Materi Pelatihan
GD825
Revisi 02
Material
Iqbal satrio Nugroho
Development
DISIAPKAN
Dan Moch. Zaenal Abidin OD Sect. Head
DIPERIKSA
Muhammad Eko
OT Sect. Head
Hidayat
i
STATUS REVISI
ii
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan
kemampuan kepada kami, sehingga “Materi Pelatihan Operator GD 825 A-2” dapat selesai
tersusun.
Harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi calon operator dalam mengikuti
pelatihan, khususnya unit GD 825 A-2 dan memudahkan dalam memahami cara
Seperti pepatah, “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kami menyadari bahwa di dalam penyusunan
Materi Pelatihan Operator GD 825 A-2 ini masih terdapat beberapa kekurangan. Untuk itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik pembaca demi kesempurnaan handbook ini
nantinya.
Jakarta,
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................................................................... i
LEMBAR REVISI .................................................................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................................. iv
PEDOMAN PERILAKU KERJA ........................................................................................................................................ 1
SAFETY, HEALTHY & ENVIRONMENT ...................................................................................................................... 20
POWER LINE........................................................................................................................................................................... 51
INSTRUMENT PANEL ......................................................................................................................................................... 110
METODE TEKNIK OPERASI ........................................................................................................................................... 126
MAINTENANCE...................................................................................................................................................................... 153
STANDAR OPERATIONAL ................................................................................................................................................ 164
iv
Pedoman Prilaku Kerja
BAB I
PEDOMAN PERILAKU KERJA
A. Pendahuluan
1. Panduan Pelatihan
Tujuan dari pedoman pelatihan ini adalah untuk memberikan berbagai
keterampilan, pengetahuan dan pelatihan bagi operator untuk meningkatkan
kompetensi dengan perilaku kerja yang aman.
Panduan Pelatihan ini didasarkan pada prinsip-prinsip yang aman dan
terbaik dari sistem operational pertambangan. Panduan training ini
menggunakan standar minimum dan perilaku untuk semua tingkat operator
baik fresh maupun experience.
Pelatihan diawali dengan materi pedoman perilaku kerja operator dan
harus lulus asesmen sebelum mengikuti materi lanjutan. Selanjutnya setiap
peserta pelatihan diharapkan mendapatkan pengalaman yang cukup di bawah
bimbingan dan pengajaran instruktur untuk jangka waktu yang telah
ditentukan. Ujian teori harus diselesaikan terlebih dahulu, sebelum ujian
praktek.
Sertifikat kompetensi akan dikeluarkan setelah selesainya paket pelatihan
dan peserta dinyatakan lulus yang ditetapkan oleh Operational Training &
Services. Untuk dinyatakan kompeten, peserta pelatihan harus
mempersiapkan diri sebaik mungkin agar dapat menyelesaikan (lulus) ujian
teori maupun praktek.
2. Kualifikasi Operator
Operator harus memiliki minimum kualifikasi sebagai berikut :
a) Telah mengikuti training dengan standar yang ditetapkan dan benar-
benar memahami pengoperasian kendaraan/unit. Operator harus
mengetahui dan memahami fungsi berbagai peralatan, komponen dan
kontrol dari unit tersebut.
b) Memahami dan mengerti batasan, peran, dan tugas dari operator.
a) Setiap hari kerja harus tiba di tempat kerja dan memulai atau
mengakhiri pekerjaannya tepat waktu ditunjukan dengan absensi yang
dilakukan sesuai aturan perusahaan.
b) Mengenali daerah kerja, memahami rencana kerja dan spesifikasi
pekerjaan dengan baik serta melaksanakan instruksi kerja dengan
melakukan P2H, mengoperasikan unit berdasarkan surat ijin operasi
dan mengupayakan tercapainya produktivitas alat serta efisien kerja
yang tinggi sesuai standar PAMA Production Management System
(PPMS)
c) Mengutamakan K3LH dan menjaga perlengkapan pendukung selalu
siap pakai (terpelihara dengan baik) sesuai dengan PAMA Safety
Management System (PSMS).
d) Melaporkan kepada atasan (Group Leader Superior) bila terjadi
kerusakan, kehilangan dan gangguan unit serta memberikan green
card apabila menemukan situasi, peralatan/ perlengkapan, orang atau
sesuatu yang membahayakan.
e) Mentaati waktu periodic services dan memberikan laporan kepada
atasan (Group Leader Superior) terkait kondisi unit yang abnormal
serta mentaati schedule refueling dalam memastikan jumlah pengisian
bahan bakar ke unit sesuai ketentuan perusahaan.
f) Segera melaporkan secara terperinci kecelakaan / insiden yang terjadi
kepada atasan (Group Leader Superior) pada kesempatan pertama dan
memberikan keterangan yang benar/jujur pada saat investigasi.
g) Mentaati peraturan penggunaan radio komunikasi dan
menggunakannya secara efektif.
h) Melaksanakan pengisian Time sheet dengan jelas, benar, lengkap dan
ditanda tangani oleh atasan (Group Leader Superior) atau pengawas
yang berwenang.
i) Pada saat stand by siap sedia mengerjakan tugas lain yang diberikan
atasan (Group Leader Superior) terkait bidang pekerjaannya.
j) Bersedia bekerja lembur pada hari kerja maupun hari libur apabila ada
pekerjaan yang mendesak. Pekerjaan lembur pada dasarnya
dilaksanakan secara sukarela dan disepakati oleh atasan langsung
(Group Leader Superior)..
Hal ini sangat berbahaya, karena untuk menguasai satu unit alat
berat harus melalui training dengan standar yang tinggi untuk
memahami fungsi, lokasi, dan cara penggunaan setiap instrument panel.
- Mengendarai unit dengan Overspeed (1)
Unit overspeed dengan didukung beban unit yang besar dapat
menyebabkan insiden karena unit sulit untuk dikendalikan. Patuhi
rambu batas maksimal kecepatan di setiap area kerja.
- Tidak minta izin dan tidak memastikan kondisi aman sebelum
overtaking
Setiap kali melakukan overtaking, wajib komunikasi dua arah dan
memastikan kondisi jalan yang berseberangan aman. Apabila unit yang
akan diovertaking belum memberi jawaban atas komunikasi yang
diberikan, maka dilarang untuk melakukan overtaking.
- Mengambil sisi jalan yang salah
Mengambil sisi jalan yang salah sangat beresiko terjadinya
kecelakan dengan unit yang berpapasan (adu kambing). Apabila
terdapat jalan rusak pada sisi yang kita lewati, laporkan pada GL untuk
segera memperbaiki jalan rusak tersebut.
- Melanggar batas dumping(1)
Melanggar batas dumping dapat menyebabkan fatality karena unit
dapat terjatuh ke area dumpingan. Apabila pada area dumping tidak ada
rambu maka segera laporkan ke atasan. Terutama untuk daerah kritis
dumping dekat air dan ketinggian di atas 12m.
- Melanggar rambu area larangan masuk area blasting
Area blasting adalah area restricted , dimana tidak sembarang orang
bisa masuk ke area tersebut.
- Menetralkan transmisi di turunan
Menetralkan transmisi di turunan untuk mencari nyaman dan
menambah kecepatan tanpa terdeteksi batas kecepatan dalam
berkendara sangat berbahaya. Posisi transmisi netral ketika turunan
Untuk berpindah dari unit satu ke unit yang lain harus turun dari
unit. Perilaku melompat dari unit ke unit ketika parkir sangat
berbahaya. Karena dimensi unit alat berat dengan ketinggian yang
cukup tinggi. Sehingga apabila terjatuh dapat beresiko fatal.
- Tidak Melakukan P2H dengan teliti
Pelaksanaan Perawatan Harian harus dilakukan sesuai dengan
prosedur. P2H. Sangat penting untuk mengetahui kondisi unit sebelum,
saat, dan sesudah beroperasi. Kualitas P2H sangat berperan dalam
bekerja dengan aman.
LEMBAR ASESMEN
PERILAKU KERJA OPERATOR PT. PAMAPERSADA NUSANTARA
Nama :
__________________________________________
NRP :
__________________________________________
Hari / Tanggal :
__________________________________________
Nama Pelatihan :
__________________________________________
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS
4. Jelaskan bagaimana cara mengetahui tanda-tanda fatigue pada
diri anda !
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS
......................................................................................................
.................
......................................................................................................
.................
Hasil Evaluasi (diiisi Instruktur) : K / C / B /
BS
----------------------------------------------------------------------------------------
---------------
Saran perbaikan :
BAB II
SAFETY, HEALTHY & ENVIRONMENT
2. Pengawasan Terhadap 4 M
Manusia
Mesin
Tidak ada kecelakaan
manusia
Pengawasan Lingkungan
terhadap 4 M Kerja yang aman
Lingkungan kerja
Material yang aman
Metode
a. Zaman purbakala.
Manusia bertahan dari kondisi alam , baju dari bulu hewan alas kaki kulit dsb.
b. Tahun 1700 SM
Hamurabi dari babylonia telah membuat aturan keselamatan terhadap bangunan –
bangunan (bila bangunan yang dikerjakan menimbulkan bencana kematian maka
kontraktornya dihukum mati).
b. Ingat produksi
Tidak ada produksi jika ada kecelakaan , oleh karena itu kecelakaan harus dicegah /
dihindari.
a. Karyawan :
Penerapan disiplin karyawan terhadap ;
Ketentuan dan peraturan yang berlaku
Menguasai peralatan yang dioperasikan
Menjaga kebersihan alat
Mengenal tempat/lokasi kerja yang berbahaya
Mengamankan lingkungan kerja dari barang-barang yang mengganggu
kegiatan maupun barang-barang yang mudah terbakar
Selalu waspada akan adanya bahaya
Berhati-hati dalam membawa barang
Bekerja sesuai prosedur
b. Perusahaan :
1) Perusahaan diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja
baru tentang :
Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat
kerja ;
Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam
tempat kerja ;
Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan
2) Perusahaan hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan
setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat
tersebut di atas.
3) Perusahaan diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,
pula dalam pemberian pertolongan pada kecelakaan.
4) Perusahaan diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
c. Peralatan
Peralatan di lapangan harus dalam keadaan siap operasi dan aman dipergunakan,
meliputi :
• Kondisi alat baik dan bersih, perawatan harian dilakukan oleh operator
• Kemampuan rem telah teruji
• Perlengkapan/alat bantu telah disiapkan di kotak perlengkapan
Bahaya di tempat kerja telah mulai diidentifikasi oleh para ahli ilmu kedokteran sebelum
tahun 1800-an. Ramuzzini (1633-1714) dikenal sebagai Bapak dari Pengobatan Kerja
(Occupational Medicine). Kematian dan cacat akibat kerja saat itu memang dianggap biasa,
terutama dalam bidang pertambangan dan pertanian. Ramuzzini adalah orang yang pertama
merekomendasikan penyelidikan ke dalam sejarah kesehatan kerja dari pasien.
Dengan kemajuan Revolusi Industri, permesinan, alat mekanikal dan listrik telah menjadi
bagian yang integral dari kehidupan kita. Mekanisasi memberikan banyak keuntungan, tetapi
diiringi pula dengan meningkatnya resiko, penyakit, dan cedera pada orang yang terpapar
padanya. Penggunaan bahan-bahan kimia juga tidak lagi terpisahkan dari kehidupan manusia.
Bahan pembersih, cat, perekat, bahan pencampur hanyalah sedikit dari benda yang kita
gunakan sehari-hari. Tetapi pembuatan dan pemakaian dari bahan-bahan ini bisa
membahayakan tubuh kita, atau bisa menimbulkan bahaya kebakaran. Beberapa proses dan
bahan juga berbahaya bagi lingkungan hidup.
Dengan adanya hal-hal yang merugikan di atas, maka timbullah suatu program pencegahan
bahaya-bahaya yang muncul di tempat kerja tersebut dalam bentuk Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Seiring dengan laju pertumbuhan manajemen modern, maka muncul pula
apa yang disebut Manajemen Keselamatan Kerja.
