEALTHY & ENVIRONMENT

A. Dasar-Dasar Keselamatan Kerja


1. Pengertian
Pengertian safety secara umum adalah :
- Suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman (bebas
dari kecelakaan) sehat dan nyaman.
- Mutu suatu aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.

2. Pengawasan Terhadap 4 M

Manusia

Mesin
Tidak ada kecelakaan
manusia
Pengawasan Lingkungan
terhadap 4 M Kerja yang aman
Lingkungan kerja
Material yang aman

Metode

Dalam tindakan keselamatan maka diperlukan pengawan terhadap aspek 4 M :

3. Sejarah Keselamatan Kerja

a. Zaman purbakala.
Manusia bertahan dari kondisi alam , baju dari bulu hewan alas kaki kulit dsb.

b. Tahun 1700 SM
Hamurabi dari babylonia telah membuat aturan keselamatan terhadap bangunan –
bangunan (bila bangunan yang dikerjakan menimbulkan bencana kematian maka
kontraktornya dihukum mati).

c. Zaman mozai (5 abad setelah hamurabi)


Setiap bangunan tinggi harus dibuat pagar.

d. Zaman romawi tahun 80


Mulai diterapkan memakai masker untuk pekerja berdebu.

e. Revolusi industri (Inggris)


Mulainya ditemukan mesin uap , penerapan K3.

f. Amerika (setelah tahun 1850)


Dimulai safety baik secara sektoral maupun nasional .
4. Hubungan Keselamatan Kerja Dengan Produksi
Produksi : Kualitas + Kuantitas + Keselamatan kerja

Operation Training & Services CAT 24H 20


Safety, Healthy & Environment

a. Untuk mencapai produksi


Maka perlu keselamatan kerja , artinya tidak ada kecelakaan dan oleh karena itu
perlu pencegahan .

b. Ingat produksi
Tidak ada produksi jika ada kecelakaan , oleh karena itu kecelakaan harus dicegah /
dihindari.

c. Pencegahan merupakan kunci dari produksi


Oleh karena itu pencegahan adalah keselamatan kerja , maka keselamatan kerja
adalah kunci dari produksi .

5. Usaha Meningkatkan Keselamatan Kerja

a. Karyawan :
Penerapan disiplin karyawan terhadap ;
 Ketentuan dan peraturan yang berlaku
 Menguasai peralatan yang dioperasikan
 Menjaga kebersihan alat
 Mengenal tempat/lokasi kerja yang berbahaya
 Mengamankan lingkungan kerja dari barang-barang yang mengganggu
kegiatan maupun barang-barang yang mudah terbakar
 Selalu waspada akan adanya bahaya
 Berhati-hati dalam membawa barang
 Bekerja sesuai prosedur

b. Perusahaan :
1) Perusahaan diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja
baru tentang :
 Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat
kerja ;
 Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam
tempat kerja ;
 Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
 Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan
2) Perusahaan hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan
setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat
tersebut di atas.
3) Perusahaan diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,
pula dalam pemberian pertolongan pada kecelakaan.
4) Perusahaan diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.

c. Peralatan
Peralatan di lapangan harus dalam keadaan siap operasi dan aman dipergunakan,
meliputi :
• Kondisi alat baik dan bersih, perawatan harian dilakukan oleh operator
• Kemampuan rem telah teruji
• Perlengkapan/alat bantu telah disiapkan di kotak perlengkapan

21 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

• Perlengkapan PPPK disiapkan di tempat/kotak PPPK


• Kemampuan alat/kapasitas alat yang dioperasikan.

d. Barang dan lingkungan kerja


Faktor keselamatan kerja barang dan lingkungan juga sangat mempengaruhi
kegiatan pengoperasian peralatan, maka perlu mengetahui :
• Jenis barang yang akan dibawa/dipindahkan
• Mengenal medan kerja

FILOSOFI DARI MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA

Bahaya di tempat kerja telah mulai diidentifikasi oleh para ahli ilmu kedokteran sebelum
tahun 1800-an. Ramuzzini (1633-1714) dikenal sebagai Bapak dari Pengobatan Kerja
(Occupational Medicine). Kematian dan cacat akibat kerja saat itu memang dianggap biasa,
terutama dalam bidang pertambangan dan pertanian. Ramuzzini adalah orang yang pertama
merekomendasikan penyelidikan ke dalam sejarah kesehatan kerja dari pasien.

Dengan kemajuan Revolusi Industri, permesinan, alat mekanikal dan listrik telah menjadi
bagian yang integral dari kehidupan kita. Mekanisasi memberikan banyak keuntungan, tetapi
diiringi pula dengan meningkatnya resiko, penyakit, dan cedera pada orang yang terpapar
padanya. Penggunaan bahan-bahan kimia juga tidak lagi terpisahkan dari kehidupan manusia.
Bahan pembersih, cat, perekat, bahan pencampur hanyalah sedikit dari benda yang kita
gunakan sehari-hari. Tetapi pembuatan dan pemakaian dari bahan-bahan ini bisa
membahayakan tubuh kita, atau bisa menimbulkan bahaya kebakaran. Beberapa proses dan
bahan juga berbahaya bagi lingkungan hidup.

Dengan adanya hal-hal yang merugikan di atas, maka timbullah suatu program pencegahan
bahaya-bahaya yang muncul di tempat kerja tersebut dalam bentuk Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Seiring dengan laju pertumbuhan manajemen modern, maka muncul pula
apa yang disebut Manajemen Keselamatan Kerja.

Orang yang selamat, tidak akan dapat berbuat banyak jika ia sakit. Oleh karena itu
kesehatan tidak dapat dipisahkan dari keselamatan. Dalam terminologi PAMA,
keselamatan kerja disebut sebagai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Disadari pula bahwa kita tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan selamat apabila
lingkungan hidup kita tidak aman. Tuntutan dunia yang gencar akan penyelamatan
lingkungan hidup juga membuka mata kita bahwa tidak ada usaha yang langgeng jika tidak
memperhatikan permasalahan lingkungan hidup ini. Oleh karena itu, PSMS secara integral
memadukan pengelolaan K3 dan Lingkungan Hidup ini menjadi Manajemen K3 & LH.

Sebelum adanya Program Pencegahan Kecelakaan di Afrika Selatan, tahun 1951, insiden
yang menyebabkan cacat pada karyawan mencapai 4% dari keseluruhan tenaga kerja. Pada
tahun 1993, angka ini menjadi 1,7%. Hal ini disebabkan salah satunya oleh Sistem (NOSA-5
Star) yang mengidentifikasi sebab-sebab dari insiden serta menunjukkan di daerah mana
diperlukan perhatian bagi manajemen dan karyawan.
Secara keseluruhan diperlukan kerjasama antara semua pihak (manajemen, karyawan dan
pemerintah) untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yakni menurunkan angka kerugian,
baik berupa cedera pada manusia, kerusakan harta benda, proses, maupun lingkungan.

Operation Training & Services CAT 24H 22


Safety, Healthy & Environment

Tanggung jawab moral maupun legal harus disadari dan dipahami oleh kedua pihak
(manajemen dan karyawan. Sebagai bonus dari turunnya angka kerugian ini, sebenarnya
bisa didapatkan:
1. Produktivitas yang meningkat,
2. Semangat kerja yang lebih tinggi,
3. Kesehatan karyawan yang lebih terjamin,
4. Ketenangan bagi keluarga karyawan.

Penurunan kemampuan karyawan untuk berkarya, mempunyai dampak sosial dan psikologis
yang luas bagi keluarga maupun masyarakat. Bagi Perusahaan sendiri, kerugian harta benda
dan moral tidak seluruhnya dapat digantikan oleh asuransi.

PRINSIP MANAJEMEN

Adanya Manajemen Keselamatan Kerja, berarti kita mengukur kinerja Keselamatan


Kerja suatu perusahaan. Suatu prinsip yang diterapkan dalam Keselamatan Kerja untuk
melengkapi siklus dari Plan, Do, Check, Action ataupun Planning, Organizing, Leading, &
Controlling dapat digambarkan sebagai I S S M E C.

I Identify (identifikasi) semua penyebab yang mungkin dari


insiden,
S Set Standards of Practice and Procedures (menetapkan
standar dari Praktek dan Prosedur),
S Set Standards of accountability (menetapkan standar dari
pertanggungan gugat),
M Measure performance against standards (mengukur
kinerja terhadap standar),
E Evaluate compliance with standards (evaluasi pemenuhan
terhadap standar),
C Correct deficiencies and deviations (Koreksi terhadap
kekurangan dan deviasi).

Setiap orang yang ada di perusahaan harus memastikan bahwa prinsip ISSMEC ini
diterapkan, yaitu dengan memastikan bahwa terdapat standar keselamatan untuk setiap tugas
dan pekerjaan. Dalam hal ini termasuk di dalamnya: Manajer, Kontraktor dan Sub-kontraktor,
Karyawan (full time maupun parttime) dan Tamu.
Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi bahaya dan menempatkan
pencegahan- pencegahan agar orang tidak terpapar pada bahaya-bahaya tersebut. Semua
orang harus memastikan bahwa prosedur yang ada diimplementasikan dengan baik.
Perwakilan K3 mempunyai peran yang penting untuk memberikan saran bagi manajemen dan
karyawan tentang masalah yang ada.

23 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

SISTEM KESELAMATAN KERJA PSMS (PAMA SAFETY MANAGEMENT


SYSTEM)

PSMS adalah sistem keselamatan kerja yang dirancang khusus untuk PT Pamapersada
Nusantara. Sistem PSMS diambil dari sistem-sistem yang telah sukses di dunia. Sistem dalam
PSMS ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diaudit oleh sistem safety manapun yang
ada di dunia, seperti NOSA, ISRS ataupun DuPont.

Di dalam industri mana saja, terdapat suatu hal yang mendasar dari pengelolaan K3.
Jika diterap-kan sebuah sistem yang mengurangi resiko di tempat kerja, maka tingkat kejadian
(insiden) dapat diturunkan. Selain itu,dengan adanya sistem, maka kita dapat mengukur
kinerja Keselamatan Kerja di suatu perusahaan. Untuk menjamin hal ini, Sistem harus dapat
dipahami oleh seluruh lapisan karyawan, dari tingkat puncak sampai operator, dengan
partisipasi yang luas.

Pada dasarnya Sistem ini mengidentifikasi daerah-daerah utama yang harus menjadi perhatian
manajemen. Sistem PSMS disusun secara sistematis dengan mengambil elemen-elemen yang
pro-aktif untuk dijadikan prioritas dalam pengelolaan K3. PSMS terdiri 15 Elemen utama
dan 120 Sub-Elemen. Elemen-Elemen itu ialah:
1. Kepemimpinan dan Organisasi
2. Komunikasi
3. Inspeksi Terencana
4. Inventaris Tugas Kritis
5. Penyelidikan Insiden
6. Standar, Prosedur, dan Disiplin
7. Penanganan Keadaan Darurat
8. Pelatihan
9. Kesehatan Kerja dan Ergonomi
10. Rekayasa dan Pengendalian Desain
11. Seleksi dan Penempatan
12. Alat Pelindung Diri
13. Evaluasi Sistem
14. Perlindungan Lingkungan
15. Keselamatan di-Luar-Pekerjaan

Untuk menjalankan roda sistem ini, dibutuhkan audit yang terus menerus dengan
menggunakan ceklis yang telah ditentukan.Untuk mencapai sasaran yang diinginkan,
Manajemen harus meluangkan waktu untuk melakukan Pelatihan bagi seluruh tingkat
karyawan.

Pelatihan ini dapat dilakukan dalam bentuk apapun di tempat kerja, melalui pemutaran
video, pemasangan poster, pembagian booklet, pembicaraan 5 menit/studi kasus, maupun
catatan-catatan kerja dan hasil inspeksi.

INSIDEN

Insiden adalah hasil dari dua atau lebih bahaya berinteraksi dengan cara yang tidak
direncanakan, dimana saat itu terjadi pertukaran energi. Pertukaran energi ini bisa saja sangat
kecil dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, tetapi tetap disebut insiden. PAMA
tidak mengenal kata accident. Semua kejadian yang tidak diinginkan, yang berpotensi
menimbulkan kerugian dalam derajat apapun, adalah insiden.

Operation Training & Services CAT 24H 24


Safety, Healthy & Environment

Hal ini disebabkan karena adanya teori Piramida Kecelakaan. Teori ini mengemukakan bahwa
kita perlu mengetahui dan mencegah insiden-insiden yang nyaris menimbulkan korban (Near-
Miss) – yang perbandingannya 600 : 1 bila dibandingkan dengan insiden besar/fatal – agar
kita dapat mencegah insiden yang lebih besar.

Fatal / Kematian
1
Luka Ringan
10

30 Property Damage

600 Nyaris Celaka

10.000 Tindakan & Kondisi Tidak Aman

SEBAB-SEBAB INSIDEN

Jika dua (atau lebih ) bahaya berinteraksi secara tidak direncanakan, timbul insiden.
Bahaya (hazard) merupakan benda yang kasat mata. Sebuah benda harus memiliki potensial
mendekat dan bertabrakan. Benda apa saja mempunyai potensial untuk membantu atau
mengganggu suatu tugas. Jika tidak mempunyai keduanya, maka bahayanya tidak ada. Cara
mendekat akan terjadi satu dari tiga cara.

Semua benda fisik mempunyai bahaya karena mereka memiliki volume dan massa,
entah itu kecil, nampak atau tidak nampak, padat, cair, gas, atau sinar. Insiden terjadi saat dua
bahaya mendekat dan ketika mereka mencapai titik tak-dapat-kembali (point-of–no-return)
kemudian bertabrakan.
Studi menunjukkan bahwa Insiden mengikuti suatu pola. Satu peristiwa memicu
peristiwa berantai lain seperti sebuah domino yang jatuh. Kita akan melihat setiap langkah
dan mengidentifikasi hal-hal di dalam tiap kategori.

Keenam Domino, dari kiri ke kanan: (1) KURANGNYA KENDALI (LACK OF


CONTROL), (2) FAKTOR ORANG & PEKERJAAN (PERSONAL & JOB FACTOR), (3)
TINDAKAN & KONDISI TIDAK AMAN (UNSAFE ACTS & CONDITIONS), (4)
INSIDEN (INCIDENT), (5) CEDERA (INJURY), (6) BIAYA (COST).

KURANGNYA PENGAWASAN / PENGENDALIAN


Pengendalian adalah fungsi dari karyawan, pengawas dan manajemen. Pengendalian
yang baik hanya mungkin apabila terdapat standar kerja yang baik, terencana dan
terbukti efektif, dapat dipraktekkan. Daerah dimana diperlukan pengendalian dimulai

25 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

dari lingkungan kerja, kemudian peralatan, proses, metodologi, pelatihan, seleksi dan
penempatan, observasi tugas dan bimbingan.
Tujuan yang sama dan diketahui bersama juga diperlukan untuk memperbaiki
keadaan. Job Safety Analysis (JSA), Written Safework Procedures (WSWP),
pengawasan tugas, pelatihan dan pelatihan-kembali serta penilaian kinerja yang efektif
adalah beberapa metode yang diperlukan untuk menangani faktor pengawasan /
pengendalian ini.

FAKTOR PRIBADI DAN PEKERJAAN (SEBAB DASAR)


Oranglah yang terlibat dalam insiden. Insiden tidak „begitu saja terjadi‟.
Yang termasuk dalam Faktor Pribadi diantaranya ialah:
1. Kurangnya pengetahuan atau ketrampilan
Solusinya: Pelatihan atau bimbingan yang sesuai.
2. Kurangnya motivasi atau sikap terhadap pekerjaan
Solusinya: Komunikasi, pelatihan untuk mencapai tujuan yang sama.
3. Ketidakmampuan fisik atau mental
Solusinya: deskripsi tugas yang jelas, sesuai dengan seleksi dan penempatan,
seleksi pra-jabatan dan pemeriksaan kesehatan periodik.
Yang termasuk dalam Faktor Pekerjaan diantaranya ialah:
1. Kekurangan mekanikal
2. Lingkungan kerja yang tidak sesuai
3. Kurangnya atau tidak tepatnya standar kerja
Solusinya: survei yang luas dan terstruktur, rencana tindakan dan evaluasi yang
terus-menerus

Fungsi Planning, Organising, Leading dan Controlling (POLC) atau dalam


terminologi Astra: PDCA, adalah sangat vital dalam melakukan pengendalian
terhadap fase ini.
Sebuah proses terstruktur yang terdiri dari identifikasi dan evaluasi juga diperlukan
untuk memastikan bahwa standar kerja mencukupi terhadap mekanisme pengendalian.

TINDAKAN TIDAK AMAN DAN KONDISI TIDAK AMAN (SEBAB


LANGSUNG)

Tindakan Tidak Aman (Faktor Manusia)


Dalam lingkungan sosial, dapat diterima bahwa orang mempunyai karakter yang
bermacam-macam dan mereka mempunyai tindakan / respons berbeda-beda walaupun
ditempatkan pada situasi yang sama.
Hal ini tidak selalu praktis jika diterapkan di lingkungan kerja. Kerja membutuhkan
disiplin agar peralatan tidak rusak akibat kecerobohan pegawai. Beberapa contoh
kasus ialah: menyalakan peralatan tanpa peringatan terlebih dahulu, tanpa memastikan
bahwa rekan kerja dalam posisi aman; Melepaskan pelindung mesin; Bergurau atau
bercanda di sekitar alat yang bergerak; dll.
Solusi: Karyawan harus mempunyai tanggung jawab untuk memikirkan hal-hal yang
mungkin terjadi, bahaya apa yang mungkin menimpa dirinya. Beberapa kewajiban
karyawan antara lain: menghadiri pelatihan, mengikuti instruksi dan prosedur,
melaporkan bahaya atau kekhawatiran, dan memastikan bahwa hal-hal ini dikerjakan.

Kondisi Tidak Aman (Faktor Engineering)


Perusahaan mempunyai tanggung jawab bahwa tempat kerja dan semua peralatannya
aman, bebas dari resiko sejauh mungkin. Hal ini berarti bahwa rancangan, instalasi
dan operasi harus diselidiki, kecocokannya diteliti dan dievaluasi. Beberapa contohnya

Operation Training & Services CAT 24H 26


Safety, Healthy & Environment

ialah perlindungan mesin, sistem lock-out, pencahayaan, ventilasi ekstraksi,


pengendalian bising, dll.
Solusi: Perusahaan harus memastikan bahwa lingkungan kerja tidak mengancam
keselamatan karyawan atau membahayakan masyarakat sekitarnya. Contoh
penanggulangan ialah dengan sistem ventilasi ekstraksi, pencahayaan yang baik, dan
pengendalian bising. Perusahaan juga harus mempunyai peralatan dan prosedur yang
baik.

INSIDEN
Insiden adalah kejadian yang tidak direncanakan. Peristiwa itu tidak mengikuti pola
operasi normal atau yang diharapkan. Keparahan dan hasilnya bisa bervariasi.
Terdapat kerugian yang cukup banyak sebagai akibat dari cedera fisik, kerugian harta
benda, kerugian material atau gangguan pada proses.

CEDERA ATAU PENYAKIT AKIBAT KERJA / INTERUPSI PROSES


Hasil dari peristiwa yang tidak diinginkan sangat bervariasi. Sebuah insiden yang
tidak dilaporkan barulah merupakan kerugian yang tidak terukur, misalnya sebuah
„near miss‟/ „kejadian nyaris‟. Bisa juga hal yang tidak terukur itu ialah interupsi
bisnis karena waktu untuk membersihkan atau waktu mesin diam. Situasi yang sama
dengan keadaan yang sedikit berbeda bisa jadi menimbulkan hasil yang berbeda
(insiden yang dilaporkan). Oleh karena itu perlu dilakukan : (1) identifikasi terhadap
kerugian potensial, (2) menyelidiki dan mengidentifikasi sebab dasar, dan (3)
menetapkan langkah perbaikan untuk mencegah terulangnya insiden.

BIAYA
Semua peristiwa yang tidak diinginkan membutuhkan biaya. Asuransi bisa menutup
sebagian kerugian, tetapi tidak semuanya dan premium asuransi harus dibayar.
Biaya yang tidak diasuransi lebih sulit lagi untuk diukur, tetapi seringkali lebih tinggi
daripada biaya yang diasuransi atau biaya yang jelas.
Diperlukan perhitungan untuk biaya penyelidikan, waktu henti, kerugian properti,
mesin dan produk.

PSMS

Urutan Domino dengan PSMS sebagai stabilizer.

Dari penyelidikan yang luas terhadap sebab-sebab kecelakaan, terbukti


Faktor Manusia memegang peranan penting, yakni 88% dari semua

27 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

kecelakaan. Faktor Engineering berkontribusi 10% dan hanya 2% yang


disebabkan oleh ‘takdir’ atau tak dapat dijelaskan.

88%
2%

10%

DASAR HUKUM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA DI INDONESIA

1. UU NO.1 TAHUN 1970


Undang-undang ini dimaksudkan untuk melindungi tenaga kerja di Indonesia. UU ini
adalah dasar dari semua pengelolaan K3 yang ada di Indonesia. Menurut pasal 2 dari
UU no.1 tahun 1970 ini, ruang lingkup dari UU ini meliputi bidang usaha
pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-
batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi
maupun di dasar pengairan.
2. KEP MEN 555.K/26/M.PE/1995
Di dalam Keputusan Menteri Pertambangan no.555K tahun 1995 ini, Pemerintah lebih
jauh mengatur tentang Keselamatan Kerja di Tambang. Keputusan Menteri ini harus
merujuk pada UU no.1 tahun 1970 di atas (tidak berkontradiksi). Yang termasuk dalam
ruang lingkup kerja PAMA ialah Tambang Permukaan, karena PAMA tidak mengerjakan
tambang bawah tanah.

KECELAKAAN TAMBANG

Pada kecelakaan penyelidikan/pekerjaan pertambangan dalam waktu antara, mulai


masuk dan mengakhiri bekerja, digolongkan dalam kecelakaan tambang .
Klasifikasi kecelakaan tambang di Indonesia :
1. Luka ringan
Korban dalam waktu kurang dari 3 minggu telah dapat bekerja kembali seperti
biasa atau kembali pada pekerjaan semula.
2. Luka berat
Korban dalam waktu lebih dari 3 minggu baru dapat bekerja kembali seperti biasa
atau kembali kepada pekerjaan semula.
3. Mati
Koban meninggal dunia dalam waktu 24 jam sesudah terjadinya kecelakaan.

BIAYA YANG TIMBUL AKIBAT INSIDEN


1. Langsung
1. Gaji dll
2. Perawatan dan pengobatan
3. Kerusakan peralatan atau bahan – bahan
2. Tidak langsung
1. Kehilangan waktu
Karena menolong karyawan yang mendapat kecelakaan
2. Mempersoalkan apa yang baru terjadi
3. Membina penggantinya

Operation Training & Services CAT 24H 28


Safety, Healthy & Environment

TEORI GUNUNG ES

Ketika terjadi Insiden, maka biaya yang timbul akibat adanya insiden tersebut akan lebih
banyak dari pada biaya yang tampak atau biaya lagsung yang timbul dari insiden tersebut.
Maka hal tersebut dapat diibaratkan seperti gunung es, dimana puncak dari gunung es yang
tampak ke permukaan laut, sebenarnya dasarnya lebih dalam dan luas lagi.
 Biaya pengobatan
 Biaya-biaya Kompensasi (yang diasuransikan)

 Kerusakan Bangunan
 Kerusakan Perlengkapan dan Peralatan
 Kerusakan Material dan Hasil
 Kelambatan - kelambatan Produksi dan Hambatan - hambatannya
 Biaya - biaya Administrasi
 Biaya - biaya Penyediaan Keadaan Darurat dan Peralatan
 Penyewaan - penyewaan Peralatan sementara
 Waktu yang diperlukan untuk investigasi

 Mengganti hilangnya waktu


 Biaya penyewaan dan atau pelatihan tenaga - tenaga pengganti
 Lembur
 Waktu yang diperlukan untuk pengawasan tambahan
 Waktu untukAdministrasi
 Berkurangnya tenaga akibat pekerja yang terluka
 Hilangnya usaha dan jasa baik
MENGHITUNG NILAI RESIKO SUATU BAHAYA

RESIKO
KEMUNGKINAN X KEPARAHAN X FREKUENSI
………… X ……….. X ………………

PROBABILITY (P) / PROBABILITAS (P)


SEVERITY (S) / KEPARAHAN (S)
1 No Probability of Occurrence/
1 Minor Injury or (Property Damage < US$ 100)
Tidak Terdapat Kemungkinan Terjadi
Cedera Ringan atau (Kerugian Harta Benda <US$ 100)
2 Less than Average Probability of Occurrence/
2 Lost Time Injury with No Permanent Disability or Kemungkinan Terjadi Lebih Kecil daripada Rata-Rata
(US$ 100 < Property Damage < US$ 1 000) 3 Average Probability of Occurrence/
Cedera Hari Hilang tanpa Cacat Permanen atau Kemungkinan Terjadi Rata-Rata
(US$ 100 < Kerugian Harta Benda < US$ 1 000) Good Probability of Occurrence
4
3 Lost Time Injury with Permanent Disability or Kemungkinan Besar Terjadi
(US$ 1 000 < Property Damage < US$ 5 000) 5 Will Definitely Occur
Cedera Hari Hilang dengan Cacat Permanen atau Pasti Akan Terjadi
(US$ 1 000 < Kerugian Harta Benda < US$ 5 000)

4 Fatal Injury to One Employee or


(US$ 5 000 < Property Damage < US$ 10 000)
FREQUENCY (F) / FREKUENSI (F)
Cedera Berakibat Kematian pada Satu Karyawan atau
(US$ 5 000 < Kerugian Harta Benda < US$ 10 000) 5 Few persons once per year (Rare)
5 Multiple Fatal Injuries or Sedikit orang sekali dalam setahun (Jarang)
(US$ 10 000 < Property Damage) 3 Some persons monthly (Unusual)
Cedera Berakibat Kematian pada Banyak Orang atau Beberapa orang setiap bulan (Tidak Biasa)
(US$ 10 000 < Kerugian Harta Benda)
2 Some persons weekly (Seldom)
Beberapa orang setiap minggu (Kadang-Kadang)
3 Few persons once per day (Often)
Sedikit orang sekali setiap hari (Sering)
5 Many persons many times per day (Continuous)
Banyak orang berkali-kali setiap hari (Terus-menerus)

29 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

PERHATIAN BAGI OPERATOR

a. Operator yang berhak mengoperasikan unit alat berat adalah operator yang telah
memiliki Sertifikat Keterampilan pada unit tersebut atau yang telah lulus dalam
pelatihan, yang telah mengerti dan terampil dalam mengoperasikan dan merawat
unit alat berat.
b. Pelajari semua larangan, tindakan pencegahan dan peraturan tentang prosedur
kerja. Taati semua peraturan yang berkaitan dengan keselamatan kerja selama
mengoperasikan atau merawat Alat berat.
c. Jangan mengoperasikan unit Alat berat :
 Kondisi badan tidak sehat
 Sehabis minum obat dan mengakibatkan mengantuk
 Sehabis minum minuman keras dan mengakibatkan mabuk
 Masih menghadapi masalah yang dapat menyangkut problem emosi
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kecermatan operator dalam mengatasi
bahaya dan dapat mengakibatkan kecelakaan.