Orang yang selamat, tidak akan dapat berbuat banyak jika ia sakit. Oleh karena itu
kesehatan tidak dapat dipisahkan dari keselamatan. Dalam terminologi PAMA,
keselamatan kerja disebut sebagai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Disadari pula bahwa kita tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan selamat apabila
lingkungan hidup kita tidak aman. Tuntutan dunia yang gencar akan penyelamatan
lingkungan hidup juga membuka mata kita bahwa tidak ada usaha yang langgeng jika tidak
memperhatikan permasalahan lingkungan hidup ini. Oleh karena itu, PSMS secara integral
memadukan pengelolaan K3 dan Lingkungan Hidup ini menjadi Manajemen K3 & LH.
Sebelum adanya Program Pencegahan Kecelakaan di Afrika Selatan, tahun 1951, insiden
yang menyebabkan cacat pada karyawan mencapai 4% dari keseluruhan tenaga kerja. Pada
tahun 1993, angka ini menjadi 1,7%. Hal ini disebabkan salah satunya oleh Sistem (NOSA-5
Star) yang mengidentifikasi sebab-sebab dari insiden serta menunjukkan di daerah mana
diperlukan perhatian bagi manajemen dan karyawan.
Secara keseluruhan diperlukan kerjasama antara semua pihak (manajemen, karyawan dan
pemerintah) untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yakni menurunkan angka kerugian,
baik berupa cedera pada manusia, kerusakan harta benda, proses, maupun lingkungan.
Tanggung jawab moral maupun legal harus disadari dan dipahami oleh kedua pihak
(manajemen dan karyawan. Sebagai bonus dari turunnya angka kerugian ini, sebenarnya
bisa didapatkan:
1. Produktivitas yang meningkat,
2. Semangat kerja yang lebih tinggi,
3. Kesehatan karyawan yang lebih terjamin,
4. Ketenangan bagi keluarga karyawan.
Penurunan kemampuan karyawan untuk berkarya, mempunyai dampak sosial dan psikologis
yang luas bagi keluarga maupun masyarakat. Bagi Perusahaan sendiri, kerugian harta benda
dan moral tidak seluruhnya dapat digantikan oleh asuransi.
PRINSIP MANAJEMEN
Setiap orang yang ada di perusahaan harus memastikan bahwa prinsip ISSMEC ini
diterapkan, yaitu dengan memastikan bahwa terdapat standar keselamatan untuk setiap tugas
dan pekerjaan. Dalam hal ini termasuk di dalamnya: Manajer, Kontraktor dan Sub-kontraktor,
Karyawan (full time maupun parttime) dan Tamu.
Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi bahaya dan menempatkan
pencegahan- pencegahan agar orang tidak terpapar pada bahaya-bahaya tersebut. Semua
orang harus memastikan bahwa prosedur yang ada diimplementasikan dengan baik.
Perwakilan K3 mempunyai peran yang penting untuk memberikan saran bagi manajemen dan
karyawan tentang masalah yang ada.
PSMS adalah sistem keselamatan kerja yang dirancang khusus untuk PT Pamapersada
Nusantara. Sistem PSMS diambil dari sistem-sistem yang telah sukses di dunia. Sistem dalam
PSMS ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diaudit oleh sistem safety manapun yang
ada di dunia, seperti NOSA, ISRS ataupun DuPont.
Di dalam industri mana saja, terdapat suatu hal yang mendasar dari pengelolaan K3.
Jika diterap-kan sebuah sistem yang mengurangi resiko di tempat kerja, maka tingkat kejadian
(insiden) dapat diturunkan. Selain itu,dengan adanya sistem, maka kita dapat mengukur
kinerja Keselamatan Kerja di suatu perusahaan. Untuk menjamin hal ini, Sistem harus dapat
dipahami oleh seluruh lapisan karyawan, dari tingkat puncak sampai operator, dengan
partisipasi yang luas.
Pada dasarnya Sistem ini mengidentifikasi daerah-daerah utama yang harus menjadi perhatian
manajemen. Sistem PSMS disusun secara sistematis dengan mengambil elemen-elemen yang
pro-aktif untuk dijadikan prioritas dalam pengelolaan K3. PSMS terdiri 15 Elemen utama
dan 120 Sub-Elemen. Elemen-Elemen itu ialah:
1. Kepemimpinan dan Organisasi
2. Komunikasi
3. Inspeksi Terencana
4. Inventaris Tugas Kritis
5. Penyelidikan Insiden
6. Standar, Prosedur, dan Disiplin
7. Penanganan Keadaan Darurat
8. Pelatihan
9. Kesehatan Kerja dan Ergonomi
10. Rekayasa dan Pengendalian Desain
11. Seleksi dan Penempatan
12. Alat Pelindung Diri
13. Evaluasi Sistem
14. Perlindungan Lingkungan
15. Keselamatan di-Luar-Pekerjaan
Untuk menjalankan roda sistem ini, dibutuhkan audit yang terus menerus dengan
menggunakan ceklis yang telah ditentukan.Untuk mencapai sasaran yang diinginkan,
Manajemen harus meluangkan waktu untuk melakukan Pelatihan bagi seluruh tingkat
karyawan.
Pelatihan ini dapat dilakukan dalam bentuk apapun di tempat kerja, melalui pemutaran
video, pemasangan poster, pembagian booklet, pembicaraan 5 menit/studi kasus, maupun
catatan-catatan kerja dan hasil inspeksi.
INSIDEN
Insiden adalah hasil dari dua atau lebih bahaya berinteraksi dengan cara yang tidak
direncanakan, dimana saat itu terjadi pertukaran energi. Pertukaran energi ini bisa saja sangat
kecil dan tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, tetapi tetap disebut insiden. PAMA
tidak mengenal kata accident. Semua kejadian yang tidak diinginkan, yang berpotensi
menimbulkan kerugian dalam derajat apapun, adalah insiden.
Hal ini disebabkan karena adanya teori Piramida Kecelakaan. Teori ini mengemukakan bahwa
kita perlu mengetahui dan mencegah insiden-insiden yang nyaris menimbulkan korban (Near-
Miss) – yang perbandingannya 600 : 1 bila dibandingkan dengan insiden besar/fatal – agar
kita dapat mencegah insiden yang lebih besar.
Fatal / Kematian
1
Luka Ringan
10
30 Property Damage
SEBAB-SEBAB INSIDEN
Jika dua (atau lebih ) bahaya berinteraksi secara tidak direncanakan, timbul insiden.
Bahaya (hazard) merupakan benda yang kasat mata. Sebuah benda harus memiliki potensial
mendekat dan bertabrakan. Benda apa saja mempunyai potensial untuk membantu atau
mengganggu suatu tugas. Jika tidak mempunyai keduanya, maka bahayanya tidak ada. Cara
mendekat akan terjadi satu dari tiga cara.
Semua benda fisik mempunyai bahaya karena mereka memiliki volume dan massa,
entah itu kecil, nampak atau tidak nampak, padat, cair, gas, atau sinar. Insiden terjadi saat dua
bahaya mendekat dan ketika mereka mencapai titik tak-dapat-kembali (point-of–no-return)
kemudian bertabrakan.
Studi menunjukkan bahwa Insiden mengikuti suatu pola. Satu peristiwa memicu
peristiwa berantai lain seperti sebuah domino yang jatuh. Kita akan melihat setiap langkah
dan mengidentifikasi hal-hal di dalam tiap kategori.
dari lingkungan kerja, kemudian peralatan, proses, metodologi, pelatihan, seleksi dan
penempatan, observasi tugas dan bimbingan.
Tujuan yang sama dan diketahui bersama juga diperlukan untuk memperbaiki
keadaan. Job Safety Analysis (JSA), Written Safework Procedures (WSWP),
pengawasan tugas, pelatihan dan pelatihan-kembali serta penilaian kinerja yang efektif
adalah beberapa metode yang diperlukan untuk menangani faktor pengawasan /
pengendalian ini.
INSIDEN
Insiden adalah kejadian yang tidak direncanakan. Peristiwa itu tidak mengikuti pola
operasi normal atau yang diharapkan. Keparahan dan hasilnya bisa bervariasi.
Terdapat kerugian yang cukup banyak sebagai akibat dari cedera fisik, kerugian harta
benda, kerugian material atau gangguan pada proses.
BIAYA
Semua peristiwa yang tidak diinginkan membutuhkan biaya. Asuransi bisa menutup
sebagian kerugian, tetapi tidak semuanya dan premium asuransi harus dibayar.
Biaya yang tidak diasuransi lebih sulit lagi untuk diukur, tetapi seringkali lebih tinggi
daripada biaya yang diasuransi atau biaya yang jelas.
Diperlukan perhitungan untuk biaya penyelidikan, waktu henti, kerugian properti,
mesin dan produk.
PSMS
88%
2%
10%
KECELAKAAN TAMBANG
TEORI GUNUNG ES
Ketika terjadi Insiden, maka biaya yang timbul akibat adanya insiden tersebut akan lebih
banyak dari pada biaya yang tampak atau biaya lagsung yang timbul dari insiden tersebut.
Maka hal tersebut dapat diibaratkan seperti gunung es, dimana puncak dari gunung es yang
tampak ke permukaan laut, sebenarnya dasarnya lebih dalam dan luas lagi.
Biaya pengobatan
Biaya-biaya Kompensasi (yang diasuransikan)
Kerusakan Bangunan
Kerusakan Perlengkapan dan Peralatan
Kerusakan Material dan Hasil
Kelambatan - kelambatan Produksi dan Hambatan - hambatannya
Biaya - biaya Administrasi
Biaya - biaya Penyediaan Keadaan Darurat dan Peralatan
Penyewaan - penyewaan Peralatan sementara
Waktu yang diperlukan untuk investigasi
RESIKO
KEMUNGKINAN X KEPARAHAN X FREKUENSI
………… X ……….. X ………………
a. Operator yang berhak mengoperasikan unit alat berat adalah operator yang telah
memiliki Sertifikat Keterampilan pada unit tersebut atau yang telah lulus dalam
pelatihan, yang telah mengerti dan terampil dalam mengoperasikan dan merawat
unit alat berat.
b. Pelajari semua larangan, tindakan pencegahan dan peraturan tentang prosedur
kerja. Taati semua peraturan yang berkaitan dengan keselamatan kerja selama
mengoperasikan atau merawat Alat berat.
c. Jangan mengoperasikan unit Alat berat :
Kondisi badan tidak sehat
Sehabis minum obat dan mengakibatkan mengantuk
Sehabis minum minuman keras dan mengakibatkan mabuk
Masih menghadapi masalah yang dapat menyangkut problem emosi
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kecermatan operator dalam mengatasi
bahaya dan dapat mengakibatkan kecelakaan.
ISTILAH – ISTILAH
1. Bahaya (danger)
Perkataan ini digunakan pada pesan pengaman dan label pengaman dimana
terdapat kemungkinan besar terjadinya kecelakaan yang serius atau kematian , jika
resiko tidak terhindari .
Label atau pesan pengaman biasanya berisi peringatan yang harus dipatuhi untuk
menghindari resiko tinggi yang dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
DANGER
2. Peringatan (warning)
Perkataan ini digunakan pada pesan atau label pengaman dimana terdapat situasi
yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan atau kerusakan yang serius bahkan
kematian , jika tidak dapat menghindari resiko yang berbahaya.
WARNING
3. Perhatian (caution)
Perkataan ini digunakan pada pesan dan label pengaman untuk resiko yang dapat
menyebabkan kecelakaan atau luka ringan jika tidak dapat menghindarinya. Kata
ini juga merupakan perkataan untuk resiko yang merupakan satu – satunya
penyebab terjadinya kerusakan pada alat.