TUGAS OPERATOR YANG BERKAITAN DENGAN K3

a. Secara umum tugas operator dalam hal keselamatan kerja adalah :


 Menggunakan alat keselamatan kerja yang diwajibkan
 Ikut bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja
 Memahami pencegahan keselamatan kerja
 Memahami pekerjaan yang sedang dilaksanakan
 Selalu waspada terhadap timbulnya kecelakaan
 Menghayati instruksi yang diberikan
 Memahami PPPK
 Selalu melaksanakan persiapan alat sebelum pengoperasian
b. Sikap operator untuk memahami ketentuan/peraturan K3
Dari uraian tugas tersebut di atas, maka yang akan menentukan adalah sikap
manusia/operator dalam melakukan pekerjaan dengan memenuhi peraturan-
peraturan yang berlaku antara lain :
 Menggunakan alat perlindungan diri bagi tenaga kerja/operator yang
bersangkutan antara lain : helm, kaca mata masker, sarung tangan, pakaian
kerja, penutup telinga, sepatu kerja, dan menggunakan safety belt.
 Melakukan cara-cara dan sikap yang aman dalam mengoperasikan
peralatan/melaksanakan pekerjaannya, antara lain teknik pengoperasian
peralatan yang benar dan sadar akan adanya bahaya/ kecelakaan.
 Mengenal kondisi-kondisi dan bahaya yang dapat timbul dalam lokasi/tempat
kerja, antara lain : mengenal medan kerja, dan jenis material.
 Memahami alat keamanan dan alat keselamatan kerja yang dipasang di
lokasi/tempat kerja antara lain rambu-rambu kerja, tanda-tanda bahaya pada
lokasi tertentu dan lampu-lampu keamanan

ISTILAH – ISTILAH

1. Bahaya (danger)
Perkataan ini digunakan pada pesan pengaman dan label pengaman dimana
terdapat kemungkinan besar terjadinya kecelakaan yang serius atau kematian , jika
resiko tidak terhindari .

Operation Training & Services CAT 24H 30


Safety, Healthy & Environment

Label atau pesan pengaman biasanya berisi peringatan yang harus dipatuhi untuk
menghindari resiko tinggi yang dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

DANGER
2. Peringatan (warning)
Perkataan ini digunakan pada pesan atau label pengaman dimana terdapat situasi
yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan atau kerusakan yang serius bahkan
kematian , jika tidak dapat menghindari resiko yang berbahaya.

WARNING
3. Perhatian (caution)
Perkataan ini digunakan pada pesan dan label pengaman untuk resiko yang dapat
menyebabkan kecelakaan atau luka ringan jika tidak dapat menghindarinya. Kata
ini juga merupakan perkataan untuk resiko yang merupakan satu – satunya
penyebab terjadinya kerusakan pada alat.

CAUTION
4. Catatan (notice)
Perkataan ini digunakan untuk peringatan yang harus dipatuhi untuk menghindari
tindakan yang dapat mengurangi umur alat.

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


Menurut fungsinya alat pelindung diri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Pelindung kepala.
a. Topi keselamatan (Safety Helmet)
b. Pelindung rambut (Hair Protection)
c. Pelindung telinga (Ear Plug)
2. Pelindung muka dan mata.
a. Perisai / pelindung muka (Mask/Face Protection)
b. Kaca mata dan goggle (Glasess & Googles)
c. Kedok las (Welding Mask)
3. Pelindung pernafasan.
1. Alat pernafasan pembawa oksigen atau udara
2. Respirator pensuplai udara (Air supply respirator)
3. Respirator kartrids dan kanister
4. Respirator filter dispersoid
4. Pelindung tangan, kaki, telapak kaki.
3 Sarung tangan (Gloves)
4 Sepatu keselamatan (Safety Shoes)
5 Pelindung kaki (Leg Proyection)
5. Baju pelindung.

KEBAKARAN
Kebakaran adalah salah satu bentuk dari insiden/kecelakaan. Kebakaran dapat lebih
mudah dicegah kalau kita mengetahui dasar-dasarnya.

31 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

SEGI TIGA API


Secara sederhana susunan kimiawi dalam proses kebakaran dapat digambarkan dalam
“Segi Tiga Kebakaran”. Ketiga kakinya menggambarkan: Bahan Bakar, Oxygen dan
Panas. Apabila ketiga unsur ini bereaksi dalam kondisi yang tepat, maka terjadilah
kebakaran. Contoh, bensin tersulut api akan terbakar karena ketiga unsur tersebut bertemu
dengan tepat, bensin dengan uapnya merupakan bahan bakar, oxygen ada diudara dan
panas dari api.

Untuk memadamkan kebakaran maka kita harus memisahkan salah satu unsur
kebakaran tersebut. Apakah itu oxygennya, atau bahan bakarnya, atau panasnya. Sedangkan
untuk mencegah kebakaran kita harus memisahkan ketiga unsur kebakaran tersebut agar tidak
saling bereaksi

.
PAN

PAN
AS

AS
IGEN

IGEN
OKS

OKS

BAHANBAKAR

BAHANBAKAR

Memisahkan salah satu unsur akan


mem adamkan atau m encegah
kebakaran

KLASIFIKASI KEBAKARAN
Klasifikasi kebakaran dibuat berdasarkan bahan bakar yang terbakar. Klasifikasi ini
membagi kebakaran dalam 4 (empat) kelas, yaitu sebagai berikut :

1. Kelas A.
Dalam kebakaran kelas A, bahan yang terbakar adalah bahan-bahan biasa, seperti :
sampah, kayu, kertas, dan lain-lain. Kebakaran kelas A ini dipadamkan dengan
mendinginkan dan menyiramkan bahan pemadam seperti air atau soda acid.

2. Kelas B
Dalam kebakaran kelas B yang terbakar ialah bahan-bahan seperti : cat, minyak,
pelumas, bensin, terpentin atau cairan mudah terbakar lainnya. Cara memadamkan
kebakaran ini adalah dengan cara menggunakan bahan yang dapat memisahkan
atau menutup oksigen dari api, seperti : busa, dry chemical (serbuk kimia).

3. Kelas C
Dalam kebakaran kelas C, bahan yang terbakar dapat berupa bahan-bahan kelas A
atau kelas B namun di dalamnya terdapat instalasi listrik yang bertegangan.
Sehingga untuk memadamkannya harus menggunakan bahan yang tidak dapat
mengalirkan listrik. Cara memadamkannya dimulai dengan memutuskan aliran
listriknya kemudian memadamkannya dengan menggunakan alat pemadam yang
terdiri dari gas atau tepung kimia kering. Fungsinya disini adalah menyekat
oksigen dan mengurangi panas. Penggunaan tepung kimia kering dapat
menimbulkan korosif sedangkan penggunaan gas tidak.

4. Kelas D
Kebakaran kelas D meliputi tepung logam yang terbakar seperti : magnesium,
aluminium, seng dll.

Operation Training & Services CAT 24H 32


Safety, Healthy & Environment

Untuk memadamkannya digunakan tepung kimia kering atau pasir.

PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN

1. Air (air sungai, air hujan, air selokan, lumpur dan lain-lain)

2. Alat pemadam api menggunakan bahan busa/Foam ; terdiri dari : natrium


bicarbonat, aluminium sulfat, air.
Alat ini baik dipergunakan untuk kebakaran kelas B

Cara menggunakannya:
 Balik/putar posisi alat pemadam, dan
segera balikan lagi ke posisi asal
 Buka katup/pen pengaman
 Arahkan nosel/nozlle; dengan
memperhatikan arah angin dan jarak dari
tabung ke sumber api.

3. Pemadam api dengan bahan pemadam CO2 (carbon dioksida)


Dapat dipergunakan dengan baik bila tidak ada angin atau arus udara
Cara mempergunakan :
 Buka pen pengaman
 Tekan tangkai penekan
 Arahkan corong ke sumber api, dengan
memperhatikan jarak dan arah angin.
Keterangan gambar :
1. Tangkai penekan
2. Pen pengaman
3. Saluran pengeluaran
4. Slang karet tekanan tinggi
5. Horn (corong)

4. Pemadam api dengan bahan pemadam Dry Chemical


Jenis ini efektif untuk kebakaran jenis B dan C, juga dapat dipergunakan pada
kebakaran kelas A.
Bahan yang dipergunakan :
 Serbuk sodium bicarbonat/natrium sulfat
 Gas CO/Nitrogen

Cara mempergunakan
 Buka pen pengaman
 Buka timah penutup
 Tekan tangkai penekan/pengatup
 Arahkan corong ke sumber api, dengan
memperhatikan jarak dan arah angin.

33 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

5. Pemadam Api dengan Bahan Jenis BCF/Halon

Cara mempergunakan :
 Buka pen pengaman
 Tekan tangkai penekan/pengatup
 Arahkan corong/nozlle ke sumber api,
dengan memperhatikan jarak dan arah
angin.

Keterangan gambar :
(1) Pengaman (5) Pipa saluran Gas
(2) & (3) Pengatup (6) Nozle
(4) Bolt Valve

PERTOLONGAN PERTAMA PADA GAWAT DARURAT

MAKSUD DAN TUJUAN

1. PPGD diselenggarakan untuk memberikan pertolongan permulaan yang diperlukan


sebelum penderita dibawa ke Rumah Sakit/Poli Klinik terdekat. Pertolongan
pertama ini memegang peranan yang penting, karena tanpa pertolongan pertama
yang baik, korban mungkin tidak akan tertolong lagi kalau harus menunggu
pengangkutan ke Rumah Sakit.
2. Mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya kematian, jika bahaya tersebut sudah
ada seperti pada korban yang shock, terjadi pendarahan yang luar biasa atau pada
korban yang pingsan.
3. Mencegah bahaya cacat, baik cacat rohani ataupun cacat jasmani
4. Mencegah infeksi, artinya berusaha supaya infeksi tidak bertambah parah yang
disebabkan perbuatan – perbuatan atau pertolongan yang salah.
5. Meringankan rasa sakit.

PEDOMAN UMUM UNTUK PENOLONG

1. Menilai situasi
a. Perhatikan apa yang terjadi secara cepat tetapi tenang;
 Apakah korban pingsan, henti jantung atau henti nafas
 Apakah korban mengalami perdarahan atau luka
 Apakah korban mengalami patah tulang
 Apakah korban mengalami rasa sangat sakit yang berlebihan
 Apakah korban mengalami luka bakar
b. Perhatikan apakah ada bahaya tambahan yang mengancam korban atau
penolong
c. Ingat jangan terlalu berani mengambil resiko, perhatikan keselamatan diri
penolong

2. Mengamankan tempat kejadian :


 Lindungi korban dari bahaya

Operation Training & Services CAT 24H 34


Safety, Healthy & Environment

 Jika perlu mintalah orang lain untuk membantu atau laporkan kepada bagian
terkait (missal 118 atau Rescue Team Perushaan)
3. Memberi pertolongan
a. Rencanakan dan lakukan pertolongan berdasarkan tujuan P3K sebagai berikut
 Menciptakan lingkungan yang aman
 Mencegah kondisi korban bertambah buruk
 Mempercepat kesembuhan
 Melindungi korban yang tidak sadar
 Menenangkan korban/penderita yang terluka
 Mempertahankan daya tahan tubuh korban menunggu pertolongan yang
lebih tepat dapat diberikan
b. Jika pertolongan pertama telah dilakukan, maka segera angkut korban tapi
jangan terburu-buru atau serahkan pertolongan selanjutnya kepada yang lebih
ahli atau bagian yang bertugas menangani kecelakaan atau kirim ke Dokter
atau rumah sakit terdekat.

35 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

Salah satu contoh peraturan lalu lintas di Job Site

PERATURAN LALU LINTAS


DAERAH KUASA PERTAMBANGAN
PT. INDOMINCO MANDIRI

Tujuan:
Menciptakan kondisi berlalu lintas di aerah tambang yang tertib, lancar dan aman sehingga
mengurangi kecelakaan atau hal-hal yang menyebabkan terjadinya kerugian.

Ruang Lingkup:
Prosedur ini berlaku di seluruh area kerja PT. Pamapersada Nusantara Job site Indominco,
dan wajib dipatuhi seluruh karyawan PT. Pamapersada Nusantara, Sub kontraktor, suplier dan
tamu

Peraturan Masuk Tambang


 Memakai badge / mine permit
 Memakai Alat Pelindung Diri
 Mentaati semua peraturan yang berlaku

Wewenang Operasi
Setiap orang yang mengoperasikan kendaraan / alat berat harus mempunyai Simper yang
dikeluarkan PT. Indominco mandiri atau Authority yang dikeluarkan PT. Pamapersada
Nusantara Site Indominco.

Syarat
1. Disetujui oleh Departemen Head
2. Dinyatakan sehat berdasarkan hasil Medical check Up
3. Lulus ujian tertulis & praktek, atau telah lulus training oleh OTD.
4. Sudah menngikuti safety induksi
5. Mengumpulkan data pendukung (Copy KTP, copy Simpol, foto 2x3 2 lb) diserahkan
ke security.

Pengecekan unit sebelum operasi


Semua driver / operator diwajibkan melaksanakan pengecekan kendaraan / unit sebelum
digunakan (P2H).

Syarat Kendaraan yang masuk ke tambang:


 Double Gardan ( 4 wheel drive)
 Dilengkapi stick bendera (Buggy Whip) setinggi 4 m dari atas tanah
 Dilengkapi sestem peringatan lampu rotary berwarna kuning dan top lamp.
Kendaraan Pengangkut Orang:
 Bus, kapasitas sesuai dengan tempat duduk
 Taft, 5 penumpang
 Rocky, 3 penumpang
 Station, 7 penumpang
 Pick up, 1 penumpang
 Double Cabin, 4 penumpang
 Water truck / fuel truck / crane truck/ lub truck, maksimal 2 penumpang

Operation Training & Services CAT 24H 36


Safety, Healthy & Environment

Nb: Kendaraan pick up tidak diijinkan mengangkut penumpang di bak belakang kecuali bak
dilengkapi steel cap, bangku, seat belt, jumlah penumpang harus sesuai tempat duduk dan
memakai seat belt.

Isyarat Klakson:
 Klakson 1 x, tanda unit akan start engine
 Klakson 2 x, tanda unit akan maju
 Klakson 3 x, tanda unit akan mundur

Rotary Lamp
Dihidupkan waktu malam hari ( 18.00-07.00) dan atau siang hari saat cuaca berkabut, hujan,
atau berdebu.
Jenis Warna Rotary lamp:
 Kuning : produksi (A2B / DT)
 Kuning & Biru : Road Maintanance (Water Truck, GD, Compactor)
 Biru : Unit Ambulance
 Merah : Emergency (Pemadam kebakaran & Handak)
 Hijau : Kendaraan pengawal lowboy.

Head Lamp
Semua kendaraan yang beroperasi di tambang harus menghidupkan head lamp sejak masuk di
pos security KM 10

Buggy Whip
Wajib dipasang pada semua kendaraan sarana yang masuk pit. Tinggi stick 4 m dari atas
tanah, bendera berwarna merah dengan ukuran (30 x 30) cm

Hazard Signal
Lampu isyarat bahaya / hazard signal hanya boleh dipakai saat:
 Kendaraan / unit rusak di jalan
 Untuk mengisyaratkan situasi bahaya / emergency

Safety Belt
 Bangku / jok driver wajib terpasang safety belt
 Bangku / jok penumpang yang wajib terpasang safetybelt
 Bus, bangku paling depan (kiri dan blakang driver)
 Semua bangku yang berada di kiri driver
 Bangku pick up yang digunakan untuk mengangkut penumpang di belakang

Batas Kecepatan Unit


 Area Pit
* Kendaraan roda 4 : 50 km/jam
* Kendaraan roda 6/lebih : 40 km/jam
 Coal Hauling
* Kendaraan roda 4 : 60 km/jam
* Kendaraan roda 6/lebih : 50 km/jam
Terkecuali da rambu-rambu khusus tentang batas kecepatan (mis: di tikungan tajam, area
camp)
 Alat berat seperti grader, wheel loader, wheel dozer, crane adalah 30 km/jam

37 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

Rambu Stop dan Give way


 Rambu STOP : Driver harus “berhenti” (ada atau tidak ada kendaraan), memastikan
dari kanan & kiri aman, baru melanjutkan perjalanan.
 Rambu GIVE WAY : Driver harus mengurangi kecepatan dan siap untuk berhenti
jika dari kanan atau kiri ada kendaraan lain

Arti kode rambu-rambu lalulintas


 Kuning-Hitam (Rambu peringatan) : Peringatan bahaya/tempat bahaya pada jalan di
depan pemakai jalan.
 Merah-Hitam (Rambu larangan) : Perbuatan yang dilarang oleh pemakai jalan
 Biru Putih (Rambu perintah/kewajiban) : Perintah/kewajiban yang harus
dilakukan pemakai jalan.

Jarak aman beriringan antar kendaraan


 Kendaraan sarana minimal 30 m
 Kendaraan dengan panjang lebih dari 5 m minimal 50m

Prioritas Kendaraan
1. Kendaraan emergency (Ambulance, Pemadam kebakaran, Kendaraan P3K)
2. Kendaraan pengangkut bahan peledak
3. Trailer pengangkut alat berat
4. Truck produksi muatan
5. Truk produksi kosongan
6. Truck sarana/Support (fuel truck, water truck, lubricating truck,crane truck)
7. Kendaraan sarana (Low Vehicle)

Prosedur Parkir
 Parkir di tempat rata, lebih dari 20m dari slope/benda menggantung lainnya
 Turunkan semua attachment (A2B)
 Matikan engine, pasang rem, dan ambil kunci
 Kendaraan type clutch, masukkan transmisi pada posisi F1 / R
 Jarak parkir menyamping alat berat / truk produksi / truck sarana minimal 2 m,
sedangkan kendaraan sarana minimal 1,5 m
 Parkir depan belakang, arah kendaraan harus sama dengan jarak minimal 10 m
 Posisi parkir harus mundur jika memungkinkan
 Jika mengharuskan parkir di tanjakan / turunan, maka roda dibelokkan ke arah tanggul
dan minimal 1 ban harus diganjal. Jika posisi menurun transmisi dimasukkan posisi R
(mundur), jika posisi tanjakan transmisi dimasukkan ke posisi F1 (maju)
 Kendaraan sarana yang akan parkir di sekitar alat berat / DT yang sedang parkir, maka
jarak dari samping min 30 m, dari belakang min 30 m, dari depan min 15 m.
 Dilarang parkir di tempat rambu larangan parkir, tikungan, di atas jembatan, radius
100 m dari persimpangan, muka pintu keluar/masuk, radius 30 m alat berat yang
sedang beroperasi, tempat yang menutupi rambu-rambu, area blind zone sekitar A2b.

Mendahului kendaraan lain


1. Kendaraan yang akan mendahului ke pinggir samping kiri dan memberi isyarat
dengan lampu dan klakson.
2. Kendaraan yang akan di dahului harus memastikan di depan dalam kondisi aman.
3. Jika area depan aman, kendaraan yang akan didahului harus mengurangi kecepatan
(10-20 km/jam dari maks) dan memberi isyarat dengan lampu sign kiri.
4. Kendaraan di belakang baru mendahului setelah diberi isyarat, dengan kecepatan tidak
melebihi kecepatan maksimal yang diijinkan.

Operation Training & Services CAT 24H 38


Safety, Healthy & Environment

Nb: Jangan mendahului kendaraan lain di tikungan, tanjakan, pandangan tertutup,


persimpangan jalan, jalan sempit. Lakukan komunikasi via radio.

39 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

Arti dari rambu-rambu lalulintas

Tikungan ke Kanan Tikungan ke Kiri Tikungan Ganda Tikungan Ganda Tikungan Tajam ke Kiri

Tikungan Tajam ke Kanan Terdapat Tikungan ke Turunan Tanjakan Penyempitan Kiri Kanan
Kiri

Penyempitan Kanan Penyempitan Kiri Jalan Tidak Rata Jalan Jalan Cembung
cekung

Hati - Hati Jalan Licin Larangan Belok Larangan Belok Kiri Dilarang Masuk
Kanan

Operation Training & Services CAT 24H 40


Safety, Healthy & Environment

Dilarang Parkir Dilarang Berhenti Prioritas Lalu Lintas Dilarang MendahuluiBerhenti min.8 detik Bila Aman
dari Depan Jalan Kembali

Kecepatan Maksimal Beri Kesempatan Unit yang Dilarang Berbalik Arah Parkir Mundur Batas Akhir Dilarang
40km Melintas di Depan Mendahului

Batas akhir kecepatan maksimum 40 Km/jam

Lock-Out dan Danger Tag


 Kapan dan dimanapun alat lock out digunakan harus disertai label tanda bahaya
(danger tag)
 Jika dua atau lebih karyawan bekerja di mesin atau benda yang sama, masing-masing
harus mempunyai lock out dan danger tag sendiri.
 Hanya orang yang rinciannya tertera pada label tanda bahaya yang terpasang pada alat
lock out yang boleh menyingkirkan alat tersebut.
 Dalam “keadaan darurat” atasan langsung yang namanya tertera pada label tanda
bahaya boleh melepaskan alat jika pemilik tidak di tempat dan sudah dihubungi
dengan melihat situasi cukup aman.
 Selanjutnya atasan tersebut harus melengkapi “Formulir pelepasan alat lock out”

41 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

UMUM
 Pakailah topi ( helmet ) sepatu pengaman dan pakaian
kerja . jangan pernah melepas pakaian atau membuka
kancing pakaian sehingga dapat terkait pada bagian yang
menonjol dari unit. Jangan pernah mengenakan pakaian
yang tertutup minyak. Jika sifat pekerjaan yang begitu
mendesak, pakailah kaca mata atau masker pelindung
debu, sumbat telinga atau lainya.

 Kecelakaan atau terluka kemungkinan besar terjadi


operator ceroboh atau kurang perhatian . Adalah sangat
penting untuk memperhatikan operasi yang aman , pada
setiap saat.

 Pelajari larangan , tindakan pencegahan dan peraturan


akan prosedur kerja pada lokasi kerja . Buatlah usaha
untuk mencegah kecelakaan dengan selalu mengikuti
peraturan dan selalu ingat akan keselamatan kerja.

 Jangan bekerja berlebihan atau mengemudi setelah


minum , jaga kesehatan anda . Dalam kondisi yang tidak
sehat dapat mengakibatkan kesalahan saat mengemudi .

 Tidak dibenarkan membawa penumpang dari jumlah


yang di ijinkan .

 Jika terjadi kecelakaan atau kebakaran yang tidak


diharapkan , hadapilah dengan cepat , gunakan peralatan
yang terdekat . selain itu , penting untuk mencegah
kecelakaan sekunder dan penting juga untuk mengetahui
system hubungan darurat .

 Pelajarilah lokasi dan metode penggunaan peralatan


darurat , seperti kotak pertolongan pertama , alat
pemadam kebakaran atau alat pemadam kebakaran
lainnya .

Operation Training & Services CAT 24H 42


Safety, Healthy & Environment

 Bahan bakar minyak dan bahan anti beku adalah


berbahaya . Jangan merokok atau menyalakan api bila
sedang menangani bahan bakar , minyak , grease , atau
bahan anti beku lainnya . Jangan tangani bahan bahan
tersebut dekat nyala api . Bila memilih tempat untuk
menyimpan bahan anti beku tersebut , pilihlah tempat
yang paling jauh dari api .

 Bila beroperasi di dalam gedung pastikan selalu jarak


atap , jalan masuk , gang gang dan sebagainya serta batas
beban pada lantai .

 Gas buang sangat berbahaya . Bila menjalankan mesin


untuk waktu yang lama dalam ruangan yang berventilasi
jelek , ada bahaya keracunan gas , jadi bukalah jendela
atau pintu untuk menjamin udara yang segar dan baik .

 Pelajari bagaimana cara menggunakan peralatan


pengontrol , meteran dan peralatan peringatan . Pastikan
anda mengetahui arti plat peringatan dan tanda tanda
lainnya . Ingatlah pokok pokok pemeriksaan untuk
minyak , mesin , bahan bakar , hydraulic , ketahui selalu
dimensi dan kapasitas unit anda .

Pengoperasian umum

 Pakailah helm yang baik safety shoes dan pakaian kerja,


jika kondisi kerja menghendaki safety , gunakan kaca
mata pelindung / masker , sarung tangan tebal , penutup
telinga atau alat pelindung lainnya .
 Gunakan pakaian kerja yang pas , karena pakaian yang
longgar , perhiasan atau benda – benda lainnya yang
secara langsung besa berhubungan dengan control lever
atau bagian mesin lainnya , bisa tersangkut atau sobek .
 Kecelakaan bisa saja terjadi bila operator ceroboh /
kurang hati – hati . Ingatlah selalu betapa pentingnya
mengetahui pengoperasian yang aman .
 Jaga kondisi kesehatan anda , jangan jalankan mesin bila
letih atau setelah minuman keras .

 Bila terjadi kecelakaan / kebakaran dan kecelakaan lain


yang tidak diharapkan , atasilah dengan segera dan
gunakan peralatan yang terdekat . Suatu hal yang penting
juga untuk mengetahui system hubungan pada saat
keadaan darurat .
 Pelajarilah larangan – larangan dan peringatan , peraturan
tentang prosedure kerja , bila ada pengawas , tentuksn
standar aba – aba tersebut .

43 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

 Pelajarilah larangan – larangan safety pada mesin dan


penggunaannya . Pastikan bahwa peralatan tersebut
terpasang / terletak pada posisinya yang tepat , termasuk
juga alat – alat di bawah ini :
~ Perlengkapan guard – guard / alat pelindung mesin .
~ Canopi
~ Alat pelindung diri
~ Seat belt
~ Roll – over protectif struktures ( ROPS )
~ Dan lain – lain .

 Jauhkanlah api dari tempat – tempat penyimpanan bahan


bakar , lubrikasi , dan hahan bakar anti beku / anti freeze .

 Gas buang sangat berbahaya , karena itu saat menjalankan


engine yang cukup lama diarea yang kurang ventilasinya ,
maka bukalah pintu dan jendela agar udara luar bisa
masuk .

 Bacalah buku petunjuk operasi dan perawatan dengan


teliti , pelajari cara – cara penggunaan alat – alat control ,
jarum petunjuk , dan alat – alat peringatan yang tertera
pada plat – plat peringatan ingatlah pokok – pokok
pemeriksaan dan methode ketinggian permukaan minyak
pelumas , bahan bakar , air pendingin .

 Saat beroperasi di jalan perhatikanlah keselamatan


kendaraan yang lewat dan penduduk . Jika perlu tunjuklah
orang lain untuk memandu dalam memberikan intruksi
kerja anda .

 Sebelum engine distart pastikanlah semua part – part


sudah terpasang dengan baik .

Operation Training & Services CAT 24H 44


Safety, Healthy & Environment

Sebelum Mulai Beroperasi

 Periksa dan teliti letak dari jenis dan permukaan tanah


ditempat kerja untuk menentukan tempat – tempat bahaya
dan methode apa yang terbaik untuk pengoperasiannya.
Lakukanlah pekerjaan setelah terlebih dahulu mengatasi
keselamatan kerja dari posisi – posisi yang
membahayakan .

 Periksalah kemungkinan adanya kebocoran pada system


bahan bakar , pelumas & Hydraulic, perbaiki setiap
kebocoran fuel dan oil dan bersihkan semua kotoran oil,
periksalah bahwa semua ada baut – baut shoe yang
kendor dan part – part yang lain yang rusak atau hilang.
Bagi mesin yang mengalami hal kerusakan diatas jangan
dioperasikan.

 Waktu naik / turun dari mesin gunakanlah pegangan


tangan yang tersedia . Jangan melompat saat naik / turun
dari mesin.

 Jangan meniggalkan alat perkakas pada lantai kabin ,


letakkanlah segala sesuatunya pada tempatnya.

 Bersihkan semua minyak gemuk / pelumas / lumpur yang


menempel pada pegangan tangan , lantai , tuas – tuas
pengontrol karena suatu waktu mengakibatkan anda
terpeleset / tergelincir.

 Periksa batas level permukaan fuel, pelumas, dan system


air pendinginnya matikan rokok sebelum memeriksa
sesuatunya. Periksa cap radiator dan masing – masing oil
filter cap / plug sudah kencang / erat

 Adjust / setel tempat duduk operator hingga posisi aman


untuk beroperasi . Jangan keluar dari posisi operator saat
– saat beroperasi / atau dengan cara posisi lain

 Selalulah menggunakan seat belt yang telah disediakan .