CAUTION
4. Catatan (notice)
Perkataan ini digunakan untuk peringatan yang harus dipatuhi untuk menghindari
tindakan yang dapat mengurangi umur alat.
1. Pelindung kepala.
a. Topi keselamatan (Safety Helmet)
b. Pelindung rambut (Hair Protection)
c. Pelindung telinga (Ear Plug)
2. Pelindung muka dan mata.
a. Perisai / pelindung muka (Mask/Face Protection)
b. Kaca mata dan goggle (Glasess & Googles)
c. Kedok las (Welding Mask)
3. Pelindung pernafasan.
1. Alat pernafasan pembawa oksigen atau udara
2. Respirator pensuplai udara (Air supply respirator)
3. Respirator kartrids dan kanister
4. Respirator filter dispersoid
4. Pelindung tangan, kaki, telapak kaki.
3 Sarung tangan (Gloves)
4 Sepatu keselamatan (Safety Shoes)
5 Pelindung kaki (Leg Proyection)
5. Baju pelindung.
KEBAKARAN
Kebakaran adalah salah satu bentuk dari insiden/kecelakaan. Kebakaran dapat lebih
mudah dicegah kalau kita mengetahui dasar-dasarnya.
Untuk memadamkan kebakaran maka kita harus memisahkan salah satu unsur
kebakaran tersebut. Apakah itu oxygennya, atau bahan bakarnya, atau panasnya. Sedangkan
untuk mencegah kebakaran kita harus memisahkan ketiga unsur kebakaran tersebut agar tidak
saling bereaksi
.
PAN
PAN
AS
AS
IGEN
IGEN
OKS
OKS
BAHANBAKAR
BAHANBAKAR
KLASIFIKASI KEBAKARAN
Klasifikasi kebakaran dibuat berdasarkan bahan bakar yang terbakar. Klasifikasi ini
membagi kebakaran dalam 4 (empat) kelas, yaitu sebagai berikut :
1. Kelas A.
Dalam kebakaran kelas A, bahan yang terbakar adalah bahan-bahan biasa, seperti :
sampah, kayu, kertas, dan lain-lain. Kebakaran kelas A ini dipadamkan dengan
mendinginkan dan menyiramkan bahan pemadam seperti air atau soda acid.
2. Kelas B
Dalam kebakaran kelas B yang terbakar ialah bahan-bahan seperti : cat, minyak,
pelumas, bensin, terpentin atau cairan mudah terbakar lainnya. Cara memadamkan
kebakaran ini adalah dengan cara menggunakan bahan yang dapat memisahkan
atau menutup oksigen dari api, seperti : busa, dry chemical (serbuk kimia).
3. Kelas C
Dalam kebakaran kelas C, bahan yang terbakar dapat berupa bahan-bahan kelas A
atau kelas B namun di dalamnya terdapat instalasi listrik yang bertegangan.
Sehingga untuk memadamkannya harus menggunakan bahan yang tidak dapat
mengalirkan listrik. Cara memadamkannya dimulai dengan memutuskan aliran
listriknya kemudian memadamkannya dengan menggunakan alat pemadam yang
terdiri dari gas atau tepung kimia kering. Fungsinya disini adalah menyekat
oksigen dan mengurangi panas. Penggunaan tepung kimia kering dapat
menimbulkan korosif sedangkan penggunaan gas tidak.
4. Kelas D
Kebakaran kelas D meliputi tepung logam yang terbakar seperti : magnesium,
aluminium, seng dll.
1. Air (air sungai, air hujan, air selokan, lumpur dan lain-lain)
Cara menggunakannya:
Balik/putar posisi alat pemadam, dan
segera balikan lagi ke posisi asal
Buka katup/pen pengaman
Arahkan nosel/nozlle; dengan
memperhatikan arah angin dan jarak dari
tabung ke sumber api.
Cara mempergunakan
Buka pen pengaman
Buka timah penutup
Tekan tangkai penekan/pengatup
Arahkan corong ke sumber api, dengan
memperhatikan jarak dan arah angin.
Cara mempergunakan :
Buka pen pengaman
Tekan tangkai penekan/pengatup
Arahkan corong/nozlle ke sumber api,
dengan memperhatikan jarak dan arah
angin.
Keterangan gambar :
(1) Pengaman (5) Pipa saluran Gas
(2) & (3) Pengatup (6) Nozle
(4) Bolt Valve
1. Menilai situasi
a. Perhatikan apa yang terjadi secara cepat tetapi tenang;
Apakah korban pingsan, henti jantung atau henti nafas
Apakah korban mengalami perdarahan atau luka
Apakah korban mengalami patah tulang
Apakah korban mengalami rasa sangat sakit yang berlebihan
Apakah korban mengalami luka bakar
b. Perhatikan apakah ada bahaya tambahan yang mengancam korban atau
penolong
c. Ingat jangan terlalu berani mengambil resiko, perhatikan keselamatan diri
penolong
Jika perlu mintalah orang lain untuk membantu atau laporkan kepada bagian
terkait (missal 118 atau Rescue Team Perushaan)
3. Memberi pertolongan
a. Rencanakan dan lakukan pertolongan berdasarkan tujuan P3K sebagai berikut
Menciptakan lingkungan yang aman
Mencegah kondisi korban bertambah buruk
Mempercepat kesembuhan
Melindungi korban yang tidak sadar
Menenangkan korban/penderita yang terluka
Mempertahankan daya tahan tubuh korban menunggu pertolongan yang
lebih tepat dapat diberikan
b. Jika pertolongan pertama telah dilakukan, maka segera angkut korban tapi
jangan terburu-buru atau serahkan pertolongan selanjutnya kepada yang lebih
ahli atau bagian yang bertugas menangani kecelakaan atau kirim ke Dokter
atau rumah sakit terdekat.
Tujuan:
Menciptakan kondisi berlalu lintas di aerah tambang yang tertib, lancar dan aman sehingga
mengurangi kecelakaan atau hal-hal yang menyebabkan terjadinya kerugian.
Ruang Lingkup:
Prosedur ini berlaku di seluruh area kerja PT. Pamapersada Nusantara Job site Indominco,
dan wajib dipatuhi seluruh karyawan PT. Pamapersada Nusantara, Sub kontraktor, suplier dan
tamu
Wewenang Operasi
Setiap orang yang mengoperasikan kendaraan / alat berat harus mempunyai Simper yang
dikeluarkan PT. Indominco mandiri atau Authority yang dikeluarkan PT. Pamapersada
Nusantara Site Indominco.
Syarat
1. Disetujui oleh Departemen Head
2. Dinyatakan sehat berdasarkan hasil Medical check Up
3. Lulus ujian tertulis & praktek, atau telah lulus training oleh OTD.
4. Sudah menngikuti safety induksi
5. Mengumpulkan data pendukung (Copy KTP, copy Simpol, foto 2x3 2 lb) diserahkan
ke security.
Nb: Kendaraan pick up tidak diijinkan mengangkut penumpang di bak belakang kecuali bak
dilengkapi steel cap, bangku, seat belt, jumlah penumpang harus sesuai tempat duduk dan
memakai seat belt.
Isyarat Klakson:
Klakson 1 x, tanda unit akan start engine
Klakson 2 x, tanda unit akan maju
Klakson 3 x, tanda unit akan mundur
Rotary Lamp
Dihidupkan waktu malam hari ( 18.00-07.00) dan atau siang hari saat cuaca berkabut, hujan,
atau berdebu.
Jenis Warna Rotary lamp:
Kuning : produksi (A2B / DT)
Kuning & Biru : Road Maintanance (Water Truck, GD, Compactor)
Biru : Unit Ambulance
Merah : Emergency (Pemadam kebakaran & Handak)
Hijau : Kendaraan pengawal lowboy.
Head Lamp
Semua kendaraan yang beroperasi di tambang harus menghidupkan head lamp sejak masuk di
pos security KM 10
Buggy Whip
Wajib dipasang pada semua kendaraan sarana yang masuk pit. Tinggi stick 4 m dari atas
tanah, bendera berwarna merah dengan ukuran (30 x 30) cm
Hazard Signal
Lampu isyarat bahaya / hazard signal hanya boleh dipakai saat:
Kendaraan / unit rusak di jalan
Untuk mengisyaratkan situasi bahaya / emergency
Safety Belt
Bangku / jok driver wajib terpasang safety belt
Bangku / jok penumpang yang wajib terpasang safetybelt
Bus, bangku paling depan (kiri dan blakang driver)
Semua bangku yang berada di kiri driver
Bangku pick up yang digunakan untuk mengangkut penumpang di belakang
Prioritas Kendaraan
1. Kendaraan emergency (Ambulance, Pemadam kebakaran, Kendaraan P3K)
2. Kendaraan pengangkut bahan peledak
3. Trailer pengangkut alat berat
4. Truck produksi muatan
5. Truk produksi kosongan
6. Truck sarana/Support (fuel truck, water truck, lubricating truck,crane truck)
7. Kendaraan sarana (Low Vehicle)
Prosedur Parkir
Parkir di tempat rata, lebih dari 20m dari slope/benda menggantung lainnya
Turunkan semua attachment (A2B)
Matikan engine, pasang rem, dan ambil kunci
Kendaraan type clutch, masukkan transmisi pada posisi F1 / R
Jarak parkir menyamping alat berat / truk produksi / truck sarana minimal 2 m,
sedangkan kendaraan sarana minimal 1,5 m
Parkir depan belakang, arah kendaraan harus sama dengan jarak minimal 10 m
Posisi parkir harus mundur jika memungkinkan
Jika mengharuskan parkir di tanjakan / turunan, maka roda dibelokkan ke arah tanggul
dan minimal 1 ban harus diganjal. Jika posisi menurun transmisi dimasukkan posisi R
(mundur), jika posisi tanjakan transmisi dimasukkan ke posisi F1 (maju)
Kendaraan sarana yang akan parkir di sekitar alat berat / DT yang sedang parkir, maka
jarak dari samping min 30 m, dari belakang min 30 m, dari depan min 15 m.
Dilarang parkir di tempat rambu larangan parkir, tikungan, di atas jembatan, radius
100 m dari persimpangan, muka pintu keluar/masuk, radius 30 m alat berat yang
sedang beroperasi, tempat yang menutupi rambu-rambu, area blind zone sekitar A2b.
Tikungan ke Kanan Tikungan ke Kiri Tikungan Ganda Tikungan Ganda Tikungan Tajam ke Kiri
Tikungan Tajam ke Kanan Terdapat Tikungan ke Turunan Tanjakan Penyempitan Kiri Kanan
Kiri
Penyempitan Kanan Penyempitan Kiri Jalan Tidak Rata Jalan Jalan Cembung
cekung
Hati - Hati Jalan Licin Larangan Belok Larangan Belok Kiri Dilarang Masuk
Kanan
Dilarang Parkir Dilarang Berhenti Prioritas Lalu Lintas Dilarang MendahuluiBerhenti min.8 detik Bila Aman
dari Depan Jalan Kembali
Kecepatan Maksimal Beri Kesempatan Unit yang Dilarang Berbalik Arah Parkir Mundur Batas Akhir Dilarang
40km Melintas di Depan Mendahului
UMUM
Pakailah topi ( helmet ) sepatu pengaman dan pakaian
kerja . jangan pernah melepas pakaian atau membuka
kancing pakaian sehingga dapat terkait pada bagian yang
menonjol dari unit. Jangan pernah mengenakan pakaian
yang tertutup minyak. Jika sifat pekerjaan yang begitu
mendesak, pakailah kaca mata atau masker pelindung
debu, sumbat telinga atau lainya.
Pengoperasian umum
Selama Beroperasi
BAB III
POWER LINE
1. UNIT PERFORMANCE
SPESIFIKASI UNIT GD 825 A – 2
A. ENGINE
~ Menggunakan merk KOMATSU dengan jenis engine S 6 D 140 .
~ Engine diesel 4 langkah ( 4 Tak ).