Jika rusak gantilah dengan yang baru / baik.

 Pastikan keselamatan pekerja didekat mesin anda , selalu


membunyikan klakson untuk peringatan sebelum engine
distart / menjalankan mesin . Sebelum memundurkan
mesin hati – hatilah memeriksa bahwa bagian belakang
tidak ada orang / benda

45 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

 Hati – hati terhadap bahan – bahan yang bisa terbakar


seperti potongan - potongan kayu , daun kering , kepingan
kertas , oleh sebab itu periksa bagian dalam ruang engine
dan buanglah semua bahan – bahan tersebut

 Sebelum engine di start pastikan bahwa semua control


lever dalam posisi Netral / Hold.

Setelah Engine di – Start

 Pastikan bahwa semua gauge dan tanda peringatan


berfungsi dengan benar dan bacaan untuk gauge
menunjukan range / posisi yang dibolehkan

 Periksa langkah kerja dari masing – masing tuas control


dan pedal

 Operasikan blade – nya untuk mengetahui ia berfungsi


dengan normal.

 Jalankan mesin dengan lambat kemudian dengarkan


dengan baik suara engine / gear untuk mengetahui tidak
adanya suara yang tidak normal.

 Operasikan tuas pemindah gear untuk mengetahui


kecepatan speed maju mundur berfungsi dengan normal.
Kemudian test brake – nya untuk setiap kecepatan

 Pilihlah tempat yang aman , belokkan mesin kekiri dan


kekanan untuk memastikan tuas penggerak steer
berfungsi dengan baik / normal

 Jika pengetesan ini menunjukan suatu yang tidak normal ,


bagaimanapun besar kecilnya , hubungilah orang yang
tahu / bertanggung jawab terhadap mesin dan operasikan
mesin setelah mendapat perintah untuk dioperasikan
kembali.

Selama Beroperasi

 Selalu dalam keadaan konsentrasi. Jangan anda


memikirkan hal – hal lain atau pikiran sedang kacau saat
anda beroperasi karena hal ini sangat berbahaya.
Ditempat yang rawan / berbahaya , dimana penglihatan
anda terbatas lebih baik anda turun dulu dari mesin untuk
memastikan apakah tempat itu aman sebelum
melanjutkan pekerjaan.

Operation Training & Services CAT 24H 46


Safety, Healthy & Environment

 Buatlah areal kerja anda serata mungkin disamping


memudahkan anda mengoperasikan unit sekaligus dapat
mengurangi kecelakaan operator tersebut.

 Operasikanlah mesin pada kecepatan dimana bisa


dikontrol dengan benar. Dan jangan lakukan hal – hal
sebagai berikut :
~ Ngebut
~ Meng - Start , mengerem , berputar dengan tiba – tiba
~ Jalan berbelok – belok
~ Terlalu merapat kepinggir jalan

 Hati – hatilah dengan lingkungan kerja disekitar anda.


Sebelum menjalankan atau berbelok, pastikan terlebih
dahulu bahwa tidak ada orang / benda penghalang
lainnya.

 Jalankan mesin dengan lambat ditempat – tempat


keramaian , jalan sempit . Berikanlah jalan terhadap
kendaraan yang bermuatan.

 Angkatlah masing – masing perlengkapan kerja setinggi


mungkin dan masukkan blade kedalam mesin selebar
bidang saat traveling.

 Jangan sampai mengatur / mengontrol kecepatan dengan


menekan brake karena bisa mengakibatkan brake over
heat.

 Jangan biarkan orang lain yang tidak berkepentingan


diareal kerja anda

 Kondisi mesin bisa ditentukan dari berbagai faktor


perubahan dari meter / gauge , suara , getaran , bahwa
warna asap , atau reaksi – reaksi dari tuas kontrol , dapat
menunjukan adanya sesuatu yang tidak normal . Jika hal
ini terjadi , segeralah mesin diparkir ditempat yang aman
dan ambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya . Hati
– hati terhadap kebocoran pada system bahan bakar
karena dapat menimbulkan kebakaran.

 Jika mesin brake down dan perlu ditarik , pertama


pastikan dulu bahwa brake bekerja / berfungsi dengan
baik dan kemudian baru ditarik , gunakanlah tali kawat
atau perlengkapan tarikan yang sesuai.

47 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

~ Sangat mudah membuat kesalahan dimalam hari untuk


memperkirakan jarak tinggi suatu benda dan tanah.

 Saat operasi pada cuaca berkabut , berasap dimana


penglihatan kabur kurang baik , hati – hati untuk
memastikan apakah aman kondisinya untuk beroperasi .
Bila penglihatan tidak memungkinkan stop beroperasi
dan tunggu hingga penglihatan tidak memungkinkan stop
beroperasi dan tunggu hingga penglihatan kita benar –
benar jelas.

 Bekerja pada musim salju / membersihkan salju ingatlah


hal – hal tersebut :

~ Sekecil apapun slope bisa menyebabkan mesin slip,


oleh sebab itu operasikan dengan hati – hati .

~ Jangan gunakan wheel brake untuk berhenti dengan tiba


– tiba pada slope . Turunkan perlengkapan kerja untuk
serendah mungkin untuk berhenti

 Selama beroperasi , gunakanlah seat belt / sabuk


pengaman

SAFETY HINTS ………….. !

PARKING / PARKING UNIT

 Pakirlah mesin ditempat yang aman diluar area kerja atau


tempat yang telah ditentukan . Untuk memilih tempat
parkir , perlu kiranya diperhatikan faktor – faktor sebagai
berikut :

~ Tempat parkirnya / landasannya rata.


~ Jauh dari bahaya longsoran batuan , tanah atau banjir
~ Jika mesin harus diparkir ditempat tanjakan / slope ,
parkirlah mesin dengan menghadap kebawah / keatas,
dan pasanglah balok kayu dibawah rodanya.
~ Jika mesin diparkir menghadap kebawah tanjakan /
slope , turunkan blade hingga memotong sedikit
permukaan ground untuk sebagai safety penahan mesin.

Operation Training & Services CAT 24H 48


Safety, Healthy & Environment

 Bila memarkir mesin setelah selesai bekerja , posisikan


gear shift lever kearah netral . Pasang brake lock turunkan
blade dan ripper ketanah. Dan letakkan semua tuas – tuas
safety keposisi lock / terkunci. Jangan sekali – sekali
meninggalkan tempat duduk operator tanpa mematikan
engine.

 Bila pengoperasian diteruskan setelah hujan , ingat bahwa


kondisi tanah sudah berubah dari sebelumnya , karena itu
jalankan mesin pelan – pelan / hati – hati . Saat mendekati
ujung jalan yang curam / jurang , berhati – hatilah karena
muda longsor

 Periksa batas muatan dari jembatan sebelum


melintasinya.

 Setelah terjadinya gempa , pastikan keadaan / kondisi


tanahnya dalam keadaan padat / kokoh atau setelah
adanya ledakan , pastikan tidak ada tertinggal bagian –
bagian yang belum meledak.

 Saat beroperasi pada tanah tidak rata / tempat – tempat


yang banyak penghalangnya , ingatlah :

~ Jalankan mesin dengan kecepatan serendah mungkin dan


hindari perubahan arah dengan tiba – tiba .

 Bila pengoperasian pada suatu ujung jurang / ujung jalan


ingatlah sebagai berikut :

~ Bila anda sangat ragu saat operasi pada tempat dimana


bahaya bisa mesin jatuh / terbaik , jangan anda teruskan /
dekati tempat tersebut.

~ Saat bekerja pada lembah – lembah sungai atau tempat –


tempat tumpukan tanah lainnya , akan ada bahaya dari
berat / getaran mesin yang mungkin dapat menyebabkan
mesin terbenam , karenanya hati – hati saat bekerja pada
kondisi demikian.

 Saat operasi pada slope ingatlah :

~ Jalankan mesin lurus keatas / kebawah. Jangan dekat


posisi horisontal / melintang karena bisa mengakibatkan
mesin terbalik.

49 CAT 24H Operational Training & Services


Safety, Healthy & Environment

~ Saat menuruni slope , gunakan engine sebagai brake , jika


belum cukup gunakan spring brake. Jangan menuruni
slope dengan posisi gear netral.
~ Sejauh mungkin , hindarilah membelokan unit diatas
slope , ini akan mengakibatkan unit terbalik .

~ Sebelum menaiki / menuruni slope , pilihlah kecepatan


speed yang cocok sesuai dengan slope jangan sekali – kali
mengganti gear saat berada pada slope

~ Jika engine stall / mati / mogok saat berada pada slope ,


pertama gunakan brake untuk men – stop mesin ,
kemudian kembalikan gear keposisi netral , sebelum
engine distart lagi.

 Bila menggunakan sistem artikulasi , hati – hatilah jangan


sampai blade merusak ban belakang ( model articulated )

 Pengoperasian mesin dengan sistim articulated dengan


kecepatan yang tinggi bisa menyebabkan over running
selalulah mengoperasikan mesin dengan kecepatan
rendah dibawah 10 Km/h. ( Articulated Frame Model )

 Amatilah selalu peraturan lalu lintas serta jarak dari pada


sisi mesin.

 Saat bekerja pada daerah perkotaan , pastikan lebih dulu


lokasi / letak pipa – pipa bawah tanah / kabel sebelum
mulai beroperasi start

 Bila beroperasi dalam suatu gedung , hati – hati terhadap


jarak atap , jalan masuk , lorong – lorong / gang , dan lain
– lain serta batas dari muatan lantai

 Jangan biarkan orang lain selain operator naik mesin saat


beroperasi

 Bila melewati ruang / tempat – tempat yang sempit , hati


– hati terhadap batas jarak atas / samping . Jika perlu
suruhlah orang lain untuk menjadi pemandu anda bekerja

 Saat beroperasi dimalam hari , ingatlah hal – hal sebagai


berikut :

~ System lampu penerangan memadai / cukup

Operation Training & Services CAT 24H 50


Power Line

BAB III
POWER LINE

A. GENERAL VIEW GD 825 A – 2

Operation Training & Services GD825 51


Power Line

DIMENSI UNIT / SPESIFIKASI

52 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

1. UNIT PERFORMANCE
SPESIFIKASI UNIT GD 825 A – 2

A. ENGINE
~ Menggunakan merk KOMATSU dengan jenis engine S 6 D 140 .
~ Engine diesel 4 langkah ( 4 Tak ).
~ Menggunakan Turbocharger.
~ Sistem pendingin dengan air.
~ Engine diesel menggunakan 6 silinder dengan diameter liner 140 mm dan langkah
stroke mm.
~ Piston displacement 11.040 cc ( 11, 04 liter ).
~ Flywheel horsepower 280 HP pada 2100 RPM.
~ Max Torq 92 kgm pada 1300 RPM.
~ Direct injection untuk menghemat bahan bakar.
~ Sistem kelistrikan menggunakan battery 12 V 2 pieces 200 AH

B. HYDROSHIFT TRANSMISSION
Motor grader GD 825 A- 2 menggunakan transmisi type planetary gear yang mana
kombi-nasi dari planetary gear mekanis dan disc clutch untuk 8 speed maju dan 8 speed
mundur.

C. COOLANT DAN LUBRICATING CAPACITY


~ Coolant : 58 liter.
~ Fuel tank : 500 liter.
~ Engine oil pan : 38 liter.
~ Hydroshift transmission case : 35 liter.
~ Tandem drive case : 120 liter.
~ Hydraulic tank : 140 liter.
~ Final drive : 63 liter.
~ Circle rotation gear case : 10 liter.

D. TRAVEL SPEED DALAM SATUAN KM / H.

SPEED MAJU MUNDUR


1 4,0 km / h 4,3 km / h
2 5,4 km / h 5,8 km / h
3 8,0 km / h 8,5 km / h
4 11,5 km / h 12,2 km / h
5 15,8 km / h 16,9 km / h
6 21,4 km / h 22,8 km / h
7 31,3 km / h 33,4 km / h
8 44,9 km / h 47,9 km / h

Operation Training & Services GD825 53


Power Line

E. OPERATING WEIGHT: 26.420 Kg

SPESIFIKASI ARTI DAN KODE UNIT.


MODEL UNIT : MOTOR GRADER GD 825 A – 2.

GD 82 5 A

INDICATES MOTOR GRADER

UKURAN UNIT
DRIVING SYSTEM
0 : DIRECT DRIVE
5 : POWER SHIFT DRIVE ( Hyd. Transmisi )
BASIC MODE
A : Articulated
R : Rigid

MODEL ENGINE : KOMATSU S 6 D 140 – 1


Flywheel Horsepower : 200 HP PADA 2000 Rpm.

S 6 D 140 -1

SUPER CHARGER / TURBOCHARGER

JUMLAH CYLINDER

DIESEL ENGINE 4 LANGKAH

DIAMETER LINER / CYLINDER

MODIFIKASI

54 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

POWER LINE SKELETON

1. Engine. 8. Final drive.


2. Joint. 9. Tandem drive.
3. PTO ( Power Take Off ). 10. Tire.
4. Hydroshift transmision. 11. Hydraulic pump ( P1 ).
5. Transfer. 12. Transmision pump ( P2 ).
6. Parking brake. 13. Differential lock pump ( P3 ).
7. Drive shaft.

Operation Training & Services GD825 55


Power Line

FUNGSI DARI KOMPONEN POWER LINE.


Fungsi :
1. ENGINE
Sebagai sumber tenaga utama gerak daripada unit

Fungsi :
2. JOINT
Untuk menghubungkan putaran ( sebagai poros pengge
Rak ) dari engine ke transmission dan untuk
mendapatkan fleksible
Fungsi :
3. PTO ( POWER TAKE OFF )
Menerima putaran dari engine atau sebagai sumber
gerak yang diteruskan ke pump
Fungsi :
4. HYDROSHIFT TRANSMISSION
Untuk mengatur kecepatan dan untuk mendapatkan
maju dan mundur
Fungsi :
5. TRANSFER
Menerima putaran dari transmission dan diteruskan ke
Final drive
Fungsi :
6. PARKING BRAKE
Untuk mengerem atau mengunci pada saat unit sedang
di parkir
Fungsi :
7. DRIVE SHAFT
Menerima putaran dari transfer yang diteruskan ke
Differntial
Fungsi :
8. DIFFERENTIAL
Mentransfer tenaga dari propeller shaft ke drive axle
mereduksi putaran dan memungkinkan roda berputar
tidak bersamaan
Fungsi :
9. FINAL DRIVE
Untuk mereduksi putaran akhir yang akan diteruskan
ke tandem drive
Fungsi :
10. TANDEM DRIVE
Untuk meneruskan putaran Final Drive ke roda
( Wheel ) melalui rantai ( chain )
Fungsi :
11. TIRE
Sebagai alas beban akhir unit

Fungsi :
12. P1 . HYDRAULIC PUMP
Memompakan oil ke hydraulic system

Fungsi :
13. P2 . TRANSMISSION PUMP
Untuk memompakan oil transmission, agar komponen
komponen transmission dapat dilumasi dengan merata
Fungsi :
14. P 3 . DIFFERNTIAL LOCK PUMP
Menyuplai pressure oil ke differential lock untuk
mengunci / menyamakan putaran roda kiri dan kanan

56 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

POWER TRAIN

1. Engine
2. Joint
3. Hydroshift transmission
4. Drive shaft
5. Final drive
6. Tandem drive

Garis besar

Power yang dihasilkan oleh engine diesel (1) diteruskan ke hydroshift transmission (3)
melalui joint (2) .
Transmission (3) dengan planetary gear mechanis dan di kombinasikan dengan hydroshift
control , tersedia 8 pemilihan yang mudah untuk mecepatan maju & 8 kecepatan mundur .
Melalui drive shaft (4) power dari transmission ke final drive (5) , pada final drive (5)
power langsung ke kanan dan ke kiri pada tandem drive (6) .
Tandem drive (6) meneruskan power ke roda dengan menggunakan rantai dan unit dapat
berjalan

PENGERTIAN UMUM ENGINE

A. DEFINISI
Engine : adalah suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui proses tertentu , dimana
proses termis dirubah menjadi tenaga mekanis .
Machine : Suatu unit secara keseluruhan , yang mencakup engine sampai power train .

 FUNGSI
Engine berfungsi sebagai sumber tenaga mekanis .

Operation Training & Services GD825 57


Power Line

B. PRINSIP
Dessel engine : Udara yang dimasukan kedalam cylinder , kemudian di komppressikan
sehingga mencapai tekanan 30 s/d 40 kg / cm 2 , dan di semprotkan
bahan bakar sehingga terjadi pembakaran , yang menghasilkan
tekanan bekisar 60 s/d 80 kg / cm2 , dengan temperature sekitar 600 o
s/d 800 o C.

Gasoline engine : Udara dan bahan bakar yang dimasukan kedalam silinder , secara
bersama-sama , kemudian dikompresikan hingga mencapai tekanan 7-
15 kg / cm2, dengan temperature sekitar 100 – 150o C o kemudian
dipercikkan bunga api lewat busi , sehingga terjadi pembakaran yang
menghasilkan tekanan besar sampai 30 – 60 kg / cm2 dengan
temperature sekitar 1500 o C.

INTERNAL COMBUSTION ENGINE


Yaitu : Terjadinya proses pembakaran bahan bakar didalam cylinder engine itu sendiri
.
EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
Yaitu : Terjadinya proses pembakaran bahan bakar diluar cylinder engine itu sendiri .

 KLASIFIKASI
GASOLINE
INTERNAL COMBUSTION
DIESEL
ENGINE MESIN UAP
EXTERNAL COMBUSTION
TURBIN UAP

DIRECT INJECTION
COMBUSTION
INDIRECT INJECTION
TWO CYCLE
CYCLE
FOUR CYCLE
AIR COOLED
COOLING
WATER COOLED
SPLASH
ENGINE --- LUBRICATION
PRESSURE
NATURALLY ASPIRATED
AIR INTAKE
SUPER CHARGER

STATIONARY
APLICATION
AUTOMATIC
CONTRUCTION IN LINE ENGINE

V. ENGINE

58 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

SISTEM KERJA MOTOR DIESEL 4 LANGKAH

1. INTAKE STROKE ( Langkah hisap )


Intake valve terbuka , exhaust valve tertutup , piston bergerak dari TMA ke TMB ,
maka udara murni masuk ke dalam cylinder melalui intake valve.

2. COMPRESSION STROKE ( Langkah Kompresi )


Intake valve tertutup , exhaust valve tertutup , piston bergerak dari TMB ke TMA , udara
terkompression hingga mencapai tekanan antara 30 – 40 kg / cm 2 dan temperature antara
300 0 - 400 0 C. pada akhir langkah disemprotkan bahan bakar dari nozle .

3 POWER STROKE ( Langkah Kerja )


Intake valve tertutup , exhaust valve tertutup , piston bergerak dari TMA ke TMB , saat
disemprotkan bahan bakar terjadi pembakaran sehingga mencapai tekanan 60-80 kg / cm 2
dan suhu antara 600 0 – 800 0 C , sehingga timbul tenaga ( power ) .

4. EXHAUST SROKE ( Langkah Buang )


Intake valve tertutup , exhaust valve terbuka , piston bergerak dari TMB ke TMA , untuk
membuang ke luar gas pembakaran lewat exhaust valve .

Operation Training & Services GD825 59


Power Line

ENGINE TAMPAK DARI SISI KANAN

1. Feed pump 6. Air cleaner


2. Priming pump 7. Intake manifold
3. Fuel Injection pump 8. Echeck valve
4. Oil Filter 9. Compresor
5. Flywheel housing 10. Corrosion resistor

60 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

ENGINE TAMPAK DARI SISI KIRI

1. Starting motor 6. Fan


2. Oil cooler 7. Fan belt
3. Oil pan 8. Muffler
4. Water pump 9. Turbo charger
5. Damper 10. Pre cleaner

Operation Training & Services GD825 61


Power Line

CYLINDER BLOCK

CYLINDER BLOCK

Konstruksi cylinder block dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat saluran untuk pelumasan
dan pendinginan .
Keterangan gambar :
1. Block 4. Connecting rod 7. Idler
2. Liner 5. Crank shaft 8. Crank gear
3. Piston 6. Fuel pump gear 9. Cam gear

Fungsi cylinder block :


1. Tempat terjadinya pembakaran.
2. Tempat bergeraknya piston.
3. Meneruskan panas pembakaran ke pendinginan.
4. Tempat kedudukan seal ring.

62 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

CYLINDER HEAD

CYLINDER HEAD CYLINDER HEAD

1. Cylinder head Fungsi :


2. Rocker arm shaft a. Tempat kedudukan valve dan injector
3. Rocker arm b. Tempat masuk dan keluar udara / gas
buang
4. Valve spring c. Mengatur sirkulasi pendingin ke
sekeliling
5. Nozzle valve dan injectors / nozzle .
6. Glow plug
7. Precombustion chamber
8. Valve guide
9. Intake valve
10. Exhaust valve
11. Valve seat

Operation Training & Services GD825 63


Power Line

PISTON
1. Piston
2. Top ring
3. Second ring
4. Oil ring
5. Pin piston
6. Snap ring

Fungsi :
1. Tempat kedudukan ring piston
2. Tempat kedudukan pin piston
3. Meneruskan tekanan pembakaran ke
crank shaft
4. Meneruskan panas melalui ring piston
CONECTING ROD

1. Conecting rod bushing


2. Conecting rod
3. Conecting rod – bolt
4. Conecting rod cap

A. Small bos
B. Large

Fungsi :
1. Menjaga ketegak lurusan jalannya piston
CRANK SHAFT 2. Meneruskan tekanan gerak naik turun
dari piston ke crank shaft .

1. Crank shaft pully


2. Crank gear
3. Crank shaft
4. Ply wheel

Fungsi :
Merubah gerak naik turun dari piston
menjadi gerak tenaga putar.

64 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

CAM SHAFT
1. Cam shaft
2. Cam gear

a. Cam shaft journal


b. Intake cam
c. Exhaust cam
d. Injector cam

Fungsi :
Merubah gerak rotary ( berputar ) dari cam
shaft , menjadi gerak naik turun ke push rod

TIMING GEAR 1. Balancer gear ( R H )


2. Idler gear
3. Timimg gear
4. Cam gear
5. Idler gear ( large )
6. FIP Driving gear
7. Idler gear ( L H )
8. Balance gear ( L H )
9. Crank shaft gear
10. Crank shaft for driving oil pump
11. Oil pump driving gear
12. Crank shaft
13. Crank shaft pully

Fungsi :
Untuk menentukan saat pembakaran pada
gerakan mekanisme engine .
FLY WHEEL
1. Rear support
2. Fly wheel housing
3. Fly wheel
4. Fly wheel mounting bolt
5. Rear seal
6. Starting motor pinion gear
7. Ring gear

Fungsi :
Memindahkan tenaga putar dari engine ke
power train .

Operation Training & Services GD825 65


Power Line

VIBRATION DAMPER 1. Crank shaft


2. Elastic rubber
3. Hub
4. Damper case
5. Inertia ring
6. Silicon Oil

Berfungsi :
Mengimbangi getaran torsional (gaya puntir) yang
terjadi pada poros engkol .
Pada umumnya engine yang dilengkapi dengan
vibration damper mempunyai poros engkol yang
panjang ( engine dengan cylinder , dsb )
1. Rubber damper
2. Viscous Damper

INTAKE AND EXHAUST SYSTEM


1. Precleaner
2. Air cleaner
3. Intake valve
4. Piston
5. Cylinder liner
6. Exhause valve
7. Muffer
8. Exhaust pipa
9. Dust indicator

A. Combustion Chamber

Fungsi :
Sebagai alat pembersih udara sehingga debu
/ kotoran – kotoran dapat dipisahkan
terlebih dahulu .

INTAKE AND EXHAUST SYSTEM


WITH TURBO CHARGER
1. Precleaner
2. Air cleaner
3. Intake valve
4. Piston
5. Cylinder liner
6. Exhaust valve
7. Muffler
8. Exhaust pipa
9. Dust indicator
10. Turbocharger

A. Combustion chamber

66 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

INTAKE AND EXHAUST SYSTEM


WITH AFTER COOLER

1. Precleaner
2. Air cleaner
3. Intake valve
4. Piston
5. Cylinder liner
6. Exhause valve
7. Muffer
8. Exhaust pipa
9. Dust indicator
10. Turbocharger
11. After cooler

A. Combustion chamber
B. Cooling water

TURBOCHARGER

TURBOCHARGER

Fungsi : Untuk meningkatkan jumlah pemasukan udara ke engine sehingga lebih banyak
bahan bakar yang dapat dibakar dan tenaga engine lebih besar pula tanpa merubah
bentuk atau kontruksi engine .

Turbocharger ini mempunyai dua impeller , yaitu turbin dan blower . Turbin dan impeller di
putar oleh gas buang dengan kecepatan yang sangat tinggi . Pada ujung poros turbin ini
dipasang blower impeller dengan ikatan nut ( mur ) , sehingga putaran blower dan impeller

Operation Training & Services GD825 67


Power Line

akan sama dengan putaran turbin impeller . Putaran dari turbocharger ini berkisar antara
50.000 – 150.000 RPM .

Pada tengah – tengah rumah turbin dilengkapi dengan saluran oil untuk pelumasan bearing
.Dan pelumasan ini menggunakan oil engine .

AIR INTAKE AND EXHAUST SYSTEM

01. Pre Cleaner


Fungsi : Memisahkan udara bersih dan kotor sebelum ke Air
Cleaner
02. Air Cleaner
Fungsi : Sebagai alat pembersih udara sehingga kotoran halus dan
kasar dapat di pisahkan terlebih dahulu sebelum masuk ke
ruang pembakaran
03. Vacuator
Fungsi : Untuk membuang debu atau kotoran yang masuk ke
dalam ruangan Air Cleaner
04. Dust Indicator
Fungsi : Sebagai petunjuk / indicator , untuk mengetahui Air
Cleaner dalam keadaan tersumbat atau berfungsi
sebagaimana mestinya
05. Turbocharger
Fungsi : Menaikkan jumlah udara yang akan masuk kedalam ruang
bakar dengan tekanan tinggi , sehingga udara yang masuk
bertambah banyak dan tenaga engine akan bertambah
sekitar 30% tanpa merubah Constuction Engine itu sendiri

06. Muffler
Fungsi : Sebagai peredam suara , sebagai tempat dan peredam
percikan api , menurunkan temperature gas buang dan
memberikan Back Pressure kedalam ruang bakar sehingga
perubahan suhu menjadi kecil pada Cylindernya.

68 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

07. After Cooler Mendinginkan udara yang masuk kedalam ruang bakar ,
Fungsi : sehingga berat udara persatuan Volumenya bertambah (
Padat ) sehingga tenaga engine bertambah 5 – 10%

LUBRICATION SYSTEM

1. Oil pan 12. Camshaft


2. Oil lever sensor 13. Rocker arm
3. Oil pump 14. Piston cooling nozzle
4. Main relief valve 15. Timing gear
5. Piston cooling valve 16. Fuel injection pump
6. Oil cooler 17. Fuel injection nozzle
7. Oil cooler by – pass valve 18. Mechanical pump
8. Oil filter 19. Oil pressure gauge
9. Safety valve
10. Main gallery a. To intake manifold
11. Crank shaft w. Coolant

Operation Training & Services GD825 69


Power Line

FUNGSI KOMPONENT LUBRICATING SYSTEM.

1. OIL PAN : Sebagai tempat penampungan dan pendingin oil .

2. SCREEN : Penyaring oil dari kotoran yang kasar .

3. OIL MAIN PUMP : Sebagai pompa oil utama, memberikan oil dengan tekanan
dari oil pan ke system / bagian – bagian yang perlu dilumasi .

4. SCAVENGING PUMP : Membantu memompakan oil pada waktu unit mendaki


maupun menurun sehingga selalu ada pelumasan pada
lubricating system .

5. OIL COOLER : Untuk mendinginkan oil dengan perantara sirkulasi air


pendingin atau dengan media pendinginnya adalah air ( water
).

6. OIL FILTER : Membersihkan oil dari kotoran dari partikel lain yang timbul
selama sirkulasi , sehingga dapat memperpanjang daya tahan
umur engine .

7. REGULATOR VALVE / RELIEVE VALVE .


: Mengatur tekanan oil dalam system dengan tekanan yang telah
ditentukan 2 s/d 5 kg/cm 3 .

8. SAFETY VALVE : Menjadi bypass waktu oil filter kotor / buntu atau menjaga oil
tetap ada dalam system , bila dilengkapi dengan caution lamp
oil filter lampu akan menyala bila filter buntu .

9. OIL PRESSURE GAUGE : Sebagai petunjuk tekanan oil engine .

10. BY PASS FILTER : Menyaring oil dari oil pan lewat main galery dan sebagai
pendingin oil , karena tempatnya diluar dari pada engine .

11. OIL : Membentuk lapisan film minyak .


Sebagai pendingin
Sebagai penyekat
Sebagai pembersih
Sebagai pencegah anti karat
Sebagai pemindah tenaga pada hydraulic dan brake system
Sebagai media pemindah daya pada torque converter

12. OIL LEVEL SENSOR : Untuk mengetahui batas ketinggian oli yang ada di oil pan.
13. PISTON COOLING VALVE : Untuk mengatur tekanan oli yang dibutuhkan oleh piston
cooling nozzle.
14. OIL COOLER BYPASS VALVE
: Apabila oil cooler buntu, maka oil engine dapat lewat oil
bypass valve langsung ke filter.
15. MAIN GALLERY : Sebagai terminal oli pada cylinder block sebelum dialirkan ke
system

70 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

16. CRANK SHAFT : Sebagai perubah gerak naik turun piston menjadi gerak
berputar.
17. CAM SHAFT : Untuk mengatur mekanisme kerja piston dan valve yang sesuai
de-ngan firing order dan timing pembakaran.
18. ROKCKER ARM : Meneruskan gerakan dari pushrod ke valve.

COOLING SYSTEM

1. Water pump. 6. Thermostat switch.


2. Oil cooler. 7. Water manifold.
3. Corrosion resistor. 8. Thermostat.
4. Cylinder liner. 9. Radiator.
5. Cylinder block. 10. Fan.

A: From oil pump


B: To engine each component

FUNGSI COMPONENT COOLING SYSTEM

1. RADIATOR : Tempat penampung air pendinginengin dan pendingin air


tersebut dengan bantuan udara luar .

Operation Training & Services GD825 71


Power Line

2. FAN : Untuk menghembuskan udara kearah sirip – sirip radiator


agar sirkulasi udara lebih sempurna , sehingga air panas di
sirip – sirip radiator cepat dingin .

3. THERMOSTAT : Mengatur air bekas pendinginan ke radiator atau ke engine


lagi sehingga temperature air pendingin tetap konstan 70-90
derajat celcius atau mempercepat temperature kerja engine
saat bekerja maupun mencegah over heat .

4. WATER PUMP : Mensuplay / memompakan air dengan aliran yang


bertekanan kedalam system pendingin .

5. WATER TEMPERATURE GAUGE


: Untuk mengetahui suhu air pendingin engine .

6. WATER MANIFOLD : Menampung / membagi air ke bagian – bagian yang


memerlukan pendinginan .

7. CORROSION RESISTOR
: Mencegah korosi , sebagai pembersih endapan karat pada
system pendinginan air .

8. OIL COOLER
: Mendinginkan oil baik oil engine maupun oil transmission
dan hydraulic dengan media air .

72 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

FUEL SYSTEM

1. Fuel Tank
2. Fuel filter.
3. Fuel injection pump ( FIP ).
4. Feed pump.
5. Nozzle.
6. Fuel return line.

FUNGSI KOMPONEN FUEL SYSTEM

1. FUEL TANK
Fungsi : a. Menampung / menyimpan bahan bakar.
b. Tempat mengendapkan kotoran-kotoran dan air
yang tercampur dalam fuel.
c. Tempat kondensasi penimbunan udara dalam fuel
tank atau fuel yang tercampur gelembung
gelembung udara.

Yang perlu diperhatikan : a. Jumlah fuel ( harus diisi penuh sehabis operasi ).
b. Lubang pernapasan pada tutup fuel
c. Pembuangan kotoran kotoran /air dari fuel tank.

Operation Training & Services GD825 73


Power Line

2. SCREEN
Fungsi : Menyaring kotoran kotoran yang terbawa fuel akan
masuk ke fuel system

Yang perlu diperhatikan : Secara berkala harus dibersihkan dari kotoran kotoran.

3. DRAIN
Fungsi : Untuk mengeluarkan / membuang fuel yang tercampur
air & kotoran.

4. WATER SEPARATOR
Fungsi : Untuk memisahkan air dari solar yang akan masuk ke
fuel system.

Yang perlu diperhatikan : Posisi pelampung berwarna merah .


 Pelampung berada dibawah berarti tidak ada air
dalam water separator
 Pelampung berada diatas berarti ada air dalam
water separator.
5. FEED PUMP
Fungsi : Untuk memompakan bahan bakar / fuel ke fuel
system.
Yang perlu diperhatikan : Periksa kebocoran fuel.

6. FUEL FILTER
Fungsi : Untuk menyaring kotoran kotoran yang terdapat pada
solar sebelum dialirkan di Fuel Injection Pump.

Yang perlu diperhatikan : Jangan sampai ada kebocoran fuel.

7. FUEL INJECTION PUMP


Fungsi : Mensuplai bahan bakar dengan tekanan tinggi ke
nozzle dan menentukan saat injection .

Yang perlu diperhatikan : Kebocoran fuel dan pelumasannya pada FIP .

8. NOZZLE : Menyemprotkan bahan bakar ke ruang pembakaran .

9. RETURN LINE : Mengembalikan fuel ( bahan bakar ) yang lebih dari


nozzle ke fuel tank .

1. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Sistem Engine

1. Air Intake & Exhaust


a. Periksalah air cleaner, bersihkan jika kotor dan apabila setelah dibersihkan ternyata
pada saat engine dihidupkan., dust indicator masih menunjukkan warna merah, maka
gantilah air Cleaner tersebut.
b. Bersihkan air cleaner dengan udara bertekanan dari arah dalam.
c. Periksalah dust indicator dan bersihkan kaca penunjuknya.

74 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

d. Bersihkan housing air cleaner dan vacuator valve.


e. Peliharalah turbo charger dengan cara beroperasi yang benar, yaitu tidak boleh low
idle engine lebih dari 15 menit dan tidak dibenarkan high idle engine tanpa beban.
f. Periksalah kebocoran – kebocoran pada turbo charger.
g. Periksalah kebocoran – kebocoran pada intake & exhaust manifold.

2. Fuel System
a. Pastikan persediaan bahan bakar dalam fuel tank sebelum operasi.
b. Isilah bahan bakar jika persediaan bahan bakar tinggal ¼ dari jumlah volume fuel
tank.
c. Buang ( drain ) endapan, kotoran atau air yang berada di dasar fuel tank.
d. Periksalah water separator ( jika mungkin ).
e. Gantilah fuel filter sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
f. Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem bahan bakar ini.
g. Isilah bahan bakar setelah selesai operasi untuk menghindari terjadinya kondensasi
( penguapan ) air dalam fuel tank.

3. Lubricating System
a. Periksalah kondisi dan permukaan oil sebelum menghidupkan engine.
b. Gantilah oil dan filternya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan .
c. Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem pelumasan ini.

4. Cooling System
a. Periksalah kondisi dan permukaan air pendingin ( radiator ).
b. Perhatikan jadwal penggantian air pendingin berikut zat anti karatnya
c. Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem pendinginan ini.

2. Istilah – Istilah Teknis Dalam Engine


 Oil Up
Adalah kasus naiknya oil keruang bakar yang disebabkan keausan pada ring piston
atau cylinder liner, sehingga oil tersebut akan terbakar. Peristiwa ini terjadi karena
ketidak mampuan ring piston mengikis oil yang ada didinding liner, disebabkan
clereance antara dinding liner dengan ring piston sudah melebihi batas toleransi.
Tentunya saat langkah piston dari TMA ke TMB.

 Oil Down
Adalah kasus turunnya oil keruang pembakaran yang disebabkan keausan pada valve
guide atau insert valve, sehingga oil akan menyelusuri batang valve dan berakhir jatuh
keruang bakar dan terbakar saat proses pembakaran.

 Blow By
Adalah kasus kebocoran tekanan compressi yang disebabkan keausan pada ring
compressi piston atau cylinder liner yang mengakibatkan sebagian tekanan tersebut
meniup kearah oil pan dan memaksa oil yang ada didalam oil pan menguap keluar
melalui breather engine. Peristiwa ini terjadi pada saat piston bergerak dari TMB ke
TMA.

 Engine Hunting
Merupakan kasus tidak normalnya suplay bahan bakar yang masuk kesistem
pembakaran yang disebabkan adanya gelembung – gelembung udara pada saluran
masuk bahan bakar.

Operation Training & Services GD825 75


Power Line

 Over Fueling
Adalah kasus berlebihan bahan bakar didalam nozzle karena saluran bahan bakar yang
kembali ke fuel tank ( Fuel Return ) mengalami hambatan. Akibatnya engine agak
sulit dimatikan.

 Over Running
Adalah kasus kecepatan unit melebihi putaran engine ( Rpm ).

* KOMPONEN POWER TRAIN *

JOINT.
Lokasi : Terletak antara engine dengan transmisi.

Fungsi : Untuk menghubungkan putaran atau sebagai poros penggerak dari engine ke
transmisi dan untuk mendapatkan fleksible.

1. Disc.
2. Bolt.
3. Washer.
4. Flywheel housing.
5. Case transmisi.

76 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

PTO ( Power Take Off )

Lokasi : Terletak antara engine dengan hydroshift transmisi.

Fungsi : Menerima putaran dari engine atau sebagai sumber penggerak yang diteruskan ke
pump.

Keterangan gambar :

1. Bolt joint.
2. Bolt joint.

HYDROSHIFT TRANSMISSION DAN TRANSFER

Lokasi : Terletak antara Transmisi dan drive shaft.

Fungsi Hidroshift Tranmisi : Untuk mengatur kecepatan dan untuk mendapatkan gerak
maju dan mundur unit.

Operation Training & Services GD825 77


Power Line

Fungsi Transfer : Menerima putaran dari transmisi dan diteruskan ke Drive Shaft

Keterangan gambar :
1. Breather.
2. Control valve transmisi.

Hal – hal yang perlu diperhatikan :


~ Periksa level oli transmisi.
~ Periksa terhadap kemungkinan kebocoran pada case transmisi.

78 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

PARKING BRAKE

Lokasi : Terletak antara hydroshift transmisi dan drive shaft.

Fungsi : Untuk mengerem/menahan pada saat unit parkir.

Parking Brake GD 825


Parking Brake GD 705 (Disc Brake)

1.Disc
1. Lever parking brake. 2.Plate
2. Parking brake control wire. 3.Disc
3. Lever . 4.Piston
4. Brake shoe. 5.Shaft
6.Adjuster
7.Spring Cylinder
DRIVE SHAFT
Lokasi : Terletak antara hydroshift transmisi dan differential.
Fungsi : Menerima putaran dari transfer yang diteruskan ke differential.

Operation Training & Services GD825 79


Power Line

DIFFERENTIAL
Lokasi : Terletak antara drive shaft dan final drive.
Fungsi : Mentransfer tenaga dari propeller shaft ke drive axle, mereduksi putaran dan me-
mungkinkan roda berputar tidak bersamaan.

Prinsip kerjanya :
~ Saat unit berjalan lurus pada tanah datar, hambatan pada roda sisi kanan dan kiri hampir
sama, maka setiap sisi gear differential ( kiri dan kanan ) berputar dengan kecepatan yang
sama
~ Saat unit berputar atau berbelok tajam, maka roda bagian dalam menerima hambatan lebih
besar daripada roda luar sehingga memungkinkan roda kiri dan kanan berbeda putarannya.

80 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

FINAL DRIVE

Lokasi : Terletak antara differential dan tandem drive case.


Fungsi : Untuk mereduksi putaran akhir yang akan diteruskan ke tandem drive.

1. Shaft. 11. Bevel gear ( 38 teeth ). 21. Breather.


2. Bearing. 12. Nut. 22. Filler tube.
3. Sprocket ( 13 teeth ). 13. Cage. 23. Tube for oil
level
4. Joint. 14. Gear ( 17 teeth ). gauge.
5. Gear ( 42 teeth ). 15. Shim. 24. Shim.
6. Shaft. 16. Nut. 25. Bolt.
7. Gear. 17. Coupling. 26. Support.
8. Gear. 18. Bevel pinion ( 13 teeth ).
9. Lock plate. 19. Case.
10. Gear. 20. Housing.

Operation Training & Services GD825 81


Power Line

TANDEM DRIVE

Lokasi : Terletak antara final drive dan rear wheel.


Fungsi : Untuk meneruskan putaran dari final drive ke roda melalui rantai.

Prinsip kerjanya :
~ Tenaga penggerak dari final drive memutar sprocket dan putarannya disalurkan ke sprocket
depan
dan belakang (7) dengan rantai (3) . Kemudian tenaga disalurkan ke roda melalui shaft (4).

1. Cover. 10. Spring.


2. Breather. 11. Bearing.
3. Chain ( rantai ). 12. Gear ( 105 teeth ).
4. Shaft hub. 13. Plate ( 138 teeth ).
5. Bearing. 14. Disc.
6. Shim. 15. Tandem case.
7. Sprocket. 16. Cover.
8. Cage. 17. Gauge level oil.
9. Piston. 18. Drain plug.

Keuntungan : Tandem case dapat berayun naik dan turun sekitar 130 . Sehingga keempat
rodaBelakang kontak dengan tanah meskipun permukaannya tidak rata
untuk mengu rangi pergerakan naik turun blade.

82 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

Pergerakkan blade pada motor grader saat roda belakang pada gundukan akan seperti
berikut :

1. Saat kedua roda kanan dan kiri berada pada gundukan ( setinggi H ) secara bersamaan,
titik tengah rear axle naik H/2 seperti gambar dibawah, dan karena blade berada ditengah
– tengah antara front axle dan rear axle, maka pegerakkan blade menjadi sekitar H/4.
2. Jika hanya satu roda kiri kebelakang yang berada pada gundukan ( setinggi H ) kenaikan
pada titik tengah real axle H/2 pada sisi kiri dan setinggi H/4 pada garis titik tengah unit
pada axle. Pergerakan pada bagian tengah blade hanya pada setengahnya yatu sekitar H/8.

STEERING SYSTEM

Steering system pada GD 705/825 A adalah full hydrolik, ketika roda steer diputar maka
sejumlah oli sebanding dengan sudut putar steer,akan dikirimkan dari steering valve menuju
sylinder steering, sehingga steer dapat dioperasikan sesuai dengan arah yang kita kehendaki.

Tujuan: Steer mudah dioperasikan tanpa memerlukan tenaga besar untuk memutarnya

Fungsi komponen steering system


1. Roda Steer : Mengatur sejumlah oli yang akan dikirim ke sylinder steering melalui
steering valve.

Operation Training & Services GD825 83


Power Line

2. Steering valve : Mengalirkan oli hydrolik ke silinder steering yang mana alirannya
bervariasi sesuai dengan sudut putar dari roda steer.
3. Flow control valve : Menjaga aliran oli menuju steering valve tetap konstan walaupun
pengiriman oil dari pompa berubah- ubah.

BRAKE SYSTEM

Brake system pada motor grader 705/825 A menggunakan tekanan udara untuk mengurangi
putaran roda
dengan menekan disc brake melalui piston.

Tujuan : Menghentikan unit dengan aman dan respon pengereman proporsional.

Aliran udaranya :

Dimulai dari air reservoir (1) mensuplai udara ke air reservoir (4) melalui air drier (2) dan
tangki pembersih (14). Ketika brake valve (10) diinjak maka udara dari air reaservoir (4) akan
menghidupkan relay valve (6), sehingga udara bertekanan dari air reservoir (4) langsung
menekan disc brake (13) yang berada pada keempat roda belakang.

84 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

1. Air compressor. 8. Low pressure switch.


2. Air drier. 9. Pressure gauge.
3. Air governor. 10. Brake valve.
4. Air reservoir. 11. Stop lamp switch.
5. Safety valve. 12. Automatic drain.
6. Relay valve. 13. Disc brake.
7. Check valve. 14. Purge tank.

NAMA DAN FUNGSI KOMPONEN BRAKE SYSTEM


1. AIR COMPRESSOR / KOMPRESOR UDARA.
Fungsi : Untuk menyuplai udara bertekanan ke air tank.

2. AIR DRIER / PENGERING UDARA.


Fungsi : Memisahkan udara bersih dari air dan kotoran lain.

3. AIR GOVERNOR.
Fungsi : Untuk menjaga agar pressure didalam sirkuit udara tetap dalam batasan
yang telah ditentukan ( 6,9 – 8,9 kg/cm2 ).

4. AIR RESERVOIR / TANGKI UDARA.


Fungsi : Untuk menyimpan udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor.

5. SAFETY VALVE / KATUP PENGAMAN.


Fungsi : Menjaga keamanan system rangkaian udara bertekanan.

Operation Training & Services GD825 85


Power Line

6. RELAY VALVE
Fungsi : Untuk membuka dan menutup aliran udara bertekanan ke disc brake.

7. CHECK VALVE
Fungsi : Untuk menjaga udara dalam air reservoir mengalir kembali ke kompresor
pada saat kompresor mati.

8. LOW PRESSURE SWITCH.


Fungsi : Untuk mendeteksi tekanan udara. Jika tekanan udara kurang dari 4,2
kg/cm2 buzer akan berbunyi.

9. PRESSURE GAUGE
Fungsi : Untuk mengetahui tekanan udara dalam air reservoir tank ( dalam bentuk
jarum/ gauge).
10. BRAKE VALVE.
Fungsi : Untuk membuka dan menutup udara bertekanan dari air reservoir tank ke
relay valve.

11. STOP LAMP SWITCH.


Fungsi : Lampu ini akan menyala ketika pedal brake diinjak.

12. AUTOMATIC DRAIN VALVE.


Fungsi : Untuk membuang air dalam tangki udara secara otomatis.

13. DISC BRAKE


Fungsi : Sebagai media tempat terbentuknya gesekan antara disc dengan plate
sehingga akan mengurangi putaran roda.

14. PURGE TANK / TANGKI PEMBERSIH.


Fungsi : Untuk membersihkan kotoran atau partikel yang ada pada udara.

KERJA SISTEM BRAKE

86 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

Cara kerja :

1. Brake bekerja
Saat pedal brake diinjak, sirkuit angin
dihubungkan ke chamber A disc brake.
Saat pressure angin lebih tinggi dari kekuatan
tension spring (6), piston (8) bergerak kekiri,
dan menekan disc (4) dan plate (5). Gaya
gesek akan terjadi pada bidang kontak antara
disc ( yang berhubungan dengan gear (2)) dan
plate ( yang berhubungan dengan cage (7)).
Hingga akan menngurangi putaran disc sampai
akhirnya berhenti. Dengan demikian brake
bekerja.

2. Brake release
Saat pedal brake dilepas, angin dalam chamber
A akan dibebaskan. Spring (6) menggerakkan
piston (8) kembali kekanan, maka daya tekan
terhadap disc berkurang, dan menghilangkan
gaya gesek antara disc (4) dan plate (5), dan
membiarkannya bebas berputar. Dengan
demikian brake tidak bekerja.

Keterangan Gambar :

1. Hub shaft. 5. Plate.


2. Gear. 6. Spring.
3. Support. 7. Cage.
4. Disc. 8. Piston.

Operation Training & Services GD825 87


Power Line

INCHING VALVE

1. Pedal inching.
2. Wire ( untuk control
F-R ).
3. Wire ( untuk inching )
4. Stopper ( untuk pedal
inching).
5. Lock lever ( untuk
shift lever ).
6. Shift lever.
7. F.R control side.
8. Inching control side.

INCHING VALVE
Fungsi : Tidak seperti transmisi direct drive, TORQUE TRANSMISSION tidak dilengkapi
main clutch. melihat kondisi diatas, power engine tidak dapat distop, kecuali bila transmisi
diset ke netral, karena menginginkan pengejutan yang baik selama operasi, gerakan awal,
berhenti maju dan mundur dengan lembut, maka dipasanglah inching valve didalam transmisi
control valve yang digerakkan dengan menggunakan inching pedal. Inching valve ini
memutuskan aliran oil yang ke directional valve, yang hasilnya clutch maju dan mundur pada
posisi OFF, maka transmisi pada posisi NETRAL untuk memutus kan power dari engine.

88 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

TIRE STRUCTURE

Tread
Tread adalah lapisan sebelah luar dari ban yang tugas utamanya melindungi bagian
dalam ban dari abrasi ( pengikisan ).
Bagian tread yang berhubungan langsung dengan tanah dinamakan Crown , bagian
inilah yang dibuat kembangan dan lobang – lobangnya berbeda –beda disesuaikan
dengan media dimana ban tersebut akan digunakan.

Breaker
Breaker terletak antara tread dengan carcass.
Breaker menahan benturan yang diterima ban dan menjaga kerusakan tread dari tusukan
material yang tajam.

Side wall
Selain melindungi carcass, side wall menghubung keluar dan dalam selama travel.

Tire bead
Dibuat dari kawat tembaga atau kawat baja, bead mengikat ban pada rim /pelak.
Pada ban tubeless sangat penting peranannya untuk menjaga tekanan udara didalam ban.

Tire body ( carcass )


Carcass untuk menahan beban dan guncangan / hempasan yang diterima ban.
Carcass terdiri dari lapisan selang seling yang mampu menahan tekanan dari dalam,
dengan kata lain bagian ini membentuk kerangka ban.

Ply / lapisan
Terletak didalam carcass, bagian ini terbentuk oleh lapisan – lapisan nilon yang sangat
kuat.

Ukuran tire ( ban ) dan rim ( pelek )

Operation Training & Services GD825 89


Power Line

Ukuran ban lebar dan diameter dalam pada ukuran inchi serta kekuatan dalam ply
Contoh : 13.00 - 24 - 8 PR ( Ban normal ).

Lebar ban
Diameter dalam
Lapisan

15.5 - 25 - 12 PR ( tapak lebar )

Ukuran Rim / pelek


Ukuran pelek termasuk lebar dari tire seat , ditambah simbol
yang menunjukkan bentuk dari tepinya, dan diameter dari
tire seat ( dudukan ban ) digabungkan dengan X

Contoh : 8.50 V X 24
Lebar rim
Bentuk tepi
rating. Diameter rim

TUBELESS TIRE ( Ban tanpa ban dalam ).


Ban tubeless secara umum dipakai oleh dump truck ataupun scraper berukuran besar.
Strukturnya, ban tubeless memiliki lapisan karet yang khusus pada bagian didalamnya, untuk
menjaga agar kedap udara ( tidak bocor ), bagian beadnya harus sangat kuat dan liat, oleh
karena itu material yang digunakan relatif mahal.
Walau bagaimanapun tipe ini sangat sulit untuk perbaikan seperti menambal karena terbentur
sesuatu koyak.
Ban tubeless ini jarang dipakai pada motor grader ukuran kecil.
Pada grader dan dump truck yang besar , hasil dan efisiensinya sudah diakui.

METODE PEMASANGAN BAN

Pada umumnya motor grader menggunakan type traction, dengan


bentuk
Kenbangan ( treat ) yang dirancang untuk mencegah tergelincir (
slip )
Juga mencegah dari tersumbat tanah.

Ban belakang.
Untuk mencegah penyumbatan tanah kecelah kembang ban,
maka bentuknya seperti hruf V terbalik bila dilihat dari belakang.

Ban depan.
Bentuk kembangnya sama dengan ban belakang , tetapi
mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu untuk mencegah unit
tergelincir ke samping pada saat melakukan pekerjaan , bentuk
kembangnya seperti huruf V terbalik bila dilihat dari depan.

WHEEL

90 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

FRONT ( OPT )

Tire size : 18.00-25-12PR Tire size : 23.5-25-12PR


Rim size : 13.00 X 25TB Rim size : 19.0 x 25 WTB
Air pressure : 0.25 Mpa ( 2.60 kg/cm2 Air pressure : 0.24 Mpa ( 2.46
kg/cm2

REAR WHEEL ( OPT )

Tekanan Udara Ban .


Ban melakukan fungsinya segera sesudah dikencangkan
dengan angin , fungsinya menerima berat unit dan
muatan , juga bergerak diatas tanah sebagai reaksi
gerakan.
Ban juga meredam kejutan akibat benturan dengan
permukaan tanah, juga merupakan alat untuk merubah
arah unit.
Untuk memenuhi fungsinya , ban harus disesuaikan
dengan kondisinya.

Menjaga tekanan udara ban sangat penting untuk


mencegah ban dari kerusakan dan menjamin masa pakai
yang lama .
Tekanan udara yang tepat ditentukan menurut ukuran
unit, kondisi operasi dan kondisi lainnya .
Dengan tekanan udara pada level tertentu , beban jangan
TIRE ( BAN ) melampaui ketentuan yang telah ditetapkan .

Pentingnya tekanan udara


Saat unit diberi beban dengan tekanan udara ban yang
seimbang , bentuk ban berubah pada arah vertikal dan
horizontal .
Hubungan antara lenturan vertikal dengan beban
Operation Training & Services GD825.
berpariasi sesuai dengan perbedaan tekanan udaranya 91
Hal ini tidak akan terjadi jika tekanan ban ditambah
Power Line

MAIN FRAME

Main frame dapat diarticulatedkan 25 derajat kekiri dan kekanan dari center frame oleh
articulated cylinder ( stoper articulated di pasang pada bagian samping frame ) ini berguna
untuk mengurangi radius putar , keluar dari lokasi operasi, keluar dari lumpur , dan beroperasi
pada sudut .
Dalam system mekanis ini , main frame center pin ( 3 ) dan articulated cylinder pin ( 4 ) di
lumasi oleh pelumas dari grease fitting ( 5 ) pada titik central greasing .

1. Ripper cylinder
2. Rod
3. Beam
4. Arm
5. Shank
6. Point
7. Braket
8. Rod

Ketinggian naik dan kedalaman dari ripper


dapat disetel dari cylinder ( 1 ) ,

92 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

FRONT AXLE

1. Steering cylinder.
2. Tie rod.
3. Front axle.
4. Leaning cylinder.
5. Hub shaft.
6. Housing.
7. Bracket.
8. Leaning rod.
9. King pin.
10. Hub nut.

Front axle dipasang fix pada bagian tengah front frame dengan center pin, sehingga bisa
mencapai kemiringan ( oscillate ) 130. Seperti sistem tandem, pengurangan pergerakan naik
turun blade akan kecil saat salah satu roda depan diatas gundukan atau masuk lubang.

Operation Training & Services GD825 93


Power Line

BLADE

1. Blade bracket shift cylinder 9. Adjuster


2. Blade shift cylinder 10.Blade guide
3. Support 11.Drawbar
4. Blade 12.Lifter bracket ( lower )

94 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

5. Side edge 13.Lifter bracket ( upper )


6. Shift cylinder rod
7. Blade rel
8. Cutting edge.

Drawbar adalah tempat kedudukan support, circle dan blade.


Adjuster adalah untuk pergeseran sudut potong blade, yang diatur dari ruangan operator.