~ Menggunakan Turbocharger.
~ Sistem pendingin dengan air.
~ Engine diesel menggunakan 6 silinder dengan diameter liner 140 mm dan langkah
stroke mm.
~ Piston displacement 11.040 cc ( 11, 04 liter ).
~ Flywheel horsepower 280 HP pada 2100 RPM.
~ Max Torq 92 kgm pada 1300 RPM.
~ Direct injection untuk menghemat bahan bakar.
~ Sistem kelistrikan menggunakan battery 12 V 2 pieces 200 AH
B. HYDROSHIFT TRANSMISSION
Motor grader GD 825 A- 2 menggunakan transmisi type planetary gear yang mana
kombi-nasi dari planetary gear mekanis dan disc clutch untuk 8 speed maju dan 8 speed
mundur.
GD 82 5 A
UKURAN UNIT
DRIVING SYSTEM
0 : DIRECT DRIVE
5 : POWER SHIFT DRIVE ( Hyd. Transmisi )
BASIC MODE
A : Articulated
R : Rigid
S 6 D 140 -1
JUMLAH CYLINDER
MODIFIKASI
Fungsi :
2. JOINT
Untuk menghubungkan putaran ( sebagai poros pengge
Rak ) dari engine ke transmission dan untuk
mendapatkan fleksible
Fungsi :
3. PTO ( POWER TAKE OFF )
Menerima putaran dari engine atau sebagai sumber
gerak yang diteruskan ke pump
Fungsi :
4. HYDROSHIFT TRANSMISSION
Untuk mengatur kecepatan dan untuk mendapatkan
maju dan mundur
Fungsi :
5. TRANSFER
Menerima putaran dari transmission dan diteruskan ke
Final drive
Fungsi :
6. PARKING BRAKE
Untuk mengerem atau mengunci pada saat unit sedang
di parkir
Fungsi :
7. DRIVE SHAFT
Menerima putaran dari transfer yang diteruskan ke
Differntial
Fungsi :
8. DIFFERENTIAL
Mentransfer tenaga dari propeller shaft ke drive axle
mereduksi putaran dan memungkinkan roda berputar
tidak bersamaan
Fungsi :
9. FINAL DRIVE
Untuk mereduksi putaran akhir yang akan diteruskan
ke tandem drive
Fungsi :
10. TANDEM DRIVE
Untuk meneruskan putaran Final Drive ke roda
( Wheel ) melalui rantai ( chain )
Fungsi :
11. TIRE
Sebagai alas beban akhir unit
Fungsi :
12. P1 . HYDRAULIC PUMP
Memompakan oil ke hydraulic system
Fungsi :
13. P2 . TRANSMISSION PUMP
Untuk memompakan oil transmission, agar komponen
komponen transmission dapat dilumasi dengan merata
Fungsi :
14. P 3 . DIFFERNTIAL LOCK PUMP
Menyuplai pressure oil ke differential lock untuk
mengunci / menyamakan putaran roda kiri dan kanan
POWER TRAIN
1. Engine
2. Joint
3. Hydroshift transmission
4. Drive shaft
5. Final drive
6. Tandem drive
Garis besar
Power yang dihasilkan oleh engine diesel (1) diteruskan ke hydroshift transmission (3)
melalui joint (2) .
Transmission (3) dengan planetary gear mechanis dan di kombinasikan dengan hydroshift
control , tersedia 8 pemilihan yang mudah untuk mecepatan maju & 8 kecepatan mundur .
Melalui drive shaft (4) power dari transmission ke final drive (5) , pada final drive (5)
power langsung ke kanan dan ke kiri pada tandem drive (6) .
Tandem drive (6) meneruskan power ke roda dengan menggunakan rantai dan unit dapat
berjalan
A. DEFINISI
Engine : adalah suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui proses tertentu , dimana
proses termis dirubah menjadi tenaga mekanis .
Machine : Suatu unit secara keseluruhan , yang mencakup engine sampai power train .
FUNGSI
Engine berfungsi sebagai sumber tenaga mekanis .
B. PRINSIP
Dessel engine : Udara yang dimasukan kedalam cylinder , kemudian di komppressikan
sehingga mencapai tekanan 30 s/d 40 kg / cm 2 , dan di semprotkan
bahan bakar sehingga terjadi pembakaran , yang menghasilkan
tekanan bekisar 60 s/d 80 kg / cm2 , dengan temperature sekitar 600 o
s/d 800 o C.
Gasoline engine : Udara dan bahan bakar yang dimasukan kedalam silinder , secara
bersama-sama , kemudian dikompresikan hingga mencapai tekanan 7-
15 kg / cm2, dengan temperature sekitar 100 – 150o C o kemudian
dipercikkan bunga api lewat busi , sehingga terjadi pembakaran yang
menghasilkan tekanan besar sampai 30 – 60 kg / cm2 dengan
temperature sekitar 1500 o C.
KLASIFIKASI
GASOLINE
INTERNAL COMBUSTION
DIESEL
ENGINE MESIN UAP
EXTERNAL COMBUSTION
TURBIN UAP
DIRECT INJECTION
COMBUSTION
INDIRECT INJECTION
TWO CYCLE
CYCLE
FOUR CYCLE
AIR COOLED
COOLING
WATER COOLED
SPLASH
ENGINE --- LUBRICATION
PRESSURE
NATURALLY ASPIRATED
AIR INTAKE
SUPER CHARGER
STATIONARY
APLICATION
AUTOMATIC
CONTRUCTION IN LINE ENGINE
V. ENGINE
CYLINDER BLOCK
CYLINDER BLOCK
Konstruksi cylinder block dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat saluran untuk pelumasan
dan pendinginan .
Keterangan gambar :
1. Block 4. Connecting rod 7. Idler
2. Liner 5. Crank shaft 8. Crank gear
3. Piston 6. Fuel pump gear 9. Cam gear
CYLINDER HEAD
PISTON
1. Piston
2. Top ring
3. Second ring
4. Oil ring
5. Pin piston
6. Snap ring
Fungsi :
1. Tempat kedudukan ring piston
2. Tempat kedudukan pin piston
3. Meneruskan tekanan pembakaran ke
crank shaft
4. Meneruskan panas melalui ring piston
CONECTING ROD
A. Small bos
B. Large
Fungsi :
1. Menjaga ketegak lurusan jalannya piston
CRANK SHAFT 2. Meneruskan tekanan gerak naik turun
dari piston ke crank shaft .
Fungsi :
Merubah gerak naik turun dari piston
menjadi gerak tenaga putar.
CAM SHAFT
1. Cam shaft
2. Cam gear
Fungsi :
Merubah gerak rotary ( berputar ) dari cam
shaft , menjadi gerak naik turun ke push rod
Fungsi :
Untuk menentukan saat pembakaran pada
gerakan mekanisme engine .
FLY WHEEL
1. Rear support
2. Fly wheel housing
3. Fly wheel
4. Fly wheel mounting bolt
5. Rear seal
6. Starting motor pinion gear
7. Ring gear
Fungsi :
Memindahkan tenaga putar dari engine ke
power train .
Berfungsi :
Mengimbangi getaran torsional (gaya puntir) yang
terjadi pada poros engkol .
Pada umumnya engine yang dilengkapi dengan
vibration damper mempunyai poros engkol yang
panjang ( engine dengan cylinder , dsb )
1. Rubber damper
2. Viscous Damper
A. Combustion Chamber
Fungsi :
Sebagai alat pembersih udara sehingga debu
/ kotoran – kotoran dapat dipisahkan
terlebih dahulu .
A. Combustion chamber
1. Precleaner
2. Air cleaner
3. Intake valve
4. Piston
5. Cylinder liner
6. Exhause valve
7. Muffer
8. Exhaust pipa
9. Dust indicator
10. Turbocharger
11. After cooler
A. Combustion chamber
B. Cooling water
TURBOCHARGER
TURBOCHARGER
Fungsi : Untuk meningkatkan jumlah pemasukan udara ke engine sehingga lebih banyak
bahan bakar yang dapat dibakar dan tenaga engine lebih besar pula tanpa merubah
bentuk atau kontruksi engine .
Turbocharger ini mempunyai dua impeller , yaitu turbin dan blower . Turbin dan impeller di
putar oleh gas buang dengan kecepatan yang sangat tinggi . Pada ujung poros turbin ini
dipasang blower impeller dengan ikatan nut ( mur ) , sehingga putaran blower dan impeller
akan sama dengan putaran turbin impeller . Putaran dari turbocharger ini berkisar antara
50.000 – 150.000 RPM .
Pada tengah – tengah rumah turbin dilengkapi dengan saluran oil untuk pelumasan bearing
.Dan pelumasan ini menggunakan oil engine .
06. Muffler
Fungsi : Sebagai peredam suara , sebagai tempat dan peredam
percikan api , menurunkan temperature gas buang dan
memberikan Back Pressure kedalam ruang bakar sehingga
perubahan suhu menjadi kecil pada Cylindernya.
07. After Cooler Mendinginkan udara yang masuk kedalam ruang bakar ,
Fungsi : sehingga berat udara persatuan Volumenya bertambah (
Padat ) sehingga tenaga engine bertambah 5 – 10%
LUBRICATION SYSTEM
3. OIL MAIN PUMP : Sebagai pompa oil utama, memberikan oil dengan tekanan
dari oil pan ke system / bagian – bagian yang perlu dilumasi .
6. OIL FILTER : Membersihkan oil dari kotoran dari partikel lain yang timbul
selama sirkulasi , sehingga dapat memperpanjang daya tahan
umur engine .
8. SAFETY VALVE : Menjadi bypass waktu oil filter kotor / buntu atau menjaga oil
tetap ada dalam system , bila dilengkapi dengan caution lamp
oil filter lampu akan menyala bila filter buntu .
10. BY PASS FILTER : Menyaring oil dari oil pan lewat main galery dan sebagai
pendingin oil , karena tempatnya diluar dari pada engine .
12. OIL LEVEL SENSOR : Untuk mengetahui batas ketinggian oli yang ada di oil pan.
13. PISTON COOLING VALVE : Untuk mengatur tekanan oli yang dibutuhkan oleh piston
cooling nozzle.
14. OIL COOLER BYPASS VALVE
: Apabila oil cooler buntu, maka oil engine dapat lewat oil
bypass valve langsung ke filter.
15. MAIN GALLERY : Sebagai terminal oli pada cylinder block sebelum dialirkan ke
system
16. CRANK SHAFT : Sebagai perubah gerak naik turun piston menjadi gerak
berputar.
17. CAM SHAFT : Untuk mengatur mekanisme kerja piston dan valve yang sesuai
de-ngan firing order dan timing pembakaran.
18. ROKCKER ARM : Meneruskan gerakan dari pushrod ke valve.
COOLING SYSTEM
7. CORROSION RESISTOR
: Mencegah korosi , sebagai pembersih endapan karat pada
system pendinginan air .
8. OIL COOLER
: Mendinginkan oil baik oil engine maupun oil transmission
dan hydraulic dengan media air .
FUEL SYSTEM
1. Fuel Tank
2. Fuel filter.
3. Fuel injection pump ( FIP ).
4. Feed pump.
5. Nozzle.
6. Fuel return line.
1. FUEL TANK
Fungsi : a. Menampung / menyimpan bahan bakar.
b. Tempat mengendapkan kotoran-kotoran dan air
yang tercampur dalam fuel.
c. Tempat kondensasi penimbunan udara dalam fuel
tank atau fuel yang tercampur gelembung
gelembung udara.
Yang perlu diperhatikan : a. Jumlah fuel ( harus diisi penuh sehabis operasi ).
b. Lubang pernapasan pada tutup fuel
c. Pembuangan kotoran kotoran /air dari fuel tank.
2. SCREEN
Fungsi : Menyaring kotoran kotoran yang terbawa fuel akan
masuk ke fuel system
Yang perlu diperhatikan : Secara berkala harus dibersihkan dari kotoran kotoran.