CIRCLE ROTATION MOTOR

Fungsi : Untuk menggerakkan circle rotation gear.

Operation Training & Services GD825 95


Power Line

CIRCLE ROTATION GEAR

1. Cover 10. Shim


2. Spring 11. Nut
3. Disc 12. Bolt
4. Plate 13. Spring
5. Shaft 14. Disc
6. Case 15. Plate
7. Worm wheel 16. Drain plug
8. Plug 17. Worm gear shaft
9. Pinion gear

Circle rotation gear digerakkan oleh hubungan oil motor ke worm gear shaft ( 17 ). Bila
control valve dioperasikan, disc ( 14 ) dan plate ( 15 ) merenggang oleh tekanan oil dan
pemindahan tenaga ke pinion gear ( 9 ).

96 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

Ketika control valve tidak dioperasikan, disc (14 ) dan plate ( 15 ) menekan bersama spring (
13 ) dan bekerja sebagai brake.
Pinion gear ( 9 ) mempunyai sebuah clutch mecanisme, dan jika terjadi tekanan tidak normal
yang diteruskan dari blade, disc ( 3 ) slips untuk mencegah kerusakan blade.
Tekanan clutch pada clutch mecanisme ini disetel oleh pengencangan shim ( 10 ).

DRAWBAR

Drawbar merupakan komponen penting pada unit sebagai ( support ) pembawa circle dan
blade.

Operation Training & Services GD825 97


Power Line

1. Circle. 6. Ball joint.


2. Drawbar.
3. Silinder lift blade
4. Silinder side shift drawbar.
5. Shim.

SYSTEM HYDRAULIC

 Pengetahuan Dasar
1. Definisi
System hydraulic adalah suatu system pemindah tenaga dengan mempergunakan zat cair /
fluida sebagai perantara.

2. Fungsi
Hydraulic berfungsi untuk menggerakkan attachment ( alat kerja ) atau untuk system –
system tertentu seperti : Steering, dump, dan system brake.

3. Sifat – Sifat Zat Cair


- Zat cair mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah atau dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah.
- Zat cair bentuknya selalu berubah – ubah sesuai dengan wadah yang ditempatinya,
tetapi isinya atau volumenya tetap.
- Zat cair tidak dapat di manfatkan ( Uncompressible )

4. Percobaan zat cair ( Gambar )

4. Hukum Pascal
Adapun bunyi dari Hukum Pascal adalah sebagai berikut :
“ Suatu zat cair dalam ruangan tertutup apabila diberikan tekanan, maka tekanan
tersebut akan diteruskan ke semua arah dengan sama rata, serta tegak lurus pada
bidangnya “
Hukum pascal tersebut, sangat berkaitan dengan gambar percobaan zat cair diatas.

98 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

5. Keuntungan Dan Kerugian Antara System Hydraulic Dengan System Mekanis


 Keuntungan
- Dapat menyalurkan torq dan gaya yang besar.
- Pencegahan over load tidak sulit.
- Control pengoperasian mudah dan cepat.
- Penggantian kecepatan lebih mudah.
- Getaran yang timbul relatif kecil.
- Daya tahan lebih lama.
 Kerugian
- Peka terhadap kebocoran
- Peka terhadap perubahan temperature.
- Kadang – kadang kecepatan kerja berubah.
- Saluran system kerja sangat rumit / tidak sederhana.

6. Prinsip Kerja Hydraulic


- Single Acting
Suatu sirkuit hydraulic yang prinsip kerjanya , untuk memanjangkan rod, dengan
menggunakan tenaga hydraulic, sedangkan untuk memendekkannya cukup dengan
menggunakan beban dari attachement itu sendiri atau gaya grafitasi ( Vessel untuk BMA –
35 ).

- Gambar sirkuit single acting

Operation Training & Services GD825 99


Power Line

- Double Acting
Suatu sirkuit yang prinsip kerjanya, untuk memanjangkan dan memendekkan rod, dengan
menggunakan tenaga hydraulic, sirkuit ini ditandai dengan adanya dua saluran yang
terdapat pada cylinder hydraulic yang terletak dimasing – masing ujungnya.

- Gambar sirkuit double akting

#
#
RESERVOIR #
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
# CONTROL VALVE
#
#

CYLINDER

 Komponen Utama system Hydraulic


1. Hydraulic Oil Tank
Sebagai penampungan oil hydraulic dan membantu pendinginan.
2. Hydraulic Oil Pump

100 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

Menyuplai oil dari hydraulic tank ke system, bersama – sama dengan komponen lain
menimbulkan tekanan.
3. Hydraulic Control Valve
Mengarahkan oil hydraulic ketempat yang dikehendaki (sesuai dengan
pengoperasian).

4. Hydraulic Relief Valve


Membatasi tekanan maksimum oil hydraulic di dalam system.
5. Hydraulic Control Lever
Mengarahkan spool yang terdapat dalam control valve (Membuka dan menutup
saluran oil dalam control valve).
6. Pressure Line
Merupakan saluran oil hydraulic yang bertekanan tinggi , baik yang berbentuk pipa
maupun hose.
7. Hydraulic Cylinder ( Actuator )
Merubah tenaga hydraulic menjadi tenaga makanik.
8. Hydraulic Oil Filter
Menyaring kotoran – kotoran yang terdapat dalam hydraulic oil ( Partikel / gram ).

7. Hal – Hal Yang Perlu Di Perhatikan

 Pastikan volume oil hydraulic cukup dan kondisinya baik.


 Perhatikan kebocoran – kebocoran pada system.
 Perhatikan / laksanakan jadwal penggantian oil berikut filternya.
 Operasikanlah attachement hydraulic dengan lambat ( Smooth ) dan hindarilah
hentakan – hentakan yang tidak wajar sebab akan membahayakan komponen –
komponen hydraulic itu sendiri seperti cylinder hydraulic, hose Dll.

Operation Training & Services GD825 101


Power Line

SISTEM KELISTRIKAN

Pengetahuan Dasar

1. Fungsi
System kelistrikan pada suatu unit berfungsi sebagai sarana untuk penyediaan arus listrik
untuk berbagai keperluan unit, mulai dari pemanasan awal, sampai dengan unit beroperasi
( untuk memenuhi kebutuhan pada semua system electricnya ).

2. Alat Ukur Kelistrikan


Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik adalah AVO METER dimana :

A : Ampere ( Arus )
V : Volt ( Tegangan )
O : Ohm ( Hambatan / Tahanan )

3. Perbedaan Antara Electric Dengan Electronic


a. Electric : Menggunakan arus kuat.
b. Electronic : Menggunakan arus lemah.

4. System – System Kelistrikan Pada Unit


a. Preheating System ( Sistem pemanasan awal ).
b. Starting System ( Sistem Menghidupkan Engine ).
c. Charging System ( Sistem Pengisian ulang ).
d. Lighting System ( Sistem Penerangan ).

102 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

Bagan System Kelistrikan

Glow Plug

Ribbon Heater

Preheating Thermostat

APS (AutomaticPriming System )

Either ( Bahan Kimia Sejenis


Gas )

Starting

ELECTRICAL SYTEM DC Generator and tirril regulator


Alternator and tirril regulator

Recharging Alternator and semi conductor

Brushless alternator and semi


Conductor regulator

Head lamp circuit

Turn signal circuit

Lighting Bag lamp circuit

Stop lamp circuit

Electric Luminescene(EL) circuit

Operation Training & Services GD825 103


Power Line

~ PREHEATING SYSTEM

Untuk memanaskan udara yang akan masuk ke ruang bakar dengan tujuan untuk
mempermudah menghidupkan engine pada waktu udara disekeliling engine masih dingin.
Pada uraian sebelumnya, jenis- jenis pemanasan awal telah dijelaskan secara bervariasi
sesuai dengan tipe- tipe unit yang menggunakannya. Pada bagian ini dijelaskan salah satu
jenis pemanasan awal, yaitu tipe glow plug.
Adapun gambar skema dari rangkaian sistem pemanasan awal tipe glow plug, adalah sebagai
berikut :

~ STARTING SYSTEM

Sistem kelistrikan yang berfungsi untuk menghidupkan starter motor.


Adapun gambar skema dari rangkaian sistem starting, adalah sebagai berikut :

104 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

~ CHARGING SYSTEM

Menghasilkan dan mengirimkan arus dari altenator ke battery.


Adapun gambar skema dari rangkaian sistem pengisian, adalah sebagai berikut :

~ LIGHTING SYSTEM

Sistem ini bertujuan untuk mengaktifkan lampu – lampu yang ada pada unit.
Adapun gambar skema dari rangkaian sistem starting, adalah sebagai berikut :

1. ALTENATOR . Fungsi :
Sebagai penghasil arus listrik untuk
mensuply ke battery
Operation Training & Services GD825 105
Power Line

2. BATTERY .
Fungsi :
Sebagai penghimpun arus listrik .

3. BATTERY RELAY .
Fungsi :
Sebagai penghubung ( - ) minus battery
dengan body

4. SAFETY RELAY .

Fungsi :
Sebagai pengaman starting motor tidak
bisa berfungsi saat engine start .

5. REGULATOR

Fungsi :
Sebagai pengatur besar kecilnya arus
yang dihasilan altenator .

Fungsi :
Sebagai penghubung arus listrik untuk
starting system .

6. STARTING SWICTH
7. STARTING MOTOR .
Fungsi :
Sebagai penggerak atau memutar engine.

106 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

8. FUSE .

Fungsi :
Sebagai pengaman arus listrik .

9. CABLE .

Fungsi :
Sebagai penghubung arus listrik .

10. WORK LAMP


Fungsi :
Sebagai alat penerangan pada malam hari
dan pada saat cuaca berkabut

FUNGSI KOMPONEN ELECTRIC

1. ALTERNATOR .
Fungsi : Sebagai sumber arus listrik untuk mensuply battery pada saat unit
sedang operasi dengan merubah energi mekanis menjadi energi
elektrik .

2. BATTERY .
Fungsi : Sebagai penyimpan arus listrik dengan merubah mekanikal kimia
menjadi tenaga Listrik.

3. BATTERY RELAY
Fungsi : Secara otomatis memutus dan menghubungkan battery dengan
grounded dan mencegah atau memperkecil hubungan singkat bila
battery tidak digunakan.

4. SAFETY RELAY.
Fungsi : Mencegah / pengaman agar starting motor tidak berputar pada saat
engine hidup ( Starting Switch posisi Start )

Operation Training & Services GD825 107


Power Line

5. REGULATOR.
Fungsi :~ Menjaga agar Voltage yang keluar dari alternator / generator
tetap constant 28 – 29 V pada RPM engine tinggi.
~ Menjaga agar arus yang keluar dari Generator tidak lebih dari 13
Ampere
~ Menghubungkan generator dengan battery bila voltage generator
lebih tinggi battery dan memutuskan bila voltage battery lebih tinggi
dari generator

6. STARTING SWITCH.
Fungsi :~ Memutuskan dan menghubungkan arus sumber listrik ( battery ,
generator atau alternator ) dengan komponen sistim listrik lainnya.

7. MOTOR STARTER ( STARTING MOTOR ).


Fungsi :~ Untuk memutar / menghidupkan engine dengan jalan merubah
energi listrik menjadi energi mekanik ( putar )

TYPE BATTERY.

1. Battery Type Basah : Battery type ini adalah terdiri dari element –element yang telah
diisi penuh dengan muatan listrik atau ( full charger ) dan dalam
penyimpanannya telah diisi pula dengan electrolite. Battery ini
tidak bisa dipertahankan dalam kondisi full charde , sehingga
harus diisi secara periodice.

2. Battery Type Kering : Terdiri dari plate – plate ( positip & negatip ) yang telah diisi
penuh dengan muatan listrik , tetapi dalam penympanannya
tidak diisi dengan electrolite. Jadi keluar dari pabrik dalam
kondisi kering.

3.
PERAWATAN BATTERY.

 Beberapa point yang harus kita lakukan atau patuhi untuk memperpanjang umur suatu
battery. Antara lain :
1. Air battery harus standart
2. Vent plug battery harus terbuka , bersih jangan sampai tersumbat
3. Terminal – terminal battery harus kencang dan kutub – kutubnya harus bersih
4. Menghindari terjadinya hubungan singkat
5. Menjaga kebersihan battery
6. Menghindari start engine yang terlalu panjang melebihi dari 10 s/d 20 detik
7. Apabila terjadi start yang gagal maka tunggulah sekitar 2 menit baru diulangi lagi

ISTILAH – ISTILAH PADA BATTERY

108 GD 825 Operational Training & Services


Power Line

1. DISCHARGING
Fungsi : Adalah penggunaan isi ( kapasitas ) dari battery. Dan pada saat ini juga terjadi
reaksi kimia , sebagai prosesnya.

2. RECHARGING
Fungsi : Sebagai proses pengisian kembali battery yang kapasitasnya terpakai saat
Discharging

3. LARUTAN ELECTROLIT
Fungsi : Hasil campuran antara asam sulfat 30% dan air 64% akan menghasilkan
electrolite yang berat jenisnya 1.270 pada 800 F ( 27 derajat C ).

4. KAPASITAS BATTERY
Fungsi : Adalah muatan listrik yang dapat dihasilkan dengan melepaskan arus tetap ,
sampai mencapai voltage akhir ( terminal voltage ).

5. TERMINAL VOLTAGE
Fungsi : Batas tegangan battery yang diijinkan pada saat discharging dan recharging.

6. PENGETESAN BATTERY
Fungsi : Bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah battery harus dicharging atau
diganti ( rusak ).

Methode pengetesan battery ada 2 cara .


a. Specific grafity test : Adalah pengetesan pada berat jenis electrolite dengan
menggunakan alat hydrometer
b. High rate discharge : Alat yang digunakan adalah variable resistor dengan meter
dan lain – lain.

Operation Training & Services GD825 109


Instrument Panel

BAB IV
INSTRUMEN PANEL

ENGINE : KOMATSU S 6 D 140 DIESEL ENGINE GD 825 A – 2

Flywheel Horse power : 280 HP pada 2100 Rpm

Berat standard dengan operator : 25.750 kg

Starting motor : 24 V 11 KW

Altenator : 24 V 50 A

Battery : 12 V 200 Ah x 2 pieces

Panjang unit : 10. 130 mm

Lebar unit : 3050 mm

Panjang blade : 4928 mm

Tinggi unit : 3550 mm

Radius putar : 7,9 m

Ukuran tire : :15.5


15.5-::25 - 12 PR
PERFORMANCE
Kecepatan jelajah
Forward / maju : 1 st : 4.0 km / h
: 2 nd : 5.4 km / h
: 3 rd : 8.0 km / h
: 4 th : 11.5 km / h
: 5 th : 15.8 km / h
: 6 th : 21.4 km / h
: 7 th : 31.3 km / h
: 8 th : 44.9 km / h
Reverse / mundur
: 1 st : 4.3 km / h
: 2 nd : 5.8 km / h
: 3 rd : 8.5 km / h
: 4 th : 12.2 km / h
: 5 th : 16.9 km / h
: 6 th : 22.8 km / h
: 7 th : 33.4 km / h
: 8 th : 47.9 km / h

Oil pressure high idling : 3.0 – 5,1 k g / cm2 pada rpm 2300 – 2400
Oil pressure low idling : Min 1 kg / cm2 pada rpm 650 - 680

Operation Training & Services GD825 110


Instrument Panel

GENERAL VIEW CONTROLS AND GAUGE

1. Work equipment control lever 7. Gear shift lever


2. Horn button 8. Fuel control lever
3. Steering wheel 9. Shift lock lever
4. Turn signal lever 10. Accelerator pedal
5. Work equipment control lecer 11. Decelerator pedal
6. Brake pedal 12. Inching pedal

1. Turn signal pilot lamp


2. High beam pilot lamp
3. Turn signal pilot lamp
4. Speed meter
5. Absorber (accumulator ) and blade float switch
6. Service meter
7. Differential control switch
8. Differential control indicator
9. Absorber (accumulator ) indicator
10. Right panel blade float
11. Parking brake pilot lamp
12. Central warning lamp
13. Head lamp switch ( O.P )
14. Dimmer switch

111 GD 825 Operational Training & Services


Instrument Panel

GENERAL VIEW CONTROLS AND GAUGE

1. Final drive oil temperature monitor


2. Engine oil pressure monitor
3. Hydraulic oil level
4. Coolant temperature monitor
5. Air pressure monitor
6. Radiator coolant level monitor
7. Charge monitor
8. Hydraulic oil temperature monitor
9. Emergency steering
10. Engine preheating monitor
11. Radiator coolant level monitor
12. Engine oil level monitor
13. Hydraulic oil level monitor
14. Fuel gauge
15. Engine cooling water temperature gauge

1. Parking switch
2. Front wiper switch ( front lower side )
3. Door wiper switch
4. Air pressure gauge
5. Rear wiper switch
6. Emergency steering switch
7. Lift arm lock pilot lamp
8. Bank switch
9. Working lamp switch ( cab )
10. Working lamp switch ( rear )
11. Working lamp switch ( front )
12. Starting switch
13. Front wiper switch ( front upper side )

Operation Training & Services GD825 112


Instrument Panel

ELECTRONIC VEHICLE MONITOR

1. Gauge 5. Pilot Indicator


1A. Coolant temperature 5A. Preheating monitor
1B. Fuel level 5B. Emergency steering
2. Check ( diperiksa sebelum hidup ) 5C. Parking
2A. Hydraulic tank oil level 5D. Float
2B. Engine oil level 5E. Accumulator
2C. Coolant level 5F. Differential lock
3. Caution ( Bagian Peringatan Emergency ) 6. Turn signal pilot lamp
3A. Differential oil temperature 7. Head lamp ( HIGH BEAM
)
3B. Engine oil pressure 8. Speedo meter
3C. Hydraulic tank oil level 9. Service meter indicator
3D. Coolant temperature 10. Service meter
3E. Air pressure 11. Warning lamp
4. Caution ( Bagian bahaya )
4A. Coolant level
4B. Battery charge
4C. Hydraulic tank oil temperature

113 GD 825 Operational Training & Services


Instrument Panel

PANEL MONITOR GROUP

Dalam pengoperasian mengikuti alat petunjuk monitor dan untuk pengoperasian yang baik
dan benar, maka harus memahami fungsi dan cara kerja dari setiap komponen.

A. CHECK MONITOR GROUP

B. CAUTION MONITOR GROUP ( Caution )

C. CAUTION MONITOR ( Emergency stop )

D. METER GROUP

E. CENTRAL WARNING LAMP

A. CHECK MONITOR GROUP


Fungsi : ~ Untuk mengetahui kerja monitor sebelum engine hidup
~ Jika ada monitor tidak normal maka lampu akan menyala
~ Jika engine hidup lampu ini akan dimatikan dan jika ada kerusakan
menyala

Operation Training & Services GD825 114


Instrument Panel

B. CAUTION MONITOR GROUP


Fungsi : Untuk memberi peringatan agar unit segera di perbaiki, menunjukkan dimana
menyalanya, maka hentikan unit dan periksa / perbaiki ( saat engine hidup )
Perhatian : Jika lampu monitor ini berkedip, periksa dan perbaiki

C. CAUTION MONITOR GROUP ( Emergency stop )


Fungsi : Sama dengan fungsi coution group, hanya monitor ini di tambah emergency stop,
jika salah satu bagian lampunya menyala, maka hentikan unit periksa / perbaiki
(saat engine hidup)
Perhatian : Jika ada lampu coution ini berkedip, segera hentikan unit , periksa / perbaiki
pada bagian tersebut.

D. METER GROUP
Fungsi : ~ Group ini terdiri dari differential control, absorber (accumulator), blade float,
parking, preheating, engine water temperature gauge, fuel gauge,
speedometer, turn signal pilot dan service meter

E. CENTRAL WARNING LAMP


Fungsi : Lampu ini akan berkedip jika
~ Saat terjadi kerusakan di group B (caution) lampu ini akan berkedip dan
alarm berbunyi jika :
~ Saat terjadi kerusakan di group C (emergency stop)

 CARA MEMERIKSA MONITOR


Putar starting switch (kunci kontak) ke posisi “ON” kemudian semua monitor lamp
menyala, gauge dan warning lamp menyala selama 3 detik dan alarm berbunyi selama 2
detik, kemudian lampu mati & alarm berhenti.
~ Apabila melihat layar speedometer akan terlihat 3 angka 188
~ Jika ada lampu yang tidak menyala, berarti ada kerusakan atau tidak menghubung
(putus)
~ Periksa monitor bila mematikan engine, selama 30 detik setelah engine

II. SEBELUM MENGHIDUPKAN ENGINE


Mengisi P2H sesuai dengan kondisi unit, sehingga operator dapat mengetahui sebelumnya
jika ada kebocoran / kerusakan pada :

115 GD 825 Operational Training & Services


Instrument Panel

A. CHECK MONITOR GROUP

1. HYDRAULIC OIL LEVEL MONITOR


Fungsi :
 Sebagai petunjuk batas terendah oil hydraulic, jika
lampu menyala, periksa dan tambahlah

2. ENGINE OIL LEVEL MONITOR


Fungsi :
 Sebagai petunjuk batas terendah oil engine dalam
pan, jika lampu menyala periksa dan tambahlah jika
perlu

3. RADIATOR COOLANT LEVEL MONITOR


Fungsi :
 Sebagai petunjuk batas terendah air radiator
 Jika lampu menyala periksa dan tambahlah jika
perlu

Operation Training & Services GD825 116


Instrument Panel

B. CAUTION MONITOR GROUP

Catatan :
 Parking unti ditempat datar
 Laporkan jika lampu ini menyala
lebih dari 3 detik pada saat posisi
starting switch “ON”
 Jika ada lampu yang tidak hidup
perbaikilah

Perhatian …. !
Jika lampu menyala, periksa dan perbaiki

kerusakannya.

1. CHARGE MONITOR
Fungsi : Sebagai petunjuk pengisian arus battery, jika
lampu menyala waktu engine hidup, matikan
engine dan periksa V – Belt
Catatan : Lampu monitor dan central warning lam
menyala saat menghidupkan engine, tapi
akan mati ketika engine hidup

2. RADIATOR COOLANT LEVEL MONITOR


Fungsi : Sebagai petunjuk batas terendah air radiator,
jika lampu menyala periksa dan tambahlah
jika perlu

3. HYDRAULIC OIL TEMPERATURE


Fungsi : Lampu ini akan menyala jika temperatur oil
hydraulic diatas 1080 C matikan engine dan
lapor mekanik atau foreman

117 GD 825 Operational Training & Services


Instrument Panel

C. CAUTION MONITOR GROUP ( Emergency )

Catatan :
- Parking unit ditempat datar
- Laporkan jika lampu ini menyala lebih
dari 3 detik pada saat posisi starting
switch “ON”

Peringatan ….. !
Jika lampu berkedip, matikan engine ,
lalu periksalah

1. FINAL DRIVE OIL TEMPERATURE MONITOR


Fungsi :
 Lampu menyala jika oil drive maximum, hentikan
unit kemudian putar differential control switch ke
posisi “OFF” dan tunggu sampai lampu mati.

2. ENGINE OIL PRESSURE MONITOR


Fungsi :
 Lampu menyala ALARM berbunyi jika tekanan oil
rendah
Catatan : Jika lampu monitor ini menyala dan central
warning lamp berkedip & alarm berbunyi
maka matikan engine

3. HYDRAULIC OIL LEVEL MONITOR


Fungsi :
 Lampu menyala jika oil hydraulic tank kurang,
matikan engine, periksa jika perlu tambah oil
hydraulic

4. COOLANT TEMPERATUR MONITOR


Fungsi :
 Lampu menyala jika temperatur air pendingin
engine mencapai maximum hentikan unit, netralkan
engine idle, periksa sampai jarum bergerak sampai
ke hijau dan lampunya mati

5. AIR PRESSURE MONITOR


Fungsi :
 Lampu menyala jika tekanan udara didalam air
reservor tank rendah, hentikan unit, netralkan,
tekanan accelerator pedal, periksa sampai lampunya
mati.

Operation Training & Services GD825 118


Instrument Panel

D. METER GROUP

1. DIFFERENTIAL CONTROL INDICATOR LAMP


Fungsi :
 Lampu ini menyala jika diff lock pada posisi “ON”
 Pada posisi ini, jika gear shift lever pada posisi 5,
secara automatic diff lock “OFF” dan lampu mati.
Untuk mengembalikan posisi diff lock “ON”
pindahkan posisi gear shift lever ke 4 maka lampu
juga akan hidup.

2. ABSORBER ( Accumulator ) INDICATOR LAMP


Fungsi :
 Lampu ini akan menyala jika switch absorber pada
posisi “ON”

3. BLADE FLOAT INDICATOR LAMP


Fungsi :
 Lampu ini akan menyala jika switch blade float pada
posisi “ON”

119 GD 825 Operational Training & Services


Instrument Panel

4. PARKING INDICATOR LAMP


Fungsi :
 Lampu ini akan menyala jika parking posisi “ON”

5. ENGINE PREHEATING MONITOR


Fungsi :
 Lampu menyala sebagai petunjuk saat proses
pemanasan sebelum engine hidup, jika temperatur
udara luar <50C
 Lampu ini akan menyala selama 36 detik saat switch
pada posisi “HEATER” dan membara selama 16 detik.

6. ENGINE COOLING WATER TEMPERATURE


GAUGE
Fungsi :
 Sebagai petunjuk suhu pendingin engine saat operasi
 Suhu normal pada daerah hijau
 Suhu tidak normal pada daerah merah, alarm berbunyi
dan central warning lamp menyala
 Jika ini terjadi, hentikan unit, netralkan transmissi dan
engine idle sampai lampu indicator pada daerah hijau

7. FUEL GAUGE
Fungsi :
 Sebagai petunjuk volume fuel didalam tangki
 Isi fuel normalnya didaerah hijau
 Isi fuel didaerah merah, fuel tinggal 70 liter

Operation Training & Services GD825 120


Instrument Panel

8. TURN PILOT LAMP


Fungsi :
 Saat lampu signal menyala, pilot lamp juga menyala,
tapi jika pilot tidak menyala, periksa sambungan
kabelnya.

9. HIGH BEAM PILOT LAMP


Fungsi :
 Lampu menyala jika beam di nyalakan

10. SPEEDOMETER
Fungsi :
 Sebagai petunjuk kecepatan dan jarak yang telah di
tempuh unit

11. SERVICE METER


Fungsi :
 Sebagai petunjuk jam kerja unit
 Alat ini juga bekerja saat engine idle
 Bila engine hidup indicator lamp warna hijau di atas
service meter berkedip, untuk menunjukan bahwa
service meter bekerja

121 GD 825 Operational Training & Services


Instrument Panel

PEMERIKSAAN GAUGE & PILOT LAMP

1. AIR PRESSURE GAUGE


Fungsi :
 Sebagai petunjuk tekanan udara di dalam tank
 Jika tekanan udara kurang dari standart operasi,
indicator berada didaerah merah, maka alarm akan
berbunyi, central warning lamp menyala. Segera
hentikan unit, kurangi gas dan tunggu sampai
indicator berada di hijau.

2. LIFT ARM LOCK PILOT LAMP


Fungsi :
 Lampu ini akan menyala jika lock pin tidak
mengunci

3. PARKING PILOT LAMP


Fungsi :
 Lampu ini akan menyala jika parking brake bekerja
( posisi “ON” )

Operation Training & Services GD825 122


Instrument Panel

PEMERIKSAAN SWITCH

1. STARTING SWITCH
Fungsi :
 Memutuskan dan menghubungkan arus dari battery
untuk menghidupkan engine, heater, dan keperluan
lainnya.

2. HAZARD LAMP SWITCH


Fungsi :
 Apabila switch hazard lampu diaktifkan , maka
lampu akan menyala depan dan belakang kiri dan
kanan

3. BANK SWITCH
Fungsi :
 Untuk menentukan blade saat bank cutting
- Retreck : Untuk memindahkan pin pengaman frame
dengan blade lift cylinder
- Lock : Pengunci pin
- Index : Mengatur posisi saat meluruskan sebelum
pin mengunci

Peringatan ….. !
Turunkan blade sampai ketanah,

123 GD 825 Operational Training & Services


Instrument Panel

4. FRONT WORK LAMP SWITCH ( Front off blade )


Fungsi :
 Untuk lampu kerja depan
- Ditekan 1 x untuk menghidupkan
- Ditekan 1 x lagi untuk mematikan

5. WORK LAMP SWITCH ( Rear off blade )


Fungsi :
 Untuk lampu kerja belakang untuk blade

6. REAR WORKING LAMP SWITCH


Fungsi :
 Untuk lampu kerja belakang

7.WORK LAMP SWITCH ( Cab )


Fungsi :
 Untuk lampu kerja kabin

8. FRONT WIPER SWITCH ( Samping depan atas )

9. FRONT WIPER SWITCH ( Samping depan bawah )

10. DOOR WIPER SWITCH ( Pintu )

11. DOOR WIPER SWITCH ( Jendela belakang )

Operation Training & Services GD825 124


Instrument Panel

12. EMERGENCY STEERING


Fungsi :
~ AUTO : Jika tekanan oli hydraulic < 7 kg/cm 2,
seacara
automatis motor listrik bekerja
~ MENU : Digunakan secara manual pada waktu
engine mati
~ Saat unit berhenti / berjalan dengan kece
patan < 1 km/jam, secara automatis
emergency steering “ OFF “

13. DIFFERENTIAL CONTROL SWITCH


Fungsi :
 Digunakan pada saat roda mulai slip
 Posisikan selalu diff lock 'OFF' pada saat operasi
normal ( biasa ) untuk mengurangi keausan ban
 Secara automatis diff lock akan “OFF” pada saat
travel menggunakan speed 5

14. ABSORBER (Accumulator) & BLADE FLOATING


SWITCH
 ABSORBER ( Accumulator )
Fungsi :
 ON : Accumulator bekerja, dan pada waktu
bersamaam absorber pilot lamp menyala
 OFF : Accumulator tidak bekerja

 BLADE FLOATSWITCH
 ON : Blade terbebes tanpa kekuatan menekan,
Blade control lever dapat dioperasikan
 OFF : Blade control lever dapat dioperasikan

125 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

BAB V
METODE DAN TEKNIK OPERASI

CONTROL LEVER & PEDAL

1. BLADE LIFT CYLINDER CONTROL LEVER ( L -


H)
Fungsi : Lever pengoperasian blade lift cylinder kanan
Dorong : Blade kiri bergerak kebawah
Bebas : Blade kiri diam dan posisi bertahan
Tarik : Blade kiri bergerak keatas

2. RIPPER LIFT CYLINDER CONTROL LEVER


Fungsi : Lever pengoperasian ripper
Dorong : Ripper bergerak kebawah
Bebas : Ripper diam dam posisi bertahan
Tarik : Ripper bergerak keatas

3. BLADE SIDE SHIFT CONTROL LEVER


Fungsi : Lever penggeser blade ke samping
Dorong : Blade bergerak ke posisi kiri
Bebas : Blade diam dan posisi bertahan
Tarik : Blade bergeser keposisi kanan

Operation Training & Services GD825 126


Metode dan Teknik Operasi

4. POWER TILT CONTROL LEVER


Fungsi : Lever penukar sudut potong dari blade
Dorong : Membesarkan sudut potong dari blade. Ini
efektif operasi pada tanah yang keras.
Max. Sudut potong 84o.
Bebas : Blade diam dan posisi bertahan
Tarik : Mengecilkan sudut potong dari blade. Ini
efektif operasi pada tanah yang lunak.
Min. Sudut potong 25o.

5. BLADE ROTATING CONTROL LEVER


Fungsi : Lever pemutar blade
Dorong : Blade perbutar ke kiri
Bebas : Blade diam dan posisi bertahan
Tarik : Blade berputar ke kanan

6. DROWBAR SIDE SHIFT CYLINDER


Fungsi : Lever penggeser drowbar
Dorong : Drowbar bergeser kekiri
Bebas : Drowbar posisi bertahan
Tarik : Drowbar bergeser kekanan

7. ARTICULATE CONTROL LEVER


Fungsi : Lever pengoperasian articulate
Dorong : Main frame bengkok ke kiri
Bebas : Main frame diam dan posisi bertahan
Tarik : Main frame bengkok ke kanan

Perhatian ….. !
Mengoperasikan control lever ini hanya bila ke cepatan travel < 10 km/jam, jika > 10 km/jam
akan membahayakan karena unit membelok terlalu tajam

8. LEANING CONTROL LEVER


Fungsi : Lever pemiringan roda depan
Dorong : Memiringkan roda depan ke kiri
Bebas : Roda depan diam dan posisi bertahan
Tarik : Memiringkan roda depan ke kiri

127 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

09. BLADE LIFT CYLINDER CONTROL LEVER ( R – H )


Fungsi : Lever pengoperasian blade lift cylinder kanan
Dorong : Blade kanan bergerak kebawah
Bebas : Blade kanan diam dan posisi

10. FUEL CONTROL LEVER


Fungsi : Lever pengontrol putaran engine max
Dorong ke depan : Posisi low idling
Tarik ke belakang : Posisi high idling

11. GEAR SHIFT LEVER


Fungsi : Lever penukar posisi gear transmissi
Mempunyai 8 gear maju dan 8 gear mundur.Tekan
knop pada lever untuk memindahkan lever 5  6
atau 6  7 ( maju / mundur )
Catatan : Saat start engine, jika gear shift lever
selain dari posisi “PARKING BRAKE”
dan parking brake, engine tidak mau
start.

12. INCHING PEDAL


Fungsi :Pedal ini untuk memutu satau
menghubungkan tenaga dari engine dan
bila berhenti atau saat start engine, atau
pemindahan dari maju ke mundur.
Catatan : Menekan incing pedal max. 10 detik

13. BRAKE PEDAL


Fungsi : Mengerem putaran roda

Peringatan … !
Jangan meletakkan kaki pada brake pedal terus saat
operasi

14. ACCELERATOR PEDAL

Operation Training & Services GD825 128


Metode dan Teknik Operasi

Fungsi : Pedal pengontrolan putaran engine. Ini


berhubungan dengan fuel control lever dan bebas
dioperasikan bila fuel control lever di posisi full
speed

15. DECELARATOR PEDAL


Fungsi : Pedal pengurangan putaran engine. Ini
untuk mengurangi putaran engine yang telah
ditentukan fuel control lever agar putaran engine
idle

16. SHIFT LOCK LEVER


Fungsi : Lever pengunci gear shift lever letakkan
gear shift lever ke “N”, dan turunkan lever ke posisi
“LOCK”

129 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

AKTIFITAS SEBELUM MENGOPERASIKAN UNIT

Pemeriksaan Keliling :
Sebelum mulai menghidupkan engine, lihat keliling unit dan bagian bawah, untuk memeriksa
bolt dan nut yang kendor, juga kebocoran oil, solar, air, angin dan periksa keadaan peralatan
kerja & system hydraulicnya.
Periksa juga kabel – kabel yang lepas, longgar, dan tutup debu yang mengakibatkan
temperatur yang tinggi.
Periksa setiap hari pada bagian - bagiannya, sebelum menghidupkan engine.

Peringatan …. !
Kotoran , oil atau bahan bakar pada seluruh bagian – bagian engine, akibat temperatur yang
tinggi menyebabkan kebakaran, dan kerusakan – kerusakan pada unit.

1. Periksa kerusakan, perlengkapan, gerak alat kerja, cylinder, penghubung, linkage, hose.
Periksa dari keretakan , kelebihan, atau gerakkan alat kerja, cylinder, linkage, hose. Jika
ada yang tidak normal, perbaikilah

2. Buanglah kotoran dari sekitar engine, radiator. Periksalah dengan teliti, jangan ada
kotoran disekitar engine dan radiator. Jika ada kotoran buanglah

3. Periksa kebocoran air, atau oil disekitar engine. Periksalah jangan ada kebocoran oil dari
engine atau kebocoran air dari system pendingin. Jika ada yang tidak normal, perbaikilah.

4. Periksa kebocoran dari transmisi case, tandem drive case, hydraulic tank, circle reverse
gear case, hose joint. Periksalah jangan ada kebocoran, jika ada kebocoran yang tidak
normal perbaikilah, pada tempat – tempat oil yang sedang bocor tersebut.

5. Periksa kebocoran udara atau oil dari saluran brake. Periksalah jangan ada kebocoran
udara atau oil, jika ada yang tidak normal perbaikilah, dari udara atau oil yang sedang
bocor tersebut.

Operation Training & Services GD825 130


Metode dan Teknik Operasi

6. Periksalah keadaan ban, atau kerusakan ban – ban bolt/nut yang kendor. Periksa jangan
ada retak atau gerumuh dari ban – ban, kencangkan bolt/nut roda yang kendor. Jika ada
yang tidak normal, perbaiki atau ganti.

7. Periksa dari kerusakan pada tempat pegangan, tangga – tangga, bolt kendor perbaikilah
bila ada yang rusak dan kencangkan kalau ada bolt yang kendor.

8. Periksa kerusakan pada gauge, lampu pada instrument panel, bolt yang kendor. Periksalah
jangan ada yang rusak pada panel, gauge dan lampunya. Jika ada yang tidak normal
gantilah. Bersihkan bila ada bolt yang kendor.

9. Periksa keadaan kaca, kaca sepion, bolt pengikatnya. Periksalah jangan ada kerusakan
kaca, kaca sepion dan gantilah bila yang tidak normal, kencangkanlah bila ada bolt yang
kendor. Bersihkanlah kotoran dari permukaan kaca dan kaca sepion.

10. Normalkan kunci pintunya. Periksalah jangan ada kerusakan pada kunci pintu kabin,
perbaiki atau ganti jika sudah tidak normal lagi.

11. Bersihkan tutup jendela. Untuk memastikan pandangan yang baik selama beroperasi,
janganlah selalu kebersihan jendela kabin.

12. Periksa sabuk pengaman dan pengikatnya

13. Periksa bolt monting ROPS. Kencangkan bila ada bolt monting ROPS yang kendor.

Periksa ketinggian permukaan bahan bakar,


ukurannya.

Peringatan … !
Bila mengisi bahan bakar, janganlah terlalu penuh,

karena dapat mengakibatkan kebakaran. Jika ada

luberan bahan bakar, bersihkanlah luberan tersebut.

1. Putar kunci starting engine ke posisi “ON” dan


periksa level bahan bakar pada fuel gauge (G).
Setelah diperiksa, putar kunci starting ke posisi
“OF”
2. Setelah selesai bekerja, isi kembali bahan bakar
melalui tempat pengisian
3. Setelah mengisi bahan bakar kencangkanlah
tutupnya dengan baik. Isi dengan bahan bakarnya =
500 liter

Buanglah air dan endapan dalam tangki bahan


bakar
Buka fuel drain valve (1) dan buanglah endapan dan air,

dari bagian bawah, mengalir bersama bahan bakar

131 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

Periksa engine oil level pada oil pan, dan ukurannya.

1. Buka tutup samping kanan bagian belakang chasiss


2. Tariklah dipstick (G) dan bersihkan oil dengan kain
3. Masukkan dipstick (G) hingga cukup , kemudian
tarik kembali
4. Ketinggian oil terlihat antara hurup “L” dan “H”
pada dipstick. Jika level oil di bawah huruf “L”,
isilah oil engine melalui tempat pengisian (F)
5. Jika oil diatas hurup “H” buanglah kelebihannya
dari drain pluck (P) dan periksa kembali levelnya.
Memotong tebing.
6. Jika oil level sudah benar, kencangkan tutup
pengisian oil, agar aman dan tutuplah tutup samping
engine ( engine side cover )

MENGHIDUPKAN ENGINE

Catatan : Jangan menghidupkan engine / starting


motor secara terus menerus selama 20 detik,
jika engine tidak dapat hidup, berilah watu
2 menit sebelum mulai start kembali
Peringatan : Periksa dan pastikan tidak ada orang atau
benda – benda lain berada di sekitar unit
dan bunyikan klakson.

1. Atur fuel control lever pada posisi low idle

2. Masukkan kunci kontak ke stating switch dan putar


keposisi start, maka engine hidup

3. Saat engine hidup secara outomatis kunci kontak


akan kembali keposisi “ON”

Operation Training & Services GD825 132


Metode dan Teknik Operasi

MENGHIDUPKAN ENGINE PADA CUACA DINGIN


Catatan : Jangan menghidupkan “starting motor”
terus menerus sampai dengan 20 detik.
Jika engine tidak bisa hidup, tunggu
untuk memberi waktu 2 menit sebelum
mulai lagi
Peringatan : Periksa dan pastikan tidak ada orang
lain atau benda – benda disekitar unit dan bunyikan
klakson. Hati – hati jika menghidupkan engine
menggunakan cairan akan mengakibatkan ledakan

1. Atur fuel control lever pada posisi low idle

2. Putar kuncci kontak keposisi “Heat” selama


pemanasan lampu “Heater” menyala, jika terlalu
lama atau terlalu pendek saat pemanasan, maka
engine juga tidak akan hidup

3. Saat pemanasan lampu heater telah mati, maka


segera kunci kontak keposisi “Start”

4. Saat engine hidup, secara automatic kunci kontak


kembali keposisi “ON”

Peringatan …. !
Berbahaya membelokkan unit secara tiba – tiba pada
kecepatan tinggi / tanjakan / turunan. Jika engine mati
saat travel steering akan berat. Jika engine mati, segera
gunakan rem dan usahakan unit berhenti ditempat.

133 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

MEMIRINGKAN RODA DEPAN


Lever pemiringan roda depan, merubah sudut ban
depan dengan cara sebagai berikut :
- Ditarik : Miring kekanan
- Ditekan : Miring kekiri
Saat unit berjalan maju dan belok kekanan, maka radius
putar akan lebih kecil, demikian pula saat mundur

MENGOPERASIKAN ARTICULATED
Peringatan ………… !
Jangan sekali – kali melepas lock pin articulated saat
unit travel
Lepaskan lock pin dan tempatkan pada sisi dari pada
chasis saat mengoperasikan articulated. Sudut
maksimum articulated unit 25 derajat kekiri maupun
kekanan dan radius putar 7.9 meter
1. Hentikan unit, pindahkan pin dan masukkan dalam
posisi ditempatkan yang telah ada
2. Operasikan lever / tuas articulated sebagai berikut :
- Tarik ke belakang articulated kekanan
- Tekan / dorong kedepan articulated
3. Pada saat tidak mengoperasikan articulated, maka
frame depan dengan belakang lurus, agar lubang pin
lurus dan masukkanlah pinnya

Operation Training & Services GD825 134


Metode dan Teknik Operasi

MENGHENTIKAN UNIT

Peringatan ………….. !
Menghentikan unit dengan tiba – tiba anda akan terlempar didalam kabin, bila menghentikan
unit, pilih tempat yang keras, rata & aman.
Sebelum meninggalkan unit pastikan semua attachement berada diatas tanah dan kunci semua
peralatan kerja

1. Bebaskan pedal accelator

2. Tekan pedal brake, sebelum unit berhenti tekan


inching pedal

3. Atur gear shift lever keposisi netral dan kunci


levernya

4. Tekan parking switch dengan menggunakan


parking brake hingga lampu parking menyala. Bila
menggunakan parking brake periksalah lampu
parking menyala

135 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

MEMARKIR UNIT

Peringatan …….. !
 Hindari menghentikan unit tiba – tiba / mendadak, usahakan didalam diruangan kabin
tidak berhamburan
 Pilih tempat parkir rata, keras dan aman. Jika terpaksa parkir unit ditempat yang miring,
ganjal bannya, blade ditekan, kemudian dikunci.
 Jika terjadi insident mendadak, perlengkapan kerja dapat digerakkan cepat. Sebelum
meninggalkan tempat duduk operator, biasakan mengunci semua control lever
 Jika tiba – tiba brake pedal rusak. Tekan switch brake parking agar unit berhenti

1. Lepaskan accelerator pedal (1)

2. Tekan brake pedal (2) sebelum unit berhenti benar


tekan inching pedal (3)

3. Atur gear shift lever (4) keposisi “N” dan dikuncilah

4. Tekan switch (5) sehingga parking brake bekerja.


Pastikan lampu parking didalam kabin menyala.

Operation Training & Services GD825 136


Metode dan Teknik Operasi

Pemeriksaan setelah selesai operasi.


Pemeriksa semua gauge dan lampu peringatan untuk
water temperatur, engine oil pressure dan fuel level.
Biasakan jika engine over heat, jangan langsung
dimatikan namun biarkan putaran menengah, sampai
berangsur – angsur dingin barulah dimatikan.

Mematikan engine
Catatan : Jika engine langsung dimatikan sebelum
dingin, umur engine akan pendek, kecuali dalam keadaan
darurat

1. Tempatkan fuel control lever (1) pada “low” idle dan


engine idle selama 5 menit pendingin berangsur –
angsur dingin
2. Putar kunci kotak (2) pada posisi “off” dan engine
mati
3. Lepaskan kunci kotak dari starting switch

Pemeriksaan setelah mematikan engine


1. Kelilingilah unit dan periksalah perlengkapan kerja,
bagian bawah dan kebocoran oil, air dan angin
2. Isilah tangki bahan bakar
3. Isilah form P2H dan bersihkan engine dari kotoran,
daun kering, kertas dan kain lap, penyebab terbakar
4. Bersihkan unit dari kotoran yang menempel
5. Tekan brake kuat – kuat dan buang air dari drain
valve

Yang harus kunci


1. Fuel fillter cap
2. Engine side cover
3. Cap door
4. Hydraulic oil filter cap
5. Radiator water filter cap
Keterangan.
Kunci kontak untuk membuka kunci tersebut.

137 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

Penanganan Ban
Perhatikan hal – hal tentang penggantian ban di bawah ini :
- Ban pecah, rusak atau kawat beat putus
- Benang ban kelihatan keluar sampai ¼ bagian ban
- Benang ban koyak sampai 1/3 lebar ban
- Ban dengan habis sebelah
- Ban dengan radial retak – retak dimana benang terlihat
- Melebihi umur ban atau kerusakan yang tidak normal
lainnya.

Penggunaan blade pada sudut pemotongan


Operasi “power tilt” control lever sebagai berikut
a. Tarik kebelakang membuat potongan sudut kecil
b. Dorong kedepan membuat potongan sudut besar

 Penggunaan pemotongan sudut besar untuk


pemotongan tanah yang keras dan penggunaan sudut
yang kecil untuk memotong tanah lunak

Penyetelan pembatas blade


Tingkat mengeluarkan blade kesamping, menggunakan
control lever. Jika membutuhkan lebih panjang
lagi,berhentikan unit, pindahkan posisi braket blade
horizontal shifting sylinder piston rod, dengan cara :

1. Turunkan blade menyentuh tanah


2. Lepaskan baut braket blade pada ujung cylinder rod.
3. Tarik cylinder rod
4. Luruskan dengan lubang braket pada blade
5. Pasang bolt dan washer, kemudian kencangkan

 Posisi memajangkan ke kanan


Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan.

Peringatan … !
 Jangan sekali – kali menetralkan transmissi pada jalan turunan, sebab engine brake tidak
berfungsi secara efectif, hal ini sangat membahayakan. Pada jalan menurun, jagalah selalu
gear shift lever pada posisi travel.
 Selama operasi usahakan jangan sampai operaning, hal ini akan merusakan engine /
transmissi. Untuk mencegah engine operaning, selalu menurunkan speed satupersatu.

 Perjalanan menurun

Operation Training & Services GD825 138


Metode dan Teknik Operasi

Saat berjalan diturunan, pilih SPEED dan RPM yang sama dengan SPEED dan RPM saat
unit menanjak dijalan tersebut, bila putaran engine terlalu keras, kurangilah. Jika unit
masih berjalan kencang, gunakan foot brake untuk menguranginya.

 Bila mati engine


Jika engine mati dijalan turunan, usahakan tekan pedal brake kuat – kuat sampai unit
berhenti, kemudian pindahkan gear shift lever ke posisi netral kemudian start enginenya
lagi.

 Perhatikan saat menggunakan articulate


Saat unit menggunakan articulate, hati – hati saat membelok, maka usahakan kecepatan
unit <10 km/jam. Hal ini untuk menjaga agar unit stabil dalam operasi dan tidak
berbahaya saat unit berbelok

 Perhatikan saat travel dijalanan


Berjalan di jalan umum kecepatan unit tidak lebih dari 80 km / 2 jam perjalanan, jika tidak
maka berilah istirahat 30 menit, kemudian 1 jam, setelah itu 30 menit, ulangi seperti tadi
sampai seterusnya hingga ke tempat tujuan.

 Hati – hati mengoperasikan peralatan kerja


Saat mengoperasikan control lever peralatan kerja, perhatikan baik – baik gerakkan
perlengkapan tersebut, jangan sampai merusak hydraulic cylinder, ban, tangga, maupun
peralatan lainnya. Bila mengoperasikan peralatan, hindari tersentuhnya bagian – bagian
tersebut.
 Front wheel dengan blade
 Rear wheel dengan blade
 Blade dengan tangga

139 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

TEKNIK OPERASI :

Merapikan parit dengan grader :


Methode ini jangan ada pohon dan tonjolan batu, juga jangan ada halangan selama
pembersihan dan pembuatan parit.

1. Selama membengkokkan ( articulated ) roda depan dan blade berada tetap dalam parit,
steeringlah dengan roda depan
2. Pertahankan roda belakang berada di bahu jalan dan hati – hati jangan terjadi slip, karena
pinggiran parit itu lunak

Merapihkan permukaan slop :

Peringatan ………. !

 Apabila mengoperasikan unit di slop akan mudah tergelincir kesamping, dengan


keterampilan yang benar dapat mengoperasikannya.
 Jangan mengoperasikan articulated pada kemiringan yang tinggi
 Dikemiringan yang tinggi turunkan putaran engine dan gunakan speed 1 ( satu )
 Operasi pada tempat miring, gunakan pedal gas untuk mengontrol kecepatan

Operation Training & Services GD825 140


Metode dan Teknik Operasi

Meratakan dasar parit :

Bila membuat parit bentuk “V” buat kedalaman


membuat kedalaman parit sudah membentuk V hingga
dasar parit

1. Operasikan power tilt dan sudut kemiringan ke


depan
2. Operasikan drowbar shift cylinder dan atur circle
mengarah full kekiri
3. Roda depan kanan didasar parit
4. Posisikan ujung blade kanan bersama roda depan
kanan masuk kedalam lebar dasar parit.
5. Operasikan lift cylinder kanan untuk menurunkan
ujung blade kanan dan atur kedalaman untuk
memotong
6. Operasikan lift cylinder lift cylinder kiri untuk
menaikan ujung blade kanan, atur sesuai dengan
kemiringan dari punggung jalan
7. Miringkan roda depan kekiri dari (2) galian V ,
pada galian yang sama atau lebih dalam sedikit dari
galian (1)
8. Ratakan galian dasar parit, atur lift cylinder sesuai
kedalaman yang di inginkan
9. Operasikan lift kiri bila diperlukan
10. Masihkah roda depan kanan kedasar parit, dengan
mulailah operasi
11. Atur ujung blade kanan didasar kemiringan
12. Turunkan lift cylinder kanan, biasanya ujung blade
diatur tepat untuk membentuk parit.
13. Turunkan lift cylinder kiri untuk menentukan
kedalaman galian sesuai yang diinginkan.
Miringkan roda depan ke kiri
14. Menggerakkan blade untuk mengatur sudut dan
memindahkan material yang ada dipinggir slop
15. Rapikanlah hamparan untuk yang terakhir dan harus
rapih

141 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

Methode pembuatan selokan V

Gambaran cara membuat untuk satu sisi jalan. Pekerjaan yang sama untuk sisi sebelahnya.
Bila melakukan langkah (4) dan (7) framenya dibengkokkan (atticulating )

1. Jalur selokan : Galian keras, sangat keras


Menentukan ukuran panjang selokan.
Kedalaman : 30 – 50mm
Kecepatan jalan : 0.5 km/jam

2. Galian kedua badan jalan

3. Galian ketiga badan jalan

4. Bersihkan bahu jalan

5. Ratakan

6. Galian keempat badan jalan

Operation Training & Services GD825 142


Metode dan Teknik Operasi

7. Bersihkan bahu jalan

8. Sebar datar

9. Bentuklah slopnya

10. Bersih dasar selokan

11. Gali selokan badan ( selesaikan dan bentuk sisi dalam


permukaan slop )

12. Selesaikan permukaan slop

13. Selesaikan bahu jalan

14. Ratakan dan selesai

143 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

15. Atur ujung blade sebelah kanan kesamping ban


depan

16. Operasikan tilt blade sampai permukaan ujung


cutting edge menyentuh sedikit.

17. Operasikan blade cylinder kiri dan menaikkan


ujung blade kanan ( ujung blade sebelah kiri
menentukan kedalaman dari pada pemotongan,
yang sebelah kanan yang menentukan bentuk
penggalian )

18. Arahkan blade supaya hasil pemotongan berada


disebelah kanan diluar ban belakang, kemudian atur
sudut blade

19. Operasikan blade lift cylinder kiri, agar ujung blade


sebelah kanan memotong dengan kedalaman 50 –
100 mm

20. Miringkan ban depan kearah kanan

21. Operasikan blade lift cylinder kiri untuk mengatur


ujung blade kiri, untuk menentukan kedalaman

Catatan :

Luruskan roda dengan dasar dari parit dan gali parit sesuai dengan kedalaman yang dinginkan
 Pertama gali dengan kedalaman 30 – 50 mm, untuk menentukan kelurusan galian
 Apabila menggali terlalu dalam, unit tidak akan stabil ( goyang ) oleh sebab itu luruskan
roda depan dengan roda belakang pada dasar galian, apabila tidak hasil pekerjaannya tidak
akan lurus.

Operation Training & Services GD825 144


Metode dan Teknik Operasi

Merapikan galian sebelah kiri


Posisikan blade kekiri dibelakang roda depan

1. Operasikan blade lift cylinder sebelah kiri dan atur


blade untuk menggali kedalaman

2. Hati – hati, roda kanan jangan sampai terkena


blade. Operasikan blade lift cylinder dan blade
rotation sesuai dengan posisi .

3. Miringkan roda depan sedikit ke kiri

4. Untuk menggeser hasil potongan diatas


permukaan slop .

Merapihkan dikiri bahu jalan

1. Atur ujung blade kiri di luar roda depankiri .


Posisikan blade untuk mengeluarkan tanah
gusuran diantara dua roda .
2. Luruskan tengah unit dengan pembuangan , apa
bila sampai memotong .

3. Operasikan blade lift cylinder kiri dan kanan


untuk mempertahankan blade agar tetap lurus, dan
apabila sambil memotong .
4. Miringkan sedikit roda depan ke kanan .

145 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

Penggalian –V , dengan kedalaman sebelah kanan :

Catatan :
Atur frame lurus , bila unit di articulated ( membengkokkan ), disatu sisi roda akan menekan
pada permukaan miring, akan menyebabkan kerusakan permukaan ban.
Ditambah lagi didaerah tanah lunak, ban dan rem akan mendapatkan masalah besar dan akan
berakibat bocor.
1. Keluarkan ujung blade sebelah kanan dan keluarkan
dari ban depan

2. Mainkan atau miringkan blade sampai menyentuh


tanah, potonglah secara tipis dengan ujung cutting
edge

3. Operasikan tilt blade dan naikkan blade sebelah kiri


( ujung blade sebelah kanan yang menentukan
kedalaman dari pada pemotongan, yang sebelah kiri
yang menentukan bentuk penggalian )

4. Arahkan blade supaya hasil potongan berada di


sebelah kiri diluar ban belakang, kemudian diatur
sudut blade

5. Operasikan blade lift sebelah kanan, agar ujung


blade sebelah kiri memotong dengan kedalaman 50
- 100 mm

6. Miringkan ban depan kearah kiri

7. Operasikan blade lift sebelah kanan untuk mengatur


ujung blade, menurunkan untuk menentukan
kedalaman

Operation Training & Services GD825 146


Metode dan Teknik Operasi

Mengoperasikan ripper :

Peringatan ………. !
Bila mengoperasikan ripper, body tetap lurus.