3. DRAIN
Fungsi : Untuk mengeluarkan / membuang fuel yang tercampur
air & kotoran.
4. WATER SEPARATOR
Fungsi : Untuk memisahkan air dari solar yang akan masuk ke
fuel system.
6. FUEL FILTER
Fungsi : Untuk menyaring kotoran kotoran yang terdapat pada
solar sebelum dialirkan di Fuel Injection Pump.
2. Fuel System
a. Pastikan persediaan bahan bakar dalam fuel tank sebelum operasi.
b. Isilah bahan bakar jika persediaan bahan bakar tinggal ¼ dari jumlah volume fuel
tank.
c. Buang ( drain ) endapan, kotoran atau air yang berada di dasar fuel tank.
d. Periksalah water separator ( jika mungkin ).
e. Gantilah fuel filter sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
f. Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem bahan bakar ini.
g. Isilah bahan bakar setelah selesai operasi untuk menghindari terjadinya kondensasi
( penguapan ) air dalam fuel tank.
3. Lubricating System
a. Periksalah kondisi dan permukaan oil sebelum menghidupkan engine.
b. Gantilah oil dan filternya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan .
c. Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem pelumasan ini.
4. Cooling System
a. Periksalah kondisi dan permukaan air pendingin ( radiator ).
b. Perhatikan jadwal penggantian air pendingin berikut zat anti karatnya
c. Periksalah kebocoran – kebocoran pada sistem pendinginan ini.
Oil Down
Adalah kasus turunnya oil keruang pembakaran yang disebabkan keausan pada valve
guide atau insert valve, sehingga oil akan menyelusuri batang valve dan berakhir jatuh
keruang bakar dan terbakar saat proses pembakaran.
Blow By
Adalah kasus kebocoran tekanan compressi yang disebabkan keausan pada ring
compressi piston atau cylinder liner yang mengakibatkan sebagian tekanan tersebut
meniup kearah oil pan dan memaksa oil yang ada didalam oil pan menguap keluar
melalui breather engine. Peristiwa ini terjadi pada saat piston bergerak dari TMB ke
TMA.
Engine Hunting
Merupakan kasus tidak normalnya suplay bahan bakar yang masuk kesistem
pembakaran yang disebabkan adanya gelembung – gelembung udara pada saluran
masuk bahan bakar.
Over Fueling
Adalah kasus berlebihan bahan bakar didalam nozzle karena saluran bahan bakar yang
kembali ke fuel tank ( Fuel Return ) mengalami hambatan. Akibatnya engine agak
sulit dimatikan.
Over Running
Adalah kasus kecepatan unit melebihi putaran engine ( Rpm ).
JOINT.
Lokasi : Terletak antara engine dengan transmisi.
Fungsi : Untuk menghubungkan putaran atau sebagai poros penggerak dari engine ke
transmisi dan untuk mendapatkan fleksible.
1. Disc.
2. Bolt.
3. Washer.
4. Flywheel housing.
5. Case transmisi.
Fungsi : Menerima putaran dari engine atau sebagai sumber penggerak yang diteruskan ke
pump.
Keterangan gambar :
1. Bolt joint.
2. Bolt joint.
Fungsi Hidroshift Tranmisi : Untuk mengatur kecepatan dan untuk mendapatkan gerak
maju dan mundur unit.
Fungsi Transfer : Menerima putaran dari transmisi dan diteruskan ke Drive Shaft
Keterangan gambar :
1. Breather.
2. Control valve transmisi.
PARKING BRAKE
1.Disc
1. Lever parking brake. 2.Plate
2. Parking brake control wire. 3.Disc
3. Lever . 4.Piston
4. Brake shoe. 5.Shaft
6.Adjuster
7.Spring Cylinder
DRIVE SHAFT
Lokasi : Terletak antara hydroshift transmisi dan differential.
Fungsi : Menerima putaran dari transfer yang diteruskan ke differential.
DIFFERENTIAL
Lokasi : Terletak antara drive shaft dan final drive.
Fungsi : Mentransfer tenaga dari propeller shaft ke drive axle, mereduksi putaran dan me-
mungkinkan roda berputar tidak bersamaan.
Prinsip kerjanya :
~ Saat unit berjalan lurus pada tanah datar, hambatan pada roda sisi kanan dan kiri hampir
sama, maka setiap sisi gear differential ( kiri dan kanan ) berputar dengan kecepatan yang
sama
~ Saat unit berputar atau berbelok tajam, maka roda bagian dalam menerima hambatan lebih
besar daripada roda luar sehingga memungkinkan roda kiri dan kanan berbeda putarannya.
FINAL DRIVE
TANDEM DRIVE
Prinsip kerjanya :
~ Tenaga penggerak dari final drive memutar sprocket dan putarannya disalurkan ke sprocket
depan
dan belakang (7) dengan rantai (3) . Kemudian tenaga disalurkan ke roda melalui shaft (4).
Keuntungan : Tandem case dapat berayun naik dan turun sekitar 130 . Sehingga keempat
rodaBelakang kontak dengan tanah meskipun permukaannya tidak rata
untuk mengu rangi pergerakan naik turun blade.
Pergerakkan blade pada motor grader saat roda belakang pada gundukan akan seperti
berikut :
1. Saat kedua roda kanan dan kiri berada pada gundukan ( setinggi H ) secara bersamaan,
titik tengah rear axle naik H/2 seperti gambar dibawah, dan karena blade berada ditengah
– tengah antara front axle dan rear axle, maka pegerakkan blade menjadi sekitar H/4.
2. Jika hanya satu roda kiri kebelakang yang berada pada gundukan ( setinggi H ) kenaikan
pada titik tengah real axle H/2 pada sisi kiri dan setinggi H/4 pada garis titik tengah unit
pada axle. Pergerakan pada bagian tengah blade hanya pada setengahnya yatu sekitar H/8.
STEERING SYSTEM
Steering system pada GD 705/825 A adalah full hydrolik, ketika roda steer diputar maka
sejumlah oli sebanding dengan sudut putar steer,akan dikirimkan dari steering valve menuju
sylinder steering, sehingga steer dapat dioperasikan sesuai dengan arah yang kita kehendaki.
Tujuan: Steer mudah dioperasikan tanpa memerlukan tenaga besar untuk memutarnya
2. Steering valve : Mengalirkan oli hydrolik ke silinder steering yang mana alirannya
bervariasi sesuai dengan sudut putar dari roda steer.
3. Flow control valve : Menjaga aliran oli menuju steering valve tetap konstan walaupun
pengiriman oil dari pompa berubah- ubah.
BRAKE SYSTEM
Brake system pada motor grader 705/825 A menggunakan tekanan udara untuk mengurangi
putaran roda
dengan menekan disc brake melalui piston.
Aliran udaranya :
Dimulai dari air reservoir (1) mensuplai udara ke air reservoir (4) melalui air drier (2) dan
tangki pembersih (14). Ketika brake valve (10) diinjak maka udara dari air reaservoir (4) akan
menghidupkan relay valve (6), sehingga udara bertekanan dari air reservoir (4) langsung
menekan disc brake (13) yang berada pada keempat roda belakang.
3. AIR GOVERNOR.
Fungsi : Untuk menjaga agar pressure didalam sirkuit udara tetap dalam batasan
yang telah ditentukan ( 6,9 – 8,9 kg/cm2 ).
6. RELAY VALVE
Fungsi : Untuk membuka dan menutup aliran udara bertekanan ke disc brake.
7. CHECK VALVE
Fungsi : Untuk menjaga udara dalam air reservoir mengalir kembali ke kompresor
pada saat kompresor mati.
9. PRESSURE GAUGE
Fungsi : Untuk mengetahui tekanan udara dalam air reservoir tank ( dalam bentuk
jarum/ gauge).
10. BRAKE VALVE.
Fungsi : Untuk membuka dan menutup udara bertekanan dari air reservoir tank ke
relay valve.
Cara kerja :
1. Brake bekerja
Saat pedal brake diinjak, sirkuit angin
dihubungkan ke chamber A disc brake.
Saat pressure angin lebih tinggi dari kekuatan
tension spring (6), piston (8) bergerak kekiri,
dan menekan disc (4) dan plate (5). Gaya
gesek akan terjadi pada bidang kontak antara
disc ( yang berhubungan dengan gear (2)) dan
plate ( yang berhubungan dengan cage (7)).
Hingga akan menngurangi putaran disc sampai
akhirnya berhenti. Dengan demikian brake
bekerja.
2. Brake release
Saat pedal brake dilepas, angin dalam chamber
A akan dibebaskan. Spring (6) menggerakkan
piston (8) kembali kekanan, maka daya tekan
terhadap disc berkurang, dan menghilangkan
gaya gesek antara disc (4) dan plate (5), dan
membiarkannya bebas berputar. Dengan
demikian brake tidak bekerja.
Keterangan Gambar :
INCHING VALVE
1. Pedal inching.
2. Wire ( untuk control
F-R ).
3. Wire ( untuk inching )
4. Stopper ( untuk pedal
inching).
5. Lock lever ( untuk
shift lever ).
6. Shift lever.
7. F.R control side.
8. Inching control side.
INCHING VALVE
Fungsi : Tidak seperti transmisi direct drive, TORQUE TRANSMISSION tidak dilengkapi
main clutch. melihat kondisi diatas, power engine tidak dapat distop, kecuali bila transmisi
diset ke netral, karena menginginkan pengejutan yang baik selama operasi, gerakan awal,
berhenti maju dan mundur dengan lembut, maka dipasanglah inching valve didalam transmisi
control valve yang digerakkan dengan menggunakan inching pedal. Inching valve ini
memutuskan aliran oil yang ke directional valve, yang hasilnya clutch maju dan mundur pada
posisi OFF, maka transmisi pada posisi NETRAL untuk memutus kan power dari engine.
TIRE STRUCTURE
Tread
Tread adalah lapisan sebelah luar dari ban yang tugas utamanya melindungi bagian
dalam ban dari abrasi ( pengikisan ).
Bagian tread yang berhubungan langsung dengan tanah dinamakan Crown , bagian
inilah yang dibuat kembangan dan lobang – lobangnya berbeda –beda disesuaikan
dengan media dimana ban tersebut akan digunakan.
Breaker
Breaker terletak antara tread dengan carcass.
Breaker menahan benturan yang diterima ban dan menjaga kerusakan tread dari tusukan
material yang tajam.
Side wall
Selain melindungi carcass, side wall menghubung keluar dan dalam selama travel.
Tire bead
Dibuat dari kawat tembaga atau kawat baja, bead mengikat ban pada rim /pelak.
Pada ban tubeless sangat penting peranannya untuk menjaga tekanan udara didalam ban.
Ply / lapisan
Terletak didalam carcass, bagian ini terbentuk oleh lapisan – lapisan nilon yang sangat
kuat.
Ukuran ban lebar dan diameter dalam pada ukuran inchi serta kekuatan dalam ply
Contoh : 13.00 - 24 - 8 PR ( Ban normal ).
Lebar ban
Diameter dalam
Lapisan
Contoh : 8.50 V X 24
Lebar rim
Bentuk tepi
rating. Diameter rim
Ban belakang.
Untuk mencegah penyumbatan tanah kecelah kembang ban,
maka bentuknya seperti hruf V terbalik bila dilihat dari belakang.
Ban depan.
Bentuk kembangnya sama dengan ban belakang , tetapi
mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu untuk mencegah unit
tergelincir ke samping pada saat melakukan pekerjaan , bentuk
kembangnya seperti huruf V terbalik bila dilihat dari depan.
WHEEL
FRONT ( OPT )
MAIN FRAME
Main frame dapat diarticulatedkan 25 derajat kekiri dan kekanan dari center frame oleh
articulated cylinder ( stoper articulated di pasang pada bagian samping frame ) ini berguna
untuk mengurangi radius putar , keluar dari lokasi operasi, keluar dari lumpur , dan beroperasi
pada sudut .