Untuk kondisi berat, menggunakan “1” sampai “3”

Untuk semua kondisi lunak, menggunakan “3” sampai


dengan “5” shanks

Pertahankan kedalaman ripper dimana roda tidak terjadi

slip dan, dimana kena ke engine masih kuat

Jalan lurus dalam kecepatan 2 – 4 km / jam dan diatur


kedalam point ripper masuk kedalam tanah

Melaksanakan ripping pada penurunan untuk dapat


menambah berat unit, meringkan beban engine

Untuk mencegah kerusakan, naikkan ripper dari tanah


unit dibelokkan ( berputar ).

Melaksanakan ripping silang apabila ada tujuan


pekerjaan ripping khusus.

Bila memecahkan permukaan keras, naikkan sedikit


rippernya setelah menggali – galian atas galian
permukaan bawahnya.

147 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

Mengoporasikan Bank cutting :

Peringatan ……. !
Turunkanlah blade ketanah sebelum melepas “ Bank Control Lock Pin ”

1. Turunkanlah blade sedkit menurun menyentuh tanah

2. Pindahkan Switch dari posisi “Lock” ke “Retrack


kemudian pindahkan lock pin dari lubang pengikat

3. Panjangkan lift silinder kanan, pendekkan lift


silinder sebelah kiri dan putar lifter guide kekiri.

4. Bila lifter guide sudah berputar, pindahkan switch


dari “Retrack” ke “index “

5. Operasikan lifter guide kelubang pengikat sampai


posisi yang tepat, kemudian masukkan lifter guide
pin

6. Bila lubang perngikat sudah tepat pada posisinya,


pidahkan switch dari posisi “Index”ke lock “

7. Pindahkan blade seperti pada gambar


 Geser blade full kekanan
 Geser drowbar full kekanan
 Atur sudut blade posisi dorong sampai dengan
60 derajat

8. Lalu aturlah pada sudut untuk memindahkan tanah


kesamping

Operation Training & Services GD825 148


Metode dan Teknik Operasi

Methode memotong sisi samping ( tebing ) :

Peringatan …… !
Turunkan blade ketanah sebelum melepas “bank
control lock pin”

1. Pondasi dasar jalan harus diratakan

2. Bila di tanah yang keras, jangan melalaikan sudut


dalam jalan terhadap tebing, untuk menghindari
unit tergelincir ketebing, maka memotongnya
sedikit – sedikit

3. Operasikan blade shift cylinder bergeser kekanan

4. Operasikan drowbar shift cylinder kekanan

5. Putar cyrcle dan ujung blade diarahkan kesamping


roda depan kanan

6. Saat memposisikan perlengkapan, blade menyentuh


tanah sedikit

7. Putar bank switch dari posisi “lock” ke”retract”


memindahkan lock pin dari lifter

8. Panjangkan lift cylinder blade kanan, pendekkan lift


cylinder blade kiri dan lifter guide berputar ke kiri

149 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

9. Apabila lifter guide sudah berputar, pindahkan


bank switch dari posisi “retreck” ke “index”

10. Geserlah lifter guide keposisi lubang pengikat,


untuk memasukkan lifter gauide pin.

11. Bila lubang pengikat sudah tepat posisinya,


pindahkan bank switch dari posisi index ke lock

12. Lift cylinder kanan dipendekkan dan lift cylinder


kiri dipanjangkan, untuk mengatur posisi blade
memotong tebing

13. Putar cycle kekanan

14. Sewaktu memutar circle, pendekkan atau


panjangkan lift cylinder, aturlah sesuai dengan
bentuk kemiringan permukaan yang akan
dipotong

15. Untuk memotong tebing yang rendah, sudut blade


pada ¾ kedepan dari posisi tinggi tebing yang
akan dipotong

Operation Training & Services GD825 150


Metode dan Teknik Operasi

16. Panjangkan lift cylinder kiri, atur ujung cutting


edge kiri diluar jalur roda belakang pada dasar
permukaan tanah

17. Roda belakang harus berada pada “V” dasar


permukaan slop

18. Panjangkan lift cylinder kanan dan atur sudut


blade sesuai dengan kemiringan slop yang akan
dipotong.

19. Kemajuannya bertahap dengan pemotongan


Keterangan : Seharusnya roda normalnya hampir
tegak lurus

20. Bila pemotongan relatif berat, sudut roda


menentukan hasil terhadap permukaan slop

21. Bila pemotongan relatif ringan, sudut roda tidak


menentukan hasil permukaan slop
Keterangan : Prosedur pada diagram pemotongan
sebelah kanan, untuk kiri atur blade
pada posisi kebalikkannya

151 GD 825 Operational Training & Services


Metode dan Teknik Operasi

PEMINDAHAN GIGI TRANSMISSI

Peringatan …….. !
Jangan memindahkan gigi transmisi dengan kasar /
tiba – tiba saat kecepatan tinggi. Sebelum
memindahkan gigi gunakan rem untuk mengurangi
kecepatan.

Catatan : Saat pemindahan gigi transmisi, selalu


diawali dengan speed satu.

PEMINDAHAN ANTARA MAJU DAN


MUNDUR

Peringatan …….. !
Saat perpindahan antara maju dan mundur, perhatikan
selalu pada keamanan saat mulai gerakkan, kemudian
ingat saat unit akan mundur harus melihat kebelakang.
Jangan merubah / memindahkan SPEED dari maju ke
mundur atau sebaliknya, kecepatan tinggi

Hentikan unit sebelum anda memindahkan shift lever

dari maju kemundur atau dari mundur ke maju.

1. Tekan brake pedal untuk mengurangi kecepatan,


kemudian, tekan inching pedal agar unit berhenti

2. Gerakkan tuas pemindah gigi ke maju atau


mundur dan atur speed 1 atau 2

3. Tekan acelerator pedal bersama dengan inching


pedal dilepas dan unit bergerak.

Operation Training & Services GD825 152


Maintenance

BAB VI
MAINTENANCE
DEFINISI MAINTENANCE
Adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan
suatu peralatan pada kondisi yang dapat diterima sampai dengan umur rencana yang telah
ditetapkan.

PREVENTIVE MAINTENANCE :
Perawatan berkala untuk mencegah terjadinya keausan berlebihan atau kerusakan yang
cenderung fatal ( unit tidak break down )

PERIODIC MAINTENANCE :
Penanbahan atau penggantian pelumasan dan air pendingin , penggantian filter dan adjusment.

CONDITION BASE MAINTENANCE :

PPM : Melaksanakan pemeriksaan mesin lengkap untuk mendapatkan petunjuk – petunjuk


seperti :
 Kondisi ( performance ) unit terakhir atau saat diperiksa .
 Rekomendasi jadwal pemeliharaan atau perbaikan dan estimasi kebutuhan suku
cadang.
 Melakukan koreksi atas penyimpangan terhadap cara – cara pengopersian dan
pemeliharaan .

PPU : Melakukan pemeriksaan dan pengukuran bagian undercarriage untuk mengetahui :


 Tingkat atau prosentase keausan bagian – bagian undercarriage .
 Rekomendasi waktu atau kapan dilakukan penggantian ( spare stock ).
 Melakukan koreksi atas penyimpangan terhadap cara – cara pengoperasian dan
pemeliharaan .

PAP : Tujuan adalah sebagai berikut :


 Untuk mengetahui gejala – gejala kerusakan dan pencegahan kerusakan –
kerusakan yang mungkin akan atau sedang terjadi .
 Mengurangi down time dan biaya perbaikan , sehingga tercegah kerusakan yang
lebih parah atau fatal .
 Melakukan koreksi atas penyimpangan cara – cara perawatan .

CORRECTIVE :
Perawatan yang bersifat korektif / korektif agar part / component bekerja normal sesuai
dengan fungsinya :

Repair dan adjustment .


Unit tidak bergerak down .
Contoh : Asap hitam , kebocoran engine valve berisik , component undercarriage perlu
direkomendasi yang apabila tidak dilaksakan perbaikan atau penyetelan , akan
terjadi keausan atau kerusakan atau unit beroperasi tidak efektif .

BREAK DOWN MAINTENANCE


Unit terlanjur ( keburu ) break down , baru dilaksanakan perawatan , bukan over houl.
Contoh : Water pump tidak berfungsi , V belt putus , U joint rontok , starting .

Operation Training & Services GD825 153


Maintenance

MAINTENANCE

A. Penjabaran

10 hour ( Daily )
250 hour ( PS I )
Periodic 500 hour ( PS II )
service 1000 hour (PS III)
2000 hour (PS IV)

Preventive
Maintenance Inspection
Service ( PPM )

Condition base Oil analisis


Maintenance ( PAP )

Undercarriage
Inspection
MAINTENANCE ( PPU )

Repair & Adjustment


Corective
Maintenance
Repair & Adjustment

TPM (Total Productive Maintenance)


Definisi Total Productive Maintenance (TPM) memuat 5 hal (JIPM, 1971):
1. Memaksimalkan efektivitas peralatan
2. Menerapkan sistem Preventive Maintenance yang komprehensive sepanjang umur alat
3. Melibatkan seluruh Department : Perencana (Engineering), Pemakai (Production),
Pemelihara (Plant)
4. Melibatkan semua karyawan, dari top management, sampai ke front-line worker

154 GD825 Operational Training & Services


Maintenance

5. Mengembangkan Preventive Maintenance melalui management motivasi : aktivitas


kelompok kecil mandiri
Tujuan TPM
1. Mengurangi waktu tunggu pada saat operasi
2. Meningkatkan ketersediaan alat sehingga menambah waktu produktif
3. Mengoptimalkan umur pakai equipment & fasilitas supportnya
4. Melibatkan pemakai (operator) dalam sistem perawatan
5. Pelaksanaan program prevention maintenance dan peningkatan kemampuan merawat
Kerangka TPM

7 Pilar utama TPM

Pilar Autonomus Maintenance

Operation Training & Services GD825 155


Maintenance

Definisi Perawatan unit yang dilakukan operator sendiri dan


dilakukan secara sistematis dan step by step

Goal - Zero Unschedule Breakdown (BUS)


- Optimalisasi Equipment/component Lifetime

Langkah Pembersihan awal, menghilangkan sumber


kontaminasi, standard pembersihan, pemeriksaan
umum, pemeriksaan mandiri, standarisasi semua
aspek, perawaran mandiri penuh

Tools Dokumen: SOP, WI, OPL, checksheet, Tagcard,


Indikator (Gauge, Thermo tape, Colors), TPM
Board

Kebijakan Pilar Autonomus Maintenance

1. Semua kebijakan terkait setiap aktivitas di PT. Pamapersada Nusantara harus selalu
mengacu kepada setiap prosedur yang ada dalam Pama Management System (PMS).
Apabila diketemukan belum ada prosedur terhadap suatu aktivitas, harus secepatnya
dibuat oleh Team Fasilitator TPM dan didiskusikan dengan Department atau Divisi
terkait.
2. Aktivitas dalam tahap preparation dilakukan dengan study literatur, development
konsep workshop RCM/TPM serta dengan proses benchmark ke suatu company yang
sudah mengimplementasikan TPM.
3. Workshop RCM yang dilakukan melibatkan :
a. Plant Division, sebagai fasilitator pelaksanaan workshop
b. Operation Division
c. SHE Division
4. Out put dari pelaksanaan workshop RCM/TPM ini antara lain :

156 GD825 Operational Training & Services


Maintenance

a. Maintenance Task, yang dilangkapi dengan Job Safety Analysis (JSA),


Prosedures, Check sheet, dan QA
b. Konsep 5S di equipment, sebagai salah satu acuan dalam proses development
pilar TPM in The Office serta memperkuat fondasi The Best SHE Performance.
5. Maintenance proposed task hasil dari workshop TPM memiliki 2 aspek berbeda,
namun saling berkaitan, antara lain :
a. Maintenance proposed task untuk mekanik
b. Maintenance proposed task untuk operator
6. Dari maintenance proposed task yang sudah dihasilkan, maka akan muncul adanya
matrix kompetensi/daftar kompetensi operator maupun mekanik.
7. Supaya dapat diakui berkompeten dalam melakukan maintenance task, sebelum
program Autonomous Maintenance dijalankan, maka diperlukan pelatihan-pelatihan /
training yang dapat dilakukan di :
a. Masing-masing Site, yang difasilitasi & dikoordinir oleh Coordinator Pilar
Autonomous Maintenance (AM) di tiap site, yang akan melibatkan Team
Operational Training Dept dan atau Team Plant People Development
b. Training di luar site, difasilitasi oleh Fasilitator Pilar Autonomous Maintenance
(AM) Head Office
c. Implementasi TPM akan dilakukan dengan melalui 7 langkah standard TPM,
yang mana setiap tahapnya harus dilakukan verifikasi atau audit terhadap
proses dan pencapaiannya.

Autonomous Maintenance Performance harus senantiasa direview secara konsisten dan


dituangkan ke dalam TPM Dashboard

Langkah yang akan segera direalisasikan dalam AUTONOMOUS MAINTENANCE, yang


terintegrasi antara Operation-Plant-SHE-Engineering TPM terkait performance equipment
adalah :

a. Menjaga kondisi operasional dengan benar dan sesuai prosedur


b. Mengoperasikan alat dengan benar dan sesuai beban serta peruntukannya
c. Menjaga kondisi unit untuk tetap bersih, sebagai salah satu basic proses yang
senantiasa konsisten dilakukan.
d. Melakukan pengechekan terhadap kondisi equipmentnya, sesuai dengan
kompetensi yang dimilikinya.
e. Menginformasikan gejala kerusakan dengan tepat, untuk mendapatkan respon
time penanganan yang cepat dan meminimalkan downtime.
f. Peduli dengan waktu pelaksanaan atau rencana maintenance.
g. Melakukan penanganan ringan terhadap terjadinya gejala kerusakan sesuai
dengan kompetensi yang dimilikinya.

TUJUAN PERAWATAN

I. HIGH AVAILABILITY
Kesiapan alat untuk beroperasi yang tinggi

II. BEST PERFORMANCE


Kondisi unit yang paling baik

III. REDUCE COST


Menekan biaya perbaikan

Operation Training & Services GD825 157


Maintenance

HASIL DARI TUJUAN PERAWATAN

I. UMUR ALAT MENCAPAI MAKSIMUM

II. PRODUKTIFITAS TINGGI

III. JADWAL PEKERJAAN LEBIH CEPAT

IV. MENGUNTUNGKAN

APA YANG DILAKUKAN DALAM PERAWATAN


I. PENGECEKAN / INSPEKSI : DILAKUKAN OLEH OPERATOR
II. PENYETELAN / ADJUSMENT : DILAKUKAN OLEH OPERATOR
DAN MEKANIK
III. PENGGANTIAN PART / OIL : DILAKUKAN OLEH MEKANIK
IV. PEMBERSIHAN / CLEANING : DILAKUKAN OLEH OPERATOR
V. CARA OPERASI YANG BENAR : DILAKUKAN OLEH OPERATOR

MAINTENANCE ( PERAWATAN HARIAN )

Sebelum menghidupkan engine ( before starting )

A. PEMERIKSAAN UNIT DENGAN MENGELILINGI UNIT

1. Periksa kebocoran – kebocoran :


 Air radiator .
 Oil engine
 Oil transmission.
 Oil hydraulic

2. Periksa :
 Kekencangan bolt dan nut
 Baut roda dan tekanan anginnya
 Keausan articulated component

3. Periksa :
 Air radiator
 Oil engine
 Oil hydraulic
 Air filter ( buang debu )
 Bahan bakar
 Air battery

158 GD825 Operational Training & Services


Maintenance

4. Periksa sambungan atau penutup


 Tutup pengisian : oil , fuel , air
 Buang air dari reservoir tank

5. Periksa ketegangan
 V Belt air conditioning ( AC )
 V Belt alternator

B. PERIKSA JUGA :
1. Suara engine apakah normal
2. Instrument panel
 Water temperature gauge
 Fuel gauge

3. Periksa lampu peringatan / warning lamp


Control lamp :
 Suhu air pendingin / temperature ( High engine coolant temperature )
 Central warning lamp
 Battery charging
 Tekanan oil engine

4. Periksa oil transmission


5. Periksa Warna asap
6. Periksa semua lampu penerang
7. Periksa horn / klakson

C. PERIKSA FUNGSI SYSTEM


 Transmission maju dan mundur
 Steering
 Brake
 Gerakkan semua fungsi attachement.
 Suara – suara lainnya

D. SELESAI OPERASI
 Unit diparkir ditempat yang aman
 Parking brake di aktifkan.
 Setelah idle 5 menit engine dimatikan
 Bahan bakar diisi
 Bersihkan kotoran kotoran yang melekat di unit

CHECK BEFORE STARTING

 PERIKSA BATAS AIR PENDINGIN , JIKA KURANG DI TAMBAH


Peringatan …..!
 Jangan sekali-kali membuka tutup air radiator pada saat engine panas ,
periksa sub tank pada saat engine dingin .

1. Periksa air pendingin antara full dan low


yang tertera pada sub tank , apabila air
dibawah standard tambah air hingga batas
full tambah pada sub tank ( 1 ) .

Operation Training & Services GD825 159


Maintenance

2. Setelah menambah air kencangkan tutup sub


tank tersebut .

3. Apabila sub tank kososng , periksa


kebocoran .

PERIKSA BAHAN BAKAR / FUEL, JIKA


KURANG DI TAMBAH .

1. Putar kunci kontak ke posisi ON , fuel dapat


di ceck dari fuel gauge ( G ) .

2. Bila fuel kurang tambah fuel dari filler port


(F).

3. Setelah menambah fuel kencangkan kembali


tutupnya.
 Buang air dari kotoran yang terkandung
didalam tanki bahan bakar .

 Periksa batas oil engine didalam oil pan ,


tambah oil jika kurang dari tanda (L) di
dipstick .

1. Buka cover di sebelah kanan dibagian chasis


belakang .

2. Tarik dipstick ( G ) dibersihkan dengan lap (


majun)

160 GD825 Operational Training & Services


Maintenance

3. Dan dimasukkan lagi untuk di check


kembali .

4. Ketinggian oil harus tampak antara H dan L


apabila di bawah L, tambah oil engine dari
oil filler (F) .

 PERIKSA DUST INDICATOR

1. Harus tidak tampak merah pada kaca dust


indicator (1)

2. Apabila tampak merah , cuci atau ganti


elemen dengan segera .

PERIKSA TEKANAN ANGIN BAN

Standard ban depan = 2.46 kg/cm


ban belakang = 2.46 kg/cm

Pastikan ban dan rim bebas dari kerusakan atau keausan , bolt dan nut tidak kendor .

 Periksa isi air pembersih kaca .


Bila air kurang dari standart , tambah air
dari cap ( 1)

 Periksa kandungan air di dalam water


sparator , jika ada air tersebut di buang .

Water sparator memisahkan air dan bahan


bakar .
1. Buka tutup pembuang (3) sampai
pelampung menyentuh dasar

2. Kencangkan kembali tutup pembuang


(3)

3. Jika masuk angin saat membuang air ,


usahakan cara menangani sama seperti
saat membersihkan fuel filter .

 Memindahkan lock pin artikulated

Peringatan……….!
Lock pin ini digunakan saat unit traveling
maintenance dan saat berjalan jauh .

Operation Training & Services GD825 161


Maintenance

 Penyetelan sebelum operasi

Atur tempat duduk , sesuaikan dengan


kenyamanan operator .

Brake pedal dapat dijangkau oleh kaki

 Atur posisi steering wheel dan panel


gauge

Peringatan ………..!
Jangan mengatur posisi steering wheel saat
unit sedang berjalan

162 GD825 Operational Training & Services


Maintenance

Operation Training & Services GD825 163


Maintenance

SAE: SOCIETY AUTOMOTIVE ENGINEER


ASTM: AMERICAN STANDARD AND TESTING MATERIAL

1. Leaning cylinder pin

2. Tie rod ( 2 points )

3. Steering linkage ( 6 points )

4. Steering cylinder pin ( 4 points )

5. Drawbar ball point ( 1 point )

6. Front axle center pin ( 1 point )

7. Front axle king pin ( 6 points )

8. Blade lift cylinder ball joint yoke ( 4


points)

9. Blade lift cylinder ball joint ( 2 points )

10. Drawbar side shift cylinder ball joint ( 2


point )

11. Bank control guide ( 2 points )

12. Articulation center pin end articulation


cylinder pin ( 6 points )

13. Blade lifter guide ( 2 points )

14. Ripper cylinder ( 3 points )

15. Bank control lock pin ( 2 points )


Lower the blade to the ground , set the
lifter lock switch to the RETRACT
position , the then remove the lock pin ,
and add grease to the bushing from the
from .

16. Ripper told ( 8 points )

17. Power tilt cylinder ( 2 points )

164 GD825 Operational Training & Services


Standar Operational

BAB VII
STANDAR OPERATIONAL

A. Pengertian
Standart Operatonal adalah serangkaian instruksi kerja tertulis yang dibakukan
(terdokumentasi) mengenai proses kerja yang ada pada perusahaan, bagaimana dan kapan
harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan dan merupakan suatu pedoman atau acuan
untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan deskripsi pekerjaan dan dapat menjadi
sebuah alat penilaian kinerja karyawan berdasarkan prosedur kerja dan sistem kerja pada
lokasi kerja yang bersangkutan.

B. Tujuan dan Manfaat


a) Tujuan
Melaksanakan continues improvement secara konsisten berdasarkan sistem yang
terbaik/standard untuk mencapai produktivitas dan utilisasi yang optimal sehingga
menghasilkan produksi yang optimal serta memberikan pelayanan bagi customer
dengan kualitas yang excellent (Operation Excellence).
b) Manfaat
Standar yang baik haruslah berdasarkan pada manfaat sebagai mana poin-poin
sebagai berikut :
1) Memudahkan proses pemberian tugas serta tanggung jawab kepada karyawan yang
menjalankan.
2) Memudahkan proses pemahaman tugas secara sistematis dan general.
3) Memperkecil kemungkinan terjadinya insiden dalam proses kerja
4) Dapat mengetahui terjadinya kegagalan proses kerja, serta kemungkinan-
kemungkinan terjadinya penyalahgunaan kewenangan oleh pegawai yang
menjalankan.

Oleh karena itu diperlukan standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara
sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga
dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan.

C. Keuntungan
Standar Operational yang baik akan menjadi pedoman bagi proses kerja, menjadi alat
komunikasi dan pengawasan serta menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten. Para
karyawan akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai
dalam setiap pekerjaan. Standar Operational juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat
untuk mengukur kinerja karyawan.
Mengapa standar operational sangat dibutuhkan pada perusahaan ? Sesuai dengan
perkembangan perusahaan dan kompleksitas bisnis serta dinamika yang ada, peran standar
operational semakin dibutuhkan dalam perusahaan sebagai pedoman dalam melakukan suatu
proses pekerjaan. Bisa dibayangkan, tanpa pedoman yang baku tentunya akan menimbulkan
kebingungan di antara karyawan.
Seringnya permasalahan timbul dan problem yang selalu berulang-ulang membuat
banyak karyawan frustasi sementara pimpinan sibuk dengan pekerjaannya dan tidak ada
waktu untuk mengurusi problem yang terjadi di dalam unit bisnisnya. JIka ada problem yang

Operation Training & Services GD 825 164


Standar Operational

selalu terjadi berulang-ulang, sudah dapat dipastikan sumber penyebabnya adanya kesalahan
dalam prosedur kerja dan hal itu hanya dapat diperbaiki dengan cara mendesain ulang standar
operational yang sudah ada. Dalam standar operational yang baik diatur bagaimana proses
pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, siapa yang bertanggung jawab, siapa
yang memberi persetujuan, kapan dilakukan, dokumen apa yang harus disiapkan dan lain-lain.
Karena sangat pentingnya standar operational, maka seluruh karyawan baik di level
pelaksana maupun pengawas, harus mampu mengimplementasikan standar operational yang
sudah ada.

D. Pama Production Management System (PPMS)


1) Pedoman / standar minimum untuk operasional
Sistem Operasional yang didisain sesuai kebutuhan dan kondisi PAMA dan
mencakup semua aktivitas penambangan (Pit to Port Activity) untuk mendukung
kesinambungan perkembangan perusahaan serta mempertahankan dan
meningkatkan kualitas.
2) Sistem manajemen produksi terbaik dari distrik
Sistem operasional terbaik yang diambil dari distrik dengan proses kerja yang
standard/baku dan penugasan yang jelas, serta dapat diimplementasikan di seluruh
distrik secara konsisten dan penuh tanggungjawab sehingga menghasilkan output
yang optimum dan konsisten.
3) Media untuk berbagi pengalaman / Benchmark
Dengan sistem manual dan sosialisasi yang menyeluruh ke semua bagian
terkait, PPMS dapat dengan mudah dijalankan secara konsisten, menjadi suatu
aktivitas yang terbiasa dan menjadi habbit. Juga dapat mempermudah adaptasi
karyawan operation bila ada rotasi/mutasi kerja, karena sistem sudah standard di
semua distrik.
Pada pama production management system (PPMS) terdapat 10 elemen dan
tiap-tiap elemen terdiri dari standar operation procedure (SOP), instruksi kerja
(INK), standar parameter (STD) dan formulir (Form), dengan penjelasan sebagai
berikut :
a) Standar Operation Procedure (SOP)
Standar operation procedure adalah suatu panduan kerja yang diinginkan
serta proses kerja yang harus dilaksanakan, standar ini dibuat dan
didokumentasikan secara tertulis yang memuat prosedur (alur proses) secara rinci
dan sistematis, alur kerja tersebut haruslah mudah dipahami dan dapat
diimplementasikan dengan baik dan konsisten oleh karyawan.
b) Instruksi Kerja (INK)
Instruksi kerja adalah petunjuk kerja instruktif yang menjelaskan tahap-
tahap kerja secara terperinci dan tersistematik dari rangkaian kerja. INK dibuat
jika suatu pekerjaan belum tercantum secara detail pada standar operation
procedure (SOP) dan ruang lingkup proses instruksi kerja bersifat internal atau
hanya pada area fungsi/pelaku pekerjaan tersebut. INK dapat ditulis dengan
berbagai bentuk, penyajian harus dalam bentuk sederhana sesingkat mungkin tapi
jelas.

165 GD 825 Operational Training & Services


Standar Operational

c) Standard Parameter (STD)


Standard parameter dibuat lebih detail dan lebih jelas sesuai dengan kaidah
penambangan, sehingga setiap aktivitas dapat dikerjakan dengan baik dan benar.
d) Formulir (Form)
Formulir dibuat sesuai kebutuhan sehingga selain sebagai dokumentasi
juga dapat memberikan informasi yang lengkap sesuai aktivitas yang dikerjakan
dan bermanfaat untuk proses perbaikan serta evaluasi.