Dalam system mekanis ini , main frame center pin ( 3 ) dan articulated cylinder pin ( 4 ) di
lumasi oleh pelumas dari grease fitting ( 5 ) pada titik central greasing .
1. Ripper cylinder
2. Rod
3. Beam
4. Arm
5. Shank
6. Point
7. Braket
8. Rod
FRONT AXLE
1. Steering cylinder.
2. Tie rod.
3. Front axle.
4. Leaning cylinder.
5. Hub shaft.
6. Housing.
7. Bracket.
8. Leaning rod.
9. King pin.
10. Hub nut.
Front axle dipasang fix pada bagian tengah front frame dengan center pin, sehingga bisa
mencapai kemiringan ( oscillate ) 130. Seperti sistem tandem, pengurangan pergerakan naik
turun blade akan kecil saat salah satu roda depan diatas gundukan atau masuk lubang.
BLADE
Circle rotation gear digerakkan oleh hubungan oil motor ke worm gear shaft ( 17 ). Bila
control valve dioperasikan, disc ( 14 ) dan plate ( 15 ) merenggang oleh tekanan oil dan
pemindahan tenaga ke pinion gear ( 9 ).
Ketika control valve tidak dioperasikan, disc (14 ) dan plate ( 15 ) menekan bersama spring (
13 ) dan bekerja sebagai brake.
Pinion gear ( 9 ) mempunyai sebuah clutch mecanisme, dan jika terjadi tekanan tidak normal
yang diteruskan dari blade, disc ( 3 ) slips untuk mencegah kerusakan blade.
Tekanan clutch pada clutch mecanisme ini disetel oleh pengencangan shim ( 10 ).
DRAWBAR
Drawbar merupakan komponen penting pada unit sebagai ( support ) pembawa circle dan
blade.
SYSTEM HYDRAULIC
Pengetahuan Dasar
1. Definisi
System hydraulic adalah suatu system pemindah tenaga dengan mempergunakan zat cair /
fluida sebagai perantara.
2. Fungsi
Hydraulic berfungsi untuk menggerakkan attachment ( alat kerja ) atau untuk system –
system tertentu seperti : Steering, dump, dan system brake.
4. Hukum Pascal
Adapun bunyi dari Hukum Pascal adalah sebagai berikut :
“ Suatu zat cair dalam ruangan tertutup apabila diberikan tekanan, maka tekanan
tersebut akan diteruskan ke semua arah dengan sama rata, serta tegak lurus pada
bidangnya “
Hukum pascal tersebut, sangat berkaitan dengan gambar percobaan zat cair diatas.
- Double Acting
Suatu sirkuit yang prinsip kerjanya, untuk memanjangkan dan memendekkan rod, dengan
menggunakan tenaga hydraulic, sirkuit ini ditandai dengan adanya dua saluran yang
terdapat pada cylinder hydraulic yang terletak dimasing – masing ujungnya.
#
#
RESERVOIR #
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
# CONTROL VALVE
#
#
CYLINDER
Menyuplai oil dari hydraulic tank ke system, bersama – sama dengan komponen lain
menimbulkan tekanan.
3. Hydraulic Control Valve
Mengarahkan oil hydraulic ketempat yang dikehendaki (sesuai dengan
pengoperasian).
SISTEM KELISTRIKAN
Pengetahuan Dasar
1. Fungsi
System kelistrikan pada suatu unit berfungsi sebagai sarana untuk penyediaan arus listrik
untuk berbagai keperluan unit, mulai dari pemanasan awal, sampai dengan unit beroperasi
( untuk memenuhi kebutuhan pada semua system electricnya ).
A : Ampere ( Arus )
V : Volt ( Tegangan )
O : Ohm ( Hambatan / Tahanan )
Glow Plug
Ribbon Heater
Preheating Thermostat
Starting
~ PREHEATING SYSTEM
Untuk memanaskan udara yang akan masuk ke ruang bakar dengan tujuan untuk
mempermudah menghidupkan engine pada waktu udara disekeliling engine masih dingin.
Pada uraian sebelumnya, jenis- jenis pemanasan awal telah dijelaskan secara bervariasi
sesuai dengan tipe- tipe unit yang menggunakannya. Pada bagian ini dijelaskan salah satu
jenis pemanasan awal, yaitu tipe glow plug.
Adapun gambar skema dari rangkaian sistem pemanasan awal tipe glow plug, adalah sebagai
berikut :
~ STARTING SYSTEM
~ CHARGING SYSTEM
~ LIGHTING SYSTEM
Sistem ini bertujuan untuk mengaktifkan lampu – lampu yang ada pada unit.
Adapun gambar skema dari rangkaian sistem starting, adalah sebagai berikut :
1. ALTENATOR . Fungsi :
Sebagai penghasil arus listrik untuk
mensuply ke battery
Operation Training & Services GD825 105
Power Line
2. BATTERY .
Fungsi :
Sebagai penghimpun arus listrik .
3. BATTERY RELAY .
Fungsi :
Sebagai penghubung ( - ) minus battery
dengan body
4. SAFETY RELAY .
Fungsi :
Sebagai pengaman starting motor tidak
bisa berfungsi saat engine start .
5. REGULATOR
Fungsi :
Sebagai pengatur besar kecilnya arus
yang dihasilan altenator .
Fungsi :
Sebagai penghubung arus listrik untuk
starting system .
6. STARTING SWICTH
7. STARTING MOTOR .
Fungsi :
Sebagai penggerak atau memutar engine.
8. FUSE .
Fungsi :
Sebagai pengaman arus listrik .
9. CABLE .
Fungsi :
Sebagai penghubung arus listrik .
1. ALTERNATOR .
Fungsi : Sebagai sumber arus listrik untuk mensuply battery pada saat unit
sedang operasi dengan merubah energi mekanis menjadi energi
elektrik .
2. BATTERY .
Fungsi : Sebagai penyimpan arus listrik dengan merubah mekanikal kimia
menjadi tenaga Listrik.
3. BATTERY RELAY
Fungsi : Secara otomatis memutus dan menghubungkan battery dengan
grounded dan mencegah atau memperkecil hubungan singkat bila
battery tidak digunakan.
4. SAFETY RELAY.
Fungsi : Mencegah / pengaman agar starting motor tidak berputar pada saat
engine hidup ( Starting Switch posisi Start )
5. REGULATOR.
Fungsi :~ Menjaga agar Voltage yang keluar dari alternator / generator
tetap constant 28 – 29 V pada RPM engine tinggi.
~ Menjaga agar arus yang keluar dari Generator tidak lebih dari 13
Ampere
~ Menghubungkan generator dengan battery bila voltage generator
lebih tinggi battery dan memutuskan bila voltage battery lebih tinggi
dari generator
6. STARTING SWITCH.
Fungsi :~ Memutuskan dan menghubungkan arus sumber listrik ( battery ,
generator atau alternator ) dengan komponen sistim listrik lainnya.
TYPE BATTERY.
1. Battery Type Basah : Battery type ini adalah terdiri dari element –element yang telah
diisi penuh dengan muatan listrik atau ( full charger ) dan dalam
penyimpanannya telah diisi pula dengan electrolite. Battery ini
tidak bisa dipertahankan dalam kondisi full charde , sehingga
harus diisi secara periodice.
2. Battery Type Kering : Terdiri dari plate – plate ( positip & negatip ) yang telah diisi
penuh dengan muatan listrik , tetapi dalam penympanannya
tidak diisi dengan electrolite. Jadi keluar dari pabrik dalam
kondisi kering.
3.
PERAWATAN BATTERY.
Beberapa point yang harus kita lakukan atau patuhi untuk memperpanjang umur suatu
battery. Antara lain :
1. Air battery harus standart
2. Vent plug battery harus terbuka , bersih jangan sampai tersumbat
3. Terminal – terminal battery harus kencang dan kutub – kutubnya harus bersih
4. Menghindari terjadinya hubungan singkat
5. Menjaga kebersihan battery
6. Menghindari start engine yang terlalu panjang melebihi dari 10 s/d 20 detik
7. Apabila terjadi start yang gagal maka tunggulah sekitar 2 menit baru diulangi lagi
1. DISCHARGING
Fungsi : Adalah penggunaan isi ( kapasitas ) dari battery. Dan pada saat ini juga terjadi
reaksi kimia , sebagai prosesnya.
2. RECHARGING
Fungsi : Sebagai proses pengisian kembali battery yang kapasitasnya terpakai saat
Discharging
3. LARUTAN ELECTROLIT
Fungsi : Hasil campuran antara asam sulfat 30% dan air 64% akan menghasilkan
electrolite yang berat jenisnya 1.270 pada 800 F ( 27 derajat C ).
4. KAPASITAS BATTERY
Fungsi : Adalah muatan listrik yang dapat dihasilkan dengan melepaskan arus tetap ,
sampai mencapai voltage akhir ( terminal voltage ).
5. TERMINAL VOLTAGE
Fungsi : Batas tegangan battery yang diijinkan pada saat discharging dan recharging.
6. PENGETESAN BATTERY
Fungsi : Bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah battery harus dicharging atau
diganti ( rusak ).
BAB IV
INSTRUMEN PANEL
Starting motor : 24 V 11 KW
Altenator : 24 V 50 A
Oil pressure high idling : 3.0 – 5,1 k g / cm2 pada rpm 2300 – 2400
Oil pressure low idling : Min 1 kg / cm2 pada rpm 650 - 680
1. Parking switch
2. Front wiper switch ( front lower side )
3. Door wiper switch
4. Air pressure gauge
5. Rear wiper switch
6. Emergency steering switch
7. Lift arm lock pilot lamp
8. Bank switch
9. Working lamp switch ( cab )
10. Working lamp switch ( rear )
11. Working lamp switch ( front )
12. Starting switch
13. Front wiper switch ( front upper side )
Dalam pengoperasian mengikuti alat petunjuk monitor dan untuk pengoperasian yang baik
dan benar, maka harus memahami fungsi dan cara kerja dari setiap komponen.
D. METER GROUP
D. METER GROUP
Fungsi : ~ Group ini terdiri dari differential control, absorber (accumulator), blade float,
parking, preheating, engine water temperature gauge, fuel gauge,
speedometer, turn signal pilot dan service meter
Catatan :
Parking unti ditempat datar
Laporkan jika lampu ini menyala
lebih dari 3 detik pada saat posisi
starting switch “ON”
Jika ada lampu yang tidak hidup
perbaikilah
Perhatian …. !
Jika lampu menyala, periksa dan perbaiki
kerusakannya.
1. CHARGE MONITOR
Fungsi : Sebagai petunjuk pengisian arus battery, jika
lampu menyala waktu engine hidup, matikan
engine dan periksa V – Belt
Catatan : Lampu monitor dan central warning lam
menyala saat menghidupkan engine, tapi
akan mati ketika engine hidup
Catatan :
- Parking unit ditempat datar
- Laporkan jika lampu ini menyala lebih
dari 3 detik pada saat posisi starting
switch “ON”
Peringatan ….. !
Jika lampu berkedip, matikan engine ,
lalu periksalah
D. METER GROUP
7. FUEL GAUGE
Fungsi :
Sebagai petunjuk volume fuel didalam tangki
Isi fuel normalnya didaerah hijau
Isi fuel didaerah merah, fuel tinggal 70 liter
10. SPEEDOMETER
Fungsi :
Sebagai petunjuk kecepatan dan jarak yang telah di
tempuh unit
PEMERIKSAAN SWITCH
1. STARTING SWITCH
Fungsi :
Memutuskan dan menghubungkan arus dari battery
untuk menghidupkan engine, heater, dan keperluan
lainnya.
3. BANK SWITCH
Fungsi :
Untuk menentukan blade saat bank cutting
- Retreck : Untuk memindahkan pin pengaman frame
dengan blade lift cylinder
- Lock : Pengunci pin
- Index : Mengatur posisi saat meluruskan sebelum
pin mengunci
Peringatan ….. !
Turunkan blade sampai ketanah,
BLADE FLOATSWITCH
ON : Blade terbebes tanpa kekuatan menekan,
Blade control lever dapat dioperasikan
OFF : Blade control lever dapat dioperasikan
BAB V
METODE DAN TEKNIK OPERASI
Perhatian ….. !
Mengoperasikan control lever ini hanya bila ke cepatan travel < 10 km/jam, jika > 10 km/jam
akan membahayakan karena unit membelok terlalu tajam
Peringatan … !
Jangan meletakkan kaki pada brake pedal terus saat
operasi
Pemeriksaan Keliling :
Sebelum mulai menghidupkan engine, lihat keliling unit dan bagian bawah, untuk memeriksa
bolt dan nut yang kendor, juga kebocoran oil, solar, air, angin dan periksa keadaan peralatan
kerja & system hydraulicnya.
Periksa juga kabel – kabel yang lepas, longgar, dan tutup debu yang mengakibatkan
temperatur yang tinggi.
Periksa setiap hari pada bagian - bagiannya, sebelum menghidupkan engine.
Peringatan …. !
Kotoran , oil atau bahan bakar pada seluruh bagian – bagian engine, akibat temperatur yang
tinggi menyebabkan kebakaran, dan kerusakan – kerusakan pada unit.
1. Periksa kerusakan, perlengkapan, gerak alat kerja, cylinder, penghubung, linkage, hose.
Periksa dari keretakan , kelebihan, atau gerakkan alat kerja, cylinder, linkage, hose. Jika
ada yang tidak normal, perbaikilah
2. Buanglah kotoran dari sekitar engine, radiator. Periksalah dengan teliti, jangan ada
kotoran disekitar engine dan radiator. Jika ada kotoran buanglah
3. Periksa kebocoran air, atau oil disekitar engine. Periksalah jangan ada kebocoran oil dari
engine atau kebocoran air dari system pendingin. Jika ada yang tidak normal, perbaikilah.
4. Periksa kebocoran dari transmisi case, tandem drive case, hydraulic tank, circle reverse
gear case, hose joint. Periksalah jangan ada kebocoran, jika ada kebocoran yang tidak
normal perbaikilah, pada tempat – tempat oil yang sedang bocor tersebut.
5. Periksa kebocoran udara atau oil dari saluran brake. Periksalah jangan ada kebocoran
udara atau oil, jika ada yang tidak normal perbaikilah, dari udara atau oil yang sedang
bocor tersebut.
6. Periksalah keadaan ban, atau kerusakan ban – ban bolt/nut yang kendor. Periksa jangan
ada retak atau gerumuh dari ban – ban, kencangkan bolt/nut roda yang kendor. Jika ada
yang tidak normal, perbaiki atau ganti.
7. Periksa dari kerusakan pada tempat pegangan, tangga – tangga, bolt kendor perbaikilah
bila ada yang rusak dan kencangkan kalau ada bolt yang kendor.
8. Periksa kerusakan pada gauge, lampu pada instrument panel, bolt yang kendor. Periksalah
jangan ada yang rusak pada panel, gauge dan lampunya. Jika ada yang tidak normal
gantilah. Bersihkan bila ada bolt yang kendor.
9. Periksa keadaan kaca, kaca sepion, bolt pengikatnya. Periksalah jangan ada kerusakan
kaca, kaca sepion dan gantilah bila yang tidak normal, kencangkanlah bila ada bolt yang
kendor. Bersihkanlah kotoran dari permukaan kaca dan kaca sepion.
10. Normalkan kunci pintunya. Periksalah jangan ada kerusakan pada kunci pintu kabin,
perbaiki atau ganti jika sudah tidak normal lagi.
11. Bersihkan tutup jendela. Untuk memastikan pandangan yang baik selama beroperasi,
janganlah selalu kebersihan jendela kabin.
13. Periksa bolt monting ROPS. Kencangkan bila ada bolt monting ROPS yang kendor.
Peringatan … !
Bila mengisi bahan bakar, janganlah terlalu penuh,
MENGHIDUPKAN ENGINE
Peringatan …. !
Berbahaya membelokkan unit secara tiba – tiba pada
kecepatan tinggi / tanjakan / turunan. Jika engine mati
saat travel steering akan berat. Jika engine mati, segera
gunakan rem dan usahakan unit berhenti ditempat.
MENGOPERASIKAN ARTICULATED
Peringatan ………… !
Jangan sekali – kali melepas lock pin articulated saat
unit travel
Lepaskan lock pin dan tempatkan pada sisi dari pada
chasis saat mengoperasikan articulated. Sudut
maksimum articulated unit 25 derajat kekiri maupun
kekanan dan radius putar 7.9 meter
1. Hentikan unit, pindahkan pin dan masukkan dalam
posisi ditempatkan yang telah ada
2. Operasikan lever / tuas articulated sebagai berikut :
- Tarik ke belakang articulated kekanan
- Tekan / dorong kedepan articulated
3. Pada saat tidak mengoperasikan articulated, maka
frame depan dengan belakang lurus, agar lubang pin
lurus dan masukkanlah pinnya
MENGHENTIKAN UNIT
Peringatan ………….. !
Menghentikan unit dengan tiba – tiba anda akan terlempar didalam kabin, bila menghentikan
unit, pilih tempat yang keras, rata & aman.
Sebelum meninggalkan unit pastikan semua attachement berada diatas tanah dan kunci semua
peralatan kerja
MEMARKIR UNIT
Peringatan …….. !
Hindari menghentikan unit tiba – tiba / mendadak, usahakan didalam diruangan kabin
tidak berhamburan
Pilih tempat parkir rata, keras dan aman. Jika terpaksa parkir unit ditempat yang miring,
ganjal bannya, blade ditekan, kemudian dikunci.
Jika terjadi insident mendadak, perlengkapan kerja dapat digerakkan cepat. Sebelum
meninggalkan tempat duduk operator, biasakan mengunci semua control lever
Jika tiba – tiba brake pedal rusak. Tekan switch brake parking agar unit berhenti
Mematikan engine
Catatan : Jika engine langsung dimatikan sebelum
dingin, umur engine akan pendek, kecuali dalam keadaan
darurat
Penanganan Ban
Perhatikan hal – hal tentang penggantian ban di bawah ini :
- Ban pecah, rusak atau kawat beat putus
- Benang ban kelihatan keluar sampai ¼ bagian ban
- Benang ban koyak sampai 1/3 lebar ban
- Ban dengan habis sebelah
- Ban dengan radial retak – retak dimana benang terlihat
- Melebihi umur ban atau kerusakan yang tidak normal
lainnya.
Peringatan … !
Jangan sekali – kali menetralkan transmissi pada jalan turunan, sebab engine brake tidak
berfungsi secara efectif, hal ini sangat membahayakan. Pada jalan menurun, jagalah selalu
gear shift lever pada posisi travel.
Selama operasi usahakan jangan sampai operaning, hal ini akan merusakan engine /
transmissi. Untuk mencegah engine operaning, selalu menurunkan speed satupersatu.
Perjalanan menurun
Saat berjalan diturunan, pilih SPEED dan RPM yang sama dengan SPEED dan RPM saat
unit menanjak dijalan tersebut, bila putaran engine terlalu keras, kurangilah. Jika unit
masih berjalan kencang, gunakan foot brake untuk menguranginya.
TEKNIK OPERASI :
1. Selama membengkokkan ( articulated ) roda depan dan blade berada tetap dalam parit,
steeringlah dengan roda depan
2. Pertahankan roda belakang berada di bahu jalan dan hati – hati jangan terjadi slip, karena
pinggiran parit itu lunak
Peringatan ………. !
Gambaran cara membuat untuk satu sisi jalan. Pekerjaan yang sama untuk sisi sebelahnya.
Bila melakukan langkah (4) dan (7) framenya dibengkokkan (atticulating )
5. Ratakan
8. Sebar datar
9. Bentuklah slopnya
Catatan :
Luruskan roda dengan dasar dari parit dan gali parit sesuai dengan kedalaman yang dinginkan
Pertama gali dengan kedalaman 30 – 50 mm, untuk menentukan kelurusan galian
Apabila menggali terlalu dalam, unit tidak akan stabil ( goyang ) oleh sebab itu luruskan
roda depan dengan roda belakang pada dasar galian, apabila tidak hasil pekerjaannya tidak
akan lurus.
Catatan :
Atur frame lurus , bila unit di articulated ( membengkokkan ), disatu sisi roda akan menekan
pada permukaan miring, akan menyebabkan kerusakan permukaan ban.
Ditambah lagi didaerah tanah lunak, ban dan rem akan mendapatkan masalah besar dan akan
berakibat bocor.
1. Keluarkan ujung blade sebelah kanan dan keluarkan
dari ban depan
Mengoperasikan ripper :
Peringatan ………. !
Bila mengoperasikan ripper, body tetap lurus.
Peringatan ……. !
Turunkanlah blade ketanah sebelum melepas “ Bank Control Lock Pin ”
Peringatan …… !
Turunkan blade ketanah sebelum melepas “bank
control lock pin”
Peringatan …….. !
Jangan memindahkan gigi transmisi dengan kasar /
tiba – tiba saat kecepatan tinggi. Sebelum
memindahkan gigi gunakan rem untuk mengurangi
kecepatan.
Peringatan …….. !
Saat perpindahan antara maju dan mundur, perhatikan
selalu pada keamanan saat mulai gerakkan, kemudian
ingat saat unit akan mundur harus melihat kebelakang.
Jangan merubah / memindahkan SPEED dari maju ke
mundur atau sebaliknya, kecepatan tinggi
BAB VI
MAINTENANCE
DEFINISI MAINTENANCE
Adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan
suatu peralatan pada kondisi yang dapat diterima sampai dengan umur rencana yang telah
ditetapkan.
PREVENTIVE MAINTENANCE :
Perawatan berkala untuk mencegah terjadinya keausan berlebihan atau kerusakan yang
cenderung fatal ( unit tidak break down )
PERIODIC MAINTENANCE :
Penanbahan atau penggantian pelumasan dan air pendingin , penggantian filter dan adjusment.
CORRECTIVE :
Perawatan yang bersifat korektif / korektif agar part / component bekerja normal sesuai
dengan fungsinya :
MAINTENANCE
A. Penjabaran
10 hour ( Daily )
250 hour ( PS I )
Periodic 500 hour ( PS II )
service 1000 hour (PS III)
2000 hour (PS IV)
Preventive
Maintenance Inspection
Service ( PPM )
Undercarriage
Inspection
MAINTENANCE ( PPU )
1. Semua kebijakan terkait setiap aktivitas di PT. Pamapersada Nusantara harus selalu
mengacu kepada setiap prosedur yang ada dalam Pama Management System (PMS).
Apabila diketemukan belum ada prosedur terhadap suatu aktivitas, harus secepatnya
dibuat oleh Team Fasilitator TPM dan didiskusikan dengan Department atau Divisi
terkait.
2. Aktivitas dalam tahap preparation dilakukan dengan study literatur, development
konsep workshop RCM/TPM serta dengan proses benchmark ke suatu company yang
sudah mengimplementasikan TPM.
3. Workshop RCM yang dilakukan melibatkan :
a. Plant Division, sebagai fasilitator pelaksanaan workshop
b. Operation Division
c. SHE Division
4. Out put dari pelaksanaan workshop RCM/TPM ini antara lain :
TUJUAN PERAWATAN
I. HIGH AVAILABILITY
Kesiapan alat untuk beroperasi yang tinggi
IV. MENGUNTUNGKAN
2. Periksa :
Kekencangan bolt dan nut
Baut roda dan tekanan anginnya
Keausan articulated component
3. Periksa :
Air radiator
Oil engine
Oil hydraulic
Air filter ( buang debu )
Bahan bakar
Air battery
5. Periksa ketegangan
V Belt air conditioning ( AC )
V Belt alternator
B. PERIKSA JUGA :
1. Suara engine apakah normal
2. Instrument panel
Water temperature gauge
Fuel gauge
D. SELESAI OPERASI
Unit diparkir ditempat yang aman
Parking brake di aktifkan.