E. Berikut Standar Operation pada pengoperasian Unit Motor Grader


1. Aktifitas Perbaikan dan Perawatan Jalan (Grading Activity)
a) Persiapan Operasi
1) Operator motor grader harus memiliki izin mengoperasikan alat yang dikeluarkan
oleh pihak yang berwenang.
2) Operator motor grader harus memastikan dirinya sehat untuk bekerja, dan tidak
merasa mengantuk. Jika tidak sehat atau mengantuk, tidak diperbolehkan
mengoperasikan unit dan segera menghubungi Group Leader atau Supervisor yang
bertanggung jawab pada shift tersebut.
3) Operator motor grader harus memastikan duduk bersandar dengan ergonomi yang
benar dan nyaman agar efektif pada saat mengoperasikan unit.
4) Operator motor grader bertanggung jawab untuk melakukan P2H, yang waktu
pelaksanaannya saat awal shift/kerja atau bersamaan dengan refueling/daily
maintenance untuk memastikan unit yang akan dioperasikan dalam kondisi RFU
(Semua instrument dan attachment lengkap dan berfungsi dengan baik), hasil dari
P2H wajib divalidasi oleh Group Leader.
5) Saat akan “start-up engine” ataupun sedang beroperasi, bunyikan sinyal peringatan
dengan klakson :
 1 kali, start-up engine
 2 kali, maju
 3 kali, mundur
6) Operator motor grader harus mengerti dan mengetahui secara detail instruksi
pekerjaan yang diberikan oleh Group Leader berdasarkan PKH. Aktifitas road
maintenance dapat disampaikan secara langsung oleh Group Leader ke operator
motor grader secara lisan, tetapi untuk aktivitas road repair akan dijelaskan lebih
spesifik (tertulis). Bila ada instruksi pekerjaan yang belum jelas, maka operator
wajib menanyakan kepada Group Leader.
7) Operator motor grader harus melakukan tugasnya dalam proses road repair and
road maintenance dengan baik secara mandiri. Operator motor grader adalah
operator mandiri.
8) Group Leader dan operator motor grader bertanggung jawab pada area operasinya,
harus memastikan area kerjanya aman untuk operasi, dan jika ada kendala maka
operator motor grader harus menghubungi Group Leader yang bertanggung jawab
pada area tersebut.
9) Desain rambu kecepatan maksimal untuk melintasi jalan road repair adalah :
 a.Panjang = 90 (sembilan puluh) cm – 120 (seratus dua puluh) cm dan Lebar =
90 (sembilan puluh) cm – 120 (seratus dua puluh) cm

Operation Training & Services GD 825 166


Standar Operational

 b.Tinggi rambu 1.5 (satu poin lima) meter (tiang + rambu)


 c.Rambu bertuliskan “Hati-hati ada Perbaikan Jalan dan Kecepanan maksimal
20 km/jam”

b) Aktivitas Perbaikan Dan Perawatan Jalan


a. Aktivitas Perbaikan Jalan (Road Repair)
1) Kondisi jalan yang memerlukan road repair atau perbaikan jalan adalah jalan
yang nilai URCI < 70 (tujuh puluh) dan atau pada segmen jalan yang tingkat
kerusakannya medium & high (kerusakan struktur sampai base). Adapun jenis
kerusakan adalah sebagai berikut :
 Rutting, jalan yang membentuk rel, lendutan lebih dari 7.5 (tujuh poin lima)
cm
 Ketidak sempurnaan potongan melintang jalan
 Potholes, jalan berlubang
 Undulating, jalan bergelombang
 Loose aggregate, permukaaan base coarse lepas
2) Road Repair adalah suatu pekerjaan dengan membongkar jalan dan
membentuk ulang jalan baru, bisa dengan menambah material atau tidak perlu
menambah material. Aktivitas repair maintenance meliputi : kegiatan ripping,
cuting, spreading, compacting dan spraying. Aktivitas ripping hanya boleh
dilakukan pada jalan yang mengalami kerusakan struktur dengan pengawasan
Group Leader.
3) Unit yang digunakan pada aktivitas road repair bisa meliputi :
 Bulldozer
 Compactor
 Excavator
 Water Truck
 Motor Grader
 Dump Truck
4) Road repair di jalan coal hauling dilakukan maksimal 100 (seratus) meter dan
wajib dipasang rambu-rambu road repair pada kedua ujung dengan jarak 50
(lima puluh) meter dari area repair serta diatur masing-masing ujung oleh
Traffic Man yang dilengkapi radio komunikasi dan rambu STOP/GO. Dalam
aktivitas repair jika terdapat kendaraan yang lebih dahulu mendekati area
repair maintenance diberikan prioritas melewati dengan rambu GO, dengan
demikian kendaraan dari arah yang berlawanan harus berhenti dengan
pengaturan rambu STOP. Sedangkan aktivitas road repair jalan di dalam
tambang panjang repair maksimal 100 (seratus) meter dan wajib memasang
minimal trafficon pada kedua ujung dengan jarak 50 (lima puluh) meter dari
area repair. Dalam aktivitas repair jalan di dalam tambang prioritas untuk
melewati area repair adalah unit hauler dengan muatan.
5) Aktivitas repair yang dilaksanakan pada malam hari harus ada JSA yang
minimal ditanda tangani Dept. Head terkait.
6) Aktivitas road repair dilakukan maksimal setengah lebar jalan.

167 GD 825 Operational Training & Services


Standar Operational

7) Jika aktifitas repair maintenance tidak dapat dilakukan dengan motor grader
dan berpotensi menyebabkan kerusakan motor grader, maka harus
menggunakan alat bantu lain seperti Bulldozer, Excavator, Compactor. Contoh
: Material OB dari HD 785 tidak boleh didorong menggunakan motor grader.
8) Aktivitas repair harus diawasi dan Group Leader wajib mengontrol dan
memastikan proses serta hasil pekerjaan operator motor grader sesuai dengan
PKH.
9) Peralatan dan perlengkapan repair diperbolehkan meninggalkan area apabila
pekerjaan benar-benar selesai atau tuntas dan bisa pindah ke area repair
maintenance selanjutnya dengan tahapan yang sama.

b. Aktivitas Perawatan Jalan (Road Maintenance)


1) Road Maintenance adalah suatu aktivitas untuk mengembalikan bentuk
permukaan jalan seperti semula. Aktivitas road maintenance meliputi :
meratakan, menyingkirkan material lepas, membentuk crossfall, super elevasi,
membuka saluran air atau drainase dan bundwall.
2) Road maitenance di jalan coal hauling dilakukan maksimal 500 (lima ratus)
meter dan wajib dipasang rambu-rambu road repair pada kedua ujung dengan
jarak 50 (lima puluh) meter dari area maintenance serta diatur masing-masing
ujung oleh Traffic Man yang dilengkapi radio komunikasi dan rambu
STOP/GO. Road maintenace di jalan dalam tambang tidak harus memakai
rambu-rambu.
3) Road maintenance di jalan coal hauling dilakukan searah dengan lalu lintas
hauling, apabila tidak memungkinkan dilakukan searah lalu lintas hauling,
maka road maintenance dilakukan maksimal 100 (seratus) meter dan wajib
dipasang rambu-rambu road repair pada kedua ujung dengan jarak 50 (lima
puluh) meter dari area maintenance serta diatur masing-masing ujung oleh
Traffic Man yang dilengkapi radio komunikasi dan rambu STOP/GO. Dalam
aktivitas road maintenance jika terdapat kendaraan yang lebih dahulu
mendekati area maintenance diberikan prioritas melewati dengan rambu GO,
dengan demikian kendaraan dari arah yang berlawanan harus berhenti dengan
pengaturan rambu STOP.
4) Road maintenance jalan di dalam tambang dilakukan searah lalu lintas hauling
dengan jarak maksimal 500 meter, apabila tidak memungkinkan dilakukan
searah lalu lintas hauling maka dilakukan maksimal 100 (seratus) meter dan
wajib memasang minimal trafficon pada kedua ujung dengan jarak 50 (lima
puluh) meter dari area maintenance. Dalam aktivitas maintenance jalan di
dalam tambang prioritas untuk melewati area maintenance. adalah unit hauler
dengan muatan.
5) Pada saat aktifitas road maintenance motor grader dilarang melakukan tandem
pada kondisi perawatan jalan normal.
6) Pada saat aktivitas grading motor grader harus menggunakan lampu sign untuk
memberi isyarat penguna jalan (sign menyala sebelah kiri, unit lain harus lewat
sebelah kanan motor grader).

Operation Training & Services GD 825 168


Standar Operational

7) Apabila motor grader memasuki area front loading atau disposal, operator
motor grader wajib menginformasikan ke operator unit lain yang beroperasi di
area tersebut.
8) Spoil-spoil / material jelek harus dikumpulkan dipinggir sisi kiri bahu jalan
dengan tetap memperhatikan drainase, untuk selanjutnya dibuang.
9) Road maintenance jalan hauling coal di area tikungan dan persimpangan wajib
dipasang rambu-rambu road repair pada kedua ujung dengan jarak 50 (lima
puluh) meter dari area maintenance serta diatur masing-masing ujung oleh
Traffic Man yang dilengkapi radio komunikasi dan rambu STOP/GO. Dalam
aktivitas road maintenance jika terdapat kendaraan yang lebih dahulu
mendekati area maintenance diberikan prioritas melewati dengan rambu GO,
dengan demikian kendaraan dari arah yang berlawanan harus berhenti dengan
pengaturan rambu STOP.
10) Road maintenance jalan dan tambang di area tikungan dan persimpangan
wajib dipasang minimal trafficon pada kedua ujung dengan jarak 50 meter dari
area maintenance. Dalam aktivitas maintenance jalan di dalam tambang
prioritas untuk melewati area repair adalah unit hauler dengan muatan.
11) Operator motor grader diperbolehkan meninggalkan area maintenance, apabila
area maintenance benar-benar telah selesai/tuntas, dan baru bisa diperbolehkan
pindah ke area road maintenance selanjutnya dengan tahapan yang sama.
Kecuali dalam kondisi tertentu dengan instruksi khusus dari Group Leader,
motor grader diperbolehkan meninggalkan tempat, dan harus kembali ke area
tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya.

c. Kondisi Licin Setelah Hujan (Slippery)


1) Grading slippery adalah suatu aktivitas untuk membuka lapisan atas jalan
karena licin setelah hujan dengan tujuan agar dump truck dapat cepat
beroperasi.
2) Pada saat akan memulai penyekrapan, operator harus mendapat instruksi dari
Group Leader.
3) Pengoperasian motor grader segera dilakukan setelah hujan berhenti untuk
mengatasi jalan licin dengan memperhatikan penggunaan differential lock dan
melepas fungsi differential lock pada saat manuver. Tidak diizinkan
mengoperasikan motor grader saat hujan.
4) Jika memungkinkan, dapat menggunakan metode grading tandem untuk
mempercepat proses penanganan slippery dengan pengawasan Group Leader.
5) Jika pekerjaan motor grader tidak memungkinkan, maka harus segera dibantu
dengan unit bulldozer maksimal sekelas D155 (atas pengawasan langsung
Group Leader), untuk area front atau disposal diperbolehkan untuk
menggunakan bulldozer di atas D155.
6) Aktivitas penyekrapan sebelum alat produksi (dump truck) mulai beroperasi
dapat dilakukan searah atau berlawanan arah lalu lintas untuk mempercepat
proses penanganan slippery.

169 GD 825 Operational Training & Services


Standar Operational

7) Aktivitas penyekrapan jalan dimulai dari tengah untuk memotong tebal lapisan
jalan yang licin ke arah luar (pinggir jalan) dengan memperhatikan aliran
drainase tetap lancar.
8) Pada saat penyekrapan kondisi licin setelah hujan (slippery) yang dilakukan
motor grader belum selesai dan pergerakannya harus di informasikan oleh
Group Leader.
9) Pada kondisi jalan tanjakan atau turunan, proses penyekrapan dilakukan dari
atas ke bawah.
10) Jalan yang diprioritaskan untuk segera dilakukan penyekrapan adalah jalan
pada fleet yang memungkinkan untuk cepat beroperasi.
11) Setelah selesai proses penyekrapan slippery, operator segera menginformasikan
dan Group Leader memastikan kondisi jalan siap operasi.

d. Penambahan Ketebalan Lapisan Permukaan Jalan (Resheeting/Caping)


1) Resheeting/Caping adalah suatu pekerjaan menambah material pada
permukaan jalan, sehingga sesuai dengan disain jalan.
2) Resheeting/Caping di jalan coal hauling dilakukan maksimal 100 (seratus)
meter dan wajib dipasang rambu-rambu road repair pada kedua ujung dengan
jarak 50 (lima puluh) meter dari area repair serta diatur masing-masing ujung
oleh Traffic Man yang dilengkapi radio komunikasi dan rambu STOP/GO.
Didalam aktivitas resheeting/caping jika terdapat kendaraan yang lebih dahulu
mendekati area resheeting/caping diberika prioritas melewati dengan rambu
GO, dengan demikian kendaraan dari arah yang berlawanan harus berhenti
dengan rambu STOP. Sedangkan aktivitas resheeting/caping jalan di jalan
tambang, panjang repair maksimal 100 (seratus) meter dan wajib memasang
minimal trafficon pada kedua ujung dengan jarak 50 (lima puluh) meter dari
area repair. Dalam aktivitas resheeting/caping jalan di dalam tambang prioritas
untuk melewati area repair adalah unit hauler dengan muatan.
3) Aktifitas resheeting/caping dilakukan setengah lebar yang memungkinkan
pengoperasian motor grader dilakukan searah ataupun berlawanan dengan lalu
lintas hauling dengan dilengkapi oleh rambu-rambu yang telah ditentukan di
atas.
4) Aktifitas resheeting/caping harus diawasi oleh Group Leader.
5) Jika aktifitas resheeting/caping tidak dapat dilakukan dengan motor grader dan
berpotensi menyebabkan kerusakan motor grader, maka harus menggunakan
alat bantu lain seperti Bulldozer, Excavator, Compactor. Contoh : Material
resheeting/caping dari HD 785 tidak boleh didorong menggunakan motor
grader.
6) Group Leader harus memastikan hasil resheeting/caping sesuai dengan rencana
7) Peralatan resheeting/caping diperbolehkan meninggalkan area, apabila
pekerjaan benar-benar selesai/tuntas, dan bisa pindah ke area resheeting/caping
selanjutnya dengan tahapan yang sama.

Operation Training & Services GD 825 170


Standar Operational

171 GD 825 Operational Training & Services


Standar Operational
Standar Operational
Standar Operational

2. Jalan Tambang
Standar Parameter Geometric & Trafficability Jalan Tambang adalah standar
parameter untuk jalan angkut dalam pit dari Front Loading sampai ROM Stockpile dan
atau Disposal, dengan spesifikasi sbb :

C
a
t
a
tan : Jalan tambang yang sudah tidak aktif harus diberi barikade dan penghalang yang
membatasi jalan orang maupun kendaraan.

3. Jalan Angkut Komoditas


Standar Parameter Geometric & Trafficability Jalan Angkut Komoditas adalah standar
parameter untuk jalan angkut tranport komoditas (commodity transport) dari Pit
sampai ROM Stockpile atau Portsite, dengan spesifikasi sbb :

Operation Training & Services GD 825 174


Standar Operational

4. Lapis Pondasi Agregat


Standart Parameter Lapis Pondasi Agregat adalah parameter dalam menentukan sifat
material dan penanganannya untuk mendapatkan lapis pondasi yang baik :

175 GD 825 Operational Training & Services


Standar Operational

5. Jenis kerusakan jalan


Kriteria jenis kerusakan jalan adalah kerusakan yang terjadi pada jalan angkut.
Adapun jenis-jenis kerusakanya adalah sbb :

6. Drainage Tambang
Drainage Tambang adalah penyaliran air diseluruh daerah tambang untuk mengurangi
masuk ke areal kerja, standart parameter ini untuk pedoman para pengawas
operasional dalam memonitor arah aliran air , adapun penentuannya adalah sbb :

Operation Training & Services GD 825 176


Standar Operational

7. Lighting Tambang
Lighting Tambang adalah penerangan minimum yang diadakan untuk membantu
operasional dalam melaksanakan aktivitas di malam hari. Adapun minimum tingkat
pencahayaanya adalah :

Keterangan : Pengukuran menggunakan alat ukur intensitas cahaya (Lux Meter)


Sebagai Perbandingan : Besarnya pencahayaan 50 Lux adalah
- Tingginya +/- 7 M (harus lebih tinggi dari unit hauling tertinggi).
-
- Jenis lampu Halogen 1000 - 1500 Watt.
- Sudut kemiringan 30° - 60°. Arah sinar ke obyek yang paling bagus dari atas
atau samping, tidak dianjurkan searah atau berlawanan karena menimbulkan
kesilauan atau bayangan.

8. Patching
Patching adalah aktivitas menambal permukaan jalan yang berlubang dan atau
mengganti material yang tidak memenuhi standar akibat kerusakan struktural yang
terjadi pada lapis perkerasan.
a. Traffic management :
Perlengkapan
1) Rambu Road Maintenance kecepatan maksimal 20 km/jam, 2 buah.
2) Panjang (jarak) area repair / jarak maksimal 200 M.
3) Rambu-rambu road maintenance maksimum 20 Km / jam dipasang pada kedua
ujung lokasi pekerjaan dengan jarak 50 M, dari awal dan akhir area patching

177 GD 825 Operational Training & Services


Standar Operational

4) Manuver peralatan (dump truck, motor grader dan compactor) diatur oleh
spotter/traffic man yang juga bertugas sebagai pengatur dumping material serta
mengatur lalu lintas pada segmen jalan yang dilakukan perawatan
5) Jika kondisi lingkungan berbahaya bagi keselamatan, seperti debu tebal, kabut
yang.

b. Teknik pelaksanaan repair :


1) Setelah semua peralatan patching (motor grader, compactor, water truck dll)
siap dilokasi pekerjaan, dilaksanakan pengaturan lalulintas diawali dengan
pemasangan rambu-rambu kecepatan maksimum 20 Km / jam, 50M sebelum
dan sesudah ujung lokasi.
2) Jika ada kotoran, bersihkan semua dari area yang akan di-patching.
3) Jika terjadi kerusakan struktural, lakukan penggalian untuk membuang semua
material yang kotor / rusak.
4) Lebar minimum galian 2,5M, sehingga pemadatan dengan compactor dapat
mencapai kepadatan lapangan yang disyaratkan (lebar disesuaikan dengan
lebar drum compactor)
5) Lakukan pemadatan besar galian sebanyak 6 – 8 kali lintasan (sesuai hasil field
trial compaction).
6) Ganti material yang rusak minimal kualitasnya sama dengan material yang ada,
untuk subgrade / lapisan pondasi bawah (scoria), untuk lapis pondasi agregat
sesuai standar parameter.
7) Padatkan material lapisan sesuai dengan jenis material (tebal lapisan scoria
kurang lebih 30 Cm, tebal lapis pondasi agregat kurang lebih 15 Cm (loose
material).
8) Setelah pemadatan selesai, potong lapisan pondasi sama tinggi dengan sisi area
patching.
9) Setelah selesai pekerjaan patching, jalur lalulintas dibuka kembali.

c. Pindah Lokasi Kerja :


1) Group Leader memastikan bahwa pekerjaan patching yang dilaksanakan sudah
selesai, sebelum pindah ke lokasi lain.
2) Kecepatan unit grader selama travel maksimum 40 Km / jam.
3) Trafficman / checker menuju lokasi baru menggunakan unit sarana ;
4) Trafficman / checker harus memasang rambu maintenance jalan di kedua ujung
lokasi maintenance yang baru sebelum pekerjaan dimulai .

d. Informasi / komunikasi :
1) Lokasi patching diinformasikan oleh Group Leader kepada pemakai jalan lewat
dispatch. Informasi disampaikan setiap awal shift .
2) Jika pindah lokasi kerja ada hal-hal lain yang dianggap penting, Group Leader
harus menginformasikan ke Dispatch untuk diteruskan ke pemakai jalan.

Operation Training & Services GD 825 178


Standar Operational

9. Resheeting
Resheeting adalah aktivitas menambah ketebalan lapisan permukaan jalan dengan
material split murni / non split guna menggantikan kerusakan struktural yang terjadi
pada lapis perkerasan yang aus akibat “friction” dengan roda unit kendaraan yang
lewat.
a. Traffic management :
Perlengkapan
1) Rambu Road Maintenance kecepatan maksimal 20 km/jam sebanyak 2 buah.
2) Panjang (jarak) area repair / jarak maksimal sejauh 200 M.
3) Rambu-rambu road maintenance maksimum 20 Km / jam dipasang pada ujung
lokasi pekerjaan dengan jarak 50 M, serta harus ada traffic man yang mengatur
lalu lintas pada segmen jalan yang dilakukan perawatan
4) Manuver peralatan (dump truck, motor grader dan compactor) diatur oleh
traffic man atau checker yang juga bertugas sebagai pengatur dumping
material.
5) Jika kondisi lingkungan berbahaya bagi keselamatan , seperti karena debu
tebal, kabut yang tidak bisa

b. Teknik pelaksanaan resheeting :


1) Setelah semua peralatan resheeting (motor grader, compactor, water truck dll)
siap dilokasi pekerjaan, dialksanakan pengaturan lalu lintas dawali denagn
pemasangan rambu-rambu max 20 Km / jam, 50M sebelum dan sesudah ujung
lokasi.
2) Bersihkan kotoran semua dari area yang akan di-resheeting.
3) Jika terjadi kerusakan struktural / material yang kotor lakukan penggalian
untuk membuang semua material yang kotor / rusak.
4) Buat lapisan permukaan jalan yang lama menjadi kasar bila diperlukan dengan
cara me-ripper untuk mengikat antara resheeting material lama dengan yang
baru.
5) Dumping material resheeting dengan jarak sesuai dengan ketebalan resheeting
yang direncanakan untuk memudahkan pekerjaan spreading oleh grader
6) Tebal lapisan resheeting disesuaikan dengan jenis material dan kadar air
optimum yang dikandung material (biasanya antara 10 Cm – 20 Cm).
7) Jaga kelembaban material pada kadar air optimum (OMC) untuk memudahkan
pemadatan.
8) Setelah selesai, jalur resheeting bisa dibuka.

c. Pindah lokasi kerja :


1) Group Leader memastikan bahwa pekerjaan resheeting yang dilaksanakan baru
selesai, sebelum pindah ke lokasi lain.
2) Kecepatan unit grader selama travel 40 Km / jam.
3) Trafficman / checker menuju lokasi baru menggunakan unit sarana.
4) Trafficman / checker harus memasang rambu maintenance di kedua ujung
lokasi maintenance sebelum pekerjaan dimulai.

d. Informasi/komunikasi :
1) Lokasi resheeting diinformasikan oleh Group Leader kepada pemakai jalan
lewat dispatch, Informasi disampaikan disetiap awal shift.

179 GD 825 Operational Training & Services


Standar Operational

2) Jika pindah lokasi kerja atau ada hal-hal lain yang dianggap penting, Group
Leader harus menginformasikan ke Dispatch untuk diteruskan kepada pemakai
jalan.

10. Ex-Patching
a) Traffic management :
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah
Perlengkapan
1) Rambu Road Maintenance kecepatan maksimal 20 km/jam 2 buah.
2) Panjang (jarak) area repair / jarak maksimal 500 M.
3) Rambu-rambu road maintenance maksimum 20 Km / jam, dipasang pada
kedua ujung lokasi pekerjaan dengan jarak 50 M dari awal dan akhir area
repair, serta harus ada traffic man yang mengatur lalu lintas pada segmen jalan
yang dilakukan perawatan
4) Jika kondisi lingkungan berbahaya bagi keselamatan , seperti karena debu
tebal, kabut yang tidak bisa diatasi serta kondisi tidak aman lainnya GL dapat
menghentikan pekerjaan.

b) Penentuan Teknik Pelaksanaan Repair Adalah :


1) Setelah semua peralatan repair (motor grader, compactor, water truck dll) siap
dilokasi pekerjaan , dilaksanakan pengaturan lalulintas diawali dengan
pemasangan rambu-rambu kecepatan maksimum 20 Km / jam, 50M sebelum
dan sesudah ujung lokasi.
2) Jika ada kotoran (tumpahan batubara, batu-batu besar, lempung dll) bersihkan
semua dari area yang akan di- repair.
3) Jika terjadi kerusakan struktural, lakukan penggalian untuk membuang semua
material yang kotor / rusak.
4) Lakukan pemotongan atau penggalian, dibolak-balik supaya material bisa
bercampur atau untuk pengeringan bila kadar air melebihi (OMC), kemudian
dirapikan kembali layer per layer untuk membentuk crown jalan yang
diinginkan.
5) Lakukan pemadatan besar galian minimal 6 kali lintasan (bila diperlukan
pembongkaran material).
6) Lakukan penyiraman untuk mendapatkan kadar air optimum lalu padatkan
lapis pondasi agregat minimum 6 kali lintasan per jalur pemadatan.
7) Setelah selesai pekerjaan repair, jalur lalu lintas bisa dibuka kembali.

c) Pindah Lokasi Kerja : Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah :


1) Group Leader memastikan bahwa pekerjaan ex-patching yang dilaksanakan
baru selesai, sebelum pindah ke lokasi lain.
2) Kecepatan unit grader selama maksimum travel 40 Km / jam.
3) Trafficman /checker menuju lokasi baru menggunakan unit sarana.
4) Trafficman / checker memasang rambu maintanance di kedua ujung lokasi
maintenance yang baru, sebelum pekerjaan dimulai.

d) Informasi / komunikasi :
1) Lokasi patching diinformasikan oleh Group Leader kepada pemakai jalan
lewat dispatch. Informasi disampaikan setiap awal shift.
2) Jika pindah lokasi kerja ada hal-hal lain yang dianggap penting, Group Leader
harus menginformasikan ke Dispatch

Operation Training & Services GD 825 180


Standar Operational

11. Mud Handling


Mud Handling adalah aktifitas loding, hauling dan dumping lumpur.Ruang lingkup dari
Standar Parameter ini adalah untuk material lumpur dengan karakteristik cair (mengalir),
tujuan standart parameter ini sebagai pedoman para pengawas operasional dalam
melakukan memonitor aktivitas loading, hauling dan dumping lumpur.sehingga tercapai
tujuan yang di telah di tetapkan.
1) Umum
a) Harus dilakukan JSA (Job Safety Analysis) mengenai metode loading ,hauling
dan dumping lumpur, dibuat bersama antara pengawas dan semua karyawan
yang terlibat dan di sosialisasikan sebelum pekerjaan di mulai.
b) Engineering dept bertanggung jawab dalam :
 Merencanakan kebutuhan alat loading dan alat hauling sesuai kondisi .
 Kestabilan lereng lantai kerja tempat penimbunan lumpur.
 Memastikan material untuk lokasi dan lantai kerja tempat penimbunan keras
dan aman untuk operasi (kurang lebih mempunyai CBR min 80%)
c) Engineering harus membuat sequence loading serta desain disposal tempat
penampungan lumpur sesuai persetujuan costumer.
d) Harus disediakan penerangan yang cukup untuk menunjang aktifitas sehingga
memungkinkan untuk operasional lancar dan aman (minimal 50 lux di front
loading dan front dumping)

2) Aktivitas Loading
a) Harus dilakukan inspeksi oleh pengawas secara berkala (setiap satu jam)
terhadap potensi jebolnya dam/tanggul batas antar kompartemen, apabila lokasi
loading terdiri dari beberapa kompartemen.
b) Harus tersedia dozer untuk maintenance front loading.
c) Apabila tidak menggunakan dump truck mud vesel ( tutup belakang), dapat
dilakukan urutan pemuatan dengan material kering untuk tanggul di ujung vessel
dump truk untuk mencegah lumpur tumpah kemudian lumpur.

3) Aktivitas Hauling
b) Tersedia grader untuk maintenance dan membersihkan tumpahan lumpur
sepanjang jalan yang di lalui.
c) Penyiraman jalan di lakukan sesuai dengan arahan pengawas yang bertanggun
jawab di area tersebut
Tersedia papan informasi rambu-rambu khusus aktifitas hauling lumpur.

181 GD 825 Operational Training & Services

Anda mungkin juga menyukai