Setelah idle 5 menit engine dimatikan
Bahan bakar diisi
Bersihkan kotoran kotoran yang melekat di unit
Pastikan ban dan rim bebas dari kerusakan atau keausan , bolt dan nut tidak kendor .
Peringatan……….!
Lock pin ini digunakan saat unit traveling
maintenance dan saat berjalan jauh .
Peringatan ………..!
Jangan mengatur posisi steering wheel saat
unit sedang berjalan
BAB VII
STANDAR OPERATIONAL
A. Pengertian
Standart Operatonal adalah serangkaian instruksi kerja tertulis yang dibakukan
(terdokumentasi) mengenai proses kerja yang ada pada perusahaan, bagaimana dan kapan
harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan dan merupakan suatu pedoman atau acuan
untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan deskripsi pekerjaan dan dapat menjadi
sebuah alat penilaian kinerja karyawan berdasarkan prosedur kerja dan sistem kerja pada
lokasi kerja yang bersangkutan.
Oleh karena itu diperlukan standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara
sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga
dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan.
C. Keuntungan
Standar Operational yang baik akan menjadi pedoman bagi proses kerja, menjadi alat
komunikasi dan pengawasan serta menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten. Para
karyawan akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai
dalam setiap pekerjaan. Standar Operational juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat
untuk mengukur kinerja karyawan.
Mengapa standar operational sangat dibutuhkan pada perusahaan ? Sesuai dengan
perkembangan perusahaan dan kompleksitas bisnis serta dinamika yang ada, peran standar
operational semakin dibutuhkan dalam perusahaan sebagai pedoman dalam melakukan suatu
proses pekerjaan. Bisa dibayangkan, tanpa pedoman yang baku tentunya akan menimbulkan
kebingungan di antara karyawan.
Seringnya permasalahan timbul dan problem yang selalu berulang-ulang membuat
banyak karyawan frustasi sementara pimpinan sibuk dengan pekerjaannya dan tidak ada
waktu untuk mengurusi problem yang terjadi di dalam unit bisnisnya. JIka ada problem yang
selalu terjadi berulang-ulang, sudah dapat dipastikan sumber penyebabnya adanya kesalahan
dalam prosedur kerja dan hal itu hanya dapat diperbaiki dengan cara mendesain ulang standar
operational yang sudah ada. Dalam standar operational yang baik diatur bagaimana proses
pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, siapa yang bertanggung jawab, siapa
yang memberi persetujuan, kapan dilakukan, dokumen apa yang harus disiapkan dan lain-lain.
Karena sangat pentingnya standar operational, maka seluruh karyawan baik di level
pelaksana maupun pengawas, harus mampu mengimplementasikan standar operational yang
sudah ada.
7) Jika aktifitas repair maintenance tidak dapat dilakukan dengan motor grader
dan berpotensi menyebabkan kerusakan motor grader, maka harus
menggunakan alat bantu lain seperti Bulldozer, Excavator, Compactor. Contoh
: Material OB dari HD 785 tidak boleh didorong menggunakan motor grader.
8) Aktivitas repair harus diawasi dan Group Leader wajib mengontrol dan
memastikan proses serta hasil pekerjaan operator motor grader sesuai dengan
PKH.
9) Peralatan dan perlengkapan repair diperbolehkan meninggalkan area apabila
pekerjaan benar-benar selesai atau tuntas dan bisa pindah ke area repair
maintenance selanjutnya dengan tahapan yang sama.
7) Apabila motor grader memasuki area front loading atau disposal, operator
motor grader wajib menginformasikan ke operator unit lain yang beroperasi di
area tersebut.
8) Spoil-spoil / material jelek harus dikumpulkan dipinggir sisi kiri bahu jalan
dengan tetap memperhatikan drainase, untuk selanjutnya dibuang.
9) Road maintenance jalan hauling coal di area tikungan dan persimpangan wajib
dipasang rambu-rambu road repair pada kedua ujung dengan jarak 50 (lima
puluh) meter dari area maintenance serta diatur masing-masing ujung oleh
Traffic Man yang dilengkapi radio komunikasi dan rambu STOP/GO. Dalam
aktivitas road maintenance jika terdapat kendaraan yang lebih dahulu
mendekati area maintenance diberikan prioritas melewati dengan rambu GO,
dengan demikian kendaraan dari arah yang berlawanan harus berhenti dengan
pengaturan rambu STOP.
10) Road maintenance jalan dan tambang di area tikungan dan persimpangan
wajib dipasang minimal trafficon pada kedua ujung dengan jarak 50 meter dari
area maintenance. Dalam aktivitas maintenance jalan di dalam tambang
prioritas untuk melewati area repair adalah unit hauler dengan muatan.
11) Operator motor grader diperbolehkan meninggalkan area maintenance, apabila
area maintenance benar-benar telah selesai/tuntas, dan baru bisa diperbolehkan
pindah ke area road maintenance selanjutnya dengan tahapan yang sama.
Kecuali dalam kondisi tertentu dengan instruksi khusus dari Group Leader,
motor grader diperbolehkan meninggalkan tempat, dan harus kembali ke area
tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya.
7) Aktivitas penyekrapan jalan dimulai dari tengah untuk memotong tebal lapisan
jalan yang licin ke arah luar (pinggir jalan) dengan memperhatikan aliran
drainase tetap lancar.
8) Pada saat penyekrapan kondisi licin setelah hujan (slippery) yang dilakukan
motor grader belum selesai dan pergerakannya harus di informasikan oleh
Group Leader.
9) Pada kondisi jalan tanjakan atau turunan, proses penyekrapan dilakukan dari
atas ke bawah.
10) Jalan yang diprioritaskan untuk segera dilakukan penyekrapan adalah jalan
pada fleet yang memungkinkan untuk cepat beroperasi.
11) Setelah selesai proses penyekrapan slippery, operator segera menginformasikan
dan Group Leader memastikan kondisi jalan siap operasi.
2. Jalan Tambang
Standar Parameter Geometric & Trafficability Jalan Tambang adalah standar
parameter untuk jalan angkut dalam pit dari Front Loading sampai ROM Stockpile dan
atau Disposal, dengan spesifikasi sbb :
C
a
t
a
tan : Jalan tambang yang sudah tidak aktif harus diberi barikade dan penghalang yang
membatasi jalan orang maupun kendaraan.
6. Drainage Tambang
Drainage Tambang adalah penyaliran air diseluruh daerah tambang untuk mengurangi
masuk ke areal kerja, standart parameter ini untuk pedoman para pengawas
operasional dalam memonitor arah aliran air , adapun penentuannya adalah sbb :
7. Lighting Tambang
Lighting Tambang adalah penerangan minimum yang diadakan untuk membantu
operasional dalam melaksanakan aktivitas di malam hari. Adapun minimum tingkat
pencahayaanya adalah :
8. Patching
Patching adalah aktivitas menambal permukaan jalan yang berlubang dan atau
mengganti material yang tidak memenuhi standar akibat kerusakan struktural yang
terjadi pada lapis perkerasan.
a. Traffic management :
Perlengkapan
1) Rambu Road Maintenance kecepatan maksimal 20 km/jam, 2 buah.
2) Panjang (jarak) area repair / jarak maksimal 200 M.
3) Rambu-rambu road maintenance maksimum 20 Km / jam dipasang pada kedua
ujung lokasi pekerjaan dengan jarak 50 M, dari awal dan akhir area patching
4) Manuver peralatan (dump truck, motor grader dan compactor) diatur oleh
spotter/traffic man yang juga bertugas sebagai pengatur dumping material serta
mengatur lalu lintas pada segmen jalan yang dilakukan perawatan
5) Jika kondisi lingkungan berbahaya bagi keselamatan, seperti debu tebal, kabut
yang.
d. Informasi / komunikasi :
1) Lokasi patching diinformasikan oleh Group Leader kepada pemakai jalan lewat
dispatch. Informasi disampaikan setiap awal shift .
2) Jika pindah lokasi kerja ada hal-hal lain yang dianggap penting, Group Leader
harus menginformasikan ke Dispatch untuk diteruskan ke pemakai jalan.
9. Resheeting
Resheeting adalah aktivitas menambah ketebalan lapisan permukaan jalan dengan
material split murni / non split guna menggantikan kerusakan struktural yang terjadi
pada lapis perkerasan yang aus akibat “friction” dengan roda unit kendaraan yang
lewat.
a. Traffic management :
Perlengkapan
1) Rambu Road Maintenance kecepatan maksimal 20 km/jam sebanyak 2 buah.
2) Panjang (jarak) area repair / jarak maksimal sejauh 200 M.
3) Rambu-rambu road maintenance maksimum 20 Km / jam dipasang pada ujung
lokasi pekerjaan dengan jarak 50 M, serta harus ada traffic man yang mengatur
lalu lintas pada segmen jalan yang dilakukan perawatan
4) Manuver peralatan (dump truck, motor grader dan compactor) diatur oleh
traffic man atau checker yang juga bertugas sebagai pengatur dumping
material.
5) Jika kondisi lingkungan berbahaya bagi keselamatan , seperti karena debu
tebal, kabut yang tidak bisa
d. Informasi/komunikasi :
1) Lokasi resheeting diinformasikan oleh Group Leader kepada pemakai jalan
lewat dispatch, Informasi disampaikan disetiap awal shift.
2) Jika pindah lokasi kerja atau ada hal-hal lain yang dianggap penting, Group
Leader harus menginformasikan ke Dispatch untuk diteruskan kepada pemakai
jalan.
10. Ex-Patching
a) Traffic management :
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah
Perlengkapan
1) Rambu Road Maintenance kecepatan maksimal 20 km/jam 2 buah.
2) Panjang (jarak) area repair / jarak maksimal 500 M.
3) Rambu-rambu road maintenance maksimum 20 Km / jam, dipasang pada
kedua ujung lokasi pekerjaan dengan jarak 50 M dari awal dan akhir area
repair, serta harus ada traffic man yang mengatur lalu lintas pada segmen jalan
yang dilakukan perawatan
4) Jika kondisi lingkungan berbahaya bagi keselamatan , seperti karena debu
tebal, kabut yang tidak bisa diatasi serta kondisi tidak aman lainnya GL dapat
menghentikan pekerjaan.
d) Informasi / komunikasi :
1) Lokasi patching diinformasikan oleh Group Leader kepada pemakai jalan
lewat dispatch. Informasi disampaikan setiap awal shift.
2) Jika pindah lokasi kerja ada hal-hal lain yang dianggap penting, Group Leader
harus menginformasikan ke Dispatch
2) Aktivitas Loading
a) Harus dilakukan inspeksi oleh pengawas secara berkala (setiap satu jam)
terhadap potensi jebolnya dam/tanggul batas antar kompartemen, apabila lokasi
loading terdiri dari beberapa kompartemen.
b) Harus tersedia dozer untuk maintenance front loading.
c) Apabila tidak menggunakan dump truck mud vesel ( tutup belakang), dapat
dilakukan urutan pemuatan dengan material kering untuk tanggul di ujung vessel
dump truk untuk mencegah lumpur tumpah kemudian lumpur.
3) Aktivitas Hauling
b) Tersedia grader untuk maintenance dan membersihkan tumpahan lumpur
sepanjang jalan yang di lalui.
c) Penyiraman jalan di lakukan sesuai dengan arahan pengawas yang bertanggun
jawab di area tersebut
Tersedia papan informasi rambu-rambu khusus aktifitas hauling lumpur.